119
POTENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA PERIODE TAHUN 2010:1-2016:12 Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E) Oleh: Elsahada Zachray NIM: 1113046000084 PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H/ 2017 M

POTENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36960/2/ELSAHADA... · Syariah (BPRS) Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: POTENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36960/2/ELSAHADA... · Syariah (BPRS) Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

POTENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) DALAM

MENINGKATKAN PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA PERIODE

TAHUN 2010:1-2016:12

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

Oleh:

Elsahada Zachray

NIM: 1113046000084

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1438 H/ 2017 M

Page 2: POTENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36960/2/ELSAHADA... · Syariah (BPRS) Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Potensi Bank Pcmbiayaan Rakyat Syariah(BPRS)dalam Ⅳleningkatkan

Pertumbuhan EkononlilndOnesia PeriOdc Tahun 2010:1_2016:12

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis untuk MemenuhiPersyaratan N{emperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

1113046000084

Di ba、 vah bilnbingan

Pembilnbing

Aini Masruroh,SoE I,RIMNIDN。 2020088005

PROGRAM STuDIEKONOⅣ IIsYARIAH

FAKULTAS EKONOⅣ II DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLARI NEGERISYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1438111/2017卜 I

Page 3: POTENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36960/2/ELSAHADA... · Syariah (BPRS) Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

iii

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Hari ini Selasa, 14 November 2017 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswi:

1. Nama : ElsahadaZachray

2. NIM : 1113046000084

3. Jurusan : EkonomiSyariah

4. Judul Skripsi : Potensi Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS)

dalam Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi

Indonesia Periode Tahun 2010:1–2016:12

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan serta kemampuan yang

bersangkutan selama proses Ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswi

tersebut dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (S.E) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 14 November 2017

PANITIA UJIAN:

1. Ketua : AM. Hasan Ali, M.A.

NIP.19751201 200501 1 5005 (………..………)

2. Sekretaris : Dr. Abdurrauf, Lc, M.A.

NIP.19731215 200501 1 002 (………..………)

3. Pembimbing : AiniMasruroh, S.EI, MM

NIDN. 2020088005 (…………..……)

4. Penguji I : Dr. M. Buchori Muslim, Lc, M.A

NIP. 19760626 200901 1 013 (…………..……)

5. Penguji II : Erika Amelia SE, M.Si

NIP. 197711092009122001 (………..………)

Page 4: POTENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36960/2/ELSAHADA... · Syariah (BPRS) Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

iv

LEMBAR PERNYATAAN

KEASLIAN KARYA ILMIAH

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam

Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penelitian ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam

Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti karya ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 22 September 2017

Elsahada Zachray

Page 5: POTENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36960/2/ELSAHADA... · Syariah (BPRS) Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. IDENTITAS DIRI

Nama : Elsahada Zachray

NIM : 1113046000084

TTL : Tangerang, 18 Januari 1995

Alamat : Kp. Poncol rt 09/01 no.12, Kel. Pedurenan Kec. Karang Tengah

Kota Tangerang

No. Telp : 085694074878

E-mail : [email protected]

B. PENDIDIKAN FORMAL

TK Aisyiyah (2000-2001)

SDI Baiturrachman (2001-2007)

SMPN 03 Tangerang (2007-2010)

SMK Budi Mulia (2010-2013)

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2013-2017)

Page 6: POTENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36960/2/ELSAHADA... · Syariah (BPRS) Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

vi

ABSTRAK

Elsahada Zachray, 1113046000084,Potensi Bank Pembiayaan Rakyat

Syariah (BPRS) Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Periode

Tahun 2010-2016. Program Studi Ekonomi Syariah, Fakultas Ekonomi dan

Bisnis. Universitas Islam Negeri (UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 1438 H/2017

M). Jumlah halaman 92 + 12 lampiran.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi Bank Pembiayaan Rakyat

Syariah (BPRS) dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia dengan

melihat dari hubungan kausalitas, pengaruh jangka panjang dan jangka pendek,

respon , dan kontribusidari variabel bebas yaituTotal Pembiayaan, Total Dana

Pihak Ketiga , Total Aset, dan Inflasi terhadap variabel terikat, yaitu Produk

Domestik Bruto (PDB). Metode yang digunakan adalah Vector Error Correction

Models (VECM). Data yang digunakan dalam penelitian ini data (time series)

bulanan dari Januari 2010 sampai Desember 2016.

Hasil Penelitian menyatakan bahwa terjadi hubungan kausalitas antara variabel

bebas dan variabel terikat. Meskipun yang memiliki hubungan kausalitas dua arah

atau bi-directional causality hanya terjadi pada Total Dana Pihak Ketiga.

Pengaruh jangka pendek pada variabel bebas terhadap variabel terikat secara

umum tidaklah signifikan. Sedangkan pengaruh jangka panjang secara umum

terjadi pengaruh yang negatif. Guncangan dari variabel bebas direspon positif dan

negatif oleh variabel terikat. Dan kontribusi yang diberikan variabel bebas

terhadap variabel terikat masih terbilang kecil.

Kata Kunci : Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS), Inflasi, Pertumbuhan

Pembimbing : AiniMasruroh, SEI,MM

Daftar Pustaka :1999-2017

Page 7: POTENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36960/2/ELSAHADA... · Syariah (BPRS) Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

vii

ABSTRACT

Elsahada Zachray, 1113046000084, Potential of Sharia Rural Banks

(BPRS) In Improving Indonesia's Economic Growth Period of 2010: 1-2016: 12.

Sharia Economics Study Program, Faculty of Economics and Business. State

Islamic University (UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 1438 H / 2017 M). Number

of pages 92 + appendixs 12 pages.

This study aims to determine the potential of Sharia Rural Banks (BPRS)

in improving economic growth in Indonesia by looking at the relationship of

causality, long-term and short-term effects, responses, and contributions from the

independent variables of Total Financing, Total Funds Third Party, Total Assets,

and Inflation to the dependent variable, namely Gross Domestic Product (GDP).

The method used is Vector Error Correction Models (VECM). The data used in

this study data (time series) monthly from January 2010 to December 2016.

Result of research stated that there is causality relation between

independent variable and dependent variable. Although a two-way causal

relationship or bi-directional causality occurs only in Total Third Party Funds.

The short-run effect on the independent variables on the dependent variable is

generally not significant. While the long-term effect is generally a negative effect.

The shock of the free variable responded positively and negatively by the

dependent variable. And the contribution given by free variable to dependent

variable is still small.

Keywords : Sharia Rural Bank (BPRS), Inflation, Growth

Advisor : AiniMasruroh, SEI,MM

References : 1999-2017

Page 8: POTENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36960/2/ELSAHADA... · Syariah (BPRS) Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

viii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Alhamdulillah, Puji Syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan

nikmat yang telah diberikan. Shalawat serta salam penulis haturkan kepada Nabi

Muhammad SAW. Beserta keluarga dan juga sahabat-sahabatnya.

Atas kehendak dan rahmat Allah SWT penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini yang berjudul “Potensi Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS)

dalam Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Periode Tahun 2010:1-

2016:12” ditujukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi strata 1

(S-1) dan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (S.E) di Fakultas Ekonomi dan

Bisnis

Dengan selesainya skripsi ini perkenankan penulis mengucapkan terimakasih

kepada orang-orang atau pihak-pihak yang telah banyak membantu penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini. Ungkapan terimakasih penulis tujukan kepada:

1. Bapak dan ibu penulis,bapak Zainudin dan Neni Apriyanti orang tua hebat

yang selalu mendo‟akan dan mendukung penulis dengan perhatian dan

kasih sayang yang diberikan.

2. Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, M.A., selaku Dekan Fakultas Syariah dan

Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc., M.si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi

dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak AM. Hasan Ali, M.A., selaku ketua Program Studi Muamalat dan

Bapak H. Abdurrauf, Lc., M.A., selaku sekretaris Program Studi

Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Ibu Nur Aini Masruroh, S.EI, MM, selaku dosen Pembimbing penulis

yang telah bersedia meluangkan waktunya dan memberikan arahan kepada

penulis selama proses penyelesaian skripsi.

Page 9: POTENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36960/2/ELSAHADA... · Syariah (BPRS) Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

ix

6. Bapak Mu‟min Rouf, MA, selaku penasehat akademik penulis yang telah

membimbing selama masa perkuliahan.

7. Seluruh bapak dan ibu dosen yang selama ini tidak sekedar ilmu yang

diberikan tetapi juga dukungan dan motivasi agar penulis terus berusaha

memperbaiki diri. Serta seluruh jajaran staff UIN Syarif Hidayatullah yang

telah membantu peneliti dalam mengurus segala kebutuhan administrasi

dan lain-lain sehingga dapat menyelesaikan penelitian ini.

8. Adik-adik penulis Linggar Abdul Azis, Haikal Ibnu Akbar, dan

Ibadurrahman yang selalu memberi canda tawa dan menjadi motivasi

penulis untuk segera menyelesaikan penelitian ini.

9. Teman-teman aktifis C.O.I.N.S, terimakasih untuk segala pengalaman

yang dilalui bersama dan menjadi bagian kesibukan penulis selama

perkuliahan. Semoga yang sudah dilakukan dapat bermanfaat untuk saat

ini dan seterusnya.

10. Teman-teman kelas Muamalat C dan seluruh anggota Muamalat angkatan

2013, terimakasih sudah menjadi bagian dari kisah perjalanan selama

perkuliahan.

11. Teman-teman KKN Harmoni 2016 dan Desa Ancol Pasir, terimakasih

untuk kehidupan satu bulannya, semoga menjadi pembelajaran bersama

dan pembuka silahturahmi yang baru.

12. Sahabat-sahabat seperjuangan Isti Rohmah Purnamasari, Amalia Rosfina,

Fitri Listianingrum (dkk), Sufi Aisyah Utami (dkk), Asri Maulidiyawati

(dkk). Semoga kebersamaan selama ini selalu menjadi motivasi perbaikan

diri untuk penulis.

13. Sahabat-sahabat penulis Fildzah Laila Hidayati, Nani Setyo, Adinda Laily

dan Diana Rafita (dkk) yang selalu membersamai perjalanan penulis suka

maupun duka.

14. Dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu tanpa

mengurangi rasa terimakasih atas doa‟a dan dukungannya. Semoga semua

kebaikan yang diberikan Allah balas dengan berlipat ganda.

Page 10: POTENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36960/2/ELSAHADA... · Syariah (BPRS) Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

x

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN ...................................................... iii

KEASLIAN KARYA ILMIAH ............................................................................. iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................................ v

ABSTRAK ............................................................................................................. vi

ABSTRACT ............................................................................................................ vii

KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii

DAFTAR ISI ........................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiv

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xv

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1

B. Identifikasi Masalah ..................................................................................... 9

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah......................................................... 10

1. Pembatasan Masalah .............................................................................. 10

2. Perumusan Masalah ................................................................................ 10

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................................. 11

1. Tujuan Penelitian .................................................................................... 11

2. Manfaat Penelitian .................................................................................. 11

E. Sistematika Penulisan ................................................................................ 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 14

A. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) ................................................ 14

1. Pengertian BPRS .................................................................................... 14

2. Tujuan Didirikannya BPRS .................................................................... 14

3. Kegiatan Usaha BPRS ............................................................................ 16

Page 11: POTENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36960/2/ELSAHADA... · Syariah (BPRS) Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

xi

4. Perbedaan BPRS dengan BPR ............................................................... 17

B. Pertumbuhan Ekonomi ............................................................................... 18

1. Konsep Pertumbuhan Ekonomi .............................................................. 18

2. Teori Pertumbuhan Ekonomi ................................................................. 20

C. Produk Domestik Bruto (PDB) .................................................................. 22

1. Konsep Produk Domestik Bruto (PDB) ................................................. 22

2. Perhitungan Produk Domestik Bruto (PDB) .......................................... 23

D. Pembiayaan BPRS ..................................................................................... 24

1. Konsep Pembiayaan BPRS .................................................................... 24

2. Hubungan pembiayaan BPRS terhadap pertumbuhan ekonomi ............ 28

E. Dana Pihak Ketiga (DPK) BPRS ............................................................... 30

1. Konsep dana pihak ketiga ....................................................................... 30

2. Hubungan Dana Pihak Ketiga terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

30

F. Total Aset BPRS ........................................................................................ 31

1. Konsep Aset ........................................................................................... 31

2. Hubungan Aset sebagai cerminan ukuran perusahaan terhadap

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia .................................................................. 32

G. Inflasi.......................................................................................................... 33

1. Konsep Inflasi ......................................................................................... 33

b. Teori Inflasi Islam .................................................................................. 34

2. Hubungan Inflasi dan Pertumbuhan Ekonomi ....................................... 37

H. Kajian Pustaka (Review Studi Terdahulu).................................................. 39

I. Kerangka Pemikiran ................................................................................... 44

BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN GAMBARAN UMUM .............. 46

A. Ruang Lingkup Penelitian .......................................................................... 46

Page 12: POTENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36960/2/ELSAHADA... · Syariah (BPRS) Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

xii

B. Metode Pengumpulan Data ........................................................................ 46

C. Sumber data ................................................................................................ 47

D. Variabel Penelitian ..................................................................................... 48

E. Metode analisis........................................................................................... 49

1. Uji Stasioneritas ...................................................................................... 49

2. Uji panjang lag optimal .......................................................................... 50

3. Uji kointegrasi ........................................................................................ 51

4. Uji kausalitas .......................................................................................... 51

5. Estimasi Vector error correction model (VECM) ................................. 52

6. Analisis Impuls Response Function (IRF) ............................................. 53

7. Analisis Variance Decomposition (VD) ................................................. 53

F. Model Penelitian ........................................................................................ 54

G. Hipotesis Penelitian .................................................................................... 54

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 57

A. Data Penelitian ........................................................................................... 57

1. Variabel terikat (Dependent Variable) ................................................... 57

2. Variabel bebas (Independent Variable) .................................................. 59

B. Analisis dan Pembahasan Statistik ............................................................. 64

1. Uji Stasioneritas ...................................................................................... 64

2. Hasil Penetapan Lag Optimal ................................................................. 66

3. Hasil Uji Kointegrasi .............................................................................. 67

4. Hasil Kausalitas ...................................................................................... 68

5. Hasil Uji Error Correction Model (VECM) ........................................... 70

6. Hasil Uji Impulse Rensponse Function(IRF) ......................................... 72

7. Hasil uji Varians Decomposition (VD) .................................................. 76

Page 13: POTENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36960/2/ELSAHADA... · Syariah (BPRS) Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

xiii

C. Interprestasi Hasil Penelitian ...................................................................... 78

1. Interprestasi LNTP terhadap LNPDB .................................................... 78

2. Interprestasi LNDPK terhadap LNPDB ................................................. 80

3. Interprestasi LNASET terhadap LNPDB ............................................... 82

4. Interprestasi INF terhadap LNPDB ........................................................ 83

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 86

A. Kesimpulan ................................................................................................ 86

B. Saran ........................................................................................................... 87

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 89

LAMPIRAN .......................................................................................................... 93

Page 14: POTENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36960/2/ELSAHADA... · Syariah (BPRS) Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1. 1 Perbedaan Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah

................................................................................................................................. 4

Tabel 1. 2 Peluang untuk membuka kantor bank umum syariah dan BPR syariah.5

Tabel 1.3 Perkembangan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dan Bank

PembiayaanRakyat Syariah (BPRS) Periode 2016 ................................................. 7

Tabel 2. 1 Review Studi Terdahulu ....................................................................... 39

Tabel 4.1 Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia di Sesudah di Interpolasi dan

LN ......................................................................................................................... 57

Tabel 4.2 Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia Sebelum Interpolasi dan di

LN (Dalam Miliar Rupiah).................................................................................... 58

Tabel 4.3 Total Pembiayaan Bank Rakyat Syariah (BPRS) Indonesia Sesudah di

LN ......................................................................................................................... 59

Tabel 4.4 Total Pembiayaan Bank Rakyat Syariah (BPRS) Indonesia Sebelum di

LN (Dalam Miliar Rupiah).................................................................................... 59

Tabel 4.5 Total Dana Pihak Ketiga Bank Rakyat Syariah (BPRS) Indonesia

Sesudah di LN ....................................................................................................... 60

Tabel 4.6 Total Dana Pihak Ketiga Bank Rakyat Syariah (BPRS) Indonesia ...... 61

Tabel 4.7 Total Aset Bank Rakyat Syariah (BPRS) Indonesia Sesudah di LN .. 62

Tabel 4.8 Total Aset Bank Rakyat Syariah (BPRS) Indonesia (Dalam Miliar

Rupiah) .................................................................................................................. 63

Tabel 4.9 Inflasi Indonesia (Persen)..................................................................... 63

Tabel 4.10 Hasil Uji Stasioneritas ADF pada tingkat level .................................. 65

Tabel 4.11 Hasil Uji Stationeritas ADF tingkat 1st

Difference .............................. 66

Tabel 4.12 Hasil UjiLag Optimal .......................................................................... 67

Tabel 4.13 Hasil Uji Johansen CointegrationTest ................................................ 68

Tabel 4.14 Hasil uji kausalitas .............................................................................. 69

Tabel 4.15 Estimasi VECM Jangka Panjang dan Jangka Pendek ........................ 70

Tabel 4.16 Impulse Response LNPDB .................................................................. 73

Tabel 4.17 Varians Decomposition(VD) LNPDB ................................................ 76

Page 15: POTENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36960/2/ELSAHADA... · Syariah (BPRS) Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Permasalahan BPR/BPRS dengan modal inti terbatas ........................ 6

Gambar 2.1 Sistem kerangka pemikiran ............................................................... 45

Grafik 4.1 Impulse Respons LNPDB terhadap Shock LNTP ................................ 73

Grafik 4.2 Impulse Respons LNPDB terhadap Shock LNDPK............................. 74

Grafik 4.3 Impulse Respons LNPDB terhadap Shock LNASET........................... 75

Grafik 4.4 Impulse Respons LNPDB terhadap Shock INF ................................... 75

Grafik 4.5 Varians Decomposition(VD) LNPDB ................................................. 77

Grafik 4.6 Pembiayaan BPRS Berdasarkan Jenis Penggunaanya ......................... 79

Grafik 4.7 Komposisi Dana Pihak Ketiga (DPK) BPRS ...................................... 80

Grafik 4.8 Dana pihak ketiga dan komposisi pembiayaan BPRS ......................... 81

Page 16: POTENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36960/2/ELSAHADA... · Syariah (BPRS) Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sektor keuangan memegang peranan yang sangat signifikan dalam

memicu pertumbuhan ekonomi suatu negara. Sektor keuangan menjadi lokomotif

pertumbuhan sektor riil melalui akumulasi kapital dan inovasi teknologi. Lebih

tepatnya, sektor keuangan mampu memobilisasi tabungan. Sektor keuangan

menyediakan para peminjam berbagai instrumen keuangan dengan kualitas tinggi

dan resiko rendah. Hal ini akan menambah investasi dan akhirnya mempercepat

pertumbuhan ekonomi. Di lain pihak, terjadinya asymmetric information, yang

dimanifestasikan dalam bentuk tingginya biaya-biaya transaksi dan biaya-biaya

informasi dalam pasar keuangan dapat diminimalisasi, jika sektor keuangan

berfungsi secara efisien.Dalam ruang lingkup kebijakan makroekonomi, sektor

keuangan menjadialat transmisi kebijakan moneter. Dengan demikian, shock

yang dialami sektorkeuangan juga mempengaruhi efektivitas kebijakan moneter.1

Seperti data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan bahwa

penyokong utama pertumbuhan ekonomi 2016 adalah selain pengeluaran

konsumsi rumah tangga yang tumbuh sebesar 5,01% dan memberi kontribusi

terhadap pertumbuhan ekonomi sebesar 56,5%, dari sisi produksi, pertumbuhan

tertinggi dicapai oleh lapangan usaha jasa keuangan dan asuransi sebesar 8,90%

lalu baru diikuti oleh lapangan usaha informasi dan komunikasi serta sektor

pertambangan dan penggalian.2

1

Inggrid, “Sektor Keuangan dan Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia: Pendekatan

Kausalitas dalam Multivariate Vector Error Correction Model (VECM)”, Jurnal Manajemen dan

Kewirausahaan, (2006), h.40. 2Ekonomi RI 2016 tumbuh 5.02%, diakses dari www.bkpm.go.id, 7 September 2017

Page 17: POTENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36960/2/ELSAHADA... · Syariah (BPRS) Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

2

Menurut Bank Dunia, sektor keuangan yang semakin berkembang diyakini

dapat mendorongpertumbuhan ekonomi, menurunkan kemiskinan, dan meredam

volatilitasekonomi makro. Namun, Ada dua hal pokok yang masih diperdebatkan

terkait perkembangan sektor keuangan, pertumbuhan ekonomi dan volatilitas

ekonomi makro. Pertama, perdebatan mengenai apakah perkembangan sektor

keuangan yang mendorong pertumbuhan ekonomi (finance – led growth) atau

pertumbuhan ekonomi yang mendorong perkembangan sektor keuangan (growth

– led finance). Kedua, perdebatan mengenai hubungan antara perkembangan

sektor keuangan dan volatilitas ekonomi makro. Perdebatan kedua terfokus pada

permasalahan apakah sektorkeuangan yang semakin berkembang akan

menyebabkan volatilitas ekonomi makro.3

Dan salah satu sektor keuangan yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi

adalah perbankan. Industri perbankan mempunyai peranan penting dalam

perekonomian sebagai lembaga intermediasi yang menyalurkan dana masyarakat

ke dalam investasi aset produktif yang akan mendorong produktivitas sektor riil,

akumulasi kapital, dan pertumbuhan output agregat.4Hal ini diperkuat juga dalam

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 pasal 4 yang menjelaskan “Perbankan

Indonesia bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka

meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional ke arah

peningkatan kesejahteraan rakyat banyak”.

Keberadaan Perbankan Syariah sebagai bagian dari sistem Ekonomi Islam

diharapkan dapat mendorong perkembangan perekonomian suatu negara. Tujuan

dan fungsi Perbankan Syariah dalam perekonomian adalah kemakmuran ekonomi

yang meluas, tingkat kerja penuh dan tingkat pertumbuhan ekonomi yang

optimum, keadilan sosial -ekonomi dan distribusi pendapatan serta kekayaan yang

3Utami Baroroh, “Analisis Sektor Keuangan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Regional Di Wilayah Jawa: Pendekatan Model Levine”, Jurnal Etikonomi, Vol. 11, 2(2012), h.

181. 4Departemen Pengembangan Pengawasan dan Manajemen Krisis, “Potensi Pertumbuhan

Ekonomi ditinjau dari Penyaluran Kredit Perbankan Kepada Sektor Prioritas Ekonomi

Pemerintah”, (Otoritas Jasa Keuangan:2015), h.1.

Page 18: POTENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36960/2/ELSAHADA... · Syariah (BPRS) Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

3

merata, stabilitas nilai uang, mobilisasi dan investasi tabungan yang menjamin

adanya pengembalian yang adil dan pelayanan yang efektif. Bank Syariah

didirikan dengan tujuan untuk mempromosikan dan mengembangkan penerapan

prinsip-prinsip Islam, syariah dan tradisinya ke dalam transaksi keuangan dan

perbankan serta bisnis lain yang terkait.

Menurut Undang-Undang Perbankan No. 10 Tahun 1998, jenis Perbankan

terdiri dari Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Sedangkan pada

Perbankan Syariah, BPR yang dimaksud yaitu Bank Pembiayaan Rakyat Syariah

(BPRS). Perbankan Syariah di Indonesia terdiri dari Bank Umum Syariah (BUS),

Unit Usaha Syariah (UUS), dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS). Pada

umumnya BUS, UUS, dan BPRS merupakan bank alternatif yang diperuntukkan

bagi masyarakat yang menjalankan usaha mikro kecil menengah dan yang

menginginkan perbankan yang benar-benar syariah (menjalankan prinsip-prinsip

syariah). Kehadiran Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) di Indonesia

semakin menambah daftar nama perbankan syariah, karena Bank Pembiayaan

Rakyat Syariah (BPRS) dalam sistem perbankan di Indonesia merupakan sebuah

lembaga keuangan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat atas transaksi

pembiayaan yang tidak berbasis riba.5

Keberadaan BPRS secara khusus dijabarkan dalam bentuk SK Direksi BI No.

32/34/Kep/Dir, tanggal 12 Mei 1999 tentang Bank Umum berdasarkan

Prinsip Syariah dan SK Direksi BI No. 32/36/Kep/Dir, tertanggal 12 Mei 1999,

Surat Edaran BI No. 32/4/KPPB tanggal 12 Mei 1999 tentang Bank Perkreditan

Rakyat Berdasarkan Prinsip Syariah serta POJK No.3/POJK.03/2016 tentang

Bank Pembiayaan Rakyat syariah.PerkembanganBPRS dari awal keberadaannya

hingga Desember 2016 terdapat 166 BPRS. BPRS tersebut terdistribusi jaringan

kantor tersebar pada 18 provinsi yang beradadi Indonesia.

5Uus Ahmad Husaeni,“Determinan Pembiayaan Pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah

Di Indonesia”, Jurnal Bisnis dan Manajemen, Vol. 7, 1, (2017), h.50.

Page 19: POTENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36960/2/ELSAHADA... · Syariah (BPRS) Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

4

Sebelumnya, secara empiris sudah banyak penelitian yang menggunakan

perbankan atau perbankan syariah sebagai objek penelitian mengenai hubungan

kausalitas sektor perbankan terhadap pertumbuhan ekonomi, seperti penelitian

yang berjudul “Perbankan Syariah dan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia”

olehAli Rama tahun 2013, “Intermediasi Perbankan Syariah Terhadap

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia” olehM. Putra Rizki dan Fakhrudin tahun 2015

dan “Kontribusi Sektor Perbankan Syariah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di

Indonesia Periode Tahun 2004:1-2013:4” oleh Fiqi Asta Caraka tahun 2016.

Namun, informasi mengenai kontribusi Bank Pembiayaan Rakyat Syariah

(BPRS) juga perlu diketahui agar informasi mengenai kontribusi sektor perbankan

terhadap pertumbuhan ekonomi bisa didapatkan lebih spesifik berdasarkan

kelembagaannya. Karena meskipun BPRS adalah satu kesatuan dari Perbankan itu

sendiri, tetapi pada dasarnya BPRS dalam mengembangkan usahanya mengalami

tantangan-tantangan yang berasal dari eksternal maupun internal yang tidak

terdapat pada Bank Umum. Dan tantangan pertama yaitu terlihat dari keterbatasan

ruang gerak Bank Pembiayaan Rakyat Syariah dibandingkan dengan Bank

Umum syariah. Seperti yang ditunjukan pada tabel berikut ini :

Tabel 1. 1 Perbedaan Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat

Syariah6

Perbedaan Keterangan

Sifat Jasa

Bank umum Syariah bisa memberikan seluruh jasa

perbankan yang ada.

BPRS memiliki kegiatan usaha yang lebih sempit

dibandingkan dengan Bank umum Syariah. Yaitu hanya

meliputi kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana saja,

bahkan dalam menghimpun dana dilarang untuk menerima

simpanan giro. Selain itu juga tidak diperkenankan ikut

kliring serta transaksi valuta asing.

6Kasmir, Manajemen Perbankan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2014), h. 23-24.

Page 20: POTENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36960/2/ELSAHADA... · Syariah (BPRS) Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

5

Jangkauan

Bank umum Syariah dapat melakukan kegiatan

operasionalnya diseluruh wilayah.

BPRS dapat melakukan kegiatan operasionalnya hanya pada

wilayah-wilayah tertentu.

Modal Awal

Pendirian Bank umum Syariah dengan modal relatif lebih

besar dibandingkan dengan Bank umum Syariah.

Pendirian BPRS dengan modal relatif lebih kecil

dibandingkan dengan Bank umum Syariah.

Sumber :Kasmir dalam Manajemen Perbankan.

Perbedaan lainnya antara Bank umum syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat

Syariah adalah terkait pada keterbatasan peluang Bank Pembiayaan Rakyat

Syariah dalam perluasan kantor Banknya. Seperti yang terlihat pada Petunjuk

Pelaksanaan Pembukaan Kantor Bank Syariah yang diterbitkan oleh Bank

Indonesia pada Juni 1999, sebagai berikut :

Tabel 1.2 Peluang untuk membuka kantor bank umum syariah dan BPR

syariah7

No Pembukaan Bank syariah Bank

Umum BPR

1 Bank Syariah Baru √ √

2 Konversi dari Kantor Pusat Bank Konvensional √ √

3 Konversi dari kantor cabang konvensional √ -

4 Kantor Cabang Syarih Baru dari Bank Konvensional √ -

5

Peningkatan Status dan Konversi Kantor Cabang

Pembantu Bank Konvensional menjadi Kantor Cabang

Syariah

√ -

Sumber : Bank Indonesia

Tantangan lainnya adalah dari jumlah BPRS dan BPR pada posisi Juli

2016 sebanyak 1.797 sebagian besar(sebanyak 1.184 BPRS dan BPR / sebesar

68%) memiliki Modal Inti (MI) yang terbatas (di bawah Rp 6 M). BPRS dan BPR

dengan modal inti terbatas berdampak pada kinerja cenderung buruk tercermin

7Bank Indonesia, Petunjuk Pelaksanaan Pembukaan Kantor Bank Syariah, (1999), h. 4

Page 21: POTENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36960/2/ELSAHADA... · Syariah (BPRS) Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

6

dari semakin meningkatnya kredit bermasalah yang rasio NPL/NPF dari BPRS

dan BPR yang mencapai sekitar 8%-9%. Sehubungan dengan hal tersebut,

pengurus BPRS dan BPR diharapkan senantiasa memantau secara ketat

perkembangan kualitas kredit/pembiayaan yang disalurkan dan khusus untuk

BPRS dan BPR yang rasio NPL/F nya telah lebih dari 5%. Selain itu sesuai

dengan POJK N0.12/POJK.03/2016 tentang kegiatan usaha dan wilayah jaringan

kantor BPRS dan BPR yang tidak dapat memenuhi ketentuan permodalan akan

dikenakan sanksi pembatasan wilayah operasional.

Gambar 1. 1 Permasalahan BPR/BPRS dengan modal inti terbatas8

Sumber : Otoritas Jasa Keuangan

8

Permasalahan dan Tantangan BPRS/BPRS, Rakernas dan Seminar Nasional

Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia Pontianak, 26 Oktober 2016

(www.perbarindo.or.id/upload)

Keterbatasan Modal

1. Kurangnya Kemampuan PSP dalam

menambah modal

2. PSP kurang memiliki komitmen dalam

pengembangan BPR

3. Ekspansi kredit tidak diimbangi dengan

penguatan modal

Mismanagement and fraud

Kinerja BPR/S buruk bahkan

mengalami kerugian

Akibatnya

1. Ketidakmampuan merekrut SDM yang

berkualitas dan mengembangkan SDM yang

berintegrasi

2. Tidak mampu dalam pengadaan IT yang

handal

3. Tidak mampu mengelola secara profesional

4. Tidak mampu mengembangkan produk dan

layanan yang bersaing

1

2

3

4

Tidak

tercapainya

economic of

scale

Page 22: POTENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36960/2/ELSAHADA... · Syariah (BPRS) Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

7

Meskipun memiliki permasalahan yang sama namun pertumbuhan dan

perkembangan BPRS masih berada di bawah BPR. Hal ini dapat terlihat dari tabel

berikut:

Tabel 1. 2 Perkembangan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dan Bank

Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Periode 2016

Periode 2016

BPR BPRS

Total Kredit Jaringan

Kantor

Total

Pembiayaan

Jaringan

Kantor

Januari Rp 68,095 5982 Rp 4,845 449

Februari Rp 68,735 5990 Rp 4,884 448

Maret Rp 69,354 6024 Rp 4,966 454

April Rp 70,513 6038 Rp 5,046 425

Mei Rp 71,010 6045 Rp 5,059 427

Juni Rp 70,238 6051 Rp 4,997 428

Juli Rp 71,679 6049 Rp 5,281 435

Agustus Rp 72,549 6102 Rp 5,452 436

September Rp 72,756 6084 Rp 5,435 430

Oktober Rp 73,510 6081 Rp 5,510 451

November Rp 74,364 6058 Rp 5,669 453

Desember Rp 75,725 6075 Rp 5,824 453

Sumber : Statistik Perbankan Indonesia dan Statistik Perbankan Syariah Desember 2016

Berdasarkan permasalahan tersebut, analisis potensi pertumbuhan ekonomi

yang ditinjau dari perkembangan BPRS sangat relevan untuk dikaji lebih

mendalam. Dengan variabel yang digunakan sebagai cerminan yang paling tepat

untuk pertumbuhan ekonomi adalah Produk Domestik Bruto (PDB). Menurut

Badan Pusat Statistik, Perkembangan ekonomi suatu negara yang diukur dengan

pertumbuhan ekonomi menunjukkan pertumbuhan produksi barang dan jasa di

suatu wilayah perekonomian dalam selang waktu tertentu. Produksi tersebut

Page 23: POTENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36960/2/ELSAHADA... · Syariah (BPRS) Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

8

diukur dalam konsep nilai tambah (value added) yang diciptakan oleh sektor‐

sektor ekonomi di wilayah bersangkutan yang secara total dikenal sebagai Produk

Domestik Bruto (PDB). Oleh karena itu, pertumbuhan ekonomi adalah sama

dengan pertumbuhan PDB. Dengan demikian, PDB dapat digunakan sebagai salah

satu indikator untuk mengukur kinerja perekonomian suatu negara atau sebagai

cerminan keberhasilan suatu pemerintahan dalam menggerakkan sektor‐sektor

ekonomi.

Sedangkan cerminan yang paling tepat untuk kontribusi BPRS adalah Total

Pembiayaan dan dana pihak ketiganya, karena penyaluran pembiayaan dan

penghimpunan dana merupakan aktivitas utama BPRS. Dan menurut Utami

(2012)9 sistem keuangan (dalam hal ini BPRS) mempengaruhi kedua sumber

pertumbuhan dengan cara mempengaruhi tingkat tabungan (sisi penawaran dana)

dan dengan merealokasikan tabungan ke dalam berbagai alternatif investasi

(sisipermintaan dana), baik investasi modal fisik, investasi sumber daya manusia,

maupun investasi teknologi. Semakin baik sistem keuangan dalam menjalankan

fungsi-fungsi dasarnya, semakin besar kontribusi sistem keuangan dalam

mendukung pertumbuhan ekonomi. Tanpa akses pada berbagai sumber dana

(investor), banyak kegiatan usaha yang hanya mampu berproduksi dalam volume

relatif kecil sehingga tidak efisien. Sistem keuangan dapat menciptakan

berbagai instrumen yang dapat digunakan untuk memobilisasi dana dalam

jumlah kecil tetapi banyak. Selain itu juga ada total aset BPRS yang

mencerminkan ukuran perusahaan BPRS. Karena menurut penelitian yang

dilakukan oleh Fiqi (2006), pertumbuhan aset memiliki hubungan kausalitas bi-

directional causality terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia.10

9Utami Baroroh, “Analisis Sektor Keuangan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Regional Di Wilayah Jawa: Pendekatan Model Levine”, Jurnal Etikonomi, Vol. 11, 2, (2012),

h. 181. 10

Fiqi Asta Caraka, “Kontribusi Sektor Perbankan Syariah Terhadap Pertumbuhan

Ekonomi di Indonesia Periode Tahun 2004:1-2013:4”(Skripsi S1 Jurusan Keuangan Syariah

Faultas Ekonomi dan Bisnis IslamUniversitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2016),

h.72.

Page 24: POTENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36960/2/ELSAHADA... · Syariah (BPRS) Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

9

Selain variabel sektor ekonomi diatas masih banyak variabel lain yang dapat

mempengaruhi PDB. Maka diperlukan variabel kontrol untuk mencegahnya

dalam pembiasan. Hal yang paling dekat antara sektor keuangan dan pertumbuhan

ekonomi atau PDB adalah inflasi. Hubungan antara inflasi dan pertumbuhan

ekonomi telah menjadi permasalahan ekonomi yang penting. Hubungan ini telah

diperdebatkan dalam literatur ekonomi dan telah memperlihatkan hubungan yang

berbeda dengan kondisi ekonomi dunia. Indikator dasar makro ekonomi dapat

digunakan sebagai ilustrasi kondisi ekonomi suatu negara untuk mengukur

kestabilan harga dalam negara tersebut. Secara umum, tingkat inflasi dapat

digunakan untuk mengukur kestabilan harga dalam ekonomi . 11

Oleh karena itu dengan meninjau kembali kontribusi atau peranan BPRS

diatas perkembangannya yang belum optimal disebabkan faktor internal dan

eksternalnya dan perbedaanya dengan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha

Syariah yang telah banyak literaturnya, maka hal ini mendorong penulis untuk

melakukan penelitian ini. Dengan Penelitian ini diharapkan akan menghasilkan

kesimpulan yang informatif dan juga berbeda karena selain perbedaan sampel,

periode penelitian, maupun metode empiris yang digunakan dapat mempengaruhi

potensi positif atau negatif antara perkembangan BPRS dengan pertumbuhan

ekonomi. Maka dari itu penulis memilih penelitian ini dengan judul “Potensi

Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) dalam Meningkatkan

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Periode Tahun 2010:1-2016:12”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan Latar Belakang diatas, maka dapat diidentifikasi masalah-

masalah sebagai berikut:

11

Dina Acyuninda dan Umanto Eko P. “Analisis Hubungan Antara Inflasi Dan

Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia Menggunakan Pendekatan Kointegrasi Dan Kausalitas

Granger Pada Periode 2000-2012 “ (Ilmu Administrasi Niaga, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik, Fisip UI, 2013), h.2.

Page 25: POTENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36960/2/ELSAHADA... · Syariah (BPRS) Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

10

1. Keterbatasan kegiatan usaha yang dapat dikembangkan Bank Pembiayaan

Rakyat Syariah sehingga terjadi persaingan usaha dengan Bank Umum

dan UUS.

2. Pada posisi Juli 2016 dari jumlah bank sebanyak 163 sebagian besar yakni

115 BPRS memiliki Modal Inti yang terbatas ( dibawah 6 miliar) sehingga

menjadi tantangan tersendiri oleh BPRS.

3. NPF BPRS yang lebih dari 5 % yakni 8,63% pada Desember 2016.

4. Pertumbuhan dan perkembangan BPRS yang semakin baik tetapi masih

berada di bawah BPR sebagai lembaga yang memiliki fokus yang sama.

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan penulis sebelumnya,

penulis membatasi masalah yang akan diteliti yaitu penulis hanya fokus untuk

meneliti masalah potensi yang diberikan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah

(BPRS) yang dicerminkan oleh Total Pembiayaan, Total Dana Pihak Ketiga

dan Total Aset dengan variabel inflasi sebagai variabel Kontrol yang

mempengaruhi Produk Domestik Bruto (PDB) di Indonesia dengan periode

dari Januari 2010 sampai dengan Desember 2016.

2. Perumusan Masalah

Perumusan masalah merupakan langkah yang sangat penting karena

langkah ini akan menentukan kemana suatu penelitian diarahkan. Berdasarkan

uraian latar belakang diatas dan judul yang dipakai yaitu “Potensi Bank

Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) dalam Meningkatkan Pertumbuhan

Ekonomi Indonesia Periode Tahun 2010:1-2016:12”, maka permasalahan

yang akan diangkat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Bagaimana hubungan kausalitas antara variabel Total Pembiayaan, Total

Dana Pihak Ketiga, Total Aset, Inflasi dan Produk Domestik Bruto

(PDB)?

Page 26: POTENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36960/2/ELSAHADA... · Syariah (BPRS) Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

11

b. Bagaimana pengaruh jangka panjang dan jangka pendek dari Total

Pembiayaan, Total Dana Pihak Ketiga , Total Aset, dan Inflasi terhadap

Produk Domestik Bruto (PDB)?

c. Bagaimana respon (shock) dari Total Pembiayaan, Total Dana Pihak

Ketiga, dan Inflasi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB)?

d. Berapakah kontribusi Total Pembiayaan, Total Dana Pihak Ketiga, dan

Inflasi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB)?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Secara umum tujuan dari penelitian ini tidak lain adalah untuk ikut serta

memberikan kontribusi penulis terhadap pemikiran, kajian, dan praktik Bank

Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) di Indonesia. Adapun tujuan khusus

penulisan ini adalah untuk menyimpulkan bukti empiris mengenai:

a. Hubungan kausalitas antara variabel Total Pembiayaan, Total Dana Pihak

Ketiga , Total Aset, dan Inflasi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

b. Pengaruh jangka panjang dan jangka pendek dari Total Pembiayaan, Total

Dana Pihak Ketiga , Total Aset, dan Inflasi terhadap Produk Domestik

Bruto (PDB).

c. Respon (shock) dari Total Pembiayaan, Total Dana Pihak Ketiga , Total

Aset, dan Inflasi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

d. Kontribusi Total Pembiayaan, Total Dana Pihak Ketiga , Total Aset, dan

Inflasi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

2. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah dapat menjawab

masalah dalam penelitian ini, selain itu diharapkan juga dapat memberikan

manfaat diantaranya :

Secara Teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu

pengetahuan tentang potensi Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) dalam

meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Page 27: POTENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36960/2/ELSAHADA... · Syariah (BPRS) Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

12

Secara Praktisi, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi

yang berguna bagi praktisi sebagai bahan pertimbangan dan referensi dalam

hal peningkatan potensi BPRS terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.

E. Sistematika Penulisan

Untuk memberikan gambaran secara sederhana agar dapat memudahkan

penulisan skripsi, maka disusun sistematika penulisan yang terdiri dari lima bab

dengan rincian sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini akan dijelaskan latar belakang, identifikasi masalah, batasan dan

rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II : KAJIAN TEORITIS

Pada bab ini disajikan mengenai teori Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS),

pertumbuhan ekonomi, produk domestik bruto, pembiayaan BPRS, dana pihak

ketiga BPRS, aset BPRS dan inflasi selanjutnya kajian pustaka dan kerangka

konsep penelitian.

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai ruang lingkup penelitian, metode

pengumpulan data, sumber data, variabel yang digunakan dalam penelitian, teknik

pengumpulan data serta metode analisis yang digunakan.

BAB IV : ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Berisi data penelitian, analisis dan pembahasan dan Interprestasi pembahasan

mengenai potensi Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) dalam meningkatkan

pertumbuhan ekonomi Indonesia periode tahun 2010:1-2016:12.

Page 28: POTENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36960/2/ELSAHADA... · Syariah (BPRS) Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

13

BAB V : PENUTUP

Bab ini memuat kesimpulan yang merupakan jawaban dari rumusan permasalahan

yang telah dibahas sebelumnya dan saran.

Page 29: POTENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36960/2/ELSAHADA... · Syariah (BPRS) Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

14

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS)

1. Pengertian BPRS

Undang-Undang (UU) Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Bank Syariah telah

mengatur secara khusus eksistensi bank syariah di Indonesia. Undang-

Undang tersebut melengkapi dan menyempurnakan UU No. 7 Tahun 1992

Tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan UU No. 10 Tahun 1998

yang belum spesifik sehingga perlu diatur khusus dalam Undang-Undang

tersendiri. Menurut pasal 18 UUNo. 21 Tahun 2008, Bank Syariah terdiri atas

Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah. Sedangkan pasal

1 UU No. 21 Tahun 2008 tentang Ketentuan Umum disebutkan pengertian

dari Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) adalah Bank Syariah yang

dalam kegiatanya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.12

2. Tujuan Didirikannya BPRS

Terdapat beberapa tujuan yang dikehendaki dari berdirinya Bank

Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS). Di bawah ini disampaikan tujuan-tujuan

tersebut beberapa sumber hanya menyebutkan butir-butirnya saja.

Meningkatkan kesejahteraan ekonomi umat Islam terutama kelompok

masyarakat ekonomi mikro, kecil, dan menengah, yang pada umumnya

berada di daerah pedesaan. Sasaran utama dari BPRS adalah umat Islam yang

berada di pedesaan dan di tingkat kecamatan. Masyarakat yang

12

Ahmad Ifham, Pedoman Umum Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: PT. Gramedia

Pustaka Utama, 2010), h.3.

Page 30: POTENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36960/2/ELSAHADA... · Syariah (BPRS) Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

15

berada di kawasan tersebut pada umumnya ternasuk pada masyarakat golongan

ekonomi lemah.

a. Kehadiran BPRS bisa menjadi sumber permodalan bagi pengembangan

usaha-usaha masyarakat golongan ekonomi mikro, kecil, dan menengah,

sehingga pada gilirannya dapat meningkatkan pendapatan dan

kesejahteraan mereka.

b. Membina ukhuwah Islamiyah melalui kegiatan ekonomi dalam rangka

peningkatan pendapatan per kapita menuju kualitas hidup yang memadai.

Hal ini mengandung makna bahwa dalam BPRS ditumbuhkan nilai

ta‟awun (saling membantu) antara pemilik modal dengan pemilik

pekerjaan. Dengan nilai ta‟awun inilah akan tumbuh kebersamaan antara

bank dan nasabah yang merupakan faktor terpenting dalam mewujudkan

Ukhuwah Islamiyah. Melalui kebersamaan tersebut usaha-usaha yang

yang dilakukan masyarakat dengan modal yang diberikan oleh BPRS bisa

meningkatkan pendapatan masyarakat, maka pada tingkat yang lebih

tinggi akan pula meningkatkan perkapita baik lokal maupun nasional.

Untuk mencapai tujuan operasionalnya Bank Pembiayaan Rakyat Syariah

(BPRS) tersebut diperlukan strategi operasional. Pertama, Bank Pembiayaan

Rakyat Syariah (BPRS) tidak bersifat menunggu terhadap datangnya

permintaan fasilitas, melainkan bersifat aktif dengan melakukan

sosialisasi/penelitian kepada usaha-usaha yang berskala kecil yang perlu

dibantu tambahan modal, sehingga memiliki prospek bisnis yang baik. Kedua,

Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) memiliki jenis usaha yang waktu

perputaran uangnya jangka pendek dengan mengutamakan usaha skala

menengah dan kecil. Terakhir, Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS)

mengkaji pangsa pasar, tingkat kejenuhan serta tingkat kompetitifnya produk

yang akan diberi pembiayaan.13

13

Mufqi Firaldi, “Analisis Pengaruh Jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing

Financing (NPF) Dan Tingkat Inflasi Terhadap Total Pembiayaan Yang Diberikan Oleh Bank

Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Di Indonesia (Periode Januari 2007- Oktober 2012)” (Skripsi

S1 Fakultas Ekonomi Dan Bisnis, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013), h.

20.

Page 31: POTENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36960/2/ELSAHADA... · Syariah (BPRS) Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

16

3. Kegiatan Usaha BPRS

Sebagai lembaga keuangan syariah pada dasarnya Bank Pembiayaan

Rakyat Syariah (BPRS) dapat memberikan jasa-jasa keuangan yang serupa

dengan bank-bank umum syariah. Namun demikian, sesuai Undang-Undang

Nomor 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syari‟ah diatur dalam Pasal 21, yaitu

bahwa kegiatan usaha Bank Pembiayaan Rakyat Syari‟ah meliputi :

a. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk :

1) Simpanan berupa tabungan atau yang dipersamakan dengan itu

berdasarkan akad wadi’ah atau akad lain yang tidak bertentangan

dengan prinsip Syari‟ah; dan

2) Investasi berupa deposito atau tabungan atau bentuk lainnya yang

dipersamakan dengan itu berdasarkan akad mudharabah atau akad lain

yang tidak bertentangan dengan prinsip Syari‟ah.

b. Menyalurkan dana kepada masyarakat dalam bentuk:

1) Pembiayaan bagi hasil berdasarkan akad mudharabah atau musyarakah.

2) Pembiayaan berdasarkan akad murabahah, salam, atau istishna’.

3) Pembiayaan berdasarkan akad qardh.

4) Pembiayaan penyewaan barang bergerak atau tidak bergerak kepada

nasabah berdasarkan akad ijarah atau sewa beli dalam bentuk ijarah

muntahiya bittamlik; dan

5) Pengambilalihan utang berdasarkan akad hawalah.

c. Menempatkan dana pada Bank Syari‟ah lain dalam bentuk titipan

berdasarkan akad wadi’ah atau investasi berdasarkan akad mudharabah

dan atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip Syari‟ah.

d. Memindahkan uang, baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk

kepentingan nasabah melalui rekening Bank Pembiayaan Rakyat Syari‟ah

yang ada di Bank Umum Syari‟ah , Bank Umum Konvensional dan UUS.

Page 32: POTENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36960/2/ELSAHADA... · Syariah (BPRS) Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

17

e. Menyediakan produk atau melakukan kegiatan usaha Bank Syari‟ah

lainnya yang sesuai dengan prinsip Syari‟ah berdasarkan persetujuan Bank

Indonesia.14

Dan adapaun pelarangan dalam kegiatan operasionalnya berdasarkan UU

No. 21 Tahun 2008 adalah :

a. Melakukan kegiatan usaha yang bertentangan dengan prinsip Syari‟ah.

b. Menerima simpanan berupa giro dan ikut serta dalam lalu lintas

pembayaran.

c. Melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing, kecuali penukaran uang

asing dengan izin Bank Indonesia.

d. Melakukan kegiatan usaha perasuransian, kecuali sebagai agen pemasaran

produk asuransi Syari‟ah.

e. Melakukan penyertaan modal, kecuali pada lembaga yang dibentuk untuk

menanggulangi kesulitan likuiditas Bank Pemiayaan Rakyat Syari‟ah.

f. Melakukan usaha lain diluar kegiatan usaha yang telah diatur dalam

Undang-Undang.15

4. Perbedaan BPRS dengan BPR

Sebelum lahirnya BPRS di Indonesia, masyarakat terlebih dahulu

mengenal adanya Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Menurut UU No. 21 Tahun

2008 disebutkan bahwa BPR adalah bank konvensional yang dalam

kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Dimana

BPR konvensional masih menerapkan sistem bunga dalam operasionalnya.

Maka dari itu, harus dibedakan antara BPR Konvensional dan BPRS.

14

Khotibul Umam, Trend pembentukan Bank Umum Syari’ah Pasca UndangUndang

Nomor 21 Tahun 2008 (Konsep, Regulasi, dan Implementasi). (Yogyakarta : BPFE Yogayakrta,

2009), h.53-54. 15

Nur Rianto Al Arif, Lembaga Keuangan Syari’ah Suatu Kajian Teoritis Praktis

(Bandung: CV Pustaka Setia, 2012), h.200.

Page 33: POTENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36960/2/ELSAHADA... · Syariah (BPRS) Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

18

Perbedaan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) dengan Bank

Perkreditan Rakyat (BPR) adalah sebagai berikut:16

a. Akad dan aspek legalitas. Dalam BPRS akad yang dilakukan memiliki

konsekuensi duniawi dan ukhrawi karena akad yang dilakukan

berdasarkan hukum Islam. Sering, nasabah berani melanggar kesepakatan/

perjanjian yang telah dilakukan bila hukum hanya berdasarkanhukum

positif.

b. Adanya Dewan Pengawas Syariah dalam struktur organisasinya yang

bertujuan mengawasi praktik operasional BPRS agar tidak menyimpang

dari prinsip syariat.

c. Penyelesaian sengketa yang terjadi dapat diselesaikan melalui Badan

Arbitrase Syariah maupun Pengadilan Agama.

d. Bisnis dan usaha yang dibiayai tidak boleh bisnis yang haram, syubhat

ataupun dapat menimbulkan kemadharatan bagi pihak lain.

e. Praktik operasional BPRS, baik untuk penghimpunan meupun penyaluran

pembiayaan, menggunakan sistem bagi hasil dan tidak menggunakan

sistem bunga.

B. Pertumbuhan Ekonomi

1. Konsep Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi merupakan indikator makroekonomi yang menjadi

sasaran utama untuk dicapai pemerintah. Bila tercipta pertumbuhan ekonomi,

mengindikasikan berbagai sisi kegiatan ekonomi mengalami peningkatan

sehingga dicapai tingkat produksi dan aktivitas yang lebih tinggi. Jika terjadi

pertumbuhan ekonomi optimal, berarti aktivitas perekonomian akanmeningkat

yang ditandai dengan kenaikan pemanfaatan sumber daya dan dana yang

tersedia.17

16

Muhammad, Manajemen Bank Syari’ah (Yogyakarta: UPP AMP, 2002), h. 56. 17

Prasetyo Ardi Nugroho, “Analisis Ekspor, Kurs Dan Tingkat Suku Bunga Terhadap

Nilai Pendapatan Domestik BrutoIndonesia Tahun 1970 – 2013(Suatu Pendekatan

ModelVECM)”. (Karya Ilmiah Fakultas Ilmu Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta,

2013), h.2.

Page 34: POTENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36960/2/ELSAHADA... · Syariah (BPRS) Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

19

Pertumbuhan Ekonomi (Economic Growth) adalah perkembangan

kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang

diproduksikan dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat

meningkat. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses

kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam

bentuk kenaikan pendapatan nasional. Perekonomian dikatakan mengalami

pertumbuhan apabila jumlah balas jasa rill terhadap penggunaan faktor–faktor

produksi pada tahun tertentu lebih besar dari pada tahun sebelumnya.18

Pertumbuhan ini merupakan ciri optimalisasi bagi fungsi kesejahteraan

masyarakat Pertumbuhan ekonomi diukur dari tingkat pertumbuhan Produk

Domestik Bruto (PDB) untuk lingkup nasional dan Produk Domestik Regional

Bruto (PDRB) untuk lingkup wilayah. Selain dipengaruhi faktor internal,

pertumbuhan ekonomi suatu negara juga dipengaruhi faktor eksternal,

terutama setelah era ekonomi yang semakin mengglobal. Secara internal, tiga

komponen utama yang menentukan pertumbuhan ekonomi tersebut adalah

pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat.

Adapun konsep perhitungan pertumbuhan ekonomi dalam suatu periode

yaitu :19

Dimana:

Gt = Pertumbuhan ekonomi periode t (triwulan atau tahunan)

PDBRt = Produk Domestik Bruto Riil periode t (berdasarkan harga

konstan)

PDBRt-1 = PDBR satu periode sebelumnya

18

Ali Rama, “Perbankan Syariah Dan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia”Jurnal

Signifikan, Vol. 2, 1(2013), h.35-36. 19

Prathama Rahardja dan Mandala Manurung. Teori Makro Suatu Pengantar. (Jakarta:

Lembaga Penerbit FEUI, 2008), h.178.

Page 35: POTENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36960/2/ELSAHADA... · Syariah (BPRS) Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

20

2. Teori Pertumbuhan Ekonomi

a. Teori pertumbuhan Harrod-Domar

Teori pertumbuhan Harrod-Domar dikembangkan oleh dua ekonom

sesudah Keynes yaitu Evsey Domar dan Sir Roy F.Harrod. Teori Harrod-

Domar ini mempunyai asumsi yaitu :

1) Perekonomian dalam keadaan pengerjaan penuh (Full Employment)

dan barang-barang modal yang terdiri dari dalam masyarakat

digunakan secara penuh,

2) Perekonomian terdiri dari dua sektor rumah tangga dan sektor

perusahaan.

3) Besarnya tabungan masyarakat adalah proporsional dengan besarnya

pendapatan nasional, berarti fungsi tabungan dimulai dari titik nol.

4) Kecenderungan untuk menabung (marginal property to save = MPS)

besarnya tetap, demikian juga ratio antara modal-output (capital-

output ratio = COR ) dan rasio pertambahan modal-output

(incremental capital-output ratio = ICOR)

Menurut Harrod-Domar, setiap perekonomian dapat menyisihkan suatu

proporsi tertentu dari pendapatan nasionalnya jika hanya untuk mengganti

barang-barang modal yang rusak. Namun demikian untuk menumbuhkan

perekonomian tersebut, diperlukan investasi-investasi baru sebagai tambahan

stok modal. Hubungan tersebut telah kita kenal dengan istilah rasio modal-

output (COR)

Dalam teori ini disebutkan bahwa jika ingin tumbuh, perekonomian harus

menabung dan menginvestasikan suatu proporsi tertentu dari ouput totalnya.

Semakin banyak tabungan dan kemudian di investasikan, maka semakin cepat

perekonomian itu akan tumbuh.20

20

Lincolin Arsyad,Ekonomi Pembangunan (UPP STIM YKPN Edisi 5, 2010), h. 64-67.

Page 36: POTENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36960/2/ELSAHADA... · Syariah (BPRS) Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

21

b. Teori pertumbuhan Neoklasik (Solow-swan)

Teori pertumbuhan ini dikembangkan oleh Robert Solow dan Trevor

Swan. Menurut teori ini, pertumbuhan ekonomi tergantung pada pertambahan

penyediaan faktor-faktor produksi (penduduk, tenaga kerja, dan akumulasi

modal) dan tingkat kemajuan teknologi. Pandangan ini didasarkan pada

analisis klasik, bahwa perekonomian akan tetap mengalami kesempatan kerja

penuh (full employment) dan kapasitas peralatan modal akan tetap sepenuhnya

digunakan sepanjang waktu.

Selanjutnya menurut teori ini, rasio modal terhadap output (capital/output

ratio = COR) dapat berubah dan bersifat dinamis. Untuk menciptakan

sejumlah output tertentu, bisa digunakan jumlah modal yang berbeda-beda

dengan bantuan tenaga kerja yang jumlahnya berbeda-beda sesuai dengan

yang dibutuhkan. Jika lebih banyak modal yang digunakan maka tenaga kerja

yang dibutuhkan lebih sedikit, sebaliknya jika modal yang digunakan lebih

sedikit maka lebih banyak tenaga kerja yang digunakan. Dengan adanya

fleksibilitas ini suatu perekonomian mempunyai kebebasan yang tak terbatas

dalam menentukan kombinasi modal dan tenaga kerja yang akan digunakan

untuk menghasilkan tingkat output tertentu.

Teori pertumbuhan Solow-Swan dapat dituliskan dalam persamaan

berikut:

Qt = Tta.Kt.L

bt

Keterangan:

Qt = tingkat produksi pada tahun t

Tt = tingkat teknologi pada tahun t

Kt = jumlah stok barang modal pada tahun t

Lt = jumlah tenaga kerja pada tahun t

a = penambahan output yang diciptakan oleh penambahan satu unit modal

b = penambahan output yang diciptakan oleh penambahan satu unit tenaga

kerja

Nilai Tt, a dan b bisa diestimasi secara empiris, tetapi pada umumnya nilai

a dan b ditentukan besarnya dengan menganggap bahwa a + b = 1 yang berarti

Page 37: POTENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36960/2/ELSAHADA... · Syariah (BPRS) Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

22

bahwa a dan b nilainya sama dengan produksi batas dari masing-masing

faktor produksi tersebut. Dengan kata lain, nilai a dan b ditentukan dengan

melihat peranan tenaga kerja dan modal dalam menciptakan output.21

C. Produk Domestik Bruto (PDB)

1. Konsep Produk Domestik Bruto (PDB)

Produk Domestik Bruto (PDB) merupakan salah satu indikator penting

untuk mengetahui perkembangan perekonomian di suatu negara dalam suatu

periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga

konstan. PDB pada dasarnya merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan

oleh seluruh unit usaha di suatu negara tertentu dalam periode tertentu. Jumlah

nilai barang dan jasa akhir yang disediakan dari produksi harus sama dengan

nilai barang yang digunakan.22

Menurut Bank Dunia, Gross Domestic Product (GDP) atau Produk

Domestik Bruto merupakan pendapatan total dan pengeluaran total nasional

atas output barang dan jasa. GDP sering dianggap sebagai ukuran terbaik dari

kinerja perekonomian. Pertumbuhan GDP merupakan dasar dari pengukuran

pertumbuhan ekonomi, karena GDP pada harga konstan dapat diestimasikan

dengan mengukur total kuantitas barang dan jasa yang diproduksi pada suatu

periode, menilai mereka pada harga tahun dasar dan mengurangi biaya input

menengah, juga dalam harga yang konstan.23

21

Fabya, “Analisis Pengaruh Perkembangan Sektor keuangan Terhadap Pertumbuhan

Ekonomi Di Indonesia” (Program Studi Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi Dan Manajemen Institut

Pertanian Bogor, 2011), h.11-12. 22

Departemen Statistik Bank Indonesia, Meta Data Produk Domestik Bruto, (www.Bank

Indonesia.com, 2016) 23

Dina Acyuninda dan Umanto Eko P. “Analisis Hubungan Antara Inflasi Dan

Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia Menggunakan Pendekatan Kointegrasi Dan Kausalitas

Granger Pada Periode 2000-2012 “ (Ilmu Administrasi Niaga, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik, Fisip UI, 2013), h.4.

Page 38: POTENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36960/2/ELSAHADA... · Syariah (BPRS) Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

23

2. Perhitungan Produk Domestik Bruto (PDB)

Perhitungan Produk Domestik Bruto secara konseptual menggunakan tiga

macam pendekatan, yaitu: pendekatan produksi, pendekatan pengeluaran dan

pendekatan pendapatan.

c. Pendekatan Produksi:

Produk Domestik Bruto adalah jumlah nilai tambah atas

barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi di wilayah

suatu negara dalam jangka waktu tertentu (umumnya triwulan dan

tahunan). 17 lapangan usaha, yaitu: (1) pertanian, kehutanan dan

perikanan, (2) pertambangan dan penggalian, (3) industri pengolahan, (4)

pengadaan listrik, (5) pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur

ulang, (6) konstruksi, (7) perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil &

sepeda motor, (8) transportasi dan pergudangan, (9) penyediaanakomodasi

dan makan minum, (10) informasi dan komunikasi, (11) jasa keuangan dan

asuransi, (12) real estate, (13) Jasa Perusahaan, (14) administrasi

pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib, (15) jasa pendidikan,

(16) jasa kesehatan dan kegiatan lainnya dan (17) jasa lainnya

b. Pendekatan Pengeluaran:

(1). Pengeluaran Konsumsi Rumah tangga (2). Pengeluaran Konsumsi

LNPRT (3). Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (4) Pembentukan modal

tetap domestik bruto (5). Perubahan inventori, (6) Ekspor Barang dan Jasa

(7) Impor barang dan jasa.

c. Pendekatan Pendapatan:

Produk Domestik Bruto merupakan jumlah balas jasa yang diterima

oleh faktor-faktor produksi yang ikut serta dalam proses produksi di suatu

negara dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun). Balas jasa yang

dimaksud adalah upah dan gaji, sewa tanah, bunga modal dan keuntungan;

semuanya sebelum dipotong pajak penghasilan dan pajak langsung

lainnya. Dalam definisi ini, PDB mencakup juga penyusutan dan pajak

tidak langsung neto (pajak tak langsung dikurangi subsidi).

Page 39: POTENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36960/2/ELSAHADA... · Syariah (BPRS) Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

24

Selama ini, data PDB yang dipublikasikan oleh BPS menggunakan

pendekatan produksi (lapangan usaha) dan pendekatan pengeluaran

(penggunaan). Pengumpulan data PDB dilakukan sebagai berikut:

1. Untuk PDB sektoral, data dikumpulkan dari departemen/instansi terkait.

Data yang dikumpulkan dari setiap sektor antara lain berupa data produksi,

data harga di tingkat produsen, dan biaya yang dikeluarkan untuk berproduksi,

serta data pengeluaran, yang diperoleh baik melalui survei maupun estimasi.

2. Untuk PDB pengeluaran, data dikumpulkan departemen/intansi terkait yang

secara resmi mengeluarkan data (seperti ekspor-impor, pengeluaran dan

investasi pemerintah, serta investasi swasta) dan melalui survei-survei khusus

(seperti survei khusus pengeluaran rumah tangga). 24

D. Pembiayaan BPRS

1. Konsep Pembiayaan BPRS

Pembiayaan atau financing, yaitu pendanaan yang diberikan oleh suatu

pihak kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang telah direncanakan,

baik dilakukan sendiri maupun lembaga. Dengan kata lain, pembiayaan adalah

pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah

direncanakan.

Pembiayaan di BPR Syari‟ah Pembiayaan merupakan salah satu tugas

pokok bank, yaitu pemberian fasilitas penyediaan dana untuk memenuhi

kebutuhan pihak-pihak yang merupakan defisit unit.25

Menurut Undang-Undang Nomor 21 tahun 2008 tentang Perbankan

Syariah, pembiayaan adalah penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan

dengan itu berupa:26

24

Departemen Statistik Bank Indonesia, Meta Data Produk Domestik Bruto, (www.Bank

Indonesia.com , 2016) 25

Muhammad Syafii Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktek (Jakarta: Gema Insani,

2011), h.160. 26

Undang-Undang Nomor 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah

Page 40: POTENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36960/2/ELSAHADA... · Syariah (BPRS) Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

25

a. Transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah.

b. Transaksi sewa-menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa-beli dalam

bentuk ijarah muntahiya bittamlik.

c. Transaksi jual-beli dalam bentuk piutang murabahah, salam, dan istishna.

d. Transaksi pinjam-meminjam dalam bentuk piutang qardh.

e. Transaksi sewa-menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk transaksi multi

jasa, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan atau bank syariah dan/atau

Unit Usaha Syariah (UUS) dan pihak lain yang mewajibkan pihak yang

dibiayai dan/atau diberi fasilitas dana untuk mengembalikan dana tersebut

setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan ujrah, tanpa imbalan, atau

bagi hasil.

Dalam pelaksanaan pembiayaan, Bank Syari‟ah harus memenuhi:27

Aspek

Syari‟ah, berarti dalam setiap realisasi pembiayaan kepada para nasabah Bank

Syari‟ah harus tetap berpedoman pada syariat Islam (antara lain tidak

mengandung unsur maisir, gharar, dan riba serta usahanya harus halal). Aspek

ekonomi, berarti disamping mempertimbangkan hal-hal Syari‟ah, Bank

Syari‟ah tetap mempertimbangkan perolehan keuntungan baik bagi bank

Syari‟ah maupun bagi nasabah bank Syari‟ah.

Tujuan Pembiayaan adalah sebagai berikut:28

a. Peningkatan ekonomi umat

b. Tersedianya dana bagi peningkatan usaha

c. Meningkatkan produktifitas

d. Membuka lapangan kerja baru

e. Terjadi distribusi pendapatan

27

Muhammad, Manajemen Bank Syari’ah(Yogyakarta: UPP AMP, 2002), h. 16 28

Sutan Remy Syahdeini, Perbankan Syariah dan Kedudukannya Dalam Tata Hukum

Perbankan Indonesia, (Jakarta: PT Pustaka Utama Grafiti, 2002), h.20.

Page 41: POTENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36960/2/ELSAHADA... · Syariah (BPRS) Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

26

Dan fungsi pembiayaan sebagai berikut :29

a. Meningkatkan daya guna uang

Dengan menyalurkan pendanaan kepada masyarakat khususnya kepada

para pengusaha yang mampu memperbesar usahanya baik untuk

peningkatan produksi, perdagangan maupun untuk usaha-usaha

rehabilitasi ataupun memulai usaha baru. Maka dana yang diterima oleh

BPRS tidak mengendap melainkan bermanfaat bagi masyarakat luas dan

peningkatan produktivitas secara menyeluruh.

b. Meningkatkan daya guna barang

Produsen dengan bantuan pembiayaan bank dapat memprodusir bahan

mentah menjadi bahan jadi sehingga utility dari bahan tersebut meningkat.

Selain itu produsen dengan bantuan pembiayaan dapat memindahkan

barang dari suatu tempat yang kegunaannya kurang ke tempat yang lebih

bermanfaat. Pemindahan barang-barang tersebut tidaklah dapat diatasi

oleh keuangan para distributor saja dan oleh karenanya mereka

memerlukan bantuan permodalan dari bank berupa pembiayaan.

c. Stabilitas ekonomi

Dalam ekonomi yang kurang sehat, langkah-kangkah stabilisasi pada

dasarnya diarahkan pada usaha-usaha untuk pengendalian inflasi,

peningkatan ekspor, rehabilitasi prasarana, pemenuhan kebutuhan-

kebutuhan pokok rakyat. Untuk menekan arus inflasi terlebih lagi untuk

usaha pembangunan ekonomi maka pembiayaan bank memegang peranan

penting.

d. Sebagai jembatan untuk meningkatkan pendapatan nasional

Para usahawan yang memperoleh pembiayaan tentu saja berusaha untuk

meningkatkan usahanya. Peningkatan usaha berarti peningkatan profit.

Bila keuntungan ini secara kumulatif dikembangkan lagi dalam arti kata

dikembalikan lagi ke dalam struktur permodalan, maka peningktan akan

berlangsung terus-menerus. Dengan pendapatan yang terus meningkat

29

Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, (Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada,2014), h. 304-307.

Page 42: POTENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36960/2/ELSAHADA... · Syariah (BPRS) Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

27

berarti pajak perusahaanpun akan terus bertambah. Di lain pihak

pembiayaan yang disalurkan untu merangsang pertambahan kegiatan

ekspor akan menghasilkan pertambahan devisa keuangan Negara.

Disamping itu, dengan makin efektifnya kegiatan swasembada kebutuhan-

kebutuhan pokok, berarti akan dihemat devisa keuangan Negara, akan

dapat diarahkan pada usaha-usaha kesejahteraan ataupun ke sektor-sektor

lain yang lebih berguna.

Apabila rata-rata pengusaha, pemilik tanah, pemilik modal dan

buruh/karyawan mengalami peningkatan pendapatan,maka pendapatan

Negara via pajak akan bertambah, penghasilan devisa bertambah dan

penggunaan devisa untuk urusan konsumsi berkurang, sehingga langsung

atau tidak, melalui pembiayaan, pendapatan nasional bertambah.

Secara garis besar, pembiayaan dibagi dua jenis, yaitu sebagai berikut:

a. Pembiayaan konsumtif, yaitu pembiayaan yang ditujukan untuk

pembiayaan yang bersifat konsumtif, seperti pembiayaan untuk

pembiayaan rumah, kendaraan bermotor, pembiayaan pendidikan, dan

apapun yang sifatnya konsumtif.

b. Pembiayaan produktif, yaitu pembiayaan yang ditujukan untuk

pembiayaan sektor produktif, seperti pembiayaan modal kerja,

pembiayaan pembeliaan barang modal dan lainnya yang mempunyai

tujuan memberdayakan sektor riil. Salah satu fungsi utama dari perbankan

adalah menyalurkan dana yang telah dihimpunnya kepada masyarakat

melalui pembiayaan kepada nasabah.

Jenis-jenis pembiayaan pada dasarnya dapat dikelompokan menurut

beberapa aspek, diantaranya:30

30

Muhammad, Manajemen Bank Syari’ah(Yogyakarta: UPP AMP, 2002), h. 22.

Page 43: POTENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36960/2/ELSAHADA... · Syariah (BPRS) Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

28

a. Pembiayaan menurut tujuan, yaitu :

1) Pembiayaan modal kerja, yaitu pembiayaan yang dimaksudkan untuk

mendapatkan modal dalam rangka pengembangan usaha.

2) Pembiayaan investasi yaitu pembiayaan yang dimaksudkan untuk

melakukan investasi atau pengadaan barang konsumtif.

b. Pembiayaan menurut jangka waktu, yaitu :

1) Pembiayaan jangka pendek, pembiayaan yang dilakukan dengan waktu 1

bulan sampai dengan 1 tahun.

2) Pembiayaan jangka waktu menengah, pembiayaan yang dilakukan dengan

waktu 1 tahun sampai dengan 5 tahun.

3) Pembiayaan jangka waktu panjang, pembiayaan yang dilakukan dengan

waktu lebih dari 5 tahun.

Jenis pembiayaan pada bank syariah akan diwujudkan dalam bentuk aktiva

produktif dan aktiva tidak produktif, yaitu:

a. Pembiayaan dengan prinsip bagi hasil. Untuk jenis pembiayaan dengan

prinsip ini meliputi: (1) Pembiayaan murabahah, (2) Pembiayaan

musyarakah.

b. Pembiayaan dengan prinsip jual beli (piutang). Untuk jenis pembiayaan

dengan prinsip ini meliputi: (1) Pembiayaan murabahah, (2) Pembiayaan

salam, (3) Pembiayaan istishna.

c. Pembiayaan dengan prinsip sewa. Untuk jenis pembiayaan dengan prinsip

ini meliputi: (1) Pembiayaan ijarah, (2) Pembiayaan ijarah muntahiya

bittamlik/wa iqtina.

2. Hubungan pembiayaan BPRS terhadap pertumbuhan ekonomi

Salah satu ciri utama perbankan syariah yang berdampak positif terhadap

pertumbuhan sektor riil dan ekonomi yaitu bahwa lembaga keuangan syariah

lebih menekankan pada peningkatan produktivitas. Lembaga keuangan syariah

adalah lembaga keuangan yang menekankan konsep aset & production based

system (sistem berbasis aset dan produksi) sebagai ide utamanya.

Page 44: POTENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36960/2/ELSAHADA... · Syariah (BPRS) Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

29

Mudharabah dan musharakah adalah cerminan utama dari ide tersebut.

Melalui pola pembiayaan seperti itu maka sektor riil dan sektor keuangan akan

bergerak secara seimbang. Akibatnya semakin tumbuh perbankan syariah

maka akan semakin besar kontribusinya terhadap kinerja dan pertumbuhan

ekonomi. Jumlah kemiskinan dan pengangguran secara langsung akan teratasi

melalui kinerja ekonomi yang baik.

Paradigma dalam konsep keuangan dan perbankan syariah adalah risk

sharing yaitu mendorong para deposan dan pihak bank untuk sama-sama

berbagi risiko bisnis. Konsep ini akan membuat para deposan untuk berhati-

hati dalam memilih bank, dan sekaligus memotivasi manajemen bank untuk

berhati-hati dalam menyalurkan pembiayaan atau dalam melakukan investasi.

Oleh karenanya, keuangan syariah lebih menekankan pada jenis pembiayaan

ekuitas (equity financing). Jenis pembiayaan ini lebih diprioritaskan. Hal ini

dikarenakan melalui pola ini pemilik dana akan ikut berpartisipasi dalam

risiko sehingga mereka akan berhati-hati dalam mengelola risiko dan tetap

melakukan pengawasan terhadap aktivitas pihak peminjam.

Model pembiayaan lainnya adalah pembiayaan berbasis jual beli (sale-

based modes of financing). Model pembiayaan perbankan syariah ini akan

sangat mendukung peningkatan produksi barang dan jasa secara riil.

Akhirnya, konsep bagi hasil (musyarakah dan mudharabah) dan jual beli serta

sewa akan berdampak terhadap pertumbuhan sektor ekonomi riil dan pada

akhirnya mendorong terjadinya pertumbuhan ekonomi secara nasional.31

Oleh karena setiap klasifikasi pembiayaan memiliki keterkaitan hubungan

dengan pertumbuhan ekonomi maka dalam penelitian ini tidak menggunakan

data pembiayaan berdasarkan klasifikasinya melainkan pembiayaan secara

keseluruhan yaitu total pembiayaan. Hal ini juga dilakukan oleh peneliti

sebelumnya, salah satunya adalah Ali Rama tahun 2013 dan Fiqi Asta tahun

2016.

31

Ali Rama, “Perbankan Syariah Dan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia”Jurnal

Signifikan, Vol. 2, 1(2013), h.35-36.

Page 45: POTENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36960/2/ELSAHADA... · Syariah (BPRS) Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

30

E. Dana Pihak Ketiga (DPK) BPRS

1. Konsep dana pihak ketiga

Dana pihak ketiga merupakan sumber dana yang berasal dari masyarakat,

baik perorangan maupun badan usaha, yang diperoleh bank dengan

menggunakan berbagai instrumen produk simpanan yang dimiliki oleh bank.

Dana masyarakat merupakan dana terbesar yang dimiliki oleh bank dan ini

sesuai dengan fungsi bank sebagai penghimpun dana dari pihak - pihak yang

kelebihan dana dalam masyarakat.32

Menurut peraturan Bank Indonesia No,10/19/PBI/2008 menjelaskan, dana

pihak ketiga bank, untuk selanjutnya disebut DPK, adalah kewajiban bank

kepada penduduk dalam rupiah dan valuta asing. Umumnya dana yang

dihimpun oleh perbankan dari masyarakat akan digunakan untuk pendanaan

aktivitas sektor riil melalui penyaluran kredit.

Pada umumnya penghimpunan dana pihak ketiga pada BPRS meliputi

tabungan dan deposito syariah. Adapun yang dimaksud tabungan dan deposito

syariah adalah tabungan dan deposito yang dijalankan sesuai dengan prinsip

syariah. Dalam hal ini, Dewan Syariah Nasional telah mengeluarkan fatwa

yang menyatakan bahwa tabungan yang dibenarkan adalah yang berprinsip

wadiah dan mudharabah. Sedangkan deposito yang dibenarkan adalah yang

berprinsip mudharabah. 33

2. Hubungan Dana Pihak Ketiga terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Indonesia

Dana merupakan hal terpenting bagi sebuahperusahaan, termasuk bagi

bank. Kegiatanoperasional bank baru dapat dilakukan jika dana,telah

32

Ni Made Elin Sukmawatiida Bagus Anom Purbawangsa, “Pengaruh Pertumbuhan Dana

Pihak Ketiga, Pertumbuhan Kredit, Risiko Kredit, Likuiditas, Dan Kondisi Ekonomi Terhadap

Profitabilitas” (Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Udayana (Unud), Bali, Indonesia, 2016),

h.5408. 33

Adiwarman Karim, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan (Jakarta:PT. Raja

Grafindo persada,2013), h. 357.

Page 46: POTENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36960/2/ELSAHADA... · Syariah (BPRS) Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

31

tersedia.34

Menurut Dendawijaya, 80%-90% dana yang dimiliki bankberasal

dari dana pihak ketiga. Denganmenawarkan berbagai produk-

produksimpanannya, bank berusaha untuk menarik minatpihak-pihak yang

memiliki kelebihan dana untukmenyimpan uangnya di bank.35

Dengan begitu

akan semakin bervariatifnya produk-produk penyaluran dana produktif atau

nonproduktif bila dana pihak ketiganya terhimpun dengan baik.Namun

menurut, Paradoks of thrift dari Keynes menyatakan bahwa ketika tabungan

atau dana yang tersimpan meningkat, hal tersebut akan mengurangi

pertumbuhan ekonomi dalam hal ini adalah pendapatan masa yang akan

datang.36

Dan untuk melihat hubungan Dana Pihak Ketiga BPRS terhadap

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia penelitian ini menggunakan total dana pihak

ketiga BPRS agar terlihat keseluruhan dana yang tersimpan pada BPRS dan

hal ini juga dilakukan oleh peneliti sebelumnya.

F. Total Aset BPRS

1. Konsep Aset

Ukuran perusahaan (Firm size) menggambarkan besar kecilnya

suatuperusahaan yang dapat diproksikan melalui total aktiva, total penjualan

bersih, jumlah pekerja atau nilai tambah (value added) Dalam penelitian ini

ukuran perusahaan dilihat beradasarkan total asetyang dimiliki perusahaan.

Semakin besar total aset maka semakin besar pula ukuran suatu perusahaan.37

Dalam pernyataan standar akuntansi keuangan (PSAK) yang berlaku di

Indonesia disebutkan bahwa aset adalah sumber daya yang dikuasai oleh

perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan diharapkan akan

menghasilkan manfaat ekonomis dimasa depan bagi perusahaan. Secara umum

34

Malayu S.P Hasibuan,Dasar-dasarPerbankan(Jakarta: Bumi Aksara,2011), h.56. 35

Lukman Dendawijaya, ManajemenPerbankan(Bogor: Ghalia Indonesia2005), h.49. 36

Predi Muliansyah, “Hubungan Dana Pihak Ketiga di Perbankan dan Pertumbuhan

Ekonomi Indonesia, tahun 1990-2010”(Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia ,2012), h.57. 37

Hardi Novian, “Pengaruh Bopo, Car, Lar Dan Firm Size Terhadap Kinerja Keuangan

Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2010-2012”, (Jurusan

Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji, 2015), h. 7.

Page 47: POTENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36960/2/ELSAHADA... · Syariah (BPRS) Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

32

Klasifikasi aset pada neraca dikelompokkan menjadi aset lancar (Current

Asets) dan aset tidak lancar (noncurrent asets).

2. Hubungan Aset sebagai cerminan ukuran perusahaan terhadap

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Perusahaan dengan size yang lebih besar memiliki penjualan lebih besar

(akibatnya pelanggan lebih banyak), modal lebih besar (pemegang sahamnya

dan atau kreditor lebih banyak), karyawan lebih banyak (orang yang terlibat

lebih banyak). Dengan kata lain semakin besar perusahaan semakin besar yang

terlibat atau yang berkepentingan, dan perusahaan lebih besar biasanya

merupakan target pusat perhatian.

Perusahaan yang lebih besar juga lebih mungkin memperhatikan kinerja

yang lebih baik, karena mereka cenderung sebagai subyek terhadap penelitian

publik yang lebih cermat sehingga perlu merespon lebih terbuka terhadap

permintaan stakeholders. Jadi perusahaan yang lebih besar diperkirakan akan

memberikan pengungkapan informasi labih banyak bila dibandingkan dengan

perusahaan yang size-nya (ukuranya) lebih kecil.

Perusahaan dengan size yang lebih besar umumnya lebih banyak menjadi

pusat perhatian dibanding dengan size yang lebih kecil karena disamping

melibatkan lebih besar stakeholders juga dampak yang ditimbulkan oleh

perusahaan tersebut sangat luas dan besar.

Oleh karena itu perusahaan dengan size yang lebih besar memiliki inisiatif

untuk mengungkapkan lebih banyak informasi bila dibandingkan dengan

perusahaan yang size-nya lebih kecil untuk mendapatkan legitimasi dari

stakeholders, karena begaimanapun juga kelangsungan hidup perusahaan

tergantung pada harmonisnya hubungan dengan stakeholders.38

Begitu pula dengan BPRS semakin besar size nya maka semakin tinggi

BPRS mengelola dananya semakin baik kesejahteraan stakeholders. Maka akan

38

Muhammad Arfan dan Ira Antasari, “Pengaruh Ukuran, Pertumbuhan, Dan

Profitabilitas Perusahaan Terhadap Koefisien Respon Laba Pada Emiten Manufaktur Di Bursa

Efek Jakarta” Jurnal Telaah & Riset Akuntansi, Vol. 1, No. 1, (2008), h.51.

Page 48: POTENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36960/2/ELSAHADA... · Syariah (BPRS) Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

33

meningkatkan pula konsumsi masyarakat yang mengakibatkan pertumbuhan

ekonomi.

Hal ini sejalan dengan penelitian Fiqi tahun 2016 variabel aset dalam

perbankan mempunyai hubungan kausalitas terhadap pertumbuhan ekonomi di

Indonesia.

G. Inflasi

1. Konsep Inflasi

Secara umum inflasi dapat diartikan sebagai kenaikan tingkat harga barang

dan jasa secara umum dan terus menerus selama waktu tertentu. Definisi lain

inflasi adalah kecenderungan dari harga-harga untuk menaikkan secara umum

dan terus menerus dalam jangka waktu yang lama. Kenaikan harga dari satu

atau dua barang saja tidak disebut inflasi, kecuali bila kenaikan tersebut meluas

kepada (atau mengakibatkan kenaikkan) sebagian besar dari harga barang-

barang lain.39

Inflasi timbul karena adanya tekanan dari sisi permintaan demand-

pullinflation dan cost-push inflation. Cost-push inflation disebabkan oleh

turunnya produksi karena naiknya biaya produksi (naiknya biaya produksi

dapat terjadi karena tidak efisiennya perusahaan, nilai kurs mata uang negara

yang bersangkutan jatuh, kenaikan harga bahan baku industri, adanya tuntutan

kenaikan upah dari serikat buruh yang kuat, dan sebagainya. Demand-pull

inflation dapat disebabkan oleh adanya kenaikan permintaan agregat (AD)

yang terlalu besar atau pesat dibandingkan dengan penawaran produksi

agregat40

.

a. Teori Inflasi Konvensional

Secara umum inflasi berarti kenaikan tingkat harga secara umum dari

barang komoditas dan jasa selama suatu periode waktu tertentu. Inflasi dapat

39

Budiono, Ekonomi Moneter(Yogyakarta: Penerbit BPFE UGM, 2009), h.167. 40

Ibid, h.249

Page 49: POTENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36960/2/ELSAHADA... · Syariah (BPRS) Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

34

dianggap sebagai fenomena moneter karena terjadinya penurunan nilai unit

perhitungan moneter terhadap suatu komoditas. Definisi inflasi oleh para

ekonom modern adalah kenaikan yang menyeluruh dari jumlah uang yang

harus dibayarkan (nilai unit perhitungan moneter) terhadap barang-

barang/komoditas dan jasa.41

Sebaliknya jika yang terjadi adalah penurunan

nilai unit perhitungan moneter terhadap barang-barang/komoditas dan jasa

didefinisikan sebagai deflasi (deflation). Inflasi diukur dengan tingkat inflasi

(rate on inflation) yaitu tingkat perubahan dari tingkat harga secara umum.

Persamaanya adalah sebagai berikut:

Para ekonom cenderung lebih senang menggunakan „Implicit Gross

Domestic Product Deflator‟ atau GDP Deflator untuk melakukan pengukuran

tingkat inflasi. GDP Deflator adalah rata-rata harga dari seluruh barang

tertimbang dengan kuantitas barang-barang tersebut yang betul-betul dibeli.

Perhitungan dari GDP Deflator ini sangat sederhana, persamaannya adalah

sebagai berikut:

b. Teori Inflasi Islam

Menurut Al-Maqrizi peristiwa inflasi merupakan sebuah fenomena alam

yang menimpa kehidupan masyarakat di seluruh dunia sejak masa dahulu

hingga sekarang. Inflasi, menurutnya, terjadi ketik harga-harga secara umum

mengalami kenaikan dan berlangsung terus-menerus. Pada saat ini, persediaan

barang dan jasa mengalami kelangkaan dan konsumen, karena sangat

41

Adiwarman Karim, Ekonomi Makro Islam (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2014), h.135.

Page 50: POTENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36960/2/ELSAHADA... · Syariah (BPRS) Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

35

membutuhkannya, harus mengeluarkan lebih banyak uang untuk sejumlah

barang dan jasa yang sama.42

Dalam uraian berikutnya, Al-Maqrizi membahas permasalahan inflasi

secara lebih mendetail. Ia mengklarifikasikan inflasi berdasarkan faktor

penyebabnya ke dalam dua hal, yaitu inflasi yang disebabkan oleh faktor

alamiah dan inflasi yang disebabkan oleh kesalahan manusia.

1. Inflasi Alamiah

Sesuai dengan namanya, inflasi ini disebabkan oleh berbagai macam

faktor alamiah yang tidak bisa dihindari umat manusia. Menurut Al-Maqrizi,

ketika suatu bencana alam terjadi, berbagai bahan makanan dan hasil bumi

lainnya mengalami gagal panen, sehingga persediaan barang-barang tersebut

mengalami penurunan yang sangat drastis dan terjadi kelangkaan. Ketika

terjadi kelangkaan otomatis harga-harga melambung tinggi. Akibatnya,

transaksi ekonomimengalami kemacetan, bahkan berhenti sama sekali, yang

pada akhirnya menimbulkan bencana kelaparan, wabah penyakit dan kematian

dikalangan masyarakat.Keadaan yang semakin memburuk tersebut memaksa

rakyat untuk menekan pemerintah agar segera memperhatikan keadaan

mereka. Untuk menanggulangi bencana itu, pemerintah mengeluarkan

sejumlah besar dana yang mengakibatkan perbendaharaan negara mengalami

penurunan drastis di sisi lain, pemerintah tidak memperoleh pemasukan yang

berarti. Dengan kata lain, pemerintah mengalami defisit anggaran dan negara,

baik secara politik, ekonomi, maupun sosial, menjadi tidak stabil yang

kemudian menyebabkan keruntuhan sebuah pemerintahan.

Natural Inflation (Inflasi Alamiah) dapat dibedakan berdasarkan

penyebabnya menjadi dua golongan yaitu sebagai berikut:

a) Akibat uang yang masuk dari luar negeri terlalu banyak, dimana nilai

ekspor (X) naik sedangkan nilai impor (M) turun, sehingga net export

42

AdiwarmanKarim, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam (Jakarta: PT.Raja Grafindo

Persada, 2004), h.390.

Page 51: POTENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36960/2/ELSAHADA... · Syariah (BPRS) Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

36

nilainya sangat besar, maka mengakibatkan naiknya Permintaan Agregatif

(AD).

b) Akibat dari turunnya tingkat produksi (AS) karena terjadi paceklik, perang,

ataupun embargo dan boycott. Secara grafis, hal ini dapat digrafikan sebagai

berikut:

2. Inflasi Karena Kesalahan Manusia

Selain faktor alam, Al-Maqrizi juga menyatakan bahwa inflasi dapat

terjadi akibat kesalahan manusia. Ia telah mengidentifikasi tiga hal yang baik

secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama menyebabkan terjadinya inflasi

ini. Ketiga hal tersebut adalah korupsi dan administrasi yang buruk, pajak

yang berlebihan dan peningkatan sirkulasi mata uang fulus.

Adapun dampak yang di timbulkan oleh inflasi adalah sebagai berikut :43

1. Dampak terhadap pendapatan (equity effect)

Efek terhadap pendapatan adalah terjadinya pendapatan yang tidak merata.

Ada yang dirugikan dan ada yang diuntungkan.

2. Dampak terhadap efisiensi (efficiency effect)

Inflasi dapat pula mengubah pola alokasi faktor-faktor produksi. Dengan

adanya inflasi permintaan akan barang tertentu mengalami kenaikan yang

lebih besar dari barang yang lain, yang kemudian produksi barang tersebut

mengalami kenaikan. Kenaikan produksi barang ini pada gilirannya akan

mengubah pola alokasi faktor produksi yang sudah ada.

3. Dampak terhadap ouput (output effect)

Disaat laju inflasi sangat tinggi maka akan mengurangi output nasional.

Karena dalam keadaan inflasi yang tinggi, nilai mata uang riil turun dengan

43

Ahmad Tabrizi, “ analisis pengaruh variabel makro terhadap non performing financing

bank umum syariah di Indonesia periode tahun 2005-2013” (Skripsi S1 universitas islam negeri

syarif hidayatullah Jakarta, 2014), h.38-39.

Page 52: POTENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36960/2/ELSAHADA... · Syariah (BPRS) Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

37

drastis, masyarakat cenderung tidak suka memegang uang kas, transaksi

mengarah kearah barter, yang biasanya diikuti dengan penurunan produksi

barang.

2. Hubungan Inflasi dan Pertumbuhan Ekonomi

Pada prinsipnya tidak semua inflasi berdampak negatif pada

perekonomian. Terutama jika terjadi inflasi ringan di bawah sepuluh persen.

Inflasi ringan justru dapat mendorong terjadinya pertumbuhan ekonomi. Hal

ini karena inflasi mampu memberi semangat pada pengusaha, untuk lebih

meningkatkan produksinya. Pengusaha bersemangat memperluas produksinya,

karena dengan kenaikan harga yang terjadi para pengusaha mendapat lebih

banyak keuntungan. Selain itu, peningkatan produksi memberi dampak positif

lain, yaitu tersedianya lapangan kerja baru. Inflasi akan berdampak negatif

jika nilainya melebihi sepuluh persen. Dengan adanya inflasi maka kenaikan

tingkat inflasi menunjukkan adanya suatu pertumbuhan perekonomian, namun

dalam jangka waktu panjang maka tingkat inflasi yang tinggi sangat

memberikan dampak yang sangat buruk. Dengan tingginya tingkatinflasi hal

ini yang menyebabkan barang domestik relatif lebih mahal bila dibadingkan

dengan harga barang import.44

Tingkat inflasi yang tinggi dan tidak stabil cenderung memberi dampak

negatif kepada kondisi sosial ekonom masyarakat yang pada akhirnya

mengganggu stabilitas perekonomian, sosial, politik, pertahanan dan kemanan

suatu negara. Dengan demikian, kestabilan inflasi sangat penting dan menjadi

syarat utama bagi pertumbuhan ekonomi yang positif dan

berkesinambungan,yang pada akhirnya memberikan manfaat bagi peningkatan

kesejahteraan masyarakat. Untuk itu, pentingnya pengawasan dan

pengendalian inflasi oleh berbagai pihak terutama oleh pemerintah.

44

Aziz Septiatin, dkk, “Pengaruh Inflasi Dan Tingkat Pengangguran Terhadap

Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia”. I-Economic, Vol. 2, 1, (2016), h.51-53.

Page 53: POTENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36960/2/ELSAHADA... · Syariah (BPRS) Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

38

Di Indonesia, pengendalian inflasi dilakukan oleh pemerintah dengan

koordinasi beberapa pihak sepert Bank Indonesia, Kementerian Keuangan,

Pemerintah Daerah (Provinsi, Kabupaten/Kota), lembaga keuangan dan pihak

perbankan baik itu BUMN ataupun swasta Salah satu kebijakan untuk

mengendalikan inflasi adalah penentuan BI Rate, kebijakan kestabilan

kurs, dan lain-lain.45

Selain mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, inflasi juga berdampak pada

perkembangan BPRS itu sendiri. Penjelasan Soebagio (2005) yang

menyatakan bahwa inflasi pada umumnya memberikan dampak yang kurang

baik pada perekonomian. Menurutnya sebagai akibat dari kepanikan

masyarakat dalam menghadapi kenaikan harga barang-barang yang naik terus

menerus dan perekonomian tidak berjalan normal, disatu sisi ada masyarakat

yang berlebihan memborong barang karena memiliki cukup uang dan

khawatir jika tidak segera dibelanjakan maka pembelanjaan selanjutnya akan

terkena biaya harga yang mahal, sementara yang kekurangan uang tidak dapat

membeli barang, akibatnya Negara rentan terhadap segala macam kekacauan

yang ditimbulkannya. Sebagai akibat kepanikan tersebut, masyarakat

cenderung untuk menarik tabungan guna membeli dan menumpuk barang

sehingga banyak bank yang di rush, akibatnya bank kekurangan dana dan

berdampak pada penutupan bank atau rendahnya dana investasi yang ada.46

Dan yang paling beresiko untuk BPRS adalah setelah inflasi masyarakat

sebagai debitur BPRS kehilangan kemampuannya untuk membayar angsuran

sebab sebagian besar atau bahkan seluruh penghasilannya sudah digunakan

untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga akibat dari harga-harga yang

meningkat. Maka ini akan meningkatkan angka Non Performing Financing

(NPF) pada BPRS. NPF yang tinggi akan berdampak pada performa BPRS

45

Lexy Janzen Sinay, “Pendekatan Vector Error Correction Model Untuk Analisis

Hubungan Inflasi, Bi Rate Dan Kurs Dolar Amerika Serikat”, Jurnal Barekeng, Vol. 8, 2, (2014),

h.10. 46

Ahmad Tabrizi, “ analisis pengaruh variabel makro terhadap non performing financing

bank umum syariah di Indonesia periode tahun 2005-2013” (Skripsi S1 universitas islam negeri

syarif hidayatullah Jakarta, 2014), h.54.

Page 54: POTENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36960/2/ELSAHADA... · Syariah (BPRS) Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

39

dimata masyarakat dan akan pada jangka waktu yang panjang berdampak pula

pada terhambatnya perkembangan BPRS.

H. Kajian Pustaka (Review Studi Terdahulu)

Tabel 2. 1Review Studi Terdahulu

No Peneliti Isi Perbedaan

1. Penulis:

Ali Rama

(Jurnal Signifikan

Vol.2 No. 1 April

2013, UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta)

Judul:

Perbankan Syariah

dan Pertumbuhan

Ekonomi Indonesia

Tahun:

2013

Tujuan:

Menguji secara empiris

hubungan dinamis antara

perkembangan perbankan

syariah (Bank Umum Syariah

dan Unit Usaha syariah), pasar

modal, perdagangan, inflasi

dan pertumbuhan ekonomi di

Indonesia dengan

menggunakan data time

series.

Metode Penelitian:

Model Vector Autoregression

Hasil:

Uji kausalitas granger

menunjukan bahwa terdapat

hubungan dua arah antara

pertumbuhan ekonomi dengan

bank syariah Indonesia.

Temuan ini sesuai dengan

hipotesis dua arah. Hasil VDs

menunjukan bahwa variasi

Penulis lebih

mengkhususkan

kembali yang

menjadi objek

penelitian, yaitu

BPRS. Hal ini

dikarenakan

karakteristik Bank

Umum Syariah dan

Unit Usaha Syariah

berbeda dengan

Bank Pembiayaan

Rakyat Syariah.

Variabel yang

dipakai pun

berbeda. Serta ada

penambahan dalam

metode yang

dipakai. Yaitu

Impulse Respon

Function (IRF) dan

Variance

Decompotion

(VD).

Page 55: POTENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36960/2/ELSAHADA... · Syariah (BPRS) Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

40

pertumbuhan ekonomi sangat

tergantung pada variasinya

sendiri. Penelitian ini juga

menemukan bahwa variasi

pembiayaan bank syariah

dapat menjelaskan secara

signifikan variasi

pertumbuhan ekonomi.

2. Penulis:

Inggrid

(Jurnal Manajemen

dan Kewirausahaan

Vol.8, No.1, Maret

2006:40-50)

Judul:

Sektor Keuangan dan

Pertumbuhan

Ekonomi di Indonesia:

Pendekatan

Kausalitas dalam

Multivariate Vector

Error Correction

Model (VECM)

Tahun:

2006

Tujuan:

Menginvestigasi peranan

sektor keuangan dalam

memicu pertumbuhan

ekonomi di negara

berkembang, seperti

Indonesia.

Metode Penelitian:

Kausalitas dalam Multivariate

Vector Error Correction

Model (VECM)

Hasil:

Dalam jangka panjang,

terdapat hubungan

ekuilibrium antara

perkembangan sektor

keuangan dan output riil. Uji

kausalitas Granger

menunjukkan bi-directional

causality diantaraoutput riil

Variabel dan

Obyek yang

digunakan berbeda.

Serta ada

penambahan dalam

metode yang

dipakai. Yaitu

Impulse Respon

Function (IRF) dan

Variance

Decompotion

(VD).

Page 56: POTENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36960/2/ELSAHADA... · Syariah (BPRS) Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

41

dan volume kredit serta one-

way causality yang berasal

dari spread menuju output riil.

Hasil dari Vector Error

Correction Model (VECM)

cenderung mendukung

hipotesis bahwa sistem

keuangan dapat menjadi

mesin pertumbuhan di negara

ini.

3. Penulis:

M. PutraRizki

Fakhrudin

(Jurnal ekonomi dan

Kebijakan Publik

Volume 2 Nomor 1,

Mei 2015 ISSN. 2442-

7411)

Judul:

Intermediasi

Perbankan Syariah

Terhadap

Pertumbuhan

Ekonomi Indonesia

Tahun:

2015

Tujuan:

Menginvestigasi fungsi

intermediasi Perbankan

Syariah terhadap pertumbuhan

ekonomi diIndonesia dalam

periode penelitian 2000:Q4

sampai 2012:Q4.

Metode Penelitian:

Model VECM (Vector Error

Correction Model)

Hasil:

Hasil penelitian menunjukkan

bahwa pembiayaan yang

disalurkan oleh perbankan

syariah berpengaruh terhadap

pertumbuhan sektor riil,

pertumbuhan ekonomi dan

Variabel dan

Obyek yang

digunakan

berbeda. Periode

yang digunakan

lebih lama karena

menggunakan

bulanan dan VAR

ata VECM lebih

baik jika

digunakan dalam

periode yang lebih

lama.

Page 57: POTENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36960/2/ELSAHADA... · Syariah (BPRS) Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

42

perkembangan SBIS.

4. Penulis:

Fiqi Asta Caraka

(Skripsi Jurusan

Keauangan Syariah

Faultas konomi dan

Bisnis

IslamUniversitas

Islam Negeri Sunan

Kalijaga Yogyakarta)

Judul :

Kontribusi Sektor

Perbankan Syariah

Terhadap

Pertumbuhan konomi

di Indonesia Periode

Tahun 2004:1-2013:4

Tahun:

2016

Tujuan:

Menganalisis hubungan

(kontribusi) kausalitas

pembiayan Bank Syariah,

Jumlah Deposit, dan Jumlah

Aset dengan pertumbuhan

ekonomi Indonesia.

Metode Penelitian:

Model Granger Causality

Hasil:

Hasil analisis Granger

Causality ada hubungan

(kontribusi) kausalitas antara

pembiyaaan Bank Syariah

dengan pertumbuhan ekonomi

Indonesia.

Penelitian ini tidak

hanya melihat dari

uji kausalitasnya

saja tetapi juga

Impulse Respon

Function (IRF)

dan Variance

Decompotion

(VD)

Dari VAR/VECM.

Dan ada

penambahan

variabel yaitu

variabel inflasi

sebagai variabel

kontrol.

5. Penulis:

Departemen

Pengembangan

Pengawasan dan

Manajemen Krisis

(Otoritas Jasa

Keuangan)

Tujuan:

Penelitian ini dilakukan dalam

dua tahapan, yaitu: 1)

menganalisis bagaimana

semua kredit sektor produktif

(17 sektor menurut klasifikasi

SPI) berdampak

pada pertumbuhan ekonomi

Variabel yang

digunakan tidak

hanya berfokus

pada pembiayaan

tetapi juga DPK

dan aset sebagai

cerminan

pertumbuhan

Page 58: POTENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36960/2/ELSAHADA... · Syariah (BPRS) Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

43

Judul :

Potensi Pertumbuhan

Ekonomi ditinjau dari

Penyaluran Kredit

Perbankan Kepada

Sektor Prioritas

Ekonomi Pemerintah

Tahun:

2015

secara nasional. 2)

menganalisis dampak kredit

sektor prioritas sesuai agenda

pembangunan nasional

(pertanian, perikanan,

konstruksi,

pertambangan dan industri

pengolahan) terhadap

pertumbuhan ekonomi

regional tingkat

provinsi.

Metode Penelitian:

Analisis pada tahapan pertama

dilakukan menggunakan

metode analisis runtun

waktu (time series analysis)

berbasis model VAR (vector

autoregressive), sedangkan

tahapan kedua menerapkan

analisis data panel terhadap

data panel provinsi yang

bersifattriwulanan dari

triwulan pertama tahun 2010

hingga triwulan keempat

tahun 2014.

Hasil:

Hasil empiris pada tahapan

pertama tidak menunjukkan

tanda hubungan

BPRS. Dan sektor

yang digunakan

tidak keseluruhan

sektor ekonomi

melainkan BPRS

saja.

Page 59: POTENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36960/2/ELSAHADA... · Syariah (BPRS) Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

44

yang stabil antara kredit

sektor prioritas terhadap

pertumbuhan ekonomi secara

nasional. Dan tahapan kedua

lebih dapat terlihat

dampaknya sesuai

provinsinya.

I. Kerangka Pemikiran

Peranan sektor keuangan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi.

Seperti yang dijelaskan pada latar belakang penelitian ini Badan Pusat Statistik

(BPS) merilis data bahwa pada 2016 sektor produksi yang paling berkontribusi

adalah jasa keuangan dan asuransi. Dan meskipun BPRS bergerak pada industri

kecil menegah namun, dengan pengelolaan yang baik dan penanganan

permasalahan yang tepat maka tidak menutup kemungkinan bahwa BPRS juga

berpotensi memiliki kontribusi untuk pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

Karena dalam pembangunansuatu Negara diperlukan pergerakan yang tidak

hanya timbul dari industri besar tetapi industri kecil yang dilakukan secara masal

dan bersama-sama juga akan memiliki pengaruh besar terlebih lagi Indonesia

sudah memasuki Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) sejak tahun 2015 lalu. Maka

diperlukan lembaga keuangan yang dapat membuat masyarakat lebih bankable

dalam memenuhi kebutuhan modalnya sehingga dapat bertahan dalam persaingan

pasar bebas ini.

Maka dalam penelitian ini akan dianalisis potensi Bank Pembiayaan Rakyat

Syariah (BPRS) dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi indonesia periode

tahun 2010-2016. Dengan menggunakan 4 (empat) variabel independen yaitu total

pembiayaan, total dana pihak ketiga, total aset sebagai cerminan dari BPRS dan

variabelkontrol yang digunakan adalah inflasi. Sedangkan untuk mencerminkan

pertumbuhan ekonomi maka digunakan variabel dependen yaitu Produk Domestik

Page 60: POTENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36960/2/ELSAHADA... · Syariah (BPRS) Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

45

Bruto (PDB) dan metode statitstik yang digunakan adalah VAR atau VECM.

Berikut tahapan penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2. 1Sistem kerangka pemikiran

Input Data time series LNPDB (Y), LNTP(X1), LNDPK(X2), LNASET(X3),

INF (X4) periode 2010-2016

Uji

Unit

Root

Stasionaritas

pada level

Stasionaritas

pada 1st

Difference

Uji Lag

Optimu

m

Uji Kointegrasi VECM

VAR 1st

Difference

1. Impulse

Respon

Function

(IRF)

2. Variance

Decompotion

(VD)

Analisis dan Kesimpulan

Tidak Iya

a

Tidak

Iya

Uji

Kausalitas

Page 61: POTENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36960/2/ELSAHADA... · Syariah (BPRS) Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

46

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN DAN GAMBARAN UMUM

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini membahas mengenai pengaruh variabel internal yang

merupakan kondisi dari pertumbuhan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS)

seluruh Indonesia yaitu variabel Total Pembiayaan (LNTP), Total Dana Pihak

Ketiga (LNDPK) dan Total Aset (LNASET) terhadap pertumbuhan ekonomi yang

dicerminkan oleh nilai Produk Domestik Bruto (LNPDB) Indonesia dengan

variabel Inflasi sebagai Variabel Kontrol.

B. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui beberapa

cara yaitu :

1. Studi kepustakaan (Library Research)

Penelitian kepustakaan bertujuan untuk mendapatkan landasan dan konsep

yang kuat agar dapat memecahkan permasalahan. Penelitian kepustakaan

dilakukan dengan mengumpulan literatur-literatur ilmiah, buku-buku, artikel

dan jurnal yang terkait penelitian ini.

2. Penelitian lapangan (Field Research)

Data sekunder internal yang terkait Bank Pembiayaan Rakyat Syariah

(BPRS) pada penelitian ini diperoleh dari Statistik Perbankan Indonesia mulai

dari Januari 2010 sampai dengan Desember 2016 yang dapat dilihat dari

laporan Publikasi Otoritas Jasa Keuangan. Untuk variabel eksternal yang

terkait yaitu Produk Domestik Bruto (PDB) dan Inflasi dapat dilihat dari situs

Badan Pusat Statistik.

Page 62: POTENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36960/2/ELSAHADA... · Syariah (BPRS) Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

47

C. Sumber data

Penelitian ini menggunakan data sekunder yang bersifat kuantitatif dengan

bentuk deret waktu (time series) dalam periode Januari 2010 sampai Desember

2016 yang bersumber dari laporan dan data yang dipublikasikan berbagai pihak,

ditunjukan pada tabel berikut:

Tabel 3.1 Data Penelitian, Simbol, Dan Sumber Data

No Data Simbol Sumber Data

1 Produk Domestik Bruto LNPDB Badan Pusat Statistik

2 Total Pembiayaan LNTP Otoritas Jasa Keuangan

3 Total Dana Pihak Ketiga LNDPK Otoritas Jasa Keuangan

4 Total Aset LNASET Otoritas Jasa Keuangan

5 Inflasi INF Badan Pusat Statistik

Semua data tersebut dapat diakses pada website masing-masing instansi.

Data yang bersumber dari Otoritas Jasa Keuangan merupakan laporan Statistik

Perbankan Indonesia periode tahun 2010 sampai tahun 2016. Dan data yang

bersumber dari Badan Pusat Statistik merupakan laporan Produk Domestik Bruto

dengan Harga Konstan dan Inflasi periode tahun 2010 sampai tahun 2015.

Semua data yang tersedia memiliki periode bulanan terkecuali Produk

Domestik Bruto (PDB) diperlukan interpolasi data menjadi periode bulanan agar

sesuai dengan data pada Statistik Perbankan Indonesia dengan menggunakan

software eviews 9. Dan untuk Variabel Produk Domestik Bruto, Total

Pembiayaan, Total Dana Pihak Ketiga,dan Total Aset terlebih dahulu di

transformasikan ke dalam bentuk Logaritma Natural menggunakan Microsoft

Excel 2007.

Page 63: POTENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36960/2/ELSAHADA... · Syariah (BPRS) Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

48

D. Variabel Penelitian

Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris, maka harus

dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel. Dalam pengertian

lain dikatakan bahwa variabel adalah simbol atau konsep yang diasumsikan

seperangkat nilai. Dan variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

1. Variabel terikat (Dependent Variabel)

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain yang

sifatnya tidak dapat berdiri sendiri. Variabel dependen ini merupakan variabel

yang diamati dan diukur untuk menentukan pengaruh yang disebabkan oleh

variabel bebas.47

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Produk Domestik Bruto

(LNPDB). Produk Domestik Bruto (PDB) merupakan istilah lain dari

pendapatan nasional yang dapat dijadikan cerminan untuk mengetahui

pertumbuhan ekonomi suatu Negara.

2. Variabel bebas (Independent Variabel)

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel lain. Variabel

bebas merupakan variabel yang variabelnya diukur, dimanipulasi atau dipilih

oleh peneliti untuk menemukan hubungannya dengan suatu gejala yang

diobservasi48

.Variabel bebas dalam penelitian ini adalah :

a. Total Pembiayaan (LNTP)

b. Total Dana Pihak ketiga (LNDPK)

c. Total Aset (LNASET)

d. Inflasi (INF)

47

Sakita Laksmi Dewi dan Ida Nagus Putu Purbadharmaja, “Pengaruh PAD, PMA dan

Inflasi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Bali”,Jurnal Ekonomi, Vol.2, 11, (2013), h.492. 48

Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, (Yogyakarta: Graha

Ilmu, 2006), h.54.

Page 64: POTENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36960/2/ELSAHADA... · Syariah (BPRS) Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

49

E. Metode analisis

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisa

deskriptif. Tujuan analisa deskriptif adalah untuk menggambarkan sifat suatu

keadaan yang sementara berjalan pada saat penelitian dilakukan, dan memeriksa

sebab-sebab dari suatu gejala tertentu.49

1. Uji Stasioneritas

Salah satu konsep penting yang harus diingat dalam analisa menggunakan

data time series adalah kondisi data yang stasioner atau tidak stasioner. Jika

estimasi dilakukan dengan menggunakan data yang tidak stasioner maka akan

memberikan hasil regresi yang palsu atau disebut sebagai spurious

regression50

suatu variabel dikatakan stasioner jika nilai rata-rata, varians, dan

kovariansnya selalu konstan pada setiap titik waktu.

Prosedur untuk mengetahui data stasioner atau tidak dengan cara

membandingkan antara nilai statistik ADF atau PP dengan nilai kritis

distribusi Mac Kinon. Nilai statistik ADF atau PP lebih besar dari nilai

kritisnya, maka data yang diamati menunjukan stasioner dan jika sebaliknya

nilai statistic ADF atau PP lebih kecil dari nilai kritisnya. Dan penelitian ini

menggunakan Augmented Dickey Fuller (ADF) dengan menggunakan uji akar

unit (unit root test) pada derajat yang sama (level atau difference) hingga

diperoleh data yang stasioner. Nilai kritis yang digunakan adalah 5% dan

10%.

Dengan hipotesis sebagai berikut :

H0: data tidak stasioner

H1: data stasioner

Mengikuti pernyataan bahwa :

49

Consuelo G. Sevilla, dkk,Pengantar Metode Penelitian (Jakarta : UI-Press, 2006), h.71. 50

Damodar N. Gujarati, Dasar-dasar Ekonometrika Jilid 2 (PT. Gelora Aksara Pratama,

2006), h.166.

Page 65: POTENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36960/2/ELSAHADA... · Syariah (BPRS) Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

50

1) Nilai t-statistik ADF < nilai kritis ADF pada level 5% dan 10% maka H0

diterima

2) Nilai t-statistik ADF > nilai kritis ADF pada level 5% dan 10% maka H1

diterima

Cara lain dalam menentukan data yang sudah stasioner atau belum adalah

dengan melihat probabilitasnya, apabila lebih kecil dari 0,05 maka data sudah

stasioner.51

Variabel yang stasioner pada tingkat level akan berujung pada

penggunaan VAR dengan metode standar. Sementara data yang non stasioner

pada tingkat level dapat dijadikan stasioner melalui proses differensiasi agar

data menjadi stasioner dan berimplikasi pada bentuk VECM. Karena itulah

pengujian stasioneritas memegang peranan penting dalam tahapan estimasi

dengan menggunakan metode VAR.52

3. Uji panjang lag optimal

Estimasi VAR atau VECM sangat peka terhadap panjang lag yang

digunakan. Penentuan jumlah lag (ordo) yang akan digunakan dalam model

VAR atau VECM dapat ditentukan berdasarkan kriteria final prediction error

(FPE), akaike Information criterion (AIC), schwarz Information criterion

(SC) dan hanna-quinn information criterion (HQ).

Pengujian panjang lag optimal sangat berguna untuk menghilangkan

masalah outokorelasi dalam sistem VAR atau VECM, sehingga digunakannya

lag optimal diharapkan tidak lagi muncul masalah outokorelasi. 53

Selain itu

uji lag digunakan untuk menentukan panjang lag optimum yang akan

digunakan untuk analisis selanjutnya. Dan uji lag yang digunakan penelitian

ini adalah uji Lag Length Criteria.

51

Rahmi Rahmawati, “Pengaruh Faktor Makroekonomi Terhadap Kinerja Keuangan

Perbankan Syariah di Indonesia”. (Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016), h.63. 52

Andrian Tony Prakoso, “Analisis Hubungan Perdagangan Internasional dan FDI

Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia”, (Skripsi S1 Universitas Indonesia, 2009), h.65. 53

Aam Slamet Rusydiana, “Hubungan Antara Perdagangan Internasional, Pertumbuhan

Ekonomi Dan Perkembangan Industri Keuangan Syariah Di Indonesia”. Jurnal Islamic Finance

& Business Review, Vol.4, 1, (2009), h.53.

Page 66: POTENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36960/2/ELSAHADA... · Syariah (BPRS) Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

51

4. Uji kointegrasi

Jika data tidak stasioner pada level tetapi stasioner pada proses diferensi

data, maka dilakukan uji kointegrasi. Apabila terjadi kointegrasi maka

modelnya adalah Vector error correction model (VECM). Jika tidak terjadi

kointegrasi maka disebut model VAR dengan data direfensi (VAR

indifference).

Uji kointegrasi bertujuan untuk menentukan apakah peubah-peubah yang

tidak stasioner mengalami kointegrasi atau tidak. Untuk menguji terjadinya

kombinasi peubah yang tidak stasioner mengalami kointegrasi, pengujian

yang dapat dilakukan adalah uji kointegrasi Engle-Granger, Johansen,

maupun Durbin Watson. Pengujian-pengujian tersebut dilakukan untuk

mendapatkan hubungan jangka panjang antara peubah yang telah memenuhi

persyaratan dalam proses integrasi, di mana semua peubah telah stasioner

pada derajat yang sama yaitu first difference. Uji kointegrasi dapat dijadikan

dasar penentuan persamaan estimasi yang digunakan memiliki keseimbangan

jangka panjang atau tidak. Apabila persamaan estimasi lolos dari uji ini maka

persamaan estimasi tersebut memiliki keseimbangan jangka panjang.

Metode yang dapat digunakan dalam menguji keberadaan kointegrasi ini

adalah metode Johansen Cointegration. Metode Johansen Cointegration

mengintegrasikan persamaan dinamik jangka panjang dan jangka pendek

dalam satu kesatuan. Metode ini juga dapat menentukan jumlah vector

kointegrasi atau jumlah persamaan keseimbangan jangka panjang.54

5. Uji kausalitas

Uji kausalitas digunakan untuk mengevaluasi kemampuan peramalan dari

satu peubah deret waktu pada periode sebelumnya terhadap peubah deret

waktu lainnya pada periode saat ini. Atau dengan kata lain seperti yang

54

Ris Yuwono Yudo Nugroho, “Analisis Faktor-faktor Penentu Pembiayaan Perbankan

Syariah di Indonesia : Aplikasi Model Vector Error Correction”,(Tesis. Institut Pertanian Bogor,

2009), h.77.

Page 67: POTENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36960/2/ELSAHADA... · Syariah (BPRS) Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

52

dikatakan Berg dan Lewer ( 2007 ) Uji kausalitas digunakan untuk

menentukan arah kausalitas (sebab-akibat) antara dua variabel dengan

meregresikan nilai saat ini dari salah satu variabel pada nilai lag dari variabel

lainnya Jika kausalitas hanya terjadi satu arah, maka disebut kausalitas searah

(unidirectional causality), sedangkan koefisien yang signifikan untuk

keduanya disebut kausalitas dua arah (bi-directional causality).55

Maka dapat di peroleh hipotesis sebagai berikut :

H0 : Tidak adanya kausalitas diantara variabel

H1 : adanya hubungan kausalitas diantara variabel

Dengan ketentuan :

a) jika nilai probability > 0.05 = H0 diterima dan H1 ditolak

b) jika nilai probability < 0.05 = H0 ditolak dan H1 diterima

Dan penelitian ini menggunakan metode Granger Causality untuk menguji

kausalitas antar variabelnya.

6. Estimasi Vector error correction model (VECM)

Hasil series stasioner akan berujung pada penggunaan VAR dengan

metode standard dan series yang non stasioner akan berujung pada

penggunaan VAR, yaitu VAR dalm bentuk difference atau VECM.

a. VAR in Difference

Dalam banyak kasus data time series seringkali menunjukkan tidak

stasioner. Bila hal ini terjadi maka kita perlu melakukan uji stasioneritas

data pada tingkat differensi. Ketika uji stasioneritas data differensi ini

menghasilkan data differensi yang stasioner, namun secara teoritis tidak

terjadi hubungan antar variabel karena tidak menunjukkan adanya

kointegrasi maka modelnya disebut dengan VAR in Difference.

55

Dina Acyuninda dan Umanto Eko P. “Analisis Hubungan Antara Inflasi Dan

Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia Menggunakan Pendekatan Kointegrasi Dan Kausalitas

Granger Pada Periode 2000-2012 “ (Ilmu Administrasi Niaga, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik, Fisip UI, 2013), h.12.

Page 68: POTENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36960/2/ELSAHADA... · Syariah (BPRS) Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

53

b. Vector Error Correction Model (VECM)

Model VECM digunakan apabila data time series tidak stasioner pada

level, tetapi stasioner pada data differensi dan terkointegrasi sehingga

menunjukkan adanya hubungan teoritis antar variabel. Adanya kointegrasi

ini maka model VECM disebut model VAR yang teristriksi.56

7. Analisis Impuls Response Function (IRF)

Analisis IRF adalah metode yang digunakan untuk menentukan respon

suatu variabel endogen terhadap guncangan (shock) variabel tertentu. IRF

juga digunakan untuk melihat guncangan dari satu variabel lain dan berapa

lama pengaruh tersebut terjadi.

Melalui IRF, respon sebuah perubahan independen sebesar satu standar

deviasi dapat ditinjau. IRF menelusuri dampak gangguan sebesar satu standar

kesalahan (standard error) sebagai inovasi pada sesuatu variabel endogen

terhadap variabel endogen yang lain. Suatu inovasi pada satu variabel, secara

langsung akan berdampak pada variabel yang bersangkutan, kemudian

dilanjutkan ke semua variabel endogen yang lain melalui struktur dinamik

dari VAR. 57

8. Analisis Variance Decomposition (VD)

Forecast Error Variance Decomposition (FEVD) atau dekomposisi ragam

kesalahan peramalan menguraikan inovasi pada suatu variabel terhadap

komponen-komponen variabel yang lain dalam VAR. Informasi yang

disampaikan dalam FEVD adalah proporsi pergerakan secara berurutan yang

diakibatkan oleh guncangan sendiri dan variabel lain.

56

Ribut Wahyudi, “Analisis Vector Auto Regressive (VAR) Transaksi Instrumen Moneter

Syariah Terhadap Kinerja Perbankan Syariah di Indonesia”, (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan

Bisnis UIN Syarif Hidyatullah Jakarta, 2009), h. 45. 57

Ris Yuwono Yudo Nugroho, “Analisis Faktor-faktor Penentu Pembiayaan Perbankan

Syariah di Indonesia : Aplikasi Model Vector Error Correction”,h.79.

Page 69: POTENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36960/2/ELSAHADA... · Syariah (BPRS) Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

54

FEVD juga digunakan untuk menghitung dan menganalisis seberapa besar

pengaruh acak guncangan dari peubah tertentu terhadap peubah endogen.

FEDV menghasilkan informasi mengenai relatif pentingnya masing-masing

inovasi acak atau seberapa kuat komposisi dari peranan peubah tertentu

terhadap peubah lainnya dalam model VAR. dengan metode ini pula dapat

ditinjau kekuatan dan kelemahan dari masing-masing peubah dalam

mempengaruhi peubah lainnya dalam kurun waktu yang panjang. 58

F. Model Penelitian

Pada penelitian ini masih terdapat dua kemungkinan, memakai metode VAR

atau VECM. Jika tidak terjadi kointegrasi maka yang digunakan adalah VAR. dan

jika terjadi kointegrasi maka yang digunakan adalah VECM. Adapun model

umum yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut :

LNPDBt=ƒ(LNTPt, LNDPKt, LNASETt,INFt)………………………………(3.1)

Dimana :

LNPDB : Produk Domestik Bruto

LNTP : Total Pembiayaan

LNDPK : Total Dana Pihak Ketiga

LNASET : Total Aset

INF : Inflasi

G. Hipotesis Penelitian

Sehubungan dengan permasalahan penelitian ini, maka hipotesisnya adalah :

1. Hubungan kausalitas antara variabel Total Pembiayaan (LNTP), Total Dana

Pihak Ketiga (LNDPK), Total Aset (LNASET), Inflasi(INF) dan Produk

Domestik Bruto (LNPDB).

58

Ibid, 79

Page 70: POTENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36960/2/ELSAHADA... · Syariah (BPRS) Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

55

H0 : Tidak ada hubungan kausalitas antara variabel Total Pembiayaan

(LNTP), Total Dana Pihak Ketiga (LNDPK) , Total Aset (LNASET),

Inflasi (INF) dan Produk Domestik Bruto (LNPDB).

H1 : Ada hubungan kausalitas antara variabel Total Pembiayaan

(LNTP), Total Dana Pihak Ketiga (LNDPK) , Total Aset (LNASET),

Inflasi (INF) dan Produk Domestik Bruto (LNPDB).

2. Pengaruh Jangka Pendek dan Jangka PanjangTotal Pembiayaan (LNTP), Total

Dana Pihak Ketiga (LNDPK) , Total Aset (LNASET), Inflasi (INF) terhadap

Produk Domestik Bruto (LNPDB).

H0 : Total Pembiayaan (LNTP), Total Dana Pihak Ketiga (LNDPK) , Total

Aset (LNASET), Inflasi (INF) tidak berpengaruh secara signifikan

terhadap Pertumbuhan Ekonomi dengan melihat Produk Domestik Bruto

(LNPDB).

H1 : Total Pembiayaan (LNTP), Total Dana Pihak Ketiga (LNDPK) , Total

Aset (LNASET), Inflasi (INF) berpengaruh secara signifikan

terhadap Pertumbuhan Ekonomi dengan melihat Produk Domestik Bruto

(LNPDB).

3. Dugaan Respon guncangan (shock) Total Pembiayaan (LNTP), Total Dana

Pihak Ketiga (LNDPK) , Total Aset (LNASET), Inflasi (INF) terhadap

Pertumbuhan Ekonomi dengan melihat Produk Domestik Bruto (LNPDB).

H0 : Diduga guncangan (shock) yang terjadi pada variabel Total

Pembiayaan (LNTP), Total Dana Pihak Ketiga (LNDPK) , Total Aset

(LNASET), Inflasi (INF) tidak di respon oleh Pertumbuhan Ekonomi

dengan melihat Produk Domestik Bruto (PDB),

H1 : Diduga guncangan (shock) yang terjadi pada variabel Total Pembiayaan

(LNTP), Total Dana Pihak Ketiga (LNDPK) , Total Aset (LNASET),

Inflasi (INF) di respon oleh Pertumbuhan Ekonomi dengan melihat

Produk Domestik Bruto (PDB)

4. Besaran Kontribusi Total Pembiayaan (LNTP), Total Dana Pihak Ketiga

(LNDPK) , Total Aset (LNASET), Inflasi (INF) terhadap Pertumbuhan

Ekonomi dengan melihat Produk Domestik Bruto (LNPDB).

Page 71: POTENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36960/2/ELSAHADA... · Syariah (BPRS) Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

56

H0 : Tidak memiliki Kontribusi Total Pembiayaan (LNTP), Total Dana Pihak

Ketiga (LNDPK), Total Aset (LNASET), Inflasi (INF) tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi dengan

melihat Produk Domestik Bruto (LNPDB).

H0 : Memiliki Kontribusi Total Pembiayaan (LNTP), Total Dana Pihak

Ketiga (LNDPK), Total Aset (LNASET), Inflasi (INF) tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi dengan

melihat Produk Domestik Bruto (LNPDB).

Page 72: POTENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36960/2/ELSAHADA... · Syariah (BPRS) Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

57

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Data Penelitian

Pada bab ini akan dilakukan analisis data pada obyek penelitian Bank

Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Indonesia periode Januari 2010 sampai

Desember 2016 sesuai dengan tahapan yang berlaku. Pengolahan data pada

penelitian ini dilakukan menggunakan bantuan Eviews 9 dan Microsoft Excel

2007, untuk dapat mengolah data dan memperoleh hasil dari variabel-variabel

yang digunakan.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel Produk Domestik

Bruto (LNPDB), Total Pembiayaan (LNTP), Total Dana Pihak Ketiga (LNDPK),

Total Aset (LNASET) dan Inflasi (INF) yang didapatkan dari situs resmi Badan

Pusat Statistik (BPS) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Dan berikut adalah

penjabaran data yang digunakan :

1. Variabel terikat (Dependent Variable)

Tabel 4. 1 Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia Sesudah di

Interpolasi dan LN

Periode 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

Januari 4.766 4.789 4.809 4.827 4.844 4.860 4.876

Februari 4.771 4.791 4.811 4.829 4.845 4.861 4.877

Maret 4.775 4.794 4.814 4.832 4.848 4.864 4.880

April 4.780 4.800 4.820 4.838 4.854 4.870 4.887

Mei 4.784 4.804 4.824 4.842 4.858 4.874 4.891

Juni 4.788 4.808 4.828 4.846 4.862 4.878 4.894

Juli 4.795 4.815 4.834 4.852 4.868 4.883 4.900

Agustus 4.797 4.817 4.836 4.854 4.870 4.885 4.902

September 4.797 4.816 4.835 4.853 4.869 4.885 4.901

Oktober 4.790 4.810 4.829 4.847 4.863 4.880 4.899

Page 73: POTENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36960/2/ELSAHADA... · Syariah (BPRS) Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

58

November 4.789 4.808 4.827 4.845 4.862 4.879 4.896

Desember 4.789 4.808 4.827 4.845 4.861 4.878 4.890 Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS) (data diolah)

Data tersebut adalah data Produk Domestik Bruto (PDB) yang sudah di

interpolasi menggunakan Eviews 9 dan ditransformasikandalam bentuk Logaritma

Natural (LN) menggunakan Microsoft Excel 2007 dan data tersebut diatas yang

digunakan dalam penelitian ini. Berikut adalah data asli yang diperoleh dari

Badan Pusat Statistik (BPS) dengan periode triwulan :

Tabel 4. 2 Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia Sebelum Interpolasi dan

di LN

(Dalam Miliar Rupiah)

Periode 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

Triwulan 1 1,642,356.30 1,748,731.20 1,855,580.20 1,958,395.50 2,058,584.90 2,157,848.00 2,264,089.70

Triwulan 2 1,709,132.00 1,816,268.20 1,929,018.70 2,036,816.60 2,137,385.60 2,238,761.70 2,354,797.70

Triwulan 3 1,775,109.90 1,881,849.70 1,993,632.30 2,103,598.10 2,207,343.60 2,312,640.00 2,428,569.90

Triwulan 4 1,737,534.90 1,840,786.20 1,948,852.20 2,057,687.60 2,161,552.50 2,273,261.60 2,385,577.10

Rata-rata 1,716,033.28 1,821,908.83 1,931,770.85 2,039,124.45 2,141,216.65 2,245,627.83 2,358,258.60

Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS)

Selama periode penelitian jumlah Produk Domestik Bruto (PDB)

Indonesia cenderung menunjukkan trend yang terus meningkat setiap periodenya.

Tercatat diawal periode penelitian sebesar Rp 1,642,356.30 miliar dan diakhir

periode sebesar Rp 2,273,261.60 miliar. Trend meningkat ini juga terlihat dari

rata-rata setiap periodenya yang tidak fluktuatif melainkan terus tumbuh keatas.

Meskipun sebenarnya pada periode triwulan 3 ke triwulan 4 di tahun 2015 dan

tahun 2016 mengalami sedikit penurunan.

Trend meningkatnya jumlah Produk Domestik Bruto (PDB) bisa

disebabkan dari beberapa faktor, karena ada banyak sekali literatur-literatur yang

menginformasikan faktor-faktor yang mempengaruhi Produk Domestik Bruto

(PDB). Teori faktor-faktor yang mempengaruhi Produk Domestik Bruto (PDB)

yang paling umum diketahui ialah teori ekonomi makro yang menyatakan bahwa

pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh konsumsi (c), pengeluaran pemerintah

Page 74: POTENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36960/2/ELSAHADA... · Syariah (BPRS) Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

59

(G), Investasi (I), dan Net Ekspor (X-M). Namun tidak sedikit pula yang

menyatakan sektor keuangan menjadi salah satu faktor pentingnya. Maka dari itu

penelitian ini dilakukan dengan obyek sektor keuangan yang lainnya yaitu Bank

Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS).

2. Variabel bebas (Independent Variable)

a. Total Pembiayaan (LNTP)

Tabel 4. 3 Total Pembiayaan Bank Rakyat Syariah (BPRS) Indonesia

Sesudah di LN

Periode 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

Januari 7.37 7.642 7.911 8.179 8.395 8.518 8.656

Februari 7.411 7.669 7.944 8.205 8.42 8.536 8.675

Maret 7.433 7.68 7.976 8.229 8.441 8.559 8.695

April 7.471 7.704 8.005 8.267 8.461 8.58 8.721

Mei 7.505 7.745 8.041 8.302 8.474 8.601 8.752

Juni 7.536 7.796 8.077 8.333 8.486 8.624 8.774

Juli 7.563 7.818 8.106 8.357 8.487 8.622 8.765

Agustus 7.578 7.854 8.113 8.353 8.486 8.633 8.777

September 7.591 7.849 8.133 8.37 8.501 8.64 8.772

Oktober 7.622 7.871 8.15 8.379 8.507 8.645 8.779

November 7.621 7.898 8.169 8.393 8.513 8.655 8.793

Desember 7.63 7.892 8.176 8.397 8.518 8.66 8.804 Sumber : Otoritas Jasa Keuangan (OJK) (data diolah)

Tabel diatas adalah tabel data Total Pembiayaan yang sudah di LN kan

menggunakan Microsoft Excel 2007. Dan data tersebut yang digunakan dalam

penelitian ini. Sedangkan data asli yang di peroleh dari Otoritas Jasa Keuangan

(OJK) dalam Statistik Perbankan Indonesia periode 2010 sampai 2016 adalah

sebagai berikut:

Tabel 4. 4 Total Pembiayaan Bank Rakyat Syariah (BPRS) Indonesia

Sebelum di LN

(Dalam Miliar Rupiah)

Periode 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

Januari 1,587 2,084 2,727 3,566 4,423 5,004 5,745

Februari 1,654 2,140 2,819 3,658 4,539 5,093 5,857

Page 75: POTENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36960/2/ELSAHADA... · Syariah (BPRS) Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

60

Maret 1,691 2,164 2,910 3,749 4,635 5,216 5,971

April 1,757 2,217 2,997 3,892 4,727 5,326 6,133

Mei 1,817 2,311 3,106 4,033 4,789 5,436 6,325

Juni 1,874 2,432 3,218 4,160 4,845 5,562 6,464

Juli 1,926 2,486 3,314 4,261 4,850 5,554 6,408

Agustus 1,954 2,577 3,336 4,241 4,846 5,615 6,486

September 1,980 2,563 3,405 4,316 4,918 5,655 6,448

Oktober 2,042 2,620 3,465 4,354 4,948 5,683 6,494

November 2,041 2,692 3,530 4,414 4,980 5,741 6,591

Desember 2,060 2,676 3,554 4,433 5,005 5,765 6,663 Sumber : Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

Tabel 4.4 menunjukkan selama periode penelitian Total Pembiayaan Bank

Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) cenderung menunjukkan trend yang terus

meningkat setiap periodenya. Tercatat diawal periode penelitian sebesar Rp 1,587

miliar dan diakhir periode sebesar Rp 6,663 miliar. Trend meningkat ini juga

terlihat dari rata-rata setiap periodenya yang tidak fluktuatif melainkan terus

tumbuh keatas.

Hal ini juga seiring dengan bertambahnya jumlah unit BPRS dan DPK

BPRS pada periode penelitian. Semakin banyak unit BPRS yang bertambah maka

kemudahan masyarakat khususnya masyarakat menengah yang tidak termobilisasi

oleh Perbankan dalam memperoleh pembiayaan (modal). Dan masih perlu

diketahui bahwa apakah pertumbuhan total pembiayaan BPRS ini memiliki

pengaruh terhadap bertumbuhnya pula data PDB sebelumnya.

b. Total Dana Pihak Ketiga (LNDPK)

Tabel 4. 5 Total Dana Pihak Ketiga Bank Rakyat Syariah (BPRS)

Indonesia Sesudah di LN

Periode 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

Januari 7.157 7.403 7.693 8.001 8.208 8.307 8.486

Februari 7.178 7.419 7.721 8.027 8.219 8.315 8.494

Maret 7.178 7.422 7.748 8.050 8.234 8.332 8.510

April 7.205 7.438 7.782 8.064 8.225 8.344 8.526

Mei 7.234 7.466 7.810 8.076 8.211 8.341 8.529

Juni 7.234 7.488 7.816 8.074 8.188 8.318 8.517

Page 76: POTENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36960/2/ELSAHADA... · Syariah (BPRS) Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

61

Juli 7.258 7.502 7.845 8.083 8.186 8.341 8.572

Agustus 7.241 7.521 7.867 8.114 8.224 8.369 8.604

September 7.285 7.551 7.896 8.135 8.230 8.385 8.601

Oktober 7.334 7.582 7.929 8.148 8.243 8.404 8.614

November 7.325 7.618 7.952 8.171 8.257 7.447 8.643

desember 7.380 7.647 7.985 8.207 8.301 8.477 8.670 Sumber : Otoritas Jasa Keuangan (OJK) (data diolah)

Tabel diatas adalah tabel data Total Dana Pihak Ketiga yang sudah di LN

kan menggunakan Microsoft Excel 2007. Dan data tersebut yang digunakan dalam

penelitian ini. Sedangkan data asli yang di peroleh dari Otoritas Jasa Keuangan

(OJK) dalam Statistik Perbankan Indonesia periode 2010 sampai 2016 adalah

sebagai berikut:

Tabel 4. 6 Total Dana Pihak Ketiga Bank Rakyat Syariah (BPRS) Indonesia

(Dalam Miliar Rupiah)

Periode 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

Januari 1,283 1,641 2,192 2,984 3,669 4,052 4,845

Februari 1,310 1,668 2,255 3,062 3,711 4,083 4,884

Maret 1,310 1,672 2,318 3,133 3,765 4,153 4,966

April 1,346 1,700 2,398 3,177 3,734 4,205 5,046

Mei 1,386 1,747 2,464 3,216 3,681 4,193 5,059

Juni 1,386 1,786 2,481 3,209 3,599 4,099 4,997

Juli 1,419 1,811 2,554 3,240 3,592 4,192 5,281

Agustus 1,396 1,846 2,611 3,340 3,729 4,310 5,452

September 1,458 1,902 2,687 3,411 3,753 4,380 5,435

Oktober 1,531 1,962 2,776 3,458 3,802 4,467 5,510

November 1,518 2,035 2,842 3,538 3,853 4,714 5,669

Desember 1,604 2,095 2,938 3,666 4,028 4,802 5,824 Sumber : Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

Tabel 4.6 menunjukkan Dana Pihak ketiga Bank Pembiayaan Rakyat

Syariah (BPRS) terus meningkat setiap periodenya. Terlihat pada awal periode

sebesar Rp 1,283 miliar rupiah sampai pada akhir periode sebesar Rp 5,824 yang

berarti mengalami kenaikan sekitar Rp 4,541 miliar dalam waktu tujuh tahun.

Setiap tahunnya mengalami kenaikan rata-rata 11%.

Page 77: POTENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36960/2/ELSAHADA... · Syariah (BPRS) Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

62

Dana pihak ketiga yang terus meningkat pada Bank Pembiayaan Rakyat

Syariah (BPRS) dapat dikatakan mencerminkan pula dengan peningkatan

performa Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) sebagai salah satu lembaga

intermediasi lainnya yang menerima dana dari masyarakat yang kelebihan dana

untuk selanjutnya dipercaya mengelola dana tersebut. Semakin besar jumlah Dana

Pihak Ketiga BPRS juga menunjukkan bahwa adanya pasar potensial pada BPRS

dan semakin besar kemampuan BPRS dalam menjalankan operasionalnya serta

berinovasi dalam produknya. Maka masih perlu diketahui bahwa apakah

pertumbuhan total Dana Pihak Ketiga BPRS ini memiliki pengaruh terhadap

bertumbuhnya pula data PDB sebelumnya.

c. Aset (LNASET)

Tabel 4. 7 Total Aset Bank Rakyat Syariah (BPRS) Indonesia

Sesudah di LN

Periode 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

Januari 7.668 7.929 8.192 8.465 8.672 8.792 8.960

Februari 7.687 7.946 8.215 8.483 8.683 8.801 8.971

Maret 7.698 7.953 8.240 8.496 8.693 8.815 8.982

April 7.723 7.968 8.264 8.514 8.690 8.825 8.993

Mei 7.751 8.000 8.288 8.532 8.689 8.830 8.998

Juni 7.772 8.033 8.309 8.551 8.688 8.832 9.003

Juli 7.803 8.050 8.335 8.565 8.688 8.847 9.039

Agustus 7.795 8.075 8.356 8.587 8.713 8.867 9.058

September 7.833 8.097 8.383 8.610 8.724 8.878 9.060

Oktober 7.871 8.117 8.403 8.629 8.743 8.896 9.073

November 7.869 8.149 8.424 8.645 8.755 8.912 9.094

desember 7.915 8.166 8.455 8.671 8.791 8.954 9.122 Sumber : Otoritas Jasa Keuangan (OJK) (data diolah)

Tabel diatas adalah tabel data Total Aset yang sudah di LN kan

menggunakan Microsoft Excel 2007. Dan data tersebut yang digunakan dalam

penelitian ini. Sedangkan data asli yang di peroleh dari Otoritas Jasa Keuangan

(OJK) dalam Statistik Perbankan Indonesia periode 2010 sampai 2016 adalah

sebagai berikut:

Page 78: POTENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36960/2/ELSAHADA... · Syariah (BPRS) Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

63

Tabel 4. 8 Total Aset Bank Rakyat Syariah (BPRS) Indonesia

(Dalam Miliar Rupiah)

Periode 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

Januari 2,139 2,777 3,613 4,746 5,840 6,580 7,788

Februari 2,180 2,825 3,697 4,830 5,899 6,641 7,868

Maret 2,203 2,844 3,789 4,897 5,959 6,732 7,955

April 2,260 2,887 3,883 4,983 5,946 6,800 8,045

Mei 2,324 2,980 3,977 5,074 5,937 6,839 8,089

Juni 2,374 3,082 4,061 5,170 5,933 6,851 8,124

Juli 2,447 3,133 4,169 5,247 5,934 6,952 8,427

Agustus 2,429 3,212 4,254 5,361 6,083 7,093 8,590

September 2,522 3,284 4,370 5,488 6,150 7,172 8,603

Oktober 2,619 3,352 4,461 5,591 6,266 7,303 8,713

November 2,615 3,461 4,555 5,683 6,343 7,418 8,899

Desember 2,739 3,520 4,699 5,833 6,573 7,739 9,158 Sumber : Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

Tabel 4.8 menunjukkan Aset Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) terus

meningkat setiap periodenya. Aset sering kali digunakan untuk mencerminkan

ukuran sebuah perusahaan. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya pada BAB

II bahwa perusahaan dengan total aset yang semakin baik maka semakin besar

juga potensi yang dimiliki perusahaan untuk mensejahterakan stakeholdersnya

yang dimana kesejahteraan tersebut juga akan bermuara pada pertumbuhan

ekonomi. Dan meurut penelitian yang dilakukan oleh Fiqi tahun 2016 variabel

aset dalam perbankan mempunyai hubungan kausalitas terhadap pertumbuhan

ekonomi di Indonesia. Maka masih perlu diketahui bahwa apakah pertumbuhan

aset BPRS ini memiliki pengaruh terhadap bertumbuhnya pula data PDB

sebelumnya.

d. Inflasi (INF)

Tabel 4. 9 Inflasi Indonesia

(Persen)

Periode 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

Januari 0.84 0.89 0.76 1.03 1.07 -0.24 0.51

Februari 0.3 0.13 0.05 0.75 0.26 -0.36 -0.09

Page 79: POTENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36960/2/ELSAHADA... · Syariah (BPRS) Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

64

Maret -0.14 -0.32 0.07 0.63 0.08 0.17 0.19

April 0.15 -0.31 0.21 -0.1 -0.02 0.36 -0.45

Mei 0.29 0.12 0.07 -0.03 0.16 0.50 0.24

Juni 0.97 0.55 0.62 1.03 0.43 0.54 0.66

Juli 1.57 0.67 0.7 3.29 0.93 0.93 0.69

Agustus 0.76 0.93 0.95 1.12 0.47 0.39 -0.02

September 0.44 0.27 0.01 -0.35 0.27 -0.05 0.22

Oktober 0.06 -0.12 0.16 0.09 0.47 -0.08 0.14

November 0.6 0.34 0.07 0.12 1.5 0.21 0.47

Desember 0.92 0.57 0.54 0.55 2.46 0.96 0.42 Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS)

Tabel 4.9 menunjukkan selama periode penelitian Inflasi cenderung

fluktuatif. Keadaan ini belum bisa mencerminkan bahwa inflasi memiliki dampak

positif atau negatif terhadap pertumbuhan ekonomi. Karena secara empiris

diyakini bahwa adanya efek domino antara inflasi dan pertumbuhan

ekonomi.Banyak faktor yang mempengaruhinya terutama pada faktor

makroekonomi. Dan periode ini dengan data yang ada masih perlu pembahasan

secara mendalam mengenai pergerakan inflasi dan pertumbuhan ekonomi. Maka

penelitian ini juga bermaksud untuk mengetahui pengaruh inflasi terhadap

variabel-variabel lainnya. Baik terhadap variabel dependen maupun sesama

independennya.

B. Analisis dan Pembahasan Statistik

1. Uji Stasioneritas

Estimasi model ekonometrik time series akanmenghasilkan kesimpulan yang

tidak berarti, ketikadata yang digunakan mengandung akar unit (tidakstasioner).

Maka langkah pertama dalam melakukan analisis data timeseries adalah dengan

uji stasioneritas, dilakukan untuk mengetahui variabel-variabel yang diuji

stasioner atau tidak. Uji stasioner data dapat dilakukan dengan menggunakan uji

akar unit yaitudengan menggunakan augmented dickey-fuller (ADF) dan Philips-

Peron (PP) pada derajat yang sama (level atau difference) sehingga diperoleh

suatu data yang stasioner. Pada penelitian ini uji yang digunakan adalah

augmented dickey-fuller (ADF), dan berikut adalah hasil uji stasioneritas

padasetiap variabelnya :

Page 80: POTENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36960/2/ELSAHADA... · Syariah (BPRS) Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

65

Tabel 4. 10 Hasil Uji Stasioneritas ADF pada tingkat level

Sumber : output eviews 9 (data diolah)

Asumsi uji ADF jika t-statistic<critical value= tidak stasioner, dan ADF

t-statistic>critical value= stasioner atau cara lainnya dapat dilihat dari

probability< 0.05 = stasioner dan probability> 0.05 = tidak stasioner. Dengan

demikian berdasarkan tabel uji stasioneritas dengan uji ADF pada tingkat level

diatas, dengan menggunakan critical value 5% dan 10% terlihat bahwa ada tiga

variabel yang stasioneryaitu variabel LNPDB, LNASET dan INF.

Variabel LNPDB memiliki t-statistic -5.167636>critical value (5%) -

2.902358 atau t-statisti c-5.167636>critical value (10%) -2.588587 dan

probability 0.0000 < 0.05 yang berarti data LNPDB stasioner. Variabel LNASET

memiliki t-statistic -2.955473>critical value (5%) -2.896779 atau t-statistic-

2.955473>critical value (10%) -2.585626 dan probability 0.0435 < 0.05 yang

berarti data LNASET stasioner. Begitu pula dengan variabel INF yang memiliki t-

statistic-8.452951>critical value (5%) -2.897223 atau t-statistic-8.452951>critical

value (10%) -2.585861 dan probability 0.0000 < 0.05 yang berarti data INF

stasioner. Sedangkan variabel LNTP (Total Pembiayaan) dan LNDPK (Total

Dana Pihak Ketiga) sebagai cerminan pertumbuhan BPRS tidak stasioner. Hal ini

dapat terlihat pada masing-masing variabel yang nilai t-statistic<critical value 5%

atau 10% dan probability> 0.05.

Oleh karena itu perlu dilakukan proses 1st

Difference untuk mengetahui

lebih lanjut pada tingkat apa semua variabel dapat stasioner sehingga bisa

dilakukan tahapselanjutnya.

Variabels

Bank Pembiayaan Rakyat Syariah

t-Statistic Critical Values

Prob Keterangan 5% 10%

LNPDB -5.167636 -2.902358 -2.588587 0.0000 Stationer

LNTP -2.761783 -2.897223 -2.585861 0.0683 Tidak Stationer

LNDPK -1.013816 -2.898145 -2.586351 0.7449 Tidak Stationer

LNASET -2.955473 -2.896779 -2.585626 0.0435 Stationer

INF -8.452951 -2.897223 -2.585861 0.0000 Stationer

Page 81: POTENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36960/2/ELSAHADA... · Syariah (BPRS) Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

66

Tabel 4. 11 Hasil Uji Stationeritas ADF tingkat 1st

Difference

Sumber : output eviews (data diolah)

Pada Uji Stationeritas ADF tingkat 1st

Difference ini terlihat bahwa nilai

LNPDB t-statistic -3.891835>critical value(5% )-3.474363 atau t-statistic-

3.891835>critical value(10%) -3.164499 dan probability 0.0174 < 0.05 yang

berarti data LNPDB stasioner. Nilai LNTP t-statistic-6.859180>critical value

(5%) -3.465548 atau t-statistic -6.859180>critical value (10%)-3.159372 dan

probability 0.0000 < 0.05 yang berarti data LNTP stasioner. Nilai LNDPK t-

statistic -8.603779>critical value (5%) -3.466966 atau t-statistic -8.603779

>critical value (10%) -3.160198 dan probability 0.0000 < 0.05 yang berarti data

LNDPK stasioner. Nilai LNASET t-statistic -9.484926>critical value (5%) -

3.465548 atau t-statistic -9.484926>critical value (10%) -3.159372 dan

probability 0.0000 < 0.05 yang berarti data LNASET stasioner. Dan nilai INF t-

statisti c-8.325229>critical value (5%) -3.468459 atau t-statistic-8.325229

>critical value (10%) -3.161067 dan probability 0.0000 < 0.05 yang berarti data

INF stasioner.

Dengan begitu semua variabel stasioner pada tingkat 1st

Difference, maka

penelitian dapat dilanjutkan ketahap selanjutnya.

2. Hasil Penetapan Lag Optimal

Penentuan panjang lag dimanfaatkan untuk mengetahui lamanya periode

keterpengaruhan suatu variabel terhadap variabel masa lalunya maupun terhadap

variabel endogen lainnya. Hasil dalam uji panjang lag (Lag Length) ditentukan

dengan jumlah tanda asentrik (*) terbanyak yang direkomendasi dari masing-

Variabels

Bank Pembiayaan Rakyat Syariah

t-Statistic Critical Values

Prob Keterangan 5% 10%

LNPDB -3.891835 -3.474363 -3.164499 0.0174 Stationer

LNTP -6.859180 -3.465548 -3.159372 0.0000 Stationer

LNDPK -8.603779 -3.466966 -3.160198 0.0000 Stationer

LNASET -9.484926 -3.465548 -3.159372 0.0000 Stationer

INF -8.325229 -3.468459 -3.161067 0.0000 Stationer

Page 82: POTENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36960/2/ELSAHADA... · Syariah (BPRS) Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

67

masing kriteria uji lag length. Dan kriteria yang digunakan dalam pengujian ini

adalah final prediction error (FPE), akaike Information criterion (AIC), schwarz

Information criterion (SC) dan hanna-quinn information criterion (HQ). dan

hasil panjang lag Optimal dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4. 12 Hasil Uji Lag Optimal

Bank Pembiayaan Rakyat Syariah

Lag LR FPE AIC SC HQ

0 NA 1.73e-11 -10.59117 -10.44230 -10.53149

1 814.0509 5.40e-16 -20.96686 -20.07360 -20.60873

2 105.1562 2.21e-16 -21.86587 -20.22822* -21.20929*

3 47.52736* 2.01e-16* -21.98348* -19.60145 -21.02846

4 25.12738 2.54e-16 -21.78437 -18.65796 -20.53090

Sumber : output eviews (data diolah)

Dilihat pada tabel 4.12 hasil uji lag pada kriteria yang digunakan

memberikan rekomendasi lag yang berbeda-beda tetapi lag 3 terlihat lebih

dominan. Terlihat bahwa final prediction error (FPE), schwarz Information

criterion (SC) dan hanna-quinn information criterion (HQ) merekomendasikan

lag 3. Dengan demikian lag optimal yang disarankan adalah lag 3.

3. Hasil Uji Kointegrasi

Pengujian kointegrasi dilakukan untuk memperoleh hubungan jangka panjang

antar variabel yang telah memenuhi persyaratan selama proses integrasi yaitu

dimana semua variabel telah stasioner pada tingkat 1st

Difference. Maka dalam

penelitian ini penulis juga diharuskan melakukan pengujian kointegrasi variabel

yang akan digunakan dalam estimasi model. Jika terbukti tidak terjadi kointegrasi

antar variabel maka yang akan digunakan adalah model VAR, namun jika terjadi

atau terdapat kointegrasi antar variabel maka model yang digunakan adalah

VECM.

Uji kointegrasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah uji Johansen

dengan membandingkan nilai tracestatistic dan nilai Max-Eigenstatistic lebih

besar dari nilai kritis 0.05 maka data terkointegrasi dan sebaliknya. Dan berikut

Page 83: POTENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36960/2/ELSAHADA... · Syariah (BPRS) Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

68

adalah hasil uji kointegrasi pada penelitian ini menggunakan uji kointegrasi

Johansen Test.

Tabel 4. 13 Hasil Uji Johansen CointegrationTest

Bank Pembiayaan Rakyat Syariah

Hypothesized

No. of CE(s)

Trace Statistic Max-Eigen Statistic

Trace

Statistic

0.05

Critical

Prob.**

Max-

Eigen

Statistic

0.05

Critical

Value

Prob.**

None * 159.2266 69.81889 0.0000 56.05511 33.87687 0.0000

At most 1 * 103.1715 47.85613 0.0000 48.04854 27.58434 0.0000

At most 2 * 55.12296 29.79707 0.0000 33.97017 21.13162 0.0005

At most 3 * 21.15279 15.49471 0.0063 18.80290 14.26460 0.0089

At most 4 2.349891 3.841466 0.1253 2.349891 3.841466 0.1253

Sumber : output eviews (data diolah)

Dari tabel 4.13 diatas, dapat dijelaskan bahwa pada taraf nilai kritis

sebesar 0.05 terdapat empatrank variabel berhubungan kointegrasi, yang

ditunjukan oleh tanda asentrik (*). Hal tersebut dapat terbukti dari nilai

tracestatisti c> critical value (159.2266>69.81889; 103.1715>47.85613;

55.12296>29.79707; 21.15279>15.49471) begitupun dengan nilai Max-

Eigenstatistic nya, Max-Eigen statistic>critical value(56.05511> 33.87687;

48.04854>27.58434; 33.97017>21.13162; 18.80290>14.26460 )atau cara lain

yang lebih mudah adalah melihat nilai probability< 0.05. Dan keempat rank

tersebut diatas menunjukan nilai probability< 0.05 yang artinya H0 ditolak dan H1

diterima atau dengan kata lain, variabel-variabel yang digunakan memiliki

hubungan dalam jangka panjang (kointegrasi) satu dengan lainnya. Maka

penelitian ini menggunakan model VECM.

4. Hasil Kausalitas

Uji kausalitas dimaksud untuk mengetahui hubungan sebab akibat dari

masing-masingvariabel. Dalam penelitian ini, uji kausalitas lebih ditujukan pada

variabel cerminan perkembangan Bank Pembiayaan Syariah (BPRS) yaitu total

pembiayaan (LNTP), Total Dana Pihak Ketiga (LNDPK), total Aset (LNASET).

Pertumbuhan ekonomi atau Produk Domestik Bruto (LNPDB) dan variabel

Page 84: POTENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36960/2/ELSAHADA... · Syariah (BPRS) Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

69

kontrol Inflasi (INF). Taraf uji yang digunakan dalam uji kausalitas ini, yaitu

pada tingkat kepercayaan 0.05 ( 5% ). Hasil uji kausalitas ditunjukan dalam tabel

4.14 Sebagai berikut :

Tabel 4. 14 Hasil uji kausalitas

Bank Pembiayaan Rakyat Syariah

Null Hypothesis: Obs F-Statistic Prob.

LNTP does not Granger Cause LNPDB 81 13.1757 6.E-07

LNPDB does not Granger Cause LNTP 3.75127 0.0145

LNDPK does not Granger Cause LNPDB 81 5.40338 0.0020

LNPDB does not Granger Cause LNDPK 3.85795 0.0127

LNASET does not Granger Cause LNPDB 81 12.1394 2.E-06

LNPDB does not Granger Cause LNASET 5.99953 0.0010

INF does not Granger Cause LNPDB 81 3.37785 0.0227

LNPDB does not Granger Cause INF 0.24656 0.8635

LNDPK does not Granger Cause LNTP 81 2.60970 0.0578

LNTP does not Granger Cause LNDPK 5.65068 0.0015

LNASET does not Granger Cause LNTP 81 7.66772 0.0002

LNTP does not Granger Cause LNASET 0.44799 0.7195

INF does not Granger Cause LNTP 81 3.33473 0.0239

LNTP does not Granger Cause INF 0.47848 0.6982

LNASET does not Granger Cause LNDPK 81 7.99427 0.0001

LNDPK does not Granger Cause LNASET 2.95278 0.0380

INF does not Granger Cause LNDPK 81 0.44609 0.7208

LNDPK does not Granger Cause INF 0.76429 0.5177

INF does not Granger Cause LNASET 81 0.18544 0.9060

LNASET does not Granger Cause INF 0.37972 0.7679

Sumber : output eviews (data diolah)

Nilai probability yang terdapat dalam penelitian kausalitas ini perlu

diperhatikan. Jika nilai probabilitas lebih besar dari 0.05 maka disimpulkan tidak

terjadi kausalitas antar variabel.

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa terdapat unidirectional causality pada

beberapa variabel, yaitu antara variabel LNTP dan LNPDB. Variabel LNTPsecara

Page 85: POTENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36960/2/ELSAHADA... · Syariah (BPRS) Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

70

statistik signifikan mempengaruhi LNPDB (Prob= 0.0145 < 0.05). Selanjutnya

pada variabel LNASET dan LNPDB. Variabel LNASET secara statistik signifikan

mempengaruhi LNPDB (Prob= 0.0010 < 0.05). Variabel INF dan LNPDB.

Variabel INF secara statistik signifikan mempengaruhi LNPDB (Prob= 0.0227 <

0.05). Variabel LNTP dan LNDPK. Variabel LNTP secara statistik signifikan

mempengaruhi LNDPK (Prob= 0.0015 < 0.05). Variabel LNTP dan INF. Variabel

LNTP secara statistik signifikan mempengaruhi INF (Prob= 0.0239 < 0.05). Dan

yang terakhir adalah variabel LNDPK dan LNASET. Variabel LNDPK secara

statistik signifikan mempengaruhi LNASET (Prob= 0.0001 < 0.05).

Sedangkan variabel yang memiliki bi-directional causality atau kausalitas

dua arah adalah LNDPK dan LNPDB. Terlihat bahwa variabel LNDPK secara

statistik signifikan mempengaruhi LNPDB (Prob= 0.0020 < 0.05) dan sebaliknya

variabel LNPDB secara statistik signifikan mempengaruhi LNDPK (Prob= 0.0127

< 0.05). Hal ini memperkuat pada beberapa penelitian terdahulu yang

menunjukkan adanya causality pada masing-masing variabel. Dan dapat di

prediksi bahwa variabel-variabel tersebut mempunyai pengaruh satu sama lain.

5. Hasil Uji Error Correction Model (VECM)

Setelah melakukan rangkaian uji yang di perlukan, yaitu uji stasionaritas

dengan augemented dickey-fuller (ADF), uji lag optimal dengan kriteria final

prediction error (FPE), akaike Information criterion (AIC), schwarz Information

criterion (SC) dan hanna-quinn information criterion (HQ) yang menghasilkan

rekomendasi lag 3, dan uji Kointegrasi dengan Johansen CointegrationTest

didapatkan kesimpulan bahwa model yang digunakan penelitian ini adalah Error

Correction Model (VECM).

Tabel 4. 15 Estimasi VECM Jangka Panjang dan Jangka Pendek

Variabel Koefisien T-statistik Keterangan

Jangka Pendek

CointEq 1 -0.116935 [-2.22036] -

Page 86: POTENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36960/2/ELSAHADA... · Syariah (BPRS) Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

71

D(DLNPDB(-1)) -0.227987 [-1.92674] Tidak Signifikan

D(DLNPDB(-2)) 0.058213 [ 0.53111] Tidak Signifikan

D(DLNPDB(-3)) -0.199144 [-1.74646] Tidak Signifikan

D(DLNTP(-1)) 0.115099 [ 4.61510] Signifikan

D(DLNTP(-2)) 0.124576 [ 4.13493] Signifikan

D(DLNTP(-3)) 0.073983 [ 2.65486] Signifikan

D(DLNDPK(-1)) -0.004268 [-1.59522] Tidak Signifikan

D(DLNDPK(-2)) -0.001442 [-0.53775] Tidak Signifikan

D(DLNDPK(-3)) -0.000204 [-0.11270] Tidak Signifikan

D(DLNASET(-1)) -0.079388 [-2.70285] Signifikan

D(DLNASET(-2)) -0.051446 [-1.50704] Tidak Signifikan

D(DLNASET(-3)) -0.045233 [-1.60923] Tidak Signifikan

D(DINF(-1)) -0.001830 [-1.74061] Tidak Signifikan

D(DINF(-2)) -0.001008 [-1.30971] Tidak Signifikan

D(DINF(-3)) -0.000818 [-1.65903] Tidak Signifikan

Jangka Panjang

DLNTP(-1) 0.085145 [1.02240] Tidak Signifikan

DLNDPK(-1) -0.042191 [-2.28241] Signifikan

DLNASET(-1) -0.037486 [-0.32541] Tidak Signifikan

DINF(-1) -0.025441 [-8.16294] Signifikan

Sumber : output eviews (data diolah)

Untuk menganalisis pengaruh jangka pendek dan jangka panjang suatu

variabel terhadap variabel lainnya diperlukan penentuan t-tabel. Dan sesuai

dengan cara penentuan t-tabel sebelumnya yaitu dengan menetukan derajat

bebasnya terlebih dahulu (degree of freedom) dengan rumus n-k = 84-5 = 79,

maka diperoleh nilai t-tabel sebesar 1.99045. Selanjutnya dapat dilakukan

pengujian hipotesis yaitu dapat dikatakan signifikan apabila nilai t-statistik>

1.99045.

Dan berdasarkan tabel 4.15 dapat dilihat hasil pengujian pada model VECM

pada jangka pendek menunjukkan, (1) variabel LNTP memiliki hubungan yang

Page 87: POTENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36960/2/ELSAHADA... · Syariah (BPRS) Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

72

positif dan signifikan terhadap LNPDB. (2) LNDPK memiliki hubungan yang

negatif dan tidak signifikan terhadap LNPDB. (3) LNASET memiliki hubungan

negatif yang signifikan pada lag1. Dan pada lagyang lainnya tidak signifikan dan

berhubungan negatif. (4) dan INF memiliki hubungan yang negatif dan tidak

signifikan terhadap LNPDB.

Sedangkan pada jangka panjang, (1) variabel LNDPK dan INF yang memiliki

hubungan negatif dan signifikan. Hasil ini menunjukkan bahwa pada jangka

panjang perubahan DPK dan Inflasi akan senantiasa diikuti oleh PDB dengan arah

yang berkebalikan. Dengan kata lain, jika terjadi kenaikan sebanyak 1% pada

DPK dan Inflasi maka akan terjadi penurunan sebesar 0.042191% pada DPK dan

0.025441% pada inflasi. (2) variabel LNTP dan LNASET memiliki hubungan

negatif dan tidak signifikan.

6. Hasil Uji Impulse Rensponse Function(IRF)

Impulse Response Function (IRF) digunakan untuk menggambarkan tingkat

laju shock dari variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Perilaku dinamis

dari model VECM dapat dilihat melalui respon dari setiap variabel terhadap

shock dari variabel tersebut maupun terhadap variabel endogen lainnya. Dalam

model ini respon dari perubahan-perubahan masing-masing variabel dengan

adanya informasi baru diukur dengan data 1st

Difference. Sumbu horizontal

merupakan waktu dalam periode hari kedepan setelah terjadinya shock,

sedangkan sumbu vertikal adalah nilai respon. Secara mendasar dalam analisis ini

akan diketahui respon positif atau negatif dari suatu variabel terhadap variabel

lainnya. Respon tersebut dalam jangka pendek biasanya cukup signifikan dan

cenderung berubah. Dalam jangka panjang respon cenderung konsisten dan

semakin mengecil. Impulse Response Function (IRF) memberikan gambaran

bagaimana respon dari suatu variabel di masa mendatang jika terjadi gangguan

pada suatu variabel lainnya. Untuk mempermudah interprestasi, hasil analisis

disajikan dalam bentuk tabel dan grafik dibawah ini dalam 10 periode. Dan

berikut adalah analisisnya :

Page 88: POTENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36960/2/ELSAHADA... · Syariah (BPRS) Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

73

Tabel 4. 16 Impulse Response LNPDB

Period Bank Pembiayaan Rakyat Syariah

DLNPDB DLNTP DLNDPK DLNASET DINF

1 0.002482 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000

2 0.002196 0.001227 -7.11E-05 -0.000814 0.000603

3 0.002694 0.001886 0.000470 -0.000575 0.000540

4 0.002424 0.001819 0.000387 -0.000822 0.000194

5 0.002628 0.001352 0.000530 -0.000515 0.000607

6 0.002804 0.001630 0.000276 -0.000834 0.000751

7 0.002508 0.001679 0.000505 -0.000709 0.000711

8 0.002591 0.001745 0.000471 -0.000692 0.000549

9 0.002419 0.001523 0.000331 -0.000659 0.000356

10 0.002584 0.001477 0.000380 -0.000631 0.000574

Sumber : output eviews (data diolah)

Dari tabel 4.16 terlihat besaran Response yang diberikan LNPDB atas

guncangan yang terjadi pada variabel LNTP, LNDPK, LNASET dan INF dengan

10 periode kedepan.

a. Respons LNPDB terhadap Shock LNTP

Grafik 4. 1 Impulse Respons LNPDB terhadap Shock LNTP

.0000

.0004

.0008

.0012

.0016

.0020

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Response of DLNPDB to CholeskyOne S.D. DLNTP Innovation

Sumber : output eviews (data diolah)

Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa variabel LNPDB merespon shock

yang diberikan LNTP secara positif diawal hingga akhir periode atau dapat

dikatakan positif permanen. Meskipun besarannya hanya sekitar 0.001227%

diawal periode sampai 0.001477% diakhir periode. Respon tertinggi terlihart pada

Page 89: POTENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36960/2/ELSAHADA... · Syariah (BPRS) Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

74

periode ke-3 yakni mencapai 0.001886% dan untuk seterusnya sumbu terlihat

lebih datar.

b. Respons LNPDB terhadap Shock LNDPK

Grafik 4. 2Impulse Respons LNPDB terhadap Shock LNDPK

-.0001

.0000

.0001

.0002

.0003

.0004

.0005

.0006

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Response of DLNPDB to CholeskyOne S.D. DLNDPK Innovation

Sumber : output eviews (data diolah)

Respons LNPDB terhadap guncangan dari tingkat LNDPK pada periode ke-1

berada pada posisi negatif. Ini artinya bahwa jika terjadi guncangan sebesar 1

standar deviasi dari LNDPK maka tingkat LNPDB akan bereaksi negatif terhadap

LNDPK. Namun pada periode ke-2 dan seterusnya respons LNPDB berada pada

posisi positif. Meskipun tetap terjadi fluktuasi. Artinya, dalam jangka waktu yang

panjang guncangan atau naiknyaLNDPK akan di respon LNPDBdengan besaran

yang sama begitu pula dengan penurunannya. Dan BPRS harus berhati-hati dalam

mengelola dananya karena ada kemungkinan guncangannya mempengaruhi

LNPDB secara negatif.

Page 90: POTENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36960/2/ELSAHADA... · Syariah (BPRS) Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

75

c. Respons LNPDB terhadap Shock LNASET

Grafik 4. 3Impulse Respons LNPDB terhadap Shock LNASET

-.0009

-.0008

-.0007

-.0006

-.0005

-.0004

-.0003

-.0002

-.0001

.0000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Response of DLNPDB to CholeskyOne S.D. DLNASSET Innovation

Sumber : output eviews (data diolah)

Shock variabel Aset BPRS (LNASET) direspon negatif oleh variabel

LNPDB. Dari awal periode hingga akhir periode. Ini artinya bahwa jika terjadi

guncangan sebesar 1 standar deviasi dari LNASET maka tingkat LNPDB akan

bereaksi negatif atau keterbalikannya terhadap LNASET.Besaran respon yang

diberikan juga sangat fluktuatif terlihat dari garis yang terbentuk. Menariknya

hingga akhir periode LNASET ini tidak bergerak positif melainkan stabil pada

tingkat negatif sekitar -0.000631%.

d. Respons LNPDB terhadap Shock INF

Grafik 4. 4 Impulse Respons LNPDB terhadap Shock INF

.0000

.0001

.0002

.0003

.0004

.0005

.0006

.0007

.0008

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Response of DLNPDB to CholeskyOne S.D. DINF Innovation

Sumber : output eviews (data diolah)

Page 91: POTENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36960/2/ELSAHADA... · Syariah (BPRS) Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

76

Untuk variabel inflasi terlihat bahwa response LNPDB terhadap INF dari

awal sampai akhir periode adalah positif. Artinya, dalam jangka waktu pendek

maupun panjang terlihat dari garis yang terbentuk respon ternyata sangat

fluktuatif dari awal hingga akhir periode. Meski begitu garis vertical yang

terbentuk selalu berada pada nilai positif, artinya bila terjadi kenaikan atau

penurunan ( guncangan ) pada INF maka LNPDB akan bergerak lurus sebagai

akibat dari guncangan tersebut. Hal ini sudah dapat di prediksi dari hasil uji

kausalitas yang terjadi pada INF dan LNPDB

7. Hasil uji Varians Decomposition (VD)

Setelah menganalisis perilaku dinamis melalui Impulse Response Function

(IRF), selanjutnya akan dilihat karakteristik model melalui Variance

Decomposition. Variance Decomposition digunakan untuk menjelaskan kontribusi

dari masing-masing variabel terhadap guncangan yang ditimbulkannya terhadap

variabel endogen utama yang diamati. Analisis ini digunakan untuk memprediksi

seberapa besar kontribusi varians setiap variabel berpengaruh terhadap variabel

lainnya pada saat ini dan periode kedepannya. Dan berikut ini hasil analisisnya:

Tabel 4. 17 Varians Decomposition (VD) LNPDB

Period Bank Pembiayaan Rakyat Syariah

LNPDB LNTP LNDPK LNASET INF

1 100.0000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000

2 81.23165 11.13754 0.037388 4.901412 2.692013

3 72.44407 20.10813 0.896660 3.945862 2.605278

4 68.46347 23.76410 1.067007 4.736693 1.968722

5 69.13471 22.72691 1.463804 4.309323 2.365250

6 68.54619 22.65903 1.292426 4.636115 2.866240

7 67.32347 23.35820 1.472104 4.669199 3.177034

8 66.64119 24.04204 1.553030 4.638387 3.125357

9 66.59252 24.26679 1.520785 4.666951 2.952955

10 66.79688 24.08074 1.516779 4.609417 2.996187

Sumber : output eviews (data diolah)

Dapat dijelaskan bahwa pada periode pertama, LNPDB dipengaruhi oleh

LNPDB itu sendiri sebesar 100 persen. Sementara itu pada periode pertama,

variabel LNTP, LNDPK dan LNASET belum memberikan pengaruh terhadap

Page 92: POTENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36960/2/ELSAHADA... · Syariah (BPRS) Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

77

LNPDB. Namun seiring bertambahnya periode, variabel-variabel tersebut mulai

mempengaruhi LNPDB walaupun besarannya tidak sebesar pengaruh LNPDB itu

sendiri. Dan pengaruh LNPDB terhadap LNPDB itu sendiri turun sedikit demi

sedikit dari periode awal sampai periode akhir.

Pada periode ke-2 LNTP menjadi variabel kedua yang paling berpengaruh

selain variabel LNPDB sebesar 11,13 persen. Diikuti pada periode berikutnya

yang terus melonjak hingga mencapai 24,08 persen diakhir periode. Ini berarti

LNTP memiliki rata-rata kenaikan setiap periodenya adalah sekitar 1,3 persen.

Dengan kata lain, total pembiayaan dapat menjadi salah satu indikator terpenting

dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Yang menarik adalah kontribusi yang diberikan LNDPK menjadi yang

paling sedikit diantara variabel lainnya. Variabel LNASET misalnya, LNASET

menyumbangkan kontribusi terbesar ke tiga terhadap LNPDB. Meskipun

kisarannya hanya sebesar 4 persen dan fluktuatif pada periode ke satu sampai

periode ke lima namun periode selanjutnya stabil pada 4,6 persen. Selanjutnya

INF yang menyumbangkan kontribusi sebesar 2-3% meskipun juga masih

fluktuatif. Artinya, dapat terjadi beberapa kemungkinan pada variabel INF untuk

periode selanjutnya. Hal ini terjadi karena Dana Pihak Ketiga yang terkumpul

terlebih dahulu di fokuskan pada pembiayaan agar BPRS tetap menjalankan

fungsinya.

Hal ini dapat diperjelas kembali pada grafik berikut :

Grafik 4. 5Varians Decomposition(VD) LNPDB

0

20

40

60

80

100

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

DLNPDB DLNTP DLNDPKDLNASSET DINF

Variance Decomposition of DLNPDB

Sumber : output eviews (data diolah)

Page 93: POTENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36960/2/ELSAHADA... · Syariah (BPRS) Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

78

C. Interprestasi Hasil Penelitian

Penelitian ini membahas tentang Potensi Bank Pembiayaan Rakyat Syariah

(BPRS) dalam Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Periode Tahun

2010:1-2016:12 yang dapat dilihat dari tahapan penelitian melalui uji kausalitas,

Uji Error Correction Model (VECM), Uji Impulse Rensponse Function(IRF), dan

uji Varians Decomposition(VD).

Potensi Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) dapat dilihat dari variabel

LNTP, LNDPK, dan LNASET. Sedangkan untuk Pertumbuhan Ekonomi

Indonesia dicerminkan melalui variabel LNPDB dan variabel INF sebagai

variabel kontrol. Dan hasil penelitian ini dapat di interprestasikan sebagai berikut :

1. Interprestasi LNTP terhadap LNPDB

Melalui uji Grenger Causality, Dari tabel 4.14 dapat dilihat bahwa

terjadiunidirectional causality pada variabel LNTP dan LNPDB. Hal ini

berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya, yang menyatakan

pembiayaan pada perbankan sangat memungkinkan terjadinya hubunganbi-

directional causalityatau hubungan dua arah pada variabel. Maka penelitian

ini mengkonfirmasi bahwa terdapat perbedaan jika dilihat dari obyek yang

berbeda yaitu BPRS.

Seperti yang dikatakan sebelumnya pada BAB II penelitian ini, bahwa

perekonomian dikatakan mengalami pertumbuhan apabila jumlahbalas jasa rill

terhadap penggunaan faktor–faktor produksi pada tahun tertentu lebih besar

daripada tahun sebelumnya. Dan dalam hal ini melalui pembiayaan yang

diberikan sektor keuangan atau pemerintah secara langsung ataupun tidak

langsung dapat berperan aktif menambah akumulasi produksi secara Nasional

sesuai dari fungsi pembiayaan itu sendiri.

Potensi BPRS terlihat dari pertumbuhan pembiayaan yang diberikan. Dan

jika dilihat dari komposisi pembiayaan yang diberikan BPRS berdasarkan

jenis penggunaannya terdiri dari modal kerja, investasi, dan konsumsi. Dan

Page 94: POTENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36960/2/ELSAHADA... · Syariah (BPRS) Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

79

yang paling dominanan adalah modal kerja lalu konsumsi dan investasi.

Seperti yang terlihat pada tabel dibawah ini:

Grafik 4. 6 Pembiayaan BPRS Berdasarkan Jenis Penggunaanya

Sumber: Statistik Perbankan Indonesia (OJK)

Prioritas pembiayaan pada modal kerja dan selanjutnya di ikuti oleh

konsumsi inilah yang dapat meningkatkan barang dan jasa yang diproduksikan

dalam masyarakatbertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat. Karena

pola pembiayaan modal kerja menekankan pada modal baru yang diberikan

BPRS kepada masyarakat yang berupaya untuk meningkatkan produktivitas

usahanya dan pada akhirnya mendukung pertumbuhan sektor riil tersebut.

Pada kondisi pembiayaan BPRS yang terus merangkak naik saat

inimaka hasil Uji Error Correction Model (VECM) yang dilakukan, pada

tabel 4.15 mengkonfirmasi bahwa pada jangka pendek variabel LNTP

memiliki hubungan yang positif dan signifikan terhadap LNPDB. Sedangkan

pada jangka panjang positif dan tidak signifikan. Dan melalui Uji Impulse

Rensponse Function (IRF)variabel LNPDB merespon shock yang diberikan

LNTP secara positif diawal hingga akhir periode dan uji Varians

Decomposition (VD), pada periode ke-2 sampai pada periode ke-10 LNTP

menjadi variabel kedua yang paling berpengaruh selain variabel LNPDB itu

sendiri.Hal ini mengindikasikan bahwa secara umum pembiayaan yang

dilakukan BPRS berpengaruh positif terhadap Pertumbuhan ekonomi

khususnya yang dicerminkan PDB. Sederhananya, BPRS sebagai lembaga

0

500000

1000000

1500000

2000000

2500000

3000000

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

Page 95: POTENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36960/2/ELSAHADA... · Syariah (BPRS) Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

80

intermediasi dalam hal ini yang menyalurkan dana kepada masyarakat yang

membutuhkan dana akan meningkatkan potensi kemampuan masyarakat untuk

melakukan produksi atau konsumsi yang dibutuhkan sehingga daya belinya

akan meningkat dan perputaran uang untuk pertumbuhan ekonomi juga

membaik karena peningkatan output riil tersebut.

2. Interprestasi LNDPK terhadap LNPDB

Melalui uji Grenger Causality, Dari tabel 4.14 dapat dilihat bahwa

LNDPK dan LNPDB memiliki bi-directional causality atau kausalitas dua

arah, hal ini dapat terjadi karena dalam komposisi Dana Pihak Ketiga BPRS

selama periode penelitian terdiri dari tabungan dengan akad mudharabah dan

wadiah serta deposito mudharabah tanpa wadiah.

Grafik 4. 7 Komposisi Dana Pihak Ketiga (DPK) BPRS

Sumber: Statistik Perbankan Indonesia (OJK)

Dalam mengaplikasikan prinsip Mudaharabah, nasabah sebagai

penyimpan atau deposan bertindak sebagai shahibul maalatau pemilik dana

dan bank sebagai mudharib atau pengelola dana. Dana tersebut digunakan

BPRS untuk melakukan murabahah atau ijarah, dapat pula digunakan untuk

melakukan mudharabah kedua dengan nasabah yang membutuhkan dana.

Yang selanjutnya pada akad ini haruslah disalurkan pada sektor riil yang dapat

menambah output riil sebagai gerakan pertumbuhan ekonomi.

20%

17% 63%

Tabungan

Wadiah

tabungan

Mudharabah

Deposito

Mudharabah

Page 96: POTENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36960/2/ELSAHADA... · Syariah (BPRS) Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

81

Tetapi melalui Uji Error Correction Model (VECM), dari tabel 4.15 dapat

dilihat bahwa pada jangka pendek LNDPK memiliki hubungan yang negatif

dan tidak signifikan terhadap LNPDB dan hubungan negatif dan signifikan

pada jangka panjang.Hal ini mengindikasikan bahwa secara umum dana pihak

ketiga BPRS secara tidak langsung tidak berhubungan terhadap tingkat

pertumbuhan ekonomi di masa yang akan datang. Selain itu, secara umum

komponen DPK ini juga tidak mempunyai kontribusi yang besar terhadap

pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Melalui uji Varians Decomposition(VD)

kontribusi yang diberikan LNDPK menjadi yang paling sedikit diantara

variabel lainnya. Hal ini disebabkan karena terserapnya dana pada BPRS yang

bertumbuh diiringi dengan penyaluran dan pinjaman yang masih tergolong

lemah.

Grafik 4. 8 Dana pihak ketiga dan komposisi pembiayaan BPRS

Sumber: Statistik Perbankan Indonesia (OJK)

Terlihat bahwa tingginya jumlah DPK dengan penyaluran pembiayaan

yang dberikan masih relatif kecil. Total dana pihak ketiga yang tersimpan

mendekati 50% dari total dana pihak ketiga yang dihimpun.Sesuai dengan

teori yang menyatakan bahwaketika tabungan meningkat namun tidak diiringi

dengan penggunaan yang efisien, hal tersebut akan mengurangi pertumbuhan

ekonomi dalam hal ini adalah pendapatan masa yang akan datang. Karena

uang menjadi tidak memiliki daya guna untuk menciptakan peluang

peningkatan output riil.

Total Dana

Pihak

Ketiga

47%

Modal Kerja

22%

Investasi

9%

Konsumsi

22%

Page 97: POTENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36960/2/ELSAHADA... · Syariah (BPRS) Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

82

Melalui Uji Impulse Rensponse Function(IRF), LNDPK di respon positif

oleh LNPDB. Artinya, bila terjadi pertumbuhan pada LNDPK maka terjadi

pula kenaikan pada LNPDB dan begitupun sebaliknya. Karena memang pada

umumnya dana pihak ketiga yang dihimpun bank atau BPRS memiliki

pengaruh yang positif terhadap pertumbuhan ekonomi sebagai akibat semakin

bervariatifnya produk-produk penyaluran dana produktif bila dana pihak

katiganya terhimpun dengan baik.

3. Interprestasi LNASET terhadap LNPDB

Melalui uji Grenger Causality, Dari tabel 4.14 dapat dilihat bahwa terjadi

unidirectional causality pada variabel LNASET dan LNPDB. Hubungan satu

arah ini terjadi dari variabel LNASET yang berpengaruh terhadap LNPDB. Hal

ini sejalan dengan penelitian Fiqi tahun 2016 variabel aset dalam perbankan

mempunyai hubungan kausalitas terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

Dan pertumbuhan aset BPRS yang semakin naik pada periode penelitian ini

juga menunjukkan semakin baiknya pertumbuhan ukuran perusahaan BPRS di

Indonesia menyebabkan BPRS dapat meningkatkan potensinya

untukmenjalankan fungsi intermediasinya dengan berbagai produk yang

dijalankan.

Namun prediksi keterhubungan tersebut berbeda dengan uji yang dilakukan

melalui Uji Error Correction Model (VECM), dari tabel 4.15 dapat dilihat

bahwa pada jangka pendek LNASET memiliki hubungan negatif yang

signifikan pada lag1. Dan pada lag yang lainnya tidak signifikan dan

berhubungan negatif dan memiliki hubungan negatif dan tidak signifikan pada

jangka panjang. Begitupun melalui Uji Impulse Rensponse Function(IRF),

respon yang diberikan LNPDB ketika ada guncangan terhadap LNASET

adalah negatif, artinya yang terjadi adalah berbanding terbalik. Jika aset BPRS

mengalami perubahan kearah positif atau bergerak naik maka pertumbuhan

ekonomi akan bergerak turun atau kearah yang negatif dan sebaliknya. Kondisi

ini dapat dipahami mengingat saat ini besaran aset BPRS hanyalah sebagian

kecil dari superior industry financial lainnya. Bahkan bila dibandingkan dengan

Page 98: POTENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36960/2/ELSAHADA... · Syariah (BPRS) Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

83

perbankan syariah secara keseluruhan yaitu Bank Umum Syariah dan Unit

usaha sendiri, BPRS hanya memiliki aset sebesar 2,3 persen atas keseluruhan

perbankan syariah pada akhir periode atau pada tahun 2016.

Namun yang menarik adalah melalui uji Varians Decomposition(VD),

ternyata LNASET menyumbangkan kontribusi terbesar ke tiga terhadap

LNPDB. Lebih besar bila dibandingakan dengan LNDPK yang memiliki

hubungan kausalitas dan signifikan terhadap LNPDB.

4. Interprestasi INF terhadap LNPDB

Melalui uji Grenger Causality, Dari tabel 4.14 dapat dilihat bahwa terjadi

unidirectional causality pada variabel INF dan LNPDB.Hubungan satu arah

ini terjadi dari variabel INF yang berpengaruh terhadap LNPDB. Hal ini dapat

dijelaskan seperti apa yang terdapat pada BAB II dalam dampak inflasi,

bahwa di saat laju inflasi sangat tinggi maka akan mengurangi output nasional.

Karena dalam keadaan inflasi yang tinggi, nilai mata uang riil turun dengan

drastis, masyarakat cenderung tidak suka memegang uang kas, transaksi

mengarah kearah barter, yang biasanya diikuti dengan penurunan produksi

barang. Dan hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Chimobi (2010)

dikutip dari Dina (2013), melalui analisis kausalitas, Chimobi menjelaskan

bahwa adanya hubungan searah (unidirectional) yang terjadi dari inflasi

terhadap pertumbuhan ekonomi. Chimobi menyatakan bahwa penting untuk

mengetahui fakta bahwa terjadi hubungaan kausalitas dari inflasi terhadap

pertumbuhan ekonomi sebagai indikasi bahwa inflasi memang memiliki

dampak pada pertumbuhan.

Selanjutnya, melalui Uji Error Correction Model (VECM), dari tabel 4.15

dapat dilihat bahwa pada jangka pendek INF memiliki hubungan yang negatif

dan tidak signifikan terhadap LNPDB.Dan pada jangka panjang terlihat INF

yang memiliki hubungan negatif dan signifikan. Hubungan negatif pada

analisis jangka pendek maupun jangka panjang ini terlihat dari penjelasan

inflasi yang tinggi dan berlangsung lam akan menyebabkan menurunnya

Page 99: POTENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36960/2/ELSAHADA... · Syariah (BPRS) Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

84

pendapatan riil masyarakat akibat dari harga barang yang semakin naik dan

tidak diimbangi dengan stabilitas ekonomi yang baik sehingga standar hidup

masyarakat juga menurun. Akibatnya kemampuan masyarakat untuk

melakukan saving atau mengajukan pembiayaan juga menurun. Masyarakat

akan cenderung menarik uangnya untuk harga keperluan yang semakin naik.

Begitu juga dengan para penanam modal yang akan beralih kegairahan dalam

menanamkan modalnya. Mereka akan lebih cenderung meninggalkan investasi

yang sifat pengembaliannya membutuhkan waktu lama dan tidak menentu

seperti pada sektor produktif.Sehingga bila pertumbuhan inflasi ini terjadi

pada waktu yang lama dan secara terus menerus akan berakibat negatif pada

pertumbuhan ekonomi dan juga Perbankan yang dalam hal ini adalah BPRS.

Hal ini berbeda dengan hasil Uji Impulse Rensponse Function(IRF), hasil

uji ini memperlihatkan hubungan yang berbanding lurus antara guncangan

yang diberikan inflasi dengan respon yang diberikan oleh pertumbuhan

ekonomi karena dari awal periode hingga akhir periode respon yang di berikan

LNPDB terhadap INF adalah positif. Ini artinya jika terjadi kenaikan pada

inflasi maka pertumbuhan ekonomi atau PDB akan meresponnya dengan

memperlihatkan ekonomi yang stabil atau juga bergerak naik. Dan melalui uji

Varians Decomposition(VD) INF yang menyumbangkan kontribusi sebesar 2-

3% meskipun juga masih fluktuatif akibat dari pertumbuhan ekonomi yang

juga fluktuatif.

Hal ini sejalan dengan teori yang menyatakan tidak semua inflasi

berdampak negatif terhadap pertumbuhan ekonomi. Dan menururt sadono

sukirno (2007) walaupun disadari bahwa inflasi dapat memberikan beberapa

sumbangan positif kepada pertumbuhan ekonomi, banyak ahli-ahli ekonomi

yang tidak menyetujui pelaksanaan kebijakan mempercepat pembangunan

dengan menggunakan ekspansi moneter yang berlebih-lebihan sehingga

menimbulkan masalah inflasi. Mereka berpendapat bahwa berbagai pengaruh

buruk yang akan diakibatkan oleh inflasi terhadap pembangunan atau

pertumbuhan ekonomi melebihi sumbangannya, seperti yang disebutkan

Page 100: POTENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36960/2/ELSAHADA... · Syariah (BPRS) Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

85

diatas. Dengan hasil penelitian ini maka diharapkan pemerintah dapat lebih

berhati-hati lagi dalam mengambil kebijakan moneter yang dapat berakibat

pada pertumbuhan ekonomi nasional di Indonesia.

Page 101: POTENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36960/2/ELSAHADA... · Syariah (BPRS) Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

86

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan di bab terdahulu serta tujuan penelitian

yang ingin dicapai, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Hubungan kausalitas yang terjadi ternyata tidak hanya terjadi pada

variabel independen terhadap variabel dependen saja, tetapi juga antar

variabel independen itusendiri. Variabel yang menjadi cerminan potensi

BPRS yaitu Total Pembiayaan, Total Dana Pihak Ketiga dan Total Aset

masing-masingnya memiliki hubungan kausalitas terhadap Produk

Domestik Bruto (PDB). Tetapi yang memiliki hubungan kausalitas dua

arah atau bi-directional causality hanya terjadi pada Total Dana Pihak

Ketiga. Sedangkan yang terjadi pada inflasi adalah Produk Domestik

Bruto (PDB) lah yang memiliki hubungan kausalitas terhadap Inflasi.

2. Pengaruh jangka pendek pada variabel independen terhadap variabel

dependen secara umum tidaklah signifikan. Untuk variabel yang menjadi

cerminan potensi BPRS pada lag 1,2 dan 3 hanya terjadi pada total

pembiayaan yakni hubungan yang positif dan signifikan. Sedangkan pada

variabel inflasi sebagai variabel kontrol tidak terjadi pengaruh jangka

pendek. Sedangkan pengaruh jangka panjang secara umum tidak terjadi

pengaruh yang positif sedangkan pada total dana pihak ketiga dan inflasi

berpengaruh signifikan yang negatif.

3. Pada hasil Impulse Response Function (IRF), secara umum guncangan

(shock) darivariabel independen direspon positif variabel dependen.

variabel yang menjadi cerminan potensi BPRS direspon oleh Produk

Domestik Bruto (PDB) secara positif dan negatif.Sedangkan pada variabel

Page 102: POTENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36960/2/ELSAHADA... · Syariah (BPRS) Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

87

inflasi sebagai variabel kontrol guncangan (shock) direspon positif oleh

Produk Domestik Bruto (PDB).

4. Dan kontribusi yang diberikan variabel independen terhadap variabel

dependen masih terbilang kecil. Khususnya yang menjadi fokus utama

penelitian ini adalah variabel yang menjadi cerminan potensi BPRS yaitu

Total Pembiayaan, Total Dana Pihak Ketiga dan Total Aset. Hanya

variabel Total Pembiayaan lah yang memberikan besaran kontribusi di

atas 5%. Maka perlu adanya variabel sektor keuangan lainnya yang lebih

mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

B. Saran

Dari kesimpulan yang didapat dari penelitian ini, maka penulis menyarankan

beberapa hal berikut:

1. Bagi kebijakan pemerintah agar dapat lebih mempertimbangkan

keberadaan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) sebagai salah satu

lokomotif keuangan yang bergerak melalui masyarakat kecil menengah.

Memberikan ruang gerak agar Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS)

dapat mengembangkan usahanya dan secara konsisten memberikan

kontribusi yang luas untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia khususnya

pada sektor riil yang menjadi faktor utama pertumbuhan ekonomi.

2. Bagi Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) di Indonesia agar dapat

terus mengkaji potensinya baik untuk pertumbuhan ekonomi secara

nasional ataupun memenuhi tujuan berdirinya BPRS itu sendiri yang salah

satunya adalah untuk meningkatkan ekonomi umat. Baik dalam hal

menyusun prioritas pembiayaan, menyusun strategi penghimpunan dana

pihak ketiga dari masyarakat ataupun meningkatkan firm size nya melalui

aset yang dimiliki sebagai upaya memperluas jaringan sehingga

manfaatnya dapat lebih dirasakan oleh masyarakat luas.

3. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat memperluas penelitian dengan

menambah variabel sektor keuangan agar kesimpulan yang dihasilkan

Page 103: POTENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36960/2/ELSAHADA... · Syariah (BPRS) Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

88

memperlihatkan gambaran potensi BPRS bila disandingkan dengan sektor

keuangan lainnya, menambah variabel kontrol yang erat hubungannya

dengan aktivitas sektor keuangan dan pertumbuhan ekonomi itu sendiri.

Dan memilih periode penelitian yang bersangkutan dengan peristiwa

tertentu agar terlihat perbedaan respon yang diberikan.

Page 104: POTENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36960/2/ELSAHADA... · Syariah (BPRS) Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

89

DAFTAR PUSTAKA

Acyuninda, Dina dan Umanto Eko P. “Analisis Hubungan Antara Inflasi Dan

Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia Menggunakan Pendekatan

Kointegrasi Dan Kausalitas Granger Pada Periode 2000-2012”. Ilmu

Administrasi Niaga, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Fisip UI, 2013.

Ahmad Husaeni, Uus. “Determinan Pembiayaan Pada Bank Pembiayaan Rakyat

Syariah Di Indonesia”. Jurnal Bisnis dan Manajemen. Vol. 7, 1, (2017) :

49 – 62.

Al Arif, Nur Rianto. Lembaga Keuangan Syari’ah Suatu Kajian Teoritis Praktis.

Bandung: CV Pustaka Setia, 2012.

Antonio, Muhammad Syafii. Bank Syariah dari Teori ke Praktek. Jakarta: Gema

Insani, 2011.

Arsyad, Lincolin. Ekonomi Pembangunan. UPP STIM YKPN Edisi 5, 2010.

Baroroh, Utami. “Analisis Sektor Keuangan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Regional Di Wilayah Jawa: Pendekatan Model Levine”. Jurnal

Etikonomi . Vol. 11, 2, (2012): 180-195.

Bank Indonesia. Petunjuk Pelaksanaan Pembukaan Kantor Bank Syariah. 1999.

Budiono. Ekonomi Moneter. Yogyakarta: Penerbit BPFE UGM, 2009.

Caraka, Fiqi Asta. “Kontribusi Sektor Perbankan Syariah Terhadap Pertumbuhan

Ekonomi di Indonesia Periode Tahun 2004:1-2013:4”. Skripsi S1 Jurusan

Keauangan Syariah Faultas Ekonomi dan Bisnis IslamUniversitas Islam

Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2016.

Dendawijaya, Lukman. ManajemenPerbankan. Bogor: Ghalia Indonesia ,2005.

Departemen Pengembangan Pengawasan dan Manajemen Krisis (Otoritas Jasa

Keuangan). “Potensi Pertumbuhan Ekonomi ditinjau dari Penyaluran

Kredit Perbankan Kepada Sektor Prioritas Ekonomi Pemerintah”.

Otoritas Jasa Keuangan, 2015.

Departemen Statistik Bank Indonesia, Meta Data Produk Domestik Bruto,

(www.Bank Indonesia.com, 2016).

Dewi, Sakita Laksmi dan Ida Nagus Putu Purbadharmaja. “Pengaruh PAD, PMA

dan Inflasi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Bali”. Jurnal

Ekonomi. Vol.2, 11, (2013): 492-546.

Page 105: POTENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36960/2/ELSAHADA... · Syariah (BPRS) Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

90

Ekonomi RI 2016 tumbuh 5.02%, diakses dari www.bkpm.go.id, 7 September

2017.

Fabya.“Analisis Pengaruh Perkembangan Sektor keuangan Terhadap

Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia”. Program Studi Ilmu Ekonomi

Fakultas Ekonomi Dan Manajemen Institut Pertanian Bogor, 2011.

Firaldi, Mufqi. “Analisis Pengaruh Jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK), Non

Performing Financing (NPF) Dan Tingkat Inflasi Terhadap Total

Pembiayaan Yang Diberikan Oleh Bank Pembiayaan Rakyat Syariah

(BPRS) Di Indonesia (Periode Januari 2007- Oktober 2012)” Skripsi S1

Fakultas Ekonomi Dan Bisnis, Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2013.

Gujarati, Damodar N. Dasar-dasar Ekonometrika Jilid 2. PT. Gelora Aksara

Pratama, 2006.

Novian,Hardi,“Pengaruh Bopo, Car, Lar Dan Firm Size Terhadap Kinerja

Keuangan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Bei)

Periode 2010-2012”, Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas

Maritim Raja Ali Haji, 2015.

Hasibuan, Malayu S.P. Dasar-dasar Perbankan. Jakarta: Bumi Aksara,2011.

Ifham, Ahmad. Pedoman Umum Lembaga Keuangan Syariah, Jakarta: PT.

Gramedia Pustaka Utama, 2010.

Inggrid. “Sektor Keuangan dan Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia: Pendekatan

Kausalitas dalam Multivariate Vector Error Correction Model (VECM)”.

Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan. Vol.8, 1, (2006): 40-50.

Arfan, Muhammad dan Ira Antasari. “Pengaruh Ukuran, Pertumbuhan, Dan

Profitabilitas Perusahaan Terhadap Koefisien Respon Laba Pada Emiten

Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta” .Jurnal Telaah & Riset Akuntansi Vol.

1, No. 1. (2008): 50-64.

Karim, Adiwarman, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan, Jakarta:PT. Raja

Grafindopersada,2013.

Karim, Adiwarman. Ekonomi Makro Islam. Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2014.

Karim, Adiwarman. Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam. Jakarta: PT.RajaGrafindo

Persada, 2004.

Kasmir. Manajemen Perbankan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2014.

Page 106: POTENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36960/2/ELSAHADA... · Syariah (BPRS) Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

91

Muliansyah, Predi. “Hubungan Dana Pihak Ketiga di Perbankan dan Pertumbuhan

Ekonomi Indonesia, tahun 1990-2010”. Fakultas Ekonomi Universitas

Indonesia,2012.

Muhammad. Manajemen Bank Syari’ah. Yogyakarta: UPP AMP, 2002.

Muhammad. Manajemen Dana Bank Syariah. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Perasada, 2014.

Ni Made Elin Sukmawatiida Bagus Anom Purbawangsa.“Pengaruh Pertumbuhan

Dana Pihak Ketiga, Pertumbuhan Kredit, Risiko Kredit, Likuiditas, Dan

Kondisi Ekonomi Terhadap Profitabilitas. Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

Universitas Udayana (Unud), Bali, Indonesia.

Nugroho, Prasetyo Ardi. “Analisis Ekspor, Kurs Dan Tingkat Suku Bunga

Terhadap Nilai Pendapatan Domestik Bruto Indonesia Tahun 1970 - 2013

(Suatu Pendekatan Model VECM)”.Karya Ilmiah Fakultas Ilmu Ekonomi

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, 2013.

Nugroho, Ris Yuwono Yudo.“Analisis Faktor-faktor Penentu Pembiayaan

Perbankan Syariah di Indonesia:Aplikasi Model Vector Error

Correction”. Tesis Institut Pertanian Bogor, 2009.

Prakoso, Andrian Tony. “Analisis Hubungan Perdagangan Internasional dan FDI

Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia”. Skripsi S1 Universitas

Indonesia, 2009.

Putra Rizki, M. Fakhrudin. “Intermediasi Perbankan Syariah Terhadap

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia”. Jurnal ekonomi dan Kebijakan Publik

Vol.2, 1,(2015) ISSN.2442-7411

Rahardja, Prathama dan Mandala Manurung. Teori Makro Suatu Pengantar.

Jakarta: Lembaga Penerbit FEUI, 2008.

Rahmawati, Rahmi. “Pengaruh Faktor Makroekonomi Terhadap Kinerja

Keuangan Perbankan Syariah di Indonesia”. Skripsi S1 Fakultas Syariah

dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016.

Rama, Ali. Perbankan Syariah Dan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia. Jurnal

Signifikan, Vol. 2, 1, (2013) : 33-55.

Rusydiana, Aam Slamet. “Hubungan Antara Perdagangan Internasional,

Pertumbuhan Ekonomi Dan Perkembangan Industri Keuangan Syariah

Di Indonesia”. Jurnal Islamic Finance & Business Review, Vol.4, 1,

(2009):47-60.

Sarwono, Jonathan. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta:

Graha Ilmu, 2006.

Page 107: POTENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36960/2/ELSAHADA... · Syariah (BPRS) Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

92

Septiatin, Aziz, dkk. “Pengaruh Inflasi Dan Tingkat Pengangguran Terhadap

Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia”. I-Economic Vol. 2, 1, 2016.

Sevilla, G. Consuelo, dkk. Pengantar Metode Penelitian. Jakarta : UI-Press, 2006.

Sinay, Lexy Janzen. “Pendekatan Vector Error Correction Model Untuk Analisis

Hubungan Inflasi, Bi Rate Dan Kurs Dolar Amerika Serikat”.Jurnal

Barekeng. Vol. 8, 2, (2014): 9 – 18.

Sukirno, sadono. Ekonomi Pembangunan: Proses, Masalah, dan Dasar

Kebijakan. (Jakarta : Kencana, 2007), hlm. 323

Syahdeini, Sutan Remy. Perbankan Syariah dan Kedudukannya Dalam Tata

Hukum Perbankan Indonesia. Jakarta: PT Pustaka Utama Grafiti, 2002.

Tabrizi, Ahmad. “ Analisis Pengaruh Variabel Makro Terhadap Non Performing

Financing Bank Umum Syariah Di Indonesia Periode Tahun 2005-2013”.

Skripsi S1 universitas islam negeri syarif hidayatullah Jakarta, (2014).

Umam, Khotibul. Trend pembentukan Bank Umum Syari’ah Pasca

Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 (Konsep, Regulasi, dan

Implementasi). Yogyakarta : BPFE Yogayakrta, 2009.

Undang-Undang Nomor 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah

Wahyudi, Ribut. “Analisis Vector Auto Regressive (VAR) Transaksi Instrumen

Moneter Syariah Terhadap Kinerja Perbankan Syariah di Indonesia.”

Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidyatullah Jakarta,

2009.

www.bps.go.id

www.ojk.go.id

www.perbarindo.or.id/upload. Permasalahan dan Tantangan BPRS/BPRS,

Rakernas dan Seminar Nasional Perhimpunan BankPerkreditan Rakyat

Indonesia Pontianak, 26 Oktober 2016.

Page 108: POTENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36960/2/ELSAHADA... · Syariah (BPRS) Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

93

LAMPIRAN

A. Data Penelitian

Periode LNPDB LNTP LNDPK LNASET INF

2010

Januari 4.766 7.370 7.157 7.668 0.84

Februari 4.771 7.411 7.178 7.687 0.3

Maret 4.775 7.433 7.178 7.698 -0.14

April 4.780 7.471 7.205 7.723 0.15

Mei 4.784 7.505 7.234 7.751 0.29

Juni 4.788 7.536 7.234 7.772 0.97

Juli 4.795 7.563 7.258 7.803 1.57

Agustus 4.797 7.578 7.241 7.795 0.76

September 4.797 7.591 7.285 7.833 0.44

Oktober 4.790 7.622 7.334 7.871 0.06

November 4.789 7.621 7.325 7.869 0.6

Desember 4.789 7.630 7.380 7.915 0.92

2011

Januari 4.789 7.642 7.403 7.929 0.89

Februari 4.791 7.669 7.419 7.946 0.13

Maret 4.794 7.680 7.422 7.953 -0.32

April 4.800 7.704 7.438 7.968 -0.31

Mei 4.804 7.745 7.466 8.000 0.12

Juni 4.808 7.796 7.488 8.033 0.55

Juli 4.815 7.818 7.502 8.050 0.67

Agustus 4.817 7.854 7.521 8.075 0.93

September 4.816 7.849 7.551 8.097 0.27

Oktober 4.810 7.871 7.582 8.117 -0.12

November 4.808 7.898 7.618 8.149 0.34

Desember 4.808 7.892 7.647 8.166 0.57

Page 109: POTENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36960/2/ELSAHADA... · Syariah (BPRS) Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

94

2012

Januari 4.809 7.911 7.693 8.192 0.76

Februari 4.811 7.944 7.721 8.215 0.05

Maret 4.814 7.976 7.748 8.240 0.07

April 4.820 8.005 7.782 8.264 0.21

Mei 4.824 8.041 7.810 8.288 0.07

Juni 4.828 8.077 7.816 8.309 0.62

Juli 4.834 8.106 7.845 8.335 0.7

Agustus 4.836 8.113 7.867 8.356 0.95

September 4.835 8.133 7.896 8.383 0.01

Oktober 4.829 8.150 7.929 8.403 0.16

November 4.827 8.169 7.952 8.424 0.07

Desember 4.827 8.176 7.985 8.455 0.54

2013

Januari 4.827 8.179 8.001 8.465 1.03

Februari 4.829 8.205 8.027 8.483 0.75

Maret 4.832 8.229 8.050 8.496 0.63

April 4.838 8.267 8.064 8.514 -0.1

Mei 4.842 8.302 8.076 8.532 -0.03

Juni 4.846 8.333 8.074 8.551 1.03

Juli 4.852 8.357 8.083 8.565 3.29

Agustus 4.854 8.353 8.114 8.587 1.12

September 4.853 8.370 8.135 8.610 -0.35

Oktober 4.847 8.379 8.148 8.629 0.09

November 4.845 8.393 8.171 8.645 0.12

Desember 4.845 8.397 8.207 8.671 0.55

2014

Januari 4.844 8.395 8.208 8.672 1.07

Februari 4.845 8.420 8.219 8.683 0.26

Maret 4.848 8.441 8.234 8.693 0.08

April 4.854 8.461 8.225 8.690 -0.02

Mei 4.858 8.474 8.211 8.689 0.16

Juni 4.862 8.486 8.188 8.688 0.43

Juli 4.868 8.487 8.186 8.688 0.93

Agustus 4.870 8.486 8.224 8.713 0.47

September 4.869 8.501 8.230 8.724 0.27

Oktober 4.863 8.507 8.243 8.743 0.47

November 4.862 8.513 8.257 8.755 1.5

Desember 4.861 8.518 8.301 8.791 2.46

2015

Januari 4.860 8.518 8.307 8.792 -0.24

Februari 4.861 8.536 8.315 8.801 -0.36

Page 110: POTENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36960/2/ELSAHADA... · Syariah (BPRS) Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

95

Maret 4.864 8.559 8.332 8.815 0.17

April 4.870 8.580 8.344 8.825 0.36

Mei 4.874 8.601 8.341 8.830 0.5

Juni 4.878 8.624 8.318 8.832 0.54

Juli 4.883 8.622 8.341 8.847 0.93

Agustus 4.885 8.633 8.369 8.867 0.39

September 4.885 8.640 8.385 8.878 -0.05

Oktober 4.880 8.645 8.404 8.896 -0.08

November 4.879 8.655 7.447 8.912 0.21

Desember 4.878 8.660 8.477 8.954 0.96

2016

Januari 4.876 8.656 8.486 8.960 0.51

Februari 4.877 8.675 8.494 8.971 -0.09

Maret 4.880 8.695 8.510 8.982 0.19

April 4.887 8.721 8.526 8.993 -0.45

Mei 4.891 8.752 8.529 8.998 0.24

Juni 4.894 8.774 8.517 9.003 0.66

Juli 4.900 8.765 8.572 9.039 0.69

Agustus 4.902 8.777 8.604 9.058 -0.02

September 4.901 8.772 8.601 9.060 0.22

Oktober 4.899 8.779 8.614 9.073 0.14

November 4.896 8.793 8.643 9.094 0.47

Desember 4.890 8.804 8.670 9.122 0.42

B. Pengujian Statistik

1. Uji Stasioneritas

a. Pada Tingkat Level

#Produk Domestik Bruto (LNPDB)

Null Hypothesis: LNPDB has a unit root

Exogenous: Constant

Lag Length: 11 (Automatic - based on SIC, maxlag=11) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -5.167636 0.0000

Test critical values: 1% level -3.524233

5% level -2.902358

10% level -2.588587

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Page 111: POTENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36960/2/ELSAHADA... · Syariah (BPRS) Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

96

#Total Pembiayaan (LNTP)

Null Hypothesis: LNTP has a unit root

Exogenous: Constant

Lag Length: 1 (Automatic - based on SIC, maxlag=11) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -2.761783 0.0683

Test critical values: 1% level -3.512290

5% level -2.897223

10% level -2.585861

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

#Total Dana Pihak Ketiga (LNDPK)

Null Hypothesis: LNDPK has a unit root

Exogenous: Constant

Lag Length: 3 (Automatic - based on SIC, maxlag=11) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -1.013816 0.7449

Test critical values: 1% level -3.514426

5% level -2.898145

10% level -2.586351

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

#Total Aset (LNASET)

Null Hypothesis: LNASET has a unit root

Exogenous: Constant

Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=11) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -2.955473 0.0435

Test critical values: 1% level -3.511262

5% level -2.896779

10% level -2.585626

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

#Inflasi (INF)

Null Hypothesis: INF has a unit root

Exogenous: Constant

Lag Length: 1 (Automatic - based on SIC, maxlag=11) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -8.452951 0.0000

Test critical values: 1% level -3.512290

Page 112: POTENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36960/2/ELSAHADA... · Syariah (BPRS) Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

97

b.Padatingkat 1st

Difference

#Produk Domestik Bruto (LNPDB)

Null Hypothesis: D(LNPDB) has a unit root

Exogenous: Constant, Linear Trend

Lag Length: 11 (Automatic - based on SIC, maxlag=11) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -3.891835 0.0174

Test critical values: 1% level -4.092547

5% level -3.474363

10% level -3.164499

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

#Total Pembiayaan (LNTP)

Null Hypothesis: D(LNTP) has a unit root

Exogenous: Constant, Linear Trend

Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=11) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -6.859180 0.0000

Test critical values: 1% level -4.073859

5% level -3.465548

10% level -3.159372

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

#Total Dana Pihak Ketiga (LNDPK)

5% level -2.897223

10% level -2.585861

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Null Hypothesis: D(LNDPK) has a unit root

Exogenous: Constant, Linear Trend

Lag Length: 2 (Automatic - based on SIC, maxlag=11) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -8.603779 0.0000

Test critical values: 1% level -4.076860

5% level -3.466966

10% level -3.160198

Page 113: POTENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36960/2/ELSAHADA... · Syariah (BPRS) Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

98

#Total Aset (LNASET)

Null Hypothesis: D(LNASET) has a unit root

Exogenous: Constant, Linear Trend

Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=11) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -9.484926 0.0000

Test critical values: 1% level -4.073859

5% level -3.465548

10% level -3.159372

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

#Inflasi (INF)

Null Hypothesis: D(INF) has a unit root

Exogenous: Constant, Linear Trend

Lag Length: 4 (Automatic - based on SIC, maxlag=11) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -8.325229 0.0000

Test critical values: 1% level -4.080021

5% level -3.468459

10% level -3.161067

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

2. Uji Lag Optimal

VAR Lag Order Selection Criteria

Endogenous variables: LNPDB LNTP LNDPK LNASET INF

Exogenous variables: C

Date: 08/27/17 Time: 20:02

Sample: 2010M01 2016M12

Included observations: 80 Lag LogL LR FPE AIC SC HQ 0 428.6470 NA 1.73e-11 -10.59117 -10.44230 -10.53149

1 868.6745 814.0509 5.40e-16 -20.96686 -20.07360 -20.60873

2 929.6346 105.1562 2.21e-16 -21.86587 -20.22822* -21.20929*

3 959.3392 47.52736* 2.01e-16* -21.98348* -19.60145 -21.02846

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Page 114: POTENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36960/2/ELSAHADA... · Syariah (BPRS) Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

99

4 976.3747 25.12738 2.54e-16 -21.78437 -18.65796 -20.53090 * indicates lag order selected by the criterion

LR: sequential modified LR test statistic (each test at 5% level)

FPE: Final prediction error

AIC: Akaike information criterion

SC: Schwarz information criterion

HQ: Hannan-Quinn information criterion

3. Uji Kointegrasi

Date: 08/27/17 Time: 20:02

Sample (adjusted): 2010M03 2016M12

Included observations: 82 after adjustments

Trend assumption: Linear deterministic trend

Series: LNPDB LNTP LNDPK LNASET INF

Lags interval (in first differences): 1 to 1

Unrestricted Cointegration Rank Test (Trace) Hypothesized Trace 0.05

No. of CE(s) Eigenvalue Statistic Critical Value Prob.** None * 0.495203 159.2266 69.81889 0.0000

At most 1 * 0.443428 103.1715 47.85613 0.0000

At most 2 * 0.339178 55.12296 29.79707 0.0000

At most 3 * 0.204913 21.15279 15.49471 0.0063

At most 4 0.028250 2.349891 3.841466 0.1253 Trace test indicates 4 cointegrating eqn(s) at the 0.05 level

* denotes rejection of the hypothesis at the 0.05 level

**MacKinnon-Haug-Michelis (1999) p-values

Unrestricted Cointegration Rank Test (Maximum Eigenvalue) Hypothesized Max-Eigen 0.05

No. of CE(s) Eigenvalue Statistic Critical Value Prob.** None * 0.495203 56.05511 33.87687 0.0000

At most 1 * 0.443428 48.04854 27.58434 0.0000

At most 2 * 0.339178 33.97017 21.13162 0.0005

At most 3 * 0.204913 18.80290 14.26460 0.0089

At most 4 0.028250 2.349891 3.841466 0.1253 Max-eigenvalue test indicates 4 cointegrating eqn(s) at the 0.05 level

* denotes rejection of the hypothesis at the 0.05 level

**MacKinnon-Haug-Michelis (1999) p-values

4. Uji Kausalitas

Pairwise Granger Causality Tests

Date: 08/27/17 Time: 20:03

Sample: 2010M01 2016M12

Lags: 3

Page 115: POTENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36960/2/ELSAHADA... · Syariah (BPRS) Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

100

Null Hypothesis: Obs F-Statistic Prob. LNTP does not Granger Cause LNPDB 81 13.1757 6.E-07

LNPDB does not Granger Cause LNTP 3.75127 0.0145 LNDPK does not Granger Cause LNPDB 81 5.40338 0.0020

LNPDB does not Granger Cause LNDPK 3.85795 0.0127 LNASET does not Granger Cause LNPDB 81 12.1394 2.E-06

LNPDB does not Granger Cause LNASET 5.99953 0.0010 INF does not Granger Cause LNPDB 81 3.37785 0.0227

LNPDB does not Granger Cause INF 0.24656 0.8635 LNDPK does not Granger Cause LNTP 81 2.60970 0.0578

LNTP does not Granger Cause LNDPK 5.65068 0.0015 LNASET does not Granger Cause LNTP 81 7.66772 0.0002

LNTP does not Granger Cause LNASET 0.44799 0.7195 INF does not Granger Cause LNTP 81 3.33473 0.0239

LNTP does not Granger Cause INF 0.47848 0.6982 LNASET does not Granger Cause LNDPK 81 7.99427 0.0001

LNDPK does not Granger Cause LNASET 2.95278 0.0380 INF does not Granger Cause LNDPK 81 0.44609 0.7208

LNDPK does not Granger Cause INF 0.76429 0.5177 INF does not Granger Cause LNASET 81 0.18544 0.9060

LNASET does not Granger Cause INF 0.37972 0.7679

5. Uji Error Correction Model (VECM)

Vector Error Correction Estimates

Date: 08/27/17 Time: 20:07

Sample (adjusted): 2010M06 2016M12

Included observations: 79 after adjustments

Standard errors in ( ) & t-statistics in [ ] Cointegrating Eq: CointEq1 DLNPDB(-1) 1.000000

DLNTP(-1) 0.085145

(0.08328)

[ 1.02240]

DLNDPK(-1) -0.042191

(0.01849)

[-2.28241]

DLNASET(-1) -0.037486

(0.11520)

[-0.32541]

Page 116: POTENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36960/2/ELSAHADA... · Syariah (BPRS) Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

101

DINF(-1) -0.025441

(0.00312)

[-8.16294]

C -0.001373 Error Correction: D(DLNPDB) D(DLNTP) D(DLNDPK) D(DLNASET) D(DINF) CointEq1 -0.116935 0.046296 4.147041 0.312936 85.29817

(0.05266) (0.28152) (3.58900) (0.22248) (12.0449)

[-2.22036] [ 0.16445] [ 1.15549] [ 1.40655] [ 7.08169]

D(DLNPDB(-1)) -0.227987 0.439565 13.75198 -0.629224 -67.25955

(0.11833) (0.63253) (8.06378) (0.49988) (27.0625)

[-1.92674] [ 0.69493] [ 1.70540] [-1.25875] [-2.48534]

D(DLNPDB(-2)) 0.058213 0.983531 -1.354525 -1.717121 -84.63833

(0.10961) (0.58590) (7.46935) (0.46303) (25.0676)

[ 0.53111] [ 1.67867] [-0.18134] [-3.70845] [-3.37641]

D(DLNPDB(-3)) -0.199144 0.588185 -1.096471 0.294057 -57.46343

(0.11403) (0.60954) (7.77071) (0.48171) (26.0790)

[-1.74646] [ 0.96497] [-0.14110] [ 0.61044] [-2.20344]

D(DLNTP(-1)) 0.115099 -0.550363 -1.404076 -0.168524 8.136006

(0.02494) (0.13332) (1.69959) (0.10536) (5.70391)

[ 4.61510] [-4.12823] [-0.82613] [-1.59952] [ 1.42639]

D(DLNTP(-2)) 0.124576 -0.199220 -3.528162 -0.076564 5.239816

(0.03013) (0.16105) (2.05313) (0.12728) (6.89044)

[ 4.13493] [-1.23701] [-1.71843] [-0.60156] [ 0.76045]

D(DLNTP(-3)) 0.073983 -0.056831 -3.388372 0.088973 10.00338

(0.02787) (0.14896) (1.89907) (0.11772) (6.37338)

[ 2.65486] [-0.38150] [-1.78423] [ 0.75577] [ 1.56956]

D(DLNDPK(-1)) -0.004268 0.001903 -1.076525 -0.002554 2.978654

(0.00268) (0.01430) (0.18234) (0.01130) (0.61193)

[-1.59522] [ 0.13305] [-5.90409] [-0.22598] [ 4.86765]

D(DLNDPK(-2)) -0.001442 0.009327 -0.845321 -0.010866 2.000829

(0.00268) (0.01434) (0.18277) (0.01133) (0.61338)

[-0.53775] [ 0.65061] [-4.62509] [-0.95903] [ 3.26196]

D(DLNDPK(-3)) -0.000204 0.003650 -0.399151 -0.008027 1.074586

(0.00181) (0.00970) (0.12362) (0.00766) (0.41489)

[-0.11270] [ 0.37637] [-3.22875] [-1.04746] [ 2.59006]

D(DLNASET(-1)) -0.079388 -0.063730 1.668835 -0.828546 -7.798156

(0.02937) (0.15701) (2.00164) (0.12408) (6.71762)

[-2.70285] [-0.40590] [ 0.83373] [-6.67735] [-1.16085]

D(DLNASET(-2)) -0.051446 -0.154572 3.394700 -0.595356 -2.039544

(0.03414) (0.18248) (2.32636) (0.14421) (7.80740)

[-1.50704] [-0.84706] [ 1.45923] [-4.12832] [-0.26123]

Page 117: POTENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36960/2/ELSAHADA... · Syariah (BPRS) Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

102

D(DLNASET(-3)) -0.045233 -0.116930 2.066083 -0.254067 -3.917455

(0.02811) (0.15026) (1.91554) (0.11875) (6.42867)

[-1.60923] [-0.77820] [ 1.07859] [-2.13959] [-0.60937]

D(DINF(-1)) -0.001830 -0.001999 0.083646 0.007293 0.954311

(0.00105) (0.00562) (0.07164) (0.00444) (0.24042)

[-1.74061] [-0.35582] [ 1.16761] [ 1.64227] [ 3.96930]

D(DINF(-2)) -0.001008 -0.003769 0.067168 0.005503 0.529332

(0.00077) (0.00412) (0.05247) (0.00325) (0.17610)

[-1.30971] [-0.91568] [ 1.28005] [ 1.69163] [ 3.00585]

D(DINF(-3)) -0.000818 -0.002180 0.041545 0.004199 0.262916

(0.00049) (0.00264) (0.03362) (0.00208) (0.11282)

[-1.65903] [-0.82683] [ 1.23585] [ 2.01474] [ 2.33039]

C -5.39E-05 -0.000347 -0.002149 -0.000347 -0.017225

(0.00028) (0.00150) (0.01915) (0.00119) (0.06427)

[-0.19182] [-0.23093] [-0.11220] [-0.29241] [-0.26803] R-squared 0.457446 0.337219 0.703864 0.635322 0.725803

Adj. R-squared 0.317432 0.166179 0.627441 0.541211 0.655043

Sum sq. resids 0.000382 0.010911 1.773310 0.006815 19.97300

S.E. equation 0.002482 0.013266 0.169121 0.010484 0.567578

F-statistic 3.267149 1.971576 9.210191 6.750798 10.25719

Log likelihood 371.3822 238.9571 37.86956 257.5505 -57.78101

Akaike AIC -8.971701 -5.619168 -0.528343 -6.089887 1.893190

Schwarz SC -8.461820 -5.109287 -0.018462 -5.580006 2.403071

Mean dependent -0.000126 -0.000288 -2.92E-05 9.67E-06 -0.002405

S.D. dependent 0.003004 0.014528 0.277076 0.015478 0.966369 Determinant resid covariance (dof adj.) 8.09E-16

Determinant resid covariance 2.41E-16

Log likelihood 860.0469

Akaike information criterion -19.49486

Schwarz criterion -16.79549

6. Uji Impulse Rensponse Function (IRF)

#Tabel

Respo

nse of DLNPD

B:

Period DLNPDB DLNTP DLNDPK DLNASET DINF 1 0.002482 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000

2 0.002196 0.001227 -7.11E-05 -0.000814 0.000603

3 0.002694 0.001886 0.000470 -0.000575 0.000540

4 0.002424 0.001819 0.000387 -0.000822 0.000194

5 0.002628 0.001352 0.000530 -0.000515 0.000607

6 0.002804 0.001630 0.000276 -0.000834 0.000751

7 0.002508 0.001679 0.000505 -0.000709 0.000711

8 0.002591 0.001745 0.000471 -0.000692 0.000549

Page 118: POTENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36960/2/ELSAHADA... · Syariah (BPRS) Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

103

9 0.002419 0.001523 0.000331 -0.000659 0.000356

10 0.002584 0.001477 0.000380 -0.000631 0.000574

#Grafik

.0000

.0004

.0008

.0012

.0016

.0020

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Response of DLNPDB to CholeskyOne S.D. DLNTP Innovation

-.0001

.0000

.0001

.0002

.0003

.0004

.0005

.0006

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Response of DLNPDB to CholeskyOne S.D. DLNDPK Innovation

-.0009

-.0008

-.0007

-.0006

-.0005

-.0004

-.0003

-.0002

-.0001

.0000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Response of DLNPDB to CholeskyOne S.D. DLNASSET Innovation

.0000

.0001

.0002

.0003

.0004

.0005

.0006

.0007

.0008

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Response of DLNPDB to CholeskyOne S.D. DINF Innovation

7. Uji Varians Decomposition(VD)

#Tabel

Varian

ce Decomposition

of DLNPD

B:

Period S.E. DLNPDB DLNTP DLNDPK DLNASET 1 0.002482 100.0000 0.000000 0.000000 0.000000

2 0.003676 81.23165 11.13754 0.037388 4.901412

3 0.005017 72.44407 20.10813 0.896660 3.945862

4 0.005935 68.46347 23.76410 1.067007 4.736693

5 0.006699 69.13471 22.72691 1.463804 4.309323

6 0.007532 68.54619 22.65903 1.292426 4.636115

7 0.008192 67.32347 23.35820 1.472104 4.669199

8 0.008824 66.64119 24.04204 1.553030 4.638387

9 0.009311 66.59252 24.26679 1.520785 4.666951

10 0.009820 66.79688 24.08074 1.516779 4.609417

Page 119: POTENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36960/2/ELSAHADA... · Syariah (BPRS) Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

104

#Grafik

0

20

40

60

80

100

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

DLNPDB DLNTP DLNDPKDLNASSET DINF

Variance Decomposition of DLNPDB