Potensi bencana di Wonosobo.docx

Embed Size (px)

Citation preview

Kabupaten Wonosobo terletak pada posisi 7 Lintang Selatan (LS) serta antara 109-110 Bujur timur (BT). Luas wilayah Kabupaten Wonosobo adalah 984,68 Km atau sekitar 98.468 hektare dan berada pada ketinggian antara 270-2.300 meter diatas permukaan laut.

Potensi bencana di Wonosobo 1. Tanah longsor, antara 2006 - 2010 sudah terjadi 542 kasus bencana tanah longsor dengan nilai kerugian total mencapai Rp. 16,694 miliar, hal ini terjadi karena kondisi geografis kabupaten yang berada di kaki gunung sindoro-sumbing Kecamatan Sapuran (4 desa) Kecamatan Kertek (7 desa) Kecamatan Wonosobo (7 desa) Kecamatan Kepil (5 desa) Kecamatan Kaliwiro (14 desa) Kecamatan Selomerto (4 desa) Kecamatan Sukoharjo (7 desa) Kecamatan Wadaslintang (11 desa) Kecamatan Watumalang 10 desa, Kecamatan Kepil 5 desa, Kecamatan Leksono 6 desa, Kecamatan Kalikajar 4 desa, Kecamatan Kejajar 6 desa, Kecamatan Mojotengah 5 desa, dan Kecamatan Kalibawang 5 desa. Pencegahan bencana tanah longsor :1. Jangan menebang pohon sembarangan di lereng karena dapat menyebabkan longsor2. Jangan melakukan penggalian di bawah tebing terjal3. Jangan membangun pemukiman di tepi tebing terjal4. Tutuplah retakan tanah dengan tanah lempung/tanah liat agar ait tidak masuk ke dalam tanah melalui retakan5. Jangan membangun pemukiman di bawah tebing terjal6. Buatlah terasering pada lereng terjal jika mendirikan pemukiman.7. Tanamlah pohon yang berakar kuat (akar tunggang)TAHAPAN MITIGASI BENCANA TANAH LONGSORPemetaanMenyajikan informasi visual tentang tingkat kerawanan bencana alam geologi di wilayah wonosobo, sebagai masukan kepada masyarakat dan atau pemerintah kabupaten/kota dan provinsi sebagai data dasar untuk melakukan pembangunan wilayah agar terhindar dari bencana..PemeriksaanMelakukan penyelidikan pada saat dan setelah terjadi bencana, sehingga dapat diketahui penyebab dan cara penaggulangannya.PemantauanPemantauan dilakukan di daerah rawan bencana, pada daerah strategis secara ekonomi dan jasa, agar diketahui secara dini tingkat bahaya, oleh pengguna dan masyarakat yang bertempat tinggal di daerah tersebut.SosialisasiMemberikan pemahaman kepada Pemerintah Provinsi /Kabupaten /Kota atau Masyarakat umum, tentang bencana alam tanah longsor dan akibat yang ditimbulkannnya. Sosialisasi dilakukan dengan berbagai cara antara lain, mengirimkan poster, booklet, dan leaflet atau dapat juga secara langsung kepada masyarakat dan aparat pemerintahPemeriksaan bencana longsorBertujuan mempelajari penyebab, proses terjadinya, kondisi bencana dan tata cara penanggulangan bencana di suatu daerah yang terlanda bencana tanah longsor.

2. Banjir bandangTempat : Dusun Ngesong, Desa Sitieng, Kecamatan Kejajar, Wonosobo ( 18 Desember 2011) Penyebab : - curah hujan yang deras menyebabkan banjir dan longsor (longsoran masuk ke Sungai Ngesong. Akibatnya, sungai meluap dan membuat Dusun Sidorejo RT 01 dan 02 RW VIII Desa Sitieng luluh lantak diterjang banjir lumpur

penanggulangan : membuat tempat untuk pengungsi (ditempatkan dibalai desa Sitieng, hunian sementara dan Balai Desa Sureng Gede) melakukan pencarian korban hilang Pengiriman bantuan darurat untuk pengungsi (Makanan, pakaian dan obat-obatan)

Penanggulangan :1. secepatnya melakukan tindakan tanggap darurat dan kita amankan dulu sungainya sehingga pada saat terjadi debit besar aliran sungai itu sudah melewati alur yang benar.2. membuat proteksi-proteksi terhadap pemukiman yang rawan terhadap hantaman-hantaman batu besar terutama daerah yang mempunyai aset penting seperti PLTA, jembatan setelah itu baru di rehabilitasi dan rekonstruksi serta membuat pengamanan yang lebih permanen.3. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Tengah dan Pemda Wonosobo telah berkoordinasi untuk penanganan darurat di lokasi. Sementara itu bantuan logistik dan peralatan dari BNPB dikirim ke lokasi pada malam ini.4. Pemberian perawatan pada korban luka-luka

3. Puting BeliungTempat : Kecamatan Kejajar, Watumalang, Garung, Mojotengah, Kertek dan Kalikajar.