62
POTENSI KARBON TERSIMPAN DI TAMAN KOTA 1 BUMI SERPONG DAMAI (BSD), SERPONG, TANGERANG SELATAN, BANTEN YUDHI NUGRAHA PROGRAM STUDI BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011

POTENSI KARBON TERSIMPAN DI TAMAN KOTA 1 BUMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2973/1... · 2013-04-29 · potensi karbon tersimpan di taman kota 1 bumi serpong

  • Upload
    vokhue

  • View
    227

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: POTENSI KARBON TERSIMPAN DI TAMAN KOTA 1 BUMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2973/1... · 2013-04-29 · potensi karbon tersimpan di taman kota 1 bumi serpong

POTENSI KARBON TERSIMPAN

DI TAMAN KOTA 1 BUMI SERPONG DAMAI (BSD),

SERPONG, TANGERANG SELATAN, BANTEN

YUDHI NUGRAHA

PROGRAM STUDI BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

HIDAYATULLAH

JAKARTA

2011

Page 2: POTENSI KARBON TERSIMPAN DI TAMAN KOTA 1 BUMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2973/1... · 2013-04-29 · potensi karbon tersimpan di taman kota 1 bumi serpong

POTENSI KARBON TERSIMPAN

DI TAMAN KOTA 1 BUMI SERPONG DAMAI (BSD), SERPONG,

TANGERANG SELATAN, BANTEN

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains

Pada Program Studi Biologi Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Yudhi Nugraha

107095002480

PROGRAM STUDI BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2011

Page 3: POTENSI KARBON TERSIMPAN DI TAMAN KOTA 1 BUMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2973/1... · 2013-04-29 · potensi karbon tersimpan di taman kota 1 bumi serpong
Page 4: POTENSI KARBON TERSIMPAN DI TAMAN KOTA 1 BUMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2973/1... · 2013-04-29 · potensi karbon tersimpan di taman kota 1 bumi serpong

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-

BENAR HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN

SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI

ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Jakarta, 17 Agustus 2011

Yudhi Nugraha 107095002580

Page 5: POTENSI KARBON TERSIMPAN DI TAMAN KOTA 1 BUMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2973/1... · 2013-04-29 · potensi karbon tersimpan di taman kota 1 bumi serpong

i

ABSTRAK Yudhi Nugraha. Potensi Karbon Tersimpan di Taman Kota 1 Bumi Serpong Damai (BSD), Serpong, Tangerang Selatan, Banten. Skripsi. Program Studi Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2011.

Pemanasan global merupakan salah satu isu lingkungan utama di abad ini. Emisi karbon dioksida (CO2) merupakan penyebab utama pemanasan global. Ruang terbuka hijau (RTH) seperti taman kota berperan penting dalam mitigasi pemanasan global dan perubahan iklim di kawasan perkotaan karena mampu mereduksi CO2 dari atmosfer melalui mekanisme sekuestrasi karbon. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis potensi Taman Kota I Bumi Serpong Damai (BSD) Tangerang dalam menyimpan karbon pada tegakan pohon, akar dan tanah. Pengambilan data untuk karbon tersimpan dilakukan pada sepuluh plot kuadrat berukuran 25 m 25 m dengan mengukur biomassa tegakan pohon, biomassa akar dan kandungan organik tanah. Biomassa tegakan dan akar pohon dihitung berdasarkan persamaan alometri, dengan kandungan karbon dihitung sebagai 48% dari biomassa. Kandungan organik tanah dilakukan dengan menghitung bobot isi dan persentase kandungan organik tanah. Pada plot pengamatan tercatat 20 jenis pohon yang tergolong ke dalam 13 famili, dengan jenis pohon dominan yaitu Roystonea regia (INP = 75,99%). Potensi karbon tersimpan terbesar terdapat pada tegakan pohon, yaitu 86,28 tonC/ha, diikuti oleh akar pohon dan tanah sebesar 26,25 tonC/ha dan 2,58 tonC/ha. Potensi karbon tersimpan pada Taman Kota 1 BSD dengan luas area 2,5 ha adalah 287,8 ton. Kata Kunci: karbon tersimpan, biomassa, karbon organik tanah, Taman Kota I BSD

Page 6: POTENSI KARBON TERSIMPAN DI TAMAN KOTA 1 BUMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2973/1... · 2013-04-29 · potensi karbon tersimpan di taman kota 1 bumi serpong

ii

ABSTRACT

Yudhi Nugraha. Carbon Storage Potential in Taman Kota 1 Bumi Serpong Damai (BSD), Serpong, Tangerang Selatan, Banten. Undergraduate Thesis. Biology Department. Faculty of Science and Technology. Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta. 2011. Global warming is one of the main environmental problems of this millennium. Carbon dioxide emission is considered the main cause for global warming. Green open spaces such as urban parks play important role in global warming and climate change mitigation by reducing carbon dioxide levels through sequestration mechanism. This study aimed to estimate carbon storage potential of standing tree, root and soil in Taman Kota I Bumi Serpong Damai (BSD) Tangerang. Carbon data were taken from eleven 25 m × 25 m plots in which tree biomass, roots biomass and soil were measured. Carbon organic content in tree and root biomass was converted using 48% conversion factor. Carbon organic content in soil was calculated from bulk density and percentage of organic carbon. Based on vegetation analysis 20 species which consisted of 13 families were found with the most dominant tree was Roystonea regia (INP = 75,99%). The highest carbon storage potential was found in standing trees (86,28 tonC/ha), Followed by root and soil with carbon storage potential of 26,25 tonC/ha and 2,58 tonC/ha. The total carbon storage potential in Taman Kota 1 BSD with an area of 2,5 ha was 287,8 ton.

Key words: carbon storage, tree biomass, soil organic carbon, Taman Kota I BSD

Page 7: POTENSI KARBON TERSIMPAN DI TAMAN KOTA 1 BUMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2973/1... · 2013-04-29 · potensi karbon tersimpan di taman kota 1 bumi serpong

iii

KATA PENGANTAR

Pengabdian dan keberserahan diri ini hanya milik Allah Subhanahu

wata’ala Sang Pemilik kerajaan tertinggi dengan segala kebesaran cinta kasih

dan sayang-Nya yang ditranformasikan kepada penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini. Shalawat serta salam senantiasa penulis sampaikan kepada

tauladan besar Nabiyullah Muhammad shalallahu alaihi wassalam manusia

paling berpengaruh dalam sejarah bumi dan semesta alam.

Skripsi berjudul “Potensi Karbon Tersimpan di Taman Kota 1 Bumi

Serpong Damai” disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

sarjana pada jurusan Biologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dengan

selesainya skripsi penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis selaku Dekan Fakultas Sains dan

Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta beserta

jajarannya.

2. Dr. Lily Surayya EP., M.Env.Stud. selaku Ketua Program Studi Biologi

Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta serta telah menjadi pembimbing I yang dengan ikhlas memberikan

bantuan, saran dan bimbingannya selama melaksanakan penelitian hingga

selesainya skripsi ini.

3. Dini Fardila, M.Si selaku pembimbing II yang dengan sabar telah memberikan

bimbingan dan saran dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Dasumiati, M.Si, Priyanti, M.Si, Narti Fitriana, M.Si selaku penguji yang telah

memberikan nasihat dan wejangan berarti bagi penulis.

Page 8: POTENSI KARBON TERSIMPAN DI TAMAN KOTA 1 BUMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2973/1... · 2013-04-29 · potensi karbon tersimpan di taman kota 1 bumi serpong

iv

5. Seluruh Dosen prodi Biologi, terima kasih atas semua ilmu yang telah

diberikan, semoga bisa terus bermanfaat untuk penulis.

6. Abi Ummi dan keluarga besar Babay As’ad ibn Mustakar dan Munara ibn

Kasiman tercinta yang memberikan doa, semangat, dan kebutuhan materil

selama penelitian dan penulisan skripsi ini kepada penulis.

7. Agus Haerudin, Asep Saefudin, E. Afrianti, Adinda Permanasari dan seluruh

keluarga besar Sukri Yunus termasuk besan dan cucunya.

8. Teman-teman di Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas, Kongres

Mahasiswa, Dewan Perwakilan Mahasiswa Universitas, Himpunan Biologi

Periode 2010-2011 dan kawan-kawan aktifis lainnya.

9. Teman-teman Biologi angkatan 2007 yang sama-sama saling mendoakan.

10. Heru, Amin, Luqman, Uki, Fachri, Irvan, Ade, Dede, Mulya, Galih, Jael dan

Ria serta kawan-kawan terdekat lainnya yang tidak dapat disebutkan satu

persatu.

Semoga Allah SWT, senantiasa memberikan Rahmat dan Karunia-Nya

kepada semua pihak yang telah memberikan segala bantuan tersebut diatas.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini jauh dari sempurna,

untuk itu saran dan kritik yang membangun masih diharapkan.

Ciputat, 17 Agustus 2011

Penulis.

Page 9: POTENSI KARBON TERSIMPAN DI TAMAN KOTA 1 BUMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2973/1... · 2013-04-29 · potensi karbon tersimpan di taman kota 1 bumi serpong

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ........................................................................................................ i

ABSTRACT ........................................................................................................ ii

KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... v

DAFTAR TABEL............................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... viii

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ............................................................................. 1

1.2. Perumusan Masalah ..................................................................... 3

1.3. Hipotesis ....................................................................................... 3

1.4. Tujuan Penelitian ......................................................................... 4

1.5. Manfaat Penelitian ....................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 5

2.1. Siklus Karbon ................................................................................ 5

2.2. Proses Fotosintesis dalam Proses Sekuestrasi ................................ 6

2.3. Karbon Tersimpan ......................................................................... 7

2.4. Biomassa ....................................................................................... 10

2.4.1. Biomassa Tegakan Pohon .................................................... 11

2.4.2. Biomassa Akar .................................................................... 12

2.5. Kandungan Organik Tanah ............................................................ 12

2.6. Analisi Vegetasi ............................................................................. 14

2.5. Taman Kota ................................................................................... 15

2.5. Bumi Serpong Damai ..................................................................... 19

Page 10: POTENSI KARBON TERSIMPAN DI TAMAN KOTA 1 BUMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2973/1... · 2013-04-29 · potensi karbon tersimpan di taman kota 1 bumi serpong

vi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................................ 21

3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian ......................................................... 21

3.2. Alat dan Bahan ............................................................................ 22

3.3. Cara Kerja .................................................................................... 22

3.3.1.Penentuan Jumlah dan Ukuran Plot ....................................... 22

3.3.2. Analisis Vegetasi ................................................................ 23

3.3.3. Pengukuran Biomassa .......................................................... 24

3.4. Analisis Data ................................................................................ 26

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................................... 28

4.1 Indeks Nilai Penting Vegetasi Pohon ............................................ 28

4.2. Karbon Tersimpan ........................................................................ 32

4.2.1. Karbon Tersimpan pada Tegakan Batang ............................. 32

4.2.2. Karbon Tersimpan pada Tegakan Akar ................................ 34

4.2.3. Kandungan Organik Tanah .................................................. 36

4.2.4. Karbon Tersimpan Total ...................................................... 38

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 41

5.1 Kesimpulan .................................................................................... 41

5.2 Saran .............................................................................................. 41

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 42

LAMPIRAN ................................................................................................................. 47

Page 11: POTENSI KARBON TERSIMPAN DI TAMAN KOTA 1 BUMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2973/1... · 2013-04-29 · potensi karbon tersimpan di taman kota 1 bumi serpong

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Indeks Nilai Penting Pohon di Lokasi Penelitian ................................... 31

Tabel 2 Biomassa dan Karbon Tersimpan pada Lokasi Penelitian ..................... 34

Page 12: POTENSI KARBON TERSIMPAN DI TAMAN KOTA 1 BUMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2973/1... · 2013-04-29 · potensi karbon tersimpan di taman kota 1 bumi serpong

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Siklus Karbon ................................................................................... 6

Gambar 2 Lokasi Penelitian ............................................................................. 21

Gambar 3 Citra Satelit Taman Kota 1 BSD ....................................................... 22

Gambar 4 Nilai Kerapatan dan Karbon pada Tegakan Batang ........................... 33

Gambar 5 Nilai Kerapatan dan Karbon pada Tegakan Akar ............................... 35

Gambar 6 Nilai Kerapatan dan Karbon pada Karbon Organik Tanah ................. 36

Gambar 7 Karbon Tersimpan Pada Tegakan Batang, Akar dan Tanah ............... 39

Page 13: POTENSI KARBON TERSIMPAN DI TAMAN KOTA 1 BUMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2973/1... · 2013-04-29 · potensi karbon tersimpan di taman kota 1 bumi serpong

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Cara mengukur dbh pada berbagai bentuk batang ........................... 47

Lampiran 2 Cara menentukan ukuran plot ......................................................... 48

Lampiran 3 Cara menentukan jumlah plot ......................................................... 49

Page 14: POTENSI KARBON TERSIMPAN DI TAMAN KOTA 1 BUMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2973/1... · 2013-04-29 · potensi karbon tersimpan di taman kota 1 bumi serpong

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perubahan iklim merupakan salah satu masalah lingkungan yang dialami

dunia saat ini. Salah satu faktor penyebab perubahan iklim adalah pemanasan

global. Pemanasan global salah satunya disebabkan oleh emisi gas rumah kaca

(GRK). Salah satu GRK yang berpengaruh besar dalam peningkatan suhu

permukaan bumi adalah karbon dioksida. Konsentrasi karbon dioksida di atmosfer

telah mengalami peningkatan dari era pra industri pada tahun 1750 yaitu 280 ppm

menjadi 378 ppm pada tahun 2005 (Solomo dkk., 2007). Peningkatan GRK salah

satunya dipicu oleh pemakaian bahan bakar fosil untuk energi dalam bidang

industri maupun transportasi (Lathief, 2008).

Menyadari adanya permasalahan tersebut, dunia internasional berupaya

menstabilkan konsentrasi gas-gas penyebab GRK melalui sebuah konvensi kerja

Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) tentang perubahan iklim United Nations for

Climate Change Convention (UNFCCC). Pertemuan Conference of Parties ke-13

(COP 13) telah menghasilkan kesepakatan untuk mendukung negara-negara

berkembang dalam mengurangi emisi dari deforestasi dan degradasi atau dikenal

dengan program Reduced Emissions from Deforestation and Degradation

(REDD). Program REDD merupakan salah satu skema yang memungkinkan

negara berkembang untuk menjaga lahan hijaunya dan mendapatkan insentif dari

hasil penyerapan karbon atau berkurangnya emisi akibat kerusakan lahan hijaunya

(Roswiniarti dkk., 2008).

Page 15: POTENSI KARBON TERSIMPAN DI TAMAN KOTA 1 BUMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2973/1... · 2013-04-29 · potensi karbon tersimpan di taman kota 1 bumi serpong

2

Berkaitan dengan fenomena perubahan iklim ini, tumbuhan mempunyai

peranan penting karena dapat menyerap dan menyimpan karbon sebagai biomassa

melalui mekanisme sekuestrasi (Hairiah, 2007). Salah satu cara untuk mengurangi

dampak pemanasan global adalah dengan mengendalikan konsentrasi karbon

melalui pengembangan program sink, dimana karbon organik sebagai hasil

fotosintesis akan disimpan dalam biomassa tegakan pohon berkayu. Dalam rangka

pengembangan program ini diperlukan data-data pendugaan kandungan biomassa

karbon (Nurmi, 2009).

Menurut Brown (1997), hampir 48% dari biomassa pohon adalah karbon.

Pohon melalui proses fotosintesis menyerap karbon dioksida dari atmosfer dan

mengubahnya menjadi karbon organik (karbohidrat) dan menyimpannya dalam

biomassa tubuhnya seperti dalam batang, daun, akar, umbi buah dan-lain-lain.

Keseluruhan hasil dari proses fotosintesis ini sering disebut juga dengan

produktivitas primer (Sutaryo, 2009)

Penelitian tentang urgensi pohon dan tanah sebagai penyimpan karbon

telah banyak dilakukan di ekosistem hutan alami dan hutan produksi (Ginoga dkk,

2005; Rahma, 2008; Nuraziza, 2008; Bakri, 2009). Meskipun demikian, informasi

tentang simpanan karbon di kawasan perkotaan masih belum banyak. Vegetasi

pohon pada ruang terbuka hijau (RTH) di perkotaan dapat berperan sebagai

“kantung-kantung hijau” penyerap dan penyimpan karbon, begitu pula dengan

tanah. Penelitian karbon tersimpan pada RTH akan menunjukan nilai kepentingan

konservasi RTH tersebut dalam upaya mitigasi perubahan iklim di kawasan

perkotaan.

Page 16: POTENSI KARBON TERSIMPAN DI TAMAN KOTA 1 BUMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2973/1... · 2013-04-29 · potensi karbon tersimpan di taman kota 1 bumi serpong

3

Dalam membangun suatu kota, aspek lingkungan penting diperhatikan,

karena dengan adanya lingkungan yang baik maka seluruh kegiatan dalam suatu

kota dapat berjalan dengan lancar. Salah satu pengembang permukiman di

kawasan perkotaan yang berkomitmen menjaga kelestarian lingkungan adalah PT.

Bumi Serpong Damai Tbk. Hal ini dibuktikan dengan dibangunnya sebuah taman

kota yang berada di kawasan perumahan Bumi Serpong Damai (BSD). Taman

kota mempunyai peranan yang besar sebagai penyerap karbon di lingkungan

sekitarnya. Dilihat dari lokasinya, Taman kota 1 BSD berdekatan dengan tempat

aktivitas manusia, lalu lintas kendaraan dan pembangunan-pembangunan. Dengan

kenyataan ini, maka penelitian mengenai karbon di kawasan BSD perlu dilakukan

untuk mengetahui nilai kepentingan RTH tersebut dalam menyerap dan

menyimpan karbon sebagai salah satu upaya mitigasi perubahan iklim di kawasan

Serpong, Tangerang Selatan.

1.2 Perumusan masalah

Berapa besar potensi karbon tersimpan pada tegakan pohon, akar pohon,

dan tanah di Taman Kota 1 BSD?

1.3 Hipotesis

Tegakan pohon menyimpan karbon lebih besar dibanding akar pohon dan

tanah.

Page 17: POTENSI KARBON TERSIMPAN DI TAMAN KOTA 1 BUMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2973/1... · 2013-04-29 · potensi karbon tersimpan di taman kota 1 bumi serpong

4

1.4 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi potensi karbon tersimpan

dalam tegakan pohon, akar pohon, dan tanah di Taman kota 1 BSD.

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini bermanfaat sebagai:

1. Sumber informasi bagi pengelola taman kota maupun Pemerintah Kota

Tangerang Selatan mengenai potensi penyerapan dan penyimpanan karbon

oleh tegakan pohon, akar pohon dan tanah di Taman kota 1 BSD.

2. Acuan bagi PT. BSD Tbk. dan Pemerintah Kota Tangerang Selatan untuk

meningkatkan jumlah dan jenis pohon agar dapat menyerap dan menyimpan

karbon lebih banyak dalam rangka mitigasi pemanasan global di kawasan

perkotaan.

Page 18: POTENSI KARBON TERSIMPAN DI TAMAN KOTA 1 BUMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2973/1... · 2013-04-29 · potensi karbon tersimpan di taman kota 1 bumi serpong

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Siklus Karbon

Jenis gas rumah kaca (GRK) yang memberikan sumbangan paling besar

terhadap pemanasan global adalah karbon dioksida. Kenaikan kadar karbon

dioksida dipercepat dengan berkembangnya teknologi yang menggunakan bahan

bakar dari biomassa fosil (Arifin, 2001). Konsentrasi GRK di atmosfer dari waktu

ke waktu terus meningkat yang telah dilepas ke atmosfer dalam kurun waktu 148

tahun yaitu dari tahun 1850 sampai 1998. Penyumbang pemanasan global yang

terbesar adalah karbon dioksida sebesar 61%, diikuti oleh metana (CH4) sebesar

15%, chlorofluorocarbon (CFC) sebesar 12%, dinitrogen monoksida (N2O)

sebesar 4% dan sumber lain sebesar 8% (Muhdi, 2008).

Menurut Samsul (2007), karbon dapat dijumpai di atmosfer sebagai

karbon dioksida, di dalam jaringan tubuh mahluk hidup, dan terbesar dijumpai

dalam batuan endapan serta bahan bakar fosil yang terdapat di dalam perut bumi.

Karbon masuk ke dalam tubuh suatu organisme melalui rantai makanan. Karbon

dioksida diserap oleh tumbuhan hijau melalui proses fotosintesis dan disimpan

sebagai biomassa pada berbagai organ, diantaranya daun. Karbon organik dalam

dedaunan hijau kemudian masuk ke tubuh organisme melalui proses pencernaan

dan kembali ke udara melalui proses respirasi. Rangkaian proses ini

menghasilkan siklus yang lengkap yang disebut dengan siklus karbon (Gambar 1).

Meskipun demikian, tidak semua karbon pada tubuh organisme kembali ke

Page 19: POTENSI KARBON TERSIMPAN DI TAMAN KOTA 1 BUMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2973/1... · 2013-04-29 · potensi karbon tersimpan di taman kota 1 bumi serpong

6

atmosfer, sebagian ada yang terikat membentuk biomassa tubuh (Wirakusumah,

2003).

Jumlah karbon di atmosfer dipengaruhi oleh besarnya hasil proses

fotosintesis, respirasi tegakan, respirasi serasah dan respirasi tanah. Jumlah karbon

dalam bentuk karbon bebas juga sangat dipengaruhi oleh tambahan dari luar

sistem seperti kebakaran hutan, letusan gunung dan sebagainya (Muhdi, 2008).

Gambar 1. Siklus Karbon (Sumber:http://www.bom.gov.au/info/climate/change/gallery/9.shtml)

2.2 Peran Fotosintesis dalam Proses Sekuestrasi

Fotosintesis adalah proses pembentukan makanan yang dilakukan oleh

tumbuhan hijau dan beberapa mikroorganisme fotosintetik. Organisme yang

mampu mensintesis makanannya sendiri disebut sebagai organisme autotrof.

Organisme autotrof dalam rantai makanan menduduki peran sebagai produsen.

Pada prinsipnya komponen yang dibutuhkan dalam reaksi fotosintesis adalah CO2

Page 20: POTENSI KARBON TERSIMPAN DI TAMAN KOTA 1 BUMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2973/1... · 2013-04-29 · potensi karbon tersimpan di taman kota 1 bumi serpong

7

yang berasal dari udara dan air yang diserap dari dalam tanah. Sesuai dengan

namanya, reaksi ini membutuhkan cahaya matahari sebagai energi dalam

pembuatan atau sintesis senyawa gula dan oksigen (Longman dan Jenik, 1987).

Tumbuhan hijau, hewan dan organisme lain berperan aktif dalam

kelangsungan siklus karbon. Karbon dioksida merupakan salah satu komponen

pokok untuk berlangsungnya fotosintesis. Dengan bantuan energi cahaya CO2 dan

H2O oleh tumbuhan hijau akan diubah menjadi senyawa organik berupa glukosa

(C6H12O6) dan oksigen (O2) melalui reaksi yang disederhanakan di bawah ini.

C6H12O6 + 6 O2 6 CO2 + 6 H2O

Menurut Hairiah (2007), tumbuhan memerlukan sinar matahari, karbon

dioksida yang diserap dari udara serta air dan hara yang diserap dari dalam tanah

untuk kelangsungan hidupnya. Melalui proses fotosintesis, karbon dioksida oleh

tanaman dan diubah menjadi karbohidrat, kemudian disebarkan ke seluruh tubuh

tanaman dan akhirnya disimpan dalam organ tumbuhan seperti daun, batang,

ranting, bunga dan buah. Proses penyimpanan karbon dalam berbagai organ

tumbuhan dinamakan proses sekuestrasi (C-sequestration). Pengukuran jumlah

karbon yang disimpan dalam tubuh tumbuhan hidup atau biomassa pada suatu

lahan dapat menggambarkan banyaknya karbon dioksida di atmosfer (Asdak,

2002).

2.3 Karbon Tersimpan

Adanya tumbuhan sebagai penyimpan karbon menyebabkan konsentrasi

karbon dioksida di atmosfer menurun (Bouwman, 1990). Melalui fotosintesis,

karbon dioksida diserap dan diubah oleh tumbuhan menjadi karbon organik dalam

Page 21: POTENSI KARBON TERSIMPAN DI TAMAN KOTA 1 BUMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2973/1... · 2013-04-29 · potensi karbon tersimpan di taman kota 1 bumi serpong

8

bentuk biomassa. Biomassa merupakan suatu penyerapan energi yang dapat

dikonversi ke dalam bentuk karbon, alkohol maupun kayu. Kandungan karbon

absolut dalam biomassa atau jumlah karbon yang tersimpan pada suatu biomassa

dikenal dengan istilah carbon storage atau karbon tersimpan.

Tumbuhan merupakan salah satu tempat penimbunan atau penyimpanan

karbon (C sink). Salah satu cara untuk mengurangi dampak pemanasan global

adalah dengan mengendalikan konsentrasi karbon melalui pengembangan

program sink, dimana karbon organik sebagai hasil fotosintesa akan disimpan

dalam biomassa tegakan hutan atau pohon berkayu (Hairiyah, 2007)

Dalam rangka pengembangan program ini diperlukan data-data pendugaan

kandungan biomassa karbon, sehingga tersedianya model yang memudahkan

dalam pendugaan kandungan biomassa karbon sangat diperlukan. Untuk

menjawab kebutuhan tersebut maka dilakukan studi tentang teknik mengestimasi

kandungan karbon hutan. Pendugaan kandungan karbon dapat dilakukan

menggunakan pendekatan biomassa dimana hampir 48% biomassa dari vegetasi

hutan tersusun atas unsur karbon (Brown, 1997).

Menurut Sutaryo (2009), biomassa hutan sangat relevan dengan isu

perubahan iklim. Biomassa hutan berperan penting dalam siklus biogeokimia

terutama dalam siklus karbon. Dari keseluruhan karbon hutan, sekitar 50%

diantaranya tersimpan dalam vegetasi hutan. Sebagai konsekuensi, jika terjadi

kerusakan hutan, kebakaran dan pembalakan akan menambah jumlah karbon di

atmosfer. Dinamika karbon di alam dapat dijelaskan secara sederhana dengan

siklus karbon. Siklus karbon adalah siklus biogeokimia yang mencakup

Page 22: POTENSI KARBON TERSIMPAN DI TAMAN KOTA 1 BUMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2973/1... · 2013-04-29 · potensi karbon tersimpan di taman kota 1 bumi serpong

9

pertukaran atau perpindahan karbon diantara biosfer, pedosfer, geosfer, hidrosfer

dan atmosfer bumi (Muhdi, 2008).

Vegetasi, tanah laut dan atmosfer semuanya menyimpan karbon yang

berpindah secara dinamis diantara tempat-tempat penyimpanan sepanjang waktu.

Tempat penyimpanan ini disebut dengan kantong karbon aktif (active carbon

pool). Penggundulan hutan akan mengubah kesetimbangan karbon dengan

meningkatkan jumlah karbon yang berada di atmosfer dan mengurangi karbon

yang tersimpan di hutan, tetapi hal ini tidak menambah jumlah keseluruhan

karbon yang berinteraksi di atmosfer. Simpanan karbon lain yang penting adalah

deposit bahan bakar fosil. Simpanan karbon ini tersimpan jauh di dalam perut

bumi dan secara alami terpisah dari siklus karbon di atmosfer, kecuali jika

simpanan tersebut diambil dan dilepaskan ke atmosfer ketika bahan-bahan

tersebut dibakar (Sutaryo, 2009).

Karbon dioksida berada di atmosfer dalam konsentrasi yang rendah yakni

sekitar 0,03%. Siklus karbon termasuk dalam siklus yang sangat cepat karena

tumbuhan mempunyai kebutuhan yang tinggi akan gas ini. Setiap tahun,

tumbuhan mengeluarkan sekitar sepertujuh dari keseluruhan karbon dioksida yang

terdapat di atmosfer yang diseimbangkan melalui respirasi. Sejumlah karbon bisa

dipindahkan dari siklus karbon dalam waktu yang lebih lama. Hal ini terjadi

misalnya, ketika karbon terakumulasi di dalam kayu atau bahan organik yang

tahan lama lainnya. Perombakan metabolik oleh detritivora akhirnya mendaur

ulang karbon ke atmosfer sebagai karbon dioksida. (Campbell dkk., 2002).

Menurut Hairiah (2007), kebanyakan karbon dioksida di udara

dipergunakan oleh tanaman selama fotosintesis dan memasuki ekosistem melalui

Page 23: POTENSI KARBON TERSIMPAN DI TAMAN KOTA 1 BUMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2973/1... · 2013-04-29 · potensi karbon tersimpan di taman kota 1 bumi serpong

10

serasah tanaman yang jatuh dan akumulasi karbon dalam biomassa (tajuk)

tanaman. Separuh dari jumlah karbon yang diserap dari udara bebas tersebut

diangkut ke bagian akar berupa karbohidrat dan masuk ke dalam tanah melaui

akar-akar yang mati.

2.4 Biomassa

Biomassa adalah total berat atau volume organisme dalam suatu area atau

volume tertentu (Intergovernmental Panel on Climate Change, 1995). Biomassa

juga didefinisikan sebagai total jumlah materi hidup di atas permukaan pada suatu

pohon dan dinyatakan dengan satuan ton berat kering per satuan luas (Brown,

1997).

Menurut Kusmana (1993), biomassa dapat dibedakan ke dalam dua jenis

yaitu biomassa tumbuhan di atas permukaan tanah (aboveground biomass) dan

biomassa di bawah permukaan tanah (belowground biomass). Biomassa atas

permukaan adalah semua material hidup di atas permukaan. Termasuk bagian dari

kantong karbon ini adalah batang, tunggul, cabang, kulit kayu, biji dan daun dari

vegetasi baik strata pohon maupun dari strata tumbuhan bawah di lantai hutan.

Biomassa bawah permukaan adalah semua biomassa dari akar tumbuhan yang hidup.

Pengertian akar ini berlaku hingga ukuran diameter tertentu yang ditetapkan. Hal

ini dilakukan sebab akar tumbuhan dengan diameter yang lebih kecil dari

ketentuan cenderung sulit untuk dibedakan dengan bahan organik tanah dan

serasah (Sutaryo, 2009).

Biomassa tumbuhan bertambah karena tumbuhan menyerap karbon

dioksida dari udara dan mengubah zat tersebut menjadi bahan organik melalui

Page 24: POTENSI KARBON TERSIMPAN DI TAMAN KOTA 1 BUMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2973/1... · 2013-04-29 · potensi karbon tersimpan di taman kota 1 bumi serpong

11

proses fotosintesis. Laju pengikatan biomassa disebut produktivitas primer bruto.

Laju pengikatan biomassa bergantung pada luas daun yang terkena sinar matahari,

intensitas penyinaran, suhu, dan ciri-ciri jenis tumbuhan masing-masing. Sisa dari

hasil respirasi yang dilakukan tumbuhan disebut produktivitas primer bersih

(Anwar dkk., 1984).

2.4.1 Biomassa Tegakan Pohon

Proporsi terbesar penyimpanan karbon di daratan umumnya terdapat pada

komponen pepohonan. Menurut Muhdi (2008), jumlah karbon dalam tegakan

pohon dipengaruhi oleh proses fotosintesis dan respirasi dari tegakan pohonyang

akan mempengaruhi jumlah karbon dioksida bebas di atmosfer. Hubungan timbal

balik ini merupakan proses pengikatan dan pelepasan karbon bebas di atmosfer

menjadi karbon terikat pada tegakan pohon. Tegakan pohon menggunakan energi

cahaya matahari untuk memecah molekul air dan menggabungkannya dengan

karbon dioksida untuk dijadikan karbohidrat.

Untuk mengurangi tindakan perusakan selama pengukuran, biomassa

pohon dapat diestimasi dengan menggunakan persamaan alometrik yang

didasarkan pada pengukuran diameter batang (Brown, 1997). Alometrik

didefinisikan sebagai suatu studi dari suatu hubungan antara pertumbuhan dan

ukuran salah satu bagian organisme dengan pertumbuhan atau ukuran dari

keseluruhan organisme. Dalam studi biomassa pohon persamaan

alometrik digunakan untuk mengetahui hubungan antara ukuran pohon (diameter

atau tinggi) dengan berat (kering) pohon secara keseluruhan (Sutaryo, 2009)

Page 25: POTENSI KARBON TERSIMPAN DI TAMAN KOTA 1 BUMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2973/1... · 2013-04-29 · potensi karbon tersimpan di taman kota 1 bumi serpong

12

2.4.2 Biomassa Akar

Menurut Hairiyah (2007), akar mentransfer kabon dalam jumlah besar

langsung ke dalam tanah, dan keberadaannya dalam tanah bisa cukup lama. Pada

tanah hutan biomassa akar lebih didominasi oleh akar-akar besar (diameter >2

mm), sedangkan pada tanah pertanian lebih didominasi oleh akar-akar halus dari

tumbuhan yang lebih pendek daur hidupnya.

Pengambilan data biomassa akar merupakan bagian yang sulit dan tidak

memiliki keakuratan sebaik yang dimiliki komponen vegetasi lainnya. Penggalian

seluruh bagian akar hampir mustahil untuk dilakukan, demikian juga pemilahan

akar-akar yang halus secara individu tanpa tercampur dengan akar dari pohon lain

yang ada di sekitarnya. Karena sulit untuk mengambil sampel, pendekatan yang

kerap dipakai adalah dengan menggunakan rasio akar dan batang.

Menurut Schmid-Haas dan Bachofen (1991) dalam Gartner dan Braker

(2004), ukuran diameter akar berkorelasi positif dengan diameter batang. Oleh

karena itu untuk menentukan biomassa dan simpanan karbon pada akar dapat

diestimasi dari nilai biomassa dan simpanan karbon pada tegakan batang

2.5 Karbon Organik Tanah

Menurut Muhdi (2008), jumlah karbon di dalam tanah selain dipengaruhi

oleh jumlah karbon yang ada dalam tegakan juga dipengaruhi oleh jumlah karbon

dalam serasah. Proses respirasi tanah yang dipengaruhi oleh suhu akan melepas

karbon terikat menjadi karbon dioksida ke atmosfer.

Sebagian besar karbon bumi atau sebanyak 75% di lapisan satu meter dari

permukaan tanah (Muhdi, 2008). Peningkatan penyimpanan karbon dalam tanah

Page 26: POTENSI KARBON TERSIMPAN DI TAMAN KOTA 1 BUMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2973/1... · 2013-04-29 · potensi karbon tersimpan di taman kota 1 bumi serpong

13

dapat dilakukan dengan meningkatkan masukan sumber karbon dan mengurangi

kehilangan melalui mineralisasi. Sisa tumbuhan, hewan dan manusia yang ada di

permukaan dan di dalam tanah, sebagian atau seluruhnya dirombak oleh

organisme tanah sehingga melapuk dan menyatu dengan tanah dan dinamakan

bahan organik tanah.

Penentuan karbon bahan organik tanah dilakukan dengan dua macam

sampling yakni sampling tanah terganggu untuk mendapatkan nilai karbon

organik dan sampling tanah tidak terganggu untuk mendapatkan nilai bobot isi.

Sampling tanah terganggu dilakukan dengan mengambil tanah dari kedalaman

tertentu sedangkan sampling tanah tidak terganggu dilakukan dengan

menggunakan cincin pencuplik (core sampler) agar tidak merubah porositas tanah

sehingga dapat diketahui tekstur dan porositas tanah (Nurmi, 2009).

Jumlah karbon tersimpan pada berbagai tipe lahan berbeda-beda,

bergantung pada keragaman dan kerapatan tumbuhan yang ada, jenis tanah serta

cara pengelolaannya. Sistem perakaran yang luas dan besar dapat memperbaiki

kondisi fisik tanah, sehingga dapat meningkatkan kualitas tanah dan meperbesar

kapasitas tanah dalam menyerap karbon (Bardgett, 2005).

Bobot isi tanah menunjukkan perbandingan antara massa tanah pada

keadaan kering konstan dengan volumenya. Tanah dengan bobot isi yang rendah

menunjukkan bahwa tanah tersebut memiliki partikel tanah yang kurang padat

yang kemungkinan disebabkan banyaknya fragmen berukuran besar seperti batu-

batuan yang terdapat pada tanah tersebut. Adanya fragmen batu-batuan pada tanah

menurunkan kapasitas tanah dalam menyerap dan menyimpan karbon (Carter dan

Gregorich, 2008).

Page 27: POTENSI KARBON TERSIMPAN DI TAMAN KOTA 1 BUMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2973/1... · 2013-04-29 · potensi karbon tersimpan di taman kota 1 bumi serpong

14

2.6 Analisis Vegetasi

Analisis vegetasi tumbuhan merupakan suatu cara mempelajari susunan

atau komposisi jenis dan bentuk atau struktur vegetasi. Satuan vegetasi yang

dipelajari berupa komunitas tumbuhan yang merupakan asosiasi konkret dari

semua spesies tetumbuhan yang menempati suatu habitat. Oleh karena itu, tujuan

yang ingin dicapai dalam analisis vegetasi adalah untuk mengetahui komposisi

spesies dan struktur vegetasi pada suatu wilayah yang dipelajari (Indriyanto,

2006).

Hasil analisis vegetasi disajikan secara deskripsitif mengenai komposisi

spesies dan struktur komunitasnya. Struktur suatu vegetasi tidak hanya

dipengaruhi oleh hubungan antarspesies, tetapi juga oleh jumlah individu dari

setiap spesies organisme yang menyebabkan kelimpahan relatif suatu spesies dan

distribusi individu antarspesies dalam vegetasi. Kedua variabel ini dapat

mempengaruhi fungsi suatu vegetasi, dan akhirnya dapat memberikan pengaruh

pada keseimbangan sistem dan akhirnya akan berpengaruh pada stabilitas vegetasi

(Soegianto, 1994).

Struktur vegetasi memiliki sifat kualitatif dan kuantitatif (Indriyanto,

2006). Dengan demikian, dalam deskripsi struktur vegetasi tumbuhan dapat

dilakukan secara kualitatif dengan parameter kualitatif atau secara kuantitatif

dengan parameter kuantitatif. Namun persoalan yang sangat penting dalam

analisis vegetasi adalah:

1. bagaimana cara mendapatkan data terutama data kuantitatif dari semua spesies

tumbuhan yang menyusun komunitas vegetasi;

2. parameter kuantitatif dan kualitatif apa saja yang diperlukan;

Page 28: POTENSI KARBON TERSIMPAN DI TAMAN KOTA 1 BUMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2973/1... · 2013-04-29 · potensi karbon tersimpan di taman kota 1 bumi serpong

15

3. penyajian data;

4. interpretasi data agar dapat mengemukakan komposisi floristik serta sifat-sifat

komunitas vegetasi secara utuh dan menyeluruh.

Analisis vegetasi memiliki beberapa metode. Metode yang biasa

digunakan antara lain adalah metode kuadrat dan kuadran. Metode kuadrat

merupakan metode yang paling sering digunakan di lapangan karena kemudahan

dalam penggunaannya dan mencakup semua parameter yang harus diukur serta

dapat digunakan pada berbagai vegetasi baik yang heterogen maupun yang

homogen, sedangkan metode kuadran lebih tepat digunakan untuk vegetasi yang

heterogen dan distribusi spesiesnya acak karena pada metode ini tidak memiliki

luas area.

2.7 Taman Kota

Taman (garden) diterjemahkan dari bahasa Ibrani, gan dan oden. Gan

berarti melindungi atau mempertahankan lahan yang ada dalam suatu lingkungan

berpagar, dan oden berarti kesenangan, kegembiraan dan kenyamanan. Secara

lengkap taman dapat diartikan sebagai sebidang lahan berpagar yang digunakan

untuk mendapatkan kesenangan, kegembiraan dan kenyamanan (Abdillah, 2005).

Taman kota berperan sebagai sarana pendukung kesehatan, pengaturan iklim

mikro, pengaturan ketersediaan air tanah, pencegahan erosi, penyeimbang alam,

keindahan, kejiwaan, pendidikan lingkungan hidup, serta berkaitan juga dengan

fungsi sosial ekonomi.

Page 29: POTENSI KARBON TERSIMPAN DI TAMAN KOTA 1 BUMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2973/1... · 2013-04-29 · potensi karbon tersimpan di taman kota 1 bumi serpong

16

Taman kota merupakan salah satu bagian dari ruang terbuka hijau (RTH)

kota. Menurut Purnomohadi (1995) dalam Direktorat Jenderal Penataan Ruang

(2006), pengertian RTH adalah “sebentang lahan terbuka tanpa bangunan yang

mempunyai ukuran, bentuk dan batas geografis tertentu dengan status penguasaan

apapun, yang di dalamnya terdapat tetumbuhan hijau berkayu dan tahunan

(perennial woody plants), dengan pepohonan sebagai tumbuhan penciri utama dan

tumbuhan lainnya (perdu, semak, rerumputan, dan tumbuhan penutup tanah

lainnya) sebagai tumbuhan pelengkap, serta benda-benda lain yang juga sebagai

pelengkap dan penunjang fungsi RTH yang bersangkutan”.

Salah satu bentuk RTH lainnya adalah hutan kota. Menurut Fandeli

(2004), hutan kota merupakan bentuk persekutuan vegetasi pohon yang mampu

menciptakan iklim mikro dan lokasinya terletak di perkotaan atau dekat kota.

Hutan di kawasan perkotaan ini tidak memungkinkan berada dalam areal yang

luas. Bentuknya juga tidak harus dalam blok, akan tetapi hutan kota dapat

dibangun pada berbagai penggunaan lahan. Oleh karena itu diperlukan kriteria

untuk menetapkan bentuk dan luasan hutan kota. Kriteria penting yang dapat

dipergunakan adalah kriteria lingkungan. Hal ini berkaitan dengan manfaat

penting hutan kota berupa manfaat lingkungan yang terdiri atas regulasi

mikroklimat, keindahan, serta konservasi flora dan kehidupan liar.

Mengacu pada Tujuan Instruksi Mendagri Nomor 14 Tahun 1998 yaitu

RTH dibangun untuk meningkatkan mutu lingkungan hidup perkotaan yang

nyaman, segar, bersih, dan sebagai sarana pengaman lingkungan dan menciptakan

keserasian lingkungan alam dan lingkungan binaan yang berguna untuk

kepentingan masyarakat. Manfaat penyediaan RTH atau taman kota adalah

Page 30: POTENSI KARBON TERSIMPAN DI TAMAN KOTA 1 BUMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2973/1... · 2013-04-29 · potensi karbon tersimpan di taman kota 1 bumi serpong

17

menumbuhkan kesegaran, kenyamanan, keindahan lingkungan, menurunkan

polusi dan mewujudkan keserasian lingkungan. Setiap orang mempunyai hak atas

lingkungan hidup yang baik dan sehat dan yang dapat menanggulangi dari

kerusakan dan pencemaran lingkungan, sehingga suatu kota dituntut untuk

menyediakan fasilitas yang cukup seperti air, udara yang sehat, cahaya,

perumahan, permukiman penduduk serta taman-taman kota yang cukup (Abdillah,

2005). Ruang terbuka hijau kota merupakan bagian dari penataan ruang perkotaan

yang berfungsi sebagai kawasan lindung.

Menurut Adinata dkk. (2009), taman kota sebagai bagian dari ruang

publik, sering tidak disadari oleh masyarakat kota akan peranannya di dalam

menyelaraskan pola kehidupan kota yang sehat. Pemanfaatan ruang taman kota

cenderung menyimpang dari fungsinya. Adanya perubahan aktivitas di dalam

taman menunjukan kekurangpahaman masyarakat kota di dalam memanfaatkan

taman kota terhadap keseimbangan kehidupan lingkungan kota. Makna yang

sangat dalam mengenai kota yang berwawasan lingkungan adalah selalu

menghadirkan taman yang hijau sehingga elemen utama yang tidak dapat

ditinggalkan begitu saja. Bahkan karakter masyarakat sebuah kota dapat tercermin

pada perilaku masyarakat kota di dalam memanfaatkan taman kota. Begitu

berperanya taman kota terhadap pemenuhan kebutuhan masyarakat kota akan

fasilitas ruang publik, sehingga pengelolaannya memerlukan pemikiran yang tidak

bisa dilakukan dengan upaya yang kurang bijaksana.

Taman yang dikelola untuk kepentingan umum (publik) dan merupakan

bagian dari fasilitas umum yang dibangun untuk mendukung kepentingan

masyarakat di sekitarnya disebut taman umum (public park). Taman umum

Page 31: POTENSI KARBON TERSIMPAN DI TAMAN KOTA 1 BUMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2973/1... · 2013-04-29 · potensi karbon tersimpan di taman kota 1 bumi serpong

18

memiliki fungsi sosial dimana mampu mengakomodisi kebutuhan masyarakat

pada tiap level, mulai dari skala kota, lingkungan, sampai ketetanggaan (Arifin

dkk., 2007)

Menurut Unterman dan Small (1986), taman dapat dikelompokkan

menjadi tiga kategori berdasarkan sifat kepemilikannya yaitu:

1. taman publik (umum) yaitu taman yang bisa digunakan oleh umum;

2. taman semi publik yaitu taman milik pribadi yang dapat digunakan oleh

umum atau dapat digunakan secara bersama-sama;

3. taman pribadi yaitu taman milik pribadi yang tidak dapat oleh umum.

Berdasarkan ukuran dan skala cakupan penggunanya, taman umum di

perkotaan biasanya dibedakan atas taman kota, dan taman lingkungan. Taman

kota adalah taman umum pada skala kota, yang peruntukkannya sebagai fasilitas

untuk rekreasi, olahraga, dan sosialisasi masyarakat di kota yang bersangkutan.

Fasilitas yang disediakan di taman kota disesuaikan dengan fungsinya dan fasilitas

pendukung lainnya antara lain:

1. fasilitas rekreasi (fasilitas bermain anak, tempat bersantai, panggung);

2. fasilitas olahraga (jogging track, kolam renang, lapangan bola, lapangan

tennis, basket, volley dan badminton serta fasilitas refleksi);

3. fasilitas sosialisasi (ruang piknik, ruang yang memungkinkan untuk sosialisasi

baik untuk kelompok kecil maupun besar);

4. fasilitas jalan, tampat parkir, mushola, drainase, air, listrik/penerangan,

penampungan sampah dan toilet.

Taman kota biasanya terletak di lokasi yang strategis dan mudah diakses

dari berbagai penjuru kota. Penanggung jawab taman kota adalah pemerintah

Page 32: POTENSI KARBON TERSIMPAN DI TAMAN KOTA 1 BUMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2973/1... · 2013-04-29 · potensi karbon tersimpan di taman kota 1 bumi serpong

19

kota, meskipun demikian dalam pengelolaan dapat berkolaborasi dengan pihak

swasta (Arifin dkk, 2007).

Berdasarkan tata letaknya dalam kota, taman kota dikategorikan antara

lain sebagai taman pertokoan, taman untuk kegiatan industri, taman lingkungan

pemukiman, dan taman-taman rekreasi umum (Eckbo, 1964). Selanjutnya, taman

ini juga dikategorikan berdasarkan pengelolaannya yaitu taman-taman privat,

yaitu yang dimiliki dan dibiayai oleh individu dari kelompok masyarakat atau

suatu perusahaan individu, dan taman-taman publik yaitu taman yang dikelola

oleh pemerintah

2.8 Bumi Serpong Damai

PT. Bumi Serpong Damai (BSD) Tbk. berdiri pada 16 Januari 1984 dan

telah menjadi pelopor pembangunan kota mandiri di Jakarta, Bogor, Tangerang

dan Bekasi (Jabotabek). Pembuatan master plan kota mandiri BSD mendapat

bantuan beberapa konsultan internasional ternama seperti Pacific Consultant

International, Japan City Planning Inc., Nihon Architect Engineer and Consultant

Inc. dan Doxiadis (Arkonin, 1985).

Proyek BSD City memiliki tiga tahap pembangunan dengan total luas

lahan yang direncanakan sebesar 6.000 ha. Tahap awal telah dibangun sekitar

1.300 ha. Tahap kedua akan dikembangkan area seluas 2.400 ha dan sisanya

seluas 2.300 ha merupakan tahap pembangunan berikutnya. Sampai tahun 2006,

telah dibangun kurang lebih 20.000 unit rumah dan lebih dari 4.000 ruko, dan

tempat usaha dengan populasi kurang lebih 100.000 penduduk (Arkonin, 1985).

Page 33: POTENSI KARBON TERSIMPAN DI TAMAN KOTA 1 BUMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2973/1... · 2013-04-29 · potensi karbon tersimpan di taman kota 1 bumi serpong

20

Pihak pengelola BSD City membangun dua taman kota. Taman kota BSD

1 berada di bilangan Giri Loka dibangun pada tahun 2004 dengan luas areal 2,5

hektar, di Taman Kota 1 BSD ini ditumbuhi 60 jenis tanaman dengan jumlah

pohon mencapai 2.500 pohon. Jenis pohon yang ada antara lain nam-nam hutan

(Cynometra cauliflora), keben (Barringtonia asiatica), pulai (Alstonia scholaris),

nyamplung (Calophyllum inophyllum), menteng (Baccaurea racemosa), bintaro

(Cerbera odollam), beringin sabre (Ficus benjamina), saraca (Saraca asoca),

meranti (Shorea macrophylla), sawo duren (Chrysophyllum cainito), dan sosis

afrika (Kigelia aethiopica) dan lain-lain. Pada taman ini juga terdapat fasilitas

pelataran berkumpul dan panggung, jogging track, area fitness, jalan akupuntur,

wahana bermain anak, papan pendidikan lingkungan, dan kios jajanan (Wibisono,

2008).

Taman Kota 2 BSD berada di kawasan Taman Tekno Kecamatan Setu,

Tangerang Selatan. Taman Kota 2 memiliki luas 9 hektar termasuk danau buatan

yang luasnya 2 ha dengan jumlah pepohonan sekitar 7.000 pohon (Wibisono,

2008).

Page 34: POTENSI KARBON TERSIMPAN DI TAMAN KOTA 1 BUMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2973/1... · 2013-04-29 · potensi karbon tersimpan di taman kota 1 bumi serpong

21

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari sampai April 2011.

Pengambilan data dilakukan di Taman Kota 1 Bumi Serpong Damai (BSD),

Serpong, Tangerang Selatan, Banten. Pengolahan data dilakukan di Laboratorium

Pusat Terpadu Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Taman Kota 1 berada di pusat kota BSD tepatnya di Row 30 BSD City

Taman ini memiliki luas 2,5 ha (Gambar 2 dan 3). Secara geografis Taman Kota 1

BSD terletak pada koordinat 6°17'18,97"LS dan 106°40'33,78"BT.

Gambar 2. Lokasi penelitian (Sumber: http://maps.google.com/maps).

Lokasi Penelitian.

U

Page 35: POTENSI KARBON TERSIMPAN DI TAMAN KOTA 1 BUMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2973/1... · 2013-04-29 · potensi karbon tersimpan di taman kota 1 bumi serpong

22

Gambar 3. Citra satelit Taman Kota 1 BSD (Sumber: www.googleearth.com)

3.2 Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan yaitu tegakan pohon dan tanah pada kedalaman 20

cm. Alat yang digunakan antara lain tali rapia, gunting, pita ukur (meteran),

sekop, kantung plastik, cincin pencuplik (core sampler), hagameter, timbangan

presisi, gergaji, pisau golok, nampan, pisau atau gunting rumput, kertas putih,

oven, mesin tanur, tabel data dan spidol marker.

3.3 Cara Kerja

3.3.1 Penentuan Jumlah dan Ukuran Plot

Ukuran plot ditentukan berdasarkan diameter rata-rata pohon yang ada di

lokasi penelitian. Jumlah plot ditentukan oleh luas lokasi penelitian, potensi

karbon terimpan rata-rata, dan nilai variasi karbon tersimpan tiap-tiap plot

(Pearson, 2005). Cara menentukan ukuran dan jumlah plot yang digunakan dalam

Page 36: POTENSI KARBON TERSIMPAN DI TAMAN KOTA 1 BUMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2973/1... · 2013-04-29 · potensi karbon tersimpan di taman kota 1 bumi serpong

23

penentuan karbon tersimpan dapat dilihat pada lampiran 2 dan 3. Berdasarkan

data yang diperoleh pada penelitian pendahuluan, ukuran dan jumlah plot yang

dibutuhkan yaitu sepuluh plot dengan ukuran 25 m × 25 m.

3.3.2 Analisis Vegetasi

Analisis vegetasi dilakukan untuk mengetahui indeks nilai penting (INP),

keanekaragaman dan kemerataan jenis tumbuhan pada lokasi penelitian. Untuk

analisis vegetasi pohon, pada lokasi penelitian disebar 10 plot berukuran 25 m ×

25 m. Kemudian seluruh jenis pohon yang terdapat di dalam plot tersebut dicatat

nama, jenis, dbh dan jumlah individunya. Nilai kerapatan relatif, dominansi

relatif, dan frekuensi relatif dihitung untuk tiap jenis pohon. Berdasarkan ketiga

nilai tersebut kemudian dihitung INP tiap jenis pohon. Parameter parameter yang

dihitung pada analisis vegetasi antara lain:

Kerapatan (Individu/Ha) = Kerapatan Relatif (%) = × 100%

Frekuensi =

Frekuensi Relatif (%) = × 100%

Dominansi = Dominansi Relatif (%) = ×100%

INP (%) = Kerapatan Relatif + Frekuensi Relatif + Dominansi Relatif

Page 37: POTENSI KARBON TERSIMPAN DI TAMAN KOTA 1 BUMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2973/1... · 2013-04-29 · potensi karbon tersimpan di taman kota 1 bumi serpong

24

3.3.3 Pengukuran Biomassa

Pengukuran biomassa meliputi biomassa pohon dan akar. Menurut Brown

(1997), kandungan karbon pada tumbuhan kurang lebih 48% dari biomassa

tumbuhan tersebut.

A. Pengukuran Biomassa Tegakan Pohon

Biomassa tegakan pohon (aboveground biomass density atau ABD) diukur

untuk seluruh jenis pohon yang terdapat pada plot pengamatan di lokasi

penelitian. Menurut Brown (1997), penentuan biomassa pohon dikotil dilakukan

dengan cara mengukur dbh pohon tersebut kemudian dimasukkan ke dalam

persamaan alometrik sebagai berikut:

ABD (ton/ha) = exp. (-2,289 + (2,649 x ln dbh) - (0,021 × ln dbh2))

Adapun penentuan biomassa pohon monokotil dilakukan dengan cara

mengukur tinggi pohon (height) tersebut dan dimasukkan dalam persamaan

alometrik sebagai berikut:

ABD (ton/ha) = 6,666 + 12,826 × height0,5 × ln(height)

B. Pengukuran Biomasa Akar Pohon

Menurut Sutaryo (2009), pengambilan data biomassa akar secara langsung

sulit dilakukan karena penggalian seluruh bagian akar hampir mustahil untuk

dilakukan, demikian juga pemilahan akar-akar yang halus secara individu tanpa

tercampur dengan akar dari pohon lain yang ada di sekitarnya. Karena sulitnya

pengambilan sampel akar, pendekatan yang biasa dipakai untuk menentukan

biomassa akar adalah dengan menggunakan rasio akar dan batang (root to shoot

Page 38: POTENSI KARBON TERSIMPAN DI TAMAN KOTA 1 BUMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2973/1... · 2013-04-29 · potensi karbon tersimpan di taman kota 1 bumi serpong

25

ratio). Rasio akar batang merupakan rasio atau perbandingan antara biomassa

akar dengan biomassa atas permukaan. Persamaan untuk mendapatkan estimasi

biomassa bawah permukaan antara lain adalah persamaan yang disusun oleh

Cairns dkk. (1997) yaitu sebagai berikut:

BBD (ton/ha) = exp (-1,0587 + (0,8836 × ln ABD))

Keterangan:

BBD : belowground biomass density / biomassa bawah permukaan (ton/ha). ABD : aboveground biomass density / biomassa atas permukaan (ton/ha).

C. Penentuan Karbon Organik Tanah

Karbon organik tanah ditentukan berdasarkan dua faktor, yaitu nilai persen

karbon organik tanah dan bobot isi tanah. Karbon organik tanah diambil dari

sampel tanah terganggu, sedangkan bobot isi diambil dari sampel tanah tidak

terganggu.

Sampel tanah terganggu diambil dari tiga titik pada setiap plot.

Pengambilan sampel dilakukan dengan menggali tanah hingga kedalaman 20 cm.

Tanah yang berasal dari satu plot dicampur kemudian dikeringkan dan disaring

dengan saringan berdiameter 2 mm. Sebanyak 10 gram sampel diambil dan

dikeringkan dalam oven selama 24 jam pada suhu 105°C untuk mendapatkan

berat kering konstan. Sampel kemudian dimasukan dalam tungku pengabuan pada

suhu 1000°C selama 24 jam untuk menentukan berat abu. Persen kandungan

organik tanah terganggu dengan menggunakan rumus:

Kandungan Organik Tanah = × 100%

Page 39: POTENSI KARBON TERSIMPAN DI TAMAN KOTA 1 BUMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2973/1... · 2013-04-29 · potensi karbon tersimpan di taman kota 1 bumi serpong

26

Sampel tanah tidak terganggu diambil pada tiga plot dengan menggunakan

alat core sampler pada kedalaman 20 cm. Core Sampler ditancapkan ke dalam

tanah untuk mengambil tanah di titik sampling tersebut. Sampel tanah kemudian

kemudian disaring dengan saringan berdiameter 2 mm untuk memisahkan tanah

halus dan tanah kasar. Tanah kasar dan tanah halus ditimbang untuk mendapatkan

berat tanah kasar dan berat awal. Tanah halus kemudian dimasukkan ke dalam

oven selama 24 jam pada suhu 105°C, lalu ditimbang untuk mendapatkan berat

kering. Menurut Pearson dkk. (2005), bobot isi tanah didapatkan dengan

menggunakan rumus:

Bobot Isi (gr/cm3) =

Karbon organik tanah dihitung dengan menggabungkan nilai kandungan

organik tanah dari sampel tanah terganggu dan bobot isi tanah dari sampel tanah

tidak terganggu dalam persamaan sebagai berikut (Pearson dkk., 2005):

Karbon Tersimpan (ton/ha) = Bobot Isi tanah × Kedalaman Sampling ×

Kandungan Organik × 100

3.4 Analisis Data

Menurut Brown (1997), karbon tersimpan dalam pohon dan akar adalah

48% dari total biomasanya. Oleh karena itu estimasi jumlah karbon tersimpan per

komponen dapat dihitung dengan mengalikan total berat biomasanya dengan 0,48.

Dengan demikian, jumlah karbon tersimpan pada biomassa tumbuhan adalah

sebagai berikut:

Page 40: POTENSI KARBON TERSIMPAN DI TAMAN KOTA 1 BUMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2973/1... · 2013-04-29 · potensi karbon tersimpan di taman kota 1 bumi serpong

27

Karbon Tersimpan = Berat Biomassa (ton/ha) × 0,48

Perhitungan karbon tersimpan yang diperoleh masih dalam satuan luas

plot. Untuk mendapatkan nilai karbon tersimpan dalam satuan hektar maka harus

dikonversi dengan mengalikan nilai biomassa dengan faktor ekspansi. Faktor

ekspansi didapat dari 10.000 m2 dibagi luas plot atau luas core sampler.

Page 41: POTENSI KARBON TERSIMPAN DI TAMAN KOTA 1 BUMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2973/1... · 2013-04-29 · potensi karbon tersimpan di taman kota 1 bumi serpong

28

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Indeks Nilai Penting Vegetasi Pohon

Berdasarkan pengamatan pada 10 plot ukuran 25 m × 25 m di Taman Kota

1 Bumi Serpong Damai (BSD) tercatat sebanyak 20 jenis pohon yang termasuk ke

dalam 13 suku dengan jumlah tegakan sebanyak 279 individu. Dari hasil analisis

vegetasi diperoleh bahwa jenis-jenis pohon yang ada di lokasi penelitian memiliki

indeks nilai penting (INP) yang berkisar antara 1,90-59,67%.

Nilai INP yang besar menunjukan bahwa jenis pohon memiliki

kepentingan dan peran yang besar dalam suatu komunitas dan nilai INP yang kecil

menunjukan bahwa jenis pohon memiliki kepentingan dan peranan yang kecil.

Menurut Wirakusumah (2003), INP menyatakan kepentingan suatu jenis

tumbuhan serta memperlihatkan besarnya peranan dalam suatu komunitas. INP

menunjukan kontribusi relatif tiap jenis pohon dalam suatu komunitas vegetasi.

INP yang diperoleh pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 1. INP

tertinggi terdapat pada jenis palem raja (Roystonea regia) dan asam jawa

(Tamarindus indica). Hal ini menunjukan bahwa palem raja dan asem jawa

merupakan dua jenis tumbuhan utama yang membangun komunitas vegetasi di

lokasi penelitian.

Palem raja ditemukan hampir di seluruh plot penelitian dengan total

diameter rata-rata batang yang tinggi. Hal ini dikarenakan palem raja memiliki

jumlah individu yang banyak dan persebaran (frekuensi) yang merata serta luas

basal yang besar (dominansi). Asam jawa memiliki INP kedua terbesar karena

Page 42: POTENSI KARBON TERSIMPAN DI TAMAN KOTA 1 BUMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2973/1... · 2013-04-29 · potensi karbon tersimpan di taman kota 1 bumi serpong

29

selain ditemukan dalam jumlah yang banyak juga memiliki luas basal (dominansi)

yang cukup besar.

INP terendah diperoleh pada jenis melinjo (Gnetum gnemon) dan keben

(Barringtonia asiastica), dengan INP masing-masing sebesar 1,90% (Tabel 1).

Selain memiliki luas basal yang relatif kecil, kedua jenis pohon ini juga memiliki

frekuensi yang rendah karena ditemukan hanya pada satu plot penelitian dan

dengan jumlah tegakan satu individu saja.

Pada Tabel 1 terlihat bahwa jumlah individu terbanyak terdapat pada jenis

palem raja yaitu 84 individu dengan nilai kerapatan relatif 31,00%. Selanjutnya

diikuti oleh asam jawa dan ki hujan yang masing-masing memiliki jumlah

individu sebanyak 60 dan 23 individu, dengan nilai kerapatan relatif masing-

masing sebesar 21,90% dan 8,39%. Tingginya kerapatan relatif ketiga jenis pohon

disebabkan jumlah individunya yang paling banyak di antara jenis pohon lainnya

yang ditemukan pada lokasi penelitian.

Palem raja memiliki nilai kerapatan relatif terbesar karena merupakan

jenis pohon yang sering ditanam oleh pengelola Taman Kota 1 BSD. Palem raja

merupakan jenis pohon ornamental yang memiliki keunggulan dalam hal estetika.

Asam jawa dan ki hujan juga memiliki nilai kerapatan relatif yang cukup besar

karena kedua jenis pohon ini sudah lama tumbuh di lokasi penelitian.

Palem raja, asam jawa dan ki hujan memiliki nilai dominansi terbesar

yakni 32,48%, 27,77%, dan 7,77%. Nilai dominansi ini berasal dari nilai luas

basal yang diperoleh dari pengukuran diameter batang. Meskipun ukuran luas

basal palem raja per individu relatif kecil namun jenis pohon ini memiliki jumlah

individu yang banyak sehingga nilai total luas basalnya terbesar di antara jenis

Page 43: POTENSI KARBON TERSIMPAN DI TAMAN KOTA 1 BUMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2973/1... · 2013-04-29 · potensi karbon tersimpan di taman kota 1 bumi serpong

30

pohon lainnya. Asam jawa dan ki hujan memiliki jumlah individu yang tidak

sebanyak palem raja. Meskipun demikian, luas basal rata-rata kedua jenis pohon

ini relatif besar sehingga nilai dominansinya juga besar.

Menurut Yefri (1987), ukuran luas basal dipengaruhi oleh faktor

lingkungan tempat tumbuh pohon tersebut, seperti kelembaban, intensitas cahaya

matahari, ruang tumbuh dan suhu. Meskipun demikian, umur dan jenis pohon

merupakan faktor yang berpengaruh dalam menentukan diameter batang pohon.

Pada penelitian ini, asam jawa dan ki hujan adalah jenis pohon yang memiliki luas

basal terbesar dibandingkan jenis pohon lain di lokasi penelitian, dikarenakan

kedua jenis pohon ini memiliki umur yang tua dan diameter batang rata-rata yang

besar.

Pada lokasi penelitian diperoleh 14 suku pohon. Komposisi dari setiap

suku yang terdapat pada kesepuluh plot penelitian bervariasi. Hanya jenis palem

raja dari suku Arecaceae yang paling banyak ditemukan yakni terdapat pada

kesembilan plot penelitian, dengan nilai frekuensi relatif sebesar 12,86% dari

seluruh jenis pohon yang ada di lokasi penelitian. Hal ini menunjukkan tingkat

persebaran jenis pohon ini yang cukup tinggi, selain memiliki daya adaptasi yang

tinggi palem raja juga ditanam merata pada lokasi penelitian. Menurut Haryanto

dan Siswono (1997), jenis pohon ini memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap

kondisi fisik lingkungan. Suku Arecaceae dikenal memiliki potensi regenerasi

yang tinggi pada berbagai jenis tanah, suhu dan kelembaban udara di daerah

tropis.

Page 44: POTENSI KARBON TERSIMPAN DI TAMAN KOTA 1 BUMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2973/1... · 2013-04-29 · potensi karbon tersimpan di taman kota 1 bumi serpong

31

Tabel 1. Indeks Nilai Penting Pohon di Lokasi Penelitian

Suku Nama Latin Nama Daerah Jml. Ind

KR (%)

DR (%)

FR (%)

INP (%)

Annonaceae

Cananga odorata

Kenanga 16 5,84 6,40 8,57 20,81

Polyalthia longifolia

Glodokan 13 4,74 2,14 4,29 11,17

Apocynaceae Cerbera odollan

Bintaro 10 3,65 2,80 7,14 13,59

Araliaceae Schefflera actinophylla

Wali Songo 3 1,09 0,61 2,86 4,56

Arecaceae Elaeis guineensis

Kelapa Sawit 5 1,82 1,35 1,43 4,61

Roystonea regia

Palem Raja 84 31,00 32,48 12,86 75,99

Fabaceae Delonix regia

Flamboyan 3 1,09 1,47 2,86 5,42

Samanea saman

Trembesi 23 8,39 7,77 10,00 26,17

Tamarindus indica

Asem Jawa 60 21,90 27,77 10,00 59,67

Gnetaceae Gnetum gnemon

Melinjo 1 0,36 0,11 1,43 1,90

Lamiaceae Tectona grandis

Jati 17 6,20 3,70 8,57 18,48

Lecythidaceae Barringtonia asiatica

Keben 1 0,36 0,11 1,43 1,90

Magnoliaceae Michelia champaca

Cempaka 13 4,74 3,02 4,29 12,05

Malvaceae Hibiscus macrophyllus

Waru Lanang 4 1,46 2,97 4,29 8,71

Hibiscus tiliaceus

Waru Merah 1 0,36 0,20 1,43 1,99

Moraceae

Ficus elastica

Karet Kebo 5 1,82 2,16 8,57 12,55

Ficus lyrata

Biola Cantik 1 0,36 0,28 1,43 2,07

Ficus sabrae

Beringin Daun Panjang

1 0,36 0,13 1,43 1,92

Myrtaceae Callistemon lanseolatus

Sikat Botol 2 0,73 0,35 2,86 3,94

Sapindaceae Pometia pinnata

Matoa 11 4,01 4,24 4,29 12,54

Page 45: POTENSI KARBON TERSIMPAN DI TAMAN KOTA 1 BUMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2973/1... · 2013-04-29 · potensi karbon tersimpan di taman kota 1 bumi serpong

32

4.2 Karbon Tersimpan.

Nilai karbon tersimpan yang diestimasi berdasarkan perhitungan biomassa

pada kesepuluh plot sampel bervariasi. Nilai karbon tersimpan terkecil diperoleh

pada plot 5 yaitu 7,053 tonC/ha dan terbesar pada plot 8 dengan nilai karbon

tersimpan sebesar 633,2 tonC/ha. Beragamnya nilai karbon tersimpan pada plot

penelitian dipengaruhi oleh komposisi pohon yang ditemukan pada plot

penelitian. Menurut Nowak dan Crane (2002), beragamnya nilai karbon

tersimpan pada suatu plot dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti jumlah pohon

dalam plot tersebut (kerapatan) dan juga luas basal yang dimiliki pohon penyusun

vegetasi (dominansi).

4.2.1 Karbon Tersimpan pada Tegakan Batang

Pada Tabel 2 terlihat bahwa nilai kerapatan tertinggi ada pada plot 9

(55,71ind/ha) dengan total karbon pada tegakan batang 3,47 tonC/ha, sedangkan

karbon tersimpan terbesar diperoleh pada plot 8, yaitu 492,01 tonC/ha dengan

kerapatan 38,57 ind/ha. Tinggi dan rendahnya nilai karbon tersimpan pada

tegakan batang dipengaruhi oleh diameter batang. Odum (1971) menyatakan

bahwa luas basal mempengaruhi nilai karbon tersimpan karena sebagian besar

karbon tersimpan pada tegakan batang.

Page 46: POTENSI KARBON TERSIMPAN DI TAMAN KOTA 1 BUMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2973/1... · 2013-04-29 · potensi karbon tersimpan di taman kota 1 bumi serpong

33

Gambar 4. Nilai Kerapatan (ind/ha) dan Karbon pada Tegakan Batang (tonC/ha).

Gambar 4 memperlihatkan hubungan antara kerapatan dan karbon

tersimpan pada tegakan batang. Kerapatan relatif pada plot 9 lebih besar daripada

plot 8, namun nilai karbon tersimpannya lebih rendah. Hal ini disebabkan jenis

pohon yang ditemukan pada plot ini seluruhnya adalah dari suku Arecaceae atau

palem-paleman, yaitu palem raja (Roystonea regia) dan kelapa sawit (Elaeis

guinensis). Pada plot 8, meskipun kerapatannya lebih kecil daripada plot 9, namun

rata-rata diameter batangnya besar, sehingga nilai karbon tersimpannya juga lebih

besar. Beragamnya nilai karbon tersimpan pada suatu plot dipengaruhi oleh

beberapa faktor salah satunya adalah kerapatan (Nowak dan Crane, 2002).

Pada plot 8, sebagian besar pohon yang ditemukan termasuk kelompok

tumbuhan dikotil yang memiliki diameter batang lebih besar daripada tumbuhan

monokotil. Marin-Spiotta (2007) menyatakan bahwa pada diameter batang yang

Page 47: POTENSI KARBON TERSIMPAN DI TAMAN KOTA 1 BUMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2973/1... · 2013-04-29 · potensi karbon tersimpan di taman kota 1 bumi serpong

34

sama, tumbuhan dikotil menyimpan karbon lebih besar karena memiliki diameter

batang yang lebih lebar daripada tumbuhan monokotil yang tidak mengalami

pertumbuhan batang lateral.

Tabel 2. Biomassa dan karbon tersimpan pada lokasi penelitian.

Plot Jml. Ind

Kera-patan (ind/ha)

Dbh rata-rata (cm)

Biomassa (ton/ha)

Karbon tersimpan (tonC/ha)

ABD BBD

Batang Akar Tanah Total

1

24 34,29 30,66 32,83 13,17 15,75 6,32 2,39 24,47

2

44 62,86 32,83 91,73 37,03 44,03 17,77 2,94 64,75

3

17 24,29 29,03 16,54 7,39 7,94 3,54 2,66 14,14

4

25 35,71 27,43 16,90 7,96 8,11 3,82 2,25 14,18

5

22 31,43 19,22 5,56 2,85 2,67 1,37 3,01 7,05

6

30 42,86 19,79 8,49 4,53 4,07 2,17 2,71 8,96

7

21 30,00 30,14 564,16 167,53 270,8 80,41 2,36 353,5

8

27 38,57 32,77 1025,0 289,99 492,01 139,19 2,08 633,2

9

39 55,71 28,63 7,22

4,17 3,47 2,02 2,55 8,02

10

23 32,86 25,27 29,13

12,25 13,98 5,88 2,8 22,66

Jumlah Rata-Rata Karbon

±Standar Deviasi

86,28

± 16,45

26,25

± 4,64

2,57

± 0,03

115,1

±21,06

4.2.2 Karbon Tersimpan pada Akar

Karbon tersimpan pada akar diperoleh dari perhitungan alometrik

berdasarkan nilai karbon tersimpan pada tegakan batang. Karbon tersimpan pada

akar akan dipengaruhi oleh karbon tersimpan pada tegakan batang. Semakin besar

Page 48: POTENSI KARBON TERSIMPAN DI TAMAN KOTA 1 BUMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2973/1... · 2013-04-29 · potensi karbon tersimpan di taman kota 1 bumi serpong

35

karbon tersimpan pada tegakan batang maka semakin besar karbon tersimpan

pada akar. Menurut Schmid-Haas dan Bachofen (1991) dalam Gartner dan

Braker (2004), ukuran diameter akar berkorelasi positif dengan diameter batang.

Dengan demikian, untuk menentukan biomassa dan karbon tersimpan pada akar

dapat diestimasi dari biomassa dan karbon tersimpan pada tegakan batang

Seperti halnya nilai karbon tersimpan pada tegakan batang, nilai karbon

tersimpan tertinggi ditemukan pada plot 8 sebesar 139,19 tonC/ha dan terendah

pada plot 5 sebesar 1,37 tonC/ha (Gambar 5). Hal ini disebabkan karena jenis

pohon yang ditemukan pada plot 8 memiliki kerapatan dan nilai dbh rata-rata

yang besar yaitu 38,57 ind/ha dan 32,77 cm.

Gambar 5. Nilai Kerapatan (ind/ha) dan Karbon pada Akar (tonC/ha).

Jumlah individu terbanyak ditemukan pada plot 9 namun jenis pohon yang

terdapat pada plot ini seluruhnya adalah jenis palem-paleman. Oleh karena itu,

Page 49: POTENSI KARBON TERSIMPAN DI TAMAN KOTA 1 BUMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2973/1... · 2013-04-29 · potensi karbon tersimpan di taman kota 1 bumi serpong

36

meskipun plot 9 memiliki nilai diameter batang rata-rata dan kerapatan yang besar

namun nilai karbon tersimpan relatif kecil bila dibandingkan dengan plot 8 dan 7.

Plot 8 dan 7 memiliki nilai rata-rata diameter batang dan kerapatan yang besar

sehingga nilai karbon tersimpannya juga besar. Pada kedua plot tersebut

tumbuhan yang ditemukan termasuk tumbuhan dikotil yang memiliki nilai karbon

tersimpan lebih tinggi dibandingkan tumbuhan monokotil yang banyak dijumpai

pada plot 9. Meskipun pada plot 8 dan 7 ini juga ditemukan tumbuhan monokotil,

namun jumlahnya tidak terlalu banyak.

4.2.3 Kandungan Organik Tanah

Hasil penelitian menunjukan bahwa perbedaan kandungan organik tanah

tidak terlalu bervariasi karena tekstur tanah yang seragam, kecuali pada plot 8.

Karbon tersimpan tanah pada lokasi penelitian yang tertinggi terukur pada plot 5

sebesar 3,01 tonC/ha dan terendah pada plot 8 sebesar 2,08 tonC/ha (Gambar 6).

Gambar 6. Nilai Kerapatan (ind/ha) dan Karbon Organik Tanah (tonC/ha).

Page 50: POTENSI KARBON TERSIMPAN DI TAMAN KOTA 1 BUMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2973/1... · 2013-04-29 · potensi karbon tersimpan di taman kota 1 bumi serpong

37

Pada plot 5 nilai kerapatan dan dbh rata-rata yang besar mempengaruhi

nilai karbon tersimpan. Menurut Hairiah dan Rahayu (2007), jumlah karbon

tersimpan pada berbagai tipe lahan berbeda-beda, bergantung pada tata cara

pengelolaan serasah, jenis tanah, keragaman dan kerapatan tumbuhan yang ada.

Sistem perakaran yang luas dan besar dapat memperbaiki kondisi fisik tanah,

sehingga dapat meningkatkan kualitas tanah dan meperbesar kapasitas tanah

dalam menyerap karbon (Bardgett, 2005).

Tanah pada plot 8 memiliki tekstur yang berbatu kerikil dan berpasir

dibandingkan tanah pada plot lainnya sehingga berpengaruh terhadap rendahnya

nilai karbon tanah pada plot tersebut. Bobot isi tanah menunjukkan perbandingan

antara massa tanah pada keadaan kering konstan dengan volumenya (Carter dan

Gregorich, 2008). Tanah dengan bobot isi yang rendah menunjukkan bahwa tanah

tersebut memiliki partikel tanah yang kurang padat yang kemungkinan disebabkan

banyaknya fragmen berukuran besar seperti batu-batuan. Adanya fragmen batu-

batuan pada tanah menurunkan kapasitas tanah dalam menyerap dan menyimpan

karbon.

Menurut Knoepp dkk. (2000), jenis dan jumlah pohon yang ditanam pada

suatu area dapat mempengaruhi kualitas tanah yang menjadi substrat pertumbuhan

pohon tersebut, diantaranya memperbaiki porositas tanah, meningkatkan bobot isi

tanah dan meningkatkan kandungan organik tanah. Ecological Society of America

(2008) menyatakan bahwa 75% karbon yang terdapat di ekosistem terrestrial

tersimpan di dalam tanah, atau tiga kali lipat lebih besar dibanding karbon yang

tersimpan pada biomassa organisme. Namun demikian, karbon tanah di lokasi

Page 51: POTENSI KARBON TERSIMPAN DI TAMAN KOTA 1 BUMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2973/1... · 2013-04-29 · potensi karbon tersimpan di taman kota 1 bumi serpong

38

penelitian tidak berkontribusi besar terhadap nilai karbon tersimpan total. Hal ini

kemungkinan disebabkan serasah dan bahan organik mati tidak banyak dijumpai

di lokasi penelitian sehingga proses dekomposisi sedikit menyebabkan masukan

karbon ke dalam tanah kecil.

Nilai karbon tersimpan pada tanah di taman kota ini jauh lebih kecil jika

dibandingkan dengan karbon tersimpan di hutan alami yakni sebesar 1,5×1018

gC/ha karena pada hutan alami terjadi dekomposisi serasah di tanah (Nurmi,

2005). Pada taman kota ini pengelolaan serasah dengan dibersihkan dan dibuang

secara teratur. Hal ini mengakibatkan proses dekomposisi serasah hampir tidak

terjadi sehingga mengakibatkan nilai karbon tersimpan yang kecil. Karbon

tersimpan tanah sebagian besar diduga berasal dari pohon dengan perakarannya

yang telah membantu memperbaiki porositas tanah di lingkungan taman kota ini.

4.2.4 Potensi Karbon Tersimpan Total

Hasil penelitian menunjukan bahwa karbon tersimpan pada tegakan batang

paling besar dibandingkan karbon tersimpan pada akar dan tanah. Rata-rata

karbon tersimpan pada tegakan batang adalah 86,28±16,45 tonC/ha, sedangkan

pada akar adalah 26,25±4,64 tonC/ha dan pada tanah 2,57±0,03 tonC/ha. Tegakan

batang menyimpan karbon tiga kali lebih besar dibandingkan akar dan tiga puluh

kali lebih besar dibandingkan tanah (Gambar 7).

Page 52: POTENSI KARBON TERSIMPAN DI TAMAN KOTA 1 BUMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2973/1... · 2013-04-29 · potensi karbon tersimpan di taman kota 1 bumi serpong

39

Gambar 7. Karbon Tersimpan pada Tegakan Batang, Akar dan Tanah.

Pada Gambar 7 terlihat bahwa variasi pada nilai karbon tersimpan tegakan

pohon dan akar cukup tinggi pada kesepuluh plot. Hal ini disebabkan karena jenis

dan jumlah pohon yang ditemukan pada setiap plot penelitian sangat beragam,

sehingga karbon tersimpan pada tegakan pohon dan akar juga sangat bervariasi

sesuai dengan jumlah dan jenis yang ada di masing-masing plot pada lokasi

penelitian.

Nilai standar deviasi karbon tersimpan pada tanah relatif kecil dikarenakan

nilai karbon tersimpan pada tanah relatif sama pada kesepuluh plot di lokasi

penelitian. Hal ini karena tekstur tanah yang ditemukan pada lokasi penelitian

seragam yang disebabkan oleh tata kelola yang dilakukan oleh pengurus yang

membersihkan serasah pada lokasi penelitian sehingga menurunkan proses

dekomposisi serasah yang mempengaruhi karbon tersimpan pada tanah.

Page 53: POTENSI KARBON TERSIMPAN DI TAMAN KOTA 1 BUMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2973/1... · 2013-04-29 · potensi karbon tersimpan di taman kota 1 bumi serpong

40

Potensi karbon tersimpan pada Taman Kota 1 BSD adalah sebesar 115,1

ton/ha. Dengan luas area 2,5 hektar maka potensi karbon tersimpan total di Taman

Kota 1 BSD adalah sebesar 287,8 ton. Secara umum potensi karbon tersimpan di

hutan kota lebih kecil daripada hutan alami. Menurut Tomich dkk. (1998), hutan

alami dapat menyimpan karbon tertinggi sekitar 497 tonC/ha. Meskipun

demikian, potensi karbon tersimpan total di taman kota ini relatif lebih besar

dibandingkan dengan jumlah karbon tersimpan di beberapa hutan alami seperti di

Taman Wisata Alam Eden sebesar 95,82 tonC/ha (Bakri, 2009), di Taman Wisata

Alam Sicikeh-cikeh sebesar 113,96 tonC/ha (Widhiastuti, 2010), dan di

Perkebunan Karet Bojong Datar Pandeglang sebesar 39,13 tonC/ha (Cesylia,

2009).

Dari hasil penelitian ini terlihat bahwa Taman Kota I BSD dapat berperan

dalam mengurangi kadar karbon dioksida dari lingkungan sekitarnya, karena

potensinya yang cukup besar dalam menyerap dan menyimpan karbon. Meskipun

luasnya hanya 2,5 ha, namun karbon tersimpan yang terdapat pada Taman Kota I

BSD ini relatif besar yakni 115,1 ton. Penambahan pohon dan pemilihan jenis

pohon yang tepat, seperti pohon dikotil yang memiliki diameter dan tutupan

kanopi yang besar dapat menambah tingkat daya serap dan simpan karbon dalam

upaya mengurangi polusi udara yang ada di sekitar lingkungan BSD.

Page 54: POTENSI KARBON TERSIMPAN DI TAMAN KOTA 1 BUMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2973/1... · 2013-04-29 · potensi karbon tersimpan di taman kota 1 bumi serpong

41

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai pendugaan potensi

karbon tersimpan di Taman Kota 1 Bumi Serpong Damai (BSD) dapat diambil

kesimpulan bahwa potensi karbon tersimpan di Taman Kota 1 BSD adalah

sebesar 115,1 tonC/ha, dan dengan luas 2,5 ha maka total potensi karbon

tersimpan adalah sebesar 287,8 ton. Tegakan pohon menyimpan karbon paling

besar yaitu 86,28 tonC/ha, dibandingkan akar (26,25 tonC/ha) ataupun tanah (2,58

tonC/ha).

5.2 Saran

Perlu dilakukan penambahan jumlah dan jenis pohon terutama

tumbuhan dikotil, agar potensi penyerapan dan penyimpan karbon di Taman Kota

1 BSD meningkat.

Page 55: POTENSI KARBON TERSIMPAN DI TAMAN KOTA 1 BUMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2973/1... · 2013-04-29 · potensi karbon tersimpan di taman kota 1 bumi serpong

42

DAFTAR PUSTAKA

Abdillah, J. 2005. Pola Penyebaran Taman Kota dan Peranannya terhadap Ekologi di Kota Jepara. Pendidikan Teknik Bangunan (Arsitektur). Skripsi. Fakultas Teknik. Universitas Negeri Semarang.

Adinata, AA, T. W. Murtini dan Wijayanti. 2009. Persepsi Masyarakat Terhadap

Karakter Taman Kota Studi Kasus : Taman Menteri Supeno di Semarang. Architecture Department of Engineering Faculty, Diponegoro University, Tembalang Campus. Semarang.

Anwar J, S.J Damanik N, Hisyam dan A. J. Whitten. 1984. Ekologi Ekosistem

Sumatera. Gajah Mada University Press. Yogyakarta. Arifin, H. S., A. Munandar, N.H.S. Arifin, Q. Pramukanto dan V.D. Damayanti.

2007. Sampoerna Hijau Kotaku Hijau : Buku Panduan Penataan Taman Umum, Penanaman Tanaman, Penanganan Sampah dan Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta.

Arifin, J. 2001. Estimasi Cadangan Karbon Pada Berbagai Sistem Penggunaan

Lahan Di Kecamatan Ngantang, abstr. Tesis. Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian. Malang.

Asdak, C. 2002. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah aliran Sungai (DAS). Gadjah

Mada University Press. Yogyakarta. Asmani, R. 2004. Perubahan stok karbon di dalam kawasan Taman Nasional

Meru Betiri pada kondisi ada proyek CDM kehutanan. Skripsi. Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan. Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor.

Bakri, 2009. Analisis Vegetasi dan Pendugaan Cadangan Karbon Tersimpan pada

Pohon di hutan Taman Wisata Alam Taman Eden Desa Sionggang Utara Kecamatan Lumban Julu Kabupaten Toba. Tesis. Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara.

Bardgett, R.D. 2005. The Biology of Soil: A Community and Ecosystem Approach,

Oxford University Press, Oxford. Brown, S. 1997. Estimating Biomass and Biomass Change of Tropical Forests: a

Primer. (FAO Forestry Paper - 134). FAO, Rome. Butarbutar, T. 2009. Inovasi Manajemen Kehutanan untuk Solusi Perubahan Iklim

Indonesia (Forestry Management Inovations for Climate Change Solutions in Indonesia). Jurnal Analisis Kebijakan Hutan 6(2): 121-129.

Page 56: POTENSI KARBON TERSIMPAN DI TAMAN KOTA 1 BUMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2973/1... · 2013-04-29 · potensi karbon tersimpan di taman kota 1 bumi serpong

43

Cairns, M. A., S. Brown, E. H. Helmer, G. A. Baumgardner. 1997. Root biomass allocation in the world's upland forests. Oecologia 111:1 -11.

Campbell N, Reech B, Mitchell L. 2002. Biologi. Jakarta: Erlangga. Carter, M.R. dan E.G Gregorich. 2008. Soil Sampling and Method of Analysis,

Second Edition, Canadian Society of Soil Science, Florida. Cesylia, L. 2009. Cadangan Karbon Pada Pertanian Pertanaman Karet (Hevea

brasiliensis) di Perkebunan Karet Bojong Datar PTP Nusantara VIII Pandeglang Banten. Skripsi. Institut Pertanian Bogor Sekolah Pasca Sarjana. Bogor.

Clark, A. 1979. Suggested procedures for measuring tree biomass and reporting

free prediction equations. Proc. For. Inventory Workshop, SAF-IUFRO. Ft. Collins, Colorado: 615-628.

Daryono, H. 2009. Potensi, Permasalahan, dan Kebijakan Yang diperlukan dalam

Pengelolaan Hutan dan Lahan Rawa Gambut secara Lestari. Jurnal Analisis Kebijakan Hutan 6 (2): 71-101.

Eckbo, G. 1964. Urban Landscape Design. McGraw-Hill Book Company, New

York. Ecological Society of America, (2008), Soil carbon sequestration fact sheet,Dalam

Cleveland, C.J. (ed.), Encyclopedia of Earth, National Council for Science and the Environment, Washington D.C.

Fardiaz, S. 1992. Polusi Air dan udara. Kanisius. Jakarta. Gartner, H. dan O.U. Braker. 2004. Roots: the hidden key players in estimating

the potential of Swiss forests to act as carbon sinks. Tree Rings in Archaeology, Climatology and Ecology 2: 13-18.

Ginoga, K, Y.C. Wulan, dan D. Djaennudin. 2009. Karbon dan Peranannya

dalam Meningkatkan Kelayakan Usaha Hutan Tanaman Jati (Tectona grandis) di KPH Saradan, Jawa Timur. Jurnal Penelitian Sosial & Ekonomi 2: 183-202.

Hairiah, K. 2007. Perubahan Iklim Global: Neraca Karbon di Ekosistem Daratan.

Jurusan Tanah Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. Malang. Hairiah, K dan S. Rahayu. 2007. Pengukuran .Karbon Tersimpan Di Berbagai

Macam Penggunaan Lahan. World Agroforestry Centre. Bogor. Haryanto dam Siswono. 1997. Sifat-sifat Morfologis dan Anatomi Langkap

(Arenga obtusifolia). Jurnal Media Konservasi Khusus 2: 105-109

Page 57: POTENSI KARBON TERSIMPAN DI TAMAN KOTA 1 BUMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2973/1... · 2013-04-29 · potensi karbon tersimpan di taman kota 1 bumi serpong

44

Heriansyah, I. 2005. Potensi Hutan Tanaman Industri Dalam Mensequester Karbon. Jurnal Inovasi On Line. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan dan Koservasi Alam. Bogor.

Indriyanto. 2006. Ekologi Hutan. Penerbit PT Bumi Aksara. Jakarta. Irwanto. 2007. Analisis Vegetasi untuk Pengelolaan Kawasan Hutan Lindung

Pulau Marsegu, Kabupaten Seram Bagian Barat, Provinsi Maluku. Tesis. Program Studi Ilmu Kehutanan. Jurusan Ilmu-Ilmu Pertanian. Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Knoepp, J.D., D.C. Coleman, D.A. Crossley, dan J.S. Clark. 2000. Biological

indices of soil quality: an ecosystem case study of their use. Forest Ecology and Management 138: 357-368.

Kusmana C. 1993. A Study of mangrove forest management base and ecological

data in East Sumatera, Indonesia. Thesis. Japan: Kyoto University. Faculty of Agricultural.

Kusmana, C. 1997. Metode Survey Vegetasi. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Latifah, S. 2005. Analisis Vegetasi Hutan Alam. E-USU Repository. Jurusan

Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Medan. Latief, C. 2007. Perbedaan sebaran karbon pada atmosfer permukaan dan

menengah bulan Desember 2007 hasil pengukuran profil vertical CO2 di waktukosek. Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi.. Yogyakarta.

Lilik, S. S dan A. Haryanto. 2006. Estimasi Emisi CO2 Dari Kebakaran Hutan

(Sebuah Simulasi Dan Aplikasi Dengan Menggunakan Visual FoxPro). Prosiding Semiloka Teknologi Simulasi dan Komputasi serta Aplikasi. 103-108.

Longman, K.A. dan J. Jenik. 1987. Tropikal Forestand Its Environment. Longman

Group Limited. London. Marin-Spiotta, E., R. Ostertag, dan W.L. Silver. 2007. Long-term patterns in

tropical eforestation: plant community composition and aboveground biomass accumulation. Ecological Applications 17(3): 828-839.

Muhdi. 2008. Model Simulasi Kandungan karbon Akibat Pemanenan Kayu di

Hutan Alam Tropika. Departemen Kehutanan Fakultas Pertanian. Universitas Sumatra Utara.

Nowak, D.J. dan D.E. Crane. 2002. Carbon storage and sequestration by urban

trees in the USA. Environmental Pollution 116: 381-389.

Page 58: POTENSI KARBON TERSIMPAN DI TAMAN KOTA 1 BUMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2973/1... · 2013-04-29 · potensi karbon tersimpan di taman kota 1 bumi serpong

45

Nuraziza, I. 2008. Simulasi Dinamika Karbon pada Hutan Tanaman Acacia

Mangium di Kawasan Parungpanjang, Bogor Menggunakan Model Century. Skripsi. Program Studi Sarjana Biologi SITH. Institut Teknologi Bandung.

Nurmi. 2005. Peningkatan (Sequestrasi) Karbon Melalui Pengelohan Konservasi

dan Pengelolaan Residu Tanaman. Sekolah Pascasarjana IPB. Bogor. Odum. 1971. Dasar-Dasar Ekologi. Terjemahan Ir. Thahjono Samingan, M.Sc.

Cet. 2. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Pearson, T., S. Walker, dan S. Brown. 2005. Sourcebook for Land use, Land-use

Change and Forestry Project. Winrock International. USA. Rahma, A. 2008. Estimasi Potensi Simpanan Karbon pada Tegakan Puspa

(Schima wallichii Korth.) Di Hutan Sekunder yang terganggu Akibat dua kali pembakaran di Jasinga, Bogor. Skripsi. Departemen Silvikultur Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.

Rahmat, M. 2010. Evaluasi Manfaat dan Biaya Pengurangan Emisi serta

Penyerapan Karbondioksida pada lahan gambut di HTI PT, SBA WI. Jurnal Bumi lestari 10 (2): 275-284

Ravindranath N.H., B.S. Somashekhar, dan M. Gadgil. 1997. Carbon flow in

Indian forests, Submitted to the Ministry of Environment and Forest. Roswiniarti, O., Solichin, dan Suwarsono. 2008. Potensi pemanfaatan data SPOT

untuk estimasi cadangan dan emisi karbon di hutan rawa gambut Merang, Sumatera Selatan. Pertemuan Ilmiah Tahunan MAPIN XVII.

Rukaesih, A. 2004. Kimia Lingkungan. ANDI. Yogyakarta Setiawan, A. B.Irawan dan M. Kamal, 2005. Keanekaragaman Jenis Pohon dan

Penyimpanan Karbon Jalur Hijau Kota Bandar Lampung. Jurnal Hutan Tropika Vol.I No.1 Juni 2005

Soegianto, A. 1994. Ekologi Kuantitatif: Metode Analisis Populasi dan Komunitas. Jakarta: Penerbit Usaha Nasional.

Soerianegara I. 1996. Ekologi, Ekologisme dan Pengelolaan Sumberdaya Hutan.

Jurusan Manajemen Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian. Bogor. Soerianegara, I dan A. Indrawan, 1978. Ekologi Hutan Indonesia. Bogor:

Departemen Managemen Hutan. Fakultas Kehutanan. Sutaryo, D. 2009. Penghitungan Biomassa Sebuah pengantar untuk studi karbon

dan perdagangan karbon. Wetlands International Indonesia Programme.

Page 59: POTENSI KARBON TERSIMPAN DI TAMAN KOTA 1 BUMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2973/1... · 2013-04-29 · potensi karbon tersimpan di taman kota 1 bumi serpong

46

Tomich, T.P., van Noordwijk, M., Budidarsono, S. Gillison, A., Kusumanto, T.,Murdiyarso, D., Stolle, F. dan Fagi, A.M., (1998), Alternatives to Slash-and-Burn in Indonesia, Summary Report, ICRAF, Bogor.

Ulumudin, Y., E. Sulistyawati, D.M. Hakim, dan A.B. Harto. 2005. Korelasi Stok

Karbon dengan Karakteristik Spektral Citra Landsat: Studi Kasus Gunung Papandayan. Institut Teknologi Bandung. Bandung.

Untermann, R. dan R. Small. 1986. Perencanaan Tapak dan Perumahan.

Intermatra. Bandung. Wirakusumah, S. 2003. Dasar-dasar Ekologi. UI Press. Jakarta. Wibisono, Y. 2008. Pengelolaan Lanskap dan Pemeliharaan Taman Kota 1 di

BSD City, Tangerang. Skripsi. Departemen Arsitektur Landskap Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor.

Yefri, N. 1987. Struktur Pohon Hutan Bekas Tebangan di Air Gadang Pasaman.

Tesis. Padang: FMIPA-UNAND.

Page 60: POTENSI KARBON TERSIMPAN DI TAMAN KOTA 1 BUMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2973/1... · 2013-04-29 · potensi karbon tersimpan di taman kota 1 bumi serpong

47

Lampiran 1 Cara mengukur dbh pada berbagai bentuk batang

(Pearson dkk., 2005)

Page 61: POTENSI KARBON TERSIMPAN DI TAMAN KOTA 1 BUMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2973/1... · 2013-04-29 · potensi karbon tersimpan di taman kota 1 bumi serpong

48

Lampiran 2 Cara menentukan ukuran plot. Ukuran plot yang digunakan untuk pengukuran karbon tersimpan berdasarkan

nilai dbh rata-rata pohon (Pearson dkk., 2005).

Diameter at Breast Height (dbh) Ukuran plot kuadrat

< 5 cm 2 m 2 m

5-20 cm 7 m x 7 m

20-50 cm 25 m x 25 m

>50 cm 35 m x 35 m

Page 62: POTENSI KARBON TERSIMPAN DI TAMAN KOTA 1 BUMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2973/1... · 2013-04-29 · potensi karbon tersimpan di taman kota 1 bumi serpong

49

Lampiran 3 Cara menentukan jumlah plot.

Jumlah plot yang dibutuhkan untuk lokasi penelitian ditentukan berdasarkan

persamaan alometrik dibawah ini (Pearson dkk., 2005):

Keterangan

n : Jumlah plot

N : Luas daerah penelitian / Luas plot

S : Standar deviasi

E : Karbon tersimpan (dari persamaan alometrik) × Nilai ketelitian

t : Nilai dari sampel distribusi t dimana tingkat kepercayaan 95%.