8
1126 Asrul & Novian, D.R., BioWallacea : Jurnal Penelitian Biologi (Journal of Biological Research), Vol. 7 (2), Hal. : 1126-1133, Nov. 2020 Potensi Tanaman Azolla sebagai Pakan Ternak di Nusa Tenggara Timur (NTT) Asrul 1,* dan Dede Rival Novian 2 1 Politeknik Pertanian Negeri Kupang, Nusa Tenggara Timur , [email protected] 2 Universitas Nusa Cendana, Nusa Tenggara Timur, [email protected] Alamat Prof. Dr. Herman Yohanis Kelurahan Lasiana Kupang NTT 85011 1,* Corresponding Author Email: [email protected] Diterima: 08 Oktober 2020 Disetujui: 31 Oktober 2020 Dipublikasi: 20 November 2020 © 2020 Jurusan Biologi FMIPA Universitas Halu Oleo Kendari ABSTRACT Keywords: Animal Feed, Azolla. East Nusa Tenggara (NTT) ABSTRAK Salah satu persoalan utama dalam dunia peternakan adalah tingginya biaya untuk pakan. Sekitar 50- 70% biaya operasional peternakan habis untuk penyediaan pakan. Salah satu alternatif pakan ternak yang bisa digunakan adalah tanaman Azolla. Tanaman Azolla dikenal sebagai tanaman paku-pakuan yang umumnya mengapung di atas air dan merupakan salah satu tanaman yang kandungan proteinnya tinggi. Nusa Tenggara Timur (NTT) khususnya kabupaten Kupang dikenal sebagai salah satu daerah penghasil sapi potong, namun seiring berjalannya waktu ketersedian pakan semakin menurun. Oleh karena itu perlu ada penelitian tentang potensi Azolla yang hidup di kabupaten Kupang untuk dijadikan pakan ternak. Identifikasi morfologi, analisis proksimat kandungan nutrient dan anilisis kandungan air Azolla merupakan metode yang digunakan dalam penelitian ini. Hasilnya jenis Azolla yang ditemukan merupakan tipe Azolla microphylla. Uji proksimat menunjukkan kandungan protein kasarnya 16,81%, lemak kasar 2,80%, bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN) 24,03%, dan serat kasarnya 24,03. Analisis nutrien airnya menunjukkan bahwa Azolla microphylla hidup pada air dengan pH rata rata 7,85, kandungan oksigen terlalut 7,4 ppm, NO 2 - N 0,004 ppm, dan PO 4 - P dengan kadar 0,135 ppm. Azolla microphylla yang hidup di kabupaten Kupang Nusa Tenggara Timur (NTT) mempunyai potensi untuk dijadikan sebagai pakan ternak. Kata kunci: Pakan Ternak, Azolla. Nusa Tenggara Timur (NTT) Asrul & Novian, D.R., BioWallacea : Jurnal Penelitian Biologi (Journal of Biological Research), Vol. 7 (2), Hal. : 1126-1133, November 2020 p-ISSN : 2355-6404 e-ISSN : 2685-6360 One of the main problems in the world of livestock is the high cost of feed. About 50-70% of the farm's operational costs are used up for the provision of feed. One alternative animal feed that can be used is the azolla plant. Azolla plant is known as a fern plant that generally floats on water and is one of the plants that has a high protein content. East Nusa Tenggara (NTT), especially Kupang regency, is known as one of the beef cattle producing areas, but over time the availability of feed has decreased. Therefore there needs to be research on the potential of Azolla which lives in Kupang district to be used as animal feed. Morphological identification, proximate analysis of nutrient content and water content of Azolla were the methods used in this study. The result is that the type of Azolla found is the type of Azolla microphylla. The proximate test showed that the crude protein content was 16,81%, crude fat was 2,80%, the extract without nitrogen (BETN) was 24,03%, and the crude fiber was 24,03. The water nutrient analysis showed that Azolla microphylla lived water with an average pH of 7,85, with a dissolved oxygen content of 7,4 ppm, NO 2 -N 0,004 ppm and PO 4 -P with a level of 0,135 ppm. Azolla microphylla that lives in Kupang district, East Nusa Tenggara (NTT), has a potenic to be used as animal feed.

Potensi Tanaman Azolla sebagai Pakan Ternak di Nusa

  • Upload
    others

  • View
    4

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Potensi Tanaman Azolla sebagai Pakan Ternak di Nusa

Potensi Tanaman Azolla sebagai Pakan Ternak di Nusa Tenggara Timur (NTT) 1126

Asrul & Novian, D.R., BioWallacea : Jurnal Penelitian Biologi (Journal of Biological Research), Vol. 7 (2), Hal. : 1126-1133, Nov. 2020

Potensi Tanaman Azolla sebagai Pakan Ternak di Nusa Tenggara Timur (NTT)

Asrul 1,* dan Dede Rival Novian2

1 Politeknik Pertanian Negeri Kupang, Nusa Tenggara Timur , [email protected] 2 Universitas Nusa Cendana, Nusa Tenggara Timur, [email protected]

Alamat Prof. Dr. Herman Yohanis Kelurahan Lasiana Kupang –NTT 85011

1,* Corresponding Author Email: [email protected]

Diterima: 08 Oktober 2020 – Disetujui: 31 Oktober 2020 – Dipublikasi: 20 November 2020

© 2020 Jurusan Biologi FMIPA Universitas Halu Oleo Kendari

ABSTRACT

Keywords: Animal Feed, Azolla. East Nusa Tenggara (NTT)

ABSTRAK

Salah satu persoalan utama dalam dunia peternakan adalah tingginya biaya untuk pakan. Sekitar 50-70% biaya operasional peternakan habis untuk penyediaan pakan. Salah satu alternatif pakan ternak yang bisa digunakan adalah tanaman Azolla. Tanaman Azolla dikenal sebagai tanaman paku-pakuan yang umumnya mengapung di atas air dan merupakan salah satu tanaman yang kandungan proteinnya tinggi. Nusa Tenggara Timur (NTT) khususnya kabupaten Kupang dikenal sebagai salah satu daerah penghasil sapi potong, namun seiring berjalannya waktu ketersedian pakan semakin menurun. Oleh karena itu perlu ada penelitian tentang potensi Azolla yang hidup di kabupaten Kupang untuk dijadikan pakan ternak. Identifikasi morfologi, analisis proksimat kandungan nutrient dan anilisis kandungan air Azolla merupakan metode yang digunakan dalam penelitian ini. Hasilnya jenis Azolla yang ditemukan merupakan tipe Azolla microphylla. Uji proksimat menunjukkan kandungan protein kasarnya 16,81%, lemak kasar 2,80%, bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN) 24,03%, dan serat kasarnya 24,03. Analisis nutrien airnya menunjukkan bahwa Azolla microphylla hidup pada air dengan pH rata rata 7,85, kandungan oksigen terlalut 7,4 ppm, NO2

-N 0,004 ppm, dan

PO4-P dengan kadar 0,135 ppm. Azolla microphylla yang hidup di kabupaten Kupang Nusa Tenggara

Timur (NTT) mempunyai potensi untuk dijadikan sebagai pakan ternak. Kata kunci: Pakan Ternak, Azolla. Nusa Tenggara Timur (NTT)

Asrul & Novian, D.R., BioWallacea : Jurnal Penelitian Biologi (Journal of Biological Research), Vol. 7 (2),

Hal. : 1126-1133, November 2020

p-ISSN : 2355-6404 │ e-ISSN : 2685-6360

One of the main problems in the world of livestock is the high cost of feed. About 50-70% of the farm's operational costs are used up for the provision of feed. One alternative animal feed that can be used is the azolla plant. Azolla plant is known as a fern plant that generally floats on water and is one of the plants that has a high protein content. East Nusa Tenggara (NTT), especially Kupang regency, is known as one of the beef cattle producing areas, but over time the availability of feed has decreased. Therefore there needs to be research on the potential of Azolla which lives in Kupang district to be used as animal feed. Morphological identification, proximate analysis of nutrient content and water content of Azolla were the methods used in this study. The result is that the type of Azolla found is the type of Azolla microphylla. The proximate test showed that the crude protein content was 16,81%, crude fat was 2,80%, the extract without nitrogen (BETN) was 24,03%, and the crude fiber was 24,03. The water nutrient analysis showed that Azolla microphylla lived water with an average pH of 7,85, with a dissolved oxygen content of 7,4 ppm, NO2-N 0,004 ppm and PO4-P with a level of 0,135 ppm. Azolla microphylla that lives in Kupang district, East Nusa Tenggara (NTT), has a potenic to be used as animal feed.

Page 2: Potensi Tanaman Azolla sebagai Pakan Ternak di Nusa

Potensi Tanaman Azolla sebagai Pakan Ternak di Nusa Tenggara Timur (NTT) 1127

Asrul & Novian, D.R., BioWallacea : Jurnal Penelitian Biologi (Journal of Biological Research), Vol. 7 (2), Hal. : 1126-1133, Nov. 2020

PENDAHULUAN

Salah satu persoalan utama dalam

dunia peternakan adalah tingginya cost

untuk pakan. Sekitar 50-70% biaya

operasional peternakan habis untuk

penyediaan pakan. Hal ini tentunya sangat

riskan jika pemberian pakan tidak efesien,

baik dilihat dari aspek jumlah pakan yang

diberikan maupun pada kandungan nutrisi

pakan itu sendiri. Pemberian pakan dalam

jumlah banyak ke ternak tidak serta merta

dapat menambah biomassa ternak, namun

sebaliknya semakin menambah biaya

pengadaan pakan.

Prinsip efesiensi pakan terletak

pada tingginya kandungan nutrisi pakan

itu, khususnya protein. Jerami padi

umumnya dikenal masyarakat sebagai

pakan ternak khususnya sapi.

Kenyataannya, meskipun sapi diberikan

jerami dalam jumlah banyak namun

pertumbuhan bobot tubuhnya tidak terlalu

signifikan. Hal ini dikarenakan jerami padi

lebih banyak mengandung serat kasar

namun rendah protein. Padahal diketahui

protein berperan penting dalam

pembentukan biomassa pada ternak.

Nusa Tenggara Timur (NTT)

sebelum tahun 2000-an dikenal sebagai

salah satu lumbung daging sapi nasional,

namun seiring berjalan waktu jumlah

populasi sapi semakin menurun. Faktor

utama menurunnya populasi sapi di NTT

yaitu ketersedian pakan yang semakin

menipis akibat semakin berkurangnya

ladang pengembalaan (Priyanto, 2017).

Bukan hanya sapi, namun jenis ternak lain

seperti ayam, kambing, dan babi terus

menurun populasinya seiring tahun

berjalan.

Melihat kondisi tersebut maka perlu

ada usaha untuk mencari pakan alternatif,

selain jerami atau jagung yang umumnya

digunakan oleh peternak. Terpenting,

pakan alternatif ini mudah untuk

dibudidayakan, daya tumbuh yang cepat,

kandungan nutrisi yang tinggi khususnya

protein dan mampu untuk dikonsumsi oleh

banyak ternak. Salah satu pakan alternatif

yang masih kurang diaplikasikan

khususnya peternak di NTT adalah

pemanfaatan tanaman Azolla.

Tanaman Azolla merupakan

tanaman berukuran kecil yang biasa

mengapung di atas permukaan air. Azolla

dibagi menjadi dua sub genus yaitu

euazolla dan rhizospermae dengan tujuh

speseis yang terdeteksi yaitu A.

filiculoides, A. caroliniana, A. microphylla,

A. rubra, A. pinnata, A. nilotica dan A.

Mexicana (Raja et al., 2012). Tanaman

azolla dapat hidup di seluruh bagian dunia

yang terdapat air tawar, baik pada daerah

subtropik, tropik, maupun daerah yang

beriklim hangat (Wagner, 1997)

Kelebihan tanaman Azolla yaitu

kandungan proteinnya tergolong tinggi.

Penelitian Anitha, et al, (2016)

memperlihatkan protein di azolla bisa

mencapai 22,48 % dari berat total

organiknya. Kathirvelan et al., (2015)

protein yang terdapat di Azolla berkisar 25-

35%. Dibandingkan dengan jerami yang

merupakan pakan umum yang digunakan

peternak khsususnya ruminansia, maka

azolla jauh lebih baik.

Hasil penelitian Hanum & Usman,

(2011) menunjukkan bahwa kandungan

protein pada jerami hanya sekitar 4,9%,

berarti 5-6 kali lipat jumlah kelimpahan

protein dalam azolla. Tanaman azolla

dapat dikonsumsi oleh berbagai jenis

hewan ternak mulai dari sapi, kambing dan

ayam, bahkan azolla mampu

meningkatkaan massa tubuh ternak

tersebut sekitar 8-10 % (Kumar & Chander,

2017). Berdasarkan uraian diatas maka

perlu ada penelitian tentang potensi

tanaman azolla khususnya kandungan

proteinnya yang hidup di NTT untuk

dijadikan sebagai pakan ternak.

Page 3: Potensi Tanaman Azolla sebagai Pakan Ternak di Nusa

Potensi Tanaman Azolla sebagai Pakan Ternak di Nusa Tenggara Timur (NTT) 1128

Asrul & Novian, D.R., BioWallacea : Jurnal Penelitian Biologi (Journal of Biological Research), Vol. 7 (2), Hal. : 1126-1133, Nov. 2020

METODE

a) Waktu dan Tempat

Penelitian ini berlangsung dari bulan

Juni – September 2020. Identifikasi

morfologi azolla berlangsung di

laboratorium Teknologi Pakan

Ternak Politeknik Pertanian Negeri

Kupang. Analisis Proksimat

dilakukan di Universitas Hasanuddin

dan Analisis kandungan air di

Universitas Nusa Cendana.

b) Alat dan Bahan

Alat yang digunakan terdiri

mikroskop, kaca pembesar, mistar,

timbangan digital, cawan porselen,

oven, eksikator, tanur listrik,

erlenmyer, sintered glass, pompa

vacuum, labu khjedhal, lemari asam,

tabung reaksi, labu ukur, pipet, PH

meter, spektrofotometer dan

kolorimeter.

Bahan yang digunakan yaitu

tanaman azolla, air, kertas saring,

reagent nitrit, reagent phosphorus,

H2SO4, NaOH, H3BO3, chloroform,

HCl pekat, ammonium molibdat,

asam askorbat, KMnO4, dan AgNO3

c) Survei Tanaman Azolla

Tanaman azolla yang dicari

merupakan tanaman azolla yang

hidup, baik secara liar ataupun yang

sudah didomestikasi. Khusus azolla

yang didomestikasi, maka

pemeliharaannya minimal sudah

melewati pertukaran dua musim

yaitu musim hujan dan kemarau

(satu tahun). Area survei meliputi

Kota Kupang dan Kabupaten

Kupang di Nusa Tenggara Timur

yang diketahui memiliki kantong

kantong air tahunan. Bakunase,

Baumata, dan Tarus-Tilong

merupakan daerah yang menjadi

objek pencarian tanaman Azolla

tersebut.

d) Indentifkasi Morfologi Azolla

Azolla yang diperoleh kemudian

diidentifikasi secara morfologi untuk

mengetahui spesiesnya. Mulai dari

warna batang, bentuk akar, panjang

akar, tinggi tumbuhan, warna daun,

sifat permukaan daun (Mantang et

al., 2018).

e) Analisis Proksimat

Analisis proksimat kandungan Azolla

dilakukan dengan menggunakan

jasa analisator di Laboratorium

Kimia Makanan Ternak, Jurusan

Nutrisi dan Makananan Ternak,

Fakultas Peternakan, Universitas

Hasanuddin, meliputi

1. Analisis Kadar Air

2. Protein Kasar

3. Lemak Kasar

4. Serat Kasar

5. BETN (Bahan Ekstrak Tanpa

Nitrogen)

6. Abu

f) Analisis Kandungan Air

Analisis proksimat kandungan air

dilakukan dengan menggunakan

jasa analisator di Laboratorium

Fakultas Kelautan dan Perikanan

Universitas Nusa Cendana, meliputi

1. Kadar pH Air

2. Kelarutan Oksigen (DO) dalam

ppm

3. Kadar NO2-N dalam ppm

4. PO4-P dalam ppm

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil pencarian tanaman Azolla

hanya ditemukan di daerah Tarus-Tilong

Kabupaten Kupang yang didomestikasi

kurang lebih satu tahun oleh masyarakat

setempat (sudah melewati dua pergantian

musim). Azolla dipelihara di sebuah kolam

yang berisi ikan. Jadi, secara langsung

Azolla dijadikan sebagai pakan hijaun

segar bagi ikan. Azolla dibiarkan tumbuh

bebas, dan jika sudah memenuhi

permukaan air kolam, maka Azolla dibuang

di sawah milik masyarakat setempat.

Page 4: Potensi Tanaman Azolla sebagai Pakan Ternak di Nusa

Potensi Tanaman Azolla sebagai Pakan Ternak di Nusa Tenggara Timur (NTT) 1129

Asrul & Novian, D.R., BioWallacea : Jurnal Penelitian Biologi (Journal of Biological Research), Vol. 7 (2), Hal. : 1126-1133, Nov. 2020

Rendahnya hasil capaian pancarian

disebabkan karena bulan Juni –

September sudah memasuki musim

kemarau. Banyak sumber air dan sawah

yang sudah mengering. Hasil wawancara

dengan beberapa masyarakat mengatakan

bahwa daerah Tarus-Tilong dan Baumata

(kabupaten Kupang) sering ditemukan

Azolla, namun jejak dokumentasinya

seperti foto belum ditemukan. Tamad,

(2002) mengkonfimasi bahwa pada daerah

Tarus dan Baun di Kabupaten Kupang

terdapat tanaman Azolla.

Gambar 1. Tanaman Azolla yang didomestikasi oleh masyarakat di daerah Tarus –Tilong

Kabupaten Kupang. (Sumber : Dokumentasi primer, 2020)

1) Identifikasi Morfologi Azolla

Hasil identifikasi secara morfologi

tanaman Azolla yang diperoleh (lihat

tabel 1 dan gambar 2) menunjukkan

bahwa jenis Azolla ini merupakan Azolla

microphylla.

Tabel 1. Hasil Indetifikasi morfologi tanaman Azolla

No Karateristik Mofologi

1 Tinggi Tumbuhan 1,8 cm

2 Sifat Permukaan daun Terdapat trikoma dan tumpang tindih

3 Bentuk Akar Lurus seperti rambut, tidak bercabang

dan tidak berbulu

4 Panjang Akar 1, 4 cm

5 Warna batang Hijau Muda

(Sumber : Data Primer, 2020)

Azolla microphylla memiliki ciri

yaitu bentuk akarnya tidak bercabang

dan tidak berbulu, tinggi tumbuhannya

berada pada rentang 1-2 cm, panjang

akarnya 1-3 cm, warna batang hijau

muda serta sifat permukaan daunnya

terdapat trikoma yang tumpang tindih

(Mantang et al., 2018). Tanaman Azolla

umumnya dapat ditemukan pada

seluruh kawasan Asia. Azolla

microphylla merupakan tanaman yang

sangat cocok untuk daerah tropis

(Chatterjee et al., 2013). Tanaman

Azolla secara umum berkembang biak

dengan spora dan mempunyai

kemampuan bersimbiosis dengan

anabaena (Small & Darbyshire, 2011).

Page 5: Potensi Tanaman Azolla sebagai Pakan Ternak di Nusa

Potensi Tanaman Azolla sebagai Pakan Ternak di Nusa Tenggara Timur (NTT) 1130

Asrul & Novian, D.R., BioWallacea : Jurnal Penelitian Biologi (Journal of Biological Research), Vol. 7 (2), Hal. : 1126-1133, Nov. 2020

Gambar 2. Azolla microphylla (Sumber : Dokumentasi Primer, 2020)

Azolla microphylla sendiri

merupakan tanaman Pteridophyta,

dengan ordo Salviniales serta famili

Salviniaceae atau lebih dikenal dengan

istilah paku air. Selain spesies Azolla

microphylla, Azolla juga mempuyai

varian spesies lainnya yaitu Azolla

caroliniana, Azolla filiculoides, Azolla

mexicana, Azolla pinnata dan Azolla

nilotica (Wagner, 1997). Azolla

microphylla secara DNA molekuler

sangat dekat kekerabatannya dengan

Azolla mexicana, dan tingkat

similiritasnya 100% serta Azolla

caroliana yang mencapai 99% (Madeira

et al., 2013).

2) Analisis Proksimat

Hasil analisis proksimat (Tabel

2) menunjukkan bahwa kadar protein

kasar (PK) tanaman Azolla microphylla

yang hidup di kabupaten kupang hanya

16,81% lebih rendah jika dibanding

dengan tanaman azolla lainnya.

Menurut Kathirvelan et al., (2015) kadar

protein pada tanaman azolla umumnya

berada disekitar 25-35%. Lebih lanjut

penelitian Amalia et al., (2017)

menunjukkan hasil analisis proksimat

protein kasar pada Azolla microphylla

berada pada level 26,18%. Protein

dengan monomer asam amino berperan

sebagai biomolekul penyusun tulang,

jaringan tubuh dan terpenting sebagai

salah satu bahan untuk pembentukan

hormon dan enzim dalam tubuh ternak.

Tabel 2. Hasil anslisis proksimat Azolla microphylla

No Kode

Sampel

Komposisi (%)

Kandungan

air

Protein

Kasar

Lemak

Kasar

Serat

Kasar BETN Abu

1 Az1 11,70 16,81 2,80 24,03 33,21 23,14

Ket : BETN (Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen) (Sumber : Data Primer, 2020)

Meskipun tanaman Azolla

microphylla yang hidup di Kabupaten

Kupang kadar protein kasarnya rendah,

namun jauh lebih baik jika dibandingkan

dengan kadar protein kasar pada

jerami, jagung kuning, dan dedak padi

yang sering dijadikan pakan oleh

peternak. Jerami pada umumnya hanya

mengandung 4,9% protein kasar

(Hanum & Usman, 2011), jagung kuning

hanya mengandung 6,8 - 7,20 % (Santi,

2018), sedangkan dedak hanya bisa

mencapai 10,93% (Wibawa et al.,

2015).

Page 6: Potensi Tanaman Azolla sebagai Pakan Ternak di Nusa

Potensi Tanaman Azolla sebagai Pakan Ternak di Nusa Tenggara Timur (NTT) 1131

Asrul & Novian, D.R., BioWallacea : Jurnal Penelitian Biologi (Journal of Biological Research), Vol. 7 (2), Hal. : 1126-1133, Nov. 2020

3) Analisis Nutrien Air

Tabel 3. Kandungan nutrient air

No Kode sampel PH DO (ppm) NO2-N (ppm) PO4

-P (ppm)

1 Pengulangan 01 7,9 7,6 0,004 0,113

2 Pengulangan 02 7,8 7,2 0,004 0,158

Rataan 7,85 7,4 0,004 0,135

Keterangan : NO2-N : Anilisis Nitrit (nitrogen) dengan metode Diazotization, PO4

-P:

analisis Fosfat dengan metode asam askorbat, DO : Jumlah oksigen

terlarut dalam air. (Sumber: Data Primer, 2020)

Tanaman baik yang tumbuh di atas

permukaan tanah maupun mengapung di

permukaan air masih tetap membutuhkan

unsur hara makro dan mikro untuk proses

tumbuh kembangnya. Fosfat dan nitrogen

merupakan dua unsur hara makro yang

harus diserap oleh tumbuhan. Nitrogen

berperan sebagai penyusun asam amino

(protein) sedangkan fosfat berperan dalam

proses respirasi dan fotosintesis tanaman

(Lakitan, 2013).

Kurangnya kandungan nitrogen

dalam media tumbuh tanaman berakibat

pada rendahnya asam amino (protein)

yang terbentuk. Tanaman tingkat tinggi,

termasuk tanaman paku-pakuan (Azolla),

kebutuhan akan unsur hara nitrogen bisa

mencapai 15.000 ppm dengan batas

kecukupan terserap 225 ppm (Lakitan,

2013). Tabel 3 menunjukan ketersedian

nitrogen yang akan diserap oleh azolla

dalam air hanya mencapai 0,004 ppm. Hal

ini menandakan bahwa kandungan

nitrogen di air (media tumbuh Azolla)

sangat kurang. Korelasinya, jumlah protein

kasar yang didapatkan dari hasil uji

proksimat (Tabel 2) kurang jika

dibandingkan dengan protein kasar dari

Azolla micropyhlla di tempat lainnya.

Azolla secara alamiah mempunyai

kemampuan mengikat nitrogen sendiri

dengan bantuan anabaena, namun

kurangnya ketersediaan fosfat bisa

menjadi faktor pembatas penyerapan

nitrogen sendiri. Hukum minimum

mengatakan keterserapan maksimal suatu

unsur sangat tergantung dari ketersedian

unsur lainnya (Munawar, 2011). Penelitian

Utama et al., (2015) menunjukkan bahwa

kadar fosfat 30 ppm di air media tumbuh

Azolla merupakan kadar fosfat yang paling

bagus untuk meningkatkan serapan total

nitrogen pada tanaman azolla, sedangkan

pada penelitian ini (Tabel 3) kadar fosfat

hanya rata rata 0,135 ppm.

Tanaman Azolla yang hidup di

Kabupaten Kupang Nusa Tenggara Timur

(NTT) dapat dikatakan borpotensi untuk

dijadikan pakan ternak. Hal ini dikarenakan

kadar proteinnya yang lebih tinggi dari

pada jerami, dedak dan jagung kuning,

serta mampu hidup beradaptasi dengan

indikator yang cukup sesuai kondisi iklim

dan air di NTT. Secara umum Azolla dapat

dikonsumsi oleh itik, ikan (Supartoto et al.,

2012), ayam broiler (Tarigan & Manalu,

2019), sapi dan kambing (Kumar &

Chander, 2017) dan bisa menjadi rumusan

masalah penelitian selanjutnya tentang

jumlah minimal Azolla yang diperlukan

masing-masing ternak tersebut.

KESIMPULAN Tanaman Azolla microphylla yang

hidup di Tarus-Tilong Kabupaten Kupang mempuyai potensi untuk dijadikan pakan ternak, meskipun analisis kandungan protein kasar masih rendah namun lebih baik jika dibandingkan jerami padi, jagung dan dedak padi.

UCAPAN TERIMA KASIH Kami selaku tim peneliti manghaturkan banyak terimakasih kepada Direktorat

Page 7: Potensi Tanaman Azolla sebagai Pakan Ternak di Nusa

Potensi Tanaman Azolla sebagai Pakan Ternak di Nusa Tenggara Timur (NTT) 1132

Asrul & Novian, D.R., BioWallacea : Jurnal Penelitian Biologi (Journal of Biological Research), Vol. 7 (2), Hal. : 1126-1133, Nov. 2020

Jendral Penguatan Riset dan Pengembangan, Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia yang telah mendukung penelitian ini baik secara meteriil maupun non materiil. Semoga penelitian ini bisa bermanfaat bagi pengembangan pakan ternak khususnya di Nusa Tenggara Timur (NTT).

DAFTAR PUSTAKA

Amalia, F. A., Muryani, R. M., & Isroli, I. (2017). Pengaruh Penggunaan Tepung Azolla Microphylla Fermentasi Pada Pakan Terhadap Bobot Dan Panjang Saluran Pencernaan Ayam Kampung Persilangan (Effect Of The Use Of Azolla Microphylla Fermentation Powder Feed On Weight And Length Digestive Tract Of Crossbreed. Jurnal Pengembangan Penyuluhan Pertanian, 14(26), 53. https://doi.org/10.36626/jppp.v14i26.38

Anitha., KC YB, R., SB, P., & Shree J, S. (2016). Nutritive evaluation of azolla as livestock feed. Journal of Experimental Biology and Agricultural Sciences, 4(6), 670–674. https://doi.org/10.18006/2016.4(Issue6).670.674

Chatterjee, A., Sharma, P., Ghosh, M. K., Mandal, M., & Roy, P. K. (2013). Utilization of Azolla Microphylla as Feed Supplement for Crossbred Cattle. International Journal of Agriculture and Food Science Technology, 4(3), 2249–3050. http://www.ripublication.com/

Hanum, Z., & Usman, Y. (2011). Analisis Proksimat Amoniasi Jerami Padi Dengan Penambahan Isi Rumen. Jurnal Agripet, 11(1), 39–44. https://doi.org/10.17969/agripet.v11i1.653

Kathirvelan, C., Banupriya, S., & Purushothaman, M. R. (2015). Azolla - an alternate and sustainable feed for livestock. International Journal of Science, Environment and Technology, 4(4), 1153–1157. http://www.ijset.net/journal/748.pdf

Kumar, G., & Chander, H. (2017). A Study on the Potential of Azolla pinnata as Livestock Feed Supplement for Climate Change Adaptation and Mitigation. Asian Journal of Advanced Basic Sciences, 5(2), 65–68. https://www.researchgate.net/publication/320444318_A_Study_on_the_Potential_of_Azolla_pinnata_as_Livestock_Feed_Supplement_for_Climate_Change_Adaptation_and_Mitigation

Lakitan, B. (2013). Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan (12th ed.). PT

RajaGrafindo Persada. Madeira, P. T., Center, T. D., Coetzee, J.

A., Pemberton, R. W., Purcell, M. F., & Hill, M. P. (2013). Identity and origins of introduced and native Azolla species in Florida. Aquatic Botany, 111(July), 9–15. https://doi.org/10.1016/j.aquabot.2013.07.009

Mantang, W., Mantiri, F. R., & Kolondam, B. J. (2018). Identifikasi tumbuhan paku air (Azolla sp.) secara morfologi dan molekuler dengan menggunakan gen rbcL. Jurnal Bioslogos, 8(2), 38–44. W Mantang, FR Mantiri, BJ Kolondam - BIOSLOGOS, 2018 - ejournal.unsrat.ac.id

Munawar, A. (2011). Kesuburan Tanah dan Nutrisi Tanaman (1st ed.). PT Penerbit IPB Press.

Priyanto, D. (2017). Strategi Pengembalian Wilayah Nusa Tenggara Timur sebagai Sumber Ternak Sapi Potong. Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Pertanian, 35(4), 167. https://doi.org/10.21082/jp3.v35n4.2016.p167-178

Raja, W., Rathaur, P., John, S. A., & Ramteke, W. (2012). Azolla: an Aquatic Pteridophyte With Great Potential. International Journal of Research in Biological Sciences, 2(2), 68–72. http://www.urpjournals.com

Santi, S. (2018). Kadar Protein Kasar dan Serat Kasar Jagung Kuning Giling pada Difermentasi dengan EM-4 Pada Level yang Berbeda. AGROVITAL : Jurnal Ilmu Pertanian, 3(2), 84. https://doi.org/10.35329/agrovital.v3i2.211

Small, E., & Darbyshire, S. J. (2011). 35.

Page 8: Potensi Tanaman Azolla sebagai Pakan Ternak di Nusa

Potensi Tanaman Azolla sebagai Pakan Ternak di Nusa Tenggara Timur (NTT) 1133

Asrul & Novian, D.R., BioWallacea : Jurnal Penelitian Biologi (Journal of Biological Research), Vol. 7 (2), Hal. : 1126-1133, Nov. 2020

Mosquito Ferns (Azolla species) - tiny “super plants.” Biodiversity, 12(2), 119–128. https://doi.org/10.1080/14888386.2011.585928

Supartoto, Widyasunu, P., Rusdiyanto, & Santoso, M. (2012). Eksplorasi Potensi Azolla microphylla dan Lemna Polyrhizza Sebagai Produsen Biomas Bahan Pupuk Hijau, Pakan itik dan ikan. Prosiding Seminar Nasional, 217–225.

Tamad. (2002). Pengaruh Urea Dan Azolla Sebagai Tanaman Penutup Pada Budidaya Padi Sawah Tanah Berkapur Di Sekitar Kupang, Timor NTT. Berita Biologi, 6(3), 515–520.

Tarigan, D. M. S., & Manalu, D. S. T. (2019). Fresh Azolla Pinnata as Alternative Feed to Reduce Broiler Production Cost. Jurnal AGRISEP : Kajian Masalah Sosial Ekonomi

Pertanian Dan Agribisnis, 18(1), 177–

186. https://doi.org/10.31186/jagrisep.18.1.177-186

Utama, P., Firnia, D., & Natanael, G. (2015). Growth And Nitrogen Uptake of Azolla microphylla as a Result of Phosphate Application And Different Water Levels. Agrologia, 4(1), 41–52.

Wagner, G. M. (1997). Azolla: A Review of Its Biology and Utilization. Botanical Review, 63(1), 1–26. https://doi.org/10.1007/BF02857915

Wibawa, A. A. ., Wirawani, W., & Partama, I. B. . (2015). Peningkatan Nilai Nutrisi Dedak Padi Sebagai Pakan Itik Melalui Biofermentasi dengan Khamir. Majalah Ilmiah Peternakan, 18(1), 11–16.