8
JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Volume 14, No. 2, Nopember 2016 115 POTENSI TENGGELAMNYA PULAU-PULAU KECIL TERLUAR WILAYAH NKRI THREATS DROWNING OF NKRI’S OUTERMOST SMALL ISLANDS Harkins Hendro Prabowo dan Muhammad Salahudin Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan, Jl. Dr. Djundjunan No. 236 Bandung Email: [email protected] Diterima : 29-03-2016, Disetujui : 05-10-2016 ABSTRAK Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) mempunyai 92 pulau-pulau kecil terluar.yang berpotensi tenggelam. Kajian ini adalah untuk menganalisis secara genetik pulau-pulau ini terkait dengan sifat fisik batuan terhadap gempa bumi dan perubahan muka air laut. Keberadaan pulau kecil tersebut sebagai lokasi titik pangkal wilayah NKRI. Metode penelitian meliputi analisis spasial dengan cara menumpang susunkan informasi yang termuat dalam masing-masing peta. Jika skenario IPCC terjadi, bencana alam global dengan meningkatnya permukaan laut, maka pulau kecil terluar yang akan tenggelam paling banyak sekitar 83 pulau. Hasil analisis menunjukkan potensi gempa bumi akan berpengaruh terhadap hampir 55 pulau-pulau kecil terluar Indonesia. Kata kunci: genetik batuan, titik pangkal, pulau-pulau kecil terluar. ABSTRACT The Republic of Indonesia has 92 outermost islands that potentially drowning. The purpose of study is to analyse these islands genetically in relation to rock properties to earthquake and sea level changes. The appearance of the islands as base points of Indonesian region. The methods of this study consist of spatial analyses by overlying information that noted in each map. If the IPCC scenario occurs, global natural hazard with increasing sea level, the outermost islands would be drown not more than 83 islands. The result shows that earthquake potentially will influence to mostly 55 outermost islands of Indonesia. Keywords: Rocks genetic, base point, outermost small islands. PENDAHULUAN Laut di wilayah Negara Kepulauan Republik Indonesia (NKRI) mengandung beraneka ragam kekayaan alam, baik sumberdaya yang dapat diperbaharui maupun sumberdaya yang tidak dapat diperbarui serta jasa-jasa kelautan (pariwisata dan transportasi). Karakteristik NKRI tersebut menjadi tumpuan dalam pembangunan nasional. Dalam Amandemen II UUD 1945 Pasal 25A menyebutkan bahwa NKRI adalah sebuah negara kepulauan yang berciri nusantara dengan wilayah yang batas-batas dan haknya ditetapkan dengan peraturan perundang-undangan. Saat ini Indonesia sudah mempunyai UU No. 32 Tahun 2014 tentang Kelautan. Pada faktualnya masih diperlukan penataan dan pengelolaan batas laut wilayah yang lebih intensif karena mempunyai kecenderungan permasalahan dengan negara tetangga. Dalam perspektif UNCLOS 1982, penetapan batas laut wilayah Indonesia diukur dari titik pangkal terluar untuk batas Laut Teritorial, Zona Tambahan, ZEE, dan Landas Kontinen. Pada hakikatnya titik pangkal itu adalah 92 pulau-pulau kecil terluar dan sisanya terletak di tanjung- tanjung terluar serta di wilayah pantai (berdasarkan PP No.38/2002 tentang Daftar Koordinat Geografis Titik-Titik Pangkal Kepulauan Indonesia). Secara geologi, pulau-pulau kecil di Indonesia mempunyai genetik yang berbeda-beda, sehingga setiap pulau kecil mempunyai karakteristik yang berbeda. Perbedaan tersebut menyangkut daya tahannya terhadap fenomena bencana kelautan. Hal ini tercantum dalam UU No. 32 Tahun 2014 pasal 53 menyatakan bahwa bencana kelautan dapat berupa bencana yang disebabkan oleh

POTENSI TENGGELAMNYA PULAU-PULAU KECIL TERLUAR …

  • Upload
    others

  • View
    13

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: POTENSI TENGGELAMNYA PULAU-PULAU KECIL TERLUAR …

JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Volume 14, No. 2, Nopember 2016

115

POTENSI TENGGELAMNYA PULAU-PULAU KECIL TERLUAR WILAYAH NKRI

THREATS DROWNING OF NKRI’S OUTERMOST SMALL ISLANDS

Harkins Hendro Prabowo dan Muhammad Salahudin

Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan, Jl. Dr. Djundjunan No. 236 BandungEmail: [email protected]

Diterima : 29-03-2016, Disetujui : 05-10-2016

ABSTRAK

Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) mempunyai 92 pulau-pulau kecil terluar.yang berpotensitenggelam. Kajian ini adalah untuk menganalisis secara genetik pulau-pulau ini terkait dengan sifat fisik batuanterhadap gempa bumi dan perubahan muka air laut. Keberadaan pulau kecil tersebut sebagai lokasi titik pangkalwilayah NKRI. Metode penelitian meliputi analisis spasial dengan cara menumpang susunkan informasi yang termuatdalam masing-masing peta. Jika skenario IPCC terjadi, bencana alam global dengan meningkatnya permukaan laut,maka pulau kecil terluar yang akan tenggelam paling banyak sekitar 83 pulau. Hasil analisis menunjukkan potensigempa bumi akan berpengaruh terhadap hampir 55 pulau-pulau kecil terluar Indonesia.

Kata kunci: genetik batuan, titik pangkal, pulau-pulau kecil terluar.

ABSTRACT

The Republic of Indonesia has 92 outermost islands that potentially drowning. The purpose of study is to analysethese islands genetically in relation to rock properties to earthquake and sea level changes. The appearance of theislands as base points of Indonesian region. The methods of this study consist of spatial analyses by overlyinginformation that noted in each map. If the IPCC scenario occurs, global natural hazard with increasing sea level, theoutermost islands would be drown not more than 83 islands. The result shows that earthquake potentially will influenceto mostly 55 outermost islands of Indonesia.

Keywords: Rocks genetic, base point, outermost small islands.

PENDAHULUAN

Laut di wilayah Negara Kepulauan RepublikIndonesia (NKRI) mengandung beraneka ragamkekayaan alam, baik sumberdaya yang dapatdiperbaharui maupun sumberdaya yang tidak dapatdiperbarui serta jasa-jasa kelautan (pariwisata dantransportasi). Karakteristik NKRI tersebutmenjadi tumpuan dalam pembangunan nasional.Dalam Amandemen II UUD 1945 Pasal 25Amenyebutkan bahwa NKRI adalah sebuah negarakepulauan yang berciri nusantara dengan wilayahyang batas-batas dan haknya ditetapkan denganperaturan perundang-undangan. Saat ini Indonesiasudah mempunyai UU No. 32 Tahun 2014 tentangKelautan. Pada faktualnya masih diperlukanpenataan dan pengelolaan batas laut wilayah yanglebih intensif karena mempunyai kecenderunganpermasalahan dengan negara tetangga.

Dalam perspektif UNCLOS 1982, penetapanbatas laut wilayah Indonesia diukur dari titikpangkal terluar untuk batas Laut Teritorial, ZonaTambahan, ZEE, dan Landas Kontinen. Padahakikatnya titik pangkal itu adalah 92 pulau-pulaukecil terluar dan sisanya terletak di tanjung-tanjung terluar serta di wilayah pantai(berdasarkan PP No.38/2002 tentang DaftarKoordinat Geografis Titik-Titik Pangkal KepulauanIndonesia).

Secara geologi, pulau-pulau kecil di Indonesiamempunyai genetik yang berbeda-beda, sehinggasetiap pulau kecil mempunyai karakteristik yangberbeda. Perbedaan tersebut menyangkut dayatahannya terhadap fenomena bencana kelautan.Hal ini tercantum dalam UU No. 32 Tahun 2014pasal 53 menyatakan bahwa bencana kelautandapat berupa bencana yang disebabkan oleh

Page 2: POTENSI TENGGELAMNYA PULAU-PULAU KECIL TERLUAR …

JURNAL GEOLOGI KELAUTANVolume 14, No. 2, Nopember 2016

116

fenomena alam, pencemaran lingkungan, dan/ataupemanasan global. Bencana kelautan yang terjadibisa mengakibatkan tenggelamnya suatu pulau.Potensi tenggelamnya suatu pulau kecil terluartempat kedudukan titik pangkal secara logis akanmenghilangkannya tanda fisik batas suatu wilayah.Hal tersebut bisa berakibat munculnya persoalan-persoalan baru tentang kewilayahan perairanIndonesia, dan akan berimplikasi secara signifikanterhadap keutuhan kedaulatan NKRI.

Batasan pulau kecil adalah berdasarkan luaspulaunya, batasan ini mengalami perubahan dariwaktu ke waktu. Pertama kali, pulau kecildidefinisikan sebagai pulau yang luas daratannyakurang dari 10.000 km2, dalam perkembanganselanjutnya menjadi luasnya kurang dari 5.000km2 kemudian turun lagi menjadi kurang dari2.000 km2. Batasan luas yang terakhir itu yangsekarang digunakan, sesuai dengan Perpres No. 78Tahun 2005. Adapun batasan pulau sangat keciladalah pulau yang mempunyai luas kurang dari 100km2 atau lebarnya kurang dari 3 km (Falkland,1991). Contoh P. Laut-Sekatung dengan ketinggiansekitar 130 m di Perairan Natuna mempunyai garispantai yang stabil ( Budiono dan Latuputty, 2013).

Secara lokasi pulau-pulau kecil terluarbiasanya terletak pada posisi terluar dari wilayahsuatu negara dan merupakan daerah terpencil,miskin bahkan tidak berpenduduk dan jauh dariperhatian pemerintah. Keberadaan pulau-pulau inisecara geografis sangatlah strategis, karenaberdasarkan kedudukan pulau inilah perbatasannegara Indonesia ditentukan.

Tujuan kajian ini adalah untuk menganalisissecara genetik pulau-pulau kecil terluar yangberhubungan erat dengan karakter fisik dan dayatahannya terhadap faktor-faktor destruktif bencanaalam gempa bumi serta peningkatan permukaanair laut terkait dengan keberadaannya sebagaititik-titik pangkal pengukuran wilayah NKRI.

METODE

Kajian ini dilakukan dengan metode analisisspasial (software desktop mapping) yaitumenumpangsusunkan informasi yang termuatdalam setiap peta dengan posisi pulau-pulau kecilterluar (Koordinat Geografis Titik-titik GarisPangkal Kepulauan Indonesia). Hasilnya diperolehsuatu pengelompokan pulau-pulau kecil terluaryang menunjukkan karakter seperti yangdimaksudkan sebelumnya. Peta-peta yangdigunakan sebagai data masukan yaitu: PetaDaerah Rawan Bencana Gempabumi (Effendi dkk.,2000), skema tektonik kepulauan Indonesia (Katili,

1980), dan data pulau-pulau kecil terluar Indonesiayang dikeluarkan oleh Dinas Hidro-oseanografi,TNI AL (2006).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Sebagai negara kepulauan yang beriklimtropis dan berada dalam zona tektonik aktif, makawilayah pesisir dan pulau-pulau kecil di Indonesiamempunyai karakter yang beragam dan khasdalam hal iklim, geologi, geomorfologi, dan biota.Pulau-pulau kecil memiliki karakteristik dantingkat kerentanan yang berbeda dibandingkandengan pulau besar.

Di perbatasan laut, Indonesia memiliki pulau-pulau kecil terluar dengan jumlah mencapai 92pulau. yang lokasinya pada posisi terluar danmenjadi acuan garis pangkal pengukuran bataswilayah teritorial NKRI. (Gambar 1).

PotensiTenggelamnyaSuatuPulau KecilPerubahan bentang alam dalam perspektif

ketahanan fisis pulau-pulau kecil adalahkemungkinan tenggelamnya pulau-pulau kecilkarena faktor-faktor endogen (gempabumi)maupun eksogen (abrasi, erosi, atau peningkatanpermukaan air laut).Beberapa hasil kajian untukmengetahui kerawanan pulau-pulau kecil terhadapfaktor tersebut diuraikan di bawah ini.

Faktor GempabumiJika gempa bumi terjadi di sekitar area pulau

kecil maka sangat mungkin terjadi deformasi,bahkan bisa hilang tenggelam tersapu gelombangpasang/tsunami. Dari peta Daerah Rawan BencanaGempabumi (Effendi, dkk.,2000) diperolehgambaran tingkat kerawanan pengaruh gempa dipermukaan bumi yang berdampak pada manusiadan benda lainnya dalam bentuk skala ModifiedMercalli Intensity (MMI) dari skala I hingga XII.Kawasan pulau-pulau kecil terluar yang umumnyamempunyai kerawanan yang cukup tinggi yaitudari skala V (getaran dirasakan di luar rumah danpohon bergoyang) hingga skala IX (pendudukpanik, bangunan yang tidak kuat hancur, pipadalam tanah putus, dan di daerah aluvial lumpurdan pasir keluar dari dalam tanah); sedangkantingkat kerawanan terhadap bencana gempa sangatkecil ada pada skala MMI kurang dari V.

Kemudian peta tersebut ditumpangsusunkandengan posisi pulau-pulau kecil terluar (Gambar2), maka diperoleh pengelompokan pulau kecilterluar yang rawan bencana gempabumi yang bisamengakibatkan tenggelamnya suatu pulau kecilterluar. Sedangkan sebaran pulau-pulau kecil

Page 3: POTENSI TENGGELAMNYA PULAU-PULAU KECIL TERLUAR …

JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Volume 14, No. 2, Nopember 2016

117

Gambar 1. Peta ilustrasi letak 92 pulau-pulau kecil terluar (Badan Nasional Pengelola Perbatasan, 2015)

Gambar 2. Posisi pulau-pulau kecil terluar terhadap daerah rawan bencana gempabumi (Effendi, dkk., 2000)

Page 4: POTENSI TENGGELAMNYA PULAU-PULAU KECIL TERLUAR …

JURNAL GEOLOGI KELAUTANVolume 14, No. 2, Nopember 2016

118

terluar Indonesia yang rawan tenggelam akibatterjadinya bencana gempabumi ditunjukkan padaGambar 3.

Hasil dari analisis tersebut menunjukkanbahwa klasifikasi pulau-pulau kecil terluar yangsangat rawan terhadap bencana gempa bumi (padaskala MMI lebih dari VI) berjumlah 55 buah(59,8% dari 92 seluruh pulau kecil terluar).Penyebaran pulau-pulau tersebut adalah di ujungsebelah utara P. Sumatera, di jalur sebelah barat P.Sumatera menerus di sebelah selatan P. Jawahingga sebelah selatan P. Lombok, kemudian dijalur dari sebelah utara P. Timor hingga Kep. Aru,di sebelah utara P. Papua, dan di jalur Kep. Talaudhingga sebelah utara P. Sulawesi, serta di sebelahtimur bagian utara Kalimantan Timur.

Faktor Jenis Genetika BatuanPada dasarnya batuan penyusun pulau-pulau

kecil berasal dari berbagai jenis batuan dandikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu batuanbeku, batuan sedimen, dan batuan malihan(metamorf). Ketiga jenis batuan tersebutmempunyai karakter fisik dan kimiawi yangberbeda, sehingga mempunyai ketahanan yangberbeda pula terhadap proses-proses eksogenyang mengakibatkan disintegrasi dan dekomposisibatuan. Penyebaran berbagai jenis batuan di mukabumi ini tidak merata sesuai dengan tatanantektonik regionalnya. Dengan mengetahui genetikbatuan berdasarkan pola tektoniknya maka dapat

diketahui ketahanan fisik suatu pulau kecil yangditentukan oleh jenis batuan penyusunnya.

Berdasarkan Skema Tektonik KepulauanIndonesia (Katili, 1980) yang ditumpang susunkandengan posisi pulau-pulau kecil terluar Indonesia(Gambar 4), maka diperoleh pengelompokanpulau-pulau kecil terluar berdasarkan genetikabatuannya (Gambar 5).

Dengan melihat batuan penyusunnya makadapat diklasifikasikan kelompok-kelompok pulaukecil terluar berdasarkan ketahanannya terhadapproses destruktif yang terjadi. Oleh karena ituterjadinya perubahan bentang alam yangdisebabkan oleh faktor-faktor eksogen bisamenyebabkan pulau kecil terluar tenggelam.

Berdasarkan ketahanannya jenis batuanpenyusunnya, pulau-pulau aluvium adalah pulau-pulau kecil terluar yang mempuyai kerentanantinggi terhadap proses destruktif eksogen yangdisebabkan perusakan akibat abrasi oleh angin,erosi oleh air laut. Pulau-pulau aluviumsebarannya terdapat di pesisir Kalimantan bagiantimur, berupa delta dan gosong-gosong pasir didepan muara sungai-sungai besar.

Faktor Bencana Alam GlobalMenurut UU No. 32 Tahun 2014, bencana

kelautan yang disebabkan oleh pemanasan global(global warming) dapat berupa: a. Kenaikan suhu;b. Kenaikan muka air laut; dan/atau c. El nino danLa nina. Bagi Indonesia, dengan adanya

Gambar 3. Pulau-pulau kecil terluar Indonesia rawan tenggelam akibat gempabumi (Skala MMI> 6)

Page 5: POTENSI TENGGELAMNYA PULAU-PULAU KECIL TERLUAR …

JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Volume 14, No. 2, Nopember 2016

119

Gambar 4. Peta Skema Tektonik Kepulauan Indonesia (Katili, 1980)

Gambar 5. Pengelompokan pulau-pulau kecil terluar Indonesia berdasarkan genetika batuannya.

Page 6: POTENSI TENGGELAMNYA PULAU-PULAU KECIL TERLUAR …

JURNAL GEOLOGI KELAUTANVolume 14, No. 2, Nopember 2016

120

peningkatan permukaan air laut dampaknyamenyebabkan banyak pulau-pulau kecil dan daerahlandai di Indonesia akan tenggelam.

Menurut IPCC (Intergovernmental Panel ofClimate Change) dalam AR5 (Assessment Reportke-5) mengkonfirmasi bahwa kenaikan permukaanair laut meningkat dari per sepuluh milimeter pertahun menjadi 2 milimeter per tahun sejak tahun1939. Jika skenario IPCC tersebut terjadi, dalamwaktu tertentu diperkirakan Indonesia akankehilangan terutama pulau-pulau kecilnya. Apabilahal tersebut terjadi, garis pantai Indonesia akanmundur, contoh kasus di P. Miangas (Purwanto danRaharjo, 2015), P. Nipah (Kristanto, dkk., 2003)dan Kristanto (2003).

Dari 92 pulau kecil terluar Indonesia, diantaranya ada yang mempunyai morfologi yangekstrim (misalnya seperti atol yang mempunyaibentukan di atas permukaan laut dengan

perbandingan geometri vertikal lebih besar darihorisontalnya), atau sebaliknya. Pulau yangmempunyai geometri horisontal paling kecilidentik dengan pulau yang mempunyai luas areapaling kecil dan diperkirakan yang akan hilangtenggelam lebih dulu.

Pulau Midai di Kabupaten Natuna, ProvinsiKepulauan Riau (Kepri), mempunyai ketinggian140 m diperkirakan akan hilang jika setiap tahundaratan terkikis 20 centimeter (Roysita, 2012).

Dengan mengidentifikasi data-data pulau-pulau kecil terluar Indonesia yang dikeluarkan olehDinas Hidro-oseanografi TNI AL tahun 2006,maka diperoleh daftar pulau-pulau kecil terluarberdasarkan luasan areanya (Tabel 1).

Dengan mengacu pada besaran pulau sangatkecil (very small island) yaitu yang mempunyailuasan kurang dari 100 km2 atau lebar kurang dari3 km, maka hasil dari analisis tersebut

Tabel 1. Luas areal pulau-pulau kecil terluar Indonesia

Page 7: POTENSI TENGGELAMNYA PULAU-PULAU KECIL TERLUAR …

JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Volume 14, No. 2, Nopember 2016

121

menunjukkan bahwa klasifikasi pulau-pulau kecilterluar yang sangat rawan tenggelam akibatkenaikan permukaan air laut berjumlah palingbanyak 83 buah (90% dari 92 seluruh pulau kecilterluar). Dengan demikian dapat dikatakan bahwahampir seluruh pulau-pulau kecil terluar Indonesiaakan tenggelam jika skenario IPCC tersebut akanterjadi.

KESIMPULAN

Hasil analisis menunjukkan potensi gempabumi akan berpengaruh terhadap hampir 55 pulau-pulau kecil terluar Indonesia yaitu di ujung utaraSumatra dan bagian baratnya, jalur selatan Jawahingga Pulau Lombok, di utara Pulau Timorhingga Kep. Aru, di utara Papua, dari Kep. Talaudhingga utara Sulawesi, dan di sebelah timur bagianutara Kaltim. Sedangkan yang rawan hilangtenggelam berdasarkan ketahanan jenis batuannyaadalah pulau kecil terluar yang secara genetiknyaadalah pulau-pulau sedimen tersier di perairanKalimantan Utara.. Jika skenario IPCC terjadi,bencana alam global dengan meningkatnyapermukaan laut, maka pulau kecil terluar yangakan tenggelam paling banyak sekitar 83 pulau.Hasil analisis menunjukkan potensi gempa bumiakan berpengaruh juga terhadap hampir 55 pulau-pulau kecil terluar Indonesia.

DAFTAR ACUAN

Budiono, K., dan Latuputty, G., 2013.Karakteristik Pantai Pulau Laut-Sekatung(Salah Satu Pulau Terluar NKRI, JurnalGeologi Kelautan, 11(2) h. 79-90

Dinas Hidro-Oseanografi TNI-AL, 2006. Pulau-pulauTerluar Negara Kesatuan RepublikIndonesia. Markas Besar TNI-AL.

Effendi, L., Soehaimi, A. dan Kertapati, E., 2000.Peta Daerah Rawan Bencana Gempabumi.Puslitbang Geologi, Bandung.

Katili, J. A.,1980. Geotectonics of Indonesial: AModern View. The Directorate General ofMines, Jakarta.

Kristanto, N.A., Priohandono, Y.A., Masduki, A.,Setiya Budhi, A., dan Widodo, J. 2003.,Laporan Kajian Proses Abrasi Pulau Nipah,Kepulauan Riau, Pusat Penelitian danPengembangan Geologi Kelautan (tidakdipublikasi).

http://www.unisosdem.org/article_detail.php%3Faid%3D3049%26coid%3D2%26caid%3D40%26gid%3D3,Kristanto, N.A., Di Balik Isu TenggelamnyaPulau Nipah, Mei 2016.

http://www.antaranews.com/berita/314134/pulau-midai-pulau-terluar-yang-terancam-hilang,Roysita, 2012, Pulau Midai, pulau terluaryang terancam hilang.

Gambar 6. Pulau-pulau kecil terluar Indonesia rawan tenggelam terhadap naiknya permukaan laut

Page 8: POTENSI TENGGELAMNYA PULAU-PULAU KECIL TERLUAR …

JURNAL GEOLOGI KELAUTANVolume 14, No. 2, Nopember 2016

122

IPCC (Intergovernmental Panel of ClimateChange), 2013. Climate Change 2013: ThePhysical Science Basis. IPCC FifthAssessment Report (WGI AR5)

Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2002 tentangDaftar Koordinat Geografis Titik-titik Garis

Pangkal Kepulauan Indonesia. PemerintahRepublik Indonesia

UU Republik Indonesia No. 32 Tahun 2014 tentangKelautan. Pemerintah Republik Indonesia.