Upload
muhammad-taufik
View
59
Download
4
Embed Size (px)
Citation preview
MAKALAH KAPITA SELEKTA
POWER PLANT
Disusun Oleh :
Nama : Muhammad Taufik
No. Pokok : 111100006
INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA
PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO
SERPONG
2014
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, penulis panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas
limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan makalah
yang berjudul “Power Plant”.
Makalah ini disusun sebagai salah satu syarat bagi penulis untuk memenuhi nilai
pada mata kuliah Pengetahuan Lingkungan pada Program Studi Teknik Elektro.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tak luput dari
kesalahan dan kekurangan. Karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari semua pihak.
Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat berguna bagi kita semua,
Amin.
Tangerang Selatan, 23 Mei 2014
Penulis
ii | P a g e
DAFTAR ISI
COVER....................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang..............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan...........................................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan.........................................................................................2
BAB II Tinjauan Pustaka.........................................................................................3
2.1 PLTGU..........................................................................................................3
2.1.1 Definisi PLTGU.........................................................................................3
2.1.2 Proses Produksi Listrik Pada PLTGU.......................................................4
2.1.3 Komponen Sistem PLTGU........................................................................6
2.2 PLTA............................................................................................................12
2.2.1 Definisi PLTA............................................................................................12
2.2.2 Bendungan.................................................................................................12
2.2.3 Turbin.........................................................................................................13
2.2.4 Generator...................................................................................................15
2.2.5 Jalur Transmisi...........................................................................................16
2.2.6 Pipa Pesat (Penstock).................................................................................16
2.2.7 Cara Kerja PLTA.......................................................................................17
BAB IV Penutup......................................................................................................19
3.2 Kesimpulan...................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA
iii | P a g e
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertumbuhan di bidang industri, properti dan lain sebagainya pada dasawarsa
terakhir ini berkembang sangat pesat. Hal ini berdampak pada kenaikan
kebutuhan akan energi listrik. Dengan melihat perkembangan tersebut, maka
tuntutan akan adanya unit-unit pembangkit sebagai pusat penghasil energi listrik
terimbas untuk berkembang, baik disisi besar kapasitas yang mampu dihasilkan
maupun di sisi teknologi khususnya rekayasa permesinan, sistem operasi dan
pemeliharaannya. Tenaga listrik merupakan salah satu faktor yang penting dalam
pembangunan suatu negara. Hal ini terlihat bahwa kemajuan suatu negara dapat
diukur dari konsumsi tenaga listrik per kapita negara tersebut.
Di Indonesia kebutuhan tenaga listrik dari tahun ke tahun terus meningkat.
Sejalan dengan peningkatan kebutuhan tenaga listrik tersebut, produksi tenaga
listrik juga terus meningkat. Pada akhir PELITA IV produksi tenaga listrik
mencapai 46,81 TWh dan sebesar 54,34 % disediakan oleh PLN, yang terdiri atas
produksi sendiri sebesar 24,49 TWh dan pembelian sebesar 0,94 TWh.
Peningkatan produksi tenaga listrik terlihat dari meningkatnya produksi per
kapita dari 150,1 kWh/kapita pada akhir PELITA III menjadi 261,8 kWh/kapita
pada tahun akhir PELITAIV.
Untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik, PLN membangkitkan tenaga listrik
dengan berbagai jenis pembangkit. Besarnya kapasitas terpasang PLN sampai
bulan Maret 1989 mencapai 8,53 GW dengan pangsa yang tertinggi adalah PLTU
sebesar 40,06 %, diikuti PLTA sebesar 23,09 %, PLTD sebesar 20,74 %, PLTG
sebesar 14,46 % dan yang paling kecil pangsanya adalah PLTP sebesar 1,64 %.
Kapasitas terpasang PLTU keseluruhan sebesar 3.416,95 MW. Untuk itu pada
makalah ini akan dibahas tentang power plant dari PLTGU dan PLTA.
1 | P a g e
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah tersebut, muncul permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana power plant di PLTGU?
2. Bagaimana power plant di PLTA?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan karya tulis ini sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui power plant pada PLTGU.
2. Untuk mengetahui power plant pada PLTA.
1.4 Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan karya tulis ini sebagai berikut:
1. Memberikan informasi tentang powe plant pada PLTGU beserta sistem
kerjanya.
2. Memberikan informasi tentang powe plant pada PLTA beserta sistem kerjanya.
2 | P a g e
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 PLTGU
2.1.1. Definisi PLTGU
PLTGU adalah gabungan antara PLTG dengan PLTU, dimana panas dari
gas buang dari PLTG digunakan untuk menghasilkan uap yang digunakan
sebagai fluida kerja di PLTU. Dan bagian yang digunakan untuk
menghasilkan uap tersebut adalah HRSG (Heat Recovery Steam
Generator).
PLTGU merupakan suatu instalasi peralatan yang berfungsi untuk
mengubah energi panas (hasil pembakaran bahan bakar dan udara)
menjadi energi listrik yang bermanfaat. Pada dasarnya, sistem PLTGU ini
merupakan penggabungan antara PLTG dan PLTU. PLTU memanfaatkan
energi panas dan uap dari gas
buang hasil pembakaran di PLTG untuk memanaskan air di HRSG (Heat
Recovery Steam Genarator), sehingga menjadi uap jenuh kering. Uap
jenuh kering inilah yang akan digunakan untuk memutar sudu (baling-
baling) Gas yang dihasilkan dalam ruang bakar pada Pusat Listrik
Tenaga Gas (PLTG) akan menggerakkan turbin dan kemudian generator,
yang akan mengubahnya menjadi energi listrik. Sama halnya dengan
PLTU, bahan bakar PLTG bisa berwujud cair (BBM) maupun gas (gas
alam). Penggunaan bahan bakar menentukan tingkat efisiensi
pembakaran dan prosesnya. Prinsip kerja PLTG adalah sebagai berikut,
mula-mula udara dimasukkan dalm kompresor dengan melalui air filter /
penyaring udara agar partikel debu tidak ikut masuk ke dalam kompresor
tersebut. Pada kompresor tekanan udara dinaikkan lalu dialirkan ke
ruang bakar untuk dibakar bersama bahan bakar. Disini, penggunaan
bahan bakar menentukan apakah bisa langsung dibakar dengan udara
atau tidak. turbin uap.
Jika menggunakan BBG, gas bisa langsung dicampur dengan udara untuk
dibakar. Tapi jika menggunakan BBM harus dilakukan proses pengabutan
3 | P a g e
dahulu pada burner baru dicampur udara dan dibakar. Pembakaran bahan
bakar dan udara ini akan menghasilkan gas bersuhu dan bertekanan tinggi
yang berenergi (enthalpy). Gas ini lalu disemprotkan ke turbin, hingga
enthalpy gas diubah oleh turbin menjadi energi gerak yang memutar
generator untuk menghasilkan listrik. Setelah melalui turbin sisa gas panas
tersebut dibuang melalui cerobong/stack. Karena gas yang disemprotkan
ke turbin bersuhu tinggi, maka pada saat yang sama dilakukan
pendinginan turbin dengan udara pendingin dari lubang udara pada
turbin.Untuk mencegah korosi akibat gas bersuhu tinggi ini, maka bahan
bakar yang digunakan tidak boleh mengandung logam Potasium,
Vanadium, dan Sodium yang melampaui 1 part per mill (ppm).
2.1.2 Proses Produksi Listrik Pada PLTGU
Secara umum sistem produksi tenaga listrik pada PLTGU dibagi menjadi
dua siklus, yaitu sebagai berikut :
a. Siklus Terbuka (Open Cycle)
Siklus Terbuka merupakan proses produksi listrik pada PLTGU dimana
gas buangan dari turbin gas langsung dibuang ke udara melalui
cerobong saluran keluaran. Suhu gas buangan di cerobong saluran
keluaran ini mencapai 550C. Proses seperti ini pada PLTGU dapat
disebut sebagai proses pembangkitan listrik turbin gas yaitu suatu
proses pembangkitan listrik yang dihasilkan oleh putaran turbin gas.
Proses produksi listrik pada PLTGU ditunjukkan pada gambar 2.
b. Siklus Tertutup (Closed Cycle)
Jika pada Siklus Terbuka gas buang dari turbin gas langsung dibuang
melalui cerobong saluran keluaran, maka pada proses Siklus Tertutup,
gas buang dari turbin gas akan dimanfaatkan terlebih dahulu untuk
memasak air yang berada di HRSG (Heat Recovery Steam Generator).
Kemudian uap yang dihasilkan dari HRSG tersebut akan digunakan
untuk memutar turbin uap agar dapat menghasilkan listrik setelah
terlebih dahulu memutar generator. Jadi proses Siklus Tertutup inilah
yang disebut sebagai proses Pembangkitan Listrik Tenaga Gas Uap
yaitu proses pembangkitan listrik yang dihasilkan oleh putaran turbin
4 | P a g e
gas dan turbin uap.
Daya listrik yang dihasilkan pada proses Siklus Terbuka tentu lebih
kecil dibandingkan dengan daya listrik yang dihasilkan pada proses
produksi listrik Siklus Tertutup. Pada prakteknya, kedua siklus diatas
disesuaikan dengan kebutuhan listrik masyarakat. Misalnya hanya
diinginkan Siklus Terbuka karena pasokan daya dari Siklus Terbuka
sudah memenuhi kebutuhan listrik masyarakat. Sehingga damper (stack
holder) yang membatasi antara cerobong gas dan HRSG dibuat close,
dengan demikian gas buang dialirkan ke udara melalui cerobong
saluran keluaran. Dan apabila dengan Siklus Terbuka kebutuhan listrik
masyarakat belum tercukupi maka diambil langkah untuk menerapkan
Siklus Tertutup. Namun demikian dalam sistem mekanik elektrik, suatu
mesin akan lebih baik pada kondisi selalu beroperasi, karena apabila
mesin berhenti akan banyak mengakibatkan korosi, perubahan
pengaturan (setting), mur atau baut yang mulai kendur dan sebagainya.
Selain itu dengan selalu beroperasi lebih mengefektifkan daya,
sehingga daya yang dihasilkan menjadi lebih besar. Jadi secara garis
besar untuk produksi listrik di Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap
dibagi menjadi 2 proses berikut ini :
1) Proses Pembangkitan Listrik Turbin Gas.
2) Proses Pembangkitan Listrik Turbin Uap.
Gambar 1. Diagram Alir PLTGU
5 | P a g e
2.1.3 Komponen Sistem PLTGU
Sistem PLTGU dapat dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu: sistem
GTG, HRSG dan STG.
a. Sistem Generator Turbin Gas (Gas Turbine Generator)
Turbin adalah suatu pesawat pengubah daya dari suatu media yang
bergerak misalnya air, udara, gas dan uap, untuk memutar generator
sehingga menghasilkan tenaga listrik. Pada PLTG/U, media yang
digunakan untuk memutar turbin adalah gas panas yang didapatkan dari
pembakaran bahan bakar yang sudah dicampur udara dalam ruang
bakar.
Udara pembakaran didapat dari kompresor yang terpasang satu poros
dengan turbin. Karena konstruksinya yang demikian, maka daya yang
dihasilkan tidak sepenuhnya untuk memutarkan generator, tetapi
sebagian besar untuk memutarkan kompresor sehingga menyebabkan
efisiensi PLTG/U rendah.
Pada prinsipnya turbin gas di PLTG Muara Karang menggunakan
sistem terbuka. Pada sistem ini gas buang yang telah dipakai untuk
memutar turbin masih mempunyai suhu 514 0C dan tekanan yang
tinggi sekitar 1 atm, yang nantinya pada sistem tertutup digunakan
untuk memanaskan HRSG (Heat Recovery Steam Generator).
Mula-mula rotor (kompresor dan turbin) di putar oleh alat penggerak
awal yaitu motor listrik. Kemudian kompresor menghisap udara
atmosfer dan menaikan tekanan beberapa kali lipat (1-8) tekanan
semula. Udara bertekanan tinggi tersebut masuk ke dalam ruang bakar
dimana ruang bakar itu pula ditempatkan sejumlah bahan bakar dan
dinyalakan oleh busi. Untuk ruang bakar lainnya cukup dengan
disambung penyalanya dan busi hanya menyala beberapa detik saja.
Akibat dari pembakaran akan menaikan suhu dan volume dari gas
bahan bakar tersebut, sekali terjadi percikan maka terjadi pembakaran
selama bahan bakar disemprotkan ke dalamnya. Gas yang yang
dihasilkan mempunyai tekanan dan temperatur tinggi kemudian
berekspansi dalam sebuah turbin dan selanjutnya ke atmosfir (melalui
saluran keluaran) untuk Siklus Terbuka. Pembakaran akan terus
6 | P a g e
berlangsung selama aliran bahan bakar tidak berhenti. Pada saat gas
panas masuk ke dalam turbin gas, gas tersebut memutarkan turbin,
kompresor, alat bantu dan generator.
Komponen–komponen utama sistem GTG adalah sebagai berikut.
1) Cranking Motor adalah motor yang digunakan sebagai penggerak
awal atau start up sistem GTG. Motor cranking mendapat suplai
listrik tegangan 6 kV yang berasal dari switch gear.
2) Filter Udara merupakan filter yang berfungsi untuk menyaring udara
bebas agar udara yang mengalir menuju ke kompresor merupakan
udara yang bersih.
3) Kompresor berfungsi mengkompresi udara dalam turbin gas.
4) Ruang bakar, berfungsi sebagai tempat pembakaran di dalam sistem
turbin gas. Dapat berupa ruang bakar tunggal atau terdiri dari ruang
– ruang bakar yang banyak.
5) Turbin, berfungsi untuk mengekspansi gas panas hingga
menghasilkan energi mekanis untuk menggerakkan generator.
6) Generator berfungsi sebagai pembangkit energi listrik dimana di
dalamnya terjadi proses perubahan dari energi mekanik ke listrik.
Sedangkan untuk peralatan pendukung sistem turbin gas, adalah
sebagai berikut :
1) Sistem Pelumas (Lube Oil Sistem)
Fungsi utama sistem pelumas ini adalah untuk melumasi bearing–
bearing baik untuk bearing turbin gas maupun bearing generator. Di
samping itu juga digunakan sebagai penyuplai minyak untuk sistem
hidrolik pada Pompa Minyak Hidrolik (hydraulic Oil Pump). Mula–
mula sebelum turbin gas dioperasikan, maka Pompa Minyak
Pembantu ( AOP = Auxiliary Oil Pump) dihidupkan untuk
menyuplai minyak pelumas ke dalam bearing turbin gas dan
generator untuk selanjutnya diputar pada putaran turning gear atau
dalam keadaan pendinginan (on cooldown) pada putaran lebih dari
30 rpm, dengan tujuan agar ketika pengidupan (start up), gaya geser
(friction force) yang terjadi antara metal bearing dengan poros
7 | P a g e
turbin gas dan generator dapat dikurangi. Kemudian setelah turbin
gas mulai berjalan dan putaran mulai naik sampai putaran normal,
maka suplai minyak pelumas akan diambil alih dari AOP ke Main
Lube Oil Pump (MOP), di mana pompa ini diputar melalui
hubungan antara Accessories gear atau Load Gear dengan poros
turbin gas.
2) Sistem bahan Bakar (Fuel Oil Sistem)
Sistem pembakaran untuk PLTG/U ini menggunakan minyak HSD
(High Speed Diesel). Pada proses penyaluran bahan bakar,
dilakukan melalui instalasi perpipaan yang menghubungkan tangki
penampungan sampai ke ruang bakar. Aliran bahan bakar dari
tangki penampung dipompa dengan transfer pump melalui
flowmeter untuk perhitungan pemakaian. Kemudian untuk
mendapakan hasil pembakaran yang maksimal maka dipasang Main
Oil Pump yang terpasang dan berputar melalui hubungan dengan
poros turbin gas dengan Accessories Gear. Dan untuk mengatur
jumlah aliran bahan bakar yang masuk ke ruang bakar diatur dengan
Katup Kendali (control valve) yang berfungsi sebagai governor.
3) Sistem Pendingin (Cooling Sistem)
Ketika minyak pelumas digunakan untuk melumasi bearing –
bearing pada turbin gas dan generator, mengakibatkan temperatur
dari minyak pelumas ini menjadi lebih tinggi, sehingga minyak
pelumas tersebut perlu pendinginan. Adapun sebagai media
pendingin minyak pelumas digunakan air melalui sirkulasi di dalam
heat exchanger dan untuk mendinginkan air yang bertemperatur
lebih tinggi akibat transfer panas di dalam heat exchanger, maka air
pendingin ini akan didinginkan dengan dihembuskan di kisi – kisi
radiator. Demikian sirkulasi ini berlangsung secara tertutup dan
untuk mensirkulasi air pendingin digunakan Water Cooling
Circulating Pump.
8 | P a g e
4) Sistem Hidrolik (Hydraulic Sistem)
Sistem hidraulik digunakan untuk menggerakkan Main Stop Valve,
di mana didalam mekanisme operasinya untuk membuka dan
menutup main stop valve diperlukan hidrolik yang diambil dari
Piping Sistem pelumas turbin gas kemudian dipompa dengan
hydraulic oil pump. Adapun fungsi dari main stop valve adalah
untuk menghentikan laju aliran bahan bakar minyak saat unit terjadi
gangguan atau untuk membuka saluran bahan bakar pada sistem
perpindahan bahan bakar (katub utama bahan bakar).
b. Sistem Generator Turbin Uap (Steam Turbine Generator)
Turbin uap adalah suatu penggerak mula yang mengubah energi
potensial uap menjadi kinetik, energi kinetik ini selanjutnya diubah
menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran poros turbin. Poros
turbin, langsung atau dengan bantuan roda gigi reduksi, dihubungkan
dengan mekanisme yang digerakannya. Tergantung dari jenis mekanik
yang dipisahkan, turbin uap dapat digerakan pada berbagai bidang
industri, dan untuk pembangkit listrik.
Pengubahan energi potensial menjadi energi kinetik dalam bentuk
poros dilakukan dalam berbagai cara. Turbin uap secara umum
diklasifikasikan ke dalam tiga jenis, impuls, reaksi dan gabungan,
tergantung pada cara perolehan pengubahan energi potensial menjadi
energi kinetik akibat semburan uap.
Komponen utama Sistem STG adalah sebagai berikut.
1) Turbin Uap (Steam Turbine), berfungsi untuk mengekspansi uap
superheat hingga menghasilkan energi mekanis untuk
menggerakkan generator.
2) Generator, berfungsi untuk menghasilkan energi listrik di
mana di dalamnya terjadi proses perubahan energi mekanis menjadi
energi listrik.
3) Kondensor (Condenser), berfungsi sebagai penampung air
condensate sekaligus sebagai tempat pendinginan uap bekas hasil
ekspansi turbin uap dimana media air laut digunakan sebagai media
9 | P a g e
pendinginnya.
4) Tangki air Pengisi (Feed Water Tank), tangki ini berisi air murni
sebagai tandon pengisi air condenser.
5) Pompa air Pengisi (Feed Water Pump), pompa ini memindahkan air
pengisi dari tangki air pengisi ke condenser dan menjaga level
condenser tetap pada kondisi normal.
Peralatan Pendukung Sistem Turbin Uap adalah sebagai berikut.
1) Sistem minyak pelumas turbin uap digunakan untuk melumasi
bearing turbin uap dan bearing generator, dimana pada sistem ini
terdapat peralatan Main Lube Oil Pump (MOP), Lube Oil Pump
(LOP), Emergency Oil Pump (EOP) dan Lube Oil Cooler. Mula–
mula pada kondisi dimana turbin uap masih dalam putaran turning
gear, maka sistem pelumasan akan didistribusikan dan disirkulasi
minyak, dengan main lube oil pump. Selanjutnya setelah turbin uap
berputar dan sampai kondisi berbeban, maka seluruh sistem
pelumasan akan didistribusikan dan disirkulasikan minyak pelumas
ini dengan menggunakan main lube oil pump (MOP) dan lube oil
pump (LOP).
2) Sistem Pendingin Minyak Pelumas digunakan untuk mendinginkan
temperatur minyak pelumas yang tinggi setelah digunakan untuk
melumasi bearing – bearing turbin uap dan generator yang kemudian
dialirkan masuk ke dalam lube oil cooler, di mana media pendingin
yang digunakan adalah air (Closed Cycle Cooling Water). Air yang
bertemperatur tinggi setelah digunakan untuk mendinginkan minyak
pelumas akan didinginkan di dalam heat exchanger dengan media
pendinginnya diambil dari air laut melalui Pompa Sirkulasi Air
(discharge circulating water pump).
3) Sistem Hidrolik pada sistem turbin uap digunakan untuk membuka
maupun menutup Katup Penghenti Utama (main stop valve) dan
menggerakkan control valve (Governor) pada pipa suplai uap
superheat untuk memutar turbin. Di mana yang digunakan untuk
sistem hidrolik ini merupakan minyak hidrolik yang tertampung di
dalam tangki dan disuplai dengan menggunakan pompa minyak
10 | P a g e
hidrolik (hydraulic oil pump).
4) Sistem Pendingin Siklus Tertutup ini terdiri dari Closed Cycle
Cooling Water Heat Exchanger (CCCW), Closed Cycle Cooling
Water Pump (CCCWP). Sirkulasi air pendingin ini digunakan untuk
mendinginkan turbin uap Lube Oil Cooler (LOC), turbin uap
Generator Hydrogen Cooler (GHC) dan Hydraulic Oil Cooler serta
bearing – bearing pompa di HRSG. Air dari sisi outlet CCCW yang
bertemperatur lebih rendah setelah didinginkan dengan air laut yang
diambil dari sisi discharge CWP akan digunakan sebagai media
pendingin di dalam LOC dan GHC selanjutnya dari sisi outlet
peralatan ini, air yang bertemperatur lebih tinggi dipompa
menggunakan CCCWP masuk ke dalam CCCW, demikian siklus air
ini berlangsung secara tertutup.
c. Heat Recovery Steam Generator Sistem (HRSG)
Energi panas yang terkandung dalam gas buang/saluran keluaran turbin
gas yang temperaturnya masih cukup tinggi (sekitar 5630C) dialirkan
masuk ke dalam HRSG untuk memanaskan air di dalam pipa–pipa
pemanas (evaporator), selanjutnya keluar melalui cerobong dengan
temperatur sekitar 1500C. Air di dalam pipa–pipa pemanas yang berasal
dari drum mendapat pemanasan dari gas panas tersebut, sebagian besar
akan berubah menjadi uap dan yang lain masih berbentuk air.
Campuran air dan uap selanjutnya masuk kembali ke dalam drum. Di
dalam drum, uap dipisahkan dari air dengan menggunakan pemisah uap
yang disebut Separator. Uap yang sudah terpisah dari air selanjutnya
dipanaskan lebih lanjut, sehingga kemudian dapat digunakan untuk
menggerakkan turbin uap, sedangkan air yang tidak menjadi uap
disirkulasikan kembali ke pipa–pipa pemanas, bersama–sama dengan
air pengisi yang baru. Demikian proses ini berlangsung terus menerus
selama unit beroperasi.
11 | P a g e
2.2 PLTA
2.2.1.Definisi PLTA
Hydropower lebih dikenal di Indonesia dengan sebutan Pembangkit
Listrik Tenaga Air (PLTA). Pembangkit tersebut menghasilkan tenaga
listrik dengan menfaatkan kekuatan gravitasi dari air terjun atau arus air.
PLTA ini termasuk bentuk energi terbarukan (renewable energy) yang
digunakan secara luas. Dibandingkan pembangkit listrik tipe lain, PLTA
tergolong pembangkit yang tidak menghasilkan limbah secara langsung.
Kelebihan lain adalah level emisi gas rumah kaca karbondioksida (CO2)
dari PLTA yang sangat rendah dibandingkan dengan pembangkit yang
menggunakan bahan bakar dari fosil.
Dengan besarnya keuntungan tersebut, banyak negara membangun
PLTA untuk memenuhi kebutuhan listrik mereka.
2.2.2 Bendungan
berfungsi menaikkan permukaan air sungai untuk menciptakan tinggi
jatuh air. Selain menyimpan air, bendungan juga dibangun dengan tujuan
untuk menyimpan energi. Bendungan atau dam adalah konstruksi yang
dibangun untuk menahan laju air menjadi waduk, danau, atau tempat
rekreasi. Bendungan juga digunakan untuk mengalirkan air ke sebuah
Pusat Listrik Tenaga Air. Kebanyakan dam juga memiliki bagian yang
disebut pintu air untuk membuang air yang tidak diinginkan secara
bertahap atau berkelanjutan.
12 | P a g e
Gambar 3 Bendungan
2.2.3 Turbine
berfungsi untuk mengubah energi potensial menjadi energi mekanik. gaya
jatuh air yang mendorong baling-baling menyebabkan turbin berputar.
Turbin air kebanyakan seperti kincir angin, dengan menggantikan fungsi
dorong angin untuk memutar baling-baling digantikan air untuk memutar
turbin. Selanjutnya turbin merubah energi kenetik yang disebabkan gaya
jatuh air menjadi energi mekanik. Turbin merupakan peralatan yang
tersusun dan terdiri dari beberapa peralatan suplai air masuk turbin,
diantaranya sudu (runner), pipa pesat (penstock), rumah turbin (spiral
chasing), katup utama (inlet valve), pipa lepas (draft tube), alat pengaman,
poros, bantalan (bearing), dan distributor listrik. Menurut momentum air
turbin dibedakan menjadi dua kelompok yaitu turbin reaksi dan turbin
impuls. Turbin reaksi bekerja karena adanya tekanan air, sedangkan turbin
impuls bekerja karena kecepatan air yang menghantam sudu.
Prinsip Kerja Turbin Reaksi yaitu Sudu-sudu (runner) pada turbin francis
dan propeller berfungsi sebagai sudu-sudu jalan, posisi sudunya tetap
(tidak bisa digerakkan). Sedangkan sudu-sudu pada turbin kaplan
berfungsi sebagai sudu-sudu jalan, posisi sudunya bisa digerakkan (pada
sumbunya) yang diatur oleh servomotor dengan cara manual atau
13 | P a g e
otomatis sesuai dengan pembukaan sudu atur. Proses penurunan tekanan
air terjadi baik pada sudu-sudu atur maupun pada sudu-sudu jalan
(runner blade). Prinsip Terja Turbin Pelton berbeda dengan turbin rekasi
Sudu-sudu yang berbentuk mangkok berfungsi sebagai sudu-sudu jalan,
posisinya tetap (tidak bisa digerakkan).
Dalam hal ini proses penurunan tekanan air terutama terjadi didalam
sudu-sudu aturnya saja (nosel) dan sedikit sekali (dapat diabaikan)
terjadi pada sudu-sudu jalan (mangkok-mangkok runner).Air yang
digunakan untuk membangkitkan listrik bisa berasal dari bendungan
yang dibangun diatas gunung yang tinggi, atau dari aliran sungai bawah
tanah. Karena sumber air yang bervariasi, maka turbin air didesain
sesuai dengan karakteristik dan jumlah aliran airnya. Berikut ini
merupakan berbagai jenis turbin yang biasa digunakan untuk PLTA.
Berikut bagian – bagian turbin secara umum :
a) Rotor yaitu bagian yang berputar pada sistem yang terdiri dari :
- Sudu-sudu berfungsi untuk menerima beban pancaran yang
disemprotkan Oleh nozzle.
- Poros berfungsi untuk meneruskan aliran tenaga yang berupa
gerak putar\ yang dihasilkan oleh sudu.
- Bantalan berfungsi sebagai perapat-perapat komponen-
komponen dengan tujuan agar tidak mengalami kebocoran
pada sistem.
b) stator yaitu bagian yang diam pada sistem yang terdiri dari :
- Pipa pengarah/nozzle berfungsi untuk meneruskan alira
fluida sehinggatekanan dan kecepatan alir fluida yang
digunakan di dalam sistem besar.
- Rumah turbin berfungsi sebagai rumah kedudukan komponen
komponen dari turbin.
14 | P a g e
2.2.4 Generator
Gambar 4 Generator
Dihubungkan dengan turbin melalui gigi-gigi putar sehingga ketika
baling-baling turbin berputar maka generator juga ikut berputar.
Generator selanjutnya merubah energi mekanik dari turbin menjadi energi
elektrik. Generator di PLTA bekerja seperti halnya generator pembangkit
listrik lainnya. Putaran rotor dipengaruhi oleh frekuensi dan jumlah
pasang kutub pada rotor, sesuai dengan persamaan: Generator listrik
adalah sebuah alat yang memproduksi energi listrik dari sumber energi
mekanis. Generator terdiri leh kawat dan dipasang secara melingkar
sehingga membentuk 9 pasang kutub utara dan selatan. Jika kutub ini
dialiri arus eksitasi dari Automatic Voltage Regulator (AVR), maka akan
timbul magnet. Rotor terletak satu poros dengan turbin, sehingga jika
turbin berputar maka rotor juga ikut berputar. Magnet yang berputar
memproduksi tegangan di kawat setiap kali sebuah kutub melewati “coil”
yang terletak di stator. Lalu tegangan inilah yang kemudian menjadi
listrik.
15 | P a g e
Menurut jenis penempatan thrust bearingnya, generator dibedakan menjadi
empat, yaitu:
1. Jenis biasa – thrust bearing diletakkan diatas generator dengan dua guide
bearing.
2. Jenis Payung (Umbrella Generator) – thrust bearing dan satu guide
bearing diletakkan dibawah rotor.
3. Jenis setengah payung (Semi Umbrella Generator) – kombinasi guide
dan thrust bearing diletakkan dibawah rotor dan second guide bearing
diletakkan diatas rotor.
4. Jenis Penunjang Bawah – thrust bearing diletakkan dibawah coupling.
Generator yang digunakan di Saguling adalah jenis Setengah Payung.
2.2.5 Jalur Transmisi
berfungsi menyalurkan energi listrik dari PLTA menuju rumah-rumah
dan pusat industry (lihat gambar 5).
Gambar 5 Jalur transmisi
2.2.6 Pipa Pesat (Penstock)
berfungsi untuk menyalurkan dan mengarahkan air ke cerobong turbin.
Salah satu ujung pipa pesat dipasang pada bak penenang minimal 10 cm
diatas lantai dasar bak penenang. Sedangkan ujung yang lain diarahkan
pada cerobong turbin. Pada bagian pipa pesat yang keluar dari bak 16 | P a g e
penenang, dipasang pipa udara (Air Vent) setinggi 1 m diatas permukaan
air bak penenang. Pemasangan pipa udara ini dimaksudkan untuk
mencegah terjadinya tekanan rendah (Low Pressure) apabila bagian ujung
pipa pesat tersumbat. Tekanan rendah ini akan berakibat pecahnya pipa
pesat. Fungsi lain pipa udara ini untuk membantu mengeluarkan udara
dari dalam pipa pesat pada saat start awal PLTMH mulai dioperasikan. ½
inch.Diameter pipa udara ± .
2.2.7 Cara Kerja PLTA
Aliran sungai dengan sejumlah anak sungainya dibendung dengan sebuah
Dam. Airnya ditampung dalam waduk yang kemudian dialirkan melaui
Pintu Pengambilan Air (Intake Gate) yang selanjutnya masuk ke dalam
Terowongan Tekan (Headrace Tunnel). Sebelum memasuki Pipa Pesat
(Penstock), air harus melewati Tangki Pendatar (Surge Tank) yang
berfungsi untuk mengamankan pipa pesat apabila terjadi tekanan kejut
atau tekanan mendadak yang biasa disebut sebagai pukulan air (water
hammer) saat Katup Utama (Inlet Valve) ditutup seketika. Setelah Katup
Utama dibuka, aliran air memasuki Rumah Keong (Spiral Case). Aliran air
yang bergerak memutar Turbin dan dari turbin, air mengalir keluar melalui
Pipa Lepas (Draft Tube) dan selanjutnya dibuang ke Saluran Pembuangan
(Tail Race). Poros turbin yang berputar tersebut dikopel dengan poros
Generator sehingga menghasilkan energi listrik. Melalui Trafo Utama
(Main Transformer), energi listrik disalurkan melewati Saluran Udara
Tegangan Tinggi (SUTT) 70 kV ke konsumen melalui Gardu Induk.
Komponen – kompnen dasar PLTA berupa dam, turbin, generator dan
transmisi. Dam berfungsi untuk menampung air dalam jumlah besar
karena turbin memerlukan pasokan air yang cukup dan stabil. Selain itu
dam juga berfungsi untuk pengendalian banjir. contoh waduk Jatiluhur
yang berkapasitas 3 miliar kubik air dengan volume efektif sebesar 2,6
miliar kubik.
Turbin berfungsi untuk mengubah energi potensial menjadi energi
mekanik. gaya jatuh air yang mendorong baling-baling menyebabkan
turbin berputar. Turbin air kebanyakan seperti kincir angin, dengan
17 | P a g e
menggantikan fungsi dorong angin untuk memutar baling-baling
digantikan air untuk memutar turbin. Perputaran turbin ini di hubungkan
ke generator. Turbin terdiri dari berbagai jenis seperti turbin Francis,
Kaplan, Pelton, dll.
Generator dihubungkan ke turbin dengan bantuan poros dan gearbox.
Memanfaatkan perputaran turbin untuk memutar kumparan magnet
didalam generator sehingga terjadi pergerakan elektron yang
membangkitkan arus AC.
Travo digunakan untuk menaikan tegangan arus bolak balik (AC) agar
listrik tidak banyak terbuang saat dialirkan melalui transmisi. Travo yang
digunakan adalah travo step up.
Transmisi berguna untuk mengalirkan listrik dari PLTA ke rumah –
rumah atau industri. Sebelum listrik kita pakai tegangannya di turunkan
lagi dengan travo step down.
18 | P a g e
BAB III
PENUTUP
3. Kesimpulan
Hal yang dapat disimpulkan dari karya tulis ini, sebagai berikut :
1. Secara umum sistem produksi tenaga listrik pada PLTGU dibagi menjadi dua
siklus, yaitu siklus terbuka dan tertutup.
2. Sistem PLTGU dapat dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu: sistem GTG,
HRSG dan STG.
3. Hydropower lebih dikenal di Indonesia dengan sebutan Pembangkit Listrik
Tenaga Air (PLTA). Pembangkit tersebut menghasilkan tenaga listrik dengan
menfaatkan kekuatan gravitasi dari air terjun atau arus air.Dari hasil komposisi
bahan yang telah didapat kualitas bahan dasar semen yang dibuat dari sampah
lebih baik dari bahan semen biasa.
4. Bagian utama dari sistem PLTA yaitu bendungan, turbine, generator, jalur
transmisi, dan pipa pesat.
19 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
[1] Sejarah Hydropower dari Perancis hingga Indonesia.
http://www.listrikindonesia.com / Diakses pada tanggal 16.03.2013
[2] Departemen Pertambangan dan Energi, Repelita V Sektor Pertambangan dan
Energi, 1 April 1989.
[3] Hans Rudolf Gubser, The Combined Cycle Power Plant, 4th Conference on Electric
Power Supply Industry, Vol.2, Bangkok 1982.