39
BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Kajian Teori Thorndike Kajian Teori Thorndike Belajar merupakan suatu usaha yang berupa Belajar merupakan suatu usaha yang berupa kegiatan hingga terjadi perubahan tingkah kegiatan hingga terjadi perubahan tingkah laku yang relatif. Di sekolah perubahan laku yang relatif. Di sekolah perubahan tingkah laku itu ditandai oleh kemampuan tingkah laku itu ditandai oleh kemampuan peserta didik mendemostrasikan pengetahuan peserta didik mendemostrasikan pengetahuan dan ketrampilannya. Teori merupakan prinsip dan ketrampilannya. Teori merupakan prinsip umum yang didukung oleh data dengan maksud umum yang didukung oleh data dengan maksud untuk menjelaskan sekumpulan fenomena. Dari untuk menjelaskan sekumpulan fenomena. Dari pengertian belajar dan teori dapat dikatakan pengertian belajar dan teori dapat dikatakan teori belajar menyatakan hukum-hukum atau teori belajar menyatakan hukum-hukum atau prinsip-prinsip umum yang melukiskan kondisi prinsip-prinsip umum yang melukiskan kondisi terjadinya belajar. Dengan memahami teori terjadinya belajar. Dengan memahami teori belajar, pengajar akan memahami proses belajar, pengajar akan memahami proses terjadinya belajar pada peserta didik dan terjadinya belajar pada peserta didik dan diharapkan dapat mengantarkan bahan ajarannya diharapkan dapat mengantarkan bahan ajarannya secara efektif secara efektif . .

Power Point Thorndike

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Power Point Thorndike

BAB I PENDAHULUANBAB I PENDAHULUAN

Kajian Teori Thorndike Kajian Teori Thorndike Belajar merupakan suatu usaha yang berupa kegiatan Belajar merupakan suatu usaha yang berupa kegiatan

hingga terjadi perubahan tingkah laku yang relatif. Di sekolah hingga terjadi perubahan tingkah laku yang relatif. Di sekolah perubahan tingkah laku itu ditandai oleh kemampuan peserta perubahan tingkah laku itu ditandai oleh kemampuan peserta didik mendemostrasikan pengetahuan dan ketrampilannya. didik mendemostrasikan pengetahuan dan ketrampilannya. Teori merupakan prinsip umum yang didukung oleh data Teori merupakan prinsip umum yang didukung oleh data dengan maksud untuk menjelaskan sekumpulan fenomena. dengan maksud untuk menjelaskan sekumpulan fenomena. Dari pengertian belajar dan teori dapat dikatakan teori belajar Dari pengertian belajar dan teori dapat dikatakan teori belajar menyatakan hukum-hukum atau prinsip-prinsip umum yang menyatakan hukum-hukum atau prinsip-prinsip umum yang melukiskan kondisi terjadinya belajar. Dengan memahami melukiskan kondisi terjadinya belajar. Dengan memahami teori belajar, pengajar akan memahami proses terjadinya teori belajar, pengajar akan memahami proses terjadinya belajar pada peserta didik dan diharapkan dapat belajar pada peserta didik dan diharapkan dapat mengantarkan bahan ajarannya secara efektifmengantarkan bahan ajarannya secara efektif. .

Page 2: Power Point Thorndike

Thorndike ini mengembangkan hukumnya Thorndike ini mengembangkan hukumnya yang dikenal dengan hukum pengaruh. Pada yang dikenal dengan hukum pengaruh. Pada hukum ini, jika suatu tindakan diikuti oleh hukum ini, jika suatu tindakan diikuti oleh suatu perubahan yang memuaskan dalam suatu perubahan yang memuaskan dalam lingkungan, kemungkinan bahwa tindakan itu lingkungan, kemungkinan bahwa tindakan itu diulangi dalam situasi yang mirip, akan diulangi dalam situasi yang mirip, akan meningkat. Tetapi, bila suatu perilaku diikuti meningkat. Tetapi, bila suatu perilaku diikuti oleh suatu perubahan yang tidak memuaskan oleh suatu perubahan yang tidak memuaskan dalam lingkungan, kemungkinan perilaku itu dalam lingkungan, kemungkinan perilaku itu diulangi akan menurun. Dengan adanya diulangi akan menurun. Dengan adanya pengaruh seperti ini akan menimbulkan suatu pengaruh seperti ini akan menimbulkan suatu interaksi di mana terjadi timbal balik antara interaksi di mana terjadi timbal balik antara pengajar dan peserta didik.pengajar dan peserta didik.

Page 3: Power Point Thorndike

Teori yang dikemukakan oleh Thorndike ini Teori yang dikemukakan oleh Thorndike ini disebut "Koneksionisme" menurut teori ini belajar disebut "Koneksionisme" menurut teori ini belajar pada hewan dan manusia pada dasarnya sama. pada hewan dan manusia pada dasarnya sama. Dasar terjadinya belajar adalah pembentukan Dasar terjadinya belajar adalah pembentukan aosiasi antara stimulus dan respon. Pada teori ini aosiasi antara stimulus dan respon. Pada teori ini Thorndike memandang perilaku sebagai suatu Thorndike memandang perilaku sebagai suatu respon terhadap stimulus-stimulus dalam respon terhadap stimulus-stimulus dalam lingkungan, pandangan ini, bahwa stimulus-lingkungan, pandangan ini, bahwa stimulus-stimulus dapat mengeluarkan respon-respon, stimulus dapat mengeluarkan respon-respon, merupakan titik tolak dari teori stimulus-respon atau merupakan titik tolak dari teori stimulus-respon atau teori S-R yang dikenal sekarang. Teori ini teori S-R yang dikenal sekarang. Teori ini menitikberatkan pada aspek fungsional dari menitikberatkan pada aspek fungsional dari perilaku, yaitu proses mental dan perilaku perilaku, yaitu proses mental dan perilaku organisme berkaitan dengan penyesuaian diri organisme berkaitan dengan penyesuaian diri terhadap lingkungan. terhadap lingkungan.

Page 4: Power Point Thorndike

Terjadinya asosiasi antara stimulus dan respon menurut Terjadinya asosiasi antara stimulus dan respon menurut Thorndike menurut hukum-hukum berikut:Thorndike menurut hukum-hukum berikut:* Hukum Kesiapan (Law of Readiness)* Hukum Kesiapan (Law of Readiness)Hukum ini adalah belajar berhasil jika peserta didik telah siap Hukum ini adalah belajar berhasil jika peserta didik telah siap untuk belajar. untuk belajar. * Hukum Latihan (* Hukum Latihan (Law of ExerciseLaw of Exercise))Hukum ini menunjukkan bahwa prinsip utama belajar adalah Hukum ini menunjukkan bahwa prinsip utama belajar adalah pengulangan. Makin sering konsep matematika diulangi pengulangan. Makin sering konsep matematika diulangi maka makin dikuasailah konsep matematika itu.maka makin dikuasailah konsep matematika itu.* Hukum Akibat (* Hukum Akibat (Law of EffectLaw of Effect))Hukum ini menunjukkan bagaimana pengaruh suatu Hukum ini menunjukkan bagaimana pengaruh suatu tindakan bagi tindakan serupa.tindakan bagi tindakan serupa.Belajar pada teori ini merupakan proses yang mekanis dan Belajar pada teori ini merupakan proses yang mekanis dan pengajar memberikan peranan penting di dalam proses pengajar memberikan peranan penting di dalam proses belajar peserta didik.belajar peserta didik.

Page 5: Power Point Thorndike

PermasalahanPermasalahan

Dalam makalah ini kami membatasi masalah Dalam makalah ini kami membatasi masalah yang dibahas sebagai berikut: yang dibahas sebagai berikut: * Bagaimanakan strategi penerapan teori stimulus-* Bagaimanakan strategi penerapan teori stimulus-

respon dari Thorndike!respon dari Thorndike!

* Bagaimana penerapan teori stimulus-respon * Bagaimana penerapan teori stimulus-respon Thorndike pada materi?Thorndike pada materi?

Page 6: Power Point Thorndike

BAB IIBAB II

PEMBAHASANPEMBAHASAN

Page 7: Power Point Thorndike

Strategi Penerapan Teori Stimulus Strategi Penerapan Teori Stimulus Respon dari ThorndikeRespon dari Thorndike

Pada dasarnya Thorndike menggunakan Pada dasarnya Thorndike menggunakan stimulus – respon (S-R) yang dikemukakan stimulus – respon (S-R) yang dikemukakan oleh Thorndike yang disebut juga oleh Thorndike yang disebut juga "Koneksionisme". Karena belajar ini "Koneksionisme". Karena belajar ini merupakan proses pembentukan koneksi merupakan proses pembentukan koneksi antara stimulus dan respon. Pada teori ini antara stimulus dan respon. Pada teori ini individu belajar melakukan kegiatan melalui individu belajar melakukan kegiatan melalui proses dalam rangka memilih respon yang proses dalam rangka memilih respon yang tepat.tepat.

Page 8: Power Point Thorndike

Terjadinya asosiasi Terjadinya asosiasi antara stimulus dan antara stimulus dan respon ini menurut respon ini menurut Thorndike menurut Thorndike menurut hukum-hukum hukum-hukum berikut:berikut:

Page 9: Power Point Thorndike

1. Hukum Kesiapan (1. Hukum Kesiapan (Law of ReadinessLaw of Readiness))

Hukum ini menjelaskan kesiapan individu untuk melakukan Hukum ini menjelaskan kesiapan individu untuk melakukan sesuatu. Ciri-ciri berlakunya hukum kesiapan sebagai sesuatu. Ciri-ciri berlakunya hukum kesiapan sebagai berikut:berikut:

- Jika kecenderungan individu itu bertindak atau berperilaku, - Jika kecenderungan individu itu bertindak atau berperilaku, maka akan menimbulkan kepuasan, sedangkan tindakan maka akan menimbulkan kepuasan, sedangkan tindakan lain tidak dilakukan.lain tidak dilakukan.

- Jika kecenderungan individu tidak bertindak, maka akan Jika kecenderungan individu tidak bertindak, maka akan menimbulkan rasa tidak puas dan akan melakukan tindakan menimbulkan rasa tidak puas dan akan melakukan tindakan yang dapat meniadakan rasa tidak puas tadi.-yang dapat meniadakan rasa tidak puas tadi.-

- Jika tidak mempunyai kecenderungan bertindak, maka Jika tidak mempunyai kecenderungan bertindak, maka akan menimbulkan rasa tidak puas dan melakukan tindakan akan menimbulkan rasa tidak puas dan melakukan tindakan untuk meniadakan rasa tidak puas tadi.untuk meniadakan rasa tidak puas tadi.

Interpretasi dari hukum kesiapan ini adalah bahwa belajar Interpretasi dari hukum kesiapan ini adalah bahwa belajar akan berhasil bila peserta didik telah siap untuk belajar.akan berhasil bila peserta didik telah siap untuk belajar.

Page 10: Power Point Thorndike

2. Hukum Latihan (2. Hukum Latihan (Law of ExerciseLaw of Exercise))

Hukum ini menunjukkan bahwa prinsip utama Hukum ini menunjukkan bahwa prinsip utama belajar adalah pengulangan. Bila S diberikan belajar adalah pengulangan. Bila S diberikan maka akan terjadi R sering terjadi asosiasi S maka akan terjadi R sering terjadi asosiasi S dan R dipergunakan, makin kuatlah hubungan dan R dipergunakan, makin kuatlah hubungan yang terjadi, begitupun sebaliknya.yang terjadi, begitupun sebaliknya.Thorndike mengemukakan bahwa latihan yang Thorndike mengemukakan bahwa latihan yang berupa pengulangan tanpa ganjaran tidak berupa pengulangan tanpa ganjaran tidak efektif. Asosiasi antara S dan R hanya diperkuat efektif. Asosiasi antara S dan R hanya diperkuat bila diiringi ganjaran. Hukum latihan ini bila diiringi ganjaran. Hukum latihan ini mengarah banyaknya pengulangan yang biasa mengarah banyaknya pengulangan yang biasa berbentuk drill. Pengaturan waktu, distribusi berbentuk drill. Pengaturan waktu, distribusi frekuensi ulangan akan menentukan juga frekuensi ulangan akan menentukan juga keberhasilan belajar peserta didik.keberhasilan belajar peserta didik.

Page 11: Power Point Thorndike

3. Hukum Akibat (3. Hukum Akibat (Law of EffectLaw of Effect))

Hukum ini menunjukkan bagaimana Hukum ini menunjukkan bagaimana pengaruh suatu tindakan bagi pengaruh suatu tindakan bagi tindakan serupa. Suatu tindakan tindakan serupa. Suatu tindakan diikuti oleh akibat yang diikuti oleh akibat yang menyenangkan, akan cenderung menyenangkan, akan cenderung tindakan itu akan diulangi lagi, begitu tindakan itu akan diulangi lagi, begitu juga sebaliknya. juga sebaliknya.

Page 12: Power Point Thorndike

Hukum akibat ini mengenai pengaruh Hukum akibat ini mengenai pengaruh ganjaran dan hukuman. Ganjaran ganjaran dan hukuman. Ganjaran (misalnya nilainya baik hasil suatu (misalnya nilainya baik hasil suatu pekerjaan matematika) menyebabkan pekerjaan matematika) menyebabkan peserta didik ingin terus melakukan peserta didik ingin terus melakukan kegiatan serupa. Sedangkan hukuman kegiatan serupa. Sedangkan hukuman (misalnya nilainya jelek, celaan (misalnya nilainya jelek, celaan terhadap hasil suatu pekerjaan terhadap hasil suatu pekerjaan matematika) menyebabkan peserta matematika) menyebabkan peserta didik mogok untuk mengerjakan didik mogok untuk mengerjakan matematika. matematika.

Page 13: Power Point Thorndike

Hasil studi Pavlov tentang teori Hasil studi Pavlov tentang teori classical conditionins merangsang para classical conditionins merangsang para penemua dari Amerika Serikat, seperti penemua dari Amerika Serikat, seperti EL. Thorndike ia memandang perilaku EL. Thorndike ia memandang perilaku sebagai suatu respon terhadap sebagai suatu respon terhadap stimulus-stimulus dalam lingkungan. stimulus-stimulus dalam lingkungan. Pandangan ini, bahwa stimulus-Pandangan ini, bahwa stimulus-stimulus dapat mengeluarkan respon-stimulus dapat mengeluarkan respon-respon, merupakan titik tolak dari teori respon, merupakan titik tolak dari teori stimulus-respon atau teori S-R yang stimulus-respon atau teori S-R yang dikenal sekarang. dikenal sekarang.

Page 14: Power Point Thorndike

Seperti para ahli teori perilaku Seperti para ahli teori perilaku sebelumnya, Thorndike sebelumnya, Thorndike menghubungkan perilaku para refleks-menghubungkan perilaku para refleks-refleks fisik. Refleks-refleks tertentu, refleks fisik. Refleks-refleks tertentu, seperti sekonyong-konyong seperti sekonyong-konyong mengangkat lutut ke atas bila lutut itu mengangkat lutut ke atas bila lutut itu dipukul, terjadi tanpa diproses didalam dipukul, terjadi tanpa diproses didalam otak. Dihipotesiskan, bahwa perilaku otak. Dihipotesiskan, bahwa perilaku yang lain juga ditentukan secara yang lain juga ditentukan secara refleksi oleh stimulus yang ada refleksi oleh stimulus yang ada dilingkungan, dan bukan oleh pikiran dilingkungan, dan bukan oleh pikiran yang sadar atau tidak sadar.yang sadar atau tidak sadar.

Page 15: Power Point Thorndike

Dalam sejumlah eksperimen-Dalam sejumlah eksperimen-eksperimennya, Thorndike menempatkan eksperimennya, Thorndike menempatkan kucing-kucing dalam kotak-kotak. Dari kotak-kucing-kucing dalam kotak-kotak. Dari kotak-kotak ini kucing-kucing itu harus keluar kotak ini kucing-kucing itu harus keluar untuk memperoleh makanan. Ia mengamati, untuk memperoleh makanan. Ia mengamati, bahwa sesudah beberapa selang waktu bahwa sesudah beberapa selang waktu kucing-kucing itu mempelajari cara kucing-kucing itu mempelajari cara mengeluarkan diri lebih cepat dari kotak-mengeluarkan diri lebih cepat dari kotak-kotak itu dengan mengulangi perilaku-kotak itu dengan mengulangi perilaku-perilaku yang mengarah pada keluar, dan perilaku yang mengarah pada keluar, dan tidak mengulangi perilaku-perilaku yang tidak mengulangi perilaku-perilaku yang tidak efektif. Dari eksperimen-eksperimen tidak efektif. Dari eksperimen-eksperimen ini, Thorndike mengembangkan hukumnya, ini, Thorndike mengembangkan hukumnya, yang dikena dengan hukum pengaruh atau yang dikena dengan hukum pengaruh atau Law of EffectLaw of Effect. .

Page 16: Power Point Thorndike

Hukum pengaruh Thorndike mengemukakan, Hukum pengaruh Thorndike mengemukakan, bahwa jika suatu tindakan diikuti oleh suatu bahwa jika suatu tindakan diikuti oleh suatu perbahan yang memuaskan dalam perbahan yang memuaskan dalam lingkungan, kemungkinan bahwa tindakan lingkungan, kemungkinan bahwa tindakan itu diulangi dalam situasi-situasi yang mirip, itu diulangi dalam situasi-situasi yang mirip, akan meningkat. Tetapi, bila suatu perilaku akan meningkat. Tetapi, bila suatu perilaku diikuti oleh suatu perubahan yang tidak diikuti oleh suatu perubahan yang tidak yang tidak memuaskan dalam lingkungan, yang tidak memuaskan dalam lingkungan, kemungkinan-kemungkinan bahwa perilaku kemungkinan-kemungkinan bahwa perilaku itu diulangi, akan menurun. Jadi, itu diulangi, akan menurun. Jadi, konsekuensi-konsekuensi dari perilaku konsekuensi-konsekuensi dari perilaku seseorang pada suatu saat, memegang seseorang pada suatu saat, memegang peranan penting dalam menentukan peranan penting dalam menentukan perilaku orang itu selanjutnya.perilaku orang itu selanjutnya.

Page 17: Power Point Thorndike

Rencana PembelajaranRencana Pembelajaran

Mata PelajaranMata Pelajaran : Matematika: Matematika

AspekAspek : Ruang DimensiTiga: Ruang DimensiTiga

MateriMateri : Volum Kubus: Volum Kubus

Kelas/Semester: X / IIKelas/Semester: X / II

Page 18: Power Point Thorndike

I. Standar KompetensiI. Standar Kompetensi

Menggunakan sifat dan aturan Menggunakan sifat dan aturan geometri dalam menenetukan geometri dalam menenetukan kedudukan titik, garis dan bidang, kedudukan titik, garis dan bidang, jarak sudut dan volum.jarak sudut dan volum.

II. Kompetensi DasarII. Kompetensi Dasar

Menggunakan aturan-aturan geometri, Menggunakan aturan-aturan geometri, abstraksi, dan gambar dalam abstraksi, dan gambar dalam pemecahan masalah ruang dimensi pemecahan masalah ruang dimensi tiga.tiga.

Page 19: Power Point Thorndike

III. IndikatorIII. Indikator – Menentukan titik, garis, dan bidang Menentukan titik, garis, dan bidang

dalam kubus.dalam kubus.– Menentukan volum kubus.Menentukan volum kubus.– Menggunakan volum kubus dalam Menggunakan volum kubus dalam

menyelesaikan soal.menyelesaikan soal.

IV. TujuanIV. Tujuan

Memahami titik, garis, dan bidang Memahami titik, garis, dan bidang geometri pada kubus, mengetahui volum geometri pada kubus, mengetahui volum kubus dan dapat menyelesaikan tugas.kubus dan dapat menyelesaikan tugas.

V. Metode PengajaranV. Metode Pengajaran

Metode yang digunakan drill dan latihan.Metode yang digunakan drill dan latihan.

Page 20: Power Point Thorndike

VI. Langkah-langkahVI. Langkah-langkah a. Kegiatan awala. Kegiatan awal

– ApersepsiApersepsi :: Mengingat kembali Mengingat kembali definisi dari kubus. Unsur-unsur pada bangun ruang definisi dari kubus. Unsur-unsur pada bangun ruang kubus serta volum.kubus serta volum.

– Motivasi Motivasi :: Materi ini akan Materi ini akan bermanfaat untuk materi selanjutnya dan dalam bermanfaat untuk materi selanjutnya dan dalam kehidupan sehari-harikehidupan sehari-hari

b. Kegiatan intib. Kegiatan inti– Guru menyampaikan target belajar yang harus Guru menyampaikan target belajar yang harus

dicapai.dicapai.– Guru memaparkan definisi kubus, dan unsur-unsur Guru memaparkan definisi kubus, dan unsur-unsur

yang ada dalam kubus dengan alat peraga.yang ada dalam kubus dengan alat peraga.– Guru memberikan contoh-contoh dan siswa Guru memberikan contoh-contoh dan siswa

memperhatikan.memperhatikan.– Guru memberikan latihan.Guru memberikan latihan.– Siswa mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.Siswa mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.– Guru mengoreksi pekerjaan siswa dan memberikan Guru mengoreksi pekerjaan siswa dan memberikan

bimbingan seperlunya dan melakukan penilaian.bimbingan seperlunya dan melakukan penilaian.

Page 21: Power Point Thorndike

MATERIMATERIUntuk mengetahui bentuk kubus kita Untuk mengetahui bentuk kubus kita harus mengetahui jarring-jaring kubus, di harus mengetahui jarring-jaring kubus, di mana ukuran kubus itu semua sama, mana ukuran kubus itu semua sama, melalui proses sebagai berikut: melalui proses sebagai berikut:

Titik E, berimpit dengan titik E2.Titik E, berimpit dengan titik E2.

Titik F, berimpit dengan titik F2.Titik F, berimpit dengan titik F2.

Titik G, berimpit dengan titik G2.Titik G, berimpit dengan titik G2.

Titik H, berimpit dengan titik H2 danTitik H, berimpit dengan titik H2 dan

Titik E, H2 berimpit dengan garis E3 H3.Titik E, H2 berimpit dengan garis E3 H3.

Page 22: Power Point Thorndike

Proses di atas akan menghasilkan Proses di atas akan menghasilkan benda atau bangun ruang benda atau bangun ruang kubuskubus sebagaimana diperlihatkan pada sebagaimana diperlihatkan pada gambar 1.b yang diberi nama kubus gambar 1.b yang diberi nama kubus ABCD EFGH.ABCD EFGH.

Berdasarkan paparan tersebut dapat Berdasarkan paparan tersebut dapat disimpulkan bahwa bagian-bagian atau disimpulkan bahwa bagian-bagian atau unsur-unsur pada bangun ruang kubus unsur-unsur pada bangun ruang kubus terdiri dari sisi rusuk dan titik sudutterdiri dari sisi rusuk dan titik sudut kubus.kubus.

Page 23: Power Point Thorndike

a. Sisi Kubusa. Sisi Kubus

Telah disebutkan bahwa kubus dibatasi oleh Telah disebutkan bahwa kubus dibatasi oleh enam buah bidang datar berbentuk persegi enam buah bidang datar berbentuk persegi yang kongruen. Enam buah persegi pada yang kongruen. Enam buah persegi pada kubus itu disebut bidang batas atau bidang kubus itu disebut bidang batas atau bidang sisi kubus, dan biasanya disingkat dengan sisi kubus, dan biasanya disingkat dengan sisi kubus. Sisi-sisi kubus pada gambar 1a di sisi kubus. Sisi-sisi kubus pada gambar 1a di atas adalah: ABCD, EFGH, BCGF, ADHE, atas adalah: ABCD, EFGH, BCGF, ADHE, ABFE, dan CDHB. Perhatikan, sisi-sisi pada ABFE, dan CDHB. Perhatikan, sisi-sisi pada kubus berpasang-pasangan dan dua buah kubus berpasang-pasangan dan dua buah sisi yang berpasangan disebut berhadapan.sisi yang berpasangan disebut berhadapan.

Page 24: Power Point Thorndike

Sebagai contoh untuk pasangan sisi Sebagai contoh untuk pasangan sisi ABCD dan EFGH dikatakan sisi ABCD ABCD dan EFGH dikatakan sisi ABCD berhadapan dengan sisi EFGH.berhadapan dengan sisi EFGH.

Sisi ABCD disebut bidang alas atau Sisi ABCD disebut bidang alas atau bidang dasar, sedankan sisi EFGH bidang dasar, sedankan sisi EFGH disebut bidang atas atau bidang tutup. disebut bidang atas atau bidang tutup. Sisi-sisi selain bidang alas dan bidang Sisi-sisi selain bidang alas dan bidang atas disebut sisi-sis tegak yaitu sisi-sisi atas disebut sisi-sis tegak yaitu sisi-sisi ABFE, BCGF, CDHG dan ADHEABFE, BCGF, CDHG dan ADHE

Page 25: Power Point Thorndike

b. Rusuk Kubusb. Rusuk Kubus

Keenam sisi kubus masing-masing Keenam sisi kubus masing-masing dibatasi oleh 4 buah garis. Garis-garis dibatasi oleh 4 buah garis. Garis-garis yang merupakan batas sisi kubus yang merupakan batas sisi kubus disebut rusuk kubus. Jadi, rusuk kubus disebut rusuk kubus. Jadi, rusuk kubus merupakan garis persekutuan merupakan garis persekutuan (perpotongan) antara dua sisi kubus. (perpotongan) antara dua sisi kubus. Misalnya, rusuk AB merupakan Misalnya, rusuk AB merupakan perpotongan antara sisi ABCD dengan perpotongan antara sisi ABCD dengan sisi ABFE.sisi ABFE.

Page 26: Power Point Thorndike

Rusuk sebuah kubus ada 12 buah, yang Rusuk sebuah kubus ada 12 buah, yang dapat dikelompokkan sebagai berikut: dapat dikelompokkan sebagai berikut: Rusuk alas adalah rusuk yang terdapat Rusuk alas adalah rusuk yang terdapat pada bidang alas, yakni rusuk AB, BC, CD pada bidang alas, yakni rusuk AB, BC, CD dan AD.dan AD.Rusuk atas adalah rusuk yang terdapat Rusuk atas adalah rusuk yang terdapat pada bidang atas, yakni rusuk EF, FG, GH pada bidang atas, yakni rusuk EF, FG, GH dan EH.dan EH.Rusuk tegak adalah rusuk yang terdapat Rusuk tegak adalah rusuk yang terdapat pada sisi tegak, yakni rusuk AE, BF, CG pada sisi tegak, yakni rusuk AE, BF, CG dan DH.dan DH.

Page 27: Power Point Thorndike

c. Titik Sudut Kubusc. Titik Sudut Kubus

Kedua belas rusuk kubus masing-masing Kedua belas rusuk kubus masing-masing dibatasi oleh titik-titik ujung. Titik-titik ujung dibatasi oleh titik-titik ujung. Titik-titik ujung ini disebut titik sudut kubus atau titik pojok ini disebut titik sudut kubus atau titik pojok kubus. titik sudut itu merupakan kubus. titik sudut itu merupakan persekutuan (perpotongan) tiga rusuk atau persekutuan (perpotongan) tiga rusuk atau persekutuan tiga bidang sisi. Misalnya, titik persekutuan tiga bidang sisi. Misalnya, titik sudut A merupakan perpotongan antara sudut A merupakan perpotongan antara rusuk AB, AD, dan AE atau merupakan rusuk AB, AD, dan AE atau merupakan perpotongan antara bidang sisi ABCD, ABFE, perpotongan antara bidang sisi ABCD, ABFE, dan ADHE.dan ADHE.

Page 28: Power Point Thorndike

Titik sudut dalam kubus ABCD EFGH ada 8 Titik sudut dalam kubus ABCD EFGH ada 8 buah, yaitu titik A, B, C, D, E, F, G, dan H. buah, yaitu titik A, B, C, D, E, F, G, dan H. Delapan titik sudut dalam kubus berhadapan Delapan titik sudut dalam kubus berhadapan secara berpasang-pasangan. Sebagai secara berpasang-pasangan. Sebagai contoh, titik sudut B berhadapan dengan contoh, titik sudut B berhadapan dengan titik sudut H dalam kubus ABCD EFGH.titik sudut H dalam kubus ABCD EFGH.Volum KubusVolum KubusSetelah bangun ruang kubus beserta unsur-Setelah bangun ruang kubus beserta unsur-unsur ruangnya dipahami, sekarang akan unsur ruangnya dipahami, sekarang akan dihitung besaran pada bangun ruang. dihitung besaran pada bangun ruang. Besaran ini adalah volum kubus yang Besaran ini adalah volum kubus yang dinyatakan sebagai fungsi dari panjang dinyatakan sebagai fungsi dari panjang rusuknya. rusuknya.

Page 29: Power Point Thorndike

Volum kubus ditentukan melalui Volum kubus ditentukan melalui hubungan berikut:hubungan berikut:

Misalkan suatu kubus dengan panjang Misalkan suatu kubus dengan panjang rusuk dan satuan, maka volum kubus rusuk dan satuan, maka volum kubus ditentukan dengan rumus:ditentukan dengan rumus:

Volum kubus V = a3Volum kubus V = a3

Contoh soal:Contoh soal:

Diketahui suatu kubus dengan luas Diketahui suatu kubus dengan luas permukaannya = 96 cm2permukaannya = 96 cm2

a. Hitunglah panjang rusuknyaa. Hitunglah panjang rusuknya

b. Hitunglah panjang diagonal sisinyab. Hitunglah panjang diagonal sisinya

c. Hitunglah panjang diagonal ruangnyac. Hitunglah panjang diagonal ruangnya

d. Hitunglah luas bidang diagonalnyad. Hitunglah luas bidang diagonalnya

Page 30: Power Point Thorndike

JawabJawaba. Kita ingat bahwa jika panjang rusuk suatu a. Kita ingat bahwa jika panjang rusuk suatu

kubus a satuan, maka luas permukaan kubus a satuan, maka luas permukaan kubus itu ditentukan dengan rumus L = b kubus itu ditentukan dengan rumus L = b a2 oleh karena L = 96 cm2, maka a2 oleh karena L = 96 cm2, maka diperoleh hubungandiperoleh hubungan

b a2 = 96b a2 = 96 a2 = 16a2 = 16 a = 4a = 4Jadi, panjang rusuk kubus itu = 4 cmJadi, panjang rusuk kubus itu = 4 cmb. Jika panjang rusuk kubus a cm, maka b. Jika panjang rusuk kubus a cm, maka

panjang diagonal sisi kubus sama panjang diagonal sisi kubus sama dengan = cmdengan = cmJadi, panjang diagonal sisi kubus itu = cmJadi, panjang diagonal sisi kubus itu = cm

Page 31: Power Point Thorndike

c. Jika panjang rusuk a cm, maka panjang c. Jika panjang rusuk a cm, maka panjang diagonal ruang kubus = = cmdiagonal ruang kubus = = cm

Jadi, panjang diagonal ruang kubus itu = Jadi, panjang diagonal ruang kubus itu = cm2 cm2

d. Jika panjang rusuk kubus a cm, maka luas d. Jika panjang rusuk kubus a cm, maka luas bidang diagonal kubus sama dengan = bidang diagonal kubus sama dengan = cm2cm2

Jadi, luas bidang kubus itu = cm2 Jadi, luas bidang kubus itu = cm2

e. Volum kubus V = a3 = (4)3 = 64 cm3e. Volum kubus V = a3 = (4)3 = 64 cm3

Jadi, volum kubus itu = 64 cm3Jadi, volum kubus itu = 64 cm3

Page 32: Power Point Thorndike

BAB IIIBAB III

PENUTUPPENUTUP

Page 33: Power Point Thorndike

A. KesimpulanA. KesimpulanTeori belajar sangat membantu Teori belajar sangat membantu

pengajar dalam menyampaikan bahan pengajar dalam menyampaikan bahan pelajaran kepada peserta didik. Teori pelajaran kepada peserta didik. Teori merupakan prinsip umum yang merupakan prinsip umum yang didukung oleh data untuk menjelaskan didukung oleh data untuk menjelaskan sekumpulan fenomena. Dengan sekumpulan fenomena. Dengan memahami teori belajar, pengajar memahami teori belajar, pengajar akan memahami proses terjadinya akan memahami proses terjadinya belajar sehingga mampu memberikan belajar sehingga mampu memberikan stimulusasi kepada peserta didik stimulusasi kepada peserta didik sehingga akan menyukai belajar. sehingga akan menyukai belajar.

Page 34: Power Point Thorndike

Pengajar juga dapat memprediksikan Pengajar juga dapat memprediksikan secara tepat dan beralasan tentang secara tepat dan beralasan tentang keberhasilan peserta didik. Manfaat keberhasilan peserta didik. Manfaat teori belajar itu selanjutnya ialah, teori belajar itu selanjutnya ialah, bahwa teori belajar itu merupakan bahwa teori belajar itu merupakan sumber hipotesis, kunci dan konsep-sumber hipotesis, kunci dan konsep-konsep sehingga dapat lebih efektif konsep sehingga dapat lebih efektif dalam menyampaikan bahan ajar.dalam menyampaikan bahan ajar.

Page 35: Power Point Thorndike

Anak anak lebih berhasil dalam belajar Anak anak lebih berhasil dalam belajar bila respon yang diberikan suatu stimulus bila respon yang diberikan suatu stimulus segera diikuti dengan rasa senang atau segera diikuti dengan rasa senang atau kepuasan. Rasa senang, dan kepuasan ini kepuasan. Rasa senang, dan kepuasan ini bisa timbul sebagai akibat peserta didik bisa timbul sebagai akibat peserta didik mendapatkan pujian atau penghargaan mendapatkan pujian atau penghargaan lainnya. Selain itu, jika reaksi terhadap lainnya. Selain itu, jika reaksi terhadap stimulus didukung oleh kesiapan untuk stimulus didukung oleh kesiapan untuk bertindak atau reaksi itu maka reaksi bertindak atau reaksi itu maka reaksi menjadi memuaskan. menjadi memuaskan.

Page 36: Power Point Thorndike

Kemudian makin banyak dipraktikkan Kemudian makin banyak dipraktikkan atau digunakannya hubungan stimulus atau digunakannya hubungan stimulus respon semakin kuat hubungan itu. respon semakin kuat hubungan itu. Jadi guru harus mampu memberikan Jadi guru harus mampu memberikan stimulus-stimulus, dan stimulus stimulus-stimulus, dan stimulus tersebut disesuaikan dengan tingkat tersebut disesuaikan dengan tingkat kesiapan peserta didik, agar reaksi kesiapan peserta didik, agar reaksi yang diberikan peserta didik yang diberikan peserta didik memuaskan.memuaskan.

Page 37: Power Point Thorndike

B. SaranB. Saran

* Kepada peserta didik agar lebih * Kepada peserta didik agar lebih peka terhadap stimulus-stimulus peka terhadap stimulus-stimulus yang diberikan oleh guru.yang diberikan oleh guru.

* Kepada para guru agar mampu * Kepada para guru agar mampu memberikan motivasi-motivasi dan memberikan motivasi-motivasi dan stimulus-stimulus yang menarik dan stimulus-stimulus yang menarik dan disesuaikan dengan kesiapan disesuaikan dengan kesiapan peserta didik.peserta didik.

Page 38: Power Point Thorndike

Jika kedua hal tersebut dapat Jika kedua hal tersebut dapat dilaksanakan, maka yang disebut dilaksanakan, maka yang disebut sebagai stimulus-respon ini dapat sebagai stimulus-respon ini dapat berjalan sesuai dengan tujuannya berjalan sesuai dengan tujuannya yaitu memperoleh hasil belajar yang yaitu memperoleh hasil belajar yang maksimal.maksimal.

Page 39: Power Point Thorndike

DAFTAR PUSTAKADAFTAR PUSTAKA

Willis Dahar, Ratna, Willis Dahar, Ratna, Teori-teori BelajarTeori-teori Belajar, , Erlangga, Bandung, 1996Erlangga, Bandung, 1996

Hudoyo, Herman, Hudoyo, Herman, Strategi Belajar Strategi Belajar Mengajar MatematikaMengajar Matematika, Erlangga, , Erlangga, Malang, 1990Malang, 1990

Wirodikromo, Sartono, Wirodikromo, Sartono, Matematika Matematika Untuk SMA Kelas XUntuk SMA Kelas X, Erlangga, Jakarta, , Erlangga, Jakarta, 20042004