83
SELEKSI KULIT DI PERUSAHAAN “SARI BANTENG MULIA” KECAMATAN MOJOLABAN KABUPATEN SUKOHARJO LAPORAN PRAKTEK PERUSAHAAN Oleh : LAMTO NPM. 081553

pp SELEKSI KULIT hri senin 10r

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: pp SELEKSI KULIT hri  senin 10r

SELEKSI KULIT

DI PERUSAHAAN “SARI BANTENG MULIA”

KECAMATAN MOJOLABAN KABUPATEN SUKOHARJO

LAPORAN PRAKTEK PERUSAHAAN

Oleh :

LAMTO

NPM. 081553

AKADEMI PETERNAKAN KARANGANYAR

JURUSAN PRODUKSI TERNAK

KARANGANYAR

2010

Page 2: pp SELEKSI KULIT hri  senin 10r

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas ridlo dan

karunia-Nya semata penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktek Perusahaan

dengan judul “ Seleksi Kulit di Perusahaan “SARI BANTENG MULIA”

Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo. Selama pelaksanaan penelitian

hingga selesainya penulisan Laporan Praktek Perusahaan ini penulis menyadari

adanya hambatan-hambatan, namun berkat bantuan dari berbagai pihak, maka

hambatan-hambatan tersebut dapat teratasi. Oleh karena itu dalam kesempatan ini

penulis sampaikan banyak terima kasih kepada, Yth :

1. Direktur Akademi Peternakan Karanganyar.

2. Ketua Jurusan Akademi Peternakan Karanganyar.

3. Ir. Tjatur Lukito. selaku pembimbing yang telah memberikan pengarahan dan

bimbingan sehingga Laporan Praktek Perusahaan ini dapat terselesaikan.

4. Bapak Sabar Mulyanto selaku pimpinan beserta staf dan karyawan Perusahaan

Kulit “SARI BANTENG MULIA”.

5. Serta teman-teman yang telah mendukung dan membantu sehingga penulisan

Laporan Praktek Perusahaan ini dapat diselesaaikan.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Laporan Praktek Perusahaan ini

masih jauh dari sempurna, maka dari itu kritik dan saran yang bersifat

membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan Laporan Praktek

Perusahaan ini. Semoga Laporan Praktek Perusahaan ini bermanfaat bagi

perkembangan ilmu pengetahuan pada umumnya dan ilmu peternakan pada

khususnya serta mendapatkan ridhlo sebagai amal bagi penulis.

Karanganyar, 21 November 2010

Penulis

Page 3: pp SELEKSI KULIT hri  senin 10r

DAFTAR ISI

Halaman Judul......................................................................................................... i

Halaman Pengesahan............................................................................................... ii

Kata Pengantar.........................................................................................................

..................................................................................................................................

iii

Daftar Isi..................................................................................................................

..................................................................................................................................

iv

Daftar Gambar ..........................................................................................................

Daftar Lampiran....................................................................................................... v

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang........................................................................................... 1

B. Tujuan.........................................................................................................

C. Manfaat...................................................................................................... 2

III. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Kulit.....................................................................................

B. Proses Pengulitan.....................................................................................

C. Kerusakan Kulit Mentah.........................................................................

D. Struktur Kulit...........................................................................................

E. Cacat Kulit Dan Penyebabnya.................................................................

F. Klasifikasi Kulit.......................................................................................

G. Metode Seleksi.........................................................................................

III. MATERI DAN METODE

A. Materi.........................................................................................................

B. Metode.......................................................................................................

III. HASIL DAN PEMBAHASAN.......................................................................

A. Keadaan Umum.........................................................................................

Page 4: pp SELEKSI KULIT hri  senin 10r

B. Seleksi Kulit...............................................................................................

C. Hasil Seleksi...............................................................................................

D. Analisa Usaha

IV. PENUTUP

A.Kesimpulan.................................................................................................

B.Saran............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................

LAMPIRAN.............................................................................................................

Page 5: pp SELEKSI KULIT hri  senin 10r

SELEKSI KULIT

DI PERUSAHAAN “SARI BANTENG MULIA”

KECAMATAN MOJOLABAN KABUPATEN SUKOHARJO

Oleh :

LAMTO

NPM. 081553

LAPORAN PRAKTEK PERUSAHAAN

Telah disetujui dan disahkan pada :

Hari :

Tanggal :

Dosen Pembimbing

Ir. Tjatur Likito

Page 6: pp SELEKSI KULIT hri  senin 10r

AKADEMI PETERNAKAN KARANGANYAR

JURUSAN PRODUKSI TERNAK

KARANGANYAR

2010

I. PENDAHULUAN

A. Latar BelakangPemanfaatan kulit hewan sebagai salah satu peningkatan

pendayagunaan hasil ternak merupakan salah satu upaya membangun

peternakan dalam rangka meningkatkan pendapatan masyarakat,

meningkatkan kesempatan kerja dan usaha serta peningkatan devisa negara.

Dewasa ini sudah bukan hal umum orang menggunakan kulit untuk berbagai

keperluan sehari-hari, sehingga dapat dikatakan penggunaan kulit sudah

memasyarakat, misal untuk sepatu, jaket, tas, sarung tangan dan lain-lain.

Kulit segar (kulit baru ditanggalkan dari hewannya) yang disimpan

tanpa proses pengawetan akan cepat mengalami kerusakan. Kulit segar

memiliki sifat mudah busuk karena merupakan media yang baik untuk tumbuh

dan berkembangbiaknya mikroorganisme. Kerusakan karena mikroorganisme

ini akan berpengaruh terhadap kualitas kulit jadi (leather), sehingga perlu

adanya pengolahan atau pengawetan (penyamakan) agar tidak mempengaruhi

kualitas produk yang dihasilkan.

Dengan ditemukannya cara-cara penyamakan baru antara lain samak

sintetis, samak crom, samak minyak, dan sebagainya, industri perkulitan mulai

berkembang pesat, sehingga industri-industri kulit mempunyai peran sangat

penting dalam menopang perekonomian negara. Produk kerajinan kulit sudah

digunakan manusia sejak ribuan tahun yang lalu sebagai penutup kepala,

selimut, pakaian dan berbagai keperluan dalam upacara adat. Kulit mentah

merupakan produk hasil peternakan yang memiliki nilai tambah tinggi apabila

telah mengalami proses lebih lanjut menjadi kulit hasil olahan (pickle, wet

blue,crust, dan leather).

Page 7: pp SELEKSI KULIT hri  senin 10r

Kulit pada zaman modern pada saat ini diolah menjadi berbagai

macam produk yang mempunyai nilai jual yang tinggi yaitu berupa sepatu,

jaket, ikat pinggang, dompet, tas, sarung tangan, dll. Untuk mendapatkan hasil

dengan kualitas yang memuaskan bahan yang dipakai juga harus berkualitas

sehingga dalam pemilihan bahan perlu adanya pemilihan kulit (seleksi kulit)

yang cermat.

Penggunaan kulit jadi di Indonesia didominasi oleh empat jenis kulit

yakni: untuk kulit atasan sepatu, kulit sarung tangan, kulit jaket dan kulit jok.

Dari kriteria tersebut memuat persyaratan yang menyangkut parameter teknis

produk dan parameter lain yang terkait dengan aspek kualitas hasil produksi,

sehingga penting adanya penyeleksian kulit untuk bahan produksi kerajinan

kulit, standar kriteria ini dimaksudkan untuk digunakan oleh produsen kulit

untuk menghasilkan produk berkualitas juga untuk mengikuti ketentuan

akreditasi dan sertifikasi ekolabel yang berlaku di Indonesia dan standard

internasional sehingga dapat memperlancar dalam pemasaran produk dari

hasil kerajinan olahan kulit tersebut.

Kulit merupakan salah satu bagian dari makhluk hidup yang dapat

dimanfaatkan yang termasuk produk ternak non karkas sebagai hasil ikutan

(by products) dari ternak potong yang dapat meningkatkan keuntungan selain

dari penjualan karkas, dengan gambaran tersebut kami mahasiswa semester V

( lima ) Akademi Peternakan Karanganyar melaksanakan Praktek Perusahaan

di perusahaan dengan bidang usaha pengolahan kulit dengan tujuan

mendalami usaha pengawetan kulit ( penyamakan kulit ).

Perusahaan dibidang usaha/industri pengolahan kulit di wilayah

karisidenan Surakarta (Solo) masih sedikit, salah satu diantaranya adalah

perusahaan “SARI BANTENG MULIA” yang mengolah kulit kambing dan

domba, yang terletak di Desa Jogobondo RT 04/22 Kelurahan Palur,

Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo, yang sudah memenuhi syarat

sebagai tempat praktek perusahaan yang ditentukan oleh Akademi Peternakan

Karanganyar.

B. Tujuan

Page 8: pp SELEKSI KULIT hri  senin 10r

Tujuan dari praktek perusahaan ini adalah :

1. Lebih mendalami tentang pengawetan kulit pada umumnya dan seleksi

kulit untuk produksi pada khususnya.

2. Untuk mengetahui nilai ekonomis kulit yang dapat dimanfaatkan dalam

pengolahan kulit.

C. Manfaat

Manfaat yang diharapkan dari praktek ini antara lain :

1. Mengerti seleksi dan pengolahan kulit secara langsung

2. Mengetahui sebagian manajemen pengelolaan usaha dibidang pengolahan

kulit

Page 9: pp SELEKSI KULIT hri  senin 10r

Daftar Gambar

1.

2.

3.

Page 10: pp SELEKSI KULIT hri  senin 10r

Daftar Lampiran

1.

2.

3.

Page 11: pp SELEKSI KULIT hri  senin 10r

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Kulit

Kulit merupakan organ terbesar dari tubuh yang menutupi seluruh

permukaan tubuh dan mempunyai beberapa fungsi yang penting besarnya ±

10-12% dari tubuh. Kulit adalah lapisan luar tubuh hewan ( kerangka luar )

tempat bulu hewan tumbuh ( Sunarto, 2000 disitasi oleh Aidil rahmat et al )

senada dengan pernyataan Suardana et al (2008) bahwa kulit adalah lapisan

luar tubuh binatang yang merupakan suatu kerangka luar, tempat bulu

binatang itu tumbuh.

Kulit mamalia terbagi menjadi beberapa bagian dari segi histology

menurut Judoamidjojo (1981)yaitu : Epidermis adalah lapisan luar kulit,

Corium (derma) adalah bagian pokok tenunan kulit yang akan diubah menjadi

kulit samak. dan, Hypodermis (subcutis), yang dikenal sebagai lapisan daging

atau tenunan lemak, yang dihilangkan pada saat proses flesing pada proses

penyamakan. Bagian bagian kulit dapat dilihat dalam Irisan penampang kulit

dan keterangannya ( Franson 1981disitasi oleh Hoeruman (2000) :

Page 12: pp SELEKSI KULIT hri  senin 10r

Gambar 1. Irisan penampang kulit

Tidak semua bagian kulit sama kualitasnya dalam satu lembar kulit,

dijelaskan oleh Suardana et al, ( 2008 ). jenis kulit berdasarkan kualitasnya

sebagai berikut :

1. bagian punggung adalah bagian kulit yang letaknya ada pada

punggung dan mempunyai jaringan struktur yang paling kompak

luasnya 40 % dari seluruh luas kulit.

2. bagian leher mempunyai kriteria kulitnya agak tebal, sangat

kompak tetapi ada beberapa kerutan.

3. bagian bahu kulitnya lebih tipis, kualitasnya bagus, hanya

terkadang ada kerutan yang dapat mengurangi kualitas.

4. Bagian perut dan paha struktur jaringan kurang kompak, kulit tipis

dan mulur.

Dalam dunia industri kulit ada dua istilah yang menonjol yaitu hide dan

skin. Hide adalah istilah kulit mentah yang berasal dari hewan berukuran besar

dan berumur dewasa, misalnya : sapi, kerbau, unta, badak dan paus. Skin

adalah kulit mentah yang berasal dari hewan yang berukuran kecil, misalnya

domba, kambing, babi, dan reptil atau hewan besar yang belum dewasa

misalnya : anak sapi dan anak kuda (Sharpouse, 1957. disitasi oleh Hoeruman,

2000)

B. Proses Pengulitan

Setelah proses penyembelihan dilaksanakan berlanjut proses pengulitan.

Pengulitan menurut Nuhriawangsa (2003) dilakukan dengan cara kambing

domba digantung dengan posisi kaki belakang di atas dan kepala di bawah.

Kulit domba dan kambing tidak melekat erat pada karkas, kecuali pada bagian

rusuk. Pengulitan domba atau kambing akan lebih mudah jika memasukkan

udara pada bagian kaki (carpus metacarpus dan tarsus metatarsus)

(Soeparno, 1992), sehingga dapat melepaskan kulit dari fell (membran tisu

Page 13: pp SELEKSI KULIT hri  senin 10r

konektif yang tebal yang menyeliputi karkas) (Smith et al., 1978). Fell yang

tetap menempel pada karkas dapat melindungi daging dan menghambat proses

pengeringan (Blakely dan Bade, 1992).

Lebih lanjut Nuhriawangsa ( 2003) menerangkan, pengulitan dimulai dari

bagian lingkar kepala bawah disayat dan dilakukan pengulitan dengan

menyayat pada garis pengulitan pada dada atas sampai ke empat kaki.

Pengulitan dimulai pada leher (A), dada atas (B), kaki depan (C) dan kaki

belakang. Setelah kulit terbuka (D) dilakukan pengulitan dengan bahu tangan

sampai terkelupas dan ditarik sampai pada punggung dan rusuk secara hati-

hati (E). Kulit jika sudah terkelupas baru dilanjutkan penarikan sampai paha

belang (F) dan batas ekor, dilakukan pemotongan ekor dan kulit terlepas

semua (Smith et al., 1978).

A B

C D

Page 14: pp SELEKSI KULIT hri  senin 10r

E F

Gambar 2. Prosesing pengulitan pada domba dan kambing

C. Kerusakan Kulit Mentah

Menurut Suaradana et al., (2008) kulit binatang ada yang mempunyai

kualitas baik, namun ada pula yang kurang berkualitas. Hal ini dapat terjadi

karena kerusakan -kerusakan pada kulit tersebut, yang mengakibatkan

menurunnya kualitas. Kerusakan kulit mentah pada dasarnya dibedakan

menjadi dua macam, yaitu: kerusakan ante-mortem dan post-mortem

1. Kerusakan ante-Mortem

Kerusakan ante-mortem adalah kerusakan kulit mentah yang terjadi

pada saat hewan (binatang) masih hidup. Kerusakan kulit dapat

disebabkan oleh beberapa macam, antara lain sebagai berikut :

a. Parasit

Jenis sumber kerusakan ini misalnya: saroptik, demodex atau

demodecosis, caplak, dan kutu. Beberapa jenis parasit ini mengakibatkan

rusaknya rajah pada kulit binatang, yang ditandai dengan adanya lubang-

lubang kecil, tidak ratanya permukaan kulit atau adanya lekukan-lekukan

kecil.

b. Penyakit

Banyak faktor yang menyebabkan binatang menjadi sakit,

misalnya akibat kurang baik dalam pemeliharaan. Bila penyakit tidak

Page 15: pp SELEKSI KULIT hri  senin 10r

segera diobati akan berpengaruh terhadap kualitas kulitnya, yang kadang

sulit diperbaiki.

Penyakit demam yang berkepanjangan, misalnya sampar lembu

dan trypono-somiosis akan menyebabkan struktur jaringan kulit menjadi

lunak. Lalat hypoderma bovis, menyebabkan kulit berlubang-lubang keril

yang tersebar di seluruh bagian luar kulit. Kemudian, kerusakan yang

disebabkan oleh kutu busuk, ditandai dengan adanya benjolan-benjolan

kecil yang keras pada bagian bulu.

Bila kulit mengalami kerusakan baik struktur maupun

permukaannya, akan menyebabkan kualitas kulit menjadi rendah. Di

samping penyakit hewan seperti tersebut di atas, terdapat pula bermacam

bakteri, virus, jamur (fungi) yang membuat kerusakan-kerusakan lokal

yang sangat sulit untuk diperbaiki.

Kerusakan yang diakibatkan oleh bakteri adalah kulit menjadi

busuk, dan kerusakan ini terjadi pada kulit sebelum diawetkan. Ada pula

penyakit musiman yang dapat membuat kerusakan besar pada kulit.

c. Umur tua

Binatang yang berumur tua, memiliki kulit yang berkualitas

rendah. Pada kulit binatang yang telah mati sebelum dipotong, akan

terdapat pembekuan-pembekuan darah yang tidak mungkin dihilangkan.

d. Sebab mekanis

Ada beberapa kegiatan yang dilakukan terhadap binatang, yang

dapat menurunkan kualitas kulitnya. Cap bakar yang dipakai dalam

identifikasi atau pengobatan, akan mengakibatkan rusaknya kulit yang

tidak mungkin untuk diperbaiki. Cap bakar, menyebabkan Corium

menjadi keras atau kaku dan tidak akan hilang. Goresan-goresan duri,

kawat berduri, tanduk, berbagai tekanan, sabetan cemeti (cambuk), alat-

alat pengendali, dan lain sebagainya, juga dapat menyebabkan kerusakan

kulit.

Kerusakan kulit mekanis ini sering dijumpai pada binatang piaraan

yang digunakan dalam kepentingan pertanian atau industri. Namun,

Page 16: pp SELEKSI KULIT hri  senin 10r

kerusakan mekanis ini tidak separah kerusakan yang diakibatkan oleh

penyakit. Di samping itu, pukulan-pukulan yang dilakukan terhadap

binatang sebelum dipotong, dapat menyebabkan memar pada kulit,

sehingga darah akan menggumpal. Karena penggumpalan darah itu,

pembuluh darah akan mengalami kerusakan, sehingga kulit menjadi

berwarna merah kehitam-hitaman. Bila hal ini terjadi, maka akan

memudahkan pembusukan pada saat proses pengeringan.

2. Kerusakan post-Mortem.

Kerusakan post-mortem adalah kerusakan kulit yang terjadi pada

saat pengolahan kulit, misalnya pada proses pengulitan, pengawetan,

penyimpanan, dan pengangkutan, disajikan dalam uraian sebagai berikut :

a. Pengulitan

Pengulitan merupakan proses pemisahan kulit dari tubuh binatang

dengan cara pemotongan serabut kulit lunak. Oleh karena itu, dalam

pengulitan ini dibutuhkan keahlian khusus. Pada kegiatan ini, kerasakan

kulit dapat terjadi karena kesalahan dalam penggunaan peralatan,

misalnya pisau. Hal ini dapat disebabkan karena kurang ahlinya orang

yang menggunakan peralatan pada proses pengulitan ini.

Pemotongan dan pengulitan harus dilakukan pada tempat yang

memenuhi persyaratan, jangan sampai dilakukan di lantai yang kasar,

yang dapat mengakibatkan kerusakan rajah kulit akibat pergesekan.

Kebersihan binatang sebelum dipotong juga perlu diperhatikan, karena

merupakan salah satu faktor penentu mutu kulit yang dihasilkan.

Bila pelaksanaan pengulitan ini tidak sesuai dengan aturan, akan

berakibat bentuk kulit tidak baik dan tidak normal. Dalam pengulitan ini,

pembersihan kulit dari sisa-sisa daging yang melekat pada Corium harus

dilakukan sebaik mungkin, karena sisa daging yang tertinggal dapat

menjadi sumber tumbuhnya bakteri pembusuk kulit, yang dapat

menyebabkan terjadinya pembusukan kulit.

Page 17: pp SELEKSI KULIT hri  senin 10r

b. Pengawetan

Kerusakan kulit dapat terjadi pula pada saat pengawetan.

Misalnya, pengawetan dengan sinar matahari yang dilakukan di atas

tanah akan menurunkan kualitas kulit, karena proses pengeringan tidak

merata. Kulit bagian luar terlalu kering. sedangkan bagian tengah dan

dalam masili basah, sehingga dengan demikian masih memungkinkan

mikroorganisnic pembusuk (flek busuk) yang disebut dengan sun-blister

tetap hidup dan berkembang biak. Sebaliknya, kulit bagian luar yang

lerlalu kering akan membuat rajah menjadi pecah-pccah dan bila

dibiarkan dalam kondisi demikian kulit akan berkerut.

Mengeringkan kulit pada saat panas matahari dalam kondisi

puncak (pada siang hari), akan mengakibatkan Collagen terbakar dan

mengalami perubahan sifat (glue-forming), sehingga akan menjadi

penghalang dalam pengolahan kulit selan jutnya. tcrutama dalam proses

perendaman. Kerusakan kulit yang diawetkan dengan garam kering,

ditandai dengan adanya flek biru, hijau. atau cokelat pada rajah.

Kerusakan ini disebabkan pemakaian garam dengan konsentrasi yang

kurang tepat. Flek-flek tersebut tidak dapal dihilangkan, Sambil

mcnunggu proses selanjutnya. kulit yang telah diawetkan tersebut harus

disimpan.

Penyimpanan harus dilakukan dengan baik. Karena dalam

penyimpanan ini tetap ada kemungkinan terjadi kerusakan. Penyimpanan

yang terlalu lama di dalam ruang berasap, dapat menurunkan kualitas

kulit. Kontaminasi asap dengan rajah kulit akan mempengaruhi warna

dan menyebabkan permukaan rajah menjadi kasar.

Kulit yang diawelkan dengan penggaraman basah. bila disimpan

terlalu lama akan rusak karena bakteri pembusuk. Kulit yang disimpan di

tempat yang basah atau lembab, lama -kelamaan akan ditumbuhi jamur di

permukaannya, sehingga mudah menjadi suram dan bila dicat tidak dapat

rata.

Page 18: pp SELEKSI KULIT hri  senin 10r

c. Transportasi (pengangkutan)

Dalam pengangkutan kulit dapat pula timbul kerusakan yang

merugikan misalnya, terjadinya gesekan-gesekan pada waktu

pengangkutan yang dapat menyebabkan kerusakan pada rajah kulit.

Apalagi bila menggunakan kawat untuk mengikat kulit, maka akan timbul

bekas pada rajah yang sulit dihilangkan. Pengangkutan dengan kapal laut

daiam waktu yang lama, akan menyebabkan kulit lembap, bercendawan.

dan akhirnya busuk.

3. Kerusakan dan Mutu Kulit

Kerusakan akan sangat berpengaruh pada kualitas atau mutu kulit

yang dihasilkan. Ada kerusakan yang mengakibatkan cacat-cacat kulit

sehingga menurunkan mutunya, tetapi ada pula kerusakan yang hanya

menurunkan mutunya saja. Dalam buku penuntun tentang penyamakan kulit

dijelaskan sebagai berikut.

a. Busuk (rusak) yang terjadi pada kulit mentah, akan semakin parah

pada saat proses perendaman dilakukan. Bila pengolahan dilanjutkan,

maka akan dihasilkan kulit yang berkualitas rendah (jelek).

b. Irisan-irisan dalam yang terjadi pada saat pengulitan, akan

menimbulkan luka yang berbekas (tidak bisa hilang) dan membuat

kulit mudah robek. Kulit yang demikian dikelompokkan dalam kulit

berkualitas rendah.

c. Cacat yang disebabkan oleh penyakit kulit raisalnya kudis, akan

menyebabkan timbulnya benjolan keras atau lekukan-lekukan pada

permukaan kulit yang sulit dihilan gkan. Bila diadakan pewarnaan,

warna tidak akan dapat merata, dan cat pada bagian kulit yang cacat

tersebut mudah pecah dan terkelupas. Kulit dengan cacat seperti ini

sangat terbatas pemanfaatannya.

d. Flek darah adalah cacat yang disebabkan oleh pukulan, cambukan,

atau sebab mekanis lain, yang mengenai tubuh binatang pada masa

Page 19: pp SELEKSI KULIT hri  senin 10r

hidupnya. Cacat flek darah ini dapat terjadi pula pada kulit yang

berasal dari binatang yang mati sebelum dipotong. Kulit yang

demikian, bila digunakan sebagai kulit perkamen, tidak akan banyak

berpengaruh karena kekuatan kulit masih sama, hanya dengan warna

yang kuning menarik. Namun, bila kulit tersebut disamak, akan

menjadi leather (kulit-jadi) yang tidak rata, karena permukaan kulit

yang tidak cacat akan berwarna mengkilap, tetapi bagian kulit yang

cacat, akan buram.

D. Struktur Kulit

Menurut Suaradana et al., ( 2008 ) secara umum, istilah struktur berarti

susunan. Namun dalam dunia perkulitan, yang dimaksudkan dengan struktur

kulit ialah kondisi susunan serat kulit yang kosong atau padat, dan bukan

mengenai tebal atau tipisnya lembaran kulit. Dengan kata lain, menilai

kepadatan jaringan kulit menurut kondisi asal (belum tersentuh pengolahan).

Struktur kulit dapat di bedakan menjadi lima kelompok berikut :

1. Kulit berstuktur baik

kulit yang berstruktur baik memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

perbandingan antara berat, tebal, dan luasnya seimbang, perbedaan

tebal antara bagian croupon, leher, dan perut hanya sedikit, dan

bagian-bagian tersebut permukaannya rata, dan kulit terasa padat

(berisi)

2. Kulit berstruktur buntal (Gedrongen).

Kulit yang berstruktur buntal memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

Kulit tampak tebal, bila dilihat dari perbandingan natara berat dengan

luas permukaan kulitnya, Perbedaan anatara croupon, leher, dan perut

hanya sedikit.

3. Kulit berstruktu cukup baik.

Page 20: pp SELEKSI KULIT hri  senin 10r

Kulit yang berstruktu cukup baik memiliki ciri-cir sebagai berikut :

kulit tidak begitu tebal, bila dilihat dari perbandingan antara berat

dengan luas permukaan kulit, Kulit berisi dan tebalnya merata

4. Kulit berstruktur kurang baik.

Kulit yang berstruktu kurang baik memiliki ciri-ciri sebagai berikut

: bagian croupon dan perut agak tipis, sedangkan bagian leher cukup

tebal, Peralihan dari bagian kulit yang tebal ke bagian kulit yang tipis

tampak begitu menyolok, dan Luas bagian perut agak berlebihan,

sehingga bagian croupun luasnya berkurang.

5. Kulit brstruktur buruk.

Kulit yang vberstruktur buruk memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

Bagian croupon tampak tipis dan kulit tidak berisi, sedangkan kulit

bagian perut dan leher agak tebal, Pada umumnya berasal dari kulit

binatang yang berusia tua, dan luas croupon agak berkurang dan

bagian perut lebar.

E. Cacat Kulit dan Penyebabnya

Menurut Suaradana et al., ( 2008 ) kulit binatang sangat besar manfaatnya

dan tinggi nilai harganya dalam pembuatan produk dari kulit untuk kebutuhan

manusia. Karena besarnya manfaat dan tingginya harga kuiit binatang ini,

maka faktor-faktor yang mempengaruhi peternakan hewan terhadap kualitas

kulit binatang perlu diperhatikan, seperti pengaruh iklim, perkembangbiakan,

makanan ternak, perawatan, dsb. Uraian berikut menjelaskan ada beberapa

faktor yang berkaitan dengan kualitas kulit binatang agar tidak mengalami

kecacatan dan berkualitas baik.

1. Pengaruh usaha ternak terhadap kualitas kulit.

Pada dasarnya usaha peternakan ditujukan untuk menghasilkan

bahan makanan berupa daging, susu, bagi kebutuhan manusia. Akan

tetapi usaha, usaha peternakan juga bisa menghasilkan kulit yang

Page 21: pp SELEKSI KULIT hri  senin 10r

merupakan komoditas unggulan dan sejajar dengan hasil yang berupa

bahan makanan. Karena harganya yang cukup tinggi, maka sekarang

usaha peterna kan juga sangat memperhatikan faktor-faktor yang bisa

meningkatkan kualitas kulit.

2. Pengaruh keadaan kulit terhadap kualitas kulit

Kulit yang berkualitas baik adalah kulit yang dihasilkan dari hewan

yang sehat dan gizinya baik, sehingga menghasilkan kulit yang lemas

dan dapat dilipat. Sedangkan kulit yang kualitasnya kurang adalah

kulit yang dihasilkan dari hewan yang sakit atau kondisinya tidak

sehat, sehingga kondisi kulit menjadi kaku dan kering. Bila kita

memotong hewan yang akan diambil dagingnya, maka hewan tersebut

harus dalam keadaan sehat, sehingga kulitnya pun berkualitas baik.

3. Pengaruh iklim terhadap kualitas kulit.

Temperatur, tekanan udara, kelembaban dan sebagainya

merupakan faktor-faktor yang periu diperhatikan sebagai pengaruh

iklim terhadap kualitas kulit. Peternakan hewan yang bertujuan untuk

menghasilkan kulit binatang harus memperhatikan faktor-faktor

tersebut agar kualitas kulit yang dihasilkan tetap baik. Setiap daerah

mempunyai iklimnya sendiri, sehingga temak yang kulitnya akan

diambil harus dipelihara sesuai dengan iklim yang cocok untuknya.

4. Pengaruh adaptasi terhadap kualitas kulit.

Perpindahan tempat akan berpengaruh terhadap hewan yang

kulitnya akan diambil. Ada kalanya hewan tidak tahan terhadap bibit

penyakit yang ada pada suatu daerah tempat ia berpindah. Hewan

yang terkena penyakit akan menghasilkan kulit yang tidak berkualitas

juga. Untuk itu, adaptasi hewan terhadap tempat baru juga harus

mendapatkan perhatian.

5. Pengaruh makanan terhadap kualitas kulit

Page 22: pp SELEKSI KULIT hri  senin 10r

Makanan yang baik akan berpengaruh terhadap berat badan hewan

dan kesehatannya. Berat badan hewan berpengaruh terhadap kualitas

kulit yang dihasilkannya.

6. Pengaruh perawatan terhadap kualitas kulit

Kerusakan kulit juga merupakan akibat dari perawatan yang tidak

baik terhadap hewan. Hal hal yang menyebabkan nilai kulit menurun

misalnya hewan dicambuk, dipukul, terkena duri atau kawat, terbentur,

dan sebagainya. Perlakuan semacam itu terhadap hewan akan berakibat

peradangan atau luka pada kulit hewan, sehingga pada proses

penyamakan akan menimbulkan tanda atau cacat yang mengurangi

kualitas kulit.

Dalam penentuan kualitas kulit hewan, di samping faktor -faktor yang

disebutkan di atas, ada faktor -faktor lain yang juga menentukan, yaitu

pemotongan hewan, pengulitan dan proses penyamakan. Contoh-contoh

penurunan kualitas kulit yang menyebabkan kecacatan kulit antara lain:

1. Pemeliharaan

Hewan tidak dirawat dengan baik.

Kesehatan hewan tidak diperhatikan

2. Makanan

Hewan tidak mendapatkan makanan secara teratur

Makanan tidak bergizi

3. Perlakuan

Hewan dicambuk sampai luka

Hewan luka karena penyakit

Hewan tidak diobati

4. Pengulitan

Cara pengulitan hewan tidak benar

Pisau sayat tidak tajam/tumpul

5. Penyamakan

Proses pengawetan yang tidak benar

Page 23: pp SELEKSI KULIT hri  senin 10r

Terjadinya kesalahan pada proses penyamakan

F. Klasifikasi Kulit

Usaha dibidang pengolahan kulit mempunyai prospek jangka panjang

yang cukup bagus, sehingga banyak bermunculan perusahaan – perusahaan

pengolahan kulit baik skala nasional maupun internasional dalam

pemasarannya, untuk menyeragamkan mutu/kualitas produk kulit di

indonesia. Maka berdasarkan hal tersebut pemerintah indonesia menerbitkan

Standar Nasional Indonesia ( SNI ) untuk standar seleksi kulit mentah standar

industri, antara lain sebagai berikut :

1. Kulit Domba Mentah Basah

Standar ini meliputi Diskripsi, klasifikasi, persyaratan, penandaan

dan pengemasan serta pengambilan contoh. yaitu sebagai berikut :

a. Diskripsi

Kulit Domba Mentah Basah adalah kulit yang diperoleh dari hasil

pemotongan ternak domba, dimana kulit tersebut telah dipisahkan dari

seluruh bagian dagingnya, baik yang segar maupun yang digarami.

b. Klasifikasi

Berdasarkan mutu, kulit mentah dibagi dalam 3 tingkatan yaitu :

Mutu kulit I

Mutu kulit II

Mutu kulit III

c. Persyaratan

1) Kriteria dan spesifikasi

Bau, berbau khas kulit domba

Warna dan kebersihan, merata, segar/cerah, bersih dan tidak ada warna

yang mencurigakan

Bulu, tidak rontok

Ukuran kulit, dasar penentuan ukuran kulit dipergunakan lembar kulit atau

panjang kulit dalam cm/feet square

Page 24: pp SELEKSI KULIT hri  senin 10r

Elastisitas, cukup elastis

Kandungan air

Kulit mentah segar, maksimum 66 %

Kulit mentah garaman, maksimum 25 %

2) Cacat

Mekanis : luka cambukan, goresan potongan pisau dan lain lain

Parasit : caplak, lalat dan lain lain

Bahan pengawet, garam Na CL khusus untuk kulit garaman

Tehnik, kontaminasi dan hygiene

3) Tehnik

kulit setelah dipisahkan dari karkas kemudian dibersihkan dari sisa-

sisa daging/lemak yang menempel pada kulitKemudian kulit diawetkan

dengan penggaraman dengan 2 cara yaitu:

a) Sistem pencelupan dalam larutan garam yaitu setelah kulit dibersihkan

kemudian dicelupkan kedalam larutan garam jenuh selama ± 24 jam, lalu

ditiriskan kemudian ditaburi kristal garam secukupnya untuk kemudian

ditumpuk pada tempatnya.

b) Sistem penaburan garam kristal yaitu setelah kulit dibersihkan lalu ditaburi

kristal garam secukupnya untuk kemudian ditumpuk pada tempatnya

Catatan : penumpukan kedua cara ini diperhatikan agar tumpukan kulit

paling bawa diberi alas papan dan jangan mencuci kulit dengan air

sebelum kulit digarami. Kulit siap untuk di proses lebih lanjut di industri

penyamakan kulit

4) Kontaminasi

Tidak terkontaminasi oleh mikroorganisme dan serangga serta larvanya

5) Hygiene

Tempat penyimpanan harus bersih dan mudah dikontrol

6) Mutu kulit

a) Mutu kuit I,

Dengan syarat berbau kulit khas kulit domba cerah bersih, tidak

ada cacat ( lubang-lubang , penebalan kulit ). Kandungan airnya pada

Page 25: pp SELEKSI KULIT hri  senin 10r

kulit mentah segar maksimum 66 %, sedangkan pada kulit mentah

garaman 25%.

b) Mutu II,

Dengan syarat berbau khas kulit domba, cerah, bersih, cukup

elastis, terdapat sedikit cacat diluar daerah punggung (croupon) dan bulu

tidak rontok. Kandungan airnya pada kulit mentah segar maksimum 66

%, sedangkan pada kulit mentah garaman maksimal 25 %.

c) Mutu kulit III,

Dengan syarat berbau khas kulit domba, warna tidak cerah, kurang

elastis, tidak utuh/banyak cacat dan ada kerontokan bulu, Kandungan

airnya pada kulit mentah segar maksimum 66 %, sedangkan pada kulit

mentah garaman maksimal 25 %.

d) Afkir / Reject,

menyimpang dari mutu I,II, dan III

7) Penandaan dan pengemasan

a) Penandaan

Mutu kulit I

Mutu kulit II

Mutu kulit III

b) Pengemasan.

Kulit dikemas berdasarkan lasifikasi mutu dengan memakai label

yang berisi

Nama pemilik

Mutu kulit

Jumlah lembar kulit

8) Pengambilan contoh

Cara pengambilan contoh, untuk setiap mutu contoh (sample) di ambil

secara acak 5 % dari jumlah lembar kulit atau minimal 1 (satu) lembar

kulit,diuji organoleptis dan diambil oleh petugas yang bersertifikat dan

berpengalamanyang ditetapkan oleh direktur jendral peternakan atau

Page 26: pp SELEKSI KULIT hri  senin 10r

pejabat yang ditunjuk olehnya. Pemeriksaan organoleptik dengan nomor :

Nomor 008-MP / SPI- NAK.

2. Kulit Kambing Mentah Basah

Standar ini meliputi Diskripsi, Klasifikasi, Persyaratan, Penandaan dan

Pengemasan serta pengambilan contoh. Yaitu sebagai berikut :

a. Diskripsi

Kulit kambing mentah basah adalah kulit yang diperoleh dari hasil

pemotongan ternak kambing, dimana kulit tersebut telah dipisahkan dari

seluruh bagian dagingnya, baik yang segar maupun yang digarami.

b. Klasifikasi

Berdasarkan mutu, kulit mentah dibagi dalam 3 tingkatan yaitu :

Mutu kulit I

Mutu kulit II

Mutu kulit III

c. Persyaratan

1) Kriteria dan spesifikasi

Bau, berbau khas kulit kambing

Warna dan kebersihan, merata, segar/cerah, bersih dan tidak ada warna

yang mencurigakan

Bulu, tidak rontok

Ukuran kulit, dasar penentuan ukuran kulit dipergunakan lembar kulit atau

panjang kulit dalam cm/feet square

Elastisitas, cukup elastis

Kandungan air

Kulit mentah segar, maksimum 66 %

Kulit mentah garaman, maksimum 25 %

2) Cacat

Mekanis : luka cambukan, goresan potongan pisau dan lain lain

Termis : cap bakar/terkena api

Page 27: pp SELEKSI KULIT hri  senin 10r

Parasit : caplak, lalat dan lain lain

Termis : cap bakar/terkena api

Bahan pengawet, garam Na CL khusus untuk kulit garaman

Tehnik, kontaminasi dan hygiene

3) Tehnik

kulit setelah dipisahkan dari karkas kemudian dibersihkan dari sisa-

sisa daging/lemak yang menempel pada kulit

4) Kemudian kulit diawetkan dengan penggaraman dengan 2 cara yaitu:

i. Sistem pencelupan dalam larutan garam yaitu setelah kulit dibersihkan

kemudian dicelupkan kedalam larutan garam jenuh selama ± 24 jam,

lalu ditiriskan kemudian ditaburi kristal garam secukupnya untuk

kemudian ditumpuk pada tempatnya.

ii. Sistem penaburan garam kristal yaitu setelah kulit dibersihkan lalu

ditaburi kristal garam secukupnya untuk kemudian ditumpuk pada

tempatnya. Catatan : penumpukan kedua cara ini diperhatikan agar

tumpukan kulit paling bawa diberi alas papan dan jangan mencuci kulit

dengan air sebelum kulit digarami. Kulit siap untuk di proses lebih

lanjut di industri penyamakan kulit

5) Kontaminasi

Tidak terkontaminasi oleh mikroorganisme dan serangga serta larvanya

6) Hygiene

Tempat penyimpanan harus bersih dan mudah dikontrol

7) Mutu kulit

a) Mutu kuit I,

Dengan syarat berbau kulit khas kulit kambing cerah bersih, tidak ada

cacat ( lubang-lubang , penebalan kulit ). Kandungan airnya pada kulit

mentah segar maksimum 66 %, sedangkan pada kulit mentah garaman

25%.

b) Mutu kulit II,

Dengan syarat berbau khas kulit kambing, cerah, bersih, cukup elastis,

terdapat sedikit cacat diluar daerah punggung (croupon) dan bulu tidak

Page 28: pp SELEKSI KULIT hri  senin 10r

rontok. Kandungan airnya pada kulit mentah segar maksimum 66 %,

sedangkan pada kulit mentah garaman maksimal 25 %.

c) Mutu kulit III,

Dengan syarat berbau khas kulit kambing, warna tidak cerah, kurang

elastis, tidak utuh/banyak cacat dan ada kerontokan bulu, Kandungan

airnya pada kulit mentah segar maksimum 66 %, sedangkan pada kulit

mentah garaman maksimal 25 %.

d) Afkir / Reject,

menyimpang dari mutu I,II, dan III

8) Penandaan dan pengemasan

a) Penandaan

Mutu kulit I

Mutu kulit II

Mutu kulit II

b) Pengemasan.

Kulit dikemas berdasarkan lasifikasi mutu dengan memakai label yang

berisi

Nama pemilik

Mutu kulit

Jumlah lembar kulit

9) Pengambilan contoh

Cara pengambilan contoh, untuk setiap mutu contoh (sample) di ambil

secara acak 5 % dari jumlah lembar kulit atau minimal 1 (satu) lembar

kulit,diuji organoleptis dan diambil oleh petugas yang bersertifikat dan

berpengalamanyang ditetapkan oleh direktur jendral peternakan atau

pejabat yang ditunjuk olehnya. Pemeriksaan organoleptik dengan nomor :

Nomor 008-MP / SPI- NAK.

Klasifikasi kualitas kulit domba mentah segar menurut (Purnomo, 1985

disitasi oleh Hoeruman, 2000), adalah sebagai berikut :

1. Kelas satu

Page 29: pp SELEKSI KULIT hri  senin 10r

Kulit harus berasal dari hewan sehat, pemotongan dan persiapan yang

benar, bebas dari lemak, sisa daging dan kontaminasi tanda cacat. Setiap

tanda, irisan, bekas penyakit, kerontokan rambut, hancur, kerusakan

karena asap, air dan serangga atau penyimpanan yang jelek akan

menurunkan kelas kulit. Berat kulit harus 450 g atau lebih

2. Kelas dua

Kulit kelas dua seperti kulit kelas satu tetapi terdapat sedikit kerusakan

pada satu sisi saja. Berat kulit tidak boleh kutang dari 340 g.

3. Kelas tiga

Kulit kelas tiga mungkin menunjukan dua dari cacat–cacat dibawah ini :

Tanda cap kecil

Irisan dan lubang pada bagian perut

Sedikit rusak atau bulu rontok pada bagian perut

Kerusakan oleh asap, air, serangga pada bagian tepi. Berat kulit tidak

boleh kurang dari 300 g

4. Kelas empat

Kulit kelas empat adalah semua kulit dibawah kulit kelas tiga . berat

kulit harus lebih dari 200 g

5. Kelas reject/penolakan

Kulit ditolak bila beratnya kurang dari 230 g, berasal dari hewan muda

dan yang menunjukan kerusakan ekstensif dari berbagai sebab pada

bagian tengah, sehingga tidak memadai untuk disamak

G. Metode Seleksi

Walaupun proses pengolahan atau pengawetan kulit telah dilakukan

dengan hati-hati dan menurut ketentuan yang benar, namun ternyata hasilnya

tidak selalu seperti yang diharapkan. Kemungkinan setelah kering, kulit

menjadi tidak sama kualitasnya.

Memilah kulit bukanlah hal yang mudah karena sangat berpengaruh

terhadap kualitas hasil produk yang akan dihasilkan. Dari setiap jenis ternak

Page 30: pp SELEKSI KULIT hri  senin 10r

akan berbeda semisal melalui ukuran, kualitas dan beratnya, seperti

diterangkan oleh Suardana et al., (2008) bahwa dalam perdagangan, kulit

dapat dikelompokkan/dikelaskan berdasarkan kualitas dan beratnya, namun

untuk kambing dan domba diseleksi berdasarkan ukuran bukan beratnya

dikelaskan menjadi beberapa kualitas yaitu :

1. Kelas I, adalah kulit yang panjangnya 100 cm, lebar 70 cm

2. Kelas II, adalah kulit yang panjangnya 100 cm, lebar 60 cm.

3. Kelas III, adalah kulit yang panjangnya 90 cm, lebar 55 cm.

4. Kelas IV, adalah kulit yang panjangnya 80 cm, lebar 50

5. Kelas V, adalah kulit yang panjangnya 70 cm, lebar 45 cm

6. Kelas afkir, adalah kulit yang panjangnya kurang dari 70 cm.

Pengusaha kulit menyamak sendiri kulit yang akan diolah menjadi

kerajinan untuk menjaga kualitas produk yang dihasilkan sehingga menerima

kulit dari pengumpul kulit dalam bentuk kulit garaman seperti yang

dikemukakan Gumilar (2010) bahwa sebagian besar pengrajin penyamakan

kulit melakukan prosesing kulit dimulai dari kulit mentah garaman yang

didapat dari bandar kulit sampai dengan menjadi kulit jadi (leather),

sedangkan sebagian kecil saja dari pengrajin tersebut memulai proses

produksinya dari kulit pikel. Perdagangan kulit jadi dilakukan berdasarkan

satuan luas kulit (square feet). Pembelian kulit domba mentah segar dilakukan

dalam satuan lembar dan pada awal proses serta beberapa tahapan proses

lainnya dilakukan penimbangan untuk mengetahui berat kulit yang akan

diproses sebagai dasar penggunaan bahan kimia. Square feet merupakan

satuan luas, dengan perbandingan square feet ke square meter ( m2 ) adalah

0,092903 m2 ( 30,48 cm2 x 30,48 cm2 ), menurut Widarto (2008)

III. MATERI DAN METODE

Page 31: pp SELEKSI KULIT hri  senin 10r

Praktek Perusahaan (PP) dengan judul “ Seleksi Kulit di Perusahaan

“SARI BANTENG MULIA” Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo”,

telah dilaksanakan pada tanggal 1 s/d 20 November 2010.

A Materi

Praktek ini menggunakan materi berupa kulit yang diseleksi adalah kulit

kambing dan domba sebanyak 9700 lembar dan 10500 lembar yang diolah di

Perusahaan “SARI BANTENG MULIA” Kecamatan Mojolaban Kabupaten

Sukoharjo yang disetorkan oleh pengepul kulit dan yang disetorkan langsung

oleh masyarakat.

B Metode

Metode dalam Praktek Perusahaan ini yaitu praktek kerja langsung di

lapangan dengan mengikuti berbagai kegiatan yang ada di perusahaan “SARI

BANTENG MULIA” dengan metode observasi langsung dan survey data

tentang seleksi kulit yang digunakan untuk produksi. Data yang diperoleh

disajikan secara diskriptif.

Adapun pengambilan data-data yang diperlukan dilakukan dengan cara :

1. Wawancara dengan pemilik perusahaan dan para karyawan.

2. Melakukan pengamatan dan praktek langsung dilokasi.

Dalam pelaksanaan Praktek Perusahaan di perusahaan “SARI

BANTENG MULIA” yang telah dilakukan dengan beberapa tahap pokok,

yaitu :

1. Tahap pertama pada minggu pertama perkenalan dengan pimpinan dan staf

karyawan perusahaan, dibekali pengarahan – pengarahan dan prosedur

kerja untuk keselamatan kerja dan ketentuan peraturan di perusahaan.

2. Tahap kedua pada minggu kedua kita mengikuti kagiatan pengolahan kulit

dan kegiatan aktifitas karyawan dilapangan secara lngsung, disamping

Page 32: pp SELEKSI KULIT hri  senin 10r

mengikuti aktifitas sehari-hari kami juga tanya jawab apabila ada hal yang

dirasa masih belum dipahami.

3. Tahap ketiga pada minggu ketiga diadakan evaluasi untuk melihat hasil

kita selama pelaksanaan praktek perusahaan dan melengkapi data – data

yang diperlukan apabila masih kurang.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Keadaan Umum

Page 33: pp SELEKSI KULIT hri  senin 10r

1. Sejarah Perusahaan

Perusahaan “SARI BANTENG MULIA” didirikan pada tahun 1979

dibangun diatas lahan seluas 2800m2 ,dengan modal awal Rp 500.000,-

dengan jumlah produksi awal 100 lembar kulit berupa kulit lapis yang

digunakan untuk melapisi produk jaket dan dan sepatu. Pertama kali

mengekspor kulit ke negara Kanada pada tahun 1988. Proses berjalannya

waktu produksi kulit Perusahaan “SARI BANTENG MULIA” terus

meningkat hingga sekarang kapasitas produksi mencapai lebih kurang

2000 lembar kulit samak per hari. Namun mulai pada tahun 1998 pada saat

krisis moneter perusahaan mulai terkena dampaknya, sehingga produksi

mulai terhambat sehingga mencari alternatif untuk kelancaran usaha yaitu

dengan menerima jasa dari luar (menyamakan kulit kambing dan domba,

pewarnaan kulit, cat ulang jaket).

2. Lokasi Perusahaan

Perusahaan “SARI BANTENG MULIA” terletak di Desa Jogobondo

RT 04/22 Kelurahan Palur, Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo.

dengan jumlah tenaga kerja 20 orang dari daerah sekitar lokasi perusahaan,

dengan data monografi desa palur sebagai berikut :

Kelurahan Palur memiliki wilayah dengan ketinggian 96 dpl, yang

merupakan dataran rendah dengan suhu udara rata- rata 37oC dan curah

hujan pertahun adalah 2902 mm/th, dengan luas wilayah Desa Palur

adalah, 4.088.825 Ha dengan didominasi oleh lahan persawahan separuh

lebih dari keseluruhan luas wilayah yaitu seluas 2.206.900 Ha

dibandingkan lahan untuk bangunan 1.577.700 Ha,Adapun Batas wilayah

desa palur sebagai berikut :

a) disebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Karanganyar,

b) disebelah Selatan dengan Desa Demakan ( Dukuh ),

c) disebelah Barat dengan Kodya Surakarta dan,

Page 34: pp SELEKSI KULIT hri  senin 10r

d) sebelah timur Desa Triyagan.

Salah satu yang menjadi andalan utama penduduk Kelurahan Palur

selain padi adalah usaha ternak. Ada tiga jenis ternak yang diusahakan di

Kelurahan Palur adalah ternak besar, ternak kecil dan unggas. Populasi

ternak di tahun 2009 untuk sapi, domba dan domba masing-masing

tercatat 115 ekor, dan 7493 ekor. Jumlah penduduk desa palur 13.256

orang dengan usia produktif (umur 15-49) 3911 laki-laki dan 3817

perempuan dengan macam mata pencaharian yang beragam yaitu : petani

(451 orang ), buruh tani (37 orang), pengusaha (11 orang), buruh industri

(389 orang), buruh bangunan ( 187 orang ), pedagang (9 orang),

pengangkutan (17 orang), pegawai negeri sipil / ABRI (1175 orang),

pensiunan ( 97 orang ), lain-lain (1175 orang). Dari data tersebut pegawai

negeri sipil / ABRI cukup banyak karena di desa palur tempat

pelaksanaan Praktek Perusahaan merupakan perumahan anggota ABRI

3. MACAM USAHA

a. Penyamakan kulit kambing dan domba

1) Sendiri

Usaha pokok diperusahaan ““SARI BANTENG MULIA”

adalah penyamakan kulit kambing dan domba sampai pikle dan

pemasaran produk kulit sebagian besar juga dalam bentuk pikle

dan yang lain berupa krass, dompet, jaket kulit, dll. sesuai

pemesanan konsumen. Namun pada saat kami melakukan praktek

perusahaan tidak ada pesanan untuk produk jadi (jaket, dompet)

dan berupa krass

Page 35: pp SELEKSI KULIT hri  senin 10r

Gambar 3.Kulit pikle

Gambar 4. contoh jaket yang sudah jadi

2) Jasa

Perusahaan “SARI BANTENG MULIA” disamping

memproduksi kulit kambing dan domba samak, untuk dijual

kembali, juga menerima jasa penyamakan dari luar dengan syarat

harus dalam partai besar ( minimal 800 lembar kulit ) , dikarenakan

agar tidak merugi dalam satu kali proses penyamakan. dengan tarif

harga jasa penyamakan Rp.3000,-/sf

Page 36: pp SELEKSI KULIT hri  senin 10r

Gambar .5 kulit garaman yang menggunakan jasa penyamakan

b. Jasa Pewarnaan

1) Kulit Sapi

Perusahaan “SARI BANTENG MULIA” juga menjalin

kerjasama dengan dengan perusahaan dibidang perkulitan lain yaitu

dibidang jasa pewarnaan kulit sapi, dimana obat/ bahan kimia

penyamak menggunakan bahan sendiri , di perusahaan ““SARI

BANTENG MULIA”” hanya menyewa tempat dan peralatan untuk

memproses mewarnai kulit dengan tarif Rp 3.000,- / sf

A

Page 37: pp SELEKSI KULIT hri  senin 10r

B

Gambar 6. A.penurunan barang kiriman dari mitra Perusahaan “SARI

BANTENG MULIA” dan, B.kulit yang sedang diangin-anginkan

2) Kambing dan domba

Perusahaan “SARI BANTENG MULIA” juga menerima jasa

pewarnaan kulit domba, namun sangat jarang sekali perusahaan

melakukan kerjasama dalam pewarnaan kulit kambing dan domba,

dan pada saat kami melakukan praktek di Perusahaan “SARI

BANTENG MULIA” tidak menemui jasa penyamakan kulit

kambing dan domba

c. Cat ulang jaket

Bagi perorangan maupun kelompok baik partai besar maupun

partai kecil yang ingin mengecat ulang jaket kulit, rompi kulit yang

sudah usang perusahaan “SARI BANTENG MULIA” menerima jasa

pengecatan ulang dengan berbagai macam warna, sehingga jaket

Page 38: pp SELEKSI KULIT hri  senin 10r

maupun rompi kulit akan tampak seperti baru kembali, dengan tarif per

jaket Rp. 50.000,-

A

B

Gambar 7, A. Proses pengecatan ulang jaket dan, B. Jaket kulit yang

sedang dijemur

d. Bahan baku sarung tangan

Page 39: pp SELEKSI KULIT hri  senin 10r

Hasil produksi utama Perusahaan ““SARI BANTENG MULIA””

adalah bahan setengah jadi untuk bahan sarung tangan dalam bentuk

pikle dijual ke perusahaan sarung tangan, yang apabila sudah jadi

( menjadi sarung tangan ) pemasaranya di ekspor keluar negeri . dari

perusahaan “SARI BANTENG MULIA” dijual dengan harga Rp.

15000,-/sf

Gambar 8. Kulit domba pikle bahan baku sarung tangan

Page 40: pp SELEKSI KULIT hri  senin 10r

4. Struktur Perusahaan

Jumlah tenaga kerja 20 orang dari daerah sekitar lokasi perusahaan dipimpin oleh Bapak Sabar Mulyanto, dibantu Ibu Diah Hastuti sebagai pegawai administrasi, untuk manajer produksi dipegang oleh putra Bapak Sabar Mulyanto yaitu Gustaf Ajie Bachtiar yang masih berstatus sebagai mahasiswa. Untuk bidang unit yang lain tertera bada bagan dibawah ini :

Flashing1. Suwanto2. Rakidin

Stecking waliyem

Pimpinan perusahaanBp. Sabar

AdministrasiDiah Hastuti

Manajer ProduksiGustaf Ajie Bachtiar

SelektorSantoso

Unit MekanikSuyamto

Unit Teknik(Processing)

PemasaranBp. Sabar

Penyamakan1. Ari 2. Nanang3. Suwanto4. Rakidin

Pengawetan1. Budiarjo2. Sukajianto3. Edy

Suprapto

koordinator LapanganSuyamto

Seting outBambang

Saving Mulyono

Pengecatansarwanto

Pewarnaan1. Hendratmo2. Agus3. Diro

Page 41: pp SELEKSI KULIT hri  senin 10r

B. Seleksi Kulit Kambing dan Domba

Perusahaan penyamakan kulit ”SARI BANTENG MULIA”

mendatangkan kulit mentah dari berbagai tempat yaitu Yogyakarta, Madiun,

Surabaya, Klaten, Solo, Boyolali, Karanganyar dan Sragen, dan kulit - kulit

tersebut sudah diawetkan terlebih dahulu menggunakan metode pengawetan

penggaraman basah dan dibeli dengan hitungan per lembar dan menjual

dengan satuan per square feet (Sf), sesuai dengan pernyataan Gumilar, (2010)

bahwa perusahaan pegolahan kulit memulai dari kulit garaman bukan mentah

maupun pikle dan membeli dalam lembar dan menjual per square feet (sf) hal

inilah yang membuat kulit mempunyai nilai jual yang menjanjikan

keuntungan lebih. Penggaraman tersebut bertujuan untuk mengawetkan

kul;it agar tidak busuk dan juga kulit terhindar dari kerusakan saat

pengangkutan.

Kulit yang didatangkan dalam partai besar ( dapat diproses dalam satu

kali produksi ) ini ada yang diseleksi dan ada juga yang tidak yaitu

menyamaratakan semua kelas kulit dengan satu macam harga, karena

disamaratakan harganya biasanya kualitas terjamin karena sudah menjadi

langanan dan semua kulit yang diterima di perusahaan “SARI BANTENG

MULIA” sudah dalam bentuk kulit garaman, Secara garis besar dalam seleksi

kulit yang diamati di perusahaan “SARI BANTENG MULIA” adalah :

ukuran

Tidak berlubang / sobek

Kulit segar

Bulu tidak mendadak rontok

Tidak terkena penyakit / gudik

Tidak ada tanda-tanda pes ( benjolan pada kulit )

Kulit tidak terkena sayatan pisau (sneil)

Kulit yang disamak oleh perusahaan “SARI BANTENG MULIA” kulit

yang digunakan untuk bahan produksi diseleksi dirinci sebagai berikut :

Page 42: pp SELEKSI KULIT hri  senin 10r

1. Ukuran

Produk kulit perusahaan “SARI BANTENG MULIA” diukur

berdasarkan square feet (sf), dimana 1 score feet sama dengan 30 cm2,

dengan mengunakan alat yang terbuat dari paralon yang berbentuk

persegi panjang yang dilubangi pada sisinya sebagai tempat perentangan

benang sehingga benang tersebut saling bersinggungan membentuk

persegi- persegi dengan ukuran 30 cm2 dengan alat tersebut digunakan

sebagai ukuran dalam pengklasifikasian (seleksi) kulit, namun karena

penyeleksi sudah terbiasa dalam pengukuran kulit sehingga tidak

menggunakan alat bantu hanya menggunakan perkiraan saja, ukuran

kulit yang diterima dibagi menjadi 3 kelas yaitu :

a. Besar (≥7 square feet )

b. Sedang ( 5-6 square feet )

c. Kecil ( ≤4 square feet )

Gambar 9. Pengukuran kulit dengan alat bantu sederhana

Page 43: pp SELEKSI KULIT hri  senin 10r

Sesuai dengan pendapat suardana et al, (2008) bahwa kulit kambing

dan domba di seleksi berdasarkan ukuran bukan berdasarkan berat

seperti pada penjelasan SNI (Standar Nasional Indonesia) dan menurut

menurut purnomo (disitasi oleh Hoeruman, 2000) untuk kulit kambing

dan domba mentah. Namun standart ukuran kriteria yang dipakai

perusahaan “SARI BANTENG MULIA” adalah square feet (sf) berbeda

dengan yang dikemukakan oleh suardana et al, (2008) yaitu:

a. Kelas I, adalah kulit yang panjangnya 100 cm, lebar 70 cm

b. Kelas II, adalah kulit yang panjangnya 100 cm, lebar 60 cm.

c. Kelas III, adalah kulit yang panjangnya 90 cm, lebar 55 cm.

d. Kelas IV, adalah kulit yang panjangnya 80 cm, lebar 50

e. Kelas V, adalah kulit yang panjangnya 70 cm, lebar 45 cm

f. Kelas afkir, adalah kulit yang panjangnya kurang dari 70 cm

2. Keutuhan/ Kerusakan ( cacat )

Ada berbagai macam faktor yang membuat kulit dikatakan rusak

maupun cacat di perusahaan “SARI BANTENG MULIA” diantaranya

adalah :

Lubang kulit, Sneil (sayatan pisau saat penyembelihan namun tidak

sampai berlubang ), walaupun tidak berlubang namun pada waktu

proses flashing akan berlubang karena kulit terlalu tipis baik

disebabkan oleh luka yang membusuk maupun kesalahan pengulitan

pada proses pemotongan, sesuai dengan penjelasan Suardana et al.,

( 2008) yaitu kerusakan yang disebabkan pada waktu post-mortem

(waktu penyembelihan) yaitu pada proses pengulitan karena kesalahan

penggunaan peralatan, juga disebabkan oleh penggunaan peralatan

oleh orang yang bukan ahlinya dalam proses pengulitan. Penyakit

Page 44: pp SELEKSI KULIT hri  senin 10r

(scabies/gudik) atau parasit, akan menyebabkan kulit mengeras

sehingga pori-pori akan tertutup sehingga kulit menjadi kaku dan pada

proses pewarnaan warna tidak dapat meresap dan akan menjadi

belang-belang. sesuai dengan penjelasan Suardana et al, ( 2008)

mengenai kerusakan yang disebabkan pada waktu ante-mortem (waktu

ternak masih hidup) disebabkan oleh parasit dan penyakit. Parasit

menyebabkab rajah / bercak pada kulit dan juga membut lekukan-

lekukan kecil pada kulit sehingga kulit menjadi rusak, sedangkan

penyakit bisa disebabkan oleh pemeliharaan yang kurang baik

sehingga ternak menjadi sakit, pada saat itulah kulit menjadi lunak

sehingga penyakit kulit mudah menyerang.

Bekas luka, bekas luka akan mengurangi kualitas kulit dan sama

seperti terkena penyakit kulit yang. senada dengan penjelasan

Suardana et al, ( 2008) mengenai kerusakan yang disebabkan oleh

mekanis diantaranya adalah tekanan- tekanan terhadap ternak

( cambukan, pukulan saat hewan ternak akan disembelih ), bekas

terkena duri, cap bakar yang digunakan untuk mengidetifikasi ternak

dan lain lain. Dari faktor –faktor diatas perusahaan “SARI BANTENG

MULIA” mengelaskan berdasarkan rusak maupun cacat adalah sebagai

berikut :

a. Kelas 1 – 4 ( kulit tanpa cacat sampai kerusakan 25 % ).

Tidak terdapat kerusakan sampai dengan kerusakan 25 %

sudah sesuai dengan mutu nomor I berdasarkan penjelasan SNI

(Standar Nasional Indonesia) untuk kulit kambing dan domba

mentah. Bentuk kulit berdasarkan kualitasnya nampak seperti pada

gambar dibawah:

1.

.

Page 45: pp SELEKSI KULIT hri  senin 10r

2.

3.

.

4

Page 46: pp SELEKSI KULIT hri  senin 10r

Gambar 10, 1.gambar kulit kualitas I., 2. gambar kulit kualitas II., 3.

gambar kulit kualitas III., 4 gambar kulit kualitas IV.

b. Kelas 5 – 6 ( kulit rusak 50% ).

Sesuai dengan kualitas nomor III berdasarkan penjelasan SNI

(Standar Nasional Indonesia) untuk kulit kambing dan domba

mentah. Bentuk kulit berdasarkan kualitasnya nampak seperti pada

gambar dibawah:

1.

Page 47: pp SELEKSI KULIT hri  senin 10r

2

.

Gambar 11, 1.gambar kulit kualitas V., 2. gambar kulit kualitas VI.

c. Kelas R1 ( kulit rusak 75% ), Kelas R2 ( kulit rusak 85% ), dan

Kelas Afal ( kulit sudah tidak terpakai ). Bentuk kulit berdasarkan

kualitasnya nampak seperti pada gambar dibawah:

1.

Page 48: pp SELEKSI KULIT hri  senin 10r

2

3

Page 49: pp SELEKSI KULIT hri  senin 10r

Gambar 12, 1. kulit kualitas R1., 2. kulit kualitas R2., 3. kulit

kualitas reject

Sesuai dengan kualitas reject/afkir berdasarkan penjelasan SNI

(Standar Nasional Indonesia) untuk kulit kambing dan domba mentah

karena tidak masuk dalam mutu I, II, dan III SNI selain itu dianggap

reject/afkir

3. Jenis Kulit

Pada umumnya kulit hewan (Mamalia, Reptil, Aves, Pices,

Amphybia) diawetkan atau disamak, namun paling banyak digunakan

adalah kulit : Sapi, kerbau, kambing dan domba. Namun yang

diproduksi di perusahaan “SARI BANTENG MULIA” adalah :

a. kulit domba , dengan ciri-ciri :

1) Pori-pori kecil, lebih dari kambing

2) Kulit tipis

3) Tidak ada garis punggung

4) Tekstur lembut

b. kulit kambing, dengan ciri-ciri :

Page 50: pp SELEKSI KULIT hri  senin 10r

1) Pori-pori besar, lebih besar dari domba

2) Kulit tebal

3) Tekstur kasar.

4) Ada garis punggung disepanjang punggung

4. HASIL SELEEKSI

Dari data penerimaan kulit pada waktu Praktek Perusahaan di

perusahaan “SARI BANTENG MULIA” yang diperoleh dari berbagai

daerah disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut :

Kulit yang diterima diseleksi berdasarkan klasifikasinya tampak pada tabel dibawah ini :

1). Kambing

No Asal KulitJenis Kulit ( lembar ) Jumlah per/

kirimanKambing Domba1 Solo 1800 2200 30002 Sragen 1100 1400 25003 Karanganyar 1900 1600 35004 Madiun 400 1700 21005 Surabaya 1600 1100 27006 Klaten 1700 1200 29007 Boyolali 1200 1300 2500

Jumlah total 9700 10500 20200

Page 51: pp SELEKSI KULIT hri  senin 10r

No

Kualitas Kulit Jumlah (lembar)I II III IV V VI R1 R2 Reject

1 321 621 483 219 88 37 15 10 6 18002 192 324 431 86 35 17 8 4 3 11003 327 624 549 206 96 45 32 12 9 19004 87 122 86 65 21 6 8 5 -  4005 365 183 421 246 352 9 8 3 13 16006 317 721 512 51 75 10 7 4 3 17007                   1200

Jumlah Total 9700

2). Domba

Keterangan : untuk kulit dari boyolali tidak diadakan penyeleksian karena harganya disamaratakan

Selain penerimaan kulit yang diproses sendiri perusahaan kulit “SARI BANTENG MULIA” juga menerima jasa. Jumlah produk yang diolah menggunakan jasa yang disediakan di perusahaan “SARI BANTENG MULIA” yaitu sebagai berikut :

1) Penyamakan kulit kambing dan domba sejumlah 3760 lembar terbagi dalam 3 periode yaitu: 943 lembar, 243 lembar, dan 1574 lembar

No

Kualitas Kulit Jumla

h (lemb

ar)I II III IV V VI R1 R2 Reject

1 506 897 743 387 321 89 14 19 24 30002 452 596 631 456 313 12 13 12 15 25003 783 1521 715 197 129 69 28 23 35 35004 378 532 542 463 84 61 13 15 12 21005 693 832 539 339 134 94 24 31 14 27006 456 894 671 562 243 34 12 17 11 29007 2500

Jumlah Total 20200

Page 52: pp SELEKSI KULIT hri  senin 10r

2) Pengecatan ulang jaket kulit, selama pelaksanaan praktek perusahaan menjumpai 3 kali proses pengecatan ulang yaitu : 4 jaket, 6 jaket dan 5 jaket

3) Pewarnaan kulit sapi, dalam pewarnaan tidak dihitung dalam lembar melainkan dalam hitungan berat (kg), dengan perkiraan 100 kg sama dengan 1000 sf. Selama pelaksanaan praktek perusahaan menjumpai 4 kali proses pewarnaan masing masing :a) 300 kg setara dengan 3000 sfb) 150 kg setara dengan 1500 sfc) 350 kg setara dengan 3500 sfd) 250 kg setara dengan 2500 sf

5. Analisa UsahaDihitung dari awal berdirinya preusahaan kulit “SARI BANTENG MULIA”Analisa dihitung dalam periode perbulan.

1. Pengeluaran perbulan

a. Biaya tetap

Biaya proyek awal(Tanah, bangunan, Kantor, drum penyamak, genset, serta perlengkapanlainnya). : 10 M

6. Penyusutan perbulan

Perusahaan ini diperkirakan dapat berproduksi selama 20 tahun.

=>Harga awal -

Harga awalMasa pakai

Masa pakai

=>10.000.000.000,- -

10.000.000.000,-20 tahun

20 tahun

=>9.500.000.000.-

= Rp. 475.000.000.-/tahun20

=> = Rp. 39.583.333,-=> 475.000.000

12

Page 53: pp SELEKSI KULIT hri  senin 10r

b. Biaya tidak tetap

1) Pembelian kulit domba Kualitas I-IV sebanyak 14785

lembar (@ lembar Rp. 40.000,-) Kualitas V-VI sebanyak 1583

lembar (@lembarRp. 20.000,- ) Kualitas R1-R2 sebanyak 221 (@

lembar Rp. 12.000,-) Reject sebanyak 111 lembar (@

lembar Rp. 5.000,-)2) Pembelian kulit kambing

Kualitas I-IV sebanyak 7559 lembar (@ lembar Rp. 38.000,-)

Kualitas V-VI sebanyak 791 lembar (@ lembarRp. 17.000,- )

Kualitas R1-R2 sebanyak 116 lembar (@ lembar Rp. 12.000,-)

Reject sebanyak 34 lembar (@ lembar Rp. 5.000,-)

3) Pembelian bahan kimia untuk memproses 20200 lembar (141400 sf) dalam 1 bulan (@ 2000/sf )

4) Gaji karyawan Bagian proses penyamakan 15 orang

(@ Rp. 750.000,-/bulan).7. Teknisi mesin 2 orang

( @ Rp. 750.000,-/bulan ).

8. Koordinator lapangan1orang

( 1.500.000 ,-/bulan )

9. Sopir dan seleksi kulit 1 orang

( Rp. 900.000,-/bulan )

10. Administrasi 1 orang

( Rp. 1.250.000,-/bulan )5) Solar (Rp. 2.500.000,-/bulan )

6) Transportasi (Rp. 3.000.000,-/bulan )7) Biaya listrik (Rp. 500.000,-/bulan )

Rp. 591.400.000,-

Rp. 31.660.000,-

Rp. 2.652.000,-

Rp. 555.000,-

Rp. 287.242.000,-

Rp. 13.447.000,-

Rp. 1.392.000,-

Rp. 170.000,-

Rp. 40.400.000,-

Rp. 11.250.000,-

Rp. 3.000.000,-

Rp. 1.500.000,-

Rp. 900.000,-

Rp. 1.250.000,-

Rp. 2.500.000,-

Rp. 3.000.000,-Rp. 500.000,-

Page 54: pp SELEKSI KULIT hri  senin 10r

Jumlah Rp 1.218.263.000,-

Jumlah biaya perbulan Rp. 1.257.846.333,-

2. Pendapatana. Penjualan kulit pikle untuk pembuatan Sarung Tangan

= 14785 lembar (103495 sf, @Rp. 15.000 /sf ) = 103495 x 15.000 = Rp. 1.552.425.000,-

b. Jasa Penyamakan kulit mentah sampai proses pickle (@Rp. 2500 /sf )

943 lembar (6629 sf) 6629 x 2500 = Rp. 16.572.500,-

1243 lembar (8701 sf)8701 x 2500 = Rp. 21.752.500,-

1574 lembar (11018 sf)11018 x 2500 = Rp. 27.545.000,-

c. Jasa pewarnaan kulit sapi (@Rp. 1500 /sf ) 300 kg setara dengan 3000 sf

3000 x 1500 = Rp. 4.500.000,- 150 kg setara dengan 1500 sf

1500 x 1500 = Rp. 2.250.000,- 350 kg setara dengan 3500 sf

3500 x 1500 = Rp. 5.250.000,- 250 kg setara dengan 2500 sf

2500 x 1500 = Rp. 3.750.000,-d. Jasa pengecatan ulang (@Rp. 50.000 /jaket)

4 jaket 4 x 50000 =Rp. 200.000,-

6 jaket6 x 50000 =Rp. 300.000,-

5 jaket5 x 50000 =Rp. 250.000,-

e. Penjualan sisa-sisa potongan kulit samak 90 kg

= 90 kg (@Rp. 1.500,- /kg )

= 90 x 1500 = Rp. 135.000,-

Jumlah pendapatan pertahun Rp. 1.634.930.000,-

Page 55: pp SELEKSI KULIT hri  senin 10r

3. LabaLaba perusahaan dapat dihitung dengan mencari selisih antara jumlah pendapatan dengan jumlah biaya. Total pendapatan – Total biaya Rp. 1.634.930.000,- – Rp. 1.257.846.333,- Rp. 377.083.667,- /bulan

4. Hasil usaha1. BEP ( Break Even Point )

a. BEP Harga Total biaya : Jumlah produksi Rp. 1.257.846.333,- / 20200 lembar ( 141400 sf ) Rp 8.895,- /sf Dari hasil analisa usaha untuk harga produksi dicapai titik

impas modal bila harga Rp 8.895,- /sf, sedangkan penjualan sebesar Rp.12.500,-/sf maka memperoleh keuntungan Rp. 3.605,-/sf

b. BEP Produksi Total biaya : Harga produksi Rp. 1.257.846.333,- : Rp. 12.500,- 100627 sf /bulan Dari hasil analisa usaha untuk volume produksi dicapai titik

impas modal bila volume produksi 83856 sf /bulan, sedangkan yang diproduksi sejumlah 141400 sf sehingga perusahaan memperoleh keuntungan 40773 sf / tahun.

2. B / C Ratio (Benefit / Cost Ratio) Total pendapatan : Total biaya Rp. 1.634.930.000,- – Rp. 1.257.846.333, 1.29Dengan melihat analisa B / C maka usaha ini layak untuk diperkembangkan karena B / C > 1, berarti keuntungan 29 % /tahun.

3. ROI (Return of Investment) (Laba : Modal) X 100 % ( Rp. . 377.083.667,- : Rp. 10.000.000.000,- ) X 100% 3.77% Efisiensi penggunaan modal usaha mencapai 3.77 % sehingga

modal akan kembali setelah ( 100 : 377,148 ) X 1 tahun =26.52 tahun. sehingga modal akan kembali dalam waktu ± 26.5 bulan

Page 56: pp SELEKSI KULIT hri  senin 10r

IV. PENUTUP

A. KesimpulanDari hasil praktek perusahaan yang telah dilaksanakan dengan judul “

Seleksi Kulit di Perusahaan “SARI BANTENG MULIA” Kecamatan

Mojolaban Kabupaten Sukoharjo”, telah dilaksanakan pada tanggal 1 s/d 20

November 2010 dapat disimpulkan bahwa Seleksi kulit menggunakan

menggunakan dasar ukuran, kerusakan kulit dan, keutuhan kulit. Di

Perusahaan “SARI BANTENG MULIA” menerima jasa penyamakan kulit

kambing domba, pewarnaan kulit, dan pengecatan ulang jaket.

Dari hasil analisa usaha Perusahaan “SARI BANTENG MULIA” tersebut bisa dikatakan layak.

B. Saran Perlu adanya pengolahan limbah, baik limbah padat maupun cair agar

tidak berdampak terhadap lingkungan sekitar

Page 57: pp SELEKSI KULIT hri  senin 10r

DAFTAR PUSTAKA

Gumilar, Jajang. 2010. Hubungan Antara Berat Kuilt Domba Garaman, Berat

Blotten dan Berat Wet Blue dengan Luas Kulit Jadi. Fakultas Peternakan,

Universitas Padjadjaran (dipublikasikan pada proseding Seminar Nasional

Perspektif Pengembangan Agribisnis Peternakan di Indonesia, Universitas

Jendral Sudirman )

Hoeruman, Iman. 2000. Ketebalan, Bobot Dan Luas Kulit Mentah Segar Domba

Lokal Jantan Yang Diberi Pakan Dengan Penambahan Probiotik Dan By

Pass Protein Selama Masa Penggemukan. Institut Pertanian Bogor, Bogor

Jodoamidjojo, R.M. 1981b. Penyamakan Kulit Untuk Pedesaan. Cetakan Pertama,

Penerbit Angkasa Bandung, Bandung.

Nuhriawangsa, Adi Magna Patriadi. 2003. Buku asistensi Teknik Pemotongan.

Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret, Surakarta

Rahmat, aidil., latif sahubawa dan iwan yusuf. 2008. Pengaruh Pengulangan

Pengapuran Dengan Kapur Tohor (Cao) Terhadap Kualitas Fisik Kulit

Pari Tersamak. Majalah kulit, karet dan, plastik volume 24

Suardana, I wayan., I Made Sudiadnyana Putra dan Rubiyanto. 2008. Kriya Kulit

Jilid 1 untuk SMK . Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan,

Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah,

Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.

Page 58: pp SELEKSI KULIT hri  senin 10r

Widarto. 2008. Teknik Pemesinan Jilid 1 untuk SMK. Direktorat Pembinaan

Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat, Jakarta.