Pp Supervisi Individu

Embed Size (px)

DESCRIPTION

aaaaa

Citation preview

PRE PLANNING TEKNIK RELAKSASI OTOT PROGRESIFPADA NY. S DENGAN ASAM URATDI RW II KELURAHAN PEDALANGANKEPERAWATAN KELUARGA

Disusun untuk Memenuhi Tugas Laporan Praktik Keperawatan KeluargaDosen Pembimbing : Rita Hadi Widyastuti, M.Kep, Sp.Kom

Disusun oleh:MURI MURDIANA AGUSTIN22020115210004

PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN XXVIJURUSAN ILMU KEPERAWATANFAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS DIPONEGOROSEMARANG2015PRE PLANNING TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIFPADA NY. S DENGAN ASAM URAT

Latar Belakang MasalahTujuan UmumSetelah dilakukan intervensi keperawatan berupa terapi relaksasi otot progresif kepada keluarga Tn. E khusunya Ny. S selama 4 minggu diharapkan Ny. S dapat mempraktekkan terapi otot progresif minimal 2 kali dalam seminggu.

KhususSetelah dilakukan tindakan terapi relaksasi otot progresif selama 10 menit Ny. S dapat :

Menyebutkan pengertian dan manfaat terapi relaksasi otot progresif.Menyebutkan langkah terapi relaksasi otot progresif minimal 3 langkah.Mempraktekkan terapi relaksasi otot progresif minimal 5 gerakan.

Rencana PelaksanaanMetode Pelaksanaan CeramahTanya jawabDemonstrasi

Sasaran dan Target Sasaran: Keluarga Tn. E khusunya Ny. S

Target: Ny. SStrategi Pelaksanaan Persiapan media pendidikan kesehatan yang akan digunakan (leaflet)Kontrak waktu dengan Ny. SPersiapan tempay yaitu di rumah Ny. SPelaksanaan praktek dengan Ny. STanya jawab dan diskusiEvaluasi

Media dan Alat BantuMedia: Leaflet, multimedia pemutaran musik dan instrumen supervisi implementasiAlat bantu: Kertas, bolpoin dan kamera.

Setting TempatKeterangan :

: Mahasiswa: Klien : Supervisor

Susunan Acara Hari/tanggal: Jumat, 2 Oktober 2015

Waktu: 13.00 WIBNo.TahapKegiatanRespon AudiensWaktu1.Pra Interaksi

PembukaanMenyampaikan salamMengulangi kontrak yang telah disepakatiMenyampaikan maksud dan tujuanMenjelaskan prosedur kegiatan

Menjawab salamMendengarkan dan mengerti Memberikan respon

5 Menit2.Interaksi

Menjelaskan nama kegiatan (relaksasi otot progresif) dan tujuannyaMengajarkan langkah-langkah dalam melakukan relaksasi otot progresif, mulai dari pemanasan, inti, sampai pendinginanMempraktikkan relaksasi otot progresif bersama klien

Menanyakan perasaan klien setelah melakukan Terapi relaksasi otot progresif

Mengikuti instrukturMenjawab pertanyaan

10 menit3.TerminasiMelakukan evaluasi kegiatanMengakhiri kontrak dan kontrak waktu untuk pertemuan selanjutnyaMengucapkan terima kasihMemberi reinforcement positiveSalam penutup

Menjawab salam

5 menit

Pengorganisasian PeranTugasPelakuSupervisor

Memberikan penilaian dan observasi kegiatan evaluasi.Ns. M. Muin, M.Kep, Sp.KomMahasiswaMemberikan kegiatan implementasi terapi relaksasi otot progresifMuri Murdiana AgustinKlienMengikuti relaksasi otot progresifsesuai instruksi mahasiswaNy. S

Evaluasi Struktur

Menyiapkan pre planning 2 hari sebelum implementasiWaktu pelaksanaan telah disepakati dan ditetapkan 1 hari sebelum implementasiTempat dan perlengkapan kegiatan telah dipersiapkan

Proses

Klien antusias dan kooperatifWaktu pelaksanaan terapi sesuai dengan rencana kegiatanSupervisor dan mahasiswa melakukan kegiatan sesuai dengan perannyaSuasana tenangKlien dapat mengikuti terapi relaksasi otot progresif sampai dengan selesai

Hasil

Klien bersedia mengikuti terapi relaksasi otot progresif sampai dengan selesaiPelaksanaan terapi dilaksanakan sesuai dengan jadwal 20 menitKlien mampu mengikuti relaksasi otot progresif sesuai dengan kemampuan kelayanKlien mengungkapkan perasaan rileks.

Klien mampu melakukan redemonstrasi terapi relaksasi otot progresif minimal 5 gerakan.

Lembar Evaluasi ProsedurProgressive Muscullar RelaxationKlien menggenggam tangan kiri sambil membuat kepalan, ditahan selama 2 kali 8 hitunganKlien menggenggam tangan kanan sambil membuat kepalan, ditahan selama 2 kali 8 hitunganMenekuk kedua lengan ke belakang pada pergelangan tangan, jari-jari menghadap ke langit-langit. Menggenggam kedua tangan sehingga menjadi kepalan kemudian membawa kedua kepalan ke pundak sehingga otot-otot biceps akan menjadi tegang.Mengangkat kedua bahu setinggi-tingginya seakan-akan bahu akan dibawa hingga menyentuh kedua telinga. Mengerutkan dahi dan alis sampai ototototnya terasa dan kulitnya keriput. Gerakan yang ditujukan untuk mengendurkan otot-otot mata diawali dengan menutup keras-keras mata sehingga dapat dirasakan ketegangan di sekitar mata dan otot-otot yang mengendalikan gerakan mata. Mengatupkan rahang, diikuti dengan menggigit gigi-gigi sehingga ketegangan di sekitar otot-otot rahang.Bibir dimoncongkan sekuat-kuatnya sehingga akan dirasakan ketegangan di sekitar mulut.Meletakkan kepala sehingga dapat beristirahat, kemudian diminta untuk menekankan kepala pada permukaan bantalan kursi sedemikian rupa sehingga klien dapat merasakan ketegangan di bagian belakang leher dan punggung atas.Membawa kepala ke muka, kemudian klien diminta untuk membenamkan dagu ke dadanya. Sehingga dapat merasakan ketegangan di daerah leher bagian muka.Mengangkat tubuh dari sandaran kursi, kemudian punggung dilengkungkan, lalu busungkan dada. Kondisi tegang dipertahankan selama 10 detik, kemudian rileks. Menarik kuat-kuat perut ke dalam, kemudian menahannya sampai perut menjadi kencang dan keras. Setelah 10 detik dilepaskan bebas, kemudian diulang kembali seperti gerakan awal untuk perut ini.

Lampiran Media Intervensi Leaflet Terlampir

Referensi JurnalPenelitian Dewi Ika (2013) yang berjudul Efektivitas Senam Jantung Sehat dan Senam Ergonomik Terhadap Penurunan Tekanan Darah Lansia Hipertensi di Desa Tangkil Kulon Kecamatan Kedungwuni Kab. Pekalongan menunjukkan bahwa hasil penelitian mengenai tekanan darah sesudah diberikan senam jantung sehat menunjukkan bahwa tekanan darah sistolik pada sebagian responden sebesar 120 mmHg (40%) dan lebih dari separuh responden mempunyai tekanan diastolik 80 mmHg (90%). Tekanan darah sistolik responden tertinggi sebesar 140 mmHg (10%) dan terendah 120 mmHg (40%), tekanan darah diastolik responden tertinggi 90 mmHg (10%) dan terendahnya 80 mmHg (90%). Nilai rata-rata tekanan darah sistolik sesudah diberikan intervensi senam jantung sehat 126,2 mmHg dan mean tekanan darah diastolik sesudah diberikan intervensi senam jantung sehat 81 mmHg (Ika & Tri Lisnawati, 2013)

Penurunan tekanan darah ini terjadi karena pembuluh darah mengalami pelebaran dan relaksasi, dengan melakukan olah-raga secara terus menerus dapat melemaskan pembuluh-pembuluh darah sehingga tekanan darah mengalami penurunan. Penurunan tekanan darah juga dapat terjadi akibat aktivitas memompa jantung tersebut berkontraksi lebih sedikit daripada otot jantung individu yang jarang berolahraga, untuk memompakan volume darah yang sama. Oleh karena olahraga aerobik dapat menyebabkan penurunan denyut jantung, maka olahraga ini akan menurunkan cardiac output, yang pada akhirnya menyebabkan penurunan tekanan darah. Peningkatan efisiensi kerja jantung dicerminkan dengan penurunan tekanan sistolik, sedangkan penurunan tahanan perifer dicerminkan dengan penurunan tekanan diastolik (Syatria, 2006).

Daftar Pustaka Baradero, Mary. (2008). Klien gangguan kardiovaskular : seri asuhan keperawatan. Jakarta : EGC. Departemen Kesehatan. (2004) . Survei kesehatan nasional. Laporan Departemen Kesehatan RI. Jakarta.

Ika & Tri Lisnawati. (2013). Efektivitas senam jantung sehat dan senam ergonomik terhadap penurunan tekanan darah pada lansia hipertensi di desa tangkil kulon kecamatan kedungwuni Kabupaten Pekalongan, skripsi STIKES Muh. Pekajangan. Lanny, Sustarini. (2004). Hipertensi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.Memet, Obin. (2001). Senam Jantung Sehat Seri III. Jakarta: Badan Pelaksana Pusat klub Jantung Sehat Yayasan Jantung Indonesia.Susilo, Y. & Wulandari, A. (2011). Cara jitu mengatasi hipertensi. Edisi 1. Yogyakarta: ANDI.Syatria, A. (2006). Pengaruh olahraga terprogram terhadap tekanan darah pada mahasiswa fakultas kedokteran Universitas Diponegoro yang mengikuti ekstrakulikuler basket, skripsi dr, Universitas Diponegoro.Tambayong, Jan. (2000). Patofisiologi Untuk Keperawatan. Jakarta : EGC.Valentine, Dian Ary. 2012. Pengaruh Teknik Relaksasi Otot Progresif Terhadap Tekanan Darah Pada Lansia Dengan Hipertensi Di Kel.Pringapus, Kec. Pringapus Kab. Semarang. Diakses di http://perpusnwu.web.id/karyailmiah/documents/3547.pdf pada 21 September 2015" http://perpusnwu.web.id/karyailmiah/documents/3547.pdf pada 21 September 2015.Widianti, AT & Proverawati, A. (2010). Senam kesehatan. Nuha Medika: Yogyakarta.