43
BAB II MENDISKRIPSIKAN GANGGUAN PERDARAHAN 2.1 DEFINISI PERDARAHAN 3 komponen utama dalam sistem ini adalah jantung, pembuluh darah, dan darah, yang ketiganya harus berfungsi dengan baik agar tidak terjadi gangguan dalam tubuh. Dalam dunia kedokteran dikenal adanya istilah perfusi yaitu sirkulasi yang adekuat ke seluruh tubuh, memasok sel dan jaringan dengan oksigen dan bahan nutrisi, serta mengangkut kembali zat karbon dioksida dan sisa pembakaran tubuh. Jika hal di atas terganggu pada salah satu atau lebih sel dan organ tubuh oleh satu atau beberapa penyebab, maka sel atau organ tersebut akan mengalami keadaan berbahaya, yaitu akan berkurangnya pasokan darah, oksigen, dan nutrisi sehingga zat sampah (karbon dioksida dan sisa pembakaran) akan bertumpuk. Keadaan ini dikenal dengan istilah Hipoperfusi atau Syok. Perawatan perdarahan Perlindungan terhadap infeksi pada penanganan perdarahan: 1

PPC perdarahan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

nmm

Citation preview

Page 1: PPC perdarahan

BAB II

MENDISKRIPSIKAN GANGGUAN PERDARAHAN

2.1 DEFINISI PERDARAHAN

3 komponen utama dalam sistem ini adalah jantung, pembuluh darah, dan darah,

yang ketiganya harus berfungsi dengan baik agar tidak terjadi gangguan dalam

tubuh.

Dalam dunia kedokteran dikenal adanya istilah perfusi yaitu sirkulasi yang

adekuat ke seluruh tubuh, memasok sel dan jaringan dengan oksigen dan bahan

nutrisi, serta mengangkut kembali zat karbon dioksida dan sisa pembakaran tubuh.

Jika hal di atas terganggu pada salah satu atau lebih sel dan organ tubuh oleh satu

atau beberapa penyebab, maka sel atau organ tersebut akan mengalami keadaan

berbahaya, yaitu akan berkurangnya pasokan darah, oksigen, dan nutrisi sehingga

zat sampah (karbon dioksida dan sisa pembakaran) akan bertumpuk. Keadaan ini

dikenal dengan istilah Hipoperfusi atau Syok.

Perawatan perdarahan

Perlindungan terhadap infeksi pada penanganan perdarahan:

Pakai APD(alat perlindungan diri) agar tidak terkena darah atau cairan tubuh

korban Jangan menyentuh mulut, hidung, mata, makanan sewaktu memberi

perawatan Cucilah tangan segera setelah selesai merawat Dekontaminasi atau

buang bahan yang sudah ternoda dengan darah atau cairan tubuh korban Pada

perdarahan besar: Jangan buang waktu mencari penutup muka

Tekan langsung dengan tangan (sebaiknya menggunakan sarung tangan) atau

dengan bahan lain.

Bila tidak berhenti maka tinggikan bagian tersebut lebih tinggi dari jantung

(hanya pada alat gerak), bila masih belum berhenti maka lakukan penekanan pada

titik-titik tekan.

Pertahankan dan tekan cukup kuat Pasang pembalut penekan. Pada perdarahan

ringan atau terkendali:

1

Page 2: PPC perdarahan

a. Gunakan tekanan langsung dengan penutup luka

b. Tekan sampai perdarahan terkendali

c. Pertahankan penutup luka dan balut

d. Sebaiknya jangan melepas penutup luka atau balutan pertama

Berdasarkan letak keluarnya darah, perdarahan dibagi menjadi 2 jenis, yaitu:

1. Perdarahan luar (terbuka)

2. Perdarahan dalam (tertutup)

2.2 PERDARAHAN LUAR (TERBUKA)

Kerusakan dinding pembuluh darah yang disertai kerusakan kulit sehingga

darah keluar dari tubuh dan terlihat jelas keluar dari luka tersebut dikenal dengan

nama Perdarahan Luar (terbuka).

Bila sebagai seorang pelaku pertolongan pertama menemukan korban

dengan kondisi seperti itu, maka harus berhati-hati dalam melakukan pertolongan

karena sebagai penolong harus menganggap darah ini dapat menulari. Pastikan

untuk memakai alat perlindungan diri, segera membersihkan darah yang

menempel baik pada pakaian, tubuh, maupun peralatan.

Berdasarkan pembuluh darah yang mengalami gangguan, perdarahan luar ini

dibagi menjadi tiga bagian:

1. Perdarahan nadi (arteri), ditandai dengan darah yang keluar menyembur sesuai

dengan denyutan nadi dan berwarna merah ter

ang karena kaya dengan oksigen. Perdarahan ini sulit untuk dihentikan, sehingga

harus terus dilakukan pemantauan dan pengendalian perdarahan hingga diperoleh

bantuan medis.

2

Page 3: PPC perdarahan

2.  Perdarahan Balik (Vena), darah yang keluar berwarna merah gelap, walaupun

terlihat luas dan banyak namun umumnya perdarahan vena ini mudah

dikendalikan. Namun perdarahan vena ini juga berbahaya bila terjadi pada

perdarahan vena yang besar masuk kotoran atau udara yang tersedot ke dalam

pembuluh darah melalui luka yang terbuka.

3. Perdarahan Rambut (Kapiler), berasal dari pembuluh kapiler, darah yang

keluar merembes perlahan. Ini karena pembuluh kapiler adalah pembuluh darah

terkecil dan hampir tidak memiliki tekanan. Jika terjadi perdarahan, biasanya akan

membeku sendiri. Darah yang keluar biasanya berwarna merah terang seperti

darah arteri atau bisa juga gelap seperti darah vena.

Pengendalian perdarahan bisa bermacam-macam, tergantung pada jenis dan

tingkat perdarahannya. Untuk perdarahan terbuka, pertolongan yang dapat

diberikan antara lain:

3

Page 4: PPC perdarahan

1. Tekanan Langsung pada Cedera

Penekanan ini dilakukan dengan kuat pada pinggir luka. Setelah beberapa saat

sistem peredaran darah akan menutup luka tersebut. Teknik ini dilakukan untuk

luka kecil yang tidak terlalu parah (luka sayatan yang tidak terlalu dalam).

Cara yang terbaikpada umumnya yaitu dengan mempergunakan kassa steril (bisa

juga dengan kain bersih), dan tekankan pada tempat perdarahan. Tekanan itu

harus dipertahankan terus sampai perdarahan berhenti atau sampai pertolongan

yang lebih baik dapat diberikan. Kasa boleh dilepas jika sudah terlalu basah oleh

darah dan perlu diganti dengan yang baru.

2. Elevasi

Teknik dilakukan dengan mengangkat bagian yang luka (setelah dibalut) sehingga

lebih tinggi dari jantung. Apabila darah masih merembes, di atas balutan yang

pertama bisa diberi balutan lagi tanpa membuka balutan yang pertama.

Elevasi dilakukan hanya untuk perdarahan pada daerah alat gerak saja dan

dilakukan bersamaan dengan tekanan langsung. Metode ini tidak dapat digunakan

untuk korban dengan kondisi cedera otot rangka dan benda tertancap.

3. Tekanan pada titik nadi

Penekanan titik nadi ini bertujuan untuk mengurangi aliran darah menuju bagian

yang luka. Pada tubuh manusia terdapat 9 titik nadi, yaitu temporal artery (di

kening), facial artery (di belakang rahang), common carotid artery (di pangkal

leher, dan dekat tulang selangka ), brachial artery (di lipat siku), radial artery (di

pergelangan tangan), femoral artery (di lipatan paha), popliteal artery (di lipatan

lutut), posterior artery (di belakang mata kaki), dan dorsalis pedis artery (di

punggung kaki).

4. Immobilisasi

Bertujuan untuk meminimalkan gerakan anggota tubuh yang luka. Dengan

sedikitnya gerakan, diharapkan aliran darah ke bagian yang luka tersebut

menurun.

4

Page 5: PPC perdarahan

5. Torniquet

Teknik ini hanya dilakukan untuk menghentikan perdarahan di tangan atau kaki

saja, merupakan pilihan terakhir, dan hanya diterapkan jika ada kemungkinan

amputansi. Bagian lengan atau paha atas diikat dengan sangat kuat sehingga darah

tidak dapat mengalir. Tempat yang terbaik untuk memasang torniket adalah lima

jari di bawah ketiak (untuk perdarahan lengan) dan lima jari di bawah lipat paha

(untuk perdarahan di kaki).

Untuk memudahkan para pengusung, torniket harus terlihat jelas dan tidak boleh

ditutupi, sehingga torniket dapat dikendorkan selama 30 detik setiap 10 menit

sekali. Sementara itu, tempat perdarahan diikat dengan kasa steril. Torniket hanya

digunakan untuk perdarahan yang hebat atau untuk lengan atau kaki yang cedera

hebat.

Korban harus segara dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan lebih

lanjut. Jika korban tidak segera mendapat penanganan, bagian yang luka bisa

membusuk.

6. Kompres dingin

Tujuan dilakukannya kompres dingin adalah untuk menyempitkan pembuluh

darah yang mengalami perdarahan (faso konstriksi) sehingga perdarahan dapat

dengan cepat terhenti.

2.3 PERDARAHAN DALAM (TERTUTUP)

Perdarahan dalam umumnya disebabkan oleh benturan tubuh korban dengan

benda tumpul, atau karena jatuh, kecelakaan kendaraan bermotor, ledakan, dan

lain sebagainya. Luka tusuk juga dapat mengakibatkan hal tersebut, berat

ringannya luka tusuk bagian dalam sangat sulit dinilai walaupun luka luarnya

terlihat nyata.

Kita tidak akan melihat keluarnya darah dari tubuh korban karena kulit

masih utuh, tapi dapat melihat darah yang terkumpul di bawah permukaan kulit

seperti halnya kasus memar. Perdarahan dalam ini juga bervariasi mulai dari yang

5

Page 6: PPC perdarahan

ringan hingga yang dapat menyebabkan kematian. Untuk kasus yang

menyebabkan kematian adalah karena :

1. Rusaknya alat dalam tubuh dan pembuluh darah besar yang bisa

menyebabkan hilangnya banyak darah dalam waktu singkat.

2. Cedera pada alat gerak, contohnya pada tulang paha dapat merusak

jaringan dan pembuluh darah sehingga darah yang keluar dapat

menimbulkan syok.

3. Kehilangan darah yang tidak terlihat (tersembunyi) sehingga penderita

meninggal tanpa mengalami luka luar yang parah.

Mengingat perdarahan dalam berbahaya dan tidak terlihat (tersamar), maka

penolong harus melakukan penilaian dengan pemeriksaan fisik lengkap termasuk

wawancara dan analisa mekanisme kejadiannya. Lebih baik kita menganggap

korban mengalami perdarahan dalam daripada tidak, karena penatalaksanaan

perdarahan dalam tidak akan memperburuk keadaan korban yang ternyata tidak

mengalaminya.

Tanda-tanda yang mudah dikenali pada perdarahan dalam:

1. Memar disertai nyeri tubuh

2. Pembengkakan terutama di atas alat tubuh penting

3. Cedera pada bagian luar yang juga mungkin merupakan petunjuk bagian

dalam yang mengalami cedera

4. Nyeri, bengkak dan perubahan bentuk pada alat gerak

5. Nyeri bila ditekan atau kekakuan pada dinding perut, dinding perut

membesar

6. Muntah darah

7. Buang air besar berdarah, baik darah segar maupun darah hitam seperti

kopi

8. Luka tusuk khususnya pada batang tubuh

9. Darah atau cairan mengalir keluar dari hidung atau telinga

10. Batuk darah

6

Page 7: PPC perdarahan

11. Buang air kecil bercampur darah

12. Gejala dan tanda syok.

Jika tanda-tanda tersebut terlihat atau teraba pada pemeriksaan fisik, lakukan

segera pertolongan pertama untuk penatalaksanaan korban dengan perdarahan

dalam.

Cara – cara penatalaksanaan untuk korban dengan perdarahan dalam adalah

sebagai berikut:

1. Baringkan korban

2. Pertahanan jalan napas, pernapasan, dan sirkulasi

3. Berikan oksigen bila ada

4. Periksa pernafasan dan nadi secara berkala

5. Rawat sebagai syok

6. Jangan memberikan makan atau minum

7. Jangan lupa mengenai cedera atau gangguan lainnya

8. Segera bawa ke fasilitas kesehatan terdekat

Berbeda dengan perdarahan terbuka, pertolongan yang bisa diberikan pada korban

yang mengalami perdarahan dalam adalah sebagai berikut:

1. Rest : Korban diistirahatkan dan dibuat senyaman mungkin

2. Ice : Bagian yang luka dikompres es sehingga darahnya membeku. Darah

yang membeku ini lambat laun akan terdegradasi secara alami melalui

sirkulasi dan metabolisme tubuh.

3. Commpression : Bagian yang luka dibalut dengan kuat untuk membantu

mempercepat proses penutupan lubang/bagian yang rusak pada pembuluh

darah

4. Elevation : Kaki dan tangan korban ditinggikan sehingga lebih tinggi dari

jantung.

7

Page 8: PPC perdarahan

2.4 TEHNIK MENGHENTIKAN PERDARAHAN

 perdarahan luar

Penekanan langsung pada luka ( dengan tangan atau dengan pembalut tekan) Dengan tangan

Sebaiknya menggunakan kasa steril atau sapu tangan bersih. Balut tekan

dengan penekanan pada daerah luka luka. Penekanan pada pembuluh darah yang

menjadi sumber perdarahan letak pembuluh darah di atas tulang, di bawah kulit. Pada

separuh badan terdapat 6 titik dimana pembuluh darah dapat ditekan.

Arteri Temporalis

Superficial untuk perdarahan pada kulit kepala dan kepala atas. Tempat penekanan : pada

pelipis 1 cm depan lubang telinga luar 

Arteri Facialis

Untuk perdarahan daerah muka. Tempat penekanan : pada rahang bawah 1 cm

depan sendi rahang

8

Page 9: PPC perdarahan

 

Arteri Carotis Communis

untuk perdarahan daerah leher, kepala, muka. Tempat penekanan : pada sisi leher 

 

Arteri sub Clavia

untuk perdarahan seluruh lengan. Tempat penekanan : pada bagian bawah

pertengahan tulang selangka

 

Arteri Brachialis

untuk perdarahan seluruh lengan. Tempat penekanan : pada bagian dalam lengan

atas 5 jari dari ketiak. 

9

Page 10: PPC perdarahan

 

Arteri Femoralis

untuk perdarahan seluruh tungkai bawah. Tempat penekanan : pada pertengahan

lipat paha.

 

penekanan dengan torniket penekanan menggunakan torniket dilakukan pada:

Perdarahan hebat

Tangan/ kaki putus

Tempat yang baik melakukan pemasangan torniket yaitu pada lengan 5 jari dari ketiak dan pada

tungkai 5 jari dari lipat paha beberapa hal penting pada pemasangan torniket.

Bagian yang dipasang torniket tidak boleh ditutup Bagian distal ikatan harus

terbuka dan harus diawasi

Penderita dengan torniket harus segera dibawa ke RS

10

Page 11: PPC perdarahan

Tehnik elevasi dilakukan dengan mengangkat bagian yang luka (setelah

dibalut)sehingga lebih tinggi dari jantung. Tehnik ini hanya untuk

perdarahandidaerah alat gerak saja dan dilakukan bersamaan dengan

tekananlangsung. Tehnik ini tidak dapat digunakan untuk korban dengan kondisi cedera otot

rangka dan benda tertancap.5.

 

Tehnik pengkleman dilakukan pada pembuluh darah yang agak besar. sebelum

diklem, pastikan terlebih dahulu mana pembuluh darah yang menjadi

sumber perdarahan. Dapat dilakukan dengan cara meletakkan kassa di tempatluka

sehingga darah terserap kemudian diangkat dan diperhatikan darimana asal

perdarahan. Kemudian daerah tersebut dijepit dan diusahakan posisi klem tegak

lurus. Ini berguna jika dilakukan ligasi maka ikatantidak longgar setelah klem

dibuka.6.

 

Tehnik ligas

Dilakukan bila penjepitan dengan klem masih terjadi perdarahan terutama

perdarahan yang besar. Caranya sama dengan klem, namunsetelah di klem dilakukan

ligasi pada pembuluh darah kemudian klem di buka. Ligasi dapat dilakukan dengan

menggunakan chromic cat gut atau plain cat gut dengan ukuran 3,0. Hal yang

perlu diperhatikan ligasi dengan cat gut, disimpulkan sekurang-kurangnya 3 kali.

Karena semakin lama maka cat gut akan mengembang dan ikatan menjadi longgar

apabilahanya sekali atau dua kali.7.

ImmobilisasiBertujuan meminimalkan gerakan anggota tubuh yang luka.

Dengansedikitnya gerakan diharapkan aliran darah kebagian yang luka menurun. 

 

Perdarahan Dalam

 R ± rest : Diistirahatkan, adalah tindakan pertolongan pertama yangesensial,

penting untuk mencegah kerusakan jaringan lebih lanjut.

 I ± Ice : Terapi dingan, gunanya mengurangi perdarahan, danmeredakan rasa nyeri.

C ± Compresion : Penakanan atau balut tekan gunanya membantumengurangi

pembengkakan jaringan dan perdarahan lebih lanjut.

11

Page 12: PPC perdarahan

E ± Elevation : Peninggian daerah cedera gunanya untuk mencegah statis,

mengurangi edema (pembengkakan), dan rasa nyeri.5.

  Resusitasi cairan Pengganti yang terbaik adalah darah dari golongan yang

sama. Kalau tidak adamaka untuk sementara dapat dipakai cairan pengganti untuk

mencegahterjadinya syok dan memanfaatkan golden time yang ada.

2.4 PERDARAHAN DI BAWAH KUKU

Sebuah hematoma subungual adalah kumpulan darah ( hematoma ) di

bawah sebuah kuku atau kuku. Walaupun hal ini bukan sesuatu penyakit yang

serius, tapi kadang kala pasien mengalami rasa yang sangat sakit. Tempat yang

terdapat subungual hematoma berwarna ke ungu an. Apabila subungual hematoma

tidak ditanggulangi dapat menyebabkan kuku terkelupas.

CIRI KHAS

1. Darah di bawah kuku baik jari atau kaki adalah hematoma subungual.

2. Anda akan memiliki perubahan warna merah, merah, atau warna gelap

di bawah kuku setelah cedera.

3. Yang paling umum gejala adalah rasa sakit.

4. Tekanan yang dihasilkan antara kuku dan nailbed, di mana darah

mengumpulkan, menyebabkan rasa sakit ini.

5. Rasa sakit juga dapat disebabkan oleh cedera lain seperti fraktur  ke

tulang yang mendasari, atau memar pada jari atau jari kaki sendiri.

ETIOLOGI

Cedera trauma

Infeksi bagian bawah kuku

PATOFISIOLOGI

      Trauma pada kuku, perdarahan, darah tidak keluar dari kuku, menumpuk di

bawah kuku, warna kuku menjadi ungu dan nyeri

12

Page 13: PPC perdarahan

DIAGNOSIS BANDING

1.Subungual hematoma

2.Fraktur falang distal

3.Kelainan – kelainan lempeng kuku

PENEGAKAN DIAGNOSIS

1. Pasien datang dengan keluhan nyeri di bagian bawah kuku.

2.Pemeriksaan fisik : kuku berwarna ke ungu an, nyeri tekan pada kuku yang

berwarna ke ungu an.

TATALAKSANA

Pengeluaran darah yang terjebak di bawah kuku

1. Untuk mengurangi rasa sakit, tindakan pertama yang dapat dilakukan ialah

mengompres jari yang cedera dengan es atau air es.

2. Bersihkan kuku dengan cairan antiseptik atau alkohol sebelum dikorek dan

dilubangi (pada ujung kuku) dengan jarum atau benda tajam lain yang sudah

disterilkan.

Langkah ini dilakukan untuk membantu mengeluarkan darah yang terkumpul di

bawah kuku. Selain dapat mengurangi rasa sakit, tindakan ini juga dapat

mencegah kuku terkelupas.

3. Jika darah sudah dikeluarkan, maka luka bekas korekan tadi dapat ditutup

dengan salep antibiotik dan diplester. Dapat juga dengan plester cepat yang

mengandung obat

13

Page 14: PPC perdarahan

2.6 PERDARAHAN HIDUNG

Perdarahan Hidung (Epistaksis, Mimisan) adalah pardarahan yang berasal dari

hidung.

PENYEBAB

Perdarahan dari hidung terjadi saat permukaan hidung mengalami iritasi

atau jika pembuluh darah di hidung pecah. Ada banyak penyebab terjadinya

perdarahan dari hidung. Orang-orang yang memiliki gangguan dalam pembekuan

darah, menggunakan obat-obat yang mengganggu pembekuan darah, atau

memiliki pengerasan pada pembuluh darah arteri (arteriosklerosis) lebih rentan

mengalami perdarahan dari hidung.

Penyebab perdarahan hidung yang paling sering :

trauma (misalnya akibat mengorek hidung, menghembuskan udara dari

hidung dengan kuat, terjatuh, terpukul, atau akibat trauma pembedahan)

keringnya lapisan dalam hidung (misalnya saat musim dingin)

Penyebab yang lebih jarang antara lain :

infeksi hidung (misalnya sinusitis)

penyakit sistemik (misalnya demam berdarah, influenza)

benda asing

sindroma Rendu-Osler-Weber

tumor pada hidung atau sinus

gangguan perdarahan (misalnya trombositopenia, hemofilia, anemia

aplastik)

gangguan endokrin (misalnya perubahan hormon saat kehamilan bisa

meningkatkan risiko terjadinya perdarahan pada hidung)

Tekanan darah tinggi (hipertensi) bisa membuat perdarahan lebih sulit berhenti,

tetapi biasanya bukan merupakan penyebab perdarahan yang sebenarnya.

14

Page 15: PPC perdarahan

GEJALA

Epistaksis dapat dibagi menjadi :

Epistaksis anterior : perdarahan berasal dari pembuluh darah kecil di septum

(pemisah lubang hidung kiri dan kanan) bagian depan, yaitu dari pleksus

Kiesselbach atau arteri etmoidalis anterior. Meskipun perdarahan bisa tampak

mengerikan, tetapi perdarahan ini tidak bersifat serius. Perdarahan seringkali

dapat berhenti secara spontan dan mudah untuk diatasi.

Epistaksis posterior : perdarahan berasal dari bagian hidung yang lebih dalam,

yaitu dari arteri sfenopalatina dan arteri etmoidalis posterior. Epistaksis posterior

biasanya terjadi pada usia lanjut, penderita hipertensi, arteriosklerosis, atau

penyakit kardiovaskular, orang yang mengkonsumsi obat-obat yang mengganggu

pembekuan darah, serta pada orang yang menjalani operasi hidung atau sinus.

Perdarahan biasanya hebat, lebih berbahaya, dan jarang berhenti spontan. Darah

bisa mengalir ke belakang, yaitu ke mulut dan tenggorokan

DIAGNOSA

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala, riwayat medis penderita, dan hasil

pemeriksaan fisik. Pemeriksaan lain yang dapat dilakukan untuk memastikan

diagnosisepistaksis,antaralain :

-Pemeriksaandarahtepilengkap

-Fungsihemostatis

- Pemeriksaan foto hidung, sinus paranasal dan nasofaring

PENGOBATAN

Epistaksis Anterior

Penderita sebaiknya duduk tegak agar tekanan pembuluh darah di hidung

berkurang dan mencegah tertelannya darah

Epistaksis anterior yang ringan biasanya bisa dihentikan dengan cara menekan

cuping hidung selama 5-10 menit sambil bernafas melalui mulut

15

Page 16: PPC perdarahan

Jika tindakan diatas tidak mampu menghentikan perdarahan, maka tindakan

tersebut bisa diulang sekali lagi selama 10 menit.

Jika perdarahan tidak berhenti juga, maka segeralah pergi ke dokter. Biasanya

akan dipasang tampon anterior yang telah dibasahi dengan obat untuk

menghentikan perdarahan dan mengurangi rasa nyeri (misalnya adrenalin dan

lidokain).

Untuk perdarahan yang kecil, seringkali tidak diperlukan tindakan apapun setelah

perdarahan berhenti.

Untuk perdarahan yang lebih hebat atau berulang, terkadang diperlukan tindakan

lebih lanjut untuk menghentikan perdarahan, misalnya dengan memberikan

larutan perak nitrat atau dengan elektrokauter.

Pada kasus yang jarang, dilakukan pemasangan tampon anterior yang telah diberi

vaselin atau salep antibiotika agar tidak melekat sehingga tidak terjadi perdarahan

ulang pada saat tampon dilepaskan. Tampon anterior dimasukkan melalui lubang

hidung depan, dipasang secara berlapis mulai dari dasar sampai puncak rongga

hidung dan harus menekan sumber perdarahan. Tampon biasanya dilepas setelah 3

hari.

Jika tidak ada penyakit yang mendasarinya, penderita tidak perlu dirawat dan

diminta lebih banyak duduk serta sedikit meninggikan kepala pada malam hari.

Penderita lanjut usia harus di rawat.

16

Page 17: PPC perdarahan

Epistaksis Posterior

Pada epistaksis posterior, perdarahan berasal dari hidung bagian belakang,

sehingga tindakan menekan cuping hidung atau pemasangan tampon anterior tidak

dapat menghentikan perdarahan. Tindakan menekan cuping hidung akan membuat

darah tidak dapat mengalir keluar melalui hidung, melainkan mengalir ke

tenggorokan. Perdarahan posterior lebih sulit diatasi karena perdarahan biasanya

hebat dan sulit melihat bagian belakang dari rongga hidung.

Untuk mengatasi epistaksis posterior, dipasang balon khusus pada hidung

kemudian dikembangkan untuk menekan daerah perdarahan. Selain itu, bisa

dilakukan pemasangan tampon posterior (tampon Bellocq). Tampon dipasang

selama 4-5 hari disertai dengan pemberian antibiotik per-oral untuk mencegah

infeksi pada sinus ataupun telinga tengah. Tindakan ini sangat tidak nyaman dan

mengganggu pernafasan. Biasanya penderita akan diberikan obat penenang

sebelum tindakan dilakukan. Pada epistaksis yang berat dan berulang, yang tak

dapat diatasi dengan tindakan di atas, maka perlu dilakukan pengikatan pembuluh

darah yang pecah.

17

Page 18: PPC perdarahan

Epistaksis yang terjadi karena patah tulang atau septum hidung biasanya

berlangsung singkat dan berhenti secara spontan, kadang-kadang perdarahan

timbul kembali dalam waktu beberapa jam atau beberapa hari kemudian setelah

pembengkakan berkurang. Jika hal ini terjadi mungkin perlu dilakukan perbaikan

tulang yang patah melalui pembedahan atau pengikatan pembuluh darah.

PENCEGAHAN

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya perdarahan

hidung kembali :

Istirahat dengan mengangkat kepala 30-45o lebih tinggi

Jangan memasukkan apapun ke dalam hidung dan jangan menghembuskan

nafas dengan keras melalui hidung. Buka mulut jika akan bersin, sehingga

udara akan keluar melalui mulut dan tidak melalui hidung.

Jangan mengedan saat buang air besar.

Jangan mengedan atau membungkuk untuk mengangkat sesuatu yang

berat.

Tidak merokok

Jangan minum-minuman hangat selama paling tidak 24 jam kemudian.

18

Page 19: PPC perdarahan

2.7 PERDARAHAN DI KEPALA

Kejadian trauma kepala saat ini semakin banyak akibat tingginya angka

kecelakaan lalu lintas serta ketidakamanan suasana kerja yang beresiko tinggi,

misalnya pada pekerjaan buruh pembangunan dan lain-lain.Kelalaian dalam

mentaati peraturan lalu lintas ditambah dengan semakin majunya teknologi

kenderaan bermotor menyebabkan selain kejadian trauma kepala meningkat juga

disertai dengan ‘impact” yang tinggi pada kepala dan otak.Akibatnya terjadilah

perdarahan hebat pada otak atau pembengkakan otak.Gejala yang tampak

biasanya sangat jelas, seperti luka di kepala, penurunan kesadaran atau gejala-

gejala kelumpuhan lainnya. Namun diantara jenis perdarahan otak yang mungkin

terjadi, terdapat suatu jenis perdarahan otak yang kadang tidak terdeteksi dan

mematikan.Perdarahan itu disebut dengan perdarahan epidural atau “Epidural

hematoma (EDH)”.

Perdarahan epidural atau kita singkat dengan EDH adalah perdarahan yang

terjadi di antara selaput pembungkus otak (duramater) dan tulang kepala.

Perdarahan ini terjadi akibat retaknya tulang kepala pada trauma kepala yang

selanjutnya retakan tulang itu akan menjadi sumber perdarahan atau dapat pula

mencederai pembuluh darah yang berada di selaput pembungkus otak tersebut.

Darah kemudian akan berkumpul dan bertambah banyak baik secara perlahan-

lahan atau dalam tempo yang singkat. Pada awalnya dimana jumlah darah masih

sangat sedikit, mungkin penderita tidak merasakan suatu keluhan yang berat atau

berarti sehingga sering diabaikan. namun bila jumlah perdarahannya sudah cukup

banyak maka dampaknya sangat berat hingga kematian.

19

Page 20: PPC perdarahan

Karena pecahnya pembuluh darah akibat benturan, hipertensi

- Gejala

– gejala sama dengan gegar otak berat

- P3K sama dengan gegar otak berat, segera bawa ke Rumah Sakit.

2.8 PERDARAHAN DI MATA

perdarahan subkonjungtiva (subconjuctival hemorrhage).

Konjungtiva adalah selaput tipis transparan yang melapisi bagian putih dari bola

mata (sklera) dan bagian dalam kelopak mata.  Konjungtiva merupakan lapisan

pelindung terluar dari bola mata.

Konjungtiva mengandung serabut saraf dan sejumlah besar pembuluh darah yang

halus. Pembuluh-pembuluh darah ini umumnya tidak terlihat secara kasat

mata kecuali bila mata mengalami peradangan.  Pembuluh-pembuluh darah di

konjungtiva cukup rapuh dan dindingnya mudah pecah sehingga

mengakibatkan terjadinya perdarahan subkonjungtiva. Perdarahan subkonjungtiva

tampak berupa bercak berwarna merah terang di sklera.

Sebagian besar perdarahan subkonjungtiva terjadi secara spontan tanpa penyebab

yang jelas.Biasanya seseorang menyadari adanya perdarahan subkonjungtiva pada

saat bangun tidur dan menatap matanya di cermin.

Kondisi-kondisi yang dapat menyebabkan perdarahan subkonjungtiva

adalah: bersin, batuk, mengedan/muntah, mengucek-ucek mata, cedera, tekanan

darah tinggi, kelainan darah, atau kondisi medis yang menyebabkan perdarahan

atau gangguan pembekuan darah.

20

Page 21: PPC perdarahan

Perdarahan subkonjungtiva umumnya tidak memerlukan pengobatan.

Tetes air mata buatan (dapat diperoleh bebas di apotek) boleh diteteskan ke mata

bila terdapat iritasi ringan.

Patofisiologi

Perdarahan subkonjungtiva dapat terjadi secara spontan, akibat trauma, ataupun

infeksi. Perdarahan dapat berasal dari pembuluh darah konjungtiva atau episclera

yang bermuara ke ruang subkonjungtiva.

Penyebab

Perdarahan subkonjungtiva dapat terjadi pada semua ras, umur, dan jenis kelamin

dengan proporsi yang sama. Beberapa penyebab yang daat menyebabkan

perdarahan subkonjungtiva antaralain,

1.  Spontan/idiopatik biasanya yang ruptur adalah pembuluh darah konjungtiva.

2.  Batuk, berusaha, bersin, muntah.

3.  Hipertensi. Pembuluh darah konjungtiva merupakan pembuluh darah yang

rapuh,sehingga jika ada kenaikan tekanan mudah ruptur sehingga menyebabkan

perdarahan subkonjungtiva.

4.  Gangguan perdarahan yang diakibatkanoleh penyakit hati, diabetes, SLE, dan

kekurangan vitamin C, gangguan faktor pembekuan.

5.  Penggunaan antibiotik, NSAID, steroid, vitamin D, kontrasepsi.

6.  Infeksi sistemik yang menyebabkan demam seperti meningococcal septicemia,

scarlet fever, typhoid fever, cholera, rickettsia, malaria, dan virus (misal influenza,

smallpox, measles, yellow fever, sandfly fever).

7.  Gejala sisa dari operasi mata.

21

Page 22: PPC perdarahan

8.  Trauma.

9.  Menggosok mata.

Tanda dan Gejala

Pasien datang dengan keluhan matanya yang bagian putih merah, pusing, berair,

dalam waktu 24 jam sejak munculnya warna merah, bentuknya semakin

membesar, kemudian mengecil, awalnya merah cerah lama-lama berwarna agak

gelap . Hal yang harus ditanyakan adalah adanya riwayat trauma, mengangkat

benda berat, batuk kronis, hipertensi.

Tanda yang tampak pada pemeriksaan antara lain :

1. Tampak adanya perdarahan di sklera dengan warna merah terang (tipis)

atau merah tua (tebal).

2. Tidak ada tanda peradangan, kalaupun adanya biasnya peradangan yang

ringan.

3. Lingkungan sekitar peradangan tampak normal.

Pemeriksaan

Pemeriksaan yang perlu dilakukan adalah

1. Penlight. Pada konjungtiva bulbi tampak adanya patch kemerahan.

2. Tekanan darah untuk mengetahui risiko hipertensi.

3. Cek darah lengkap untuk memastikan adanya gangguan pembekuan darah.

22

Page 23: PPC perdarahan

Terapi

Perdarahan subkonjungtiva sebenarnya tidak memerlukan pengobatan karena

darah akan terabsorbsi dengan baik selama 3 -4 minggu. Tetapi untuk mencegah

perdarahan yang semakin meluas beberapa dokter memberikan vasacon

(vasokonstriktor) dan multivitamin. Airmata buatan untuk iritasi ringan dan

mengobati faktor risikonya untuk mencegah risiko perdarahan berulang.

Sesuatu yang sangat mengkhawatirkan kadangkala terjadi pada kita sebagai insan

manusia. Kali ini sehatcantik akan membagikan solusi bilamana kita memiliki

masalah yang berhubungan dengan mata, khususnya pendarahan. Hal ini bisa kita

terapkan terhadap siapapun juga terlepas dari usia mereka karena ini adalah

langkah-langkah yang harus dilakukan untuk memperkecil kemungkinan lukanya

menjadi lebih parah. Untuk perawatan pada anak kecil, kita sebagai orang yang

lebih tua harus membantu mereka agar supaya proses pertolongan pertama dapat

dilakukan tanpa harus terganggu dengan tangisan atau tingkah laku dari si anak

tersebut. Penting untuk diketahui jika terjadi benturan pada mata, baik itu

terhadap anak kecil ataupun dewasa, hal ini bisa menyebabkan trauma. Trauma

langsung pada mata bisa diikuti terjadinya pendarahan dibagian dalam depan mata

(hifema). Trauma ini dapat disebabkan benda tumpul akibat terpukul atau karena

benda tajam yang menembus lapisan pelindung mata. Bila pendarahan terjadi oleh

karena trauma, biasanya darah akan terserap total dalam beberapa hari.

Kambuhnya pendarahan pada mata dapat menurunkan penglihatan dan merusak

kornea.

Langkah yang harus dilakukan untuk meminimalisir keadaan yang parah adalah

sebagai berikut:

1. Buatlah si korban senyaman mungkin lalu tinggikan posisi kepala sikorban dan

miringkan sedemikian rupa, sehingga ia tidur dengan mata yang sehat berada di

bagian bawah dan mata yang bermasalah dibagian atas agar dapat memudahkan

kita untuk melakukan tindakan selanjutnya bagi mata yang bermasalah tersebut

23

Page 24: PPC perdarahan

2. Kompres dingin bisa membantu mengurangi pembengkakan dan

menghilangkan nyeri pada mata hitam

3. Pada hari ke dua, kompres hangat bisa membantu tubuh dalam menyerap darah

yang telah terkumpul

4. Segera bawa ke unit gawat darurat rumah sakit terdekat. Dokter pada umumnya

akan menyarankan agar korban menjalani rawat inap, khususnya bila pendarahan

terjadi berulang kali. Jika kulit di sekitar mata atau kulit pada kelopak mata

mengalami robekan, bisa dilakukan penjahitan terlebih dahulu. Cedera yang

mengenai saluran air mata harus diatasi dengan pembedahan mata. Jika terjadi

robekan pada mata, diberikan obat pereda nyeri, obat untuk menjaga agar pupil

tetap melebar dan obat untuk mencegah infeksi. Biasanya digunakan perisai

logam untuk melindungi mata dari cedera lebih lanjut

5. Kerusakan yang serius bisa menyebabkan penurunan fungsi penglihatan

walaupun sudah dilakukan pembedahan.

24

Page 25: PPC perdarahan

2.9 PERDARAHAN RONGGA PERUT

Luka dan perdarahan di rongga perut bisa menyebabkan perdarahan terselubung

yang sangat banyak karena perdarahan yang terlihat hanya ringan tetapi darah

yang terakumulasi didalam rongga perut sangat banyak, sehingga cepat terjadi

shock. Selain itu apabila luka terbuka atau luka menembus usus maka bakteri usus

akan mencemari rongga dan selaput pembungkus usus (peritoneum) sehingga

menyebabkan peritonitis.

GEJALA

- Riwayat trauma pada bagian perut/ pinggang

-Tampak kesakitan pada bagian perut

- Banyak keringat dingin, pucat

- Suhu badan naik

-Kesadaran menurun sampai pingsan/ koma

- Perut tegang seperti papan

TINDAKAN P3K

- Stabilisasi keadaan penderita

- Tidurkan penderita pada posisi setengah duduk

- Atasi bila terjadi shock

- Kalau ada beri obat penahan rasa sakit

- Bila luka terbuka, tutup dengan kasa steril atau pembalut cepat yang lebar

- Bila usus keluar, tutup dengan mangkok steri sebelum dibalut. Jangan sekalikali

memasukkannya ke rongga perut.

25

Page 26: PPC perdarahan

2.10 GANGGUAN KESADARAN

Kesadaran merupakan fungsi utama susunan saraf pusat. Untuk mempertahankan

fungsi kesadaran yang baik, perlu suatu interaksi yang konstan dan efektif antara

hemisfer serebri yang intak dan formasio retikularis di batang otak. Gangguan

pada hemisfer serebri atau formasio retikularis dapat menimbulkan gangguan

kesadaran.

  Bergantung pada beratnya kerusakan, gangguan kesadaran dapat berupa

apati, delirium, somnolen, sopor atau koma. Koma sebagai kegawatan maksimal

fungsi susunan saraf pusat memerlukan tindakan yang cepat dan tepat, sebab

makin lama koma berlangsung makin parah keadaan susunan saraf pusat sehingga

kemungkinan makin kecil terjadinya

Derajat kesadaran yang paling rendah yaitu koma. Koma terbagi dalam :

Ø Koma supratentorial diensephalik : merupakan semua proses supratentorial

yang mengakibatkan destruksi dan kompresi pada substansia retikularis

diensefalon yang menimbulkan koma.

Koma supratentorial diensephalik dapat dibagi dalam 3 golongan, yaitu :

- Proses desak ruang yang meninggikan tekanan dalam ruang intracranial

supratentorial secara akut.

- Lesi yang menimbulkan sindrom ulkus.

- Lesi supratentorial yang menimbulkan sindrom kompresi rostrokaudal terhadap

batang otak.

Ø Koma infratentorial diensefalik, disini terdapat 2 macam proses patologik yang

menimbulkan koma :

- Proses patologik dalam batang otak yang merusak substansia retikularis.

26

Page 27: PPC perdarahan

- Proses diluar batang otak yang mendesak dan mengganggu fungsi substansia

retikularis.

Koma infratentorial akan cepat timbul jika substansia retikularis mesensefalon

mengalami gangguan sehingga tidak bisa berfungsi baik. Hal ini terjadi akibat

perdarahan. Dimana perdarahan di batang otak sering merusak tegmentum pontis

dari pada mesensefalon.

Ø Koma bihemisferik difus : terjadi karena metabolism neural kedua belah

hemsferium terganggu secara difus. Gejala yang ditimbulkannya yaitu dapat

berupa hemiparesis, hemihiperestesia, kejang epileptic, afasia, disatria, dan

ataksia, serta gangguan kualitas kesadaran.

Derajat kesadaran lainnya yaitu tidur. Tidur merupakan suatu derajat kesadaran

yang berada dibawah keadaan awas-waspada dan merupakan fisiologik yang

ditentukan oleh aktivitas bagian-bagian tertentu dari substansia retikularis. Tidur

secara patologis yaitu keadaan tidur dan berbagai mecam keadaan yang

menunjukkan daya bereaksi dibawah derajat awas-waspada, diantaranya letargi,

mutismus akinetik, stupor, dan koma.

Gangguan tidur terdiri atas hipersomnia dan insomnia :

a. Hipersomnia (kebanyakan tidur) merupakan gejala keadaan patologik yang

dibedakan dalam :

- Hipersomnia karena proses patologik diotak, seperti ensefalitis dan tumor

serebri.

- Hipersomnia karena proses patologik sistemik, seperti hiperglikemia atau

uremia.

b. Insomnia (tidak bisa tidur) merupakan gejala sekunder beberapa jenis

psikoneurosis yang dapat timbul sebagai :

27

Page 28: PPC perdarahan

- Insomnia primer, yaitu penderita tidur tapi tidak merasa tidur.

- Insomnia sekunder akibat psikoneurosis yang umumnya punya banyak keluhan

non organic, sakit kepala, perut kembung, badan pegal, dll.

- Insomnia sekunder akibat penyakit organic, yaitu penderita tidak bisa tidur

karena saat tertidur, ia diganggu oleh penderitaan organic. Misalnya seperti

penderita diabetes mellitus yang sering terbangun karena sering kencing, atau

penderita ulkus duodeni yang sering terbangun karena mules dan lapar pada

tengah malam, atau penderita arthritis reumatika yang mudah terbangun oleh nyeri

yang timbul pada setiap perubahan sikap badan.

Selain dari gangguan tidur diatas, ada juga gangguan tidur fungsional, yaitu

diantaranya :

Ø Somnambulisme, yaitu berjalan dalam keadaan tidur.

Ø Sleep automatism, yaitu berjalan sambil melakukan suatu perbuatan yang

bertujuan dalam keadaan tidur. Misalnya membereskan koper seperti orang yang

ingin bepergian tapi dalam keadaan tidur.

Ø Kekau, yaitu berbicara dalam keadaan tidur yang biasanya terkait dengan

mimpi.

Ø Kejang nokturnus atau mioklonus nokturnus, yaitu saat tidur, ia terbangun

kembali karena anggota geraknya berkejang sejenak.

Ø Paralisis nokturnus, yaitu perasaan lumpuh seluruh tubuh yang dialami sebagai

kenyataan dan menghilang serentak saat mata dapat dibuka.

2. Etiologi, pathogenesis, gambaran klinis, dan terapi radang susunan saraf pusat

Radang pada SSP umumnya terjadi akibat radang pada tempat lain.

28

Page 29: PPC perdarahan

Radang Selaput Otak (meningitis)

Meningitis bakterial

Yaitu infeksi pada cairan serebrospinal (CSS) yang disertai radang piamater dan

arachnoid, ruang subarachnoid, jaringan superficial otak, dan medulla spinalis.

Factor resiko :

Ø infeksi sistemik ataupun fokal, contohnya septicemia dan TB

paru.

Ø Trauma dan tindakan tertentu, contohnya fraktur basis crania.

Ø Penyakit darah

Ø Penyakit hati

Ø Pemakaian bahan-bahan yang menghambat pembentukan

antibody (antibody respons)

Ø Kelainan yang berhubungan dengan imunosupresion, contohnya

diabetes mellitus

Ø Gangguan atau kelainan obstetric dan ginekologik

1. Kemampuan membuka mata

a.       Dapat membuka mata sendiri secara spontan : 4

b.      Dapat membuka mata atas perintah : 3

c.       Dapat membuka mata atas rangsang nyeri : 2

d.      Tak dapat membuka mata dengan rangsang : 1 nyeri apapun

29

Page 30: PPC perdarahan

2.Aktifitas motorik

Dinilai anggota gerak yang memberikan reaksi paling baik dan tidak

dinilai pada anggota gerak dengan fraktur/kelumpuhan. Biasanya dipilih lengan

karena gerakannya lebih bervariasi daripada tungkai.

a.       Mengikuti perintah : 6

b.      Adanya gerakan untuk menyingkirkan rangsangan yang diberikan pada

beberapa tempat: 5

c.       Gerakan fleksi cepat disertai dengan abduksi bahu : 4

d.      Fleksi lengan disertai aduksi bahu : 3

e.       Ekstensi lengan disertai aduksi : 2

f.       Tidak ada gerakan :1

3. Kemampuan bicara

Menunjukkan fungsi otak dengan integritas yang paling tinggi.

a. Orientasi yang baik mengenai tempat, orang dan waktu :5

b. Dapat diajak bicara tetapi jawaban kacau : 4

c. Mengeluarkan kata-kata yang tidak dimengerti : 3

d. Tidak mengeluarkan kata, hanya bunyi :2

e. Tidak keluar suara : 1

4. Penanggulangan

Harus dilakukan cepat dan tepat. Gangguan yang berlangsung sudah lama

dapat menyebabkan kerusakan

30