17
PPh Pasal 22 Moch.Rangga.B.M (0111u216) Selvandes Lanodua (0111u442) M.Al Rasyid (0111u406) Kelas : H

PPh Pasal 22

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Gambaran sedikit tentang PPh Pasal 22

Citation preview

PPh Pasal 22

PPh Pasal 22Moch.Rangga.B.M (0111u216) Selvandes Lanodua (0111u442)M.Al Rasyid (0111u406)Kelas : HPendahuluanPPh Pasal 22 adalah salah satu jenis PPh yang pengenaannya agak menyimpang dari ketentuan umum PPh itu sendiri. Jika secara umum objek PPh berupa income atau pendapatan, objek PPh Pasal 22 justru menjadikan expenditure atau biaya/pengeluaran sebagai objeknya. Terutama jika dilihat dari sisi pihak yang dikenakan pemungutan PPh Pasal 22.Dasar HukumUndang-undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat atas Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983, menetapkan :Pasal 22Menteri Keuangan dapat menetapkan:bendahara pemerintah untuk memungut pajak sehubungan dengan pembayaran atas penyerahan barang;badan-badan tertentu untuk memungut pajak dari Wajib Pajak yang melakukan kegiatan di bidang impor atau kegiatan usaha di bidang lain; danWajib Pajak badan tertentu untuk memungut pajak dari pembeli atas penjualan barang yang tergolong sangat mewah.Ketentuan mengenai dasar pemungutan, kriteria, sifat, dan besarnya pungutan pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.Besarnya pungutan sebagaimana dimaksud pada ayat yang diterapkan terhadap Wajib Pajak yang tidak memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak lebih tinggi 100% (seratus persen) daripada tarif yang diterapkan terhadap Wajib Pajak yang dapat menunjukkan Nomor Pokok Wajib Pajak.

Ikhtisar Perhitungan PPh Pasal 22Yang Dikecualikan Dari Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22 :PPh Pasal 22 ImporUntuk impor yang menggunakan Angka Pengenal Impor (API), tarif PPh Pasal 22 yang dikenakan adalah 2,5%. Tetapi khusus untuk impor kedelai, gandum dan tepung terigu, dikenakan tarif 0,5%. Sedangkan untuk impor yang tidak menggunakan API dan impor yang tidak dikuasai dikenakan PPh Pasal 22 dengan tarif lebih tinggi, yaitu 7,5%.Nilai yang dijadikan sebagai Dasar Pengenaan Pajak (DPP) untuk PPh Pasal 22 Impor adalah Nilai Impor, yaitu nilai berupa uang yang menjadi dasar penghitungan Bea Masuk yakni Cost-Insurance-Freight (CIF) ditambah dengan Bea Masuk dan pungutan lainnya yang dikenakan berdasarkan ketentuan peraturan kepabeanan.PPh Pasal 22 BendaharawanPPh Pasal 22 Bendahara adalah PPh Pasal 22 yang dipungut oleh Bendaharawan Pemerintah (pusat maupun daerah).Bendaharawan wajib memotong PPh Pasal 22 atas pembayaran tersebut dengan tarif PPh Pasal 22 sebesar 1,5% (satu setengah persen). Sedangkan nilai yang dijadikan DPP atau Dasar Pengenaan Pajaknya sebesar harga pembelian.

PPh Pasal 22 SemenSubjek yang wajib melakukan pemungutan PPh Pasal 22 Semen adalah produsen semen yang sudah ditunjuk sebagai pemungut PPh Pasal 22 oleh KPP tempat produsen semen tersebut terdaftar NPWP. Penunjukan sebagai pemungut PPh Pasal 22 ini dilakukan dengan penerbitan surat keputusan (SK) penunjukan sebagai pemungut PPh Pasal 22 oleh Kepala KPP setempat.PPh Pasal 22 Semen yang harus dipungut oleh oleh produsen semen adalah sebesar 0,25% dan DPP PPN. Sesuai dengan ketentuan di bidang PPN, yang dimaksud dengan DPP untuk BKP seperti halnya semen adalah Harga Jual semen itu sendiri.

PPh Pasal 22 KertasProdusen kertas wajib memungut PPh Pasal 22 Kertas apabila yang bersangkutan sudah ditunjuk sebagai pemungut PPh Pasal 22 oleh KPP tempatnya terdaftar NPWP. Penunjukan itu dilakukan melalui penerbitan Surat Keputusan Penunjukan Sebagai Pemungut PPh Pasal 22 (sama seperti industri semen yang sudah diuraikan dalam artikel sebelumnya).PPh Pasal 22 Kertas yang harus dipungut oleh produsen adalah sebesar 0,1% (nol koma satu persen) dari DPP PPN. Sesuai dengan ketentuan dan peraturan di bidang PPN, yang dimaksud dengan DPP untuk BKP seperti halnya kertas adalah Harga Jual.

PPh Pasal 22 BajaPPh Pasal 22 Baja adalah PPh yang dikenakan atas penjualan baja di dalam negeri yang dilakukan oleh badan usaha yang bergerak di bidang usaha industri baja (produsen baja).PPh Pasal 22 Baja yang harus dibayar oleh pembeli baja adalah sebesar 0,3% dari DPP PPN (harga jual). Jika misalnya harga jual baja yang kita beli Rp 100.000.000,- belum termasuk PPN, maka besarnya PPh Pasal 22 Baja yang dikenakan adalah = 0,3% x Rp 100.000.000,- = Rp 300.000,-. Tapi jika harga jual yang Rp 100.000.000,- itu sudah termasuk PPN, maka PPh Pasal 22 Baja yang harus dibayar adalah = (Rp 100.000.000,- x 100/110) x 0,3% = Rp 272.727,27.PPh Pasal 22OtomotifDalam hal ini subjek yang dikenakan (dipungut) PPh Pasal 22 adalah para pembeli kendaraan bermotor yang membeli kendaraan bermotor dari industri otomotif yang sudah ditunjuk sebagai pemungut PPh Pasal 22 Otomotif.PPh Pasal 22 Otomotif yang harus dibayar pembeli kepada pemungut PPh Pasal 22 tersebut sebesar 0,45% dari DPP PPN (harga jual yang belum termasuk PPN). Misalkan kita membeli mobil dari ATPM seharga Rp 250.000.000,- di mana harga jual mobil itu belum termasuk PPN (10%) dan PPn-BM (40%). Dengan demikian, PPh Pasal 22 yang harus yang harus kita bayar kepada ATPM tersebut adalah = 0,45% x Rp 250.000.000,- atau sebesar Rp 1.125.000,-.

PPh Pasal 22BBMPPh Pasal 22 BBM adalah PPh yang harus dipungut oleh produsen atau importir bahan bakar minyak, gas dan pelumas pada saat mereka melakukan penjualan bahan bakar minyak, gas dan pelumas tersebut.Tarif dan DPP

PPh Pasal 22 PedagangPengumpulPihak yang dikenakan pemungutan PPh Pasal 22 adalah pedagang pengumpul bahan-bahan dari sektor pertanian, perkebunan, kehutanan dan perikanan. Kita biasanya menyebut mereka dengan istilah tengkulak.Tarif PPh Pasal 22 Pedagang Pengumpul adalah 0,25% sedangkan DPP-nya adalah harga beli yang belum termasuk PPN. Misalnya tengkulak menjual hasil pertanian seniali Rp 100.000.000 (nilai tidak termasuk PPN), maka PPh Pasal 22 yang harus dipotong oleh industri/eksportir adalah 0,25% x Rp. 100.000.000 = Rp. 250.000. Dengan demikian jumlah yang akan dibayar industri/eksportir kepada tengkulak sebesar Rp. 99.750.000.PPh Pasal 22 Barang MewahPihak yang dikenakan PPh pasal 22 barang mewah adalah pembeli atau penerima barang mewah tersebut. Dengan demikian, saat membayar kepada penjual barang sangat mewah tadi, pembeli harus membayar pula PPh pasal 22 selaim PPN dan PPn-BM.PPh pasal 22 Barang Mewah dihitung berdasarkan tarif 5% dikalikan dengan harga jual yang belum termasuk PPN maupun PPn-BM. Jika harga jual barang sangat mewah tersebut misalnya senilai Rp. 30 milyar, maka PPh sal 22 harus dibayar oleh pembeli kepaa penjualnya adalah Rp.30.000.000.000,-x5%=Rp. 1.500.000.000.-.

PPh Pasal 22 FarmasiPPh pasal 22 farmasi adalah PPh pasal 22 yang dikenakan terhadap penjualan semua jenis obat didalam negeri yang dilakukan oleh badan usaha yang bergerak di bidang industri farmasi kepada distibutor yang melakukan pembelian atas semua jenis obat.PPh Pasal 22 Farmasi yang harus dipungut oleh produsen farmasi adalah sebesar 0,3% dan DPP PPN. Sesuai dengan ketentuan di bidang PPN, yang dimaksud dengan DPP untuk BKP seperti halnya obat adalah haga jual obat itu sendiri.SOAL DEMONSTRASI