PPh Psl 21-26

  • Upload
    bonanna

  • View
    201

  • Download
    3

Embed Size (px)

Citation preview

  • PERUBAHAN ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-31/PJ/2009 TENTANG PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PEMOTONGAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 DAN/ATAU PAJAK PENGHASILAN PASAL 26 SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN, JASA, DAN KEGIATAN ORANG PRIBADI

    PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAKNOMOR PER-57/PJ/2009*Dr (Can) H.A. SURYO HERMANA, SH, MMSURYA ANSORI, SE, MM, Akt

  • RUANG LINGKUP PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN PAJAK DALAM JENIS & UU PAJAK PUSAT

    No.Jenis PajakUNDANG-UNDANG1PPhUU No. 7 Thn 1983 UU No. 7 Thn 1991UU No. 10 Thn 1994 UU No.17 Thn 2000UU No. 36 Thn 20082PPN/PPnBMUU No. 8 Thn 1983 UU No. 11 Thn 1994UU No. 18 Thn 2000 UU No. 42 Thn 20093PBBUU No. 12 Thn 1985 UU No. 12 Thn 19944Bea MateraiUU No. 13 Thn 1985 5BPHTBUU No. 21 Thn 1997 UU No. 20 Thn 2000

  • MATERI BAHASAN POTONGAN PPh Ps 21/26

    1DASAR HUKUMPPh Pasal 21/262PENGERTIANPPh Pasal 21/263PEMOTONGPPh Pasal 21/264SUBJEKPPh Pasal 21/265OBJEKPPh Pasal 21/266PENGHITUNGANPPh Pasal 21/267PEMBAYARANPPh Pasal 21/268PELAPORANPPh Pasal 21/26

  • Pengertian PPh Pasal 21/26Pajak Penghasilan Sehubungan Dengan Pekerjaan atau jabatan Jasa dan KegiatanYang Dilakukan Subjek Pajak Orang Pribadi Atas Penghasilan Berupa: Gaji, Upah, Honorarium, Tunjangan, dan Pembayaran lain dengan nama/bentuk apapunSubjek Pajak DNSubjek Pajak LNPPh Pasal 21PPh Pasal 26

  • PPh Pasal 21/26PPh Pasal 21 adalah Pajak atas penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa,dan kegiatan dengan nama dan bentuk apapun yang diterima atau diperoleh oleh wajib pajak orang pribadi dalam negeri

    PPh Pasal 26 adalah Pajak penghasilan atas dividen, bunga termasuk premium, diskonto, premi swap, dan imbalan sehubungan dengan jaminan pengembalian utang, royalti, sewa dan penghasilan lain sehubungn dengan penggunaan harta, imbalan sehubungan dengan jasa, pekerjaan dan kegiatan, hadiah dan penghargaan, pensiun dan pembayaran berkala lainnya yang diterima atau diperoleh wajib pajak luar negeri selain BUT di IndonesiaPasal 2 ayat (1)

  • Pemotong PPh Pasal 21/26pemberi kerja yang terdiri dari orang pribadi dan badanBendahara atau pemegang kas pemerintah dana pensiun, badan penyelenggara Jaminan Sosial Tenaga Kerja dan badan-badan lainOrang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas serta badanPenyelenggara kegiatanPasal 2 ayat (1)

  • Pemotong PPh Pasal 21/26pemberi kerja yang terdiri dari orang pribadi dan badanBendahara atau pemegang kas pemerintah dana pensiun, badan penyelenggara Jaminan Sosial Tenaga Kerja dan badan-badan lainOrang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas serta badanPenyelenggara kegiatan

  • KEWAJIBAN PEMOTONG PPh ps.21/26(Kewajiban Pemberi Kerja, Pemberi Jasa, Pemberi Kegiatan)BAB.IX PS.22 sd 23 PDP.No.PER-31/PJ/20091.Mendaftarkan diri ke KPP sesuai ketentuan yg berlaku (Ps.22(1)2.a. MenghitungPPh PS.21/26 yg terutang untuk setiap bulanb. Memotongkalender (Ps.22(4)C. MenyetorkanCatatan : Dalam hal jumlah pajak yg dipotong pd bld. Melaporkanybs NIHIL maka tetap berlaku kewajiban ini ( s.22(6)

    3.Membuat catatan at Kertas Kerja Penghitungan (KKP) PPh ps.21/26 untuk masing2 penerima PH (Pekerja,Pelaksana Jasa, Pelaksana Kegiatan) yang menjadi dasar pelaporan PPh ps.21/26 yg terutang unt setiap Masa Pajak, dan Menyimpan catatan at KKP penghitungan tsb sesuai dgn ketentuan yg berlaku ( Ps.22(5) Catatan : 1. Ps.22(7) Dalam hal 1 bl terjadi kelebihan penyetoran PPh ps.21/26 yg terutang, kelebihan tersebut dapat diperhitungkan dgn PPh.ps.21/26 yg terutang pada bulan berikutnya (oleh Pemotong PPh ps.21/26) melalui SPT MASA PPh ps.21/26) 2. Ps.22(2) dan (3) akan tercantum dalam Kewajiban WP PPh.ps.21/26 (Kewajiban Yg dipotong)

  • 4.a.Memberikan Bukti Potongan PPh ps.21 atas PH yg diterima / diperoleh Pegawai Tetap at Penerima Pensin Berkala paling lama 1 bl setelah TH Kalender berakhir (Ps.23(1)Dalam hal Peg Tetap berhenti bekerja sebelum bl Desember, Bukti Potongan PPh ps.21 tsb diatas, harus diberikan paling lambat 1 bl setelah ybs berhenti bekerja (Ps.23(2) b.Bukti Potongan PPh ps.21 atas Potongan PPh ps.21 selain Pegawai tetap dan Penerima Pensiun Berkala, serta Bukti Potongan PPh ps.26 setiap kali melakukam pemotongan PPh ps.26 (Ps.23(3).Catatan : 1.Dalam hal 1 bl kalender, kepada satu penerima PH dilakukan lebih dari 1 kali pemotongan PH, maka bukti potongan PPh.ps.21/26 (Cfm (3) dapat dibuat sekali untuk 1 bl kalender (ps.23(4).2.Bentuk Form Pemotongan PPh ps.21/26 ditetapkan dengan PDJP tersendiri (Ps.23(5).

  • 5. PENYETORAN (Ps.24(1) PDP.No.PER-31/PJ/2009a. Wajib menyetorkan pajak PPh ps.21/26 yg dipotongnyab. Pake SSP (Red)c. Ke Ktr POS at Bank yg ditunjuk oleh MK (Bank Persepsi) d. Paling Lama 10 hari setelah Masa Pajak berakhir ( tgl.10 BTB)

    6.PELAPORAN (Ps.24(2) PDP.No.PER-31/PJ/2009a. Wajib melaporkan pemotongan /penyetoran PPh ps.21/26 (meskipun nihil)b. Pake SPT MASA PPh ps.21/26c. Ke KPP tempat pemotong PPh.ps.21/26 terdaftard. Paling Lama 20 hari setelah Masa Pajak berakhir (tgl.20 bl BTB)

    Catatan Dalam hal tgl jatuh tempo penyetoran PPh ps.21/26 (cfm.(1) dan batas waktu pelaporan PPh ps.21/26 (cfm.(2) bertepatan dgn hari libur/ termasuk Hari Sabtu at hari libur Nasional, maka penyetoran / pelaporan PPh ps.21/26 dapat dilakukan pada hari kerja berikutnya. (Ps.24(3) PDP.No.PER-31/PJ/2009

  • Pengecualian/Tidak Termasuk Pemberi Kerja Sebagai Pemotong PPh Pasal 21/26Kantor perwakilan negara asingOrganisasi-organisasi internasional yang ditetapkan Menteri KeuanganPemberi kerja orang pribadi yang tidak melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas yang semata-mata memperkerjakan orang pribadi untuk melakukan pekerjaan rumah tangga atau pekerjaan bukan dalam rangka melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas

  • PENGECUALIAN SUBJEK PPh 21/26(TIDAK TERMASUK DL PENGERTIAN PENERIMA PENGHASILAN YG DIPOTONG PPh ps.21/26 )( ps.4 PDP No.PER-31/PJ/2009 )a.- Pejabat PWK diplomatik dan konsulat at pejabat lain dari negara asing, dan- Orang2 yg diperbantukan kepada mereka yg bekerja pada dan bertempat tinggal bersama mereka, dengan syarat : - Bukan WNI, dan - Di Indonesia tidak menerima at memperoleh penghasilan lain diluar jabatan at pekerjaannya tersebut, serta - Negara yg bersangkutan mewmbelikan perlakuan timbal balikb.- Pejabat PWK Org Internasional ( Ps.3 (1) hrf c UU PPh ) yg telah ditetapkan oleh MK dengan syarat : - Bukan WNI, dan - Tidak menjalankan usaha atau kegiatan atau pekerjaan lain untuk memperoleh PH dari Indonesia

  • Penerima Penghasilan Yang Dipotong PPh Pasal 21/26(Pasal 3)Pegawai Penerima uang pesangon, pensiun atau uang manfaat pensiun, THT, JHT, termasuk ahli warisnyaBukan pegawai :Tenaga ahliSeniman/pekerja seni, pembawa acaraOlahragawanPenasihat, pengajar, pelatih, penceramah, penyuluh dan moderatorPengarang, peneliti, penerjemahPemberi jasa dalam segala bidangAgen iklanPengawas dan pengelola proyekPembawa pesanan/yang menemukan langganan/perantaraPetugas penjaja barang daganganPetugas dinas luar asuransiDistributor MLM, Direct SellingPeserta kegiatanPeserta perlombaanPeserta rapat, konferensi, sidang, pertemuan, kunjungan kerjaPeserta/anggota kepanitiaanPeserta pendidikan, pelatihan dan magangPeserta kegiatan lainnya

  • Penghasilan Yang Dipotong PPh Pasal 21/26Penghasilan Pegawai Tetap baik teratur maupun tidak teraturPenghasilan Penerima Pensiun secara teraturPenghasilan sehubungan dengan pemutusan hubungan kerja dan sehubungan pensiun yang diterima sekaligusPenghasilan pegawai tidak tetap atau tenaga kerja lepas yang dibayarkan secara bulananImbalan kepada bukan pegawaiImbalan kepada peserta kegiatanTERMASUKNatura/Kenikmatan dari :Bukan Wajib PajakWajib Pajak PPh FinalWajib Pajak Norma Penghitungan KhususPasal 5

  • Pengecualian objek atau Penghasilan Yang Tidak Dipotong PPh Pasal 21/26Pembayaran manfaat atau santunan asuransi kesehatan, kecelakaan, jiwa, dwiguna dan bea siswaNatura/kenikmatan dari Wajib Pajak atau PemerintahIuran pensiun kepada dana pensiun yang telah disahkan Menkeu, iuran THT/JHT yang dibayar pemberi kerjaZakat/sumbangan wajib keagamaan dari badan/lembaga yang dibentuk/disahkan pemerintahBea siswa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) huruf l UU PPhPasal 8 ayat (1)

  • PPh Pasal 21:Pegawai Tetap & Penerima Pensiun BerkalaPenghasilan BrutoPegawai TetapPenerima PensiunGaji, Tunjangan, Premi Asuransi Dibayar Pemberi KerjaUang Pensiun BerkalaDikurangi Dengan (Pengurang)Biaya Jabatan, 5% dari pengh. Bruto maks. Rp6.000.000 per tahun atau Rp500.000 per bulanIuran pensiun, THT/JHT yang dibayar sendiriDikurangi DenganBiaya Pensiun, 5% dari pengh. Bruto maks. Rp2.400.000 per tahun atau Rp200.000 perbulanPENGHASILAN NETO (SETAHUN/DISETAHUNKAN)Dikurangi: PTKPPenghasilan Kena PajakDikenakan Tarif Pasal 17

  • RUMUS PENGHITUNGAN PPh PASAL 21 PEGAWAI TETAP(=) PHB( -)PENGURANG----------------------(=)PHN( -)PTKP---------------------(=)PHKP(X)TARIF---------------------(=)PPh.ps,21 terutang( -)PPh.ps.21 yg telah dipotong-----------------------------------------(=)PPh.ps.21 Kurang dipotong(=)PPh.ps.21 Lebih dipotong

  • PHB PHB(PH KOTOR)PS.10 (1) Jml PHB yg diterima at diperoleh Penerima PH yg dipotong PPh.ps.21/26 adalah seluruh Jumlah PH (cfm 5) yg diterima at diperoleh dalam suatu periode at pada saat dibayarkan.TERATURTAK TERATTURyg pd dasarnya diberikan yg pd dasarnya diberikan- setahun sekali- tak setahun sekali- kontinu (rutin)- tak kontinu (tak rutin)contohcontoh :- Gaji- Bonus - Tunjangan- THR- Makan- THB- Kesehatan- Transpor- Premi asuransi yg dibayarkan pemberi kerja

  • Iuran Pensiun Vs Premi AsuransiDitinjau dari sisi karyawan sebagai penerima penghasilan:

    Iuran PensiunPremi asuransiDibayar SendiriPengurangBukan PengurangDibayar Pemberi KerjaBukan Objek PPhObjek PPhPembayaran/ Penggantian Bagi PenerimaObjek PPhBukan Objek PPh

  • TAHUN 2012

    Rp 15.840.000

    Rp 1.320.000

    Rp 15.840.000

    Rp 1.320.000PERUNTUKAN

    UNTUK DIRI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

    TAMBAHAN UNTUK WAJIB PAJAK KAWIN

    TAMBAHAN UTK ISTRI PENGHASILAN DIGABUNG

    TAMBAHAN UNTUK TANGGUNGAN / ANAKPENERAPAN PTKP DITENTUKAN OLEH KEADAAN PADA AWAL TAHUN KALENDERATAUAWAL BULAN DARI BAGIAN TAHUN KALENDER(Pasal 11 ayat (5) dan (6)BESARNYA PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK(PTKP) Tahun 2009Pasal 11 ayat (1)TAHUN 2013

    Rp 24.300.000

    Rp 2.025.000

    Rp.24.300.000

    Rp 2.050.000

  • PTKP UTK KARYAWATIHANYA UTK DIRISENDIRISTATUS KAWINSTATUS TDKKAWIN- UTK DIRI SENDIRI SEBAGAI WP- TANGGUNGAN MAKS 3 ORANGSYARAT:MENUNJUKKAN KET. TERTULIS DARI PEMERINTAH DAERAH SETEMPAT SERENDAH-RENDAHNYA KECAMATAN BAHWA SUAMI TIDAK MENERIMA/MEMPEROLEH PENGHASILAN STATUS KAWINSUAMITDK MENERIMA/MEMPEROLEHPENGHASILAN- UTK DIRI SENDIRI SEBAGAI WP- STATUS KAWIN- TANGGUNGAN MAKS 3 ORANGPasal 11 ayat (3) dan (4)

  • *KASUS PTKPCoba hitung PTKP masing-masing keluarga sendiri.Sdr Ahmad masih bujangan asal Tasikmalaya, bekerja di PT.Beda di Kota Bandung, Bapanya Sdr Ahmad telah meninggal dunia di Tasik, maka ibunya yg sudah tua dibawa ke Bandung, serumah dgn Sdr Ahmad, biaya hudup dan pengobatan sejenis lain untuk ibunya ditanggung Sdr Ahmad, Ibunya pensiunan Pemda TasikCoba Sdr Hitung PTKP Sdr Ahmad Drs. Bandi, bekerja di PT.Beda di Bandung jabatan Kepala Divisi Keuangan Perpajakan, beristrti 2 orang, - istri ke-1 Dra.Fatimah tinggal di Ciwidey, bekerja di Pabrik Textil PT.Abadi Ciwidey sebagai Kepala HRD, tanggungan keluarga seorang anak laki dari Sdr Bandi dan 1 orang anak perempuan dari suami sebelumnya, beserta seorang pembantu rumah tangga dan seorang supir serta ibu kandungnya.- istri ke-2 Ir. Natalia tinggal di Cimahi, Dosen UNJANI Cimahi tanggungan keluarga seorang anak laki dari Sdr Bandi yang baru lahir 2 Januari 2011 serta seorang anak angkat yg bekerja sebagai pembantu rumah tangga dan adiknya Sdr.Bandi sebagai supirnya.Coba Sdr Hitung PTKP atas penghasilannya dari PT.Beda, PTKP Dra.Fatimah dari PT.Abadi, PTKP Ir.Natalia atas penghasilannya dari UNJANI.

  • TARIF PPhPs. 17 ayat (1) huruf a UU PPhSAMPAI DENGANRp 50 JUTADIATAS Rp 250 JUTA SAMPAI DENGAN Rp 500 JUTA 5%15%25%TARIFLAPISAN PENGHASILANKENA PAJAKDI ATAS Rp 50 JUTASAMPAI DENGAN Rp 250 JUTA30%DI ATAS Rp 500 JUTA

  • MASA PAJAK DISETAHUNKANPs.14(2) Unt penghitungan PPh ps.21 yg harus dipotong setiap masa pajak, kecuali masa pajak terakhir, tarif diterapkan atas perkiraan PH yg akan diperoleh selama 1 th, dengan ketentuan sbb:a. perkiraan atas PH yg bersifat teratur adalah Jumlah PH teratur dalam 1 bl dikalikan 12 b. dlm hal terdapat tambahan PH yg bersifat tidak teratur, maka perkiraan PH yg akan diperoleh selama 1 th adalah sebesar jumlah pada huruf a ditambah dengan jumlah PH yg bersifat tidak teratur.ContohPH teratur (1 bl)PH dlm 1 th1. GajiRp. 5.000.000,002. Tunjangan transporRp. 1.000.000,00---------------------JumlahRp. 6.000.000,00 x 12Rp. 72.000.000,00PH tak teratur (sekali itu)1. THRRp. 2.000.000,002. BonusRp. 3.000.000,00---------------------Jumlah Rp. 5.000.000,00Rp. 5.000.000,00----------------------Jumlah PH 1 th Rp. 77.000.000,00

  • BATASAN MASA KERJA DISETAHUNKAN01.-------------------------------------------------------- 12 = X 1201.-------------------------------------------10= 1 sd 9 = X 12= 10 = X 10 5 -------------------------------------12= X 8 5 -----------------------10= 5 sd 9 = x 8= 10 = x 10

  • POTONGAN PPh ps.21 MASA ( 1 BL)Ps.14(3) Jml PPh.ps.21 yg harus dipotong unt setiap masa pajak (cfm (2) adalahAtas PH yg bersifat teratur adalah sebesar PPh ps.21 terutang atas jumlag PH (cfm ayat (2) hrf a dibagi 12Atas PH yg bersifat tidak teratur adalah sebesar selisih antara PPh yg terutang atas jumlah PH (cfm.ayat (2) hrf b) dengan PPh yg terutang atas jumlah PH (cfm.ayat (2) hrf a.

  • Penghitungan PPh Pasal 21 yang harus dipotong setiap bulanSetiap masa pajak, kecuali masa pajak terakhirMasa Pajak terakhirPerkiraan Penghasilan neto yang akan diperoleh selama setahunPenghasilan teratur sebulan dikali 12

    Selisih antara PPh yang terutang atas seluruh penghasilan kena pajak selama setahun dengan yang telah dipotong masa-masa sebelumnya.D i h i t u n g d a r i

  • Masa Perolehan Penghasilan Kurang Dari 12 BulanDISETAHUNKANTIDAK DISETAHUNKANWP OP DN meninggal dunia atau meninggalkan Indonesia untuk selama-lamanya di pertengahan tahunOrang Asing mulai bekerja di Indonesia di pertengahan tahun untuk jangka waktu lebih dari 6 bulanKaryawan pindah cabang

    WP OP DN mulai bekerja di pertengahan tahunWP OP DN pindah kerja ke pemberi kerja lain

  • *CONTOH PENGHITUNGAN PPh ps.21 TERHADAP PH PEG TETAP DENGAN GAJI BULANANKASUS KE-1 PDP.PER-31/PJ/2009 . Yg dimodifikasi menjadi sbb :Ahmad Z (menikah tapi belum punya anak), sejak 1 Jan 2009 bekerja pd PT.Zamrud dgn memperoleh gaji Rp.2.500.000,00 se-bl. Ahmad membayar iuran pensiun Rp.100.000,00

    Penghitungan PPh ps.21 yg akan dipotong oleh Bend. PT.Zamrud sbb:a. Dalam hal Sdr Ahmad telah ber NPWP

    Gaji se-bulan (Penghasilan Bruto)Rp. 2.500.000,00Pengurang PHB:Biaya Jabatan 5 % x Rp.2.500.000,00Rp.125.000,00Iuran Pensiun yg dibayar pekerjaRp.100.000,00------------------Rp. 225.000,00----------------------Penghasilan Neto sebulanRp. 2.275.000,00Penghasilan Neto se th (1/1 31/12)= 12 bl x Rp. 2.275.000,00Rp.27.300.000,00Pengurang PHN se th :WP sendiriRp.15.840.000,00tambahan WP kawinRp. 1.320.000,00Jumlah---------------------Rp.17.160.000,00----------------------Penghasilan kena pajak se tahunRp.10.140.000,00PPh.ps.21 terutang se bl 5 % x Rp. 10.140.000,00Rp. 507.000,00PPh.ps.21 ferutang se bl = 1/12 x Rp. 507.000,00Rp. 42.250,00

    a. Dalam hal Sdr Ahmad Tak/belum ber NPWP 120% x Rp.42.250,00Rp. 50.700,00

  • CONTOH PENGHITUNGAN PPh ps.21 TERHADAP PH PEG TETAP DENGAN GAJI BULANAN

    KASUS KE-2 PDP.PER-31/PJ/2009 . Yg dimodifikasi menjadi sbb :Ahmad (menikah tapi belum punya anak), sejak 1 Jan 2009 bekerja pd PT.Zamrud a. Setiap bulan Perusahaan membayar:b. Setelah pensiun Ahmad ingin punya uang,maka bayar: 1. Gaji Rp.2.000.000,00 1. Iuran JHT = 2,00 % x gaji 2. Premi Jaminan Kecelakaan Kerja 0,50 % x gaji 2. Iuran Pensiun = Rp. 50.000,00 3. Premi Jaminan Kematian 0,30 % x gaji 4. Iurann JHT 3,70 % x gaji 5. Iuran Pensiun Rp. 100.000,00

    Penghitungan PPh ps.21 yg akan dipotong oleh Bend. PT.Zamrud sbb:a. Dalam hal Sdr Ahmad Telah ber NPWPGaji se-bulan (Penghasilan Bruto)Rp. 2.000.000,00Premi Jaminan Kecelakaan Kerja0,50 % x Rp. 2.000.000,00Rp. 10.000,00Premi Jaminan Kematian 0,30 % x Rp. 2.000.000,00Rp. 6.000,00JUMLAH PENGHASILAN BRUTO ---------------------- Rp. 2.016.000,00Pengurang PHB:Biaya Jabatan 5,00 % x Rp.2.016.000,00Rp. 100.800,00Iuran JHT2,00 % x Rp.2.000.000,00Rp. 40.000,00Iuran Pensiun yg dibayar pekerjaRp. 50.000,00------------------Rp. 190.800,00----------------------Penghasilan Neto sebulanRp. 1.825.200,00Penghasilan Neto se th (1/1 31/12)= 12 bl x Rp. 1.825.200,00Rp.21.902.400,00Pengurang PHN se th :WP sendiriRp.15.840.000,00tambahan WP kawinRp. 1.320.000,00Jumlah---------------------Rp.17.160.000,00----------------------Penghasilan kena pajak se tahunRp. 4.742.400,00PembulatanRp. 4.742.000,00PPh.ps.21 terutang se bl 5 % x Rp. 4.742.000,00Rp. 237.100,00PPh.ps.21 ferutang se bl = 1/12 x Rp. 237.100,00Rp. 19.758,00

    a. Dalam hal Sdr Ahmad Tidak/belum ber NPWP 120% x Rp.19.758,00Rp. 23.710,,00

  • CONTOH PENGHITUNGAN PPh ps.21 TERHADAP PH PEG TETAP DENGAN GAJI BULANANKASUS KE-3 PDP.PER-31/PJ/2009 . Yg dimodifikasi menjadi sbb :Vidyawati (karyawati- menikah tapi belum punya anak), sejak 1 Jan 2009 bekerja pd PT.Zamruda. Setiap bulan Perusahaan membayar:b. Stl pensiun Widyawati ingin uang,maka bayar: 1. Gaji Rp.2.500.000,00 1. Iuran Pensiun= Rp. 50.000,00

    Penghitungan PPh ps.21 yg akan dipotong oleh Bend. PT.Zamrud sbb:a. Dalam hal Sdr Widyawati Telah ber NPWPGaji se-bulan (Penghasilan Bruto)Rp. 2.500.000,00Pengurang PHB:1.Biaya Jabatan 5,00 % x Rp.2.500.000,00Rp. 125.000,002.Iuran Pensiun yg dibayar pekerjaRp. 50.000,00------------------Rp. 175.000,00----------------------Penghasilan Neto sebulanRp. 2.325.000,00Penghasilan Neto se th (1/1 31/12)= 12 bl x Rp. 2.325.000,00Rp.27.900.000,00Pengurang PHN se th :WP sendiriRp.15.840.000,00tambahan WP kawinRp. 1.320.000,00Jumlah---------------------Rp.17.160.000,00----------------------Penghasilan kena pajak se tahunRp. 10.740.000,00PembulatanRp. 10.740.000,00PPh.ps.21 terutang se bl 5 % x Rp. 10.740.000,00Rp. 537.000,00PPh.ps.21 ferutang se bl = 1/12 x Rp. 537.000,00Rp. 44.750,00

    a. Dalam hal Sdr Widyawati Tak/blm ber NPWP 120% x Rp.44.750,00Rp. 53.700,,00

  • CONTOH PENGHITUNGAN PPh ps.21 TERHADAP PH PEG TETAP DENGAN GAJI BULANANKASUS KE-4 PDP.PER-31/PJ/2009 . Yg dimodifikasi menjadi sbb :Utami (karyawati - menikah tapi belum punya anak), sejak 1 Jan 2009 bekerja pd PT.Zamruda. Setiap bulan Perusahaan membayar:b. Setelah pensiun Utami ingin punya uang, maka bayar: 1. Gaji Rp.3.000.000,00 2. Iuran PensiunRp.40.000,00 1. Iuran PensiunRp. 30.000,00 3. Iuran JHT3,70 % x gaji 2. Iuran JHT 2 % x gaji 4. Premi Jaminan Kecelakaan Kerj1,00 % x gaji 5. Premi Jaminan Kematian 0,30 % x gaji Berdasarkan Srt Keterangan Pemda setempat ternyata suami Sdri Utami tidak mempunyai penghasilan apapun

    Penghitungan PPh ps.21 yg akan dipotong oleh Bend. PT.Zamrud sbb:a. Dalam hal Sdr Utami Telah ber NPWPGaji se-bulan (Penghasilan Bruto)Rp. 3.000.000,00Premi Jaminan Kecelakaan Kerja1,00 % x Rp. 3.000.000,00Rp. 30.000,00Premi Jaminan Kematian 0,30 % x Rp. 3.000.000,00Rp. 9.000,00JUMLAH PENGHASILAN BRUTO ---------------------- Rp. 3.039.000,00Pengurang PHB:1.Biaya Jabatan 5,00 % x Rp.3.039.000,00Rp. 151.950,002.Iuran Pensiun Rp. 30.000,003.Iuran Jaminan Hari Tua 2,00 % x Rp.3.000.000,00Rp. 60.000,00------------------Rp. 241.950,00----------------------Penghasilan Neto sebulanRp. 2.797.050,00Penghasilan Neto se th (1/1 31/12)= 12 bl x Rp. 2.797.050,00Rp. 33.564.600,00Pengurang PHN se th :WP sendiriRp.15.840.000,00tambahan WP kawinRp. 1.320.000,00Jumlah---------------------Rp. 17.160.000,00-----------------------Penghasilan kena pajak se tahunRp. 16.404.600,00PembulatanRp. 16.404.000,00PPh.ps.21 terutang se bl 5 % x Rp. 16.404.000,00Rp. 820.200,00PPh.ps.21 ferutang se bl = 1/12 x Rp. 820.200,00Rp. 68.350,00

    a. Dalam hal Sdr Utami Tidak/belum ber NPWP 120% x Rp.68.350,00Rp. 8 2.020,,00

  • TEKNIK PENGHITUNGAN PPh.ps.21(=) PHB (PENGHASILAN BRUTO)1. TERATUR1.1. Gaji termasuk Rapel 1.1.1. THT yg dibayar oleh pemberi kerja 1.1.2. JHT kepada Jamsostek (MK)1.2. Tunjangan 1.2.1. Tunjangan PPh 1.2.2. Tunjangan lainnya, 1.2.3. uang lembur, 1.2.4. dan sejenis tunjangan lainnya (seperti) : 1.2.4.1. Tunjangan Jabatan 1.2.4.2. Tunjangan Makan 1.2.4.3. Tunjangan Transportasi1.3. Honorarium dan imbalan lain sejenisnya1.4. Premi As (apapun) yg dibay pemb kerja kep pekerja via Lemb.Asuransi1.6. Pener dlm bentuk natura & kenikmatan lainnya yg dikenakan PPh.212. TAK TERATUR2.1. Tantiem, 2.2. Bonus, 2.3. Gratifikasi, 2.4. Jasa produksi,2.5. THR/THB

  • ( -)PENGURANG1. Biaya Jabatan / Biaya Pensiun2. Iuran 1.2.1. Pensiun, yg dibayar pekerja kepada Lemb.Dana Pensiun1.2.2. Iuran THT/JHT melalui Pemberi kerja ----------------------------------------(=)PHNse TH / dise TH kan( -)PTKP----------------------------------------(=)PHKP( dibulatkan kebawah sd ribuan penuh )TARIF (ps.17(1).a----------------------------------------(=)PPh.ps,21 terutang( -)PPh.ps.21 yg telah dipotongdalam penghitungan akhir tahun------------------------------------------at akhir masa kerja(=)PPh.ps.21 Kurang dipotong(=)PPh.ps.21 Lebih dipotong

  • PPh Pasal 21:Pegawai Tidak Tetap/Tenaga Kerja Lepas, Pemagang dan Calon PegawaiUpah/Uang Saku Harian, Mingguan, Satuan, BoronganDibayarkan Bulanan Atau Jumlah Upah Kumulatif satu bulan melebihi Rp 6.000.000Upah/Uang Saku Harian 150.000> 150.000Tidak DipotongDikurangi 150.000Langsung Dipotong 5% jk upah kumulatif sebulan tdk > Rp1,32 jtUpah kumulatif (tdk dibayar bulanan)> Rp1,32 jt s.d. Rp6 jt sebulanUpah sehari dikurangi PTKP harianTarif PPh 21 : 5%Dikali 12Dikurangi PTKP SetahunPenghasilan Kena PajakDikenakan Tarif Ps 17PPh Ps 21 SetahunDibagi 12PPh Pasal 21 Sebulan

  • Penghitungan PPh Ps 21 terutang:Upah sehari .... Rp.160.000,-Dikurangi batas upah harian tdk dilakukan pemotongan PPh . Rp.150.000,-PKP sehari .. Rp. 10.000,-PPh Ps 21 yang harus dipotong :5% x Rp.10.000,- = Rp.500,-Contoh 1-Penghitungan PPh Pasal 21:Ambama, dengan status kawin, pada Bulan Maret 2010 bekerja sebagai buruh harian pada kegiatan pembangunan pagar SMP Negeri di Bandung. Pekerjaan dilakukan selama 5 hari dengan upah perhari Rp.160.000,-

  • Penghitungan PPh Ps 21 terutang:Upah sehari .... Rp.140.000,-Dikurangi batas upah harian tdk dilakukan pemotongan PPh . Rp.150.000,-PKP sehari .. Rp. 0,-PPh Ps 21 yang harus dipotong atas upah sehari : 5% x Rp.0,- = Rp. 0,-Contoh 2-Penghitungan PPh Pasal 21:Umbama dengan status kawin, pada Bulan Maret 2009 bekerja sebagai buruh harian pada kegiatan renovasi SD Negeri di Bandung. Ia bekerja selama 10 hari dan menerima upah harian sebesar Rp.140.000,-

  • Penghitungan PPh Ps 21 terutang:Upah s.d. hari k-10 (Rp.140.000,-x 10 hari) Rp.1.400.000,-Dikurangi PTKP sebenarnya (Rp.15.840.000,- x 10/360) . Rp. 440.000,-PKP s.d. hari ke-10 . Rp. 960.000,-PPh Ps 21 terutang s.d. hari ke-10: (5% x Rp.960.000) =Rp.48.000,-PPh Ps 21 yg telah dipotong s.d. hari ke-10 .. =Rp. 0,-PPh Ps 21 yg harus dipotong pada hari ke-10 .. =Rp.48.000,- Sehingga pd hari ke-10 , upah bersih yang diterima Umbama sebesar : Rp.140.000,- - Rp.48.000,- = Rp.92.000,- Contoh 2 (Lanjutan)-Penghitungan PPh Pasal 21:Sampai dengan hari ke-9, karena jumlah kumulatif upah yang diterima belum melebihi Rp.1.320.000,-, maka tidak ada PPh pasal 21 yang dipotong.Misalkan Umbama bekerja selama 10 hari, maka hari ke-10 setelah jumlah kumulatif upah yang diterima melebihi Rp.1.320.000,-, maka PPh pasal 21 yang terutang, dihitung berdasarkan upah setelah dikurangi PTKP yang sebenarnya.

  • Penghitungan PPh Ps 21 terutang:Upah s.d. hari k-11 (Rp.140.000,-x 11 hari) Rp.1.540.000,-Dikurangi PTKP sebenarnya (Rp.15.840.000,- x 11/360) Rp. 484.000,-PKP s.d. hari ke-11 . Rp.1.056.000,-PPh Ps 21 terutang s.d. hari ke-11: (5% x Rp.1.056.000) =Rp.52.800,-PPh Ps 21 yg telah dipotong s.d. hari ke-10 =Rp.48.000,-PPh Ps 21 yg harus dipotong pada hari ke-11 .. =Rp. 4.800,- Sehingga pd hari ke-11 , upah bersih yang diterima Umbama sebesar : Rp.140.000,- - Rp.4.800,- = Rp.135.200,- . Dst-nyaContoh 2 (Lanjutan)-Penghitungan PPh Pasal 21:Misalkan Umbama bekerja selama 11 hari, maka PPh pasal 21 yang yang harus dipotong pada hari ke-11 adalah sebagai berikut:

  • Upah bulan Juli sebesar Rp.2.500.000,-Upah tidak kena pajak : PTKP setahun dibagi 360 (karena upah sebulan melebihi Rp.1.320.000,-) = Rp.15.840.000,- x 20/ 360 Rp. 880.000,- Upah Bulan Juli yang kena pajak . Rp.1.620.000,- Upah terhutang pajak PPh Pasal 21 : 5% x Rp. 1.620.000,-=Rp.81.000,-PPh Pasal 21 per hari untuk bulan Juli : Rp.81.000,- : 20 hari = Rp.4.050,-Atas Pemotongan pajak ini dibuatkan Bukti Pemotongan Nomor 01/Ps-21/07/2009 Contoh 3 Upah BoronganPada Bulan Juli 2010, perusahaan mempekerjakan pegawai harian lepas dengan upah borongan yang dibayarkan pada saat pekerjaan selesai. Himawan (tidak kawin, tanpa tanggungan), alamat : Jl Wonosari KM 11 No. 110 Yogyakarta, NPWP: 68.302.123.4.542.000, upah borongan sebesar Rp.2.500.000,-dikerjakan dalam waktu 20 hari.

  • Kasus 3-A Upah BoronganHendrawan (kawin, tanggungan 1), alamat : Jl Godean No.240 Yogyakarta, upah borongan sebesar Rp.1.400.000,- dikerjakan dalam waktu 15 hari. 31.5002. Hilman (tidak kawin, tanpa tanggungan), alamat : Jl Godean No. 245 Yogyakarta, upah borongan sebesar Rp.1.060.000,- dikerjakan dalam waktu 9 hari.

  • Atas penghasilan yang dibayarkan berupa : gaji kehormatan gaji atau uang pensiun tunjangan yang terkait dengan gaji kehormatan, gaji atau uang pensiun yang dibebankan kepada keuangan negara/daerah, PPh Pasal 21 nya dihitung dengn cara:- Bagi Pejabat Negara,PNS, dan Anggota ABRI :Tarif Pasal 17 ayat (1) huruf a x PKP. PKP = PB (Biaya Jabatan + Iuran Pensiun ) = PN - PTKP)- Bagi Penerima Pensiun bulanan : Tarif Pasal 17 ayat (1) huruf a x PKP. PKP = PB (Biaya Pensiun + PTKP)Contoh 4 - Penghitungan PPh Pasal 211. Bagi Pejabat Negara, PNS, Anggota ABRI dan para Pensiunan termasuk duda/janda dan atau anak-anaknya yang dibebankan kepada Keuangan Negara/Daerah (APBN/APBD):

  • Penghitungan PPh Ps 21 terutang:PB : Rp.1.700.000,- + Rp.200.000,- + Rp.100.000,- .Rp.2.000.000,- Bi. Jabatan 5% x Rp.2.000.000,- = Rp.100.000,- Iuran Pensiun = Rp.100.000,- =Rp. 200.000,- PN/bulan Rp.1.800.000,-PN setahun 12 x Rp.1.800.000,- = Rp.21.600.000,-PTKP Rp.15.840.000,- PKP Rp. 5.760.000,-PPh Pasal 21 setahun: 5% x Rp.5.760.000,- = Rp.288.000,-PPh Pasal 21 sebulan : Rp.288.000,- : 12 =Rp.24.000,- yg ditanggung pemerintah Contoh 4 - Penghitungan PPh Pasal 21Umbama (tidak kawin) adalah PNS golongn IIIa, menerima gaji Rp.1.700.000,-/bulan, tunjangan beras Rp.200.000,-/bulan dan tunjangan fungsional Rp.100.000,-/bulan, dengan iuran pensiun Rp.100.000,-/bulan yg dibayar sendiri

  • Penghitungan PPh Ps 21 terutang:Penghasilan Bruto ... Rp.2.400.000,- Bi. Jabatan 5% x Rp.2.400.000,- = Rp.120.000,- Iuran Pensiun = Rp.100.000,- =Rp. 220.000,- PN/bulan Rp.2.180.000,-PN setahun 12 x Rp.2.180.000,- = Rp.26.160.000,-PTKP Rp.15.840.000,- PKP Rp.10.320.000,-PPh Pasal 21 setahun: 5% x Rp.10.320.000,- = Rp.516.000,-PPh Pasal 21 sebulan : Rp.516.000,- : 12 =Rp.43.000,- yg ditanggung pemerintah Contoh 4 (Lanjutan1a) - Penghitungan PPh Pasal 21Umbama (tidak kawin) adalah PNS golongn IIIa, pada Buan April 2009 naik golongan menjadi IIIb dan penghasilan sebulannya terhitung mulai bulan tersebut bertambah menjadi Rp.2.400.000,-/bulan, dengan iuran pensiun Rp.100.000,-/bulan yg dibayar sendiri

  • Penghitungan PPh Ps 21 terutang:Penghasilan (Jan s.d.Maret ) Rp. 6.000.000,-Penghasilan (Aprl s.d. Desember ) (9x2.400.000)..........Rp.21.600.000,- =Rp.27.600.000,- Bi. Jabatan 5% x Rp.27.600.000,- = Rp.1.380.000,- Iuran Pensiun (buan Desember) = Rp. 100.000,- =Rp. 1.480.000,- Penghasilan Neto . = Rp.26.120.000,-PTKP .. =Rp.15.840.000,- PKP =Rp.10.280.000,-PPh Pasal 21 setahun: 5% x Rp.10.280.000,- = Rp.514.000,-PPh Pasal 21 yang telah dipotong dr Jan s.d. Nopember 2009 : PPh Pasal 21 Jan s.d Mart Rp.24.000,- x 3 = Rp. 72.000,- PPh Pasal 21 Apr s.d Nov Rp.43.000,- x 8 = Rp.344.000,- Jumlah = Rp.416.000,- PPh Pasal 21 Bulan Desember 2009(masa pjk terakhir) = Rp. 98.000,- Contoh 4 (Lanjutan 1a) - Penghitungan PPh Pasal 21Umbama (tidak kawin) adalah PNS yang pada Buan April 2009 naik golongan menjadi IIIb dan penghasilan (gaji + tunjangan) yang diterima bulan Desember 2009 tersebut Rp.2.400.000,- dengan iuran pensiun Rp.100.000,-/bulan yg dibayar sendiri

  • b. Atas penghasilan yang dibayarkan berupa : Honorarium, Uang Sidang, Uang Hadir, Uang Lembur, Imbalan Prestasi Kerja, dan imbalan lain dengan nama apapun , Pengenaan PPh Pasal 21 nya dipotong sebesar 15% dari Jumlah PB, dan bersifat Final,kecuali PNS gol IId kebawah / Anggota ABRI berpangkat Pembantu Letnan Satu kebawah atau Ajun Inspektur Polisi Satu kebawah.Contoh 4 - Penghitungan PPh Pasal 211. Bagi Pejabat Negara, PNS, Anggota ABRI dan para Pensiunan termasuk duda/janda dan atau anak-anaknya yang dibebankan kepada Keuangan Negara/Daerah (APBN/APBD):

  • Contoh 4 (Lanjutan1b) - Penghitungan PPh Pasal 21Departemen Keuangan mengadakan pelatihan dan membayar honor kepada Rumbama, SH (PNS Gol IIIb) sebagai pengajar dengan honor Rp.2.000.000,-Jawab :PPh Pasal 21 : 15% x Rpp.2.000.000,- = Rp.300.000,- (bersifat Final)

  • Atas Honorarium, Komisi, Fee, dan Imbalan Sejenisnya dengan namadan dalam bentuk apapun sebagai imbalan sehubungan dengan pekerjaan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan oleh BUKAN PEGAWAI, yang terdiridari :- Tenaga Ahli- Bukan Tenaga Ahli- Penasehat,Pengarang, Pemberi Jasa Dlm Bidang Teknik, Agen, Pengawas, Penjaja Barang dagangan, Distributor.Dipotong PPh Pasal 21 berdasarkan penerapan tarif pasal 17 ayat (1) huruf a UU PPh x 50% dari PB Contoh 4 - Penghitungan PPh Pasal 212. Bagi SELAIN Pejabat Negara, PNS, Anggota ABRI dan para Pensiunan termasuk duda/janda dan atau anak-anaknya yang dibebankan kepada Keuangan Negara/Daerah (APBN/APBD):

  • Dalam hal Dokter Yang Praktik di RS/KlinikJumlah Penghasilan Bruto adalahSebesar Jasa Dokter Yang Dibayarkan Pasien melalui RS/Klinik sebelumDipotong Biaya-Biaya atau Bagi Hasil RS/KlinikPenghitungan PPh Pasal 21:Tenaga Ahli Yang Melakukan Pekerjaan BebasTarif Pasal 17 atas Jumlah Kumulatif50% dari Jumlah Penghasilan Bruto

  • Penghitungan PPh Pasal 21:Bukan Pegawai Selain Tenaga Ahli Atas Imbalan BerkesinambunganMemiliki NPWP dan Hanya Menerima Penghasilan Dari Pemotong Pajak Yang BersangkutanTidak Punya NPWP Atau Menerima Penghasilan Dari Selain Pemotong Pajak Yang BersangkutanTarif Pasal 17 atas Jumlah Kumulatif Penghasilan Kena PajakPKP adalah Penghasilan Bruto Dikurangi PTKP per bulanTarif Pasal 17 atas Jumlah Kumulatif Penghasilan BrutoMenyerahkan fotokopi kartu NPWP dan bagi wanita kawin menyerahkan fotokopi NPWP suami serta fotokopi surat nikah & KK

  • PPh Pasal 21 :Bukan Pegawai Selain Tenaga AhliAtas Imbalan Yang Tidak Bersifat BerkesinambunganTARIF PS. 17JUMLAH PENGHASILAN BRUTOX

  • PPh Pasal 21:Peserta KegiatanTARIF PS. 17 DITERAPKAN ATAS :PEMBAYARAN YANG BERSIFAT UTUH DAN TIDAK DAPAT DIPECAHJUMLAH PENGHASILAN BRUTO

  • PPh Pasal 21JASA PRODUKSI, TANTIEM, GRATIFIKASI DAN BONUS ATAU IMBALAN LAIN YANG TIDAK TERATURPENARIKAN DANA PENSIUNDEWAN KOMISARIS / PENGAWAS BUKAN PEG. TETAPMANTAN PEGAWAIPESERTA PROGRAM PENSIUN YANG MASIH BERSTATUS PEGAWAIDITERAPKAN TARIF PASAL 17 X PENGHASILAN BRUTO KUMULATIF

  • PEGAWAIBUKAN PEGAWAIKOMISARIS, MANTAN PEGAWAI,PENARIKAN DAPEN O/ PEGAWAITENAGA AHLIPENSIUNANTETAPTIDAK TETAPPh NETO - PTKPBULANANHARIANPh BRUTO - PTKPPh Bruto (kumulatif) PTKP Bulanan*)Ph Bruto (kumulatif)Ph NETO - PTKPSEKALIGUSBERKALAPh BRUTO 150 RIBUMasih Berlaku PP 149 Th 2000Ph BRUTO(>1,32jt s.d.6jt) PTKP HarianLAINNYA YG Ph TDK BERKESINAMBUNGANPh BrutoLAINNYA YG MENERIMA PhBERKESINAMBUNGAN*)50% X Ph Bruto (kumulatif)PESERTA KEGIATANSKEMA DASAR PENGENAAN PPh PASAL 21Ph BRUTO(>6jt) PTKP

  • Tatacara Pemotongan PPh Pasal 21ATASUang PesangonUang Manfaat PensiunTHT/JHT Yang Dibayarkan SekaligusDIATUR DALAM KETENTUAN YANG DITETAPKAN KHUSUS(Pasal 18)

  • Tatacara Pemotongan dan Pengenaan PPh Pasal 21Penghasilan Bersumber Dari APBN/D yang Diterima oleh :Pejabat Negara PNS Anggota TNI/Polri dan PensiunannyaDIATUR DALAM KETENTUAN YANG DITETAPKAN KHUSUS(Pasal 17)

  • PPh Pasal 26:WP Luar Negeri20% Final

    X

    PENGHASILAN BRUTOMEMPERHATIKAN KETENTUAN P3B

  • Penerima Penghasilan Tidak Ber NPWPDIKENAKAN TARIF LEBIH TINGGI 20%TIDAK BERLAKU UNTUK PPh PASAL 21 FINALDIPOTONG PPh PASAL 21 SEBESAR 120% DARI PPh PASAL 21 YANG SEHARUSNYA DIPOTONG JIKA BER NPWPDIPERHITUNGKAN OLEH PEMOTONG DENGAN PPh PASAL 21 TERUTANG BULAN-BULAN BERIKUTNYAJIKA PEGAWAI TETAP, BER- NPWP SEBELUM PEMOTONGAN BULAN DESEMBER

  • Saat Terutang PPh Pasal 21/26Bagi Penerima PenghasilanSAAT DILAKUKAN PEMBAYARAN ATAU SAAT TERUTANGNYA PENGHASILANBagi Pemotong PPh Pasal 21/26UNTUK SETIAP MASA PAJAKAKHIR BULAN DILAKUKANNYA PEMBAYARAN ATAU AKHIR BULAN TERUTANGNYA PENGHASILANPasal 21

  • Kewajiban PemotongWajib Mendaftarkan Diri ke KPPWajib menghitung, memotong, menyetorkan dan melaporkan PPh Pasal 21 dan Pasal 26 yang terutang untuk setiap bulan kalender.PPh Pasal 21/26 yang dipotong wajib disetor ke Kantor Pos atau Bank paling lama 10 hari setelah Masa Pajak berakhir.Pemotong Pajak wajib lapor sekalipun nihil, paling lama 20 hari setelah Masa Pajak berakhir.Wajib Membuat Catatan atau Kertas Kerja Perhitungan PPh Ps. 21/26 Untuk Setiap Masa PajakWajib Menyimpan Catatan atau Kertas Kerja Sesuai KetentuanWajib Membuat Bukti Potong dan Memberikannya Kepada Penerima Penghasilan

  • Bukti Pemotongan PPh Pasal 21Untuk pegawai tetap/penerima pensiun berkala:dibuat sekali setahun (Form 1721 A1/A2)diberikan paling lama 1 bulan setelah akhir tahun atau pegawai berhentiUntuk selain pegawai tetap/penerima pensiun berkala:Dibuat setiap kali ada pemotonganJika dalam satu bulan > 1 kali pembayaran maka bukti potong dapat dibuat sekali dalam satu bulanBukti Potong PPh Pasal 21 Tidak wajib dilampirkan dalam SPT Masa PPh Pasal 21

  • Kewajiban Penerima PenghasilanWajib Mendaftarkan Diri ke KPPPegawai, Penerima Pensiun Berkala, dan Bukan Pegawai tertentu Wajib Membuat Surat Pernyataan Yang Berisi Jumlah Tanggungan Keluarga Pada Awal Tahun Kalender Atau Pada Saat Menjadi Subjek Pajak Dalam NegeriWajib Menyerahkan Surat Pernyataan Tanggungan Keluarga kpd Pemotong Pajak Pada Saat Mulai Bekerja Atau Mulai PensiunWajib Membuat Surat Pernyataan Baru Dalam Hal Terjadi Perubahan Tanggungan Keluarga Paling Lambat Sebelum Mulai Tahun Kalender Berikutnya

  • CONTOH PERHITUNGANPPh PASAL 21

  • Ahmad Zakaria bekerja pada perusahaan PT Zamrud Abadi dengan memperoleh Gaji sebulan Rp 2.500.000,00 dan membayar iuran pensiun sebesar Rp 100.000,00. Ahmad menikah tetapi belum mempunyai anak. Penghitungan PPh Pasal 21-nya adalah sebagai berikut : Pegawai Tetap : Gaji Bulanan

    Sheet1

    Gaji sebulanRp$2,500,000

    Pengurangan :

    1.Biaya Jabatan

    5% x$2,500,000Rp$125,000

    2.Iuran pensiun$100,000

    Rp$225,000

    Penghasilan Neto sebulanRp$2,275,000

    Penghasilan Neto setahun

    12 x$2,275,000Rp$27,300,000

    PTPK Setahun

    WP SendiriRp$15,840,000

    Tambahan WP KawinRp$1,320,000

    Tanggungan0.0

    Rp$17,160,000

    Pengh. Kena Pajak setahunRp$10,140,000

    PPh Pasal 21 setahun

    5% x$10,140,000Rp$507,000

    PPh Pasal 21 sebulan

    $507,000: 12Rp$42,250

  • Bambang Yuliawan pegawai pada perusahaan PT Yasa Buana, menikah tanpa anak, memperoleh gaji sebulan Rp 2.000.000,00. PT Yasa Buana mengikuti program Jamsostek, premi Jaminan Kecelakaan Kerja dan premi Jaminan Kematian dibayar oleh pemberi kerja dengan jumlah masing-masing 0,50% dan 0,30% dari gaji. PT Yasa Buana menanggung iuran Jaminan Hari Tua setiap bulan sebesar 3,70% dari gaji sedangkan Bambang Yuliawan membayar iuran Jaminan Hari Tua sebesar 2,00% dari gaji setiap bulan. Disamping itu PT Yasa Buana juga mengikuti program pensiun untuk pegawainya.PT Yasa Buana membayar iuran pensiun untuk Bambang Yuliawan ke dana pensiun, yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan, setiap bulan sebesar Rp 100.000,00, sedangkan Bambang Yuliawan membayar iuran pensiun sebesar Rp 50.000,00Pegawai Tetap : Gaji Bulanan (2)

  • Pegawai Tetap : Gaji Bulanan (2)

    Sheet1

    Gaji sebulanRp$2,000,000

    Premi Jaminan Kecelakaan Kerja$10,000

    Premi Jaminan Kematian$6,000

    Penghasilan Bruto$2,016,000

    Pengurangan :

    1.Biaya Jabatan

    5% x$2,016,000Rp$100,800

    2.Iuran pensiun$50,000

    3.Iuran Jaminan Hari Tua$40,000

    Rp$190,800

    Penghasilan Neto sebulanRp$1,825,200

    Penghasilan Neto setahun

    12 x$1,825,200Rp$21,902,400

    PTPK Setahun

    WP SendiriRp$15,840,000

    Tambahan WP KawinRp$1,320,000

    Tanggungan

    Rp$17,160,000

    Pengh. Kena Pajak setahunRp$4,742,400

    Pembulatan$4,742,000

    PPh Pasal 21 setahun

    5% x$4,742,000Rp$237,100

    PPh Pasal 21 sebulan

    $237,100: 12Rp$19,758

  • Pegawai Tetap : Karyawati KawinEndang Vidyawati adalah seorang karyawati dengan status menikah tanpa anak, bekerja pada PT Ventura Entiti dengan gaji sebulan sebesar Rp. 2.500.000,00. Endang VIdyawati membayar iuran pensiun ke dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan sebesar Rp. 50.000,00 sebulan. Berdasarkan surat keterangan dari Pemda tempat Endang Vidyawati berdomisili yang diserahkan kepada pemberi kerja, diketahui bahwa suaminya tidak mempunyai penghasilan apapun.

    Sheet1

    Gaji sebulanRp$2,500,000

    Pengurangan :

    1.Biaya Jabatan

    5% x$2,500,000Rp$125,000

    Iuran pensiunRp$50,000

    Rp$175,000

    Penghasilan Neto sebulanRp$2,325,000

    Penghasilan Neto setahun

    12 x$2,325,000Rp$27,900,000

    PTKP Setahun

    WP SendiriRp$15,840,000

    Tambahan WP KawinRp$1,320,000

    Rp$17,160,000

    Pengh. Kena Pajak setahunRp$10,740,000

    PPh Pasal 21 setahun

    5% x$10,740,000Rp$537,000

    PPh Pasal 21 sebulan

    $537,000: 12Rp$44,750

  • Pegawai Tetap : Jasa Produksi, Tantiem, Gratifikasi, THR, Bonus, Premi dan SejenisnyaJoko Qurnain (tidak kawin) bekerja pada PT Qolbu Jaya dengan memperoleh gaji sebesar Rp 2.000.000,00 sebulan. Dalam tahun yang bersangkutan Joko menerima bonus sebesar Rp 5.000.000,00. Setiap bulannya Joko membayar iuran pensiun ke dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan sebesar Rp 60.000,00Cara menghitung PPh Pasal 21 atas bonus adalah :A. PPh Pasal 21 atas Gaji dan Bonus :

    Sheet1

    Gaji Setahun (12 x Rp 2.000.000)Rp$24,000,000

    BonusRp$5,000,000

    Rp$29,000,000

    Pengurangan :

    1.Biaya Jabatan

    5% x$29,000,000Rp$1,450,000

    2.Iuran pensiun

    12 x$60,000Rp$720,000

    Rp$2,170,000

    Penghasilan Neto setahunRp$26,830,000

    PTKP Setahun

    WP SendiriRp$15,840,000

    Rp$15,840,000

    Pengh. Kena Pajak setahunRp$10,990,000

    PPh Pasal 21 setahun

    5% x$10,990,000Rp$549,500

  • Pegawai Tetap : Jasa Produksi, Tantiem, Gratifikasi, THR, Bonus, Premi dan SejenisnyaJoko Qurnain (tidak kawin) bekerja pada PT Qolbu Jaya dengan memperoleh gaji sebesar Rp 2.000.000,00 sebulan. Dalam tahun yang bersangkutan Joko menerima bonus sebesar Rp 5.000.000,00. Setiap bulannya Joko membayar iuran pensiun ke dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan sebesar Rp 60.000,00B. PPh Pasal 21 atas Gaji :C. PPh Pasal 21 atas Bonus :Rp 549.500,00 Rp312.000,00 = Rp 237.500,00

    Sheet1

    Gaji SetahunRp$24,000,000

    Pengurangan :

    1.Biaya Jabatan

    5% x$24,000,000$1,200,000

    2.Iuran pensiunRp$720,000

    Rp$1,920,000

    Penghasilan Neto setahunRp$22,080,000

    PTKP Setahun

    WP SendiriRp$15,840,000

    Rp$15,840,000

    Pengh. Kena Pajak setahunRp$6,240,000

    PPh Pasal 21 setahun

    5% x$6,240,000Rp$312,000

  • Ahmad Zakaria sebagaimana tersebut dalam contoh di atas pada bulan Juni 2009 menerima kenaikan gaji, menjadi Rp 3.500.000,00 sebulan dan berlaku surut sejak 1 Januari 2009. Dengan adanya kenaikan gaji yang berlaku surut tersebut maka Ahmad menerima rapel sejumlah Rp 5.000.000,00 (kekurangan gaji untuk masa Januari s.d. Mei 2009). Untuk menghitung PPh Pasal 21 atas uang rapel tersebut, terlebih dahulu dihitung kembali PPh Pasal 21 untuk masa Januari s.d. Mei 2009 atas dasar penghasilan setelah ada kenaikan gaji. Dengan demikian penghitungan PPh Pasal 21 terutangnya adalah sebagai berikut :PASAL 21 ATAS PEMBAYARAN UANG RAPEL

    Sheet1

    Gaji sebulanRp$3,500,000

    Pengurangan :

    1.Biaya Jabatan

    5% x$3,500,000Rp$175,000

    2.Iuran pensiun$100,000

    Rp$275,000

    Penghasilan Neto sebulanRp$3,225,000

    Penghasilan Neto setahun

    12 x$3,225,000Rp$38,700,000

    PTPK Setahun

    WP SendiriRp$15,840,000

    Tambahan WP KawinRp$1,320,000

    Rp$17,160,000

    Pengh. Kena Pajak setahunRp$21,540,000

    PPh Pasal 21 setahun

    5% x$21,540,000Rp$1,077,000

    PPh Pasal 21 sebulan

    $1,077,000: 12Rp$89,750

    PPh Pasal 21 Januari s.d Mei 2009 seharusnya adalah:

    5x89,750.00Rp$448,750

    PPh Pasal 21 yang sudah dipotong Januari s.d Mei 2009

    5x42,250.00Rp$211,250

    PPh Pasal 21 untuk uang rapelRp$237,500

  • Ahmad Zakaria bekerja pada perusahaan PT Zamrud Abadi dengan memperoleh Gaji sebulan Rp 2.500.000,00 dan membayar iuran pensiun sebesar Rp 100.000,00. Ahmad menikah tetapi belum mempunyai anak. Hitung PPh Pasal 21 : Pegawai Tetap : Gaji BulananPegawai Tetap : Gaji Bulanan (2)Bambang Yuliawan pegawai pada perusahaan PT Yasa Buana, menikah tanpa anak, memperoleh gaji sebulan Rp 2.000.000,00. PT Yasa Buana mengikuti program Jamsostek, premi Jaminan Kecelakaan Kerja dan premi Jaminan Kematian dibayar oleh pemberi kerja dengan jumlah masing-masing 0,50% dan 0,30% dari gaji. PT Yasa Buana menanggung iuran Jaminan Hari Tua setiap bulan sebesar 3,70% dari gaji sedangkan Bambang Yuliawan membayar iuran Jaminan Hari Tua sebesar 2,00% dari gaji setiap bulan. Disamping itu PT Yasa Buana juga mengikuti program pensiun untuk pegawainya.PT Yasa Buana membayar iuran pensiun untuk Bambang Yuliawan ke dana pensiun, yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan, setiap bulan sebesar Rp 100.000,00, sedangkan Bambang Yuliawan membayar iuran pensiun sebesar Rp 50.000,00

  • Endang Vidyawati adalah seorang karyawati dengan status menikah tanpa anak, bekerja pada PT Ventura Entiti dengan gaji sebulan sebesar Rp. 2.500.000,00. Endang VIdyawati membayar iuran pensiun ke dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan sebesar Rp. 50.000,00 sebulan. Berdasarkan surat keterangan dari Pemda tempat Endang Vidyawati berdomisili yang diserahkan kepada pemberi kerja, diketahui bahwa suaminya tidak mempunyai penghasilan apapun. Hitung PPh Psl 21Terutang ?Pegawai Tetap : Karyawati KawinPegawai Tetap : Jasa Produksi, Tantiem,THR, Bonus, Premi dan SejenisnyaJoko Qurnain (tidak kawin) bekerja pada PT Qolbu Jaya dengan memperoleh gaji sebesar Rp 2.000.000,00 sebulan. Dalam tahun yang bersangkutan Joko menerima bonus sebesar Rp 5.000.000,00. Setiap bulannya Joko membayar iuran pensiun ke dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan sebesar Rp 60.000,00Hitung PPh Pasal 21 atas bonus ?

  • Ahmad Zakaria sebagaimana tersebut dalam contoh di atas pada bulan Juni 2009 menerima kenaikan gaji, menjadi Rp 3.500.000,00 sebulan dan berlaku surut sejak 1 Januari 2009. Dengan adanya kenaikan gaji yang berlaku surut tersebut maka Ahmad menerima rapel sejumlah Rp 5.000.000,00 (kekurangan gaji untuk masa Januari s.d. Mei 2009). Untuk menghitung PPh Pasal 21 atas uang rapel tersebut, terlebih dahulu dihitung kembali PPh Pasal 21 untuk masa Januari s.d. Mei 2009 atas dasar penghasilan setelah ada kenaikan gaji. Dengan demikian penghitungan PPh Pasal 21 terutangnya adalah sebagai berikut :PASAL 21 ATAS PEMBAYARAN UANG RAPEL*

    *************************************************************************