97
DAFTAR ISI PPJT Jaringan Lokal Akses Fiber i

PPJT-2 KAF

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PPJT-2 KAF

DAFTAR ISI

BAB I. PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang 11.2 Ruang Lingkup 11.3 Maksud dan Tujuan 1

BAB II. DEFINISI DAN SINGKATAN2.1 Definisi 32.2 Singkatan 5

BAB III. PERSIAPAN INSTALASI3.1 Ruang lingkup instalasi 63.2 Langkah-langkah pekerjaan 63.3 Pemeriksaan barang 73.4 Peralatan dan material yang

dibutuhkan8

3.5 Pengamanan 9

BAB IV. INSTALASI PERANGKAT INDOOR4.1 Umum 114.2 Persyaratan ruangan 144.3 Persyaratan umum pemasangan

perangkat 14

4.4 Pemasangan perangkat diatas lantai 16

4.5 Pemasangan perangkat di dinding 18

BAB V. INSTALASI PERANGKAT OUTDOOR5.1 Umum 205.2 Persyaratan lokasi 215.3 Persyaratan umum pemasangan

perangkat 21

BAB VI. INSTALASI KABEL SERAT OPTIK6.1 Umum 306.2 Persiapan pemasangan 316.3 Instalasi kabel duct 326.4 Instalasi kabel tanam langsung 376.5 Instalasi kabel udara 436.6 Instalasi kabel indoor 49

BAB VII. PENYELESAIAN PEKERJAAN

PPJT Jaringan Lokal Akses Fiber i

Page 2: PPJT-2 KAF

7.1 Terminasi Kabel 517.2 Penyambungan 58

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Ruang lingkup instalasi jaringan dan perangkat Jarlokaf 6Gambar 4.1 Konfigurasi umum instalasi perangkat di sisi sentral 11Gambar 4.2 Konfigurasi umum instalasi perangkat di sisi pelanggan 12Gambar 4.3 Contoh Floor Layout 16Gambar 4.4 Contoh pemasangan kabel tray 17Gambar 4.5 Contoh pemasangan angker pada lantai 18Gambar 4.6 Contoh pemasangan baut tembok 18Gambar 4.7 Contoh pemasangan perangkat di dinding 19Gambar 5.1 Pemasangan perangkat outdoor 20Gambar 5.2 Penempatan kabinet pada sudut jalan 22Gambar 5.3 Patok pengaman kabinet 23Gambar 5.4 Pemasangan cabinet root 23Gambar 5.5 Penampang pipa pada dudukan kabinet 24Gambar 5.6 Pemasangan pondasi tiang 25Gambar 5.7 Pemasangan perangkat di tiang (kabel optik dari KTL) 26Gambar 5.8 Pemasangan perangkat di tiang (kabel optik dari KU) 27Gambar 5.9 Pemasangan catu daya 28Gambar 5.10 Pemasangan batere 29Gambar 6.1 Konfigurasi umum jaringan kabel serat optik 30Gambar 6.2 Tampak atas pemasangan sub duct 33Gambar 6.3 Tampak atas pemasangan kabel roll 34Gambar 6.4 Pilar pengaman 38Gambar 6.5 Konstruksi penanaman kabel 41Gambar 6.6 Warning Tape 42Gambar 6.7 Tanda sambungan 43Gambar 6.8 Penambatan kabel lurus 46Gambar 6.9 Penambatan belokan kabel 46Gambar 6.10 Instalasi kabel udara dengan metode drive off routes 47Gambar 6.11 Instalasi kabel udara dengan metode back pull routes 48Gambar 7.1 Contoh Fiber Distribution Frame pada T-AURORA 51Gambar 7.2 Contoh pemasangan kabel indoor pada FDF 53Gambar 7.3 Contoh pemasangan kabel outdoor pada FDF 54Gambar 7.4 Contoh pemasangan fiber pada splice cassette 55Gambar 7.5 Contoh penyambungan fiber pada splice cassette 55Gambar 7.6 Contoh penyambungan fiber pada splice cassette 56Gambar 7.7 Contoh penyambungan fiber pada splice cassette 57Gambar 7.8 Contoh pemasangan closure di manhole 60Gambar 7.9 Pengupasan kabel serat optik 60Gambar 7.10 Pengupasan fiber coating 61Gambar 7.11 Pembersihan serat optik 61Gambar 7.12 Hasil potongan dan pembersihan serat optik 62Gambar 7.13 Fusion Splicer 63Gambar 7.14 Penempatan fiber pada V-groove(tampak samping) 64

PPJT Jaringan Lokal Akses Fiber ii

Page 3: PPJT-2 KAF

Gambar 7.15 Gambar hasil sambungan 64Gambar 7.16 Selonsong serat optik 65Gambar 7.17 Fusion splicer dengan IAS 66

PPJT Jaringan Lokal Akses Fiber iii

Page 4: PPJT-2 KAF

BAB I

PPJT Jaringan Lokal Akses Fiber iv

Page 5: PPJT-2 KAF

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perangkat JARLOKAF mempunyai karakteristik tersendiri dalam pemasangannya baik untuk perangkat elektronik maupun kabelnya sehingga pemasangan yang tidak benar dapat menurunkan unjuk kerja sistem. Pedoman instalasi ini disusun sebagai petunjuk dalam melaksanakan pekerjaan pemasangan/ instalasi kabel dan perangkat JARLOKAF yang dikerjakan baik oleh Petugas/ Karyawan TELKOM maupun oleh Kontraktor yang ditunjuk oleh TELKOM.

1.2 Ruang Lingkup

Pedoman instalasi ini menjelaskan tentang persiapan instalasi, cara pemasangan/instalasi dan penempatan perangkat JARLOKAF baik yang berada di lokasi indoor maupun outdoor, serta cara instalasi jaringan kabel serat optik berikut sistem catu dayanya.

1.3 Maksud dan Tujuan

1.3.1 Maksud

Pedoman instalasi ini disusun dengan maksud sebagai berikut :

a. Sebagai acuan dalam pelaksanaan pekerjaan dan pengawasan instalasi perangkat JARLOKAF di lingkungan TELKOM.

b. Sebagai sarana pembinaan Sumber Daya Manusia (SDM) baik intern TELKOM maupun instansi lainya di bidang instalasi perangkat JARLOKAF.

c. Memberikan penjelasan tentang prosedur instalasi perangkat JARLOKAF dan jaringan kabel serat optik yang benar.

1.3.2 Tujuan

Dalam rangka meningkatkan kualitas dan efisiensi pelaksanaan pekerjaan instalasi perangkat JARLOKAF, TELKOM menerbitkan Pedoman Instalasi JARLOKAF dengan tujuan sebagai berikut :

a. Diperoleh keseragaman dalam pekerjaan instalasi perangkat JARLOKAF.

PPJT Jaringan Lokal Akses Fiber v

Page 6: PPJT-2 KAF

b. Diperoleh hasil pekerjaan yang berkualitas dan rapi sehingga dapat dipakai untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada pemakai jasa telekomunikasi.

BAB II

DEFINISI DAN SINGKATAN

2.1 Definisi

Untuk mendapatkan pengertian dan penafsiran yang sama, istilah-istilah berikut dipergunakan dalam buku pedoman ini :

a. Jaringan Akses adalah seluruh jaringan yang menghubungkan antara sentral lokal dengan terminal pelanggan.

b. Jaringan Lokal Akses Fiber (JARLOKAF) adalah sekumpulan jaringan akses yang menggunakan kabel serat optik. JARLOKAF adalah istilah dalam bahasa Indonesia untuk Optical Access Network (OAN) atau istilah lainnya Fibre In The Loop (FITL).

c. Digital Loop Carrier (DLC) adalah salah satu jenis teknologi JARLOKAF yang menggunakan konfigurasi Point to Point.

d. Passive Optical Network (PON) adalah salah satu jenis teknologi JARLOKAF yang menggunakan konfigurasi Point to Multipoint.

e. Optical Line Terminal (OLT) adalah jenis perangkat aktif yang merupakan sub system dari Optical Access Network yang berdasarkan kepada teknologi PON, berfungsi sebagai antarmuka sentral dengan jaringan yang dihubungkan ke satu atau lebih jaringan distribusi optik (ODN).

f. Passive Splitter (PS) adalah suatu perangkat pasif dalam suatu jaringan PON yang berfungsi sebagai pencabangan dari satu saluran serat optik menjadi beberapa saluran serat optik dan umumnya diletakan antara OLT dan ONU.

g. Optical Distribution Network (ODN) atau dalam bahasa Indonesia Jaringan Distribusi Optik, merupakan suatu jaringan transmisi kabel serat optik antara perangkat OLT dan ONU.

h. Optical Network Unit (ONU) adalah jenis perangkat aktif yang merupakan sub system dari Optical Access Network yang berdasarkan kepada teknologi PON, berfungsi sebagai antarmuka pengguna dengan jaringan yang dihubungkan ke satu jaringan distribusi optik (ODN).

PPJT Jaringan Lokal Akses Fiber vi

Page 7: PPJT-2 KAF

i. ONU Indoor adalah salah satu jenis ONU yang pemasangannya dilaksanakan didalam gedung/ rumah pelanggan.

j. ONU Outdoor adalah salah satu jenis ONU yang pemasangannya dilaksanakan diluar gedung/ di trotoar.

k. Central Terminal (CT) adalah perangkat aktif pada JARLOKAF yang berdasarkan teknologi DLC yang peletakannya dilaksanakan disisi sentral.

l. Remote Terminal (RT) adalah perangkat aktif pada JARLOKAF yang berdasarkan teknologi DLC yang peletakannya dilaksanakan disisi pelanggan.

m. Fiber Distribution Frame (FDF) adalah titik terminasi kabel serat optik yang berfungsi sebagai tempat peralihan dari kabel serat optik outdoor dengan kabel serat optik indoor dan sebaliknya. Wujud dari FDF adalah berbentuk rack dan menampung paling sedikit 12 core, dipasang di sisi sentral maupun disisi pelanggan.

n. Optical Termination Box (OTB) FDF mini yang menampung maksimum 36 core. Wujud dari OTB adalah berbentuk cabinet dapat dipasang disisi sentral maupun disisi pelanggan.

o. Patchcord adalah seutas serat optik berisi 1 (satu) core mempunyai pelindung serat sendiri dan dilengkapi 2 (dua) buah konektor pada kedua ujungnya.

p. Pigtail adalah seutas serat optik berisi 1 (satu) core mempunyai pelindung serat sendiri dan dilengkapi hanya 1 (satu) buah konektor pada salah satu ujungnya.

q. Network Management (NM) adalah perangkat komputer/note book yang berfungsi sebagai pusat pengendali sistem manajemen jaringan.

r. Mediation Device (MD) adalah perangkat yang dipergunakan untuk menghubungkan perangkat OLT ke sistem manajemen jaringan.

s. T-AURORA adalah kepanjangan dari “TELKOM - Automatic Remote Optical Fiber Operations Support System” merupakan sistem pendukung kegiatan operasi pemeliharaan dengan kemampuan untuk mengukur serta memonitor fluktuasi redaman optik dari jaringan lokal akses fiber dengan pengoperasian secara remote. Fiber optik yang sedang beroperasi (in-service) dapat dites tanpa menimbulkan degradasi terhadap kualitas komunikasi.

2.2. Singkatan

PPJT Jaringan Lokal Akses Fiber vii

Page 8: PPJT-2 KAF

AVO Meter : Ampere, Volt, Ohm MeterCB : Channel BankCT : Central TerminalDDF : Digital Distribution FrameDLC : Digital Loop CarrierDP : Distribution PointFDF : Fiber Distribution FrameFITL : Fiber in the LoopFTTB : Fiber To The BuildingFTTC : Fiber To The CurbFTTH : Fiber To The HomeFTTZ : Fiber To The ZoneIOR : Index Of RefractionJARLOKAF : Jaringan Lokal Akses FiberLED : Light Emmiting DiodeMDF : Main Distribution FrameOAN : Optical Access NetworkODN : Optical Distribution NetworkOLT : Optical Line TerminationONU : Optical Network UnitOTB : Optical Termination BoxOTDR : Optical Time Domain ReflectometerPON : Passive Optical networkPS : Passive SplitterRK : Rumah KabelRT : Remote TerminalKTB : Kotak Terminal Batas

PPJT Jaringan Lokal Akses Fiber viii

Page 9: PPJT-2 KAF

BAB III

PERSIAPAN INSTALASI

3.1 Ruang lingkup instalasi

Secara umum kegiatan instalasi perangkat JARLOKAF dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga) bagian yaitu :

a. Instalasi perangkat indoor.b. Instalasi perangkat outdoor.c. Instalasi jaringan kabel serat optik.

Ruang lingkup instalasi tersebut diperlihatkan pada gambar berikut :

Gambar 3.1 Ruang lingkup instalasi jaringan dan perangkat Jarlokaf

3.2 Langkah-langkah Pekerjaan

Untuk pekerjaan instalasi perangkat maupun kabel serat optik, terdapat beberapa tahapan instalasi yang terdiri dari Persiapan, Pelaksanaan dan Penyelesaian Instalasi yang harus dilaksanakan secara berurutan agar hasil pekerjaan sesuai dengan yang diharapkan.

PPJT Jaringan Lokal Akses Fiber ix

ClosureKabel Tembaga

KTB Roset

STO

FDF

OutdoorONU/RT

KTB Roset

Cable Chamber

80 cm

2,2 m

Manhole Manhole

OLT/CT

HIGH RISE BUILDING/ APARTEMEN

IndoorONU/RTOTB

Closure

Kabel Serat Optik

PERUMAHAN

DP

ONU/RTKeterangan :Kebel Serat Optik

Kabel Tembaga

Drop Wire

Splice

T-AURORA

RK

DP

Page 10: PPJT-2 KAF

Kegiatan Uraian kegiatanPersiapan Instalasi

1. Pembuatan jadwal rencana kegiatan/ Network Planning.2. Pembagian tugas personil.3. Pemeriksaan perkakas/ material yang diperlukan dalam instalasi. 4. Pemeriksaan fisik barang yang akan dipasang.5. Penyiapan obat-obatan untuk Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K).6. Gambar/ denah lokasi yang akan dipasang perangkat.7. Gambar/ rute kabel, rute duct, titik distribusi dari jaringan yang akan dibangun.8. Pembuatan rambu-rambu pengamanan.9. Perizinan.

Pelaksanaan Instalasi 1. Pemeriksaan lokasi/ tempat pemasangan sesuai dengan dokumen survei.

2. Pembersihan lokasi/ tempat pemasangan.3. Penyiapan tempat penyimpanan sementara untuk

perangkat, perkakas dan material instalasi.4. Pemeriksaan gambar.5. Pemasangan perangkat dan kabel.6. Pemeriksaan hasil instalasi.

Penyelesaian akhir 1. Pencatatan perangkat dan material yang dipasang.2. Pembersihan lokasi instalasi.3. Mengangkut material sisa.4. Membuat laporan harian pelaksanaan Instalasi.5. Pelaksanaan commissioning test.6. Pengujian perangkat dan kabel.

3.3 Pemeriksaan Barang

a. Dalam membongkar peti kiriman disarankan sesuai dengan urutan instalasi dan supaya hati-hati agar barang–barang tersebut tidak pecah/ rusak.

b. Periksa barang yang diterima apakah jumlahnya sudah sesuai dengan daftar kiriman (packing list) dan dokumen kontrak (BOQ).

c. Bila ada barang yang tidak lengkap atau cacat fisik maka barang tersebut dicatat dan dipisahkan.

d. Bila barang perlu disimpan di tempat penyimpanan sementara baik indoor maupun outdoor maka perlu diperhatikan faktor keamanan barang tersebut terhadap pencurian, kehujanan, kebakaran.

e. Khusus terhadap barang yang sensitif terhadap pengaruh suhu dan kelembaban maka tempat penyimpanannya harus didalam ruangan,

PPJT Jaringan Lokal Akses Fiber x

Page 11: PPJT-2 KAF

ruangan tersebut harus bebas dari debu maupun kotoran dan dikondisikan dengan Air Conditioning (AC).

f. Untuk penyimpanan diluar ruangan, maka barang tersebut harus ditutup dengan terpal/ plastik agar terhindar dari debu/ kotoran/air.

g. Disarankan untuk tidak membuka bungkus/ pelindung barang sebelum pelaksanaan instalasi dimulai.

3.4 Peralatan dan material yang dibutuhkan

Sebelum melaksanakan pekerjaan instalasi perlu dipersiapkan peralatan/ perkakas dan bahan/ material untuk menunjang lancarnya pekerjaan tersebut dan harus dipergunakan sesuai dengan fungsinya agar tidak menimbulkan masalah terhadap perangkat maupun terhadap pekerjanya.

3.4.1 Peralatan yang diperlukan

Peralatan yang dibutuhkan antara lain sebagai berikut :

No. Deskripsi Penggunaan1. Pemotong kabel (cable cutter) Instalasi kabel serat optik2. Pengupas kulit kabel (sheath knife) Instalasi kabel serat optik3. Pengupas fiber coating (fiber stripper) Instalasi kabel serat optik4. Pemotong fiber optik (fiber cleaver) Instalasi kabel serat optik5. Fiber splicer (Fusion/ Mekanik) Instalasi kabel serat optik6. Palu Instalasi Umum7. Tangga Instalasi Umum8. Bor dan mata bor (berbagai ukuran) Instalasi Umum9. Toolkit set Instalasi Umum10. Kunci Pas Instalasi Umum11. Kunci Sock Instalasi Umum12. Cable extender Instalasi Umum13. Gergaji besi Instalasi Umum14. Gunting Instalasi Umum15. Cutter Instalasi Umum16. Waterpas Instalasi Umum17. Crimping tool (pengepres kawat

ground)Instalasi kabel grounding

18. Alat pembersih (vacuum cleaner, sapu, lap dan lain sebagainya.)

Untuk bersih-bersih

19. Tenda Instalasi jaringan kabel20. Genset Instalasi jaringan kabel21. Pompa Air Instalasi jaringan kabel22. Gas sensor Instalasi jaringan kabel23. Lampu penerangan Instalasi jaringan kabel24. Sabuk Pengaman Instalasi jaringan kabelNo. Deskripsi Penggunaan

PPJT Jaringan Lokal Akses Fiber xi

Page 12: PPJT-2 KAF

25. AVO Meter Untuk Pengukuran26. Grounding Tester Untuk Pengukuran27. Power Meter Untuk Pengukuran28. Light Source Untuk Pengukuran29. OTDR Untuk Pengukuran

3.4.2 Material yang diperlukan

Material yang dibutuhkan antara lain sebagai berikut :

No. Deskripsi Keterangan1. Tirep Instalasi Umum2. Kabel sekun Instalasi Umum3. Label Instalasi Umum4. Isolasi ban Instalasi Umum5. Sekrup dan Fischer Instalasi perangkat Indoor6. Dyna bolt Instalasi perangkat Indoor7. Alkohol (90%) Penyambungan kabel serat optik8. Tissue (line free cloth) Penyambungan kabel serat optik9. Kabel grounding Instalasi grounding10. Panel SDP Instalasi catu daya11. Baut dan sekrup Instalasi Umum12. Mata gergaji besi Instalasi kabel13. Mata pisau Cutter Instalasi kabel14. Pipa pelindung (PVC, Galvanis) Instalasi kabel15. Pipa elastis (flexible pipe) Instalasi kabel16. Lakban Instalasi kabel17. Tali Montage Instalasi kabel18. Minyak Tanah Instalasi kabel19. Duct seal Instalasi kabel

3.5 Pengamanan

Pengamanan yang perlu dilaksanakan selama instalasi adalah sebagai berikut :a. Pengamanan dokumen, perkakas, material instalasi dan hal lain yang

dianggap perlu terhadap pencurian, kebakaran, kehujanan.b. Pengamanan lokasi pekerjaan, pasang rambu-rambu apabila pekerjaan

dilaksanakan di jalan raya atau tempat lain yang dianggap perlu.c. Perhatikan semua tanda-tanda (warning) yang terpasang pada perangkat,

kelalaian dapat menyebabkan kecelakaan fatal.d. Periksa polaritas dan besarnya sumber tegangan sebelum sumber tegangan

tersebut dipakai.e. Pergunakan perkakas yang mempunyai isolator bila bekerja pada perangkat

elektronik agar tidak terjadi hubung singkat.

PPJT Jaringan Lokal Akses Fiber xii

Page 13: PPJT-2 KAF

f. Jangan melihat langsung kepada serat optik, connector atau splice. Sinar laser yang dipancarkan dapat menyebabkan kerusakan pada mata.

g. Gunakan alat pengaman bila bekerja pada lokasi yang membahayakan.h. Bila diperlukan pengeboran di lokasi pemasangan perangkat, tutup terlebih

dahulu perangkat tersebut dan perangkat sekitarnya (bila ada) dengan plastik sehingga debu tidak menyebar kedalam perangkat.

i. Pada saat pengeboran arahkan pipa penyedot debu (vacuum cleaner) dekat lubang yang di bor.

j. Sisa-sisa potongan kabel bekas potongan harus dibersihkan, khusus untuk bekas potongan fiber agar tidak masuk ke jaringan kulit harus segera diamankan.

k. Periksa kabel grounding sebelum perangkat dinyalakan.l. Pada perangkat terdapat beberapa tanda pengaman untuk keselamatan kerja

seperti misalnya :

Tanda Keterangan

Awas sinar laserTanda ini menunjukkan bahaya sinar laser yang dapat merusak mata, oleh karena itu hindari sumber sinar laser yang langsung berhadapan dengan mata.

Awas teganganTanda ini menunjukan adanya bahaya tegangan asing yang berbahaya.

Awas kebakaranTanda ini menunjukan adanya bahan yang mudah terbakar.

Hati-hatiTanda ini menunjukan adanya perangkat yang membutuhkan penangan khusus.

Anti Static DeviceTanda ini menunjukkan adanya perangkat yang sensitif terhadap aliran listrik statis, untuk itu petugas harus memakai kabel grounding pada pergelangan tangannya pada saat memasang perangkat tersebut.

PPJT Jaringan Lokal Akses Fiber xiii

LASER

Page 14: PPJT-2 KAF

BAB IV

INSTALASI PERANGKAT INDOOR

4.1 Umum

Instalasi perangkat indoor yang dilaksanakan didalam ruangan meliputi pemasangan perangkat disisi sentral dan disisi pelanggan.Perangkat yang biasa dipasang disisi sentral seperti tertera pada gambar 4.1 dibawah ini meliputi :

a. Perangkat OLT, CT, SDH Mux, Channel Bank.b. FDF termasuk Splitter Frame (bila PS diletakkan disisi sentral).c. DDF.d. Perangkat T-AURORA.

Gambar 4.1 Konfigurasi umum instalasi perangkat disisi sentral

Catatan : Passive Splitter direkomendasikan dipasang di Sentral atau di gedung

pelanggan (untuk perangkat remote indoor). Bila jaringan sudah dilengkapi T-AURORA maka FDF tidak diperlukan lagi.

Perangkat yang biasa dipasang disisi pelanggan seperti tertera pada gambar 4.2 dibawah ini meliputi :

PPJT Jaringan Lokal Akses Fiber xiv

Page 15: PPJT-2 KAF

a. Perangkat ONU, RT, SDH Mux, Channel Bank.b. OTB.c. DDF, SDF.d. DP.e. Splitter Tray (apabila PS diletakkan disisi pelanggan).f. Power Distribution Box

Gambar 4.2 Konfigurasi umum instalasi perangkat disisi pelanggan

Pada dasarnya instalasi perangkat didalam ruangan dapat dibagi menjadi 2 (dua) kelompok yaitu :

Lokasi Pemasangan Jenis Perangkata. On the ground (dipasang diatas

lantai)OLT, CT, FDF, DDF, T-AURORA, Splitter Frame, ONU Rack, RT Rack, SDH Mux, CB, Catu Daya.

b. On the wall (dipasang di dinding) ONU Dinding, RT dinding, OTB, Splitter Tray (biasanya terintegrasi dengan OTB), SDF, DDF, Catu daya.

PPJT Jaringan Lokal Akses Fiber xv

Page 16: PPJT-2 KAF

Langkah-langkah pemasangan perangkat adalah sebagai berikut :

Start Siapkan dokumen layout, perangkat dan perkakas.

Unpack Buka peti/ box dengan alat pembuka/ pengungkit.

Carrying Bawa perangkat, material dan perkakas instalasi ke ruangan instalasi.

CheckPeriksa deskripsi dan jumlah perangkat, alat bantu serta material instalasi sesuai dengan dokumen pengiriman.

Marking& Driling

Tandai tempat pemasangan perangkat sesuai dengan letak lubang sekrup/ baut pada perangkat. Buat lubang pada tempat tersebut dengan bor listrik untuk pemasangan angker, gunakan mata bor yang kecil dahulu kemudian gunakan mata bor yang besar.

StructureAssembling

Pasang baut angker pada bagian yang dilubangi tadi kemudian susun kerangka rak/ kabinet pada kedudukannya, gunakan waterpass agar rak/ kabinet tidak miring.

Equipment

Set UpKuatkan baut angker, kemudian pasang kelengkapan rak/ kabinet seperti modul-modul.

CableLaying

Gelar semua kabel yang menghubungkan perangkat satu dengan lainnya ternasuk kabel grounding pada grounding terminal, kemudian ikat sementara pada cable tray atau cable holder.

Cable

FormingRapihkan susunan kabel pada cable tray atau cable holder dengan cable ties dengan jarak secukupnya.

Cable Termination

Terminasikan kabel pada terminal yang sesuai (K52, K71, LSA Plus, Patch Panel, SDP, OTB/FDF) dengan wiring diagram yang telah ditentukan, kemudian pasang label pada kabel dan terminal distribusi agar mudah dikenali. Seluruh kabel harus diterminasikan sampai ke terminal.

Cable Wiring

CheckPeriksa semua interkoneksi kabel dengan alat test.

PPJT Jaringan Lokal Akses Fiber xvi

A

Page 17: PPJT-2 KAF

Cleaning Bersihkan lokasi instalasi dan kumpulkan sisa

material yang belum terpakai untuk instalasi di tempat lainnya.

Finish Lakukan pengetesan perangkat dan catat material

yang terinstal.

4.2 Persyaratan ruangan

Persyaratan ruangan lokasi pemasangaan perangkat adalah sebagai berikut :

a. Ruangan harus bersih, bebas banjir maupun tetesan air dari plafond ruangan mempunyai penerangan dan ventilasi udara yang baik, jika perlu dipersiapkan ruangan khusus untuk perangkat JARLOKAF.

b. Ruangan harus mempunyai suhu dan kelembaban yang tetap, oleh sebab itu perlu dikondisikan dengan Air Conditioner (AC) yang memadai yaitu pada suhu ruangan 20 10 % dan kelembaban 60 10 %.

c. Ruangan yang dipilih harus direncanakan secara terpadu dan cukup ruang untuk pengembangan dikemudian hari.

d. Untuk gedung bertingkat, ruangan dapat dipilih di Basement atau di lantai lainnya dari gedung tersebut namun harus dekat dengan jalur transportasi barang/ perangkat dan jalur masuknya kabel ke gedung tersebut.

e. Ruangan perangkat harus dekat dengan terminal distribusi existing, terdapat sumber catu daya yang cukup untuk mencatu perangkat dan chargernya.

f. Ruangan harus mempunyai terminal grounding/ grounding bar.g. Lantai atau dinding tempat pemasangan perangkat harus mampu menahan

beban dari perangkat yang akan dipasang, berikut kondisi lantai dan dinding yang dipersyaratkan :

Lokasi Pemasangan Minimum menahan beban Diatas lantai (dalam bentuk rak) 200 kg/ m

Di dinding (dalam bentuk kabinet) 75 kg

4.3 Persyaratan umum pemasangan perangkat

Persyaratan umum pemasangaan perangkat indoor adalah sebagai berikut :

a. Perangkat mudah dijangkau dan tidak mengganggu perangkat existing (bila ada).

b. Perangkat dipasang secara teratur/ berurutan sesuai dengan dokumen survei.

PPJT Jaringan Lokal Akses Fiber xvii

A

Page 18: PPJT-2 KAF

c. Penempatan perangkat diatur sedemikian rupa sehingga tersedia lahan untuk kegiatan Operasi dan Pemeliharan, serta tidak berada dibawah tetesan air kondensasi AC.

d. Perangkat harus terpasang dengan kokoh, tidak miring dan memenuhi estetika keindahan.

e. Perangkat harus diberi pentanahan dan terintegrasi dengan pentanahan perangkat telekomunikasi lainnya, besarnya tahanan maksimum 1 Ohm. Kabel grounding direkomendasikan yang mempunyai jaket PE dengan diameter yang sesuai.

f. Sub rack dan modul-modul hanya dapat dipasang setelah rak utama terpasang kuat.

g. Alur kabel catu daya harus terpisah dengan alur kabel komunikasi dan harus diikat rapi dengan tie rope/ cable ties pada cable tray, jarak pemasangan pengikat tersebut adalah 25 cm untuk alur vertikal dan 100 cm untuk alur horizontal. Sedangkan untuk kabel yang banyak harus menggunakan tali montage atau benang Siemens.

h. Bila ruangan terpisah untuk perangkat yang satu dengan lainnya maka harus dipasang cable tray, untuk menjaga estetika serta kemudahan O&M.

i. Terminasi kabel 2 Mbps yang menghubungkan antar perangkat transmisi harus dilaksanakan pada DDF (K52) dengan jarak maksimum 150 m.

j. Terminasi dikelompokkan berdasarkan jenis layanan/ service.k. Persyaratan pemasangan modul adalah sebagai berikut :

Pada saat memasang modul, pergelangan tangan harus dipasang kabel grounding karena modul sangat sensitif dengan elektrostatik.

Pemasangan modul harus hati-hati dan permukaan modul baik sisi komponen maupun sisi solderan tidak boleh disentuh dengan tangan.

Modul harus terpasang tepat pada slotnya dan konektor modul benar-benar terhubung dengan konektor pada backplane.

Slot yang kosong harus dipasang penutup agar tidak ada debu yang masuk.

l. Persyaratan inisialisasi perangkat sebagai berikut : Inisialisasi perangkat dilaksanakan setelah semua sistim diperiksa

dan terpasang dengan baik. Sumber catu daya harus diperiksa terlebih dahulu agar dapat

diperoleh tegangan/ arus yang konstan. Hidupkan perangkat satu persatu kemudian lakukan pengecekan

semua lampu indikator (LED) dengan mengoperasikan switch lamp test.

Apabila ditemukan kelainan maka sumber kelainan harus segera dilacak jika perlu catuan segera diputus.

Pelaksanaan inisialisasi maupun trouble shooting harus mengacu kepada rekomendasi dari pabrikan.

4.4 Persyaratan pemasangan perangkat diatas lantai

Persyaratan pemasangan perangkat diatas lantai adalah sebagai berikut :

PPJT Jaringan Lokal Akses Fiber xviii

Page 19: PPJT-2 KAF

a. Perangkat dapat dipasang langsung diatas lantai maupun diatas Raise Floor, tinggi maksimum Raise Floor adalah 50 cm.

b. Agar tidak mengganggu lalu lintas personil, maka berikut ini adalah contoh floor layout.

c. Perangkat yang tidak memerlukan akses dari backplane dapat dipasang bersandar di dinding atau back to back.

Gambar 4.3 Contoh Floor Layout

Keterangan :

No. Objek Jarak (mm)1. Belakang rak – Dinding 1.0002. Muka rak – Dinding 1.0003. Muka rak - Belakang rak lainnya 1.0004. Muka rak - Muka rak lainnya 1.0005. Belakang rak - Belakang rak lainnya 1.0006. Pinggir rak – Dinding 1.0007. Pinggir rak - Pinggir rak 6

d. Untuk menghubungkan kabel dari perangkat satu dengan perangkat lainnya harus dipasang tray kabel, tray kabel dapat dipasang dibawah rak (didalam raise floor) atau diatas perangkat. Berikut persyaratan pemasangan tray.

PPJT Jaringan Lokal Akses Fiber xix

Page 20: PPJT-2 KAF

Gambar 4.4 Contoh pemasangan kabel tray

e. Bila rak dipasang langsung diatas lantai, maka bagian bawah rak harus dipasang mati dengan lantai menggunakan angker/ dyna bolt seperti contoh pada gambar berikut :

PPJT Jaringan Lokal Akses Fiber xx

Page 21: PPJT-2 KAF

Gambar 4.5 Contoh pemasangan angker pada lantai

f. Sedangkan bila perangkat dipasang diatas Raise floor, maka rak dipasang pada kerangka Raise floor dan dikuatkan dengan mur/ baut yang sesuai.

4.5 Persyaratan pemasangan perangkat di dinding

Persyaratan pemasangan perangkat di dinding adalah sebagai berikut :a. Dinding tempat pemasangan perangkat harus kuat, rata dan mempunyai

ketebalan yang cukup.b. Perangkat yang dipasang di dinding harus dikuatkan oleh mur/ baut

dengan panjang minimal 60 mm seperti tertera pada gambar berikut :

Gambar 4.6 Contoh pemasangan baut tembok

PPJT Jaringan Lokal Akses Fiber xxi

Page 22: PPJT-2 KAF

c. Tinggi perangkat dari atas lantai disesuaikan dengan ukuran perangkat dan keleluasaan petugas pelaksana Operasi dan Pemeliharaan yaitu antara 60 cm sampai dengan 140 cm atau disesuaikan dengan kondisi ruangan. Konstruksi pemasangannya adalah sebagai berikut :

Gambar 4.7 Contoh Pemasangan perangkat di dinding

d. Alur masuk/ keluar kabel ke/ dari perangkat dapat dari atas maupun dari bawah, alur kabel yang terbuka dan banyak gangguan eksternal termasuk kabel grounding harus diberi cable duct dari PVC.

e. Besarnya Bending Radius minimum pada jalur kabel yang membelok adalah minimal sebesar 20 kali diameter kabel.

f. Pada jalur kabel yang membelok harus dilindungi dengan flexible pipe.g. Apabila perangkat mempunyai pintu penutup, maka harus disediakan

ruangan agar pintu bebas membuka dan menutup.

BAB V

INSTALASI PERANGKAT OUTDOOR

5.1 Umum

PPJT Jaringan Lokal Akses Fiber xxii

Page 23: PPJT-2 KAF

Instalasi perangkat outdoor yang dilaksanakan diluar ruangan dapat dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok yaitu :

Lokasi Pemasangan Jenis Perangkata. On the ground (dipasang

diatas tanah)ONU Cabinet, RT Cabinet, ADM, Splitter tray dalam cabinet.

b. On the pole (dipasang di tiang)

ONU Tiang, RT Tiang, Closure.

c. Below the ground (dipasang di Manhole/ Handhole)

Closure.

Gambar 5.1 Pemasangan perangkat outdoor

Langkah-langkah pemasangan perangkat adalah sebagai berikut :

Pembuatan pondasi/ Mendirikan tiang

Pemasangan cabinet

PPJT Jaringan Lokal Akses Fiber xxiii

Page 24: PPJT-2 KAF

Pemasangan catu daya

Terminasi Kabel

Pemasangan modul

Inisialisasi

5.2 Persyaratan lokasi

Persyaratan lokasi pemasangaan perangkat adalah sebagai berikut :

m. Lokasi pemasangan perangkat sedapat mungkin dekat dengan lokasi/ persil kelompok pelanggan (copper centrum) sehingga kabel yang ditarik kearah pelanggan bisa lebih pendek dan persyaratan teknisnya (redaman transmisi dan tahanan loop) terpenuhi.

n. Lokasi pemasangan perangkat harus dekat dengan sumber tegangan distribusi PLN, mudah dijangkau serta mudah dalam operasi dan pemeliharaanya.

o. Lokasi pemasangan perangkat tidak boleh pada lokasi yang rawan longsor ataupun rawan banjir.

p. Lokasi pemasangan perangkat harus memperhatikan rencana tata kota seperti kemungkinan adanya pelebaran jalan, pembangunan sarana umum dan lain sebagainya.

q. Lokasi pemasangan perangkat harus aman dari gangguan external seperti lalu lintas kendaraan, pejalan kaki dan tindakan kriminal, bila lokasinya rawan kejahatan maka perlu ditambah pagar dan kunci pengaman.

5.3 Persyaratan umum pemasangan perangkat

Persyaratan umum pemasangaan perangkat outdoor adalah sebagai berikut :

a. Apabila perangkat dipasang dekat dengan persimpangan jalan, maka perangkat tidak boleh ditempatkan terlalu dekat dengan sudut jalan, jarak minimal dari sudut jalan adalah 5 meter dan jarak dari pinggir jalan minimal 1 meter berikut contoh penempatan perangkat :

PPJT Jaringan Lokal Akses Fiber xxiv

Page 25: PPJT-2 KAF

Gambar 5.2 Penempatan Kabinet pada sudut jalan

b. Perangkat outdoor biasanya dikemas dalam kabinet untuk itu ventilasi udara kabinet tidak boleh tertutup bila perlu dipasang fan tambahan agar temperatur didalam kabinet tidak terlalu panas (suhu didalam kabinet direkomendasikan maksimum 30 C). Untuk menjaga temperatur di dalam kabinet, perangkat outdoor disarankan ditempatkan di dalam shelter.

c. Perangkat harus terpasang dengan kokoh, tidak miring dan memenuhi estetika keindahan serta dilengkapi dengan grounding yang baik (maksimum 1 ohm).

d. Apabila karena suatu hal kabinet harus ditempatkan dihalaman atau persil penduduk atau halaman kantor, maka harus mendapat ijin tertulis terlebih dahulu dari pemilik persil yang bersangkutan.

5.3.1 Persyaratan pemasangan perangkat diatas tanah

Persyaratan pemasangan perangkat diatas tanah adalah sebagai berikut :

a. Kabinet perangkat harus dipasang patok pelindung agar tidak terlanggar oleh kendaraan, pemasangan patok pengaman seperti gambar berikut :

PPJT Jaringan Lokal Akses Fiber xxv

Page 26: PPJT-2 KAF

60 cm 60 cm60 cm

60 cm

15 cm

Tampak depan Tampak samping

Kabinet

Dudukankabinet

Cor Beton Pipa Galvanisdiameter 3”

KuningHitam

40 cm

Gambar 5.3 Patok Pengaman Kabinet

b. Kabinet perangkat harus dipasang diatas dudukan/ pondasi beton dengan kedalaman minimal 70 cm dan ketinggian minimal 60 cm dari permukaan lantai kerja, bagian pondasi yang berada diatas permukaan tanah harus diplester/ dihaluskan dan permukaan atas dudukan beton harus dibuat miring agar air tidak menggenang disekitar kabinet. Khusus untuk daerah rawan banjir tinggi dudukan/ pondasi disesuaikan.

c. Pondasi terbuat dari beton cor dengan perbandingan semen, pasir, batu pecahan 1:2:3, ukuran pondasi disesuaikan dengan ukuran kabinet, pondasi dapat dibuat langsung ditempat ataupun dicetak terlebih dahulu (precast).

d. Bagian bawah kabinet (cabinet root) harus terpasang kuat pada pondasi beton dengan kedalaman 15 cm, berikut gambar pemasangan kabinet pada dudukan beton/ pondasi :

Gambar 5.4Pemasangan cabinet root

e. Bagian dalam pondasi harus dibuat berongga dan mempunyai ruang yang cukup untuk pemasukan kabel pelanggan (tembaga), kabel serat optik, kabel catu daya (power) dan kabel grounding.

PPJT Jaringan Lokal Akses Fiber xxvi

Page 27: PPJT-2 KAF

f. Agar terhindar dari gangguan serangga maka setelah kabel-kabel terpasang maka rongga tersebut harus ditutup dengan parafin dan rongga pipa kabel yang ada kabelnya dipasang seal.

g. Setiap kabel harus ditempatkan pada pipa duct tersendiri dan pada belokan harus dipasang flexible pipe, ukuran pipa duct adalah sebagai berikut : a) Pipa duct 100 mm digunakan untuk kabel pelanggan.b) Pipa duct 50 mm digunakan untuk kabel Fiber Optik.c) Pipa duct 40 mm digunakan untuk kabel Catu daya (power).d) Pipa duct 40 mm digunakan untuk kabel groundingPemasangan pipa duct / kabel tidak boleh saling menyilang, berikut gambar penampang duct :

Gambar 5.5 Penampang pipa pada dudukan kabinet

5.3.2 Persyaratan pemasangan perangkat di tiang

Persyaratan pemasangan perangkat di tiang adalah sebagai berikut :

a. Tiang tempat pemasangan kabinet/ perangkat harus kuat dan cukup menahan beban perangkat bila perlu dipakai tiang ganda, berat maksimum pemasangan perangkat di tiang adalah 75 kg.

b. Kabel bawah tahah yang menuju perangkat agar terhindar gangguan external harus diberi pipa pelindung (Riser Pipe) dari besi dan di klem kepada tiang, tinggi pipa pelindung dari permukaan tanah adalah 3 meter.

c. Bagian bawah tiang yang ditanam harus dicor dengan ketinggian dan kedalaman 50 cm dari permukaan tanah, sedangkan sisanya dicat dengan Tir atau Plinkut seperti gambar berikut :

PPJT Jaringan Lokal Akses Fiber xxvii

Page 28: PPJT-2 KAF

Gambar 5.6 Pemasangan pondasi tiang

PPJT Jaringan Lokal Akses Fiber xxviii

Page 29: PPJT-2 KAF

d. Pembuatan pondasi dilaksanakan sebelum perangkat dipasang dan harus benar-benar kering sebelum dipakai.

e. Tinggi tiang yang dapat dipakai minimal 7 meter, sedangkan tinggi perangkat dari atas tanah minimal 2 meter seperti gambar berikut :

Gambar 5.7 Pemasangan perangkat di tiang (kabel optik dari KTL)

PPJT Jaringan Lokal Akses Fiber xxix

Page 30: PPJT-2 KAF

f. Pemasangan perangkat dari kabel atas tahah adalah sebagai berikut :

Gambar 5.8 Pemasangan perangkat di tiang (kabel optik dari KU)

PPJT Jaringan Lokal Akses Fiber xxx

Digulung masing-masing3 Putaran 20 x Diameter kabel

Besi Penyangga kabel

Kabel serat optik

Perangkat

Tiang Besi

Kabel Grounding

Riser pipe

Permukaan tanah

Pondasi

Pandangan atas

besikabel

Pengikat kabel (Tirep)

Pengikat kabel (Tirep)

Kabel berer

Page 31: PPJT-2 KAF

Persyaratan pemasangan catu daya perangkat outdoor adalah sebagai berikut :

Gambar 5.9Pemasangan catu daya

Catuan AC yang diambil dari jala-jala PLN harus diterminasikan pada Box/Panel tersendiri dan dilengkapi dengan Circuit Breaker dengan besaran arus yang sesuai.

Jalur kabel dapat dipilih sesuai gambar diatas dan sepanjang rute kabel tersebut harus diberikan pipa pelindung yang kuat.

Jenis dan diameter kabel yang dipilih harus disesuaikan dengan besarnya arus/ampere yang dibutuhkan dan telah memenuhi Standar Industri Indonesia (SII).

Batere yang direkomendasikan adalah batere kering agar tidak terjadi korosi didalam kabinet, batere tersebut harus dapat memberikan catuan yang cukup minimal selama 8 jam pada saat catuan utama (PLN) jatuh.

Untuk keseragaman perkabelan batere gunakan kabel warna hitam untuk kutub (-) dan kabel warna merah untuk kutub (+). Kabel batere yang terpasang pada kutubnya harus dilengkapi sepatu kabel dan dikuatkan dengan baut pengencang seperti gambar berikut :

PPJT Jaringan Lokal Akses Fiber xxxi

Jaringan listrik existing

Tiang listrik existing

Pipa pelindung

Jaringan listrik baru

Kabel listrikindoor

MeteranlistrikONU/

RT

Telkom PLN

Circuit Breaker

Pipa pelindung

Kabel listrikindoor

Catatan : Meteran listrik dapat pula dipasang di tiang dengan ketinggian yang sesuai

Page 32: PPJT-2 KAF

Gambar 5.10 Pemasangan batere

BAB VI

INSTALASI KABEL SERAT OPTIK

6.1 Umum

Prinsip instalasi kabel serat optik tidak berbeda dengan instalasi kabel tembaga, namun ada hal-hal khusus dalam instalasinya seperti penyediaan slack kabel yang cukup untuk setiap titik sambungan maupun terminasi, kehati-hatian dalam penarikan karena kabel serat optik rawan terhadap tekukan (maksimum bending radius adalah 20 kali diameter kabel) serta penyedian alat sambung dan toolkit khusus untuk penyambungan kabel serat optik.

Diameter dan berat kabel serat optik lebih kecil daripada kabel tembaga sehingga panjang span dalam satu kali penarikan dapat lebih panjang dan menghemat alat sambung, maka untuk mengurangi gesekan dari rute yang dilalui terhadap kabel serat optik diperlukan kabel rol (cable reel) pada saat penarikan kabel tersebut.

Agar instalasi kabel teratur, maka kabel serat optik yang akan dipasang harus memenuhi spesifikasi teknis yang telah dikeluarkan TELKOM dan dipergunakan sesuai dengan fungsinya sesuai konfigurasi berikut :

PPJT Jaringan Lokal Akses Fiber xxxii

Batere

Kabel batere

Sepatu kabel

Page 33: PPJT-2 KAF

Gambar 6.1 Konfigurasi umum jaringan kabel serat optik

Untuk menjaga kelancaran instalasi kabel serat optik, maka surat ijin dari PEMDA mutlak diperlukan sebelum pekerjaan instalasi dimulai.

Spesifikasi teknis kabel serat optik yang dikeluarkan TELKOM adalah :

a. STEL QA - K - 015Technical Specification Single Mode Jelly Filled Loose Tube Optical Fibre Cable For Duct Application.

b. STEL QA - K - 016Technical Specification Single Mode Jelly Filled Loose Tube Optical Fibre Cable For Direct Burried Application.

c. STEL QA - K - 017Technical Specification Single Mode Jelly Filled Loose Tube Optical Fibre Cable For Aerial Application.

d. STEL QA - K - 018Technical Specification Single Mode Tight Buffered Optical Fibre Cable For Indoor Application.

PPJT Jaringan Lokal Akses Fiber xxxiii

Sentral

FDFONU/ RT

TBRoset

ClosureCable Chamber

OTB

80 cm

Manhole

Handhole

High Rise Building Single House

Kabel duct Kabel Tanam Langsung

Kabel ductCabinet

KabelUdara

DropWire

ONU/ RT

ONU/ RTKabel IndoorDDF

Splice tray

Closure

Page 34: PPJT-2 KAF

6.2 Persiapan pemasangan

a. Sebelum peralatan dan material dikirim ke lapangan perlu dipertimbangkan hal-hal sebagai berikut :- Posisi peletakkan haspel dan alat penarik kabel.- Kondisi trafik lalu lintas, prioritaskan pada jalan yang tidak macet.- Kondisi ruang kerja dan kemudahan bagi lalu lintas petugas dan

material.- Kemudahan pemasangan alat bantu penarikan kabel.- Kemampuan alat penarik kabel (Winching Equipment).

b. Faktor keselamatan kerja yang perlu diperhatikan :- Pasang rambu-rambu lalu lintas yang diperlukan untuk melindungi

lokasi kerja dari gangguan kendaraan.- Gunakan pakaian dan perkakas kerja yang sesuai termasuk helm

selama bekerja, khusus bila bekerja di tiang gunakan sabuk pengaman.

- Untuk pekerjaan di manhole, periksa manhole tersebut terhadap bahaya gas beracun dan mempunyai ventilasi/ sirkulasi udara yang cukup, selama bekerja ruangan manhole tidak boleh merokok.

- Gunakan lampu penerangan bila kondisi didalam manhole gelap, perhatikan kabel listrik yang mencatu lampu tersebut agar tidak terinjak atau kena stroom.

- Jaga komunikasi antar petugas instalasi dengan bantuan handy talkie atau sarana lain pada saat penarikan kabel.

- Haspel habis pakai maupun yang masih berisi sub-duct/ kabel serat optik harus diamankan agar tidak menggelinding.

- Atur parkir kendaraan agar asapnya tidak masuk kedalam manhole.

6.3 Instalasi Kabel Duct

6.3.1 Persiapan/ Rodding DuctRodding Duct dilaksanakan untuk memastikan bahwa pipa duct yang akan dipakai untuk penggelaran sub duct maupun kabel serat optik dalam kondisi baik dan bebas dari kotoran.

Adapun persyaratannya adalah sebagai berikut :a. Dalam hal membuka maupun menutup tutup manhole gunakan katrol

yang sesuai dengan berat dari tutup manhole tersebut.

b. Bila manhole tergenang air gunakan pompa air untuk menguras air tersebut, air buangan/ lumpur dari pompa tidak boleh dibuang ke jalan tetapi disarankan dibuang ke parit.

c. Pipa duct yang akan dipakai harus berada pada jalur yang sama dalam satu rute duct.

PPJT Jaringan Lokal Akses Fiber xxxiv

Page 35: PPJT-2 KAF

d. Pipa duct harus dipilih mulai posisi paling pinggir (disesuaikan dengan rute) dan paling atas. Bila pipa duct yang dipilih rusak/ ngeblok dan tidak dapat diperbaiki lagi maka dipilih pipa duct sebelahnya.

e. Pemasangan tali pemancing pada duct (rodding duct) dengan berbagai macam cara yang dapat dipilih :- Peniupan parasut.- Penghisapan.- Dengan Stik (pipa).- Roader.

f. Pembersihan dan pemeriksaan pipa duct dengan cara :- Konvensional (Sikat Baja dan Mandril).- Modern (Kamera Pipa dan Water Jet).

g. Pada saat pengiriman ke lokasi pemasangan, sub duct maupun kabel serat optik yang akan dipasang harus berada pada haspel/ gulungan yang tertutup dan sesuai dengan peruntukkan manhole.

h. Pada saat pemasangan sub duct, haspel dapat diletakan diatas trailer kemudian tarik dengan kendaraan, atau haspel ditempatkan didekat manhole dengan mempergunakan dongkrak (flexible hause) kemudian ujung sub-duct/ kabel serat optiknya yang ditarik.

i. Pada saat membuka tutup haspel laksanakan dengan hati-hati agar sub-duct/ kabel serat optik didalamnya tidak rusak, lalu bersihkan paku yang menancap dan material sebelum sub duct/ kabel lainnya agar tidak membahayakan dan tidak mengganggu putaran haspel.

6.3.2 Pemasangan sub-duct

a. Ukur panjang sub-duct yang akan dipasang sesuai dengan panjang rute duct dan dipasang span per span dimana ujung sub duct tepat di bibir lubang/pipa duct kemudian diklem, seperti gambar berikut :

PPJT Jaringan Lokal Akses Fiber xxxv

Page 36: PPJT-2 KAF

Gambar 6.2 Tampak atas pemasangan sub duct

b. Penarikan dapat dimulai dari awal/ tengah/ akhir dari rute duct dengan memperhatikan kondisi lalu lintas pada saat itu, posisi sub-duct dalam manhole harus satu jalan (pada duct yang sama) agar sub-duct tidak saling menyilang.

c. Celah antara pipa sub-duct dengan pipa duct dengan harus ditutup dengan duct seal sedemikian rupa sehinggan air tidak masuk kedalam pipa duct, begitu pula pipa sub duct yang tidak terpakai.

d. Semua pipa duct yang akan dipakai kabel serat optik harus dipasang sub-duct, jumlah kabel serat optik yang dipasang pada 1 (satu) pipa sub duct maksimum 1 (satu) buah.

e. Alat penarik harus cukup kuat untuk menarik sub duct maupun kabel duct dan ditempatkan sedemikian rupa dekat manhole agar tension (tegangan tarik) yang bekerja seminim mungkin.

f. Tali penarik harus cukup kuat dan tidak boleh putus, untuk itu disarankan menggunakan tali penarik yang terbuat dari serabut kawat baja. Sedangkan untuk tali pemancing diperbolehkan menggunakan tali plastik.

g. Untuk mengurangi gesekan pada saat penarikan sub duct maupun kabel duct maka penarikan tidak boleh terlalu cepat dan jalur yang dilalui harus diberi gemuk.

h. Pemasangan kabel rol (cable reel) adalah pada rute duct yang membelok tajam dan pada awal dan akhir manhole seperti berikut :

PPJT Jaringan Lokal Akses Fiber xxxvi

Page 37: PPJT-2 KAF

Gambar 6.3 Tampak atas pemasangan kabel rol

i. Agar dalam penarikan tidak merusak sub duct maka ujung sub duct harus dipasang kabel grip/ pulling eye dan agar tidak melintir pada sub-duct alat anti pullir alat (swivel ).

j. Gunakan kabel guide untuk memasukkan sub-duct ke pipa duct dan gunakan intermediate puller (penarik antara) pada duct antara.

k. Tenaga penarik ditentukan berdasarkan panjang rute sebagai berikut :- Tenaga manusia semuanya untuk rute duct jarak pendek.- Tenaga manusia dan alat bantu penarik (tirfor) untuk rute duct jarak

sedang.- Dengan winch truk/ pulling machine untuk rute duct jarak jauh,

pulling force minimum adalah 2000 Newton.

l. Untuk memperlancar jalannya penarikan di dalam pipa duct dan manhole, maka perlu petugas pengawas dan handy talkie ditempat-tempat yang diperlukan.

m. Pekerjaan penarikan harus dilaksanakan secara hati-hati untuk menghindari terjadinya kerusakan pada alat penarik, sub-duct dan tidak menimbulkan kecelakaan kerja.

n. Sub-duct yang baru dipasang di dalam pipa duct sebaiknya dibiarkan dahulu minimal 1 (satu) hari setelah penarikan dengan maksud menormalisasi material sub-duct sebagai akibat penarikan.

o. Sub-duct sebaiknya diletakkan disebelah kiri atau kanan dekat dinding manhole dan menumpang pada besi bearer yang ada sehingga bagian tengah manhole ada ruang kosong untuk kerja.

PPJT Jaringan Lokal Akses Fiber xxxvii

Page 38: PPJT-2 KAF

p. Sub-duct yang baru dipasang atau belum digunakan harus ditutup dengan stopper agar air atau lumpur tidak masuk kedalam pipa sub-duct.

q. Bila rute duct banyak belokan maka haspel diletakkan sedekat mungkin dengan lokasi belokan dengan maksud mengurangi beban alat penarik.

6.3.3 Pemasangan kabel duct

a. Slack atau spare kabel disediakan pada kondisi sebagai berikut : Pada lokasi sekitar lokasi manhole terdapat demand yang cukup tinggi

sehingga ada rencana pengembangan dikemudian hari. Pada lokasi sambungan/ pencabangan. Pada manhole belokan dari rute duct yang tidak lurus.Panjang slack/ spare disediakan sepanjang 10 (sepuluh) meter atau masing-masing sepanjang 5 meter pada setiap ujung kabel pada saat penyambungan.

b. Slack atau spare kabel digulung dan diikat di dinding manhole pada dudukan besi yang tersedia, besarnya radius gulungan adalah minimum sebesar 20 D (D = Diameter kabel)

c. Penarikan dapat dimulai dari awal/ tengah/ akhir rute duct dengan memperhatikan kondisi lalu lintas pada saat itu, atur kabel serat optik sedemikian rupa agar ujungnya tidak ditengah duct.

d. Posisi kabel dalam manhole harus didalam pipa sub duct yang sama dan satu jalan agar kabel tidak saling menyilang.

e. Alat penarik harus cukup kuat untuk menarik kabel dan ditempatkan sedemikian rupa dekat manhole agar tension (tegangan tarik) yang bekerja seminim mungkin.

f. Untuk menghindari banyaknya gesekan pada kabel oleh benda yang dilaluinya dalam penarikan sub duct tidak boleh terlalu cepat dan bila perlu dapat menggunakan roda jalan (roller).

g. Tali penarik harus cukup kuat dan tidak boleh putus untuk itu disarankan menggunakan (kawat serabut baja), sedangkan untuk tali pemancing yang dimasukkan terlebih dahulu kedalam pipa duct diperbolehkan menggunakan tali plastik.

h. Agar dalam penarikan tidak merusak sub duct maka ujung sub duct harus dipasang kabel grip/ pulling eye dan agar tidak melintir pada sub-duct alat anti pullir alat (swivel ).

i. Gunakan kabel guide untuk memasukkan kabel serat optik ke pipa duct dan gunakan intermediate puller (penarik antara) pada duct antara.

PPJT Jaringan Lokal Akses Fiber xxxviii

Page 39: PPJT-2 KAF

j. Cara pemasangan kabel serat optik di duct dapat dilakukan dengan berbagai cara tergantung teknologi yang dipilih yaitu :- Manual, yaitu dengan tenaga manusia umumnya untuk rute duct/

jarak pendek.- Semi Otomatis, yaitu tenaga manusia dibantu alat penarik (Tirfor)

umumnya untuk rute duct/ jarak sedang.- Otomatis, yaitu dengan winch truk/ pulling machine umumnya untuk

rute duct/ jarak jauh, pulling force minimum adalah 2000 Newton.- Modern, yaitu dengan cara ditiup dengan kompressor (air blown).

k. Untuk memperlancar jalannya penarikan di dalam pipa duct dan manhole, maka perlu petugas pengawas dan handy talkie ditempat-tempat yang diperlukan.

l. Pekerjaan penarikan harus dilaksanakan secara hati-hati untuk menghindari terjadinya kerusakan pada alat penarik, kabel serat optik dan tidak menimbulkan kecelakaan kerja.

m. Kabel serat optik yang baru dipasang di dalam pipa duct sebaiknya dibiarkan dahulu minimal 1 (satu) hari setelah penarikan dengan maksud menormalisasi perubahan material serat optik sebagai akibat penarikan.

o. Kabel serat optik sebaiknya diletakkan disebelah kiri atau kanan dekat dinding manhole dan menumpang pada besi bearer yang ada sehingga bagian tengah Manhole ada ruang kosong untuk kerja.

p. Pada saat penarikan perlu diperhatikan bending radius (radius tekukan), bending radius minimum 20 x diameter kabel.

q. Bila rute duct banyak belokan maka haspel diletakkan sedekat mungkin dengan lokasi belokan dengan maksud mengurangi beban alat penarik.

q. Penempatan kabel serat optik didalam sub duct diatur sebagai berikut dengan asumsi jumlah pipa/ lubang sub-duct 3 (tiga) buah untuk 1 (satu) pipa duct, kecuali bila pada manhole tersebut terdapat pencabangan, sub-duct dapat dipilih dari pipa duct yang berbeda :

Kabel serat optik ke : Sub-duct lubang no : Pipa duct no :1 1 12 2 13 3 14 1 25 2 2

dst. dst. dst.

r. Pipa duct berisi kabel yang menuju ke gedung harus dilengkapi dengan seal untuk menghindari gangguan dari binatang pengerat atau serangga.

PPJT Jaringan Lokal Akses Fiber xxxix

Page 40: PPJT-2 KAF

s. Setiap kabel yang dipasang harus dilengkapi dengan label yang menerangkan jenis kabel dan nama proyeknya.

6.4 Instalasi Kabel Tanam Langsung

6.4.1 Persiapan pemasangan kabel tanam langsung

a. Persiapkan alat dan bahan sebagai berikut :- Alat untuk penggalian seperti cangkul, belincong dan sejenisnya

untuk penggalian alur kabel.- Alat bor horizontal untuk lokasi yang tidak boleh digali seperti

menyebrang jalan tol, jalan kereta api dan sejenisnya.- Alat untuk menaikan kabel keatas truk seperti tali dan papan

peluncur atau katrol atau fork lift atau truk khusus yang dapat menaikan, menurunkan, mengangkut kabel dan sebagai jack drum.

- Alat untuk penarikan kabel seperti dongkrak haspel, alat penarik kabel, rambu-rambu lalu lintas dan alat pengaman lainnya.

- Batu pelindung kabel yang ditanam (deskteen).- Alat pangangkut personil dan material.- Alat komunikasi (handy Talkie).- Pilar pengaman.- Alat pemotong hotmix.- Label kabel.

Gambar 6.4 Pilar Pengaman

b. Buat galian di pinggir jalan/ trotoar sedalam 70 cm atau sesuai peraturan PEMDA setempat dengan lebar galian bagian atas 50 cm dan bagian bawah 30 cm, tanah galian tidak boleh berserakan ke jalan.

c. Galian yang memotong jalan atau pintu masuk rumah penduduk harus segera ditimbun karena dapat mengganggu lalu lintas orang/ kendaraan, dan galian yang belum dipasang kabel harus diberi pilar pengaman (gambar 6.3) sepanjang rute galian.

PPJT Jaringan Lokal Akses Fiber xl

Page 41: PPJT-2 KAF

d. Lubang tempat penyambungan kabel digali dengan ukuran sesuai radius putaran kabel slack/ spare dengan kedalaman sama dengan kedalaman galian alur kabel.

e. Setelah alur galian kabel dibuat dengan kedalaman tertentu, kemudian dasar galian tersebut diisi dengan pasir urug setebal 5 cm.

f. Pada saat pengiriman ke lokasi pemasangan, kabel serat optik yang akan dipasang harus berada pada haspel/ gulungan yang tertutup dan sesuai dengan peruntukkannya (sesuai gambar rencana).

g. Pada saat pemasangan kabel, haspel dapat diletakan diatas trailer kemudian tarik dengan kendaraan, atau haspel ditempatkan di suatu tempat dengan mempergunakan dongkrak (flexible hause) kemudian ujung kabel serat optiknya yang ditarik

h. Pada saat membuka tutup haspel laksanakan dengan hati-hati agar kabel serat optik didalamnya tidak rusak, lalu bersihkan paku yang menancap dan material lainnya sebelum kabel dikeluarkan agar tidak membahayakan dan tidak mengganggu putaran haspel.

PPJT Jaringan Lokal Akses Fiber xli

Page 42: PPJT-2 KAF

6.4.2 Pemasangan kabel tanam langsung

a. Slack atau spare kabel disediakan pada kondisi sebagai berikut : Pada lokasi sekitar rute kabel terdapat demand yang cukup tinggi

sehingga ada rencana pengembangan dikemudian hari. Pada lokasi sambungan/ pencabangan.Panjang slack/ spare disediakan sepanjang 10 (sepuluh) meter atau masing-masing sepanjang 5 meter pada setiap ujung kabel pada saat penyambungan.

b. Untuk lokasi yang ada sambungan/ pencabangan maupun slack kabel serat optik maka diatas permukaan tanah dari sambungan kabel tersebut dibuat patok dari beton, dengan maksud untuk memudahkan pencarian letak sambungan/ pencabangan/ slack.

c. Slack dari sambungan/ pencabangan atau spare kabel serat optik digulung dan diletakkan dekat sambungan dengan radius gulungan minimal 20 kali diameter kabel yang ditanam dengan kedalaman sama dengan kedalaman alur galian.

d. Bila setelah penarikan kabel tidak langsung dilaksanakan penyambungan, maka ujung kabel yang akan disambung supaya diperlihatkan keatas permukaan tanah dan diberi seal/ end cap agar mudah ditemukan kembali.

e. Teknik penarikan :- Penarikan kabel serat optik dilaksanakan dengan memperhatikan

faktor kemudahan, keamanan dan kondisi lalu lintas pada saat itu.- Kabel ditarik melalui bagian bawah haspel yang ditempatkan pada

trailer kemudian ujung kepala kabel ditambatkan kemudian kabel digelar dengan cara menjalankan kendaraan penarik secara pelan-pelan atau haspel dipasang diatas dongkrak yang kuat kemudian ujung kepala ditarik menjauhi haspel.

- Untuk menghindari kerusakan kulit kabel akibat gesekan pada saat penarikan maka pada sepanjang jalur penarikan harus dipasang rol-rol kabel dengan interval jarak 2 meter.

- Kabel yang sudah tergelar sepanjang alur galian kemudian dimasukan kedalam galian yang sudah diisi pasir setebal 5 cm.

- Setelah panjang kabel cukup maka kabel dapat dipotong dan ujungnya harus ditutup/ didop dengan end cap panas kerut.

- Pada saat penarikan kabel serat optik terutama pada alur kabel yang banyak tikungan supaya dihindari tekukan yang tajam, bending radius minimum 20 x diameter kabel.

- Tidak diperkenanakan kabel dilucuti semua dari haspel kemudian ditanam (sistim angka delapan), karena dikhawatirkan kabel tertekuk atau melilit.

PPJT Jaringan Lokal Akses Fiber xlii

Page 43: PPJT-2 KAF

f. Posisi kabel dalam tanah harus teratur rapi dan tidak boleh melilit dengan kabel existing, kabel PLN atau pipa PAM . Bila perlu dipilih alur lain yang relatif aman.

g. Semua kabel serat optik tanam langsung harus masuk kedalam pipa bila :- Menyebrang Jalan.

Dipakai pipa galvanis 10 cm untuk lalu lintas padat atau pipa PVC 10 cm tebal 5,5 cm untuk lalu lintas sedang dengan kedalaman galian 100 cm atau sesuai peraturan PEMDA setempat.

- Menyebrang Parit.Dipakai pipa galvanis 10 cm dipasang dibawah parit atau diatas parit atas izin PEMDA setempat.

- Menyebrang Rel Kereta Api.Dipakai pipa galvanis 10 cm dengan kedalaman 100 cm atau menurut ketentuan PERUMKA.

- Menyebrang Jalan Bebas Hambatan.Dipakai pipa galvanis 10 cm dengan kedalaman 100 cm.

- Menyebrang Sungai.Pipa dipasang menempel pada sisi atau bawah jembatan, bila tidak memungkinkan dapat dibuat jembatan kabel dengan konstruksi sesuai dengan lebar bentangan sungai.

h. Pada pipa galvanis/ PVC tersebut dimasukan beberapa sub-duct sebelum kabel serat optik dimasukan kedalamnya disamping itu perlu disiapkan pipa cadangan yang kosong untuk keperluan selanjutnya. Pipa pelindung yang tidak langsung dipakai maka harus ditutup stopper pada kedua ujungnya untuk mencegah masuknya tanah/ kotoran.

i. Tenaga penarik ditentukan berdasarkan panjang rute sebagai berikut :- Manual, yaitu dengan tenaga manusia umumnya untuk rute duct/

jarak pendek.- Semi Otomatis, yaitu tenaga manusia dibantu alat penarik (tirfor)

umumnya untuk rute duct/ jarak sedang.- Otomatis, yaitu dengan winch truk/ pulling machine umumnya untuk

rute duct/ jarak jauh, pulling force minimum adalah 2000 Newton.

j. Galian yang sudah dibuat harus segera dilaksanakan penarikan kabel (paling lambat tiga hari), setelah penarikan kabel selesai galian kabel harus segera ditutup/ ditimbun kembali dengan tahapan sebagai berikut :- Lakukan penimbunan pasir setinggi 5 cm diatas kabel.- Pasang batu pelindung (deskteen) diatas timbunan pasir tersebut

secara berderet rapat berurutan disepanjang alur galian.- Pasang warning tape/Pita pengaman diatas batu pelindung (deskteen)

tersebut disepanjang alur galian.- Timbun tanah bekas galian dengan tanah dan berangkal kemudian

padatkan dengan alat pemadat.

PPJT Jaringan Lokal Akses Fiber xliii

Page 44: PPJT-2 KAF

- Permukaan bekas galian dikembalikan lagi sama seperti semula dengan dilebihi 5 cm pada bagian atasnya (antisipasi permukaan tanah turun).

- Untuk galian yang menyebrang jalan, timbunan bekas galian harus dilapisi aspal pada bagian atasnya. Sedangkan untuk galian di trotoar, timbunan bekas galian harus ditutup dengan tegel/ paving block yang baru dan sama dengan tegel/ paving block terpasang.

Konstruksi pemasangan kabel tanam langsung dan persaratan Pita pengaman/ warning tape seperti pada gambar 6.4 dan gambar 6.5 berikut :

Gambar 6.5 Konstruksi Penanaman kabel

PPJT Jaringan Lokal Akses Fiber xliv

30 cm

40 cm

Permukaan tanah

PermukaanTimbunan

Tanah Koral

Pasir

Tanah urug dipadatkan

Warning Tape

Pasir

Kabel Serat Optik

70 cm

Deksteen/ batu pelindung

Page 45: PPJT-2 KAF

Persyaratan warning tape

Gambar 6.6 Warning Tape

Persyaratan : Bahan pita : Plastik Lebar pita : 7 cm. Tinggi hurup : 5 cm. Lebar hurup : 3 cm. Tebal hurup : 0.5 cm. Jarak antara tulisan Indonesia dan Inggris : 1 meter (selang seling). Jenis huruf : Arial Bold. Warna huruf : Hitam Tulisan : “HATI-HATI KABEL SERAT OPTIK” dan

“CAUTION OPTICAL CABLE” (bergantian) Jarak antara logo Telkom : 1 meter. Ukuran logo : 4 x 4 cm.

k. Setelah persiapan kabel selesai dan penempatan tenaga penarik selesai, maka penarikan kabel serat optik dapat dilaksanakan.Untuk memperlancar jalannya penarikan, maka perlu petugas pengawas dan handy talkie ditempat-tempat yang diperlukan.

l. Pekerjaan penarikan harus dilaksanakan secara hati-hati untuk menghindari terjadinya kerusakan pada alat penarik, kabel serat optik dan tidak menimbulkan kecelakaan kerja.

PPJT Jaringan Lokal Akses Fiber xlv

CAUTION OPTICAL CABLE

HATI - HATI KABEL SERAT OPTIK

Page 46: PPJT-2 KAF

m. Lubang galian tempat penyambungan harus diberi tanda agar sambungan mudah ditemukan, adapun ukuran tanda tersebut sebagai berikut :

Gambar 6.7 Tanda sambungan

n. Bila pada alur galian terdapat lebih dari 1 (satu) kabel serat optik yang perlu dipasang maka penarikan kabel serat optik dilaksanakan sekaligus.

o. Sisa bekas galian (setelah sebagian digunakan untuk penimbunan kembali) wajib dipindahkan atau dibuang paling lambat 3 (hari) setelah pekerjaaan di tempat tersebut selesai.

6.5 Instalasi Kabel Udara

6.5.1 Persiapan pemasangan kabel udara

a. Persiapkan alat dan bahan sebagai berikut :- Alat untuk membuat lubang sebagai tempat berdirinya tiang seperti

linggis atau bor tanah- Tiang Besi (STEL-L-003, 018, 019 dan 020) atau Tiang Beton

(STEL-L-022, 023 dan 024).- Alat untuk menaikan kabel keatas truk seperti tali dan papan

peluncur atau katrol atau fork lift atau truk khusus yang dapat menaikkan, menurunkan, mengangkut kabel dan sebagai jack drum.

- Alat untuk penarikan kabel seperti dongkrak haspel, alat penarik kabel, rambu-rambu lalu lintas dan alat pengaman lainnya.

- Alat pengangkut personil dan material.- Alat komunikasi (Handy Talkie).

b. Buat lubang galian di pinggir jalan/ trotoar untuk penanaman tiang sedalam 1/5 panjang tiang dengan diameter lubang sama dengan diameter tiang ditambah 5 cm sekelilingnya, dengan mempertimbangkan :

PPJT Jaringan Lokal Akses Fiber xlvi

Sa

Slack

Ara

Page 47: PPJT-2 KAF

- Lokasi tiang tidak boleh mengganggu pejalan kaki/ kendaraan.- Penempatan tiang diatur sedemikian rupa agar tidak mengganggu

estetika pemandangan/ keindahan kota.- Jarak antar tiang 50 meter.

c. Tiang didirikan tegak lurus di tengah-tengah lobang , kemudian lobang ditimbun dengan tanah galian dan dipadatkan.

d. Tiang dicat dengan cat besi warna hitam dan ban warna perak, untuk mencegah korosi bagian tiang yang berada 30 cm diatas dan dibawah permukaan tanah harus dicor beton (voetstuk). Bagian voetstuk yang ada diatas permukaan tanah diplester halus dan permukaan atasnya dibuat miring dengan kemiringan 15 derajat.

e. Pasang temberang pada :

- Tiang awal dan akhir dari rute kabel udara.- Tiang rute kabel udara dengan sudut tikungan lebih besar 15 derajat.- Tiang rute lurus dengan beban cukup berat dan sering teganggu oleh

angin kencang pada setiap 5 (lima) gawang atau sesuai kebutuhan.

Pemasangan temberang dapat dipilih dari 3 (tiga) jenis temberang yang ada yaitu temberang tarik, temberang sokong dan temberang labrang, cara pemasangan temberang dapat mengacu kepada PPJT 2000–1 (JARLOKAT)/18 Desember 2000, Nomor Dokumen : PED T-005-2000.

f. Periksa haspel dari kabel serat optik yang akan dipasang agar sesuai dengan gambar/ section dari rute yang direncanakan.

g. Naikkan haspel tersebut keatas alat pengangkut kemudian kirim ke lokasi, tempatkan pada tempat yang aman untuk persiapan penarikan.

h. Buka tutup haspel dengan hati-hati agar kabel serat optik didalamnya tidak rusak, lalu bersihkan paku yang menancap dan material lainnya agar tidak membahayakan dan tidak mengganggu putaran haspel.

i. Haspel habis pakai maupun yang masih berisi kabel serat optik harus diamankan agar tidak menggelinding.

6.5.2 Pemasangan kabel udara

a. Kabel udara dapat dipasang pada tiang baru maupun tiang lama (existing), bila mempergunakan tiang existing perlu diperhitungkan besarnya gaya rentang kabel tersebut ditambah gaya rentang kabel existing.

b. Penambatan kabel udara pada tiang disesuaikan dengan kondisi di lapangan yaitu :- Cara gantung

PPJT Jaringan Lokal Akses Fiber xlvii

Page 48: PPJT-2 KAF

dipergunakan pada rute lurus, jarang terjadi angin kencang dan jarak antar tiang antara 40 m sampai 50 m.

- Cara tambatdipergunakan pada rute belok/ menikung atau rute lurus dengan jarak antar tiang lebih dari 50 m. Penambatan dilakukan dengan mempergunakan alat bantu khusus dan diusahakan tidak memotong kawat penggantung (bearer).

- Cara tambat awal/ akhirdipergunakan pada tiang DP (Distribution Point), pada tiang sambungan peralihan antara kabel tanah dan kabel udara atau kabel udara dengan kabel udara.

c. Semua penjepit kabel udara (klem “J”) harus terpasang lebih dahulu pada setiap tiang yang akan dipakai sebagai tumpuan dalam penarikan.

d. Pada setiap tiang harus dipasang rol kabel guna memperlancar jalannya penarikan, disamping untuk menghindari terjadinya gesekan kabel dengan klem penjepit atau benda keras lainnya.

e. Tempatkan haspel sedemikian rupa pada tempat yang paling mudah dalam penarikan, kemudian ujung kabel dikupas sepanjang 25 cm dan diambil bearernya kemudian sambungkan dengan tali penarik dan alat anti pulir.

f. Pasang tali penarik pada rol kabel kemudian kabel udara ditarik melalui rol kabel tersebut, panjang satu kali penarikan maksimum 1 (satu) km.

g. Alat/ tenaga penarik ditentukan berdasarkan panjang rute sebagai berikut :- Tenaga manusia semuanya untuk rute/ jarak pendek.- Tenaga manusia dan alat bantu penarik (Tirfor) untuk rute/ jarak

sedang.- Dengan winch truk/ pulling machine untuk rute/ jarak jauh, pulling

force minimum adalah 2000 Newton.pada tiang antara dapat pula dipasang penarik antara (intermediate puller) untuk meringankan penarikan.

h. Setelah selesai penarikan buat tambat awal/ akhir dengan mempergunakan track tang dan pasangkan span wartel (pengatur lentur kabel), sedangkan pada tiang antara kencangkan kabel dengan cara menjepitkan bearer pada klem penjepit “J”.

PPJT Jaringan Lokal Akses Fiber xlviii

Page 49: PPJT-2 KAF

Gambar 6.8 Penambatan kabel lurus

Gambar 6.9 Penambatan belokan kabel

i. Atur kelenturan kabel sebesar 2 % dari lebar gawang dengan memperhatikan kerapihan dan faktor-faktor sebagai berikut :- Batas putus gaya tegangan (breaking tension) dari kawat

penggantung (bearer).- Berat dari kabel udara (kg/ m) termasuk kawat penggantung.- Gaya tegangan tambahan seperti beban angin dan batas panjang

gawang (critical span).

j. Buat spare sepanjang 5 meter pada masing-masing ujung kabelnya untuk penyambungan, setelah panjang kabel cukup maka kabel dapat dipotong.

PPJT Jaringan Lokal Akses Fiber xlix

Page 50: PPJT-2 KAF

k. Slack dari sambungan/ pencabangan atau spare kabel serat optik digulung dan dipasang pada tiang dengan radius gulungan 20 kali diameter kabel yang dipasang.

l. Bila setelah penarikan tidak langsung dilaksanakan penyambungan, maka ujung kabel diamankan dari gangguan dan ujungnya harus ditutup/ didop dengan end cap panas kerut.

m. Teknik penarikan :- Penarikan kabel serat optik dilaksanakan dengan memperhatikan

faktor kemudahan, keamanan dan kondisi lalu lintas pada saat itu.- Kabel ditarik melalui bagian bawah haspel yang ditempatkan pada

trailer kemudian ujung kepala kabel ditambatkan kemudian kabel digelar dengan cara menjalankan kendaraan penarik secara pelan-pelan (metode drive off routes) atau haspel dipasang diatas dongkrak yang kuat kemudian ujung kepala ditarik menjauhi haspel (metode back pull routes).

Gambar 6.10 Instalasi kabel udara dengan metode drive off routes

PPJT Jaringan Lokal Akses Fiber l

Page 51: PPJT-2 KAF

Gambar 6.11 Instalasi kabel udara dengan metode back pull routes

- Pada saat penarikan kabel serat optik terutama pada alur kabel yang banyak tikungan supaya dihindari tekukan yang tajam, bending radius minimum 20 x diameter kabel.

n. Posisi kabel harus teratur rapi pada tiang tidak boleh melintir atau melilit dengan kabel existing.

o. Apabila kabel serat optik menyebrang jalan raya, menyebrang sungai atau menyebrang rel kereta api maka pemasangannya pada tiang dengan cara ditambat dan dilengkapi temberang serta tidak boleh ada sambungan.

p. Sudut penyeberangan diatur sedemikian rupa sehingga lintasan kabel yang menyebrang sependek mungkin, tinggi rute kabel udara diatas jalan raya dan diatas sungai minimal 6 meter atau sesuai peraturan PEMDA setempat sedangkan untuk rute diatas rel kereta api minimal 7,5 meter atau menurut ketentuan PERUMKA.

q. Untuk rute kabel udara yang berada dibawah saluran listrik tegangan tinggi maka disarankan dipilih kabel udara yang sedikit mengandung unsur metallic dan perlu memperhatikan keselamatan kerja.

r. Setelah persiapan kabel selesai dan penempatan tenaga penarik selesai, maka penarikan kabel serat optik dapat dilaksanakan.Untuk memperlancar jalannya penarikan, maka perlu petugas pengawas dan handy talkie ditempat-tempat yang diperlukan.

s. Pekerjaan penarikan harus dilaksanakan secara hati-hati untuk menghindari terjadinya kerusakan pada alat penarik, kabel serat optik dan menghindari kecelakaan kerja.

PPJT Jaringan Lokal Akses Fiber li

Page 52: PPJT-2 KAF

6.6 Instalasi Kabel Indoor

6.6.1 Persiapan pemasangan kabel indoor

a. Persiapkan alat dan bahan sebagai berikut :- Alat pemasangan kabel indoor seperti tangga, bor dan toolkit

lainnya.- Alat komunikasi (Handy Talkie).- Paku klem atau pita pengikat.- Kabel tray.- Pipa PVC sesuai dengan ukuran kabel.

b. Buat alur kabel dengan memperhatikan faktor-faktor sebagai berikut :- Alur kabel tidak boleh mengganggu keindahan pemandangan.- Alur kabel tidak boleh dekat sumber api/ panas.- Alur kabel tidak boleh mengganggu lalu lintas orang.- Mudah dalam pemasangan.

c. Pemasangan kabel serat optik indoor dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara yaitu instalasi tanam atau instalasi tempel. Instalasi tanam yaitu instalasi kabel dengan menggunakan pipa yang ditanam pada dinding atau lantai bangunan, sedangkan instalasi tempel yaitu instalasi kabel yang menggunakan pipa atau kabel tray yang ditempelkan pada dinding, plafond atau rangka bangunan.

d. Pada keadaan ruangan yang tidak memungkinkan dalam suatu bangunan dapat digunakan instalasi kombinasi antara tanam dan tempel, intalasi kabel serat optik indoor secara umum dapat mengacu kepada Pedoman Instalasi Kabel telepon Rumah/ Gedung (TEK-IKR-001) dan Liberalisasi Terminal dan Instalasi Kabel Rumah (KR11/HK220/OPSAR-12/95).

e. Pemasangan kabel tray maupun pipa didalam gedung harus dihindari rute yang menyudut terlalu tajam, pada belokan harus dibuat lengkungan sebesar 20 kali diameter kabel.

f. Periksa haspel dari kabel serat optik yang akan dipasang agar sesuai dengan gambar/ section dari rute yang direncanakan kemudian kirim ke lokasi dan tempatkan pada tempat yang aman untuk persiapan penarikan.

g. Buka tutup haspel dengan hati-hati agar kabel serat optik didalamnya tidak rusak, lalu bersihkan paku yang menancap dan material lainnya agar tidak membahayakan dan tidak mengganggu putaran haspel.

h. Haspel habis pakai maupun yang masih berisi kabel serat optik harus diamankan agar tidak menggelinding.

6.6.2 Pemasangan kabel indoor

PPJT Jaringan Lokal Akses Fiber lii

Page 53: PPJT-2 KAF

a. Instalasi Tanam.- Tanam pipa pada dinding atau lantai bangunan.- Atur jarak antara rute kabel serat optik indoor dengan instalasi listrik

minimal 30 cm.- Pada rute membelok pasang pipa plastik elastis.- Masukan kabel pemancing kedalam pipa kemudian ujungnya

sambungkan dengan kabel.- Tarik kabel pemancing sehingga kabel masuk kedalam pipa. - Kabel yang dipasang didalam pipa hindari kerusakan kulit kabel

akibat gesekan pada saat penarikan.- Setelah panjang kabel cukup maka kabel dapat dipotong dan

ujungnya diamankan.

b. Instalasi Tempel- Pasang pipa atau tray pada dinding bangunan.- Pada rute membelok pasang pipa plastik elastis.- Masukan kabel pemancing kedalam pipa kemudian ujungnya

sambungkan dengan kabel.- Tarik kabel pemancing sehingga kabel masuk kedalam pipa. - Kabel yang dipasang pada tray harus diklem atau diikat setiap 50 cm

bila dipasang vertikal dan setiap 100 cm bila dipasang horizontal.- Kabel yang dipasang didalam pipa hindari kerusakan kulit kabel

akibat gesekan pada saat penarikan.- Setelah panjang kabel cukup maka kabel dapat dipotong dan

ujungnya diamankan.

BAB VII

PENYELESAIAN PEKERJAAN

7.1 Terminasi Kabel serat Optik

Terminasi kabel serat optik maupun pencabangan kabel serta optik harus dilaksanakan dengan baik dan teratur, agar memudahkan dalam pelaksanaan administrasi kabel maka setiap titik terminasi harus diberikan identitas yang jelas meliputi nama/ nomor kabel, nama/ nomor fiber dan nama/ nomor terminal.Terminasi kabel serat optik di sentral maupun di gedung masing-masing dilaksanakan pada Fiber Distribution Frame (FDF) atau Optical Termination Board (OTB), sedangkan untuk terminasi kabel serat optik di perangkat outdoor dilaksanakan pada terminal yang ada didalam perangkat tersebut

PPJT Jaringan Lokal Akses Fiber liii

Page 54: PPJT-2 KAF

7.1.1 Fiber Distribution Frame (FDF)

Fiber Distribution Frame (FDF) merupakan titik terminasi kabel serat optik outdoor dengan kabel serat optik indoor, FDF terdiri dari 2 (dua) bagian yaitu bagian yang menuju jaringan dan bagian yang menuju sentral.

Gambar 7.1 Contoh Fiber Distribution Frame pada T-AURORA

7.1.2 Pemilihan lokasi FDF

Pertimbangan pemilihan lokasi untuk penempatan FDF sebagai berikut :a. FDF dipasang pada ruangan khusus yang bersih dan mempunyai ventilasi

udara yang baik.b. Ruangan yang dipilih harus direncanakan secara terpadu dan cukup untuk

pengembangan dikemudian hari.c. Penempatan FDF harus dipasang teratur dan berurutan disesuaikan

dengan hasil survey yang telah dilakukan.d. Pemasangan FDF sebaiknya dekat dengan perangkat JARLOKAF

sehingga dapat mengurangi rugi-rugi transmisi dan pig tail tidak terlalu panjang.

e. Lokasi FDF dipilih pada tempat yang aman, mudah dijangkau, serta tidak mengganggu perangkat existing (bila ada).

7.1.3 Pemasangan FDF

PPJT Jaringan Lokal Akses Fiber liv

Cable FrameModule Frame

Spare ConnectorBoard

TAMShelf

Inter FTMJumpering Board

Cord Support

CableSupport

Page 55: PPJT-2 KAF

Langkah pemasangan FDF sebagai berikut :a. Pasang rak FDF dengan kokoh dan tidak miring pada lokasi yang benar

dan tidak mengganggu lalu lintas personil.b. Pasang pentanahan pada rak FDF kemudian integrasikan dengan

pentanahan perangkat sentral/ transmisi.c. Pasang bagian bawah rak FDF dengan angker agar terpasang mati

pada lantai.d. Pasang kabel tray dari dan ke FDF untuk lintasan kabel.

7.1.4 Terminasi kabel pada FDF

Prosedur terminasi terminasi kabel pada FDF adalah sebagai berikut :

a. Terminasikan kabel serat optik indoor pada panel konektor FDF adalah sebagai berikut :

PPJT Jaringan Lokal Akses Fiber lv

Page 56: PPJT-2 KAF

Gambar 7.2 Contoh pemasangan kabel indoor pada FDF

b. Terminasikan kabel serat optik outdoor pada panel konektor FDF adalah sebagai berikut :

PPJT Jaringan Lokal Akses Fiber lvi

Page 57: PPJT-2 KAF

Gambar 7.3 Contoh pemasangan kabel outdoor pada FDF

c. Pemasangan fiber optik pada splice cassette sebagai berikut :

PPJT Jaringan Lokal Akses Fiber lvii

Page 58: PPJT-2 KAF

Gambar 7.4 Contoh pemasangan fiber pada splice cassette

d. Penyambungan fiber sebagai berikut :

Gambar 7.5 Contoh penyambungan fiber pada splice cassette

PPJT Jaringan Lokal Akses Fiber lviii

Page 59: PPJT-2 KAF

e. Cara menggulung extra length pada splice cassete sebagai berikut :

Gambar 7.6 Contoh penyambungan fiber pada splice cassette

f. Cara mengikat fiber pada splice cassete sebagai berikut :

PPJT Jaringan Lokal Akses Fiber lix

Page 60: PPJT-2 KAF

Gambar 7.7 Contoh penyambungan fiber pada splice cassette

g. Konektor maupun ujung patchcord yang tidak digunakan harus selalu tertutup oleh dush cap.

h. Untuk mencegah serangga pada rak FDF maka diperkenankan untuk dipasang kapur barus.

i. Patchcord yang dipakai harus sesuai dengan spek dan mempunyai panjang yang cukup, tempatkan sisa panjang (extra length) patchcord tersebut pada cable drawer atau cable guide.

7.1.5 Pemasangan OTB

OTB biasanya dipasang di dinding, namun cara pemasangannya hampir sama dengan pemasangan FDF.

7.1.6 Passive Splitter (PS)

Passsive Splitter (PS) adalah tempat pencabangan serat optik secara pasif, dapat dipasang di sentral, di jaringan maupun di sisi pelanggan. Namun agar perangkat T-AURORA dapat difungsikan dalam jaringan kabel serat optik maka penempatan PS direkomendasikan di sisi sentral.

a Pemasangan Passive Splitter di Closure

1) Pasangkan splitter arrays pada splitter module.2) Lindungi serat optik yang keluar dari splice cassette dengan

selongsong plastik.3) Perlu diperhatikan bahwa bend radius (radius bengkokan)

serat optik tidak boleh kurang dari 30 mm.

PPJT Jaringan Lokal Akses Fiber lx

Page 61: PPJT-2 KAF

4) Lakukan penyambungan serat optik dari PS dengan serat optik yang menuju OLT dan ONU.

5) Berikan label untuk setiap serat optik dan PS yang dipasang.6) Lakukan pengukuran redaman pada splitter module dengan

cara menyalurkan sinyal optik melalui splitter tersebut dan pada ujung yang lain lakukan pengukuran dengan power meter.

7) Tutup splitter module dengan closure.

b. Pemasangan Passive Splitter di Kabinet

1) Pasangkan splitter arrays pada splitter module.2) Lindungi serat optik yang keluar dari splice cassette dengan

selongsong plastik.3) Perlu diperhatikan bahwa bend radius (radius bengkokan)

serat optik tidak boleh lebih kurang dari 30 mm.4) Lakukan penyambungan serat optik dari PS dengan serat

optik yang menuju OLT dan ONU.5) Berikan label untuk setiap serat optik dan PS yang dipasang.6) Lakukan pengukuran redaman pada splitter module dengan

cara menyalurkan sinyal optik melalui splitter tersebut dan pada ujung yang lain lakukan pengukuran dengan power meter.

7) Pasang splitter module pada slot splitter cabinet.

7.2 Penyambungan Kabel Serat Optik

Penyambungan kabel serat optik dilaksanakan setelah kabel serat optik menempati posisinya (setelah dibiarkan 1 hari), teknik penyambungan ada 2 (dua) macam yaitu teknik Mekanik dan teknik Fusion, cara yang umum dipakai adalah teknik Fusion.

Penyambungan kabel serat optik berpengaruh terhadap kualitas transmisi sinyal optik, oleh karena itu penyambungan harus dilaksanakan sesempurna mungkin agar batasan loss trasmisi tidak dilampaui, loss maksimum setelah penyambungan adalah 0,2 dB per buah.

PPJT Jaringan Lokal Akses Fiber lxi

Page 62: PPJT-2 KAF

Urutan kegiatan penyambungan :

Khusus untuk mechanical splice, reinforcement tidak perlu dilakukan

7.2.1 Persiapan Penyambungan

a. Peralatan yang diperlukan adalah sebagai berikut :- Gergaji Besi, alat untuk memotong kabel serat optik.- Lupsheat Cutter, alat untuk mengupas kulit PE kabel.- Fiber Stripper, alat untuk mengupas pelindung serat optik (clading).- Fiber Cleaver/ Fiber Cutter, alat untuk memotong serat optik.- Fusion Splicer bila penyambungan serat optik dengan sistim

peleburan atau Mechanical Splice Assembly bila penyambungan serat optik dengan sistim mekanik.

- Power meter.- Optical Time Domain Reflectometer (OTDR).- Tension member crimping tool, alat untuk mengepres tension

member kabel.- Toolkit ( Tang, Obeng, Pisau Cutter, Gunting, Palu, Kunci pas,

Meteran dsb).

b. Material yang diperlukan adalah sebagai berikut :- Alkohol 90 %.- Lint free cloth/ tissue yang berkualitas baik (apabila tissue tersebut

digosokkan pada serat maka tissue tidak akan hancur). - Selongsong sambung serat optik (Fiber Sleeve).- Selongsong sambung kabel serat optik (Closure).

PPJT Jaringan Lokal Akses Fiber lxii

Stripping (removal of secondary coating)

Removal of primary coating

Cutting of fiber

Splicing

Reinforcement

Page 63: PPJT-2 KAF

c. Lokasi penyambungan harus bebas dari debu, cukup terang dan mudah dijangkau, bila penyambungan di luar ruangan maka pada saat penyambungan harus memperhatikan keamanan terhadap lalu lintas kendaraan dan pejalan kaki. Untuk kabel duct penyambungan dilaksanakan di luar duct.

f. Penempatan hasil sambungan/ closure di manhole diusahakan tidak mengganggu lalu lintas keluar masuk manhole dan bila mungkin dipasang di dinding dan diletakkan pada besi penyangga seperti berikut :

Gambar 7.8 Contoh pemasangan closure di manhole

7.2.2 Pelaksanaan Penyambungan

Urutan pelaksanaan penyambungan serat optik adalah sebagai berikut :a. Kupas kulit kabel menggunakan Lupsheat Cutter, panjang kupasan

sesuaikan dengan jenis penyambungan yang dipakai seperti gambar berikut :

Gambar 7.9 Pengupasan kabel serat optik

PPJT Jaringan Lokal Akses Fiber lxiii

Kulit kabel

Serat

optik

Metal foil

Tube

Manhole

Pipa duct

Kabel duct

Closure

Radius = 20 x diameter kabel

Page 64: PPJT-2 KAF

b. Ambil salah satu ujung serat optik kemudian kupas pelindung serat optik (secondary coating) tersebut dengan fiber stripper, panjang ujung serat optik yang dikupas 4 cm.

Gambar 7.10 Pengupasan fiber coating

c. Ambil salah satu ujung serat optik kemudian pasang sleeve protector.

d. Bersihkan ujung serat optik tersebut (untuk menghilangkan primary coating) dengan tissue yang telah dibasahi dengan alkohol 90%.

serat optik

tissue

arah putaran

tangan kiri

tangan kanan

Gambar 7.11 Pembersihan serat optik

PPJT Jaringan Lokal Akses Fiber lxiv

4 cm

Fiber coating Fiber optik

Page 65: PPJT-2 KAF

e. Potong ujung serat optik tersebut dengan Fiber cutter/ Fiber cleaver.- Periksa hasil potongan dan pembersihan serat optik pada mikroskop :

Gambar 7.12 Hasil potongan dan pembersihan serat optik.

- Bila hasil potongan maupun pembersihan berhasil baik maka proses penyambungan dapat dilaksanakan, namun bila hasil potongan dan/ atau pembersihan tidak baik maka proses diatas harus diulang.

- Laksanakan pemotongan dan pembersihan pada ujung serat optik dari kabel pasangannya kemudian sambungkan, jangan lupa untuk memasukan selonsong sambung pada salah satu serat sebelum penyambungan serat tersebut.

- Pemotongan dan pembersihan dilaksanakan satu persatu setelah fiber sebelumnya disambungkan, perhatikan kode warna dari masing-masing serat optik jangan sampai tertukar.

f. Untuk fusion splice yang berjalan otomatis bila hasil pemotongan baik maka tidak memunculkan message error pada layar monitor.

PPJT Jaringan Lokal Akses Fiber lxv

Page 66: PPJT-2 KAF

7.2.3 Fusion Splice

Gambar 7.13 Fusion Splicer

a. Untuk melaksanakan penyambungan dengan fusion splice urutan pekerjaannya adalah sebagai berikut :

b. Setelah persiapan penyambungan dilaksanakan, laksanakan set-up fusion splicing machine sebagai berikut :- Nyalakan fusion splicing machine dengan memindahkan posisi

switch on sampai lampu pilot menyala.

PPJT Jaringan Lokal Akses Fiber lxvi

Setup the fiber onto V-groove

Core Matching Adjusment

First Heating

Fusion Splicing

Reinforcement

Page 67: PPJT-2 KAF

- Buka canopy sehingga lampu pilot padam, tarik kunci chuck sehingga kedua mekanikal chuck terbuka.

- Tempatkan kedua ujung serat optik yang akan disambungkan pada V groove dari setiap mekanikal chuck dari splicing machine. (Pada saat penempatan harus tepat pada lekuk V groove dan ujung serat optik jangan menyentuh benda apapun).

Gambar 7.14 Penempatan fiber pada V-groove ( tampak samping )

- Tutup mekanikal chuck secara perlahan sehingga serat tadi terjepit oleh mekanikal chuck.

c. Tutup canopy kemudian tekan tombol set sehingga fusion splicing melaksanakan alignment-nya secara otomatis dan melaksanakan peleburan.

d. Jika peleburan telah selesai buka canopy dan pindahkan fiber tersebut ke alat heater kemudian geser splice protector tepat ditengah-tengah sambungan.

e. Periksa hasil penyambungan, dengan melihat layar monitor.

Gambar 7.15 Gambar hasil sambungan

f. Bila penyambungan berhasil dengan baik periksa redaman yang terjadi pada sambungan tersebut (batasan redaman adalah 0,2 dB/ splice), bila hasil ukuran melebihi batas redaman maka penyambungan diulang

PPJT Jaringan Lokal Akses Fiber lxvii

Fiber

ClampV-groove

Baik

Tidak baik

baik (20 m)

terlalu renggang ( 20 m)

terlalu rapat ( 20 m)

kotor

baik

mengecil

membesar

ada gelembung

tidak sampai

kotor

Page 68: PPJT-2 KAF

g. Kegiatan selanjutnya adalah pemasangan selongsong serat (fiber sleeve) yang maksudnya untuk melindungi hasil sambungan dari pengaruh uap air dan mekanik karena serat optik telah mengalami degradasi pada saat penyambungan dan sebagai pengganti lapisan pelindung serat pada bagian yang telah dikupas. Sistim heat shrink tube paling populer untuk pelaksaan pemasangan selongsong pelindung serat.Caranya :- Geserkan selongsong yang telah dipasang pada salah satu serat optik

ke titik sambungan secara perlahan-lahan sampai simetris.- Hidupkan catuan electric heater, kemudian buka electric heater

cover dan fiber clamp.- Tempatkan sambungan yang telah dilengkapi selongsong pada

bantalan heater, kemudian tutup kembali fiber clamp dan electric heater cover-nya.

- Tekan tombol start dari electric heater maka electric heater akan bekerja memanasi selongsong dan lampu indikator akan menyala. Pemanasan selongsong akan berlangsung sekitar 3 (tiga) menit setelah itu secara otomatis tombol start akan kembali normal dan lampu indikator padam disertai bunyi buzzer tanda pemanasan selesai.

- Buka electric heater cover dan kedua fiber clamp-nya kemudian angkat serat optik dari electric heater.

Gambar 7.16 Selonsong serat optik

h. Dalam fusion splicing mungkin terjadi fiber core misaligment dan fiber non-concentricity hal ini dapat diatasi dengan :- Mengurangi waktu lebur (fusion time), sehingga hanya sedikit saja

bagian serat optik yang meleleh.- Mengurangi panjang ujung serat optik pada fusion machine, sehingga

ujung serat optik hanya bergerak sedikit saja selama proses peleburan.

- Mempergunakan kompensating program yaitu pengaturan pergerakan (shift) serat optik dengan methoda IAS (International Axis Shift).

PPJT Jaringan Lokal Akses Fiber lxviii

PE heat shrinkable tubeE

VA tube

Steel

Coated fiber

Page 69: PPJT-2 KAF

Gambar 7.17 Fusion splice dengan IAS

7.2.4 Pemasangan Closure

Closure (selongsong sambung kabel) dipakai untuk menutup hasil sambungan, banyak closure/sarana sambung kabel yang dapat digunakan salah satu contoh diantaranya adalah type J 311 (FEC) buatan Furukawa Jepang.

Komponennya terdiri dari :

a. Main Sleeve atasb. Main Sleeve bawahc. Clamping Bar atasd. Clamping Bar bawahe. Fiber Sheetf. Coverg. Tension Member Clamph. Busing with Bounding Wirei. Bounding Wire

j. Spacerk. Rubber End Blockl. Sealing Cordm. Sealing Tape An. Sealing Tape Bo. Sealing Tape C'p. Fiber Guide Sheetq. Stainless Steel wirer. PVC Tapes. Heat Schrink Sleeve

Urutan pelaksanaannya sebagai berikut :

a. Kupas kulit PE luar kabel menggunakan lupsheat cutter, kemudian belah kulit PE dalam menjadi 2 bagian dengan kedalaman 4 cm.

b. Masukan bousing with bounding wire kedalam belahan PE tersebut.c. Pasang kedua klem sehingga menjepit boushing bonding dan kencangkan

dengan kunci pas/ sock.d. Amplas ujung kulit kabel luar tempat pemasangan sealing tape dan

bersihkan dengan tissue yang dibasahi dengan alkohol.e. Pasang sealing tape C pada bagian yang ditandai sampai habis.f. Pasang rubber end block pada sealing tape C dan pasang sealing tape B

pada rubber end block, kemudian ikat rubber end blok dengan stainless steel.

g. Buka/ kupas pita katun sampai clamp dan uraikan serat agar tidak tertukar satu sama lain. Potong spacer dan tension member dengan jarak 75 mm dari clamp, kupas pula spacer dengan jarak 30 mm dari ujung.

h. Pasang sleeve pada tension member kemudian di pres sehingga sleeve menjepit tension member kemudian balut dengan isolasi tape.

PPJT Jaringan Lokal Akses Fiber lxix

Page 70: PPJT-2 KAF

i. Temukan kedua ujung kabel dan pasang clamping bar bagian bawah, kemudian ikat kedua kabel pada rak agar tidak bergeser (goyang). Pasang pula fiber guide dan fiber sheet untuk penempatan serat yang telah disambung.

j. Lakukan penyambungan serat optik dengan fusion atau mechanic splicer.k. Bentuk serat menjadi angka delapan kemudian lipat menjadi bulatan dan

masukan pada fiber sheet (fiber cassette). Lanjutkan untuk serat yang lainnya, setiap fiber sheet hanya mengakomodasi satu serat saja.

l. Pasang fiber cover penutup fiber sheet dan pasang clamping bar bagian atas kemudian jepitkan pla pada tension member clamp.

m. Pasang bounding wire dan kencangkan semua baut-baut yang ada.n. Bersihkan rubber end block dengan tissue/ kain yang dibasahi alkohol

kemudian pasang sealing tape A, bersihkan mof dengan tissue/ kain yang dibasahi alkohol.

o. Pasang main sleeve kemudian kencangkan sekrupnya dengan kunci pas.

PPJT Jaringan Lokal Akses Fiber lxx