46
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak berdirinya (mulai dari masa-masa perwakilan dari induk KUA Kecamatan Tambelang pada tahun 2004), KUA Kecamatan Sukawangi dipimpin oleh Mulyono Hilman Hakim,S.Ag. Selama masa kepemimpinan Mulyono Hilman Hakim inilah, KUA Kecamatan Sukawangi mengalami masa-masa transisi, mulai dari kantor yang menumpang dengan cara sewa, sampai mengalami kondisi yang memadai dengan gedung kantor yang permanen sekarang. Sejak pembangunannya pada tahun 2007, gedung KUA Kecamatan Sukawangi mempunyai luas bangunan kurang lebih 90 M2. Berkenaan dengan tata letak gedung KUA Kecamatan Sukawangi yang terpisah dari kelompok gedung-gedung perkantoran Kecamatan, dan menyendiri berdekatan dengan kantor Desa Sukabudi, adalah disebabkan oleh peranan KUA Kecamatan Sukawangi dan hubungan erat antara pemangku jabatan desa, aparatur desa, dan sesepuh Desa Sukabudi dengan personal KUA Kecamatan Sukawangi, sehingga mereka menghendaki gedung KUA Kecamatan Sukawangi berada di wilayah desa tersebut. Untuk merealisasikan keinginan para tokoh desa ini, maka lahan untuk KUA Kecamatan Sukawangi dialokasikan di alun-alun desa Sukabudi, atas berkat kesepakatan pihak BPD, tokoh Desa dan Kecamatan Sukawangi.

Ppls kua sukawangi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Ppls kua sukawangi

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejak berdirinya (mulai dari masa-masa perwakilan dari induk KUA Kecamatan

Tambelang pada tahun 2004), KUA Kecamatan Sukawangi dipimpin oleh Mulyono

Hilman Hakim,S.Ag. Selama masa kepemimpinan Mulyono Hilman Hakim inilah,

KUA Kecamatan Sukawangi mengalami masa-masa transisi, mulai dari kantor yang

menumpang dengan cara sewa, sampai mengalami kondisi yang memadai dengan

gedung kantor yang permanen sekarang. Sejak pembangunannya pada tahun 2007,

gedung KUA Kecamatan Sukawangi mempunyai luas bangunan kurang lebih 90 M2.

Berkenaan dengan tata letak gedung KUA Kecamatan Sukawangi yang terpisah

dari kelompok gedung-gedung perkantoran Kecamatan, dan menyendiri berdekatan

dengan kantor Desa Sukabudi, adalah disebabkan oleh peranan KUA Kecamatan

Sukawangi dan hubungan erat antara pemangku jabatan desa, aparatur desa, dan

sesepuh Desa Sukabudi dengan personal KUA Kecamatan Sukawangi, sehingga

mereka menghendaki gedung KUA Kecamatan Sukawangi berada di wilayah desa

tersebut. Untuk merealisasikan keinginan para tokoh desa ini, maka lahan untuk

KUA Kecamatan Sukawangi dialokasikan di alun-alun desa Sukabudi, atas berkat

kesepakatan pihak BPD, tokoh Desa dan Kecamatan Sukawangi.

Page 2: Ppls kua sukawangi

2

BAB II

KUA KECAMATAN SUKAWANGI

A. PROFILE KUA KECAMATAN SUKAWANGI

Penyusunan Profile KUA Kecamatan Sukawangi Kabupaten Bekasi yang

memuat gambaran umum tentang pelaksanaan tugas dan fungsi KUA Kecamatan

Sukawangi, didasarkan pada ketentuan tugas dan fungsi KUA Kecamatan itu sendiri

dan dukungan dari instansi vertikal yang berwenang dalam pembinaan KUA

Kecamatan. Profile disusun dalam rangka Praktek Pendalaman Lapangan Syariah

(PPLS) di KUA Sukawangi ini, dengan berpijak pada peraturan sebagai berikut :

1. Undang-Undang RI No. 22 Tahun 1946 tentang Pencatatan Nikah, Talak dan

Rujuk.

2. Undang-Undang RI No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan.

3. Keputusan Mentri Agama (KMA) RI No. 18 Tahun 1974 dan No. 45 Tahun

1981 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Agama.

4. Keputusan Mentri Agama (KMA) RI No. 517 Tahun 2001 tentang Penataan

Struktur Organisasi dan Tata Kerja KUA Kecamatan.

5. Keputusan Mentri Agama (KMA) RI No. 373 Tahun 2002 tentang SOTK

Kantor Wilayah Departemen Agama dan Kantor Kabupaten / Kota.

6. Keputusan Mentri Agama RI No. 298 Tahun 2003.

7. Peraturan Mentri Agama RI No. 6 Tahun 2005 tentang Petunjuk Pelaksanaan

Penilaian KUA sebagai Unit Pelayanan Teladan / Percontohan.

Page 3: Ppls kua sukawangi

3

Gedung KUA Kecamatan Sukawangi terletak di Jl. Bulak Temu Desa. Sukabudi

Kecamatan Sukawangi. KUA Kecamatan Sukawangi berdiri pada tahun 2003

sebagai perwakilan dari KUA Kecamatan Tambelang seiring dengan berlakunya

Perda Kab. Bekasi No. 26 Tahun 2001 tentang Pemekaran Wilayah Kecamatan.

Secara definitif, KUA Kecamatan Sukawangi dikukuhkan pada tahun 2004, wilayah

tugas yang meliputi tujuh desa dengan batas – batas sebagai berikut :

Sebelah Utara berbatasan : Cabang Bungin dan Muara Gembong

Sebelah Selatan berbatasan : Tambelang dan Cikarang Barat

Sebelah Barat berbatasan : Tambun Utara dan Babelan

Sebelah Timur berbatasan : Sukakarya dan Sukatani

Adapun jumlah penduduk pada tahun 2010 menurut jenis kelamin

adalah :

Laki –Laki : 22.210 Jiwa

Perempuan : 20.287 Jiwa

Jumlah : 42.497 Jiwa

Sedangkan jumlah penduduk pada tahun 2010 menurut agama adalah:

Islam : 41.826 Jiwa

Protestan : 47 Jiwa

Katholik : 11 Jiwa

Hindu : - Jiwa

Budha : 235 Jiwa

Jumlah : 42.497 Jiwa

Page 4: Ppls kua sukawangi

4

Kantor Urusan Agama Sukawangi dalam melaksanakan tugas di bantu oleh 7

(tujuh) orang Pembantu Penghulu (Pegawai Pencatat Nikah), Adapun jumlah

karyawan pada Kantor Urusan Agama Kecamatan Sukawangi Kabupaten Bekasi

berjumlah 8 orang dengan perincian sebagai berikut :

Kepala Kantor : 1 orang

Penghulu : 2 orang

Pelaksana : 2 orang

Penyuluh : 1 orang

Pengawas : 1 Orang

Pramu Kantor : 1 orang

Letak KUA Kecamatan Sukawangi sangat strategis karena selain berada

disamping jalan raya desa dari arah Kecamatan Tambelang kearah Kecamatan

Sukatani dan Cabang Bungin. Dengan lokasi yang demikian, maka KUA ini mudah

di jangkau, baik dari daerah di lingkungan wilayah Kecamatan maupun dari luar.

Gedung kantor ini didirikan diatas tanah seluas 200 M2 yang merupakan Tanah

Negara, pada tahun 2007 dengan alokasi anggaran DIPA Kantor Kementrian agama

Kabupaten Bekasi tahun 2007.

Berdasarkan data inventarisasi Kantor Kementrian Agama Kabupaten Bekasi

Tahun 2010 lalu, kondisi gedung KUA Kecamatan Sukawangi terbagi kedalam tata

ruang sebagai berikut :

1. Ruang Kepala Kantor

2. Ruang Staff / Penghulu

3. Ruang Tamu

Page 5: Ppls kua sukawangi

5

4. Ruang Nikah / BP4

5. Lobby

6. Ruang Penyuluh / Pengawas

7. WC / Kamar Mandi

Untuk memelihara kebersihan lingkungan kantor dan kenyamanan, mengingat

posisi gedung KUA Kecamatan Sukawangi terletak dipinggir jalan antar desa yang

menghubungkan arah jalan ke ibu kota Kecamatan, maka tata letak muka gedung

kantor sedikit agak menyamping kearah tenggara, guna menghindari keramaian dan

kebisingan ketika di alun-alun tersebut diadakan kegiatan massal.

B. VISI DAN MISI KUA KECAMATAN SUKAWANGI

KUA Kecamatan Sukawangi mempunyai Visi sebagai berikut :

Terwujudnya KUA Kecamatan Sukawangi yang tertib Administrasi, tertib

Pelayanan, dan tertib Aturan.

KUA Kecamatan Sukawangi mempunyai Misi sebagai berikut :

Meningkatkan Penghayatan, Pendalaman, dan Pengamalan TUPOKSI melalui :

1. Peningkatan kualitas SDM di lingkungan KUA Kecamatan Sukawangi.

2. Peningkatan kualitas pelayanan keagamaan.

3. Menumbuhkan semangat untuk terus mendalami, memahami, dan

mengamalkan semua aturan yang menjadi landasan dalam pelaksanaan

TUPOKSI.

Page 6: Ppls kua sukawangi

6

C. STRUKTUR KEPEGAWAIAN KUA KECAMATAN SUKAWANGI

1. Bidang Administrasi Umum

Berdasarkan pasal 4 KMA RI No. 517 Tahun 2001 tentang Penataan

Organisasi Kantor Urusan Agama Kecamatan, diuraikan bahwa personalia atau

pelaksana tugas KUA Kecamatan terdiri atas Kepala Kantor dan Pelaksana /

pengadministrasian sesuai kebutuhan rasional dengan tugas. Menurut ketentuan

pasal tersebut, Pelaksana yang sesuai dengan pelaksanaan tugas adalah :

a. Pelaksana tata usaha (TU) yang mengurus masalah tata usaha kantor,

mulai dari statistic, dokumentasi, surat menyurat, kearsipan, pengetikan,

dan rumah tangga kantor.

b. Pengadministrasian bimbingan dan pelayanan nikah dan rujuk.

c. Pengadministrasian pengurusan dan pembinaan kemasjidan, zakat, wakaf,

abadah social dan baitul maal.

d. Pengadministrasian pengembangan keluarga sakinah dan kependudukan.

Pengadministrasian tugas diatas, sesungguhnya lebih fleksible karena didasarkan

pada prinsip “rasionalitas” pelaksana dan job tugasnya. Sebelumnya dalam KMA

No. 231 Tahun 1996, pelaksanaan tugas KUA Kecamatan diatur kedalam job

description sebagai berikut :

a. Petugas tata usaha yang menangani masalah-masalah ketata-usahaan

kantor.

b. Petugas Administrasi Keuangan, yang menangani masalah-masalah

keuangan kator, mulai dari dana NR, operasional SatKer dari DIPA

Page 7: Ppls kua sukawangi

7

Kementrian Agama dan Dana PNBP NR. Umumnya jenis sumber

keuangan dimaksud, dikelola oleh seorang Bendaharawan, yaitu

Bendaharawan Pengeluaran Pembantu (BPP). Setelah terbitnya PMA RI

No. 71 Tahun 2009, maka di KUA Kecamatan juga ditunjuk

Bendaharawan Penerimaan Pembantu (BPP) yang bertugas menyetorkan

dana NR ke Rekening Bendaharawan Penerimaan di Kantor Kementrian

Agama Kabupaten Bekasi.

c. Petugas pengadministrasian Kemasjidan, yang bertugas menata,

membina, dan melaksanakan administrasi Kemasjidan.

d. Petugas pengadministrasian zakat, wakaf, dan ibadah sosial, bertugas

melaksanakan penataan dan pengelolaan administrasi zakat, wakaf dan

ibadah sosial.

e. Petugas pengadministrasian Nikah dan Rujuk, bertugas melaksanakan

pembinaan dan pengelolaan administrasi Nikah dan Rujuk (NR).

f. Petugas Pramu Kantor, bertugas melaksanakan urusan-urusan Kebersihan

(K3) kantor dan tata laksana fisik harian Kantor.

g. Petugas Keamanan, bertugas menjaga Ketertban, Kenyamanan, dan

Keamanan lingkungan Kantor.

Untuk lebih meningkatkan kinerja Pelaksana, maka pelaksanaan tugas

sebagaimana diatur dalam KMA RI No. 517 Tahun 2001, dapat dikembangkan

secara rasional dengan kombinasi dari KMA RI No. 231 tahun 1996, yaitu 7 (tujuh)

pelaksana tugas dalam KMA ini, ditambah oleh Pelaksana Pengembangan Keluarga

Sakinah, Bimbingan Produk Halal, Kemitraan Umat dan Kependudukan.

Page 8: Ppls kua sukawangi

8

Secara praktis, pelaksanaan tugas yang ideal sebagaimana diatur dalam KMA RI

No. 517 Tahun 2001 dan KMA RI No. 231 Tahun 1996, belum semuanya terlaksana

pada KUA Kecamatan Sukawangi. KUA Kecamatan Sukawangi dihadapkan pada

kenyataan bahwa pelaksanaan tugas itu sendiri umumnya dilaksanakan secara

rangkap karena kurangnya personal. Meskipun secara ideal telah memenuhi tuntutan

tugas yang harus dilaksanakan berdasarkan ketentuan, namun dengan berlakunya

KMA RI No. 373 Tahun 2002 tentang SOTK baru Departemen Agama KanWil /

Kabupaten / kota, ada penambahan personal yang harus dipenuhi, yaitu pelaksa

Produk Halal, Keluarga Sakinah, Ibadah Sosial dan Kemitraan Umat. Karena itu,

personal KUA Kecamatan Sukawangi yang jumlahnya 10 orang dengan 1 orang

Kepala Kantor, diberdayakan pada pembagian tugas dimaksud dengan cara

merangkap tugas.

Tabel 1

Struktur Organisasi KUA Kecamatan Sukawangi (KMA No. 517 Tahun 2001)

No Nama Tugas Pokok Merangkap Tugas

1 Agus Salim, S.Ag Kepala Kantor -

2 Drs. H. Anshori, MA Pengawas -

3 H. Supriyadi, S.Ag, MM Penyuluh -

4 Anto Eko Yulianto Tata Usaha -

5 Ainur Rahman, S.Hi Keluarga Sakinah Zawaibsos

6 H. Kholidi, S.Hi Kemitraan Umat Kepenghuluan

7 Asmawi Keamanan Pramu Kantor

Page 9: Ppls kua sukawangi

9

STRUKTUR ORGANISASI (KMA No. 517 / 2001)

KUA KECAMATAN SUKAWANGI

Pengawas

Drs. H. Anshori, MA

Kepala

Agus Salim, S.Ag

Penyuluh

H. Supriyadi, S.Ag

Tata Usaha

Anto Eko Yulianto

Zawaibsos

Ainur Rahman,

Kemitraan Umat

H. Kholidi, SHi

Keluarga Sakinah

Ainur Rahman, SHi

Kepenghuluan

H. Kholidi, SHi

Keamanan

Asmawi

Peramu Kantor

Asmawi

Page 10: Ppls kua sukawangi

10

Tabel 2

Struktur BP4 KUA Kecamatan Sukawangi

No Nama Bagian

1 Camat Sukawangi Pembina

2 Agus Salim, S.Ag Ketua

3 Ainur Rahman, S.Hi Bendahara

4 Anto Eko Yulianto Sekretaris

5 Kinan Helwani, S.Ag Upaya Jaringan Kerja

6 Ainur Rahman, S.Hi Pendidikan Keluarga Sakinah dan

Pengembangan SDM

7 H. Kholidi, S.Hi Konsultasi Hukum dan Perkawinan

8 Ainur Rahman, S.Hi Pembinaan Keluarga Sakinah

9 Rumsari, S.Pdi Pemuda dan Wanita

10 H. Kurnali, S.Ag, MM Komunikasi dan Informasi

11 Abd Qodir Zaelani, S.Hi Penasehat Perkawinan dan Keluarga

Kondisi diatas, menyebabkan ada beberapa tugas administrasi KUA Kecamatan

Sukawangi yang tidak dapat berjalan optimal. Disamping itu, kuantitas pelaksana

KUA kecamatan Sukawangi yang tersebut, kemudian dibebani pula oleh tugas-tugas

organisatoris tingkat kecamatan yang memang tidak dapat terpisahkan dari KUA

Kecamatan, seperti organisasi BP4 Kecamatan, BKM, MS-DKM, P2A, LPTQ, MUI,

MDI, dan BAZ Kecamatan.

Fenomena tidak berimbangnya tenaga pengemban tugas dengan banyaknya tugas

yang harus dilaksanakan di KUA Kecamatan Sukawangi, menyebabkan hal-hal

sebagai berikut :

Page 11: Ppls kua sukawangi

11

a. Ada beberapa tugas administrasi KUA Kecamatan Sukawangi yang

kurang tertanganisecara baik, misalnya Admiunistrasi bidang Kemitraan

Umat, Ibadah Sosial, dan juga masalah Perwakafan.

b. Ada tugas organisasi yang tidak dapat dilaksanakan oleh pelaksana KUA

kecamatan sukawangi secara optimal, seperti BP4, BKM, dll. Hal ini

menyebabkan terhambatnya gerak langkah organisasi tersebut.

Dalam mengatasi hal-hal tersebut diatas, maka Kepala KUA Kecamatan

Sukawangi dan juga sebagai tokoh yang menjadi sentral kegiatan-kegiatan diatas,

harus berupaya mengefektifkan tenaga-tenaga personal yang ada dengan melakukan

langkah-langkah penanganan sebagai berikut :

a. Melakukan evaluasi berkala, briefing staff dan rapat koordinasi guna mencari

solusi yang efektif. Dalam menginbangi dinamika tugas yang demikian

banyak maka para pelaksana diperintahkan untuk menjalin koordinasi yang

lebih intens dengan para P3N dan pihak terkait.

b. Mendorong para pelaksana untuk memahami berbagai peraturan perundangan

tentang tugas dan fungsi KUA Kecamatan yang berlaku.

2. Bidang Administrasi Keuangan

Secara umum, Administrasi Keuangan diatur dalam berbagai peraturan

perundangan seperti,UU No. 22 tahun 1946 tentang Pencatatan Nikah, Talak dan

Rujuk, Peraturan Pemerintah RI No. 51 tahun 2000 tentang tarif PNPB di lingkungan

Departemen Agama RI, KMA RI No. 40 Tahun 1991 tentang Biaya Nikah dan Rujuk

bagi Umat Islam, KMA RI No. 48 Tahun 1992 tentang Pengelolaan Biaya Nikah dan

Rujuk bagi Umat Islam, KMA RI No. 66 Tahun 1993 tentang Bendaharawan Khusus

Page 12: Ppls kua sukawangi

12

Penerima Biaya Nikah dan Rujuk bagi Umat Islam, KMA RI No. 341 Tahun 2001

tentang Pengelolaan Biayan Nikah dan Rujuk, KMA RI No. 31 Tahun 2003 tentang

Pengelolaan Biaya nikah dan Rujuk, PMA RI No. 9 Tahun 2005 tentang Pengelolaan

Biaya Nikah dan Rujuk, PMA RI No. 71 tentang Pengaturan Keuangan Nikah dan

Rujuk dan KMA RI No. 43 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Biaya Nikah dan Rujuk.

Peraturan-peraturan ini secara lebih teknis diatur oleh berbagai peraturan organic

dari KanWil Kementrian Agama masing-masing Propinsi. Peraturan organic tersebut

termasuk berkenaan dengan masalah penambahan uang transport pernikahan di luar

kantor (bedolan). Berdasarkan peraturan-peraturan diatas, maka KUA di Kecamatan

ditunjuk Bendaharawan Pengelola Dana Nikah dan Rujuk, Bendaharawan UMC /

BPP dan Berdasarkan PMA RI No.104 Tahun 2007, Bendahara Bedolan tidak ada

lagi seiring dengan dihapusnya dana Bedolan.

Terbitnya PMA RI No. 43 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Biaya Pencatatan

Nikah dan Rujuk, serta berubahnya system UYHD (DIK) menjadi DIPA,

menyebabkan di KUA terjadi perubahan istilah kebendaharaan. Ketentuan yang

diatur oleh PMA tersebut hanya melegalisasi adanyan Bendaharawan Tim Pengelola

Dana Nikah dan Rujuk. Selain itu, di KUA Kecamatan terdapat pula jabatan Kepala

KUA Kecamatan sebagai Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) dana DIPA-S, Pejabat

Pembuat Komitmen dan juga penerbit SPM. Untuk selanjutnya, berdasarkan

kebutuhan, maka Bendaharawan UMC sampai saat ini diberlakukan dengan istilah

BPP (Bendaharawan Pengeluaran Pembantu) mengingat adanya ketentuan Mentri

Keuangan yang baru yang mengaturnya.

Page 13: Ppls kua sukawangi

13

Tabel 3

Biaya Pencatatan Nikah dan Rujuk

PENGUMUMAN

BIAYA PENCATATAN NIKAH DAN RUJUK

BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH RI.

Nomor. 47 / 2004 Tentang Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak

(PNBP),yang telah berlaku pada Departemen Agama RI.

Ketetapan Biaya Pencatatan Nikah Dan Rujuk adalah Sebesar

Rp. 30.000,- (Tiga Puluh Ribu Rupiah)

Bekasi, 03 Januari 2013

Kepala

KUA Sukawangi

( Agus Salim, S.Ag )

Berdasarkan PMA diatas, maka semua setoran dana Nikah dan Rujuk dilakukan

oleh Calon Pengantin (CaTin) ke Bank yang ditunjuk. Bendaharawan Pengelola

berdasarkan PMA tersebut (pasal 4 sub d) hanya bertugas menerima distribusi dana

Nikah dan Rujuk dari KanWil, memverifikasi pengajuan pembayaran, melaksanakan

pembayaran dan menatausahakannya.

Dengan berlakunya PMA RI No. 71 Tahun 2009, maka pengaturan terhadap

keuangan Nikah dan Rujuk mengalami perubahan kembali. Atas dasar PMA ini,

Page 14: Ppls kua sukawangi

14

maka penyetoran uang Nikah dan Rujuk dilakukan kembali oleh pihak KUA

Kecamatan ke Rekening Bendaharawan Penerima PNBP pada Kementrian agama

Tingkat Kabupaten. Untuk mempermudah penyetoran di KUA Kecamatan, maka

sejak berlakunya PMA ini pada bulan Juli 2009, telah diangkat Bendahara Penerima

Pembantu (BPP). Dengan demikian, di KUA Kecamatan secara resmi terdapat dua

jabatan kebendaharaan, yaitu :

1. Bendaharawan Pengeluaran Pembantu (BPP) yang bertugas mengelola dana

operasional Satuan Kerja KUA Kecamata yang berasal dari DIPA Kantor

Kementrian Agama Tingkat Kabupaten dan juga mengelola dana PNBP NR.

2. Bendaharawan Penerima Pembantu (BPP) yang bertugas menerima,

mengkolektifkan dan menyetorkan dana Nikah dan Rujuk yang berasal dari

Calon Pengantin (CaTin) serta disetorkan ke Rekening Bendaharawan

Penerima pada Kantor Kementrian Agama Tingkat Kabupaten, untuk

kemudian disetorkan ke Kas Negara.

3. Bidang Ketata Usahaan KUA

Dalam pelaksanaan tata usaha KUA Kecamata Sukawangi, maka tugas TU dan

juga para pelaksana lainnya berpedoman pada tata aturan yang berlaku sebagai

berikut :

a. Dalam penyelenggaraan surat menyurat, Petugas Tata Usaha berpedoman

kepada Peraturan Mentri Agama RI No. 1 Tahun 1996 tentang Tata

Persuratan Dinas dilingkungan Departemen Agama yang diperbarui oleh

KMA Nomor 168 Tahun 2003.

Page 15: Ppls kua sukawangi

15

b. Penyelenggaraan Administrasi Nikah dan Rujuk, pelaksana

pengadministrasian Nikah dan Rujuk berpedoman kepada Undang-Undang

RI Nomor. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan, Peraturan Pemerintah No. 9

Tahun 1975 Tentang Pelaksanaan Undang-Undang No. 1 Tahun 1974, KMA

RI No. 298 Tahun 2003 tentang Pencatatan Nikah, Peraturan Mentri Agama

(PMA) No. 3 Tahun 1975, Peraturan Mentri Agama RI No. 9 Tahun 2005

Tentang Pengelolaan Biaya Pencatatan Nikah dan Rujuk yang diperbarui oleh

PMA RI No. 43 Tahun 2006 dan Peraturan-peraturan lain yang berlaku, dan

mengatur Administrasi Nikah dan Rujuk dan diperbarui kembali oleh PMA

No. 71 tahun 2009.

c. Penyelenggaraan Administrasi Perwakafan, meliputi pembuatan Register

wakaf, pengajuan proses sertifikasi wakaf, pengarsipan sesuai peraturan

berlaku. Pedoman utama dalam penyelenggaraan Administrasi Wakaf ini

adalah Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun 1977 tentang Perwakafan Tanah

Milik dan peraturan-peraturan pelaksanaannya dan penjabarannya seperti

Peraturan Mentri Agama RI No. 1 tahun 1978 Tentang Pelaksanaan PP No.

28 Tahun 1977, Instruksi Bersama Mentri Agama dan Mentri Dalam Negri

RI No. 1 Tahun 1978. Pada Tahun 2004 telah keluar Undang-Undang

Perwakafan Nomor 41 Tahun 2004 tentang Perwakafan dan sebagai peraturan

teknis pelaksanaannya disusul oleh Keputusan Bersama Mentri Agama dan

Kepala BPN dengan surat Keputusan Nomor 422 Tahun

2004/3/SKB/BPN/2004 tentang Sertifikasi tanah wakaf.

d. Penyelenggaraan Administrasi Bidang Kemasjidan, meliputi Pendataan,

kualifikasi sarana Masjid, Pembinaan Organisasi melalui BKM dan MS-

Page 16: Ppls kua sukawangi

16

DKM, mengacu pada peraturan seperti Instruksi DirJen BiMas Islam No.

D/INS/62/1975 tentang Pengelolaan Kemakmuran Masjid dan Buku

Pedoman Pembinan Masjid serta Buku lain yang mengatur seperti Pola

Pembinaan Perpustakaan Masjid.

e. Penyelenggaraan Administrasi Zakat dan Pengelolaannya, berpedoman

kepada Undang-Undang RI No. 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat

dan KMA RI No. 581 Tahun 1999 tentang Pelaksanaan Undang-Undang RI

No. 38 tahun 1999.

f. Masalah kerukunan antar umat beragama dilaksanakan dengan berpedoman

kepada musyawarah antar tokoh agama dan peraturan yang mengatur tentang

hal tersebut, seperti SKB Mentri Dalam Negri dan Mentri Agama RI No. 1/

BER/ mdn-mag/1969 tentang Pelaksanaan Tugas Aparatur Pemerintah dalam

Menjamin Ketertiban dan Kelancaran Pelaksanaan Pengembangan dan Ibadat

Agama oleh pemeluk-pemeluknya dan Surat Keputusan Bupati Bekasi No.

16 Tahun 1998 tentang Pengaturan Pendirian Sarana Ibadah. Pengaturan

masalah hubungan antar Umat Beragama ini lebih kuat setelah terbitnya

Peraturan Bersama Mentri Agama RI dan Mentri Dalam Negri RI No. 9/8

Tahun 2006 tentang Pedoman Pelaksanaan Tugas Kepala Daerah / Wakil

Kepala Daerah Dalam Pemeliharaan Kerukunan Umat Beragama,

Pemberdayaan Forum Kerukunan Umat Beragama dan Pendirian Rumah

Ibadah.

Page 17: Ppls kua sukawangi

17

D. DOKUMENTASI KUA KECAMATAN SUKAWANGI

1. TATA CARA PENDAFTARAN NIKAH

A. Calon mempelai datang ke Kantor Desa/Kelurahan dengan membawa :

1. Kutipan Akta Kelahiran atau surat outentik lainnya yang menunjukkan

kelahiran (Pasal 5 ayat (2) hufuf (b) PMA No. 11 Tahun 2007)

2. Kartu Keluarga

3. Kartu Tanda Penduduk atau surat lain yang menunjukkan kependudukan

dengan mencantumkan Nomor Induk Kependudukan ( NIK )

4. Akta Cerai/Surat Kematian apabila status pernikahan adalah Duda/Janda

B. Kepala Desa menerbitkan :

1. Surat Keterangan untuk Nikah ( Model N-1 )

2. Surat Keterangan Asal Usul ( Model N-2 )

3. Surat Keterangan tentang orang tua ( Model N-4 )

4. Surat keterangan hubungan keluarga mempelai putri dengan wali nikah.

Peristiwa kehendak nikah dicatat oleh Pembantu PPN disetiap desa dengan

menggunakan formulir Buku Catatan Kehendak Nikah ( Model N-10 ) yang ditanda

tangani oleh Pembantu PPN yang bersangkutan, Kepala Desa setempat dan Kepala

KUA/PPN.

C. Calon mempelai dan Wali Nikah secara pribadi nendaftarkan pernikahan

di KUA Kecamatan Sukawangi dengan membawa :

1. Surat Keterangan untuk Nikah ( Model N-1 )

2. Surat Keterangan Asal Usul ( Model N-2)

Page 18: Ppls kua sukawangi

18

3. Surat Keterangan tentang orang tua ( Model N-4 )

4. Surat Persetujuan mempelai ( Model N-3 )

5. Surat izin orang tua bagi mempelai yang berusia kurang dari 21 Tahun

(Model N-5)

6. Izin dari Pengadilan, dalam hal kedua orang tua atau walinya yang berhak

memberi izin dari mempelai yang usianya kurang dari 21 tahun tidak ada

(pasal 5 ayat (2) huruf (f) PMA Nomor 11 Tahun 2007).

7. Putusan Pengadilan tentang Dispensasi apabila calon suami berumur kurang

dari 19 Tahun, dan calon istri kurang dari 16 tahun.

8. Foto Kopi KTP atas bawah atau Surat Keterangan Domisili dengan

mencantumkan NIK (Nomor Induk Kependudukan)

9. Foto Kopi Kartu Keluarga

10. Foto Kopi Kutipan Akta Kelahiran/Ijazah

11. Foto ukuran 2 x 3 (dengan warna background sama) calon mempelai masing-

masing sebanyak 3 lembar.

12. Surat izin dari kesatuan bagi anggota TNI/POLRI,

13. Akta Cerai bagi yang berstatus Duda/Janda Cerai,

14. Surat Keterangan Kematian ( model N-6 ) bagi Duda/Janda Kematian,

15. Izin Poligami dari Pengadilan bagi yang beristri lebih dari seorang,

16. Izin dari kedutaan, surat tanda melapor diri, Foto kopi Pasport dan visa bagi

calon mempelai berkewarga negaraan asing.

17. Pemberitahuan pernikahan secara tertulis dengan menggunakan formulir

Model N-7

Page 19: Ppls kua sukawangi

19

D. Prosedur di KUA Kecamatan Sukawangi

1. Calon mempelai atau walinya mendaftarkan pernikahan dan membayar biaya

kas Negara sebesar Rp 30.000,- (tiga puluh ribu rupiah), sebagaimana PP

Nomor 47 Tahun 2004.

2. Pemeriksaan berkas pernikahan dan entri data SIMKAH (Sistim Informasi

dan Management Nikah)

3. Pemeriksaan Calon mempelai, dan wali nikah yang dituangkan dalam berita

acara pemeriksaan yang ditanda tangani kedua calon mempelai, Wali Nikah,

Pembantu PPN dan PPN/Penghulu (Petugas Pemeriksa)

4. Apabila ada halangan, diberitahukan kepada mempelai untuk dilengkapi.

(dengan menggunakan formulir (Model N-8)

5. Apabila tidak ada halangan untuk melaksanakan pernikahan, maka

diumumkan pada papan pengumuman dan atau internet ( KUA Online ).

6. Apabila tidak memenuhi syarat, maka diadakan penolakan dengan

menggunakan formulir Model N-9.

7. Calon mempelai yang ditolak pernikahan ( karena kurang umur, Adhalnya

wali atau sebab lain ) dapat mengajukan permohonan/dispensasi melalui

Pengadilan Agama.

8. Pelaksanaan pernikahan dapat dilaksanakan setelah lewat 10 hari kerja sejak

Pemeriksaan nikah dan Pengumunan Kehendak Nikah.

9. Pengecualian tersebut dapat dilakukan dengan Rekomendasi dari Camat

(pasal 16 ayat (2) PMA No. 11 Tahun 2007).

Page 20: Ppls kua sukawangi

20

E. Pelaksanaan Akad Nikah

1. Akad nikah dilaksanakan dihadapan (dalam pengawasan) PPN, Penghulu atau

Pembantu PPN oleh wali nikah di Balai Nikah di KUA Kecamatan

Sukawangi dengan dihadiri sekurang kurangnya 2 orang saksi.

2. Syarat-syarat wali nasab ( Pasal 18 ayat (2) PMA No. 11 Tahun 2007 :

Laki-laki

Beragama Islam

Baligh, berumur sekurang kurangnya 19 Tahun

Berakal

Merdeka (tidak dicabut perwaliannya oleh pengadilan) dan

Dapat berlaku adil (dapat dipercaya).

3. Akad nikah dapat dilaksanakan diluar balai nikah atas permintaan dan

persetujuan PPN (Kepala KUA).

4. PPN mencatat peristiwa nikah dalam Akta Nikah yang ditanda tangani oleh

masing masing pihak, dan kepada kedua mempelai diberikan Kutipan Akta

Nikah (Buku nikah).

Page 21: Ppls kua sukawangi

21

Tabel 4

DATA NIKAH DAN RUJUK KUA KECAMATAN SUKAWANGI

No Bulan Tahun

2008 2009

1 Januari 50 20

2 Februari 16 27

3 Maret 14 16

4 April 32 20

5 Mei 29 30

6 Juni 84 40

7 Juli 35 49

8 Agustus 40 61

9 September 21 12

10 Oktober 29 22

11 Nopember 25 45

12 Desember 75 58

Tabel 5

STATISTIK NIKAH DAN RUJUK Tahun 2013

No Desa Bulan

Jan Feb Mar Apr Mei Jun

N R N R N R N R N R N R

1 Sukawangi 9 - 19 - 25 - - - - - - -

2 Sukabudi 6 - 8 - 12 - - - - - - -

3 Sukakerta 11 - 13 - 15 - - - - - - -

4 Sukadaya 25 - 11 - 10 - - - - - - -

5 Sukaringin 12 - 18 - 13 - - - - - - -

6 Sukatenang 27 - 16 - 28 - - - - - - -

7 Sukamekar 20 - 13 - 13 - - - - - - -

Jm

l

Bedolan 110 - 98 - 116 - - - - - - -

Kantor - - - - - - - - - - - -

NR 110 - 98 - 116 - - - - - - -

Page 22: Ppls kua sukawangi

22

2. TATA CARA PENDAFTARAN WAKAF

A. Menurut PP No. 28 Tahun 1977 Tentang Perwakafan Tanah Milik

1. Perorangan atau Badan Hukum yang akan mewakafkan tanah miliknya

(sebagai calon wakif) datang sendiri dihadapan PPAIW untuk melaksanakan

ikrar wakaf.

2. Calon wakif sebelum mengikrarkan terlebih dahulu menyerahkan kepada

PPAIW surat-surat berikut :

a. Sertifikat tanah milik atau tanda bukti kepemilikan lainnya.

b. Surat Keterangan Kepala Desa, diperkuat Camat setempat mengenai

kebenaran pemilikan tanah dan tidak dalam sengketa.

c. Surat Pernyataan Wakaf, asli dan fhoto copy rangkap 4, susunan pengurus

nadzir, fhoto copy KTP wakif, pengurus nadzir dan saksi dan

menyerahkan materai Rp. 6000 sebanyak 7 lembar.

3. PPAIW meneliti surat-surat dan syarat-syarat tersebut, meneliti saksi-saksi

dan mengesahkan susunan nadzir.

4. Dihadapan PPAIW dan 2 orang saksi, wakif mengikrarkan (mengucapkan)

kehendak wakaf itu kepada nadzir yang telah disahkan, diucapkan dengan

jelas, tegas dan dituangkan dalam bentuk tertulis (W.1)

5. PPAIW segera membuat akta ikrar wakaf (W.2) rangkap 3 dan salinan akta

ikrar wakaf (W.2A) rangkap 4.

6. PPAIW membukukan dalam daftar akta ikrar wakaf (W.4) dan menyimpan

bersama aktanya dengan baik.

Page 23: Ppls kua sukawangi

23

B. Menurut PP No. 28 Tahun 1977

Pasal 9 Tentang Tata cara perwakafan tanah milik :

1. Pihak yang hendak mewakafkan tanahnya diharuskan datang di hadapan Pejabat

Pembuat Akta Ikrar Wakaf untuk melaksanakan Ikrar Wakaf.

2. Pejabat Pembuat Akta Ikrar Wakaf seperti dimaksud dalam ayat (1) diangkat dan

diberhentikan oleh Menteri Agama.

3. Isi dan bentuk Ikrar Wakaf ditetapkan oleh Menteri Agama.

4. Pelaksanaan Ikrar, demikian pula pembuatan Akta Ikrar Wakaf, dianggap sah,

jika dihadiri dan disaksikan oleh sekurang-kurangnya 2 (dua) orang saksi.

5. Dalam melaksanakan Ikrar seperti dimaksud ayat (1) pihak yang mewakafkan

tanah diharuskan membawa serta dan menyerahkan kepada Pejabat tersebut

dalam ayat (2) surat surat berikut :

a. sertifikat hak milik atau tanda bukti pemilikan tanah lainnya;

b. surat keterangan dari Kepala Desa yang diperkuat oleh Kepala Kecamatan

setempat yang menerangkan kebenaran pemilikan tanah dan tidak tersangkut

sesuatu sengketa;

c. surat keterangan pendaftaran tanah;

d. izin dari Bupati/Walikota madya Kepala Daerah cq Kepala Sub Direktorat

Agraria setempat.

Pasal 10 Tentang Pendaftaran wakaf tanah milik :

1. Setelah Akta Ikrar Wakaf dilaksanakan sesuai dengan ketentuan ayat (4) dan (5)

Pasal 9, maka Pejabat Pembuat Akta Ikrar Wakaf atas nama Nadzir yang

Page 24: Ppls kua sukawangi

24

bersangkutan, diharuskan mengajukan permohonan kepada Bupati/Walikota

madya Kepala Daerah cq. Kepala Sub Direktorat Agraria setempat untuk

mendaftar perwakafan tanah milik yang bersangkutan menurut ketentuan

Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1961.

2. Bupati/Walikotamadya Kepala Daerah cq. kepala Sub Direktorat Agraria

setempat, setelah menerima permohonan tersebut dalam ayat (I) mencatat

perwakafan tanah milik yang bersangkutan pada bukti tanah dan sertifikatnya.

3. Jika tanah milik yang diwakafkan belum mempunyai sertifikat maka pencatatan

yang dimaksudkan dalam ayat (2) dilakukan setelah untuk tanah tersebut

dibuatkan sertifikatnya.

4. Oleh Menteri Dalam Negeri diatur tatacara pencatatan perwakafan yang

dimaksudkan dalam ayat (2) dan (3).

5. Setelah dilakukan pencatatan perwakafan tanah milik dalam buku tanah dan

sertifikatnya seperti dimaksud dalam ayat (2) dan (3), maka Nadzir yang

bersangkutan wajib melaporkannya kepada pejabat yang ditunjuk oleh Menteri

Agama.

C. Proses Sertifikasi Tanah Wakaf

Kronologi cara mewakafkan tanah milik menurut PP No. 28 Tahun 1977 adalah :

1. Sebuah keluarga sedang bermusyawarah untuk berwakaf tanah milik.

2. Kepala Keluarga (selaku wakif), saksi dan nadzir pergi ke Kantor KUA

menghadap Kepala KUA selaku Pejabat Pembuat Akta Ikrar Wakaf (PPAIW).

3. PPAIW memeriksa persyaratan wakaf dan selanjutnya mengesahkan nadzir.

Page 25: Ppls kua sukawangi

25

4. Wakif mengucapkan ikrar wakaf dihadapan saksi-saksi dan PPAIW untuk

selanjutnya PPAIW membuat Akta Ikrar Wakaf (AIW) dan salinannya.

5. Wakif, Nadzir dan Saksi pulang dengan membawa salinan AIW.

6. PPAIW atas nama Nadzir menuju ke Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota dengan

membawa berkas permohonan pendaftaran tanah wakaf dengan pengantar

Formulir W.7.

7. Kantor Pertanahan memproses sertifikat tanah wakaf.

8. Kepala Kantor Pertanahan menyerahkan sertifikat tanah wakaf kepada Nadzir

dan selanjutnya ditunjukan kepada PPAIW untuk dicatat pada daftar akta ikrar

wakaf Formulir W.4.

Tabel 6

DATA TANAH WAKAF KUA KECAMATAN SUKAWANGI TAHUN 2010

No Desa Kegunaan Wakaf Jumlah

Masjid Mushola PonPes Ta’lim Kuburan

1 Sukawangi 3 2 - 1 1 7

2 Sukabudi 2 7 1 - 1 11

3 Sukakerta 5 14 1 - 2 22

4 Sukadaya 5 6 - - 1 12

5 Sukaringin 5 7 1 - 2 15

6 Sukatenang 6 19 2 - 4 31

7 Sukamekar 4 12 1 - 2 19

Jumlah 30 67 6 1 13 116

Page 26: Ppls kua sukawangi

26

3. TATA CARA PENDAFTARAN HAJI

1. Calon jamaah haji mendatangi PusKesMas untuk melakukan

pemeriksaan kesehatan tahap pertama.

2. Pemeriksaan di PusKesMas terdiri dari pemeriksaan fisik, seperti:

tekanan darah, berat dan tinggi badan, jika ada kendala kesehatan,

maka berkonsultasilah dengan Dokter untuk menjaga dan mengatasi

kondisi tubuh.

3. Calon jamaah Haji mendatangi Kantor Departemen Agama

Kabupaten/Kota sesuai Domisili, calon jamaah haji mengisi Formulir

Surat Pendaftaran Pergi Haji (SPPH) dengan menyerahkan Foto copy

KTP dan menunjukan aslinya, Surat Keterangan Sehat dari

PusKesMas, Pas Fhoto terbaru ukuran 3x4 sebanyak 10 lembar

dengan latar belakang warna putih tanpa memakai kaca mata dan

seragam intansi manapun.

4. Setelah jamaah haji mengisi Formulir SPPH dan menterahkan

kelengkapan yang diperlukan, maka Kepala Kantor Departemen

Agama Kabupaten/Kota menandatangani Formulir SPPH tersebut,

untuk kemudian diserahkan kepada Badan Pemeriksa Setoran (BPS)

BPIH.

5. Setelah sampai Bank Pemeriksa Setoran BPIH, calon jamaah Haji

menyampaikan maksudnya kepada petugas Customer services,

Petugas Customer Services akan meminta Fhoto Copy KTP, Pas

Fhoto sebanyak 6 buah dan materai 1 buah.

Page 27: Ppls kua sukawangi

27

6. Calon jamaah haji mengisi formulir Pembukuan, Buku Tabungan Haji

dan diserahkan pada Customer Services untuk dibuatkan Buku

Rekening Tabungan Haji.

7. Setelah Buku Tabungan Haji dicetak, selanjutnya Calon jamaah Haji

manandatangani Buku Tabungan tersebut.

8. Untuk mendapatkan porsi, Calon jamaah Haji menyerahkan uang

sebesar Rp. 20 juta (Dua Puluh Juta Rupiah) ditambah setoran buka

Rekening di Bank Penerima Setoran BPIH.

9. Setelah menyetorkan uang pada bagian teller, calon jamaah Haji

kembali kebagian Customer Services untuk menyerahkan Bukti

Setoran dan menunjukan Surat Pendaftaran Pergi Haji (SPPH) yang

telah ditandatangani oleh Kepala Kantor Departemen Agama

Kabupaten/Kota.

10. Setelah di stempel oleh Customer Services dan sudah melakukan

setoran maka calon jamaah haji mendapatkan Bukti Setoran Biaya

Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) sebanyak 5 lembar dan tiap

lembarnya dilengkapi dengan Pas Fhoto Jamaah Haji.

11. Penyetoran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji yang dilakukan pada

Bank Penerima Setoran BPIH sesuai Domisili calon jamaah haji,

tersambung secara OnLine dengan SISKOHAT (Sistem

Komputerisasi Haji Terpadu).

12. Data calon jamaah Haji sudah masuk dalam Data Base pada

SISKOHAT.

Page 28: Ppls kua sukawangi

28

13. Setelah menyetor BPIH dan menerima Bukti Setoran BPIH, calon

jamaah haji melaporkan diri pada Kantor Departemen Agama

Kabupaten/Kota selambat-lambatnya 3 Hari dengan menyerahkan

Bukti Setoran BPIH, Foto Copy KTP, Surat Kesehatan dari

PusKesMas.

14. Petugas Kantor Departemen Agama akan menerima dan mencatat

seluruh berkas tersebut.

Memberikan Bukti Setoran BPIH yang asli warna putih untuk

disimpan oleh Calon Jamaah Haji.

Pelunasan BPIH dilaksanakan setelah dikeluarkan Peraturan

Presiden tentang BPIH tahun berjalan sesuai dengan nomor

porsi Calon Jamaah Haji yang bias diberangkatkan pada tahun

tersebut.

Tabel 7

DATA HAJI KUA KECAMATAN SUKAWANGI

No DESA TAHUN 2008 TAHUN 2009

HAJI UMROH HAJI UMROH

L P Jumlah L P Jumlah L P Jumlah L P Jumlah

1 Sukawangi - - - - - - - - - - - -

2 Sukabudi - - - - - - 1 1 2 - - -

3 Sukakerta - - - - - - 1 1 2 - - -

4 Sukadaya 1 1 2 - - - 2 1 3 - - -

5 Sukaringin - - - - - - - - - - - -

6 Sukatenang 1 2 3 - - - 8 7 15 - - -

7 Sukamekar 1 1 2 - - - 1 1 2 - - -

Jumlah 3 4 7 - - 13 11 24 - -

Page 29: Ppls kua sukawangi

29

E. PROGRAM KERJA KUA KECAMATAN SUKAWANGI

Dalam pelaksanaan Program Kerja dan Struktur di KUA Kecamatan Sukawangi,

berpedoman pada ketentuan yang diatur dalam KMA RI No. 231 Tahun 1996, KMA

RI No. 517 tahun 2001 tentang Penataan Struktur dan Organisasi KUA Kecamatan

dan KMA RI No. 373 Tahun 2002 tentang SOTK KanWil/Kabupaten/Kota.

Dalam Struktur KUA, diatur adanya Kepala KUA Kecamatan, Pelaksana TU,

Pelaksana Keluarga Sakinah, Pelaksana Perwakafan, Pelaksana Ibadah Sosial,

Pelaksana Kemitraan Umat, Pelaksana Kepenghuluan, Pelaksana Produk Halal,

Pramu kantor, dan Petugas Keamanan.

Tabel 8

Struktur Organisasi KUA Kecamatan Sukawangi (KMA RI No. 517 / 2001)

No Nama Tugas Pokok

1 Agus Salim, S.Ag Kepala

2 Drs. H. Anshori, MA Pengawas

3 H. Supriyadi, S.Ag, MM Penyuluh

4 Anto Eko Yuliato Tata Usaha

5 Ainur Rahman, S.Hi Keluarga Sakinah, zawaibsos

6 H. Kholidi, S.Hi Kemitraan Umat dan Kepenghuluan

7 Asmawi Keamanan dan Pramu Kantor

Pada saat berlakunya KMA RI No. 477 Tahun 2004 tentang Pencatatan Nikah,

maka terjadi perkembangan-perkembangan baru dalam struktur Organisasi KUA

Kecamatan. Perkembangan tersebut dikuatkan oleh adanya KMA RI No. 301 tahun

2004 tentang Jabatan Fungsional Kepenghuluan.

Page 30: Ppls kua sukawangi

30

Perkembangan tersebut pada intinya :

1. Kepala KUA tidak lagi menjadi PPN tetapi lebih ditekankan pada fungsi

Kepala KUA Kecamatan. Tugasnya tidak lagi terfokus pada pengawasan

pencatatan pernikahan, tetapi lebih kepada sosok sebagai Kepala Kantor di

wilayah Kecamatan. Ia memimpin KUA Kecamatan dalam pelaksanaan tugas

pelayanan bidang pembangunan Keagamaan serta mengkoordinasikan tugas-

tugas pernikahan yang dilaksanakan oleh para penghulu. Berdasarkan aspirasi

yang berkembang, kini sedang digarap kemungkinan Kepala KUA

Kecamatan juga dapat merangkap sebagai tenaga Fungsional Penghulu.

2. Wakil PPN berubah menjadi Penghulu dengan kedudukan Jabatan Fungsional

(JaFung). Tugasnya adalah menggantikan tugas-tugas PPN sebelumnya.

3. Pembantu Pegawai Pencatat Nikah (P3N) (dalam istilah local kami adalah

(Amil, Kesra, Kayyim, Lebai) berubah menjadi Pembantu Penghulu (P2). Ia

diangkat berdasarkan SK dari Kepala Bidang Urais di KanWil Departemen

agama Propinsi yang didelegasikan kepada Kepala Kantor Departemen

Agama kabupaten/kota. Koordinasi yang lebih dekat adalah kepada para

Penghulu di KUA, namun tanggung jawabnya adalah kepada Kepala KUA

Kecamatan.

Namun dengan berlakunya PMA RI No. 11 tahun 2007 terjadi pula perubahan

atas kondisi diatas, perubahan tersebut adalah :

1. Kepala KUA Kecamatan sekaligus menjabat PPN, fungsinya sama dengan

ketentuan lama sebagai Kepala KUA Kecamatan. Ia juga memiliki

kewenangan lama dalam hal pengawasan pencatatan pernikahan, dan juga

sosok sebagai Kepala Kantor di wilayah Kecamatan. Ia memimpin KUA

Page 31: Ppls kua sukawangi

31

Kecamatan dalam pelaksanaan tugas pelayanan bidang pembangunan

keagamaan serta mengkoordinasikan tugas-tugas pernikahan yang

dilaksanakan oleh para pembantu PPN / Penghulu melalui pemberian

Mandat.

2. Penghulu bertugas membantu PPN. Tugasnya adalah menggantikan tugas-

tugas PPN apabila berhalangan dengan pemberian mandat. Penghulu tetap

merupakan Jabatan Fungsional (JaFung).

3. Pembantu Penghulu (P2), kembali kepada istilah Pembantu Pegawai Pencatat

Nikah (P3N) berubah menjadi Pembantu Penghulu (P2). Ia diangkat

berdasarkan SK dari Kepala Kantor Departemen Agama Kabupaten / Kota

dengan Rekomendasi dari seksi Urais dan atas usul Kepala KUA Kecamatan

yang bersangkutan. Tanggung jawabnya adalah kepada Kepala KUA

Kecamatan.

Selain struktur yang demikian, di KUA Kecamatan khususnya KUA Kecamatan

Sukawangi juga terdapat beberapa ketentuan organisasi dan tugas yang strukturnya

sangat terkait dengan KUA Kecamatan, yaitu :

1. PPAIW merupakan tugas Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) disamping

sebagai Kepala Kantor, keberadaannya dibuktikan dengan legalitas berupa

surat keputusan Kepala Departemen Agama Kantor Wilayah Propinsi.

2. BP4 adalah Badan Semi Otonom yang Ketua Umumnya dijabat oleh Kepala

KUA Kecamatan, diangkat dengan adanya SK dari Ketua BP4 Tingkat

Kabupaten / Kota.

3. BKM adalah Organisasi Kepengurusan Kesejahteraan Masjid di Tingkat

Kabupaten dan Kecamatan. Di Tingkat Kecamatan, Kepala KUA adalah

Page 32: Ppls kua sukawangi

32

Ketua dengan SK dari Ketua / Kepala Kantor Departemen Agama Tingkat

Kabupaten / Kota.

4. BAZ adalah Organiasasi Pengelolaan Zakat yang diangkat oleh Camat

dengan SK dari Pemerintah Kecamatan. Kepala KUA umumnya menjabat

sebagai Sekretaris.

5. MS-DKM atau Majelis Silaturahmi DKM adalah Organisasi yang bertugas

dalam hal koordinasi antar pengurus DKM. Kepala KUA Kecamatan adalah

sebagai Ketua dan diangkat oleh Kepala Kantor Departemen Agama Tingkat

Kabupaten / Kota.

Salah satu kendala utama berkenaan dengan pelaksanaan tugas dan fungsi KUA

Sukawangi, yaitu kurangnya personal pelaksana. Dengan demikian, masih ada tugas

dan fungsi KUA Kecamatan yang bersifat rangkap. Sesuai dengan KMA RI No. 231„

Tahun 1996 dan KMA RI No. 517 Tahun 2001, yaitu sebanyak bidang tugas dan

fungsi yang dikembangkan, meliputi bidang pernikahan, zakat, wakaf, ibadah social,

produk halal, kemasjidan, keluarga sakinah dan keuangan. Ternyata dalam

implementasi rangkap jabatan berlaku pada tugas dan fungsi keluarga sakinah dan

perwakafan serta ibadah social dengan Kemitraan umat.

Selain itu, ada pula bidang tugas rytin yang dituntut harus dipenuhi yaitu Tenaga

Keamanan dan Pramu kantor. Dalam praktek, kedua tugas tersebut masih dirangkap

oleh 1 (satu) orang.

Untuk mengefektifkan pelayanan langsung pada masyarakat, maka KUA

Kecamatan Sukawangi mengangkat seorang Pembantu Pegawai Pencatat Nikah

Page 33: Ppls kua sukawangi

33

(P3N) pada Setiap Desa. Pembantu Pegawai Pencatat Nikah (P3N) ini dikukuhkan

melalui SK Kantor Departemen Agama Kabupaten Bekasi.

Tabel 9

Personalisasi Pelaksana KUA Kecamatan Sukawangi

No Nama dan NIP TTL TMT PANGK / GOL Jabatan dan

Pendidikan

1 Agus Salim, S.Ag

NIP.

197404022005011006

Tegal, 02

April 1974

01 Mei 2010

Penata Muda Tk I / III b

Kepala

S1 / IAIN

SGD

Bandung

2 H. Kholidi, S.Hi

NIP.

197404122009011011

Bekasi, 12

april 1974

01 Februari 2013

Penata Muda Tk I / IIIa

Penghulu

S1 / IAIN

Bandung

3 Ainur Rahman, S.Hi

NIP.

197412132002121001

Sumenep,

13

Desember

1974

01 Oktober 2012

Pengatur Muda Tk I / IIb

Pelaksana

S1 / IAI A1

Aqidah

Jakarta

4 Wawan

NIP.

197802122003121002

Cirebon,

12 Januari

1978

01 Maret 2011

Pengatur Muda Tk I / IIb

Pelaksana

MAN

Cirebon

5 Anto Eko Yuliyanto

NIP.

197607142009011010

Bekasi, 14

Juli 1976

01 Februari 2012

Pengatur Muda Tk I/IIb

Pelaksana

MAN Bekasi

6 Drs. H. Anshori, MA

NIP.

195505281979031002

Bekasi, 28

Mei 1955

01 September 2012

Pembina / IV a

Pengawas

S2 / IAI A1

Aqidah

Jakarta

7 H.Supriadi, S.Ag,MM

NIP.

106906071993031001

Bekasi, 07

Juni 1969

01 Februari 2013

Penata / Tk I/IIId

Penyuluh

S1/IAIN

Bandung

8 Asmawi Bekasi, 14

April 1975

01 Januari 2012

Staff Honorer

Dalam rangka Koordinasi dan Evaluasi terhadap kinerja para Pembantu Pegawai

Pencatat Nikah (P3N), maka KUA Kecamatan Sukawangi menjadwalkan Rapat

Page 34: Ppls kua sukawangi

34

Koordinasi setiap awal bulan. Rapat Koordinasi tersebut menjadi jadwal Rutin dan

Tetap.

Tabel 10

Daftar P3N KUA Kecamatan Sukawangi

No Nama Desa Keterangan

1 Asmawi Sukakerta

2 Hasan Basri Sukabudi

3 Kinan, S.Ag Sukaringin

4 Saefullah, S.Ag Sukatenang

5 Nawawi, S.Ag Sukadaya

6 M. Masdi Sukawangi

7 Enin Sukamekar

F. DEMOGRAFI MASYARAKAT KECAMATAN SUKAWANGI

Kecamatan Sukawangi merupakan Kecamatan yang berada di jalur cukup

strategis karena merupakan wilayah Kecamatan yang berlokasi di tengah-tengah dari

wilayah-wilayah Kecamatan lainnya. Kecamatan Sukawangi Berbatasan dengan

Kecamatan Cabang Bungin dan Muara Gembong di sebelah Utara, Kecamatan

Tambelang di sebelah Selatan, serta Kecamatan Tambun Utara dan Babelan di

sebelah Barat, Kecamatan Sukakarya di sebelah Timur. Dari segi luas wilayah,

Kecamatan Sukawangi termasuk Kecamatan yang wilayahnya sangat luas, yang

terbagi ke dalam 7 (tujuh) Desa.

Sebelum diberlakukannya Perda Kabupaten Bekasi No. 26 Tahun 2001 Tentang

Pemekaran Wilayah Kecamatan, Kecamatan Sukawangi merupakan Perwakilan dari

Kecamatan Tambelang. Kecamatan Tambelang itu sendiri bersama dengan 12 dari

15 Kecamatan pada waktu itu termasuk yang wilayahnya mengalami reduksi seiring

Page 35: Ppls kua sukawangi

35

dengan di mekarkannya kabupaten Bekasi menjadi 23 Kecamatan dari 15

Kecamatan. Kecamatan Tambelang sebagai Induk dari perwakian Kecamatan

Sukawangi termasuk Kecamatan yang banyak mengalami kehilangan wilayah-

wilayah Desa Binaan. Pada saat sebelum diberlakukannya Perda Kabupaten Bekasi

No. 26 tahun 2001, wilayah Kecamatan Tambelang meliputi 14 Desa. Dengan

berlakunya Perda tersebut maka wilayah Kecamatan Tambelang sendiri hanya

meliputi 7 (tujuh) Desa, Ke-7 (tujuh) Desa lainnya menjadi wilayah tugas Kecamatan

Sukawangi, Desa yang menjadi wilayah tugas Kecamatan Sukawangi semuanya

termasuk dalam kategori daerah Pertanian.

Meskipun merupakan bagian dari Kecamatan Tambelang pada awalnya, wilayah

Kecamatan Sukawangi masih cukup luas dibandingkan Kecamatan-kecamatan yang

lain. Keberadaan wilayah kerja yang cukup luas, menjadi tantangan tersendiri bagi

para pelaksana KUA Kecamatan Sukawangi, khususnya dalam menangani

pelaksanaan tugas di daerah barat (Sukaringin, Sukatenang). Secara detail, Desa-

Desa yang menjadi wilayah kerja KUA Kecamatan Sukawangi adalah :

1. Desa Sukawangi

2. Desa Sukabudi

3. Desa Sukakerta

4. Desa Sukadaya

5. Desa Sukamekar

6. Desa Sukaringin

7. Desa Sukatenang

Page 36: Ppls kua sukawangi

36

Dengan Definitifnya perwakilan KUA Kecamatan Tambelang di Kecamatan

Sukawangi menjadi KUA Kecamatan Sukawangi, maka Nomenklatur yang resmi

dikenal saat ini adalah KUA Kecamatan Sukawangi. Memang dengan adanya

pemekaran wilayah Kecamatan di Kabupaten Bekasi, secara tidak langsung

berpengaruh pada perubahan-perubahan nomenklatur KUA Kecamatan.

Tabel 11

Perubahan Nomenklatur KUA Kecamatan Kabupaten Bekasi

No KUA Kecamatan Status Induk Nomenklatur

Asal

1 Tarumajaya Definitif - -

2 Babelan Definitif - -

3 Sukawangi Perwakilan Tambelang -

4 Tambelang Definitif - -

5 Tambun Selatan Definitif - Tambun

6 Tambun Utara Perwakilan Tambun Selatan -

7 Cikarang Barat Definitif - Cibitung

8 Cibitung Perwakilan Cikarang Barat -

9 Cikarang Utara Definitif - Cikarang

10 Karang Bahagia Perwakilan Cikarang Utara -

11 Cikarang Timur Definitif - Lemah Abang

12 Kedung Waringin Definitif - -

13 Pebayuran Definitif - -

14 Sukatani Definitif - -

15 Sukakarya Perwakilan Sukatani -

16 Cabang Bungin Definitif - -

17 Muara Gembong Definitif - -

18 Setu Definitif - -

19 Cikarang Selatan Definitif - Serang

20 Cikarang Pusat Perwakilan Cikarang Selatan -

21 Serang Baru Perwakilan Cikarang Selatan -

22 Cibarusah Definitif - -

23 Bojong Mangu Perwakilan Cibarusah -

Page 37: Ppls kua sukawangi

37

Dalam wilayah kerja KUA Kecamatan Sukawangi ini, kehidupan beragama

sangat menonjol, terutama agama islam sebagai agama mayoritas. Kehidupan

beragama di wilayah ini cukup Dinamis, hal ini dapat dilihat dari beberapa Desa

yang merupakan basis perkembangan Agama Islam, dan Desa-Desa yang memiliki

Lembaga Pondok Pesantren serta Lembaga Keislaman lainnya.

Dari segi sosial, selain islam sebagai agama mayoritas, Kecamatan Sukawangi

termasuk wilayah yang multi-kompleks dalam hal kehidupan beragama. Hal ini dapat

dilihat dari kompleksitas dan keragaman penduduk dari sudut agama. Menurut data

tahun 2010, tercatat jumlah penduduk seluruhnya 42.497 orang. Pemeluk agama

islam 42.204 orang, katholik 11 orang, protestan 47 orang, dan budha 235 orang.

Tabel 12

Jumlah Penduduk menurut Jenis Kelamin Pada Tahun 2010

No Jenis Kelamin Jumlah Keterangan

1 Laki-Laki 22.210

2 Perempuan 20.287

Jumlah 42.497

Tabel 13

Jumlah Penduduk Menurut Agama Pada Tahun 2010

No Agama Jumlah Keterangan

1 Islam 42.204

2 Protestan 47

3 Hindu -

4 Budha 235

5 Katholik 11

Jumlah 42.497

Page 38: Ppls kua sukawangi

38

Klasifikasi agama di atas, di imbangi oleh perkembangan jumlah sarana dan

prasarana keagamaan.

Tabel 14

Jumlah Sarana Prasarana Keagamaan

No Nama Sarana Ibadah Jumlah Keterangan

1 Masjid 30

2 Mushola 67

3 Gereja -

4 Wihara -

5 Pura -

Untuk warga non-muslim, umumnya tersebar dan terkonsentrasi di wilayah-

wilayah pemukiman padat dan yang ada pembangunan-pembangunan perumahan

nasional, seperti di Desa Sukamekar.

Meskipun kondisi penduduk yang majemuk dalam hal keberagaman, namun di

wilayah-wilayah Desa di lingkungan Kecamatan Sukawangi tidak pernah terjadi

konflik apapun dalam masalah kerukunan antar Umat Beragama. Dapat dikatakan

bahwa pembinaan keagamaan telah berjalan dan melahirkan lingkungan kehidupan

keagamaan dan keberagaman yang harmonis.

Salah satu factor penting yang dapat menciptakan lingkungan yang demikian

adalah adanya figure-figur tokoh agama yang secara aktif terjun ke masyarakat

membina kehidupan keagamaan sehari-hari. Mereka secara berangsur mampu

memberikan persepsi-persepsi yang mampu mengubah pola hubungan antar agama

secara lebih baik.

Page 39: Ppls kua sukawangi

39

Kehidupan Keagamaan islam sangat menonjol di Kecamatan Sukawangi. Hal ini

dapat dilihat dari beberapa indicator, yaitu :

1. Berkembangnya Sarana dan Prasarana keagamaan yang berkembang

disetiap Desa seperti jumlah masjid, Mushola, langgar, majlis ta‟lim,

TPA / TPQ, Pondok Pesantren dan tempat-tempat pengajian

masyarakat.

2. Selain Pendidikan Agama yang bersifat non-formal yang banyak

berkembang dan tersebar di masyarakat. Pendidikan Formal, seperti

MI, MDA, MTs, MA, yang banyak mendapat sambutan dari

masyarakat.

3. Kecamatan Sukawangi merupakan Kecamatan yang banyak memiliki

tokoh dan intelektual agama. Ketokohan mereka secara langsung

berpengaruh pada perkembangan dan dinamika kehidupan umat

islam.

Selain itu, dengan letak geografis Kecamatan Sukawangi yang sangat potensial

dari sudut ekonomi dan budaya, maka hal tersebut berpengaruh besar terhadap

perkembangan komposisi penduduk serta kuantitasnya. Dari jumlah penduduk

sebanyak 42.497 orang, maka secara social-ekonomi jumlah penduduk tersebut

terbagi kedalam kelompok pertanian sebanyak 92 %, serta 8 % sisanya merupakan

kelompok jasa / perdagangan.

Hal lain yang menyertai peningkatan jumlah penduduk di wilayah kerja KUA

Kecamatan Sukawangi ini adalah adanya peningkatan penduduk urban dari daerah-

daerah wilayah jawa barat lainnya bahkan mungkin banyak dari propinsi lain. Rata-

Page 40: Ppls kua sukawangi

40

rata penduduk urban ini berprofesi sebagai pedagang, buruh atau profesi-profesi

lainnya.

Jumlah penduduk urban yang cukup meningkat setiap tahun ini, melahirkan

berbagai fenomena daerah perkotaan yang kompleks seperti pengangguran dan

kepadatan penduduk. Dari sudut keyakinan agama , semakin meningkatnya jumlah

pemeluk agama menimbulkan fenomena :

1. Secara Eksternal, terjadi peningkatan dan kompleksitas keberagaman

masyarakat, yang apabila tidak secara proaktif ditangani,

kemungkinan menimbulkan pergesekan antar pemeluk agama.

2. Secara Internal, timbul gejala-gejala rasionalisasi dan pandangan

pragmatis terhadap keyakinan agama, seiring dengan meningkatnya

iklim perkotaan, kondisi ini terutama muncul di kalangan kelompok

buruh / pekerja.

Meskipun Islam sebagai agama mayoritas sangat menonjol di wilayah KUA

Kecamatan Sukawangi melalui perkembangan kelembagaan masyarakat, namun dua

fenomena diatas sering terjadi. Hal ini menjadi tantangan bagi para pelaksana KUA

Kecamatan Sukawangi untuk secara efektif membina masyarakat melalui

pembinaan-pembinaan ibadah social, Kemitraan Umat dan lain-lain.

Page 41: Ppls kua sukawangi

41

BAB III

TANTANGAN DAN PENANGGULANGAN

A. Tantangan dan Hambatan

Dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya, KUA Kecamatan Sukawangi

dihadapkan pada beberapa tantangan dan hambatan yang cukup serius efeknya

terhadap kinerja KUA itu sendiri. Tantangan dan hambatan tersebut meliputi

tantangan dan hambatan yang bersifat internal maupun eksternal, secara detail Hal

tersebut adalah :

1. Tantangan dan hambatan internal merupakan tantangan dan hambatan yang

berasal dari kondisi KUA Kecamatan Sukawangi, baik yang bersifat personal

maupun sarana dan prasarana pendukung. Tantangan dan hambatan tersebut

adalah :

Tantangan dan hambatan yang berkenaan dengan personal adalah belum

optimalnya SDM para personal. Tidak semua pelaksana KUA memiliki latar

belakang pendidikan dari Fakultas Syariah dan secara substansi sesuai dengan

tuntutan TUPOKSI bidang Urusan Agama Islam. Selain itu, secara aplikatif,

kemampuan Administrasi dalam pelaksanaan tugas dan fungsi kantor,

umumnya adalah berdasarkan pengalaman dan latihan-latihan insindental.

Belum ada Pelaksana yang mendapatkan Diklat secara Profesional.

Tantangan dan hambatan yang berasal dari sarana dan prasarana pendukung

adalah terletak dari minimnya dukungan Finansial, baik dari anggaran yang

ada maupun bantuan-bantuan yang lain, bangunan kantor yang masih

Page 42: Ppls kua sukawangi

42

membutuhkan proses penyempurnaan dan penataan sehingga fisik bangunan

lebih Komprehensif.

2. Tantangan dan hambatan yang berasal dari unsur eksternal adalah dalam

bentuk kompleksitas problem masyarakat dan semakin dinamisnya tuntutan

masyarakat Sukawangi terhadap kinerja KUA Kecamatan. Karena semakin

padatnya penduduk serta semakin terbukanya iklim pergaulan dan gesekan

(akulturasi) budaya, telah menimbulkan kekhawatiran masyarakat akan

terjadinya dekadensi moral kalangan remaja. Dekadensi moral ini telah

menjadi issue bersama yang harus diberantas dan di minimalisir. Langkah-

langkah KUA Kecamatan Sukawangi dalam menangani issue tersebut adalah:

Dalam hal kompleksitas problem masyarakat, yang dibutuhkan segera adalah

pelayanan prima dan cepat, serta pembinaan mental kepada masyarakat

dalam berbagai hal. Oleh karena itu, pelayanan prima ini selalu diupayakan

oleh pihak KUA.

Berkembangnya system pelayanan di KUA Kecamatan Sukawangi, karena

peraturan baru, terutama menyangkut pelayanan Biaya Nikah perlu

mendapatkan sosialisasi yang efisien. Hambatan dalam hal ini sangat

menonjol terletak dalam minimnya media sosialisasi dan kurangnnya

dukungan financial untuk itu. Oleh karena itu, pendekatan DDTK (Diklat Di

Tempat Kerja) oleh segenap pimpinan Kantor Kementrian Agama Kabupaten

Bekasi serta pengembangan wawasan dan wacana actual seputar

pembangunan Keagamaan selalu dilakukan terutama melalui kegiatan rutin

supervisi triwulan.

Page 43: Ppls kua sukawangi

43

B. Langkah-langkah penanggulangan

Dari tantangan dan hambatan yang ada, maka KUA Kecamatan Sukawangi telah

melakukan berbagai langkah yang hasilnya dirasakan cukup positif. Langkah-

langkah tersebut adalah :

1. Untuk menanggulangi tantangan dan hambatan internal, maka KUA

Kecamatan Sukawangi telah melakukan berbagai koordinasi dan perbaikan,

baik dengan pihak Kantor Kementrian Agama Kabupaten Bekasi maupun

pihak lain yang terkait. Koordinasi tersebut direalisasikan dalam rapat-rapat

atau kerjasama Pembinaan KUA. Selain itu, Kepala KUA telah berupaya

mendorong pelaksana untuk melanjutkan jenjang pendidikan pada jenjang

yang lebih tinggi. Dalam setiap rapat, para pelaksana diupayakan dapat

memahami berbagai peraturan yang berlaku.

2. Untuk tantangan dan hambatan yang berasal dari sarana dan prasarana, KUA

Kecamatan Sukawangi telah berupaya mengoptimalkan potensi yang ada,

termasuk memanfaatkan dana bantuan operasional dari DIPA Kantor

Kementrian Agama Kabupaten Bekasi setiap tahun anggaran, sebagai daya

dukung bagi swadaya KUA Kecamatan.

3. Untuk tantangan dan hambatan yang berasal dari kompleksitas

kemasyarakatan, KUA Kecamatan Sukawangi telah berupaya melakukan

langkah-langkah penanggulangan melalui pemberdayaan lembaga-lembaga

kemasyarakatan, dengan optimalitas lembaga-lembaga yang ada di KUA

serta memanfaatkan Penyuluh Agama Islam dalam Pembinaan mental

masyarakat melalui jalur kelembagaan.

Page 44: Ppls kua sukawangi

44

BAB IV

REKOMENDASI

Dalam rangka melaksakan tugas Praktek Pendalaman Lapangan Syariah di KUA

Kecamatan Sukawangi, Kami segenap para Mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam

Haji Agus Salim menemukan beberapa hal yang bersifat fisik maupun non-fisik di

lapangan yang harus segera ditindak lanjuti berdasarkan TUPOKSI guna kelancaran

Kinerja Para Pelaksana KUA Kecamatan Sukawangi, antara lain adalah :

1. Didalam melaksanakan Tata cara Pernikahan, ternyata masih ada Calon

Pengantin yang masih berusia dibawah umur. Berdasarkan UU No.1 Tahun

1974 Tentang Perkawinan :

Pasal 6 ayat 2 yang berbunyi “Untuk melangsungkan Perkawinan seorang

yang belum mencapai umur 21 (dua puluh satu) tahun harus mendapat

izin kedua orang tua“

Pasal 7 ayat 1 yang berbunyi “Perkawinan hanya diizinkan jika pihak pria

sudah mencapai umur 19 (sembilan belas) tahun dan pihak wanita sudah

mencapai umur 16 (enam belas) tahun”

Pasal 20 yang berbunyi “Pegawai Pencatat Perkawinan tidak

diperbolehkan melangsungkan atau membantu melangsungkan

Perkawinan bila ia mengetahui adanya pelanggaran dari ketentuan dalam

Pasal 7 ayat 1 Undang-Undang ini meskipun tidak ada Pencegahan

perkawinan”

Page 45: Ppls kua sukawangi

45

2. Didalam melaksanakan Perwakafan, ternyata masih banyak pula tanah milik

yang di wakafkannya itu masih dalam status sengketa atau tanah tersebut

masih di dalam kekuasaan Negara. Berdasarkan PP No. 28 Tahun 1977

Tentang Perwakafan Tanah Milik :

Pasal 4 yang berbunyi “Tanah sebagaimana dimaksud, harus merupakan

tanah hak milik atau tanah milik yang bebas dari pembebanan, ikatan,

sitaan dan perkara”

Pasal 9 ayat 5 sub b yang berbunyi “Surat keterangan dari Kepala Desa

yang diperkuat oleh Kepala Kecamatan setempat yang menerangkan

kebenaran kepemilikan tanah dan tidak tersangkut suatu sengketa”

Pasal 12 yang berbunyi “Penyelesaian Perselisihan sepanjang yang

menyangkut persoalan perwakafan tanah, disalurkan melalui Pengadilan

Agama setempat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

yang berlaku”

Demikianlah Rekomendasi ini atau temuan-temuan Kami selaku Mahasiswa

Sekolah Tinggi Agama Islam Haji Agus Salim (STAI HAS) Jurusan Hukum

Ekonomi Syariah (HES) di Lapangan Praktek Pendalaman Lapangan Syariah di

KUA Kecamatan Sukawangi, adapun untuk selanjutnya Kami menyerahkan

sepenuhnya Kepada Pihak instansi KUA Kecamatan Sukawangi maupun Pihak

Sekolah Tinggi Agama Islam Haji Agus Salim (STAI HAS) yang sebagai partner di

Bidang Pemberdayaan Ekonomi Umat yang berbasis Syariah.

Page 46: Ppls kua sukawangi

46

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian yang telah dikemukakan diatas, dapat diambil Kesimpulan bahwa

Penyelenggaraan tugas-tugas KUA Kecamatan Sukawangi telah terlaksana dengan

baik dan sesuai dengan aturan yang ada, meskipun masih banyak yang harus

ditingkatkan dan disempurnakan lagi. Hal tersebut disebabkan oleh hambatan-

hambatan baik itu yang bersifat fisik maupun non-fisik, Administrasi, SDM, maupun

yang berasal dari masyarakat, berupa kurangnya kesadaran dan motivasi dalam

mendukung tugas-tugas pembangunan bidang agama itu sendiri.

Untuk mengatasi hambatan-hambatan ini, KUA Kecamatan Sukawangi telah

mengupayakan perumusan berbagai program dan langkah-langkah penanggulangan

yang berorientasi pada penanganan tugas-tugas secara efektif, dan dengan selalu

mengetengahkan dinamika masyarakat Kecamatan Sukawangi. Dengan kondisi ini,

maka KUA Kecamatan Sukawangi dapat dengan berbangga hati memaparkan bahwa

secara optimal segala potensi yang ada, telah diupayakan untuk dimaksimalkan guna

terlaksananya tugas pokok dan fungsi KUA Kecamatan dengan sebaik-baiknya.

B. Saran-Saran

Kami dari pihak Penyusun Mahasiswa STAI HAS mengharapkan Laporan

Akhir Kegiatan Praktek Pendalaman Lapangan Syariah di KUA Kecamatan

Sukawangi ini, menjadi acuan dan bahan perbaikan dalam perumusan Laporan Akhir

Kegiatan PPLS di KUA-KUA yang lain. Sehingga Kegiatan yang secara kongkrit

telah berhasil dilaksanakan dapat diterapkan dan dilaksanakan pada lembaga-

lembaga Syariah yang lain. Amiin