27
a. PENGERTIAN MEMORI Kemampuan ingatan (memori) merupakan fungsi fundamental bagi proses mental yang berhubungan dengan kinerja intelektual, dengan memori memungkinkan organisme untuk memiliki kemampuan berfikir, membaca, menulis, berbicara dan belajar. Tanpa memori organisme tidak mampu untuk melakukan kegiatan mental (mindless), tidak mampu membuat perbandingan serta tidak mampu berkomunikasi. Kemampuan ingatan secara sempit dapat diartikan sebagai kemampuan untuk menerima atau memasukkan kesan- kesan, menyimpan kesan-kesan itu dan kemudian mengeluarkan kembali kesan-kesan yang pernah diterima (Walgito, 1985). Rathus (1981), mengatakan bahwa mengingat adalah suatu proses pengolahan informasi yang telah dipelajari atau diperoleh dari stimulus yang dapat dipelihara dan diperoleh kembali di masa mendatang. b. JENIS JENIS MEMORI Menurut Richard Atkinson dan Richard Shiffrin (dalam Matlin, 1998), ingatan disimpan dalam tiga sistem penyimpanan informasi, yaitu memori sensori (sensory memory), memori jangka pendek (short term memory), dan memori jangka panjang (long term memory). 1. Memori Sensoris Memori sensoris adalah ingatan yang berkaitan dengan penyimpanan informasi sementara yang dibawa oleh pancaindera. Setiap pancaindera memiliki satu macam memori sensoris. Memori Sensoris adalah informasi sensoris yang masih tersisa sesaat setelah stimulus diambil. Jadi, di dalam diri manusia ada beberapa macam sensori-motorik, yaitu sensori-motorik visual (penglihatan), sensori-motorik audio (pendengaran), dan sebaganya. Memori sensorik cukup pendek, dan biasanya akan menghilang segera setelah apa yang kita rasakan berakhir. Sebagai contoh, ketika anda melihat. Kita melihat ratusan hal ketika berjalan selama beberapa menit. Meskipun perhatian tertuju oleh sesuatu yang anda lihat, itu segera terlupakan

ppm 4

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ppm

Citation preview

Page 1: ppm 4

a. PENGERTIAN MEMORIKemampuan ingatan (memori) merupakan fungsi fundamental  bagi proses

mental yang berhubungan dengan kinerja intelektual, dengan memori memungkinkan organisme  untuk memiliki kemampuan berfikir, membaca, menulis, berbicara dan belajar. Tanpa memori organisme tidak mampu untuk melakukan kegiatan mental (mindless), tidak mampu membuat perbandingan serta tidak mampu berkomunikasi.

Kemampuan ingatan  secara sempit dapat diartikan sebagai kemampuan untuk menerima atau memasukkan kesan-kesan, menyimpan kesan-kesan itu dan kemudian  mengeluarkan kembali kesan-kesan yang pernah diterima (Walgito, 1985).  Rathus (1981), mengatakan bahwa mengingat adalah suatu proses pengolahan informasi yang telah dipelajari atau diperoleh dari stimulus  yang dapat dipelihara dan diperoleh kembali di masa mendatang.

b. JENIS JENIS MEMORI

Menurut Richard Atkinson dan Richard Shiffrin (dalam Matlin, 1998), ingatan disimpan dalam tiga sistem penyimpanan informasi, yaitu memori sensori (sensory memory), memori jangka pendek (short term memory), dan memori jangka panjang (long term memory).

1.  Memori SensorisMemori sensoris adalah ingatan yang berkaitan dengan

penyimpanan informasi sementara yang dibawa oleh pancaindera. Setiap pancaindera memiliki satu macam memori sensoris. Memori Sensoris adalah informasi sensoris yang masih tersisa sesaat setelah stimulus diambil. Jadi, di dalam diri manusia ada beberapa macam sensori-motorik, yaitu sensori-motorik visual (penglihatan), sensori-motorik audio (pendengaran), dan sebaganya.  Memori sensorik cukup pendek, dan biasanya akan menghilang segera setelah apa yang kita rasakan berakhir. Sebagai contoh, ketika anda melihat. Kita melihat ratusan hal ketika berjalan selama beberapa menit. Meskipun perhatian tertuju oleh sesuatu yang anda lihat, itu segera terlupakan oleh sesuatu yang lain yang menarik perhatian anda di antara sekian banyak yang ditangkap indera penglihatan.

Ketika kita mendengar sesuatu, melihat sesuatu, atau meraba sesuatu, informasi-informasi dari indera-indera itu diubah dalam bentuk impuls-impuls neural (bentuk neuron) dan dikirim ke bagian-bagian tertentu dari otak. Proses tersebut berlangsung dalam sepersekian detik.

Sebenarnya memori sensoris berkapasitas besar untuk menyimpan informasi, akan tetapi yang disimpan tersebut cepat sekali menghilang, dikatakan bahwa informasi tersebut akan menghilang setelah sepersepuluh detik, lalu akan menghilang sama sekali setelah lewat dari satu detik.

Keberadaan memori sensoris mempunyai peran yang penting dalam hidup manusia. Orang harus menaruh perhatian pada suatu informasi bila

Page 2: ppm 4

informasi itu harus diingat. Dengan begitu ada proses seleksi dari kesadaran, mana informasi yang diperlukan dan mana yang tidak.

2.  Ingatan Jangka PendekIngatan jangka pendek atau sering disebut dengan short-term

memory atau working memory adalah suatu proses penyimpanan memori sementara, artinya informasi yang disimpan hanya dipertahankan selama informasi tersebut masih dibutuhkan. Ingatan jangka pendek adalah tempat kita menyimpan ingatan yang baru saja kita pikirkan. Ingatan yang masuk dalam memori sensoris diteruskan kepada ingatan jangka pendek. Ingatan jangka pendek berlangsung sedikit lebih lama dari memori sensoris, selama anda menaruh perhatian pada sesuatu, anda dapat mengingatnya dalam ingatan jangka pendek.

Dari ingatan jangka pendek ini, ada sebagian materi yang hilang, sebagian lagi diteruskan ke dalam ingatan jangka panjang. Jika kita mengingat kembali akan suatu informasi, informasi dari ingatan jangka panjang tadi akan dikembalikan ke ingatan jangka pendek. Misal, pada nomor telepon yang telah anda ulang terus sampai anda bisa menuliskannya, dan nomor tersebut akan tetap tersimpan dalam memori anda selama anda aktif memikirkannya. Jika anda berhenti memberikan perhatian pada itu, maka akan terhapus dalam waktu 10-20 detik. Dalam rangka untuk mengingat sesuatu berikutnya, otak mentransfernya ke memori jangka panjang. Proses mengingat nomor telepon, pada kenyataannya, suatu cara untuk memindahkan nomor dari  memori jangka pendek ke memori jangka panjang.

Jumlah informasi yang bisa disimpan dalam memori jangka pendek sangat terbatas. Hanya lima hingga sembilan informasi saja yang dapat berada dalam memori jangka pendek sekaligus. Setiap kali anda memberikan perhatian ke informasi baru yang berasal dari memori sensorik, Anda harus mendorong keluar sesuatu yang telah anda perhatikan sebelumnya. Misalnya, jika ada sesuatu yang mengganggu konsentrasi anda ketika berlatih mengulang nomor telepon sebelum informasi nomor tersebut mencapai ke memori jangka panjang, maka informasi akan terlempar keluar dan anda harus melihat dan  mengingat kembali.

Ingatan jangka pendek terdiri dari tiga unit terpisah; putaran fonologi (phonological loop), gambaran penglihatan-ruang (visuo-spatial sketchpad), dan pelaksana pusat (central executive).

Putaran fonologi menyimpan dan mengingat kembali kata-kata yang saat itu sedang dipikirkan. Baddeley (1975) dalam penelitiannya, meminta partisipan mengingat kembali beberapa daftar pendek berisi kata-kata secara berurutan. Ia menemukan bahwa partisipan mampu mengingat kata-kata yang mereka sebutkan dalam dua detik. Kesimpulannya, putaran fonologi dapat menyimpan kata dengan baik dalam dua detik.

Gambaran penglihatan-ruang adalah ketika kita membentuk citra/gambaran mental tentang sesuatu. Gambaran penglihatan-ruang

Page 3: ppm 4

juga berperan dalam tugas-tugas spasial, misalnya mencari jalan memutar dan menentukan jarak.

Ingatan jangka pendek bukan hanya sebuah tempat penyimpanan ingatan sementara, tetapi juga lokasi berpikir secara aktif, tempat menyaring, memilah, dan menggabungkan informasi lama dengan informasi yang baru, lalu mengambil keputusan. Proses ini disebut penemuan mental.  Penemuan mental merupakan salah satu fungsi terpenting dalam ingatan jangka pendek. Misalnya, bayangkan sebuah segitiga, lingkaran, dan empat persegi panjang. Gabungkan ketiganya, gambarlah objek yang anda ciptakan tersebut. Kini, secara mental anda telah menciptakan objek baru yang meungkin menyerupai atau tidak menyerupai objek yang anda kenal. Proses kreatif ini merupakan versi sederhana seorang seniman atau musisi dalam menciptakan karyanya.

      Attending

Salah satu fungsi ingatan jangka pendek adalah bahwa hal itu memungkinkan kita untuk selektif memperhatikan informasi yang relevan dan mengabaikan segala sesuatu yang lain.

      Rehearsing (Berlatih)

Fungsi lain dari ingatan jangka pendek adalah bahwa hal itu memungkinkan Anda untuk menyimpan informasi dalam waktu singkat sampai Anda memutuskan apa yang harus dilakukan dengan itu.

jika Anda berlatih informasi dalam memori jangka pendek, Anda meningkatkan kemungkinan menyimpannya.

Fungsi Ingatan Jangka Pendek

Ada tiga hal penting untuk diingat tentang ingatan jangka pendek:

1.  Informasi ditransfer ke ingatan jangka pendek,

2.  Setelah waktu yang singkat, suatu informasi akan hilang kecuali berlatih, dan

3. Beberapa informasi pada akhirnya akan ditransfer dari ingatan jangka pendek ke penyimpananpermanen.

Short-Term Memory

Short-term memory mempunyai dua karakteristik:

1.      Durasi terbatas

Maintenance rehearsal : mengacu pada perlakuan sengaja mengulangi atau berlatih sehingga informasi bertahan lebih lama dalam ingatan dengan menggunakan latihan.

2.      Kapasitas terbatas

Page 4: ppm 4

George Miller (1956), orang pertama yang menemukan bahwa memori jangka pendek dapat menyimpan hanya sekitar tujuh item atau bit, plus atau minus dua.  Sangat mudah untuk mengkonfirmasitemuan  Miller dengan tes rentang memori, yang mengukur jumlah angka yang kita dapat ulang kembali dalam urutan yang benar setelah sidang tunggal.

Salah satu alasan utama informasi hilang dari memori jangka pendek adalah gangguan (Estevez & Calvo, 2000). Hasil gangguan ketika informasi baru memasuki memori jangka pendek dan menimpa atau mendorong keluar informasi yang sudah ada.

Meskipun memori jangka pendek memiliki kapasitas dan durasi terbatas, adalah mungkin untuk meningkatkannya dengan baik. misalnya, saya menggunakan demonstrasi kelas di mana saya menjamin bahwa setiap siswa dapat belajar untuk menghafal daftar 23 digit, dalam urutan yang tepat, hanya dalam 25 detik. Ini demonstrasi ingatan yang mengesankan, yang selalu bekerja, dilakukan dengan mengetahui bagaimana menggunakan sesuatu yang disebut chunking.

Chunking

Chunking menggabungkan item yang terpisah dari informasi ke unit besar, atau potongan, dan kemudian mengingat potongan informasi dari item individu. Seperti pertama kali diusulkan oleh George Miller (1956), chunking adalah alat mengingat yang kuat yang sangat meningkatkan jumlah informasi yang dapat diandalkan dalam memori jangka pendek.

3.  Ingatan Jangka PanjangIngatan jangka panjang (long term memory) adalah suatu proses

memori atau ingatan yang bersifat permanen, artinya informasi yang disimpan sanggup bertahan dalam waktu yang sangat panjang. Kapasitas yang dimiliki ingatan jangka panjang ini tidak terbatas. Memori jangka panjang adalah gundangnya informasi yang dimiliki oleh manusia. Ingatan jangka  panjang berisi informasi dalam kondisi psikologis masa lampau, yaitu semua informasi yang telah disimpan, tetapi saat ini tidak sedang dipikirkan.

Informasi yang disimpan dalam ingatan jangka panjang diduga dapat bertahan dalam waktu yang panjang bahkan selamanya. Kehilangan ingatan pada ingatan jangka panjang ini hanya dimungkinkan apabila seseorang mengalami kerusakan fungsional dari sistem ingatannya.

Proses masuknya informasi ke dalam ingatan jangka panjang tetap melalui tahap memori sensoris. Pada tahap ini informasi dari luar yang diterima oleh indera diubah menjadi impuls-impuls neural sesuai dengan masing-masing fungsi indera, kemudian impuls-impuls neural yang mengandung informasi ini diteruskan ke ingatan jangka pendek. Setelah informasi masuk ke dalam ingatan jangka pendek, di seleksi sedemikian rupa mana yang dianggap penting dan tidak, kemudian diteruskan ke ingatan jangka panjang.

Sebelum masuk ke ingatan jangka panjang, informasi yang telah disaring pada ingatan jangka pendek, perlu dilakukan

Page 5: ppm 4

proses semantic atau imagery coding. Dalam proses ini arti dari informasi dianalisis lebih jauh lagi. Misalnya saat kita mendengar seseorang yang mengatakan, “Atun dihina oleh Nana sampai sakit hati”, maka kita tidak hanya mengerti arti masing-masing kata dalam kalimat tersebut, tetapi kita juga berusaha mengerti apa yang terjadi sebenarnya dari keseluruhan kalimat tersebut. Sebaliknya bila kita mendengar kata-kata lain yang unsurnya sama, seperti “Nana dihina Atun sampai sakit hati”, maka kita tahu bahwa yang terjadi sekarang berbeda dari yang pertama. Dalam kedua kalimat tersebut kalau kita mengingat arti dari kata-kata dalam keseluruhan kalimat itu, maka kita sedang melakukan semantic coding; tetapi kalau kita membayangkan reaksi dari Atun atau Budi dalam peristiwa itu, maka kita melakukan imagery coding.

Jadi, ingatan jangka panjang akan melakukan penyaringan informasi berdasarkan arti dari informasi tersebut, makna, keadaan emosi, gambaran akibat dan sebagainya, oleh karena itu penyimpanan informasi dapat berlangsung secara permanen.

Tujuan sebuah informasi dimasukkan ke dalam memori jangka panjang adalah untuk Anda ingat selamanya. Hebatnya, ingatan yang telah tersimpan dalam ingatan jangka panjang bisa anda munculkan kembali saat Anda menginginkannya. Kemampuan mengenang atau menarik ingatan kembali ini disebut recall memory. Ketika seseorang yang anda sayangi pergi dari sisi anda, mungkin anda akan mengingat kembali kenangan-kenangan yang tersimpan dalam memori jangka panjang Anda. Anda dapat mengingat dengan sangat detil bahkan tanpa Anda sadari bahwa Anda telah menyimpan informasi tersebut. Anda mungkin mengenang tempat di mana Anda menghabiskan waktu dengan orang tersebut dengan mengingat pemandangan, bau dan bahkan perasaan dengan akurasi yang mengejutkan.

a)   Ingatan Deklaratif dan Ingatan Prosedural

Dalam upaya memanggil kembali ingatan dari Ingatan jangka panjang dibedakan menjadi dua, yaitu ingatan jangka panjang eksplisit (ingatan deklaratif) dan ingatan jangka panjang implisit (prosedural). Ingatan jangka panjang eksplisit (ingatan deklaratif) adalah ingatan yang kita munculkan kembali ke kesadaran untuk digunakan dengan sengaja, artinya ketika berusaha mengingat sesuatu kita melakukannya dengan sadar. Wilayah dari otak dimana ingatan deklaratif disimpan adalah lobus temporal. Ada dua bentuk dasar ingatan deklaratif: episodik dan semantik. Ingatan Episodic dihubungkan dengan waktu tertentu dan tempat, dan bisa dianggap kenangan pribadi, seperti pengalaman dari peristiwa tertentu. Ingatan Semantic adalah memori yang berkaitan dengan penyimpanan informasi faktual yang tidak terkait dengan pengalaman tertentu.

Ingatan jangka panjang implisit (ingatan prosedural) adalah kebalikan dari ingatan eksplisit, yaitu ingatan yang memungkinkan kita mengerjakan sesuatu tanpa harus berpikir. Contohnya saat kita berjalan

Page 6: ppm 4

atau berbicara, dalam aktivitas ini kita tidak lagi direpotkan bagaimana kita me-recallingatan jangka panjang kita tentang kata-kata, cara merangkai kata, arti kata, cara melangkah, dan lain sebagainya, hal ini berjalan secara otomatis tanpa harus menghadirkan kesadaran dari kita.

Ingatan prosedural tidak mudah untuk dijelaskan. Ingatan prosedural ini tidak hanya dimiliki manusia, melainkan dimiliki oleh semua makhluk yang mempunyai kemampuan belajar, misalnya binatang yang mengingat bagaimana caranya melakukan akrobat di sirkus. Dengan ingatan prosedural tanpa sadar dan berpikir kita bisa melakukan sesuatu. Ingatan prosedural digunakan dalam hal-hal seperti naik sepeda, belajar mengetik, belajar memainkan alat musik atau belajar berenang. Kita dapat mengendarai mobil dari satu tempat ke tempat lain sepanjang hari tanpa menyadari proses mengemudi hampir sepanjang waktu, dan benar-benar aman. Sekali sebuah ingatan prosedural telah dilatih secara mental atau dipraktekkan secara fisik sampai dengan kuat dalam ingatan jangka panjang, bisa tahan sangat lama. Sebagai contoh, anda masih bisa naik sepeda setelah terakhir kali anda melakukannya bertahun-tahun yang lalu.

b)  Ingatan Episodik dan Ingatan Semantik

Para ahli di bidang ingatan ini membagi ingatan jangka panjang menjadi ingatan episodik dan ingatan semantik. Ingatan episodik adalah ingatan tentang peristiwa-peristiwa, sedangkan ingatan semantik adalah ingatan atau pengetahuan kita tentang fakta-fakta.

Ingatan episodik (tentang peristiwa) dan ingatan semantik (fakta) diolah di ingatan bagian otak yang berbeda. Adalah Tulving, seorang ahli di bidang ingatan, membuat sebuah eksperimen untuk mengetahui bagian otak yang mengolah ingatan episodik dan ingatan semantik. Dalam eksperimennya, emas radioaktif disuntikkan ke dalam aliran darahnya sendiri. Lebih dari 250 detektor radiasi ditempatkan di sekitar kepalanya, sehingga bisa diamati ke mana saja darah yang mengandung radioaktif tersebut mengalir di dalam otaknya. Ia menemukan bahwa ketika mengingat peristiwa-peristiwa dalam hidupnya, bagian depan otaknya menjadi lebih aktif, sedangkan ketika ia mengingat fakta-fakta, bagian belakang otaknyalah yang lebih aktif.

Namun demikian, dalam penelitiannya yang terbaru, Tulving menemukan hubungan di antara kedua ingatan jangka panjang ini. Salah satu kemungkinannya adalah ingatan semantik berasal dari ingatan episodik. Misalnya saja jika anda ingat bahwa dua hari yang lalu anda kehujanan (ingatan episodik; peristiwa kehujanan), maka dengan sendirinya anda juga akan mengetahui bahwa dua hari yang lalu itu hujan (ingatan semantik; fakta hujan). Ini menunjukkan bahwa fakta-fakta (ingatan semantik) akan lebih mudah diingat jika kita mengingat atau menghubungkannya dengan suatu pengalaman atau peristiwa (ingatan episodik).

Page 7: ppm 4

Ingatan episodik dan ingatan semantik memiliki perbedaan cara kerjanya dalam menyimpan dan mengorganisasikan informasi. Ingatan episodik menyimpan informasi dalam bentuk gambaran (bayangan) yang diorganisasikan berdasarkan pada kapan dan di mana peristiwa-peristiwa terjadi. Sedangkan ingatan semantik menyimpan informasi dalam dalam bentuk jaringan hubungan ide yang telah dianalisis.

Tabel Perbedaan Memori Jangka Pendek dan Memori Jangka Panjang

Jenis Memori Memori Jangka Pendek Memori Jangka Panjang/Tertentu

Input / Masukan Sangat cepat Relatif lambatKapasitas Terbatas Praktis tidak terbatas

Durasi Sangat cepat, 20 - 30 detik Praktis tidak terbatas

IsiKata-kata, gambar-gambar, ide-ide, kalimat-kalimat

Jaringan proposisi, skemata, produksi-produksi pemikiran, gambaran-gambaran, episodik

Pengambilan Kembali / Retrieval Langsung Bergantung representasi dan pengorganisasian

Aplikasinya Saat Belajar dan MengajarMengajarkan sesuatu yang baru kepada orang lain diyakini bukan hanya fenomena

'memasukkan & meletakkan' informasi baru di otak seseorang. Terlalu banyak

memberikan informasi baru kepada seseorang, disampaikan dengan istilah-istilah baru,

apalagi dalam konteks yang baru bagi si penerima ibaratnya seperti meletakkan begitu

banyak bola di ‘kamar’ short-term memory hingga bola-bola informasi itu macet (stuck)

tidak mampu dipilih, diseleksi, diproses, apalagi diteruskan ke ‘kamar’ long-term memory.

Mekanisme otak dalam meneruskan sebuah informasi dari short-term memory ke long-term memory adalah dengan memahami informasi tersebut berdasarkan pemahaman

sebelumnya, pengalaman sebelumnya, konteks yang pernah dialami dan dipahami

sebelumnya, dan berdasarkan informasi-informasi yang telah tersimpan di long-term memory sebelumnya. Memahami informasi dan menyimpannya dalamlong-term memory adalah proses mengkoneksikan informasi baru dengan informasi-informasi

yang telah dipahaminya sebelumnya, menandainya, memberikan konteks terhadap

informasi baru tersebut. 'Bola' informasi baru yang masuk ke ‘kamar’ short-term memory tadi seakan dicari sambungannya dengan 'bola-bola' informasi lainnya yang

Page 8: ppm 4

telah ada di ‘kamar’ long-term memory, kemudian diikat satu sama lain, ditandai, ditarik

dari 'kamar' short-term memory dan disimpan ke ‘kamar’long-term memory.

Kesalahan yang banyak dilakukan seorang pengajar saat mengajari hal baru kepada

peserta didiknya adalah terus menghujani peserta didik dengan terlalu banyak informasi

dalam satu waktu, menyampaikannya dalam konteks yang tidak dipahami peserta didik

(umumnya hanya berdasar konteks yang disampaikan pengarang buku atau yang

dipahami pengajar), bahkan dengan istilah atau kata-kata yang hanya dipahami

pengajar. Jangankan tersimpan di long-term memory peserta didik, terproses saja

seringkali tidak. Kebanyakan informasi-informasi “aneh” itu hanya akan mampir lewat

di short-term memory kemudian langsung hilang.

Semestinya informasi baru diberikan berdasarkan konteks dan pemahaman yang sudah

dimiliki oleh peserta didik. Padahal di Indonesia biasanya ada banyak peserta didik

dalam satu kelas dengan latar belakang pengalaman dan pengetahuan yang berbeda-

beda. Dalam hal ini, pengajar disarankan untuk membatasi jumlah informasi baru yang

disampaikan dalam satu waktu dan memberikan kesempatan kepada peserta didik

untuk memahami informasi atau konsep-konsep baru yang diterimanya dengan bahasa,

konteks, dan pengalaman yang mereka pahami. Sebagai contoh, suatu ketika saya

harus menjelaskan tentang konsep mem-format data hard disk komputer di hadapan

anak-anak petani. Ya terpaksa saya harus menganalogikan mem-format hard disk

dengan aktifitas membajak sawah, membagi petak-petak sawah, dan baru menanam

padi sebagai analogi datanya. Diskusi aktif yang melibatkan semua peserta didik adalah

strategi paling pas untuk mengimplementasikannya. Pengajar harus secara aktif

memotivasi setiap peserta didik untuk menyampaikan kembali informasi yang

dipahaminya dengan pemahaman dan bahasa mereka sendiri. Pengajar memiliki

tanggung jawab untuk mengevaluasi atau mengoreksi apabila pemahaman itu salah

atau berbeda jauh dengan konsep yang dimaksudkan. Selain itu belajar dengan

langsung melakukan (learning by doing) juga merupakan salah satu metode efektif

untuk mengendapkan langsung pemahaman peserta didik ke konteks dan wujud fisik

obyek yang dipelajari.

Sama dengan saat kita ingin mengajari anak kita. Saat mengajarkan sesuatu hal yang

baru kepada anak, jelaskanlah dengan contoh atau langsung dengan objek yang kita

terangkan dan mempraktekkannya. Anak harus diberikan kesempatan bertanya

sebanyak mungkin dan dimotivasi untuk menerangkan kembali apa yang sudah dia

pahami dengan bahasa mereka. Itu mengapa memberikan pengalaman positif 

Page 9: ppm 4

sebanyak mungkin kepada anak sejak dini juga akan memudahkan ia mempelajari

sesuatu terkait pengalamannya itu dikemudian hari. Misalnya, saya memberikan

kebebasan kepada anak saya Mulia (8 tahun) untuk melihat, menyentuh, membongkar

dan memasang sendiri komponen-komponen komputernya (tentu dengan saya awasi

dengan pertimbangan keselamatan kesetrum:). Saya percaya semua detail yang ia lihat

dan alami hari ini akan secara otomatis ter'panggil' saat ia mempelajari teknologi

komputer secara formal suatu hari nanti. Pada saat itu orang lain akan melihat Mulia

sebagai anak yang 'cerdas' karena cepat belajar komputer, padahal ia 'hanya'

memanggil dan mengaitkan pengetahuan barunya dengan informasi-informasi di long-term memory dia. Oleh karena itu, saat mempelajari hal yang baru, ajak anak kita

mengingat kembali objek-objek, pengetahuan, pengalaman terkait yang sudah dimiliki

sebelumnya dan kaitkan dengan pembelajaran hal baru tersebut.

Dengan demikian, setiap anak dan peserta didik, termasuk diri kita, akan lebih mudah

dan lebih cepat memahami sesuatu. Lebih dari itu, akan mampu mengingatnya dalam

waktu yang jauh lebih lama dan memanggilnya kembali saat menyelesaikan masalah

dikemudian hari, karena sebanyak mungkin informasi telah kita simpan di long-term memory kita.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi IngatanTelah disebutkan sebelumnya bahwa diduga ingatan yang telah

masuk ke dalam ingatan jangka panjang akan bertahan lama bahkan selamanya, dan manusia memiliki kemampuan untuk mengenang atau memanggil kembali ingatan tersebut saat dibutuhkan. Namun tidak berarti bahwa semua yang pernah dialami itu akan masuk dan tinggal seluruhnya dalam ingatan. Ada faktor-faktor yang ternyata dapat mempengaruhi daya kerja ingatan, antara lain :

Faktor usia, ingatan paling tajam pada diri manusia kurang-lebih pada masa kanak-kanak (10-14 tahun) dan ini berlaku untuk ingatan yang bersifat mekanis yakni ingatan untuk kesan-kesan penginderaan. Sesudah usia tersebut kemampuan untuk mencamkan dalam ingatan juga dapat dipertinggi akan tetapi untuk kesan-kesan yang mengandung pengertian (daya ingatan logis) dan ini berlangsung antara usia 15-50 tahun.

Kondisi fisik, misalnya kelelahan, sakit dan kurang tidur dapat menurunkan daya kerja atau prestasi ingatan.

Faktor emosi. Dalam hal ini seseorang akan mengingat sesuatu lebih baik, apabila peristiwa-peristiwa itu menyentuh perasaan-

Page 10: ppm 4

perasaan, sedangkan kejadian yang tidak menyentuh emosi seringkali diabaikan.

Minat dan Motivasi. Dalam pengalaman sehari-hari, kita sering mengamati remaja yang tidak lupa suatu lirik lagu walaupun dalam bahasa asing. Orang-orang yang sering bepergian, mempunyai ingatan tentang ilmu bumi yang jauh lebih baik daripada yang tidak pernah kemana-mana. Artinya disini seseorang yang mengingat segala sesuatu tentang hal yang disukainya jauh lebih baik dari pada hal yang tidak disukainya. Jelaslah minat sangat meningkatkan motivasi dan pada gilirannya akan meningkatkan daya ingat. Menurut Kurt Lewin (1890-1947), seorang psikolog jerman, minat dan motivasi berarti konsentrasi energi (forces) pada sektor (region) tertentu dalam kesadaran. Konsentrasi energi inilah yang menyebabkan suatu hal tidak begitu saja dilupakan.

Latar belakang

Manusia memiliki memori yang kapasitasnya sangat besar, sehingga tak terhitung besarnya. Namun tidak semua manusia memanfaatkan kapasitas tersebut secara optimal sehingga banyak ruang-ruang dalam memori yang tidak terisi secara baik. Seperti yang kita ketahui bahwa memori sangat penting dalam kehidupan manusia. Dengan adanya memori, kita menggunakan konsep waktu dengan menghubungkan masa sekarang dengan pengalaman di masa lalu untuk harapan di masa depan. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya kita mengenal memori yang menjadikan kita menjadi makhluk sejarah dengan memori yang tidak terbatas dan terus hidup sepanjang zaman.

Oleh karena itu, penting untuk mempelajari memori agar kita dapat mewariskan memori ini sepanjang zaman.

Proses MemoriAda tiga proses yang berlangsung di dalam sistem memori manusia. Ketiga proses tersebut adalah encoding, storage, dan retrieval. Uraian singkat mengenai ketiga proses tersebut sebagai berikut.1. Encoding yaitu proses pengtransformasian peristiwa-peristiwa ke dalam bentuk

yang bisa disimpan dan digunakan selama masa tertentu (biasa disebut dengan learning – pembelajaran). Encodingitu sendiri dapat berupa kata-kata, gambar, grafik, fenomena, dll. Lebih lanjut encoding merupakan proses mengalihkan informasi dari bentuk fisik, energi dan lain-lain ke dalam bentuk yang dapat disimpan di dalam memori. Di dalam proses encoding informasi ini dapat terjadi dengan dua cara, yaitu:  (1) Tidak sengaja, yaitu apabila hal-hal yang diterima oleh indranya dimasukkan dengan tidak sengaja kedalam ingatannya. Contohnya konkritnya dapat kita lihat pada anak–anak yang umumnya menyimpan pengalaman yang tidak di sengaja, misalnya bahwa ia akan mendapat apa yang diinginkan bila ia menangis keras-keras sambil berguling-guling dan (2) Sengaja, yaitu bila individu dengan sengaja

Page 11: ppm 4

memasukkan pengalaman dan    pengetahuan ke dalam ingatannya. Contohnya orang yang bersekolah dimana ia memasukkan segala hal yang dipelajarinya di bangku sekolah dengan sengaja.

2. Storage disebut juga dengan retensi yaitu proses mengendapkan informasi yang diterima dalam suatu tempat tertentu dan dalam jangka waktu tertentu. Penyimpanan ini sudah sekaligus mencakup kategorisasi informasi sehingga tempat informasi tersimpan sesuai dengan kategorinya. Dalam proses ini, penyimpanan dilakukan untuk peristiwa-peristiwa yang sudah di-encode-kan.

3. Retrieval yaitu sebuah proses pengaksesan, penemubalikan atau pemanggilan kembali informasi yang disimpan di dalam memori untuk digunakan. Proses penemubalikan informasi yang disimpan dalam memori dari sensory memory bersifat langsung dan otomatis..

Teori yang paling banyak yang digunakan oleh para ahli adalah teori tentang tiga proses memori, seperti berikut :

1.      Enconding adalah proses dimana informasi sensoris diubah kedalam bentuk yang  dapat diingat. Enconding dapat dilakukan dengan metode chunking, yaitu pengelompokan beberapa huruf sebagai kata (small chunks), sekelompok kata sebagai frase (larger chunks) dan serangkaian frase sebagai kalimat (even larger chunks). Proses pengubahan informasi dapat terjadi dengan dua cara, yaitu :

a.    Tidak Sengaja, yaitu apabila hal-hal yang diterima oleh indera    dimasukkandengan tidak sengaja ke dalam ingatannya.Contohnya        adalah seorang anak yang menginginkan barang yang sangat ia mau,       apabila tidak dibelikan, ia akan menangis sekeras- kerasnya. Kelakuan      tersebut bisa tersimpan di otak mereka karena dengan menagis sekeras-    kerasnya ia akan dibelikan barang yang ia mau.

b.    Sengaja, yaitu bila individu dengan sengaja memasukkan pengalaman    dan pengetahun ke dalam ingatannya. Contohnya adalah seseorang yang        sering jalan kesuatu tempat, ia akan hafal dengan sengaja tempat       tersebut.

2.      Storage adalah penyimpanan apa yang telah diproses dalam enconding tersebut. Proses ini disebut juga dengan retensi yaitu proses mengendapkan informasi yang diterimanya dalam suatu tempat tertentu. Sistem penyimpanan ini sangat mempengaruhi jenis memori (sensori memori, memori jangka pendek, atau memori jangka panjang). Setiap proses belajar akan meninggalkan jejak-jejak dalam diri seseorang dan jejak ini akan disimpan sementara dalam ingatannya. Sehubungan dengan masalah retensi dan kelupaan, ada satu hal penting yang dapat dicata, yaitu interval atau jarak waktu antara memasukkan dan menimbulkan kembali.

Page 12: ppm 4

Interval dapat dibedakan atas :

a.       Lama Interval yaitu menunjukan tentang lamanya waktu antara pemasukan bahan sampai ditimbulkan kembali bahan itu. Lamanya berkaitan dengan kekuatan retensi.

b.      Isi Interval yaitu aktivitas-aktivitas yang terdapat pada interval. Aktivetas tersebut akan merusak atau menganggu jejak ingatan sehingga dapat menyebabkan kelupaan.

3.      Retrieval adalah pemulihan kembali apa yang telah disimpan sebelumnya. Proses mengingat kembali merupakan suatu proses mencari dan menemukan informasi yang disimpan dalam memori untuk digunakan kembali. Hilgrad (1975) menyebutkan tiga jenis proses mengingat, yaitu :

a.       Recall yaitu mengeluarkan bagian spesifik dari informasi, biasanya diarahkan dengan menggunakan cues. Selective attention adalah membatasi perhatian padastimulus tertentu ketika ada banyak stimulus yang hadir pada situasi tertentu. Individu lebih memperhatikan karakteristik fisik dari stimulus, contohnya adalah volume dan ritme suara.

b.      Recognition yaitu mengenali bahwa stimulus tertentu telah disajikan sebelumnya. Contohnya Misalnya dalam soal pilihan berganda, siswa hanya dituntut untuk melakukan recognition karena semua pilihan jawaban sudah diberikan. Siswa hanya perlu mengenali jawaban yang benar di antara pilihan yang ada.

c.       Redintegrative yaitu proses meningat dengan menghubungkan berbagai informasi menjadi suatu cerita yang cukup lengkap. Proses ini terjadi bila seseorang ditanya sebuah nama, misalnya Susilo Bambang Yudhoyono (presiden RI), maka akan teringat banyak hal tentang tokoh tersebut.

Ada 2 cara untuk meningkatkan STM, yaitu:

Rehearsal : adalah pengulangan informasi secara sadar sebagai usaha untuk mempertahankan informasi dalam STM.

Encoding : adalah proses dimana informasi sensoris diubah kedalam bentuk yang dapat diingat. Encoding dapat dilakukan dengan metode chunking, yaitu pengelompokan beberapa huruf sebagai kata (small chunks), sekelompok kata sebagai frase (larger chunks) dan serangkaian frase sebagai kalimat (even larger chunks).

Retrieval adalah suatu proses untuk menemukan memori yang disimpan dan membuatnya menjadi dapat digunakan.

Ada 2 jenis retrieval, yaitu:

Page 13: ppm 4

1.      Recognition : adalah mengenali bahwa stimulus tertentu telah disajikan sebelumnya.

2.      Recall : adalah mengeluarkan bagian spesifik dari informasi, biasanya diarahkan dengan menggunakan cues.

Cara Kerja IngatanAda 3 tahap yang terjadi pada proses ingatan, yaitu proses memasukkan informasi (encoding), proses penyimpanan (storage), dan proses mengingat (retrieval stage).  

1. Proses pengkodean (encoding)Pada tahap ini terjadi proses memasukkan informasi yang ada dengan mengubah sifat informasi ke dalam bentuk yang sesuai dengan sifat-sifat organisme, seperti simbol-simbol atau gelombang-gelombang listrik tertentu yang sesuai dengan sifat organisme. Maksudnya, di mana kita mengubah fenomena fisik menjadi kode-kode yang diterima ingatan (misalnya; pendengaran, penglihatan, perabaan dan lain-lain), dan kita menyimpannya ke dalam ingatan kita. Proses ini sangat mempengaruhi lamanya suatu informasi disimpan dalam memori, dan kemampuan/kecepatan setiap individu pada proses ini sangat beragam, ada yang cepat dan ada pula yang lambat.

Ada dua cara pengubahan informasi masuk ke dalam ingatan, yaitu: a) Secara sengaja.

Proses pengubahan informasi dilakukan dengan sengaja atau dengan kesadaran dimasukkan ke dalam ingatan. Contohnya mengamati sesuatu dengan seksama lalu dengan sengaja memasukkan atau memahaminya ke dalam ingatan.

b) Secara tidak sengaja.

Proses pengubahan informasi terjadi dengan tidak sengaja dimasukkan ke dalam ingatan. Contohnya, jika dipukul akan terasa sakit. Informasi tersebut akan disimpan sebagai pengertian-pengertian.

2. Proses penyimpanan (storage)Adalah proses penyimpanan dari informasi yang telah diubah pada tahap encoding. Tahap kedua ini disebut juga retensi. Pada tahap ini terjadi pengendapan informasi yang telah terkode dalam suatu tempat tertentu. Tempat penyimpanan memori ini akan menjadi pembahasan selanjutnya. Ketika kita telah mempelajari sesuatu biasanya akan tersimpan dalam bentuk jejak-jejak (traces) dan bisa ditimbulkan kembali. Jejak-jejak tersebut biasa juga disebut dengan memory traces. Walaupun disimpan namun jika tidak sering digunakan maka memory traces tersebut bisa sulit untuk ditimbulkan kembali bahkan juga hilang, ketika jejak tersebut hilang maka terjadi suatu fenomena yang kita sebut lupa.

3. Proses mengingat (retrieval stage)Adalah proses mengingat kembali dari apa yang telah disimpan pada tahap kedua tadi. Mengingat kembali merupakan suatu proses mencari dan menemukan

Page 14: ppm 4

informasi yang disimpan dalam memori untuk suatu keperluan atau kebutuhan.Menurut seorang tokoh psikologi, Hilgard (1975) menyebutkan tiga jenis proses mengingat ini, yaitu:Pertama, Recall. Yaitu proses mengingat kembal informasi yang dipelajari di masa lalu tanpa petunjuk yang dihadapkan pada organisme. Contohnya mengingat merek sebuah mobil tanpa adanya mobil yang sedang diingatnya tersebut.Kedua, Recognition. Yaitu proses mengenal kembali informasi yang sudah dipelajari melalui suatu petunjuk yang dihadapkan pada organisme. Contohnya Mengingat merek mobil ketika melihat bendanya atau bentuk mobilnya.Ketiga, Reintegrative. Yaitu proses mengingat dengan menghubungkan berbagai informasi menjadi suatu konsep atau cerita yang cukup komplekas. Contoh dari proses mengingat jenis ini adalah ketika anda ditanya sebuah nama, misalnya si Pitung, maka akan teringat banyak hal dari nama tersebut karena anda telah menonton filmnya.

Berikut adalah contoh dari tiga proses ingatan yang telah dijelaskan di atas: Suatu saat ketika anda sedang dalam perjalanan melihat sebuah kecelakaan, tabrakan antara motor dan bus. Saat itu anda melihat dengan jelas karena terjadi di depan mata (terjadi proses masuknya informasi lewat mata, telinga, persepsi, lalu diubah menjadi kode, maka telah terjadi proses pertama encoding). Kemudian anda menyimpan informasi yang telah terkode ke dalam otak (misalnya jenis motor, jenis bus, besar bus, jumlah pengendara motor, dan lain-lain, maka pada tahap ini terjadi proses storage). Lalu anda menjadi saksi mata kejadian itu dan dimintai keterangan oleh polisi. Di kantor polisi anda menceritakan kronologi kejadian seperti yang telah anda ingat (maka pada saat menceritakan kronologi kejadian tabrakan anda sedang berada dalam proses mengingat kembali, proses retrieval stage).

. Salah satu system pembagian memori jangka panjang yang terkenal adalah membaginya ke dalam:

1. Episodic Memory adalah memori yang berkaitan dengan peristiwa dalam hidup.Contohnya : memori tentang kejadian yang sudah terjadi di SMA dulu, memori tentang percakapan yang telah dilaksanakan beberapa jam yang lalu, atau  memori tentang kalimat-kalimat yang telah dibaca dalam kata pengantar tulisan ini 10 menit yang lalu.

Page 15: ppm 4

Contoh dalam pembelajaran kimia : ketika praktikum di laboratorium, seorang siswa yang kurang hati-hati dalam penggunaan asam pekat. Asam pekat tersebut tumpah dan mengenai jas labnya, sehingga jas labnya bolong. Peristiwa tersebut akan lama teringat di memori siswa tersebut, sehingga memberikan suatu pelajaran bahwa asam pekat adalah zat yang berbahaya, jadi perlu hati-hati dalam menggunakannya. 2. Procedural Memory adalah memori yang berkaitan dengan prosedur.Procedural memory ini merujuk pada pengetahuan tentang cara mengerjakan sesuatu.

Contohnya: pengetahuan tentang langkah-langkah dalam melaksanakan praktikum kimia di laboratorium, pengetahuan tentang bagaimana cara mengirim sebuah pesan kepada seorang teman melalui e-mail, dan lain-lain.

 3. Semantic Memory adalah memori yang berkaitan dengan arti kata.Semantic memory menjelaskan pengelolaan terhadap pengetahuan tentang kata-kata dan informasi non personal yang lain. Beberapa contoh  yang  termasuk dalam semantic memory, misalnya: istilah-istilah alkana, alkena, dan alkuna dalam senyawa hidrokarbon.

John Flavell dalam Georghiades (2004)

Metakognisi adalah pengetahuan individu tentang kognisin

Page 16: ppm 4

Kaitan Kognisi dengan MetakognisiKognisi dan metakognisi pada dasarnya merupakan suatu rangkaian dariaktivitas berpikir yang dilakukan manusia. Ketika membicarakan pengembanganmetakognisi, sebenarnya tidak terlepas dari membicarakan pengembangan kognisi itusendiri, sehingga tidak berlebihan bila dikatakan bahwa kognisi dan metakognisimerupakan satu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan. Panaoura dan Philippou (2001)mengemukakan bahwa pengembangan metakognisi bukan merupakan proses yangbersifat automatis, tetapi merupakan hasil dari proses pengembangan yang panjang darisistem kognitif.

Khusus dalam pemecahan masalah matematika, salah satu yang banyak dirujukadalah pentahapan oleh Polya (1973), yang mengemukakan empat tahapan penting yangperlu dilakukan yaitu:1. Memahami masalah, meliputi memahami berbagai hal yang ada pada masalahseperti apa yang tidak diketahui, apa saja data yang tersedia, apa syaratsyaratnya,dan sebagainya.2. Memikirkan rencana, meliputi berbagai usaha untuk menemukan hubunganmasalah dengan masalah lainnya atau hubungan antara data dengan hal yangtidak diketahui, dan sebagainya. Pada akhirnya seseorang harus memilih suaturencana pemecahan.3. Melaksanakan rencana, termasuk memeriksa setiap langkah pemecahan, apakahlangkah yang dilakukan sudah benar atau dapatkah dibuktikan bahwa langkahtersebut benar.

4. Melihat kembali, meliputi pengujian terhadap pemecahan yang dihasilkan.

Langkah-langkah pemecahan masalah yang dikemukakan Polya telah menjadidasar bagi pengembangan strategi metakognitif, dan telah banyak dirujuk oleh parapeneliti pendidikan, khususnya pendidikan matematika. Pada pelaksanaannya, aktivitasdan keterampilan tersebut dapat dicirikan oleh karakteristik metakognisi sebagaimanadikemukakan Buron (Chrobak, 1999), bahwa metakognisi memiliki empat karakteristik,yaitu: (1) mengetahui tujuan yang ingin dicapai melalui proses berpikir secara sungguhsungguh,(2) memilih strategi untuk mencapai tujuan, (3) mengamati prosesEdumatica Volume 01 Nomor 01, April 2011 ISSN: 2088-2157Pelibatan Metakognisi............................................................................................................................... Page 30pengembangan pengetahuan diri sendiri, untuk melihat apakah strategi yang dipilihsudah tepat, (4) mengevaluasi hasil untuk mengetahui apakah tujuan sudah tercapai.Sejalan dengan pandangan Brown, Cohors-Fresenborg & Kaune (2007)mengelompokkan aktivitas metakognisi dalam memecahkan masalah matematika terdiriatas (1) perencanaan (planning), (2) pemantauan (monitoring), dan (3) refleksi(reflection). Keterlaksanaan ketiga aktivitas metakognisi ini sangat ditentukan olehkesadaran siswa terhadap pengetahuan yang dimilikinya berkaitan dengan masalah yangdipecahkan serta bagaimana mengatur kesadaran tersebut dalam memecahkan masalah

Berdasarkan uraian yang menyatakan bahwa keberhasilan pemecahan masalah

Page 17: ppm 4

matematika sangat dipengaruhi perilaku metakognitif siswa dan pembelajaranmatematika sebaiknya diawali dengan sajian masalah maka dalam pembelajaranmatematika perlu menumbuhkan perilaku metakognitif. Pembelajaran matematika yangmenumbuhkan perilaku metakognitif adalah melaksanakan pembelajaran matematikadengan menumbuhkan kesadaran dan pengetahuan siswa terhadap proses dan aktivitasberpikirnya pada setiap fase pemecahan masalah matematika melalui tahapan berikut.1. Tahap pemahaman masalah (understanding the problem)Pemahaman merupakan fase pertama yang penting dalam menuntun siswamencapai kesuksesan penyelesaian masalah. Setelah siswa membaca soal pada bahanajar, kegiatan yang dapat dilakukan adalah mengidentifikasi: informasi yang diberikansoal, informasi yang ditanyakan dari soal, apakah informasi yang diberikan cukup,kondisi (syarat) apa yang harus dipenuhi, dan menyatakan kembali masalah dalambentuk yang lebih operasional (dapat dipecahkan). Informasi yang diberikan dinyatakan,diinterpretasi, dan direpresentasikan melalui gambar atau tabel sebagaimanadiorganisasikan menjadi format yang sistematis. Siswa diminta menggali pengetahuansebelumnya merupakan aspek penting ketika mereka menginterpretasi informasi yangdiberikan dan mengacu pada konsep yang relevan sebelum pengembangan rencanasolusi. Siswa diminta mengidentifikasi proses metakognitifnya dengan penuh keyakinandan kesadaran mengajukan pertanyaan pada diri sendiri. Misalnya: “Apa makna soalini?”, “Pengetahuan awal apakah yang perlu saya gunakan?”, “Konsep apakah yangsaya butuhkan untuk menyelesaikan masalah ini?”, “Mengapa saya menggunakanSeminar Nasional Matematika dan Pendidikan MatematikaYogyakarta, 27 november 2010523P11 : Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan..... Atma Murnipengetahuan awal ini?”, “Apakah yang harus saya lakukan pertama kali?”, “Mampukahsaya menyelesaikan soal ini?”, “Berapa lama saya dapat menyelesaikan soal ini?”.Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk lebih meyakinkan siswa bahwarepresentasi yang dinyatakannya sudah tepat, misalnya: ”Sudah sesuaikah gambar yanganda buat dengan informasi soal?”, “Apakah Anda sudah paham dengan maknasoalnya?”. Guru meminta siswa membaca ulang soal yang juga dapat digunakan untukmenyelidiki kebenaran representasi.2. Tahap merencanakan pemecahan (devising a plan)Siswa menghasilkan informasi baru dan menyatakan masalah dengan gambar,simbol atau tabel sebagaimana yang diorganisasikannya menjadi suatu rencana. Strategiyang efisien seperti menggambar grafik, membuat tabel, atau mencari pola menyatakanaplikasi konsep matematika yang relevan. Rencana dievaluasi kembali dan ditentukanapakah sudah valid dengan cara guru mengontrol dan memonitor proses berpikir siswadengan mengajukan pertanyaan atau siswa mengajukan pertanyaan pada diri sendiri.Misalnya: “Benarkah pola atau aturan yang saya gunakan ini?”, “Prosedur apakah yangharus saya lakukan?”, “Benarkah prosedur yang saya lakukan?”. Rencana baru perludipikirkan jika rencana yang sedang dirancang ternyata tidak valid.3. Tahap melaksanakan pemecahan sesuai rencana (carrying out the plan)Siswa memberikan jawab akhir dengan melakukan perhitungan dalam fase ini.Setiap langkah perhitungan siswa mengajukan pertanyaan untuk mendukungrencananya dan mengakhiri langkah perhitungannya. Siswa diminta memonitor danmengontrol proses dan aktivitas berpikirnya dalam melakukan perhitungan denganmengajukan pertanyaan. Misalnya: “Benarkah perhitungan yang saya lakukan?”,“Mengapa saya melakukan perhitungan seperti ini?”.4. Tahap menafsirkan (looking back)Siswa memeriksa solusi yang ditulisnya, guru meminta siswa mengajukan

Page 18: ppm 4

pertanyaan pada diri sendiri. Selama langkah ini, siswa diminta membaca ulang soaluntuk memastikan solusinya. Guru dan siswa mengevaluasi semua proses dan aktivitasberpikir yang digunakan dalam menyelesaikan masalah. Refleksi dilakukan gurubertujuan agar pembelajaran dan pemecahan masalah yang dilalui siswa lebihbermakna. Refleksi siswa lebih mengarah pada segala sesuatu yang telah dipahami dandilakukan siswa selama pembelajaran dan pemecahan masalah. Misalnya: “Apakahprosedur yang saya gunakan sesuai dengan tuntutan permasalahan?”, “Apakah hasilyang diperoleh sudah benar?”, “Apakah ada prosedur yang lebih efektif?”, “Apakahprosedur ini dapat digunakan untuk masalah yang sejenis?”.Berikut ini akan diuraikan contoh kegiatan pembelajaran matematika khususnyapada kegiatan inti dengan pendekatan metakognitif berbasis masalah kontekstual padamateri kelas VII semester 1 dengan KD: Membuat dan menyelesaikan modelmatematika dari masalah yang berkaitan dengan PLSV (Persamaan Linear SatuVariabel). Indikator pencapaian KD sebagai berikut:1. Membuat model matematika dari masalah yang berkaitan dengan PLSV2. Menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan PLSVKegiatan inti diawali dengan memberikan masalah kontekstual pada siswa untukdiselesaikan secara bekelompok, seperti contoh berikut.Langkah 1.Siswa diingatkan pada kepingan uang logam dua ratusan dan lima ratusan kemudiandiberikan masalah berikut.Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan MatematikaYogyakarta, 27 november 2010524P11 : Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan..... Atma MurniIbu memiliki 18 keping uang logam yang terdiri dari dua ratusan dan lima ratusan.Jika nilai uang tersebut berjumlah Rp5.400,00 tentukan banyak mata uang masingmasing.Langkah 2.Untuk lebih memfokuskan perhatian siswa, guru mengajukan pertanyaan yang menggalipengetahuan metakognitif sebagai berikut.Apakah kamu sudah bisa menunjukkan uang logam dua ratusan dan limaratusan?Langkah 3.Guru memberikan kebebasan pada siswa dalam kelompoknya untuk menyelesaikanmasalah yang diberikan diiringi pertanyaan-pertanyaan yang menumbuhkan perilakumetagonitif siswa.Alternatif 1.Guru : Apa yang diketahui soal?Siswa : Banyak uang dua ratusan dan uang lima ratusan 18 kepingNilai uang berjumlah Rp5.400,00Guru : Apa yang ditanyakan soal?Siswa : Tentukan banyak mata uang masing-masing.Selanjutnya siswa melakukan aktivitas berikut.Siswa membuat beberapa potongan kertas yang dituliskan 200 dan 500Dengan mencoba-coba siswa mendapatkan hasil berikut.12 dua ratusan dan 6 lima ratusan bernilai Rp5.400,00Selama proses pencarian jawaban yang tepat siswa dituntut mengajukanpertanyaan-pertanyaan yang menggali prilaku metakognitif.Guru : Mengapa kamu menggunakan cara yang demikian?Sudah benarkah hasil yang kamu peroleh? Beri alasan!Alternatif 2.

Page 19: ppm 4

Guru : Apa yang diketahui soal?Siswa : Banyak uang dua ratusan dan uang lima ratusan 18 kepingNilai uang berjumlah Rp5.400,00Guru : Apa yang ditanyakan soal?Siswa : Tentukan banyak mata uang masing-masing.Selanjutnya siswa melakukan aktivitas berikut.Banyak uang dua ratusan = kepingBanyak uang lima ratusan = (18 – ) kepingJumlah nilai mata uang = 200 + 500 (18 – )5.400 = 200 + 9.000 5005.400 = 300 + 9.000300 = 9.000 5.400300= 12Jadi, banyak uang dua ratusan 12 kepingbanyak uang lima ratusan = (18 -12) keping = 6 kepingLangkah 4.Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk mempresentasikan hasil diskusikelompoknya. Guru mengajukan pertanyaan pada setiap langkah penyelesaian untukmenggali perilaku metakognitif siswa dengan pertanyaan-pertanyaan seperti: ApaSeminar Nasional Matematika dan Pendidikan MatematikaYogyakarta, 27 november 2010525P11 : Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan..... Atma Murnialasanmu menggunakan cara itu? Sudah yakinkah kamu dengan hasil yang kamuperoleh?Langkah 5.Dari hasil kerja siswa guru membandingkan alternatif penyelesaian 1 dan 2 denganmemberikan gambaran apabila jumlah kepingan uang dan jumlah uangnya sangatbanyak. Guru meminta siswa mengemukakan pendapat tentang cara yang efektifdigunakan untuk memecahkan masalah yang diberikan.Langkah 6.Guru memberikan latihan soal terkait PLSV.

Page 20: ppm 4

http://endangmurniyat.blogspot.co.id/

Istilah Metakognisi dimunculkan oleh beberapa ahli psikologi sebagai hasil penelitian terhadap kondisi, mengapa ada orang yang belajar dan mengingat lebih dari yang lainnya?  Secara harfiah metakognisi terdiri dari awalan  meta yang artinya “sesudah” dan  kata kognisi. Metakognisi dapat diartikan sebagai kognisi tentang kognisi, pengetahuan tentang pengetahuan atau berpikir tentang berpikir. Menurut Anderson dan Krathwohl (2001), penambahan awalan “meta” pada kata kognisi untuk merefleksikan ide bahwa metakognisi adalah “tentang” atau “di atas” atau “sesudah” kognisi. Di samping itu, pengertian metakognisi hampir sama dengan pengertian perefleksian terhadap apa yang dipikirkannya. (deSoete, 2001). Kata reflektif berasal dari kata ”to reflect” artinya ”to think about”.