45
MAKALAH PENGORGANISASIAN DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) TATANAN RUMAH TANGGA Disusun oleh : Dewi Permata Sari (NPM. 135190108) Nur Alifah (NPM. 135190126) Kelas : B1A Jurusan Kesehatan Masyarakat

Ppm - Phbs Tatanan Rumah Tangga

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Ppm - Phbs Tatanan Rumah Tangga

MAKALAH

PENGORGANISASIAN DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT

PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)TATANAN RUMAH TANGGA

Disusun oleh :

Dewi Permata Sari (NPM. 135190108)

Nur Alifah (NPM. 135190126)

Kelas : B1A

Jurusan Kesehatan Masyarakat

Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Respati Indonesia

2013

Page 2: Ppm - Phbs Tatanan Rumah Tangga

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa Karena atas berkat

dan rahmatnya maka penulis dapat menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya.

Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Dr.

Hadi Siswanto, SKM. MPH, selaku dosen mata kuliah Pengorganisasian dan

Pengembangan Masyarakat yang secara tidak langsung telah melatih penulis dalam

membuat makalah.

Terima kasih juga kepada semua pihak yang telah mendukung penulis demi

terselesaikannya makalah ini baik dari segi moril maupun materil.

Penulis menyadari bahwa  masih sangat banyak kekurangan yang terdapat dalam

makalah ini. Oleh karena itu, saran dan kritik demi kesempurnaan makalah ini sangat

penulis harapkan.

Jakarta, 21 November 2013

Tim Penulis

Page 3: Ppm - Phbs Tatanan Rumah Tangga

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus

diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia, sebagaimana dimaksud dalam

Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Berkaitan

dengan hal itu, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang

Kesehatan menyatakan bahwa derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tngginya

dicapai melalui penyelenggaraan pembangunan kesehatan.

Menurut L. Blum, derajat kesehatan manusia dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu

lingkungan, perilaku, pelayanan medis dan keturunan. Yang sangat besar pengaruhnya

adalah keadaan lingkungan yang tidak memenuhi persyaratan kesehatan dan perilaku

masyarakat yang merugikan kesehatan, baik masyarakat di pedesaan maupun perkotaan

yang disebabkan karena kurangnya

pengetahuan dan kemampuan masyarakat dibidang kesehatan, ekonomi maupun

teknologi.

Salah satu strategi untuk mencapai peningkatan derajad kesehatan, produktivitas dan

taraf hidup masyarakat, ialah melalui promosi kesehatan atau sering disebut perilaku

hidup bersih dan sehat (PHBS) yang merupakan pendekatan terencana untuk mencegah

penularan penyakit, melalui pengadopsian perubahan perilaku oleh masyarakat secara

meluas. Program PHBS ini merupakan salah satu kegiatan kolektif dari bentuk

pengorganisasian dan pengembangan masyarakat.

Pengorganisasian dan pengembangan masyarakat (PPM) atau community organization

or comunity development (COCD)  merupakan perencanaan, pengorganisasian, atau

proyek dan atau pengembangan berbagai aktivitas pembuatan program atau proyek

Page 4: Ppm - Phbs Tatanan Rumah Tangga

kemasyarakatan yang tujuan utamanya meningkatkan taraf hidup atau kesejahteraan

sosial masyarakat. Sebagai suatu kegiatan kolektif,  PPM  melibatkan beberapa aktor,

seperti pekerja sosial, masyarakat setempat, lembaga donor, serta instansi terkait yang

saling bekerja sama mulai dari perancangan, pelaksanaan, sampai evaluasi terhadap

program atau proyek tersebut.

PPM sangat memperhatikan keterpaduan antara sistem klien dengan

lingkungannya.Sistem klien bisa bervariasi, mulai dari individu, keluarga, RT, tempat

kerja, rumah sakit dll. Dalam PPM, pekerja sosial menempatkan maayarakat sebagai

sistem klien dan sistem lingkungan sekaligus. Karenanya pengetahuan dan ketrampilan

yang harus dikuasai oleh pekerja sosial yang akan terlibat dalam PPM meliputi

pengetahuan tentang masyarakat, organisasi sosial, perkembangan, perilaku manusia,

dinamika kelompok, program sosial dan pemasaran sosial.

1.2 Tujuan

1. Mengetahui pengertian pengorganisasian dan pengembangan masyarakat dan

memahami lebih dalam hal-hal yang termasuk dalam pengorganisasian dan

pengembangan masyarakat.

2. Mengetahui pengertian PHBS dan memahami Manajemen Promosi

Kesehatan dalam Penerapan Perilaku Hidup Bersih Sehat Tatanan Rumah

Tangga.

Page 5: Ppm - Phbs Tatanan Rumah Tangga

BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat

2.1.1 Pengorganisasian Masyarakat

Pengorganisasian masyarakat adalah suatu proses dimana masyarakat dapat

mengidentifikasikan kebutuhan-kebutuhannya dan menentukan prioritas dari kebutuhan-

kebutuhan tersebut, dan mengembangkan keyakinan untuk berusaha memenuhi

kebutuhan-kebutuhan sesuai dengan skala prioritas tadi berdasarkan atas sumber-sumber

yang ada di masyarakat sendiri maupun yang berasal dari luar, dengan usaha secara

gotong-royong.

Tiga aspek dalam pengorganisasian masyarakat meliputi proses, masyarakat serta

berfungsinya masyarakat.

1. Pengertian proses dalam pengorganisasian masyarakat merupakan proses yang

dapat terjadi secara sadar tetapi mungkin pula merupakan proses yang tidak

disadari oleh masyarakat.

2. Sedangkan pengertian masyarakat, dapat diartikan sebagai suatu kelompok besar

yang mempunyai batas-batas geografis, bisa pula diartikan sebagai suatu

kelompok dari mereka yang mempunyai kebutuhan bersama dan berada dalam

kelompok yang besar tadi.

3. Berfungsinya masyarakat (functional community) ditandai dengan keberhasilan

mengajak orang-orang yang mempunyai inisiatif dan dapat bekerja, membuat

rencana kerja yang dapat diterima dan dilaksanakan oleh seluruh masyarakat,

serta melakukan usaha-usaha/kampanye untuk menggolkan rencana tersebut.

Perencanaan dalam pengorganisasian masyarakat, berdasarkan aspek perencanaannya,

terdapat 2 (dua) bentuk, langsung (direct) dan tidak langsung (inderect). Perencanaan

Page 6: Ppm - Phbs Tatanan Rumah Tangga

yang bersifat langsung mengandung langkah-langkah identifikasi masalah/kebutuhan,

perumusan masalah, serta menggunakan nilai-nilai sosial yang sama dalam

mengekspresikan hal-hal tersebut di atas. Sedangkan bentuk yang tidak langsung

(indirect), mempersyaratkan adanya orang-orang yang benar-benar yakin akan adanya

kebutuhan/masalah dalam masyarakat yang jika diambil tindakan-tindakan untuk

mengatasinya maka akan timbu manfaat bagi masyarakat. Hal ini dapat berupa badan

perencanaan yang mempunyai dua fungsi, yaitu untuk menampung apa yang

direncanakan secara tidak formal oleh para petugas, serta mempunyai efek samping

terhadap mereka yang belum termotivasi dalam kegiatan ini.

Metode pendekatan dalam pengorganisasian masyarakat diklasifikasikan sebagai

berikut:

1. Spesific content objective approach

Seseorang atau badan/lembaga yang telah merasakan adanya kepentingan nagi

masyarakat dapat mengajukan suatu program untuk memenuhi kebutuhan yang

dirasakan.

2. General content objective approach

Tujuan pendekatan ini adalah untuk mengkoordinir berbagai usaha dalam wadah

tertentu.

3. Proses objective approach

Penggunaannya agar timbul prakarsa dari masyarakat, timbul kerjasama dari

anggota masyarakat untuk akhirnya masyarakat sendiri mengembangkan

kemampuannya sesuai dengan kapasitas mereka dalam melakukan usaha

mengatasi masalah.

Peranan petugas dalam pengembangan dan pengorganisasian masyarakat terbagi dalam

beberapa jenis, antara lain sebagai: pembimbing, enabler dan ahli. (Murray G-Ross).

Sebagai pembimbing (guide) maka petugas berperan untuk membantu masyarakat

mencari jalan untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan oleh masyarakat sendiri

dengan cara yang efektif. Tetapi pilihan cara dan penentuan tujuan dilakukan sendiri

oleh masyarakat dan bukan oleh petugas. Sebagai enabler, maka petugas berperan untuk

Page 7: Ppm - Phbs Tatanan Rumah Tangga

memunculkan dan mengarahkan keresahan yang ada dalam masyarakat untuk

diperbaiki. Sebagai ahli (expert), menjadi tugasnya untuk memberikan keterangan dalam

bidang-bidang yang dikuasainya. Sedangkan persyaratan petugas antara lain:

1. Mampu mendekati masyarakat dan merebut kepercayaan mereka dan

mengajaknya untuk kerjasama serta membangun rasa saling percaya antara

petugas dan masyarakat.

2. Mengetahui dengan baik sumber-sumber daya maupun sumber-sumber alam

yang ada di masyarakat dan juga mengetahui dinas-dinas dan tenaga ahli yang

dapat dimintakan bantuan.

3. Mampu berkomunikasi dengan masyarakat, dengan menggunakan metode dan

teknik khusus sedemikian rupa sehingga informasi dapat dipindahkan,

dimengerti dan diamalkan oleh masyarakat.

4. Mempunyai kemampuan profesional tertentu untuk berhubungan dengan

masyarakat melalui kelompok-kelompok tertentu.

5. Mempunyai pengetahuan tentang masyarakat dan keadaan lingkungannya.

6. Mempunyai pengetahuan dasar mengenai ketrampilan (skills) tertentu yang dapat

segera diajarkan kepada masyarakat untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat

secara menyeluruh.

7. Mengetahui keterbatasan pengetahuannya sendiri.

2.1.2 Pengembangan masyarakat

Secara umum pengembangan masyarakat (community development) adalah kegiatan

pengembangan masyarakat yang dilakukan secara sistematis, terencana, dan diarahkan

untuk memperbesar akses masyarakat guna mencapai kondisi sosial, ekonomi, dan

kualaitas kehidupan yang lebih baik apabila dibandingkan dengan kegiatan

pembangunan sebelumnya.

Di dalam negara yang sedang berkembang terdapat siklus keadaan yang merupakan

suatu lingkaran yang tak berujung yang menghambat perkembangan masyarakat secara

keseluruhan. Maksudnya, keadaan sosial ekonomi rendah yang mengakibatkan

Page 8: Ppm - Phbs Tatanan Rumah Tangga

ketidakmampuan dan ketidaktahuan, ketidakmampuan dan ketidaktahuan ini selanjutnya

mengakibatkan produktivitas secara umum juga rendah, produktivitas yang rendah

selanjutnya membuat keadaan sosial ekonomi semakin rendah dan seterusnya. Langkah-

langkah untuk mengembangkan dan meningkatkan dinamika masyarakat, dapat

ditempuh dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Menciptakan kondisi agar potensi setempat dapat dikembangkan dan

dimanfaatkan

2. Mempertinggi mutu potensi yang ada

3. Mengusahakan kelangsungan kegiatan yang sudah ada

4. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan

Pengembangan masyarakat membantu manusia mengubah sikapnya terhadap

masyarakat, membantu menumbuhkan kemampuan untuk berorganisasi, berkomunikasi

dan menguasai lingkungan fisiknya. Pembangunan ekonomi terjadi bila masyarakat

melaksanakan program-program pembangunan fisik tanpa mengembangkan kapasitas

manusianya (Bhattacarya).

Unsur-unsur program pengembangan masyarakat:

1. Program terencana yang terfokus kepada kebutuhan-kebutuhan menyeluruh (total

needs) dari masyarakat yang bersangkutan.

2. Mendorong swadaya masyarakat (ini merupakan unsur paling utama)

3. Adanya bantuan teknis dari pemerintah maupun badan-badan swasta atau

organisasi-organisasi sukarela, yang meliputi tenaga personil, peralatan, bahan

ataupun dana

4. Mempersatukan berbagai spesialisasi seperti pertanian, peternakan, kesehatan

masyarakat, pendidikan, kesejahteraan keluarga, kewanitaan, kepemudaan, dll

untuk membantu masyarakat.

Bentuk-bentuk program pengembangan masyarakat menurut Mezirow, ada 3 (tiga) jenis

program dalam usaha pengembangan masyarakat, yaitu:

1. Program integrative

Memerlukan pemgembangan melalui koordinasi dinas-dinas teknis

Page 9: Ppm - Phbs Tatanan Rumah Tangga

2. Program adaptis

Fungsi pengembangan masyarakat cukup ditugaskan pada salah satu kementrian.

3. Program proyek

Dalam bentuk usaha-usaha terbatas pada wilayah tertentu dan program

disesuaikan khusus kepada daerah yang bersangkutan

Penjabaran secara operasional dari bentuk program pengembangan masyarakat ini

sebagai berikut :

1. Membiarkan agar masyarakat sendiri yang menentukan masalah, baik yang

dihadapi secara perorangan atau kelompok.

2. Membiarkan agar masyarakat sendiri yang membuat analisis untuk selanjutnya

menyusun rencana usaha perbaikan yang akan dilakukan.

3. Membiarkan agar masyarakat sendiri yang mengorganisir diri untuk

melaksanakan usaha perbaikan tersebut.

4. Sedapat mungkin digali dari sumber-sumber yang ada dalam masyarakat sendiri

dan kalau betul-betul diperlukan dimintakan bantuan dari luar.

Tujuan yang ingin dicapai dalam pengembangan masyarakat

1. Menumbuhkan rasa percaya kepada diri sendiri

2. Menimbulkan rasa bangga dan semangat gairah kerja

3. Mengingatkan dinamika masyarakat untuk membangun

4. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat

2.2 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

2.2.1 Pengertian Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

Perilaku sehat adalah pengetahuan, sikap dan tindakan proaktif untuk memelihara dan

mencegah risiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit, serta

berperan aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat.

Page 10: Ppm - Phbs Tatanan Rumah Tangga

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah semua perilaku kesehatan yang

dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong

dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan

kesehatan di masyarakat, wujud keberdayaan masyarakat yang sadar, mau dan mampu

mempraktekkan PHBS. Dalam hal ini ada 5 program priontas yaitu KIA, Gizi,

Kesehatan Lingkungan, Gaya Hidup, Dana Sehat/Asuransi Kesehatan/JPKM.

Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah upaya untuk memberikan

pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga,

kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur komunikasi, memberikan informasi

dan melakukan edukasi, untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku, melalui

pendekatan pimpinan (Advokasi), bina suasana (Social Support) dan pemberdayaan

masyarakat (Empowerment). Dengan demikian masyarakat dapat mengenali dan

mengatasi masalahnya sendiri, terutama dalam tatanan masing-masing, dan

masyarakat/dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dengan menjaga, memelihara dan

meningkatkan kesehatannya.

2.2.2 Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

Untuk mewujudkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) ditiap tatanan, diperlukan

pengelolaan manajemen program PHBS melalui tahap pengkajian, perencanaan,

penggerakan pelaksanaan sampai dengan pemantauan dan penilaian. Selanjutnya

kembali lagi ke proses semula.

Dalam program promosi kesehatan dikenal adanya model pengkajian dan

penindaklanjutan (precede proceed model) yang diadaptasi dari konsep L.W Green.

Model ini mengkaji masalah perilaku manusia dan faktor-faktor yang

mempengaruhinya, serta cara menindaklanjutinya dengan berusaha mengubah,

memelihara atau meningkatkan perilaku tersebut kearah yang lebih positif. Proses

pengkajian mengikuti anak panah dari kanan ke kiri, sedang proses penindaklanjutan

dilakukan dari kiri ke kanan.

Page 11: Ppm - Phbs Tatanan Rumah Tangga

Dengan demikian manajemen PHBS adalah penerapan keempat proses manajemen pada

umumnya ke dalam model pengkajian dan penindaklanjutan.

1. Kualitas hidup adalah sasaran utama yang ingin dicapai di bidang pembangunan

sehingga kualitas hidup ini sejalan dengan tingkat kesejahteraan.

2. Derajat kesehatan adalah sesuatu yang ingin dicapai dalam bidang kesehatan,

dengan adanya derajat kesehatan akan tergambarkan masalah kesehatan yang

sedang dihadapi.

3. Faktor lingkungan adalah faktor fisik, biologis dan sosial budaya

yang langsung/tidak mempengaruhi derajat kesehatan.

4. Faktor perilaku dan gaya hidup adalah suatu faktor yang timbul karena adanya

aksi dan reaksi seseorang atau organisme terhadap lingkungannya.

Dengan demikian suatu rangsangan tertentu akan menghasilkan reaksi atau perilaku

tertentu. Ada 3 faktor penyebab mengapa seseorang melakukan perilaku tertentu yaitu

faktor pemungkin, faktor pemudah dan faktor penguat.

a. Faktor pemungkin adalah faktor pemicu terhadap perilaku yang memungkinkan

suatu motivasi atau aspirasi terlaksana.

b.  Faktor pemudah adalah faktor pemicu atau anteseden terhadap perilaku yang

menjadi dasar atau motivasi bagi perilaku.

c.   Faktor penguat adalah faktor yang menentukan apakah tindakan kesehatan

memperoleh dukungan atau tidak.

Ketiga faktor penyebab tersebut di atas dipengaruhi oleh faktor penyuluhan dan faktor

kebijakan. peraturan serta organisasi. Semua faktor faktor tersebut merupakan ruang

lingkup promosi kesehatan.

Promosi kesehatan adalah proses memandirikan masyarakat agar dalam memelihara dan

meningkatkan kesehatannya (Ottawa Charter 1986). Promosi kesehatan lebih

menekankan pada lingkungan untuk terjadinya perubahan perilaku. Contohnya

masyarakat dihimbau untuk membuang sampah di tempatnya, selanjutnya diterbitkan

peraturan dilarang membuang sampah sembarangan. Himbauan dan peraturan tidak akan

Page 12: Ppm - Phbs Tatanan Rumah Tangga

berjalan, apabila tidak diikuti dengan penyediaan fasilitas tempat sampah yang

memadai.

2.2.3 Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Di Rumah Tangga

PHBS di rumah tangga merupakan untuk memberdayakan anggota rumah tangga, agar

tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif

dalam gerakan kesehatan di masyarakat. Macam PHBS tatanan rumah tangga:

1. PHBS bidang gizi dan farmasi

Misal:

a. Makan dengan gizi seimbang

b. Minum tablet Fe selama hamil

c. Memberi bayi ASI eksklusi

d. Mengkonsumsi garam beryodium

e. Memberi kapsul Vitamin A

2. PHBS bidang KIA dan KB

a. Memeriksakan kehamilan

b. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan

c. Menimbang balita reguler

d. Mengimunisasi lengkap balita

3. PHBS bidang penyakit dan kesehatan lingkungan

a. Menghuni rumah sehat

b. Menggunakan air bersih

c. Ada spal

d. Menggunakan jamban sehat

4. PHBS bidang pemeliharaan kesehatan

a. punya jaminan pemeliharaan kesehatan

b. aktif mengurus ukbm/sebagai kader

Page 13: Ppm - Phbs Tatanan Rumah Tangga

c. memanfaatkan puskesmas/sarana kesehatan lain

Manfaat PHBS bagi masyarakat:

1. Mampu mengupayakan lingkungan sehat

2. Mampu mencegah dan menanggulangi masalah kesehatan

3. Dapat memanfaatkan yankes yang ada

4. Mampu mengembangkan UKBM ( posyandu, tabulin, arisan jamban, ambulan

desa dll )

Manfaat PHBS bagi rumah tangga:

1. Setiap anggota rumah tangga menjadi sehat dan tidak mudah sakit

2. Anak tumbuh sehat dan cerdas

3. Anggota rumah tangga giat bekerja

4. Pengeluaran biaya rumah tangga dapat dialihkan utk memenuhi gizi keluarga,

pendidikan dan modal usaha utk menambah pendapatan keluarga

Langkah-langkah manajemen PHBS:

1. Tahap Persiapan

a. Persiapan sumber daya manusia

Tujuannya untuk meningkatkan pemahaman dan komitmen pengelola program

Promkes, bentuk kegiatannya yaitu :

1) Pemantapan program PHBS bagi pengelola program Promkes (internal)

2) Sosialisasi dan advokasi kepada para pengambil keputusan

3) Pertemuan lintas program dan pertemuan lintas sektor

4) Pelatihan PHBS

5) Lokakarya PHBS

6) Pertemuan koordinasi dengan memanfaatkan forum yang sudah berjalan baik

resmi maupun tidak resmi.

Page 14: Ppm - Phbs Tatanan Rumah Tangga

b. Persiapan teknis dan administrative

Tujuannya untuk mengidentifikasi kebutuhan sarana baik jumlah, jenis maupun

sumbernya serta dana yang, diperlukan. Persiapan administrasi dilakukan

melalui:

1) Surat menyurat, membuat surat undangan, dll.

2) Penyediaan ATK, transportasi, AVA, dana, dll.

3) Pencatatan dan pelaporan.

4) Pemantauan.

2.  Tahap Pengkajian

Tujuan pengkajian adalah untuk mempelajari, menganalisis dan merumuskan

masalah perilaku yang berkaitan dengan PHBS. Kegiatan pengkajian meliputi

pengkajian PHBS secara kuantitatif, pengkajian PHBS secara kualitatif dan

pengkajian sumber daya (dana, sarana dan tenaga).

a.  Pengkajian masalah PHBS secara kuantitatif

1) Pengumpulan Data Sekunder

Kegiatan ini meliputi data perilaku dan bukan perilaku yang berkaitan

dengan 5 program prioritas yaitu KIA, Gizi, Kesehatan lingkungan, gaya

hidup, dan JPKM dan data lainnya sesuai dengan kebutuhan daerah. Data

tersebut dapat dipefoleh dari Puskesmas, Rumah Sakit dan sarana pelayanan

kesehatan lainnya. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif sebagai

informasi pendukung untuk memperkuat permasalahan PHBS yang

ditemukan di lapangan. Selanjutnya dibuat simpulan hasil analisis data

sekunder tersebut. Hasil yang diharapkan pada tahap pengkajian ini adalah :

a)   Teridentifikasinya masalah perilaku kesehatan di wilayah tertentu

b)   Dikembangkannya pemetaan PHBS pertatanan

c)   Teridentifikasinya masalah lain yang berkaitan (masalah kesehatan,

faktor penyebab perilaku, masalah pelaksanaan dan sumber daya

penyuluhan, masalah kebijakan, administrasi, organisasi.

d)  Dan lain-lain.

Page 15: Ppm - Phbs Tatanan Rumah Tangga

2) Pengambilan Sampel PHBS

3)  Analisis dan Pemetaan PHBS

Berdasarkan hasil pendataan, data tersebut diolah dan dianalisis dengan cara

manual atau dengan menggunakan program EPI INFO. Selanjutnya dapat

dibuat pemetaan nilai IPKS (Indeks Potensi Keluarga Sehat) dan nilai PHBS

sehat I, sehat II. sehat III dan sehat IV. Berdasarkan hasil pemetaan,

diharapkan semua masalah PHBS dapat diintervensi dengan tepat dan

terarah. Pemetaan ini berguna sebagai potret untuk mengetahui permasalahan

yang ada di masyarakat dan memotivasi pengelola program untuk

meningkatkan klasifikasi PHBS. Diharapkan masyarakat yang bersangkutan,

lintas sektor. LSM peduli kesehatan, swasta khususnya Pemda kabupaten /

kota dan TP PKK mempunyai komitmen untuk mendukung PHBS.

Berdasarkan kajian perilaku dan pemetaan wilayah, maka dihasilkan

Pemetaan PHBS, ditentukan prioritas masalah perilaku kesehatan, dan

ditentukan alternatif intervensi penyuluhan.

4)  Menentukan Prioritas Masalah

Berdasarkan rumusan masalah yang ada kemudian dilakukan analisis yang

akan menjadi dasar pembuatan rencana intervensi. Caranya dengan

memberikan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan dibawah ini :

a) Dari masalah yang ada mana yang dapat dipecahkan dengan mudah?

b)  Mengapa terjadi demikian ?

c)  Bagaimana penanggulangannya ?

d)  Apa rencana tindakannya ?

e)  Berapa sumber dana yang tersedia ?

f)   Siapa yang mengerjakan ?

g)   Berapa lama mengerjakannya ?

h)  Bagaimanakah jadwal kegiatan pelaksanaannya ?

Page 16: Ppm - Phbs Tatanan Rumah Tangga

Selanjutnya dilakukan strategi komunikasi PHBS, yang meliputi antara lain

pesan dan media yang akan dikembangkan, metode apa saja yang digunakan.

pelatihan yang perlu dilaksanakan dan menginventarisasi sektor mana saja yang

dapat mendukung PHBS.

b.  Pengkajian PHBS secara kualitatif

Setelah ditentukan prioritas masalah perilaku, selanjutnya dilakukan pengkajian

kualitatif. Tujuannya untuk memperoleh informasi yang lebih mendalam

tentang kebiasaan, kepercayaan, sikap, norma, budaya perilaku masyarakat yang

tidak terungkap dalam kajian kuantitatif PHBS. Ada dua metoda untuk

melakukan pengkajian PHBS secara kualitatif, yaitu:

1)   Diskusi Kelompok Terarah (DKT).

Adalah diskusi informal bersama 6 s/d 10 orang, tujuannya untuk

mengungkapkan informasi yang lebih mendalam tentang masalah perilaku

PHBS. Dalam DKT :

a)   Diperlukan seorang pemandu yang terampil mendorong orang untuk

saling bicara dan memperoleh pemahaman tentang perasaan dan pikiran

peserta yang hadir terhadap masalah tertentu.

b)  Melibatkan dan memberikan kebebasan peserta untuk mengungkapkan

pendapat dan perasaannya.

c)   Memperoleh informasi tentang nilai-nilai kepercayaan dan perilaku

seseorang yang mungkin tidak terungkap melalui wawancara biasa.

2)   Wawancara Perorangan Mendalam (WPM).

Adalah wawancara antara pewancara yang trampil dengan perorangan selaku

sumber informasi kunci, melalui serangkaian tanyajavvab (dialog) yang

bersifat terbuka dan mendalam. Dalam WPM :

a)   Pewawancara adalah seorang yang terampil dalam menggali informasi

secara mendalam tentang perasaan dan pikiran tentang masalah tertentu.

b)   Sumber informasi kunci adalah peserta wawancara yang dianggap

mampu dan dipandang menguasai informasi tentang masalah tertentu.

Page 17: Ppm - Phbs Tatanan Rumah Tangga

c)  Tanya jawab dilakukan secara terbuka dan mendalam

c.   Pengkajian sumber daya (dana, tenaga dan sarana)

Pengkajian sumber daya dilakukan untuk mendukung pelaksanaan program

PHBS, bentuk kegiatannya :

1)  Kajian tenaga pelaksana PHBS, secara kuantitas (jumlah) dan pelatihan yang

pernah diikuti oleh lintas program maupun lintas sektor.

2)   Penjajagan dana yang tersedia di lintas program dan lintas sektoral dalam

jumlah dan sumbernya.

3)   Penjajagan jenis media dan sarana yang dibutuhkan dalam jumlah dan

sumbernya.

3. Tahap Perencanaan

Penyusunan rencana kegiatan PHBS gunanya untuk menentukan tujuan, dan strategi

komunikasi PHBS. Adapun langkah-langkah perencanaan sebagai berikut:

a.  Menentukan Tujuan

Berdasarkan kegiatan pengkajian PHBS dapat ditentukan klasifikasi PHBS

wilayah maupun klasifikasi PHBS tatanan, maka dapat ditentukan masalah

perilaku kesehatan masyarakat di tiap tatanan dan wilayah. Selanjutnya

berdasarkan masalah perilaku kesehatan dan hasil pengkajian sumber daya PKM

ditentukan tujuan yang akan dicapai untuk mengatasi masalah PHBS yang

ditemukan.

b.  Menentukan jenis kegiatan intervensi

Setelah ditentukan tujuan, selanjutnya ditentukan jenis kegiatan Intervensi yang

akan dilakukan. Caranya adalah dengan mengembangkan berbagai alternatif

intervensi, kemudian dipilih intervensi mana yang bisa dilakukan dengan

dikaitkan pada ketersediaan sumber daya. Penentuan kegiatan intervensi terpilih

didasarkan pada :

1)   Prioritas masalah PHBS, yaitu dengan memilih topik penyuluhan yang sesuai

dengan urutan masalah PHBS.

Page 18: Ppm - Phbs Tatanan Rumah Tangga

2)   Wilayah garapan, yaitu mengutamakan wilayah yang mempunyai PHBS hasil

kajian rendah.

3)   Penentuan tatanan yang akan diintervensi, yaitu menentukan tatanan yang

akan digarap, baik secara menyeluruh atau sebatas pada tatanan tertentu.

Kemudian secara bertahap dikembangkan ke tatanan lain

4)   Penentuan satu jenis sasaran untuk tiap tatanan, yaitu mengembangkan PHBS

pada tiap tatanan, tetapi hanya satu jenis sasaran untuk tiap tatanan.

Misalnya, satu unit tatanan sekolah. satu unit pasar untuk tatanan tempat

umum, satu unit industri rumah tangga untuk tatanan tempat kerja. Rumusan

rencana kegiatan intervensi terpilih pada intinya menipakan operasionalisasi

strategi PHBS, yaitu :

a)   Advokasi, kegiatan pendekatan pada para tokoh / pimpinan Wilayah.

b)   Bina suasana, kegiatan mempersiapkan kerjasama lintas program lima

sektor, organisasi kemasyarakatan, LSM, dunia usaha, swasta, dll.

c)  Gerakan masyarakat, kegiatan mempersiapkan dan menggerakkan

sumber daya, mulai mempersiapkan petugas, pengadaan media dan

sarana.

Kegiatan ini secara komprehensif harus ada dalam perencanaan, Namur untuk

menentukan kegiatan apa yang lebih besar daya ungkitnya ditentukan dari hasil

pengkajian.

Contoh, dari hasil pengkajian diperoleh data bahwa masih banyak keluarga yang

membuang sampah sembarangan. Setelah dilakukan analisis data kualitatif

melalui FGD ternyata penyebabnya adalah tidak adanya tempat sampah. Pada

situasi ini kegiatan yang bernuansa bina suasana akan lebih banyak porsinya

dibanding dengan kegiatan lainnya.

Contoh lain, dari hasil pengkajian diperoleh data bahwa masih banyak keluarga

yang tidak memeriksakan kehamilannya. Setelah dilakukan analisis kualitatif,

diperoleh kesimpulan bahwa mereka tidak mengerti manfaat pemeriksaan

Page 19: Ppm - Phbs Tatanan Rumah Tangga

kehamilan. Kondisi seperti ini kegiatan gerakan masyarakat akan lebih banyak

dilakukan dibanding kegiatan lainnya.

Serangkaian alternatif lain yang dapat dikembangkan berdasarkan hasil pengkajian

PHBS adalah :

1)   Rancangan intervensi penyuluhan massa dan kelompok

Penyuluhan massa dilakukan dengan topik umum, yaitu PHBS yang secara

keseluruhan merupakan masalah di wilayah kerja tersebut.

Penyuluhan kelompok dilakukan untuk mengatasi masalah PHBS yang lokal

sifatnya

2)  Rancangan intenvensi penyuluhan terpadu lintas program/sektor

Pemetaan wilayah menghasilkan rumusan masalah PHBS antar wilayah,

sehingga bisa dirancang “Paket Penyuluhan Terpadu” di wilayah tersebut. Misal:

di desa A terdapat 3 masalah utama, yaitu JPKM, Air bersih dan KIA/KB, maka

dapat dilakukan penyuluhan terpadu yang berisi 3 hal tersebut. Disini petugas

kesehatan berfungsi sebagai penggerak lintas program dan lintas sektor, untuk

selanjutnya bersama-sama melaksanakan penyuluhan diwilayah tersebut.

4.  Tahap Penggerakan

a.   Advokasi (Pendekatan pada para pengambil keputusan)

Ditingkat keluarga/rumah tangga, strategi ini ditujukan kepada para kepala

keluarga/ bapak/suami, ibu, kakek, nenek. Tuiuannya agar para pengambil

keputusan di tingkat keluarga/rumah tangga dapat meneladani dalam berperilaku

sehat, memberikan dukungan, kemudahan, pengayoman dan bimbingan kepada

anggota keluarga dan lingkungan disekitarnya.

Ditingkat petugas, strategi ini ditujukan kepada para pimpinan atau pengambil

keputusan, seperti Kepala Puskesmas, pejabat di tingkat kabupaten/kota, yang

secara fungsional maupun struktural pembina program kesehatan di wilayahnya.

Tujuannya adalah agar para pimpinan atau pengambil keputusan mengupayakan

Page 20: Ppm - Phbs Tatanan Rumah Tangga

kebijakan, program atau peraturan yang berorientasi sehat, seperti adanya

peraturan tertulis, dukungan dana, komitmen, termasuk memberikan keteladanan.

Langkah-langkah Advokasi:

1)  Tentukan sasaran yang akan diadvokasi, baik sasaran primer, sekunder atau

tersier

2)   Siapkan informasi data kesehatan yang menyangkut PHBS di 5 tatanan.

3)   Tentukan kesepakatan dimana dan kapan dilakukan advokasi.

4)   Lakukan advokasi dengan cara yang menarik dengan menggunakan teknik

dan metoda yang tepat.

5)  Simpulkan dan sepakati hasil advokasi.

6)  Buat ringkasan eksekutif dan sebarluaskan kepada sasaran.

b.  Mengembangkan Dukungan Suasana

Di tingkat keluarga/RT, strategi ini ditujukan kepada para kepala

keluarga/suami/bapak ibu, kakek, nenek, dan lain-lain. Tujuannva adalah agar

kelompok ini dapat mengembangkan atau menciptakan suasana yang mendukung

dilaksahakannva PHBS di lingkungan keluarga. Caranya antara lain melalui

anjuran untuk selalu datang ke Posyandu mengingatkan anggota keluarga untuk

tidak merokok di dekat ibu hamil dan balita.

Di tingkat petugas, strategi ini ditujukan kepada kelompok sasaran sekunder,

seperti petugas kesehatan, kader, lintas sektor, lintas program Lembaga Swadaya

Masyarakat, yang peduli kesehatan, para pembuat op dan media

masa. Tujuannya adalah agar kelompok ini dapat mengembangkan atau

menciptakan suasana yang mendukung dilaksanakannya PHBS. Caranyaantara

lain melalui penyuluhan kelompok, lokakarya, seminar, studi banding, pelatihan,

dsb.

Page 21: Ppm - Phbs Tatanan Rumah Tangga

Langkah-langkah Pengembangan Dukungan Suasana :

1)  Menganalisis dan mendesain metode dan teknik kegiatan dukungan suasana,

seperti : demonstrasi, pelatihan, sosialisasi, orientasi.

2)   Mengupayakan dukungan pimpinan, program, sektor terkait pada tiap tatanan

dalam bentuk adanya komitmen, dan dukungan sumber daya.

3)  Mengembangkan metoda dan teknik dan media yang telah diuji coba dan

disempurnakan.

4)  Membuat format penilaian dan menilai hasil kegiatan.

c.  Gerakan Masyarakat

Di tingkat keluarga/RT, strategi ini ditujukan kepada anggota keluar seperti

bapak, ibu yang mempunyai tanggung jawab sosial untuk lingkungannya dengan

cara menjadi kader posyandu, aktif di LSM peduli kesehatan dll. Tujuannya agar

kelompok sasaran meningkat pengetahuannya kesadaran maupun

kemampuannya, sehingga dapat berperilaku sehat. Caranya dengan penyuluhan

perorangan. kelompok, membuat gerak Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.

Ditingkat petugas strategi ini ditujukan kepada sasaran primer, meliputi

pimpinan puskesmas. kepala dinas kesehatan, pemuka masyarakat. Tujuannya

meningkatkan motivasi petugas untuk membantu masyarakat untuk menolong

dirinya sendiri di bidang kesehatan Caranya antara lain melalui penyuluhan

kelompok, lokakarya, seminar, studi banding,  pelatihan, dll.

Langkah-langkah kegiatan gerakan masyarakat:

1)  Peningkatan pengetahuan masyarakat melalui berbagai kegiatan pembinaan.

2)   Menganalisis dan mendisain metode dan teknik kegiatan pemberdaya seperti

pelatihan, pengembangan media komunikasi untuk penyuluhan individu,

kelompok dan massa, lomba, sarasehan dan lokakarya.

3)   Mengupayakan dukungan pimpinan, program, sektor terkait pada tiap tatanan

dalam bentuk komitmen dan sumber daya.

Page 22: Ppm - Phbs Tatanan Rumah Tangga

4)  Mengembangkan metoda dan teknik serta media yang telah diujicoba dan

disempurnakan.

5)  Membuat format penilaian dan menilai hasil kegiatan bersama-sama dengan

lintas program dan lintas sektor pada tatanan terkait.

6)   Menyusun laporan serta menyajikannya dalam bentuk tertulis (ringkasan,

eksekutif).

Berdasarkan uraian tersebut, maka yang perlu dilakukan dalam penggerak;

pelaksanaan adalah menerapkan AIC, yaitu :

A (Apreciation)     :   penghargaan kepada para pelaksana kegiatan.

I (Involvement)  :   keterlibatan para pelaksana dalam tugasnya.

C (Commitment)    :   kesepakatan para pelaksana untuk melaksanakan,

tugasnya.

Hasil yang dicapai dalam tahap penggerakan pelaksanaan adalah adanya kegiatan

yang dilaksanakan sesuai rencana, khususnya dalam :

1)  Penyuluhan perorangan, kelompok dan masyarakat

2)   Kegiatan pengembangan kemitraan dengan program dan sektor terkait serta

dunia usaha.

3)  Kegiatan pendekatan kepada pimpinan/pengambil keputusan

4)   Kegiatan pembinaan, bimbingan dan supervisi.

5)  Mengembangkan daerah kajian atau daerah binaan.

6)  Melaksanakan pelatihan, baik untuk petugas kesehatan, lintas sektor,

organisasi kemasyarakatan dan kelompok profesi.

7)  Mengembangkan pesan dan media spesifik.

8)  Melaksanakan uji coba media dll.

5. Tahap Pemantauan dan Penilaian

a.  Pemantauan

Untuk mengetahui program PHBS telah berjalan dan memberikan hasil atau

dampak seperti yang diharapkan, maka perlu dilakukan pemantauan.

Page 23: Ppm - Phbs Tatanan Rumah Tangga

Waktu pemantauan dapat dilakukan secara berkala atau pada pertemuan bulanan,

topik bahasannya adalah kegiatan yang telah dan akan dilaksanakan dikaitkan

dengan jadwal kegiatan yang telah disepakati bersama. Selanjutnya kendala-

kendala yang muncul perlu dibahas dan dicari solusinya. Cara pemantauan dapat

dilaksanakan dengan melakukan kunjungan lapangan ke tiap tatanan atau dengan

melihat buku kegiatan/laporan kegiatan intervensi penyuluhan PHBS.

b.  Penilaian

Penilaian dilakukan dengan menggunakan instrumen yang sudah dirancang

sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Penilaian dilaksanakan oleh pengelola

PHBS lintas program dan lintas sektor. Penilaian PHBS meliputi masukan,

proses dan keluaran kegiatan. Misalnya jumlah tenaga terlatih PHBS media yang

telah dikembangkan, frekuensi dan cakupan penyuluhan. Waktu penilaian dapat

dilakukan pada setiap tahun atau setiap dua tahun Caranya dengan

membandingkan data dasar PHBS dibandingkan dengan data PHBS hasil

evaluasi selanjutnya menilai kecenderungan masing-masing indikator apakah

mengalami peningkatan atau penurunan, mengkaji penyebab masalah dan

melakukan pemecahannya, kemudian merencanakan intervensi berdasarkan data

hasil evaluasi PHBS.

Contoh di Kabupaten Pariaman data perilaku tidak merokok tahun 2001

menunjukan 44,2% sedangkan tahun 2002 ada peningkatan sebesar 73,6 %

Cara melakukan penilaian melalui :

1)  Pengkajian ulang tentang PHBS

2)  Menganalisis data PHBS oleh kader/koordinator PHBS

3)  Melakukan analisis laporan rutin di Dinas Kesehatan kabupaten/kota

(SP2TP)

4)   Observasi. wawancara mendalam. diskusi kelompok terarah kepada petugas,

kader dan keluarga.

Page 24: Ppm - Phbs Tatanan Rumah Tangga

Hasil yang dicapai pada tahap pemantauan dan penilaian adalah :

1)  Pelaksanaan program PHBS sesuai rencana

2)  Adanya pembinaan untuk mencegah terjadinya penyimpangan

3)   Adanya upaya jalan keluar apabila terjadi kemacetan/hambatan

4)  Adanya peningkatan program PHBS

6. Indikator PHBS Rumah Tangga

a.  Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan

Adalah persalinan yang ditolong oleh tenaga keehatan (bidan, dokter dan tenaga

para medis lainnya)

b.   Memberi bayi ASI eksklusif

Adalah bayi usia 0 – 6 bulan hanya diberi ASI saja tanpa memberikan tambahan

makanan atau minuman lain.

c.   Menimbang bayi dan balita

Penimbangan bayi dan balita dimaksudkan untuk memantau pertumbuhannya

setiap bulan.

d.   Menggunakan air bersih

Air adalah kebutuhan dasar yang dipergunakan sehari-hari untuk minum,

memasak, mandi, berkumur, membersihkan lantai, mencuci alat-alat dapur,

mencuci pakaian, dan sebagainya, agar kita tidak terkena penyakit atau terhindar

dari sakit. Rumah tangga dengan ketersediaan air bersih adalah rumah tangga

yang memiliki atau mudah mendapatkan air bersih untuk kebutuhan sehari hari

meliputi air leding, pompa, sumur terlindung, serta mata air terlindung dan

penampungan air hujan. Sumber air dari pompa, sumur dan mata air terlindung

berjarak minimal 10 meter dari tempat penampungan kotoran atau limbah.

e.   Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun

Air yang tidak bersih banyak mengandung kuman dan bakteri penyebab

penyakit. Bila digunakan, kuman berpindah ke tangan. Pada saat makan, kuman

dengan cepat masuk ke dalam tubuh, yang bisa menimbulkan penyakit. Sabun

Page 25: Ppm - Phbs Tatanan Rumah Tangga

dapat membersihkan kotoran dan membunuh kuman, karena tanpa sabun kotoran

dan kuman masih tertinggal di tangan.

f.  Menggunakan jamban sehat

Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan kotoran

manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan leher angsa

atau tanpa leher angsa (cemplung) yang dilengkapi dengan unit penampungan

kotoran dan air untuk membersihkannnya.

g.  Memberantas jentik di rumah

Rumah bebas jentik adalah rumah tangga yang estela dilakukan pemeriksaan

jentik secara berkala tidak terdapat jentik nyamuk.

h.   Makan buah dan sayur setiap hari

Setiap anggota rumah tangga mengkonsumsi minimal 3 porsi buah dan 2 porsi

sayuran atau sebaliknya setiap hari. Makan sayur dan buah setiap hari sangat

penting, karena mengandung vitamin dan mineral yang mengatur pertumbuhan

dan pemeliharaan tubuh.

i.    Melakukan aktivitas fisik setiap hari

Aktivitas fisik adalah melakukan pergerakan anggota tubuh yang menyebabkan

pengeluaran tenaga yang sangat penting bagi pemeliharaan kesehatan fisik,

mental, dan mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat dan bugar sepanjang

hari.

j.  Tidak merokok di dalam rumah

Setiap anggota keluarga tidak boleh merokok di dalam rumah. Rokok ibarat

pabrik bahan kimia. Dalam satu batang rokor yang dihisap akan dikeluarkan

sekitar 4.000 bahan kimia berbahaya, diantaranya yang paling berbahaya adalah

nikotin, tar, dan Carbon Monoksida (CO).

Page 26: Ppm - Phbs Tatanan Rumah Tangga

BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Pengorganisasian dan pengembangan masyarakat (PPM) atau community

organization or comunity development (COCD)  merupakan perencanaan,

pengorganisasian, atau proyek dan atau pengembangan berbagai aktivitas

pembuatan program atau proyek kemasyarakatan yang tujuan utamanya

meningkatkan taraf hidup atau kesejahteraan sosial masyarakat.

PPM melibatkan beberapa actor terkait yang saling bekerja sama mulai dari

perancangan, pelaksanaan, sampai evaluasi terhadap program atau proyek

tersebut.

2. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah semua perilaku kesehatan

yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat

menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam

kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat, wujud keberdayaan masyarakat

yang sadar, mau dan mampu mempraktekkan PHBS. Dalam hal ini ada 5

program priontas yaitu KIA, Gizi, Kesehatan Lingkungan, Gaya Hidup, Dana

Sehat/Asuransi Kesehatan/JPKM.

Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah upaya untuk

memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi

perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur

komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi, untuk

meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku, melalui pendekatan pimpinan

(Advokasi), bina suasana (Social Support) dan pemberdayaan masyarakat

Page 27: Ppm - Phbs Tatanan Rumah Tangga

(Empowerment). Dengan demikian masyarakat dapat mengenali dan

mengatasi masalahnya sendiri, terutama dalam tatanan masing-masing, dan

masyarakat/dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dengan menjaga,

memelihara dan meningkatkan kesehatannya.

Untuk mewujudkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) ditiap tatanan,

khususnya untuk tatanan rumah angga diperlukan pengelolaan manajemen

program PHBS melalui tahap pengkajian, perencanaan, penggerakan

pelaksanaan sampai dengan pemantauan dan penilaian. Selanjutnya kembali

lagi ke proses semula.

3.2 Saran

1. PHBS di rumah tangga memiliki hubungan saling pengaruh dengan PHBS di

tatanan-tatanan lain, yaitu institusi pendidikan, tempat kerja, tempat umum

dan fasilitas kesehatan. Maka jika diinginkan keberhasilan dalam pembinaan

PHBS di rumah tangga, pembinaan PHBS harus dilaksanakan di semua

tatanan. Dengan demikian, pembinaan PHBS tidak hanya melibatkan dua

atau tiga sektor saja, melainkan banyak sektor.

Kerjasama dan keterpaduan antar-berbagai sektor tersebut diperlukan dalam

rangka akselerasi pencapaian sasaran yang telah ditetapkan. Komitmen dan

aliansi strategis berbagai pihak, termasuk swasta dan dunia usaha dapat

dikembangkan, sehingga kebijakan-kebijakan dan kegiatan-kegiatan dalam

rangka pembinaan PHBS di semua tatanan terkoordinasi dengan baik.

Page 28: Ppm - Phbs Tatanan Rumah Tangga

DAFTAR PUSTAKA

http://environmentalsanitation.wordpress.com/category/pengorganisasian-dan-

pengembangan-masyarakat/ diakses pada Rabu, 20 November 2013

http://creasoft.wordpress.com/tag/phbs/ diakses pada Rabu, 20 November 2013

http://kuliahfery.files.wordpress.com/2010/04/phbsdesasiaga.pdf diakses pada Rabu, 20

November 2013

http://kesejahteraansosial.blogspot.com/2013/02/definisi-dan-pengertian-

pengembangan.html diakses pada Rabu, 20 November 2013

http://www.promkes.depkes.go.id/bahan/pedoman-umum-PHBS.pdf

diakses pada kamis, 21 November 2013

http://pasca.unand.ac.id/id/wp-content/uploads/2011/09/ANALISIS-MANAJEMEN-

PROMOSI-KESEHATAN-DALAM-PENERAPAN-PERILAKU-HIDUP-BERSIH-

DAN-SEHAT-PHBS-TATANAN-RUMAH-TANGGA-DI-KOTA-PADANG-TAHUN-

2011.pdf diakses pada kamis, 21 November 2013

http://gigihlardino.blogspot.com/2010/12/pengorganisasian-dan-pengembangan.html

diakses pada kamis, 21 November 2013