93
Batu Saluran Kemih

Ppt Batu Saluran Kemih

Embed Size (px)

Citation preview

Batu Saluran KemihBatu Saluran Kemih

• Asma dan alergiToleransi operasi

• Lemonpencegahan untuk batu oxalat

• Gita; kenapa tidak dilakukan pemeriksaan BNO-IVP allergy contrast, ur/cr di poli tinggi

• DD/ dari anam dan pf, bagaimana menyingkirkan dull pain, nyeri dalam: ginjal

• Rifri; pemeriksaa analisis batu untuk pengturan diet, supaya kekambuhan minimal

ANATOMIANATOMIGinjal merupakan organ yang berbentuk seperti kacang, terletak retroperitoneal, di kedua sisi kolumna vertebralis daerah lumbal. Setiap ginjal terdiri dari 600.000 nefron yg berfungsi sebagai filter

Kedua ureter merupakan saluran yang panjangnya 25 sampai 30 cm, yangberjalan dari ginjal sampai kandung kemih

Kandung kemih adalah salah satu kantong berotot yang dapat mengempis dan berdilatasi, terletak di belakang. Dua fungsi kandung kemih adalah sebagai tempat penyimpanan kemih dan mendorong kemih keluar dari tubuh melalui uretra.

Uretra adalah saluran kecil yang dapat mengembang, yang berjalan dari kandung kemih sampai keluar tubuh. Panjangnya pada wanita sekitar 4 cm dan pada pria sekitar 20 cm.

Sebagian besar reseptor rasa sakit dari saluran kemih bagian atas yang bertanggung jawab untuk persepsi kolik ginjal terletak di submukosa pelvis renalis, kalises, kapsul ginjal, dan ureter atas.

InsidensiInsidensi

• di negara berkembang banyak ditemukan batu buli-buli sedangkan di negara maju lebih banyak dijumpai batu saluran kemih bagian atas (ginjal dan ureter)

• Angka prevalensi rata-rata di seluruh dunia adalah 1-12 % penduduk menderita batu saluran kemih.

• Puncak insiden terjadi pada orang berusia 35-45 tahun

• Laki-perempuan rasio 3:1• Batu di saluran kemih jauh lebih umum terjadi pada

orang Asia dan kulit putih daripada di penduduk asli Amerika, Afrika, Afrika Amerika, dan beberapa penduduk asli wilayah Mediterania

ETIOLOGIETIOLOGI

FAKTOR INTRINSIK :• Herediter (keturunan) : Faktor risiko yang lebih tinggi

mungkin karena kombinasi dari predisposisi genetik dan eksposur lingkungan yang lama (misalnya, diet).

• Umur : Penyakit ini paling sering didapatkan pada usia 30-50 tahun

• Jenis kelamin :Jumlah pasien laki-laki tiga kali lebih banyak dibandingkan dengan pasien perempuan

FAKTOR EKSTRINSIK :• Asupan air : Kurangnya asupan air dan tingginya

kadar mineral kalsium meningkatkan insiden batu saluran kemih.

• Geografi• Iklim dan temperatur• Diet : purin, oksalat, dan kalsium mempermudah

terjadinya penyakit batu saluran kemih.• Pekerjaan : Sering dijumpai pada orang yang

pekerjaannya banyak duduk dan kurang aktifitas atau sedentary life.

TEORI PEMBENTUKAN BATUTEORI PEMBENTUKAN BATU

• TEORI NUKLEASIBatu terbentuk di dalam urine karena adanya inti batu sabuk batu (nukleus). Partikel-partikel yang berada dalam larutan yang terlalu jenuh (supersaturated) akan mengendap di dalam nukleus itu sehingga akhirnya membentuk batu.

• TEORI MATRIKSMatriks organik terdiri atas serum/protein urine (albumin, globulin, dan mukoprotein) merupakan kerangka tempat diendapkannya kristal-kristal batu.

• PENGHAMBAT KRISTALISASI

Urine orang normal mengandung zat penghambat pembentuk kristal, antara lain : magnesium, sitrat, pirofosfat, mukoprotein dan beberapa peptida. Jika kadar salah satu atau beberapa zat itu berkurang, akan memudahkan terbentuknya batu di dalam saluran kemih.

KOMPOSISI BATU KOMPOSISI BATU

• umumnya mengandung unsur kalsium oksalat atau kalsium fosfat (75%), asam urat (8%), magnesium-amonium-fosfat (MAP) (15%), xanthyn, dan sistin, silikat dan senyawa lain (1%)

BATU KALSIUMBATU KALSIUM

• Dijumpai lebih dari 80% batu saluran kemih, baik yang berikatan dengan oksalat maupun fosfat.

• Etiologi : - Hiperkalsiuri : kalsium dalam urine lebih

besar dari 250-300 mg/24 jam- Hiperoksaluri : ekskresi oksalat urine

melebihi 45 gram per hari- Hiperorikosuria, yaitu kadar asam urat

dalam urine melebihi 850 mg/24 jam.- Hipersitraturi- Hipomagnesuria

BATU STRUVITBATU STRUVIT

- Disebut juga batu infeksi.

- Kuman penyebab adalah kuman golongan pemecah urea atau urea splitter yang dapat menghasilkan enzim urease dan mengubah pH urine menjadi basa melalui hidrolisis urea menjadi amoniak. Suasana basa ini memudahkan garam-garam magnesium, amonium, fosfat dan karbonat untuk membentuk batu magnesium amonium fosfat (MAP).

• Kuman-kuman yang termasuk pemecah urea diantaranya adalah : Proteus spp, Klebsiella, Serratia, Enterobakter, Pseudomonas dan Stafilokokus. E.coli bukan termasuk pemecah urea.

BATU URATBATU URAT

- merupakan 5-10% dari seluruh batu saluran kemih.

- Penyakit ini banyak diderita oleh pasien dengan penyakit gout, penyakit mieloproliferatif, pasien yang mendapatkan terapi antikanker, dan yang banyak menggunakan obat urikosurik.Obesitas, peminum alkohol, dan diet tinggi protein mempunyai peluang besar untuk mendapatkan penyakit ini

• Faktor yang menyebabkan terbentuknya batu asam urat adalah :

1. urine yang terlalu asam (pH urine < 6),

2. volume urine yang jumlahnya sedikit (< 2 liter/hari) atau dehidrasi,

3. hiperurikosuri atau kadar asam urat yang tinggi.

. Bersifat radiolusen, sehingga pada pemeriksaan PIV tampak sebagai bayangan filling defect

. Batu jenis lain. Batu jenis lain

Batu sistin, batu xanthin, batu triamteren, dan batu silikat sangat jarang dijumpai.

Batu sistin didapatkan karena kelainan metabolisme sistin, yaitu kelainan absorpsi sistin di mukosa usus. Batu xantin terbentuk karena penyakit bawaan berupa defisiensi enzim xanthin oksidase.

MANIFESTASI KLINISMANIFESTASI KLINIS

tergantung pada letak batu, besar batu dan penyulit yang telah terjadi

• nyeri ketok di daerah kosto-vertebra• teraba ginjal pada sisi yang sakit akibat

hidronefrosis,• ditemukan tanda-tanda gagal ginjal• retensi urine• jika disertai infeksi didapatkan

demam/menggigil

• kolik renalis• kolik renalis

DIAGNOSISDIAGNOSIS

• Anamnesis– keluhan– Penyakit terdahulu

• Pemeriksaan Fisik– Pemeriksaan fisik umum : hipertensi, febris,

anemia, syok– Pemeriksan fisik khusus urologi

• Sudut kosto vertebra• Supra simfisis• Genitalia eksterna• Colok dubur

• Pemeriksaan Laboratorium

– Pemeriksaan urin rutin untuk melihat eritrosituri, lekosituria, bakteriuria (nitrit), pH urin dan kultur urin

– Pemeriksaan darah berupa hemoglobin, lekosit, ureum dan kreatinin.

– Urinalysis : pH > 7.5 : lithiasis karena infeksi dan pH < 5.5 : lithiasis karena asam urat

PencitraanPencitraanPemeriksaan rutin meliputi foto polos perut (BNO), dengan pemeriksaan ultrasonografi atau intravenous pyelography (IVP)

Diagnosis BandingDiagnosis Banding

• Pielonefritis akut,

• Tumor ginjal, ureter dan vesika urinaria,

• Tuberkulosis ginjal,

• Nekrosis piala ginjal,

• Kolesistitis akut, dan

• Appendisitis akut.

KOMPLIKASIKOMPLIKASI

• Hidronefrosis

• pielonefrosis

• uremia

• gagal ginjal

BATU GINJAL (NEFROLITHIASIS)BATU GINJAL (NEFROLITHIASIS)

Gejala klinisGejala klinis

• Rasa nyeri yang berat dan tiba-tiba di daerah pinggang yang menjalar sampai pangkal paha

• Biasanya ada keluhan mual dan muntah.

• Hematuria. Hal ini terjadi karena batu mengiritasi saluran kemih sehingga menimbulkan luka

• Perasaan terbakar di saluran kemih saat kencing

• Rasa sangat ingin kecing.

• Demam

PencegahanPencegahan

• Minum banyak air (8-10 gelas sehari)

• Minum air putih ketika bangun tidur di subuh hari

• Jangan menahan kencing

• Pola makan seimbang

• Berolahraga

• menjaga berat badan tetap ideal.

PenatalaksanaanPenatalaksanaan

• Medikamentosa

Ditujukan untuk batu yang ukurannya < 5 mm, karena batu diharapkan dapat keluar spontan. Terapi yang diberikan bertujuan mengurangi nyeri, memperlancar aliran urine dengan pemberian diuretikum, dan minum banyak supaya dapat mendorong batu keluar.

1. untuk batu kalsium :– diuretikatiazid– diet rendah kalsium– diet rendah purin– diet rendah oksalat– diet rendah lemak dan kolestiramin

2. untuk batu infeksi : antibiotika3. untuk batu urat :

– urin alkali (Na bikarbonat)– alopurinol, diamok– diet rendah purin.

ESWL (Extracorporeal Shockwave Lithotripsi)ESWL (Extracorporeal Shockwave Lithotripsi)

Indikasi:

• Batu saluran kemih dengan diameter 5-20 mm

• Fungsi ginjal masih baik

• Batu terletak di ginjal dan ureter

Kontraindikasi:

• Pasien dengan hipertensi yang tidak dikontrol

• Pasien dengan gangguan pembekuan darah

• Pasien dengan gangguan fungsi ginjal berat

• Wanita hamil dan anak-anak.

Keuntungan ESWL :

• Dapat menghindari operasi terbuka,

• Lebih aman,

• Lebih akurat dan efektif, dan

• Biaya lebih murah, terutama untuk prosedur ESWL yang sederhana sehingga tidak memerlukan perlakuan berkali-kali.

Ilustrasi ESWLIlustrasi ESWL

A) sebelum penembakan; B) gelombang kejut yang difokuskan pada ginjal; C) tembakan dihentikan hingga serpihan batu cukup kecil untuk dibuang secara natural bersama urine.

EndourologiEndourologi

• PNL (Percutaneous Nephro Litholapaxy)

• Litotripsi

• Ureteroskopi atau uretero-renoskopi

• Ekstraksi Dormia

Bedah LaparoskopiBedah Laparoskopi

• Bedah terbuka

• Pielolitotomi atau nefrolitotomi : mengambil batu di saluran ginjal

• Uretrolitotomi : mengambil batu di uretra.

• Ureterolitotomi : mengambil batu di ureter.

• Vesikolitotomi : mengambil batu di vesica urinaria

PEDOMAN PENATALAKSANAAN BATU CETAK GINJAL/ STAGHORNPEDOMAN PENATALAKSANAAN BATU CETAK GINJAL/ STAGHORN

Modalitas terapi untuk batu cetak ginjal adalah:

• PNL monoterapi

• Kombinasi PNL dan ESWL

• ESWL monoterapi

• Operasi terbuka

• Kombinasi operasi terbuka dan ESWL

BATU KANDUNG KEMIH (VESIKOLITHIASIS)BATU KANDUNG KEMIH (VESIKOLITHIASIS)

DefinisiDefinisi

• Batu vesika urinaria adalah suatu keadaan ditemukannya batu di dalam vesika urinaria.

Predisposisi terjadinya batuPredisposisi terjadinya batu

• obstruksi infravesika,

• neurogenic bladder,

• infeksi saluran kemih (urea-splitting bacteria),

• adanya benda asing,

• Divertikel kandung kemih.

EtiologiEtiologi

• Berasal dari batu ginjal atau ureter yang turun, akibat statis pada striktur uretra, kontraksi leher buli-buli, sistokel, buli-neurogenik dan divertikel, infeksi traktus urinarius, hiperparatiroid atau adenoma paratiroid, diet yang banyak mengandung kalsium dan oksalat.

GejalaGejala

• Rasa nyeri waktu miksi (disuria, stranguria) biasanya pada akhir miksi, dirasakan refered pain pada ujung penis, skrotum, perineum, pinggang, sampai kaki.

• Hematuria diserta urine yang keruh• Pancaran urine tiba-tiba berhenti dan keluar lagi

pada perubahan posisi• Polakisuria (sering miksi)• Pada anak nyeri miksi ditandai oleh kesakitan,

menangis, menarik-narik penis, miksi mengedan sering diikuti defekasi atau prolapsus ani

PenatalaksanaanPenatalaksanaan

Vesikolitotripsi

1. Elektrohidrolik (EHL)– Merupakan salah satu sumber energi yang cukup kuat untuk menghancurkan

batu kandung kemih.– Masalah timbul bila batu keras maka akan memerlukan waktu yang lebih– lama dan fragmentasinya inkomplit.– EHL tidak dianjurkan pada kasus batu besar dan keras.– Angka bebas batu : 63-92%.– Penyulit : sekitar 8%, kasus ruptur kandung kemih 1,8%.– Waktu yang dibutuhkan : ± 26 menit.

2. Ultrasound– Litotripsi ultrasound cukup aman digunakan pada kasus batu kandung kemih,

dapat digunakan pada batu besar, dapat menghindarkan dari tindakan ulangan dan biaya tidak tinggi.

– Angka bebas batu : 88% (ukuran batu 12-50 mm).– Penyulit : minimal (2 kasus di konversi).– Waktu yang dibutuhkan : ± 56 menit.

3. Laser– Yang digunakan adalah Holmium YAG. Hasilnya sangat baik

pada kasus batu besar, tidak tergantung jenis batu.– Kelebihan yang lain adalah masa rawat singkat dan tidak ada

penyulit.– Angka bebas batu : 100%.– Penyulit : tidak ada.– Waktu yang dibutuhkan : ± 57 menit.

4. Pneumatik– Litotripsi pneumatik hasilnya cukup baik digunakan sebagai

terapi batu kandung kemih. Lebih efisien dibandingkan litotripsi ultrasound dan EHL pada kasus batu besar dan keras.

– Angka bebas batu : 85%.– Penyulit : tidak ada.– Waktu yang dibutuhkan : ± 57 menit.

Vesikolitotomi perkutan• Merupakan alternatif terapi pada kasus batu pada anak-anak atau

pada penderita dengan kesulitan akses melalui uretra, batu besar atau batu múltipel. Tindakan ini indikasi kontra pada adanya riwayat keganasan kandung kemih, riwayat operasi daerah pelvis, radioterapi, infeksi aktif pada saluran kemih atau dinding abdomen.

• Angka bebas batu : 85-100%.• Penyulit : tidak ada.• Waktu yang dibutuhkan : 40-100 menit.Vesikolitotomi terbuka• Diindikasikan pada batu dengan stone burden besar, batu keras,

kesulitan akses melalui uretra, tindakan bersamaan dengan prostatektomi atau divertikelektomi.

• Angka bebas batu : 100%. 

ESWL• Merupakan salah satu pilihan pada penderita yang tidak

memungkinkan untuk operasi. Masalah yang dihadapi adalah migrasi batu saat tindakan.

• Adanya obstruksi infravesikal serta residu urin pasca miksi akan menurunkan angka keberhasilan dan membutuhkan tindakan tambahan per endoskopi sekitar 10% kasus untuk mengeluarkan pecahan batu.

• Dari kepustakaan, tindakan ESWL umumnya dikerjakan lebih dari satu kali untuk terapi batu kandung kemih.

• Angka bebas batu : elektromagnetik; 66% pada kasus dengan obstruksi dan 96% pada kasus non obstruksi. Bila menggunakan piezoelektrik didapatkan hanya 50% yang berhasil.

BATU URETRABATU URETRA

• Batu yang umumnya berasal dari batu kandung kemih yang turun ke uretra.

• Sangat jarang batu uretra primer kecuali pada keadaan stasis urin yang kronis dan infeksi seperti pada striktur uretra atau divertikel uretra.

• Dua pertiga batu uretra terletak di uretra posterior dan sisanya di uretra anterior.

GejalaGejala

• Keluhan – tidak bergejala– disuria,– aliran mengecil atau retensi urin.– Jika batu berasal dari ureter yang turun ke buli-buli

kemudian ke uretra, • pasien mengeluh nyeri pinggang sebelum

mengeluh kesulitan miksi ( riwayat kolik ).– Nyeri dirasakan pada glands penis atau pada tempat

batu berada. Batu yang berada pada uretra posterior, nyeri dirasakan di perineum atau rektum.

PenatalaksanaanPenatalaksanaan

• Batu pada meatus uretra externus atau fossa navicularis dapat diambil dengan forsep setelah terlebih dahulu dilakukan pelebaran meatus uretra (meatotomi).

• batu kecil di uretra anterior dapat dicoba dikeluarkan dengan melakukan lubrikasi terlebih dahulu dengan memasukkan jelly dan lidokain 2% intrauretra dengan harapan batu dapat keluar spontan.

• Batu yang masih berukuran cukup besar dan berada di uretra posterior didorong terlebih dahulu ke buli-buli kemudian dilakukan litotripsi.

• Batu yang yang besar dan menempel di uretra sehingga berpindah tempat meskipun telah dilubrikasi, mungkin perlu dilakukan uretrolitotomi atau dihancurkan dengan pemecah batu transuretra.

Operasi per endoskopik :• Dengan berkembangnya teknologi, beberapa

alat dapat digunakan untuk batu uretra.• Laser Holmium merupakan salah satu modalitas

yang paling sering digunakan untuk menangani kasus batu uretra khususnya yang impacted diluar operasi terbuka. Angka bebas batu 100%, tanpa penyulit.

• Modalitas lain yang digunakan adalah litrotripsi pneumatik, angka bebas batu 100%, penyulit tidak disebutkan.

Operasi terbuka :

• Pada kasus-kasus batu uretra impacted, adanya striktur uretra, divertikel uretra, batu di uretra anterior/fossa navikularis, merupakan indikasi untuk operasi terbuka. Angka bebas batu 100%, penyulit berupa infeksi, fistel uretrokutan

• Pedoman pilihan terapi :

– Pedoman untuk batu uretra posterior: Push-back, lalu diterapi seperti batu kandung kemih.

 Pedoman untuk batu uretra anterior.

• Lubrikasi anterior

• Push-back, lalu diterapi seperti batu kandung kemih

• Uretrotomi terbuka

ILUSTRASI KASUSILUSTRASI KASUS

WAKTU PENGAMBILAN DATA

• Pengambilan data pasien : 18 Juni 2013.

IDENTITAS PASIEN

• No RM : 01215044

• Nama : Ny. MS

• Alamat : Villa Pertiwi Blok H-3 No. 3

• Status : Menikah

• Pendidikan : Tamat SLTA

• Kebangsaan : Indonesia

ANAMNESISANAMNESIS

• Riwayat penyakit sekarang

pasien datang ke RS Fatmawati dengan keluhan nyeri di pinggang kanan sejak satu tahun sebelum masuk rumah sakit. Nyeri dirasakan hilang timbul, tidak menjalar dan tidak di pengaruhi dengan aktivitas. Saat serangan nyeri bisa sampai tiga sampai lima jam, nyeri dirasakan seperti ditusuk – tusuk

Anamnesis Anamnesis

• Riwayat penyakit sekarang

pasien datang ke RS Fatmawati dengan keluhan nyeri di pinggang kanan sejak satu tahun sebelum masuk rumah sakit. Nyeri dirasakan hilang timbul, tidak menjalar dan tidak di pengaruhi dengan aktivitas. Saat serangan nyeri bisa sampai tiga sampai lima jam, nyeri dirasakan seperti ditusuk – tusuk

Riwayat Penyakit Sekarang

Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat Penyakit KeluargaRiwayat Penyakit Keluarga

RIWAYAT KEBIASAANRIWAYAT KEBIASAAN

• Kesan umum : tampak sakit ringan.

• Kesadaran : kompos mentis.

• Gizi : kesan gizi berlebih.

• TB : 155 cm.

• BB : 65 kg.

• BMI : 27,08.

Tanda VitalTanda Vital

• Kepala : normochepal, rambut tersebar merata, tidak mudah dicabut.

• Mata : konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-.• Telonga : normotia, liang telinga lapang, serumen -/-, • Hidung : deviasi septum nasal (-), sekret hidung -/-,

konka hipertrofi -/-, • Mulut : uvula di tengah, arkus faring simetris, faring

hiperemis (-), tonsil T1/T1.• Leher : trakea terletak di tengah, kelenjar getah bening tidak

teraba membesar, kelenjar tiroid tidak teraba membesar. JVP 5-2 cm H2O.

STATUS GENERALISSTATUS GENERALIS

AUSKULTASI

- BJ I dan II reguler , Murmur (-), Gallop (-)

PEMERIKSAAN THORAKSPEMERIKSAAN THORAKS

JANTUNG

• Inspeksi : Simetris, Retraksi Supraclavicula (-) Retraksi Intercosta (-)

• Palpasi : VF simetris kanan dan kiri• Perkusi : Sonor +/+• Auskultasi :Suara nafas vesikuler +/+

Wh -/-, Rh -/-

PARU

• Abdomen :

– Inspeksi : datar, tidak ada benjolan, tidak ada perubahan warna, tidak ada memar, tidak ada spider nevi.

– Palpasi : nyeri tekan (-), tidak ada benjolan, hepar dan lien tidak teraba besar.

– Perkusi : timpani, shifting dullness (-).

– Auskultasi : bising usus (+) normal.

OEDEM

AKRAL HANGAT

Pemeriksaan EkstremitasPemeriksaan Ekstremitas

STATUS UROLOGISTATUS UROLOGI

REGIO CVA

• Inspeksi : datar, bekas luka (-) benjolan (-), perubahan warna (-), memar (-), bulging (-/-).

• Palpasi : massa -/-, ballotement -/-, nyeri tekan -/-,

• Perkusi : nyeri ketok CVA +/-.

• Auskultasi : bruit -/-.

REGIO SUPRASIMFISIS

• Inspeksi : datar, bekas luka (-), benjolan/ massa (-), perubahan warna (-), memar (-).

• Palpasi : buli tidak teraba penuh, nyeri tekan (-), benjolan/ massa (-).

REGIO GENITALIA EKSTERNA

• Inspeksi : bekas luka (-), benjolan (-), perubahan warna (-), memar (-), sekret (-), tanda radang (-), OUE letak normal.

• Palpasi : nyeri tekan (-).

PEMERIKSAAN PENUNJANGPEMERIKSAAN PENUNJANG

Radiologi : BNOKesan batu ginjal kanan

PEMERIKSAAN LABORATORIUMPEMERIKSAAN LABORATORIUM

HEMATOLOGI

Hemoglobin : 11,6 g/dlHematokrit : 38%Leukosit : 8300 /ulEritrosit : 4,06juta/ulTrombosit : 354 ribu/ul

FUNGSI GINJAL

Asam urat darah : 4,5 mg/dlUreum darah : 32 mg/dlKreatinin darah : 1,0 mg/dl

FUNGSI GINJAL

Asam urat darah : 4,5 mg/dlUreum darah : 32 mg/dlKreatinin darah : 1,0 mg/dl

URINALISA

Urobilinogen : 0,2 E.U/dl Protein Urin : 1+

Berat Jenis : 1.025Bilirubin : negativeKeton : negativeNitrit : positivePH : 6.0Lekosit : 2+Darah /HB : 2+Glukosa urin : negativeWarna : yellowKejernihan : clear 

14 Maret 201314 Maret 2013

SEDIMEN URIN

Epitel : positiveEritrosit : 3-5 /LPBLekosit : 40 - 45 /LPBSilinder : negative Kristal : negativeBakteri : positive

Tanggal 22 April 2013

HEMATOLOGI

Hemoglobin : 11,8 g/dlHematokrit : 37%Leukosit : 7500 /ulEritrosit :4,01juta/ulTrombosit : 374 ribu/ulLED : 76,0 mm

HEMATOLOGI

Hemoglobin : 11,8 g/dlHematokrit : 37%Leukosit : 7500 /ulEritrosit :4,01juta/ulTrombosit : 374 ribu/ulLED : 76,0 mm

FUNGSI GINJAL

Asam urat darah : 5,5 mg/dlUreum darah : 34 mg/dlKreatinin darah : 1,0 mg/dl

URINALISA

Urobilinogen : 0,2 E.U/dl Protein Urin : 1+

Berat Jenis : 1.020Bilirubin : negativeKeton : negativeNitrit : positivePH : 6.0Lekosit : 3+Darah /HB : 1+Glukosa urin : negativeWarna : yellowKejernihan : SI cloudy

SEDIMEN URIN

Epitel : positiveEritrosit : 3 - 5 /LPBLekosit : >50 /LPBSilinder : negative Kristal : negativeBakteri : positive

SEDIMEN URIN

Epitel : positiveEritrosit : 3 - 5 /LPBLekosit : >50 /LPBSilinder : negative Kristal : negativeBakteri : positive

Pasien perempuan , 72 tahun, datang ke RSUP fatmawati dengan keluhan nyeri di pinggang kanan sejak satu tahun sebelum masuk rumah sakit. Nyeri dirasakan hilang timbul tidak menjalar dan tidak di pengaruhi dengan aktivitas. Saat serangan nyeri bisa sampai tiga sampai lima jam, nyeri dirasakan seperti ditusuk – tusuk. Pasien mengaku pernah mengalami nyeri yang lebih berat dari sebelumnya kurang lebih dua bulang sebelum masuk rumah sakit, nyeri dirasakan menjalar sampai ke paha kanan dan pasien mengeluhkan urin bercampur dengan pasir – pasir saat BAK

RESUMERESUME

Pada pemeriksaan fisik didapatkan bulging negatif, ballotement negatif, nyeri tekan pada regio CVA kanan positif. Pada pemeriksaan laboratorium terakhir sebelum dilakukan operasi (22 April 2013) menunjukkan adanya peningkatan LED (76 mm) dan pada urinalisa didapatkan Protein Urin 1+, Nitrit positive, Lekosit 3+, Darah /HB 1+. Dan pada sedimen urin ditemukan Eritrosit 3 - 5 /LPB,Lekosit >50 /LPB, bakteri positive serta pada pemeriksaan BNO polos ditemukan gambaran batu cetak ginjal kanan.

DIAGNOSIS-ANJURAN PEMERIKSAAN-ANJURAN TATA LAKSANA-PROGNOSISDIAGNOSIS-ANJURAN PEMERIKSAAN-ANJURAN TATA LAKSANA-PROGNOSIS

DiagnosaDiagnosa

Anjuran PemeriksaanAnjuran Pemeriksaan

Anjuran tata laksanaAnjuran tata laksana

Batu Cetak (Staghorn) Ginjal

Kanan.

Analisis batu ginjal

OperatifOpen Extended

Pyelolitotomi Dekstra

Edukasi

•Minum air putih minimal 3 liter per hari.•Kurangi makanan dan minuman yang tinggi purin dan oksalat.•Minum jeruk nipis atau lemon sesudah makan malam.•Berolah raga dan perbanyak berjalan, tidak hanya duduk sehari-hari.•Hindari kebiasaan menahan kencing.

Prognosis Prognosis

Laporan OperasiLaporan Operasi

• Tanggal Operasi : 18 Juni 2013• Nama Ahli Bedah : dr. Asrorudin, SpU• Jenis Anestesi : General Anestesia• Diagnosis Sebelum Operasi : Batu Staghorn Kanan• Diagnosis Paska Operasi : Batu Staghorn Kanan• Nama/ Macam Operasi : Open Ext. Pielolitotomi Dexstra• Jaringan Yang Dieksisi/ Insisi: Ginjal• Komplikasi/ Penyulit : Tidak ada • Jumlah perdarahan : 100 cc

• Insisi lumbotomi intercostal XI-XII sinistra menembus kutis dan subkutis, fascia, musculus obliqus externus, musculus obliqus internus dan musculus transversus abdominis. Peritoneum disisihkan ke medial tampak peritoneum terbuka, dilakukan penjahitan dengan interrupted suturing.

• Fascia gerota dibuka, ginjal dibebaskan.

• Tampak lemak berkonglomerasi sekitar pielum.

• Ureter dicari dan dibebaskan sampai dengan sekitar pielum.

• Dilakukan ext. pielolitotomi → dikeluarkan batu sesuai foto, disondase ke ginjal,

• Sondase ke distal lancar

• Pielum dijahit.

• Luka operasi dijahit lapis demi lapis dengan meninggalkan drain 18F retroperitoneal.

• Operasi selesai.

PROSEDUR OPERASIPROSEDUR OPERASI

• Awasi TNSP.• IVFD: Aminofluid 2 kolf, Dextrose 5% 1 kolf, RL 1kolf/ 8 jam.• Puasa sampai dengan BU (+) dan pasien sadar penuh.• Ukur Produksi Drain/ 24 jam.• R/ ceftriaxone 1 x 2 gr I.V• Transamin 3 x 1 amp I.V• Ozid 2 x 1 ampul I.V• Alinamin F 3x 1 gr• Pro nalges sup 2 x 1

INSTRUKSI POST OPERASIINSTRUKSI POST OPERASI

FOLLOW UP (SUBJECTIVE, OBJECTIVE, ASSESMENT, PLANNING)

FOLLOW UP (SUBJECTIVE, OBJECTIVE, ASSESMENT, PLANNING)

Tanggal 19 Juni 2013

S : Nyeri pada luka operasi, vas 4-5, demam (-)O : Baik, CM.TD: 140/80, Nadi: 88x/m, Napas: 19x/m, Suhu: 36,7 oC.Status lokalis: regio flank kanan: tertutup kassa, rembesan darah (-).Drainase (+), produksi drain: 100 cc/24 jam.Terpasang D/C, produksi (+).A : Pasca Ext. Pielolitotomi H+1.P: Ketorolac 3 x 30 mg Makan dan minum bertahapBoleh miring ke kiri dan boleh dudukTh/ lanjutkan

Tanggal 19 Juni 2013

S : Nyeri pada luka operasi, vas 4-5, demam (-)O : Baik, CM.TD: 140/80, Nadi: 88x/m, Napas: 19x/m, Suhu: 36,7 oC.Status lokalis: regio flank kanan: tertutup kassa, rembesan darah (-).Drainase (+), produksi drain: 100 cc/24 jam.Terpasang D/C, produksi (+).A : Pasca Ext. Pielolitotomi H+1.P: Ketorolac 3 x 30 mg Makan dan minum bertahapBoleh miring ke kiri dan boleh dudukTh/ lanjutkan

Tanggal 20 Juni 2013S : Nyeri pada luka operasi berkurang, vas 3 - 4.O : Baik, CM.TD: 130/80, Nadi: 84x/m, Napas: 18x/m, Suhu: 36,5 oC, BU (+).Status lokalis: regio flank kanan : tertutup kassa, rembesan darah (-).Drainase (+), produksi drain: 10 cc/24 jam.BAK spontan (+) sedikit → pispot.A : Pasca Ext. Pielolitotomi H+2.P: - Th/ lanjutkan. - Boleh makan.

Tanggal 21 Juni 2103S : Nyeri luka operasi berkurang, vas 2, BAK (+) kuning jernih.O : Baik, CM.TD: 140/80, Nadi: 85x/m, Napas: 18x/m, Suhu: 36,6 oC.Status lokalis: regio flank kanan: tertutup kassa, rembesan darah (-).Drainase (+), drain: 10 cc/24 jam.BAK spontan (+) → pispot.A : Pasca Ext. Pielolitotomi H+3.P: - banyak minum. - mobilisasi duduk di tempat tidur. - Th/ lain lanjutkan.

ANALISIS KASUS

Diagnosa Diagnosa ANAMNESIS

Batu pada kaliks ginjal memberikan keluhan nyeri ringan sampai berat karena distensi dari kapsul ginjal. Begitu juga batu pada pelvis renalis,

dapat bermanifestasi tanpa gejala sampai dengan gejala berat. Keluhan yang paling dirasakan oleh pasien penderita batu ginjal

umumnya adalah nyeri pada pinggang”

Sistem Gastrointestinal

tidak ada demam, riwayat buang air besar yang normal,

lokasi nyeri pada kuadran kanan bawah yang tidak

menjalar, tidak terdapat riwayat kembung, dan kram perut.

SISTEM VASKULAR

tidak terdapat nyeri seperti tembus ke arah punggung,

keadaan hemodinamik yang stabil, dan tidak terdapat bruit

pada auskultasi abdomen

SISTEM NEUROLOGI DAN KULIT

tidak terdapat keluhan nyeri menjalar, rasa baal, kesemutan,

ataupun nyeri pada satu dermatom disertai timbulnya tonjolan-tonjolan kecil berair.

INFEKSI

Riwayat demam dan gangguan berkemih seperti disuria

ataupun kencing berwarna keruh disangkal

laboratorium

Riwayat trauma pada abdomen dan punggung disangkal

Hematuria makroskopis, nyeri pinggang, dan massa. Penurunan berat badan drastis disangkal oleh pasien, nafsu makan pasien baik, dan status gizi pasien juga tidak buruk.

Karakteristik nyeri pinggang yang muncul tiba-tiba tidak seperti nyeri pada keganasan ginjal yang timbul secara gradual karena peregangan kapsul ginjal.

TRAUMA

KEGANASAN

• nyeri pada pinggang kanan yang hilang timbul, nyeri dirasakan tidak menjalar dan nyeri tidak dipengaruhi oleh aktivitas sejak sau tahun. Dua bulan sebelum masuk Rumah Sakit Pasien juga mengatakan pernah mengeluhkan nyeri yang menjalar sampai ke paha dan saat BAK urin bercampur dengan pasir – pasir.

NYERI KOLIK → karena aktivitas peristaltik otot polos sistem kalises / ureter meningkat dalam usaha untuk mengeluarkan batu dari saluran kemih → tekanan intraluminal meningkat → peregangan dari terminal saraf → sensasi nyeri.

ANALISIS KASUS (Diagnosis – Tatalaksana)ANALISIS KASUS (Diagnosis – Tatalaksana)

ANAMNESIS

PEMERIKSAAN FISIK

PEMERIKSAAN PENUNJANG

BATU CETAK GINJAL KANANBATU CETAK

GINJAL KANAN

OPEN EXTENDED PYELOLITHOTOMIOPEN EXTENDED PYELOLITHOTOMI

tidak mengancam nyawa.

kadar ureum dan kreatinin dalam batas

normal

pasien memiliki faktor risiko rekurensi

pembentukan batu,

Kesimpulan Kesimpulan

• Batu di dalam saluran kemih (kalkulus uriner) adalah massa keras seperti batu yang terbentuk di sepanjang saluran kemih dan bisa menyebabkan nyeri, perdarahan, penyumbatan aliran kemih atau infeksi Berdasarkan letaknya, batu saluran kemih terdiri dari batu ginjal, batu ureter, batu buli-buli dan batu uretra.Terbentuknya batu saluran kemih diduga ada hubungannya dengan gangguan aliran urine, gangguan metabolik, infeksi saluran kemih, dehidrasi, dan keadaan- keadaan lain yang masih belum terungkap (idiopatik). Penegakkan diagnosis dan rencana terapi → Foto Polos Abdomen, Pielografi Intra Vena (PIV), Ultrasonografi, CT Scan, pemeriksaan mikroskopik urin, Renogram, analisis batu, kultur urin, DPL, ureum, kreatinin, elektrolit. Prognosis tergantung dari faktor-faktor ukuran batu, letak batu, dan adanya infeksi serta obstruksi

1. Netter FH. Atlas of Human Anatomy. 4th ed. US: Saunders; 2006.

2. Sherwood Lauralee,2001; Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem Human Physiology: From cells to systems); Edisi II, EGC, Jakarta; 377 – 380.

3. Scanlon VC, Sanders T. Essential of anatomy and physiology. 5th ed. US: FA Davis Company; 2007

4. Guyton dan Hall. 2007. Buku Ajar FISIOLOGI KEDOKTERAN Edisi II. EGC: Jakarta

5. Price, S.A. Dan Wilson, L.M (2002). Patofisiology : konsep klinis proses terjadinya penyakit. Alih bahasa : Brahm, U. Edisi 6. Jakarta :EGC

6. http://medicastore.com/penyakit/90/Batu_Saluran_Kemih.html. akses tanggal 01 Juni 2013.

7. Purnomo, Basuki 2007. Dasar-dasar Urologi. edisi kedua. Sagung seto: Jakarta

8. http://www.emedicine.com/med/topic1599.htm/nefrolitiasis. akses tanggal 01 Juni 2013.

9. http://www.aku.edu/akuh/health_awarness/pdf/Stones-in-the-Urinary-Tract.pdf. akses tanggal 01 Juni 2013.

10. Shires, Schwartz. Intisari prinsip – prinsip ilmu bedah. ed-6. EGC : Jakarta. 588-589

11. Hassan, Rusepno (2005). Ilmu Kesehatan Anak Vol.1. Jakarta : Bagian Kesehatan Aanak FKUI.

12. Glenn, James F. 1991. Urologic Surgery Ed.4. Philadelphia : Lippincott-Raven Publisher

DAFTAR PUSTAKADAFTAR PUSTAKA