PPT Dehidrasi PBL 1

Embed Size (px)

Citation preview

Slide 1

PBL SKENARIO 1KEKURANGAN CAIRANKELOMPOK : B10 Rizki Fauzi Rahman (1102013254)Rindayu Yusticia Indira Putri (1102013251)Mochammad Fadli Kurniawan (1102013167) Putri Utari Azde (1102013236) Qonny Welendri (1102013237) Qorry Welendri (1102013238) Raesya Dwi Ananta (1102013239) Rafli (1102013240) Rahma Rafina Noerfani (1102013241) Rizki Marfira (1102013255)

KEKURANGAN CAIRANSeorang mahasiswa 19 tahun dibawa ke IGD RS YARSI karena pingsan saat mengikuti orientasi pengenalan kampus. Pada pemeriksaan fisik: tampak lemas, bibir dan lidah kering. Sebelum dibawa ke rumah sakit, temannya telah memberikan larutan pengganti cairan tubuh. Di RS, penderita segera diberikan infus cairan elektrolit. Hasil pmeriksaan laboratorium menunjukkan: Kadar Natrium: 130 mEq/L (Normal = 135-147), Kalium: 2.5 mEq/L (N = 3.5-5.5) dan Klorida: 95 mEq/L (N = 100-106). Setelah kondisi membaik pasien diperbolehkan pulang dan dianjurkan untuk minum sesuai dengan etika Islam.

Sasaran Belajar

L.O.1 Memahami dan Menjelaskan Larutan dan Cairan dalam TubuhL.I.1.1 DefinisiL.I.1.2 KlasifikasiL.I.1.3 Perbedaan dan PersamaanL.I.1.4 FungsiL.I.1.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi LarutanL.O.2 Memahami dan Menjelaskan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit pada Tubuh ManusiaL.I.2.1 Komposisi dan Fungsi Cairan dan ElektrolitL.I.2.2 Mekanisme Cairan dan Elektrolit pada ManusiaL.I.2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi KeseimbanganL.O.3 Memahami dan Menjelaskan Dehidrasi (Gangguan Keseimbangan Cairan dalam Tubuh Manusia)L.I.3.1 Definisi DehidrasiL.I.3.2 Jenis-Jenis DehidrasiL.I.3.3 Tingkatan DehidrasiL.I.3.4 Penyebab DehidrasiL.I.3.5 Gejala Klinis DehidrasiL.I.3.6 Mekanisme DehidrasiL.I.3.7 Pencegahan dan Penanganan DehidrasiL.O.4 Memahami dan Menjelaskan Gangguan Keseimbangan Elektrolit dalam Tubuh ManusiaL.I.4.1 HiponatremiaL.I.4.2 HipernatremiaL.I.4.3 HipokalemiaL.I.4.4 HiperkalemiaL.O.5 Memahami dan Menjelaskan Etika Minum dalam IslamL.I.5.1 Al-QuranL.I.5.2 Hadits

L.O.1 Memahami dan Menjelaskan Larutan dan Cairan dalam Tubuh

L.I.1.1 DefinisiDefinisi LarutanCampuran homogen (komposisinya sama), serba sama (ukuran partikelnya), tidak ada bidang batas antara zat pelarut dengan zat terlarut (tidak dapat dibedakan secara langsung antara zat pelarut dengan zat terlarut), partikel-partikel penyusunnya berukuran sama (baik ion, atom, maupun molekul) dari dua zat atau lebih.Dalam larutan fase cair, pelarutnya (solvent) adalah cairan, dan zat yang terlarut didalamnya disebut zat terlarut (solute), bisa berwujud padat, cair, atau gas. Dengan demikian, larutan = pelarut (solvent) +zat terlarut (solute). Khusus untuk larutan cair, maka pelarutnya adalah volumeterbesar.

Definisi CairanIstilah yang dipakai dalam kedokteran untuk menyebutkan cairan-cairan tubuh,sebenarnya lebih tepat didefenisikan sebagai campuran yang bersifat heterogen . Sifat heterogen ini terlihat dari partikel-partikel pembentuknya(solute dan solvent) yang masih menunjukkan sifat dari masing partikel-partikel pembentuk tersebut. Selain itu, cairan khususnya cairan tubuh, biasanya bersifat koloid ataupun suspensi, dimana ukuran partikel pembentuknya lebih besar dari ukuran partikel pembentuk larutan solute (terlarut).

L.I.1.2 KlasifikasiBerdasarkan fasanya (wujud zat)

Berdasarkan kejenuhannya

Berdasarkan daya hantar listriknya

Berdasarkan kepekatan

Larutan encer: larutan yang mengandung relative sedikit solute dalam larutanLarutan pekat: larutan yang mengandung banyak solute dalam larutan

Jenis-Jenis Cairan

Jenis-Jenis Cairan

a) Cairan intraselular (CIS) : kurang lebih dua per tiga cairan tubuhb) Cairan ekstraselular (CES) : sepertiga dari cairan tubuh

L.I.1.3 Perbedaan dan PersamaanPersamaan Larutan dan Cairan sama-sama terdiri dari pelarut dan zat terlarut yang terdiri dari 2 atau lebih kompartemen-kompartemen penyusunnya.PerbedaanLarutan adalah campuran yang homogen, antara pelarut dan zat terlarutnya tidak dapat dibedakan lagi. Sedangkan cairan, adalah campuran yang heterogen yaitu antara pelarut dan zat terlarutnya masih dapat dibedakan. Partikel-partikel pembentuknya solute maupun solventnya masih menunjukkan sifat dari masing-masing partikel tersebut.

L.I.1.4 Fungsi

Fungsi Larutan :

Darah Sebagai Larutan Penyanggaa. Penyangga Karbonatb. Penyangga Hemoglobinc. Penyangga Fosfat

Fungsi cairan:

Mengatur suhu tubuhMelancarkan peredaran darahMembuang racun dan sisa makananKulitPencernaanPernafasanSendi dan OtotPemulihan penyakit

L.I.1.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi LarutanSifat dari solute dan solventCosolvensiKelarutan TemperaturSalting OutSalting inPembentukan kompleksEfek ion-ion sejenisTekanan

L.O.2 Memahami dan Menjelaskan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit pada Tubuh Manusia

L.I.2.1 Komposisi dan Fungsi Cairan dan ElektrolitA.Distribusi cairan

Prosentase Total Cairan Tubuh Dibandingkan Berat Badan

Distribusi Cairan Tubuh

Nilai Rata-Rata Cairan Ekstraseluler (Ces) Dan Cairan Intraseluler (Cis) Pada Dewasa Normal Terhadap Berat Badan

B. Distribusi elektrolitIon positif ( kation )Kation utama dalam cairan ekstraselular adalah sodium (Na+), sedangkan kation utama dalam cairan intraselular adalah potassium (K+). Suatu sistem pompa terdapat di dinding sel tubuh yang memompa keluar sodium dan potassium ini.

(Na+)Natrium adalah kation utama ekstrasel, penting dalam memepertahankan tekanan darah, kerja persarafan dan otot.Fungsi natrium:Solute utama yang secara osmotic aktif bertanggung jawab mempertahankan volume intravaskuler dan interstitialNatrium intraseluler berperan dalam memodifikasi aktivitas enzim intraseluler tertentu.Menentukan status volume air dalam tubuh.

Mekanisme natrium:

AbsorbsiTerjadi di seluruh saluran pencernaan, paling sedikit di lambung dan paling banyak di jejunum.

Ekskresi Ekskresi natrium terjadi melalui urin, keringat dan tinja. (K+)

Kalium merupakan kation utama (99%) di dalam cairan ekstraseluler berperan penting di dalam terapi gangguan keseimbangan air dan elektrolit. Jumlah kalium dalam tubuh sekitar 53 mEq/kgBB dimana 99% dapat berubah-ubah sedangkan yangtidak dapat berpindah adalah kalium yang terikat dengan protein didalam sel.

Kadar kalium plasma 3,5-5,0 mEq/liter, kebutuhan setiap hari 1-3 mEq/kgBB.Keseimbangan kalium sangat berhubungan dengan konsentrasi H+ ekstraseluler. Ekskresi kalium lewat urine 60-90 mEq/liter, faeces 72 mEq/liter dan keringat 10mEq/liter.

Ion negative ( anion )Anion utama dalam cairan ekstraselular adalah klorida (Cl-) dan bikarbonat (HCO3-), sedangkan anion utama dalam cairan intraselular adalah ion fosfat (PO43-).

(Cl-)Kadar ion klorida berlebih di ruang ekstrasel, dan merupakan komponenutama dari sekresi kelenjar gaster. Berfungsi dalam membantu proses keseimbangannatrium. Sumber ion klorida banyak terdapat dalam garam dapur. Kadar normal 95-108 mEq/L.

L.I.2.2 Mekanisme Cairan dan Elektrolit pada Manusia

Pengaturan keseimbangan cairan perlu memperhatikan 2 parameter penting, yaitu: volume cairan ekstrasel dan osmolaritas cairan ekstrasel. Ginjal mengontrol volume cairan ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan garam dan mengontrol osmolaritas cairan ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan cairan. Ginjal mempertahankan keseimbangan ini dengan mengatur keluaran garam dan air dalam urin sesuai kebutuhan untuk mengkompensasi asupan dan kehilangan abnormal dari air dan garam tersebut.

1.Pengaturan volume cairan ekstrasel Pengaturan volume cairan ekstrasel dapat dilakukan dengan cara:a. Mempertahankan keseimbangan asupan dan keluaran (intake & output) air.b. Memperhatikan keseimbangan garam.

2. Pengaturan osmolaritas cairan ekstrasel

Pengaturan osmolaritas cairan ekstrasel oleh tubuh dilakukan melalui: Perubahan osmolaritas di nefron.Mekanisme haus dan peranan vasopresin (anti diuretic hormone/ ADH).

L.I.2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keseimbangan Cairan dan Elektrolit

1. Usia2. Jenis kelamin3. Sel-sel lemak4. Stres5. Sakit6. Temperatur lingkungan7. Diet

L.O.3 Memahami dan Menjelaskan Dehidrasi (Gangguan Keseimbangan Cairan dalam Tubuh Manusia)

L.I.3.1 Definisi Dehidrasi

Kehilangan air dari tubuh atau jaringan atau keadaan yang merupakan akibat kehilangan air abnormal (Ramali & Pamoentjak 1996). Hilangnya cairan dari semua pangkalan cairan tubuh (Guyton 1995)

L.I.3.2 Jenis-Jenis DehidrasiDehidrasi isotonic (isonatremia)Terjadi kehilangan air dan natrium secara proporsional (natrium serum 130-150 mmol/L). antara cairan intraselular dengan ekstraselular, dan kehilangan cairan terbatas pada cairan ekstraselular.Dehidrasi hipotonik (hiponatremia)Pada dehidrasi hipotonik, natrium yang hilang lebih banyak disbanding airnya (natrium serum 150 mmol/L). L.I.3.3 Tingkatan DehidrasiDehidrasi Ringan.Kehilangan cairan 2-5% dari berat badan semula. Dehidrasi Sedang. Kehilangan cairan 5-10% dari berat badan semula. Dehidrasi Berat. Kehilangan cairan > 10% dari berat badan semula.

L.I.3.4 Penyebab Dehidrasi

Pada orang dewasa:Pada anak-anak :1. Aktivitas1. Diare2. Diare2. Pneumonia3. Usia3. Kurang Makan dan Minum4. Muntah5. Berkeringat6. Diabetes7. Luka bakar8. Kesulitan Minum9. Gastroenteritis10. Stomatitis11. Diabetic ketoasidosis (DKA)12. Demam13. Pharyngitis14. Congenital adrenal hiperplasia15. Heat stroke16. Cystic Fibrosis 17. Diabetes insipidus18. Tirotoksikosis

L.I.3.5 Gejala Klinis Dehidrasi

L.I.3.6 Mekanisme Dehidrasi

Kehilangan cairan ekstrasel secara berlebihan menyebabkan volume ekstrasel berkurang (hipo volume). Berkurangnya volume air tanpa elektrolit (natrium).

Osmolaritas (Konsentrasi Na di ekstrasel) Cairan intrasel berpindah ke ekstrasel

Volume cairan intrasel berkurang (dehidrasi) melalui: Keringat, penguapan dari kulit, saluran intestinal, diabetes insipidus (sentral dan nefrogenik), diuresis osmotik

Timbulnya rasa haus untuk mengadaptasi kekurangan cairan dengan meminum air.

L.I.3.7 Penanganan Dehidrasi

L.O.4 Memahami dan Menjelaskan Gangguan Keseimbangan Elektrolit dalam Tubuh ManusiaL.I.4.1 HiponatremiaKadar Na+ serum < 135 mEq/L

Bahaya apabila konsentrasi natrium terlalu rendah, ia menjadi hipotonik kemudian berlakunya osmosis air dari ekstraselular ke intraselular yang akan menyebabkan sel hemolysis. Air masuk ke dalam sel otak edema serebralTanda : jumlah cairan tubuhCairan bergerak dari Intrasel ekstraselGejala: Haus, letargy, dehidrasi sel otak dan penurunan volume pembuluh darah.

L.I.4.3 Hipokalemia

Hipokalemia merupakan kejadian yang sering dijumpai. Penyebab hipokalemia dapat dibagi sebagai berikut (Unit Pendidikan Kedokteran-Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan FKUI, 2007) :1) Asupan Kalium Kurang2) Pengeluaran Kalium Berlebihan3) Kalium Masuk ke Dalam Sel

Tanda-tanda dan gejala yang terjadi pada hipokalemia yaitu keletihan, kelemahan otot, kram kaki, otot lembek atau kendur, mual, muntah, ileus, parestesia, peningkatan efek digitalis, penurunan konsentrasi urin (mis; poliuria) (Horne, 2001).

L.I.4.4 Hiperkalemia

Istilah hiperkalemia digunakan bila kadar kalium dalam plasma lebih dari 5 mEq/L. Dalam keadaan normal jarang terjadi hiperkalemia oleh karena adanya mekanisme adaptasi oleh tubuh. Hiperkalemia dapat disebabkan oleh keluarnya kalium dari intrasel ke ekstrasel dan berkurangnya ekskresi kalium melalui ginjal

L.O.5 Memahami dan Menjelaskan Etika Minum dalam Islam

L.I.5.1 Al-Quran

L.I.5.2 Hadits

1. Gunakan Tangan KananNiat Karena Allah SWTBaca BasmallahMembaca DoaMinum Dengan Tiga NafasDilarang Meniup MinumanHindari MenonggakMinum Dalam Keadaan DudukLarangan Minum Dalam Bekas BesarMenutup makanan dan minumanUcapkan Hamdalah, Alhamdulillah