18
Ardi Aprilman Atikah Rahmawati Dany Ramdhani Friska Lestari Gregory Hans E.P. Hilyatul Aulia P. M. Fadel Satriansyah M. asir !ndrawan Shenia Septiyani Tugas Fisiologi Fisiologi dan Hubungan Saraf dengan Kandung Kemih

ppt dr BB

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ppt

Citation preview

Tugas Fisiologi Fisiologi dan Hubungan Saraf dengan Kandung Kemih

Ardi AprilmanAtikah RahmawatiDany RamdhaniFriska LestariGregory Hans E.P.Hilyatul Aulia P.M. Fadel SatriansyahM. Nasir IndrawanShenia SeptiyaniTugas FisiologiFisiologi dan Hubungan Saraf dengan Kandung KemihKelompok 2

Aditya Naufal RamzyMety Rosrianti RAzwin Abdul ZabbarFanny Trianjani Suci Rochmardiani M. Haryr Asep Anang SuryaWidianingsihHanna MaulyndahEsih Sukaesih

Vesika Urinaria adalah kantong berotot yang dapat mengempis, terletak 3 sampai 4 cm dibelakang simpisis pubis. Vesica urinaria mempunyai fungsi :Sebagai tempat penyimpanan urin sebelum meninggalkan tubuhDibantu uretra, vesica urinaria berfungsi mendorong urin keluar tubuhDidalam vesica urinaria mampu menampung urin antara 170-230 mlVesica Urinaria memiliki dua bagian utama, yaitu :Bagian korpus yang merupakan bagian utama kandung kemih dan tempat pengumpulan urin.Bagian leher berbentuk corong yang merupakan perluasan bagian korpus kandung kemih, berjalan ke bawah dan ke depan menuju segitiga urogenital dan berhubungan dengan uretra. Bagian bawah leher kandung kemih disebut juga uretra posterior karena bagian ini berhungan dengan uretra.

Otot polos kandung kemih di sebut otot detrusor. Serabut-serabut ototnya meluas ke segala arah dan ketika berkontraksi, dapat meningkatkan tekanan di dalam kandung kemih hingga 40-60 mmHg. Jadi, kontraksi otot detrusor merupakan tahap utama pada proses pengosongan kandung kemih. Sel-sel otot polos pada otot detrusor bergabung satu sama lain sehingga terbentuk jalan elektrik bertahan rendah dari sel otot yang satu ke yang lain. Oleh karena itu, ptensial aksi dapat menyebar ke seluruh kandung kemih pada saat yang bersamaanPada dinding posterior kandung kemih, tepat diatas leher kandung kemih, terdapat daerah segitiga kecil yang disebut trigonum. Pada bagian dasar apeks trigonum, leher kandung kemih membuka kearah uretra posterior, dan kedua uretra memasuki kandung kemih pada sudut puncak trigonum. Trigonum dapta dikenali karena mukosanya (lapisan bagian dalam kandung kemih) yang halus, berbeda dengan mukosa dibagian lain kandung kemih yang berlipat-lipat membentuk rugae. Setiap ureter, saat memasuki kandung kemih, berjalan miring melintasi otot detrusor dan kemudian berjalan lagi 1-2 cm dibawah mukosa kandung kemih sebelum mengosongkan urin ke kandung kemih.

Setelah melewati uretra posterior, uretra berjalan melalui diafragma uregenital, yang mengandung suatu lapisan otot yang disebut sfingter eksterna kandung kemih. Otot ini merupakan otot rangka yang volunter, berbeda dengan otot pada bagian korpus dan leher. Kandung kemih, yang seluruhnya merupakan otit polos. Otot sfingter eksterna berada di bawah kendali volunter oleh sistem saraf dan dapat digunakan untuk mencegah miksi secara sadar bahkan keika kendali involunter berusaha untuk mengosongkan kandung kemihPERSARAFAN KANDUNG KEMIH

Kandung kemih mendapat persarafan utama dari saraf-saraf pelvis, yang berhubungan dengan medulla spinalis melalui pleksus sakralis, terutama berhubungan dengan segmen sakral 2 dan sakral 3 dari medulla spinalis perjalanan melalui saraf pelvis terdapat dalam 2 bentuk persarafan, yaitu serabut saraf sensorik dan serabut sarf motorik. Serabut saraf sensorik mendeteksi derajat regangan dalam kandung kemih. sinyal-sinyal regangan khususnya dari uretra posterior merupakan sinyal yang kuat dan terutama berperan untuk memicu refleks pengosongan kandung kemih.

Dinding KK relaksasiSfingter interna kontraksiDinding KK kontraksirelaksasi10Figure 1 Schematic diagram of afferent pathways from the bladder [3].

Hussain M et al. Journal of Clinical Urology 2012;5:192-203Copyright by British Association of Urological SurgeonsSchematic diagram of afferent pathways from the bladder [3].Figure 2 Schematic diagram of efferent pathways to the bladder.

Hussain M et al. Journal of Clinical Urology 2012;5:192-203Copyright by British Association of Urological SurgeonsSchematic diagram of efferent pathways to the bladder. Signals to void are sent from PMC to inhibit somatic activity via Onuf's nucleus to relax the urethral musculature. There is also release of the inhibition on the parasympathetic motor nuclei to initiate detrusor contraction [3].Persarafan motorik yang dibawa dalam saraf-saraf pelvis merupakan serabut parasimpatis. Saraf ini berakhir di sel ganglion yang terletak di dalam dinding kandung kemih. Kemudian saraf-saraf postganglionik yang pendek akan mempersarafi otot detrusor.

Selain saraf pelvis, terdapat dua jenis persarafan lain yang penting untuk mengatur fungsi kandung kemih. Yang paling penting adalah serabut motorik skeletal yang di bawa melalui saraf pudendus ke sfingter eksterna kandung kemih. Saraf ini merupakan serabut saraf somatic yang mempersarafi dan mengatur otot rangka volunteer pada sfingter tersebut. Kandung kemih juga mendapatkan persarafan simpatis dari rangkaian simpatis melalui saraf-saraf hipogastrik, yang terutama berhubungan dengan segmen lumbal 2 dari medulla spinalis. Serabut simpatis ini terutama merangsang pembuluh darah dan member sedikit efek terhadap proses kontraksi kandung kemih. Beberapa serabut saraf sensorik juga berjalan melalui persarafan simpatis dan mungkin penting untuk sensai rasa penuh dan nyeri (pada beberapa kasus)Bertambahnya perubahan tekanan tonus selama pengisian kandung kemih merupakan peningkatan tekanan akut periodik yang terjadi selama beberapa detik hingga lebih dari semenit. Puncak tekanan dapat meningkat hanya beberapa sentimeter air atau mungkin meningkat hingga lebih dari 100 sentimeter air. Puncak tekanan ini disebut sebagai refleks mikturisi, dan refleks mikturisi ini dapat dibantu oleh kontraksi volunter untuk mengeluarkan urin. Pada proses pengeluaran urin terdapat 2 mekanisme, yaitu :Refleks BerkemihKontrol Volume BerkemihMikturisi (Berkemih)

Mikturisi (Berkemih)Mikturisi adalah proses pengosongan kandung kemih stelah terisi oleh urin. Mikturisi melibatkan 2 tahap utama, yaitu :Kandung kemih terisi secara progresif hingga tegangan pada dindingnya meningkat melampaui nilai ambang batas, keadaan ini akan mencetuskan tahap selanjutnyaAdanya refleks saraf (disebut refleks mikturisi) yang akan mengosongkan kandung kemih atau jika gagal, setidaknya akan menyebabkan keinginan berkemih yang di sadari. Meskipun refleks mikturisi adalah refleks medulla spinali yang bersifat autonom, refleks ini dapat di hambat atau di fasilitasi oleh pusat-pusat di korteks cerebri atau batang otak.

Lapisan otot vesica urinaria terdiri dari otot polos, yang menebal pada bagian leher untuk membentuk spincter vesicae. Inervasi otot polos berasal dari pleksus nervosus hypogastricus. Serabut postganglionic simpatis berasal dari ganglia lumbalis I dan II. Truncus simpaticus, dan berjalan ke pleksus nervosus hypogastricus.Serabut praganglionik parasimpatis muncul sebagai nervus splanchnici pelvic nervus sakralis II, III, dan IV. Saraf-saraf tersebut berjalan melalui pleksus nervosus hypogastricus untuk mencapai dinding vesicae lalu bersinaps dengan neuron-neuron post ganglionik.

Saraf simpatis muskulus detrusor tidak atau sedikit bekerja pada otot polos di vesica dan pembuluh-pembuluh darahSaraf simpatis muskulus spingter vesicae hanya sedikit menmbulkan kontraksi muskulus spingter untuk mempertahankan kontinensia urin.Pada laki-laki menimbulkan kontraksi aktif leher vesica selama ejakulasi sehingga mencegah cairan seminalis masuk ke vesica urinariaSerabut parasimpatis merangsang kontraksi otot polos dinding vesica dan menghambat kontraksi muskulus spingter vesicae.