27
Skenario Kasus 3 Seorang Wanita yang Serig Merasa Lelah, Lemah, dan Lesu Kelompok 9 Modul EMG

PPT Kasus 3 Modul EMG Revisi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Modul Endokrin Metabolisme Gizi

Citation preview

  • Skenario Kasus 3Seorang Wanita yang Serig Merasa Lelah, Lemah, dan Lesu

    Kelompok 9Modul EMG

  • Kelompok 903011209Nani Oktapiani03011214Nia Febrina03012183Nadya Yosvara03012185Nalendra Tri Widhianarto03012187Narendra Yoshua Makmur03012229Richella Khansa Lauditta03012231Rikki Oktrian Putra03012232Rindah Nabilla Putri T L03012287Yeni Tri Restiana03012287Yodi Setiawan03012288Yoga Ramadhan

  • Seorang wanita 37 tahun, mengeluh sering merasa lelah,lemah dan lesu. Tidak tahan hawa dingin, sulit konsentrasi dan akhir-akhir ini mudah lupa. Berat badan bertambah walau nafsu makannya justru berkurang, sering kali merasa sesak nafas. Suaminya mengatakan istrinya seolah menderita depresi.Pada pemeriksaan fisik didapatkan :seorang wanita yang tampak gemuk, wajah membulat seperti bengkak, kulitnya kering, kasar ,ekstremitas dingin, nadi 60x/m. TD 130/100mmHg.

  • TERMINOLOGI

    DepresiGangguan afektif yang ditandai adanya mood depresi (sedih), hilang minat, dan mudah lelah. ObesitasBertambahnya jaringan adiposa yang menyebabkan meningkatnya BMI dan lingkar perut Kulit KeringKurang kelembapan pada stratum korneum.

  • Masalah

    GejalaHipotesaLelah, Lemah, LesuAnemiaHipotiroidHiperkortisolismeTidak Tahan Hawa DinginHipotiroidHiperkortisolSulit BerkonsentrasiAnemiaHipotiroidHiperkortisol

  • Masalah

    GejalaHipotesaMudah LupaHiperkortisol

    Berat Badan Bertambah & Nafsu Makan MenurunHipotiroidHiperkortisolSesak NafasAsmaHipotiroidhiperkortissolDepresiStressHiperkortisolHipotiroid

  • Masalah

    GejalaHipotesaWajah MembulatHiperkortisolHipotiroidObesitasKulit Kering dan KasarDehidrasiHipotiroidHiperkortisolExtremitas DinginHipotiroidHiperkortisolHipertensiHiperkortisol

  • Klasifikasi HipotiroidismeTerdapat beberpa tipe hipotiroidisme. Bergantung pada lokasi timbulnya masalah, penyakit ini dapat diklasifikasikan sebagai :Primer, timbul akibat proses patologis yang merusak kelenjar tiroidSekunder, akibat defisiensi sekresi TSH hipofisis.

    Bergantung pada usia awitan hipotioidisme, penyakit ini dapat diklasifikasikan sebagai:Hipotiroidisme dewasa atau miksedemaHipotiroidisme juvenilisme (timbulnya sesudah usia 1 sampai 2 tahun)Hipotiroidisme kongenital, atau kreatinisme disebabkan oleh kekurangan hormon tiroid sebelum atau sesudah lahir.

  • Hipofungsi kelenjar TiroidT3 dan T4 metabolisme basal produksi panas HipotermiaTidak tahan hawa dingin atau intolerensi terhadap dinginkonsumsi O2 ATP Lelah, letih, lesuLipolisis terganggu berat badan meningkat Infiltrasi molekul karbohidratRetensi Na dan airPembekakkan difus dan pitingWajah sembabGangguan suplai darah ke otak Sulit berkonsentrasi dan mdah lupaRansangan ke kelenjar keringatSekresi kelenjar keringat Kulit kering dan kasar

  • Klasifikasi HiperkotisolismeHiperkotisolisme (sindrom chusing) adalah gangguan hormonal yang disebabkan kortisol plasma berlebihan dalam tubuh, baik oleh pemberian glukokortikoid jangka panjang dalam dosis farmakologik (iatrogen) atau oleh sekresi kortisol yang berlebihan akibat gangguan aksis hipotalamus-hipofisis-adrenal (spontan).Klasifikasinya dapat dibagi menjadi dua jenis :Dependent ACTHHiperfungsi korteks adrenal non tumorSindrom ACTH ektopikIndependen ACTHHiperplasia korteks adrenal autonomHiperfungsi korteks adrenal tumorAdenoma Karsinoma

  • Etiologi Hiperkortisolisme

  • PATOFISIOLOGI GEJALAHiperKortisolismKatabolisme Protein MeningkatTubuh Kekurangan Protein Kulit dan Jaringan Menjadi TipisTidak tahan dinginOtot-Otot menjadi lemah dan sukar berkembangLemah,lesu dan lemasMeningkatkan enzim lipolisisTerjadi Hiperlipidemia dan HiperkolesterolemiaRedisrtibusi lemak ke abdomen,punggung bagian atas dan wajah dan daguPeningkatan angiotensinogenPeningkatan retensi air,natrium,serta sekresi kaliumHipertensiGangguan EmosiTidak tahan dingin pada bagian periferBerat Badan Meningkat

  • Anamnesis TambahanHIPOTIROIDApakah pasien pernah operasi pengangkatan tiroid ?Apakah pasien pernah menderita penyakit autoimun ?Apakah pasien merasa susah buang air besar ?Apakah pasien mengkonsumsi obat diet ?Apakah pasien tinggal didaerah endemik goiter ?

    TUMORApakah ada gangguan penglihatan ?Apakah pasien merasa mengeluarkan air susu padahal tidak sedang menyusui?Apakah pasien sering merasa sakit kepala? Apakah menstruasi pasien lancar?

    PSEUODOCUSHING Apakah pasien mengkonsumsi alkohol SINDROMA CUSHINGApakah pasien pernah menggunakan atau mengkonsumsi obat kortikosteroid?

  • Pemeriksaan Fisik tambahan

    HipotiroidHiperkortisolPembesaran leherMoon faceSuhu tubuhBufalo humpBicara lambatGejala-gejala DMRambut rapuhHirsutismeStrie lividae

  • Pemeriksaan Penunjang HipotiroidKadar T3 dan T4 dalam darahKadar TSH serumTSH, T3 dan T4 menandakan hipotiroid primerTSH , T3 dan T4 menandakan hipotiroid sekunderUSG kelenjar tiroid

  • Pemeriksaan Penunjang HiperkortisolismeDexamethasone suppression testDi darah Normal low dose test jika kortisol plasma
  • HipotiroidTujuan pengobatan hipotiroidisme :Meringankan keluhan dan gejalaMenormalkan metabolismeMenormalkan kadar TSH, T3, T4

  • Levotiroksin : untuk menggantikan kekurangan hormon tiroidPada dewasa dosis awal 25 g, dapat ditingkatkan dengan penambahan 25 sampai 50 g sampai keadaan metabolik normal.Jika hipotiroid akibat defisiensi iodium diobati dengan cara pemberian iodium adekuat dalam makanan

  • HiperkortisolPengobatan hiperkortisol tergantung penyebabnya :Neoplasma adrenal- Bila diagnosis adenoma atau karsinoma ditegakan, dilakukan eksplorasi adrenal dengan eksisi tumor- Obat untuk karsinoma kortikoadrenal adalah mitotan2. Hiperplasia bilateralPasien dengan hiperplasia bilateral mengalami peningkatan kadar ACTH absolut atau relatif, oleh karena itu terapi ditunjukan untuk menurunkan kadar ACTH dengan cara:Mengurangi produksi ACTH hipofisis :Reseksi mikroadenoma hipofisisRadiasiSiproheptadin, natrium valproatMengurangi atau mengeluarkan sekresi kortisol adrenokortikal:Adrenolaktomi bilateralAdrenolaktomi medis( metirapon, mitotan, aminoglutetimid, ketokonazol)

  • Pencegahan

    Primer : Memberikan penyuluhan kepada warga, masyarakat untuk konsumsi yodium yang cukupSekunder : Mengobati sedini mungkin Tersier : Mengembalikan kondisi pasien untuk cegah komplikasi

    Hindari konsumsi alkohol Pemakaian kortikosteroid yg terkontrol

  • HIPOTIROIDHIPERKORTISOLKoma MiksedemaPenyakit KardiovaskularGagal jantungInfeksi BeratPenyakit cerebrovaskular

  • Tergantung penyebab & tatalaksana dari dokter. Bila pasien melaksanakan anjuran dari dokter dengan baik maka prognosisnya baik.

  • Daftar PustakaIsselbacher,braunwald,wilson,martin, fauci,kasper. Harrison Prinsip-Prinsip Ilmu penyakit dalam edisi 13 Volume 5. Jakarta : EGC.2000 p.2154-6, 2176-81W.sudoyo aru, Setiyohadi, Alwi Idrus, Simadibrata K.M, Setiati Setiati. Buku Ajar Ilmu penyakit dalam jilid III Edisi V. Jakarta: Interna publishing.2009. p. 2000-3, 2062-8McPhee s, ganong w. Patofisiologi penyakit pengantar menuju kedokteran klinis. jakarta : penerbit buku kedokteran EGC 2010 (hal 631-635)Rubenstein D, wayne D, Bradley J. Kedokteran Klinis. 6th ed. Jakarta: Erlangga; 2007. 164-5.Gardner D,Shoback D.Greenspans Basic and Clinical Endocrinology, 8th Ed,New York,Lange.2007.p 368Stewart PM, Krone NP. The adrenal cortex. In: Melmed S, Polonsky KS, Larsen PR, Kronenberg HM, eds.Williams Textbook of Endocrinology.12th ed. Philadelphia, Pa: Elsevier Saunders; 2011:chap 15.Guber HA, Farag AF. Evaluation of endocrine function. In: McPherson RA, Pincus MR, eds.Henry's Clinical Diagnosis and Management by Laboratory Methods. 22nd ed. Philadelphia, Pa: Elsevier Saunders; 2011:chap 24