Upload
fardhian-zaenal
View
94
Download
9
Embed Size (px)
DESCRIPTION
pertusis
Citation preview
DEFINISI
Pertusis adalah infeksi akibat bakteri Gram-negatif Bordetella pertussis pada saluran napas sehingga menimbulkan batuk hebat yang khas
Diperkirakan tahun 2008 terjadi 16 juta kasus di seluruh dunia.
95% terjadi di negara sedang berkembang Angka kematian akibat pertusis mencapai 195,000 anak
ETIOLOGI
B. pertussis merupakan patogen eksklusif pada manusia.
B. bronchiseptica, B. parapertussis, dan B. holmessi mampu mengakibatkan infeksi saluran napas baik pada manusia maupun mamalia.
B. bronchiseptica umumnya menyerang yang imunokompromais seperti pada penderita HIV/AIDS
Penularan penyakit ini melalui droplet pasien pertusis.
MANIFESTASI KLINIS
Masa inkubasi 9-10 hari (6-20 hari), terbagi atas 3 stadium : Stadium katadral (2-7 hari) : Stadium Paroksismal (1-2 minggu, bisa mencapai 8
minggu) Stadium konvalesens
Masa stadium katadral sampai konvalesens dapat berlangsung sampai berbulan-bulan.
Sindrom pertusis memberikan tanda dan gejala mirip dengan pertusis, namun manifestasi klinisnya ringan dan tidak memiliki stadium. Disebabkan oleh virus selain B. pertussis.
MANIFESTASI KLINIS
Stadium katadral (2-7 hari) : Gejala klinis minimal dengan / tanpa demam; rinorea; anoreksia;
frekuensi batuk bertambah Stadium Paroksismal (1-2 minggu, bisa mencapai 8 minggu)
Batuk paroksismal yang dicetuskan oleh pemberian nakan (bayi) dan aktivitas; fase inspiratori batruk atau batuk rejan (inspiratory whooping); post-tussive vomiting
Dapat dijumpai : muka merah atau sianosis, mata menonjol; lidah menjulur; lakrimasi; hiper salivasi; distensi vena leher selama serangan; apatis; penurunan berat badan.
MANIFESTASI KLINIS
Stadium konvalesens Gejala akan berkurang dalam beberapa minggu sampai beberapa
bulan; dapat terjadi petekie pada kepala/leher, perdarahan konjungtiva, dan terdengar crackles difus. Bayi <6 bulan gejalanya tidak khas Hipoksia yang terlihat lebih hebat dibandingkan gambaran
klinis Muntah-muntah sampai menimbulkan dehidrasi Kadang hanya menunjukkan tanda dan gejala sianosis dan
apneic snell, tanpa disertai whoop
DIAGNOSIS
Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik Kontak dengan penderita pertusis dan belum
diimunisasi Tanda dan gejala klinis tergantung dari stadium :
Stadium katadral (2-7 hari) : Stadium Paroksismal (1-2 minggu, bisa mencapai 8 minggu) Stadium konvalesens
Diagnosis Banding Adenovirus Bordetella parapertussis Bordetella bronchiseptica
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium Leukosit dan hitung jenis sel :
Leukositosis (15.000-100.000/mm3) dengan limfositosis absolut
IgG terhadap toksin pertusis : Didapatkan antibodinya (IgG terhadap toksis pertusis)
Foto thoraks Infiltrat perihiler atau edema, atelektasis, atau empiema
Diagnosis pasti apabila ditemukan organisme pada sediaan apus nasofaring.
TATALAKSANA
Suportif umum (terapi oksigen dan ventilasi mekanik jika dibutuhkan)
Observasi ketat pada bayi, untuk mencegah atau mengatasi terjadinya apnea, sianosis, atau hipoksia.
Pasien diisolasi (terutama bayi) selama 4 minggu, diutamakan sampai 5-7 hari selesai pemberian antibiotik.
Dilakukan penilaian kondisi pasien, apakah terjadi apnea, spel sianotik, hipoksia dan/atau dehidrasi.
INDIASI RAWAT
Pertusis pada bayi usia < 6 bulanPertusis dengan penyulit, termasuk apnea
dan spel sianotik
PEMANTAUAN
Monitor kemungkinan gangguan respirasi kesadaran, dehidrasi, serta anoreksia pada pasien rawat inap.
Amati perbaikan demam setelah terapi hari ke-3 dan kemungkinan infeksi sekunder
Isolasi terhadap kasus sampai hari ke-5 pemberian antibiotik Pemberian antibiotik profilaksis terhadap kontak erat
PENCEGAHAN
Waspada penularan melalui droplet : Hari ke-5 pemberian antibiotik Minggu ke-3 setelah timbul batuk paroksismal jika
tidak diberikan antibiotikImunisasi
2 tipe vaksin : Vaksin Whole Cell (wP) : B. pertussis dimatikan Vaksin Acellular (aP) : organisme highly purified
PROGNOSIS
Mortalitas : Kerusakan otak (ensefalopati) Pneumonia, penyakit paru lain
Pada anak besar prognosis baikDapat timbul sekuele berupa wheezing saat
dewasa