40
REFERAT TRAUMA VERTEBRA Oleh : Ratu Nur Annisa Shafira AF, S.Ked Pembimbing : Dr. Giri Marsela , Sp.OT

ppt Referat Trauma Vertebra

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ortopedi

Citation preview

REFERAT TRAUMA VERTEBRA

REFERATTRAUMA VERTEBRAOleh :Ratu Nur Annisa Shafira AF, S.KedPembimbing :Dr. Giri Marsela , Sp.OT

AnatomivertebraVertebra berfungsi sebagai penyangga tubuh dan melindungi medulla spinalis. Terdiri dari 33 ruas tulang belakang yang tersusun secara segmental yaitu:7 ruas tulang servikal, 12 ruas tulang torakal, 5 ruas tulang lumbal, 5 ruas tulang sakral yang menyatu4 ruas tulang ekor.

Struktur tulang belakang tersusun atas dua:1. korpus vertebra beserta semua diskus intervertebral yang berada di sekitarnya.2. elemen posterior (kompleks ligamentum posterior) yang terdiri atas lamina, pedikel, prosesus spinosus, prosesus transversus dan pars artikularis, ligamentum-ligamentum supraspinosum dan intraspinosum, ligamentum flavum, serta kapsul sendi

Pembagian kolumna vertebralis adalah sebagai berikut :kolumna anterior yang terbentuk dari ligament longitudinal dan 2/3 bagian anterior dari corpus vertebra, diskus dan annulus vertebralis.kolumna media yang terbentuk dari 1/3 bagian posterior dari corpus vertebralis, diskus dan annulus vertebralis.kolumna posterior yang terbentuk dari pedikulus, sendi-sendi permukaan, arkus tulang posterior, ligamen interspinosa dan supraspinosa.6

Medulla spinalis berjalan melalui tiap-tiap vertebra dan membawa saraf yang menyampaikan sensasi dan gerakan dari dan ke berbagai area tubuh. Semakin tinggi kerusakan saraf tulang belakang, maka semakin luas trauma yang diakibatkan.

Gerakan- gerakan kolumna vertebra

MekanismecederaFleksiTrauma ini terjadi akibat fleksi dan disertai kompresi pada vertebra. Vertebra akan mengalami tekanan dan remuk yang dapat merusak ligamen posterior. Jika ligamen posterior rusak maka sifat fraktur ini tidak stabil sebaliknya jika ligamentum posterior tidak rusak maka fraktur bersifat stabil.

Rotasi-fleksiCedera spina yang paling berbahaya adalah akibat kombinasi fleksi dan rotasi.Ligamen dan kapsul sendi teregang sampai batas kekuatannya, kemudian dapat robek, permukaan sendi dapat mengalami fraktur atau bagian atas dari satu vertebra dapat terpotong. Akibat dari mekanisme ini adalah pergeseran atau dislokasi ke depan pada vertebra di atas, dengan atau tanpa kerusakan tulang.

Kompresi Vertikal (aksial)Kekuatan vertikal yang mengenai segmen lurus pada spina servikal atau lumbal akan menimbulkan kompresi aksial. Nukleus pulposus akan mematahkan lempeng vertebra dan menyebabkan fraktur vertikal pada vertebra, dengan kekuatan yang lebih besar, bahan diskus didorong masuk ke dalam badan vertebral, menyebabkan fraktur remuk (burst fracture). Karena unsur posterior utuh, keadaan ini didefinisikan sebagai cedera stabil.

Hiperekstensi (kombinasi distraksi dan ekstensi)sering pada leher, pukulan pada muka atau dahi akan memaksa kepala ke belakang dan tanpa menyangga oksiput sehingga kepala membentur bagian atas punggung. Ligamen anterior dan diskus dapat rusak atau arkus saraf mungkin mengalami fraktur. Cedera ini stabil karena tidak merusak ligamen posterior.7

Fleksi dan kompresi digabungkan dengan distraksi posteriorKombinasi fleksi dengan kompresi anterior dan distraksi posterior dapat mengganggu kompleks vertebra pertengahan, di samping kompleks posterior. Fragmen tulang dan bahan diskus dapat bergeser ke dalam kanalis spinalis. Berbeda dengan fraktur murni, keadaan ini merupakan cedera tak stabil dengan resiko progresi yang tinggi.

Translasi HorizontalKolumna vertebralis teriris dan segmen bagian atas atau bawah dapat bergeser ke anteroposterior atau ke lateral.Lesi bersifat tidak stabil dan sering terjadi kerusakan syaraf.

Traumavertebra cervikalFraktur Atlas C 1Fraktur ini terjadi pada kecelakaan jatuh dari ketinggian dan posisi kepala menopang badan dan daerah cervical mendapat tekanan hebat. Condylus occipitalis pada basis crani dapat menghancurkan cincin tulang atlas. Jika tidak ada cedera angulasi dan rotasi maka pergeseran tidak berat dan medulla spinalis tidak ikut cedera. Radiologi : dilakukan pada posisi anteroposterior dengan mulut pasien dalam keadaan terbuka. Terapi :fraktur tipe stabil adalah immobilisasi cervical dengan collar plaster selama 3 bulan.Pergeseran C 1 C2 ( Sendi Atlantoaxial)Atlas dan axis dihubungkan dengan ligamentum tranversalis dari atlas yang menyilang dibelakang prosesus Dislokasi sendi atlantoaxial dapat mengakibatkan arthritis rheumatoid karena adanya perlunakan kemudian akan ada penekanan ligamentum transversalis yang menghubungkan atlas dan axis. Fraktur dislokasi termasuk fraktur basis prosesus odontoid. Umumnya ligamentum tranversalis masih utuh dan prosesus odontoid pindah dengan atlas dan dapat menekan medulla spinalis. Terapi : untuk fraktur yang tidak bergeser yaitu imobilisasi vertebra cervical. Terapi untuk fraktur geser atlantoaxial adalah reduksi dengan traksi continues.

Fraktur Kompresi Corpus Vertebral Tipe kompresi lebih sering tanpa kerusakan ligamentum spinal namun dapat mengakibatkan kompresi corpus vertebralis. Sifat fraktur ini adalah tipe tidak stabil. Terapi : reduksi dengan plastic collar selama 3 minggu ( masa penyembuhan tulang)

Flexi Subluksasi Vertebral Cervical Fraktur ini terjadi saat pergerakan kepala kearah depan yang tiba-tiba sehingga terjadi deselerasi kepala karena tubrukan atau dorongan pada kepala bagian belakang, terjadi vertebra yang miring ke depan diatas vertebra yang ada dibawahnya, ligament posterior dapat rusak dan fraktur ini disebut subluksasi, medulla spinalis mengalami kontusio dalam waktu singkat.Terapi : ekstensi cervical dilanjutkan dengan imobilisasi leher terekstensi dengan collar selama 2 bulan.

Fleksi dislokasi dan fraktur dislokasi cervicalCedera ini lebih berat dibanding fleksi subluksasi. Mekanisme terjadinya fraktur hampir sama dengan fleksi subluksasi, posterior ligamen robek dan posterior facet pada satu atau kedua sisi kehilangan kestabilannya dengan bangunan sekitar. Terapi : reduksi fleksi dislokasi ataupun fraktur dislokasi dari fraktur cervical termasuk sulit namun traksi skull continu dapat dipakai sementara.

Ekstensi Sprain ( Kesleo) Cervical (Whiplash injury)Mekanisme cedera pada cedera jaringan lunak yang terjadi bila leher tiba-tiba tersentak ke dalam hiperekstensi. Biasanya cedera ini terjadi setelah tertabrak dari belakang; badan terlempar ke depan dan kepala tersentak ke belakang. ligamen longitudinal anterior meregang atau robek dan diskus mungkin juga rusak.Pasien mengeluh nyeri dan kekakuan pada leher, yang refrakter dan bertahan selama setahun atau lebih lama, sering disertai dengan gejala lain yang lebih tidak jelas, misalnya nyeri kepala, pusing, depresi, penglihatan kabur dan rasa baal atau paraestesia pada lengan. Terapi : Tidak terapi yang efisien, pasien diberikan analgetik dan fisioterapi.

Fraktur Pada Cervical Ke -7 (Processus Spinosus)Prosesus spinosus C7 lebih panjang dan prosesus ini melekat pada otot. Adanya kontraksi otot akibat kekerasan yang sifatnya tiba-tiba akan menyebabkan avulsi prosesus spinosus yang disebut clay shovelers fracture . Fraktur ini nyeri tetapi tak berbahaya.

Traumavertebra torakolombalPenyebab tersering cedera torakolumbal adalah jatuh dari ketinggian serta kecelakaan lalu lintas. Jatuh dari ketinggian dapat menimbulkan fraktur vertebra tipe kompresi. Pada kecelakaan lalu lintas dengan kecepatan tinggi sering didapatkan berbagai macam kombinasi gaya, yaitu fleksi, rotasi, maupun ekstensi sehingga tipe fraktur adalah fraktur dislokasi.

Fraktur kompresi (Wedge fractures)Adanya kompresi pada bagian depan corpus vertebralis yang tertekan dan membentuk patahan irisan. Fraktur kompresi adalah fraktur tersering pada kolumna vertebra. Vertebra dengan fraktur kompresi akan menjadi lebih pendek ukurannya daripada ukuran vertebra sebenarnya

Fraktur remuk (Burst fractures) Fraktur yang terjadi ketika ada penekanan corpus vertebralis secara langsung, dan tulang menjadi hancur. Fragmen tulang yang mengarah ke medulla spinalis berpotensi masuk ke kanalis spinalis dan dapat menekan medulla spinalis dan menyebabkan paralisis atau gangguan syaraf parsial. Tipe burst fracture sering terjadi pada thoraco lumbar junction dan terjadi paralysis pada kaki dan gangguan defekasi ataupun miksi.Diagnosis burst fracture ditegakkan dengan x-rays dan CT scan untuk mengetahui letak fraktur dan jenis fraktur. Scan MRI, untuk mengevaluasi trauma jaringan lunak, kerusakan ligamen dan adanya perdarahan.

Fraktur dislokasi Terjadi ketika ada segmen vertebra berpindah dari tempatnya karena kompresi, rotasi atau tekanan. Ketiga kolumna mengalami kerusakan sehingga sangat tidak stabil, cedera ini sangat berbahaya. Terapi tergantung apakah ada atau tidaknya korda atau akar syaraf yang rusak. Kerusakan akan terjadi pada ketiga bagian kolumna vertebralis dengan kombinasi mekanisme kecelakaan yang terjadi yaitu adanya kompresi, penekanan, rotasi dan proses pengelupasan.

Cedera pisau lipat (Seat belt fractures)Kombinasi fleksi dan distraksi dapat menyebabkan tulang belakang pertengahan membentuk pisau lipat dengan poros yang bertumpu pada bagian kolumna anterior vertebralis. Pada cedera ini, tubuh penderita terlempar kedepan melawan tahanan seat belt saat kecelakaan mobil dengan kekuatan tinggi dan tiba-tiba mengerem . Korpus vertebra kemungkinan dapat hancur selanjutnya kolumna posterior dan media akan rusak sehingga fraktur ini termasuk jenis fraktur tidak stabil.

Tipe frakturBagian yang terkenaStable vs UnstableWedge fracturesHanya AnteriorStableBurst fracturesAnterior dan middleUnstableFracture/dislocation injuriesAnterior, middle, posteriorUnstableSeat belt fracturesAnterior, middle, posteriorUnstableDiagnosis dan pemeriksaan trauma vertebraTRAUMA DAN PENANGANANNYA SECARA UMUMBeberapa prinsip yang harus diketahui:Melakukan survey awal dan survey lanjutanMenentukan prioritas penanggulangan kasus traumaMelakukan resusitasi dan pengobatan definitif dalam 1-2 jam post traumaMengidentifikasi pasien yang harus segera dirujukMengetahui protokol penanggulangan bencanaMengerti dan dapat melakukan tindakan seperti: pemasangan WSD, perikardiosintesis, peritoneal levase, central venouse kateter dan vena seksi. Mengidentifikasi cedera vertebra serta mengetahui cara imobilisasinyaMengidentifikasi trauma thoraks baik dengan PF atau dengan foto rotgenMengetahui adanya fraktur dan dapat melakukan imobilisasi secara sementara.

PRIMER SURVEYSurvey awal bertujuan untuk menilai dan memberi pengobatan sesuai dengan prioritas berdasarkan trauma yang dialami.A : Airway menilai saluran nafas adakah obstuksi jalan nafas seperti adanya benda asing, fraktur atau kerusakan trakea atau laring, yang ditandai dengan suara stridor.B : Brithing : menilai pernafasan atau ventilasi, jalan nafas yang bebas bukan berarti ventilasi yang cukup. Pemeriksaan dengan cara melihat pergerakan dinding dada yang simetris dan menghitung RR.C : Circulation: menilai sirkulasi dengan menghitung jumlah nadi (