48
ASSALAMUALAIKUM WA RAHMATULLAHI WA BARAKATUH

Ppt Sk 1 Panca a-13

Embed Size (px)

DESCRIPTION

skenario 1 blok panca indera

Citation preview

Page 1: Ppt Sk 1 Panca a-13

ASSALAMUALAIKUM WA RAHMATULLAHI WA BARAKATUH

Page 2: Ppt Sk 1 Panca a-13

KELOMPOK A-13(1102012085)(1102012108)(1102011067)(1102012019) (1102012029)(1102012054) (1102012079) (1102012081) (1102012133) (1102012148)

KETUA : Febryan Parlangga SEKRETARIS : Hanny Dwi SetiowatiANGGOTA : Citra Nurul

Amanda Ismoetia M. Arum Sekar

Latih Denny Susanto Fadlina Arysta

Fajri Rozi Kamaris Iwa Fathi

Nurul Ula

Page 3: Ppt Sk 1 Panca a-13

MATA MERAH Seorang anak laki-laki berusia 8 tahun datang ke poliklinik diantar

ibunya dengan keluhan kedua mata merah sejak 2 hari yang lalu setelah bermain sepak bola. Keluhan disertai dengan keluar banyak air mata dan gatal . penglihatan tidak mengalami gangguan. Pasien pernah menderita peyakit seoerti ini 6 bulan yang lalu.

Pada pemeriksaan oftalmologis: VOD : 6/6, VOS : 6/6 Segmen anterior ODS : palpebral edema (-), lakrimasi (+),

konjungtiva tarsalis superior : giant papil (+) (cobble stone appearance), konjungtiva bulbi : injeksi konjungtiva (+), limbus kornea : infiltrate (+).

Lain-lain tidak ada kelainan Pasien sudah mencoba mengobati dengan obat warung tetapi tidak

ada perubahan Setelah mendapatkan terapi pasien diminta untuk kontrol rutin dan

menjaga serta memelihara kesehatan mata sesuai tuntutan ajaran Islam.

Page 4: Ppt Sk 1 Panca a-13

HIPOTESIS

Pada saat kita terpapar bahan allergen (sudah terjadi sensitisasi) tubuh mengalami reaksi hipersensitivitas sehingga meneluarkan berbagai mediator (contoh:histamine, sel mast, PMN) menyebabkan tubuh mengalami:

Pelebaran pembuluh darah posterior mata menjadi merah Histamine menyebabkan gatal pada mata Air mata banyak Infiltrasi sel pmn, sel mast menyebabkan terjadinya limbus

kornea infiltrasiReaksi-reaksi tersebut tidak mengenai media refraksi sehingga ketajaman penglihatan pasien tidak terganggu. Dari gejala klinik tersebut diagnosis pasien adalah konjungtivitis.

Page 5: Ppt Sk 1 Panca a-13

SASARAN BELAJAR LI.1. MEMAHAMI DAN MENJELASKAN ANATOMI MATA LO.1.1 MAKROSKOPIS LO.1.2 MIKROSKOPIS

LI.2. MEMAHAMI DAN MENJELASKAN FISIOLOGI MATA

Page 6: Ppt Sk 1 Panca a-13

SASARAN BELAJAR LI.3. MEMAHAMI DAN MENJELASKAN KONJUNGTIVITIS LO.3.1 DEFINISI LO.3.2 ETIOLOGI LO.3.3 PATOFISIOLOGI LO.3.4 KLASIFIKASI LO.3.5 MANIFESTASI KLINIS LO.3.6 PEMERIKSAAN PENUNJANG LO.3.7 DIAGNOSIS LO.3.8 PENATALAKSAAN LO.3.9 KOMPLIKASI LI.4. MENJAGA KESEHATAN MATA SESUAI TUNTUNAN ISLAM

Page 7: Ppt Sk 1 Panca a-13

LI.1. MEMAHAMI DAN MEMPELAJARI ANATOMI MATA

Page 8: Ppt Sk 1 Panca a-13

1.1. MAKROSKOPIK

Page 9: Ppt Sk 1 Panca a-13

PALPEBRA

Page 10: Ppt Sk 1 Panca a-13
Page 11: Ppt Sk 1 Panca a-13

SISTEMA LACRIMAL

Page 12: Ppt Sk 1 Panca a-13

NERVUS

Page 13: Ppt Sk 1 Panca a-13

1.2. MIKROSKOPIK BULBUS OCULI : -Dinding bulbus oculi Tunika nervosa : Retina Tunika vaskulosa :Koroid, Corpus siliar, Iris Tunika fibrosa : SKLERA DAN KORNEA -Isi bulbus oculi: Lensa kristalina, Corpus vitreus,

Humor Aquous -N.opticus

Page 14: Ppt Sk 1 Panca a-13

KORNEA -Epitel kornea -Lamina elastika anterior / Membrana Bowman -Substansia Propria -Sel endotel, berupa selapis sel kuboid

Page 15: Ppt Sk 1 Panca a-13

KOROID Lapisan dari luar ke dalam : Stratum Perichondrium (lamina Subarachnoid) : Berbatasan

langsung dgn sklera Lamina Vasculosa :Struktur umum sama, tetapi lebih

banyak pembuluh darah Lamina Capillarum : Banyak mengandung kapiler darah Lamina Vitrea (membrana Bruch) :Membran jernih setebal

2mikromtr berbatsan dgn retina sampai orra serrata

Page 16: Ppt Sk 1 Panca a-13

IRIS Permukaan depan (dari tunika vasculosa) Kasar karena adanya lipatan dan cekungan Ditutupi oleh epitel selapis gepeng lanjutan dari endotel kornea Dibawah epitel tdp stroma jaringan pengikat longgar dengan

banyak anyaman pembuluh darah, fibroblas, dan melanosit Lapisan berikutnya: jaringan pengikat longgar dengan banyak

anyaman pembuluh darah Permukaan belakang (dari tunika vasculosa) Halus Tdp M.dilatator pupil dan M.spincter pupil

Page 17: Ppt Sk 1 Panca a-13

RETINA -Pars Optica retinaMengandung fotoreseptor, kecuali pada papilla N. Opticus, Mulai dari fovea centralis, cekungan didaerah belakang, meluas kedepan sampai adanya Corpus siliaris dengan batas Ora Serrata -Pars coeca retina Mulai dari Ora Serrata, Tidak mengandung fotoreseptor,

Mencakup: pars siliaris retina, pars iridis retina, dan papilla N.opticus

Page 18: Ppt Sk 1 Panca a-13

Lapisan retina, 10 lapis : - Stratum pigmentum retina,sel-sel pigmen - Membran limitan eksterna - Stratum nuclear eksterna -Stratum plexiforme eksterna -Stratum nuclear interna -Stratum plexiforme interna -Stratum ganglionaresel ganglion -Stratum neurofibroma -Membrana limitans interna

Page 19: Ppt Sk 1 Panca a-13

PALPEBRA Permukaan depan Ditutupi oleh kulit berambut lanjutan dari kulit wajah dan

subcutis Permukaan belakang Ditutupi oleh conjunctiva palpebrae lanjutan dari conjunctiva

bulbi: epitel silindris berlapis dan lamina propria Bagian tengah : M. Orbicularis oculi Tarsus (lempeng jaringan pengikat padat) mengandung glandula

meibomi M. Levator palpebrae

Page 20: Ppt Sk 1 Panca a-13

LI.2. MEMAHAMI DAN MENJELASKAN FISIOLOGI MATA

Page 21: Ppt Sk 1 Panca a-13

PROSES MELIHAT

Page 22: Ppt Sk 1 Panca a-13

MEKANISME PENGLIHATAN Gelap ↓ konsentrasi GMP-siklik

meningkat ↓ Konsentrasi Na meningkat ↓ Depolarisasi membrane ↓ Pengeluaran zat inhibitor ↓ Neuron bipolar dihambat ↓ Tidak adanya melihat pada

korteks penglihatan di otak ↓ Tidak ada ekspresi melihat

Cahaya/terang ↓ Fotopigmen terjadi disosiasi dari

retinen dan opsin ↓ Konsentrasi Na tinggi ↓ Penurunan GMP-siklik ↓ Penutupan kanal Ca ↓ Menutupnya canal Ca ↓ Pengeluaran zat inbihitor dihambat ↓ Terjadi eksitasi neuron bipolar ↓ Perambatan potensial aksi ke korteks

penglihatan di otak ↓ Adanya ekspresi melihat

Page 23: Ppt Sk 1 Panca a-13

FISIOLOGI LAKRIMASI

Sirkulasi air mata:glandula lacrimalis > lacus lacrimalis > meluas di atas cornea > punctum lacrimalis di tepi medial > canalis lacrimalis > saccus lacrimalis > ductus nasolacrimalis > meatus nasi inferior di dinding lateral cavum nasi

Proses lakrimasi merupakan mekanisme fisiologis yang berguna untuk membantu melindungi mata dari cedera. Kedipan kelopak mata secara spontan berulang-ulang membantu menyebarkan air mata yang melumasi, membersihkan, dan bersifat bakterisidal. Air mata diproduksi secara terus-menerus oleh kelenjar lakrimalis di sudut lateral atas di bawah kelopak mata, yang lalu mengalir melalui permukaan kornea dan bermuara ke dalam saluran halus di sudut kedua mata, dan akhirnya dikosongkan ke belakang saluran hidung.

Page 24: Ppt Sk 1 Panca a-13

LI.3. MEMAHAMI DAN MENJELASKAN KONJUNGTIVITIS

Page 25: Ppt Sk 1 Panca a-13

3.1. DEFINISI

Konjungtivitis merupakan peradangan pada konjungtiva (lapisan luar mata dan lapisan dalam kelopak mata) yang disebabkan oleh mikroorganisme (virus, bakteri, jamur), alergi, dan iritasi bahan-bahan kimia.

Page 26: Ppt Sk 1 Panca a-13

3.2. ETIOLOGI

Konjungtivitis dapat disebabkan oleh berbagai hal dan dapat bersifat infeksius seperti :

Bakteri Klamidia Virus Jamur Alergi Kebanyakan konjungtivitis bersifat bilateral. Bila

hanya unilateral, penyebabnya adalah toksik atau kimia.

Page 27: Ppt Sk 1 Panca a-13

3.3. PATOFISIOLOGI

Page 28: Ppt Sk 1 Panca a-13

3.4 KLASIFIKASI

- Konjungtivitis Alergi- Konjungtivitis Bakteri- Konjungtivitis Bakteri Hiperakut- Konjungtivitis Viral- Konjungtivitis Blenore

 

Page 29: Ppt Sk 1 Panca a-13

3.5. MANIFESTASI KLINIS

1. Hiperemi2. Eksudasi3. Pseudoptosis4. Khemosis (Edema Konjungtiva)5. Hipertrofi Papil6. Pembentukan Folikel7. Pseudomembran dan Membran8. Adenopati Preaurikuler

Page 30: Ppt Sk 1 Panca a-13

MANIFESTASI KLINIS BERDASARKAN KLASIFIKASI

Konjungtivitis Alergi a. Edema berat sampai ringan pada

konjungtivitas b. Rasa seperti terbakar c. Injekstion vaskuler pada konjungtivitas d. Air mata sering keluar sendiri e. Gatal-gatal adalah bentuk konjungtivitas yang

paling berat

Page 31: Ppt Sk 1 Panca a-13

MANIFESTASI KLINIS BERDASARKAN KLASIFIKASI

Konjungtivitis Bakteri a. Pelebaran pembuluh darah b. Edema konjungtiva sedang c. Air mata keluar terus d. Adanya secret atau kotoran pada mata e. Kerusakan kecil pada epitel kornea mungkin

ditemukan

Page 32: Ppt Sk 1 Panca a-13

MANIFESTASI KLINIS BERDASARKAN KLASIFIKASI

3. Konjungtivitis Viral a. Fotofobia b. Rasa seperti ada benda asing didalam mata c. Keluar air mata banyak d. Nyeri prorbital e. Apabila kornea terinfeksi bisa timbul kekeruhan

pada kornea f. Kemerahan konjungtiva g. Ditemukan sedikit eksudat

Page 33: Ppt Sk 1 Panca a-13

MANIFESTASI KLINIS BERDASARKAN KLASIFIKASI

Konjungtivitis Bakteri hiperakut a. Infeksi mata menunjukkan secret purulen yang

massif b. Mata merah c. Iritasi d. Nyeri palpasi e. Biasanya terdapat kemosis f. Mata bengkak dan adenopati preaurikuler yang

nyeri

Page 34: Ppt Sk 1 Panca a-13

MANIFESTASI KLINIS BERDASARKAN KLASIFIKASI

5. Konjungtivitis Blenore a. Ditularkan dari ibu yang menderita penyakit

GO b. Menyebabkan penyebab utama oftalmia

neinatorm c. Memberikan secret purulen padat secret yang

kental d. Terlihat setelah lahir atau masa inkubasi antara

12 jam hingga 5 hari e. Perdarahan subkonjungtita dan kemotik

Page 35: Ppt Sk 1 Panca a-13

3.6. PEMERIKSAAN

1. Pemeriksaan Mata a. Pemeriksaan tajam penglihatan b. Pemeriksaan dengan uji konfrontasi, kampimeter dan

perimeter (sebagai alat pemeriksaan pandangan). c. Pemeriksaan dengan melakukan uji fluoresein (untuk

melihat adanya efek epitel kornea). d. Pemeriksaan dengan melakukan uji festel (untuk

mengetahui letak adanya kebocoran kornea). e. Pemeriksaan oftalmoskop f. Pemeriksaan dengan slitlamp dan loupe dengan

sentolop (untuk melihat benda menjadi lebih besar disbanding ukuran normalnya).

Page 36: Ppt Sk 1 Panca a-13

3.6. PEMERIKSAAN

Pemeriksaan Laboratorium 1.      Pemeriksaan Giemsa/ pengecatan gram Dapat dijumpai sel-sel radang polimorfonuklear, sel-

sel morfonuklear, juga bakteri atau jamur penyebab konjungtivitis

2.      Pemeriksaan Visus Catat derajat pendangan perifer klien karena jika

terdapat sekret yang menempel pada kornea dapat menimbulkan kemunduran visus.

3.      Dapat dilakukan pemeriksaan tinja untuk kemungkinan kuman dan adanya tuberkulosa paru dan pemeriksaan kultur konjungtiva.

Page 37: Ppt Sk 1 Panca a-13

3.7. DIAGNOSIS DAN DIAGNOSIS BANDING

Pemeriksaan secara langsung dari kerokan atau getah mata setelah bahan tersebut dibuat sediaan yang dicat dengan pengecatan gram atau giemsa dapat dijumpai sel-sel radang polimorfonuklear. Hasil: Hiperemi konjungtiva yang terlihat nyata

pada fornik dan mengurang kearah limbus Secret mukopurulen dan berlimpah pada

infeksi bakteri, yang menyebabkan kelopak mata lengket saat bangun tidur

Edema konjungtiva

Page 38: Ppt Sk 1 Panca a-13

DIAGNOSIS BANDING

Page 39: Ppt Sk 1 Panca a-13

3.8. PENATALAKSANAAN

1. Konjungtivitis BakteriSebelum terdapat hasil pemeriksaan mikrobiologi, dapat diberikan antibiotic tunggal, seperti gentamisin, kloramfenikol, folimiksin selama 3-5 hari. kemudian bila tidak memberikan hasil yang baik, dihentikan dan menunggu hasil pemeriksaan. Bila tidak ditemukan kuman dalam sediaan langsung, diberikan tetes mata disertai antibiotic spectrum obat salep luas tiap jam mata untuk tidur atau salep mata 4-5 kali sehari.

Page 40: Ppt Sk 1 Panca a-13

3.8. PENATALAKSANAAN 2. Konjungtivitis Bakteri Hiperakut a. Pasien biasanya memerlukan perawatan di rumah sakit untuk

terapi topical dan sistemik. Secret dibersihkan dengan kapas yang dibasahi air bersih atau dengan garam fisiologik setiap ¼ jam.

b. Kemudian diberi salep penisilin setiap ¼ jam.Pengobatan biasanya dengan perawatan di rumah sakit dan terisolasi, medika menstosa :

c. Penisilin tetes mata dapat diberikan dalam bentuk larutan penisilin G 10.000-20.000/ml setiap 1 menit sampai 30 menit.

d. Kemudian salep diberikan setiap 5 menit selama 30 menit. Disusul pemberiansalep penisilin setiap 1 jam selama 3 hari.

e. Antibiotika sistemik diberikan sesuai dengan pengobatan gonokokus.

f. Pengobatan diberhentikan bila pada pemeriksaan mikroskopik yang dibuat setiap hari menghasilkan 3 kali berturut-turut negative

Page 41: Ppt Sk 1 Panca a-13

3.8. PENATALAKSANAAN 2. Konjungtivitis Bakteri Hiperakut a. Pasien biasanya memerlukan perawatan di rumah sakit untuk

terapi topical dan sistemik. Secret dibersihkan dengan kapas yang dibasahi air bersih atau dengan garam fisiologik setiap ¼ jam.

b. Kemudian diberi salep penisilin setiap ¼ jam.Pengobatan biasanya dengan perawatan di rumah sakit dan terisolasi, medika menstosa :

c. Penisilin tetes mata dapat diberikan dalam bentuk larutan penisilin G 10.000-20.000/ml setiap 1 menit sampai 30 menit.

d. Kemudian salep diberikan setiap 5 menit selama 30 menit. Disusul pemberiansalep penisilin setiap 1 jam selama 3 hari.

e. Antibiotika sistemik diberikan sesuai dengan pengobatan gonokokus.

f. Pengobatan diberhentikan bila pada pemeriksaan mikroskopik yang dibuat setiap hari menghasilkan 3 kali berturut-turut negative

Page 42: Ppt Sk 1 Panca a-13

3.8. PENATALAKSANAAN 3. Konjungtivitis AlergiPenatalaksanaan keperawatan berupa kompres dingin dan menghindarkan penyebab pencetus penyakit. Dokter biasanya memberikan obat antihistamin atau bahan vasokonstkiktor dan pemberian astringen, sodium kromolin, steroid topical dosis rendah. Rasa sakit dapat dikurangi dengan membuang kerak-kerak dikelopak mata dengan mengusap pelan-pelan dengan salin (gram fisiologi). Pemakaian pelindung seluloid pada mata yang sakit tidak dianjurkan karena akan memberikan lingkungan yang baik bagi mikroorganisme.

Page 43: Ppt Sk 1 Panca a-13

3.8. PENATALAKSANAAN 4. Konjungtivitis Viral Beberapa pasien mengalami perbaikan gejala setelah

pemberian antihistamin/dekongestan topical. Kompres hangat atau dingin dapat membantu memperbaiki gejala.

5. Konjungtivitis blenore : a. Penisilin topical tetes atau salep sesering mungkin. Tetes

ini dapat diberikan setiap setengah jam pada 6 jam pertama disusul dengan setiap jam sampai terlihat tanda-tanda perbaikan.

b. Suntikan pada bayi diberikan 50.000 U/KgBB selama 7 hari, karena bila tidak maka pemberian obat tidak akan efektif.

c. Kadang-kadang perlu diberikan bersama-sama dengan tetrasiklin infeksi chlamdya yang banyak terjadi.

Page 44: Ppt Sk 1 Panca a-13

3.9. KOMPLIKASI Beberapa komplikasi dari konjungtivitis yang tidak tertangani

diantaranya: 1. Glaucoma 2. Katarak 3. Ablasi retina 4. Komplikasi pada konjungtivitis kataral teronik merupakan

segala penyulit dari blefaritis seperti ekstropin, trikiasis . 5. Komplikasi pada konjungtivitis purulenta seringnya berupa

ulkus kornea. 6. Komplikasi pada konjungtivitis membranasea dan

pseudomembranasea adalah bila sembuh akan meninggalkan jaringan perut yang tebal di kornea yang dapat mengganggu penglihatan, lama- kelamaan orang bisa menjadi buta.

7. Komplikasi konjungtivitis vernal adalah pembentukan jaringan sikratik dapat mengganggu penglihatan.

Page 45: Ppt Sk 1 Panca a-13

LI.4. MEMAHAMI DAN MENJELASKAN MENJAGA KESEHATAN MATA SESUAI TUNTUNAN ISLAM

Page 46: Ppt Sk 1 Panca a-13

Perintah menjaga pandangan” katakanlah kepada orang- orang beriman ( laki-laki) hendaknya menjaga pandangan mereka dan memelihara kemaluan mereka, karena yang demikian itu membersihkan jiwa mereka dan sesungguhnya Allah Maha Mengetahui dengan apa yang mereka lakukan. Dan katakanlah kepada wanita hendaknya mereka menjaga pandangan mereka dan memelihara kemaluanmereka” (Qs. An-Nur (24): 30-31)

Page 47: Ppt Sk 1 Panca a-13

DAFTAR PUSTAKA

Smeltzer, Suzzane C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC Tamsuri, Anas. 2010. Buku Ajar Klien Gangguan Mata dan Penglihatan. Jakarta : EGC Ilyas, Sidarta dkk. 2002. Ilmu Penyakit Mata Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia.

Jakarta : CV. Sagung Seto Capernito-Moyet, Lynda Juall. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Jakarta: EGC . Marrilyn, Doenges. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC. Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2 Ed. III. Jakarta: Media Aeuscualpius. http://pary08.wordpress.com/2011/01/03/askep-kojungtivitis/

Page 48: Ppt Sk 1 Panca a-13

TERIMA KASIHASSALAMU ALAIKUM WA RAHMATULLAHIWA BARAKATUH