48
Hasil RISKESDAS 2010 Skenario 3 Kelompok A-12

ppt sk3 kedkom

Embed Size (px)

DESCRIPTION

a

Citation preview

Hasil RISKESDAS 2010

Hasil RISKESDAS 2010Skenario 3Kelompok A-12Ketua: Haya Farah Khansa (1102012110)Sekertaris: Elisa Rosani(1102012074)Anggota : Aulia Purnama Effendi(1102012033) Ayu Anggraeni Herwanto (1102012036) Denty Saraswati (1102012056)Farenthya Jessica R.(1102012083)Harya Hermawan(1102012109)Heny Silviana(1102012114)Ilham Noeryosan(1102012119)HASIL RISKESDAS 2010Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2010 yang dilaksanakan oleh Balitbangkes Kementrian Kesehatan RI didapatkan beberapa hasil terkait dengan status gizi anak sebagai berikut : prevalence rate anak pendek secara nasional pada kelompok umur 6-12 tahun adalah 35,6% yang terdiri dari 15,1% sangat pendek dan 20 % pendek . Prevalence rate kekurusan pada anak umur usia 6-12 tahun adalah 12,2% terdiri dari 4,6% sangat kurus dan 7,6% kurus. Secara nasional masalah kegemukan pada anak usia 6-12 tahun masih tinggi yaitu 9,2 % atau masih diatas 5,0 %. RISKESDAS 2010 juga meneliti pola konsumsi energy dan protein penduduk. Hasilnya adalah masalah kekurangan konsumsi energy dan protein terjadi pada semua kelompok umur anak terutama pada anak usia sekolah, usia pra remaja, usia remaja, dan kelompok ibu hamil, khususnya ibu hamil di pedesaan.Status gizi anak tidak saja dipengaruhi pola makan tetapi juga pola asuh keluarga serta perilaku hidup bersih dan sehat keluarga dan anak. Dua keadaan tersebut disebabkan karena perilaku yang kurang baik dan cenderung menyebabkan kegemukan pada anak adalah membiarkan anak duduk berjam-jam menonton tv, urang olahraga, dan sering makan makanan junk food yang tinggi lemak, kalori, garam, rendah serat. Rekomendasi hasil RISKESDAS yang berhubungan dengan status gizi anak usia sekolahan adalah anak-anak perlu diberi makanan tambahan. Program pemberian makanan tambahan di daerah miskin dapat dilaksanakan oleh puskesmas dengan menjalin kerjasama pihak sekolah dan masyarakat.

Sasaran BelajarLI.1. Memahami dan Menjelaskan Masalah Gizi Kurang dan lebih pada anakLI.2. Memahami dan menjelaskan Penilaian status gizi pada anak dan ibu hamilLI.3. Memahami dan menjelaskan Perilaku hidup bersih dan Sehat (PHBS) pada keluarga dan institusi PendidikanLI.4. Memahami dan menjelaskan Bebarapa gaya hidup anak yang tidak mencermikan perilaku sehatLI.5. Memahami dan menjelaskan Perilaku hidup bersih dan Sehat (PHBS) dan Perkembangan masyarakat dalam islam

LI.1.1. Memahami dan Menjelaskan Masalah Gizi Kurang dan Lebih Pada AnakGiziIlmu yang mempelajari atau mengkaji masalah makanan yang dikaitkan dengan kesehatan.Fungsi zat gizi dalam tubuh :Memberi energiPertumbuhan dan pemeliharaan jaringan tubuhMengatur proses tubuhPenyakit Gizi :Kekurangan GiziKelebihan Gizi

Kekurangan Gizi Pada AnakKekurangan Kalori Protein (KKP)Penyakit Defisiensi Vitamin APenyakit Defisiensi YodiumAnemia Defisiensi Zat Besi

1. Kekurangan Kalori Protein (KKP)Penyakit ini terjadi karena ketidakseimbangan antara konsumsi kalori atau karbohidrat dan protein dengan kebutuhan energi, atau terjadinya defisiensi atau defisit energi dan protein. Umumnya terjadi pada balita, karena pada umur tersebut anak mengalami pertumbuhan yang pesat. Penyakit ini dibagi dalam tingkatan tingkatan yakni :a) KKP ringan, kalau berat badan anak mencapai antara 84-95% dari berat badan menurut standar Harvard b) KKP sedang, kalau berat badan anak hanya mencapai 44-60% dari berat badan menurut standar Harvard c) KKP berat ( gizi buruk) kalau berat badan anak kurang dari 60% dari berat badan menurut standar Harvard Beberapa ahli hanya membedakan 2 macam KKP yakni KKP ringan atau gizi kurang dan KKP berat (gizi buruk) atau yang lebih sering disebut marasmus (kwashiohor).

Tanda Tanda Gizi BurukKwashiorkor:

Edema seluruh tubuh (terutama pada punggung kaki)Wajah bulat dan sembab.Cengeng dan/rewel/apatis.Perut buncit.Rambut kusam dan mudah di cabut.Bercak kulit yang luas dan kehitaman/bintik kemerahan.

2) Marasmus:gambaran KKP dengan defisiensi energi yan ekstrem Tampak sangat kurus.Wajah seperti orang tua.Cengeng/rewel/apatis.Iga gambang, perut cekung.Otot pantat mengendor.Pengeriputanotot lengan dan tungkai.3) Marsmikwashiorkormerupakan kombinasi defisiensi kalori dan protein pada berbagai variasi.

Penyakit KKP pada orang dewasa memberikan tanda tanda klinis : oedema atau honger oedema, oedema biasanya tampak pada daerah kaki.

2. Penyakit Defisiensi Vitamin APenyakit ini disebabkan karena kekurangan konsumsi vitamin A dalam tubuh. Gejala gejala penyakit ini yang menyangkut kondisi mata, disebut Xerophtalmia banyak kasus Xerophthalamia yang berakibat gangguan penglihatan yang permanen bahkan sampai menjadi buta, terutama pada kelompok umur dewasa muda. Konsumsi vitamin A kurang adalah karena kebiasaan makan yang salah, tidak suka sayur dan buah, atau karena daya beli rendah, tidak sanggup membeli bahan makanan hewani maupun nabati yang kaya akan vitamin A dan karoten tersebut. Hambatan absorbsi vitamin Adaam kroten terjadi karena hidangan rata-rata rakyat umum di Indonesia mengandung rendah lemak dan protein yang diperlukan dalam metabolisme vitamin A. 3. Penyakit Defisiensi YodiumZat yodium merupakan zat gizi esensial bagi tubuh karena merupakan komponen dari hormon thyroxin. Zat ini dikonsentrasikan dalam kelenjar gondok (glandula thyroidea) yang dipergunakan dalam sintesis hormon thyroxin.Kekurangan zat yodium ini berakibat kondisi Hypothyroidisme dan tubuh akan mencoba untuk mengkompensasi dengan menambah jaringan kelenjar gondok yang akhirnya akan menjadi hypertropi dan disebut dengan penyakit gondok.4. Anemia Defisiensi Zat BesiPenyakit ini karena konsumsi zat besi (Fe) pada tubuh tidak seimbang atau kurang dari kebutuhan tubuh. Fe lebih mudah diserap oleh usus haluus dalam bentuk Ferro. Pada wanita eksresi Fe lebih banyak melalui menstruasi dan saat hamil kebutuhan Fe meningkat karena bayi yang dikandung membutuhkan Fe ini.Di Indonesia program penanggulangan anemia defisiensi zat besi melalui pemberian tablet Fe secara Cuma Cuma melalui puskesmas atau posyandu.Kelebihan Gizi Pada AnakObesitasKonsumsi terlalu berlebih dibandingkan dengan kebutuhan atau pemakaian energy. Kelebihan energi dalam tubuh ini disimpan dalam bentuk lemak. Seseorang dikatakan menderita obesitas bila berat badannya pada laki laki melebihi 15% dan pada wanita melebihi 20% dari berat badan ideal menurut umurnya. Akibat dari penyakit obesitas ini adalah penderita cenderung menderita penyakit kardiovaskuler, hipertensi,dan diabetes mellitus. Tanda ObesitasObesitas pada anak ditandai dengan beberapa ciri sebagai berikut:pertumbuhan atau pertambahan berat badan di atas rata-ratamulai tampak gemuk sejak usia diniasupan makan berlebihada riwayat keturunan obesitastidurnya mengorokaktivitas sehari-hari hanya ringan-ringan saja/ sedentary lifemuka tembem, dagu rangkap, leher pendekterdapat bagian tubuh yang berlipat-lipatperut buncitpada anak lelaki penis tenggelam (tertutup lipatan tubuh), nak laki-laki sering merasa malu karena payudara seolah olah tumbuh,menggantung dan sering disertai strieAnak lebih cepat mencapai pubertas. Kematangan sexsual lebih cepat, pertumbuhan payudara, menarke, pertumbuhan rambut kelamin dan ketiak juga lebih cepat

Dokter akan memeriksa tanda dan gejala obesitas pada anak Anda dan akan melakukan beberapa pemeriksaan sebagai berikut:pengukuran BB dan TB untuk mendapatkan nilai BMI (Body Mass Index)membandingkan perubahan berat badan dengan tinggi badanmemeriksa daerah tubuh yang berlipat-lipat karena timbunan lemaktekanan darahmemeriksa daerah tubuh seperti rambut, tanda-tanda sekunder kelamin, perkembangan seksual, perut, jari dan kaki, serta daerah penis.

Dokter akan melakukan pemeriksaan laboratorium yang tujuannya untuk mengetahui penyebab obesitas. Tidak semua harus dilakukan, harus sesuai dengan indikasi:darah perifer lengkaptes toleransi glukosafungsi tiroidprofil lipidsekresi dan fungsi growth hormonkalsium, fosfat, dan kadar hormon paratiroidfungsi hati: SGOT dan SGPTfoto orofaringUSG hatiMRI untuk cek hipotalamus dan hipofisisSleep studies untuk mendeteksi sleep apneu

LI.2. Memahami dan menjelaskan Penilaian Status Gizi Pada Anak dan Ibu Hamil

Status GiziStatus gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variable tertentu, merupakan indeks yang statis dan agresif sifatnya kurang peka untuk melihat terjadinya perubahan dalam waktu pendek misalnya bulanan.Status gizi terbaik ialah kesehatan gizi optimum. Kondisi ini tubuh bebas dari penyakit dan mempunyai daya tahan tubuh yang baik sehingga memiliki daya kerja dan efisiensi yang sebaik-baiknya.

Dalam penilaian staus gizi dikenal 2 istilah yaitu :1. Penilaian status gizi2. Pemantauan status giziKeduanya sama-sama mendeskripsikan kondisi keseimbangan, namun perbedaan terletak pada frekuensi pengukuran dan interpretasi hasil ukur. PSG dilakukan pada satu titik waktu dan hasil yang didapatkan adalah deskripsi status gizi pada satu kali pengukuran tersebut. PSG biasanya dilakukan untuk mengevaluasi program perbaikan gizi dan dampak sebuah program. Sementara itu Monitoring Status Gizi adalah pengukuran status gizi yang dilakukan pada 2 titik waktu atau lebih. Pengamatan diarahkan kepada arah (trend) dari 2 titik waktu tersebut. Perubahan (naik/turun) status gizi menjadi fokus perhatian. Dengan demikian MSG adalah trend dari 2 PSG.

Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi SeseorangFaktor EksternalPendidikan dan PendapatanPekerjaanBudaya

Faktor InternalUsiaKondisi fisikInfeksi

Penilaian Status GiziPenilaian LangsungAntropometriKlinisBiokimiaBiofisikPenilaian Tidak LangsungSurvei Konsumsi MakananStatistik VitalFaktor EkologiAntropometriIndeks antropometri adalah pengukuran dari beberapa parameter. Indeks antropometri bisa merupakan rasio dari satu pengukuran terhadap satu atau lebih pengukuran atau yang dihubungkan dengan umur dan tingkat gizi. Salah satu contoh dari indeks antropometri adalah Indeks Massa Tubuh (IMT) atau yang disebut dengan Body Mass Index (Supariasa, 2001).1. Indeks berat badan per tinggi badan (BB/TB)

Cara pengukuran status gizi berdasarkan indeks BB/TB dengan menggunakan Indeks Massa Tubuh (IMT), karena IMT merupakan alat yang sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat badan (Supariasa, 2001).

Klasifikasi Kategori IMT menurut CDC

Gizi Pada Anakadalah keadaan kesehatan anak yang ditentukan oleh derajat kebutuhan fisik energi dan zat-zat gizi lain yang diperoleh dari pangan dan makanan yang dampak fisiknya diukur secara antropometri

Indikasi pengukuran dari variabel ini ditentukan oleh :

Penimbangan Berat Badan (BB) dan pengukuran Tinggi Badan (TB) Dilakukan oleh petugas klinik gizi sesuai dengan syarat-syarat penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan yang baik dan benar penggunaan timbangan berat badan dan meteran tinggi badan (mikrotoise)Penentuan umur anak ditentukan sesuai tanggal penimbangan BB dan Pengukuran TB, kemudian dikurangi dengan tanggal kelahiran yang diambil dari data identitas anak pada sekolah masing-masing, dengan ketentuan 1 bulan adalah 30 hari dan 1 tahun adalah 12 bulan. Kriteria objektifnya dinyatakan dalam rata-rata dan jumlah Z score simpang baku (SSB) induvidu dan kelompok sebagai presen terhadap median baku rujukan Menghitung SBBNIS : Nilai Induvidual SubjekNMBR : Nilai Median Baku RujukanNSBR: Nilai Simpang Baku Rujukan

Hasil pengukuran dikategorikan sbb1. BB/UGizi Kurang Bila SSB < - 2 SDGizi Baik Bila SSB -2 s/d +2 SDGizi Lebih Bila SSB > +2 SD2. TB/UPendek Bila SSB < -2 SDNormal Bila SSB -2 s/d +2 SDTinggi Bila SBB > +2 SD3. BB/TBKurusBila SSB < -2 SDNormal Bila SSB -2 s/d +2 SDGemuk Bila SSB > +2 SD

InterpretasiTabel 3: Kategori Interpretasi Status Gizi Berdasarkan Tiga Indeks (BB/U,TB/U, BB/TB Standart Baku Antropometeri WHO-NCHS)

Kelompok Rentan GiziKelompok rentan gizi adalah suatu kelompok dalam masyarakat yang paling mudah menderita gangguan kesehatan atau rentan karena kekurangan gizi. Kelompok-kelompok rentan gizi ini terdiri dari :a. Kelompok bayi umur 0-1 tahunb. Kelompok di bawah lima tahun (balita) 1-5 tahunc. Kelompok anak sekolah umur 6-12 tahund. Kelompok remaja umur 13-20 tahune. Kelompok ibu hamil dan menyusuif. Kelompok usia lanjut atau lansia

LI.3. Memahami dan Menjelaskan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Pada Keluarga dan Institusi PendidikanDefinisi PHBSPHBS adalah sekumpulan perilaku yang dipraktekkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang atau keluarga dapat menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif mewujudkan kesehatan masyarakat (Depkes. RI. 2006)PHBS adalah wujud pemberdayaan masyarakat yang sadar, mau, dan mampu mempraktekkan PHBS. Program PHBS adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menetapkan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok, dan masyarakat. Masyarakat diharapkan dapat mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri, terutama dalam tatanan masing-masing dan masyarakat agar dapat menerapkan cara hidup sehat dengan menjaga, memelihara, dan meningkatkan kesehatannya. (DEPKES RI. 2006)Tujuan dan Manfaat PHBSManfaat Perilaku Hidup Bersih dan Sehat bagi rumah tangga: Setiap rumah tangga meningkat kesehatannya dan tidak mudah sakit Anak tumbuh sehat dan cerdas Prokduktifitas kerja anggota keluarga meningkat dengan meningkatnya kesehatan anggota rumah tangga maka biaya yang tadinya dialokasikan untuk kesekahatan dapat diahlikan untuk biaya investasi seperti biya pendidikan, Pemenuhan gizi keluarga dan modal usaha untuk peningkatan pendapatan keluarga Manfaat Perilaku Hidup dan Sehat bagi masyarakat : Masyarakat mampu mengupayakan lingkungan sehat Masyarakat mampu mencegah dan menanggulangi masalah-masalah kesehatan Masyarakat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada Masyarakat mampu mengembangkan Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat (UKBM) seperti posyandu, jaminan pemeliharaan kesehatan, tabungan bersalin (tabulin), arisan jamban, kelompok pemakai air, ambulans desa dll.Program yang Ada di PHBSGerakan Pemberdayaan ( Empowerment )Aspek KnowledgeAspek PracticeAspek AttitudeBina Suasana ( Social Support )Pendekatan Pimpinan ( Advocacy )

Indikator PHBSIndikator diperlukan untuk menilai apakah aktivitas pokok yang dijalankan telah sesuai dengan rencana dan menghasilkan dampak yang diharapkan. Dengan demikian indikator merupakan suatu alat ukur untuk menunjukkan suatu keadaan atau kecenderungan keadaan dari suatu hal yang menjadi pokok perhatian. (DEPKES RI. 2006)

Tatanan PHBSTatanan adalah tempat dimana sekumpulan orang hidup, bekerja, bermain, beinteraksi dan lain-lain. Dalam hal ini ada 5 tatanan PHBS yaitu rumah tangga, sekolah, tempat kerja, sarana kesehatan, dan tempat umum. (DEPKES RI 2006)

Tatanan PHBSPHBS di Rumah TanggaPHBS di SekolahPHBS di Institusi Kesehatan PHBS di Tempat KerjaPHBS di Tempat Umum PHBS di Rumah Tangga

PHBS di SekolahPHBS di Sekolah adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan oleh peserta didik, guru dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan sehat.

Indikator PHBS di SekolahAda beberapa indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk menilai PHBS di sekolah yaitu Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan menggunakan sabunMengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah Menggunakan jamban yang bersih dan sehatOlahraga yang teratur dan terukurMemberantas jentik nyamukTidak merokok di sekolahMenimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap 6 bulanMembuang sampah pada tempatnya

PHBS di Institusi KesehatanPHBS di Institusi Kesehatan adalah upaya untuk memberdayakan pasien, masyarakat pengunjung dan petugas agar tahu, mau dan mampu untuk mempraktikkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dan berperan aktif dalam mewujudkan Institusi Kesehatan Sehat dan mencegah penularan penyakit di institusi kesehatan.

Ada beberapa indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk menilai PHBS di Institusi Kesehatan yaitu:Menggunakan air bersihMenggunakan JambanMembuang sampah pada tempatnyaTidak merokok di institusi kesehatan

PHBS di Tempat KerjaPHBS di Tempat kerja adalah upaya untuk memberdayakan para pekerjaagar tahu, mau dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam mewujudkan Tempat Kerja Sehat.

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Tempat kerja antara lain :Tidak merokok di tempat kerjaMembeli dan mengkonsumsi makanan dari tempat kerjaMelakukan olahraga secara teratur/aktifitas fisikMencuci tangan dengan air bersih dan sabun sebelum makan dan sesudahBAB dan BAKMemberantasjentik nyamuk di tempat kerjaMenggunakan air bersihMenggunakan jamban saat buang air kecil dan besarMembuang sampah pada tempatnyaMempergunakan Alat Pelindung Diri (APD) sesuai jenis pekerjaan

PHBS di Tempat UmumPHBS di Tempat - tempat Umum adalah upaya untuk memberdayakan masyarakat pengunjung dan pengelola tempat - tempat umum agar tahu, mau dan mampu untuk mempraktikkan PHBS dan berperan aktif dalam mewujudkan tempat tempat Umum Sehat. Tempat - tempat Umum adalah sarana yang diselenggarakan oleh pemerintah/swasta, atau perorangan yang digunakan untuk kegiatan bagi masyarakat seperti sarana pariwisata, transportasi, sarana ibadah, sarana perdagangan dan olahraga, rekreasi dan sarana sosial lainnya.

Ada beberapa indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk menilai PHBS di Tempat - Tempat Umum yaitu :Menggunakan air bersihMenggunakan jambanMembuang sampah pada tempatnyaTidak merokok di tempat umumTidak meludah sembaranganMemberantas jentik nyamuk

LI.4. Memahami dan Menjelaskan Beberapa Gaya Hidup yang Tidak Mencerminkan Perilaku SehatMelewatkan sarapanKurang makan buah dan sayurTidak rutin berolahragaKurang tidurMalas mencuci tanganLI.5. Memahami dan menjelaskan Perilaku hidup bersih dan Sehat (PHBS) dan Perkembangan masyarakat dalam islam

Kebersihan dalam pandangan Islam sangat erat hubungannya dengan kesihatan. Tujuan Islam mengajarkan hidup yang bersih dan sihat adalah menciptakan individu dan masyarakat yang sihat jasmani, rohani, dan sosial sehingga mampu menjadi umat pilihan dan khalifah Allah untuk memakmurkan bumi. Kesihatan merupakan salah satu hak bagi tubuh manusia. Karena kesihatan merupakan hak asasi manusia, sesuatu yang sesuai dengan fitrah manusia, maka Islam menegaskan perlunya kesihatan untuk menjalankan agama secara sempurna.

Al-quran banyak ayat yang menganjurkan unntuk bersuci. Alalh berfirman :Dan pakaianmu bersikanlah (QS.Al Muddatsir ayat: 4) Sesungguhnya Allah mencintai orang orang yang bertaubat dan orang orang yang mermbersikan diri. ( QS. Al baqarah:222 ).

Daftar PustakaNotoatmodjo, Soekidjo;2011;Kesehatan Masyarakat Ilmu & Seni; Jakarta: Rineka CiptaAbunain Djumadias. 1990. Aplikasi Antropometri sebagai Alat Ukur Status Gizi. Puslitbang Gizi Bogor.Arsad. RA, 2006. Perbedaan Hemoglobin, Status Gizi dan Prestasi Belajar Anak SD Wilayah Gunung dan Pantai di Kabupaten Polewali Mandar tahnu 2006. FKM-UNHAS. Makassar.Depkes, RI. 2004. Analisis Situasi Gizi dan Kesehatan Masyarakat, Jakarta.Fikawati, Sandra. 2008. Kumpulan Materi Gizi Kesehatan Masyarakat. Depok : FKM UI Soekidjo Notoatmodjo. Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Cet. ke-2, Mei. Jakarta : Rineka Cipta. 2010.Supariasa, I.D.N. 2010. Penilaian Status Gizi. Jakarta : EGC. http://www.litbang.depkes.go.id/riskesnas 24 mei 2012 pukul 20:12http://www.riskesdas.litbang.depkes.go.id diakses 24 mei 2012 pukul 20:12 InterpretasiIndeks yang digunakan

BB/UTB/UBB/TB

Normal, dulu kurang giziRendahRendahNormal

Sekarang kurang ++RendahTinggiRendah

Sekarang kurang +RendahNormalRendah

NormalNormalNormalNormal

Sekarang kurangNormalTinggiRendah

Sekarang lebih, dulu kurangNormalRendahTinggi

Tinggi, normalTinggiTinggiNormal

ObeseTinggiRendahTinggi

Sekarang lebih, belum obeseTinggiNormalTinggi

Keterangan : untuk ketiga indeks ( BB/U,TB/U, BB/TB) :Rendah : < -2 SD Standar Baku Antropometri WHO-NCHS Normal : -2 s/d +2 SD Standar Baku Antropometri WHO-NCHS Tinggi : > + 2 SD Standar Baku Antropometri WHO-NCHS