80
BLOK MUSKULOSKELETAL Ketua : Deby Tri Widia Lestari (1102013073) Sekretaris : Claraz Wanisada Erman (1102013066) Anggota : Cita Pratiwi (1102013065) Dara Lalita Darmestari (1102013068) Dara Mayang Sari (1102013069) Darayani Amalia (1102013070) Dea Dwi Miranti (1102013071) Dea Melinda Sabila (1102013072) Dyah Arum Maharani (1102012072)

Ppt Ske1 Final

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ppt skenario 1 blok muskulo

Citation preview

BLOK MUSKULOSKELETAL

BLOK MUSKULOSKELETALKetua: Deby Tri Widia Lestari(1102013073)Sekretaris: Claraz Wanisada Erman(1102013066)Anggota: Cita Pratiwi(1102013065) Dara Lalita Darmestari(1102013068) Dara Mayang Sari(1102013069) Darayani Amalia(1102013070) Dea Dwi Miranti(1102013071) Dea Melinda Sabila(1102013072) Dyah Arum Maharani(1102012072)

SkenarioSeorang laki-laki 45 tahun, datang ke RSUD dengan keluhan terdapat benjolan disiku kanan sejak 2 bulan ini. Benjolan dirasakan nyeri dan berdenyut serta mengganggu rentang gerak (range of movement/ROM). Riwayat pernah bengkak kemerahan pada metatarsophalangeal I dialami 5 bulan yang lalu dan berkurang setelah meminum obat anti nyeri. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tophus pada sekitar olecranon bentuk bulat dengan diameter 8 cm. Hasil pemeriksaan laboratorium didapati hyperurecemia. Dokter memberikan nonsteroid antiinflammasi drug (NSAID) dan uricosuric pada pasien tersebut disarankan untuk dilakukan pemeriksaan radiologi.HipotesaBenjolan/tophus dan bengkak pada ekstremitas yang diderita pasien merupakan ciri dari penyakit gout arthritis. Penyakit ini disebabkan oleh penumpukan asam urat pada sendi yang mengkristal sehingga menyebabkan rasa nyeri dan sulit menggerakkan sendi. Penumpukan asam urat tersebut bisa dikarenakan mengkonsumsi terlalu banyak makanan yang mengandung purin atau gangguan metabolisme dalam tubuh.

Sasaran PembelajaranLO.1. Memahami dan Menjelaskan Anatomi Persendian Ekstremitas Atas dan Bawah1.1. Makroskopis1.2. Mikroskopis1.3. Jenis dan Gerakan1.4. Fungsi

LO.2. Memahami dan Menjelaskan Asam Urat2.1. Definisi2.2. Struktur2.3. Metabolisme

LO.3. Memahami dan Menjelaskan Gout Arthritis3.1. Definisi3.2. Etiologi3.3. Patofisiologi3.4. Manifestasi klinis3.5. Diagnosis dan Diagnosis Banding3.6. Pemeriksaan Fisik dan Penunjang3.7. Penatalaksanaan3.8. Komplikasi3.9. Prognosis

LO.4. Memahami dan Menjelaskan NSAID dan Uricosurik4.1. Jenis dan Golongan4.2. Farmakokinetik4.3. Farmakodinamik4.4. Indikasi4.5. Kontraindikasi4.6. Efek SampingLO.1. Memahami dan Menjelaskan Anatomi Persendian Ekstremitas Atas dan Bawah

1.1 Makroskopis Persendian Ekstremitas Atas dan Bawah

Ekstremitas Superior

Ekstremitas Inferior1.2. Mikroskopis Persendian Ekstremitas Atas dan BawahSendi dapat dibagi menjadi tiga tipe, yaitu: Sendi fibrosa:Sendi yang dipersatukan oleh jaringan ikat padat fibrosa, dan dibagi menjadi dua subtipe yaitu sutura dan sindemosis

Sendi tulang rawan: Sendi yang disebut juga sendi kartilaginosa. Permukaan tulang yang berhadapan dilapisi lembar-lembar tulang rawan hialin yang secara erat dipersatukan oleh lempeng fibrokartilago. Dibagi menjadi dua subtipe yaitu sinkondrosis dan simphisis

1.2. Mikroskopis Persendian Ekstremitas Atas dan BawahSendi sinovial:Permukaan tulang yang bersendi diselubungi oleh tulang rawan yang lunak dan licin. Pada sendi ini, tulang-tulang ditahan menjadi satu simpai sendi. Permukaan tulang yang berhadapan tersebut, dipisahkan oleh celah sempit, yaitu cairan sinovial yang dihasilkan oleh membran sinovial. Cairan sinovial ini terdiri dari asam hialuronat yang terikat dengan protein yang berfungsi sebagai pelumas dan nutrisi bagi sel tulang rawan sendi.

1.3 Jenis dan Gerakan PersendianSecara fungsional sendi dapat dibagi berdasarkan luas geraknya, yaitu:Synarthrosis: Sendi yang tidak dapat bergerak sama sekali dan dipersatukan oeh jaringan ikat padat fibrosa.Amphiarthrosis: Sendi yang gerakannya sedikit/terbatasDiarthrosis: Sendi yang gerakannya bebas dan terdapat rongga diantara kedua tulang. Diarthrosis dapat dikelompokkan berdasarkan jumlah tulang yang bersendi, bentuk permukaan sendi, jumlah sumbu geraknya, dan jumlah tulang yang bersendi.

1.3 Jenis dan Gerakan Persendian

Arthroidea (gliding)

Diarthrosis berdasarkan bentuk permukaan sendi:

Ginglymus (hing)Pivot (trochoidea)Ellipsoidea (condyloidea),1.3 Jenis dan Gerakan Persendian

Diarthrosis berdasarkan bentuk permukaan sendi:

Sellaris (saddle)Spheroidea (ball and socket)1.3 Jenis dan Gerakan PersendianDiarthrosis berdasarkan jumlah sumbu gerak:Bersumbu satu: art. interphalanx, art. talocruralis, art. radioulnaris proximalisBersumbu dua: art. radiocarpalissBersumbu tiga: art. glenohumerale, art. Coxae

Diarthrosis berdasarkan jumlah tulang yang bersendi:Art. Simplex: terdiri dari satu sendiArt. Composita: terdiri lebih dari satu sendi

1.3 Jenis dan Gerakan PersendianAda beberapa macam gerakan sendi tubuh:Fleksi, yaitu gerakan yang mendekatkan bagian dari tulang yang membentuk sendiEkstensi, yaitu gerak berlawanan dari fleksiAbduksi, yaitu gerak arah sisi menjauhi bidang sagittalAduksi, yaitu gerak yang berlawanan arah dengan abduksi/mendekati bidang sagittalDepresi : gerak menurunkan Elevasi : gerak mengangkat

1.3 Jenis dan Gerakan PersendianPronasi, yaitu gerakan memutar lengan bawah untuk membalikkan telapak tangan, sehingga telapak tangan menghadap ke bawahSupinasi, yaitu gerak yang berlawanan dengan pronasi

Gerak berputar dibidang transversal, dapat berupa :Laterofleksi, yaitu gerak fleksi ke arah sampingSirkumdiksi, yaitu gabungan gerak rotasi (fleksi, laterofleksi, ekstensi) Endorotasi, yaitu gerak berputar lateral anterior medialEksorotasi, yaitu gerak berputar medial anterior lateral

1.4. Fungsi PersendianMemungkinkan untuk bergerak dan melakukan kegiatan. Sebagai penunjang dan pembentuk tubuhMempertahankan kelenturan kerangka tubuh.

LO.2. Memahami dan Menjelaskan Asam Urat2.1. Definisi Asam UratAsam urat merupakan produk akhir katabolisme purin pada primata, meningkatnya kadar asam urat dikaitkan dengan gout dan nefrolotiasis. Garam asam urat, urate, tidak larut dalam air dan dapat membentuk kristal, batu atau kalkuli. (Dorland, 2011)

2.2. Struktur Asam UratAsam urat merupakan asam lemah dengan pKa 5,8. Asam urat cenderung berada di cairan plasma ekstraselular sehingga membentuk ion urat pada pH 7.4. Ion urat mudah disaring dari plasma. Di bawah mikroskop kristal urat menyerupai jarum-jarum renik yang tajam, berwarna putih, dan berbau busuk.

2.3. Metabolisme Asam UratBiosintesis PurinSintesis de novoSalvage pathway (Reaksi Penyelamatan)Energi yang dibutuhkan lebih sedikit dibandingkan sintesis de novo

2.3. Metabolisme Asam Urat

HGPRT= Hipoksantin-Guanin Fosforibosil Transferase; APRT= Adenosin fosforibosil Transferase; ADA= Adenosin Deaminase2.3. Metabolisme Asam Urat

Salvage Pathway pada biosintesis purinLO.3. Memahami dan Menjelaskan Gout Arthritis

3.1. Definisi Gout ArthritisArtritis gout adalah gangguan metabolisme asam urat yang menimbulkan hiperurisemia, yaitu tingginya asam urat dalam darah. (P. Umiyarni, 2011). Gout arthritis merupakan penimbunan kristal asam urat pada persendian yang menyebabkan respon inflamasi akut, ataupun penimbunan kristal asam urat pada jaringan lunak (kartilago) yang tidak menimbulkan peradangan.

3.2. Etiologi Gout ArthritisGout primer: akibat langsung pembentukan asam urat tubuh yang berlebihan atau akibat dari penurunan ekskresi asam uratGout sekunder: pembentukan asam urat tubuh yang berlebihan atau akibat dari penurunan ekskresi asam urat akibat proses penyakit lain atau pemakaian obat tertentu.

Produksi asam urat dalam tubuh meningkatKurangnya pembuangan asam uratProduksi asam urat berlebih, sedangkan pembuangannya terganggu

3.2. Etiologi Gout ArthritisSejumlah faktor risiko yang berhubungan dengan hyperuricemia dan asam urat, yaitu:Genetika.Jenis kelamin dan usia.Berat badan.Konsumsi alkohol. Diet. Memimpin paparanMasalah kesehatan lainnya: Insufisiensi ginjal, tekanan darah tinggi, hipotiroidisme (kelenjar tiroid kurang aktif), psoriasis, anemia hemolitik, atau beberapa jenis kanker Obat-obatan yang dikonsumsi3.3. Patofisiologi Gout Arthritis

3.4. Manifestasi Klinis Gout ArthritisStadium gout arthritis akut Radang sendi timbul sangat cepat dalam waktu singkat. Biasanya bersifat monoartikuler dengan keluhan utama berupa nyeri, bengkak, terasa hangat, merah dengan gejala sistemik berupa demam, menggigil dan merasa lelah. Lokasi yang paling sering pada MTP-1 yang biasanya disebut podagra. Apabila proses penyakit berlanjut, dapat terkena sendi lain yaitu pergelangan tangan/kaki, lutut, dan siku.

3.4. Manifestasi Klinis Gout ArthritisStadium interkritikal Stadium ini merupakan kelanjutan stadium akut dimana terjadi periode interkritik asimptomatik. Walaupun secara klinik tidak dapat ditemukan tanda-tanda radang akut, namun pada aspirasi sendi ditemukan kristal urat. Hal ini menunjukkan bahwa proses peradangan masih terus berlanjut, walaupun tanpa keluhan.

3.4. Manifestasi Klinis Gout ArthritisStadium Gout arthritis menahun Stadium ini umumnya terdapat pada pasien yang mampu mengobati dirinya sendiri (self medication). Sehingga dalam waktu lama tidak mau berobat secara teratur pada dokter. Artritis gout menahun biasanya disertai tofi yang banyak, poliartikular, sering pecah dan sulit sembuh dengan obat, kadang-kadang dapat timbul infeksi sekunder. Pada stadium ini kadang-kadang disertai batu saluran kemih sampai penyakit ginjal menahun

3.5. Diagnosis dan Diagnosis Banding Gout ArthritisDiagnosisMenurut The American Reumatism Association (ARA) tahun 1977Diagnosis pasti ditegakkan apabila:Ditemukan Kristal monosodium urat (MSU) pada cairan sendi atau tofiDitemukan 6 dari 12 kriteria berikut:Inflamasi maksimal pada hari pertama Serangan antritis akut lebih dari satu kali Artritis monoartikular (arthritis pada satu persendian)Sendi yang terkena berwarna kemerahan Pembengkakan dan sakit pada sendi MTP-ISerangan pada sendi mtp unilateral

3.5. Diagnosis dan Diagnosis Banding Gout ArthritisSerangan pada sendi tarsal unilateralTofusHiperurisemiaTerdapat pembengkakan sendi asimetris pada gambaran radiologikTerdapat kista subkortikal tanpa erosi pada gambaran radiologik Pada pemeriksaan kultur bakteri cairan sendi hasilnya negative.

3.6. Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Gout ArthritisPemeriksaan fisik:InspeksiDeformitas dan eritema

PalpasiPembengkakan karena peradanganPerubahan suhu kulitPerubahan anatomi tulang / jaringan lunakNyeri tekan dan krepitusPerubahan range of movement

3.6. Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Gout ArthritisPemeriksaan laboratoriumSerum asam uratKadar normal asam urat wanita: 2,6-6 mg/dlKadar normal asam urat pria: 3,5-7 mg/dlAngka leukositMenunjukkan peningkatan yang signifikan mencapai 20.000/mm3 selama serangan akut. Selama periode asimptomatik angka leukosit masih dalam batas normal yaitu 5000-10.000/mm3.Eusinofil Sedimen rate (ESR) Urin spesimen 24 jamMeningkat selama serangan akut. Peningkatan kecepatan sedimen rate mengindikasikan proses inflamasi akut, sebagai akibat deposit asam urat di persendian.3.6. Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Gout ArthritisUrin spesimen 24 jamJumlah normal seorang mengekskresikan 250 - 750 mg/24 jam asam urat di dalam urin. Kadar kurang dari 800 mg/24 jam mengindikasikan gangguan ekskresi pada pasien dengan peningkatan serum asam urat.

Analisis cairan aspirasiDari sendi yang mengalami inflamasi akut ataumaterialaspirasi dari sebuah tofi menggunakan jarum kristal urat yang tajam,memberikandiagnosis definitif gout. Merupakan gold standard untuk diagnosegout.Pemeriksaan kadar urea darah dan kreatininKadar kreatinin darah normal pria: 0,6-1,3 mg/dlKadar kreatinin darah normal wanita: 0,5-1 mg/dl

3.6. Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Gout ArthritisPemeriksaan radiologi

3.7. Penatalaksanaan Gout ArthritisMemberikan edukasiPengaturan dietIstirahat sendiPengobatanPengobatan bertujuan untuk menghilangkan keluhan nyeri sendi dan peradangan dengan obat-obat, antara lain kolkisin, obat anti inflamasi non steroid (OAINS), kortikosteroid, atau hormon ACTH. Obat penurun asam urat seperti alopurinol atau obat urikosurik tidak boleh diberikan pada stadium akut. Namun kepada pasien yang telah rutin mendapat obat penurun asam urat, sebaiknya tetap diberikan.Alat bantu orthopediTerapi fisikOperasi

3.8. Komplikasi Gout ArthritisKomplikasi Hiperurisemia pada GinjalTiga komplikasi hiperurisemia pada ginjal berupa batu ginjal, gangguan ginjal akut dan kronis akibat asam urat. Batu ginjal terjadi sekitar 10-25% pasien dengan gout primer. Kelarutan kristal asam urat meningkat pada suasana pH urin yang basa. Sebaliknya, pada suasana urin yang asam, kristal asam urat akan mengendap dan terbentuk batu.

3.9. Prognosis Gout Arthritis50% dari orang di dunia yang pernah terserang oleh penyakit gout arthritis biasanya dalam jangka waktu 6-24 bulan mengalami serangan yang ke dua kalinya.Pasien yang telah menderita arthritis gout tidak akan sembuh sepenuhnya.Pasien tersebut harus terus menjaga diet sepanjang hidup dan mengurangkan makanan yang mengandung purin seumur hidupnya.Ini untuk memastikan penyakitnya tidak kambuh lagi.

LO.4. Memahami dan Menjelaskan NSAID dan Uricosuric4.1. Jenis-jenis dan Golongan NSAID dan UricosuricNSAIDKlasifikasi NSAID berdasarkan selektivitasnya terhadap siklooksigenase (COX). Efek terapi dan efek sampingnya berdasarkan atas penghambatan biosintesis prostaglandin (PG).

NSAID COX-nonselektifAspirinIndometasinPiroksikamIbuprofenNaproksenAsam mefenamat4.1. Jenis-jenis dan Golongan NSAID dan UricosuricNSAID COX-2-preferentialNimesulidMeloksikamNabumetonDiklofenaketodolak

NSAID COX-2-selektifGenerasi 1:SelekoksibRofekoksibValdekoksibParekoksibEterikoksibGenerasi 2:Lumirakoksib

4.1. Jenis-jenis dan Golongan NSAID dan UricosuricUrikosurikTerdapat 2 kelompok obat urikosurik, yaitu :Obat menghentikan proses inflamasi akut (kolkisin, fenilbutazon, oksifentabutazon, indometasin). Obat mempengaruhi kadar asam urat (probenesid, alopurinol, sulfinpirazon). Obat ini tidak berguna mengatasi serangan klinis, tetapi terkadang malah meningkatkan frekuensi serangan pada awal terapi. Untuk keadaan akut digunakan OAINS.

FARMAKODINAMIK, FARMAKOKINETIK, INDIKASI, KONTRAINDIKASI, DAN EFEK SAMPING NSAID & URIKOSURIKNSAIDFarmakodinamik :Efek analgesik Efektif terhadap nyeri dengan intensitas rendah sampai sedang misalnya sakit kepala, mialgia, artalgia. Obat ini tidak menimbulkan ketagihan dan efek samping yang merugikan. Efek antipiretik Hanya menurunkan suhu badan hanya pada keadaan demam. Obat ini akan bersifat toksik apabila dipakai secara rutin dan terlalu lama.

Efek antiinflamasiHanya meringankan gejala nyeri dan inflamasi yang berkaitan dengan penyakit secara simptomatik, tidak menghentikan, memperbaiki atau mencegah kerusakan jaringan pada kelainan muskuloskeletal.

FARMAKODINAMIK, FARMAKOKINETIK, INDIKASI, KONTRAINDIKASI, DAN EFEK SAMPING NSAID & URIKOSURIKFarmakokinetik :Mekanisme NSAID berhubungan dengan sistem biosintesis PG yang telah memperlihatkan secara in vitro bahwa dosis rendah aspirin dan indometasin menghambat produksi enzimatik PG. Produksi PG akan meningkat bilamana sel mengalami kerusakan. Obat NSAID secara umum tidak menghambat biosintesis leukotrien. Golongan obat ini menghambat enzim siklooksigenase sehingga konversi asam arakidonat menjadi PGG2 terganggu.

FARMAKODINAMIK, FARMAKOKINETIK, INDIKASI, KONTRAINDIKASI, DAN EFEK SAMPING NSAID & URIKOSURIKEfek samping:Secara umum berpotensi menyebabkan ES pada 4 organ, yaitu: pencernaan, ginjal, hati dan darah.Pencernaan: tukak lambung (paling sering)Ginjal: aliran darah ginjal menurun, gagal ginjal, penggunaan bertahun menyebabkan nefropati analgesikHati: kerusakan hati, terutama pada pasien usia lanjutDarah: gangguan fungsi trombositFARMAKODINAMIK, FARMAKOKINETIK, INDIKASI, KONTRAINDIKASI, DAN EFEK SAMPING NSAID & URIKOSURIKGolongan NSAID 1. Salisilat, Salisilamid & Diflunisala. SalisilatDikenal sebagai asetosal atau aspirinPenggunaan sangat luas

Farmakodinamik:Merangsang pernafasan (hiperventilasi)Keseimbangan as-basa: Alkalosis respiratorikEfek urikosurikEfek terhadap darah: masa perdarahan meningkatEfek terhadap hati dan ginjal: hepatotoksikEfek terhadap sal cerna: iritasi

FARMAKODINAMIK, FARMAKOKINETIK, INDIKASI, KONTRAINDIKASI, DAN EFEK SAMPING NSAID & URIKOSURIKFarmakokinetik: Pada pemberian oral, sebagian salisilat diabsorbsi dengan cepat dalam bentuk utuh di lambung, tapi sebagian besar di usus halus bagian atas. Kadar tertinggi kira-kira 2 jam setelah pemberian.Indikasi:Salisilat merupakan obat yang digunakan sebagai analgesik, antipiratik dan anti inflamasi. Aspirin dosis terapi bekerja cepat dan efektif sebagai antipiretik. Obat ini juga dindikasikan pada penyakit demam reumatik akut, artritis reumatoid, profilaksis trombus koroner.

FARMAKODINAMIK, FARMAKOKINETIK, INDIKASI, KONTRAINDIKASI, DAN EFEK SAMPING NSAID & URIKOSURIKEfek samping:Menyebabkan efek samping pada empat organ, yaitu: pencernaan, ginjal, hati dan darahPencernaan: tukak lambung (paling sering)Ginjal: aliran darah ginjal menurun, gagal ginjal, penggunaan bertahun menyebabkan nefropati analgesikHati: kerusakan hatiDarah: gangguan fungsi trombositHipersensitivitas: akibat bergesernya metabolisme asam arakidonat ke lipoksigenase

FARMAKODINAMIK, FARMAKOKINETIK, INDIKASI, KONTRAINDIKASI, DAN EFEK SAMPING NSAID & URIKOSURIKb. SalisilamidFarmakodinamik:Efek analgesik, antipiretik salisilamid lebih lemah dari salisilat, karena salisilamid dalam mukosa usus mengalami metabolisme lintas pertama sehingga hanya sebagian salisilamid yang diberikan masuk sirkulasi sebagai zat aktif.

Farmakokinetik:Obat ini mudah diabsorpsi usus dan cepat didistribusikan ke jaringan. Obat ini menghambat glukuronidasi obat analgesik lain di hati, misalnya Na salisilat dan asetaminofen, sehingga pemberian bersama dapat meningkatkan efek terapi dan toksisitas obat tersebut.FARMAKODINAMIK, FARMAKOKINETIK, INDIKASI, KONTRAINDIKASI, DAN EFEK SAMPING NSAID & URIKOSURIKIndikasi:Salisilamid dijual bebas dalam bentuk obat tunggal atau kombinasi tetap. Dosis analgesic antipiretik untuk orang dewasa 3-4 kali 300-600 mg sehari, untuk anak 65 mg/kgBb/hari diberikan 6 kali/hari. Untuk febris reumatik diperlukan dosis oral 3-6 kali 2 g sehari.

c. DiflunisalFarmakodinamik: Obat ini merupakan obat derivat difluorefenil dari asam salisilat, tetapi in vivo tidak diubah menjadi asam salisilat. Bersifat analgesik dan anti-inflamasi tetapi hampir tidak bersifat antipiretik. . Bersifat analgesik dan anti-inflamasi tetapi hampir tidak bersifat antipiretik.

FARMAKODINAMIK, FARMAKOKINETIK, INDIKASI, KONTRAINDIKASI, DAN EFEK SAMPING NSAID & URIKOSURIKFarmakokinetik:Setelah pemberian oral, kadar puncak dicapai dalam 2- 3 jam. Sembilam puluh Sembilan persen diflunisal terikat albumin plasma dan waktu paruh 8-12 jam.Indikasi:Hanya sebagai analgesik ringan sampai sedang dengan dosis awal 500 mg disusul 250-500 mg tiap 8-12 jam. Untuk osteoarthritis dosis awal 2 kali 250-500 mg sehari dengan dosis pemeliharaan tidak melampaui 1,5 gram sehari.

Efek samping: Lebih ringan daripada asetosal dan tidak dilaporkan menyebabkan gangguan pendengaran.

FARMAKODINAMIK, FARMAKOKINETIK, INDIKASI, KONTRAINDIKASI, DAN EFEK SAMPING NSAID & URIKOSURIK2. Para amino fenolDerivat asetaminofen (parasetamol)Farmakodinamik:Efek analgesik parasetamol sama dengan aspirinEfek antipiretik baikEfek antiinflamasi lemahEfek iritasi lambung hampir tidak ada

Farmakokinetik:Absorbsi melalui saluran cerna sempurnaTersebar ke seluruh tubuhTerutama dimetabolisme di hatiMetabolit dapat menyebabkan methemoglobinemia

FARMAKODINAMIK, FARMAKOKINETIK, INDIKASI, KONTRAINDIKASI, DAN EFEK SAMPING NSAID & URIKOSURIKIndikasi:Penggunaan parasetamol sebagai analgesik dan antipiretik telah menggantikan penggunaan salisilat. Parasetamol sering dikombinasi dengan NSAID untuk efek analgesik.

Efek samping: Reaksi alergi jarang terjadi. MethemoglobinemiaNefropati analgesikToksisitas: Nekrosis hati pada dosis 10-15 g FARMAKODINAMIK, FARMAKOKINETIK, INDIKASI, KONTRAINDIKASI, DAN EFEK SAMPING NSAID & URIKOSURIK3. Pirazolon dan DerivatDalam kelompok ini termasuk dipiron, fenilbutazon, oksifenbutazon, antipirin dan aminopirin.Indikasi:Dipiron hanya digunakan sebagai analgetik dan antipiretik karena efek antiinflamasinya lemah.Antipirin dan aminopirin tidak digunakan lagi karena toksisitasnya.Fenilbutazon dan oksifenbutazon tidak dianjurkan lagi pemakaiannya.

Efek samping:Semua derivat pirazolon dapat menyebabkan agrunolositosis, anemia aplastik dan trombostiopenia. Dipiron juga dapat menimbulkan hemolisis, edema, tremor, mual, muntah, pendarahan lambung, dan anuria.

FARMAKODINAMIK, FARMAKOKINETIK, INDIKASI, KONTRAINDIKASI, DAN EFEK SAMPING NSAID & URIKOSURIKGolongan NSAID berdasarkan AINS COX-nonselektif1. Asam MefenamatFarmakodinamik:Asam mefanamat digunakan sebagai analgesik. Sebagai antiinflamasi, asam mefenamat kurang efektif dibandingkan aspirin. Sifat iritatifnya kuat.Farmakokinetik:Asam mefenamat terikat sangat kuat pada protein plasma.Indikasi:Dosis asam mefenamat adalah 2-3 kali 250-500 mg sehari.

FARMAKODINAMIK, FARMAKOKINETIK, INDIKASI, KONTRAINDIKASI, DAN EFEK SAMPING NSAID & URIKOSURIKKontraindikasi: Tidak di anjurkan pada anak dibawah 14 tahun dan wanita hamil dan pemberian tidak lebih dari 7 hari. Tidak diberikan selama masa menstruasi pada wanita karena akan mengurangi kehilangan darah.Efek samping: eritema kulit, bronkokontriksi, dan anemia hemolitik.

2. IbuprofenMerupakan derivat asam propionat Bersifat analgesik dengan daya anti inflamasi yang tidak terlalu kuatFARMAKODINAMIK, FARMAKOKINETIK, INDIKASI, KONTRAINDIKASI, DAN EFEK SAMPING NSAID & URIKOSURIKFarmakodinamik:Derivat asam propionat dapat mengurangi efek diuresis dan natriuresis furosemid dan tiazid m juga dapat mengurangi efek antihipertensi obat -blocker. Farmakokinetik: Absorbsi ibuprofen cepat melalui lambung dan kadar maksimal dalam plasma dicapi setelah 1-2 jam. Waktu paruh dalam plasma sekitar 2 jam. 90% ibuprofen terikat dalam protein plasma. Ekskresinya berlangsung cepat, 90% dari dosis yang direabsorsi akan diekskresi melalui urin.

FARMAKODINAMIK, FARMAKOKINETIK, INDIKASI, KONTRAINDIKASI, DAN EFEK SAMPING NSAID & URIKOSURIKIndikasi:Untuk efek antiinflamasi dengan dosis 1200-2400 mg sehari. Dosis sebagai analgesik 4 kali 400 mg sehari.Kontraindikasi:Pada wanita hamil dan menyusui

Efek samping:Gangguan saluran cerna ringan, eritema kulit, sakit kepala, trombosipenia, ambliopia toksik.

FARMAKODINAMIK, FARMAKOKINETIK, INDIKASI, KONTRAINDIKASI, DAN EFEK SAMPING NSAID & URIKOSURIK3. NaproksenSalah satu dari derivat asam propionat .

Farmakodinamik:Efektivitas sedikit lebih tinggi dengan efek samping lebih rendah dari golongan asam propionat yang lain.Farmakokinetik:Absorpsi obat ini berlangsung baik melalui lambung dan kadar puncak plasma dicapai dalam 2-4 jam. Waktu paruh obat 14 jam, sehingga cukup diberikan dua kali sehari. Ikatan obat dengan dengan protein plasma 98-99%. Ekskresi utamanya dalam urin.

FARMAKODINAMIK, FARMAKOKINETIK, INDIKASI, KONTRAINDIKASI, DAN EFEK SAMPING NSAID & URIKOSURIKIndikasi:Dosis untuk terapi penyakit reumatik sendi adalah 2 kali 250-375 mg sehari.Efek samping:Dispepsia ringan sampai perdarahan lambung. Pada sistem saraf pusat timbul sakit kepala, pusing, lelah dan ototoksisitas.

4. IndometasinMerupakan derivat indol-asam astetat. Farmakodinamik:Memiliki efek antiinflamasi, analgesik dan antipiretik. Dapat menghambat motilitas leukosit polimorfonuklear.

FARMAKODINAMIK, FARMAKOKINETIK, INDIKASI, KONTRAINDIKASI, DAN EFEK SAMPING NSAID & URIKOSURIKFarmakokinetik:Absorpsi indomestain pada pemberian oral cukup baik, 92-99% indomestain terikat pada protein plasma. Metabolismenya terjadi di hati. Diekskresi melalui urin dan empedu. Waktu paruh plasma kira-kira 2-4 jam.Indikasi:Dosis indometasin yaitu 2-4 kali 25 mg sehari, untuk mengurangi gejala reumatik di malam hari diberikan 50-100 mg sebelum tidur.

Kontraindikasi:Pada anak, wanita hamil, pasien dengan gangguan psikiatri dan pasien dengan penyakit lambung.

FARMAKODINAMIK, FARMAKOKINETIK, INDIKASI, KONTRAINDIKASI, DAN EFEK SAMPING NSAID & URIKOSURIKEfek samping:Pada saluran cerna seperti diare, perdarahan lambung, dan pankreatitis. Sakit kepala, agranulositosis, anemia aplastik dan trombositopenia.

5. PiroksikamMerupakan derivat asam enolat.Farmakokinetik:Waktu paruh dalam plasma lebih dari 45 jam sehingga diberikan hanya sekali sehari. Absorpsi cepat di lambung, terikat 99% pada protein plasma.

Indikasi: Hanya untuk penyakit inflamasi sendi seperti arthritis rheumatoid, osteoarthritis, spondilitis ankilosa. Dosis 10-20 mg sehari pada pasien yang tidak memberi respon cukup dengan AINS yang lebih aman.

FARMAKODINAMIK, FARMAKOKINETIK, INDIKASI, KONTRAINDIKASI, DAN EFEK SAMPING NSAID & URIKOSURIKKontraindikasi:Tidak dianjurkan pada wanita hamil, pasien tukak lambung, dan pasien yang sedang minum antikoagulan.Efek samping:Pusing, tinitus, nyeri kepala, dan eritem.

Golongan NSAID COX-2 preferential1. Meloksikam Farmakodinamik : Tergolong pereferential COX-2 menghambat COX-2. Efek samping: pada gangguan saluran cerna. Indikasi: dosis 7,5 mg sekali sehari.

FARMAKODINAMIK, FARMAKOKINETIK, INDIKASI, KONTRAINDIKASI, DAN EFEK SAMPING NSAID & URIKOSURIK2. NabumetonFarmakodinamik: Dapat menghambat iso-enzim prostaglandin untuk peradangan, tetapi kurang menghambat prostasiklin yang bersifat sitoprotektif.

Farmakokinetik:Nabumeton aktif setelah absorpsi. Dosis yang diberikan 1 gram/hari didapatkan waktu paruh sekitar 24 jam. Pada usia lanjut waktu paruh nya bertambah panjang dengan 3-7 jam.

3. DiklofenakFarmakodinamik : menghambat preferential COX 2.

FARMAKODINAMIK, FARMAKOKINETIK, INDIKASI, KONTRAINDIKASI, DAN EFEK SAMPING NSAID & URIKOSURIKFarmakokinetik : Absorbsi obat ini melalui saluran cerna berlangsung cepat dan lengkap. Obat ini 99 % pada protein plasma dan mengalami efek metabolisme lintas pertama sebesar 40-50 %.

Indikasi : dosis orang dewasa 100-500 mg sehari terbagi dua atau 3 dosis.

Kontraindikasi: pada ibu hamil dan penderita tukak lambung.

Efek samping: mual, gastritis, eritema kulit dan sakit kepala.

FARMAKODINAMIK, FARMAKOKINETIK, INDIKASI, KONTRAINDIKASI, DAN EFEK SAMPING NSAID & URIKOSURIKUrikosurikObat golongan urikosurik adalah obat yang menghambat reabsorpsi asam urat di tubulus ginjal sehingga ekskresi asam urat meningkat melalui ginjal. Sebaiknya terapi dengan obat golongan urikosurikdimulai dengan dosis rendah untuk menghindari efek urikosuria dan terbentuknya batu urat.

1. KolkisinFarmakodinamik:Merupakan suatu antiradang spesifik terhadap piraiTidak memiliki efek analgesikTidak mempengaruhi kadar asam uratMekanisme kerjanya menghambat migrasi granulosit sehingga menghambat pelepasan mediator inflamasi

FARMAKODINAMIK, FARMAKOKINETIK, INDIKASI, KONTRAINDIKASI, DAN EFEK SAMPING NSAID & URIKOSURIKFarmakokinetikAbsorbsi melalui saluran cerna baik, didistribusikan secara luas dalamjaringan tubuh. Kadar tinggi berada di dalam ginjal, hati, limpa, dan saluran cerna, tetapi tidak terdapat di dalam otot rangka, jantung, dan otak. Sebagian besar diekskresikan dalam bentuk tinja, 10-20% melalui urin. Pada pasien penyakit hati lebih banyak melalui urin. Kolkisin dapat ditemukan dalam leukosit danurin sedikitnya untuk 9 hari setelah suatu suntikan IV.

IndikasiObat terpilih untuk piraiSelain untuk serangan juga sebagai profilaksis

FARMAKODINAMIK, FARMAKOKINETIK, INDIKASI, KONTRAINDIKASI, DAN EFEK SAMPING NSAID & URIKOSURIKKontraindikasiKolkisin harus diberikan hati-hati pada pasien usia lanjut, lemah atau pasien dengan gangguan ginjal, kardiovaskular, dan saluran cerna.

Efek samping:Muntah, mual, dan diare, depresi sumsum tulang, purpura, neuritis perifer, miopati, anuria, alopesia, gangguan hati, reaksi alergi, dancolitis hemoragik terjadi karena dosis yang berlebihan dan pada pemberian IV, gangguan ekskresi akibat kerusakan ginjal dan kombinasi keadaantersebut.

FARMAKODINAMIK, FARMAKOKINETIK, INDIKASI, KONTRAINDIKASI, DAN EFEK SAMPING NSAID & URIKOSURIK2. AlopurinolFarmakodinamik:Berguna untuk pirai karena mengurangi kadar asam uratPengobatan jangka panjang mengurangi frekuensi serangan, pembentukan tofi, memobilisasi asam urat.Efektif untuk pirai kronik dengan insufisiensi ginjal, dan batu asam uratMekanisme kerjanya menghambat sintesis asam urat melalui xantin oksidase

FarmakokinetikMengalami biotransformasi oleh enzim xantin oksidase menjadi aloxantin yang masa paruhnya lebih panjang daripada allopurinol, oleh karena itu allopurinol cukupdiberikan satu kali sehari karena masa paruhnya pendek.

FARMAKODINAMIK, FARMAKOKINETIK, INDIKASI, KONTRAINDIKASI, DAN EFEK SAMPING NSAID & URIKOSURIKIndikasi:Dosis untuk penyakit pirai ringan 200-400 mg/hari, 400-600 mg untuk penyakit yang lebih berat. Untuk pasien yang gangguan ginjal dosisnya cukup 100-200 mg/hari.Untuk anak 6-10 tahun 300 mg/hari dan 150 mg/hari untuk anak di bawah 6 tahun. Bila diberikan bersamaan dengan merkaptopurin, dosis merkaptopurin harus dikurangi sampai 25-35%, karena kerja alopurinol yang mengahambat oksidasi merkaptopurin

Efek samping: Reaksi kulit.

Komplikasi: Reaksi alergi berupa demam, mengigil, leukopenia atau leukositosis, eosinofilia, artralgia, gangguan saluran cerna dan pruritus.

FARMAKODINAMIK, FARMAKOKINETIK, INDIKASI, KONTRAINDIKASI, DAN EFEK SAMPING NSAID & URIKOSURIK3. ProbenesidFarmakodinamik:Mencegah dan mengurangi kerusakan sendi serta pembentukan tofi pada penyakit pirai, tidak efektif untuk mengatasi serangan akut.Berguna untuk pengobatan hipeuresemia sekunder.Menghambat ekskresi renal dari sulfinpirazon, indometasin, penisilin, PAS, sulfonamide, dan juga berbagai asam organik sehingga dosis obat harus disesuaikan bila diberikan bersamaan.

Indikasi:Dosis probenesid 2 kali 250 mg/hari selama seminggu diikuti dengan 2 kali 500mg/hari. FARMAKODINAMIK, FARMAKOKINETIK, INDIKASI, KONTRAINDIKASI, DAN EFEK SAMPING NSAID & URIKOSURIKKontraindikasi : Pasien yang dengan riwayat ulkus peptic

Efek samping: Gangguan saluran cerna, nyeri kepala, dan reaksi alergi. Gangguan saluran cerna lebih ringan dibandingkan sulfipirazon. Pemberian salisilat dapat mengurangi efek probenesid.

4. SulfinpirazonFarmakodinamik: Mencegah dan mengurangi kelainan sendi dan topi berdasarkan hambatan reabsorbsi asam uratKurang efektif menurunkan kadar asam urat dibandingkan dengan alopurinol dan tidak efektif mengatasi seranganpirai akut.

FARMAKODINAMIK, FARMAKOKINETIK, INDIKASI, KONTRAINDIKASI, DAN EFEK SAMPING NSAID & URIKOSURIKIndikasi:Dosis sulfinpirazon 2 kali 100-200 mg/hari, ditingkatkan sampai 400-800 mg kemudian dikurangi sampai dosis efektif minimal. Interaksi obat: Fenilbutazon, oksifenbutazon (sulfinpirazon meningkatkan efek insulin dan obathipoglikemik oral sehingga diberikan dengan pengawasan ketat)

Kontraindikasi: Pasien yang dengan riwayat ulkus peptic

Efek samping: Mual, muntah, dan dapat timbul ulkus peptic. Anemia dan leukopenia, agranulositosis dapat terjadi.

FARMAKODINAMIK, FARMAKOKINETIK, INDIKASI, KONTRAINDIKASI, DAN EFEK SAMPING NSAID & URIKOSURIK5. KetorolakFarmakodinamik :Merupakan obat analgesik poten dengan efek anti-inflamasi sedang. Obat ini sangat selektif menghambat COX-1. Efek analgesik sebanding morfinFarmakokinetik:Absorbsi oral dan IM berlangsung cepat mencapai puncak dalam 30-50 menit. Dosis IM 30-60 mg, IV 15-30 mg, dan oral 5-30 mg.Efek samping:Berupa nyeri di tempat suntikan, gangguan saluran cerna, mengantuk, pusing, dan sakit kepalaFARMAKODINAMIK, FARMAKOKINETIK, INDIKASI, KONTRAINDIKASI, DAN EFEK SAMPING NSAID & URIKOSURIK6. EtodolakFarmakodinamik:Merupakan NSAID kelompok asam piranokarboksilat dan obat ini merupakan lebih selektif terhadap COX-2 dibandingkan dengan NSAID umumnya. Etodolakmenghambat bradikinin yang diketahui merupakansalah satu mediator perangsang nyeri.Farmakokinetik:Masa kerjanya pendek sehingga harus diberikan 3-4 kali sehari. Berguna untukanalgesic, pasca bedah. Dosis 200-400, 3-4 kali sehari.

Daftar PustakaDepartemen Farmakologi dan Terapeutik FKUI. 2007. Farmakologi dan Terapi. Jakarta. Edisi 5 (Cetak Ulang, 2009) Dorland W A N. 2011. Kamus Saku Kedokteran Dorland. Edisi 28. Jakarta: EGC Gunawan, Sulistia Gan. 2009. Farmakologi dan Terapi. Edisi 5. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.Kumar V, Cotran R, Robbins S. Buku Ajar Patologi. 7th ed. Jakarta: EGC; 2000. p. 864-8Murray RK, Granner DK, Rodwell VW. Biokimia Harper. 27th ed. Jakarta: EGC; p. 317.Sudoyo A.W., Setiyohadi, B., dkk. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam edisi V Jilid III. Jakarta: Interna Publishing.http://jurnalkedokteranindonesia.wordpress.com/2010/07/20/ diakses pada 9 September 2014http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31060/5/Chapter%20I.pdf diakses pada 9 September 2014www.digilib.unimus.ac.id diakses pada 9 September 2014