Upload
dimas-raihon-indra
View
312
Download
7
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Tactical Decision Making
Citation preview
Merupakan alat perencanaan dan pengambilan keputusan yang sangat berguna bisa dipakai untuk mengidentifikasi tingkat kesulitan (keseriusan) masalah finansial (ekonomi) yang dihadapi oleh divisi/unit bisnis
Menekankan pada hubungan antara kos, volume penjualan, dan harga (menyangkut aspek finansial yang utama)
Menjawab masalah: berapa tingkat penjualan (unit atau rupiah) yang harus dicapai agar perusahaan dalam keadaan impas (break even), pengaruh penurunan fixed costs terhadap break even point, dan pengaruh kenaikan harga terhadap laba
Untuk keperluan analisis ini struktur kos perusahaan harus dikelompokkan ke dalam elemen tetap (fixed costs) dan elemen variabel (variable costs)
• Keuntangan dan kerugian sama dengan nol• Menentukan dan mencari jumlah barang
atau jasa yang harus dijual kepada konsumen pada harga tertentu
• Jumlah penjualan minimal yang harus dipertahankan agar perusahaan tidak mengalami kerugian.
• Jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh keuntungan tertentu.
• Seberapa jauhkah berkurangnya penjualan agar perusahaan tidak menderita rugi.
• Untuk mengetahui bagaimana efek perubahan harga jual, biaya dan volume penjualan terhadap keuntungan yang diperoleh.
Variabel Cost Fixed Cost Harga Jual
Menghitung berapa unit yang harus dijual
Menghitung berapa nilai ($) penjualan yang perlu diterima
Fixed CostHarga Perunit - Variable Cost Perunit
BEP =
Fixed CostHarga Perunit - Variable Cost Perunit
Harga PerunitBEP = x
Toko Lampu Robert:•Fixed cost= Rp 200.000•Variable cost = Rp 5.000/unit•Harga jual = Rp 10.000/unit
BEP?
Menentukan seberapa jauhkah berkurangnya penjualan agar perusahaan tidak menderita kerugian.
Budget Sales adalah jumlah penjualan yang telah ditargetkan.
(Budget Sales - BEP)Budget Sales
Margin of Safety (%) =
Relevant Cost Analysis
1. Kenali dan tetapkan masalah1. Kenali dan tetapkan masalah
2. Identifikasi dan eliminasi2. Identifikasi dan eliminasi alternatifalternatif
3. Identifikasi biaya dan manfaat3. Identifikasi biaya dan manfaat
4. Hitung total biaya dan manfaat4. Hitung total biaya dan manfaat
6. Tetapkan alternatif 6. Tetapkan alternatif
5. Menilai faktor-faktor kualitatif5. Menilai faktor-faktor kualitatif
Suatu info dianggap relevan dengan keputusan yg akan
diambil jika . . .Akan terjadi (saat ini belum terjadi), Berbeda di antara alternatif yang ada
Jenis informasi biaya yang mungkin relevantOut of pocket costsAvoidable costsIncremental costs, marginal costs
Opportunity costsTraceable Costs
Sunk costsBiaya yang sudah terjadi. They do
not affect any future cost and cannot be changed by any current or
future action.
Sunk costs are irrelevant to decisions.Sunk costs are irrelevant to decisions.
Mempertimbangkan faktor non-ekonomisEfek strategik yang mungkin muncul
Efek sosialPeraturan pemerintah
Pengambilan keputusanAnalisis: Pendekatan konstribusi (contribution pricing)
Perlu memisahkan kos ke dalam komponen variabel dan tetap
Cost Related Problem: Cost Saving-nya positif Cost of Base Alternative is higher than the Proposed Ones
Revenues and Costs – Related Problems: Differential Profit-nya Positif Alternatif yang dipilih adalah alternatif yang menghasilkan laba terbesar
Profit and Investment – Related Problems: Alternatif yang dipilih adalah alternatif dengan ROI yang terbesar
Transfer Pricing, yaitu transaksi antar wajib pajak yang mempunyai hubungan istimewa (related party) yang mengakibatkan tidak
wajarnya harga, biaya, atau imbalan.Dampak dari transfer pricing adalah, harga yang terlalu tinggi
(overpricing) atau harga yang terlalu rendah (underpricing).
Definisi hubungan istimewa (related party) meliputi:WP mempunyai penyertaan modal baik secara langsung atau tidak
langsung minimal 25% pada WP lain.WP menguasai dua/lebih perusahaan dalam penguasaan yang sama
baik langsung ataupun tidak langsung.WP yang memiliki hubungan keluarga sedarah atau semenda satu
derajat lurus atau ke samping.
1) Pergeseran menuju desentralisasi usaha memunculkan profit center dan cost
center.2) Pemanfaatan transfer pricing dalam
bisnis dan investasi inter-nasional.3) Pengawasan transfer pricing yang lemah.
4) Pengungkapan segmentasi informasi belum berjalan.
1) Memaksimalkan penghasilan global.2) Mengamankan posisi kompetitif anak perusahaan dan
penetrasi pasar.3) Evaluasi kinerja anak perusahaan mancanegara.
4) Penghindaran pengendalian devisa.5) Mengatrol kredibilitas asosiasi/perusahaan.
6) Reduksi resiko moneter.7) Meningkatkan cash flow anak perusahaan.
8) Membina hubungan baik dengan administrasi tuan rumah.9) Mengurangi beban pengenaan pajak dan bea masuk.10) Meningkatkan bagian laba perusahaan joint venture.
Tipe dan Metode Penentuan Transfer Pricing:1) Harga transfer berbasis biaya (Cost Basis Transfer Pricing).
Digunakan pada transfer antar perusahaan yang menggunakan konsep pusat pertanggung jawaban biaya (cost center).
Bisa berupa transfer vertical atau transfer horizontal (antar divisi).Kelemahan pada metode cost basis adalah tidak dapat memotivasi dan
mengevaluasi kinerja divisi.◦ Terdapat 3 pemelihan bentuk yaitu:
Biaya penuh (full cost),Biaya penuh ditambah mark-up (full cost plus mark-up),
Gabungan biaya variabel dan tetap (variable cost plus fixed fee). 2) Harga transfer berbasis pasar (Market Basis Transfer Pricing).
Dianggap dapat mengukur kinerja divisi dalam grup perusahaan.Dapat merefleksikan keuntungan setiap produk dan menstimulasi divisi
bekerja per basis kompetisi.
Basis kompetisi, dianggap tolok ukur untuk menilai kinerja manajer divisi karena kemampuannya menghasilkan laba dan
merangsang divisi untuk bekerja secara bersaing.Keterbatasan informasi pasar yang terkadang menjadi kendala
dalam mengunakan transfer pricing yang berdasarkan harga pasar
3) Harga transfer berbasis negosiasi (The Negotiated Price).Dalam ketiadaan harga, dilakukan negosiasi harga transfer yang
diinginkan pada masing-masing divisi.Dengan asumsi bahwa kedudukan masing-masing divisi memiliki
posisi tawar (bargaining power) yang sama.Kelemahan, memakan waktu banyak, mengurangi pemeriksaan,
dan revisi harga transfer.4) Harga transfer berbasis arbitrase (Arbitration Transfer Pricing).
Metode untuk menguji apakah harga transfer dari perusahaan multinasional sama dgn harga transfer wajar (arm’s length price).
Metode yang digunakan dalam Arm’s Length Standard:1) Comparable Uncontrolled Pricing Method
Dengan mengevaluasi kewajaran harga transfer mengacu pada tingkat harga yang terjadi antar unit yang independen.
Secara teoritis merupakan metode yang paling baik. Namun pada prakteknya banyak kendala, seperti beda kuantitas, kualitas, kondisi, waktu penjualan, merek dagang, pangsa pasar, dan geografi pasar.
2) Resale Pricing MethodKewajaran dilihat dari pengurangan harga penjualan kepada pihak independen dengan suatu mark up yang wajar (senilai laba dan biaya
si penjual)Kesulitan terjadi pada saat menentukan nilai wajar.
Metode yang digunakan dalam Arm’s Length Standard:3) Cost Plus Method
Mendekati kewajaran dengan melakukan mark up yang wajar pada harga pokok pihak yang mentransfer.
Pendekatan ini dilakukan pada penyerahan barang setengah jadi (unfinished product), atau salah satu anggota grup
menjadi sub-kontraktor dari yang lainnya.4) Other Method
Bisa merupakan kombinasi ketiga metode.Misalnya dengan alokasi laba yang diperoleh dikombinasi
dengan tingkat keuntungan yang pantas pada investasi Wajib Pajak.
TRANSFER PRICING DI INDONESIA
Praktek transfer pricing dapat mengakibatkan terjadinya pengalihan penghasilan, kekurangwajaran atau DPP atau biaya dari satu WP ke WP lainnya.Tujuannya untuk menekan keseluruhan jumlah
pajak terutang atas Wajib Pajak yang mempunyai hubungan istimewa.
Kekurang wajaran tersebut dapat terjadi atas:◦ Harga penjualan◦ Harga pembelian◦ Alokasi biaya administrasi dan umum (overhead
cost)◦ Pembebanan bunga atas pemberian pinjaman
oleh pemegang saham (shareholder loan)◦ Pembayaran komisi, lisensi, franchise, sewa,
royalti, imbalan atas jasa manajemen, imbalan atas jasa teknik dan imbalan atas jasa lainnya
◦ Pembelian harta perusahaan oleh pemegang saham (pemilik) atau pihak yang mempunyai hubungan istimewa yang lebih rendah dari harga pasar
◦ Penjualan kepada pihak luar negeri melalui pihak ketiga yang kurang/tidak mempunyai substansi usaha (misalnya dummy company, letter box company atau reinvoicing center).
The End