ppt03

Embed Size (px)

Citation preview

SKENARIO

TUTORIAL SKENARIO 3BLOK XVIPSIKIATRI DAN KESEHATAN MENTALTUTOR: Dr. Hanina Yamani

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERUNIVERSITAS JAMBI

ANGGOTA KELOMPOK 4Indra YanceG1A107016Tri Diana MulinaG1A109042Nanang KuswaraG1A109043NurpadhilahG1A109046M. Shahrenal AdeG1A109047Yoshanda Krisna P.G1A109048Gusti AndriG1A109049SofianG1A109067Reisa MaulidyaG1A109105Siti FatimahG1A107058Ahmad HabibiG1A108083

SKENARIOBapak M usia 70 tahun, datang ke poliklinik jiwa di RSJ Prov. Jambi bersama menantunya. Dari keterangan menantunya didapatkan keterangan kalau Bapak M sudah mulai sering lupa, terutama lupa akan hal-hal yang baru saja terjadi, misalnya sudah diberi sarapan oleh menantunya tetapi Bapak M mengatakan belum diberikan sarapan, kadang Bapak M lupa di mana dia tinggal. Sebelumnya Bapak M seorang yang sopan santun, supel, pandai bergaul dan tidak suka menyakitkan orang lain. Sekarang, Bapak M, suka keluyuran dan kejadian tersebut terjadi mendadak saat setelah bangun tidur. Pada pemeriksaan didapatkan tekanan darah 110/70 mmHg, respirasi = 20 x/menit, nadi = 90 x/menit dan suhu afebris. Selanjutnya Bapak M dilakukan Pemeriksaan Psikiatri. Apa yang terjadi dengan Bapak M?

KLARIFIKASI ISTILAHLupa: Lepas dari ingatan, yang merupakan salah satu ciri berkurangnya kemampuan otak mengolah memori.Supel: Mampu menyesuaikan diri, pandai bergaul, luwes.Keluyuran: Bepergian dengan tujuan yang tidak menentu.Tekanan darah: Tekanan pada pembuluh darah arteri ketika darah dipompa oleh jantung ke seluruh anggota tubuh manusia.Respirasi: Suatu proses pernapasan yang meliputi inspirasi dan ekspirasi.Suhu afebris: Suhu tubuh normalPemeriksaan psikiatri: Pemeriksaan untuk mengetahui kesehatan jiwa seseorang.

IDENTIFIKASI MASALAHBapak M usia 70 tahun, datang ke poliklinik jiwa di RSJ Prov. Jambi bersama menantunya. Dari keterangan menantunya didapatkan keterangan kalau Bapak M sudah mulai sering lupa, terutama lupa akan hal-hal yang baru saja terjadi, misalnya sudah diberi sarapan oleh menantunya tetapi Bapak M mengatakan belum diberikan sarapan, kadang Bapak M lupa di mana dia tinggal.Sebelumnya Bapak M seorang yang sopan santun, supel, pandai bergaul dan tidak suka menyakitkan orang lain. Sekarang, Bapak M, suka keluyuran dan kejadian tersebut terjadi mendadak saat setelah bangun tidur.

IDENTIFIKASI MASALAH3.Pada pemeriksaan didapatkan tekanan darah 110/70 mmHg, respirasi = 20 x/menit, nadi = 90 x/menit dan suhu afebris. Selanjutnya Bapak M dilakukan Pemeriksaan Psikiatri.4.Apa yang terjadi dengan Bapak M?

ANALISIS MASALAH...1Bagaimana fisiologi mengingat dan organ apa saja yang terlibat?Mengapa Bapak M mulai sering lupa? Apa penyebabnya?Apa saja faktor yang mempengaruhi ingatan seseorang?Bagaimana hubungan usia Bapak M dengan keluhannya yang sering lupa?Penyakit apa saja yang ditandai dengan lupa?Apa saja klasifikasi ingatan?

ANALISIS MASALAH...2Mengapa Bapak M sekarang suka keluyuran mendadak setelah bangun tidur?Adakah hubungan antara keluhan lupa dengan perubahan perilaku?Mengapa bisa terjadi perubahan kepribadian pada Bapak M?

ANALISIS MASALAH 3Bagaimana interpretasi hasil pemeriksaan fisik pada Bapak M?Apa tujuan pemeriksaan psikiatri?Bagaimana cara pemeriksaan psikiatri?Apa saja pemeriksaan penunjang yang masih diperlukan?

ANALISIS MASALAH...4Apa diagnosis banding keluhan Bapak M?Apa yang terjadi pada Bapak M dan bagaimana penegakan diagnosisnya?Apa etiologi penyakit Bapak M?Bagaimana klasifikasi penyakit Bapak M?Bagaimana epidemiologi penyakit Bapak M?Bagaimana manifestasi klinis penyakit Bapak M?Bagaimana penatalaksanaan yang harus diberikan kepada Bapak M?Bagaimana prognosisnya?Bagaimana pencegahannya?

KERANGKA KONSEPBapak M (70 tahun)Diagnosis BandingPemeriksaan FisikTD: 110/70 mmHgRR: 20 x/menitHR: 90 x/menitSuhu afebrisAnamnesisSering lupa, terutama akan hal-hal yang baru terjadiSebelumnya orang yang sopan, supel, pandai bergaulSekarang suka keluyuran dan kejadian menjadi mendadak setelah bangun tidurPem. PsikiatriPem. PenunjangDiagnosis: DEMENSIA

KERANGKA KONSEPDiagnosis: DEMENSIADefinisiPatofisiologiKlasifikasiEpidemiologiEtiologiManifestasi KlinisPenegakkan diagnosisPencegahanPrognosisTatalaksana

HIPOTESISBapak M (70 tahun) mengalami demensia.Aksis I:demensia yang tak tergolongkanAksis II:noneAksis III:noneAksis IV:noneAksis V:50-41 gejala berat (serious); dissabilitas berat

SINTESISProses mengingat terdiri dari tiga tahap, yaitu:memasukkan pesan dalam ingatan (encoding),penyimpanan (storrage), danmengingat kembali.

KLASIFIKASI INGATANIngatan Jangka PendekIngatan yang berlangsung beberapa detik atau paling lama beberapa menit, kecuali jika ingatan diubah menjadi jangka panjang.2.Ingatan Jangka MenengahBerlangsung beberapa hari atau beberapa minggu tetapi sebetulnya lalu hilang lagi3.Ingatan Jangka PanjangSekali disimpan, dapat diingat kembali selama bertahun-tahun kemudian atau bahkan seumur hidup.

Faktor penyebab lupaFaktor Usia : perubahan struktur anatomi dan penurunan fungsi fisiologisPenyakit tertentu : HIV, trauma, parkinsonFaktor genetik : berhubungan dengan jumlah neurotransmiterStatus gizi

PATOFISIOLOGI LUPAUsia yang semakin tua mempengaruhi pembuluh darah serebral terutama pembuluh darah yang sedang dan yang kecil, dan dalam jangka waktu tertentu pembuluh darah akan mengalami infark sehingga terdapat lesi parenkim multiple yang hilang di otak. Jika fungsi otak (korteks serebri) terganggu, maka otak tidak mampu menstranser data menjadi STM sehingga pasien mudah lupa dengan hal-hal baru.

Gangguan Kognitif, Intelektual, dan OrientasiLesi parenkim multiple yang hilang di otak menyebabkan tidak bisa menjalankan fungsinya sehingga terbentuk gangguan kognitif, intelektual, dan orientasi.

INTERPRETASI PEM. FISIKNo.Hasil PemeriksaanInterpretasiNormal1.TD 110/70 mmHgNormalSistole < 120 mmHgDiastole < 80 mmHg2.RR 20 x/menitNormal12 20 x/menit3.Nadi 90 x/menitNormal60 100 x/menit4.Suhu afebrisNormalAfebris (36,5 37,2 0C)

DIAGNOSISBerdasarkan keluhan yang disampaikan, Bapak M mengalami demensia.Kriteria diagnosis Demensia secara umum menurut PPDGJ III:Adanya penrunan kemampuan, baik dalam daya ingat, maupun daya pikir seseorang sehingga mengganggu kegiatan sehari-hari.Tidak ada gangguan kesadaran, kecuali bila bertumpang tindih dengan delirium.Gejala dan hendaya tersebut harus sudah nyata untuk setidak-tidaknya 6 bulan.

MMSEDi desain untuk membantu penilaian perubahan status kognitif pada pasien geriatri dengan singkat, mudah digunakan, kuantitif Dikatakan mini, karena hanya difokuskan pd aspek kognitif dari fungsi mentalSecara singkat mengukur orientasi waktu dan tempat, immidiate recall, short term verbal memory, kalkulasi, membaca dan construct ability.

PEMERIKSAAN PENUNJANGMRI: untuk melihat pembuluh darah untuk membedakan demensia alzheimer atau vaskularSPECT (Single Photon Emission Computed Tomography): Untuk melihat metabolisme otak untuk membedakan tipe-tipe demensia.CT-scanEEGPET (Positron Emission Tomography)

PEMERIKSAAN

PENUNJANG

DEMENSIA VS DELIRIUMDeliriumDemensiaTerjadi secara tiba-tiba (akut)Terjadi secara perlahan (kronik)Berlangsung selama beberapa mingguBisa menetapBerhubungan dengan pemakaian obat atau gejala putus obat, penyakit berat, kelainan metabolismeBisa tanpa penyakitHampir selalu memburuk di malam hariSering bertambah buruk di malam hariTidak mampu memusatkan perhatianPerhatiannya 'mengembara'Kesiagaan berfluktuasi dari letargi menjadi agitasiKesiagaan seringkali berkurangOrientasi terhadap lingkungan bervariasiOrientasi terhadap lingkungan tergangguBahasanya lambat, seringkali tidak dapat dimengerti & tidak tepatKadang mengalami kesulitan dalam menemukan kata-kata yg tepatIngatannya bercampur baur, linglungIngatannya hilang, terutama untuk peristiwa yang baru saja terjadi

MANIFESTASI KLINISDementia menimbulkan penurunan yang cukup besar dalam fungsi intelektual dan biasanya agak mengganggu kegiatan dalam kehidupan sehari-hari seperti: mandi, berpakaian, makan, kebersihan diri, BAB dan BAK.Defisit ini juga meliputi: daya ingat, daya nilai, pikiran abstrak, dan fungsi luhur lainnya, seperti: afasia (gangguan hasil akhir bahasa), apraksia (ketidakmampuan untuk melakukan tugas spesifik), agnosia (ketidakmampuan untuk mengenali dan menginterpretasikan impresi sensorik), dan kesukaran konstruksionalSelain itu juga didapati perubahan kepribadianIndividu yang dementia sangat rentan thd stresor psikososial dan fisik

TATALAKSANAPreventif penyakit yang mendasari terjadinya demensiaPsikososialPendekatan Pada Pasien Demensia:a.Perawatan medik b.Sokongan emosional pada pasien dan keluarganya c.Obat-obat simtomatikd.Antidemensia: Gol. Notropika, Ca. Antagonis, dan penghambat kolinesterase

PROGNOSISPerkembangan demensia pada setiap orang berbeda. Pada sebagian besar demensia stadium lanjut, terjadi penurunan fungsi otak yang hampir menyeluruh. Penderita menjadi lebih menarik dirinya dan tidak mampu mengendalikan perilakunya. Suasana hatinya sering berubah-ubah dan senang berjalan-jalan (berkelana). Pada akhirnya penderita tidak mampu mengikuti suatu percakapan dan bisa kehilangan kemampuan berbicara.

DAFTAR PUSTAKAYuniar, Tanti. 2004. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Agung Media Mulia.Kumala, Poppy. 1998. Kamus Saku Kedokteran Dorland (Edisi 25, Cetakan ke-1). Jakarta: EGC.Guyton, C. Arthur dan John E. Hall. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran (Edisi ke-11, Cetakan ke-1). Jakarta: EGC.Sadock B, Sadock V A. Kaplan & Sadock. 2010. Buku Ajar Psikiatri Klinis, Edisi 2. Jakarta: EGC.

DAFTAR PUSTAKA5.Maslim, Rusdi. 2003. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Edisi ke-3. Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atma Jaya.6.Price Sylvia, Anderson. 2005. Patofisiologi: Konsep klinis Proses-proses Penyakit Volume 1 (Edisi ke-6, Cetakan ke-1). Jakarta: EGC.7.Maslim, Rusdi. 2007. Panduan Praktis: Pengguanaan Klinis Obat Psikotropik, Edisi Ketiga. Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK-Unika Atma Jaya.8.Boedhi Darmojo. 2009. Gangguan Kesadaran dan Kognitif pada Usia Lanjut dalam Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut), Edisi ke-4. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

TERIMA KASIH