ppt04

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ppt

Citation preview

Skenario

TUTORIAL SKENARIO 4BLOK XVIPSIKIATRI DAN KESEHATAN MENTALTUTOR: Dr. Hj. Mintje Oesmaini, MM

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERUNIVERSITAS JAMBI

ANGGOTA KELOMPOK 4Indra YanceG1A107016Tri Diana MulinaG1A109042Nanang KuswaraG1A109043NurpadhilahG1A109046M. Shahrenal AdeG1A109047Yoshanda Krisna P.G1A109048Gusti AndriG1A109049SofianG1A109067Reisa MaulidyaG1A109105Siti FatimahG1A107058Ahmad HabibiG1A108083

SkenarioN usia 18 tahun datang ke RSJ Jambi dibawa oleh keluarganya karena N sering mudah tersinggung, sering murung, gugup, insomnia, suka ngomong kasar, bicara jorok dan marah-marah. Dari keterangan keluarganya di dapatkan bahwa N sudah lama menggunakan berbagai macam jenis obat terlarang. Sehari-hari N merupakan anak yang baik, suka bergaul, supel. N mulai berubah sejak diputuskan oleh pacarnya. N ingin sekali berhenti menggunakannya tapi hasratnya untuk menggunakan obat itu sangat kuat dan kesulitan dalam mengendalikannya. Saat N mencoba berhenti menggunakan obat tersebut, N tiba-tiba merasa mual, banyak berkeringat, dan sering tremor. Apa yang terjadi pada N?

Klarifikasi IstilahMurung: Perasaan sedih.Gugup: Berbuat atau berbicara dalam keadaan tidak tenang; gagap; sangat tergesa-gesa; bingung.Insomnia: Gangguan tidur dimana adanya kesulitan untuk masuk tidur, kesulitan dalam mempertahankan tidur atau tidak cukup tidur.Obat terlarang: Obat yang digunakan tidak sesuai dengan indikasi.Supel: Mampu menyesuaikan diri, pandai bergaul, luwes.Hasrat: Perasaan ingin; keinginan.Mual: Sensasi tidak nyaman/ ingin muntah yang mengacu pada epigastrium dan abdomen.Tremor: Gerakan motorik yang ditandai gerakan involunter.

Identifikasi MasalahN usia 18 tahun datang ke RSJ Jambi dibawa oleh keluarganya karena N sering mudah tersinggung, sering murung, gugup, insomnia, suka ngomong kasar, bicara jorok dan marah-marah. Dari keterangan keluarganya di dapatkan bahwa N sudah lama menggunakan berbagai macam jenis obat terlarang.Sehari-hari N merupakan anak yang baik, suka bergaul, supel. N mulai berubah sejak diputuskan oleh pacarnya.N ingin sekali berhenti menggunakannya tapi hasratnya untuk menggunakan obat itu sangat kuat dan kesulitan dalam mengendalikannya.Saat N mencoba berhenti menggunakan obat tersebut, N tiba-tiba merasa mual, banyak berkeringat, dan sering tremor. Apa yang terjadi pada N?

Analisis Masalah 1Mengapa N sering mudah tersinggung, murung, gugup, insomnia, ngomong kasar, bicara jorok dan marah-marah?Apa saja jenis-jenis obat terlarang?Bagaimana mekanisme kerja dari masing-masing jenis obat terlarang?Bagaimana efek samping/ dampak penggunaan dari masing-masing jenis obat terlarang?Apa fungsi obat terlarang?

Analisis Masalah 2Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang untuk menggunakan obat terlarang?Mengapa setelah diputuskan oleh pacarnya, perilaku N berubah?

Analisis Masalah 3Mengapa N sulit untuk mengendalikan hasratnya menggunakan obat-obat terlarang?Bagaimana cara mengendalikan hasrat menggunakan obat-obat terlarang?Apakah N sudah dapat disebut mengalami ketergantungan obat?Apa saja gejala-gejala dari seseorang yang mengalami ketergantungan obat?

Analisis Masalah 4Apa makna klinis N mengalami mual, berkeringat, dan tremor saat berusaha menghentikan penggunaan obat?Bagaimana patofisiologi timbulnya mual, tremor, dan berkeringat?Bagaimana tahap-tahap penggunaan obat terlarang?Apa saja macam-macam tipe ketergantungan?Apa yang terjadi pada N dan bagaimana penegakkan diagnosisnya?Bagaimana penatalaksanaan yang harus diberikan?Bagaimana prognosis penyakit N?Bagaimana pencegahan penyakit N?a

Kerangka KonsepBaik, supel, mudah bergaulFaktor faktor yang mendorongMenggunakan obat obat terlarangDiputuskan pacarFungsi obat obatan terlarangEfek sampingJenis jenis obat terlarangTujuan menggunakan obat obatan terlarangCoba berhenti jadi mual, banyak berkeringat, dan tremorIngin sekali berhenti memakai obat obat tersebut, tapi sulitMudah tersinggung, murung, gugup, insomniaPatofisiologiGejala gejala putus zatCara menghentikanN (18 tahun)

Kerangka KonsepFarmakoterapiSindroma Ketergantungan Zat PsikoaktifPenegakan DiagnosisGejalaDefinisiTatalaksanaDSM IVPPDGJ - IIISosialPsikisFisikPsikoterapi

HipotesisN mengalami Withdrawl Syndrome akibat penyalahgunaan obat (NAPZA).Aksis I:F10 F 19 Ketergantungan zatAksis II:Supel, suka bergaul,anak yang baik.Aksis III:None.Aksis IV:Masalah psikososial.Aksis V:GAF = 60 51 gejala sedang (moderate ), disabilitas sedang.

SintesisNAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lain) adalah bahan/zat/obat yang bila masuk kedalam tubuh manusia akan mempengaruhi tubuh terutama otak/susunan saraf pusat, karena menyebabkan gangguan kesehatan fisik, psikis, dan fungsi sosialnya karena terjadi kebiasaan, ketagihan (adiksi), serta ketergantungan (dependensi) terhadap NAPZA.Penyalahguanaan adalah penggunaan salah satu atau beberapa jenis NAPZA secara berkala atau teratur diluar indikasi medis, sehingga menimbulkan gangguan kesehatan fisik, psikis dan gangguan fungsi sosial.

Sedangkan ketergatungan adalah keadaan dimana telah terjadi ketergantungan fisik dan psikis, sehingga tubuh memerlukan jumlah NAPZA yang makin bertambah (toleransi), apabila pemakaiannya dikurangi atau diberhentikan akan timbul gejala putus obat (withdrawl syndrome).

Klasifikasi dan FungsiGolongan Depresan (Downer) Adalah jenis NAPZA yang berfungsi mengurangi aktifitas fungsional tubuh. Jenis ini membuat pemakainya merasa tenang, pendiam dan bahkan membuatnya tertidur dan tidak sadarkan diri. 2.Golongan Stimulan(Upper) Adalah jenis NAPZA yang dapat merangsang fungsi tubuh dan meningkatkan kegairahan kerja. Jenis ini membuat pemakainya menjadi aktif, segar dan bersemangat. 3.Golongan Halusinogen Adalah jenis NAPZA yang dapat menimbulkan efek halusinasi yang bersifat merubah perasaan dan pikiran dan seringkali menciptakan daya pandang yang berbeda sehingga seluruh perasaan dapat terganggu.

Macam-macam KetergantunganKetergantungan primer: ditandai dengan adanya kecemasan dan depresi yang pada umumnya terdapat pada orang-orang dengan kepribadian inadekuat.Ketergantungan simtomatis: penyalahgunaan zat sebagai salah satu gejala dari gangguan kepribadian yang mendasarinya; umumnya pada orang dengan kepribadian antisosial, kriminal dan pemakaian zat untuk kesenangan semata.Ketergantungan reaktif: terutama pada remaja, karena dorongan ingin tahu, pengaruh lingkungan dan tekanan teman sekelompok sebaya (peer group pressure).

Penyebab PenyalahgunaanFaktor individuFaktor lingkunganFaktor ketersediaan NAPZA

PatofisiologiMenggunakan obat-obat terlarang (zat psikoaktif) P aktivitas dopaminergik (hiperaktivitas) dopaminergik)P norepinefrinnnnnSistem limbikMempengaruhi aktivasi neurokimiawi area tegmental ventral neuron dopaminergik yang berjalan ke:Mempengaruhi aktivasi neurokimiawi pada lokus sereleus

Korteks serebral Mudah tersinggung (+)Ggn. MoodGejala Fs. Pengendalian emosionalGugup (+)Murung (+)Ggn. Pola tidurInsomnia (+)Ggn. Afek Temporal Frontal Ggn. Fs. Pengendalian diri (terutama fs. Bicara)Marah-marah (+)Bicara jorok (+)Suka ngomong kasar(+)m/ reward area (area yg menyenangkan)

Patofisiologi KetergantunganP fluiditas membrane neuron SSPTidak bisa berhenti u/ menggunakan zat psikoaktifP fungsi reseptor, permeabilitas membrane u/ pertukaran ion-ion dan protein fungsionalMembentuk suatu ikatan reseptor u-psikoaktif dgn kepekaan ber>>P toleransi dan sensitivitas terh. Berbagai efek zat psikoaktifSindrom ketergantunganSulit u/ mengendalikan hasrat u/ menggunakan obat2 terlarangAktivasi mekanisme homeostatic kompensatorik didlm neuron SSPPerubahan jumlah dan kepekaan >> terh. Zat psikoaktifJk. Terjadi penghentian penggunaan zat psikoaktifMempengaruhi mediator efek toleransi dan putus zatTerjadi suatu hiperaktivitas reboundMempengaruhi saraf simpatisPengaruh ke anggota gerakBerkeringat (+)P ekskresi kel. keringatMual (+)P asam lambungP aktivitas motorikTremor (+)

Kriteria Diagnosis PPDGJDiagnosis ketergantungan yang pasti ditegakkan jika ditemukan 3 atau lebih gejala dibawah ini di alami dalam masa 1 tahun sebelumnya :dorongan yang kuat/ keinginan yang memaksa untuk menggunakan zat psikoaktif;kesulitan dalam mengendalikan perilaku menggunakan zat, keadaan putus zat secara fisiologis ketika penghentian penggunaan zat atau pengurangan, terbukti adanya toleransi, berupa peningkatan dosis zat psikoaktif yang diperlukansecara progresif mengabaikan menikmati kesenangan atau minat laintetap menggunakan zat meskipun dia menyadari akibat yang merugikan kesehatannya,

Tingkat Pemakaian NAPZAPemakaian coba-coba (experimental use)Pemakaian sosial/ rekreasi (social/ recreational use)Pemakaian Situasional (situasional use)Penyalahgunaan (abuse)Ketergantungan (dependence use)

Pemeriksaan PenunjangPemeriksaan LaboratoriumAnalisis air seni diperlukan untuk mengetahui zat psikoaktif apa saja yang dikonsumsi pasien. Pemeriksaan air seni lengkap, darah rutin kimia darah, tes fungsi hati dan ginjal dilaksanakan apabila ada indikasi untuk diperiksa.2.Pemeriksaan Fluoroskopi dan Elektrofisiologis3.Pemeriksaan Khusus: Tes Nalokson, Tes Nembutal

TatalaksanaFase I: crisis service (1-2 hari) pengobatan terhadap overdosis, acute withdrawal syndrome, acute medical problemFase II: short term stabilization (1-4 minggu) proses detoksifikasi Fase III: long term stabilization ( 4 - 24 minggu) evaluasi dan pengobatan terhadap problem medik kronik Fase IV: rehabilitation (6 bulan - 2 tahun) perawatan medik dan psikiatrik, pendekatan keagamaan dan budaya

PrognosisTergantung dari tingkat pemakaiannya, semakin tinggi tingkat pemakaiannya semakin buruk prognosisnya. Dan semakin rendah tingkat pemakaiannya semakin baik prognosisnya.

PencegahanMendapat penjelasan mengenai penyalahguna & ketergantungan zat Kondisi dalam keluarga baik dan sehat Kehidupan beragama dalam keluarga Memilih teman kelompok sebaya yg tdk ada anggota pemakai zat Memiliki kegiatan untuk mengisi waktu luang Zat tidak mudah didapat, sehingga sulit untuk terjadi penyalahgunaan atau ketergantungan zat

Daftar PustakaYuniar, Tanti. 2004. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Agung Media Mulia.Kumala, Poppy. 1998. Kamus Saku Kedokteran Dorland (Edisi 25, Cetakan ke-1). Jakarta: EGC.Guyton, C. Arthur dan John E. Hall. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran (Edisi ke-11, Cetakan ke-1). Jakarta: EGC.Sadock B, Sadock V A. Kaplan & Sadock. 2010. Buku Ajar Psikiatri Klinis, Edisi 2. Jakarta: EGC.

Daftar PustakaHusain, Al Bachri. 2010. Gangguan Penggunaan Zat dalam Buku Ajar Psikiatri. Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Maslim, Rusdi. 2003. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Edisi ke-3. Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atma Jaya.Price Sylvia, Anderson. 2005. Patofisiologi: Konsep klinis Proses-proses Penyakit Volume 1 (Edisi ke-6, Cetakan ke-1). Jakarta: EGC.Maslim, Rusdi. 2007. Panduan Praktis: Pengguanaan Klinis Obat Psikotropik, Edisi Ketiga. Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK-Unika Atma Jaya.

TERIMA KASIH