10
TUGAS STASE REHABILITASI MEDIK Nama: Afriena Vitartika NIM : J500050023 1. Ligamentum pada sendi lutut a. Ligamentum Patellae, melekat (diatas) pada tepi bawah patella dan pada bagian bawah melekat pada tuberositas tibiae. Ligamentum patellae ini sebenarnya merupakan lanjutan dari bagian pusat tendon bersama m. quadriceps femoris. Dipisahkan dari membran synovial sendi oleh bantalan lemak intra patella dan dipisahkan dari tibia oleh sebuah bursa yang kecil. Bursa infra patellaris superficialis memisahkan ligamentum ini dari kulit. b. Ligamentum Collaterale Fibulare, ligamentum ini menyerupai tali dan melekat di bagian atas pada condylus lateralis dan dibagian bawah melekat pada capitulum fibulae. Ligamentum ini dipisahkan dari capsul sendi melalui jaringan lemak dan tendon m. popliteus. Dan juga dipisahkan dari meniscus lateralis melalui bursa m. poplitei. c. Ligamentum Collaterale Tibiae, ligamentum ini berbentuk seperti pita pipih yang melebar dan melekat dibagian atas pada condylus medialis femoris dan pada bagian bawah melekat pada margo infraglenoidalis tibiae. Ligamentum ini menembus dinding capsul sendi dan sebagian melekat pada meniscus medialis. Di bagian bawah pada margo

PR Dr.komang

Embed Size (px)

DESCRIPTION

PR

Citation preview

TUGAS STASE REHABILITASI MEDIKNama: Afriena VitartikaNIM : J5000500231. Ligamentum pada sendi lututa. Ligamentum Patellae, melekat (diatas) pada tepi bawah patella dan pada bagian bawah melekat pada tuberositas tibiae. Ligamentum patellae ini sebenarnya merupakan lanjutan dari bagian pusat tendon bersama m. quadriceps femoris. Dipisahkan dari membran synovial sendi oleh bantalan lemak intra patella dan dipisahkan dari tibia oleh sebuah bursa yang kecil. Bursa infra patellaris superficialis memisahkan ligamentum ini dari kulit.b. Ligamentum Collaterale Fibulare, ligamentum ini menyerupai tali dan melekat di bagian atas pada condylus lateralis dan dibagian bawah melekat pada capitulum fibulae. Ligamentum ini dipisahkan dari capsul sendi melalui jaringan lemak dan tendon m. popliteus. Dan juga dipisahkan dari meniscus lateralis melalui bursa m. poplitei.c. Ligamentum Collaterale Tibiae, ligamentum ini berbentuk seperti pita pipih yang melebar dan melekat dibagian atas pada condylus medialis femoris dan pada bagian bawah melekat pada margo infraglenoidalis tibiae. Ligamentum ini menembus dinding capsul sendi dan sebagian melekat pada meniscus medialis. Di bagian bawah pada margo infraglenoidalis, ligamentum ini menutupi tendon m. semimembranosus dan a. inferior medialis genu.d. Ligamentum Popliteum Obliquum, merupakan ligamentum yang kuat, terletak pada bagian posterior dari sendi lutut, letaknya membentang secara oblique ke medial dan bawah. Sebagian dari ligamentum ini berjalan menurun pada dinding capsul dan fascia m. popliteus dan sebagian lagi membelok ke atas menutupi tendon m. semimembranosus. e. Ligamentum Transversum Genu, ligamentum ini terletak membentang paling depan pada dua meniscus , terdiri dari jaringan connective, kadang- kadang ligamentum ini tertinggal dalam perkembangannya , sehingga sering tidak dijumpai pada sebagian orang. f. Ligamentum Cruciata Anterior, ligamentum ini melekat pada area intercondylaris anterior tibiae dan berjalan kearah atas, kebelakang dan lateral untuk melekat pada bagian posterior permukaan medial condylus lateralis femoris. Ligamentum ini akan mengendur bila lutut ditekuk dan akan menegang bila lutut diluruskan sempurna. Ligamentum cruciatum anterior berfungsi untuk mencegah femur bergeser ke posterior terhadap tibiae. Bila sendi lutut berada dalam keadaan fleksi ligamentum cruciatum anterior akan mencegah tibiae tertarik ke posterior.g. Ligamentum Cruciatum Posterior, ligamentum cruciatum posterior melekat pada area intercondylaris posterior dan berjalan kearah atas , depan dan medial, untuk dilekatkan pada bagian anterior permukaan lateral condylus medialis femoris. Seratserat anterior akan mengendur bila lutut sedang ekstensi, namun akan menjadi tegang bila sendi lutut dalam keadaan fleksi. Serat-serat posterior akan menjadi tegang dalam keadaan ekstensi. Ligamentum cruciatum posterior berfungsi untuk mencegah femur ke anterior terhadap tibiae. Bila sendi lutut dalam keadaan fleksi , ligamentum cruciatum posterior akan mencegah tibiae tertarik ke posterior.

2. Test khusus pada ligamen lututa. Tes Stabilitasi. HiperekstensiLakukan gerakan hiperekstensi secara pasif pada knee fleksi.Tujuan : untuk mengetahui adanya kelainan (seperti robekan) pada lig. Cruciatum anteriorii. Gravity signPasien terlentang mengangkat kedua kaki penderita hingga knee joint 90. Satu tangan menyangga pada tumit pasien dan tangan lainnya pada kedua lutut. Perhatikan tuberositas tibia, normal bila keduanya sejajar.Tujuan : untuk mengetahui adanya kelainan pada lig. Cruciatum posterior.iii. Laci sorong ( shift Anterior dan Posterior)Posisi pasien terlentang, knee joint fleksi sekitar 70. Lakukan tarikan atau dorongan pada os tibia. Perhatikan gerakan translasi yang terjadi.Tujuan: untuk mengetahui kelainan lig. Cruciatum anterior begitu juga sebaliknya.iv. Lachman testPosisi pasien terlentang dengan knee joint fleksi sekitar 10-20. Kedua tangan pemeriksa pada os tibia bagian posterior. Lakukan tarikan ke depan, perhatikan gerakan pada os tibia.Tujuan: untuk mengetahui kelainan atau ruptur pada lig. Cruciatum anterior.v. Hipermobilitas Varus-ValgusPosisi pasien terlentang dengan kaki yang diperiksa berada di luar bed. Letakkan tangan pada medial dan tangan lainnya pada ankle. Lakukan tekanan ke dalam pada tangan yang berada di ankle untuk stabilitas valgus.Tujuan: untuk mengetahui kelainan pada lig. Collateral lateral dan collateral medial.vi. Apley Test CompressionPasien tengkurap dengan knee fleksi 90, lakukan fiksasi pada paha dengan menggunakan lutut/tangan pemeriksa. Lakukan gerakan rotasi medial dan lateral dikombinasikan dengan kompresi.Tujuan : mengetahui adanya kelainan pada meniscus.vii. Apley Test TractionPosisi pasien seperti diatas. Lakukan gerakan rotasi lateral dan medial dikombinasikan dengan traksi pada knee joint.Tujuan : untuk mengetahui kelainan pada lig. Collateral lateral dan lig. Collateral medial kneeClarkes SignPosisi pasien terlentang dengan lurus, lakukan penekanan ke dorsal pada os patella. Pasien diminta lakukan kontraksi pada m. Rectus femoris atau gerakan mengangkat patella keatas.Tujuan : untuk mengetahui adanya kelainan pada permukaan cartilago patella femoral joint.b. Fluctuation testIbu jari dan jari telunjuk dari satu tangan diletakkan di sebelah kiri dan disebelah kanan patella. Sesekali proc. Suprapatellaris dikosongkan memakai tangan lain maka ibu jari dan jari telunjuk seolah-olah terdorong oleh perpindahan cairan itu. Bila ada cairan dalam lutut yang melebihi normal maka test tersebut akan positif.c. Ballotement testRessesus patellaris dikosongkan dengan menekan menggunakan satu tangan sementara jari-jari tangan lainnya menekan patella ke bawah. Dalam keadaan normal patella tidak dapat ditekan kebawah karena sudah terletak diatas kedua condylus dari femur. Hasil pemeriksaan negatif karena patella pada kedua lutut tidak dapat ditekan kebawah.Tujuan: untuk mengetahui apakah ada cairan di dalam lutut.d. Mc.Murray testPasien terlentang dengan knee fleksi dan medial rotasi tibia untuk meniscus lateral. Demikian juga sebaliknya untuk memeriksa meniscus medialis.Tujuan: untuk mengetahui kelainan pada meniscus medialis dan meniscus lateralis.e. Pemeriksaan Neurologii. Refleks (KPR: L3, Medial Hamstring: L5)ii. Dermatom testiii. Myotom test

3. Vaskulogenik pada LBP, contoh penyakitnya.a. Viserogenik : disebabkan oleh adanya proses patologik di ginjal atau visera di daerqah pelvis, serta tumor retroperitoneal.b. Neurogenik : disebabkan oleh keadaan patologik pada saraf yang dapat menyebabkan NPB.c. Vaskulogenik: aneurisma atau penyakit vaskular perifer dapat menimbulkan NPB atau nyeri yang menyerupai iskialgia.d. Psikogenik: disebabkan oleh ketegangan jiwa atau kecemasan dan depresi atau campuran antara keduanya.e. Spondilogenik: suatu nyeri yang disebabkan oleh berbagai proses patologik di kolumna vertebralis yang terdiri dari unsur tulang (Osteogenik), diskus intervertebralis (diskogenik) dan miofasial (miogenik) dan proses patologis di artikulatio sakroiliaka.

4. Test Khusus pada LBP (tulang belakang)a. PlumblineAdalah evaluasi pengukuran deviasi tulang belakang ke lateral dan untuk melihat kemiringan pelvis.Caranya: letakkan seutas tali yang ujungnya diberi beban (bandul) diletakkan pada tulang C7 yang paling prominen dan dibiarkan jatuh secara bebas.b. Tes membungkukTes untuk mengukur tingginya hump.c. Tes fleksibilitas tulang belakang.Trunk diukur posisi tegak mulai C7 s/d S1Penderita melakukan forward fleksi dan diukur.Normal fleksibilitas trunk ada tambahan 4 inch.

5. Tes khusus Frozen Shouldera. Tes MosleyTes ini bertujuan uintuk memeriksa adanya kerobekan dari otot rotator cuff terutama otot supraspinatus. Dimana pasien disuruh mengabduksikan lengannya dalam posisi lurus secara penuh, kemudian pasien disuruh menurunkan secara perlahan-lahan apabila pasien tidak bisa menurunkan dengan perlahan tapi lengan langsung jatuh berarti tes positif.b. Tes YergasonTes ini untuk menentukan stabil atautidak stabilnya tendon musculus biceps pada sulcus bicipitalis. Caranya adalah dengan meminta pasien untuk memfleksikan elbownya, kemudian genggamlah fleksi elbow pada satu tangan dan tangan yang lain pada wristnya.Untuk mengetes stabilisasi tendon biceps, eksternal rotasikan arm pasien kemudian suruh dia untukmenahan gerakkan tersebut beberapa saat kemudian tariklah kebawah elbownya. Jika tendon musculus biceps tidak stabil pada sulcus bicipitalis, maka akan terdengarbunyi letupan pada sulcus tersebut dan pasien terlihat menahan nyeri. Jikatendon stabil, maka tendon tersebut tetap berada ditempatnya danpasien terlihat biasa saja.c. Tes Drop ArmTes ini untuk menentukan ada tidaknyakerobekan rotator cuff. Pertama mintalah pasien untuk abduksi arm. Kemudian suruh turunkan kesamping badan dengan perlahan. Jika ada kerobekan rotator cuff (khususnya musculus supraspinatus) lengan akan jatuh kesisibadan dari posisi badan 90 abduksi. Pasien tidak akandapat menurunkan lengannya dengan perlahan walaupun ia mencoba berulang kali . Jikapasien mampu melakukan abduksi maka berikan sedikittepukan pada lengan bawahnya maka lengan segera jatuhke sisi badan.

6. Pemeriksaan khusus pada OAa. Tes Ballotement (menggoyang-goyangkan objek di dalam cairan)Caranya : recessus suprapatellaris dikosongkan dengan menekannya dengan satu tangan, sementara itu dengan jari tangan lainnya patella ditekan ke bawah. Dalam keadaan normal patella tidak dapat ditekan ke bawah, tapi bila terdapat (banyak) cairan pada sendi lutut (akibat OA) maka patella seperti terangkat sehingga sedikit ada gerakan ke atas-bawah dan kadang terasa seolah-olah patella mengetik pada dasar keras itu.b. Tes FluktuasiCaranya : ibu jari dan jari telunjuk dari satu tangan diletakkan di sebelah kiri dan kanan patella. Bila kemudian recessus suprapatellaris itu dikosongkan menggunakan tangan lainnya, maka ibu jari dan jari telunjuk tadi seolah-olah terdorong oleh perpindahan cairan dalam sendi lutut.c. Tes LekukCaranya : dengan memakaipunggung tangan, kita mengusapi lekuk kecil di sebelah medial patella ke arah proximal, sehingga dikosongkan dari cairannya. Kalau kemudian kita melaksanakan gerakan mengusap yang sama pada patella bagian lateral, maka lekuk kecil yang medial itu akan kelihatan terisi cairan.d. Tes Pengukuran Nyeri Dengan Vas (Visual Analogue Scale) Yaitu pengukuran derajat nyeri dengan menunjukkan titik pada garis skala nyeri (0-10 cm) salah satu titik ujung tidak nyeri dan ujung yang lain menunjukkan nyeri yang hebat. Panjang garis mulai dari titik tidak nyeri sampai titik yang ditunjuk pasien menunjukkan besarnya nyeri. Pasien diberi penjelasan, kemudian pasien diminta untuk menunjukkan letak derajat nyerinya.