36
1. Gambarkan dan sebutkan bagian dari penampang sagital bola mata! Sklera Lapisan terluar dari bola mata Terdiri dari kolagen, padat, berwarna putih, berbatasan dengan kornea (anterior), duramater n.opticus (posterior) 1

pr mata cyn

Embed Size (px)

DESCRIPTION

;k

Citation preview

1. Gambarkan dan sebutkan bagian dari penampang sagital bola mata!

Sklera Lapisan terluar dari bola

mata

Terdiri dari kolagen, padat,

berwarna putih, berbatasan

dengan kornea (anterior),

duramater n.opticus

(posterior)

Kornea Lanjutan dari sklera,

transparan, tebal 0,5-1 mm,

tidak mengandung

pembuluh darah.

Terdiri dari lapisan : epitel,

Bowman, stroma,

membrane Descemet,

1

endotel.

Nutrisi berasal dari

pembuluh darah limbus, air

mata & humor aqueus.

Koroid Lapisan berwarna coklat

tua – kemerahan, diantara

retina & sclera

Choroid, kedepan akan

menjadi corpus cilliaris

Erat dengan lapisan retina,

mudah dipisahkan dari

sclera

Korpus siliaris Tempat perlekatan lensa &

Menghubungkan antara

choroid & iris

Terdiri atas otot polos

sirkuler & radial yg

mengatur ketebalan lensa

(diatur oleh saraf otonom)

Terdapat processus cilliaris

yang menghasilkan aqueous

humor

Retina Membran saraf yang tipis,

halus, transparan

2

Mengandung fotoreseptor,

yaitu sel batang & sel

kerucut

Ke arah belakang

diteruskan sebagai nervus

optikus

Iris Suatu diafragma tipis,

kontraktil, & berlubang

ditengahnya (pupil)

Mempunyai 2 otot polos yg

mengatur ukuran pupil

(musculus sphincter

pupillae & musculus dilator

papillae yang diatur oleh

saraf otonom)

Aqueous humor Merupakan larutan garam

yang encer, mengisi COA

Diproduksi oleh

procc.ciliaris pada corpus

ciliare

Lensa kristalina Bentuk biconvex,

avaskuler, tidak berwarna,

transparan, bagian belakang

lebih cembung, diameter 9

mm, tebal 4 mm, terletak di

belakang iris & di depan

corpus vitreum

Fungsinya memfokuskan

cahaya di retina sehingga

terjadi gambaran yang

3

sempurna

Korpus Vitreous Merupakan larutan garam

& protein yang mempunyai

konsistensi kenyal

Fungsinya menyangga bola

mata supaya tidak mudah

mengkerut

Tidak mengandung

pembuluh darah, nutrisinya

dari pembuluh darah retina

& corpus ciliare

Konjungtiva Membran yang menutup

sklera & kelopak bgn

belakang

Mengandung kelenjar

musin yang dihasilkan oleh

sel Goblet

Disarafi oleh n.trigeminus

Pada tepi bebas palpebra

ada cilia (bulu mata)

4

2. Gambarkan dan jelaskan Lintasan Penglihatan / Visual Pathway !

Jalur penglihatan merupakan istilah untuk jalur saraf yang menghubungkan

bagian belakang mata dengan visual cortex. Yaitu bagian otak yang menafsirkan citra

cermin yang dilihat oleh retina.

Bidang pandang masing-masing mata terbagi menjadi sisi nasal dan temporal. Jalur

penglihatan pada masing-masing sisi terdiri dari :

A. Saraf optik yang terdiri dari urat-urat halus dari bidang nasal dan temporal.

B. Chiasma, merupakan tempat pertemuan saraf-saraf optik dari kedua belah

mata; urat-urat halus dari masing-masing retina melintas kesisi lainnya, dan

urat halus temporal berada pada sisi yang sama dan membentuk :

Lintasan optik (optic tract).

Radiasi optik, yang menyebar ke dalam.

Occipital cortex

Visual cortex kanan menerima informasi dari kedua bagian kiri bidang

pandang, sedangkan visual cortex kiri menerima dari bagian kanan bidang pandang.

Serabut saraf optik dari sisi temporal bidang pandang menuju ke cortex sisi yang

5

sama, tetapi yang dari bidang nasal menyeberang pada chiasma dan menuju ke cortex

sisi yang berlawanan.

Agar suatu obyek dapat dilihat maka harus terjadi bayangan di retina dan

bayangan ini harus dapat dihantarkan ke otak, yaitu ke korteks visual di fissure

kalkarina untuk selanjutnya disadari. Dengan demikian kita melihat obyek dengan

mata dan dengan otak. Mekanisme melihat ini sangat rumit dan meliputi melihat

bentuk, ruang dan warna. Bola mata merupakan suatu sistem kamera yang

mempunyai sistem lensa, diafragma, dan film. Sebagai sistem lensanya adalah kornea,

cairan akuos, lensa mata dan vitreum. Sebagai diafragma adalah palpebra dan pupil.

Sebagai filmnya ialah retina.

Suatu obyek dapat terlihat paling jelas kalau cahaya dari obyek tepat jatuh

pada retina, tepatnya di makula lutea. Dapat tidaknya cahaya dari jauh tak terhingga

terfokus pada retina saat mata istirahat tergantung pada kekuatan refraksi mata dan

panjang aksis bola mata. Apabila fokus tepat di retina, maka mata tersebut dikatakan

emetrop. Apabila fokus jatuh di depan retina maka dikatakan miop, dan apabila fokus

jatuh di belakang retina maka dikatakan hipermetrop. Jadi agar bayangan jelas, maka

dibutuhkan media refrakta yang jernih dengan kekuatan refraksi yang cocok dengan

panjang sumbu bola mata, serta retina sebagai penangkap bayangan yang baik.

3. Gambarkan produksi dan sirkulasi Humor Aquosus !

6

Humor aqueous diproduksi oleh corpus ciliaris.

Setelah dikumpulkan di bilik mata belakang, humor aqueous mengalir melalui pupil

ke bilik mata depan lalu ke anyaman trabekular Meshwork di sudut bilik mata depan.

Kemudian melalui kanalis Schlemm, humor aqueous mengalir ke dalam sistem vena

(Vena Ciliaris Anterior).

Outflow dari humor aqueous tergantung pada:

Lebar sudut bilik mata depan (COA)

Kerapatan jaringan trabekulum Meshwork

4. Sebutkan pembagian klinis Katarak beserta gejala dan tanda pada tiap stadium !

Berdasarkan usia, katarak dapat diklasifikasikan menjadi:

Katarak Kongenital

Merupakan katarak yang mulai terjadi sebelum atau setelah lahir dan bayi

berusia kurang dari 1 tahun. Katarak kongenital merupakan penyebab kebutaan pada

bayi yang cukup berarti terutama akibat penanganan yang kurang tepat.

Katarak kongenital digolongkan dalam katarak:

- Kapsulolentikular dimana pada golongan ini termasuk katarak kapsular dan

katarak Polaris

- Katarak lentikular termasuk dalam golongan ini katarak yang mengenai korteks

atau nucleus lensa saja

Dalam kategori ini termasuk kekeruhan lensa yang timbul sebagai kejadian

primer atau berhubungan dengan penyakit ibu dan janin local atau umum. Untuk

7

mengetahui penyebab katarak kongenital diperlukan pemeriksaan riwayat prenatal

infeksi ibu seperti rubella pada kehamilan trimester pertama dan pemakaian obat

selama kehamilan. Kadang-kadang pada ibu hamil terdapat riwayat kejang, tetani,

ikterus, atau hepatosplenomegali. Bila katarak disertai dengan uji reduksi pada urine

yang positif, mungkin katarak ini terjadi akibat galaktosemia. Sering katarak

kongenital ditemukan pada bayi premature dan gangguan sistem saraf seperti retardasi

mental.

Pemeriksaan darah pada katarak kongenital perlu dilakukan karena ada

hubungan katarak kongenital dengan diabete mellitus, kalsium, dan fosfor. Hampir

50% dari katarak kongenital adalah sporadic dan tidak diketahui penyebabnya.

Katarak kongenital prognosisnya kurang memuaskan karena bergantung pada bentuk

katarak. Bila terdapat nistagmus maka keadaan ini menunjukkan hal yang buruk.

Dikenal bentuk-bentuk katarak kongenital yaitu katarak piramidalis atau Polaris

anterior, katarak piramidalis atau Polaris posterior, katarak zonularis atau lamelaris,

katarak pungtata dan lain-lain,

Pada pupil mata bayi yang menderita katarak kongenital akan terlihat bercak

putih atau suatu leukokoria. Pada pemeriksaan leukokoria dilakukan dengan

melebarkan pupil. Pada katarak kongenital total penyulit yang dapat terjadi adalah

macula lutea yang tidak cukup mendapat rangsangan. Macula ini tidak akan

berkembang sempurna walaupun dilakukan ekstraksi katarak maka visus biasanya

tidak akan mencapai 5/5. Hal ini disebut ambliopia sensoris (ambyopia ex anopsia).

Katarak kongenital dapat menimbulkan komplikasi lain berupa nistagmus dan

strabismus

Katarak Juvenil

Merupakan katarak yang lembek dan terdapat pada orang muda, yang mulai

terbentuknya pada usia kurang dari 9 tahun dan lebih dari 3 bulan. Katarak juvenile

biasanya merupakan kelanjutan katarak kongenital.

Katarak Senil

Merupakan semua kekeruhan lensa yang terdapat pada usia lanjut, yaitu usia

di atas 50 tahun. Penyebabnya sampai sekarang tidak diketahui secara pasti. Secara

klinik dikenal dalam 4 stadium yaitu:

8

Katarak Insipien

Kekeruhan mulai dari tepi ekuator berbentuk jeriji menuju korteks anterior dan

posterior (katarak kortikal). Vakuol mulai terlihat di dalam korteks. Katarak

subkapsular posterior, kekeruhan mulai terlihat pada anterior subkapsular posterior,

celah terbentuk antara serat lensa dan korteks berisi jaringan degenerative (benda

Morgagni) pada katarak insipient. Kekeruhan ini dapat menimbulkan poliopia oleh

karena indeks refraksi yang tidak sama pada semua bagian lensa. Bentuk ini kadang-

kadang menetap untuk waktu yang lama.

Katarak Intumesen

Kekeruhan lensa disertai dengan pembengkakan lensa akibat lensa yang

degeneratif menyerap air. Masuknya air ke dalam celah lensa mengakibatkan lensa

menjadi bengkak dan besar yang mendorong iris sehingga bilik mata menjadi dangkal

disbanding dengan keadaan normal. Pencembungan lensa ini akan dapat memberikan

penyulit glaucoma. Katarak intumesen biasanya terjadi pada katarak yang berjalan

cepat dan mengakibatkan myopia lentikular. Pada keadaan ini dapat terjadi hidrasi

korteks hingga lensa akan mencembung dan daya biasnya akan bertambah, yang

mengakibatkan miopisasi. Pada pemeriksaan slitlamp terlihat vakuol pada lensa

disertai peregangan jarak lamel serat lensa.

Katarak Imatur

Sebagian lensa keruh atau katarak. Katarak yang belum mengenai seluruh

lapis lensa. Pada katarak imatur akan dapat bertambah volume lensa akibat

meningkatnya tekanan osmotic bahan lensa yang degenerative. Pada keadaan lensa

mencembung akan dapat menimbulkan hambatan pupil, sehingga terjadi glaucoma

sekunder.

Katarak Matur

Pada katarak matur kekeruhan telah mengenai seluruh masa lensa. Kekeruhan

ini bisa terjadi akibat deposisi ion kalsium yang menyeluruh. Bila katarak imatur atau

intumesen tidak dikeluarkan maka cairan lensa akan keluar, sehingga lensa kembali

pada ukuran yang normal. Akan terjadi kekeruhan seluruh lensa yang bila lama akan

mengakibatkan kalsifikasi lensa. Kedalaman bilik mata depan akan normal kembali,

9

tidak terdapat bayangan iris pada lensa yang keruh, sehingga uji bayangan iris

negative.

Katarak Hipermatur

Merupakan katarak yang mengalami proses degenerasi lanjut, dapat menjadi

keras atau lembek dan mencair. Masa lensa berdegenerasi keluar dari kapsul lensa

sehingga lensa mengecil, berwarna kuning dan kering. Pada pemeriksaan terlihat bilik

mata dalam dan lipatan kapsul lensa. Kadang-kadang pengkerutan berjalan terus

sehingga hubungan dengan zonula Zinn menjadi kendor. Bila proses katarak berjalan

lanjut disertai dengan kapsul yang tebal maka korteks yang berdegenerasi dan cair

tidak dapat keluar, maka korteks akan memperlihatkan bentuk sebagai sekantung susu

disertai dengan nucleus yang terbenam di dalam korteks lensa karena lebih berat.

Keadaan ini disebut sebagai katarak Morgagni.

Perbedaan Stadium Katarak Senil

Keterangan Insipien Imatur Matur Hipermatur

Kekeruhan Ringan Sebagian Seluruh Masif

Cairan Lensa Normal Bertambah (air

masuk)

Normal Berkurang (air

dan masa lensa

keluar)

Iris Normal Terdorong Normal Tremulans

Bilik Mata

Depan

Normal Dangkal Normal Dalam

Sudut Bilik

Mata

Normal Sempit Normal Terbuka

Shadow Test Negatif Positif Negatif Pseudopos

Penyulit - Glaucoma - Uveitis +

glaukoma

Katarak Brunesen

Merupakan katarak berwarna coklat sampai hitam (katarak nigra) terutama

pada nucleus lensa, juga dapat terjadi pada katarak pasien diabetes mellitus dan

myopia tinggi. Biasanya terdapat pada orang berusia lebih dari 65 tahun yang belum

memperlihatkan adanya katarak kortikal posterior.

10

Katarak Komplikata

Merupakan katarak akibat penyakit mata lain seperti radang, retinitis

pigmentosa, glaucoma, tumor intra ocular, iskemia ocular, nekrosis segmen anterior,

buftalmos, akibat suatu trauma dan pasca bedah mata. Dapat juga disebabkan oleh

penyakit sistemik endokrin.

Katarak Diabetes

Merupakan katarak yang terjadi akibat adanya penyakit diabetes mellitus.

Katarak Sekunder

Terjadi akibat terbentuknya jaringan fibrosis pada sisa lensa yang tertinggal.

Paling cepat keadaan ini terlihat sesudah 2 hari.

5. Sebutkan pembagian klinis Glaukoma beserta gejala dan tanda !

Pembagian Glaukoma Menurut Martin Doyle

Keterangan Glaucoma Sudut

Tertutup

Glaucoma Simpleks

(Glaukoma Sudut

Terbuka)

Glaucoma Infantil

Serangan Decade ke 5 Decade ke 6 Bayi

Tipe Penderita Emosional Arteriosklerotik Laki-laki >

perempuan

B.M.D Dangkal Normal Dalam sekali

Sudut BMD Sempit Biasa terbuka Kelainan

kongenital

Halo + serangan - -

Papil Ekskavasi bila

lanjut

+ dini Dalam sekali

Tekanan Naik bila

diprovokasi

Variasi diurnal

tinggi

Tinggi

Kampus + bila lanjut Bjerrum, konstriksi -

Pengobatan Dini, iridektomi Obat, bila gagal, Goniotomi

11

trabekulektomi

Prognosis Dini, baik Sedang/buruk Buruk

6. Sebutkan pembagian klinis berdasarkan letak anatomis Uveitis beserta gejala dan

tanda !

o Uveitis anterior

- Iritis : inflamasi yang dominan pada iris

- Iridosiklitis : inflamasi pada iris dan pars plicata

Gejala utama uveitis anterior akut adalah fotofobia, nyeri, merah, penglihatan

menurun,dan lakrimasi. Sedangkan pada uveitis anterior kronik mata terlihat

putih dan gejala minimal meskipun telah terjadi inflamasi yang berat. Tanda-

tanda objektif adanya uveitis anterior adalah injeksi silier, nodul iris, sinekia

posterior, dan sel-sel vitreus anterior.

o Uveitis intermediet : inflamasi dominan pada posterior dan retina perifer

Gejala uveitis intermediet biasanya berupa floater, meskipun kadang-kadang

penderita mengeluhkan gangguan penglihatan akibat edema makular sistoid

kronik. Tanda dari uveitis intermediet adalah infiltrasi seluler pada vitreus

(vitritis) dengan beberapa sel di COA dan tanpa lesi inflamasi fundus.

o Uveitis posterior : inflamasi bagian uvea di belakang batas basis vitreus

Dua gejala utama uveitis posterior adalah floater dan gangguan penglihatan.

Keluhan floater terjadi jika terdapat lesi inflamasi perifer. Tanda-tanda

adanya uveitis posterior adalah perubahan pada vitreus, koroditis, retinitis,

dan vaskulitis.

o Panuveitis : inflamasi pada seluruh uvea

Panuveitis merupakan kondisi terdapat infiltrasi sel kurang lebih merata di

semua unsur di traktus uvealis. Ciri morfologi khas seperti infiltrat geografik

secara khas tidak ada

7. Sebutkan pembagian secara klinis ablasio retina berdasarkan penyebab !

12

a. Ablasi retina regmatogenosa

Ablasi terjadi akibat adanya robekan pada retina sehingga cairan masuk ke

belakang antara sel pigmen epitel dengan retina. Terjadi pendorongan retina

oleh badan kaca cair (fluid vitreus) yang masuk melalui robekan atau lubang

pada retina ke rongga subretina sehingga mengapungkan retina dan terlepas

dari lapis epitel pigmen koroid.

Mata yang berbakat mengalami ablasi retina adalah mata dengan miopi

tinggi, pasca retinitis, dan retina yang memperlihatkan degenerasi di bagian

perifer, 50% ablasi yang timbul pada afakia terjadi pada tahun pertama.

b. Ablasi retina eksudatif

Yaitu ablasi yang terjadi akibat tertimbunnya eksudat di bawah retina dan

mengangkat retina. Penimbunan cairan subretina sebagai akibat keluarnya

cairan dari pembuluh darah retina dan koroid (ekstravasasi)

c. Ablasi retina tarikan atau traksi

Pada ablasi ini lepasnya jaringan retina terjadi akibat tarikan jaringan

parut pada badan kaca yang akan mengakibatkan ablasi retina dan

penglihataan turun tanpa rasa sakit.

Pada badan kaca terdapat jaringan fibrosis yang dapat disebabkan

diabetes mellitus proliferatif, trauma, dan perdarahan badan kaca

akibat bedah atau infeksi

Pengobatan ablasi akibat tarikan di dalam badan kaca dilakukan dengan

melepaskan tarikan jaringan parut atau fibrosis di dalam badan kaca dengan

tindakan yang disebut vitrektomi.

Gejala dan tanda:

a. Metamorfopsi berupa makropsi dan mikropsi

b. Fotopsi (melihat adanya kilatan-kilatan cahaya beberapa hari sampai

beberapa minggu sebelumnya)

c. Seolah-olah melihat suatu tirai yang bergerak ke suatu arah karena cairan

ablasi bergerak mencari tempat yang rendah

d. Visus sentral hilang jika terjadi di bagian temporal (letak makula lutea).

Tetapi jika terdapat di bagian nasal, visus sentral lebih lambat terganggu

13

e. Lambat laun tirai makin turun dan menutupi sama sekali matanya (karena

terdapat ablasi retina total sehingga persepsi cahayanya menjadi 0)

8. Sebutkan gejala dan tanda ulcus cornea yang disebabkan oleh jamur dan bakteri !

Ulkus Kornea Bakterial

Ada 2 jenis yaitu:

Ulkus Sentral

Etiologi: Staphylococcus aureus, streptokokus, pneumokokus, pseudomonas, dan

moraxella

Apabila disebabkan oleh pneumokokus, maka ulkusnya tampak menggaung (berbatas

tegas berwarna abu-abu) disertai hipopion (adanya pus pada kamera okuli anterior).

Apabila penyebabnya pseudomonas, nekrosis cepat terjadi karena bakeri ini

menghasilkan enzim proteolitik, dengan eksudat mukopurulen berwarna hijau

kebiruan (patognemonik) disertai nyeri hebat.

Ulkus Marginal

Biasanya karena stafilokokus, ada kemungkinan karena reaksi hipersensitivitas antara

antigen produk bakteri dengan antibodi dari vasa limbal. Pada pemeriksaan kerokan

kornea tidak ditemukan bakteri penyebabnya.

Ulkus Kornea Jamur

Diagnosis ulkus kornea karena jamur lebih banyak sebagai diagnosis ex juvantibus,

didukung oleh proses progesivitas yang lambat, serta adanya riwayat trauma tumbuh-

tumbuhan.

9. Sebutkan gejala-gejala dan tanda konjungtivitis bakteri, alergika atau virus

Temuan Klinis

& Sitologis

Virus Bakteri Klamidia Alergi

Rasa Gatal Minimal Minimal Minimal Berat

14

Hyperemia Generalisata Generalisata Generalisata Generalisata

Lakrimasi Banyak Sedang Sedang Sedang

Eksudasi Minimal Banyak Banyak Minimal

Adenopati &

Preaurikular

Lazim Tak lazim Lazim hanya

pada

konjungtivitis

inklusi

Tidak ada

Pewarnaan

Kerokan &

Eksudat

Monosit Bacteria, PMN PMN, badan

inklusi sel

plasma

Eosinofil

Radang

Tenggorok &

Demam

Kadang-kadang Kadang-kadang Tidak pernah Tidak pernah

10. Sebutkan differential diagnosis dari mata merah beserta jelaskan tanda dan gejalanya

Keterangan Konjungtivitis

Akut

Iritis Akut Glaucoma Akut Trauma atau

Infeksi Kornea

Insidensi Sangat sering Sering Jarang Sering

Sekret Sedang sampai

banyak sekali

Tidak ada Tidak ada Encer atau

purulen

Ketajaman

Penglihatan

Tidak ada efek

pada

penglihatan

Sedikit kabur Sangat kabur Biasanya kabur

Nyeri Tidak ada Sedang Berat Sedang sampai

berat

Injeksi

Konjungtiva

Difus, lebih ke

arah fornices

Terutama

sirkumkorneal

Terutama

sirkumkorneal

Terutama

sirkumkorneal

Kornea Jernih Biasanya jernih Berkabut Perubahan

kejernihan

sesuai dengan

penyebabnya

Ukuran Pupil Normal Kecil Dilatasi sedang Normal atau

15

dan terfiksasi kecil

Respon Cahaya

Pupil

Normal Buruk Tidak ada Normal

Tekanan

Intraokular

Normal Normal Meningkat Normal

Sediaan Apus Organisme

penyebab

Tidakada

organisme

Tidakada

organisme

Organisme

hanya

ditemukan

pada ulkus

kornea akibat

infeksi

11. Apa fungsi dari obat:

a. Midriasil :

Termasuk obat sikloplegik (parasimpatolitik) untuk melebarkan pupil yang

kegunaan utamanya adalah:

i. Melebarkan pupil untuk keperluan oftalmoskopi.

ii. Melumpuhkan otot-otot akomodasi, terutama pada pasien muda, untuk

membantu pemeriksaan refraksi

iii. Melebarkan pupil dan melumpuhkan otot akomodasi pada uveitis,

untuk mencegah pembentukan sinekia serta meredakan nyeri dan

fotofobia.

b. Pantokain :

Salah satu jenis anestetik topikal yang berguna untuk sejumlah prosedur

diagnostik dan terapeutik, termasuk tonometri, pengangkatan benda asing atau

jahitan, gonioskopi, kerokan konjungtiva, dan tindakan bedah ringan pada

kornea dan konjungtiva. Satu dua tetes biasanya sudah cukup, tetapi dosisnya

dapat diulang selama tindakan berlangsung.

c. Timolol :

Obat penyekat adrenergik-beta non-selektif yang diberijab secara topikal

untuk pengobatan glaukoma sudut terbuka, glaukoma afakik, dan beberapa

jenis glaukoma sekunder. Satu kali pakai dapat menurunkan tekanan

intraokular selama 12-24 jam.

16

d. Pilocarpine :

Miotikum. Salah satu jenis obat parasimpatomimetik yang meningkatkan

aliran keluar humor aqueous dengan bekerja pada anyaman trabekular melalui

kontraksi otot siliaris. Namun pilocarpine jarang digunakan sejak

ditemukannya analog prostaglandin, tapi masih dapat bermanfaat pada

sejumlah pasien.

e. Acetazolamide:

Penghambat anhidrase karbonat pada corpus ciliare untuk mengurangi sekresi

aqueous. Pemberian penghambat anhidrase karbonat per oral terutama berguna

dalam menurunkan tekanan intraokular pada kasus glaukoma sudut terbuka

tertentu dan dapat dipakai pada glaukoma sudut tertutup dengan sedikit efek

f. Manitol :

Jenis obat hiperosmotik yang dipakai untuk mengurangi tekanan intraokular

dengan membuat plasma jadi hipertonik terhadap humor aqueous. Obat ini

pada umumnya dipakai dalam penanganan glaukoma akut sudut tertutup dan

kadang-kadang pra atau pascabedah bila diindikasikan penurunan tekanan

intraokular.

g. Gentamicin :

Antibiotik yang diterima secara luas untuk digunakan pada infeksi mata berat,

terutama ulkus kornea yang disebabkan oleh organisme gram-negatif.

Antibiotik ini juga efektif terhadap banyak atfilokok gram-positif, tetapi tidak

efektif terhadap streptokok. Telah banyak ditemukan strain bakteri yang

resisten terhadap gentamicin.

h. Kloramfenikol :

Antibiotik yang efektif terhadap sejumlah besar organisme gram-positif dan

gram-negatif. Obat ini jarang menimbulkan sensitisasi lokal, tetapi sejumlah

kasus anemia aplastik telah terjadi pada terapi jangka panjang.

i. Efisel tetes :

Menambah pengaliran keluar cairan mata.

Menghambat produksi cairan mata pada badan silkier

Dilatasi pupil tanpa menghambat akomodasi

Mata menjadi putih akibat konstriksi pembuluh darah konjungtiva yang

melebar

j. Atropine tetes

17

Merupakan sikloplegik yang efektif dan bekerja lama. Selain sebagai

sikloplegik pada anak, atropine dipakai secara topikal dua atau tiga kali sehari

dalam pengobatan iritis. Obat ini juga dipakai untuk mempertahankan pupil

agar tetap lebar setelah tindakan operasi intraokular.

12. Apakah yang dimaksud dengan :

Hipopion: penimbunan sel radang di kamera okuli bagian depan

Hifema: adanya darah dalam aqueous humor yang dapat terjadi akibat trauma

tumpul yang merobek pembuluh darah iris atau badan silier.

Sinekia anterior: perlekatan antara kornea dengan iris.

Sinekia posterior: perlekatan antara permukaan anterior lensa dengan iris.

Keratik presipitat: timbunan sel di atas endotel kornea.

Infiltrate: penetrasi interstitium jaringan atau bahan.

Pterigyum: pertumbuhan jaringan fibrovaskular pada konjungtiva dan tumbuh

menginfiltrasi permukaan kornea.

Trikiasis: penggesekan bulu mata pada kornea

Entropion: pelipatan palpebra kearah dalam, dapat involusional (spastic,

senilis), sikatrikal, atau kongenital.

13. Sebutkan trias akomodasi

Kemampuan miosis pupil

Kemampuan mengkonvergensi cahaya

Kemampuan lensa untuk mencembung

14. Sebutkan cara koreksi miopia

Pengobatan pasien dengan miopia adalah dengan memberikan kacamata sferis negatif

terkecil yang memberikan ketajaman penglihatan maksimal. Sebagai contoh bila

pasien dikoreksi dengan -3.0 memberikan tajam penglihatan 6/6, dan demikian juga

bila diberi S-3.25, maka sebaiknya diberikan lensa koreksi -3.0 agar untuk

memberikan istirahat mata dengan baik sesudah dikoreksi.

15. Sebutkan kelainan refraksi dan definisinya

a. Hipermetropia

18

Merupakan kelainan refraksi, di mana sinar yang sejajar yang datang dari jarak

tak terhingga, oleh mata yang dalam keadaan istirahat dibiaskan di belakang

retina.

b. Miopia

Merupakan kelainan refraksi, di mana sinar sejajar yang datang dari jarak tak

terhingga oleh mata dalam keadaan istirahat dibiaskan di depan retina.

c. Astigmatisme

Di sini sinar sejajar yang datang dari jarak tak terhingga, oleh mata dalam

keadaan istirahat, dibiaskan tak tertentu, refraksi dalam tiap meridian tidak

sama.

d. Presbiopia

Merupakan kelainan refraksi, di mana pungtum proksimum, yaitu titik dekat

yang dapat dilihat dengan akomodasi maksimal telah begitu jauh, sehingga

pekerjaan dekat yang halus sukar dilakukan, akibat berkurangnya daya

akomodasi. Di sini sinar yang divergen, yang datang dari jarak dekat,

dibiaskan di belakang retina.

16. Apa yang dimaksud dengan:

a. Enukleasi : Pengangkatan seluruh bola mata secara bedah.

b. Eviserasi : Pengangkatan isi bola mata.

c. Afakia : Tidak adanya lensa kristalina.

d. Psedofakia : Adanya lensa tanam intraokular buatan setelah ekstraksi

katarak.

e. Endoftalmitis : Infeksi intraokular yang luas.

f. Eksenterasi : Pengangkatan seluruh isi orbita, termasuk bola mata dan

sebagian atau seluruh kelopak mata.

17. Sebutkan pembagian klinis retinopati diabetika berdasarkan gambaran funduskopinya

Retinopati diabetic dapat digolongkan ke dalam retinopati nonproliferatif, makulopati,

dan retinopati proliferatif.

Retinopati Diabetika Non Proliferatif

Retinopati nonproliferatif ringan ditandai oleh sedikitnya satu

mikroaneurisma. Pada retinopati nonproliferatif sedang, terdapat mikroaneurisma

19

luas, perdarahan intraretina, gambaran manik manik pada vena, dan / atau bercak

bercak cotton wool. Retinopati nonproliferatif berat ditandai oleh bercak bercak

cotton wool, gambaran manik manik pada vena dan kelainan mikrovaskular

intraretina (IRMA). Stadium ini terdiagnosis dengan ditemukannya perdarahan

intraretina di empat kuadran, gambaran manik manik vena di dua kuadran, atau

kelainan mikrovaskular intraretina berat di satu kuadran

Retinopati Diabetika Proliferatif

Iskemia retina yang progresif akhirnya merangsang pembentukan pembuluh

pembuluh halus baru yang menyebabkan kebocoram protein protein serum (dan

fluoresens) dalam jumlah bear. Retinopati diabetic proliferatif awal ditandai oleh

kehadiran pembuluh pembuluh baru pada discus optikus ( NVD ) atau di bagian retina

manapun (NVE). Ciri yang beresiko tinggi ditandai oleh pembuluh darah baru pada

discus optikus yang meluas lebih dari sepertiga diameter discus, sembarang pembuluh

darah baru pada discus optikus yang disertai perdarahan vitreus, atau pembuluh darah

baru di bagian retina manapun yang besarnya lebih dari setengah diameter discus dan

disertai perdarahan vitreus.

Pembuluh pembuluh baru yang rapuh berproliferasi ke permukaan posterior

vitreus dan akan menimbulkan saat vitreus mulai berkontraksi menjauhi retina.

Apabila pembuluh tersebut berdarah, perdarahan vitreus yang massif dapat

menyebabkan penurunan penglihatan mendadak. Sekali terjadi pelepasan total vitreus

posterior, mata beresiko mengalami neovaskularisasi dan perrdarahan vitreus.

Makulopati

20

Makulopati diabetik bermanifestasi sebagai penebalan atau edema retina

setempat atau difus, yang terutama di sebabkan oleh kerusakan sawar darah-retina

pada tingkat endotel kapiler retina, yang menyebabkan terjadinya kebocoran cairan

dan konstituen plasma ke retina sekitarnya, makulopati lebih sering dijumpai pada

pasien diabetes tipe II dan memerlukan penanganan segera setelah kelainannya

bermakna secara klibnis, yang ditandai oleh penebalan retina sembarang pada jarak

0500 mikron dari fovea, eksudat keras pada jarak 500 mikron dari fovea yang

berkaitan dengan penebalan retina atau penebalan retina yang ukurannya melebihi

satu diameter discus dan terletak pada jarak satu diameter discus dari fovea.

Makulopati juga bisa terjadi karena iskemia, yang ditandai oleh edema

macula, perdarahan dalam, dan sedikit eksudasi. Angiografi fluoresein menunjukkan

hilangnya kapiler kapiler retina disertai pembesaran zona avaskular fovea.

18. Sebutkan pembagian klinis retinopati hipertensi berdasarkan gambaran funduskopinya

Klasifikasi Retinopati Hipertensif di bagian mata ilmu penyakit mata RSCM:

Tipe 1

Fundus hipertensif dengan atau tanpa retinopati, tidak ada sklerose, dan

terdapat pada orang muda.

Pada funduskopi: arteri menyempit dan pucat, arteri meregang dan

percabangan tajam, perdarahan ada atau tidak ada, eksudat ada atau tidak ada.

Tipe 2

Fundus hipertensi dengan atau tanpa retinopati sklerose senile, terdapat pada

orang tua

21

Funduskopi: pembuluh darah tampak mengalami penyempitan, pelebaran dan

sheating setempat. Perdarahan retina ada atau tidak ada. Tidak ada edema papil.

Tipe 3

Fundus dengan retinopati hipertensi dengan arteriosklerosis, terdapat pada

orang muda.

Funduskopi: penyempitan arteri, kelokan bertambah, fenomena crossing,

perdarahan multiple, cotton wool patches, macula star figures

Tipe 4

Funduskopi: edema papil, cotton wool patches, hard eksudat, dan star figure

exudates yang nyata. Pada hipertensi yang progresif.

22

19. Sebutkan perbedaan dari injeksi konjuntival dan injeksi perikorneal/siliar

Injeksi Konjungtiva

Melebarnya pembuluh darah arteri konjungtiva posterior atau injeksi

konjungtiva ini dapat terjadi akibat pengaruh mekanis, alergi atupun infeksi pada

jaringan konjungtiva.

Injeksi konjungtiva mempunyai sifat :

Mudah digerakkan dari dasarnya. Hal ini disebabkan arteri konjungtiva

posterior melekat secara longgar pada konjungtiva bulbi yang mudah dilepas

dari dasarnya sklera.

Pada radang konjungtiva pembuluh darah ini terutama didapatkan daerah

fornix

Ukuran pembuluh darah makin besar ke bagian perifer, karena asalnya dari

bagian perifer atau arteri siliar anterior

Berwarna pembuluh darah merah yang segar

Dengan tetes adrenalin 1:1000 injeksi akan lenyap sementara

Gatal

Pupil ukuran normal dengan reakasi normal

23

Injeksi Siliar (Perikorneal)

Melebarnya pembuluh darah perikorneal (a. Siliar anterior) atau injeksi siliar

atau injeksi perikornea terjadi akibat radang kornea, tukak kornea, benda asing

pada kornea, radang jaringan uvea, glaukoma, endoftalmitis maupun

panoftalmitis.

Injeksi siliar/ perikorneal mempunyai sifat :

Berwarna merah ungu dibanding dengan pelebaran pembuluh darah

konjungtiva.

Pembuluh darah tidak tampak

Tidak ikut serta dengan pergerakan konjungtiva bila digerakkan, karena

menempel erat dengan jaringan perikornea

Ukuran sangat halus terletak disekitar kornea, paling padat sekitar kornea, dan

berkurang ke arah fornix

Pembuluh darah perikornea tidak menciut bila diberi epinefrin atau adrenalin

1:1000

Hanya lakrimasi

Fotofobia

Sakit tekan yang dalam sekitar kornea

Pupil iregular kecil (iritis) dan lebar (glaukoma)

20. Sebutkan lapisan-lapisan air mata beserta sumbernya!

a. Lipid: lapisan paling superfisial, untuk menstabilisasi dan mencegah evaporasi

dari lapisan aqueous, dan diproduksi oleh kelenjar meibom

b. Aqueous: lapisan intermediet. Menyediakan nutrisi bagi kornea,

menghilangkan produk sisa, dan diproduksi oleh glandula orbital dan kelenjar

kelopak mata ke-3

c. Mucus: Terletak antara tear film dengan kornea yang bersifat hidrofobik,

terdapat sekretori IgA, dan diproduksi oleh sel goblet konjungtiva

24