Upload
truongduong
View
220
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PRA-RANCANGAN PABRIK BAHAN BAKAR PADAT
DARI LIMBAH PADAT KELAPA SAWIT
KAPASITAS 25.000 TON/TAHUN
Tugas Khusus
(Prarancangan Rotary Dryer (RD-101))
(Skripsi)
Oleh :
JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
Teti Selfiana
ABSTRAK
MANUFACTURE OF SOLID FUEL FROM PALM OIL SOLID WASTE
CAPACITY 25.000 TONS/YEAR
(Design of Rotary Dryer (RD-101))
Oleh
Teti Selfiana
Solid Fuel plant with raw materials Palm Kernel Oil, Empty Fruit Bunch
and Molasses will be build in Simpang Pematang village, Mesuji, Lampung.
Establishment of this plant in Simpang Pematang village due to raw material
resources, transportation, labors and also environmental condition.
This plant will produce 25.000 tons/year, with time of operation 24
hours/day, and 330 days on a year. The raw material which use are Palm Kernel
Oil 5.574,6 kg/hour, Empty Fruit Bunch 10.093,751 kg/hour and molasses 290,40
kg/hour.
This plant has utility units which the function are for water supply, steam,
power generation, air supply, and fuel supply. The bussines entity of this plant is
limited liability company (PT) and using line and staff structure with 163 labors.
From financial annalyze:
Fixed Capital Investment (FCI) = Rp 92.088.247.673
Working Capital Investment (WCI) = Rp 4.846.749.878
Total Capital Investment (TCI) = Rp 96.934.997.551
Break Even Point (BEP) = 42,94 %
Shut Down Point (SDP) = 25,2 %
Pay Out Time before taxes (POT)b = 2,6 tahun
Pay Out Time after taxes (POT)a = 3,1 tahun
Return on Investment before taxes (ROI)b = 27,92 %
Return on Investment after taxes (ROI)a = 21,63 %
Discounted Cash Flow (DCF) = 30,01 %
Consider the summary above, it is proper establishment of Solid Fuel plant
from palm oil solid waste is studied further, because the plant is profitable and has
good prospects.
ABSTRAK
PRARANCANGAN PABRIK BAHAN BAKAR PADAT DARI LIMBAH
PADAT KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS 25.000 TON/TAHUN
(Pra-rancangan Rotary Dryer (RD-101))
Oleh
Teti Selfiana
Pabrik Bahan Bakar Padat dari Limbah Padat Kelapa Sawit, akan didirikan
di Desa Simpang Pematang, Kabupaten Mesuji, Lampung. Pabrik ini berdiri
dengan mempertimbangkan ketersediaan bahan baku, sarana transportasi yang
memadai, tenaga kerja yang mudah didapatkan dan kondisi lingkungan.
Pabrik direncanakan memproduksi Bahan Bakar Padat sebanyak 25.000
ton/tahun, dengan waktu operasi 24 jam/hari, 330 hari/tahun. Bahan baku yang
digunakan adalah Limbah Padat kelapa sawit berupa Cangkang Sawit sebanyak
5.574,6 kg/jam, Tandan Kosong Kelapa Sawit sebanyak 10.093,75 kg/jam dan
Molasses sebanyak 290,40 kg/jam.
Penyediaan kebutuhan utilitas pabrik Bahan Bakar Padat berupa
pengadaan air, steam, listrik, udara instrumen, dan kebutuhan bahan bakar.
Bentuk perusahaan adalah Perseroan Terbatas (PT) menggunakan struktur
organisasi line dan staff dengan jumlah karyawan sebanyak 163 orang.
Dari analisis ekonomi diperoleh:
Fixed Capital Investment (FCI) = Rp 92.088.247.673
Working Capital Investment (WCI) = Rp 4.846.749.878
Total Capital Investment (TCI) = Rp 96.934.997.551
Break Even Point (BEP) = 42,94 %
Shut Down Point (SDP) = 25,2 %
Pay Out Time before taxes (POT)b = 2,6 tahun
Pay Out Time after taxes (POT)a = 3,1 tahun
Return on Investment before taxes (ROI)b = 27,92 %
Return on Investment after taxes (ROI)a = 21,63 %
Discounted Cash Flow (DCF) = 30,01 %
Mempertimbangkan paparan di atas, sudah selayaknya pendirian pabrik
Bahan Bakar Padat dari Limbah Padat Kelapa Sawit ini dikaji lebih lanjut, karena
merupakan pabrik yang menguntungkan dan mempunyai masa depan yang baik.
Scanned by CamScanner
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Lampung Tengah pada tanggal 25
februari 1995, sebagai putri sulung dari tiga bersaudara,
dari pasangan Bapak Tukijo dan Ibu Sawiyem.
telah menyelesaikan pendidikan sebelumnya di Sekolah
Dasar SD N 02 Brabasan pada tahun 2006, Sekolah Menengah Pertama di SMP N
01 Tanjung Raya pada tahun 2009, dan Sekolah Menengah Atas di SMA N 1
Tanjung Raya pada tahun 2012.
Pada tahun 2012, penulis terdaftar sebagai mahasiswa jurusan Teknik Kimia
Fakultas Teknik Universitas Lampung melalui jalur Penerimaan Mahasiswa
Perluasan Akses Pendidikan (PMPAP). Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif
dalam organisasi kemahasiswaan yaitu, Himpunan Mahasiswa Teknik Kimia
(HIMATEMIA) FT Unila sebagai Anggota Departemen Kesekretariatan periode
2014-2015, dan Sekretaris Devisi Komisi II DPM FT Unila periode 2014-2015.
Pada tahun Agustus 2015, penulis melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN)
Kebangsaan di desa Dayang Suri, Kecamatan Bunga Raya, Kabupaten Siak,
Provisinsi Riau. Pada tahun 2016, penulis juga melakukan Kerja Praktek di PT.
Semen Indonesia (Persero) Tbk di Tuban 2, Tuban, Jawa Timur di unit
Pengendalian Proses dengan Tugas Khusus Evaluasi Kinerja Raw Mill Tuban 2.
Dan pada tahun 2016-2017, penulis melakukan penelitian dengan judul
“Pengaruh Waktu Reaksi dan Kecepatan Pengadukan Pada Sintesis -Terpineol
dari Terpentin Menggunakan katalis Asam Sulfat” di Laboratorium Kimia
Terapan, Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik, Universitas Lampung.
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan maka apabila telah selesai (dari suatu
urusan) kerjakanlah dengan sesungguh-sungguh (urusan) yang lain dan hanya kepada
Tuhanlah hendaknya kamu berharap
(Qs. Alam Nasyrah: 7,9)
Alhamdulillah…. dengan ridha-Mu ya Allah…..
Tugas Akhir ini telah selesai, sebuah langkah usai sudah. Namun itu
bukan akhir dari perjalanan ku, melainkan awal dari sebuah perjalanan.
Ibu…… Ayah……
Tiada cinta yang paling suci selain kasih sayang ayah dan ibu
Setulus hatimu Ibu, searif arahanmu ayah
Doamu hadirkan keridhaan untukku,
diantara perjuangan dan tetesan do’a malammu
dan sebait do’a telah merangkul diriku, Kini diriku telah selesai dalam studiku
Dengan kerendahan hati yang tulus, bersama keridhaan-Mu ya Allah,
Kupersembahkan karya tulis ini untuk yang termulia, Ayah dan Ibu.
Sahabat-sahabatku, …,
Terima kasih…. Semoga persahabatan kita menjadi persaudaraan yang abadi
Selamanya. Serta terima kasih kepada semua pihak yang telah menyumbangkan bantuan dan
do’a dari awal hingga akhir yang tidak mungkin disebutkan satu persatu.
Kesuksesan bukanlah suatu kesenangan, bukan juga suatu kebanggaan,
Hanya suatu perjuangan dalam menggapai sebutir mutiara keberhasilan…
Semoga Allah memberikan rahmat dan karunia-Nya
MOTTO
Bukanlah suatu aib jika kamu gagal dalam suatu usaha,
yang merupakan aib adalah jika kamu tidak bangkit dari kegagalan itu
(Ali bin Abu Thalib)
And said your Lord,
Semua berawal dari niat. Maka perbaikilah niat mu maka kau akan
mendapatkan apa yang kau inginkan.
Teti Selfiana
SANWACANA
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat, kasih, karunia dan kekuatan-Nya sehingga Tugas Akhir ini yang berjudul
“Prarancangan Pabrik Bahan Bakar Padat dari Limbah Padat Kelapa Sawit
Kapasitas 25.000 Ton/Tahun” dapat diselesaikan dengan baik.
Selama penyusunan Tugas Akhir ini, banyak pihak yang telah membantu penulis
sehingga Tugas Akhir ini dapat terselesaikan dengan baik. Untuk itu pada
kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Suharno , M.Sc., Ph.D selaku Dekan Fakultas Teknik
Universitas Lampung.
2. Bapak Ir.Azhar, M.T., selaku ketua jurusan Teknik Kimia Universitas
Lampung sekaligus Dosen Pembimbing 1, yang telah memberikan
pengarahan, masukan, bimbingan, kritik dan saran dalam penyelesaian Tugas
Akhir ini.
3. Ibu Panca Nugrahaini F., S.T., M.T. Selaku Dosen Pembimbing II atas ilmu,
saran, masukan dan pengertiannya dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.
Semoga ilmu bermanfaat yang diberikan dapat berguna dikemudian hari.
4. Ibu Dr. Elida Purba, S.T.,M.Sc., selaku Dosen Penguji II yang telah
memberikan saran dan kritik, atas semua ilmu yang penulis dapatkan.
5. Ibu Dr.Lilis Hermida, S.T.,M.Sc., selaku Dosen Penguji I yang telah
memberikan saran dan kritik, atas semua ilmu yang penulis dapatkan.
6. Ibu Dr. Herti Utami, S.T., M.T., selaku dosen pembimbing penelitian atas
ilmu dan bimbingannya dalam penelitian ini
7. Seluruh Dosen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung, atas
semua ilmu dan bekal masa depan yang akan selalu bermanfaat.
8. Ayahanda Tukijo, S.Pd., dan Ibunda Sawiyem atas do’a, dukungan serta
cintanya selama ini.
9. Alip Tania Putri, selaku teman seperjuangan dalam suka dan duka yang telah
banyak membantu penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini, semoga
Allah SWT membalas jasa dan kebaikannya selama ini.
10. Sahabat- sahabatku, Mbak Ditta, Yuliana, Nuraini, Kiky Rizky, Aroh, Rizky
Apriyani, Rani Isnaini, Septiana PS, dan Dian Rahma, yang telah memberikan
dukungan, semangat serta cintanya selama ini.
11. Sahabat-sahabat ku di kampus, Yohanna Fransisca, Ulfah Nur Khikmah, Reni
Rukma, Siti Khoiriah, Dwi Derti, dan banyak lagi atas motivasi dan do’a serta
dukungan dan segala semangatnya yang telah mengiringi perjalanan kuliah
penulis dalam suka dan duka. Semangat menuju sukses sahabat.
12. Teman-teman angkatan 2012, kakak-kakak dan adik tingkat serta semua pihak
yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberi semangat dan
dukungan selama ini.
13. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Tugas Akhir ini.
Penulis menyadari Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna. Semoga Tugas
Akhir ini dapat berguna dan bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan
Bandar Lampung, Februari 2018
Penulis
Teti Selfiana
DAFTAR ISI
Halaman
COVER ............................................................................................................ i
ABSTRAK ...................................................................................................... v
SANWACANA ............................................................................................... x
DAFTAR ISI .................................................................................................
DAFTAR GAMBAR
I. PENDAHULUAN
1
4
4
5
9
12
II. PEMILIHAN DAN DESKRIPSI PROSES
21
24
40
xiii
xvii
xxiv
DAFTAR TABEL .........................................................................................
.....................................................................................
....................................................................................
A. Latar Belakang ........................................................................................
B. Kegunaan Produk
C. Kelebihan Bahan Bakar Padat.................................................................
D. Ketersediaan Bahan Baku.........................................................................
E. Lokasi Pabrik ..........................................................................................
F. Analisis Pasar...........................................................................................
A. Macam-macam Proses..........................................................................
B. Tinjauan Proses ....................................................................................
C. Uraian Proses .......................................................................................
III. SPESIFIKASI BAHAN BAKU DAN PRODUK
IV. NERACA MASSA DAN NERACA ENERGI
V. SPESIFIKASI PERALATAN
VI. UTILITAS DAN PENGOLAHAN LIMBAH
xiv
xiv
A. Spesifikasi Bahan Baku .......................................................................... 43
B. Spesifikasi Produk
A. Neraca Massa ........................................................................................ 46
.................................................................................. 45
B. Neraca Energi ....................................................................................... 61
A. Alat Proses .......................................................................................... 66
B. Alat Utilitas ......................................................................................... 90
A. Unit Penyedia Air
B. Unit Penyedian Steam
C. Unit Penyediaan Udara Instrumen ..................................................... 148
...................................................................... 147
.............................................................................. 133
....................................................................... 148
E. Unit Pembangkit dan Pendistribusian Listrik .................................... 149
D. Unit Penyedia Hot Gas
F. Unit Pengadaan Bahan Bakar............................................................. 150
G. Laboratorium ...................................................................................... 150
H. Pengelolahan Limbah ......................................................................... 154
I. Instrumrntasi dan Pengelolahan Limbah ........................................... 155
VII. Tata Letak Pabrik
VIII. Sistem Manajemen dan Operasi Perusahaan
................................. 183
...................................................................... 190
............................................................................ 194
IX. Investasi dan Evaluasi Ekonomi
X. Kesimpulan dan Saran
173
xv
xv
............................................................................. 165
A. Lokasi Pabrik ...................................................................................... 158
B. Tata Letak Pabrik
C. Tata Letak Peralatan
............................................................................... 162
A. Bentuk Perusahaan
C. Tugas dan Wewenang ........................................................................ 176
D. Pembagian Jam Kerja Karyawan ........................................................ 180
B. Struktur Organisasi Perusahaan .........................................................
............................................................................ 170
E. Penggolongan Karyawan dan Jumlah Karyawan
G. Kesejahteraan Karyawan
H. Manajemen Produksi
F. Status Karyawan dan Sistem Penggajian .............................................189
A. Investasi .............................................................................................. 198
B. Evaluasi Ekonomi ............................................................................. 202
C. Discounted Cash Flow (DCF)
D. Penentuan Tingkat Resiko Pabrik ....................................................... 208
210
............................................................. 206
A. Kesimpulan ........................................................................................
.................................................................................................... 211
Daftar Pustaka
Lampiran A (Neraca Massa)
Lampiran B (Neraca Energi)
Lampiran C (Spesifikasi Peralatan Proses)
Lampiran D (Utilitas)
Lampiran E (Investasi dan Evaluasi Ekonomi)
Lampiran F (Tugas Khusus, Perancangan Reaktor (R-201))
xvi
xvi
B. Saran
xv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.1. Perbandingan Bahan Bakar Padat ............................................................. 5
1.2. Data limbah padat kelapa sawit dalan Ton produksi dan luas lahan ........ 6
1.3. Data Produksi dan Luas lahan Perkebunan Kelapa Sawit di Kabupaten
Mesuji Lampung ....................................................................................... 7
1.4. Data Ketersediaan Limbah Padat Kelapa Sawit di Kabupaten Mesuji
Lampung ................................................................................................... 8
1.5. Total Bahan Baku ..................................................................................... 8
1.6. Wialayah Potensi Pengembangan Komoditi Kelapa Sawit di Provinsi
Lampung ................................................................................................... 10
1.7. Data Kebutuhan Bahan Bakar Padat ......................................................... 12
1.8. Jumlah Kebutuhan Bahan Bakar Padat ..................................................... 14
1.9. Jumlah Produksi dalam Negeri Bahan Bakar Padat.................................. 15
1.10. Jumlah Produksi Bahan Bakar Padat ........................................................ 16
1.11. Data Ekspor Bahan Bakar Padat (Biobriket) pada tahun 2010- 2015....... 17
1.12. Data Impor Bahan Bakar Padat (Biobriket) pada tahun 2010-2015 ......... 18
2.1. Mol Bahan Baku dan Produk Pada Proses ................................................ 25
2.2. Harga Bahan Baku dan Produk Pada Proses ............................................. 25
2.3. Stoikiometri Proses Karbonisasi ............................................................... 26
xvi
2.4. Nilai Entalpi (ΔH°f) dan ΔGof .................................................................. 31
2.5. Konstanta Kapasitas Panas Masing-Masing Komponen pada Proses
Pirolisis ..................................................................................................... 32
2.6. Kapasitas Panas Padatan dengan Metode Godman................................... 33
2.7. Kapasitas Panas untuk Proses Fast Pirolisis ............................................. 33
2.8. Kapasitas Panas untuk Proses Medium Pirolisis....................................... 34
2.9. Kapasitas Panas untuk Proses Slow Pirolisis ............................................ 35
2.10. Perbandingan Proses ................................................................................. 38
2.11. Perekat Organik pada Bahan Bakar Padat ................................................ 39
3.1. Spesifikasi TKKS ...................................................................................... 43
3.2. Spesifikasi CKS ........................................................................................ 44
3.3. Spesifikasi Perekat .................................................................................... 45
3.4. Standar Bahan Bakar Padat ....................................................................... 45
4.1. Neraca Massa di Hammer Mill (HM-101) ................................................ 47
4.2. Neraca Massa di Belt Conveyor (BC-101) ................................................ 47
4.3. Neraca Massa di Bucket Conveyor (B-101) .............................................. 48
4.4. Neraca Massa di Silo CKS (SC-101) ........................................................ 48
4.5. Neraca Massa di Break Cutter (BC-101) .................................................. 49
4.6. Neraca Massa di Belt Conveyor (BC-101) ................................................ 49
4.7. Neraca Massa di Press (EP-101) .............................................................. 50
4.8. Neraca Massa di Belt Conveyor (BC-101) ................................................ 50
4.9. Neraca Massa di Rotary Dryer (EP-101) .................................................. 51
4.10. Neraca Massa di Belt Conveyor (BC-101) ................................................ 51
4.11. Neraca Massa di Bucket Conveyor (B-101) .............................................. 52
xvii
4.12. Neraca Massa di Hopper (HP-101) ........................................................... 52
4.13. Neraca Massa di Reaktor (R-201) ............................................................. 53
4.14. Neraca Massa di Cooler (CS-201) ............................................................ 54
4.15. Neraca Massa di Scrap Conveyor (SC-201) ............................................. 54
4.16. Neraca Massa di Mixing (M-201) ............................................................. 55
4.17. Neraca Massa di Screw Conveyor (SC-301) ............................................. 56
4.18. Neraca Massa di Briqqute Machine (BM-301) ......................................... 57
4.19. Neraca Massa di Belt Conveyor (BC-301) ................................................ 58
4.20. Neraca Massa di Tunel Dryer (TD-301) ................................................... 59
4.21. Neraca Massa di Belt Conveyor (BC-301) ................................................ 60
4.22. Neraca Massa di Packaging Machine (L-301) .......................................... 60
4.23. Neraca Panas di Rotary Dryer (RD-101) .................................................. 60
4.24. Neraca Panas di Reaktor (RE-201) ........................................................... 61
4.25. Neraca Panas di Cooler (CR-201) ............................................................ 62
4.26. Neraca Panas di Mixing (M-201) .............................................................. 63
4.27. Neraca Panas di Tunel Dryer (TD-301) .................................................... 64
5.1. Spesifikasi Stockpile ................................................................................ 66
5.2. Spesifikasi Belt Conveyor (BC-101) ......................................................... 67
5.3. Spesifikasi Hammer Mill (HM-101) ......................................................... 67
5.4. Spesifikasi Belt Conveyor (BC-101) ......................................................... 68
5.5. Spesifikasi Bucket Elevator (BE-101) ...................................................... 69
5.6. Spesifikasi Silo (S-101) ............................................................................. 69
5.7. Spesifikasi Belt Conveyor (BC-101) ......................................................... 70
5.8. Spesifikasi Bucket Elevator (BE-101) ...................................................... 71
xviii
5.9. Spesifikasi Stockpile TKKS ...................................................................... 71
5.10. Spesifikasi Belt Conveyor (BC-101) ......................................................... 72
5.11. Spesifikasi Break Cutter (BC-101) .......................................................... 72
5.12. Spesifikasi Belt Conveyor (BC-101) ........................................................ 73
5.13. Spesifikasi Press (P-101) ......................................................................... 73
5.14. Spesifikasi Belt Conveyor (BC-101) ........................................................ 74
5.15. Spesifikasi Rotary Dryer (RD-101) ......................................................... 74
5.16. Spesifikasi Belt Conveyor (BC-101) ........................................................ 75
5.17. Spesifikasi Bucket Elevator (BE-101) ..................................................... 76
5.18. Spesifikasi Reaktor (R-201) ..................................................................... 77
5.19. Spesifikasi Cooler (SC-201) .................................................................... 78
5.20. Spesifikasi Scrap Conveyor (BC-201) ..................................................... 79
5.21. Spesifikasi Bucket Elevator (BE-201) ..................................................... 79
5.22. Spesifikasi Molases Tank (ST – 201) ..................................................... 80
5.23. Spesifikasi Pump (P-201) ........................................................................ 81
5.24. Spesifikasi Mixing (M-201) ..................................................................... 82
5.25. Spesifikasi Briquette Machine (BM-301) ................................................ 83
5.26. Spesifikasi Belt Conveyor (BC-301) ........................................................ 84
5.27. Spesifikasi Tunnel Dryer (TD-301) ......................................................... 85
5.28. Spesifikasi Belt Conveyor (BC-101) ........................................................ 86
5.29. Spesifikasi Packer Machine (L-101) ....................................................... 86
5.30. Spesifikasi Cyclone (CY – 101) ............................................................... 87
5.31. Spesifikasi Air Heater (HE-101) ............................................................. 88
xix
5.32. Spesifikasi Air Heater (HE-301) ............................................................. 89
5.33. Spesifikasi Blower (BL-101) ................................................................... 89
5.34. Spesifikasi Blower (BL-301) ................................................................... 90
5.35. Spesifikasi Bak sedimentasi (BS – 401) .................................................. 90
5.36. Spesifikasi Tangki Alum (ST – 401) ....................................................... 91
5.37. Spesifikasi Tangki Soda Kaustik (ST – 402) ................................................... 92
5.38. Spesifikasi Tangki Kaporit (ST – 403) ................................................... 93
5.39. Spesifikasi Clarifier (CL – 401) ............................................................. 94
5.40. Spesifikasi Sand Filter (SF-401) ............................................................. 95
5.41. Spesifikasi Tangki Air Filter (ST – 404) ................................................. 96
5.42. Spesifikasi Tangki H2SO4 (ST-405) ......................................................... 97
5.43. Spesifikasi Tangki Dispersant (ST-406) .................................................. 98
5.44. Spesifikasi Tangki Inhibitor (ST-407) ..................................................... 99
5.45. Spesifikasi Cooling Tower (CT – 401) .................................................. 100
5.46. Spesifikasi Cation Exchanger (CE-401) ................................................ 101
5.47. Spesifikasi Anion Exchanger (AE – 401) ............................................. 102
5.48. Spesifikasi Tangki Penyimpanan Air Demin (ST – 408) ..................... 103
5.49. Spesifikasi Tangki Hidrazin (ST-501) ................................................... 104
5.50. Spesifikasi Deaerator (DA – 501) ......................................................... 105
5.51. Spesifikasi Pompa Utilitas (PU-401) ..................................................... 106
5.52. Spesifikasi Pompa Utilitas (PU-402) ..................................................... 107
5.53. Spesifikasi Pompa Utilitas (PU-403) .................................................... 108
5.54. Spesifikasi Pompa Utilitas (PU-404) ..................................................... 109
5.55. Spesifikasi Pompa Utilitas (PU-405) ..................................................... 110
xx
5.56. Spesifikasi Pompa Utilitas (PU-406) ..................................................... 111
5.57. Spesifikasi Pompa Utilitas (PU-407) ..................................................... 112
5.58. Spesifikasi Pompa Utilitas (PU-408) ..................................................... 113
5.59. Spesifikasi Pompa Utilitas (PU-409) ..................................................... 114
5.60. Spesifikasi Pompa Utilitas (PU-410) ..................................................... 115
5.61. Spesifikasi Pompa Utilitas (PU-411) ..................................................... 116
5.62. Spesifikasi Pompa Utilitas (PU-412) ..................................................... 117
5.63. Spesifikasi Pompa Utilitas (PU-413) ..................................................... 118
5.64. Spesifikasi Pompa Utilitas (PU-414) ..................................................... 119
5.65. Spesifikasi Pompa Utilitas (PU-415) ..................................................... 120
5.66. Spesifikasi Pompa Utilitas (PU-416) ..................................................... 121
5.67. Spesifikasi Pompa Utilitas (PU-417) ..................................................... 122
5.68. Spesifikasi Pompa Utilitas (PU-501) ...................................................... 123
5.69. Spesifikasi Pompa Utilitas (PU-502) ..................................................... 124
5.70. Spesifikasi Pompa Utilitas (PU-503) ..................................................... 125
5.71. Spesifikasi Boiler (BO-501) .................................................................. 126
5.72. Steam Blower (BS– 501) ......................................................................... 127
5.73. Spesifikasi Air Compressor (AC-601) ................................................... 127
5.74. Spesifikasi Air Dryer (AD-601) ............................................................. 128
5.75. Spesifikasi Air Blower 601 (BL – 601) .................................................. 129
5.76. Spesifikasi Air Blower 602 (BL – 602) .................................................. 129
5.77. Spesifikasi Air Blower 603 (BL – 603) .................................................. 130
5.78. Spesifikasi Air Blower 604 (BL – 604) .................................................. 130
5.79. Spesifikasi Generator Set (GS-701) ...................................................... 131
xxi
5.80. Spesifikasi Burner (B-801) .................................................................... 131
5.81. Spesifikasi Cyclon (CY-801) ................................................................. 132
6.1. Kebutuhan Air Umum ............................................................................... 134
6.2. Kebutuhan Air Untuk Pembangkit Steam (Boiler Feed Water) ............... 136
6.3. Kebutuhan Air Untuk Cooling Tower ....................................................... 136
6.4. Tingkatan Kebutuhan Informasi dan Sistem Pengendalian ...................... 156
6.5. Pengendalian Variabel Utama Proses ....................................................... 157
7.1. Wilayah Potensi Pengembangan Komoditi Kelapa Sawit di Prov.insi
Lampung ................................................................................................... 159
7.2 Perincian Luas Area Pabrik Bahan Bakar Padat ........................................ 162
8.1. Jadwal Pembagian Jam Kerja Karyawan Shift ......................................... 182
8.2. Jumlah Karyawan ...................................................................................... 183
8.3. Jumlah Operator Berdasarkan Jenis Alat Proses ....................................... 185
8.4. Jumlah Operator Berdasarkan Jenis Alat Utilitas ..................................... 186
8.5. Perincian Jumlah Karyawan Berdasarkan Jabatan .................................... 187
9.1. Fixed Capital Investment .......................................................................... 199
9.2. Manufacturing Cost .................................................................................. 201
9.3. General Expenses ....................................................................................... 202
9.4. Hasil Uji Kelayakan Ekonomi ................................................................... 208
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1. Lokasi Pabrik Google-Maps, 2016. .............................................. 9
Gambar 1.2. Grafik data kebutuhan bahan bakar padat di Provinsi Lampung
dari tahun 2010-2015. .............................................................. 13
Gambar 1.3. Grafik data produksi dalam negeri bahan bakar padat di dari
tahun 2012-2015 ........................................................................ 15
Gambar 1.4. Grafik data Ekspor Bahan Bakar Padat (Biobriket) pada Tahun
2010-2015 .................................................................................. 17
Gambar 1.5. Grafik data Impor Bahan Bakar Padat (Biobriket) pada Tahun
2010-2015 .................................................................................. 18
Gambar 7.1 Peta Lokasi Pabrik Bahan Bakar Padat ..................................... 158
Gambar 7.2 Tata Letak Pabrik Bahan Bakar Padat ....................................... 165
Gambar 7.3 Tata Letak Peralatan Pabrik Bahan Bakar Padat........................ 168
Gambar 9.1. Kurva Break Even Point (BEP)................................................. 202
Gambar 9.2. Kurva Shut Down Point. ........................................................... 204
Gambar 9.3. Kurva Cummulative Cash Flow metode DCF .......................... 205
1
I. PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara berkembang yang diharapkan mampu bersaing
dengan negara-negara industri di dunia. Peningkatan yang sangat pesat baik
secara kualitas maupun kuantitas juga terjadi dalam sektor industri. Dan
adanya peningkatan ini berkaitan dengan pendirian pabrik yang mana dapat
meningkatkan produksi dalam negeri, dan menyeimbangkan struktur ekonomi.
Namun, disisi lain ketersediaan bahan bakar fosil sebagai pemasok utama
sumber energi nasional semakin mahal dan terbatas hal ini akan
mempengaruhi ketahanan energi nasional yang akan berdampak pada berbagai
bidang salah satunya adalah perkembangan di sektor industri.
Untuk menjaga ketahanan energi nasional perlu dipikirkan pengembangan
bahan bakar alternatif yang murah, mudah dalam pengadaan, serta dapat
diproduksi secara masal. Terdapat beberapa jenis bahan bakar alternatif salah
satunya adalah Bahan Bakar Padat atau dalam hal ini Biobriket. Biobriket
terbuat dari sisa-sisa bahan organik yang telah mengalami pengkarbonan dan
pemampatan dengan daya tekan tertentu. Bahan bakar briket memiliki
beberapa keuntungan jika di bandingan dengan bahan bakar fosil, yang mana
bahan bakar biobriket diperoleh dari biomassa sedangkan bahan bakar fosil
A. Latar Belakang
2
diperoleh dari sumber yang tidak dapat diperbaharui. Biomassa sebagai bahan
baku pembuatan bahan bakar padat dapat berasal dari berbagai sumber
diantaranya tanaman perkebunan atau limbah pertanian, peternakan, hutan dan
bahkan dapat berasal dari sampah. Ketersediaan biomassa yang melimpah
menjadikananya sebagai sumber energi yang ramah lingkungan karena berasal
dari bahan organik non fosil. Karena itu pengembangan energi alternatif yang
berasal dari biomassa tidak akan menimbulkan dampak negatif bagi
lingkungan.
Di Indonesia sendiri bahan baku Bahan Bakar Padat sangat melimpah dan
mudah didapatkan salah satunya adalah biomassa yang berasal dari
perkebunan dan industri kelapa sawit. Kelapa sawit (Elaeis guenensis jacq)
adalah jenis tumbuhan industri penghasil minyak goreng, minyak industri,
maupun bahan bakar (biodiesel), yang mana sangat banyak ditanam di
Indonesia terutama di pulau Sumatera, Kalimantan, Riau dan Papua. Menurut
Biro Pusat Statistika (BPS) diperoleh data bahwa luas lahan perkebunan
kelapa sawit di Indonesia pada tahun 2014 adalah 10.465.02 ha dengan total
produksi sebesar 29.344.48 ton. Lampung sebagai sektor pendirian pabrik
bahan bakar padat merupakan salah satu provinsi yang memiliki kawasan
perkebunan kelapa sawit dengan luas lahan 158.05 ha dengan total
produksinya sebesar 447.98 ton. Diperkirakan jumlah nya akan terus
meningkat melihat banyaknya kawasan hutan dan areal perkebunana lain yang
dikonversi menjadi perkebunan kelapa sawit.
Sejalan dengan semakin meningkatnya produksi kelapa sawit dari tahun ke
tahun, akan terjadi pula peningkatan volume limbahnya. Yakni salah satunya
3
berupa limbah padat. Umumnya limbah padat industri kelapa sawit
mengandung bahan organik yang tinggi sehingga berdampak pada
pencemaran lingkungan. Penanganan limbah secara tidak tepat akan
mencemari lingkungan. Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengolah dan
meningkatkan nilai ekonomi limbah kelapa sawit. Limbah kelapa sawit adalah
sisa-sisa hasil tanaman kelapa sawit yang tidak termasuk dalam produk utama
pengolahan kelapa sawit baik berupa limbah padat maupun limbah cair.
Limbah padat kelapa sawit dapat berupa tandan kosong, cangkang, batang
sawit, pelepah dan fiber (sabut). Diketahui untuk 1 ton produksi minyak
kelapa sawit akan mampu menghasilkan limbah berupa tandan kosong kelapa
sawit sebanyak 23% atau 230 kg, limbah cangkang (shell) sebanyak 6,5% atau
65 kg, wet decanter solid (lumpur sawit) 4 % atau 40 kg, serabut (fiber) 13%
atau 130 kg serta limbah cair sebanyak 50% (Haryanti, dkk : 2014).
Sedangkan limbah padat dari peremajaan tanaman sawit dihasilkan limbah
batang sawit 78,48 ton/ha tanaman dan pelepah 14,47 ton/ha tanaman.
Produk Bahan Bakar Padat atau biobriket yang berasal dari limbah padat
industri kelapa sawit memiliki prospek yang dapat diandalkan, karena
pemanfaatan limbah padat kelapa sawit menjadi Bahan Bakar Padat sangat
menguntukan bagi pemilik industri kelapa sawit, limbah padat yang ada akan
dapat ditangani secara optimal dan mencagah dari terjadinya pencemaran
lingkungan. Berdasarkan pada kegunaan bahan bakar padat (bioberiket) yang
luas dan ketersedian bahan baku yang tinggi di Indonesia. Maka selain dapat
mengurangi limbah padat yang ada, pendirian pabrik ini akan memberikan
dampak positif dalam segala bidang, antara lain dibukanya lapangan kerja
4
baru, sehingga dapat menyerap tenaga kerja dan mengurangi tingkat
pengangguran di Indonesia terumtama di Kabupaten Mesuji, Lampung sebagai
tempat pendirian pabrik. Disamping itu pendirian pabrik ini diharapkan
mampu mencegah terjadinya krisi energi nasional.
Kegunaan bahan bakar padat atau biobriket antara lain:
1. Bahan bakar untuk keperluan industri, seperti industri pupuk, semen,
pembangkit listri Tarahan, industri Krakatau stell dan lain-lain.
2. Digunakan sebagai bahan bakar baik untuk keperluan rumah tangga
maupun usaha di bidang kuliner, dan peternakan.
Bahan bakar padat berasal dari biomassa Tandan Kosong Kelapa Sawit
(TKKS) dan Cangkang Sawit (CKS) memiliki beberapa kelebihan jika
dibandingkan dengan bahan bakar padat yang berasal dari batu bara,
diantarnya:
1. Menyediakan sumber bahan bakar murah dan ramah lingkungan. Bahan
bakar padat yang berasal dari biomassa di jual dengan harga Rp 7.500,-/Kg
dan bahan bakar padat yang beras dari batu bara dijual dengan harga Rp.
7.700,-/Kg.
2. Menyediakan sarana yang baik dalam mengkonversi limbah pertanian
menjadi benda yang memiliki nilai ekonomi.
3. Proses ini membantu dalam memecahkan masalah penumpukan limbah
biomassa.
B. Kegunaan Produk
C. Kelebihan Bahan Bakar Padat
5
Dan berikut ini adalah data perbandingan kualitas bahan bakar padat biomassa
dengan bahan bakar padat batu bara, yang di tampilkan pada tabel 1.1..
Tabel 1.1. Perbandingan Bahan Bakar Padat
Karakteristik Arang Sawit Arang Batu Bara
Ukuran Partikel 2 – 8 mm 1 – 15 mm
Kandungan Air 1% - 2% 5% - 8%
Abu
Limbah abu
5% - 8%
Bukan Limbah B3
12% - 14%
Limbah B3
Zat Terbang 7% - 16% 2% - 6%
Karbon Tetap 70% -85% 80% - 85%
Nilai Kalori 7200 - 7600 kcal/kg 6500 - 6800 kcal/kg
Sulfur (S)
Fosfor (P)
0,10%
0,02%
0,60%
0,05%
Sumber: Arganda Mulia, 2010.
Bahan baku pembuatan bahan bakar padat adalah Tandan Kosong Kelapa
Sawit (TKKS) dan Cangkang Sawit (CKS), yang mana ketersediaan sangat
Lampung. Berikut ini adalah data ketersediaan bahan baku limbah padat
kelapa sawit di Kabupaten Mesuji Lampung.
melimbah di Indonesia salah satunya adalah di Kabupaten Mesuji Provinsi
D. Ketersedian Bahan Baku
6
Untuk 1 Ton produksi kelapa sawit dan luas lahan perkebunan kelapa sawit
akan dihasilkan limbah padat sebesar:
Tabel 1.2. Data limbah padat kelapa sawit dalan Ton produksi dan luas lahan
Bahan Baku Limbah Limbah Kandungan Air
/Ton Produksi (%) /ha Lahan (%)
Batang Sawit - 78,48 -
Pelepah - 14,47 -
Pangkasan - 10,4 -
Tandan Kosong Kelapa Sawit 23 - 67
Cangkang 6,5 - 12
Serabut 13 - 37
Sumber : Direktorat Pengelolahan Hasil Pertanian, 2016.
Tabel 1.3. dan Tabel 1.4. adalah data yang digunakan untuk menentukan
jumlah ketersedian bahan baku, bahan bakar padat dari kelapa sawit.
7
Tabel 1.3. Data Produksi dan Luas lahan Perkebunan Kelapa Sawit di
Kabupaten Mesuji Lampung
Kecamatan
Swadaya Perusahaan Milik Swasta
Luas Areal
(ha)
Produksi
(Ton) Perusahaan
Luas
Areal (ha)
Produksi
(Ton)
Wayserdang 6.888 297 PT BNIL 3.864,80 92.755,2
Simpang
Pematang 3.805 8.5 PT SIP 5.205,88 133.79,116
Panca Jaya 1.546,2 5 3.448 PT BS MI 2.212,28 39.821,04
Tanjung Raya 3.631 3.679
Mesuji 537 456
Mesuji Timur
Rawajitu Utara 1.175 7.8
Total 21.663,25 321.222,16
11.282.96 132.576, 24
Sumber : Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Mesuji, 2016.
Berdasarkan data pada tabel 1.3. maka ketersediaan limbah padat kelapa sawit
di Kabupaten Mesuji pada tahun 2016 dapat di lihat pada tabel 1.4..
Ketersediaan limbah padat ini di perkirakan terus meningkat seiring dengan
berkembangnya industri kelapa sawit yang ada.
8
Tabel 1.4. Data Ketersediaan Limbah Padat Kelapa Sawit di Kabupaten
Mesuji Lampung
Bahan Baku Limbah/Ton
Produksi (%)
Limbah/ ha
Lahan
Swadaya
(Ton)
Perusahaan
Milik Swasta
(Ton)
Total
Batang Sawit
78,48 1.700.131,86 88.548.670,08 90.248.801,94
Pelepah
14,47 313.467,2275 16.326.443,12 16.639.910,35
Pangkasan
10,4 225.297,8 11.734.278,4 11.959.576,2
Tandan Kosong Kelapa Sawit 23
73.881,0968 30.492,5352 104.373,632
Cangkang 6,5
30.879,4404 18.617,4556 49.496,896
Serabut 13
41.758,8808 17.234,9112 58.993,792
Sehingga total bahan baku dari limbah padat kelapa sawit yakni Tandan
Kosong Kelapa Sawit (TKKS) dan Cangkang Sawit (CKS) berdasarkan data
di atas seperti yang terlihat pada tabel 1.4.. Dimana jumlah CKS yang tersedia
telah dikurangi sebanyak 25% dari kegunaannya sebagai bahan bakar boiler
di industri sawit itu sendiri dan data pada tabel 1.5. adalah data bahan baku
pada kondisi kering.
Tabel 1.5. Total Bahan Baku
Bahan Baku % Ketersediaan Bahan Jumlah Bahan Total
TKKS 35 104.373,632 36.530,77
CKS 63 49.496,896 18.583,044
Total Bahan Baku 55.113,82
9
Lokasi geografis dari suatu pabrik akan mempengaruhi kegiatan pabrik
tersebut, baik terhadap proses produksinya maupun distribusi produknya.
Sehingga, perkembangan dan kelangsungan hidup pabrik tersebut akan
terpengaruh juga. Secara singkat dapat dikatakan bahwa orientasi dalam
menentukan lokasi pabrik yaitu untuk mendapatkan keuntungan seoptimal
mungkin. Banyak faktor yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan dalam
menentukan lokasi suatu pabrik.
Gambar 1.1. Lokasi Pabrik Google-Maps, 2016.
Pabrik bahan bakar padat atau Biobriket ini direncanakan akan didirikan di
Desa Simpang Pematang, Kabupaten Mesuji, Lampung. Daerah ini merupakan
daerah yang dekat dengan sumber bahan baku. Oleh karena itu, daerah ini
merupakan tempat yang strategis untuk dijadikan sebagai lokasi pendirian
pabrik Bahan Bakara Padat.
Lokasi Pabrik
E. Lokasi Pabrik
10
Lokasi ini dipilih dengan beberapa pertimbangan sebagai berikut :
1. Ketersedian Bahan Baku
Lokasi pabrik sebaiknya dekat dengan penyediaan bahan baku, untuk
menghemat biaya transportasi. Bahan baku yang digunakan dalam
pembuatan bahan bakar padat adalah TKKS dan CKS yang di peroleh dari
perusahaan perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Mesuji, Lampung.
Selain itu berdasarkan data BPS Provinsi Lampung tahun 2016, daerah
dengan potensi tertinggi pengembangan perkebunan kelapa sawit di
Lampung adalah Kabupaten Mesuji yang dapat dilihat pada table 1.6..
Tabel 1.6. Wialayah Potensi Pengembangan Komoditi Kelapa Sawit di
Provinsi Lampung
Nama Daerah Luas Lahan (ha)
Kabupaten Lampung Barat 2.007
Kabupaten Lampung Selatan 4.169
Kabupaten Lampung Tengah 11.714
Kabupaten Lampung Timur 2.805
Kabupaten Lampung Utara 8.571
Kabupaten Mesuji 22.231
Kabupaten Pesawaran 511
Kabupaten Pringsewu 1.005
Kabupaten Tanggamus 174
Kabupaten Tulang Bawang 10.018
Kabupaten Tulang Bawang Barat 5.612
Kabupaten Way Kanan 14.872
Kota Bandar Lampung 30
Kota Metro 3
Sumber : Lampung Dalam Angka BPS Provinsi Lampung, 2016.
11
2. Transportasi mudah dan lancer
Dekat dengan jalan raya lintas timur sumatera sehingga memudahkan
dalam proses pemasaran dan mobilitas pabrik.
3. Utilitas cukup tersedia
Utilitas seperti kebutuhan air dipasok dari Sungai Mesuji. Sementara itu,
untuk kebutuhan listrik diperoleh dari sumber pembangkit listrik PLN
maupun swasta.
4. Tenaga kerja mudah diperoleh
Tenaga kerja termasuk hal yang sangat menunjang dalam operasional
pabrik, tenaga kerja untuk pabrik ini dapat direkrut dari masyarakat sekitar
pabrik dan tenaga ahli yang berasal dari daerah sekitar pabrik dan luar
daerah. Tenaga kerja ini merupakan tenaga kerja yang produktif dari
berbagai tingkatan baik yang terdidik maupun yang belum terdidik.
5. Keadaan lingkungan masyarakat yang mudah beradaptasi
Di Kabupaten Mesuji sudah berdiri beberapa pabrik sehingga, pendirian
pabrik di kawasan ini tidak akan menimbulkan masalah lingkungan dan
adaptasi masyarakat yang tinggal di dekat lokasi pabrik tersebut.
12
Berikut ini adalah data peluang kapasitas produksi bahan bakar padat yang
mana digunakan untuk kebutuhan industri. Seperti yang terdapat pada data di
bawah ini:
1. Data Kebutuhan Bahan Bakar Padat
Tabel 1.7. Jumlah Kebutuhan Bahan Bakar Padat
Tahun PLTU Tarahan PT. Krakatau Steel PT. Pupuk
Sriwijaya
PT. Semen
Baturaja
PT. Indah Kiat
Pulp and Paper
2010 274.131,5 911.297,3 531.310,2 239.191,5 528.410,9
2011 315.093,7 922.365,7 562.233 298.169,4 562.139,3
2012 362.176,7 933.568,5 594.955,6 371.689,7 598.020,5
2013 416.295 944.907,4 629.582,6 463.337,9 636.192
2014 478.500 956.384 666.225 577.584 676.800
2015 550. 000 968.000 705.000 720.000 720.000
Tabel 1.7.1. Data Kebutuhan Bahan Bakar Padat
Tahun
PT
indocement
PT Semen
Indonesia
PT Petrokimia
gresik
PT Cemindo
Gemilang
PT Semen
padang
2010 288000 720000 2592000 108000 -
2011 344966.4 863064 2734560 129362.4 760000
2012 356234.4 1034555 2884961 154950.3 910328
2013 426697.5 1240121 3043634 185599.4 1090391
2014 511098.3 1486533 3211033 222311 1306070
2015 576000 1781907 3387640 266284.1 1564411
F. Analisis Pasar
13
Dari data pada tabel 1.7., dan tabel 1.7.1. kemudian dibuat kurva dan
dilakukan regresi untuk memprediksi jumlah kebutuhan Bahan Bakar
Padat pada tahun 2022.
Gambar 1.2. Grafik data kebutuhan bahan bakar padat dari tahun 2010-
2015.
Dengan melakukan regresi pada setiap kurva dari gambar 1.2. maka
didapatkan persamaan garis sesuai dengan trendlinenya. Setelah itu,
dengan menggunakan persamaan tersebut dapat diketahui jumlah
kebutuhan Bahan Bakar Padat pada tahun 2022. Sebagai contoh pada unit
PLTU Tarahan yang ada di Lampung. Didapatkan persamaan garis linier =
54962x + 206998 dengan R² = 0,9898 kemudian dari persamaan tersebut
dimasukkan nilai x = 13, artinya tahun 2022 berada pada tahun ke 13.
Sehingga didapatkan jumlah kebutuhan bahan bakar padat di PLTU
0
500000
1000000
1500000
2000000
2500000
3000000
3500000
4000000
0 2 4 6 8
Ju
mla
h (
To
n)
Tahun Ke-
Kebutuhan Bahan Bakar Padat
PLTU Tarahan
PT Krakatau Steel
PT PUSRI
PT semen Baturaja
PT indah Kiat Pulp and
paper
PT indocement
PT Semen Indonesia
PT Petrokimia gresik
14
Tarahan pada tahun 2022 adalah sebesar 921.504 Ton. Untuk data lengkap
terkait dengan total kebutuhan bahan bakar padat pada tahun 2022 di
tampilkan pada tabel 1.8..
Tabel 1.8. Jumlah Kebutuhan Bahan Bakar Padat
Perusahaan Produksi
PLTU Tarahan 921.504
PT. Krakatau Steel 1.047.150
PT. Pupuk Sriwijaya 944.687
PT. Semen Baturaja 1.349.917
PT. Indah Kiat Pulp and Paper 984.008
PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk 962.428
PT. Semen Indonesia Persero Tbk 3.192.328
PT Petrokimia Gresik 4.067.481
PT Cemindo Gemilang 476.575
PT Semen Padang 2.930.342
Total 16.876.420
Sehingga total kebutuhan Bahan Bakar Padat di Indonesia pada tahun
2022 sebesar 16.876.420 Ton.
2. Data produksi dalam negeri bahan bakar padat
Untuk memperkirakan jumlah produksi dalam negeri dari Bahan Bakar
Padat di tahun 2022, kami mencari data perusahaan di Indonesia yang
memproduksi produk serupa, yakni seperti yang terdapat pada tabel 1.9.
dan produksi produk serupa di Provinsi Lampung pada tabel 1.10..
15
Tabel 1.9. Data Produksi dalam Negeri Bahan Bakar Padat
Tahun PT Bukit Asam PT Saraswanti Anugerah
Makmur
PT Briket
Sulawesi Tengah
PT Alus
Ensomeku
2012 1025000 - - -
2013 1100000 160000 - 1800
2014 1177000 200000 24000 3600
2015 1500000 440000 27000 5000
Dari data pada tabel 1.9., kemudian dibuat kurva dan dilakukan regresi
untuk memprediksi jumlah produksi Bahan Bakar Padat pada tahun 2022.
Gambar 1.3. Grafik data produksi dalam negeri bahan bakar padat di dari
tahun 2012-2015.
Dengan melakukan regresi pada setiap kurva dari gambar 1.3. maka
didapatkan persamaan garis sesuai dengan trendlinenya. Setelah itu,
0
200000
400000
600000
800000
1000000
1200000
1400000
1600000
0 1 2 3 4 5
Ka
pa
sita
s P
rod
uk
si (
To
n)
Tahun Ke-
PT Bukit Asam
PT. Saraswanti Anugerah Makmur
Briket Sulawesi Tengah
PT Alus Ensomeku
16
dengan menggunakan persamaan tersebut dapat diketahui jumlah produksi
dalam negeri Bahan Bakar Padat pada tahun 2022. Sebagai contoh pada PT
Bukit Adam yang ada di Lampung. Didapatkan persamaan garis linier =
62.000x2 - 159.800x +1.000.000 dengan R² = 0,9773 kemudian dari
persamaan tersebut dimasukkan nilai x = 10, artinya tahun 2022 berada
pada tahun ke 10. Sehingga didapatkan jumlah produksi bahan bakar padat
di PT Bukit Adam pada tahun 2022 adalah sebesar 5.602.000 Ton. Untuk
data lengkap terkait dengan total produksi dalam negeri bahan bakar padat
pada tahun 2022 di tampilkan pada tabel 1.10..
Tabel 1.10. Jumlah Produksi Bahan Bakar Padat
Perusahaan Produksi (Ton)
PT Bukit Asam 5.602.000
PT Saraswati Anugerah 6.080.000
PT Briket Sulawesi Tengah 45.000
PT Alus Ensomeku 5.000
Total 11.732.000
Jadi total produksi dalam negeri bahan bakar padat di Indonesia adalah
sebesar 11.732.000 Ton.
3. Data Kebutuhan Ekspor dan Impor Bahan Bakar Padat
Kebutuhan Bahan Bakar Padat di Indonesia dilihat dari data ekspor dan
impor yang didapat dari Badan Pusat Statistik Perdagangan Luar Negeri
Indonesia. Data ekspor Bahan Bakar Padat dapat dilihat pada Tabel 1.11.,
17
dan data Impor Bahan Bakar Padat (Biobriket) di beberapa negara pada
table 1.12.
Tabel 1.11. Data Ekspor Bahan Bakar Padat (Biobriket) pada tahun 2010-
2015
Sumber : Badan Pusat Statistik Indonesia, 2010-2014
Gambar 1.3. Grafik data Ekspor Bahan Bakar Padat (Biobriket) pada
Tahun 2010-2015.
0
20000
40000
60000
80000
100000
120000
140000
160000
180000
0 1 2 3 4 5 6
Ju
mla
h (
To
n)
Tahun Ke-
Ekspor Bahan Bakara Padat
Tahun X Jumlah (Ton/Tahun)
2010 1 71.255.09
2011 2 109.489,7
2012 3 133.144,5
2013 4 135.485,4
2014 5 157.557,6
2015 6 157.656.1
18
Dari table 1.10. didapakan persamaan grafik y = -452,08x2 + 22.573x +
53911 dengan R2
= 0.965, sehingga pada tahun 2022 kebutuhan ekspor
Bahan Bakar Padat (Biobriket) mencapai 281.325,3 Ton/Tahun.
Tabel 1.12. Data Impor Bahan Bakar Padat (Biobriket) pada tahun 2010-
2015
Sumber : Badan Pusat Statistik Indonesia, 2010-2015
Gambar 1.4. Grafik data Impor Bahan Bakar Padat (Biobriket) pada
Tahun 2010-2015.
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
3500
4000
4500
5000
0 1 2 3 4 5 6 7
Ju
mla
h (
To
n)
Tahun Ke
Impor Bahan Bakar Padat
Tahun X Jumlah (Ton/Tahun)
2010 1 1.418,383
2011 2 2.609,725
2012 3 2.865,406
2013 4 2.895,534
2014 5 3.260,279
2015 6 4.678,999
19
Dari table 1.11. didapakan persamaan grafik y = -92,928x3 – 925,48x
2 +
3131,3x – 862,59 dengan R2 = 0,996, sehingga pada tahun 2022 kebutuhan
ekspor Bahan Bakar Padat (Biobriket) mencapai 116.576 Ton/Tahun.
4. Analisis Peluang dan Pasar
Kapasitas berdirinya suatu pabrik dapat dilihat dari besarnya produksi dan
kebutuhan akan produk yang dipasarkan. Dimana untuk mengetahuinya
dilakukan dengan cara mengurangi jumlah produk yang dibutuhkan untuk
konsumsi terhadap jumlah produksi.
PKPP = JK + IMP - EKS –PDN
PKPP = Peluang Kapasitas Pendirian Pabrik Pada Tahun Pendirian (Ton).
JK = Jumlah Kebutuhan Produk Pada Tahun Pendirian (Ton).
EKS = Jumlah Ekspor Produk Pada Tahun Pendirian (Ton).
IMP = Jumlah Impor Produk Pada Tahun Pendirian (Ton).
PDN = Jumlah Produksi Dalam Negeri Produk Pada Tahun Pendirian
(Ton).
Berdasarkan data-data yang telah didapatkan maka Peluang Kapasitas
Pendirian Pabrik Bahan Bakar Padat di Indonesia pada tahun 2022 adalah
PKPP = 16.876.420 + 116.576 -281.325,3 -11.732.000
PKPP = 979.671 Ton
Berdasarkan pertimbangan akan ketersediaan bahan baku di daerah
pendirian dan adanya kompotitor maka kapasitas Pabrik Bahan Bakar
20
Padat yang akan di dirikan di Desa Simpang Pematang, Kabupaten Mesuji
Lampung adalah sebesar 25.000 Ton/Tahun.
X. SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil analisis ekonomi yang telah dilakukan terhadap
Prarancangan Pabrik Bahan Bakar Padat dari Limbah Padat Kelapa Sawit
dengan kapasitas 25.000 ton/tahun dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Percent Return on Investment (ROI) sebelum pajak 27,92% dan sesudah
berhenti berproduksi karena merugi.
4. Interest Rate of Return (IRR) sebesar 30,01%, lebih besar dari suku bunga
bank saat ini, sehingga investor akan lebih memilih untuk menanamkan
modalnya ke pabrik ini daripada ke bank.
pajak sebesar 22,63%.
2. Pay Out Time (POT) sesudah pajak 3,1 tahun.
3. Break Even Point (BEP) sebesar 42,94% dan Shut Down Point (SDP)
sebesar 25,2%, yakni batasan kapasitas produksi sehingga pabrik harus
A. Simpulan
211
Berdasarkan pertimbangan hasil analisis ekonomi di atas, maka dapat diambil
kesimpulan bahwa Prarancangan Pabrik Bahan Bakar Padat dari Limbah
Padat Kelapa Sawit dengan kapasitas 25.000 ton/tahun layak untuk dikaji
lebih lanjut dari segi proses maupun ekonominya.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Arganda Mulia. 2010. Energi Alternatif Biomassa.Indonesia.
Brownell, L.E., Young, E.H. 1959. Process Equipment Design Vessel Design.
Michigan.
Coulson, J.M., and Richardson, J.F. 1989. An Introduction to Chemical
Engineering. Allyn and Bacon Inc. Massachusets.
Direktoran Pengelolaan Hasil Pertanian. 2016.
Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Mesuji. 2016.
Fogler, A.H., Scott. 1999. Elements of Chemical Reaction Engineering. Prentice
Hall International Inc. New Jersey.
Geankoplis, C.J. 2003. Transport Processes and Unit Operations, 4nd
ed.
Prentice-Hall International. Tokyo.
Haryanti, dkk. 2014. Pemrosesan Kelapa Sawit. Jakarta.
Himmeblau, David. 1996. Basic Principles and Calculation in Chemical
Engineering. Prentice Hall Inc. New Jersey.
Judd, Barry Thomas. 1985. European Patent Application. European Patent Office.
London.
Kern, D.Q. 1950. Process Heat Transfer. McGraw Hill International Book
Company. Singapura.
Kirk, R.E., Othmer, V.R. 1999. Encyclopedia of Chemical Technology. John
Wiley & Sons Inc. New York.
KLH Jepang, Indonesia. 2013. Panduan Penanganan Air Limbah di Pabrik PKS.
Indonesia
Perry, R.H., Green, D. 1997. Perry’s Chemical Engineers’ Handbook, 7th
ed.
McGraw Hill Companies Inc. USA.
Peters, M.S., Timmerhaus, K.D., West, R.E. 2003. Plant Design and Economics
for Chemical Engineers, 5th
ed. Mc-Graw Hill. New York.
Smith, J.M., Van Ness, H.C., Abbott, M.M. 2001. Introduction to Chemical
Engineering Thermodynamics, 6th
ed. McGraw-Hill Book Company, Inc.
New York.
Ullrich, G.D. 1984. A Guide to Chemical Engineering Process Design and
Economics. John Wiley & Sons. New York.
Walas, S.M. 1988. Chemical Process Equipment, 3rd
ed. Butterworths series in
chemical engineering. USA
Yaws, C.L. 1999. Chemical Properties Handbook. McGraw Hill Companies Inc.
USA
www.bps.go.id, Data Import Briqquete 04 November 2016.
www.che.com, CE indeks, 15 Agustus 2016.
www.icis.com, Harga Bahan Kimia, 05 November 2016.
www.osha.gov, Harga bahan kimia, 05 November 2016.
www.pln.co.id, Tarif listrik, 05 November 2016.
www.alibaba.com, Harga bahan kimia, 05 November 2016.
www.matche.com, Harga Peralatan Industri Kimia, 11 oktober 2017