243

Prabowo Untuk Indonesia Raya

Embed Size (px)

DESCRIPTION

buku bacaan

Citation preview

untuk

“Saya ingatkan kembali,

kalau orang-orang baik

diam, kita akan selalu

ditindas oleh bangsa

lain”

PRABOWOUNTUK INDONESIA RAYA

Khalilur R Abdullah Sahlawiy

PRABOWOUNTUK INDONESIA RAYACopyright 2014, Khalilur R Abdullah Sahlawiy

Chief Editor:Herman Hidayat

Editor:Mohamad Nabil

Proofreader:Fathor Rasi

Perancang grafis:Rossi Nafile

Pernerbit:SEJAHTERA KITAJl. HOS Cokroaminoto No.103Larangan - Ciledug Tangerang

Cetakan II, Juni 2014

ISBN : 978-602-14625-1-5

C

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak CiptaLingkup Hak CiptaPasal 2:Hak Cipta adalah hak eksklusif bagi Pencipta atau penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak Ciptaan-nya atau memberikan izin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut peraturan perun-dang-undangan yang berlaku.

Ketentuan PidanaPasal 72:Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).

Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu Ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)

Buku ini dipersembahkan

untuk seluruh rakyat Indonesia

DAFTAR ISI

PROLOG: Prabowo; Sebuah Nama Untuk Indonesia......................1

KATA PENGANTAR............................................................................ix

DAFTAR ISI...........................................................................................vii

Prabowo Untuk Indonesia Raya

BAGIAN I LAHIR UNTUK MENGABDI

BAGIAN II MELURUSKAN JALAN SEJARAH

BAGIAN III MEMENUHI JANJI REFORMASI

1. Tumbuh dan Berkembang Sebagai Anak Bangsa............212. Prabowo, Antara Pluralisme dan Kebhinnekaan...............323. Timor Timur Saksi Bisu Pengabdian Prabowo....................37

1. Meluruskan Jalan Sejarah.................................................472. Prabowo, Penculikan Atau Tumbal Elite Militer........633. Prabowo Lakukan Kudeta?...............................................80

1. Melanjutkan Cita-Cita Pendiri Bangsa...................................952. Politik Sebagai Wadah Melanjutkan Cita-Cita Bangsa..1043. Gerindra, Jiwa dan Raga Rakyat............................................1144. Gerindra Sebagai Partai Modern..........................................1225. Sang Calon Presiden.................................................................133

viiP R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

viii P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

BAGIAN IV GERAKAN INDONESIA RAYA

EPILOG: Indonesia Sebagai Macan Asia..........................................185

1. Negara Kerakyatan.....................................................................1452. Gerindra dan Refomasi Sistem Pendidikan Nasional.....1673. Gerindra dan Transformasi Kesehatan Nasional..............176

CATATAN.............................................................................................202

DAFTAR RUJUKAN........................................................................219

INDEKS...............................................................................................225

ixP R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

KEHADIRAN BUKU ini dimaksudkan sebagai kontribusi sederhana dalam menumbuhkan tradisi menghargai bukan mengadili; tradisi mengoreksi bukan mencaci; menawarkan solusi bukan menggurui; serta merayakan kebaikan-kebaikan seluruh anak bangsa sekecil apapun itu.

Dalam rangka itu, buku sederhana ini hendak mengklarifikasi berbagai peristiwa sejarah masa lalu yang seringkali disalahpahami banyak orang. Dan sayangnya, ‘kesalahan-kesalahan’ tersebut acapkali secara sengaja dijadikan sebagai kampanye atau propaganda “hitam” yang tak produktif bagi pembangunan bangsa dan negara.

Suatu ‘peristiwa sejarah’ terjadi bukan karena sepenuhnya kuasa diri, tetapi beragam faktor melingkupi. Karena itu, sejarah tak bisa dipahami dalam konteks yang terbatas, apalagi tertutup. Peristiwa sejarah perlu dipahami dalam konteks yang terbuka sehingga memberi kemungkinan pada suatu pemahaman yang lebih utuh. Pasalnya seperti kita ketahui bersama, sejarah acapkali tak memihak mereka yang kalah dan juga lemah.

Dengan begitu, kita sebagai bagian dari anak bangsa tak perlu lagi berjuang dengan penuh kebencian, prasangka, apalagi saling jegal. Kita harus memancangkan optimisme tinggi bagi masa depan Indonesia, karena dengan begitu kita bisa mengembalikan harkat dan martabat Indonesia kita.

KATA PENGANTAR

x P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

Tak ada gading yang tak retak dan tak ada hal yang sempurna di bawah langit. Demikian juga buku ini. Karena itu ucapan terima kasih saya sampaikan kepada mereka semua yang telah mendorong, membantu, memberikan saran-saran dan apresiasi atas segala upaya untuk menerbitkan buku ini. Kepada teman-teman KAMURA, di antaranya, Rosiyanto, Wasil, Anis Kurniawan, Abdur Roziqin, Sulaiman, Moh. Halil, Dany Ramdhany, Bahrur Rosi dan Romansah dihaturkan terima kasih atas bantuannya yang berharga dalam pencarian data awal penulisan buku sederhana ini. Juga tak lupa terima kasih saya sampaikan kepada Herman Hidayat, Mohamad Nabil dan Fathor Rasi yang masing-masing berkenan menjadi chief editor, editor dan proofreader.

Di atas segalanya, hanya kepada yang Kuasalah kesempuarnaan itu kita sematkan. Dan semoga sketsa sederhana ini memberikan kontribusi positif bagi negara kita tercinta, Indonesia.

Jakarta, Juni 2014

Khalilur R Abdullah Sahlawiy

PRABOWO SUBIANTOS E B U A H N A M A U N T U K I N D O N E S I A

prolog

“Saya ingatkan kembali, kalau orang-orang baik diam,

kita akan selalu ditindas oleh bangsa lain”

PRABOWO SUBIANTO; SEBUAH NAMA UNTUK INDONESIA

1P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

WILLIAM SHAKESPEARE, pujangga asal Inggris, mengatakan:

“Apalah artinya sebuah nama? Andaikata memberikan nama

lain untuk bunga mawar, ia akan tetap berbau wangi.”1 Bagi

Shakespeare, barangkali arti sebuah nama tidak terlalu penting.

Nama hanyalah suatu identitas yang diberikan kepada seseorang

agar ia dapat dikenal. Nama hanyalah satu cara bagaimana orang

mengenal dan menyebut orang lain. Itulah arti sebuah nama

bagi Shakespeare.

Namun tidak demikian dengan Soemitro

Djojohadikoesoemo, ayah Prabowo Subianto. Ia merasa perlu

memberi nama untuk kedua anak lelakinya dengan penuh makna:

Prabowo Subianto dan Hashim Sujono Djojohadikoesoemo,

sebagai cara Soemitro untuk mengenang kedua adiknya, Letnan

Subianto Djojohadikoesoemo dan Sujono Djojohadikoesoemo,

yang gugur sebagai pahlawan. Mereka berdua gugur dalam

“pertempuran melawan Jepang di Desa Lengkong Wetan,

Serpong, Tangerang, Banten pada 25 Januari 1946,”2 sebuah

pertempuran yang di kemudian hari dikenal dengan sebutan

“peristiwa Lengkong”.

PRABOWO SUBIANTO; SEBUAH NAMA UNTUK INDONESIA

PROLOG:

Oleh: Herman Hidayat(Chief Editor)

PRABOWO SUBIANTO; SEBUAH NAMA UNTUK INDONESIA

2 P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

Bagi Soemitro, arti sebuah nama tidaklah sesederhana

seperti kata-kata Shakespeare. Nama tidak sekadar identitas agar

seseorang dapat dikenali orang lain. Baginya, mengenang nama

kedua adiknya, Subianto dan Sujono, juga berarti mengenang

kepahlawanannya, mengenang pengabdian dan keberanian

mereka dalam membela Tanah Air. Menyematkan nama kedua

saudaranya yang gugur kepada kedua anaknya adalah upaya

mewariskan semangat dan keberanian, sebuah doa agar kelak

setelah dewasa kedua anaknya hidup menjadi sosok yang

memiliki kedalaman cinta, dedikasi yang tinggi dan keberanian

membela Tanah Airnya meski kematian yang menjadi taruhannya.

“Sumitro berharap kelak Prabowo bisa menjadi pejuang seperti

halnya paman-pamannya yang merupakan keturunan dari

Banyumas yang menurutnya mewarisi tradisi berburu dan

berperang yang tangguh yaitu suatu tradisi perlawanan,” kata

Herdi Sahrasad dalam sebuah catatannya.3

Benar saja, nama itu benar-benar menyimpan kenangan

dan makna mendalam pada sosok Prabowo. Nama itu secara tidak

langsung membentuk karakter seorang Prabowo. Ia menjadi

sosok yang pemberani, cinta akan Tanah Air dan memiliki dedikasi

yang tinggi dalam membela negaranya. Prabowo mengagumi

kedua pamannya yang gugur sebagai seorang militer. Dan kelak

kekaguman itu berbuah satu keputusan penting dalam hidupnya:

Prabowo muda menempuh jalan hidup dengan berkarir di

militer, suatu jalan dimana kedua pamannya menghembuskan

nafas terakhir. Prabowo kecil mengenang kedua pamannya

sebagaimana direkam Ade Ma’ruf dalam sebuah monografnya:

PRABOWO SUBIANTO; SEBUAH NAMA UNTUK INDONESIA

3P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

“Bagi Prabowo, kenangan terhadap kedua pamannya yang gugur

dalam perjuangan merupakan salah satu alasan memilih karir

militer. Apalagi setiap tahun dia diajak oleh Soemitro, ayahnya,

untuk mengunjungi makam Subianto dan Sujono di Tangerang.

Kalau tengah singgah ke rumah kakeknya, Margono, di Jalan

Taman Amir Hamzah 10, Matraman, Jakarta Pusat, Prabowo kecil

juga sering bermain di bekas kamar dua pamannya itu. Di kamar

tersebut masih tersimpan beberapa atribut militer”.4

Pilihan Prabowo berkarir di militer adalah pilihan yang

tepat. Betapa tidak, karirnya di militer begitu cemerlang, tercepat

dalam sejarah ABRI dan bahkan sempat dijuluki the brightest star

atau the rising star.5 Dalam waktu singkat, ia telah begitu cepat

naik pangkat dan menyabet berbagai macam penghargaan.

Itulah harga sebuah keberanian dan kerja keras. Dan tentu saja,

sekali lagi, nama sang paman memiliki ruang tersendiri di dalam

sosok Prabowo. Mereka adalah kekuatan dan inspirasi.

Apalah arti sebuah nama? Bagi Shakespeare mungkin

tetaplah tidak penting. Tapi tidak bagi Prabowo. Baginya,

nama sang paman, yang diberikan sang ayah kepada dirinya

memiliki makna tersendiri, lebih dari sekadar identitas. Ia adalah

sumber motivasi dan kekuatan. Ia adalah penakluk ketakutan.

Sang paman yang gugur di medan perang telah memberinya

keberanian. Itulah pentingnya sebuah nama.

Petualangan hidup sang mantan Pangkostrad ini suka

atau tidak suka bisa digambarkan penuh dengan paradoks

yang saling bertegangan satu sama lain: antara kemalangan

PRABOWO SUBIANTO; SEBUAH NAMA UNTUK INDONESIA

4 P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

dan kebahagiaan, kesedihan dan kegembiraan, kemenangan

dan kekalahan, dan tegangan-tegangan lainnya. Lihatlah, sejak

berumur lima setengah tahun, ia sudah harus menjalani hidup

dari satu negara ke negara lain; masuk akademi militer dengan

segudang prestasi, tapi pada saat yang sama berakhir dengan

antiklimaks pada 1998. Sejak saat itu kehidupannya kembali ke

titik nol, bahkan ia mengakui “hidupnya sudah selesai”. Tetapi

karena ia adalah “sebuah nama untuk Indonesia,” maka takdir

berkata lain. Ia hanya menjalani takdirnya. Entah jadi presiden

atau tidak, karena saat ini menjadi Capres, tapi kemampuannya

untuk bertahan dan bangkit dari segala keterpurukan dan

kontroversi, menjadikan Prabowo nama yang tak biasa. Karena

itu, “Prabowo Subianto adalah sebuah nama untuk Indonesia.”

Lolos dari Maut

Sebagai prajurit Prabowo menapaki karirnya dari bawah.

Berbagai masalah besar tak henti-hentinya membayangi

perjalanan karirnya. Mulai dari bayang-bayang peluru dan

kematian di medan tempur, kecemburuan di internal militer dan

fitnah yang kelak menghancurkan kebesaran karirnya, hingga

tuduhan keluarga Cendana kepadanya sebagai pengkhianat.

Marilah kita sedikit melihat kembali beberapa peristiwa yang

meloloskan Prabowo dari maut.

Sejarah mencatat perjuangan Prabowo di Timor

Timur sebagai medan tempur yang menandai awal titik lejit

kecemerlangan karir Prabowo. Pada 1976 ia dipercaya sebagai

Komandan Peleton Para Komando Grup I Komando Pasukan

PRABOWO SUBIANTO; SEBUAH NAMA UNTUK INDONESIA

5P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

Sandhi Yudha (Koppasandha) yang bertugas sebagai bagian dari

operasi Tim Nanggala di Timor Timur. Tahun 1978 dia memimpin

pasukan Den 28 Kopassus yang bertugas membunuh pendiri

dan wakil ketua Fretilin, yang juga menjabat sebagai Perdana

Menteri Timor Leste, Nicolau dos Reis Lobato. Misi berhasil dan

target tewas tertembak di bagian perut dalam pertempuran di

lembah Mindelo pada 31 Desember 1978.6

Tapi di balik keberhasilan dan rupa-rupa kebahagiaan

karena karirnya melejit pasca itu, cerita di medan tempur

tak kalah menarik dan menegangkan untuk disimak. Ia dan

pasukannya hidup di antara desing peluru dan letusan meriam

yang setiap saat bisa membawa kematian. Bahkan, Prabowo dan

pasukannya hampir dijemput maut, kalau Tuhan tak berbicara

lain. JB. Soedarmanta menuturkan suatu situasi genting Prabowo

dengan demikian dramatis:

“Sewaktu bertugas di Timtim, Prabowo sebenarnya nyaris tewas

karena sempat terkepung pasukan Fretilin. Di saat terkepung,

pasukan Fretilin membakar habis tempat persembunyian

Prabowo. Tapi bagaikan seorang tokoh Rambo, Prabowo berhasil

menyelamatkan diri dengan masuk ke sebuah lubang dan

bertahan di sana selama sehari penuh”.7

Lolos dari kepungan api di seluruh penjuru adalah

sebuah keajaiban. Tuhan telah meloloskannya dari maut. Maut

yang menurut pikiran normal akan menjemputnya ketika itu

juga. Tetapi takdir berkehendak lain; takdir yang kelak akan

mengantarkan Prabowo sebagai calon presiden (Capres)

Indonesia 2014-2019.

PRABOWO SUBIANTO; SEBUAH NAMA UNTUK INDONESIA

6 P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

Retak dengan Cendana

Bayang-bayang masalah lainnya yang mengiringi karirnya

adalah kekurang-harmonisan hubungan ayah Prabowo dengan

keluarga Cendana. Keluarga Cendana, terutama Soeharto sendiri,

mertua Prabowo, memang acapkali mengeluhkan sikap Soemitro,

ayahnya, yang sering blak-blakan dan sangat kritis terhadap

kebijakan pemerintahan Soeharto. Sebagai seorang begawan

ekonomi, Soemitro memang tak jarang mengkritik kebijakan-

kebijakan ekonomi rezim Orde Baru. Bahkan meskipun kedua

orang ini telah menjalin hubungan besanan tak membuatnya

sungkan sedikitpun untuk menyampaikan gagasan-gagasan

kritisnya kepada pemerintah.

Pada kongres Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI)

ke-12 di Surabaya, Soemitro melancarkan kritiknya yang tajam

tentang dana pembangunan yang bocor sampai 30%.8 Jelas

apa yang dilontarkan oleh Soemitro sangat keras dan tajam.

Ketakharmonisan kedua orang ini, Soemitro dan Soeharto,

barangkali hanyalah babak awal yang puncaknya terjadi pada

20 Mei 1998 ketika Prabowo dituduh sebagai dalang di balik

kerusuhan yang berujung pada lengsernya rezim Orde Baru.

Soeharto dan keluarganya mulai membenci Prabowo dan

mengusirnya dari Istana.

“Kamu pengkhianat! Jangan injakkan kakimu

di rumah saya lagi”, kata Mamiek, putri bungsu

Soeharto.

PRABOWO SUBIANTO; SEBUAH NAMA UNTUK INDONESIA

7P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

Saat itu, Soeharto dan putra-putrinya sedang duduk

bersama Wiranto di ruang keluarga di Cendana.9 Prabowo yang

ditunjuk-tunjuk seperti itu oleh putri bungsu Soeharto tak dapat

memberikan penjelasan yang sesungguhnya. Dia tak dapat

berbuat apa-apa, kecuali menahan diri, lalu pergi meninggalkan

Cendana.

Kecurigaan keluarga Cendana terhadap Prabowo sebagai

dalang di balik makar terhadap Orde Baru bersumber dari

pertemuannya dengan sejumlah tokoh yakni Adnan Buyung

Nasution, Bambang Widjojanto, Fahmi Idris, W.S. Rendra, dan

Setiawan Djodi yang diketahui oleh Soeharto. Dalam pertemuan

itu memang sejumlah tokoh memberikan penilaian kritis

terhadap pemerintahan Soeharto. Namun pertemuan itu tidak

menghasilkan rumusan atau konsensus apapun.

“Pertemuan itu intinya hanyalah sumbangsih saran

dari para tokoh”.10

Sayang, keluarga Cendana lebih mempercayai isu yang

beredar. Isu itu telah lebih kuat mempengaruhi keluarga Cendana

daripada pengakuan jujur Prabowo. Akhirnya, hubungan dua

keluarga berbuah keretakan.

B.J. Habibie, yang naik menggantikan Soeharto pun juga

termakan isu bahwa Prabowo hendak melakukan kudeta. Berawal

dari laporan Wiranto pada tanggal 22 Mei 1998 pagi hari, yang

mengatakan bahwa telah terjadi pergerakan pasukan Kostrad

dari luar Jakarta, menuju Jakarta tanpa sepengetahuan dirinya

sebagai panglima ABRI. Juga terdapat konsentrasi pasukan di

PRABOWO SUBIANTO; SEBUAH NAMA UNTUK INDONESIA

8 P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

Patra Jasa Kuningan, di sekitar Kediaman B.J. Habibie tanpa

sepengetahuan Pangab. Padahal menurut Sintong, Prabowo

tidak terbukti hendak melakukan kudeta. Namun Wiranto telah

melakukan penafsiran yang lebih berat dalam mengolah situasi

keamanan. Bagaimana seandainya Prabowo hendak melakukan

kudeta? Bila ia ingin melakukan kudeta tentu saja bisa dilakukan

mengingat Prabowo memiliki 11.000 pasukan yang 99%

berkonsentrasi di Jakarta.11 Atas tuduhan itu, Prabowo diganti

jabatannya dari Panglima Kostrad menjadi Komandan Sekolah

Staf dan Komando ABRI (Dansesko ABRI).

Berbagai sandungan terus berlanjut. Selain tuduhan

dalang kerusuhan Mei, kudeta dan berbuntut hubungannya

dengan keluarga Cendana retak, Prabowo juga harus tersangkut

masalah HAM. Dia dianggap sebagai dalang di balik penculikan

sejumlah aktivis pro demokrasi yang melibatkan Kopassus.

Meskipun tidak pernah terbukti kebenaran tudingan tersebut,

namun publik, terutama para orang tua yang anak-anaknya

entah hilang kemana, telah terlanjur termakan isu itu. Di mata

publik, nama Prabowo telah hancur. Puncak kesialan nasibnya

berujung pada karir militernya. Prabowo dinon-aktifkan dari TNI

“setelah Dewan Kehormatan Perwira (DKP) yang diketuai KSAD

Jenderal Soebagyo HS memberi sanksi sehubungan dengan

kasus penculikan tersebut yang dilakukan Tim Mawar Kopassus

antara bulan Februari 1998 hingga Maret 1998”.12

Babak Baru; Mengasingkan ke Yordania

Berakhirnya karir militer Prabowo serta sorotan media

nasional setelah gejolak Mei 1998 memaksanya untuk keluar

PRABOWO SUBIANTO; SEBUAH NAMA UNTUK INDONESIA

9P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

dari ketegangan publik untuk menenangkan dirinya. Prabowo

tetap menunjukkan dirinya sebagai sosok yang berjiwa besar.

Ujian berat yang telah menimpa dirinya tidak kemudian

menyebabkannya terpuruk. Dia mampu mengendalikan dirinya,

sabar dan tetap tegar. Prabowo mampu menegaskan bahwa “ini

bukanlah akhir dari segala-galanya”.

Prabowo adalah sosok yang optimis. Ia menatap hari

depan dengan penuh percaya diri. Seburuk-buruknya masa

lalu dan kenyataan hari ini tidak boleh menghalangi seseorang

untuk menemukan keberhasilannya di masa depan. Masa depan

menyimpan berbagai kemungkinan untuk menjadi lebih baik.

Sifat dan karakter seperti itu memang tak perlu ditanyakan lagi.

Sebagai seorang mantan panglima, Prabowo telah merasakan

“asam-garam” bagaimana menjadi pemimpin. Ia harus

menguatkan mental prajuritnya, mendorong dan meyakinkan

mereka untuk terus bertempur sampai titik penghabisan.

Prabowo percaya bahwa “banyak jalan menuju roma”.

Setelah karirnya di militer kandas, ia lalu mengasingkan diri ke

Yordania. Seorang teman lamanya, Abdullah II, telah memberikan

jalan kepada Prabowo untuk tinggal di Yordania. Siapakah dia?

Abdullah II adalah kawan lama Prabowo sewaktu mereka sama-

sama menempuh pendidikan infanteri di Amerika Serikat dan

sewaktu menjalani latihan anti-teror di Jerman Barat. Hubungan

persahabatan berlangsung bahkan ketika mereka sama-sama

kembali ke negeri masing-masing dan memegang pos komando

pasukan khusus.13

PRABOWO SUBIANTO; SEBUAH NAMA UNTUK INDONESIA

10 P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

Cerita tentang keputusan Prabowo untuk mengasingkan

ke Yordania bermula saat Soemitro, sang ayah mengetahui situasi

tak menentu di dalam negeri. Betapa bertubi-tubinya tudingan

terhadap anaknya dan mengkhawatirkan keberadaannya, lalu

Soemitro memberi nasehat,

“Nak, pada hari-hari yang gelap, jangan pernah

berharap kepada orang yang pernah kamu tolong.

Tapi akan datang bantuan dari siapa saja”.

Benar saja! Sebuah telpon dari jauh menyambut, dari

pangeran Abdullah, Yordania, menawarkan apa yang bisa dia

bantu kepadanya. Saat itulah Prabowo memutuskan untuk pergi

ke Yordania.14

Di negara sahabatnya ini, Prabowo mendapatkan

suaka. Dia memperoleh jaminan keamanan dan kenyamanan.

Terutama dia dapat mengembalikan dirinya setelah peristiwa

demi peristiwa dan tudingan demi tudingan soal penculikan

aktivis membebani pikirannya. Di negeri ini, dia dapat memulai

kehidupannya yang baru. Mengikuti jejak adiknya, Hasjim Sujono

Djojohadikoesoemo, Prabowo menggeluti dunia bisnis.15

Menggeluti Bisnis

Karir Prabowo di dunia usaha mula-mula dengan

membeli perusahaan kertas milik Bob Hasan, pengusaha yang

dekat dengan Presiden Soeharto. Prabowo lalu mengubah

nama perusahaan kertas tersebut menjadi “Kertas Nusantara”.

Sebelumnya bernama Kiani Kertas dan bertempat tinggal di

Mangkajang, Kalimantan Timur.16 Selain Kertas Nusantara,

PRABOWO SUBIANTO; SEBUAH NAMA UNTUK INDONESIA

11P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

Prabowo juga menguasai 27 perusahaan baik di dalam dan luar

negeri yang secara keseluruhan berada di bawah perusahaan

Nusantara Group miliknya. Usaha-usaha itu bergerak di bidang

perkebunan, tambang, kelapa sawit dan batubara.17

Dalam dunia bisnis, Prabowo juga cukup berhasil.

Perusahaannya yang ada di dalam dan luar negeri memberinya

kekayaan yang berlimpah. Pada pemilu 2009, ia menjadi cawapres

yang paling kaya,

“...dengan total aset sebesar Rp. 1,579 Triliun dan

US$ 7,57 juta, termasuk 84 ekor kuda istimewa yang

sebagian harganya mencapai 3 miliar per ekor serta

sejumlah mobil mewah seperti BMW 750 Li dan

Mercedes Benz E300”.18

Meskipun begitu, kenapa Prabowo masih menempuh karir

di dalam politik? Bukankah keberhasilannya dalam bisnis telah

membuatnya bergelimang kekayaan dan cukup membuatnya

hidup nyaman?

Meski begitu, keberhasilannya di bidang bisnis

ternyata tidak lalu membuatnya berpuas diri. Ia justru banyak

bersinggungan dengan rakyat kecil, mulai dari petani, buruh,

nelayan dan kaum tak mampu lainnya. Apa yang membuatnya

tertarik untuk bersentuhan dengan rakyat kecil dan kaum tak

mampu lainnya?

Ada dua hal yang bisa menjelaskan fenomena ini. Pertama,

Prabowo adalah keturunan dari keluarga pejuang, kakeknya,

Margono Djojohadikoesoemo bekas anggota BPUPKI dan

PRABOWO SUBIANTO; SEBUAH NAMA UNTUK INDONESIA

12 P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

pendiri Bank BNI, ayahnya seorang begawan ekonomi dan bekas

menteri pada masa Orde Baru dan kedua pamannya adalah

seorang pahlawan yang gugur dalam peristiwa Lengkong.

Kedua, meskipun secara jabatan struktural dia tidak lagi aktif

sebagai seorang anggota TNI, rupanya jiwa dan raganya tetaplah

sebagai prajurit. Pendidikan dan janjinya untuk mengabdi pada

negera selama di militer tetap kuat dalam dirinya. Ia terikat pada

kesetiaan untuk mengabdi pada negeri.

“Seperti yang sering diucapkan, bahkan sejak masih

aktif dalam dinas militer, dirinya telah bersumpah

hendak mengisi hidupnya untuk mengabdi kepada

bangsa dan rakyat Indonesia”.19

Kecintaannya kepada Indonesia ia tunjukkan tidak hanya

saat dinas di militer, tetapi sejak kecil hal tersebut sudah tertanam

kuat dalam diri Prabowo. Pernah suatu ketika saat Soemitro

berada di Malaysia, sedang terjadi konfrontasi Indonesia-Malaysia.

Prabowo kecil merasakan lingkungan sosial yang tidak begitu

bersahabat. Dia mendapat olok-olokan dari teman-temannya

yang berisi cemoohan terhadap presiden RI. Lalu dengan berani

dia menemui ayahnya, protes dan mengancam ayahnya,

“Kenapa kita ke negeri ini? Saya tahu papi (Soemitro),

berseberangan dengan presiden Soekarno, tapi saya

tidak tahan semua meledek negara kita. Kalau sampai

satu tahun lagi saya di sini , saya akan menjadi pro

Soekarno”,20 demkian kata Prabowo.

Karena itu, pilihan Prabowo terjun ke politik bukan karena

mencari keuntungan, apalagi kekayaan. Sebab kekayaan yang

PRABOWO SUBIANTO; SEBUAH NAMA UNTUK INDONESIA

13P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

ia punya sudah melimpah. Terjun ke politik baginya adalah

sebuah panggilan nurani. Ia tidak rela melihat negerinya dalam

kondisi sering diperolok-olok oleh negeri lain. Ia ingin berbuat

untuk negeri tercintanya, Indonesia dan mengikuti jejak-jejak

keluarganya, yang sepenuhnya mendedikasikan hidupnya

mengabdi pada sang Ibu Pertiwi. “Kalau bukan karena dorongan

teman-teman dan panggilan nurani untuk ikut memulihkan

negara dari kondisi keterpurukan, ingin rasanya saya tetap

mengabdi di jalur bisnis. Saya pun ingin jadi petani,”21 demikian

kata Prabowo.

Membela Kaum Lemah Melalui HKTI dan APPSI

Dalam memenuhi panggilan jiwanya, Prabowo bergabung

dengan Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), sebuah

organisasi sosial di Indonesia yang berskala nasional. Organisasi

ini berdiri pada 27 April 1973 di Jakarta melalui penyatuan empat

belas organisasi penghasil pertanian utama. Prabowo sempat

menjadi ketua HKTI untuk beberapa periode.22 Melalui organisasi

ini, dia mulai mengabdikan dirinya untuk masyarakat tani. Dan

melalui HKTI ia bisa membela para petani secara langsung.

Prabowo memiliki keyakinan bahwa petani adalah pahlawan

pangan. Karena itu, baginya, pemberdayaan masyarakat tani

adalah salah satu prioritas dalam membangun sebuah negara.

Bung Karno, presiden pertama Indonesia, pernah

mengatakan bahwa pangan rakyat adalah mati hidupnya suatu

bangsa.23 Suatu bangsa yang mengalami krisis pangan dan

bergantung pada negara lain adalah tanda kehancuran bangsa

PRABOWO SUBIANTO; SEBUAH NAMA UNTUK INDONESIA

14 P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

itu sendiri. Karena itu ketahanan pangan adalah harga mati.

Masyarakat tani sebagai pahlawan pangan haruslah berdaya.

Pemerintah harus memperhatikan itu. Prabowo adalah orang

yang sangat getol dalam membela masyarakat tani.

Selain berkiprah di HKTI, Prabowo juga aktif di Asosiasi

Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI), yakni sebuah

organisasi independen yang memperjuangkan hak dan

kesejahteraan pedagang pasar Indonesia. Untuk beberapa

waktu ia menjabat sebagai ketuanya. Keberadaan Prabowo

dalam organisasi juga merupakan bagian panggilan jiwanya.

Dalam pandangannya, selain petani, pedagang-pedang kecil

dan pasar-pasar tradisional juga harus diberi perlindungan. Pasar

tradisional ataupun sektor-sektor informal merupakan jantung

ekonomi rakyat kecil. Di sinilah nafas hidup perekonomian

mereka. Tanpa peran pemerintah, maka keberadaan mereka

semakin tak berdaya dan lama-lama tersingkirkan oleh maraknya

pasar-pasar modern yang berasal dari luar.

Prabowo melihat pasar-pasar modern yang tumbuh

subur di Indonesia sebagai satu masalah bagi pasar tradisional

apabila tidak segera ditangani dengan baik oleh pemerintah.

Dalam suatu kesempatan, ia menyerukan pemerintah agar pasar

seperti itu dibatasi dan jaraknya diatur agar tidak merugikan

pedagang kecil. Ia juga mengatakan bahwa selama ini pedagang

pasar tradisional tidak jarang selalu termarginalkan. Mereka

dianaktirikan sehingga ketika pasar modern didirikan para

pemilik modal, pedagang pasar harus rela dibubarkan karena

ada pembongkaran.24

PRABOWO SUBIANTO; SEBUAH NAMA UNTUK INDONESIA

15P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

Berkiprah Dalam Dunia Politik

Politik tak hanya soal kekuasaan. Demikian pula prinsip

Prabowo. Baginya, terjun dalam politik bukan sekadar hasrat

kekuasaan apalagi mencari keuntungan ekonomi. Bukan!

Kalau sekadar mencari keuntungan ekonomi, Prabowo cukup

sukses dalam dunia bisnis. Di sana dia hidup dengan kekayaan

berlimpah. Terjun ke politik adalah murni sebagai pengabdian

diri untuk negeri sebagaimana janji sewaktu di dinas militernya.

Politik adalah sebagai panggilan jiwa untuk memenuhi cita-cita

para pendiri bangsa.

Nama Prabowo Subianto dalam pentas politik nasional

merupakan nama yang baru, ia jauh lebih dikenal sebagai seorang

jenderal TNI ketimbang politisi. Ingatan tentang jejak awal politik

sang mantan Pangkostrad ini mungkin belum terlalu lama. Mula-

mula ia bergabung dengan partai Golkar, dan mengikuti konvensi

Capres partai Golkar 2004. Meski lolos sampai putaran akhir,

namun langkahnya terhenti karena kalah suara dari seniornya

ketika di militer, Wiranto.25 Pada tahun 2008 dia bersama Hasjim

Sujono Djojohadikoesoemo, Fadli Zon dan Muchdi Pr. mendirikan

partai baru bernama Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) dan

ia terpilih sebagai ketua umum pertama. Walaupun terbilang

baru dalam karir politik, namun popularitasnya kian lama kian

meroket. Masyarakat Indonesia kian mengenal namanya.

Calon Presiden Indonesia 2014-2019

Pada tahun 2009, mantan Pangkostrad ini mengambil

langkah penting. Dia menjadi Cawapres Megawati Soekarnoputri

dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Pasangan

PRABOWO SUBIANTO; SEBUAH NAMA UNTUK INDONESIA

16 P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

yang kemudian dikenal dengan sebutan “Mega-Pro” ini

mengangkat soal ekonomi kerakyatan. Maklum kedua orang

ini berasal dari dua partai yang memiliki platform perjuangan

yang kurang lebih sama. PDIP menampilkan dirinya sebagai

partai perjuangan bagi wong cilik, Gerindra juga lebih banyak

mengangkat isu-isu masyarakat kecil. Namun langkah Mega-Pro

tertahan setelah KPU memutuskan Susilo Bambang Yudhoyono-

Boediono sebagai pemenangnya.

Tahun 2014 adalah tahun paling bersejarah dalam

petualangan hidup Prabowo. Bila tahun 1998 adalah kesedihan;

maka tahun 2014 adalah kegembiraan. Karena pada tahun inilah,

ia secara mengejutkan mendapatkan tiket untuk berkompetisi

sebagai Capres Indonesia periode 2014-2019, didampingi Hatta

Rajasa sebagai Calon Wakil Presiden (Cawapres). Pada mulanya,

banyak kalangan meragukan ia bisa mendapatkan kesempatan

itu, mengingat partainya masih butuh sekitar 10 % suara nasional.

Akan tetapi, berkat kegigihannya dalam memperjuangkan posisi

tersebut, pada akhirnya ia didukung oleh koalisi partai Gerindra,

PKS, PPP, Golkar, PAN, dan PBB.

Momen ini adalah suatu kesempatan untuk mewujudkan

cita-citanya tentang Indonesia Raya; Indonesia yang bukan

hanya Jawa, juga bukan hanya Jakarta; Indonesia adalah dari

Sabang sampai Merauke; Indonesia adalah Nusantara. Cita-cita

besar tentang Indonesia adalah Nusantara ini mengingatkan

kita pada seorang Mahapatih Gajah Mada di masa kerajaan

Majapahit yang berhasil mempersatukan seluruh kerajaan

Nusantara. Hans Afnan, dalam suatu bukunya tentang Prabowo

PRABOWO SUBIANTO; SEBUAH NAMA UNTUK INDONESIA

17P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

menuturkan beberapa kesamaan kedua sosok ini, Prabowo

Subianto dan Mahapatih Gajah Mada. Pertama, Gajah Mada

maupun Prabowo sama-sama sosok yang memiliki Nasionalisme

yang tinggi.29 Pengabdiannya selama beberapa tahun di militer

banyak memberikan pelajaran tentang perasaan patriotisme dan

nasionalisme yang besar. Bukankah ia telah membuat janji untuk

sepenuhnya mendedikasikan hidupnya kepada negeri tercinta

ini. Demikian pula dengan Mahapatih Gajah Mada, kesetiaannya

kepada Majapahit tak perlu dipertanyakan lagi. Ambisinya untuk

menciptakan kerajaan besar adalah satu bukti pengabdiannya.

Kedua, Gajah Mada maupun Prabowo sama-sama berasal

dari pasukan khusus dan pasukan tempur bagian telik sandi.

Karir mereka berdua melesat di waktu mudanya (the rising star)

sehingga kemudian sama-sama menjadi komandan. Gajah Mada

menjadi komandan pasukan Bhayangkara, sementara Prabowo

adalah komandan jenderal Kopassus.30

Ketiga, karir militer mereka jatuh ditandai oleh peristiwa

huru-hara. Karir militer Gajah Mada berhenti setelah kasus huru

hara di Bubat, sedangkan karir militer Prabowo jatuh tidak lama

setelah kasus huru hara Mei 1998. Keduanya sama-sama dipecat

tidak lama setelah peristiwa huru hara itu.31

Keempat, pasca dipecat keduanya sama-sama

mengasingkan diri. Prabowo mengasingkan ke negara

sahabatnya, Yordania. Sedangkan Mahapatih Gajah Mada

mengasingkan diri entah kemana. Setelah kembali dari

tempat pengasingan, Gajah Mada lalu terlibat kembali dengan

pemerintahan dan menjadi Mahapatih terbesar dalam sejarah

PRABOWO SUBIANTO; SEBUAH NAMA UNTUK INDONESIA

18 P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

Majapahit yang membawa kerajaan ini ke zaman keemasannya.

Lalu bagaimana dengan Prabowo, akankah kesamaan-kesamaan

berikutnya menghampirinya pula? Hanya waktu yang bisa

menjawabnya.32

Sebagai manusia biasa, dengan segala kekurangan dan

kelebihannya, Prabowo telah melambangkan sebuah harapan.

“Tampaknya, Prabowo adalah sebuah harapan,” demikian kata

Yudi Latif, Direktur Reform Institute.33 Benar saja, ia adalah

harapan bagi petani, pedagang kecil, TKI/TKW, buruh, dan semua

kaum tak mampu lainnya. Sebagai Capres Indonesia 2014-2019,

harapan itu semakin menjulang tinggi karena Prabowo adalah

sebuah nama untuk Indonesia!

LAHIR UNTUK MENGABDIbagian 1

“Komitmen kami sangat jelas kami tidak akan main-main dengan Bhinneka Tunggal Ika,”

21P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

LAHIR UNTUK MENGABDI

DARAH YANG MENGALIR dalam diri Prabowo Subianto adalah sosok ekonom terbaik bangsa. Gagasan ekonomi Soemitro masih tercatat jelas dalam buku-buku sejarah Indonesia. Sedangkan ibunya, Dora Marie Sigar, dengan latar pendidikan Eropa memberikan sentuhan tersendiri bagi jati diri Prabowo ketika beranjak dewasa, utamanya ajaran untuk hidup disiplin. Dari pasangan inilah, Prabowo Subianto lahir pada 17 Oktober 1951 di Jakarta.

Masa kecilnya, Prabowo sering ditinggalkan ayahnya yang menjadi buronan pemerintah. Soemitro, sang ayah adalah aktivis Partai Sosialis Indonesia (PSI) yang oleh Soekarno dituduh korupsi. Ia dianggap menggelapkan dana negara untuk PSI. Sebagai aktivis PSI, ia juga pernah memberontak sehingga menjadi buron pada masa pemerintahan Soekarno. Pada awalnya, Soemitro menjadi menteri pada pemerintahan Soekarno dan akhirnya dipecat karena bergabung dalam pemberontakan Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI).

Bertahun-tahun lamanya dia hidup berpindah-pindah negara karena menjadi buronan pemerintah Indonesia. Mulai dari Singapura negara yang pertama kali dijadikan tempat hijrah, Hongkong, Kuala Lumpur (Malaysia), Zurich (Swiss), London

TUMBUH DAN BERKEMBANG SEBAGAI ANAK BANGSA

22 P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

LAHIR UNTUK MENGABDI

(Inggris), sampai akhirnya di Bangkok (Thailand). Dengan pengalaman itu, Prabowo memiliki kemampuan beradaptasi secara baik dengan kondisi lingkungan barunya.4

Sebagai anak dari seorang buronan, Prabowo muda hidupnya selalu dipantau oleh kedua orang tuanya. Ia dilarang bergaul dekat dengan putra-putri diplomat di Kedutaan Besar RI tempat mereka mengasingkan diri. Alasannya sederhana, karena ia adalah anak dari seorang pemberontak yang gerak-geriknya akan selalu diawasi oleh pemerintah Soekarno.

Pendidikan dalam keluarganya sangat ketat, Ibunya menerapkan disiplin yang sangat tinggi, mulai dari cara makan pun Prabowo muda diatur. Tangan tak boleh jalan kemana-mana; serbet harus dilipat di pangkuannya; sementara sendok dan garpu tidak boleh bersentuhan hingga berbunyi. Begitulah etika Belanda yang ditanamkan oleh Dora pada anak-anaknya, sehingga anak-anaknya hidup penuh dengan kedisiplinan.

Karakter disiplin Ibunya, diwarisi oleh Prabowo. Sementara pemikirannya yang kritis dan bebas, merupakan titisan dari sang ayah. Ayahnya yang selalu meluangkan waktunya untuk bertukar pikiran mengenai isu seputar sosial, politik, ekonomi dan lainnya.

Perpaduan dua kepribadian orang tua inilah yang membentuk

dan diwarisi oleh Prabowo secara baik. Ia tumbuh dan besar

menjadi anak cerdik, kritis dan lugas tanpa basa-basi.

Setelah dua tahun lamanya di Singapura, Soemitro beserta

keluarganya pindah ke Hongkong. Di Hongkong Prabowo

berteman dengan Ronny Warouw, anak dari Joop Warouw.

Prabowo muda betah bermain dengan Ronny yang punya

23P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

LAHIR UNTUK MENGABDI

banyak mainan militer yang lengkap. Pada akhirnya mainannya

itu dihibahkan ke Prabowo muda. Walaupun usianya berbeda,

Ronny sering berperan sebagai Abang pelindung bagi Prabowo,

karena menurutnya, Prabowo adalah anak yang cerdas dan selalu

ingin tahu.5

Prabowo muda adalah anak yang paling disayang oleh

ibunya; ia selalu mengikuti nasehat-nasehat Ibunya. Di sekolah,

ia dikenal sebagai anak yang kalem, pendiam sekaligus tidak

jahil. Tetapi di balik sifatnya yang pendiam itu, ia juga memiliki

sifat yang tegas, tergesa-gesa, dan kadang tempramental. Meski

untuk yang terakhir ini, ia sama sekali tak memiliki sifat sebagai

anak pendendam, sehingga tempramennya hanya sebentar dan

cepat hilang ketika saat itu juga.

Pada tahun 1960, keluarga Soemitro pindah ke Kuala

Lumpur Malaysia, di sana Prabowo berhasil lulus ujian masuk di

sekolah swasta paling tua dan terkenal di Kuala Lumpur, yaitu

Victoria Institution. Sekolah itu termasuk sekolah unggulan yang

dimiliki oleh Malaysia. Hanyalah anak-anak pejabat tinggi yang

bisa sekolah di sana.6

Prabowo termasuk orang yang beruntung sekolah di Victoria Institution karena sekolah ini adalah sekolah unggulan. Di sini ia berinteraksi dengan anak-anak Malaysia. Sebagai pendatang, ia sama sekali tak kalah saing dalam penguasaan pelajaran sekolah, sehingga sering sekali, Prabowo mendapatkan penghargaan di sekolah tersebut.

Namun di sekolah tersebut, Prabowo muda merasakan lingkungan yang tidak bersahabat dengannya. Ia sering

24 P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

LAHIR UNTUK MENGABDI

mendapat olok-olokan dari teman-temannya, karena pada waktu itu terjadi konfrontasi antara Indonesia dan Malaysia. Karena tidak tahannya atas perlakuan olok-olokan itu, Prabowo muda sempat protes pada ayahnya, “Kenapa kita ke negeri ini? Saya tahu papi (Soemitro) berseberangan dengan Presiden Soekarno, tapi saya tidak tahan, semua meledek negara kita. Kalau sampai satu tahun lagi di sini, saya akan menjadi pro Soekarno!”.7

Prabowo muda dikenal dengan anak yang hobi baca, berbeda dengan saudara-saudarinya yang lain. Berkat dari hasil bacaannya tersebut ia selalu berdialog dengan ayahnya mengenai isu-isu sosial, politik bahkan ekonomi. Sementara ayahnya tak lupa menjelaskan mengenai keluarganya yang hidup berpindah-pindah ke negeri orang. Karena disebabkan sang ayah selalu memberontak terhadap pemerintah yang menganut paham komunis, karena ideologi tersebut dianggap merugikan bangsa Indonesia.

Di Malaysia Soemitro hanya tinggal dua tahun, karena ia di fitnah mengenai keterlibatan dirinya dalam konfrontasi di Malaysia. Hidupnya mulai bimbang; ia memikirkan keamanan keluarganya, sehinga ia mengkontak kawan-kawannya di luar negeri. Pada akhirnya dia memutuskan untuk meninggalkan Malaysia.

Kali ini tujuannya adalah Zurich, Swiss. Di Zurich ini perkembangan Prabowo terlihat semakin pesat. Di sana Prabowo melanjutkan sekolah di International School selama kurang lebih setahun. Pada waktu itu, usianya masih 14 tahun, namun ia menjadi prakarsa dalam menyusun racangan AD/ART Student Senate sekolah tersebut, kalau di Indonesia seperti Organisasi

25P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

LAHIR UNTUK MENGABDI

Intra Sekolah (OSIS). Ini menjadi hal yang luar biasa bagi Prabowo, karena pada umumnya yang mengurus senat pelajar itu adalah siswa senior, yakni anak kelas 10 ke atas, sedangkan Prabowo masih duduk di kelas 9 saat itu.8

Wajar saja Prabowo muda mampu memprakarsai senat tersebut, karena Prabowo dikenal dengan anak yag rajin dan suka baca buku. Mulai dari buku yang agak ringan sampai pada buku-buku yang agak berat. Namun buku yang lebih disukai adalah buku-buku sejarah dan militer. Jadi, tidak heran bila Prabowo piawai di dalam strategi militer.

Uniknya lagi, walaupun berada di luar negeri, keluarga Soemitro menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa sehari-hari. Selain sangat disiplin dalam kesehariannya, mereka sangat protokoler dan sopan. Dalam keluarga tersebut, tidak sembarangan menerima tamu tanpa membuat janji sebelumnya.9

Kondisi seperti itu tidak dipungkiri dan keluarganya menyadari karena keberadaan Soemitro yang selalu dipantau oleh pemerintah Indonesia, sehingga mengharuskan anak dan istri Soemitro selalu siaga satu. Setiap kali Soemitro mau pergi, ia selalu berbohong pada keluarganya. Namun, keluarganya memahami hal itu.

Prabowo muda beserta kakak dan adiknya tidak tahu kapan sang ayah pergi, karena kepergian ayahnya dilakukan pada waktu malam, di saat masyarakat terlelap tidur. Itulah yang selalu digunakan oleh seorang aktivis pergerakan pada masa itu. Sehingga pulang dan pergi-pun tak ada yang mengetahui jejaknya.

26 P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

LAHIR UNTUK MENGABDI

Serentetan perjalanan Prabowo tak selalu mulus, tak heran bila Prabowo tumbuh matang dalam menghadapi situasi segenting apa pun. Sejak awal ia tahu dunia politik; mengenali dan mengetahui siapa musuh-musuh ayahnya. Bahkan ketika Prabowo berada di Zurich, ia sempat berdebat dengan Des Alwi mengenai ada atau tidaknya Dewan Jenderal dalam kasus gerakan 30 September 1965.10

Beberapa minggu kemudian Prabowo masih penasaran mengenai hal itu, setelah Prabowo membaca Cornell Paper, Prabowo baru percaya mengenai adanya Dewan Jenderal. Namun Des Alwi membantahnya, karena menurutnya Cornell Paper tersebut adalah sebatas laporan analisis Ben Anderson bersama peneliti Cornell University, AS.

Setelah dua tahun lamanya menetap di Swiss, Soemitro membawa keluarganya ke negeri Elizabeth, Inggris. Selama di negeri Elizabeth kehidupan keluarga Soemitro tidak banyak bergaul dengan masyarakat, takut gerak-geriknya diintai oleh pemerintah indonesia, meskipun tak berhubungan langsung dengan KBRI.

Di Negeri Elizabeth, Prabowo bersekolah di American School in London, Westminster. Sekolah menengah itu termasuk elit, didirikan oleh mantan wartawan British Broadcasting Corporation (BBC) yang juga alumnus Princeton University, Stephen L. Eckard. Hanyalah orang-orang yang memiliki kejeniusan di atas rata-rata yang bisa diterima di sekolah itu. Dan Prabowo adalah salah satu dari murid-murid yang memiliki kejeniusan di atas rata-rata itu.

27P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

LAHIR UNTUK MENGABDI

Pada tahun 1951, sekolahnya masih kecil dan terdiri dari 13 siswa, namun sekarang berkembang menjadi besar dengan gedung yang mentereng dan memiliki lebih dari 80 ruang kelas di komplek baru yang luasnya sekitar 1,4 hektar. Sedangkan Prabowo mulai sekolah sejak tahun 1966 dan berhasil menamatkan sekolah menengahnya pada tahun 1967, waktu itu ia masih berusia 16 tahun.11

Di sekolah itu, Prabowo muda lebih bersahabat dengan lingkungannya, di sana siswanya lebih bersahabat dan menghormati adanya perbedaan. Ia lebih fokus pada pelajaran sekolah; tak ada teman yang mengolok-olok seperti di negera Malaysia. Dengan situasi yang nyaman ini, ia lulus dengan predikat terbaik.

Pada tahun 1968, Soemitro membawa pulang seluruh keluarganya termasuk Prabowo. Pada waktu itu Prabowo baru menamatkan sekolah di London. Padahal sebelum pulang ke Indonesia, Prabowo diterima di tiga Universitas di Amerika, yaitu Universitas Colorado, George Washington, dan Rhode Island.12

Sejak saat itu, Prabowo mengurungkan niatnya untuk melanjutkan ke bangku kuliah lantaran dia ikut keluarganya pulang ke Indonesia. Pulangnya Soemitro ke Indonesia tak lain hanya ingin memperkenalkan Indonesia kepada anak-anaknya. Sebagai bagian dari anak bangsa Soemitro merasa memiliki kewajiban untuk menanamkan kecintaannya kepada Tanah Air pada anak-anaknya.

Di sisi yang lain, Soemitro khawatir terhadap Prabowo jika benar-benar melanjutkan kuliah, karena di samping ia masih

28 P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

LAHIR UNTUK MENGABDI

muda, Soemitro khawatir nantinya tidak mampu menerima materi kuliah. Dan juga sebaliknya, kalaupun ia mampu, Soemitro khawatir anaknya menjadi orang yang angkuh dan sombong.

Saat di Indonesia, Prabowo muda diajak kakeknya ke Jawa Tengah dan Jogja untuk berziarah ke makam Raden Tumenggung Kertonegoro dan Adipati Mengkuprodjo, di Gembong Kebumen. Beliau berdua adalah Eyang Cicit dan Eyang Buyut Prabowo. Kemudian dilanjutkan ke Dawuhan (Banyumas), Candiwula (Wonosobo), Sleman dan Magelang untuk berziarah ke leluhur lainnya.13

Sebagai orang yang terlahir sebagai anak bangsa, Soemitro menyarankan kepada Prabowo untuk keliling Jawa dengan harapan ia mengenal lebih dekat negeri yang ditinggalkanya selama kurang lebih sepuluh tahun. Prabowo sendiri merespon dengan baik dan kelihatan menggebu-gebu, karena ia ingin memperbaiki kondisi negerinya.

Di Magelang, Prabowo dan Hasyim diajak mengunjungi bekas kantor Residen Magelang. Di tempat itu, kakeknya bercer-ita panjang lebar tentang Kepahlawanan Pangeran Diponegoro mulai ditangkap dan diasingkan. Kemudian Prabowo mengun-jungi Akademi Militer Nasional atau Akademi Angkatan Bersen-jata.14

Setelah berkeliling Jawa, Prabowo memutuskan untuk tidak melanjutkan kuliah di luar negeri. Ia lebih memilih mengunjungi daerah untuk membangun jaringan dengan para aktivis dan memilih aktif di berbagai organisasi kepemudaan. Di antaranya adalah Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia (KAPPI) dan juga

29P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

LAHIR UNTUK MENGABDI

mendirikan Korp Lembaga Pembangunan. Rupanya, sebagai bagian dari anak bangsa, menetapnya Prabowo di Indonesia membuatnya terpesona akan tumpah darahnya; semakin mencintai negerinya.

Menurut Yusuf AR, seorang aktivis yang akrab dengan Prabowo, mengatakan,

“Prabowo itu anak yang kreatif, mengagumkan sekali, biar masih muda tetapi ide-idenya banyak, padahal

umurnya masih 17-18 tahun”.

Dengan kecerdasan yang dimilikinya, banyak ide-ide cemerlang lahir darinya untuk melakukan kegiatan yang langsung menyentuh terhadap masyarakat kecil. Ia tak jarang melakukan kunjungan langsung ke masyarakat, walau sekadar menanyakan keluh-kesah masyarakat dan melakukan perbaikan lingkungan desa.15

Prabowo muda pernah mendirikan sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang bergerak dalam pemberdayaan masyarakat. Ketika ada musibah, lembaga itu langsung bergerak memberikan pertolongan, misalnya mengadakan pengobatan gratis, dan seterusnya. Selain itu, lembaga tersebut sering membantu masyarakat memperbaiki aliran sungai yang buruk di sebuah desa. Dengan aktivitas itu, kunjungan ke desa-desa sudah dilakukan Prabowo mulai sejak kecil, makanya tak heran jika Prabowo itu banyak kenal dengan masyarakat.

Menurut Soe Hoek Gie, Prabowo adalah pemuda cerdas yang cepat memahami persoalan, tapi juga naif. Karena ia memahami persoalan dari cara pandang sebagai orang yang

30 P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

LAHIR UNTUK MENGABDI

menetap lama di luar negeri. “Kalau ia menetap dua sampai tiga tahun di dunia nyata ia akan berubah,”16 demikian kata Soe Hoek Gie dalam suatu catatanya.

Prabowo muda sudah terlihat jelas bahwa ia adalah pemuda yang cerdas dan berani berdebat. Hal ini terlihat ketika bergabung dengan aktivis senior seperti Soe Hoek Gie dan Soedjatmoko. Dengan kecerdasan dan kekritisan dalam berdiskusi, serta kepekaan Prabowo dalam merespon kondisi sosial itulah, ia mudah bergaul dengan para aktivis dan membaur dengan masyarakat untuk melakukan perubahan di negera yang ia cintai.

Bagi Prabowo, terjun ke masyarakat bukanlah hal yang baru. Ia sudah sering melakukan itu ke daerah-daerah waktu masih muda. Waktu mudanya, ia sering melakukan kerja bakti bersama masyarakat untuk memperbaiki infrastruktur desa, misalkan bikin jalan baru atau memperbaiki sungai di desa-desa bersama kawan-kawan aktivisnya.

Masa mudanya dipengaruhi oleh situasi heroik dan nasionalisme yang kental, mendorong dirinya untuk berkarier dalam bidang militer dan ketertarikannya terhadap dunia militer sudah kelihatan semenjak ia masih kecil. Bagi Prabowo, masuk militer terinspirasi oleh kenangan kedua pamannya (Subianto dan Sujono) yang gugur dalam perjuangan untuk meraih kemerdekaan Tanah Airnya.17

Setiap tahunnya, Prabowo selalu melakukan ziarah ke makam Pamannya di daerah Lengkong, Tangerang. Berkat ziarah yang terus menerus, sekaligus ingin meneruskan cita-cita

31P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

LAHIR UNTUK MENGABDI

pamannya dalam membela Tanah Airnya itu, Prabowo lebih gigih dalam memantapkan niatnya melanjutkan ke akademi militer. Ia lebih memilih akademi ini ketimbang melanjutkan studinya ke luar negeri. Ini adalah manifestasi Prabowo akan kecintaannya yang tinggi pada Tanah Airnya. Menurutnya,

“Profesi prajurit sapta  marga sebagai wadah pengabdian bela  negara bisa diterapkan secara

langsung dalam arti yang sesungguhnya.”18

Pada tahun 1970, Prabowo mendaftarkan diri di Akademi Militer Nasional (AMN) di Magelang. Ia diantar oleh Ronny dengan naik mobil pinjaman. Dan Prabowo diterima melalui sponsor Letjen Sutopo Juwono. Sejak saat itu ia menempuh pendidikan militer di Magelang, karirnya meroket, dan pada akhirnya ia harus angkat kaki dari kesatuan tempat ia mengabdi pada tahun 1998.19

32 P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

LAHIR UNTUK MENGABDI

“Komitmen kami sangat jelas kami tidak akan main-main dengan Bhinneka Tunggal Ika,”

(Prabowo Subianto, Debat Capres-Cawapres KPU 2014)

INDONESIA telah ditakdirkan menjadi bangsa dengan aneka

(Bhinneka) ragam suku, agama, warna kulit dan adat istiadat

yang berbeda-beda. Negara yang telah dirancang sang Pencipta

untuk menjadi “surga bagi keragaman” bukan sebaliknya yaitu

“neraka bagi perbedaan.” Inilah Negeri Pelangi dengan gradasi

warna-warni budaya yang indah untuk kemudian menyatu dalam

bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Perbedaan adalah ruh dan energi bangsa yang

mendorongnya untuk mampu berproses mematangkan diri dan

menemukan jati diri di tengah ancaman yang dapat memecah

belah kesatuan bangsa. Bhinneka Tunggal Ika hanya akan menjadi

slogan kosong jika tidak dikawal oleh sosok pemimpin yang tepat

yang muncul dari suara rakyat.

Saat ini kita sedang dihadapkan pada tantangan tersebut,

yaitu untuk memilih pemimpin yang mampu mengawal dan

membumikan nilai-nilai kebhinnekaan sebagai cita-cita bangsa,

PRABOWO, ANTARA PLURASLIMEDAN KEBHINNEKAAN

33P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

LAHIR UNTUK MENGABDI

dan Indonesia saat ini sedang mengajukan dua nama. Salah satu

nama tersebut adalah Prabowo Subianto sebagai Capres RI pada

Pemilu 2014. Karena itu, kita sebagai anak bangsa, berkewajiban

untuk mengetahui rekam jejak dan latar berlakang Prabowo

Subianto sehingga kita yakin bahwa dialah orang tepat untuk

mengawal nilai-nilai kebhinnekaan tersebut.

Sejak kecil Prabowo selalu diajarkan untuk menerima dan

menghargai perbedaan. Kemampuannya untuk menerima dan

menghargai perbedaan tersebut tidak hanya didapatkan melalui

nasihat-nasihat dan ceramah yang diterima dari kedua orang

tuanya, melainkan dibenturkan langsung dengan fakta keseharian

di dalam lingkungan kehidupan keluarganya, terutama pelajaran

dan pengalaman dalam menyikapi perbedaan agama.

Ayahnya, Soemitro, adalah penganut agama Islam yang

taat, sedangkan Ibunya, Dora Marie Sigar adalah penganut

agama Kristen yang setia.1 Prabowo tumbuh dalam buaian dan

sentuhan perbedaan di antara keduanya. Ia belajar sejak dini

bagaimana sikap ayah dan ibunya ketika menyikapi perbedaan

namun tetap dalam satu bingkai keluarga yang utuh.

Bersama ayahnya, Prabowo berpindah-pindah dari satu

negara ke negara yang lainnya. Kehidupan yang demikian ia

jalani dengan mengikuti jejak ayahnya yang menjadi sorotan

pemerintahan Soekarno. Soemitro sebagai aktivis Partai Sosialis

Indonesia (PSI), dianggap menentang pemikiran komunis pada

waktu itu, sehingga untuk menyelamatkan diri dan keluarganya

ia harus berhijrah ke luar negeri.

34 P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

LAHIR UNTUK MENGABDI

Atmosfer politik yang demikian, memicu Soemitro untuk

pergi keluar negeri atas bantuan Des Alwi yang pada waktu itu

menjabat sebagai Diplomat Senior Departemen Luar Negeri RI.

Des Alwi mengalami nasib yang sama dengan Soemitro yaitu

sebagi aktivis PSI dan keberadaannya dicari-cari oleh pihak

pemerintah (aparat keamanan).2

Singapura menjadi tempat pelarian pertama Prabowo

saat mengikuti ayahnya. Waktu itu Prabowo masih berumur

sekitar 5,5 tahun dan adiknya Hasyim masih berumur sekitar

tiga tahun. Sedangkan kakaknya Maryani berumur tujuh tahun

dan Bianti berumur 8,5 tahun. Mereka masih terlalu muda untuk

memikirkan nasib ayahnya yang menjadi buronan.3

Selanjutnya Soemitro beserta keluarganya pindah ke Hong

Kong bersama Mawira dan Alwi. Di Hong Kong dia bergabung

dengan keluarga kolonel Jacob “Joop” Frederick Warouw, Atase

Militer Kedutaan Besar RI di Beijing Cina.4

Perjalanan hidup Soemitro dengan berpindah-pindah

dari satu tempat ke tempat lainnya menuntun Prabowo untuk

memahami keragaman masyarakat di seluruh belahan dunia,

termasuk nilai-nilai hidup untuk saling menghargai yang

tidak hanya didapatkan dari sekolah, di samping keragaman

keluarganya sendiri yang tentunya ikut berkontribusi besar.

Keluarga adalah elemen terkecil dari negara, namun

memiliki peran yang besar sebab keluarga adalah fondasi awal

dan struktur dasar untuk kehidupan bernegara yang tentunya

lebih luas. Hal ini juga dinyatakan sosiolog yang bernama William,

35P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

LAHIR UNTUK MENGABDI

“Keluarga merupakan dasar pembantu utama

struktur sosial yang lebih luas (negara), dengan

pengertian bahwa lembaga-lembaga lain-nya (yang

lebih luas) tergantung pada eksistensinya.”2

Nilai-nilai “pluralisme” sebagai acuan untuk menghargai

kemajemukan, perbedaan, penghormatan terhadap orang

lain, dan membuka sikap untuk membuka diri bagi perbedaan

agama, telah ditimba Prabowo Subianto bukan dari orang lain

akan tetapi diawali keluarganya sendiri dalam kesehariannya.

Dalam konteks keagamaan, pluralisme diletakkan sebagai sikap

menghargai keyakinan keagamaan orang lain sebagai hak asasi,

dan nilai-nilai plural yang ditanamkan sejak ia masih kecil dalam

lingkungan keluarganya melekat hingga Prabowo tumbuh

dewasa.

Sikap menghargai perbedaan yang tertanam dalam

keluarga Soemitro tidak hanya dalam hal agama, akantetapi

juga dalam dikap saling menghargai atas perbedaan pendapat

sehingga menjadi bumbu keharmonisan keluarga tersebut. Hal

ini dapat kita lihat dalam diri Prabowo dan saudara kandung

Hasyim, mereka tidak se-agama dan sering memiliki pendapat

yang berbeda dalam menyikapi sesuatu, namun mereka tetap

berdampingan dan saling mendukung satu sama lain.

Latar belakang keluarga Soemitro yang sangat plural

tersebut menjadi modal dasar bagi Prabowo untuk memahami

Indonesia. Ia mampu bergaul dan bekerja sama dengan siapapun,

baik dengan mereka yang tergolong kelompok nasionalis, relijius

36 P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

LAHIR UNTUK MENGABDI

atau gabungan dari keduanya tanpa rasa kaku. Buah yang dipetik

dari ajaran pluralisme keluarga Soemitro tersebut bisa dilihat

langsung di tahun politik 2014 ini, yaitu melalui fleksibelitas

dalam menjalin hubungan dan kerja sama politik seperti

keberhasilannya membangun koalisi “tenda besar” termasuk

merangkul mereka yang Jawa dan non Jawa, tidak lepas dari

nilai-nilai yang diadopsinya sejak ia masih kecil.

Memiliki pemimpin yang menjunjung tinggi nilai-nilai

pluralisme dan kebhinnekaan adalah sarat mutlak agar bahtera

Indonesia tetap berlayar. Sebab tanpa pemimpin yang demikian,

Indonesia yang memiliki masyarakat sangat majemuk, terdiri dari

banyak agama, suku dan budaya akan sulit dipertahankan.

37P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

LAHIR UNTUK MENGABDI

DEDIKASI PRABOWO, sebagai seorang prajurit, bagi Negara

Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) tidak hanya pada saat negara

ini berada di ambang reformasi, sebagaimana sudah dijelaskan

pada bab sebelumnya, melainkan jauh sebelum gejolak Mei 1998

saat itu, yaitu saat pertama kali mengawal Operasi Tim Nanggala

di Timor Timur. Putra Ekonom terkemuka tersebut tidak mau

menjual polularitas ayah tercintanya untuk lari dari tugas dan

tanggung jawab sebagai seorang prajurit.

Totalitas dan pengabdian Prabowo dalam mengemban

tugas-tugas negara membuat namanya mulai menonjol di

kalangan petinggi militer saat itu. Sikapnya dalam memimpin

pasukan saat mengawal operasi bersejarah tersebut dipuji banyak

pihak, dengan tidak segan-segan untuk mengambil keputusan

meskipun mengancam nyawanya sendiri. Hal ini dapat dilihat

ketika terjadi baku tembak antara pasukan Kopassus dengan

Fretilin. Keberanian yang ia miliki saat di medan tempur mampu

memompa semangat para prajurit yang dipimpinnya. Waktu itu

Fretilin mengepung Prabowo dan prajuritnya namun akhirnya ia

mampu memukul mundur lawannya.

TIMOR TIMUR SAKSI BISU PENGABDIAN PRABOWO

38 P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

LAHIR UNTUK MENGABDI

Dibakar di Belantara Ilalang

Jakarta waktu itu dihebohkan oleh pertempuran Prabowo

dan pasukannya di Timor Timur. Dalam suasana baku tembak saat

memukul mudur pasukan lawan tersebut, radio penghubung

tiba-tiba rusak dihantam peluru Fretilin, sehingga membuat

komunikasi pasukan Prabowo dan Jakarta terputus. Jakarta

cemas dan resah sebab Prabowo sudah dianggap meninggal

di medan tempur. Namun saat radio penghubung berhasil

diperbaiki, salah satu prajurit kemudian menghubungi Jakarta

untuk memastikan bahwa Prabowo dan pasukannya selamat dari

baku tembak tersebut.

Tuhan masih memberikan kesempatan kedua bagi

Prabowo untuk terus menjalankan tugasnya sebagai seorang

prajurit. Prabowo dan pasukannya nyaris tewas saat dikepung

oleh pasukan Fretilin di medan perang penuh ilalang. Tanpa

ragu kelompok Fretilin membakar ilalang agar Prabowo

dan pasukannya terpanggang hidup-hidup, namun ia dan

pasukannya mampu menghindari ilalang yang dibakar tersebut

dengan memasuki lubang pengap dan sesak selama 12 Jam.

Pertempuran di ladang ilalang tersebut menuai hasil. Hal

itu terbukti dengan diciduknya Guido Soares sebagai Panglima

Angkatan Bersenjata Fretilin, Somotxo sebagai anggota Komite

Sentral Fretilin dan Koliman sebagai Komandan Sektor Fretilin,

pada malam tahun baru 31 Desember 1978.1

39P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

LAHIR UNTUK MENGABDI

Kehebatan Prabowo tidak hanya terlihat dari caranya

bertempur, akan tetapi juga tampak dalam kesehariannya

bersama prajurit lainnya. Sikap egaliter yang dimilikinya

mendorong putra Soemitro tersebut untuk berbaur dengan para

prajuritnya. Hal penting yang membedakan Prabowo dengan

prajurit lainnya adalah prinsip yang dianutnya untuk memegang

teguh tradisi intlektual ayahnya dengan terus belajar dan

menggali ilmu dengan membaca di manapun dan kapanpun.

Banyak komentar sahabat-sabat dekat Prabowo terkaitnya

hobinya, dan jawaban yang paling populer dari para sahabat

tersebut menyatakan bahwa Prabowo suka membaca buku

alias “kutu buku.” Sebab ia selalu menggunakan waktu luangnya

membaca buku, dan buku yang paling diminati Prabowo adalah

buku-buku ekonomi, patriotisme, dan heroisme.2

Saat mengemban tugas di Timor Timur, Prabowo tidak

hanya fokus pada tugas keprajuritan saja. Probowo sering

meluangkan waktunya untuk bertemu rakyat di sana. Bahkan

ia sering berdiskusi untuk mengajak rakyat Timor Timur ikut

berpikir mencari jalan keluar untuk memajukan wilayahnya

tersebut, bahkan ia selalu berpesan kepada rakyat di sana untuk

tidak mempertajam perbedaan antar kelompok yang nantinya

berujung pada konflik.3

Gubernur Timor Timur saat itu memberikan kesaksian

menarik akan sosok Prabowo. Menurutnya, ada belasan anak

yang berhasil masuk Akademi Angkatan Bersenjata Republik

40 P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

LAHIR UNTUK MENGABDI

Indonesia (AKABRI), beberapa di antaranya disekolahkan

oleh Prabowo sejak Sekolah Dasar (SD). Sikap peduli lainnya

ditunjukkan Prabowo saat Timor Timur belum berpisah dengan

NKRI yaitu mengambil puluhan putra daerah untuk dijadikan

anak angkat.

Mendaki Prestasi Setinggi Gunung Everest

Keberhasilan Prabowo menembak mati Nicolao Lobato

(Presiden Fretilin) tahun 1978 menjadikan karir militer Prabowo

terus gemilang. Prabowo juga melengkapinya dengan berbagai

pelatihan dan prestasi yang dicapainya dari tahun ke tahun. Pada

tahun 1980, Prabowo mengikuti Pelatihan Anti Teroris di Fort

Bragg, Amerika Serikat. Setahun setelah mengikuti pelatihan di

Amerika Serikat Prabowo mengikuti pelatihan anti teroris GSG-9

di Jerman Barat yang kemudian menjadikannya sebagai lulusan

terbaik.

Pada tahun 1983, Prabowo menjabat sebagai wakil

Komandan Detasemen 81 Kopassus. Detasemen 81 ini dibentuk

berdasarkan usulan dari Mayor Luhut Panjaitan kepada L. B.

Moerdani. Luhut Panjaitan sebagai komandan datasemen

antiteror, sedangkan Prabowo sebagai wakil komandan.

Nama Detesemen 81/Antiteror diambil dari tahun

terbentuknya Detasemen 81, yakni 1981. Nama tersebut

diusulkan kepada Menteri Hankam atau Panglima ABRI Jenderal

TNI M. Jusuf oleh Luhut Panjaitan dan Prabowo Subianto. Jusuf

41P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

LAHIR UNTUK MENGABDI

setuju atas usulan nama Detasemen 81, karena bagi Jusuf itu

juga mempunyai makna filosofis tersendiri. Angka 81 (8+1) jika

dijumkan menjadi 9. Pesawat Hercules yang sering digunakan

Jusuf mempunyai call sign A-1314 dan jika dijumlahkan hasilnya

9.4

Selanjutnya Prabowo menduduki jabatan Wakil

Komandan Batalion Infanteri Lintas Udara 328 Kostrad setelah

dia menyelesaikan pelatihan “Spesial Forces Officer Corce” di Fort

Benning, Amerika Serikat. Kemudian pada tahun 1987, menjadi

Komandan Batalion Infanteri Linud 328 di Timor Timur, pada saat

menjadi komandan 328 di Timor Timur Timnya menjadi Batalion

terbaik dan memperoleh tanda penghargaan Bala Yudha Perkasa.

Tahun 1991 sampai 1993 Prabowo dipindahkan ke

jabatan Kepala Staf Brigade Infanteri Lintas Udara 17/Kunang I/

Kostrad. Pada tahun 1993 Prabowo Kembali ke Kopassus sebagai

Komandan Group-3 yaitu Komandan Pusat Pendidikan Pasukan

Khusus di Baturajar, Jawa Barat. Sekitar setahun kemudian yakni

pada 1994 Prabowo menjadi Wakil Komando Kopassus yang

dikomandani oleh Brigadir Jenderal Subagyo Hadi Siswoyo.

Karir militer Prabowo terus merangkak naik, selanjutnya

Prabowo mendapatkan kenaikan pangkat menjadi Brigadir

Jenderal. Selama Prabowo di Kopassus banyak perestasi yang

digapai oleh Kopassus. Kopassus tercatat sebagai salah satu unit

militer yang paling terlatih dan kemampuannya dianggap setara

42 P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

LAHIR UNTUK MENGABDI

dengan pasukan elit di negara-negara lain di dunia. Seperti

diberitakan surat kabar The Times yang menyamakan “Kopassus

sejajar dengan pasukan elite terkemuka di dunia, yaitu SAS

Inggris dan Special Force Israel”

Prestasi gemilang yang dicapai Prabowo juga pada tahun

1996 dalam pembebasan tawanan Organisasi Papua Merdeka

(OPM). Prabowo berhasil membebaskan sandera yang terdiri dari

UNESCO yang didampingi oleh ahli biologi dari Indonesia dan

juga beberapa penduduk setempat seperti tercatat dalam buku

Herdi Sahrasad,

“Total sandera kurang lebih sebanyak 24 orang, yang

terdiri dari 17 orang Indonesia, 4 orang Inggris, 2

orang Belanda dan 1 orang Jerman.”

Beberapa sandera dilepaskan namun tersisa 15 orang

masih belum dilepaskan. Waktu itu ABRI sudah tidak sabar

untuk menyerang OPM, namun Prabowo menahan pasukannya

untuk bersabar, karena menurut kabar dari ICRC (palang merah

internasional), OPM akan melepaskan sanderanya. Tapi ternyata

kabar tersebut dibantah oleh pihak OPM dan mereka akan

tetap menyandera. Setelah Kopassus mendengar hal tersebut

sekitar 100 orang anggota Kopassus mengejar pemberontak

dan menyelamatkan sandera. Pengejaran tersebut menuai hasil.

Dari 11 sandera tersebut, ada 8 yang diselamatkan dan 3 sisanya

ditemukan terpisah, 1 orang Eropa ditemukan di balik pepohonan,

43P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

LAHIR UNTUK MENGABDI

sedangkan 2 orang WNI lainnya ditemukan meninggal. Dua

Pemberontak OPM berhasil ditangkap sedangkan 8 lainnya

tewas. Sedangkan dari pihak Kopassus dinyatakan selamat dan

tidak ada korban.

Prestasi lain yang tak kalah mentereng dari Komandan

Jenderal Kopassus, Mayor Jenderal TNI Prabowo Subianto

pada tahun 1997 ketika memprakarsai Tim Nasional Indonesia

sehingga berhasil mengibarkan sang saka Merah Putih di Mount

Everest puncak, yaitu gunung tertinggi dunia. Saat itu Prabowo

mendengar Malysia akan mengibarkan Benderanya di gunung

tertinggi tersebut, tapi Prabowo kemudian mendahului Malaysia.

Ia menegaskan,

“Waktu itu kita mendengar bahwa Malaysia sudah

mencanangkan akan mengibarkan bendera

kebangsaan mereka pada tanggal 10 Mei 1997. Saya

tidak rela bangsa Indonesia, sebagai bangsa 200 juta

jiwa, harus kalah dengan bangsa lain di kawasan kita.

Karena mancapai salah satu tonggak ukuran prestasi

suatu bangsa.”

Atas keberhasilan Prabowo dan Tim Nasional dalam

ekspedisi tersebut, Indonesia kemudian menjadi negara pertama

di Asia Tenggara yang berhasil mencapai puncak gunung

tertinggi dunia.5

Kini Indonesia memanggil kembali Prabowo Subianto

dengan memberikan kesempatan untuk menakodai Negara

Kesatuan Rebuplik Indonesia melalui Pemilihan Umum 2014

ini. Namanya yang kembali menggema di bumi Nusantara

adalah bukti bahwa ia sudah menyejarah dengan memberikan

kontribusi penting terhadap bangsa dan negara.

MELURUSKAN JALAN SEJARAH

bagian 11

“Saya seorang yang beragama. Tuhan Maha Tahu. Saya cinta negeri ini. Saya orang yang menghargai kemanusiaan. Demi Allah, saya

tidak serendah itu”

MELURUSKAN JALAN SEJARAH

47P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

SEJARAH MEMILIKI LIDAHNYA SENDIRI. Sejarah bukan soal bajak-membajak opini atau menulis buku tebal-tebal berdasarkan versi masing-masing, akan tetapi sejarah juga soal apa yang tidak tertulis dan tidak terkatakan yang bisa direkam dari simbol-simbol yang menawarkan banyak makna. Sejarah menjadi lebih bermakna ketika lisan dan tindakan dari sang aktor masih bisa kita rekam di antara simulakra wacana.

Fakta yang tidak bisa disangkal adalah, suka atau tidak suka, Indonesia kembali memberikan kesempatan kepada Prabowo, untuk berkontestasi memimpin NKRI dengan segala hambatan dan sandungan yang dihadapi. Apakah ini hanya kecelakaan politik atau jangan-jangan rakyat sudah membuat kesepakatan senyap antara dirinya dan Capres 2014 nomor 1 tersebut.

Prabowo telah memasuki puncak kontestasi politik, yaitu sebagai Capres. Indonesia telah memproses, menempa, menggodok, dan menggembleng cikal bakal pemimpin yang akan menahkodai perahu raksasa bernama NKRI menuju kontestasi global baik ekonomi, politik, dan budaya. Hiruk pikuk soal Prabowo Subianto menunjukkan bahwa ia bukan hanya bagian dari sejarah masa lalu, akan tetapi ia juga menjadi bagian

MELURUSKAN JALAN SEJARAH

MELURUSKAN JALAN SEJARAH

48 P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

dari sejarah masa kini. Lahir ditempa oleh dialektika sejarah yang rumit dengan segala kontroversinya. Prabowo pernah memikul tanggung jawab atas eksistensi Indonesia ke depan. Ia dihadapkan pada dua pilihan: Indonesia lanjut atau menemui ajalnya dengan bersimbah darah.

Karena sejarah memiliki caranya sendiri untuk mengungkap dari apa yang tidak tertulis, bahkan tak terkatakan, maka tugas kita sebagai anak bangsa adalah terus mengurai simpul-simpul melalui pewacanaan yang terus menerus; meluruskan sejarah tersebut, apalagi di tengah para aktor (reformasi) yang masih hidup dengan rekam jejaknya masing-masing .

Menuju Reformasi

Anjloknya rupiah pada Oktober 1997 adalah awal kegelisahan rakyat sebelum menuju puncak kerusuhan pada Mei 1998. Krisis ekonomi tersebut kemudian disusul kehebohan ledakan bom di salah satu apartemen di Jakarta pada Januari 1998. Situasi semakin kritis, ditandai dengan melambungnya harga kebutuhan pokok. Keresahan di luar kampus terkait harga-harga yang mencekik, mulai mengusik para dosen, dekan, rektor dan mahasiswa.

Mahasiswa tak lagi mampu mencerna apa yang mereka baca akibat jeritan rakyat. Mereka terdorong menuntaskan persoalan yang ada di luar lingkungan kampus. Mula-mula keresahan berskala biasa bermunculan di universitas negeri maupun swasta di berbagai daerah. Pada 9 Februari 1998 internal Senat Mahasiswa Universitas Indonesia terpanggil untuk merespon situasi ekonomi yang terus memburuk terkait harga-harga yang terkendali. Kondisi yang terus menekan rakyat

MELURUSKAN JALAN SEJARAH

49P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

memicu Ikatan Alumni UI (Iluni UI) mengekspresikan keprihatinan yang mendalam pada 26 Februari di Salemba.

Tuntutan “reformasi,” pelan namun pasti, mulai menggema bahkan diterjemahkan dalam bentuk konsep-konsep. Sekitar 20 mahasiswa yang berasal dari wakil-wakil mahasiswa Universitas Indonesia, menyampaikan konsep tersebut kepada Fraksi ABRI MPR pada 5 Maret 1998, berisi tuntutan reformasi politik dan ekonomi di Indonesia.

Pada hari yang sama berbagai aksi susulan mahasiswa selanjutnya terjadi di Universitas Gajah Mada, mahasiswa beserta para dosen menggelar aksi keprihatinan. Situasi ekonomi yang semakin mencekik menghasilkan beberapa tuntutan yaitu tersedianya bahan kebutuhan pokok sehari-hari dengan harga terjangkau, lapangan kerja yang layak, dan perlakuan adil bagi ekonomi rakyat.1 Aksi demonstrasi terus merembet ke Solo pada 23 Maret 1998 tepatnya di Universitas 11 Maret, menghasilkan bentrok mahasiswa melawan aparat 25 orang luka parah. Yogya kian memanas dan memuncak pada 3 April 1998.

Krisis ekonomi waktu itu menyebabkan depresi nilai rupiah terhadap dolar berdampak luas. Kelangkaan kebutuhan pokok dan kondisi Rupiah dari kisaran Rp 7000, Rp 8000 hingga 7 Mei nilai tukar Rupiah atas dolar merangkak pada angka Rp.9.650 menambah bara api kegeraman mahasiswa dan rakyat ditambah dengan melonjaknya kenaikan BBM, tarif listrik, angkot, dan sebagainya.2

Kran kebebasan berfikir dan berbicara yang disumbat selama 32 tahun, mulai diluapkan dengan lepas dan bebas seolah

MELURUSKAN JALAN SEJARAH

50 P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

menemukan momentumnya untuk kemudian meledak dan

dirayakan oleh mereka yang merasa terpasung dan bungkam

selama 32 tahun lamanya.

Tragedi Trisakti Sebagai Gerbang Reformasi

Mei 1998 adalah bulan bersejarah bagi Indonesia

sebab berada di ambang perubahan. Peristiwa penembakan

mahasiswa Universitas Trisakti pada 12 Mei 1998 menjadi pemicu

rangkaian amarah rakyat yang sulit diredam. Letupan emosi yang

diterjemahkan melalui pembakaran, penjarahan, dan kerusuhan

di Jakarta dan kota-kota lain.

Tragedi Trisakti tersebut pecah pada Selasa 12 Mei pukul

17:10. Aksi demonstrasi mahasiswa Trisakti tiba-tiba mencekam

saat terdengar tembakan dari arah belakang barisan mahasiswa,

yang akhirnya menelan 4 mahasiswa dinyatakan meninggal,

mereka adalah Elang Mulia, Heri Hartanto, Hendriawan, dan

Hafidin Alifidin Royan.

Peristiwa yang justru menambah ketegangan nasional

tersebut menyita perhatian publik termasuk para tokoh

masyarkat di antaranya, Amien Rais, Megawati, Rendra, Ali Sadikin

dan Emil Salim. Belasungkawa terus berdatangan. Pangdam Jaya,

Mayjen TNI Sjafrie Sjamsoedin, didampingi Kasdam, Brigjen TNI

Sudi Silalahi, dan Kolonel Hendarji tiba di Gedung Sjarif Thajeb

di Kampus Trisakti. Wafatnya 4 mahasiswa tersebut memicu aksi

susulan di berbagai kampus-kampus di Jakarta dan di bebagai

daerah.3

MELURUSKAN JALAN SEJARAH

51P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

Sampai detik ini pertanyaan-pertanyaan terkait mengapa

aparat memuntahkan peluru tajam? Atas perintah siapa? Siapa

yang bertanggung jawab? Tragedi tersebut masih menjadi

misteri, sehingga menuntut pelurusan sejarah agar tak ada

pengaburan data kelak. Peristiwa Trisakti merupakan titik balik

penting dalam sejarah Indonesia kontemporer.

Setelah kejadian yang merenggut nyawa mahasiswa

tersebut, isu-isu tak sedap di kalangan internal elit meliter

menjadi liar dan mudah dikonsumsi publik. Rumor yang semakin

berkembang tersebut memunculkan dua nama petinggi militer

untuk kemudian menjadi kambing hitam maupun dalang di

balik tragedi tersebut. Nama pertama adalah Wiranto yang

manuvernya dicurigai untuk memukul mundur Soeharto

sehingga bisa dengan mudah menyingkirkan Prabowo dari ABRI.

Cerita lain seputar tindak-tanduk elit militer adalah,

justru Prabowo lah yang menjadi dalang kerusuhan untuk

menggulingkan Soeharto. Sejak setelah mundurnya Soeharto,

kecurigaan gerakan pejabat tinggi militer semakin santer

utamanya mengarah pada Letjen Prabowo beserta pasukannya

yang dianggap mengepung kediaman Presiden Habibie. Bahwa

Prabowo hendak mengambil alih kekuasaan dari tangan Habibie.4

Tetapi ada juga yang menilai kerusuhan tersebut

direncanakan oleh Jenderal Wiranto . Hal ini diceritakan oleh

Mayor Jenderal (Mayjen) Kivlan Zein dalam bukunya bertajuk

‘Konflik dan Integrasi TNI-AD’. Betulkah demikian?

MELURUSKAN JALAN SEJARAH

52 P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

Reaksi Prabowo Saat Pecah Tragedi Trisakti

Beredarnya kabar beberapa mahasiswa tertembak selama

demonstrasi di Universitas Trisakti sangat membuat Prabowo

terkejut. Pada 12 Mei 1998 Prabowo dikagetkan berita tersebut

saat menerima panggilan telepon soal penembakan mahasiswa.

Tanpa perintah Kapolres selaku pemegang komando, kata

Wiranto, Pasukan PHH mengeluarkan tembakan ke atas dan

disusul tembakan lainnya,

“Saya merasa sangat sedih, kesal dan menyesal, semuanya menggumpal menjadi satu,” kata Wiranto.5

Reaksi pertama Pangkostrad Prabowo spontan ketika mendengar kabar itu sebagai mana dikutip dari Asiaweek,

“Ya, Tuhan, ini bodoh”

Tanpa buang waktu saat kondisi yang sangat darurat waktu itu, Prabowo langsung beranjak pergi ke markas besarnya di Medan Merdeka, yang hanya terletak di samping markas garnisun. Sebagai Panglima Kostrad, tugas Prabowo adalah menyediakan anak buah dan peralatan. Prabowo langsung memanggil pasukan dan menyiagakan mereka. Prabowo menegaskan,

“Pasukan ini selalu di bawah kendali operasional dari komandan garnisun. Itulah sistem kami. Saya pada dasarnya hanya

berkapasitas sebagai pemberi saran. Saya tidak mempunyai wewenang.”

MELURUSKAN JALAN SEJARAH

53P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

Prabowo kembali ke rumah setelah tengah malam, tetapi kembali ke markas Kostrad pagi-pagi esok harinya, 13 Mei. Ketika perusuh mulai merampok dan membakar gedung-gedung, Prabowo menghabiskan waktu seharian untuk memikirkan cara bagaimana menggerakkan dan menampung batalion-batalionnya.6

Wajah Jakarta carut-marut. Aksi bakar-bakar, penjarah, pemerkosaan dan rentetan aksi kekerasan lainnya semakin telanjang diliput media nasional dan internasional. Kasum ABRI Letjen Fachrul Rozi berkoordinasi dengan Mayjen Kivlan Zein, kepala staf Kostrad, pada Rabu 13 Mei sekitar pukul 21.00, untuk memastikan pasukannya tetap dalam komando untuk tidak menggerakkan pasukannya.

Tanpa ragu Mayjen Kivlan Zein meyakinkan bahwa Kostrad

tetap berada dalam komando untuk tidak menggerakkan

pasukannya, namun dalam kondisi siap siaga bergerak jika

Kodam Jaya membutuhkan bantuan. Mayjen Sjafrie sebagai

Pangdam Jaya yang tahu persis kondisi Ibu Kota saat itu sehingga

langsung berkoordinasi ke Kostrad untuk meminta pasukan,

Kostradpun langsung mengamini tanpa ragu sebab kondisi

menuntut demikian.

Hal yang paling aneh dan tak masuk akal saat itu adalah ketika Mabes ABRI tidak bersedia memberikan angkutan Hercules untuk mengangkut pasukan Kostrad dari Jawa Timur dan Makassar menuju Jakarta.

Tanpa buang waktu pada saat aksi demonstrasi semakin liar dan melebar, Kostrad mengabil inisiatif dengan mencarter

MELURUSKAN JALAN SEJARAH

54 P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

pesawat milik Mandala dan pesawat milik Garuda di Surabaya untuk mengangkut pasukan dengan biaya sendiri.7

Terkait hal tersebut, Kivlan Zein tanpa ragu membeberkan kekeliruan yang dilakukan oleh Wiranto, yaitu dengan tidak memberikan izin Mabes ABRI untuk meminjamkan pesawat Hercules untuk membawa pasukan Kostrad dari Jawa Timur dan Makassar ke Jakarta.

“Karena Mayjen Sjafrie Sjamsoeddin sebagai

Pangdam Jaya kekurangan pasukan dan meminta ke

Kostrad, maka Kostrad menyiapkan pasukan tersebut”

Prabowo menyewa pesawat milik Mandala di Makassar dan

pesawat milik Garuda di Surabaya Karena tidak mendapatkan

ijin dari Mabes ABRI, dengan biaya pribadi, sebab kondisi

Jakarta benar-benar tak terkendali dan sangat mendesak.

Pasukan inilah yang dinilai Habibie sebagai pasukan liar dan bisa

membahayakan. Sejumlah kalangan bahkan menuding Prabowo

hendak melakukan kudeta.

Kivlan, mencatat setidaknya ada dua kekeliruan Wiranto

selama menjadi Jenderal. Pertama adalah meninggalkan

tempat dalam keadaan gawat dan tidak menggunakan pasukan

cadangan di saat genting.

Menilai Wiranto tidak bertanggung jawab, maka beberapa

pihak memutuskan untuk bertemu dengan Prabowo di Markas

Kostrad pada malam harinya. Setiawan Djodi, Adnan Buyung

Nasution, Bambang Widjoyanto, Willibrordus Surendra Broto

Rendra yang kerap disapa WS Rendra, Fahmi Idris, Maher Algadri,

MELURUSKAN JALAN SEJARAH

55P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

Hashim Djojohadikusumo, Amran Nasution, Din Syamsuddin ,

Fadli Zon , Amidhan, Iqbal Assegraf, Hajriyanto Thohari, Kolonel

Adityawarman dan Kivlan sendiri.

Kehadiran mereka, kata Kivlan lebih lanjut, untuk meminta Prabowo mengambil alih keamanan, seperti yang dilakukan oleh mertuanya, Soeharto pada tahun 1965 yang saat itu menjabat sebagai Panglima Kostrad. Namun permintaan itu tidak langsung disetujui oleh Prabowo. Sebabnya, dia menilai situasi tahun 1965 dan 1998 sangat berbeda.

“Masih ada Panglima ABRI Jenderal Wiranto , KSAD Jenderal Subagyo HS, Wakil KSAD Letjen Sugiono.

Panglima Kostrad berada pada level ke-empat,” terang Kivlan.8

Bahkan jauh sebelum Tragedi Trisakti bergulir, saat situasi semakin genting dan mengarah pada 12 Mei 1998, Panglima TNI Wiranto tidak memerintahkan pasukan untuk berada di Jakarta. Atas permintaan Pangdam Jaya yang mendapat perintah dari Mabes ABRI, Pangkostrad Prabowo kemudian membantu pengamanan Ibu Kota.9

Kamis tanggal 14 Mei, Prabowo tetap bolak-balik ke Markas Besar Kostrad untuk tetap berkoordinasi dengan Syafrie Pangdam Jaya saat itu, terus mensurvei bagian barat kota dengan helikopter. Prabowo menerima ajakan Syafrie untuk bergabung. Sambil menyaksikan hari kedua kerusuhan dari langit yang berasap, Prabowo tak habis pikir.

“Mengapa terdapat begitu sedikit tentara di sekitarnya?” kata Prabowo Kepada Asiaweek.

MELURUSKAN JALAN SEJARAH

56 P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

Tengah malam, Prabowo ditelepon sekretarisnya. Buyung Nasution dan sekelompok tokoh dari berbagai latar belakang ingin menemuinya. Untuk menanyakan apa sebenarnya yang terjadi. Dalam perjalanan kembali menuju markas Kostrad, Prabowo memperhatikan bahwa urat nadi bisnis utama Jakarta kelihatan tak terkawal. Dia bertemu komandan garnisun.

“Saya berkata: Syafrie, di Jalan Thamrin tidak ada tentara. Dia meyakinkan saya bahwa ada cukup tentara. Dia meminta saya

ikut, dan kami memeriksanya.”

Prabowo menyarankan untuk mengambil separuh dari 16 kendaraan lapis baja yang sedang menjaga Kementerian Pertahanan dan mengirim mereka ke Jalan Thamrin. Hal itu dilaksanakan.10

Prabowo di Sini, Wiranto di Sana

Jakarta kala itu sangat mencekam dan terus dalam kondisi penuh ketegangan. Tragedi Trisakti 12 Mei 1998 dibarengi kerusuhan massa yang lebih dahsyat pada 13-15 Mei 1998.

Beberapa pihak menuding Wiranto tidak serius menanganinya

pada saat ia memegang kekuatan TNI dan Polri, sebagai Panglima

ABRI.

Anehnya pada tanggal 14 Mei 1998 Wiranto tetap

berangkat ke Malang untuk menjadi inspektur upacara serah

terima tanggung jawab Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC),

meski Prabowo telah menyarankan agar Wiranto membatalkan

acaranya ke Malang. Cukup Kepala Staf Umum saja yang

ditugaskan.

MELURUSKAN JALAN SEJARAH

57P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

Kesimpulan Prabowo, ini berarti ada sikap pembiaran

begitu saja dan kerusuhan tak ditangani. Wiranto cuci tangan.

Jakarta seperti hutan rimba dan dibiarkan kosong sebab Soeharto

sedang di luar negeri.

Hal yang menarik adalah pembelaan Wiranto, dalam buku

Bersaksi di Tengah Badai, (2003)10 bahwa acara serah terima

Komando Pengendalian PPRC itu sudah lama diagendakan.

Kehadiran Pangab Jenderal Wiranto pada upacara itu juga

atas permintaan “Pangkostrad Letjen Prabowo”. Mengenai

keharusan ada di Jakarta, Wiranto berpendapat bahwa di zaman

teknologi maju, seorang Panglima bisa memberi komando dan

pengendalian dari mana saja, dari jarak yang jauh sekalipun.11

Siapapun tidak bisa menyangkal bahwa zaman sudah

maju dan Wiranto memiliki wewenang memberikan komando

dari mana saja. Namun, pertanyaan yang harus dijawab adalah,

bukankah kejadian penembakan di Kampus Trisakti adalah soal

koordinasi, profesionalisme, dan komando bahkan saat semua

petinggi militer berada di Jakarta. Waktu itu para petinggi militer

di Ibu Kota, dan keberadaan mereka di jantung huru-hara Ibu

Kota sama sekali tidak menjamin pasukan berada di dalam satu

komando, apa lagi jika perintah ataupun komando diberikan dari

jarak yang jauh atau lintas provinsi.

Banyak pihak menilai sebenarnya acara tersebut adalah

acara rutin yang bisa diwakilkan. Bahkan untuk serah terima

Pangkostrad saja Wiranto bisa beralangan hadir, apalagi pada

tanggal 13 Mei malam Wiranto memimpin rapat Garnisun Jakarta

MELURUSKAN JALAN SEJARAH

58 P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

untuk menanyakan situasi terakhir. Bahkan Pangkostrad Prabowo

saat itu sudah menunjuk Kasum TNI Fahrur Razi untuk menjadi

Inspektur upacara di Malang. Namun kemudian diambil alih oleh

Wiranto. Kepergian Wiranto ke Malang tidak sendirian dengan

mengajak para komandan seperti Danjen Kopassus, Komandan

Marinir, dan lain-lain.

Saat situasi semakin genting dan mengarah pada 12 Mei

1998, Panglima TNI Wiranto tidak memerintahkan pasukan

untuk berada di Jakarta. Atas permintaan Pangdam Jaya yang

mendapat perintah dari Mabes ABRI, Pangkostrad Pabowo

kemudian membantu pengamanan Ibu Kota.

Beberapa pihak menilai Wiranto tidak memiliki iktikad

baik untuk mencegah terjadinya bentrok dan kerusuhan. Bahkan

kubu Wiranto melempar kesalahan kepada Prabowo yang

dianggap mengakibatkan kerusuhan.

Pertanyaan publik terkait siapa yang bertanggung

jawab semakin kencang. Bukankah Wiranto mengadakan rapat

Garnisun pada tanggal 13 Mei 1998 soal perkembangan situasi

terakhir? Tidakkah Badan Intelijen, ABRI, Zaki Anwar Makarim,

melaporkan kondisi darurat Jakarta? Untuk apa Pam Swakarsa,

yang direncanakan sebagai perlawanan sipil terhadap pendemo,

dibentuk? Selanjutnya Pam Swakarsa dicurigai sebagai salah satu

sebab kerusuhan Mei, bahkan mantan Ka Staf Kostrad Kivlan

Zein bersaksi bahwa dialah yang diperintahkan Wiranto untuk

membentuk Pam Swakarsa. 12

MELURUSKAN JALAN SEJARAH

59P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

Dimusuhi Cendana

“Ada seni intrik istana yang sudah berakar ribuan

tahun. Anda berbisik dengan sangat hati-hati,

dan meracuni pikiran seseorang. Saya mencoba

memberikan informasi, tetapi saya justru dianggap

ikut campur. Ada orang yang meracuni pikirannya

(Soeharto): bahwa menantunya ada di sana hanya

untuk merebut kekuasaan.” (Prabowo, Asiaweek

2000)

Kemampuan Gerindra untuk membangun koalisi “Tenda Besar” pada pemilu 2014 tentunya tidak lepas dari sosok Prabowo Subianto. Koalisi tenda besar tersebut adalah cermin dari pribadi Prabowo sendiri sebagai sosok yang mau bersilaturrahmi, aktif menjalin komunikasi, dinamis dan cerdas memahami orang lain.

Sikap yang demikian juga terlihat dalam diri Prabowo pada saat ia menjabat Pangkostrad. Sejarah merekam bagaimana Prabowo turun gunung bertemu Amien Rais, Gus Dur, Adnan Buyung Nasution, Bambang Widjojanto, WS Rendra, Fahmi Idris Setiawan Djody dan tokoh-tokoh lainnya untuk membicarakan kondisi Ibu Kota.

Pertemuan-pertemuan dengan para tokoh yang kritis terhadap Soeharto. Terhadap sikap mereka yang kritis tersebut, Prabowo mengatakan bahwa jika rakyat menginginkan mundur, maka Soeharto pasti akan bersedia mundur “asalkan secara konstitusional.” Dari sinilah kemudian Prabowo dituduh merencanakan kudeta terhadap Soeharto.

MELURUSKAN JALAN SEJARAH

60 P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

Bahkan lebih dari itu, beberapa bulan kemudian Tim

Gabungan Pencari Fakta (TGPF) melakukan penyelidikan terkait

pertemuan Prabowo dengan para tokoh yang kritis terhadap

Soeharto, yang kemudian disimpulkan sebagai rapat “makar.”13

Ketidaksukaan Soeharto terhadap Prabowo terbukti saat ia bertemu Prabowo di Bandara Halim. Pada saat itu, kerusuhan

yang semakin liar mendorong Soeharto mempercepat pulang

ke Tanah Air dan tiba di Halim Perdanakusuma, Jumat 15 Mei

dini hari. Dalam perjalanan pulang, ia mengeluarkan pernyataan

yang mengisaratkan dirinya bersedia mundur kalau rakyat

menghendaki. Presiden Soeharto bersama Panglima ABRI

Jenderal Wiranto dalam perjalanan menuju kediaman Soeharto

di Cendana. Nasib sial menimpa Letjen Prabowo saat mertuanya

itu bermuka masam kepada menantunya.14

Mencegah Bentrok Bersama Amien

Saat kondisi Jakarta carut-marut utamanya setelah Tragedi

Trisakti, Prabowo tak segan menemui tokoh reformasi yaitu

Amien Rais “sang pengendali massa dan mahasiswa”. Kondisi

semakin tak terkendali sehingga Prabawo menemui Amien Senin

18 Mei 1998 sekitar pukul 16.00 di Hotel Regent dalam upaya

menjelaskan kondisi dan berdiskusi dengan Amien Rais agar

pengerahan massa besar-besaran (people power) di Monas tidak

dilakukan karena berbahaya. Tidak hanya itu mereka sepakat

dan mendukung sepenuhnya bahwa reformasi harus berjalan

dengan mengacu pada konstitusi.

MELURUSKAN JALAN SEJARAH

61P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

Setelah berdiskusi dengan Amien Rais yang dikenal

dengan “Pahlawan Reformasi,” tanpa buang waktu langsung

malam harinya menuju Cendana dengan membawa kabar baik

setelah sepakat dengan Amien untuk tidak mengerahkan massa,

dan mungkin berharap bisa membuat tersenyum Presiden.15

Tanpa sengaja Prabowo melihat Wiranto di Cendana. Saat itu santer terdengar informasi, bahwa putra-putri Soeharto akan bereaksi dengan menempuh jalan kekerasan apabila mahasiswa terus memukul mundur Soeharto.16 Membawa kabar baik namun tiba-tiba seolah ditampar dengan pernyataan yang justru mempersulit keadaan.

Dalam suasana tegang putri Soehato, Tutut, dalam suatu kesempatan berdialog dengan Prabowo. Dialog keduanya disampaikan Prabowo kepada Asiaweek. Saat itu Tutut menanyakan apa yang harus dilakukan untuk mempertahankan kekuasaan Soeharto.

“Saran Saya” tegas Prabowo, “kita harus mengganti Wiranto atau memaklumatkan darurat perang.” “Tapi

Pak Harto Tidak Menginginkannya.” “Lalu apa ada cara lain?”

Kemudian Tutut bertanya apa yang akan terjadi jika ayahnya mundur. Prabowo menjawab,

“Sesuai UUD 1945, Habibie menggantikannya.”17

Tekanan mundur terhadap Soeharto semakin kencang. Loyalitas sipil kian rontok. Terbukti pada Senin, 18 Mei 1998 sore hari Harmoko meminta Presiden mengundurkan diri. Pernyataan

MELURUSKAN JALAN SEJARAH

62 P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

Harmoko tersebut semakin mempertegas tuntutan mundur Soeharto. Kapasitasnya sebagai ketua DPR/MPR, Harmoko tahu persis kondisi demonstran yang berdiam di gedung DPR di mana ia berkantor setiap hari.

Artinya pendapat Prabowo dan Harmoko serupa tapi tak sama. Prabowo sebagai prajurit memberikan pilihan yaitu “jalan kekerasan” sebab amarah rakyat semakin menjadi-jadi, atau mempersilahkan B. J. Habibie sesuai konstitusi menggantikannya. Prabowo mengatakan apa yang harus dikatakan tanpa rasa takut dan ditutup tutupi.

Namun keadaan semakin runyam ABRI membantah pernyataan Harmoko dan langsung disambut dengan dikeluarkannya Inpres No. 16/1998 yang memberikan kewenangan untuk mengambil alih segala tindakan yang dianggap perlu guna mengatasi kekacauan. Menempatkan militer sebagai pemegang mandat kekuasaan pemerintahan. Alhasil, Inpres 16/1998 diberikan kepada Pangab Jenderal Wiranto sebagai sosok yang dipercayai. Terkait Inpres tersebut Sintong mengkritisi sikap Wiranto, menurutnya sikap Wiranto tidak jelas yang mestinya dengan Impres tersebut Wiranto menghimpun seluruh potensi Angkatan Bersenjata dan memimpin mereka menjamin stabilitas keamanan dan ketertiban.18

Akhirnya Presiden Soehato menyatakan mengundurkan diri pada Kamis 21 Mei 1998

MELURUSKAN JALAN SEJARAH

63P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

“Saya seorang yang beragama. Tuhan Maha Tahu. Saya cinta negeri ini. Saya orang yang menghargai kemanusiaan. Demi Allah, saya tidak serendah itu”

PETIKAN KALIMAT di atas adalah tanggapan Prabowo saat wawancara yang dimuat oleh Majalah Detak. Prabowo Subianto dicecar seputar peristiwa penculikan, termasuk pertanyaan, akankah Prabowo diam dan membiarkan prasangka-prasangka buruk terhadap dirinya menjadi liar dikonsumsi publik? Prabowo hanya menegaskan, biarlah bajak-membajak opini publik terjadi, dirinya hanya ingin dikenal sebagai seorang “prajurit.”

Kata “prajurit” yang terlontar dari lidah Prabowo tentu memiliki makna yang mendalam, mengandung arti kesetiaan terhadap bangsa dan daya tolak keras terhadap penghianatan terhadap Ibu Pertiwi. Ia menegaskan,

“Biarkan saja orang berburuk sangka pada saya. Bersikap pasrah pada Sang Pencipta membuat saya

tenang. Apalah arti pangkat dan jabatan. Saya seorang prajurit yang mengabdi kepada bangsa dan

negara Indonesia. Bila harus, nyawa saya pun siap saya serahkan untuk Ibu Pertiwi.”

PRABOWO, PENCULIK ATAU TUMBAL ELIT MILITER

MELURUSKAN JALAN SEJARAH

64 P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

Pertanyaan penting saat wawancara tersebut adalah ketika Prabowo ditanyai tentang “harapan” ke depan menyangkut dirinya. Namun lagi-lagi Prabowo menginginkan agar masyarakat tahu bahwa dirinya seorang “prajurit TNI.” Prabowo tidak meresponsnya melalui jawaban-jawaban dengan menyalahkan orang lain seperti, karakter saya dibunuh, karir saya dihancurkan, saya disingkirkan, dikhianati atau sejenis curhat lainnya, melainkan lagi-lagi dijawab dengan menekankan kata “prajurit.”

“Harapan saya agar masyarakat tahu; saya ini seorang prajurit TNI. Saya rasa itu saja1”

Konsistensi jawaban sejak dari awal mula pernyataan terucap dari lidah Prabowo Subianto yaitu dimulai dari “Saya Beragama, Tuhan Maha Tahu,” berlanjut ke “Cinta Negeri” kemudian “Kemanusiaan” ditutup dengan kata “Prajurit” seolah menjadi inti dari sikap dan pengertian dari kata “Prajurit” yang dia pahami.

Prabowo Subianto seolah ingin menegaskan bahwa, prajurit adalah mereka yang bertuhan, memiliki rasa cinta negeri yang kuat termasuk aset-aset di dalamnya, yaitu Tanah Air dan rakyat, yang kemudian membentuk pribadi Prabowo menjadi “Manusia Berjiwa Pasal 33” saat terjun ke dunia politik. Tanpa henti-henti, dimanapun berkampanye, Prabowo terus menggemakan cita-cita menggelora bahwa, Tanah Air yang dikandung Ibu Pertiwi sepenuhnya diperuntukkan untuk “Rakyat,” tanpa bosan-bosan Prabowo menyuarakan pasal tersebut. Jika kekayaan yang terkandung di bumi Indonesia adalah untuk rakyat, lalu bernarkah Prabowo membunuh rakyat? Dari konsistensi ucapan ataupun perkataan yang ia lontarkan tentunya direkam publik,

MELURUSKAN JALAN SEJARAH

65P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

baik sejak sebelum ataupun pasca reformasi yang berlangsung paralel, lurus dan tidak ada yang berubah.

Rakyat nyatanya tidak menutup mata dan telinga. Mereka tentu terheran-heran melihat fakta bahwa para korban penculikan seperti Pius Lustrilanang, Desmon J. Mahesa, Haryanto Taslam dan Rusdian maju bersama Prabowo membesarkan Gerindra.2

Dari Korban Hingga Elit

Beberapa aktivis hilang secara misterius pada 27 April 1998. Pius Lustrilanang memberi kesaksian tentang penculikan dan dua bulan penahanannya. Hal tersebut adalah laporan pertama dari banyak laporan oleh para aktivis yang diculik. Selama interogasinya, Lustrilanang mengatakan, dia telah disetrum dengan aliran listrik dan dibenamkan ke dalam air. Walau Wiranto menyangkal bahwa penculikan itu adalah kebijakan, muncul kecurigaan umum yang diarahkan pada tubuh militer, khususnya Kopassus, yang masih identik dengan Prabowo, meskipun dia tidak lagi bersatu dengan unit tersebut.3

Dalam kesaksiannya, Mayor Jenderal (Purn) Kivlan Zein, saksi hidup, pelaku sejarah sebab ia menjabat sebagai Kakostrad pada 1998 saat Letjen Prabowo Subianto menjabat Pangkostrad, menyatakan tahu persis di mana 13 aktivis itu ‘dihilangkan’.

Tanpa ragu Kivlan menegaskan, “Tempatnya Saya tahu dimana, ditembak, dibuang,” tegas Kivlan kepada pemirsa TVOne yang dipandu oleh Alfito Deannova. Bahkan lebih dari itu, Kivlan menyatakan bersedia menjadi saksi jika nantinya disusun panitia untuk menginvestigasi kasus hilangnya 13 aktivis tersebut. “Kalau

MELURUSKAN JALAN SEJARAH

66 P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

nanti disusun nanti suatu panitia, saya akan berbicara ke mana ke-13 orang itu hilangnya, dan di mana dibuangnya.”

Sedangkan Prabowo Subianto menurut Kivlan tidak terlibat kasus penculikan 13 orang tersebut sebagaimana tudingan LSM, bahkan ia tahu di mana Wiji Thukul dan aktivis lainnya dihilangkan. Prabowo menurutnya hanya melakukan tindakan pengamanan terahadap 9 aktivis yang kini sudah kembali. Bahkan sebagian dari mereka bergabung dengan Prabowo di Gerindra.

Apa yang dilakukan Prabowo saat itu, lanjut Kivlan, untuk menghindari gangguan keamanan sebelum sidang umum MPR 1998. Adapun nasib tiga belas aktivis yang keberadaannya belum jelas hingga kini, mereka adalah Wiji Thukul, Petrus Bima Anugrah, Herman Hendrawan, Suyat, Yani Afri, Sonny, Dedi Hamdun, Noval Al Katiri, Ismail, Ucok Siahaan, Hendra Hambali, Yadin Muhidin dan Abdun Nasser, Kivlan menuding adanya operasi sampingan yang bergerak. Kivlan mengatakan,

“Di mana-mana operasi militer itu dilakukan ada yang namanya double agent.”

Hal terpenting dari pernyataan Kivlan adalah ketika dia menyatakan tahu siapa di balik operasi sampingan intelijen tersebut. Tanpa ragu ia menyatakan,

“Operasi sampingan intelijen (double agent )(oleh) lawan kepada Prabowo, saya tahu benar siapa lawan

Prabowo.”4

Senada dengan apa yang dinyatakan Kivlan Zein, Letjen Prabowo Subianto sebagai mantan Pangkostrad telah memberikan kesaksian di hadapan Dewan Kehormatan Perwira

MELURUSKAN JALAN SEJARAH

67P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

(DKP) terkait penculikan aktivis pro-demokrasi tersebut. Ia

mengatakan tidak mengetahui pihak yang menculik tiga belas

orang lainnya. Dengan demikian, berarti ada pihak lain di luar

dirinya yang turut “bermain” dan belum terungkap.5

Saat itu, aktivis yang berada dalam daftar ‘aktivis radikal’

adalah aktivis Partai Rakyat Demokratik (PRD). Prabowo sendiri

mengatakan tidak ada perintah untuk menculik, melainkan

operasi untuk “mengamankan” aktivis radikal tersebut. Saat itu

jelang Sidang Umum MPR 1998 sedangkan negara terus dihantui

ancaman bom di mana-mana. Kabar yang beredar, bukan hanya

Prabowo saja yang menerima daftar para aktivis tersebut, KASAD

Jenderal Wiranto dan Pangab saat itu, Jenderal Feisal Tanjung,

juga menerima daftar serupa.6

Kekhawatiran atas peningkatan kegiatan aktivis radikal

tersebut mendorong Tim Mawar (satuan khusus yang dipimpin

Oleh Mayor Inf. Bambang Kristiono, Komandan Peleton 42

Kopassus) untuk mengamankan Sidang Umum tersebut.

Tim Mawar dan Putusan Mahkamah Militer

Sidang Mahkamah Militer Tinggi (Mahmiliti) pada

Selasa, 6 April 1999 berhasil menyedot perhatian publik.

Ruang sidang Mahmiliti II di Jakarta Timur dipadati ratusan

pengunjung. Masyarakat tentunya sangat menunggu

putusan majelis hakim yang akan membacakan vonis

terhadap 11 terdakwah yang seluruhnya prajurit

Komando Pasukan Khusus (Kopasus) TNI Angkatan Darat.

MELURUSKAN JALAN SEJARAH

68 P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

Putusan pidana atas perkara nomor PUT.25-16/K-AD/

MMT-II/IV/19 pun akhirnya bergulir dengan menelan waktu

selama tujuh jam, dengan dibaca bergantian oleh Ketua Majelis

Hakim Kolonel (CHK) Susanto, dengan anggota Kolonel (CHK)

Zainuddin dan Kolonel CHK (K) Yamini. Dalam amar putusannya,

majelis hakim menyatakan, “para terdakwa terbukti secara sah

dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana merampas

kemerdekaan aktivis politik sesuai ketentuan pasal 333 KUHP.”

Hasilnya, Komandan Tim Mawar, Mayor Inf. Bambang

Kristiono divonis hukuman 22 bulan penjara, bahkan ia dipecat

sebagai anggota ABRI. Adapun terdakwah lainnya, yaitu

Kapten Inf. FS Multhazar sebagai Wakil Komandan Tim Mawar,

Kapten Inf. Nugroho Sulistyo Budi, Kapten Inf. Yulius Selvanus,

dan Kapten Inf. Untung Budi Hartono, masing-masing divonis

hukuman 20 bulan penjara dan dipecat dari keanggotaan ABRI.

Sidang Mahkamah Militer II Jakarta Timur tersebut

merupakan rentetan ataupun “serial lanjutan” dari pengungkapan

kasus perampasan kemerdekaan yang menimpa para aktivis politik,

setelah 10 bulan sebelumnya, Agustus 1998, Mabes ABRI sudah

terlebih dahulu membentuk Dewan Kehormatan Perwira (DKP). 7

Kesaksian Bambang pada sidang Mahkamah

Militer Tinggi II berlangsung di Jakarta 23 Februari 1999,

Bambang mengaku sebetulnya merasa marah dijadikan

tumbal oleh para petinggi ABRI yang pasti mengetahui

operasi penculikan tersebut. Bambang menegasakan,

“Jenderal Wiranto meskipun tidak terlibat tapi beliau mengetahui.”

MELURUSKAN JALAN SEJARAH

69P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

DKP dan Kesaksian Komadan Tim Mawar

Ada beberapa pertanyaan terkait independensi

DKP? Pertanyaan-pertanyaan tersebut secara perlahan

mulai menemukan jawabannya. Pilpres yang tidak lama lagi

akan digelar pada 9 Juli 2014, seakan mulai memberikan

jawaban. Ada beberapa nama anggota Dewan Kehormatan

Perwira (DKP) yang kembali muncul ke publik yaitu

(Letjen) Agum Gumelar dan Facrul Razi jelang Pilpres.

Sedangkan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono

memilih bersikap arif untuk tidak terjebak pada konflik elit

militer yang kembali mencuat ke ruang publik. Pertanyaannya

adalah, mengapa Presiden, sebagai anggota DKP saat itu, tidak

mau terlibat pada perdebatan tersebut? Bukankah semuanya

akan menjadi jelas? Bahkan ia bersedia menemui dan menerima

Prabowo berkali-kali di istana negara. Atau jangan-jangan ada

muatan politis dalam DKP tersebut, yaitu ingin merebut simpati

publik dengan cara mengajukan sejumlah oknum Kopassus dan

menjatuhi mereka hukuman untuk memuaskan tuntutan publik.

Dalam sidang DKP tersebut, sebagaimana sudah beredar

di berbagai media massa, Prabowo menyatakan siap bertanggung

jawab apabila ada anak buahnya melakukan kesalahan. Sikap

demikian persis dengan apa yang menjadi prinsip Prabowo yaitu,

“Tidak ada prajurit yang salah, hanya ada komandan yang salah.”

Sikap ksatria tersebut membuat Bambang

Kristiono dan anak buahnya di Tim Mawar tersentak kaget

MELURUSKAN JALAN SEJARAH

70 P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

mendengar pernyataan mantan Danjen di kesatuannya

itu. Bambang beserta anak buahnya mengaku terpukul dan

dihantui perasaan bersalah. Ia masih ingat ketika Prabowo

meminta dirinya dan seluruh anggota Tim Mawar untuk

menimpakan semua kesalahan kepada sang Jenderal,

“Selain dimaksudkan sebagai wujud tanggung jawab

seorang pemimpin, Beliau (Prabowo) sekaligus ingin

melindungi kami - anak-anak buahnya- dari jerat

hukum, “ tegas Bambang.

Bambang beserta anak buahnya merasa menyesal dan

berbuat zalim, karena membiarkan pimpinan mengambil alih

sesuatu yang tidak ia perintahkan.

“Kami merasa tidak adil menimpakan kesalahan yang

kami perbuat kepada beliau. Operasi yang mengarah

pada perampasan kemerdekaan terhadap sembilan

politik itu murni inisiatif saya,” kata Bambang.

Akhirnya, kepada majelis hakim, Bambang Kristiono dkk

juga menegaskan, semua aktivitas Tim Mawar tidak diketahui

dan tidak melibatkan atasan mereka di Kopassus.

“Kami bertanggung jawab terhadap apa yang

kami lakukan. Tidak ada pula korban perampasan

kemerdekaan di luar sembilan orang yang sudah kami

bebaskan itu,” tegas Bambang. 8

MELURUSKAN JALAN SEJARAH

71P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

Terkait pengamanan Sidang Umum MPR waktu itu, Prabowo mengatakan bahwa perintah pengamanan itu tidak rahasia. Dari atasan sejumlah instansi, termasuk Kodam dilibatkan. Jelang Sidang Umum MPR 1998 kala itu ada kurang lebih 28 orang yang harus diamankan bukan diculik.

“Ketika DKP saya kemukakan bahwa pengamanan itu tidak rahasia. Mereka, para jenderal yang memeriksa saya pun tahu. Itu dari atasan dan sejumlah instansi,

termasuk Kodam dilibatkan,” tegas Prabowo.9

Mantan Pangkostrad tersebut juga menegaskan,

“Semua yang saya lakukan, saya lakukan atas pengetahuan atasan-atasan saya, dengan

persetujuan mereka dan berdasarkan perintah mereka. Mungkin saja tidak semua itu menurut garis

komando, sebab atasan-atasan saya suka bekerja melompat beberapa tingkat tetapi saya mengatakan

ini tanpa ragu-ragu.”10

Ayahanda Prabowo, Soemitro Djojohadikoesoemo, melihat adanya muatan politis dari manuver Wiranto membentuk DKP, yaitu ingin merebut simpati publik dengan cara mengajukan sejumlah oknum Kopassus dan menjatuhi mereka hukuman untuk memuaskan tuntutan publik,

“ Ketika kemudian penyelidikan atas kasus ini seakan-akan terhenti, dengan tanpa melacak lebih lanjut

ke tingkat yang lebih tinggi guna mencari tahu siapa yang memberikan perintah kepada Prabowo

MELURUSKAN JALAN SEJARAH

72 P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

maka publik segera sadar bahwa pengungkapan kasus penculikan semata-mata mempunyai sasaran

tunggal: yakni menggeser Prabowo,” tegasnya.11

Saat para petinggi atasan Prabowo menolak untuk

bertanggung jawab, dengan tegas, bahkan di depan Dewan

Kehormatan Perwira (DKP), Prabowo mengakui “kesalahannya”,

tetapi tak dapat menolak dia hanya menjalankan perintah,

sebagaimana diketahui seluruh rekannya. Atasan Prabowo,

mantan Pangab Faisal Tandjung, dan penggantinya, Wiranto,

sama-sama menolak bahwa perintah tersebut berasal dari mereka,

atau dari Panglima Tertinggi Soeharto. Prabowo menyatakan

dia tidak pernah menerima secara langsung keputusan dewan

kehormatan.

Prabowo mengatakan, penculikan itu adalah operasi

tunggal. “Saya curiga,” tuturnya, “tapi pada akhirnya, hal itu masih

dalam tanggung jawab saya.”

Menurut Kontras, setidaknya selusin aktivis masih hilang.

Lustrilanang mengatakan bahwa sedikitnya tiga di antara

mereka pernah ditahan bersamanya. Prabowo terkejut dengan

fakta ini, dan dia menambahkan tidak mengetahui nasib mereka

yang hilang. Dia tetap enggan mengungkapkan identitas yang

memberi perintah.

Fakta apapun di balik kerusuhan, prasangka yang bisa

dibuktikan dan cerita yang benar akan sangat bermanfaat.

“Setelah TGPF,” Munir dari Kontras, almarhum, menegaskan,

MELURUSKAN JALAN SEJARAH

73P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

“Apa yang berkembang adalah tak mungkin

menuduh Wiranto bertanggung jawab, walaupun

dalam hirarki dialah yang ada di puncak. Ini adalah

kemenangan politik Wiranto untuk meraih tiket

menuju rezim baru, padahal dirinya bagian tak

terpisahkan dari rezim lama yang tumbang.”

Di luar pendapat Munir di atas, sejumlah pengamat

militer beranggapan bahwa yang harus bertanggung jawab atas

kerusuhan Mei 1998 adalah Pangdam Jaya, kemudian Panglima

ABRI dan terakhir tentunya Presiden sebagai Panglima Tertinggi.

Akan tetapi mereka tak pernah dituntut untuk bertanggung

jawab atas tragedi tersebut karena secara politik mereka sedang

“tak tersentuh,” sebagaimana dikatakan almarhum Munir di atas

tadi:

“Ini adalah kemenangan politik Wiranto untuk meraih tiket

menuju rezim baru, padahal dirinya bagian tak terpisahkan dari

rezim lama yang tumbang.”

Bayangan bahwa Prabowo dianggap sebagai dalang di

balik berbagai kerusuhan, penculikan, dan penyalahgunaan

kekuasaan di berbagai bidang, semuanya kebanyakan muncul

setelah Soeharto tumbang. Bisa dikatakan, semua stigma yang

melekat pada diri Prabowo itu sebenarnya telah menyelamatkan

posisi banyak orang dari rezim lama yang telah tumbang tadi,

termasuk posisi para jenderal yang secara struktural menjadi

atasan Prabowo.

MELURUSKAN JALAN SEJARAH

74 P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

“Dia seharusnya tak menjadi satu-satunya orang yang dipersalahkan untuk semua hal,” kata Jaksa Agung Marzuki

Darusman kepada Asiaweek. “Dia sekadar sasaran yang empuk. Tapi itulah yang terjadi.” 12

Hal ini seolah membenarkan pernyataan Soemitro, Ayah Prabowo, bahwa dengan dikambing-hitamkannya Prabowo, tidak seorangpun kemudian akan berusaha mencari tersangka lain, atau menuntut jatuhnya karir perwira lainnya. Tak seorangpun akan balas dendam terhadap orang-orang yang masih hilang. Tak seorangpun memerlukan pengakuan bersalah. Sejauh ada cukup kepercayaan bahwa masalah seseorang akan lenyap bila ada pihak lain, baik perorangan maupun kelompok, yang dapat dipersalahkan dan kemudian disingkirkan.

Prabowo Mendompleng Popularitas Soeharto?

Isu miring lainnya yang bermunculan jelang Pilpres

2014 adalah bahwa, Prabowo diuntungkan oleh posisinya

sebagai menantu almarhum Presiden Soeharto. Karir yang

ia tapaki dari bawah direduksi dan dipangkas sepihak oleh

pihak tertentu untuk mengganjal jalannya menuju RI 1.

Pertanyaan yang muncul kemudian adalah, atas

pertimbangan apa Soeharto menjadikannya sebagai menantu?

Apakah Prabowo ujuk-ujuk menjadi bagian dari keluarga

Cendana dengan check kosong tanpa prestasi? Bukankah

Soeharto, yang juga malang melintang di dunia militer, sangat

detil menilai seseorang? Pertanyaan inilah yang kemudian akan

mengungkap bagaimana Prabowo menapaki karir militernya.

MELURUSKAN JALAN SEJARAH

75P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

Prabowo bisa saja mencatut nama ayahnya,

Soemitro, ekonom kesohor yang pernah dimiliki republik

ini. Sebagai prajurit tangguh Ia tidak memilih jalan

tersebut. Pribadi yang tahu diri untuk memilah antara

ambisi pribadi dan kapasitasnya sebagai seorang prajurit.

Prabowo tetap merelakan diri pergi ke medan

tempur di Timor Timur, dibakar hidup-hidup di belantara

ilalang oleh pasukan Fretilin kemudian terkurung

menyelamatkan diri di lubang yang sesak selama 12 jam.

Ikut menuntaskan reformasi yang muncul dari arus

bawah (rakyat) hingga akhirnya dibenci Cendana sebab dituduh

bersekongkol dengan tokoh-tokoh pro reformasi. Sukses

mengantarkan B. J. Habibie menggantikan Soeharto sesuai

dengan yang dikehendaki konstitusi, meskipun kemudian ia

disingkirkan melalui isu kudeta yang nyatanya tidak pernah terjadi.

Museum Kopassus masih berdiri kokoh dan mempersilakan

siapa saja untuk mengetahui prajurit mana yang berprestasi.

Prabowo mendulang prestasi dengan keringatnya sendiri

jauh sebelum Cendana meliriknya untuk menjadi bagian dari

keluarga Soeharto. Apapun bisa terjadi di tahun politik ini,

utamanya bagi mereka yang tidak puas dengan masa lalunya

yang bersumber dari sifat iri. Tapi bila ingin melihat prestasi

Prabowo dengan kacamata yang berimbang dan terbuka,

maka Museum Kopassus membuka diri untuk memberi bukti.

MELURUSKAN JALAN SEJARAH

76 P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

Pelanggaran HAM atau Komoditas Politik?

Fadli Zon menegaskan, tudingan pelanggaran HAM

atas Prabowo terus didaur ulang atau seperti fitnah rutin. Ia

membeberkan pengalamannya pada tahun 2004, waktu itu

banyak LSM meminta Fadli Untuk membedah bukunya yang

berjudul Politik Huru-Hara Mei 1998, menghantam Wiranto.

Menurut Fadli isu HAM yang diarahkan LSM jelang pilpres 2014

rentan kepentingan asing. Fadli Juga mempertanyakan kasus

HAM zaman petrus dan Tanjung Priok yang tidak pernah diproses.

Fadli juga mempersilakan pihak-pihak yang ingin

melaporkan jika ada bukti sesuai dengan prosedur hukum.

“Jika ada bukti laporkan saja…, kalau Anda punya bukti-bukti lain

silakan laporkan,” tegas Fadli Zon saat acara debat di TvOne.

Sedangkan Kivlan Zein mengatakan,

”Kita setuju bahwa itu harus dipertanggungjawabkan secara

hukum, dan Mahkamah Militer sudah menghukumnya, sampai

tingkat kebawah, waktu itu yang memimpin adalah mayor sudah

dihukum. Kemudian tingkat ke atas menurut hukum militer harus

bertanggung jawab dua tingkat ke atas Mayor di atas Letkol di

atasnya Kolonel sudah juga dihukum,” tegas Kivlan menjelaskan

aturan hukum Mahkamah Militer bahwa yang diproses adalah

dua tingkat ke atas.13

Tragedi Trisakti, penculikan dan isu HAM lainnya jelang

lahirnya “reformasi” seolah menjadi peluru tajam yang diarahkan

MELURUSKAN JALAN SEJARAH

77P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

kepada pribadi Prabowo Subianto, utama jelang Pemilihan

Presiden 2014 yang semakin gencar. Seolah menjadi isu musiman

lima tahunan, dan terus memborbardir Prabowo sebagai

penjahat kemanusiaan.

Belum kering dari ingatan kita bagaimana pasangan

Capres-Cawapres, Megawati-Prabowo pada Pilpres 2009

mendeklarasikan tanpa ada sedikitpun orang mempersoalkan

pelanggaran HAM. Bahkan menurut dokumen kontrak politik

antara PDIP dan Partai Gerindra, keduanya sepakat untuk

mendukung Prabowo sebagai Capres pada Pilpres 2014.

Namun apa yang terjadi, seperti bertepuk sebelah tangan, janji

tinggal janji, kontrak tinggal kontrak, kesepakatan pun retak.

Kini masing-masing, PDIP dan Partai Gerindra, berjalan sendiri-

sendiri, bahkan berhadapan. Akibatnya harmoni yang pernah

terjalin pada Pilpres 2009 dan bahkan tertoreh dalam kontrak

“koalisi” untuk 2014, berubah menjadi gesekan dengan isu-isu

yang saling menyerang. Atmosfer politik pun panas dengan

bumbu kampanye hitam.

Isu yang hilang, bahkan tak muncul, pada saat Prabowo

menjadi Cawapres 2009 muncul ke permukaan saat memantapkan

diri untuk maju sebagai Capres 2014. Beberapa pihak mengungkit

masa lalu Prabowo. Ironisnya yang mengungkitnya adalah yang

pada Pilpres 2009 mendukung Megawati-Prabowo. Masalah

HAM, status hukum sebagai tentara yang “dipecat” ataupun

“diberhentikan” bergemuruh seiring keberhasilan Prabowo

membangun koalisi tenda besar.

MELURUSKAN JALAN SEJARAH

78 P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

Masing-masing kita tentu punya keputusan atas dinamika

politik yang kompleks. Namun, benarkah Prabowo adalah dalang

dibalik itu semua? Ada dua hal yang penting dipertimbangkan.

Pertama, kalau benar Prabowo adalah dalang semua pelanggaran

HAM, maka sungguh Prabowo menjadi sosok yang luar biasa

yang bisa menentukan sebuah sistem komando dalam dunia

militer, padahal Prabowo bukanlah KSAD apalagi panglima

ABRI. Kedua, apabila benar Prabowo adalah dalang pelanggaran

HAM, bagaimana mungkin Megawati mengangkatnya sebagai

Cawapres untuk mendampinginya pada Pilpres 2009. Sedangkan

kita tahu kapasitas Megawati jelang reformasi lahir adalah

tokoh yang ikut mengawal reformasi bersama tokoh-tokoh lain

berjuang menuntaskannya. Bahkan Megawati menjadi salah satu

ikon perlawanan terhadap pemerintahan Orde Baru.

Begitu juga dengan dukungan Amien Rais terhadap

Prabowo sebagai Capres 2014. Sebagai Pahlawan Reformasi,

Amien Rais dikenal tokoh yang dekat dengan mahasiswa dan

berada di garda terdepan berhadapan dengan rezim yang

ditopang oleh tentara saat itu. Kalau betul Prabowo adalah

dalang pelanggaran HAM, sebegitu mudahkan Amien Rais

menggadaikan perjuangan meruntuhkan rezim otoriter untuk

mendukung Prabowo. Baik Amien Rais maupun Megawati

merupakan aktor reformasi sebagaimana terekam dalam sejarah

reformasi.

Bahkan Mahfud MD, “manusia hukum” yang terkenal

kehatian-hatiannya sekaligus keberaniannya dalam bertindak

MELURUSKAN JALAN SEJARAH

79P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

dan memutuskan demi menegakkan keadilan dan kebenaran

bersedia mendukung Prabowo untuk RI 1. Tentu kita masih

ingat bagaimana Mahfud dengan gagah bersedia membongkar

institusi yang dipimpinnya, yaitu Mahkamah Konstitusi ketika

dituduh ada permainan di dalamnya. Dan tak terbukti. Mahfud

berani karena benar. Karena itu, pilihan Mahfud mendukung

Prabowo tidak lepas dari ijtihad atau pertimbangan hukum dan

politik dengan melihat “rekam jejak Prabowo.”

Fakta-fakta di atas menunjukkan bahwa Prabowo bukan

sosok yang digambarkan secara simplistis dengan stigmatisasi

dan pengadilan sepihak oleh para lawan politiknya. Dukungan

masyarakat terhadap pencapresannya, menunjukkan bahwa

Prabowo masih lebih diperhitungkan oleh rakyat bahkan

dibandingkan dengan mereka yang mengadilinya secara

sepihak.

MELURUSKAN JALAN SEJARAH

80 P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

“Saya dan Prabowo tidak pernah sekalipun memikirkan untuk kudeta. Kenapa? Karena sekali kudeta dilakukan, pasti akan selalu

berulang... “1

SEBELUM MEMBENARKAN pernyataan di atas marilah kita

tengok apa yang terjadi di Thailand sebagai negara yang

kecanduan untuk menuntaskan masalah kenegaraan terkait

konflik politik dan kekuasaan yang selalu diselesaikan dengan

cara “kudeta.” Kita masih ingat atas apa yang terjadi pada Mantan

Perdana Menteri Thaksin Sinawatra. Perdana Menteri Thailand

tersebut digulingkan dari kekuasaannya lewat aksi kudeta militer

pada tahun 2006 silam.

Kudeta militer selanjutnya terjadi pada Yingluck Sinawatra

yakni Perdana Menteri Thailand  yang digulingkan, merupakan

adik dari Thaksin pada Kamis, 22 Mei 2014 lalu. Thailand

seolah menganut paham “sekali kudeta tetap kudeta”. Militer

Thailand terus menerus ikut campur dan melakukan kudeta dan

mengambil alih pemerintahan.

Gelar Thailand sebagai negeri dengan kudeta

militer terbanyak di dunia semakin tak terhindarkan.

PRABOWO LAKUKAN KUDETA?

MELURUSKAN JALAN SEJARAH

81P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

Sejak 1932, terjadi 12 kali kudeta militer dan tujuh kali

percobaan kudeta. Jika kudeta 1912 dan 1917 dimasukkan,

maka sudah lebih dari 20 kali kudeta di Thailand.

Kudeta yang paling dikenal dalam sejarah modern Thailand

terjadi pada 1932 yang dikenal sebagai Revolusi Siam, ketika

pemerintahan absolut Kerajaan Prajadhipok digulingkan

sekaligus membentuk wajah baru Thailand. Sejak saat itu kudeta

militer datang silih berganti baik yang berhasil maupun yang

gagal. Kudeta militer terjadi pada 2006 saat menggulingkan PM

Thaksin Shinawatra dan terakhir terjadi pada Yingluck.

Di Indonesia rumor terakhir adanya perebutan kekuasaan

begitu santer dan beredar liar terdengar setelah masa-masa

kerusuhan Mei 1998. Rumor tersebut membidik Prabowo

Subianto sebagai aktor kudeta, saat itu dia menjabat sebagai

Panglima Kostrad TNI AD (Pangkostrad). Rumor tersebut langsung

dibantah oleh Fadli Zon bahwa Prabowo sama sekali tidak punya

niat untuk merebut kekuasaan.

Fadli Zon bersaksi bahwa dialah yang menyarankan

melakukan kudeta waktu itu. Meminta Prabowo untuk

mengambil alih kekuasaan selama enam bulan, setelah itu

baru diselenggarakan Pemilu untuk pemerintahan baru. Saran

tersebut tidak diiyakan Prabowo ketika itu. Prabowo memiliki

prinsip dan pendapat sendiri soal transisi kekuasaan tersebut.

Prabowo menolak mentah-mentah saran itu karena

menurut Prabowo, “kudeta hanya akan melahirkan kudeta-

kudeta lanjutan.” Sebagai prajurit kutu buku tentunya Prabowo

MELURUSKAN JALAN SEJARAH

82 P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

paham akan sejarah negara-negara yang menempuh cara kudeta

termasuk konsekuensinya. Potensi Prabowo untuk mengambil

alih kekuasaan waktu itu sangat besar dengan kekuatan Kostrad

dan beberapa bataliyon Kodam Jaya tentu bisa terealisasi. Juga,

Danjen Kopassus, Muchdi PR, saat itu, justru tidak menentang

saran apapun.2

Retak dengan Habibie

Amanat Pasal 8 UUD 1945 mengantarkan B.J. Habibie menjadi Presiden di samping adanya faktor lain. Juga kekuatan Soeharto yang mulai melemah utamanya dukungan dari militer. Akhirnya pada 21 Mei 1998 Habibie sebagai Wakil Presiden secara resmi menggantikan Soeharto. Hubungan Habibie dengan Prabowo sebelum terjadi perubahan peralihan kekuasaan masih berlangsung baik dan tidak ada masalah. Namun setelah Habibie menjadi Presiden tiba-tiba berubah drastis.

Detik-detik peralihan kekuasaan dari Soeharto ke Habibie memang penuh ketegangan, rasa curiga dan saling hasut untuk memperoleh pengaruh dan perhatian dari Habibie. Hal tersebut dibuktikan saat Prabowo bertemu 44 pemimpin Ormas Islam di Jalan Suwiryo 6 Menteng, Jakarta Pusat, pada 21 Mei 1998 malam,

“Lalu saya bawa mereka kepada Pak Habibie, pukul 23:00 WIB. Kok

tiba-tiba besoknya saya dituduh menggerakkan pasukan untuk

kudeta,” tegas Prabowo sebagaimana dimuat dalam wawancara

Tempo (8 Oktober 2006).3

Ketegangan kalangan elit militer di awal kepemimpinan

Habibie juga dibenarkan oleh Sjafrie Sjamsoeddin selaku Pan-

MELURUSKAN JALAN SEJARAH

83P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

glima Komando Operasi Jaya. Ia mengatakan

“Saat itu masa transisi dari Presiden Soeharto kepada Presiden

Habibie. Sehingga banyak isu, banyak rumor. Ini menimbulkan

disinformasi, khususnya di kalangan elite. Sedangkan di lapangan,

tidak ada suatu gangguan, perubahan, atau getaran apa pun yang

berkaitan dengan pengendalian operasi yang dipimpin Pangkoops

Jaya. Jadi itu hanya ada disinformasi.”

Adapun yang menginformasikan gerakan pasukan ke Kuningan adalah Wiranto yang memang tidak pernah ada rasa kecocokan dengan Prabowo. Terkait siapa yang menyampaikan informasi itu, dalam buku Habibie disebutkan,

“Pangab melaporkan bahwa pasukan Kostrad dari luar Jakarta

bergerak menuju Jakarta dan ada konsentrasi pasukan di

kediaman saya di Kuningan, demikian pula Istana Merdeka.

Jenderal Wiranto mohon petunjuk. Dari laporan tersebut, saya

berkesimpulan bahwa Pangkostrad bergerak sendiri tanpa

sepengetahuan Pangab,” tulisnya di halaman 82.4

Tidak hanya itu, pada 15 Februari 1999, Habibie juga

membeberkan hal tersebut di depan para jurnalis Asia dan

Jerman di Jakarta:

“Pasukan-pasukan itu atas perintah seseorang yang namanya

tidak akan saya sembunyikan, Jenderal Prabowo, berpusat di

beberapa tempat, termasuk rumah saya.”

Saat itu Habibie mengindikasikan bahwa Wiranto telah

melaporkan situasi tersebut kepadanya dan melindunginya.

MELURUSKAN JALAN SEJARAH

84 P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

Adapun inti persoalan versi cerita Habibie tersebut adalah

bahwa pasukan yang melindungi kediamannya diperintahkan

untuk berada di sana tidak oleh Prabowo, melainkan oleh

Wiranto. Mengacu Pada briefing komando pada 14 Mei, Pangab

telah memerintahkan Kopassus menjaga kediaman Presiden

dan Wakil Presiden. Perintah tersebut ditetapkan secara tertulis

pada 17 Mei kepada perwira senior, termasuk Syafrie, Komandan

Garnisun pada waktu itu, yang menunjukkan salinan perintah

itu pada saya. Dalam pernyataannya di depan parlemen pada

23 Februari 1999, Wiranto mengatakan, “Tidak ada percobaan

kudeta.”

Versi lain berdasarkan keterangan Hartono Mardjono,

Habibie menerima laporan dari ajudannya, Letjen Sintong

Panjaitan, bahwa kediaman Habibie telah dikepung oleh pasukan

Kostrad dan Kopassus. Tidak hanya itu, menurut Presiden

Habibie, Panjaitan telah menyelamatkan keluarganya dengan

menerbangkan mereka ke Istana Negara.5

Mendepak Prabowo Sebelum Matahari Terbit

Mimpi buruk Prabowo diawali oleh datangnya seorang kolonel ke Markas Kostrad untuk mengambil pataka atau panji-panji Kostrad atas perintah KSAD Jenderal Subagyo Hadisiswoyo. Panji- panji Kostrad terpaksa harus diambil berarti dirinya akan diganti. Faktanya memang demikian. Presiden BJ Habibie memberikan perintah kepada Panglima ABRI yang pada waktu itu dijabat Jenderal Wiranto.

“Sebelum matahari terbenam, Pangkostrad sudah harus diganti dan kepada penggantinya diperintahkan agar semua pasukan

MELURUSKAN JALAN SEJARAH

85P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

di bawah Komando Pangkostrad harus segera kembali ke basis kesatuan masing-masing.”6

Prabowo mungkin sepenuhnya memahami bahwa pergantian Pangkostrad tersebut lebih pada kalkulasi politik sebab ia bagian dari Cendana yaitu sebagai menantu Soeharto. Prabowo pun merasa dirinya akan diganti. Berdasarkan tulisan Wiranto di Kompas (2 Oktober 2006), Prabowo menerima keputusan itu walaupun merasa amat terkejut dan kecewa.7 Pertanyaannya adalah: Apakah kudeta yang ditakuti penguasa terjadi? Atau jangan hanyalah senjata untuk menyingkirkannya? Jika Prabowo menginginkan dengan didukung sahabat-sahabat militernya yang militan dan setia, bukankah sangat memungkinkan untuk mewujudkan kudeta? Prabowo seolah ingin menunjukkan sikapnya sebagai “prajurit.” Cukuplah bagi Prabowo mewujudkan keinginan rakyat yang menginginkan Soeharto mundur, untuk kemudian mengantarkan Habibie menggantikannya sesuai dengan apa yang diatur oleh konstitusi. Kenyataannya memang benar bahwa Prabowo tidak melakukan kudeta dan tidak melawan keputusan presiden atas keputusan pergeseran jabatannya.

Sebagai petinggi elit militer Prabowo sangat yakin dirinya berpeluang besar untuk merebut kekuasaan pada hari-hari kekacauan Mei 1998. Tapi kenyataannya dia tidak melakukannya. Prabowo menegaskan,

“Keputusan untuk memecat saya adalah sah,” kata Prabowo.

“Saya tahu kebanyakan pasukan saya akan mematuhi perintah

saya. Tapi saya tidak ingin mereka mati karena berperang

membela jabatan saya. Saya ingin menunjukkan bahwa saya

MELURUSKAN JALAN SEJARAH

86 P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

menempatkan kepentingan negara dan rakyat di atas diri saya.

Saya membuktikan bahwa saya adalah prajurit yang setia. Setia

pada negara, setia pada republik.”8

Penjelasan Tertulis Prabowo Atas Semua Tudingan Terhadapnya

Prabowo sudah memberikan penjelasan tertulis yang dibacakan dalam jumpa persnya di Ballroom Hotel Regent Jakarta. Pada waktu itu Prabowo tengah berada di Amman, Jordan, sehingga dalam jumpa pers itu ia diwakili oleh Achmad Soemargono, Fadli Zon, Farid Prawiranegara, dan Yunus Hutapea.

sebagaimana penjelasan berikut ini:

1. Semua pengerahan dan penempatan pasukan yang berada

di bawah komando saya pada saat yang dimaksud (12-

22 Mei 1998) telah dilaksanakan sesuai dengan prosedur

yang berlaku, dilaksanakan sepenuhnya di bawah kendali

Panglima Komando Operasi Jaya, yaitu Panglima Jaya,

Komandan Garnisun Ibu Kota. Semua pengerahan

pasukan dilaporkan kepada komando atas. Laporan situasi

disampaikan terus-menerus kepada komando atas,dan

pengendalian pengarahan dilaksanakan melalui sebuah

posko yang diselenggarakan oleh Komando Operasi Jaya. Di

posko semua Asisten Operasi dari seluruh Komando Utama

Operasi yang berada di jajaran Garnisun Ibu Kota hadir

sendiri atau mengirimkan wakilnya.

MELURUSKAN JALAN SEJARAH

87P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

2. Saya selaku Panglima Kostrad tidak memiliki wewenang

komando operasional atas apapun. Terhadap pasukan

Kostrad pun saya tidak memiliki wewenang komando

operasional. Tugas Panglima Kostrad hanya menyiapkan dan

menyediakan pasukan secepat mungkin kepada komando

pengguna dalam hal ini adalah Komando Operasi Jaya

sesuai dengan petunjuk dan pimpinan ABRI. Hal ini sudah

menjadi sistem komando dan pengendalian di jajaran ABRI

sejak belasan tahun.

3. Pada rapat yang dipimpin oleh Bapak Panglima ABRI

Jenderal Wiranto pada 14 Mei 1998 sekitar pukul 21.30 di

Markas Komando Garnisum Ibu Kota, telah diberikan tugas

kepada beberapa panglima Komando Ops ABRI yang ada

di Ibu Kota dalam rangka mendukung tugas Pangkoops

Jaya. Antara lain Panglima Kostrad diberi tugas membantu

pasukan yang mengamankan objek-objek vital di Ibu

Kota. Komandan Korps Marinir membantu pasukan yang

mengamankan kedutaan-kedutaan asing, serta Komandan

Jenderal Kopassus membantu pasukan yang mengamankan

presiden dan wakil presiden.

4. Sesuai dengan prosedur tetap mengamankan Ibu Kota

yang selama ini berlaku dan juga sesuai dengan berbagai

perintah operasi yang dikeluarkan pada saat itu, dalam

keadaan genting pasukan Kopassus bertanggung jawab atas

MELURUSKAN JALAN SEJARAH

88 P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

keamanan dan keselamatan Presiden dan Wakil Presiden.

Hali ini telah berkali-kali dilakukan sebelum kejadian bulan

Mei 1998, yaitu sebagai contoh pada Peristiwa 27 Juli 1996,

pasukan Kopassus ditempatkan mengamankan Istana,

kediaman Presiden dan Wakil Presiden. Dalam rangka

pengamanan, posisi pasukan selalu mengelilingi objek yang

diamankan, di luar lingkaran yang pertama yang dilakukan

oleh Pasukan Pengamanan Presiden.

5. Jadi, jelas semua penempatan dan pengerahan pasukan

pada saat-saat yang dimaksud adalah justru untuk

mengamankan semua objek vital, terutama keselamatan

Presiden dan Wakil Presiden.

6. Menjelang tanggal 20 Mei 1998, tersiar berita bahwa akan ada

gerakan massa sebanyak satu juta orang ke arah lapangan

Monas. Juga terbetik berita bahwa akan ada gerakan ke arah

kediaman Presiden Soeharto di Cendana. Secara logis pun

terdapat ancaman terhadap keselamatan wakil Presiden

di Kuningan. Pada rapat malam hari tanggal 19 Mei 1998

pukul 21.00 di Markas Besar ABRI di Medan Merdeka Barat,

oleh Bapak Pangab Jenderal TNI Wiranto yang memimpin

rapat tersebut, ditegaskan dengan sangat jelas dan berkali-

kali, bahwa tidak boleh satu orang pun massa yang masuk

ke Lapangan Monas ataupun kediaman Presiden Soeharto

di jalan Cendana. Oleh karena itu, saya telah mengusulkan

MELURUSKAN JALAN SEJARAH

89P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

kepada rapat, juga kepada Bapak Pangab langsung

penggunaan kawat-kawat berduri sehingga seandainya

memang ada gerakan massa, dapat dihindari kontak

langsung antara aparat dan massa.

7. Tidak pernah terlintas dalam pikiran dan hati saya untuk

melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan konstitusi.

Ratusan perwira dan ribuan prajurit yang pernah saya

pimpin di berbagai satuan menjadi saksi bahwa saya

selalu mengajarkan pada setiap santiaji, ceramah, briefing,

maupun apel-apel, dan parade-parade, serta dalam setiap

jam komandan, untuk selalu menjunjung tinggi Pancasila

dan Undang Undang Dasar negara Kesatuan Republik

Indonesia 1945. Saya selalu mengajarkan untuk menegakkan

Sapta Marga dan Sumpah Prajurit. Sesungguhnya perwira-

perwira dan prajurit-prajurit ABRI yang pernah saya pimpin

hampir semuanya adalah pribadi-pribadi yang dewasa,

patriotik, selalu rela berkorban demi bangsa dan rakyat kita.

Sangat sulit bagi mereka untuk diajak melakukan tindakan

yang tidak sesuai dengan Sapta Marga dan Sumpah Prajurit,

terutama untuk melanggar konstitusi yang sah.

8. Untuk menjernihkan keadaan, mungkin perlu dilakukan

pengecekan langsung kepada puluhan perwira dan ratusan

prajurit yang ditempatkan di titik penting Ibu Kota, terutama

yang mengamankan Presiden dan Wakil Presiden (yang

MELURUSKAN JALAN SEJARAH

90 P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

kemudian pada 21 Mei 1998 menjadi Presiden). Mungkin

perlu ditanyakan kepada mereka, apa perintah yang mereka

terima, siapa pun yang memberikan dan sebagainya. Saya

yakin akan jelas bahwa semua penempatan tersebut adalah

justru untuk mengamankan dan menjaga keselamatan

Presiden dan Wakil Presiden (yang kemudian menjadi

Presiden pada 21 Mei 1998).

9. Saya justru sangat sedih dengan munculnya persepsi bahwa

saya berbuat mengancam keselamatan Presiden BJ Habibie,

seorang yang sejak lama saya kagumi dan seorang tokoh

yang selalu saya junjung tinggi dan saya bela di banyak

kesempatan umum maupun tertutup, di hadapan ratusan

perwira maupun kalangan sipil. Rasanya sulit bagi saya

membayangkan untuk berbuat negatif terhadap seseorang

yang telah saya kagumi, dan yang telah saya anggap sebagai

orangtua saya sendiri. Pada 21 Mei 1998 dini hari, kurang

lebih pukul 02.00, puluhan tokoh dari kurang lebih 44 ormas,

menanyakan kepada saya tentang sikap saya atas terbetiknya

berita bahwa Presiden Soeharto akan mengundurkan diri. Di

hadapan puluhan Ormas saya menyampaikan bahwa saya

mendukung proses konstitusional, dan secara konstitusional

Bapak Wakil Presiden B. J. Habibie seharusnya menggantikan

Bapak Presiden Soeharto berhenti atau berhalangan. Jadi

sungguh menyedihkan bagi diri saya bahwa telah muncul

MELURUSKAN JALAN SEJARAH

91P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

persepsi yang sangat berlawanan dengan kenyataan yang

sebenarnya. Saya sungguh berharap bahwa dapat muncul

sikap arif dan bijaksana agar dapat diluruskan persepsi-

persepsi yang menurut keyakinan dan hati nurani sangat

keliru.

10. Seluruh hidup saya sebagai prajuriit ABRI telah saya curahkan

untuk kepentingan dan kehormatan bangsa dan negara,

serta keselamatan seluruh rakyat Indonesia. Ratusan perwira

dan ribuan prajurit ABRI yang pernah bertugas bersama saya

selama 24 tahun, serta ribuan pejuang-pejuang sipil yang

telah berjuang dan berkorban demi Merah Putih bersama

saya di berbagai tempat saya yakin akan menjadi saksi bagi

saya9.

Dukungannya terhadap Pemerintahan Habibie mungkin

membuat karir militernya berakhir. Citra diri Prabowo seolah

rusak (dirusak) baik di mata publik maupun di mata Soeharto.

Akan tetapi hal terpenting yang harus kita catat niat kuatnya

untuk menjadi “Prajurit Sejati.”

Kesetiaannya pada kedua aset penting negara yaitu

Presiden (Soeharto) dan Wakil Presiden bahkan hingga Habibie

melenggang menjadi Presiden, dapat menjadi bukti kuat

pengorbanan diri dan karir militernya yang dia rintis. Sekaligus

membungkam mereka yang menyatakan bahwa dia merancang

MELURUSKAN JALAN SEJARAH

92 P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

kerusuhan atau kudeta, yang tidak pernah terjadi baik pada rezim

Presiden Soeharto maupun Presiden Habibie.

Kudeta adalah candu bagi generasi prajurit TNI

selanjutnya, Kudeta adalah jalan pintas yang mudah

utamanya bagi mereka yang berseragam dan

bersenjata, dan para petinggi militer Thailand telah

memberikan contoh terhadap bangsa ini.

Mungkin itulah yang mengganjal ambisi Prabowo untuk

melalukan “kudeta,” sebab menurut riwayat para sahabat

dekatnya, Prabowo tidak hanya cerdas melatih fisik ataupun

mengangkat senjata, akan tetapi dia selalu mematangkan

jiwanya dengan membaca. MEMENUHI JANJI R E F O R M A S I

MEMENUHI JANJI R E F O R M A S I

bagian 111

“Kalau rakyat membutuhkan pelayan dan bangsa ini menginginkan pemimpin untuk mensejahterakan

rakyat, saya siap mengabdi kepada rakyat dan negara. Tapi bukan sekadar menjadi presiden. Untuk apa saya

menjadi presiden kalau tidak membawa kemaslahatan dan kesejahteraan bagi rakyat.”

MEMENUHI JANJI REFORMASI

95P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

NILAI-NILAI KEBANGSAAN seperti cinta Tanah Air, pengabdian untuk melindungi aset-aset bangsa yang tertanam kokoh saat menjadi prajurit, masih melekat kuat dalam diri Prabowo. Ia hadir kembali bukan dengan senjata, melainkan dengan Pasal 33 UUD ‘45 agar kekayaan yang terkandung di perut bumi Indonesia betul-betul untuk rakyat. Prabowo seolah terus bangkit mencari jalan demi terwujudnya cita – cita pendiri bangsa. Jiwa kepemimpinan yang ditempa sejak memutuskan untuk menjadi prajurit, utamanya saat Indonesia berada di ambang pintu reformasi, menuntunnya kembali untuk mengabdi kepada bangsanya.

Semangat yang dimilikinya seolah tidak pernah padam. Pahit dan manisnya kehidupan mampu dijalani dengan tegar. Perangainya yang tegas dan tidak pernah mengeluh dalam menjalani semua tantangan, menjadikannya sebagai idola dari para teman-temanya saat masih aktif di dunia militer. Prabowo memiliki kisah perjalanan hidup yang menarik, sebab itu banyak pihak menuturkan citra pribadinya dengan berbagai sudut pandang ataupun versi masing-masing penutur.

MELANJUTKAN CITA-CITA PENDIRI BANGSA

MEMENUHI JANJI REFORMASI

96 P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

Berakhirnya Karir Militer

Tahun 1998 merupakan momen terpenting dari seluruh

rangkaian perjalan hidup Prabowo Subianto sebagai seorang

prajurit sebelum ia memutuskan terjun ke dunia politik. Beban

dan tanggung jawab yang dipikulnya sangatlah berat sebab saat

itu, dalam kapasitasnya sebagai prajurit, ia harus mengamankan

aset-aset bangsa di tengah kekacauan situasi massa pada

huru-hara Mei 1998. Ia juga berada dalam tekanan rakyat dan

mahasiswa untuk menuntaskan reformasi dan pada saat yang

bersamaan ia harus melindungi keselamatan Soeharto sebagai

Presiden Republik Indonesia yang sah sebagai mertuanya sendiri.

Reformasi kemudian bergulir ditandai dengan mundurnya

Soeharto sebagai Presiden RI. Selanjutnya atas nama konstitusi

Prabowo ikut mengantarkan Habibie untuk menjadi Presiden

menggantikan Soeharto mertuanya sendiri.

Sejak itu isu tak sedap menimpa Prabowo, termasuk isu

kudeta, dalang kerusuhan dan penculikan semakin liar di ruang

publik. Prabowo dicopot jabatannya sebabagai Pangkostrad dan

dipindahkan ke Komandan Sesko ABRI, kemudian ia diperiksa

oleh Dewan Kehormatan Perwira (DKP). Dalam keputusan

persidangan (DKP), Prabowo dinyatakan bersalah karena tidak

mengetahui kegiatan bawahannya yang melakukan penculikan

aktivis pro-demokrasi.

MEMENUHI JANJI REFORMASI

97P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

Akhirnya pada tanggal 18 Agustus 1998, DKP melakukan sidang terakhir dan merekomendasikan agar Letjen Prabowo Subianto dijatuhi sangsi Administratif dan diproses di Mahkamah Militer. Sangsi ini dianggap sesuai dengan kelalaian yang diperbuat oleh Prabowo. DKP tidak menjatuhkn sangsi berupa pemberhentian sebagai Jenderal di angkatan militer. “Masa dinas Jenderal Prabowo di ABRI diakhiri” Tegas Wiranto.1 Sehingga berakhirlah perjalanan sang Jenderal yang memiliki setumpuk prestasi sejak masuk di dunia militer.

Tuduhan keterlibatan Prabowo atas kasus-kasus pada 1998 tersebut, dinilai beberapa pakar baik sipil maupun militer tidak benar. Mereka menilai Prabowo hanyalah sebagai tumbal elit militer sekaligus sebagai alat cuci tangan mereka. Bahkan beberapa dari petinggi militer saat itu siap menjadi saksi jika isu HAM yang dikaitkan dengan Prabowo tersebut diangkat kembali.

Bangkit Kembali

Pada saat dihadapkan pada siatusi yang sulit tersebut, pada tanggal 27 Mei 1998 Prabowo mengambil langkah pasti terkait status dirinya, yaitu untuk memutuskan pensiun dini

dari dinas militer. Prabowo meminta surat pensiun dirinya dan

segara diterbitkan kepada Wiranto, agar lebih leluasa untuk

bisa mencari kehidupan lain menafkahi keluarganya. Waktu itu

adiknya Hashim sedang merintis bisnis di timur tengah.

“Saya perlu mencari nafkah” jelasnya.2

Surat pensiun Prabowo ditandatangani pada 20 November

1998. Cukup jauh jangka pemberitahuannya jika dirunut dari Tim

MEMENUHI JANJI REFORMASI

98 P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

Pencari Fakta (TGPF) yang menyampaikan laporannya pada 3

November 1998.3

Kematangan diri yang diuji sejak awal karir hingga akhir

karir militer Prabowo, menuntunnya untuk tidak berhenti dan

menyerah pada keadaan. Prabowo seakan menarik diri dari hiruk

pikuk fitnah terhadap dirinya yang berkembang tak terkendali

di tengah masyarakat. Tentu keputusan yang diambilnya sudah

melalui kalkulasi yang matang, untuk kemudian bisa berbakti

kembali terhadap Tanah Air yang ia cintai. Seperti kata orang

bijak,

“untuk memperbaiki keadaan bangsa tentu harus dimulai dengan

memperbaiki diri kita sendiri.”

Prabowo yang digempur berbagai tuduhan serius dan

bangkit kembali tanpa ada kata menyerah sedikitpun. Masa lalu

yang dijalaninya dianggap sebagai lembaran pelajaran hidup

semata. Sedangkan masa depan harus tetap dihadapi dan

dijalani karena tidak ada pesan final baginya untuk terus berbakti

kepada NKRI.

Arus balik dari kehidupan Prabowo bermula ketika menekuni dunia bisnis. Saat hiruk pikuk ‘98 mulai reda, Prabowo pergi ke Inggris dan kemudian memilih untuk menetap di Yordania. Di sinilah Prabowo mulai merintis karir di dunia bisnis. Prabowo mempunyai kebiasaan cepat belajar selain itu ia juga sudah lama hidup di tengah keluarga berlatar belakang bisnis. Ia bersama adiknya Hashim Djojohadikusumo akhirnya sukses,

MEMENUHI JANJI REFORMASI

99P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

dan pelan-pelan mulai menuai hasil. Berbeda dengan Prabowo, Hashim memang sudah lama menekuni usaha dagang sewaktu Prabowo masih aktif di dinas militer.

Saat berada di Yordania, Prabowo mendapat perlakuan khusus oleh Raja Yordania, Abdullah, sahabat Prabowo saat belajar di sekolah militer. Raja Abdullah sangat mengaguminya dan mengetahui semua keunggulannya, bahkan dia sangat menghormati Prabowo. Sehingga melalui usaha teman dekatnya tersebut, Prabowo diterima dengan tangan terbuka oleh Negara Yordania.

Kepergiannya ke Timur Tengah tersebut sempat membuat gaduh Indonesia. Prabowo belum sepenuhnya lepas dari sorotan media nasional di manapun ia berada. Hal itu dapat dilacak dari pemberitaan media massa yang terus mengaitkannya dengan kasus penculikan 1998 dan diasumsikan sebagai bentuk pelarian dari tanggung jawab. Namun dengan tegas dalam berbagai kesempatan Prabowo menjalaskan kepada publik, bahwa kepergiannya dalam rangka menekuni kegiatan barunya dalam bidang perdagangan.

Ketika menetap di Yordania, Prabowo sering berkunjung ke Jerman, tidak hanya untuk perjalanan bisnis, melainkan juga untuk memberi ceramah di sekolah komando angkatan bersenjata. Ha ini pernah diberitakan oleh seorang wartawan Jerman,

“Ia beberapa kali memberi ceramah di sebuah sekolah komando angkatan bersenjata di Jerman.”4

MEMENUHI JANJI REFORMASI

100 P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

Setelah sukses menekuni bisnis di Yordani dan sebagian

masyarakat Indonesia memahami konflik elit politik saat ia

menjabat Pangkostrad, Prabowo memutuskan kembali ke

Indonesia. Sekembalinya ke Tanah Air, Prabowo semakin

memantapkan bisnisnya. Hal ini terlihat dari beberapa perusahan

yang dipimpinnya. Prabowo tercatat sebagai Komisaris

Perusahaan Migas Karazanbasbunai, Kazakhtan, juga sebagai

presiden dan CEO PT. Tidar Kerinci Agung (perusahaan minyak

kelapa sawit), Presiden dan CEO PT. Nusantara Energy, bergerak

di bidang usaha Migas, Pertambangan, Pertanian, Kehutanan

dan Pulp, dan sebagai Presiden sekaligus CEO dari PT. Jaladri

Nusantara yang bergerak di bidang perikanan. Perusahaan lain

yang menjadi tanggung jawabnya yakni PT. KIANI (perusahaan

penghasil kertas). Selain memiliki PT. Kertas Nusantara, Prabowo

juga diketahui memiliki perusahaan bernama Nusantara Group

yang membawahi 27 perusahaan di dalam dan luar negeri.

Perusahaan-perusahaan yang dimiliki Prabowo bergerak di

bidang perkebunan, tambang, batu bara, dan kelapa sawit.5

Prabowo seakan terus berpacu dengan waktu guna

mendapatkan modal untuk membangun negeri ini. Anak

ketiga dari pakar ekonomi Indonesia terkemuka tersebut, ingin

membuktikan bahwa di luar dunia militer dirinya juga bisa sukses.

Dengan beberapa perusahaan yang dibawahinya, Prabowo

tercatat sebagai pengusaha pendatang baru yang sukses

di Indonesia. Keberhasilan dalam menjalankan perusahaan

membuktikan adanya multitalenta yang dimilikinya. Sukses

dalam bisnis yang ditekuninya mengantarkan Prabowo ke

MEMENUHI JANJI REFORMASI

101P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

jenjang apa yang dia cita-citakan, yakni ingin mengabdikan diri

kepada Tanah Air.

Seakan ada yang mengganjal dalam diri Prabowo di

tengah kesuksesannya tersebut, yaitu ingin melanjutkan cita-

cita para pendiri bangsa, mengorbankan apa yang dimilikinya

baik gagasan, harta bahkan mungkin jiwanya demi mencapai

kesejahteraan bersama. Hal ini terlihat dalam setiap pidato-

pidato kampanyenya yakni rakyat harus “merdeka di negeri

Sendiri,” sehingga Indonesia mampu melepaskan diri dari

cengkraman para penjajah modern. Pemikiran Prabowo banyak

diinspirasi oleh Bung Karno utamanya gagasan Soekarno yang

dikenal dengan Trisakti (berdaulat secara politik, berdirikari di

bidang ekonomi dan berwibawa dalam kebudayaan) sebagai

modal acuan dasar untuk membangun bangsa yang besar dan

berdaulat.

Gagasan Trisakti tersebut berpijak pada keadilan serta

kemakmuran yang merupakan cita-cita bersama. Soekarno

dalam pidato-pidatonya sering menekankan,

“Untuk membangun suatu negara yang demokratis, maka suatu

ekonomi yang merdeka harus dibangun. Tampa adanya ekonomi

yang merdeka tak mungkin kita mencapai kemerdekaan, tak

mungkin mandirikan negara, tak mungkin kita tetap hidup’’.6

Dari sini bisa disimpulka bahwa cita-cita keadilan dan

kemakmuran yang merupakan tujuan dari kemerdekaan harus

diwujudkan melalui demokrasi politik dan demokrasi ekonomi.

MEMENUHI JANJI REFORMASI

102 P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

Prabowo seakan ingin mengatakan bahwa kita belum

sepenuhnya merdeka sehingga memerlukan kemerdekaan

Indonesia jilid II yang sudah di depan mata. Membangun

Indonesia dari keterpurukan selama ini merupakan cita-cita

kemerdekaan jilid II tersebut, yaitu dengan mengelola sumber

daya alam melimpah, yang saat ini belum bisa dimanfaatkan

dengan maksimal untuk kepentingan rakyat, sehingga

menyebabkan Indonesia hidup dalam garis kemiskinan.

“Sejak delapan tahun lalu saya ungkapkan keadaan yang

saya namakan Paradoks Indonesia’. Bangsa yang kaya tapi

rakyatnya miskin,” kata Prabowo.7

Tanpa henti Prabowo terus menuangkan gagasannya

termasuk masalah kedaulatan pangan. Dengan melewati

ketergantungan terhadap produk impor, Prabowo meyakini

negara ini akan keluar dari kemiskinan. Sehingga dalam hal ini

Prabowo mencoba untuk memfokuskan perbaikan pada ranah

yang belum tersentuh secara maksimal oleh pemerintah. Pasal

33 dalam UUD 45 yang terkait dengan perekonomian dan

kesejahteraan sosial yang menjadi fokus utama dalam setiap

kesempatan.

Baginya, mewujudkan cita-cita bangsa yang ada pada

pasal 33 adalah harga mati yang tidak bisa tawar, sebab pasal

tersebut adalah roh bagi perwujudan kesejahteraan sosial

bagi seluruh rakyat Indonesia. Pasal ini menekankan kerjasama

dengan berdasarkan kekeluargaan dan memiliki pandangan

perekonomian kerakyataan.

MEMENUHI JANJI REFORMASI

103P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

Prabowo juga optimis bahwa kedaulatan pangan bisa

dicapai jika para petani Indonesia terus diberdayakan. Indonesia

menurutnya mampu keluar dari ancaman krisis pangan dunia

sebab bumi Indonesia memiliki potensi besar untuk mencapai

cita-cita tersebut. Indonesia dianggap mampu melakukan

pengendalian pangan, dan usaha untuk memenuhi kebutuhan

pangan nasional bukan sekadar impian. Indonesia pernah

berswasemabada pangan, bukan hal yang mustahil untuk dapat

bangkit kembali. Bung karno pernah mengatakan bahwa pangan

rakyat adalah mati hidupnya sebuah bangsa.8 Sehingga dalam

menempuh perjuangan dalam membangun bangsa harus sudah

terkonsep dalam benak seseorang, lebih – lebih pada penyediaan

pangan itu sendiri.

Prabowo Subianto memiliki visi untuk mengembalikan

kembali kedaulatan negara melalui ketahanan pangan. Dari

sini kita dapat menarik benang merah akan visinya bahwa

pemerintahannya nanti, jika terpilih, akan memberikan perhatian

serius terhadap pemenuhan pangan dalam negeri, sehingga

ketergantungan impor bisa dihindari agar macan Asia kembali

mengaung dan Berjaya.

MEMENUHI JANJI REFORMASI

104 P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

PRABOWO SUABIANTO menyadari bahwa untuk mencapai

cita-cita luhur bangsa tidaklah mudah. Memperjuangkan amanat

Pasal 33 UUD ‘45, pelayanan kesehatan, pendidikan dan harga

kebutuhan pokok yang terjangkau bagi rakyat akan menjadi sulit

tanpa didukung oleh kebijakan yang berpihak atas terwujudnya

cita-cita tersebut. Maka kemudian Prabowo mendirikan Gerindra

sebagai kendaraan untuk berada di pusat kekuasaan sehingga

dapat menciptakan kebijakan yang berpihak kepada rakyat.

Adapun upaya untuk melanjutkan cita-cita pendiri

bangsa, harus tetap diperjuangkan karena sudah melekat pada

dirinya. Prabowo tidak hanya memperkaya diri dengan terjun

ke dunia bisnis, namun ia juga mencoba untuk memperbaiki

negeri ini dengan cara terjun langsung ke politik praktis. Hal ini

disebabkan karena ia menganggap kondisi bangsa sudah mulai

memprihatinkan, bahkan dianggapnya negara ini memiliki

disintegrasi yang cukup tinggi.

Tergerusnya nilai-nilai Pancasila di kalangan pemuda

semakin nyata. Identitas dan jati diri bangsa secara perlahan

mulai menghilang, bahkan banyak yang menganggap Pancasila

POLITIK SEBAGAI WADAH MELANJUTKAN CITA-CITA

BANGSA

MEMENUHI JANJI REFORMASI

105P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

sudah usang dan tidak sesuai dengan tuntutan zaman. Kondisi ini

mengetuk hati Prabowo untuk mengembalikan nilai-nilai yang

mulai tergerus tersebut dengan menyumbangkan sebagian dari

kekayaan ke dunia pendidikan.

Perhatian Prabowo juga tertuju pada peningkatan taraf

hidup rakyat Indonesia yang tidak kunjung meningkat.Hal ini

dapat dilihat dari semakin tajamnya kesenjangan hidup antara

si kaya dan si miskin. Kondisi itulah yang mendorong Prabowo

Subianto memperjuangkan cita-cita bangsa melalui jalur politik.

Politik bagi Prabowo bukan soal memburu kekuasaan atau bagi-

bagi kekuasaan, akan tetapi bagi Prabowo politik adalah dalam

rangka bernegara dan perbaikan bangsa.

Jika Prabowo hanya memikirkan kesejahteraan pribadi,

maka tidak perlu lagi untuk terjun ke politik sebab ia sudah selesai

dengan dirinya sendiri. Seperti yang pernah dinyatakan Prabowo

bahwa terjun ke politik jangan di salah artikan, lebih-lebih hanya

bertujuan untuk memperkaya diri. Terjun ke politik praktis

menurutnya harus dimaknai sebagai perjuangan membangun

Indonesia.

“Kita berjuang hanya untuk Indonesia yang kita cintai.

Kalau untuk kekayaan pribadi untuk apa masuk

politik? Pikir ulang sebelum terjun ke politik,” tegas

Prabowo.1

Alasan yang sering disampaikan Prabowo mengapa ia

terjung ke politik praktis, tidak terlepas dari keprihatinannya

MEMENUHI JANJI REFORMASI

106 P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

atas bangsa yang kaya ini. Indonesia sudah lama merdeka,

sering gonta-ganti pemimpin namun masih saja banyak rakyat

yang kehidupannya jauh dari layak. Prabowo juga menegaskan

bahwa salah satu penyebab terbesar banyaknya rakyat Indonesia

hidup di bawah kemiskinan disebabkan kekayaan negara yang

mengalir bukan pada rakyat itu sendiri, melainkan dinikmati oleh

asing.

“Ini adalah kunci saya terjun ke politik,. Demikian Prabowo

di depan Ketua Umum Pepabri di kantor organisasi itu di Jakarta,

Selasa, 22 April 2014.2

Bagi Prabowo, terjun ke politik praktis bukan untuk

memuaskan dahaga kekuasaan, melainkan untuk menuntaskan

janji dan cita-cita kemerdekaan. Merebut kekuasaan sehingga

mampu membuat kebijakan pro-rakyat untuk mengatur

kehidupan kolektif yang baik dengan mendistribusikan

kesejahteraan secara merata. Dengan demikian untuk

memperjuangkan apa yang menjadi cita -cita pendiri bangsa

harus dengan cara terjun ke politik.

Prabowo mengajak mereka yang mempunyai nurani dan

nilai-nilai kebajikan untuk tidak berdiam diri, sebab sikap yang

demikian tidak akan memberikan dampak besar terhadap

orang lain. Prabowo menyerukan kepada individu-individu yang

memiliki niat baik membangun negara untuk terjun dan terlibat

dalam dunia politik,

MEMENUHI JANJI REFORMASI

107P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

“Karena kalau orang – orang baik diam, bangsa Indonesia akan

selalu ditindas oleh bangsa lain”, tegas Prabowo.3

Bergabung Dengan Golkar

Kiprah Prabowo dalam dunia politik dimulai saat ia

menjatuhkan pilihan untuk masuk pada Partai Golkar. Partai

tersebut diyakini Prabowo memiliki banyak pengalaman dalam

perpolitikan nasional. Golkar dalam pandangan Prabowo ikut

andil dalam membangun bangsa dan berkontribusi untuk

membenahi keruwetan negara dengan ikut serta dalam

pemerintahan. Sehingga dengan tanpa ragu dan penuh rasa

percaya diri, Prabowo memberanikan untuk bergabung dengan

Golkar pada 2003. Walaupun pada kenyataannya Golkar tidak

sulit mencari kader yang mempunyai komitmen ikut membenahi

bangsa.

Keputusan yang diambil untuk bergabung dengan partai

Golkar bukan juga semata-mata karena partai ini sudah banyak

pengalaman, lebih disebabkan pada banyaknya kader Golkar

yang menjadi tokoh nasional yang menjadi pertimbangan

tersendiri bagi Prabowo. Sehingga ia merasa harus banyak

belajar dari partai Golkar ini, dengan harapan bisa menyalurkan

semangatnya untuk membangun Indonesia yang lebih baik.

Keyakinan Prabowo bahwa Indonesia bisa bangkit dan bisa

sejajar dengan negara maju lainnya tidak pernah padam. Alasan

tersebut juga ikut mendasari alasan Prabowo untuk bisa terjun ke

dunia politik praktis. Sebagaimana yang ia nyatakan,

MEMENUHI JANJI REFORMASI

108 P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

“Jadi kalau kita ingin merubah ke hidupan ke arah yang lebih baik

maka harus berani dan tidak alergi dengan politik, karena politik

tidak sekejam seperti yang kita bayangkan”.4

Kalah di Konvensi Capres Golkar

Prabowo menapaki karir politiknya dengan bergabung

dengan Golkar. Saat jelang Pemilu 2004 nama Prabowo muncul

ke permukaan. Kader yang mulai dipertimbangkan oleh petinggi

Golkar saat itu untuk kemudian maju menjadi Capres 2004 dari

partai Golkar.

Konvensi Golkar saat itu diadakan untuk mencari siapa

sosok yang diinginkan rakyat sebagai Capres. Arah dari konvensi

tersebut adalah untuk mencari sosok alternatif dengan kharisma

individu yang kuat sebagai salah satu modal sebagai Capres,

di samping untuk mendulang suara lebih banyak. Upaya

untuk melihat siapa yang dinilai memiliki elektabilitas yang

tinggi disiasati dengan mengadakan Konvensi Golkar. Seperti

yang disampaikan oleh Akbar Tanjung ketika membuka Rapat

Koordinasi Nasional Bidang Pemenangan Pemilu (Rakornas)

PP DPP Partai Golkar pada 27 februari 2003, bahwa partainya

bertekad pada pemilu 2004 untuk melahirkan presiden pilihan

rakyat, bukan milik partai semata.5

Daftar nama-nama yang cukup populer dalam konvensi

Partai Golkar pada 2003, antara lain: Nurcholis Majid, Jusuf Kalla,

Aburizal Bakrie, Sultan Hamengku Buwono ke X, Surya Paloh,

Wiranto dan sang ketua Umum Akbar Tanjung.

MEMENUHI JANJI REFORMASI

109P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

Dari beberapa nama peserta konvensi di atas, Prabowo

menjadi salah satu kandidat yang akan maju sebagai Capres

Partai golkar di Pemilu 2004. Titik tolak perjalanan poltik Prabowo

adalah sejak ia mendaftarkan diri sebagai peserta konvensi

tersebut.

Potensi Prabowo untuk memenangkan Konvensi Golkar

saat itu belum kelihatan, sebab ia masih pendatang baru. Faktor

lain adalah nama – nama seperti Jusuf Kalla, Aburizal Bakrie,

Surya Paloh, Wiranto dan sang ketua Umum Partai Golkar Akbar

Tanjung, sudah sejak lama popular dibandingkan dengan

Prabowo. Sehingga jika dibandingkan dengan mereka, Prabowo

mustahil akan menang dalam konvensi Partai Golkar 2003

tersebut, bahkan dapat dipastikan akan gugur pada putaran

pertama.

Sepak terjang Prabowo Subianto pada Konvensi Partai

Golkar di 2003 dinilai cukup sukses. Terlihat dari kuatnya figur

Prabowo sampai pada konvensi putaran terakhir. Putaran pertama

yang diikuti 19 peserta, menyisakan 7 kandidat. Kemudian

putaran ke dua menyisakan 5 peserta setelah Jusuf Kalla dan

Sultan Hamengku Buwono ke X mengundurkan diri. Konvensi

Partai dijadwalkan akan berlangsung dua putaran. Pada putaran

pertama Ketua Umum Partai Golkar Akbar Tanjung unggul dari

beberapa nama yang memiliki dukungan cukup signifikan. Salah

satu kandidat yang memang kurang diunggulkan, yaitu Prabowo

Subianto yang mendapat 30 suara, Surya Paloh 77 suara, Aburizal

Bakrie 118 suara, Wiranto 130 suara dan sang pemenang putaran

pertama adalah Akbar Tanjung memperoleh 147 suara.

MEMENUHI JANJI REFORMASI

110 P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

Perolehan 30 suara Prabowo pada Konvensi tersebut

menjadi modal utama masuk pada putaran ke dua. Dengan

menorehkan namanya pada peserta konvensi putaran ke dua

saat itu, menunjukkan bahwa karisma Prabowo juga harus

diperhitungkan oleh para kandidat lain. Karena tidak menutup

kemungkinan Prabowo dapat mengungguli suara dari ketua

umum Partai Golkar pada putaran kedua yang hanya menyisakan

5 orang peserta Konvensi, secara otomatis pertarungan waktu itu

semakin sengit dan menegangkan.

Pada putaran kedua Wiranto membuat kejutan. Jika pada

putaran pertama Akbar Tanjung mengungguli empat kandidat

yang lainnya. Namun pada putaran kedua Wiranto keluar

sebagai peserta yang mendapatkan suara terbanyak dengan

mengantongi 315 suara. Mengalahkan sang ketua umum Partai

Golkar Akbar Tanjung yang memperoleh 227 suara.

Konvensi Golkar 2003 waktu itu adalah ruang bagi

Prabowo untuk menimba pengalaman politik sekaligus

mengukur kharisma dirinya sebagai pembelajaran ke depan.

Walaupun hanya menorehkan namanya pada putaran kedua

Konvensi Partai Golkar pada 2003, namun niat dan semangatnya

untuk berkontribusi terhadap bangsa patut dihargai. Konvensi

Partai Golkar 2003 semakin meyakinkan langkahnya untuk

meneguhkan komitmennya memperjuangkan cita–cita para

pendiri bangsa yang harus ditempuh dengan cara merebut

kekuasaan.

MEMENUHI JANJI REFORMASI

111P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

Keluar dari Golkar

Pada tanggal 12 Juli 2008, Prabowo memberanikan diri

menghadap ke salah satu anggota penasehat Partai Golkar,

Ketua umum Partai Golkar dan sekaligus Wakil Presiden Republik

Indonesia Jusuf Kalla untuk menyampaikan niatnya keluar dari

partai berlambang beringin tersebut.

“Pada tanggal 12 Juli, saya menghadap Bapak Jusuf Kalla sebagai

Ketua Umum Partai Golkar. Saya sampaikan kepada beliau

bahwa saya mengundurkan diri dari Golkar, baik sebagai anggota

penasehat dan sebagai anggota Partai Golkar,” kata Prabowo

dalam jumpa pers yang digelar di Jakarta, Senin 14 Juli 2008.6

Pernyataan ini tentu membuat Jusuf Kalla selaku Ketua

Umum Partai Golkar waktu itu terkejut, sebab posisi Prabowo

saat itu adalah sebagai salah satu Anggota Penasehat Partai

Golkar. Prabowo keluar dari Partai Golkar baik sebagai Anggota

Penasehat maupun Sebagai Anggota Partai Golkar. Sehingga

hal ini menimbulkan pertanyaan bagi seorang Wakil Presiden RI

2004-2009 Jusuf Kalla.

Jusuf Kalla bersikap demokratis dalam menyikapi

keputusan anggota partainya waktu itu. Kalla sebagai Ketua

Umum partai Golkar memberikan keleluasaan bagi seluruh

kader partai untuk berkiprah di mana saja. Tidak terkecuali

pada Prabowo waktu itu. Kalla sempat bertanya terkait alasan

MEMENUHI JANJI REFORMASI

112 P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

mengapa Prabowo mengambil keputusan tersebut, “kecewakah

dengan Golkar?” Tanya Jusuf Kalla.

Alasan Prabowo memutuskan keluar dari Golkar adalah

sebab ketidak leluasaannya menyampaikan ide dan gagasannya.

“Ini pilihan politik saya…saya kurang maksimal berkiprah

menyumbangkan pikiran dan tenaga jika saya tetap berada di

Golkar.” tegasnya.7

Prabowo tidak menjawab langsung pertanyaan Jusuf

Kalla. Melainkan hanya menjelaskan bahwa dirinya masih merasa

sangat kurang maksimal jika masih berkiprah di dalam partai

Golkar. Prabowo ingin melanjutkan visinya untuk mewujudkan

cita-cita bangkitnya ekonomi kerakyatan sebagai salah satu visi

besar sebagai ketua HKTI waktu itu. Pilihan Prabowo untuk keluar

dari Golkar agar lebih fokus pada pemberdayaan pertanian.

“Saya katakan. Saya merasa tidak maksimal berkiprah di Golkar….,

perasaan saya, sebagai ketua umum HKTI saya harus membawa

pesan dan memperjuangkan pesan kaum tani. Dan sebagai

anggota penasehat Golkar, saya kurang maksimal berjuang untuk

itu,” kata Prabowo.8

Prabowo telah menimba banyak pengalaman saat

bergabung dengan Golkar. Namun Ia adalah sosok selalu gelisah

terutama jika gagasan dan fikirannya merasa tersumbat. Ia

kemudian berjuang bersama para petani Indonesia di HKTI demi

MEMENUHI JANJI REFORMASI

113P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

cita-cita kebangkitan petani dan pangan. Tentu saat bergelut

di HKTI Prabowo juga banyak memahami persoalan pertanian

termasuk bagaimana cara mengatasi cara tersebut. Akhirnya

Prabowo semakin yakin untuk mendirikan partai baru sebagai

wadah perjuangan. dan partai baru itulah diberi nama Gerakan

Indonesia Raya yang disingkat Gerindra.

MEMENUHI JANJI REFORMASI

114 P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

GERINDRA atau Partai Gerakan Indonesia Raya adalah partai

yang bercita-cita ingin meneruskan filosofi perjuangan Partai

Persatuan Indonesia Raya yang didirikan 10 Desember 1948.

Partai ini bercita-cita ingin mengangkat martabat kehidupan

segenap rakyat Indonesia di dalam Negara Kesatuan Republik

Indonesia.1

Aktivis mahasiswa dekade 1990-an, Fadli Zon dan

pengusaha Hasim Djojohadikusumo adalah dua orang yang

mencetuskan gagasan untuk mendirikan partai ini, yang akhirnya

diberi nama Gerakan Indonesia Raya (Gerindra).

Berdiri pada Februari 2008, Gerindra yang berasas

nasionalisme kebangsaan religius itu berkeinginan memformat

kepemimpinan nasional yang lebih kuat dan menghentikan

dominasi asing yang menyengsarakan rakyat.2

Fadli, dan Hashim, yang juga adik mantan Danjen Kopassus

Letjen (Purn) Prabowo Subianto, melihat situasi politik nasional

pada sembilan tahun setelah reformasi, dimana menurut mereka,

sistem demokrasi dalam pelaksanannya telah diselewengkan

GERINDRA, JIWA DAN RAGA RAKYAT

MEMENUHI JANJI REFORMASI

115P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

oleh para elit politik dan penguasa untuk kepentingan golongan

dan individu tertentu. 

Akibatnya rakyat tidak  menikmati manfaat penuh

dari sistem demokrasi dan justru menjauhkan rakyat dari

kesejahteraan. Demokrasi dianggap terus berjalan, namun tidak

mengacu pada landasan upaya untuk menyejahterakan rakyat.

Gagasan pendirian partai ini akhirnya diteruskan saat

beberapa pertemuan dengan Prabowo Subianto, yang saat itu

masih menjabat anggota Dewan Penasihat Partai Golkar.

Posisi Prabowo di Golkar itu pula yang sempat menghambat

proses untuk pendirian Partai Gerindra. Namun, kebutuhan untuk

mendirikan partai baru dianggap begitu mendesak. Akhirnya

disepakati perlu ada partai baru yang benar-benar memiliki

manifesto perjuangan demi kesejahteraan rakyat.

Pada Desember 2007, di Kantor lembaga kajian milik Fadli

Zon, Institute for Policy Studies (IPS), berkumpullah nama-nama

politisi seperti Ahmad Muzani, M. Asrian Mirza, Amran Nasution,

Halida Hatta, Tanya Alwi dan Haris Bobihoe untuk menggodok

konsep partai ini. Berhari-hari mereka mencoba mematangkan

Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) partai

hingga saat itu Fadli jatuh sakit.3

Pada saat itu, Hashim muncul dengan optimismenya

dan memberikan nama parpol itu Gerindra. Munculnya nama

Gerindra juga bermula pada keinginan memunculkan karakter

dan ideologi yang nasionalis dan kerakyatan.

MEMENUHI JANJI REFORMASI

116 P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

Kemudian, Prabowo memunculkan gagasan lambang

kepala burung Garuda untuk lambang parpol, meskipun

sebelumnya survei yang dilakukan Fadli Zon menghasilkan

keinginan untuk menggunakan lambang seekor harimau.

Akhirnya, sejarah mencatat, pada 6 Februari 2008, Partai

Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) dideklarasikan dengan garis

besar visi, misi dan manifestonya untuk mewujudkan tatanan

masyarakat dan pemerintahan yang demokratis, kerakyatan dan

sejahtera.

Setelah mempelajari naskah Deklarasi Partai, AD/ART

Partai Gerakan Indonesia Raya (Partai Gerindra) maka dengan

mengucapkan “Bismillahirrahmaanirrahim’ Prabowo Subianto

bergabung dengan Partai Gerindra pada 28 Juli 2008.4

Thamrin Dahlan, salah seorang penulis buku Prabowo,

memberi komentar khusus dengan kehadiran partai berlambang

kepala Burung Garuda ini. Dari aspek nama yang dihadirkan, ada

nuansa berbeda ketimbang partai-partai yang lain. Partai-partai

yang lain, dilihat dari nama-nama partainya, cenderung abstrak

dan melangit. Sementara itu, Gerindra yang berarti “Gerakan

Indonesia Raya” menyiratkan nuansa yang lebih membumi.

Menurutnya, kata “Gerakan” melambangkan kegiatan dan gerak

maju dalam memakmurkan dan menyejahterakan rakyat.26

Kedua, kata Indonesia Raya. Menurutnya, frasa Indonesia

Raya adalah frasa yang jarang ditemui belakangan ini. Dengan

memakai frasa itu, Prabowo mempunyai visi yang luar biasa

mengenai kebangsaan seperti Mahapatih Gajahmada. Dengan

MEMENUHI JANJI REFORMASI

117P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

Indonesia Raya, dia menegaskan bahwa “Indonesia bukanlah

sekadar kota Jakarta atau pulau Jawa melainkan seluruh wilayah

yang dibungkus dengan sebutan Indonesia Raya”.27

Ketiga, perihal lambang kepala Garuda. Dari tulisan Iman

Firdaus, Kisah Gerindra dan Kepala Garuda, awal mula partai

ini bernama “Partai Indonesia Raya”, namun urung ditetapkan

sebagai nama partainya mengingat nama itu pernah digunakan

di masa lalu yakni PIR (Partai Indonesia Raya) dan Parindra. Alhasil

diputuskan agar dilengkapi dengan kata “Gerakan” menjadi

“Gerakan Indonesia Raya” atau lebih dikenal dengan singkatan

“Gerindra”. Pada kepala burung Garuda juga terdapat simbol: sisik

di leher berjumlah 17, jengger dan jambul 8 buah, bulu telinga

4 buah dan bingkai segi lima. Simbol itu mengandung arti hari

kemerdekaan Indonesia: 17-8-1945.28

Partai Gerindra diharapkan menjadi partai yang ikut andil

dalam pemecahan masalah, terutama bagi masyarakat lemah,

baik yang lemah secara ekonomi maupun sosial. Partai Gerindra

akan mengusung program dari masyarakat dan melaksanakan

program tersebut.

Menurut Prabowo, ide mengenai ekonomi kerakyatan

untuk mewujudkan kemandirian sangat sesuai dengan idealisme

dan ideologinya. Bahwa bangsa yang dilipahkan oleh Allah di atas

kepulauan Nusantara ini akan mampu mandiri dengan segala

potensi yang dimilikinya asal dapat dikelola dengan baik oleh

orang-orang yang berprinsip untuk meletakkan kepentingan

bangsa di atas kepentingan pribadi atau golongan.

MEMENUHI JANJI REFORMASI

118 P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

Jiwa merah putih Prabowo tercermin dalam Gerindra

di tengah politisi-politisi yang telah membuat bangsa ini carut

marut, politisi yang mengaku nasionalis tetapi gemar mengobral

kekayaan negara.

Prabowo Subianto, yang merupakan pensiunan jenderal,

ia memiliki rumah politik yang baru. Rumah politik itu bernama

Gerindra, gerakan Indonesia Raya. Inilah partai politik yang

lolos verivikasi Komisi Pemillihan Umum. Partai tersebut saat ini

mengusung Prabowo, putra begawan ekonomi (almarhum) Prof.

Soemitro Djojohadikoesoemo, sebagai Capres.

Di era multi partai, banyak sekali politisi yang mengabaikan

etika berpolitik. Mereka berpindah-pindah partai tanpa pamit.

Bahkan banyak yang berpindah partai dan mencaci maki partai

asalnya, seakan akan tidak pernah memperoleh menfaat apa-apa

dari partai lama.

Prabowo ternyata tidak seperti para politisi kutu loncat

itu. Dia pindah dengan baik-baik. Dia permisi kepada ketua

umum Golkar Jusuf Kalla yang merelakan perpindahan Prabowo

dengan lapang dada. Prabowo waktu itu duduk sebagai anggota

Dewan Penasehat Partai Golkar. Karena itu adalah etika baginya

ketika memilih berpartai sendiri, tidak lagi menyandang predikat

sebagai anggota Dewan Penasehat. Dan juga adalah etika bila

dia harus melepaskan keanggotaannya di partai berlambang

pohon beringin itu.

Golkar adalah rumah besar yang penuh sesak. Rumah

besar itu begitu sumpek, sehingga tidak lagi menyisakan

MEMENUHI JANJI REFORMASI

119P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

ruang bernafas bagi anggotanya. Sehingga bagi mereka yang

menginginkan ruang lebih lega dan leluasa untuk menghirup

udara segar, memang harus keluar dari rumah itu.

Partai-partai ke depan harus mulai menerima kenyataan

bahwa antara kehebatan individu dan kehebatan partai harus

memperolah porsi yang proporsional. Tidak bisa lagi partai

dianggap yang terpenting dari individu. Karena partai tanpa

tokoh bisa mati.

Terbukti, orang-orang yang merasa telah menjadi tokoh

tidak ingin lagi dibelenggu oleh oligarki partai yang berlebihan.

Itulah semangat Prabowo. Tetapi yang harus diberi acungan

jempol adalah ketika Prabowo yang pergi dari Golkar dengan

permisi.

Saat ini, Prabowo Subiato, melalui jaringan sosial

Gerindra yang melibatkan elemen nasionalis dan Islam dengan

kombinasi tokoh senior, para reformis dan agamawan, mantan

aktivis mahasiswa dan LSM, menjadikan Gerindra kini terus

mendapatkan dukungan luas, khususnya di berbagai daerah.5

Dukungan masyarakat terhadap Prabowo Subianto

sebagai Capres Partai Gerindra terus mengalir. Hal tersebut

ditandai dengan berdirinya Sekretariat Bersama Prabowo

Presiden. Sekber  ini  merupakan wadah para Relawan Prabowo,

yang berjuang untuk menjadikan Prabowo Presiden.

Melalui lembaga ini, diharapkan semua elemen masyarakat,

baik perorangan, maupun yang tergabung dalam organisasi

MEMENUHI JANJI REFORMASI

120 P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

masyarakat, bisa bergabung. Sekber ini terbentuk di Jakarta, dan

juga sudah terbentuk di 20 provinsi dan 200 kabupaten kota yang

siap terus bergerak secara militan, untuk menggalang dukungan

kepada Prabowo menuju Istana Presiden.

Sekber Prabowo Presiden ini merupakan wadah atau

tempat menyampaikan aspirasi dukungan secara personal bagi

masyarakat.  Indonesia menginginkan sosok Prabowo Subianto

untuk memimpin Indonesia menuju ke Indonesia bangkit. Bagi

masyarakat yang tidak masuk dalam kepengurusan organisasi

parpol, maupun ormas, bisa menyalurkan aspirasi keinginannya

di Sekber ini.

Sekber tersebut dibentuk atas perintah langsung dari

Bapak Prabowo secara pribadi, bukan secara kepartaian. Artinya

ini tidak ada intervensi Partai Gerindra, tapi ini murni aspirasi

masyarakat. Karena pengurus Sekber ini bukan dari Partai

Gerindra

Ketua Umum Partai Gerindra, Suhardi, mengatakan partai

berlambang kepala burung Garuda itu mendapat dukungan

besar dari masyarakat sehingga kini berada pada posisi yang

cukup meyakinkan.

“Kami melihat di daerah, di lapangan, bahwa dukungan kepada

partai ini semakin hari semakin berkembang,” kata Suhardi di

kantor Dewan Pimpinan Pusat Gerindra, Ragunan, Jakarta,

Kamis, 6 Februari 2014.

MEMENUHI JANJI REFORMASI

121P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

Menurut Suhardi, dukungan rakyat yang semakin besar itu

disebabkan oleh sejumlah sikap dan inisiatif partai atas masalah

sosial politik. Misalnya, inisiatif pengalokasian dana untuk desa

sebesar Rp 1 miliar, penolakan atas studi banding ke luar negeri,

dan ketidaksetujuan atas pembangunan gedung baru Dewan

Perwakilan Rakyat.

Wakil Ketua Umum Gerindra, Fadli Zon, menyatakan

partainya siap menghadapi Pemilu 2014. Dia optimistis partainya

bisa mendapat banyak dukungan dari masyarakat. Karena itu,

dalam jangka waktu kurang lebih tinggal dua bulan, tentu

seluruh calon legislatif DPR RI sampai ke DPRD kabupaten/

kota akan berjuang untuk merebut dukungan masyarakat. Dan

Gerindra selalu merencanakan bentuk bantuan-bantuan kepada

masyarkat yang membutuhkannya.

Misalnya, menurut Suhardi, Program bantuan pada

peringatan enam tahun berdirinya partai Gerindra di kantor

Dewan Pimpinan Pusat Gerindra, Ragunan, Jakarta, rencananya

akan melakukan penyerahan bantuan untuk korban bencana

alam di beberapa wilayah Indonesia sebesar 1,3 miliar.

Bantuan senilai Rp 1,3 miliar rencananya akan diserahkan

Suhardi kepada perwakilan Dewan Pimpinan Daerah Gerindra

yang wilayahnya dilanda bencana, seperti Sumatera Utara,

Sulawesi Utara, Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, DKI Jakarta,

dan Banten.6

MEMENUHI JANJI REFORMASI

122 P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

PERSOALAN PROSES kaderisasi partai politik di Indonesia selalu

mendapat sorotan masyarakat. Sosok kader partai tertentu bisa

dengan mudah meloncat ke partai lain ataupun tidak dengan

melalui proses perekrutan yang jelas, yang pada akhirnya

memunculkan tokoh-tokoh sama dan menyumbat kader lain

yang memiliki potensi.

Prabowo, selalu menekankan kadernya untuk selalu yakin

pada proses kaderisasi di tubuh Partai Gerindra. Ia menegaskan

bahwa, alam akan menyisihkan oknum-oknum yang infiltrasi ke

tubuh partai yang akan menyelewengkan partai tersebut. Karena

partai Gerindra diharapkan oleh rakyat untuk tidak berkhianat

kepada mereka.

Prabowo menginginkan seluruh kader partai Gerindra

untuk membuka diri dan memimpin menuju perubahan

Indonesia yang bersih.

“Kader yang memungut sini, memungut di sana kita pantau.

Hidung, telinga, dan mata Prabowo masih tajam, masih mencium

ke pulau-pulau yang terjauh, kata Prabowo.”1

GERINDRA SEBAGAI PARTAI MODERN

MEMENUHI JANJI REFORMASI

123P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

Prabowo Subianto juga menginginkan supaya partainya

kelak menjadi partai yang modern, yang mampu memikat

hati rakyat melalui program-program inovatif yang langsung

menjawab kebutuhan rakyat Indonesia.

Partai Gerindra juga mendapat sorotan beberapa media

online Amerika Serikat utamanya pencapresan Ketua Dewan

Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto di pemilihan

presiden 2014. Menurut media online Scoops San Diego, Prabowo

adalah Capres yang paling mungkin memenangkan Pilpres

2014. Media tersebut juga menyebutkan bahwa Partai Gerindra

dinilai sebagai partai modern yang memikat hati rakyat melalui

program-program inovatif yang langsung menjawab kebutuhan

rakyat Indonesia.

Menurutnya, penilaian-penilaian yang terbit dari

media Scoops San Diego sangat menarik untuk disimak. Media kita

sendiri jarang yang membedah program yang ditawarkan oleh

para capres dan parpol menuju pemilu mendatang, tetapi justru

ada media Amerika yang mengangkat fakta bahwa Prabowo dan

Gerindra memiliki 6 Program Aksi.

Media Scoops San Diego menuliskan, Prabowo dan Partai

Gerindra-nya telah merilis sebuah “Rencana Aksi 6 point untuk

Mengubah Bangsa” yang dipercaya dapat mencerminkan

komitmen mereka untuk menyatakan prinsip-prinsip inti partai,

pluralisme, persamaan hak bagi semua dan mengangkat negara

miskin.

MEMENUHI JANJI REFORMASI

124 P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

Media tersebut juga menyebutkan rencana 6 program aksi

nyata adalah salah satu langkah yang agresif yang fokus pada

investasi di bidang infrastruktur ekonomi, khususnya di daerah

pedesaan yang miskin, energi dan ketahanan pangan, kesehatan

berkualitas tinggi dan pendidikan, perlindungan lingkungan,

dan pemberantasan korupsi dalam pemerintahan.

Bahkan, program yang digadang-gadang Partai Gerindra

itu juga dinilai mengedepankan pendekatan akal sehat untuk

mengatur kesetaraan dan transparansi di negara yang sangat

membutuhkan kepemimpinan yang kuat dan tegas. Para analis

juga percaya bahwa langkah Prabowo menuju kursi kepresidenan

tidak bisa dihindari.

Selain membahas program yang ditawarkan oleh Prabowo

dan Gerindra, media Scoops San Diego juga mengatakan bahwa

jika Prabowo terpilih menjadi Presiden maka Indonesia akan

menjadi negara yang kuat.

Dalam pertemuan dengan awak redaksi, mantan Danjen

Kopassus  ini  akan mencari, menyeleksi dan nantinya akan

menempatkan anak bangsa yang terbaik di dalam kabinetnya

kelak. Walaupun itu dari partai yang menjadi lawan politiknya.

“Kami akan mencari kader terbaik dari manapun. Tentunya parpol

bagian seleksi dan kaderisasi untuk mencari pemimpin yang

tangguh. Namun, kami tidak menutup kemungkinan, meski dari

PDIP, Nasdem, dan PKB, kalu mereka hebat, kami tidak segan-

segan meminta mereka bergabung,” kata Prabowo Subianto.2

MEMENUHI JANJI REFORMASI

125P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

Dalam hal ini, Gerindra bertekad menempatkan para kader

terbaiknya di parlemen untuk mendukung pencalonan Prabowo

kelak. Dan itu sudah terbukti bahwa, Gerindra bertekad tidak

memungut biaya serupiah pun bagi kadernya yang maju sebagai

calon legislatif dalam pemilu 2009.

Kemandirian politik dimulai dari sini, di mana kami

tidak memungut biaya bagi calon anggota legislatif Gerindra,

kata Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani.3 Prabowo Subianto

menjadi figur sentral Partai Gerindra. Dia perlu menjadikan

Gerindra sebagai partai kader yang tangguh dan visioner.

Mantan Danjen Kopassus dan Pangkostrad itu menjadikan

ikon tak terbantahkan untuk menjadikan Gerindra sebagai partai

kader. Pengalaman di Cina, Vietam, dan Kuba, hanya partai yang

demikian yang mampu melahirkan sistem dan kepemimpinan

nasional yang berhasil.

Suko Sudarso, mantan anggota tim khusus Susilo

Bambang Yudhoyono pada Pilpres 2004, mellihat Prabowo

memiliki kemauan dan tekad menjadi pemimpin bangsa.

Tapi, dia berpesan agar putra begawan ekonomi Soemitro

Djojohadikusumo itu untuk tidak lupa agar partainya memiliki

sistem pengkaderan yang tangguh dan berkelanjutan.

Kemauan politik Prabowo itu harus diwujudkan. Tidak

hanya untuk 2014, namun juga harus ke depan dan jangka

panjang. Gerindra harus diarahkan sebagai partai kader untuk

MEMENUHI JANJI REFORMASI

126 P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

bergerak ke masa depan. Jika tidak, Prabowo mungkin kesulitan

untuk mewujudkan visi-misinya.

Dalam memperkuat basis dukungan, Prabowo juga

diharapkan bersikap ramah, terbuka dan mengayomi masyarakat

lemah, terutama terhadap para aktivis muda, kaum Marhaen

dan kalangan minoritas. Prabowo harus berlapang jiwa untuk

menyantuni pluralitas dan kebhinnekaan di Indonesia. Gerindra

sebagai partai kader harus ke arah sana. Para analis politik

menyatakan, Prabowo perlu dukungan kaum intelijensia dari

kalangan nasionalis dan agamis yang moderat.4

Capres dari koalisi Merah Putih Prabowo Subianto

memberikan sanjungan untuk kader dan simpatisan Partai

Keadilan Sejahtera (PKS). Ia terpikat dengan militansi kader

partai yang dipimpin Anis Matta itu. Prabowo sempat tak percaya

suatu ketika jajaran Partai Gerindra di daerah melaporkan akan

berkoalisi dengan PKS.

“Yang benar. Serius anda? Siap, Pak. Bagaimana? Mereka

baik-baik, kader militan, disiplin,” ujar Prabowo, menirukan

perbincangan dengan kader Gerindra, saat memberiksan

sambutan dalam acara konsolidasi nasional PKS di Hotel

Kartika Chandra, Jakarta, Selasa (27/5).

Pada akhirnya Prabowo menyaksikan sendiri militansi

kader dan simpatisan PKS. Ia pernah berkampanye dengan Anis

di Jawa Tengah. 

MEMENUHI JANJI REFORMASI

127P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

“Kader PKS rajin, disiplin, tidak berpindah tempat selama

presiden PKS ada di panggung……Gerindra partai

kebangsaan. Nih repotnya partai kebangsaan ini, orangnya santai.

Kalau lapar dia ke warung,” ujar Prabowo berkelakar.

Prabowo juga memuji semangat dan sikap disiplin kader

perempuan PKS. Ia pun sudah melihatnya sendiri di lapangan.

“Ibu-ibunya ini di tempat panas tidak berpindah tempat.

Bagaimana caranya kader Gerindra bisa dilatih seperti itu. Saya

mau nyontek,” ujar mantan Danjen Kopassus itu.5

Anggota Dewan Penasihat Partai Gerindra, Martin

Hutabarat mengatakan pentingnya untuk menindak kader yang

menyimpang agar tidak melakukan tindakan yang tercela.  Hal

tersebut, menurut dia, untuk menjaga popularitas ketua dewan

pembina Prabowo Subianto sehingga tetap stabil di papan atas

capres terpopular. Jangan sampai popularitas Pak Prabowo

sampai tercela karena perbuatan kadernya. Misalnya, tertangkap

oleh KPK, kepolisian atau kejaksaan karena korupsi.

Tentu kita masih ingat iklan Partai Gerindra yang kerap

ditayangkan di berbagai stasiun televisi saat menjelang pemilu

2009 silam. Kala itu usia Partai Gerindra belum menginjak

dua tahun dihitung sejak didirikan pada 6 Februari 2008.

Namun, Partai  ini  telah memikat rakyat lewat visi dan misi

yang disampaikan iklan partai:  ekonomi  kerakyatan, membuka

lapangan pekerjaan, dan lain-lain. Berkat iklan yang merakyat

dan spesifik itu, popularitas Partai Gerindra meningkat.

MEMENUHI JANJI REFORMASI

128 P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

Dengan kampanye tersebut Partai Gerindra telah membuat

sebuah gebrakan baru. Partai yang mendudukkan Prabowo

Subianto, ketua umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia

(HKTI), sebagai ketua dewan pembina berupaya merangkul petani

dan nelayan. Seperti terlihat dalam iklannya, Partai Gerindra

mencoba mengembalikan dan menyadarkan kembali akar ke-

Indonesiaan yang berawal dari masyarakat pedesaan sebagai

petani dan nelayan. Alhasil, sebagai sebuah pemain baru yang

mengikuti pemilu untuk pertama kalinya, Partai Gerindra mampu

meraih 4.646.406 juta suara atau 4,46%. Dengan persiapan hanya

dua sampai tiga bulan, Partai Gerindra bisa melejit ke posisi Partai

papan tengah. Berada di urutan delapan.

Partai Gerindra mengungguli Partai yang sebelumnya

telah mengikuti pemilu 2004 seperti Partai Bulan Bintang (PBB),

Partai Damai Sejahtera (PDS), Partai Bintang Reformasi (PBR).

Dengan hasil itu, Partai Gerindra memperoleh sebanyak 26 kursi

di DPR. Tidak hanya itu, dalam Pemilu Presiden, Partai Gerindra

berkoalisi dengan PDIP. Koalisi menghasilkan pasangan Capres

dan wakil Presiden, yaitu Megawati Soekarno Putri (Capres dari

PDIP) dan Prabowo Subianto (Cawapres dari Partai Gerindra).

Pasangan capres dan cawapres lainnya dalam pilpres adalah

Susilo Bambang Yudhoyono dan Boediono, Jusuf Kalla dan

Wiranto

Susilo Bambang Yudhoyono dan Boediono akhirnya

menjadi pemenang dalam pilpres itu. Meski belum genap

berusia dua tahun pada waktu itu, sukses Partai Gerindra cukup

MEMENUHI JANJI REFORMASI

129P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

membanggakan. Kini, Partai Gerindra memasuki usia empat

tahun. Waktu empat tahun memang terlalu singkat.

“Kami mendirikan Partai tiga tahun lalu rasanya seperti baru

kemarin. Waktu habis untuk verifikasi Partai, kampanye, dan

melakukan program. Sebagian besar waktu yang ada justru habis

untuk proses administrasi,” kata ketua umum Partai Gerindra,

Prof. Dr. Ir. Suhardi, Msc.

Sejauh ini, Partai Gerindra selalu mengedepankan 8

program aksi, yaitu menjadwalkan kembali pembayaran utang,

menyelamatkan kekayaan negara untuk menghilangkan

kemiskinan, melaksanakan ekonomi kerakyatan, delapan

program desa, memperkuat sektor usaha kecil, kemandirian

energi, pendidikan dan kesehatan, menjaga kelestarian alam dan

lingkungan hidup.

Menurut Suhardi, delapan program aksi tersebut

merupakan program konkret untuk mensejahterakan rakyat.

Seluruh delapan progam aksi itu memiliki  parameter, ukuran,

dan target yang jelas.

“Salah satu target yang berhasil kita meminta penghapusan

BHP (Badan Hukum Pendidikan). Ternyata kita berhasil di tingkat

Mahkamah Konstitusi (MK),” jelas Suhardi.

Gerindra bergerilia dengan organisasi sayapnya yang

hadir di berbagai kelompok masyarakat, seperti organisasi untuk

kepemudaan Tunas Indonesia Raya (Tidar), dan juga Perempuan

Indonesia Raya (Pira)

MEMENUHI JANJI REFORMASI

130 P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

Yang menarik perhatian, Prabowo mampu menembus

cepat, menyalip calon-calon baru. Mantan Danjen Kopassus itu

bahkan diprediksi sejumlah pengamat bisa menjadi alternatif

terhadap Mega dan Susilo Bambang Yudhoyono yang sudah dan

(pernah/sedang) menduduki jabatan presiden.

‘Dia seperti the rising star. Iklannya bagus dan bisa jadi

contoh bagi para kandidat lainnya” ujar Yudi Latif.6 Sedangkan

menurut Glenny Kairupan, seorang Ketua DPC Gerindra

menegaskan bahwa semangat Gerindra adalah mengangkat

harkat martabat petani, pedagang tradisional dan kaum

marginal. Gerindra sendiri sudah bertekad, mewujudkan

tatanan masyarakat Indonesi yang merdeka, berdaulat, bersatu,

demokratis, adil dan makmur serta beradab dan berketuhan

yang berlandaskan Pancasila, sebagaimana termaktub di dalam

pembukaan UUD 1945, merupakan cita-cita bersama dari seluruh

rakyat Indonesia. Untuk mewujudkan cita-cita tersebut, hanyan

dapat dicapai dengan mempertahankan persatuan dan kesatuan

bangsa, dengan landasan Pancasila.

Dalam pandangan Ketua Umum DPP Gerindra, Prof Suhardi,

kultur bangsa dan wawasan kebangsaan harus menjadi modal

utama untuk mengeratkan persatuan dan kesatuan. Sehingga

perbedaan di antara kita justru menjadi rahmat dan menjadi

kekuatan bangsa Indonesia. Partai Gerakan Indonesia Raya, kata

Suhardi, adalah partai rakyat yang mendambakan Indonesia

yang bangun jiwanya, dan bangun badannya. Partai Gerakan

Indonesia Raya adalah partai yang bertekad memperjuangkan

kemakmuran dan keadilan di segala bidang.

MEMENUHI JANJI REFORMASI

131P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

Namun demikian, Gerindra melihat, mayoritas rakyat

masih berkubang dalam penderitaan, sistem politik kita tak

kunjung mampu merumuskan dan melaksanakan perekonomian

nasional untuk mengangkat harkat dan martabat mayoritas

rakyat Indonesia dari kemelaratan.

Bahkan dalam upaya membangun bangsa, kata Prabowo,

dalam perjalanannya kita telah terjebak dalam sistem ekonomi

pasar. Sistem ekonomi pasar telah memporakporandakan

perekonomian bangsa, yang menyebabkan situasi yang sulit bagi

kehidupan rakyat dan bangsa. Hal itu berakibat makin meluasnya

jumlah rakyat yang miskin dan menganggur. Pada situasi

demikian, tidak ada pilihan lain bagi bangsa ini kecuali harus

menciptakan suasana kemandirian bangsa dengan membangun

sistem ekonomi kerakyatan.7

Prabowo Subianto dan Gerindra makin ekspansif ke

daerah-daerah. Bagi mereka, Pemilu 2014 ibarat memenangkan

sebuah perang.

“Kalau perlu, ketuk langsung rumah rakyat dan adakan dialog,”

katanya.

Prabowo sadar betapa pentingnya rekam jejak prestasi

dan kepedulian para kader Partai Gerindra dan jaringan sosialnya

untuk bisa memenangkan pemilu 2014. Untuk itu dia menyerukan

seluruh kader turun gunung, tanggap atas keprihatinan

masyarakat, gigih memperjuangkan kaum yang termarjinalkan,

membela hak-hak perempuan, buruh, dan mengayomi budaya

multikultural.

MEMENUHI JANJI REFORMASI

132 P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

Menghadapi pemilu 2014, Gerindra harus mampu

mengidentifikasi situasi dan kondisi sosial yang akan dihadapi,”

kata Prabowo.

Lolosnya Partai Gerindra sebagai peserta pemilu 2014,

Partai Gerindra telah melewati satu tahap maraton untuk meraih

cita-cita besar, yakni melakukan perubahan. Partai Gerindra

mempunyai visi mewujudkan kesejahteraan rakyat Indonesia.

Menurut Prabowo, Partai Gerindra tidak berniat mencari

kekuasaan semata. Ikut pemilu, menjadi menteri, dan politik

dagang sapi, bukanlah keinginan dan cita-cita Gerindra. Gerindra

berasal dari rakyat, berjuang untuk rakyat dan berkorban untuk

rakyat. Partai Gerindra tidak bekerja demi kerabat, kelompok,

atau uang, kalau ada kader seperti ini, silahkan cari partai yang

lain saja.

Partai Gerindra menginginkan perubahan, keadilan,

kebenaran, dan kejujuran.

“Dari daerah yang saya kunjungi, rakyat mengaku sudah capek

dengan kebohongan elit-elit dan korupsi. Mereka membutuhkan

pemimpin yang bersih, kata Prabowo.”9

MEMENUHI JANJI REFORMASI

133P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

DALAM KONTEKS KEKINIAN, Indonesia dengan

kompleksitas permasalahan dan krisis di berbagai sektor,

membutuhkan pemimpin dengan ‘modal’ yang luar biasa.

Tidak sekadar bermodalkan pengalaman memimpin dalam

lingkup lokal yang penuh kesederhanaan. Indonesia kini bukan

yang dulu. Rakyat kini bukan rakyat biasa. Tidak butuh yang

sederhana, apalagi sifatnya hanya dalam kemasan dan penuh

pencitraan. Indonesia kini membutuhkan pemimpin tegas

dan visioner dengan segala terobosannya untuk ‘mengobati’

penyakit epidemik bangsa, untuk memecah segala kebuntuan

dan pesimisme rakyat. Tentunya, hal ini meniscayakan pemimpin

‘kaya’ pengalaman dalam bingkai kepemimpinan nasional

dengan ‘segudang’ wawasan komprehensif tentang landscape

ke-Indonesiaan.

Banyak yang merasa layak memimpin Indonesia kini

dan ke depan, namun minim gagasan dan ‘kendaraan’ (baca:

partai politik). Namun (satu) yang konsisten dan konsekuen

dengan gagasan transformatif-solutif. Bukan popularitas yang

ia kejar, bukan prestis yang ia cari—apalagi menjadi boneka,

tidak! Bukan pula kuasa untuk mengkorupsi kebutuhan rakyat

SANG CALON PRESIDEN

MEMENUHI JANJI REFORMASI

134 P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

sebagai tujuannya. Hanya atas dasar panggilan hati nurani untuk

mengabdikan diri dan gagasannya yang menjadi motivasinya,

yaitu Prabowo Subianto orangnya.

Kondisi ini disadari betul oleh Gerindra untuk mewakafkan

Prabowo sebagai Capres 2014. Diakui ataupun tidak, karakter

pemimpin yang diperlihatkan Prabowo bisa dijadikan jawaban

atas kegelisahan dan kebutuhan rakyat akan perbaikan-perbaikan

kondisi Indonesia saat ini. Prabowo memiliki keberanian untuk

menjawab keraguan rakyat dengan gagasan dan pandangannya

yang kritis dan penuh terobosan.

Tidak salah jika dari awal sudah ada upaya untuk menjadikan

Prabowo sebagai capres pada pilpres 2014.Ini seperti apa yang

diungkapkan oleh wakil ketua umum partai Gerindra, Fadli Zon:

“Masyarakat menginginkan seseorang yang bisa mengatasi

persoalan bangsa. Gerindra akan berupaya keras untuk

mengusung Pak Prabowo,”1

Bahkan, Partai Gerindra berulangkali menegaskan bahwa

tidak ada pilihan lain kecuali menjadikan Prabowo sebagai Capres

nomor satu. Seperti Martin Hutabarat, politisi Partai Gerindra,

mengatakan:

“Prabowo akan dicalonkan Gerindra menjadi Capres 2014

melihat tingginya elektabilitas Prabowo di mata masyarakat.

Kebetulan karakter pemimpin seperti itulah yang dirindukan rakyat

menjadi pemimpin nasional untuk membawa bangsa ini dalam

menghadapi globalisasi berkompetisi dengan negara-negara

lain,”2

MEMENUHI JANJI REFORMASI

135P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

Upaya ini pun disambut dengan dukungan resmi Partai

Gerindra—melalui Kongres Luar Biasa—kepada Prabowo

untuk maju pada pemilihan presiden 2014.3 Memang sejak

awal, Prabowo sudah menyatakan kesiapannya untuk menjadi

Capres jika rakyat menghendaki dan merestui.4 Artinya, Prabowo

bukan seorang Capres yang disuruh ataupun diminta untuk

jadi presiden. Melainkan maju atas panggilan hati nurani untuk

mengabdikan dirinya lewat gagasan dan terobosannya sebagai

Capres 2014.

Munculnya Prabowo sebagai Capres, berdasarkan hasil

dari lembaga penelitian atau survei, mendapat respons yang

mengesankan dan dipandang rakyat sebagai satu-satunya

Capres yang lebih siap memimpin Indonesia kedepan dengan

visi dan gagasannya.

Seperti yang diungkap Saiful Mujani dalam hasil penelitian

Lembaga Survei Indonesia (LSI):

“Prabowo dianggap punya kemampuan menarik pemilih

dibanding calon lain. Prabowo memiliki kualitas personal.

Misalnya dianggap lebih taat beragama, bisa dipercaya, tegas,

perhatian pada rakyat dan pintar. Ini dasar psikologis massa untuk

cenderung memilih Prabowo.”5

Danny Indrianto, Direktur Eksekutif Lembaga Survei dan

Polling Indonesia (SPIN) menegaskan pula bahwa:

“Prabowo sebagai Capres 2014 yang memiliki kompetensi paling

tinggi. Prabowo mendapat apresiasi yang paling baik karena

MEMENUHI JANJI REFORMASI

136 P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

dipandang lebih punya ketegasan, keberanian dan visi misi yang

unggul. Sedangkan faktor yang paling dipertimbangkan publik

untuk memilih capres 2014, adalah programnya yang pro rakyat,

kompetensinya sebagai problem solver bangsa, dan ketegasannya

dalam pengambilan keputusan.”6

Andrinof Chaniago, Direktur Eksekutif Center for

Indonesian Regional and Urban Studies (CIRUS), dengan tegas

menyampaikan:

“Tingkat popularitas dan elektabilitas Prabowo cukup tinggi dengan

basis dukungan yang juga cukup luas. Apalagi di tengah kondisi

bangsa saat ini banyak kalangan yang merindukan ‘pemimpin gila’

seperti Prabowo. Publik akan membandingkan pemimpin saat ini

yang ragu dan bimbang dengan sosok Prabowo yang berani dan

tegas.”7

Hendrykus Sihaloho, Direktur Eksekutif Vox Populi Survey,

dengan bijak mengemukan bahwasanya:

“Dalam hasil survey mendapat temuan bahwa rakyat

menginginkan suatu perubahan besar terhadap pengelolaan

pemerintahan yang selama ini sangat korup, lemah serta tidak

punya rasa percaya diri dan selalu dilecehkan oleh negara

tetangga sehingga rakyat memilih Prabowo karena dianggap

memiliki Strong Leaderships. Lebih dari itu, jika ingin sukses pada

Pemilu 2014, mereka harus mengutamakan platform program

sebagai bagian penting dalam memberikan edukasi politik kepada

masyarakat dan mengangkat martabat bangsa.”8

MEMENUHI JANJI REFORMASI

137P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

Dengan demikian, Prabowo merupakan aktor transformatif

dari Gerindra untuk rakyat sebagai Capres yang tidak berangkat

dari popularitas semata, namun atas dasar konsep atau

gagasannya yang merakyat. Prabowo sebagai Capres semakin

kuat citranya sebagai sosok yang transformatif ketika Prabowo

mampu membawa Gerindra—dari partai kelas bawah—menjadi

partai yang menyodok ke papan atas dan menempati posisi ke-3

dalam Pileg 9 April kemarin.9

Tak bisa disangkal, bahwa ini terjadi karena faktor seorang

Prabowo. Mungkin tidak jamak disadari, namun harus dikatakan,

bahwa naiknya posisi Partai Gerindra—dalam pemilu 2014—

menuju partai papas atas akibat adanya ‘Prabowo Effect’. Efek

Prabowo tidak begitu saja terbentuk, ini memperlihatkan

komitmen akan konsep yang digagas oleh Prabowo dapat

langsung menyentuh hati nurani rakyat. Artinya, Prabowo

dapat menghipnotis rakyat dengan memposisikan dirinya

sebagai sosok transformatif yang dapat membawa nurani rakyat

pada sebuah suasana kehidupan yang penuh harapan. Spirit

perubahan yang transformatif benar-benar dapat diolah oleh

Prabowo sebagai kekuatan dirinya dengan melahirkan visi-

misi yang senafas dengan cita-cita rakyat. Wajar jika kemudian

memperoleh apresiasi dan respon yang baik dari rakyat melalui

terdongkraknya suara Partai Gerindra.

Prabowo sebagai Capres, memperlihatkan ‘kelasnya’

sebagai pemimpin yang harus menyapa rakyat, mengajarkan

tentang arti menjadi pemimpin dengan sebuah keniscayaan

MEMENUHI JANJI REFORMASI

138 P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

akan adanya gagasan besar yang ditopang dengan tindakannya

yang merakyat dan berkomitmen membela kebutuhan rakyat.

Prabowo mengajarkan tentang arti ‘blusukan’ yang sebenarnya.

Bisa dibilang, Prabowo adalah bapak ‘blusukan’ Indonesia yang

harus dicontoh.10

Hal ini menegaskan rasa baktinya pada rakyat ‘merah-putih’

dengan penuh komitmen atas apa yang telah menjadi pandangan

dan pemikirannya. Prabowo ingin mewujudkan dirinya menjadi

problem solver bagi permasalahan akut bangsa ini. Dengan

demikian, menjadi pemimpin harus dapat bertanggung jawab

atas ragam persoalan bangsa yang menindih rakyat sehinga bisa

bangkit dari pesimisme dan ketidakberdayaan.

Indonesia dalam kondisi kekinian, bagi Prabowo, adalah

Indonesia yang paradoks. Indonesia kaya akan sumber daya

alamnya, tapi rakyat dibiarkan miskin. Indonesia terdiri dari

lautan, tapi masih mengimpor ikan dan garam. Indonesia berada

di garis tropis dan agraris, namun selalu mengimpor padi,

daging, kedelai serta kebutuhan pokok lainnya. Hal ini menjadi

bukti nyata akan ketergantungan Indonesia pada bangsa lain.

Indonesia tidak bisa berdiri atas kaki sendiri sehingga kalah

bersaing dan tidak memiliki posisi tawar sehingga menyebabkan

bangsa ini menyerah sebelum berjuang.11

Salah seorang penulis buku Prabowo, Entang Sastraatmadja

mengungkapkan, bahwa Prabowo dalam berbagai kesempatan

selalu menegaskan adanya hal krusial yang menjadi tantangan

Indonesia ke depan. Semisal persoalan terkait menipisnya sumber

MEMENUHI JANJI REFORMASI

139P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

energi; terjadinya ledakan penduduk; sistem pemerintahan yang

lemah, tidak efesien, dan korup; dan struktur ekonomi yang tidak

berimbang (tidak berkeadilan).12 Persoalan ini dianggap sebagai

penyakit sekaligus penyebab—layaknya benang kusut—kenapa

bangsa ini sulit bangkit dari kubangan kemiskinan, pengangguran

yang membanjiri tiap pelosok negeri ini, serta kemandirian yang

masih sebatas mimpi dan gelap untuk diteropong.

Rakyat akhirnya, mengenal Prabowo sebagai Capres

karena ketegasan dan konsistensinya dalam menanamkan

gagasan dan terobosannya. Prabowo senantiasa menegaskan

dirinya untuk mengabdi pada rakyat dengan mengajak rakyat

untuk memahami dan peduli akan kondisi ke-Indonesiaan kini:

“Kita ingin membangun bangsa Indonesia yang terhormat, adil,

sejahtera, berdiri di atas kaki sendiri. Ideologi, landasan, orientasi,

dan keberpihakan kita adalah Pancasila dan UUD 1945, khususnya

pasal-pasal ekonomi yang terdapat dalam Pasal 33. Tanyakan

pada mereka; apakah kita mau terus dibodohi? Apakah kita mau

terus menjadi bangsa yang lemah, bangsa tempe? Bangsa yang

memiliki kekayaan alam yang begitu berlimpah tetapi kalah

melawan komprador dan koruptor sehingga terus impor sapi,

cabai, bawang, singkong, kedelai, garam, bahkan ikan saja kita

impor?......Apakah kita mau terus tinggal diam melihat hasil-hasil

alam kita diangkut oleh kapal-kapal ke luar negeri? Apakah kita

mau bangunkan macan asia dan jalan sistem ekonomi yang

sesuai dengan cita-cita para pendiri bangsa Indonesia, cita-cita

Bung Karno dan Bung Hatta? Kalau bukan kita yang mewujudkan

MEMENUHI JANJI REFORMASI

140 P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

perubahan dengan berpihak di pemilu yang akan datang siapa

lagi? Kalau bukan sekarang siapa lagi? Jika semua orang baik

diam, maka yang berkuasa adalah orang-orang yang tidak baik.”13

Dengan gagasannya tersebut, Prabowo giat bergerak ke

sudut-sudut terluar negeri menjawab rindu rakyat akan pemimpin

solutif, membangkitkan optimisme yang memudar dalam ruang

terdalam jiwa ke-Indonesiaan. Rakyat, mengibarkan semangat

‘merah-putih’ dalam bingkai nasionalisme luas dan merajut

asa bangsa dalam manifesto perjuangannya bersama Gerindra

dengan terus berupaya keras menjawab segala persoalan bangsa

melalui gerakan transformatif bangsa.14

J.B. Soedarmanta menggambarkan seorang Prabowo

sebagai sosok politikus yang tegas memihak rakyat. Bukan tipe

pemimpin partai politik yang mengambil jalan pintas. Sejak

awal terbentuknya Gerindra Prabowo telah menunjukkan

keberpihakannya terhadap masyarakat kecil, miskin dan

terpinggirkan.15

Hans Afnan mengungkap sebuah gambaran menarik dari

sekian banyak ‘percikan’ pemikiran Prabowo yang kritis,

“Dari sekian banyak pikiran-pikiran yang sering dilontarkan

Prabowo, ternyata yang paling mendapat banyak sorotan adalah

soal kerisauan akan masa depan bangsa dan negara, dikarenakan

adanya pengelolaan negara dan bangsa yang salah urus. Prabowo

sangat meyakini jika kita mampu mengelola pembangunan

dengan baik, mestinya bangsa ini tidak harus terjebak dalam

lingkaran setan kemiskinan yang tak berujung pangkal.”16

MEMENUHI JANJI REFORMASI

141P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

Dengan demikian, kondisi Indonesia ke depan harus dapat

disadari oleh rakyat dengan seksama. Indonesia yang katanya

merdeka, tapi buktinya rakyat tertindas. Indonesia yang katanya

kaya raya, namun rakyatnya miskin tak terbantahkan. Indonesia

yang katanya berdaulat, namun kenyataannya harkat dan

martabat rakyat diinjak-injak. Indonesia yang katanya bersatu

dalam keragaman, seringkali mudah diadu-domba. Indonesia

yang katanya damai dan rukun, sesekali penuh dengan konflik

dan anarkisme. Kenyataan inilah yang selalu diupayakan oleh

Prabowo untuk disadari secara kritis dan ditemukan solusinya

secara bersama-sama.

Entang Sastraatmadja dalam sekapur sirihnya menegaskan:

“Berkarakter; bertindak tegas; dan memiliki wawasan kebangsaan,

kenegaraan, dan kemasyarakatan yang luas adalah perilaku

yang melekat erat pada sosok Prabowo Subianto. Tokoh nasional

sekaliber Prabowo Subianto memang jarang kita temukan dalam

kehidupan politik di negeri ini.”17

Berangkat dari kegelisahan seorang Prabowo dengan

segala pengalamannya yang sangat luas, baik ketika aktif di

militer, menjadi pengusaha, bahkan sebagai politisi transformatif,

Prabowo ingin mewujudkan spirit perubahan menuju Indonesia

sejahtera dengan memunculkan dirinya sebagai Capres 2014

sebagaimana yang telah diungkapnya;

“Kalau rakyat membutuhkan pelayan dan bangsa ini

menginginkan pemimpin untuk mensejahterakan rakyat, saya siap

mengabdi kepada rakyat dan negara. Tapi bukan sekadar menjadi

MEMENUHI JANJI REFORMASI

142 P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

presiden. Untuk apa saya menjadi presiden kalau tidak membawa

kemaslahatan dan kesejahteraan bagi rakyat.”18

Dari awal Prabowo sudah menyadari betul tugas dan

kewajibannya untuk mengabdi kepada rakyat. Dengan demikian,

menjadi (calon) presiden, bagi Prabowo bukan jabatan dan

kekuasaan yang ia kejar, melainkan amanah rakyat. Amanah

itu sendiri merupakan ‘bonus’ yang diberikan rakyat terhadap

sebuah perjuangan akan kepemimpinan yang benar dan baik.

Kepemimpinan yang baik tentunya lahir dan hadir dalam diri

pemimpin yang bisa menghadirkan sebuah perubahan menuju

keserjahteraan rakyat.

Karena itu, Prabowo adalah Capres dari rakyat, oleh

rakyat dan untuk rakyat Indonesia yang diniatkan tulus untuk

memperbaiki negeri ini dan membela masyarakat. Ia pun siap

dan berjanji akan membuat perubahan yang terbaik untuk

bangsa dan negara Indonesia yang kuat dan sejahtera sesuai

amanah UUD 1945 dan Pancasila dengan perlunya menerapkan

perekonomian kerakyatan yang mencerminkan adanya

perubahan sebagaimana dambaan masyarakat.

Namun, gagasan dan perubahan yang diusung Prabowo

itu hanya bisa efektif dilakukan jika melalui sebuah proses

politik yang demokratis. Artinya, visi dan misi perubahan yang

dicanangkan oleh Prabowo hanya bisa direalisasikan apabila Ia

menjadi presiden RI yang ke-7. Kalau bukan Prabowo, siapa lagi

yang dapat membuat perubahan menuju Indonesia sejahtera,

mandiri, kuat dan bermartabat. Kalau bukan sekarang kapan lagi

Indonesia punya kesempatan dipimpin oleh seorang tokoh yang

transformatif-solutif seperti Prabowo.

G E R A K A N INDONESIA RAYA

G E R A K A N INDONESIA RAYA

bagian 1 V

“Kita ingin rakyat cukup pangan, sandang, dan papan. Kita ingin rakyat menjadi cerdas dan mampu bersaing dalam

percaturan global. Kita ingin manusia Indonesia mencicipi kemakmuran yang diolah dari kekayaan alam, pertanian dan

industri, serta dari inisiatif dan kreativitas.”

GERAKAN INDONESIA RAYA

145P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

CITA-CITA LUHUR Partai Gerindra tentunya sejalan dengan cita-

cita bangsa dan tujuan konstitusi negara, yaitu untuk melindungi

segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia,

memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan

bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan

kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Melindungi

segenap bangsa tentu bukan sekadar perlindungan fisik dari

agresi militer atau penjajahan konvensional. Perlindungan yang

lebih substansial adalah proteksi seutuhnya, yaitu bebas dari

kemiskinan, kebodohan, dan ketidakpastian.

“Kita ingin rakyat cukup pangan, sandang, dan papan. Kita ingin

rakyat menjadi cerdas dan mampu bersaing dalam percaturan

global. Kita ingin manusia Indonesia mencicipi kemakmuran yang

diolah dari kekayaan alam, pertanian dan industri, serta dari

inisiatif dan kreativitas.”1

Untuk mewujudkan Negara Indonesia Raya hanya bisa

dicapai dengan komitmen yang kuat, gerakan nyata, dan kerja

keras. Untuk itu diperlukan visi dan misi yang jelas dan terukur,

yang berfungsi sebagai jembatan untuk menghubungkan

kondisi saat ini dengan kondisi di masa depan yang lebih baik.

NEGARA KERAKYATAN

GERAKAN INDONESIA RAYA

146 P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

Visi dan Misi Partai Gerindra

Di dalam Anggaran Dasar (AD) Bab 3 Pasal 8 disebutkan

bahwa Partai Gerindra memiliki visi untuk menjadi partai politik

yang mampu menciptakan kesejahteraan rakyat, keadilan sosial,

dan tatanan politik negara yang melandaskan diri pada nilai-nilai

nasionalisme dan religiusitas dalam wadah Negara Kesatuan

Republik Indonesia (NKRI) yang berdasarkan Pancasila dan

Undang-Undang Dasar (UUD) 1945. Partai Gerindra berpegang

teguh pada prinsip bangsa Indonesia yang senantiasa berdaulat

di bidang politik, berkepribadian di bidang budaya, dan berdiri di

atas kaki sendiri dalam bidang ekonomi.

Partai Gerindra hadir di tengah-tengah masyarakat

Indonesia untuk menuntaskan janji kemerdekaan. Oleh karena

itu Partai Gerindra memiliki misi dan tujuan yang sangat jelas,

terukur, dan terarah. Sesuai dengan Anggaran Dasar yang

dimilikinya, Partai Gerindra memiliki tujuan pokok sebagai

berikut:

1. Untuk mempertahankan kedaulatan dan tegaknya

NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945

yang ditetapkan pada 18 Agustus 1945.

2. Untuk mendorong pembangunan nasional yang

menitikberatkan pada aspek pembangunan

ekonomi kerakyatan, pertumbuhan ekonomi

yang berkelanjutan, dan pemerataan hasil-hasil

pembangunan bagi seluruh warga bangsa dengan

GERAKAN INDONESIA RAYA

147P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

senantiasa berpegang teguh pada kemampuan

sendiri.

3. Untuk membentuk tatanan sosial dan politik

masyarakat yang kondusif dan demokratis demi

mewujudkan kedaulatan dan kesejahteraan rakyat.

4. Untuk menegakkan supremasi hukum dengan

mengedepankan azas praduga tak bersalah dan

persamaan hak di depan hukum. Partai Gerindra

menyadari bahwa hukum ada dengan tujuan untuk

melindungi seluruh warga negara Indonesia secara

berkeadilan tanpa memandang suku, agama, ras,

dan/atau latar belakang golongan.

Partai Gerindra dan Negara Kerakyatan

Dalam tradisi liberal, demokrasi berarti hak dan kebebasan

individu dalam mengekspresikan dirinya secara bertanggung

jawab. Dalam kehidupan bernegara, demokrasi berarti

membatasi kekuasaan pemerintahan demi melindungi hak dan

kepentingan rakyat. Pengertian ini berasal dari pandangan liberal

yang senantiasa penuh prasangka terhadap kekuasaan negara

yang cenderung disalahgunakan.2

Tidak bisa dipungkiri bahwa sistem yang ada di Indonesia

sekarang ini cenderung kepada sistem demokrasi liberal.

Demokrasi liberal telah menyebabkan terjadinya instabilitas

politik nasional yang kontraproduktif bagi pembangunan bangsa

Indonesia. Demokrasi liberal tidak sesuai dengan karakter bangsa

GERAKAN INDONESIA RAYA

148 P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

Indonesia karena telah menjauhkan cita-cita kesejahteraan bagi

rakyat.

Melihat kondisi yang demikian, Partai Gerindra berusaha

untuk memperjuangkan reformasi sistem politik Indonesia yang

sesuai dengan UUD 1945 dan jati diri bangsa. Sistem politik

yang mengarah pada demokrasi liberal sejak era Reformasi

perlu dikoreksi. Demokrasi yang sesuai dengan budaya bangsa

Indonesia adalah demokrasi yang dipimpin oleh hikmat

kebijaksaan dalam permusyawaratan/perwakilan. Partai Gerindra

menilai bahwa Indonesia Raya adalah negara yang berazaskan

kerakyatan dalam arti menyeluruh, yaitu kebersamaan di semua

aspek kehidupan, baik politik, ekonomi, maupun sosial.

Ada empat jati diri yang membentuk kepribadian Partai

Gerindra , yaitu kerakyatan, kebangsaan, religius, dan keadilan

sosial. Dalam konteks kerakyatan, secara mendasar Partai Gerindra

adalah partai rakyat yang memiliki dua azas, yaitu Pancasila

dan UUD 1945. Pancasila sebagai ideologi merupakan racikan

formulasi kebangsaan yang dapat menekan aspek persatuan dan

kesatuan dari realitas masyarakat yang beragam dan majemuk.

Sedangkan UUD 1945 merupakan landasan konstitusional

yang menjadi petunjuk arah dari serangkaian perjalanan dan

perjuangan bangsa unuk mencapai kesejahteraan bagi seluruh

rakyat Indonesia.

Partai Gerindra adalah partai rakyat yang mendambakan

Indonesia yang berdaulat, adil, makmur, dan sejahtera secara

menyeluruh. Oleh karena itu Partai Gerindra mengusung konsep

GERAKAN INDONESIA RAYA

149P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

“Negara Kerakyatan”. Kerakyatan adalah jati diri partai ini. Karena

memiliki jati diri kerakyatan, kehadiran Partai Gerindra bertekad

untuk memperjuangkan kesejahteraan dan keadilan bagi seluruh

rakyat Indonesia.

Negara yang berazaskan kerakyatan sama dengan negara

demokrasi. Negara Kerakyatan merupakan negara yang dibentuk

dari, oleh, dan untuk rakyat sebagai pemilik kedaulatan yang

penuh dan sah atas Republik Indonesia. Keberpihakan pada

kepentingan rakyat merupakan sebuah keniscayaan. Dengan

kata lain, Negara Kerakyatan adalah suatu kondisi dimana

negara selalu berpihak kepada kepentingan masyarakat secara

keseluruhan tanpa terkecuali.

Negara Kerakyatan berarti kedaulatan ada di tangan rakyat

atau rakyat yang berdaulat. Artinya, segala hukum haruslah

bersandar pada perasaan keadilan dan kebenaran yang hidup

dalam hati rakyat yang banyak dan aturan penghidupan haruslah

sempurna dan berbahagia bagi rakyat. Azas kerakyatan menjadi

sendi pengakuan oleh segala jenis manusia yang beradab bahwa

tiap-tiap bangsa punya hak untuk menentukan nasibnya sendiri.3

Jati diri yang kedua adalah kebangsaan atau nasionalisme.

Partai Gerindra adalah partai yang berwawasan kebangsaan

yang berpegang teguh pada karakter nasionalisme yang kuat,

tangguh, dan mandiri. Wawasan kebangsaan ini menjadi jiwa

dalam segala aspek kehidupan berbangsa, baik kehidupan

politik, ekonomi, sosial, budaya, maupun keagamaan.

GERAKAN INDONESIA RAYA

150 P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

Jati diri yang ketiga adalah religius. Partai Gerindra adalah

partai yang memegang teguh nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha

Esa dengan kebebasan menjalankan agama dan kepercayaan

masing-masing. Nilai-nilai religius senantiasa menjadi landasan

bagi setiap jajaran pengurus, anggota, dan kader Partai Gerindra

dalam bersikap dan bertindak.

Yang keempat, jati diri Partai Gerindra adalah keadilan

sosial. Partai Gerindra adalah partai yang mencita-citakan suatu

tatanan masyarakat yang berkeadilan sosial, yakni masyarakat

yang adil secara ekonomi, politik, hukum, pendidikan, dan

kesetaraan gender. Keadilan sosial harus didasari atas persamaan

hak, pemerataan, dan penghargaan terhadap hak asasi manusia

(HAM).

Enam Program Kerakyatan

Partai Gerindra jauh-jauh hari telah menyampaikan kepada

seluruh rakyat Indonesia mengenai “Enam Program Transformasi

Pembangunan Indonesia Baru”. Konsep tersebut tentunya tidak

hadir dari ruang kosong, akan tetapi kehadirannya menjadi

jawaban atas semua kegelisahan dan penderitaan masyarakat

melalui berbagai upaya pengamatan terhadap realitas akhir-

akhir ini. Berikut ini adalah enam program tersebut.4

1. Membangun Ekonomi yang Kuat, Berdaulat, Adil, dan

Makmur

Umumnya masyarakat Indonesia masih dalam kondisi

miskin dan pengangguran masih banyak. Indonesia juga

GERAKAN INDONESIA RAYA

151P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

masih menjadi pasar empuk bagi negara-negara kapitalis

yang mengimpor produk-produknya, termasuk dalam

wilayah pertanian. Inilah ironi keberuntungan kemerdekaan

yang tidak diikuti oleh kemandirian dan kedaulatan di bidang

ekonomi.

Di sisi lain, Indonesia merupakan salah satu produsen

terbesar di dunia untuk berbagai komoditas, antara lain

kelapa sawit, kakao, timah, nikel, dan bauksit serta komoditas

unggulan lainnya seperti besi, baja, tembaga, karet, dan

perikanan. Indonesia juga memiliki cadangan energi yang

sangat besar seperti batu bara, panas bumi, gas alam, dan

air yang sebagian besar dimanfaatkan untuk mendukung

industri andalan, seperti tekstil, perkapalan, peralatan

transportasi, dan pangan.

Untuk memaksimalkan pemanfaatan sumber daya

alam Indonesia tersebut, Partai Gerindra bersama Prabowo

Subianto bertekad untuk mewujudkan percepatan dan

perluasan pembangunan ekonomi Indonesia yang kuat,

berdaulat, adil, dan makmur. Di antara program kerja nyata

yang diusulkan adalah:

a. Meningkatkan pendapatan per kapita penduduk dari Rp

35 juta (3.500 dollar AS) menjadi Rp 60 juta (6.000 dollar

AS) dengan pertumbuhan ekonomi mencapai 7 persen

per tahun menuju pertumbuhan di atas 10 persen.

b. Meningkatkan pemerataan dan kualitas pertumbuhan

ekonomi dengan mengurangi jurang antara si miskin

GERAKAN INDONESIA RAYA

152 P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

dan si kaya (menurunkan Indeks Gini dari 0,41 menjadi

mencapai 0,31) dan meningkatkan Indeks Pembangunan

Manusia dari sekitar 75 mencapai sekitar 85.

c. Meningkatkan penerimaan negara dari pajak, dari sekitar

12 persen hingga mencapai ratio minimal 16 persen

dari Produk Domestik Bruto dengan melaksanakan

intensifikasi dan ekstensifikasi pemungutan pajak dan

perbaikan sistem perpajakan yang lebih adil, menekan

pemborosan dan inefisiensi pengeluaran anggaran, dan

mengelola utang pemerintah dengan cermat dan bijak

serta memanfaatkannya dengan efisien dan efektif.

d. Mendorong peran swasta dalam perekenomian nasional

untuk menciptakan lapangan pekerjaan, nilai tambah,

industrialisasi, dan industri pengolahan.

e. Menjadikan BUMN (Badan Usaha Milik Negara) yang

memiliki nilai strategis bagi perekonomian bangsa

sebagai lokomotif dan ujung tombak kebangkitan dan

kedaulatan ekonomi.

f. Membangun industri pengolahan untuk menguasai nilai

tambah bagi perekonomian nasional.

g. Membangun dan mengembangkan industri nasional,

yaitu:

- Sarana transportasi darat (kereta api,mobil,

dan sepeda motor).

GERAKAN INDONESIA RAYA

153P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

- Laut (angkutan kapal laut dan angkutan

sungai).

- Udara (pesawat terbang).

- Alat berat dan alat mesin pertanian.

2. Melaksanakan Ekonomi Kerakyatan

Dalam Manifesto perjuangan Partai Gerindra

dinyatakan bahwa kebijakan perekonomian nasional harus

mendukung cita-cita welfare state atau negara kesejahteraan

yang berkeadilan. Untuk itu diperlukan langkah yang tepat

untuk menormalisasi kehidupan ekonomi rakyat dengan

kembali memperjuangkan paham ekonomi kerakyatan.

Partai Gerindra yakin bahwa keadaan akan menjadi

lebih baik jika sekiranya ekonomi kerakyatan menjadi pilihan

negara Indonesia. Karena sistem ekonomi kerakyatan sesuai

dengan konstitusi negara, yaitu Pasal 33 UUD 1945, bahwa

negara bertanggung jawab atas kesejahteraan sosial.

Peran negara harus ada dalam ekonomi yang pro terhadap

kepentingan rakyat.

Ekonomi kerakyatan sangat berbeda dengan sistem

ekonomi neoliberalisme. Sistem ekonomi neoliberalisme

adalah sistem perekonomian yang dibangun di atas tiga

prinsip, yaitu tujuan utama ekonomi neoliberal adalah

pengembangan kebebasan individu untuk bersaing secara

bebas-sempurna di pasar, kepemilikan pribadi terhadap

GERAKAN INDONESIA RAYA

154 P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

faktor-faktor produksi diakui, dan pembentukan harga pasar

bukanlah sesuatu yang alami melainkan hasil dari penertiban

pasar yang dilakukan oleh para pemodal. Sedangkan sistem

ekonomi kerakyatan, sebagaimana dikemukakan dalam

Pasal 33 UUD 1945, adalah sistem perekonomian yang

ditujukan untuk mewujudkan kedaulatan rakyat dalam

bidang ekonomi.

Sistem ekonomi kerakyatan berdasarkan tiga prinsip

utama, yaitu perekonomian disusun sebagai usaha bersama

berdasar atas azas kekeluargaan, cabang-cabang produksi

yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup

orang banyak dikuasai oleh negara, dan potensi sumber daya

alam seperti bumi, air, dan segala kekayaan yang terkandung

di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan bagi

sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Berdasarkan ketiga

prinsip ini, sistem ekonomi kerakyatan beorientasi untuk

mengembangkan koperasi, mengembangkan BUMN,

memastikan pemanfaatan bumi, air, dan segala kekayaan

yang terkandung di dalamnya bagi sebesar-besarnya

kemakmuran rakyat, memenuhi hak setiap warga negara

untuk mendapatkan pekerjaan dan penghidupan yang layak,

dan memelihara fakir miskin dan anak terlantar.

Beberapa program yang diusung Partai Gerindra dalam

aspek ekonomi kerakyatan adalah:

a. Memprioritaskan peningkatan alokasi anggaran untuk

program pembangunan pertanian, kehutanan, perikanan

GERAKAN INDONESIA RAYA

155P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

dan kelautan, dan koperasi dan UMKM, dan industri kecil

dan menengah.

b. Mendorong perbankan nasional dan lembaga keuangan

lainnya untuk memprioritaskan penyaluran kredit bagi

petani, nelayan, buruh, pegawai, industri kecil menengah,

pedagang tradisional dan pedagang kecil lainnya.

c. Mendirikan Bank Tani dan Nelayan yang secara khusus

menyalurkan kredit untuk pertanian, perikanan, dan

kelautan serta memperbesar permodalan lembaga

keuangan mikro untuk menyalurkan kredit bagi rakyat

kecil, petani, nelayan, buruh, pedagang tradisional, dan

pedagang kecil.

d. Melindungi dan memodernisasi pasar tradisional.

e. Melindungi dan memperjuangkan hak-hak buruh

termasuk buruh migran (TKI/TKW).

f. Membangun infrastruktur untuk rakyat melalui Delapan

Program Desa, yaitu:

- Jalan, jembatan, dan irigasi desa dan pesisir.

- Listrik dan air bersih desa.

- Koperasi desa, BUMDES, BUMP dan lembaga keuangan mikro.

- Lumbung desa.

- Pasar desa.

GERAKAN INDONESIA RAYA

156 P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

- Klinik dan Rumah Sehat Desa.

- Pendidikan dan Wirausaha Muda Desa.

- Sistem Informasi Desa.

- Mendirikan Lembaga Tabung Haji.

- Mempercepat implementasi reformasi agraria untuk meningkatkan akses dan penguasaan lahan yang lebih adil dan berkerakyatan, menyediakan rumah

murah sederhana bagi rakyat.

3. Membangun Kedaulatan Pangan dan Energi serta

Pengamanan Sumber Daya Air

Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang

paling utama dan pemenuhannya merupakan bagian dari

hak asasi manusia yang dijamin oleh UUD 1945 sebagai

komponen dasar untuk mewujudkan sumber daya manusia

yang berkualitas. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012

menyebutkan bahwa kedaulatan pangan adalah hak negara

dan bangsa yang secara mandiri menentukan kebijakan

pangan yang menjamin hak atas pangan bagi rakyat dan

yang memberikan hak bagi masyarakat untuk menentukan

sistem pangan yang sesuai dengan potensi sumber daya

lokal.

Kedaulatan pangan menuntut hak rakyat atas pangan

yang merupakan hak untuk memiliki pangan secara teratur,

permanen, dan bisa mendapatkannya secara bebas, baik

secara cuma-cuma maupun membeli dengan jumlah dan

GERAKAN INDONESIA RAYA

157P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

mutu yang mencukupi, serta cocok dengan tradisi-tadisi

kebudayaan rakyat yang mengkonsumsinya. Maka dari itu,

Partai Gerindra berupaya untuk mewujudkan ketersediaan,

keterjangkauan, dan pemenuhan konsumsi pangan yang

cukup, aman, bermutu, dan bergizi seimbang, baik di tingkat

nasional maupun daerah hingga perseorangan secara

merata di seluruh wilayah Indonesia.

Beberapa program yang diusung Partai Gerindra

dalam aspek kedaulatan pangan, energi, dan sumber daya

air adalah:

a. Mencetak 2 juta hektar lahan baru untuk meningkatkan produksi pangan, antara lain beras, jagung, kedelai, tebu, dan lain-lain yang dapat mempekerjakan lebih dari 12 juta orang.

b. Mendorong peningkatan produksi dan konsumsi protein yang berasal dari susu, telur, ikan, dan daging.

c. Mencetak 2 juta hektar lahan untuk aren, ubi kayu, ubi jalar, kelapa, kemiri serta bahan baku bioetanol lainnya dengan sistem tumpang sari yang dapat mempekerjakan lebih dari 12 juta orang.

d. Membangun pabrik pupuk Urea dan NPK baru milik petani dengan total kapasitas 4 juta ton.

e. Membangun pembangkit listrik tenaga panas bumi dan air dengan kapasitas total 10.000 MW.

GERAKAN INDONESIA RAYA

158 P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

f. Mendirikan kilang-kilang minyak bumi, pabrik etanol, dan pabrik DME (pengganti LPG).

g. Mengamankan dan merehabilitasi Daerah Aliran Sungai (DAS) dan sumber air.

h. Menjamin harga pangan yang menguntungkan

petani dan nelayan, serta melindungi konsumen.

4. Meningkatkan Kualitas Pembangunan Manusia

Indonesia Melalui Program Pendidikan, Kesehatan,

Sosial, dan Budaya serta Olahraga

Partai Gerindra berkeyakinan bahwa pembangunan

kesejahteraan masyarakat dapat diukur melalui aspek

pendidikan yang berkualitas, berkebudayaan dan

berkeadaban, kesehatan yang merata dan tidak diskriminatif.

Di bidang kebudayaan, Partai Gerindra menilai bahwa dalam

menghadapi globalisasi budaya yang ditandai arus masuknya

budaya bangsa lain, maka kita harus memperkokoh budaya

bangsa. Warisan budaya (cultural heritage) bangsa Indonesia

perlu dilestarikan, dikembangkan, dan diperbaharui agar

dapat menjadi penuntun menuju masa depan.

Partai Gerindra memandang bahwa kebudayaan

Indonesia adalah bagian dari kebudayaan dunia. Kebudayaan

Indonesia adalah hasil perjalanan bangsa Indonesia yang

telah membentuk identitas dan jati diri bangsa. Maka dari

itu, kekuatan budaya mempunyai peran yang penting dalam

mengatasi masalah-masalah kebangsaan.

GERAKAN INDONESIA RAYA

159P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

Di bidang pendidikan, Partai Gerindra mendukung

peningkatan anggaran pendidikan nasional hingga 20

persen. Peningkatan anggaran merupakan konsekuensi logis

dalam menciptakan kesempatan memperoleh pendidikan

bagi seluruh lapisan masyarakat sekaligus sebagai sebuah

bentuk realisasi dari tanggung jawab konstitusi. Peningkatan

anggaran harus ditujukan untuk meningkatkan kualitas

Pendidikan Nasional.

Beberapa program yang diusung Partai Gerindra

dalam aspek pembangunan kualitas manusia Indonesia

adalah:

a. Memperkuat karakter bangsa yang berkepribadian

Pancasila, menjunjung tinggi sifat jujur, disiplin,

patuh terhadap hukum, toleransi terhadap

perbedaan suku agama dan ras, hormat kepada

budaya bangsa melalui pendidikan Pancasila,

kebangsaan, dan budi pekerti.

b. Melaksanakan wajib belajar 12 tahun dengan

biaya negara, menghapus pajak buku pelajaran,

menghentikan model penggantian buku pelajaran

setiap tahun, dan mengembangkan pendidikan jarak

jauh terutama untuk daerah yang sulit terjangkau

dan miskin.

c. Merevisi kurikulum nasional yang berorientasi pada

upaya memantapkan pengembangan budaya

GERAKAN INDONESIA RAYA

160 P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

bangsa yang berlandaskan Pancasila dan UUD

1945, memajukan karsa dan karya bangsa yang

memiliki daya saing yang tinggi, memanfaatkan dan

mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi,

dengan menghargai kearifan lokal.

d. Mengembangkan sekolah-sekolah kejuruan

pertanian, kehutanan, maritim, dan industri,

termasuk balai-balai latihan kerja.

e. Meningkatkan martabat dan kesejahteraan guru,

dosen, dan penyuluh.

f. Memberantas perdagangan manusia dan membasmi

peredaran dan penyalahgunaan narkoba dengan

hukuman berat.

g. Menyediakan komputer di sekolah dasar,

menengah, dan lanjutan serta sekolah kejuruan

lainnya, memberikan beasiswa bagi mahasiswa

kurang mampu, menyediakan fasilitas kredit bank

untuk mahasiswa berprestasi dan mampu, serta

membangun jaringan internet gratis.

h. Menjamin pelayanan kesehatan gratis bagi rakyat

miskin. Mengembangkan rumah sakit modern

di setiap kabupaten dan kota serta memberikan

jaminan sosial untuk fakir miskin, penyandang cacat,

dan rakyat terlantar.

GERAKAN INDONESIA RAYA

161P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

i. Meningkatkan peran PKK, Posyandu, dan Puskesmas.

j. Menggerakkan revolusi putih mandiri dengan

menyediakan susu untuk anak-anak miskin di

sekolah dengan mendirikan proyek-proyek sapi

perah dan kambing.

k. Mewajibkan sarjana dan dokter yang baru lulus

untuk mengabdi di kantong kemiskinan dan daerah

tertinggal.

l. Melestarikan peninggalan dan warisan budaya

bangsa sebagai kekuatan dan pemersatu bangsa.

m. Pembinaan dan pelatihan khusus untuk

meningkatkan prestasi Tim Nasional Sepakbola

Indonesia

5. Membangun Infrastruktur dan Menjaga Kelestarian

Alam serta Lingkungan Hidup

Amanah UUD 1945 menyebutkan bahwa lingkungan

hidup yang baik dan sehat merupakan hak asasi setiap warga

negara Indonesia. Dalam mewujudkan pembangunan

nasional, prinsip dasar yang harus diperhatikan adalah

bahwa pembangunan tersebut harus berkelanjutan

dan ramah terhadap lingkungan sekitar. Artinya, tidak

dibenarkan adanya pembangunan nasional yang berdampak

buruk bagi kelangsungan hidup masyarakat luas, karena

kualitas lingkungan hidup yang buruk dapat mengancam

GERAKAN INDONESIA RAYA

162 P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

kelangsungan kehidupan manusia dan makhluk hidup

lainnya.

Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup

harus dilakukan secara sistematis dan terpadu. Hal itu

dimaksudkan dengan tujuan untuk melestarikan fungsi

lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran

dan kerusakan lingkungan hidup. Oleh karena itu,

pembangunan nasional yang berkelanjutan harus

memikirkan aspek lingkungan hidup, sosial, dan ekonomi

ke dalam strategi pembangunan untuk menjamin keutuhan

lingkungan hidup serta keselamatan, kesejahteraan, dan

mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa depan.5

Di dalam manifesto perjuangannya, Partai Gerindra

menilai bahwa kurangnya infrastruktur serta lemahnya

kesadaran atas kelestarian alam, telah menjadikan Indonesia

sebagai negara penyumbang kerusakan hutan tercepat

di dunia. Untuk itu, pengelolaan hutan, laut, dan seisinya

harus dengan tata rencana yang baik dan berkelanjutan

untuk menghindari unsur-unsur eksploitatif yang memicu

kerusakan alam.

Partai Gerindra mendukung segala upaya pelestarian

dan perlindungan hutan alam serta satwa liar yang

merupakan kekayaan bangsa. Hukum dan peraturan-

peraturan yang berlaku akan ditegakkan secara tegas dan

tuntas. Korupsi yang mengakibatkan kerusakan lingkungan

hidup akan diberantas secara menyeluruh. Penyelundupan

GERAKAN INDONESIA RAYA

163P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

satwa liar ke luar negeri akan dihentikan. Pencemaran udara,

laut, dan darat, akan dipantau dan dihentikan.

Beberapa program yang diusung Partai Gerindra

dalam aspek pembangunan infrastruktur dan menjaga

kelestarian alam serta lingkungan hidup adalah:

- Membangun prasarana di seluruh wilayah Indonesia,

yaitu jalan dan jembatan termasuk 3.000 km jalan

raya nasional baru yang modern dan 3.000 km rel

kereta api, pelabuhan laut (samudera dan nusantara)

dan pelabuhan udara, listrik, dan telekomunikasi.

- Mempercepat pembangunan infrastruktur strategis

irigasi di pedesaan dan pelabuhan perikanan di

pesisir.

- Membangun infrastruktur, fasilitas pendukung, dan

kawasan industri nasional termasuk industri maritim

dan pariwisata.

- Melakukan rehabilitasi 77 juta hektar hutan yang

rusak dengan sistem tumpang sari dan konservasi

aneka ragam hayati, hutan lindung, taman nasional,

dan suaka alam.

- Mencegah dan menindak tegas pelaku pencemaran

lingkungan dan melindungi flora-fauna sebagai

bagian dari aset bangsa.

GERAKAN INDONESIA RAYA

164 P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

- Mengembangkan infrastruktur pendukung pulau-

pulau terluar.

6. Membangun Pemerintahan yang Bebas Korupsi, Kuat,

Tegas dan Efektif

Musuh utama demokrasi adalah korupsi. Ditinjau

dari norma apapun, korupsi merupakan tindakan yang

tidak dapat dibenarkan. Korupsi adalah tindakan tercela.

Korupsi dikategorikan sebagai tindak pelanggaran pidana.

Tindak pidana korupsi sangat merugikan keuangan dan

perekonomian negara. Korupsi dapat menghambat

pembangunan nasional sehingga harus diberantas.

Pemberantasan korupsi harus dilakukan dalam rangka

mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan

Pancasila dan UUD 1945.

Partai Gerindra telah terbukti sebagai partai yang

berkomitmen dalam pemberantasan tindak pidana

korupsi. Hal itu dapat dibuktikan melalui hasil survei yang

dilakukan oleh Transparency International Indonesia (TII)

terkait transparansi pendanaan partai politik. Hasil survei

menunjukan bahwa Partai Gerindra adalah partai yang

paling transparan dalam melaporkan keuangannya dengan

nilai indeks transparansi total 3,74.6

Hingga saat ini persoalan transparansi dan

akuntabilitas dana politik masih menjadi tantangan sistem

demokrasi di Indonesia. Salah satu cara yang bisa ditempuh

GERAKAN INDONESIA RAYA

165P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

adalah dengan menjalankan prinsip-prinsip transparansi

dan akuntabilitas keuangan partai. Sistem pendanaan

politik yang transparan dan akuntabel pada hakikatnya

adalah nilai tukar dari kepercayaan publik terhadap partai

politik. Berikut ini adalah Indeks Transparansi Keuangan

Partai Politik menurut hasil penelitian TII.7

Partai

Overall Score

Informasi Wajib

Tersedia

Informasi yang Wajib

Dipublikasikan

Informasi yang Wajib Dilaporkan Pemerintah

Partai Gerindra 3,74 3,50 3,88 4,00

PAN 3,64 3,47 3,50 4,00

PDI 3,10 3,67 1,00 4,00

Hanura 2,41 2,14 1,00 4,00

PKB 2,31 2,13 1,00 3,67

Komitmen Partai Gerindra untuk memberantas

korupsi diawali dengan reformasi internal partainya.

Hal itu dilakukan untuk mendorong agar supaya partai

dapat berfungsi dengan baik dan efektif dalam komitmen

pemberantasan korupsi. Oleh karena itu Partai Gerindra

dalam pemberantasan korupsi dimulai dari tubuh partai

sendiri sehingga pada saat terpilih untuk berkuasa dapat

memenuhi aspirasi masyarakat dalam pemberantasan

korupsi secara total tanpa beban.

Beberapa program yang diusung Partai Gerindra

dalam aspek membangun pemerintahan yang bebas

korupsi, kuat, tegas dan efektif adalah:

GERAKAN INDONESIA RAYA

166 P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

- Mempercepat peningkatan kesejahteraan aparatur

negara dan mengakselerasi reformasi birokrasi untuk

mencapai sistem birokrasi yang efisien dan melayani

dengan menerapkan sistem insentif dan hukuman

yang efektif.

- Menciptakan kepastian dan menegakkan hukum

tanpa pandang bulu dan seadil-adilnya.

- Mencegah dan memberantas korupsi, kolusi, dan

nepotisme dengan menerapkan teknik-teknik

manajemen yang terbuka dan akuntabel.

- Meningkatkan kesejahteraan prajurit TNI/Polri,

Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan keluarganya termasuk

para veteran dan pensiunan.

- Menempatkan 30 persen perempuan dalam posisi

menteri dan/atau pejabat setingkat menteri dan

mendorong kedudukan strategis lainnya bagi

perempuan pada pemerintahan provinsi dan

kabupaten/kota.

GERAKAN INDONESIA RAYA

167P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

SEBAGAI NEGARA yang memiliki lebih dari 210 juta penduduk,

Indonesia berada pada tingkat partisipasi pendidikan tinggi

hanya 14 persen dari jumlah penduduk usia 19-24 tahun. Secara

umum mutu pendidikan nasional kita, mulai dari sekolah dasar

sampai pendidikan tinggi, jauh tertinggal dari standar mutu

internasional. Hal itu disebabkan karena perhatian pemerintah

terhadap bidang pendidikan masih rendah.

Amanah Undang-Undang menyebutkan bahwa setiap

warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh

pendidikan yang bermutu. Pendidikan Nasional adalah

pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 yang

berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia,

dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman. Sistem

Pendidikan Nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan

yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan

Pendidikan Nasional.

Ada beberapa kendala dan penghambat untuk menuju

kualitas pendidikan nasional yang berkualitas, yaitu fasilitas dan

sarana pendidikan yang tidak memadai. Fakta di lapangan banyak

kita temukan ribuan bangunan sekolah rusak parah sehingga

GERINDRA DAN REFORMASI SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

GERAKAN INDONESIA RAYA

168 P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

dapat mengganggu aktivitas belajar-mengajar. Di samping itu

masih banyak pula tenaga pengajar seperti guru dan dosen yang

belum mendapatkan kepastian dalam kesejahteraan hidupnya,

sehingga berpengaruh pada idealisme dan profesionalitas ketika

mereka mengajar. Terakhir, kurikulum nasional yang masih

cenderung liberal.2

Di dalam Manifesto Perjuangan Partai Gerindra, secara

sistemik partai ini akan memperjuangkan pembangunan

sistem pendidikan yang humanis dan bukan sistem pendidikan

yang liberal-kapitalistik. Partai Gerindra menolak liberalisasi

pendidikan yang dapat menjadikan pendidikan sebagai awal

dari menghilangnya karakter budaya bangsa.

Pendidikan merupakan hak dasar masyarakat. Pendidikan

bukanlah komoditas perdagangan yang diperjualbelikan, namun

merupakan tanggung jawab negara untuk mencerdaskan

rakyatnya. Dengan demikian, Partai Gerindra akan meletakkan

kembali posisi pengelolaan pendidikan di Indonesia sebagaimana

yang telah diamanatkan UUD 1945. Partai Gerindra bertekad

untuk mengembalikan Sistem Pendidikan Nasional kepada azas

yang sebenarnya, yaitu Pendidikan Nasional harus berdasarkan

Pancasila dan UUD 1945.

Partai Gerindra berkomitmen untuk mewujudkan

keterjangkauan dan pemerataan yang berkeadilan dalam

memperoleh pendidikan yang bermutu dan relevan dengan

kepentingan masyarakat. Tentunya, untuk mewujudkan sistem

pendidikan seperti itu harus memiliki konsep dan gagasan yang

GERAKAN INDONESIA RAYA

169P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

terencana, terarah, dan berkelanjutan dengan memperhatikan

aspek demografis dan geografis di masing-masing daerah yang

tersebar di seluruh Indonesia tanpa terkecuali.

Partai Gerindra melalui Prabowo Subianto menggagas

suatu terobosan baru dalam memperbaiki Sistem Pendidikan

Nasional, yaitu dengan mereformasinya. Reformasi sistem

pendidikan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber

daya manusia yang berkebudayaan dan berkeadaban melalui

beberapa program aksi nyata sebagai berikut:

1. Pendidikan berkepribadian Pancasila.

Pendidikan nasional harus berdasarkan pada prinsip

Pancasila dan UUD 1945. Partai Gerindra berupaya untuk

menerapkan pendidikan yang berbasis pada Pancasila

yang bertujuan untuk memperkuat karakter bangsa yang

berkepribadian Pancasila. Melalui Pendidikan Pancasila

diharapkan masyarakat mampu untuk menjunjung tinggi

sifat jujur, disiplin, patuh terhadap hukum, toleransi terhadap

perbedaan suku agama dan ras, hormat kepada budaya bangsa,

kebangsaan, dan budi pekerti.

Pendidikan nasional yang berbasis pada Pancasila

merupakan usaha nyata dalam rangka pembangunan bangsa

(nation building) sebagai penguatan prinsip ideologis dalam

penguatan karakter dan identitas bangsa. Bagi bangsa Indonesia,

hanya dengan Pancasila gerak sejarah bangsa ini akan terarah

untuk mencapai orientasi dan tujuan kemerdekaan. Pancasila

GERAKAN INDONESIA RAYA

170 P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

dengan norma-norma moral di dalamnya merupakan esensi dari

kebudayaan nasional yang dirangkum menjadi sebuah ideologi

negara.3

2. Partai Gerindra mencanangkan program pendidikan nasional

yang berdasarkan Kurikulum Berbasis Kebudayaan.

Pendidikan nasional, sebagai salah satu sektor

pembangunan nasional dalam upaya mencerdaskan kehidupan

bangsa, mempunyai visi untuk mewujudkan sistem pendidikan

sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa dalam

rangka memberdayakan semua warga negara Indonesia

untuk berkembang menjadi manusia yang berkualitas

sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman

yang selalu berubah. Dari sekian banyak unsur sumber daya

pendidikan, kurikulum merupakan salah satu unsur yang bisa

memberikan kontribusi signifikan untuk mewujudkan proses

berkembangnya kualitas potensi peserta didik. Jadi kurikulum

yang dikembangkan dengan berbasis pada kebudayaan lokal

bangsa tidak dapat disangkal lagi. Pendidikan Nasional Berbasis

Kurikulum Kebudayaan berfungsi untuk mengembangkan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat

dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yaitu sesuai

dengan amanat Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional.

3. Efisiensi dan efektivitas penggunaan anggaran pendidikan.

Partai Gerindra akan berupaya melakukan realokasi dan

GERAKAN INDONESIA RAYA

171P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

peningkatan efisiensi terhadap pos-pos belanja pendidikan

dalam APBN yang dipandang tidak efektif dan/atau terlalu boros.

Di dalam Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2013 disebutkan

bahwa persentase anggaran pendidikan adalah sebesar 20

persen yang merupakan perbandingan alokasi anggaran

pendidikan terhadap total anggaran belanja negara yang

sebesar Rp 1.726.191.299.253.000 (satu kuadriliun tujuh ratus

dua puluh enam triliun seratus sembilan puluh satu miliar dua

ratus sembilan puluh sembilan juta dua ratus lima puluh tiga ribu

rupiah). Jadi, anggaran Pendidikan Nasional untuk tahun 2013

dari pemerintah diperkirakan sebesar Rp 345.335.080.865.000

(tiga ratus empat puluh lima triliun tiga ratus tiga puluh lima

miliar delapan puluh juta delapan ratus enam puluh lima ribu

rupiah).

Maka dari itu, Prabowo akan mencanangkan perbaikan

secara masif kualitas fasilitas pendidikan di seluruh SD, SMP, dan

SMA serta pesantren/sekolah agama yang sederajat, melalui

pengalokasian Dana Perbaikan Kualitas Fasilitas Pendidikan

(DPKFP) yang rata-rata sebesar Rp 150 juta per sekolah dan

meningkatkan kualitas fasilitas pendidikan di universitas, baik

negeri maupun swasta, dengan alokasi dana APBN Rp 20 triliun

selama 2015-2019.

4. Program Partai Gerindra dalam bidang pendidikan adalah

melaksanakan wajib belajar 12 tahun tanpa biaya.

Partai Gerindra akan mewujudkan kewajiban belajar

selama 12 tahun dengan gratis dan menghapus pajak buku

GERAKAN INDONESIA RAYA

172 P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

pelajaran, menghentikan penggantian buku pelajaran setiap

tahun, serta mengembangkan pendidikan jarak jauh terutama

untuk daerah yang sulit terjangkau dan miskin. Wajib belajar

merupakan program pendidikan minimal yang harus diikuti oleh

warga negara Indonesia atas tanggung jawab pemerintah pusat

dan daerah. Wajib belajar 12 tahun artinya, setiap anak bangsa

memiliki hak yang sama untuk mengenyam pendidikan secara

gratis di tiga tingkatan, yaitu SD selama 6 tahun, SMP selama 3

tahun, dan SMA selama 3 tahun.

Wajib belajar 12 tahun bertujuan untuk memberikan

pendidikan minimal bagi warga negara Indonesia untuk dapat

mengembangkan potensi dirinya agar dapat hidup mandiri di

dalam masyarakat atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang

lebih tinggi. Partai Gerindra akan memperjuangkan wajib belajar

12 tahun sebagai kelanjutan wajib belajar 9 tahun. Persaingan

global yang terjadi menuntut tumbuhnya sumber daya manusia

handal, tidak hanya secara kuantitas, tapi juga kualitas. Maka wajib

belajar 12 tahun hingga jenjang pendidikan tingkat atas akan

menjadi prioritas program Partai Gerindra dalam meningkatkan

kecerdasan bangsa.

Partai Gerindra juga akan memberikan beasiswa bagi

mahasiswa kurang mampu dan lulusan baru serta pencari kerja

yang mengikuti pelatihan pada bidang dan lembaga tertentu

yang direkomendasikan oleh negara, dan menyediakan fasilitas

kredit bank untuk mahasiswa berprestasi.

GERAKAN INDONESIA RAYA

173P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

5. Partai Gerindra bertekad untuk mengembangkan sekolah

kejuruan dalam berbagai bidang.

Sekolah kejuruan adalah sekolah yang memiliki kejuruan

khusus di bidang-bidang tertentu, misalnya pertanian, kehutanan,

maritim, dan industri. Tujuan dari dikembangkannya sekolah

kejuruan adalah dalam rangka memenuhi tuntutan manusia

Indonesia terhadap adanya pekerjaan sebagai kebutuhan

(need) aktivitas, kebebasan, kekuasaan, dan pengakuan sosial.

Mendesaknya manusia Indonesia terhadap perlunya pekerjaan

dapat diartikan juga dengan sedemikian mendesaknya manusia

Indonesia terhadap perlunya keberadaan pendidikan kejuruan

untuk persiapan bekerja.

Pendidikan kejuruan juga memiliki multifungsi yang kalau

dilaksanakan dengan baik akan berkontribusi besar terhadap

pencapaian tujuan Pembangunan Nasional. Pendidikan kejuruan

tidak sekadar mendidik dan melatih keterampilan yang ada,

tetapi juga harus berfungsi sebagai pendorong perubahan.

Pendidikan kejuruan berfungsi sebagai proses akulturasi atau

penyesuaian diri dengan perubahan bagi masyarakat ke arah

yang lebih baik dan sejahtera. Pendidikan kejuruan setidaknya

memiliki beberapa manfaat utama, yaitu:

a. Sebagai peningkatan kualitas diri, peningkatan

peluang mendapatkan pekerjaan, peningkatan

peluang berwirausaha, peningkatan penghasilan,

GERAKAN INDONESIA RAYA

174 P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

penyiapan bekal pendidikan lebih lanjut, penyiapan diri

bermasyarakat, berbangsa, bernegara, penyesuaian diri

terhadap perubahan dan lingkungan.

b. Dunia kerja akan memperoleh tenaga kerja dengan

kualitas yang tinggi, meringankan biaya usaha,

membantu memajukan dan mengembangkan usaha.

c. Bagi masyarakat, pendidikan kejuruan dapat

meningkatkan kesejahteraan, meningkatkan

produktivitas nasional, meningkatkan penghasilan

negara, dan mengurangi pengangguran.

6. Partai Gerindra akan meningkatkan kesejahteraan tenaga

pengajar, yaitu guru, dosen dan penyuluh.

Program ini akan diaktualisasikan melalui pengiriman

tunjangan profesi guru bersertifikat langsung ke rekening guru

yang bersangkutan. Merekrut 800 ribu guru selama 5 tahun, dan

menaikkan tunjangan profesi guru menjadi rata-rata Rp 4 juta per

bulan. Partai Gerindra akan membangun kesadaran dan budaya

bahwa guru, dosen, dan tenaga pengajar lainnya adalah ujung

tombak dan kunci keberhasilan pendidikan nasional. Mereka

memiliki peran yang besar dan merupakan faktor penting

dan strategis dalam usaha meningkatkan mutu pendidikan.

Oleh karena itu mereka juga harus didukung dengan tingkat

kesejahteraan yang layak dan memadai.

Partai Gerindra akan memperjuangkan peningkatan

kesejahteraan tenaga pendidik untuk memajukan kualitas

GERAKAN INDONESIA RAYA

175P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

pembangunan pendidikan di Indonesia. Rendahnya insentif

menjadi tenaga pendidik telah menyebabkan minat generasi

muda untuk meneruskan cita-cita mencerdaskan bangsa sebagai

tenaga pendidik semakin menurun.

7. Partai Gerindra dan Prabowo Subianto akan menyediakan

sarana teknologi di lingkungan sekolah.

Program ini akan diterapkan dengan cara mengembangkan

fasilitas dan keadilan penyelenggaraan pendidikan melalui

program menyediakan komputer di sekolah dasar dan

menengah, sekolah kejuruan, sekolah agama dan pesantren,

serta membangun jaringan internet gratis.

GERAKAN INDONESIA RAYA

176 P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

Potret Kesehatan Nasional

REALITAS KESEHATAN NASIONAL menunjukkan bahwa upaya

pemberdayaan kesadaran masyarakat untuk menerapkan pola

hidup sehat mengalami penurunan yang sangat signifikan. Pada

tahun 2011 Pusat Penelitian dan Pengembangan Kementerian

Kesehatan melakukan riset mengenai kondisi kesehatan dari

aspek fasilitas kesehatan di seluruh pelosok negeri. Hasilnya

menunjukan bahwa dari 9.005 Pusat Kesehatan Masyarakat

(Puskesmas) di Indonesia, tidak semuanya melakukan upaya

kesehatan yang berbasis pada pemberdayaan masyarakat.

Puskesmas yang berupaya mensosialisasikan arti pentingnya

kesehatan bagi masyarakat rupanya hanya mencapai angka 34

persen, upaya kesehatan lingkungan 18,2 persen, kesehatan ibu

58,7 persen, kesehatan anak 60 persen, Keluarga Berencana 32,2

persen, dan perbaikan gizi sebanyak 45,8 persen.2

Fakta tersebut mengandung arti bahwa upaya penerapan

kesehatan yang berbasis pada pemberdayaan masyarakat tidak

berjalan secara maksimal. Oleh karena itu perlu kiranya dilakukan

upaya reformasi dan transformasi dunia kesehatan di Indonesia

demi terwujudnya masyarakat yang sehat secara keseluruhan.

GERINDRA DAN TRANSFORMASI KESEHATAN NASIONAL

GERAKAN INDONESIA RAYA

177P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

Gerindra dan Transformasi Kesehatan Nasional

Misi utama Prabowo Subianto bersama Partai Gerindra

adalah untuk mewujudkan Indonesia yang berkeadilan sosial,

yaitu dengan menciptakan sumber daya manusia berkualitas

tinggi dalam aspek kesehatan. Dalam upaya mentrasformasikan

dunia kesehatan nasional ke arah yang lebih baik, Partai Gerindra

telah mencanangkan beberapa program yang merupakan

perwujudan nyata dari visi dan misi yang diusung oleh pasangan

Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa, yaitu:

1. Partai Gerindra berkomitmen untuk menjamin pelayanan

kesehatan gratis bagi seluruh rakyat Indonesia melalui me-

kanisme percepatan pelaksanaan Badan Penyelenggara Jam-

inan Sosial (BPJS) Kesehatan.

BPJS Kesehatan adalah lembaga hukum yang dibentuk untuk

menyelenggarakan program jaminan kesehatan bagi seluruh

rakyat Indonesia.3 Partai Gerindra akan mengimplementasikan

secara cepat dan tepat atas amanat Undang-Undang Nomor 24

Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. Di

dalam UU tersebut telah ditetapkan aturan mengenai Jaminan

Sosial Nasional yang terdiri dari BPJS Kesehatan dan BPJS

Ketenagakerjaan. Khusus untuk Jaminan Kesehatan Nasional

(JKN) oleh BPJS Kesehatan, implementasinya dimulai dari 1

Januari 2014.

2. Partai Gerindra berkomitmen untuk mengembangkan Pusk-

esmas, rumah sakit modern, dan fasiitas ambulans gratis di

setiap kabupaten dan kota yang tersebar di bumi nusantara.

GERAKAN INDONESIA RAYA

178 P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

Hal ini mengingat bahwa Puskesmas dan rumah sakit

merupakan fasilitas pelayanan kesehatan yang sangat penting

dalam menopang derajat kesehatan masyarakat secara umum.

Jika ternyata kemudian fasilitas pelayanan primer di tingkat

Puskesmas tidak memiliki kelengkapan peralatan diagnosis dan

intervensi yang mumpuni terkait kondisi medis tertentu, maka

individu tersebut harus dirujuk ke fasilitas pelayanan kesahatan

yang lebih tinggi, yaitu rumah sakit. Jika seseorang berada dalam

kondisi sakit yang mengharuskan untuk dirawat, maka kualitas

prima dari fasilitas pelayanan kesehatan rumah sakit modern

akan sangat dibutuhkan.

Salah satu realisasi dari konsep ini adalah layanan ambulans

gratis Partai Gerindra yang sudah berjalan sejak tahun 2010. Saat

ini armada ambulans gratis Partai Gerindra terdiri dari 400 mobil

dan 400 tim relawan kesehatan yang siap memastikan setiap

warga tidak mampu dapat memperoleh bantuan kesehatan

secara gratis. Mobil Ambulans dan Mobil Jenasah Gratis Partai

Gerindra sudah hadir di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Selatan,

DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, DI

Yogyakarta, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur,

Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Gorontalo, Sulawesi Utara,

Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku, dan Papua.

3. Partai Gerindra berkomitmen untuk mewujudkan peningka-

tan pelayanan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu).

Posyandu merupakan saah satu bentuk Upaya Kesehatan

Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan

GERAKAN INDONESIA RAYA

179P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

diselenggarakan secara demokratis, yaitu dari, oleh, dan untuk

masyarakat. Posyandu bertujuan untuk membangun kesehatan

masyarakat guna memberdayakan masyarakat dan memberikan

kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan

kesehatan dasar untuk menurunkan angka kematian ibu dan

anak.4

4. Partai Gerindra akan mencanangkan program peningkatan

pelayanan Keluarga Berencana (KB) dan Pemberdayaan dan

Kesejahteraan Keluarga (PKK).

Keluarga Berencana adalah upaya untuk mengatur

kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan, dan mengatur

kehamilan, melalui promosi, perlindungan, dan bantuan sesuai

dengan hak reproduksi dalam rangka untuk mewujudkan

keluarga yang berkualitas. Partai Gerindra memandang bahwa

keluarga berkualitas merupakan realitas dalam skala kecil

untuk menuju Indonesia yang berkualitas. Keluarga berkualitas

adalah suatu keluarga yang dibentuk berdasarkan kondisi

sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang

ideal, berwawasan ke depan, bertanggung jawab, harmonis dan

tentunya keuarga yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Program KB menjadi salah satu solusi untuk menekan angka

pertumbuhan penduduk yang berlebihan. Hal tersebut bertujuan

untuk mewujudkan keserasian, keselarasan, dan keseimbangan

antara kuantitas, kualitas, dan persebaran penduduk dengan

lingkungan hidup.

GERAKAN INDONESIA RAYA

180 P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

PKK adalah gerakan nasional yang tumbuh dari, oleh,

dan untuk masyarakat dengan perempuan sebagai motor

penggeraknya demi menuju terwujudnya keluarga bahagia,

sejahtera, maju, dan mandiri. Program PKK bertujuan untuk

mewujudkan kesejahteraan keluarga, yaitu kondisi terpenuhinya

kebutuhan dasar manusia dari setiap anggota keluarga secara

material, sosial, mental, dan spiritual sehingga dapat hidup layak

sebagai manusia yang bermartabat.

5. Partai Gerindra akan menempatkan para sarjana lulusan aka-

demi kesehatan dan dokter di pelosok-pelosok negeri yang

minim akses transformasi.

Demi terlaksananya pemerataan dalam pelayanan publik

serta pembangunan, Prabowo Subianto mewajibkan para

mahasiswa yang baru lulus untuk dikirim ke daerah tertinggal,

termasuk dokter yang baru lulus, untuk memberikan pelayanan

kesehatan di daerah miskin. Program ini merupakan wujud dari

kesadaran Partai Gerindra bahwa kesehatan merupakan hak

asasi manusia yang harus diwujudkan dalam bentuk pemberian

berbagai upaya kesehatan kepada seluruh masyarakat melalui

penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang berkualitas dan

terjangkau oleh masyarakat termasuk di dalamnya pengiriman

dokter dan lulusan akademi kesehatan ke daerah-daerah

terpencil.

6. Partai Gerindra akan mewujudkan Revolusi Putih

Revolusi Putih adalah menyediakan susu untuk anak-anak

GERAKAN INDONESIA RAYA

181P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

miskin di sekolah melalui peternakan sapi dan kambing perah. Ini

merupakan wujud dari keprihatinan Prabowo Subianto terhadap

kondisi gizi anak-anak Indonesia. Prabowo melihat tingkat

konsumsi susu yang merupakan sumber gizi hanya 1,5 liter per

tahun. Ini masih jauh di bawah India yang mencapai di atas 4 liter

per tahun.

Status kesehatan adalah kondisi kesehatan rakyat yang

tidak bisa dibina secara instan. Status kesehatan berlanjut

sepanjang perjalanan hidup diawali dari pemberian imunisasi,

pemberian makanan tambahan atau susu di usia dini, dan

kesehatan tubuh terus dirawat sampai mencapai usia produktif.

Oleh karena itulah Partai Gerindra bersama Prabowo Subianto

menjadikan Revolusi Putih sebagai salah satu program unggulan.

Revolusi Putih bertujuan untuk menjadikan gizi anak Indonesia

terpenuhi, otaknya sehat, dan fisiknya kuat.

Revolusi Putih Prabowo Subianto dilaksanakaan secara

intens oleh sayap Partai Gerindra Kesira. Pemberian susu untuk

anak anak dari komunitas yang kurang mampu telah dilaksanakan

secara rutin. Prabowo mengatakan bahwa kebijakan ini

merupakan investasi berharga yang hasilnya akan dirasakan 10

sampai 15 tahun kemudian.5

Prabowo sendiri sebenarnya sudah memulai gerakan

Revolusi Putih di sekitar tempat tinggalnya, yaitu di Bukit

Hambalang, Kampung Gombong, Desa Bojongkoneng,

GERAKAN INDONESIA RAYA

182 P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor. Di daerah ini ia

tidak saja memberikan secara gratis kambing kepada masyarakat

sekitar untuk diternakkan beserta susunya kepada anak-anak

sekolah, namun juga biaya pendidikan.6

INDONESIASEBAGAI MACAN ASIA

Epilog

“...Indonesia adalah negara kaya dengan sumber daya alam yang melimpah tapi penduduknya miskin. Indonesia adalah

negara agraris tapi pangannya harus diimpor. Indonesia adalah negara kepulauan dan merupakan salah satu negara dengan pantai terpanjang di dunia, tapi nyatanya Indonesia

mengimpor ikan dan garam”.

INDONESIA SEBAGAI MACAN ASIA

185P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

CITA-CITA Indonesia Raya tentunya mensyaratkan “gerak”

sebagaimana yang tercermin dalam nama Gerindra yaitu

“Gerakan” Indonesia Raya. Harus ada gerak dan langkah-langkah

nyata untuk mewujudkan dan melanjutkan cita-cita para pendiri

bangsa tersebut. Melalui Gerindra, Prabowo mengajak rakyat

Indonesia untuk kembali memperjuangkan kemerdekaan

seutuhnya dengan berlandaskan pada UUD 45 Pasal 33 sebagai

ruh partai, dengan mengembalikan apa yang terkandung di

perut bumi Indonesia kepada Rakyat Indonesia.

Dalam berbagai kesempatan, Prabowo Subianto

terus mengingatkan bahwa makna kemerdekaan saat ini

telah mengalami pergeseran. Kemerdekaan hanya diartikan

dengan berlomba-lomba mengundang investor asing dengan

kepentingannya masing-masing untuk mendulang untung

sebanyak-banyaknya, dengan cara mengeruk kekayaan yang

terkandung di perut bumi Nusantara.

Kekayaan yang melimpah di dalam perut bumi

Indonesia, menurut Prabowo, bukan ladang amal bagi mereka

yang menanamkan modalnya di Indonesia. Tanpa memperbaiki

system investasi yang adil bagi kedua belah pihak, antara investor

INDONESIA SEBAGAI MACAN ASIA

INDONESIA SEBAGAI MACAN ASIA

186 P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

dan rakyat Indonesia, maka cita-cita Indonesia menjadi “Macan

Asia” hanya isapan jempol belaka. Tanpa perbaikan dari dalam,

seperti usaha pemberdayaan petani dan para pelaku ekonomi

mikro cita-cita Indonesia Raya hanya menjadi impian.

Prabowo ingin melanjutkan cita-cita “Trisakti” Bung

Karno yang berisi himbauan tentang pentingnya berdaulat

di dalam politik, berdikari di dalam ekonomi, dan berwibawa

di dalam kebudayaan. Ketiga-tiganya adalah satu paket yang

tak terpisahkan dan saling mendukung. Ketiga-tiganya harus

diperjuangkan, sebab ketiga-tiganya adalah penentu kebesaran

bangsa Indonesia.

Apakah gagasan besar ini adalah sesuatu yang lahir begitu

saja? Tentu saja tidak! Di balik apa yang Bung Karno ucapkan

sesungguhnya terdapat muatan sejarah masa lalu yang berhasil

dia gali dan dijadikan filosofi untuk menggugat imperialisme.

Dengan kata lain, dia memperoleh gagasan itu dari hasil

menggali dan mempelajari sejarah masa lalu tentang kejayaan

jagad Nusantara ini. Apa yang bisa dipetik dari kejayaan masa

lalu?

1. Secara politik leluhur kita pernah mengalami satu

momentum sejarah kekuasan politik yang gemilang. Sebut

saja kerajaan Majapahit yang puncak kejayaannya terjadi

di masa Raja Hayam Wuruk yang bergelar Sri Rajasanegara

(1350-1389). Wilayah kekuasaannya meliputi hampir

seluruh wilayah nusantara dan sampai ke semenanjung

Malaya. Bahkan jangkauan ekspedisi armada laut

INDONESIA SEBAGAI MACAN ASIA

187P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

Majapahit mencapai Laut Cina Selatan.2 Mahapatih Gajah

Mada adalah sosok di balik kesuksesan Majapahit. Ia

berhasil melunasi Sumpah Amukti Palapa-nya dengan

mempersatukan Nusantara di bawah kekuasaan Majapahit.

2. Negara besar dengan kekayaan alam yang melimpah

dengan ditopang oleh kedaulatan secara politik, dapat

membuat negeri (masa lalu) ini menjadi negeri yang

makmur dan rakyat pun sejahtera. Keperkasaannya sebagai

negara besar yang berdaulat memberikan kemandirian

untuk mengatur sendiri urusan kesejahteraan negeri

dan seisinya tanpa harus bergantung dan atas tekanan

kekuasaan politik negara lain. Bukankah di situ signifikansi

kedaulatan politik sebuah negeri?.

3. Alhasil Majapahit, selain berdaulat secara politik dan

ekonomi, kerajaan ini juga memiliki peradaban besar.

Dengan kata lain, kerajaan ini berwibawa secara budaya.

Ahmad Rifai, dalam esainya, Masyarakat Nusantara

(dulu), Masyarakat Indonesia (kini), mendeskripsikan bukti

adanya peradaban besar di bawah kekuasaan Majapahit.

Menurutnya, teknologi maritim berkembang dengan

pesatnya, dibuktikan dengan ukuran kapal-kapal dari

Jawa yang jauh lebih besar daripada kapal-kapal armada

Cina bahkan bila dibandingkan dengan ukuran kapal-

kapal Eropa, termasuk yang dipakai oleh Vasco de Gama

ketika sampai di India. Teknologi peralatan militer pun

berkembang dengan pesat dibuktikan adanya peninggalan

INDONESIA SEBAGAI MACAN ASIA

188 P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

meriam yang bertarikh 1389 Masehi dan berstempel

lambang Majapahit. Artinya, teknologi meriam sudah ada

sejak sebelum Portugis datang ke Nusantara, demikian

juga teori dan strategi perang.3

Kedaulatan secara politik (dalam arti yang sesungguhnya)

dan kemandirian secara ekonomi (berdikari) telah memberikan

landasan yang kuat untuk terciptanya kondisi yang nyaman bagi

rakyat dalam belajar, bekerja, dan berkarya yang puncaknya

menciptakan peradaban besar. Soekarno mengungkapkan

gagasan itu dengan harapan agar penerus bangsa ini tidak lupa

dengan sejarah kejayaan masa lalu para leluhurnya. Bukankah

Soekarno terkenal dengan semboyannya “Jas Merah”, yakni

jangan sekali-kali melupakan sejarah.

Dengan mengingat sejarah kejayaan masa lalu, penerus

bangsa ini hendaknya dapat mengambil pelajaran. Yang

terpenting, sejarah tersebut dapat menjadi asupan semangat

dan dorongan besar untuk kembali maju. Oleh karena itu Trisakti

hendaknya dilihat sebagai kekuatan moral dan semangat agar

bangsa ini benar-benar dapat kembali bangkit. Pertanyaannya,

adakah di antara generasi pewaris negeri ini yang menangkap

pesan luhur salah satu pendiri bangsa ini dan berani maju untuk

dapat mengembalikan keperkasaan negeri ini?

Apa yang disampaikan oleh Soekarno tentang kejayaan

masa lalu, terlepas apakah itu fakta sejarah atau penafsiran

yang bersifat politis, adalah agar kita merebut kembali masa

kejayaan itu. Sebagai pewaris sah negeri yang kaya, luas, dan

INDONESIA SEBAGAI MACAN ASIA

189P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

subur alamnya, kita seyogyanya bersyukur dan berbangga

kepada leluhur-leluhur kita dan para pendiri bangsa ini. Sampai

titik darah penghabisan dalam Perang Kemerdekaan, mereka

telah menunjukkan perjuangan luhur dengan mempertahankan

wilayah ini sehingga tak sejengkal tanah pun dapat dikuasai

oleh segerombolan penjajah rakus. Tiada rasa takut bagi mereka

untuk gugur di medan perang asalkan tanah pertiwi ini merdeka

sepenuhnya dari kuasa segerombolan kolonial asing.

Puncaknya adalah 17 Agustus 1945, meskipun pasca

itu masih terjadi perlawanan dari rakyat pribumi untuk

mempertahankan bumi pertiwi ini. Harus kita akui, pasca

kemerdekaan rakyat pribumi dan anak cucu generasinya kembali

dapat mereguk dan menikmati kekayaan bumi pertiwi meskipun

tak berlangsung lama, baik dikarenakan oleh bermunculannya

persoalan-persoalan internal, kerakusan sekelompok ekonomi

tertentu, masuknya pemodal-pemodal asing, maupun yang

lainnya.

Pemerintah yang berkuasa seolah gagap menerjemahkan

cita-cita luhur para pendiri bangsa ini untuk menolong rakyatnya.

Dalam esainya yang berjudul “Pemimpin dengan Mandat Rakyat”,

Prabowo Subianto mencatat bahwa sejak di penghujung Orde

Baru hingga tiga pemerintahan berikutnya di era Reformasi,

pemerintah tidak cukup berhasil mengantisipasi, memilih, dan

melakukan langkah-langkah yang tepat untuk menanggulangi

berbagai krisis beserta dampak-dampaknya. Pemerintah juga

tidak cukup berhasil menggalang potensi masyarakat dan

INDONESIA SEBAGAI MACAN ASIA

190 P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

melibatkannya secara efektif dalam upaya penanggulangan

krisis.4 Menurutnya ketidakberhasilan tersebut lahir bukan karena

pemerintah tidak mampu merumuskan program yang tepat dan

melaksanakannya secara konsisten, melainkan pemerintah tidak

memiliki kemauan atau keberanian untuk mengambil langkah-

langkah yang seharusnya dilakukan karena dapat merugikan

kepentingan sebagian penyelenggara pemerintahan atau

kelompok kepentingan tertentu.1

Alih-alih menolong atau berpihak kepada rakyat (kecil),

kebijakan-kebijakan pemerintah justru banyak menguntungkan

pelaku ekonomi asing atau kelompok ekonomi tertentu

ketimbang kepentingan rakyat banyak. Prabowo Subianto

mengambil satu contoh soal kebijakan pangan yang menurutnya

kurang berpihak kepada rakyat, yaitu keputusan pemerintah

yang menetapkan bea masuk impor beras hanya sekitar 30

persen. Bandingkan dengan negara Jepang yang melindungi

(rakyat) petaninya dengan bea masuk impor beras mencapai 160

persen. Sementara itu World Trade Organization (WTO) sendiri

memberikan batas maksimum hingga 180 persen. Kondisi ini

berlangsung sampai kini dan menyisakan kenyataan pahit.

“Indonesia adalah sebuah paradoks”, tegas Prabowo Subianto

melihat kenyataan ini.2

Melihat kondisi ini, Prabowo Subianto yang sejatinya

adalah keturunan para pejuang dan pengabdi bangsa dan

Tanah Air ini, tak mampu berdiam diri seolah tak terjadi apa-apa.

Pada tahun 2004 Prabowo Subianto akhirnya menulis sebuah

INDONESIA SEBAGAI MACAN ASIA

191P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

buku berjudul “Kembalikan Indonesia”. Apa yang hendak dia

sampaikan? Saat itu Prabowo Subianto memang tengah sibuk

dengan kegiatan yang baru digelutinya, yaitu bisnis. Tapi rupanya

hal itu tak membuatnya memalingkan diri untuk mengikuti dan

mencermati detail-detail keadaan negaranya yang—meminjam

istilah Amran Nasution—tengah “belepotan”3

Dia melihat persoalan pelik tengah menggurita di Tanah

Airnya. Dalam pandangan kritisnya, kenyataan paradoks sedang

terjadi di negeri ini, yakni

“...Indonesia adalah negara kaya dengan sumber daya alam yang

melimpah tapi penduduknya miskin. Indonesia adalah negara

agraris tapi pangannya harus diimpor. Indonesia adalah negara

kepulauan dan merupakan salah satu negara dengan pantai

terpanjang di dunia, tapi nyatanya Indonesia mengimpor ikan dan

garam”.4

Karena itu, Prabowo Subianto menawarkan jalan keluar

dari kemelut tersebut dengan keberanian untuk mandiri, yakni

tidak bergantung kepada bantuan asing tapi harus menuju ke

arah kemandirian ekonomi nasional. Kemandirian ekonomi

adalah kata kunci yang diajukan Prabowo Subianto untuk keluar

dari persoalan pelik yang dialami negeri ini. Sampai di sini kita

dapat melihat bahwa gagasan Prabowo Subianto kurang lebih

serupa dengan gagasan ekonomi berdikari (berdiri di atas kaki

sendiri)-nya Soekarno. Boleh jadi, gagasan itu terinspirasi dari

gagasan Bapak Proklamator. Apa pun alasannya, dia telah berani

untuk mewarisi amanah luhur para pendiri bangsa ini.

INDONESIA SEBAGAI MACAN ASIA

192 P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

Bagaimana jelasnya gagasan kemandirian ekonomi

Prabowo Subianto itu dibahas secara lebih gamblang dan detail

dalam buku berikutnya yang terbit pada tahun 2009 dengan

judul “Membangun Kembali Indonesia Raya”. Dalam buku itu

Prabowo Subianto memperjelas dan menerjemahkan gagasan

besarnya ke dalam beberapa butir program prioritas. Secara

umum butir-butir program prioritas yang dimaksud meliputi

keberanian membangun kedaulatan pangan, kedaulatan energi,

dan menciptakan industri unggul.5

Terlepas dari catatan buruk, pemerintahan Orde Baru

sebenarnya pernah mencatat sejarah gemilang tentang

keberhasilannya di bidang pangan. Saat itu pemerintah

memberikan perhatian lebih terhadap pengelolaan pertanian.

Dulu terkenal dengan Revolusi Hijau dan jargon Panca Usaha Tani

yang merupakan lima pokok cara bertani untuk mendapatkan

hasil yang bisa mendekati sempurna. Hasilnya cukup

mengagumkan. Indonesia berhasil menjadi negara swasembada

pangan dari yang sebelumnya sebagai negara pengimpor beras

nomor satu di dunia. Saat itu pula Indonesia pernah dijuluki

sebagai “Macan Asia”.

Kini setelah runtuhnya Orde Baru dan beberapa

kepemimpinan berikutnya di era reformasi tidak memberikan

harapan itu, muncullah sosok calon pemimpin nasional yang

kerap mengusung kedaulatan pangan. Bukan sekadar jargon

dan janji perubahan, sosok ini memang telah membuktikan diri

dengan bekerja dan saling bahu-membahu dengan para petani

INDONESIA SEBAGAI MACAN ASIA

193P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

untuk mengembangkan sektor pertanian melalui HKTI. Angin

segar itu adalah Prabowo Subianto. Setidaknya ada beberapa

alasan kenapa Prabowo Subianto memilih membangun

kedaulatan pangan sebagai satu dari tiga program prioritasnya,

yaitu10:

1. Gagasan membangun kedaulatan pangan sebagai

program prioritasnya tak lain bersandar pada kenyataan

bahwa Indonesia adalah negera pertanian (agraris).

Sebagai negara pertanian, terdapat 65 persen penduduk

Indonesia yang hidup di sektor pertanian. Menurutnya,

dengan kenyataan ini sudah sewajarnya apabila negeri

ini mampu berswasembada pangan. Ditambah lagi

dengan adanya kenyataan bahwa Indonesia juga berada

di daerah tropis sehingga memungkinkan panen (seperti

padi, jagung, dan lainnya) dua sampai tiga kali dalam

setahun.6

2. Prabowo juga mencermati bahwa ada sekitar 77 juta

hektar hutan yang rusak di Indonesia. Hal itu bisa

menjadi peluang bila diolah dan dimanfaatkan secara

tepat sebagai ladang pertanian pangan dan tanaman

yang menghasilkan biofuel. Secara lebih detail dia

menegaskan bahwa jika satu hektar mempekerjakan

enam orang, maka akan terbuka kesempatan kerja bagi

jutaan penduduk. Dengan jalan ini dia punya keyakinan

besar bahwa bangsa ini akan mampu menjadi penyuplai

pangan dunia.’

INDONESIA SEBAGAI MACAN ASIA

194 P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

Selain itu, menurut J.B. Soedarmanta dalam bukunya

yang berjudul “Prabowo Tegas Memihak Rakyat”, terdapat 57,8

persen jumlah kaum miskin yang rupanya bekerja di sektor

pertanian. Menurutnya, terdapat empat permasalahan yang

dapat menjelaskan fenomena kemiskinan masyarakat tani, yaitu:

1. Sektor pertanian ternyata masih menampung tenaga

kerja yang sebagian besar produktifitasnya masih rendah.

2. Pada umumnya kemiskinan di pertanian karena akibat

rendahnya sumber daya manusia (SDM).

3. Kepemilikan lahan petani rata-rata kurang dari 0,5 hektar

atau didominasi petani gurem.

4. Terbatasnya peluang petani dapat bekerja di off-farm.

Karena lahan pertanian yang sempit, pekerjaan on-

farm jadi tidak menjanjikan. Namun permasalahannya,

pekerjaan off-farm pun terbatas.7

“Orang bilang tanah kita tanah surga, tongkat kayu dan batu jadi

tanaman.”

Itulah sepenggal syair lirik lagu Koes Plus yang tentunya

kita semua sudah akrab. Koes Plus merupakan penyanyi yang

cukup tenar di tahun 60-70an. Indonesia adalah surga, memang

demikian faktanya. Sumber daya alamnya memang besar dan

melimpah. Di perut-perut buminya tersimpan kekayaan yang

cukup besar. Semua itu dapat menghidupi dan memakmurkan

seluruh rakyat negeri ini. Salah satu kekayaan yang terkandung

INDONESIA SEBAGAI MACAN ASIA

195P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

di perut bumi dan potensial adalah energi. Seperti kata Amran,

perut bumi dan lautan Indonesia sangat berpotensi sebagai

penghasil minyak bumi.8

Sebagai putra begawan ekonomi, Prabowo menyadari

betul kenyataan tersebut. Selain kedaulatan pangan yang

merupakan agenda strategis untuk meningkatkan kemakmuran

rakyat, pemanfaatan dan pengelolaan secara mandiri energi-

energi yang terkandung di perut bumi Indonesia merupakan

langkah besar yang akan memungkinkan Indonesia keluar dari

krisis negeri ini. Oleh sebab itu program prioritas kedua Prabowo

Subianto adalah bagaimana mengembalikan Indonesia dengan

membangun kedaulatan energi.

Bagi Prabowo dan seluruh rakyat Indonesia, ini adalah

tantangan besar. Kenyataan hari ini sumber-sumber energi di

Indonesia lebih banyak dikelola oleh asing. Misalnya, data SKK

Migas tahun 2012 menunjukkan bahwa 88 persen ladang migas

dikuasai oleh perusahaan asing, 8 persen oleh BUMS Nasional

dan BUMN, dan 4 persen oleh konsorsium yang melibatkan

perusahaan asing.15 Itu adalah implikasi dari kebijakan

deliberalisasi tata kelola migas. Akibat dominasi asing yang

terlampau besar ini, negara telah kehilangan kontrol dalam

pengelolaan migas.

Oleh karena itu Indonesia harus mampu keluar dari

kemelut ini. Pemerintah harus berani mandiri dan mengelola

sendiri sumber daya energi yang terkandung di perut bumi

Indonesia. Hanya dengan membangun kedaulatan energilah

INDONESIA SEBAGAI MACAN ASIA

196 P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

rakyat dapat menikmati buah kemakmuran dan kesejahteraan

dari kekayaan alam negeri ini. Bukankah menjaga kedaulatan

energi termasuk salah satu amanah para pendiri bangsa ini

yang sudah ditegaskan dalam UUD 1945 pasal 33 ayat (3) yang

berbunyi, “Kekayaan negara yang menguasai hajat hidup orang

banyak harus dikuasai negara dan diberikan seluas-luasnya

kepada rakyat”.

Menciptakan kedaulatan pangan bukan saja agenda

strategis melainkan adalah tuntutan luhur para pendiri

bangsa ini. Prabowo, sebagai mantan prajurit TNI yang telah

mengabdikan dirinya dan bersumpah setia selamanya untuk

membela Tanah Air ini, tentu dapat mengerti dan merasakan

betapa besar tanggung jawabnya. Baginya, membela kedaulatan

energi adalah perjuangan membela kedaulatan Tanah Air.

Sebagai tanggung jawab moral, bagaimana langkah-

langkah Prabowo dalam membangun kemandirian energi?

Rupanya Prabowo telah menyiapkan rancangan detail mengenai

hal ini. Di dalam delapan program aksi untuk kemakmuran rakyat

partai Gerindra, butir-butir kemandirian energi disebutkan di

bagian keenam. Bagian itu dijabarkan lagi ke dalam tiga butir

penjabaran, yaitu16:

1. Membangun pembangkit listrik tenaga panas bumi dan air (10.000 MW).

2. Menyediakan sumber energi dengan mendirikan kilang-kilang minyak, pabrik bio etanol dan pabrik DME

(pengganti LPG).

INDONESIA SEBAGAI MACAN ASIA

197P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

3. Membuka 2 juta hingga 4 juta hektar hutan aren dengan

sistem tanaman tumpang sari untuk produksi bahan

bakar etanol sebagai pengganti BBM impor. Pembukaan

lahan ini akan menjadikan Indonesia sebagai pengekspor

bahan bakar nabati setelah 7 tahun masa tanam (4

juta hektar hutan aren menghasilkan sekitar 56 juta mt

etanol/tahun).

Dua program prioritas Prabowo di atas—membangun

kedaulatan pangan dan kedaulatan energi—beserta

keyakinannya bahwa Indonesia akan mampu keluar dari krisis

adalah satu bukti bahwa Indonesia memang berpotensi untuk

bangkit dan mengembalikan kejayaan negeri leluhurnya. Melalui

“Kembalikan Indonesia” dan “Membangun Kembali Indonesia

Raya”, Prabowo Subianto telah memulai satu ikhtiar dan langkah

besar dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab moral

untuk menerjemahkan pesan luhur para pendiri bangsa ini.

Setelah butir-butir program prioritas sebagaimana

diajukan di atas, apakah itu sudah cukup mungkin untuk

mengembalikan kejayaan dan kebesaran negeri surga ini? Tidak!

Persoalan besarnya tidak terletak di sana. Prabowo Subianto

melihat bahwa program-program strategis itu berkaitan erat

dengan kepemimpinan nasional. Menurutnya, kepemimpinan

nasional adalah kunci utama yang memungkinkan agenda

strategis ini dapat terlaksana dengan baik.

Dalam keadaan seperti ini, menurut Prabowo Subianto,

dibutuhkan pemimpin nasional yang kuat dan berwibawa,

INDONESIA SEBAGAI MACAN ASIA

198 P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

mampu mengkonsolidasikan seluruh potensi bangsa untuk

bersama-sama berupaya keluar dari krisis. Thailand, Malaysia, dan

Korea Selatan adalah beberapa contoh negara yang telah mampu

membuktikan keberhasilan keluar dari krisis. Amerika Serikat di

bawah Presiden Franklin Delano Roosevelt, presiden ke-32 yang

berkuasa selama 12 tahun (1933-1945), juga telah membuktikan

betapa pentingnya faktor kepemimpinan nasional untuk keluar

dari kondisi yang saat ini tengah dialami oleh Indonesia.17

Sebagai gambaran, menarik cerita tentang Roosevelt yang

berusaha mengatasi kondisi saat itu. Lengkapnya gambaran

tentang kondisi saat itu yang disebut dengan “the great

depression” Amerika adalah meliputi kenyataan yang ditandai

dengan (i) hancurnya perekonomian, (ii) keruntuhan perbankan,

(iii) stagnasi bisnis, (iv) kepanikan masyarakat, (v) kelumpuhan

legislatif, (vi) pengangguran sangat tinggi, (vii) inflasi yang sangat

besar, dan (viii) meluasnya ketidakpastian di negeri tersebut.18

Semua kondisi itu adalah tantangan besar bagi sang presiden

terpilih saat itu, Roosevelt.

Sang presiden optimis dapat keluar dari kondisi petaka

tersebut. Dia juga yakin mampu meyakinkan masyarakat. Dengan

mantap dia lalu merumuskan butir-butir program yang riil,

rasional, dan mudah diikuti oleh rakyatnya. Pada saat yang sama,

dia juga mampu mengkonsolidasikan kekuatan dan potensi-

potensi lain, yakni pemerintahan yang solid dan dukungan

dari orang-orang yang memiliki kemampuan, kemauan, dan

semangat untuk bahu-membahu berjuang menanggulangi

INDONESIA SEBAGAI MACAN ASIA

199P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

krisis saat itu serta juga dukungan dari berbagai komponen

masyarakat.19 Benar! Kerja keras Roosevelt berbuah keberhasilan.

Terobosan yang dilakukan oleh mantan presiden Amerika

tersebut telah memberi pelajaran yang berharga bagi Prabowo

Subianto. Pertama, mantan presiden Amerika itu berhasil

merumuskan program riil dan mudah diikuti oleh rakyat. Serupa

dengan itu, Prabowo Subianto juga telah merumuskan dan

menggali program-program riil dan konkrit yang kemudian dia

tuangkan dalam “Delapan Program Aksi untuk Kemakmuran

Rakyat” sebagaimana telah disebutkan di atas.

Kedua, Presiden Amerika saat itu berhasil

mengkonsolidasikan seluruh potensi dan dukungan elit serta

seluruh komponen masyarakat. Apakah Prabowo Subianto

punya peluang keberhasilan untuk mengkonsolidasikan dan

menarik dukungan elit dan seluruh komponen masyarakat?

Tentunya kita belum tahu pasti. Tapi dengan melihat kiprahnya

sejauh ini, Prabowo Subianto berpeluang dalam hal itu. Di tingkat

masyarakat akar rumput (grassroot), Prabowo Subianto adalah

sosok yang sangat dekat dengan rakyat kecil dan sosok yang

dicintai oleh masyarakat. Dia bersungguh-sungguh membela

para petani, membimbing mereka dalam mengembangkan

pertanian dan semacamnya melalui HKTI.

Hal serupa juga dilakukannya kepada para pedagang.

Dia tulus membela dan turut andil memberi berbagai solusi

atas persoalan yang dihadapi para pedagang kecil. Dia berani

mengkritik kebijakan-kebijakan pemerintah yang kurang peduli

INDONESIA SEBAGAI MACAN ASIA

200 P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

terhadap keadaan pasar tradisional yang mulai tergerus akibat

kehadiran pasar-pasar modern. Dia memperjuangkan itu semua

melalui Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI).

Di tingkatan elit, Prabowo Subianto berhasil meyakinkan

beberapa kalangan politisi dan mengajak beberapa partai

besar yang turut andil dalam pemilu 2014 ini untuk berkoalisi

dengannya. Tercatat ada enam partai yang mendukung visi dan

program-program strategisnya dalam menanggulangi masalah

Tanah Air. Koalisi enam partai pendukungnya (Gerindra, PKS, PPP,

Golkar, PAN, dan PBB) dikenal dengan sebutan koalisi “Merah

Putih” yang belakangan Partai Demokrat juga turut bergabung di

dalamnya.

Selain kalangan politisi dan partai, Prabowo Subianto

juga berhasil meyakinkan dan menggalang dukungan besar dari

sejumlah ulama, tokoh masyarakat, kalangan akademisi, kalangan

aktivis, dan sejumlah selebritis. Seluruh elemen masyarakat

yang mendukungnya, baik elit maupun grassroot, adalah modal

penting yang akan memungkinkan Prabowo Subianto berhasil

mewujudkan agenda nasionalnya.

Kita berdoa semoga Tuhan merestui dan memberikan

pertolongan kepada sang Capres yang beriktikad baik untuk

memberi perubahan penting bagi Tanah Air yang dicintainya.

Sebagai rakyat Indonesia, kita sangat berharap Prabowo

Subianto mendapatkan kepercayaan untuk memimpin negeri

ini. Selanjutnya kita berharap dia berhasil mengimplementasikan

program-program prioritasnya yang telah disebutkan di atas.

INDONESIA SEBAGAI MACAN ASIA

201P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

Oleh karena itu apabila sang mantan Panglima KOSTRAD

ini berhasil merealisasikan program-program prioritasnya

untuk membangun kedaulatan pangan, kedaulatan energi,

dan menciptakan industri yang unggul, maka Indonesia bukan

saja dapat keluar dari kondisi krisis, tetapi negeri surga ini akan

kembali menjadi Macan Asia. Bahkan bisa lebih nyaring aumannya

dari macan yang pernah ada dan dipimpin oleh pemerintahan

Soekarno dan Soeharto.

Siapa pun yang menghendaki negeri ini kembali menjadi

Macan Asia, gagasan Prabowo Subianto telah memberi jalan

keluar yang riil untuk menuju ke arah sana.

“Kalau bangsa ini ingin perubahan, maka kata kuncinya adalah

bumikan pemikiran-pemikiran cerdas dan strategis Prabowo

Subianto ke dalam program-program nyata di masyarakat”,

demikian tulis Entang Sastraatmadja dalam Prabowo Subianto

Mari Membangun Bangsa.20

Mengawal Prabowo Subianto menuju kursi kepemimpinan

RI 1 sama artinya kita mengatakan bahwa “INDONESIA ADALAH

MACAN ASIA”.

***

202 P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

Prolog: Prabowo; Sebuah Nama Untuk Indonesia

1. Nurlaely, “William Shakespear dan Saya; Tentang Sebuah Nama”, artikel diakses pada 4 Mei 2014 dari http://m.kompasiana.com/post/read/504697/3/william-shakespeare-dan-saya-tentang-sebuah-nama.html/.

2. Ade Ma’ruf, Prabowo Subianto, Jalan Terjal Seorang Jenderal. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2013. h. 44.

3. Herdi Sahrasad, Prabowo Subianto: Dari Gerakan Indonesia Raya ke Negara Sejahtera. Jakarta: PSIK Paramadina, 2009, h. 31.

4. Ade Ma’ruf, Prabowo Subianto, Jalan Terjal Seorang Jenderal, h. 46.

5. Kedua istilah itu saya dapatkan di Hans Afnan, Episode Perang Jenderal 2014 Menuju RI-1. Yogyakarta: Araska, 2013. h. 36.

6. Hans Afnan, Episode Perang Jenderal 2014 Menuju RI-1, h. 28.

7. J.B. Soedarmanta, Prabowo Subianto Tegas Memihak Rakyat. Depok: Literatur Media Sukses, 2013. h. 57-58.

8. J.B. Soedarmanta, Prabowo Subianto Tegas Memihak Rakyat, h. 60.

9. Femi Adi Soempeno, Prabowo: Dari Cijantung Bergerak ke Istana. Yogyakarta: GalangPress, 2009, h. 166.

10. Ade Ma’ruf, Prabowo Subianto, Jalan Terjal Seorang Seorang Jenderal, h. 156-157.

11. Hendro Subroto, Sintong Panjaitan, Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando. Jakarta: Kompas, 2009, h. 11.

CATATAN-CATATAN

203P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

12. Femi Adi Soempeno, Prabowo: Dari Cijantung Bergerak Ke Istana, h. 165.

13. Femi Adi Soempeno, Prabowo: Dari Cijantung Bergerak Ke Istana, h. 165.

14. Femi Adi Soempeno, Prabowo: Dari Cijantung Bergerak Ke Istana, h. 178.

15. Femi Adi Soempeno, Prabowo: Dari Cijantung Bergerak ke Istana, h. 181-182.

16. J.B. Soedarmanta, Prabowo Subianto Tegas Memihak Rakyat, h. 109.

17. J.B. Soedarmanta, Prabowo Subianto Tegas Memihak Rakyat, h. 111-112.

18. Hans Afnan, Episode Perang Jenderal 2014 Menuju RI-1, h. 28.

19. Herdi Sahrasad, Prabowo Subianto: Dari Gerakan Indonesia Raya ke Negara Sejahtera, h. 41.

20. Herdi Sahrasad, Prabowo Subianto, The Rising Star “Insya’ Allah, Saya Maju, h. 96.

21. Herdi Sahrasad, Prabowo Subianto: Dari Gerakan Indonesia Raya ke Negara Sejahtera, h. 41.

22. J.B. Soedarmanta, Prabowo Subianto Tegas Memihak Rakyat, h. 144-145.

23. Entang Sastraatmadja, Prabowo, Mari Membangun Bangsa, Jakarta Timur: PT. Cemerlang Panca Aksara, 2014, h. 69.

24. J.B. Soedarmanta, Prabowo Subianto Tegas Memihak Rakyat, h. 168-169.

25. J.B. Soedarmanta, “Letnan jenderal (Purn) Prabowo Subianto Djojohadikoesoemo” artikel diakses pada 31 Mei 2014 dari http://m.detik.com/news/tokoh/321/0/letnan-jenderal-purn-prabowo-subianto-djojohadikusumo-lumban-tobing.

204 P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

26. Thamrin Dahlan, Prabowo Presidenku. Sleman: Aryuning Sejahtera, 2014, h. 15.

27. Thamrin Dahlan, Prabowo Presidenku. Sleman: Aryuning Sejahtera, 2014, h. 15.

28. Iman Firdaus, “Kisah Gerindra dan Kepala Garuda”, edisi 01/Tahun I/April 2011, h. 4.

29. Hans Afnan, Episode Perang Jenderal 2014 Menuju RI-1, h. 65.

30. Hans Afnan, Episode Perang Jenderal 2014 Menuju RI-1, h. 65.

31. Hans Afnan, Episode Perang Jenderal 2014 Menuju RI-1, h. 65.

32. Hans Afnan, Episode Perang Jenderal 2014 Menuju RI-1, h. 65.

33. Herdi Sahrasad, Prabowo Subianto: Dari Gerakan Indonesia Raya ke Negara Sejahtera, h. 8.

Bagian I

1. Tumbuh dan Berkembang Sebagai Anak Bangsa

1. Herdi Sahrasad, Dari Gerakan Indonesia Raya Ke Negara Sejahtera, Jakarta : Freedom Foundation, 2009, h. 29.

2. Entang Sastraatmadja, Prabowo Mari Membangun Bangsa, Jakarta: PT. Cemerlang Panca Aksara, 2014, h.136.

3. Herdi Sahrasad, Dari Gerakan Indonesia Raya Ke Negara Sejahtera, h. 30.

4. Herdi Sahrasad, Dari Gerakan Indonesia Raya Ke Negara Sejahtera, h. 30.

5. Ade Ma’ruf, Prabowo Subianto, Jalan Terjal Seorang Jenderal, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2013, h. 23.

6. Ade Ma’ruf, Prabowo Subianto, Jalan Terjal Seorang Jenderal, h. 27.

205P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

7. Herdi Sahrasad, Dari Gerakan Indonesia Raya Ke Negara Sejahtera, h. 30.

8. Ade Ma’ruf, Prabowo Subianto, Jalan Terjal Seorang Jenderal, h. 28.

9. Ade Ma’ruf, Prabowo Subianto, Jalan Terjal Seorang Jenderal, h. 28.

10. Ade Ma’ruf, Prabowo Subianto, Jalan Terjal Seorang Jenderal, h. 30.

11. “Jejak Prabowo Di Eropa”, Diakses Pada 3 Juni 2014 dari http://soedoetpandang.wordpress.com/2013/10/03/jejak-Prabowo-di-eropa/.

12. Herdi Sahrasad, Dari Gerakan Indonesia Raya Ke Negara Sejahtera, h 31.

13. Ade Ma’ruf, Prabowo Subianto, Jalan Terjal Seorang Jenderal, h. 38.

14. Ade Ma’ruf, Prabowo Subianto, Jalan Terjal Seorang Jenderal, h. 39.

15. “Prabowo Subianto dan Catatan Soe Hoek Gie”, Artikel diakses pada 5 Juni 2014 dari http://sinarharapan. co/index.php/news/read/22879/Prabowo-subianto-dan-catatan-soe-hok-gie.html.

16. Ade Ma’ruf, Prabowo Subianto, Jalan Terjal Seorang Jenderal, h. 40.

17. Thamrin Dahlan, “Ketika Prabowo Subianto (17 tahun) Menolak Tawaran Kuliah di George Washington University”. Artikel diakses pada tanggal 3 juni 2014 dari http://sosok.kompasiana.com/2013/11/22/Prabowo-subianto-nasionalis-sejati-612046.html.

18. Thamrin Dahlan, “Ketika Prabowo Subianto (17 tahun) Menolak Tawaran Kuliah di George Washington University”.

206 P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

Artikel diakses pada tanggal 3 juni 2014 dari http://sosok.kompasiana.com/2013/11/22/Prabowo-subianto-nasionalis-sejati-612046.html.

19. Audrey G.D. Tangkudun, Kenapa Prabowo Subianto? 7 Alasan Dia Cocok Jadi Presiden, Jakarta: PT. Era Media Global, 2013, h. 93.

20. J. B. Soedarmanta, Prabowo Subianto Tegas Memihak Pada Rakyat, Depok : Literartur Media Sukses, 2013, h. 45.

21. J. B. Soedarmanta, Prabowo Subianto Tegas Memihak Pada Rakyat, h. 55.

22. Herdi Sahrasad, Prabowo Subianto, The Rising Star “Insya’ Allah, Saya Maju”, Jakarta : Probowo Center, 2012, h. 98.

23. Herdi Sahrasad, Dari Gerakan Indonesia Raya Ke Negara Sejahtera, h. 34.

2. Prabowo, Antara Pluralisme dan Kebhinnekaan

1. “Adik Prabowo: Keluarga Kami Mewakili Kemajemukan Indonesia” berita diakses pada tanggal 9 Juni 2014 dari http://www.beritasatu.com/nasional/187635-adik-prabowo-keluarga-kami-mewakili-kemajemukan-indonesia.html.

2. William J.Goode, Sosiologi Keluarga, Jakarta: PT. Bina Aksara, 1985, h. 8.

3. “Yulianti Muthmainah, “Keluarga Fondasi Membangun Pluralisme”, Diakses pada tanggal 7 Juni 2014 dari http://budisansblog.blogspot.com/2012/06/keluarga-fondasi-membangun-pluralisme.html.

3. Timor-Timur Saksi Bisu Pengabdian Prabowo

1. Ade Ma’ruf, Prabowo Subianto, Jalan Terjal Seorang Jenderal, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2013, h.58.

207P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

2. Ade Ma’ruf, Prabowo Subianto, Jalan Terjal Seorang Jenderal, h. 80.

3. Ade Ma’ruf, Prabowo Subianto, Jalan Terjal Seorang Jenderal, h. 58.

4. Hendro Subroto, Sintong Panjaitan: Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando, Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara, 2009, h. 446.

5. J.B Soedarmanta, Prabowo Subianto: Tegas Memihak Rakyat, Depok: Literatur Media Sukses, 2013, h. 71.

Bagian II

1. Meluruskan Jalan Sejarah

1. S. Sinansari Ecip, Kronologi Situasi Penggulingan Soeharto, Mizan: Bandung, Cet. III, 2001, h. 33-37.

2. Arwan Tuti Artha, Kudeta Mei ’98, Perseteruan Habibie-Prabowo, Yogyakarta: Galang Press, Cet. IV 2007, h. 70.

3. S. Sinansari Ecip, Kronologi Situasi Penggulingan Soeharto, Mizan: Bandung, 2001, Cet. III, h.57-59.

4. A. Pambudi, Sintong dan Prabowo; Dari Kudeta L.B. Moerdani Sampai Kudeta Prabowo, Yogyakarta, Medpress 2009, cet.III, h. 20.

5. Ade Ma’ruf, Prabowo Subianto, Jalan Terjal Seorang Jenderal, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2013, Cet. 1, h. 149-171.

6. Jose Manuel Teroso, Majalah Asiaweek Vo. 26/No. 8, 3 Maret 2000, yang juga dilansir oleh http://soedoetpandang.wordpress.com/2014/03/27/prabowo-kambing-hitam-1998/

7. A. Pambudi, Sintong dan Prabowo; Dari Kudeta L.B. Moerdani Sampai Kudeta Prabowo, Yogyakarta, Medpress 2009, cet.III, h. 98-99.

208 P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

8. http://www.merdek a.com/perist iwa/k ata-jenderal-kepercayaan-prabowo-soal-kerusuhan-dan-kudeta-98-isu-kudeta-prabowo -7.html.

9. Hans Afnan, Episode Perang Jenderal 2014 Menuju RI-1, Yogyakarta, Araska, Cet. ke 1, 2013, h. 53.

10. Jose Manuel Teroso, Majalah Asiaweek Vo. 26/No. 8, 3 Maret 2000.

11. A. Pambudi, Sintong dan Prabowo; Dari Kudeta L.B. Moerdani Sampai Kudeta Prabowo, h. 101-102.

12. Hans Afnan, Episode Perang Jenderal 2014 Menuju RI-1, h. 53-54.

13. Ade Ma’ruf, Prabowo Subianto, Jalan Terjal Seorang Jenderal, h. 158.

14. A. Pambudi, Sintong dan Prabowo; Dari Kudeta L.B. Moerdani Sampai Kudeta Prabowo, h.103.

15. A. Pambudi, Sintong dan Prabowo; Dari Kudeta L.B. Moerdani Sampai Kudeta Prabowo, h. 108.

16. James Luhulima, Hari-Hari Terpanjang Menjelang Mundurnya Presiden Soeharto, 2001, hlm. 135.

17. Prabowo: l Never Betrayed My Country, AsisWeek, 3 Maret 2000.

18. Hendro Subroto, Sintong Panjaitan: Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando, Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara, 2009, h. 5-6.

2. Prabowo, Penculikan Atau Tumbal Elite Militer

1. Wawancara dimuat dalam Tabloid DETAK No. 2/I, 21-27 Juli 1998.

2. Hans Afnan, Episode Perang Jenderal 2014 Menuju RI 1, Yogyakarta: Araska, 2013, h. 48.

209P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

3. Jose Manuel Teroso, Majalah Asiaweek Vo. 26/No. 8, 3 Maret 2000.

4. Kivlan Zen, di acara Debat TVOne pada Senin 28/4/2014.

5. Ade Ma’ruf, Prabowo Subianto, Jalan Terjal Seorang Jenderal, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2013, h. 167.

6. Femi Adi Soempeno, Prabowo: Dari Cijantung Bergerak Ke Istana, Yogyakarta: Galang Press, 2009, h.128.

7. Ade Ma’ruf, Prabowo Subianto, Jalan Terjal Seorang Jenderal, h. 169-171.

8. Ade Ma’ruf, Prabowo Subianto, Jalan Terjal Seorang Jenderal, h.173.

9. Ade Ma’ruf, Prabowo Subianto, Jalan Terjal Seorang Jenderal, h. 177.

10. Tulisan tersebut merupakan terjemahan dari laporan investigasi yang ditulis Majalah Asiaweek No. 8/Vol. 26, 3 Maret 2000.

11. Kivlan Zen dan Fadli Zon, di acara Debat TVOne pada Senin 28/4/2014.

3. Prabowo Lakukan Kudeta?

1. Arwan Tuti Artha, Kudeta Mei ’98, Perseteruan Habibie-Prabowo, Yogyakarta: Galang Press, Cet. IV, 2007, h. 70,. 2. Pernyataan Muchdi Purwoprandjono Mantan Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus 1998.

2. Hans Afnan, Episode Perang Jenderal 2014 Menuju RI 1, Yogyakarta: Araska, Cet. Ke 1, 2013, h. 53.

3. Arwan Tuti Artha, Kudeta Mei ’98, Perseteruan Habibie-Prabowo, h. 81.

4. Arwan Tuti Artha, Kudeta Mei ’98, Perseteruan Habibie-Prabowo, h. 41.

210 P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

5. Jose Manuel Teroso, Majalah Asiaweek Vo. 26/No. 8, 3 Maret 2000.

6. Arwan Tuti Artha, Kudeta Mei ’98, Perseteruan Habibie-Prabowo, h. 36.

7. Arwan Tuti Artha, Kudeta Mei ’98, Perseteruan Habibie-Prabowo, h. 37.

8. Jose Manuel Teroso, Majalah Asiaweek Vo. 26/No. 8, 3 Maret 2000.

9. Tepatnya Pada tanggal 10 Februari 1999, sebagaimana ditulis dalam buku James Luhulima, Hari-hari Terpanjang Menjelang Mundurnya Presiden Soeharto (2005:102). Penjelasan tertulis itu dimuat dalam buku yang ditulis Fadli Zon, Politik Huru-Hara Mei 1998 (2004). Bisa pula kita baca kutipannya sebagaimana dimuat dalam buku James Luhulima (2005:103-106), lihat juga Arwan Tuti Artha, Kudeta Mei ’98, Perseteruan Habibie-Prabowo, h. 29-34.

Bagian III

1. Melanjutkan Cita-Cita Pendiri Bangsa

1. Ade Ma’ruf, Prabowo Subianto, Jalan Terjal Seorang Jenderal, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, Cet. 1, h. 118.

2. Ade Ma’ruf, Prabowo Subianto, Jalan Terjal, h. 124.

3. Ade Ma’ruf, Prabowo Subianto, Jalan Terjal, h.124.

4. Forum Kompas, “Profil Prabowo Subianto”, artikel diakses pada 31 Mei 2014 dari http://forum.kompas.com/nasional/19972-profil-prabowo-subianto.html.

5. Herdi Saharsad, Prabowo Subianto: Dari Gerakan Indonesia Raya ke Negara Sejahtera. Jakarta: PSIK Paramadina, 2009, h. 40.

6. Yudi Latif, Mata Air Keteladanan Pancasila Dalam Perbuatan, Jakarta: Mizan, 2014, h. 490.

211P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

7. Tabloid GEMA Indonesia Raya Edisi 20/tahun II/Desember 2012.

8. Entang Sastraatmaja, Prabowo Mari Membangun Bangsa, Jakarta: Cemerlang Panca Aksara, h. 69.

2. Politik Sebagai Wadah Melanjutkan Cita-Cita Bangsa

1. “Hidup Prabowo”, Kompas.com, diakses pada tanggal 02 Juni 2014 dari http://nasional.kompas.com/ read/2014/05/29/0634308/Prabowo.Sekarang.Hidup.Prabowo.Hidup.Prabowo.

2. “Prabowo Beberkan Alasan Keluar dari Golkar”, Tempo, diakses pada tanggal 2 Juni 2014 http://pemilu.tempo. co/read/news/2014/04/23/269572570/Prabowo-Beberkan-Alasannya-Keluar-dari-Golkar.

3. Thamrin Dahlan, Prabowo Presidenku, Jakarta: Aryuning Sejahtera, 2014, h. 92.

4. Herdi Sahrasad, Prabowo Subianto: Dari Gerakan Indonesia Raya ke Negara Sejahtera. Jakarta: PSIK Paramadina, 2009, h. 91.

5. “Konvensi Partai Golkar”, www. Indosiar.com, diakses pada tanggal 5 Juni 2014 http://www.indosiar.com/fokus/ konvensi-partai-golkar_27398.html.

6. A. Pambudi, Kalau Prabowo Jadi Presiden (Jakarta: Narasi, 2009), h. 17.

7. A. Pambudi, Kalau Prabowo Jadi, h. 18.

8. A. Pambudi, Kalau Prabowo Jadi, h. 18.

3. Gerindra, Jiwa dan Raga Rakyat

1. Herdi Sahrasad, Prabowo Subianto, The Rising Star “Insya Allah, Saya Maju”, (Jakarta : RIMA, PC, Freedom Foundation, 2012), h.109.

212 P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

2. Herdi Sahrasad, Prabowo Subianto, Dari Gerakan Indonesia Raya Ke Negara Sejahtera, (Jakarta : PSIK Paramadina, 2009), h.63.

3. Website: Partai Gerindra, “Sejarah Partai Gerindra”, artikel diakses pada 7 Juni 2014 dari file:///G:/Sejarah%20Partai%20Gerindra%20%20%20Partai%20Gerindra.htm

4. Herdi Sahrasad, Prabowo Subianto, Dari Gerakan Indonesia Raya Ke Negara Sejahtera, (Jakarta : PSIK Paramadina, 2009), h.87.

5. Herdi Sahrasad, Prabowo Subianto, The Rising Star “Insya Allah, Saya Maju”, (Jakarta : RIMA, PC, Freedom Foundation, 2012), h.79.

6. http://pemilu.tempo.co/read/news/2014/02/06/269551659/Gerindra-Klaim-Dapat-Dukungan-Rakyat. Artikel diakses 7 Juni 2014

4. Gerindra Sebagai Partai Modern

1. Budi Sucahyo, Kader Korupsi Kader Ditendang,” (Jakarta : GEMA Indonesia Raya, 2012), h.1.

2. http://surabayanews.co.id/2014/05/30/2647/prabowo-janji-akan-cari-anak-bangsa-terbaik-untuk-kabinetnya-kelak.html. Artikel diakses pada tanggal 6 Juni 2014

3. Herdi Sahrasad, Prabowo Subianto, Dari Gerakan Indonesia Raya Ke Negara Sejahtera, (Jakarta : PSIK Paramadina, 2009), h.49.

4. Herdi Sahrasad, Prabowo Subianto, The Rising Star “Insya Allah, Saya Maju”, (Jakarta : RIMA, PC, Freedom Foundation, 2012), h.119.

213P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

5. http://www.republika.co. id/berita/pemilu/menuju-ri-1/14/05/28/n6975p-prabowo-ingin-kader-gerindra-bisa-seperti-pks. Artikel diakses pada 6 Juni 2014.

6. Herdi Sahrasad, Prabowo Subianto, The Rising Star “Insya Allah, Saya Maju”, h.111.

7. Budi Sucahyo, “Gerindra Berjuang Untuk Masa Depan Indonesia”, (Jakarta : GEMA Indonesia Raya, 2012), h.1.

8. Herdi Sahrasad, Prabowo Subianto, Dari Gerakan Indonesia Raya Ke Negara Sejahtera, h.24.

9. Budi Sucahyo, Saya Siap Menjadi Pelayan Rakyat, (Jakarta : GEMA Indonesia Raya, 2012), h.1.

5. Sang Calon Presiden

1. Arfi Bambani Amri, Anggi Kusumadewi, Suryanta Bakti Susila, “Gerindra Pastikan Prabowo Maju 2014”, 11 Januari 2011. Diakses pada 31 Mei 2014 dari http://us.politik.news.viva.co.id

2. Firardy Rozy, ”Tidak Ada yang Lebih Tangguh dari Prabowo”, (2 November 2011)”. Diakses pada 31 Mei 2014 dari http://www.rakyatmerdekaonline.com

3. Mansyur Faqih, “Prabowo Resmi Jadi Capres Partai Gerindra”, 09 Mei 2012. Diakses pada 31 Mei 2014 dari http://www.republika.co.id/berita/nasional/politik/12/05/09/m3qzzg-prabowo-resmi-jadi-capres-partai-gerindra.

4. Liputan6News, 08 Januari 2012. Diakses pada 1 Juni 2014 dari http://news.liputan6.com/read/371202/prabowo-insya-allah-saya-siap.

5. Ira Guslina, “Prabowo Dianggap Lebih Unggul dari 10 Calon Lain”, 08 Maret 2012. Diakses pada 30 Mei 2014 dari http://www.tempo.co/read/news/2012/03/08/

214 P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

6. M. Zulfikar, “Tiga Keunggulan Prabowo Subianto Sebagai Calon Presiden Menurut Survey ini”, (19 Januari 2014). Diakses pada 1 Juni 2014 dari http://www.tribunnews.com/nasional/2014/01/19/tiga-keunggulan-prabowo-subianto-sebagai-calon-presiden-menurut-survei-ini

7. Herdi Sahrasad, “Prabowo Subianto, The Rising Star” (Jakarta: PC, Rima Cop dan FF, 2012), Cet. Ke-3, h. 25.

8. Bahri Kurniawan, “Prabowo Kalahkan Elektabilitas Jokowi di Riset Vox Populi Survey”, 12 Januari 2014. Diakses pada 2 Juni 2014 dari http://www.tribunnews.com/pemilu-2014/2014/01/12/prabowo-kalahkan-elektabilitas-jokowi-di-riset-vox-populi-survey.

9. Andi M Ikhbal dan Ira Sasmita, “Ini Hasil Lengkap Rekapitulasi Perolehan Suara Pileg 2014”, 10 Mei 2014. Diakses pada 30 Mei 2014 dari http://www.republika.co.id

10. Entang Sastraatmadja, Prabowo Mari Membangun Bangsa, h. 53.

11. Budi Sucahyo, “Mari Kita Wujudkan Transformasi Bangsa,” GEMA Indonesia Raya, edisi 28, tahun ke-3 (agustus 2013), h. 1.

12. Entang Sastraatmadja, Prabowo Mari Membangun Bangsa, Jakarta: PT. Cemerlang Panca Aksara, 2014, h. 19-21.

13. Budi Sucahyo, “Mari Kita Wujudkan Transformasi Bangsa”, h. 1

14. Enam program aksi social affirmative bangsa sebagai lokomotif perubahan:1. Membangun ekonomi yang kuat, berdaulat, adil dan makmur; 2. Melaksanakan ekonomi kerakyatan; 3. Membangun kedaulatan pangan dan ocial serta pengamatan sumberdaya air; 4. Meningkatkan kualitas pembangunan manusia Indonesia melalui program pendidikan, kesehatan, sosial dan budaya; 5. Membangun infrastruktur dan menjaga kelestarian alam serta lingkungan hidup; 6. Membangun pemerintahan yang bebas korupsi, kuat, tegas dan efektif.

215P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

Adi Wijaya (15 Juli 2013). “Prabowo Hadirkan 6 Program Aksi Transformasi Bangsa 2014-2019”. Diakses pada 30 Mei 2014 dari http://www.gatra.com

15. J.B. Soedarmanta, Prabowo Subianto Tegas Memihak Rakyat, Depok: Penerbit Literatur Media Sukses, 2013, cet. Ke-1, h. 225.

16. Hans Afnan, Episode Perang Jenderal 2014 Menuju RI-1, Yogyakarta: Araska, 2013, Cet. Ke- 1, h. 60.

17. Entang Sastraatmadja, Prabowo Mari Membangun Bangsa, h. 3

18. Agustaman dan Budi Sucahyo, “Saya Siap Menjadi Pelayan Rakyat,” GEMA Indonesia Raya, edisi 28, tahun ke-3 (agustus 2013): h. 1.

Bagian IV

1. Negara Kerakyatan

1. Fadli Zon, “Tiga Tahun Partai Gerindra ”, Majalah Gerakan Indonesia Raya, Edisi I, April 2011.

2. Zulfikri Suleman, Demokrasi untuk Indonesia: Pemikiran Politik Bung Hatta, Jakarta: Kompas, 2010, h. 116.

3. Zulfikri Suleman, Demokrasi untuk Indonesia: Pemikiran Politik Bung Hatta, h. 198.

4. Dimuat di website resmi Partai Gerindra , http://partaiPartai Gerindra .or.id/6-program-aksi-partai-Partai Gerindra , diakses pada 2 Juni 2014.

5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Pasal 1 Ayat (2) dan (3).

6. Inggried Dwi Wedhaswary (ed.), “Partai Gerindra Paling Transparan soal Keuangan Partai”, http://nasional.kompas.com, diakses pada 8 Juni 2014.

216 P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

7. Laporan hasil pengukuran tingkat transparansi pendanaan partai politik di tingkat dewan pimpinan pusat, http://www.ti.or.id/media/documents/2013/04/16/f/u/full_report.pdf, diakses pada 8 Juni 2014.

2. Gerindra dan Reformasi Sistem Pendidikan Nasional

1. Koentjaraningrat, Kebudayaan, Mentalitas, dan Pembangunan, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1993, h. 2.

2. Tabloit Institut UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, “Menengok Kembali Dunia Pendidikan Kita”, h. 8.

3. Sartono Kartodirdjo, Sejak Indische Sampai Indonesia, Jakarta: Kompas, 2005, h. 78.

3. Gerindra dan Transformasi Kesehatan Nasional

1. Deklarasi Universal Hak-Hak Asasi Manusia Diterima dan diu-mumkan oleh Majelis Umum PBB pada tanggal 10 Desem-ber 1948 melalui Resolusi 217 A (III).

2. Fikri Suadu, Sehat Tanpa Sekat: Coretan Pikran atas Realitas Sehat Indonesia, h. 94.

3. Kemenkes RI, Buku Pegangan Sosialisasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional, h. 40.

4. Departemen Kesehatan, Pedoman Umum Pengelolaan Posy-andu, h. 11.

5. Revolusi Putih Prabowo dimuat dalam situs http://kesehat-an.kompasiana.com, diakses pada 8 Juni 2014.

6. Partai Gerindra mencanangkan Revolusi Putih dimuat pada situs resmi Partai Gerindra, http://partaigerindra.or.id.

Epilog: Dari Gerakan Indonesia Raya Menuju Macan Asia

1. Hardi Rangga S.H., “Indonesia Menggugat: Ajaran dan Teori Perjuangan Bung Karno”, http://jayaposindonesia. wordpress.com/2012/07/29/indonesia-menggugat-ajaran-dan-teori-perjuangan-bung-karno/, diakses pada 8 Juni 2014.

217P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

2. Hardi Rangga S.H., “Puncak Kejayaan Majapahit”, http://forum.viva.co.id/sejarah/1302651-puncak-kejayaan-majapahit.html, diakses pada 9 Mei 2014.

3. Ahmad Rifai, “Masyarakat Nusantara (dulu), Masyarakat Indonesia (sekarang)”, http://www.caknun.com /2014/masyarakat-nusantara-dulu-masyarakat-indonesia-kini/, diakses pada 9 Juni 2014 .

4. Herdi Sahrasad, Prabowo Subianto: Dari Gerakan Indonesia Raya ke Negara Sejahtera, (Jakarta: PSIK Paramadina, 2009), h. 122.

5. Herdi Sahrasad, Prabowo Subianto: Dari Gerakan Indonesia Raya ke Negara Sejahtera, h. 122.

6. Budi Sucahyo, “Prabowo Subianto: Indonesia Adalah Sebuah Paradoks”, Gema Indonesia Raya, Edisi 20, Tahun II, Desember 2012, h. 1.

7. Amran Nasution, “Kalau Prabowo Jadi Presiden”, Gema Indonesia Raya, Edisi 22, Tahun III, Februari 2013, h. 3.

8. Amran Nasution, “Kalau Prabowo Jadi Presiden”, h. 3.

9. Amran Nasution, “Kalau Prabowo Jadi Presiden”, h. 3.

10. Budi Sucahyo, “Prabowo Subianto: Indonesia Adalah Sebuah Paradoks”, h. 6.

11. Amran Nasution, h. 3.

12. Budi Sucahyo, “Public Lecture Prabowo Subianto: Komit Pada Proses yang Demokratis”, Gema Indonesia Raya, Edisi 21, Tahun II, Januari 2013, h. 6.

13. J.B. Soedarmanta, Prabowo Subianto Tegas Memihak Rakyat, Depok: Penerbit Literatur Media Sukses, 2013, h. 117-118.

14. Amran Nasution, h. 3.

218 P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

15. Fahmy Radhi, “Deliberalisasi Tata Kelola Migas”, http://gagasanhukum.wordpress.com/2014/03/13/deliberalisasi-tata-kelola-migas-2/, diakses pada 8 Juni 2014.

16. Fahmy Radhi, “Membangun Kembali Indonesia Raya: 8 Program Aksi Untuk Kemakmuran Rakyat”, Gema Indonesia Raya, Edisi 03, Tahun I, Juni 2011, h. 2.

17. Herdi Sahrasad, h. 123.

18. Herdi Sahrasad, h. 124.

19. Herdi Sahrasad, h. 124.

20. Entang Sastraatmadja, Prabowo Mari Membangun Bangsa, Jakarta Timur: PT. Cemerlang Panca Aksara, 2014, h. 42.

219P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

Buku

Afnan, Hans, Episode Perang Jenderal 2014 Menuju RI 1, Yogyakarta, Araska, Cet. ke 1, 2013.

Artha, Arwan Tuti, Kudeta Mei ’98, Perseteruan Habibie-Prabowo, Yogyakarta: Galang Press, Cet. IV 2007.

Dahlan, Thamrin, Prabowo Presidenku, Jakarta: Aryuning Sejahtera, 2014.

Ecip, S. Sinansari, Kronologi Situasi Penggulingan Soeharto, Mizan: Bandung, Cet. III, 2001.

Goode, William J, Sosiologi Keluarga, Jakarta: PT. Bina Aksara, 1985.

Koentjaraningrat, Kebudayaan, Mentalitas, dan Pembangunan, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1993.

Latif, Yudi, Mata Air Keteladanan Pancasila Dalam Perbuatan, Jakarta: Mizan, 2014.

Ma’ruf, Ade, Prabowo Subianto, Jalan Terjal Seorang Jenderal, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2013.

Pambudi, A., Sintong dan Prabowo; Dari Kudeta L.B. Moerdani Sampai Kudeta Prabowo, Yogyakarta, Medpress 2009.

Sahrasad, Herdi, Prabowo Subianto, Dari Gerakan Indonesia Raya ke Negara Sejahtera. Jakarta: PSIK Paramadina, 2009.

Sahrasad, Herdi, Prabowo Subianto, The Rising Star “Insya’ Allah, Saya Maju”, Jakarta : Probowo Center, 2012.

DAFTAR RUJUKAN

220 P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

Sartono Kartodirdjo, Sejak Indische Sampai Indonesia, Jakarta: Kompas, 2005.

Sastraatmadja, Entang, Prabowo, Mari Membangun Bangsa, Jakarta Timur: PT. Cemerlang Panca Aksara, 2014.

Soedarmanta, J.B., Prabowo Subianto Tegas Memihak Rakyat. Depok: Literatur Media Sukses, 2013.

Soempeno, Femi Adi, Prabowo: Dari Cijantung Bergerak ke Istana. Yogyakarta: GalangPress, 2009.

Subroto, Hendro, Sintong Panjaitan, Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando. Jakarta: Kompas, 2009.

Suleman, Zulfikri, Demokrasi untuk Indonesia: Pemikiran Politik Bung Hatta, Jakarta: Kompas, 2010.

Tangkudun, Audrey G.D., Kenapa Prabowo Subianto? 7 Alasan Dia Cocok Jadi Presiden, Jakarta: PT. Era Media Global, 2013.

Jurnal, Majalah, dan Website

Amri, Arfi Bambani, Anggi Kusumadewi, Suryanta Bakti Susila, “Gerindra Pastikan Prabowo Maju 2014” (11 Januari 2011). http://us.politik.news. viva.co.id.

Dahlan, Thamrin, “Ketika Prabowo Subianto (17 tahun) Menolak Tawaran Kuliah di George Washington University”. http://sosok.kompasiana.com/2013/11/22/ Prabowo-subianto-nasionalis-sejati-612046.html.

Faqih, Mansyur, “Prabowo Resmi Jadi Capres Partai Gerindra”, 09 Mei 2012. http://www.republika.co.id/berita/nasional/politik/12/05/09/m3qzzg-prabowo-resmi-jadi-capres-partai-gerindra.

221P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

Firdaus, Iman, “Kisah Gerindra dan Kepala Garuda”, edisi 01/Tahun I/April 2011.

Guslina, Ira, “Prabowo Dianggap Lebih Unggul dari 10 Calon Lain” (08 Maret 2012). Diakses pada 30 Mei 2014 dari http://www.tempo.co/read/news/ 2012/03/08/.

http://m.detik.com/news/tokoh/321/0/letnan-jenderal-purn-prabowo-subianto-djojohadi-koesoemo-lumban-tobing. Artikel diakses pada 31Mei 2014

http://partaiPartai Gerindra .or.id/6-program-aksi-partai-Partai Gerindra, diakses pada 2 Juni 2014.

http://pemilu.tempo.co/read/news/2014/02/06/269551659/Gerindra-Klaim-Dapat-Dukung-an-Rakyat. Artikel diakses 7 Juni 2014.

h t t p : / / w w w. r e p u b l i k a . c o. i d / b e r i t a / p e m i l u / m e n u j u -ri-1/14/05/28/n6975p-prabowo-ingin-kader-gerindra-bisa-seperti-pks. Artikel diakses pada 6 Juni 2014.

http://surabayanews.co.id/2014/05/30/2647/prabowo-janji-akan-cari-anak-bangsa-terbaik-untuk-kabinetnya-kelak.html. Artikel diakses pada 6 Juni 2014.

http://www.ti.or.id/media/documents/2013/04/16/f/u/full_report.pdf, diakses pada 8 Juni 2014.

Ikhbal, Andi M, dan Ira Sasmita, “Ini Hasil Lengkap Rekapitulasi Perolehan Suara Pileg 2014” (10 Mei 2014). Diakses pada 30 Mei 2014 dari http://www.republika.co.id

“Jejak Prabowo di Eropa”, Diakses Pada 3 Juni 2014 dari http://soedoetpandang.wordpress.com/2013/10/03/jejak-Prabowo-di-eropa/.

222 P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

Kompas.com. “Hidup Prabowo”. Diakses pada tanggal 02 Juni 2014 dari http://nasional.kompas.com/read/2014/05/29/0634308/Prabowo.Sekarang.Hidup.Prabowo.Hidup.Prabowo.

Kurniawan, Bahri, “Prabowo Kalahkan Elektabilitas Jokowi di Riset Vox Populi Survey” (12 Januari 2014). Diakses pada 2 Juni 2014 dari http://www.tribunnews.com/ pemilu-2014/2014/01/12/prabowo-kalahkan-elektabilitas-jokowi-di-riset-vox-populi-survey.

Muthmainah, Yulianti, “Keluarga Fondasi Membangun Pluralisme”, Diakses pada tanggal 7 Juni 2014 dari http://budisansblog.blogspot.com/2012/06/keluarga-fondasi-membangun-pluralisme.html.

“Prabowo Subianto dan Catatan Soe Hoek Gie”, Artikel diakses pada 5 Juni 2014 dari http://sinarharapan.co/index.php/news/read/22879/Prabowo-subianto-dan-catatan-soe-hok-gie.html.

Prabowo: l Never Betrayed My Country, Majalah Asiaweek, 3 Maret 2000.

Radhi, Fahmy, “Deliberalisasi Tata Kelola Migas”, http://gagasanhukum.wordpress.com /2014 /03/13/deliberalisasi-tata-kelola-migas-2/, diakses pada 8 Juni 2014.

Radhi, Fahmy, “Membangun Kembali Indonesia Raya: 8 Program Aksi Untuk Kemakmuran Rakyat”, Gema Indonesia Raya, Edisi 03, Tahun I, Juni 2011.

Rangga, Hardi, S.H., “Indonesia Menggugat: Ajaran dan Teori Perjuangan Bung Karno”, http://jayaposindonesia.wordpress.com/2012/07/29/indonesia-menggugat-ajaran-dan-teori-perjuangan-bung-karno/, diakses pada 8 Juni 2014.

223P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

Rangga, Hardi, S.H., “Puncak Kejayaan Majapahit”, http://forum.viva.co.id/sejarah/ 1302651-puncak-kejayaan-majapahit.html, diakses pada 9 Mei 2014.

Rifai, Ahmad, “Masyarakat Nusantara (dulu), Masyarakat Indonesia (sekarang)”, http://www.caknun.com/2014/masyarakat-nusantara-dulu-masyarakat-indonesia-kini/, diakses pada 9 Juni 2014.

Rozy, Firardy, (2 November 2011).”Tidak Ada yang Lebih Tangguh dari Prabowo” (2 November 2011).” Diakses pada 31 Mei 2014 dari http://www.rakyatmerdekaonline.com.

Sucahyo, Budi, “Gerindra Berjuang Untuk Masa Depan Indonesia”, Jakarta: GEMA Indonesia Raya, 2012.

-------, Saya Siap Menjadi Pelayan Rakyat, Jakarta: GEMA Indonesia Raya, 2012.

-------, “Mari Kita Wujudkan Transformasi Bangsa,” GEMA Indonesia Raya, edisi 28, tahun ke-3 (agustus 2013).

-------, “Public Lecture Prabowo Subianto: Komit Pada Proses yang Demokratis”, Gema Indonesia Raya, Edisi 21, Tahun II, Januari 2013.

-------, “Prabowo Subianto: Indonesia Adalah Sebuah Paradoks”, Gema Indonesia Raya, Edisi 20, Tahun II, Desember 2012.

Tabloid GEMA Inonesia Raya, Edisi 20/tahun II/Desember 2012.

Tempo, “Prabowo beberkan alasan keluar dari Golkar” diakses pada 2 Juni 2014 http://pemilu.tempo.co/read/news/2014/04/23/269572570/Prabowo -Beberk an-Alasannya-Keluar-dari-Golkar.

Teroso, Jose Manuel, Majalah Asiaweek No. 8/Vol. 26, 3 Maret 2000.

224 P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

Website; Forum Kompas, “Profil Prabowo Subianto”, artikel diakses pada 31 Mei 2014 dari http://forum.kompas.com/nasional/19972-profil-prabowo-subianto.html.

Website: Indosiar.com “ konvensi partai golkar”. Diakses pada 5 Juni 2014 http://www.indosiar.com/fokus/konvensi-partai-golkar_27398.html.

Website: Partai Gerindra, “Sejarah Partai Gerindra”, artikel diakses pada 7 Juni 2014 dari file:///G:/Sejarah%20Partai%20Gerindra%20%20%20Partai%20Gerindra.htm

Zen, Kivlan, di acara Debat TVOne pada Senin 28/4/2014.

Zon, Fadli, “Tiga Tahun Partai Gerindra ”, Majalah Gerakan Indonesia Raya, Edisi I, April 2011.

Zulfikar, M., “Tiga Keunggulan Prabowo Subianto Sebagai Calon Presiden Menurut Survey ini” (19 Januari 2014) Dalam http://www.tribunnews.com/ nasional/2014/01/19/tiga-keunggulan-prabowo-subianto-sebagai-calon-presi-den-menurut-survei-ini.

225P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

A

ABRI, 3, 8, 43, 45, 53, 56, 58, 59,

60, 61, 63, 65, 68, 75, 80, 85,

93, 95, 96, 97, 98, 99, 104,

105

Amerika Serikat, 10, 43, 44,

133, 215

Amien Rais, 55, 64, 66, 86

APBN, 185, 186

APPSI, 14, 15, 217

B

B.J. Habibie, 8, 90

Bangsa, 111, 133, 151, 218

Bhinneka, 22, 35

BPJS, 192, 193

BPUPKI, 13

Brigade, 44

Budaya, 171

BUMN, 165, 167, 212

BUMS, 212

C

Cendana, 5, 6, 7, 8, 9, 64, 65,

66, 82, 83, 93, 97

CEO, 108

F

Franklin Delano Roosevelt,

215

GGerindra, 17, 18, 64, 71, 72,

84, 85, 113, 122, 123, 124, 125, 126, 127, 129, 130, 131, 132, 133, 134, 135, 136, 137, 138, 139, 140, 141, 142, 143, 145, 146, 148, 149, 151, 152, 157, 158, 159, 160, 161, 162, 163, 164, 165, 166, 167, 170, 171, 172, 175, 176, 178, 179, 182, 183, 184, 185, 186, 187, 189, 192, 193, 194, 195, 196, 197, 201, 213, 217

INDEKS

226 P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

Golkar, 16, 18, 116, 117, 118,

119, 120, 121, 122, 124,

128, 129, 217

grassroot, 216, 217

H

HAM, 9, 83, 84, 85, 86, 105,

162

HKTI, 14, 15, 122, 138, 209,

216

I

Ideology, 26, 125, 161, 184

Infanteri, 44

Inggris, 1, 24, 29, 45, 107

J

JKN, 193

K

Kesehatan, 171, 191, 192, 193,

194

Komando, 5, 8, 44, 62, 74, 91,

93, 95, 96

Kongres, 146

Konvensi, 117, 118, 119, 120

Kopassus, 5, 9, 19, 40, 43, 44, 45,

46, 63, 72, 74, 76, 77, 79, 83,

90, 92, 96, 123, 134, 135, 137,

140

Korea Selatan, 215

Kostrad, 8, 44, 57, 58, 59, 60, 61,

64, 89, 90, 91, 92, 93, 95, 96

Kudeta, 88, 89, 100

L

Lengkong Wetan, 1

M

Macan Asia, 202, 209, 218

Majapahit, 18, 19, 202, 203, 204

Malaysia, 13, 24, 25, 26, 27, 30,

46, 215

Manifesto, 165, 182

Megawati, 17, 55, 84, 85, 86, 139

227P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

Militer, 31, 34, 37, 74, 75, 84, 88,

104, 105

MPR, 53, 67, 72, 74, 78

N

Nasionalisme, 18

NKRI, 35, 40, 43, 51, 52, 107,

158

Nusantara, 11, 12, 18, 47, 108,

109, 127, 201, 202, 203, 204

O

OPM, 45, 46

P

PAN, 18, 178, 217

Pancasila, 97, 114, 141, 151,

154, 158, 160, 172, 173, 177,

181, 182, 183, 184

Pangkostrad, 4, 16, 17, 57, 60,

62, 63, 64, 72, 73, 78, 89, 91,

93, 104, 108, 135

Partai Demokrat, 217

PBB, 18, 139, 217

Pendidikan, 13, 24, 44, 140,

168, 171, 172, 181, 182, 183,

184, 185, 186, 188

PKS, 18, 136, 137, 217

Politik, 16, 83, 114, 178

PPP, 18, 217

Prabowo Subianto, 1, 4, 16,

18, 23, 35, 36, 38, 46, 47,

52, 64, 69, 70, 72, 73, 84, 89,

104, 105, 112, 114, 118, 119,

123, 124, 125, 127, 129, 130,

133, 135, 136, 138, 139, 142,

145, 153, 164, 183, 189, 192,

195, 196, 197, 201, 206, 207,

208, 209, 212, 214, 216, 217,

218,219

Presiden, 11, 17, 18, 26, 43, 56,

65, 66, 67, 68, 76, 80, 82, 84,

90, 91, 92, 93, 96, 97, 98, 99,

100, 104, 108, 120, 121, 129,

134, 139, 215, 216

PRRI, 23

PSI, 23, 37

228 P R A B O W O UNTUK INDONESIA RAYA

R

Revolusi Putih, 196, 197

S

Sapta Marga, 97, 98

Soe Hoek Gie, 33

Soeharto, 6, 7, 8, 11, 56, 60, 62,

64, 65, 66, 67, 79, 81, 82, 83,

90, 91, 93, 94, 97, 99, 100, 104,

218

Soemitro Djojohadikoesoemo,

1, 78, 127

T

Tailand, 24, 88, 89, 100, 214

TGPF, 65, 80, 106

Trisakti, 54, 55, 56, 60, 61, 62, 66,

84, 110, 202, 204

U

UKBM, 194

UNESCO, 45

UUD, 67, 90, 103, 111, 113,

141, 151, 154, 158, 160,

161, 166, 169, 173, 174, 177,

181, 182, 183, 201, 212

W

Wiranto, 7, 8, 17, 55, 56, 57, 58,

59, 60, 61, 62, 63, 64, 65, 66,

67, 68, 71, 74, 75, 78, 79, 80,

83, 91, 92, 93, 95, 97, 105, 106,

118, 119, 139

Y

Yordania, 9, 10, 11, 19, 107, 108

HERMAN HIDAYAT, lulus dari Institut Teknologi Bandung (ITB) pada tahun 1976. Melanjutkan studinya ke the University of Southern California di Los Angeles, Amerika Serikat dan mendapat gelar MBA tahun 1987.

Herman adalah penggemar Social Sciences, meski dalam kariernya, ia banyak mengerjakan pekerjaan enjinering untuk irigasi persawahan, bendungan, pelabuhan udara, pemukiman transmigrasi, kehutanan, perkebunan, pertambangan, dan lain-lain. Saat ini Herman bergerak di bidang usaha pertambangan.

PROFIL SINGKAT CHIEF EDITOR

Jl. HOS Cokroaminoto No.103 Larangan Ciledug Tangerang

Penerbit: