5
Prabu CIUNG WANARA ditulis ulang dari catetan blog tetangga siapakah sosok Ciung wanara ini yang namanya sering disebutkan dalam, sejarah Sunda Jawa dan Legenda Ayamnya. Ciung wanara /Prabu manara /Prabu manarah rasa adalah keturunan dari raja Prabu Permanadikusumah raja dari kerajaan Galuh, dimana pernah berpusat di Ciamis kekuasaannya meliputi Tungtung Kulon Jawa/Hujung Kulon Jawa sebelah barat, Tungtung Wetan/ Hujung Galuh hingga melintasi sungai Cipamali, Brebes dan Surabaya. Berdiri sekitar tahun 650/700 m berdasarkan penemuan prasasti dan artefak yang merujuk keberadaan kerajaan Galuh dimasa itu. Jaman kerajaan Galuh berkaitan erat dengan kerajaan Sunda dimana kerajaan ini pernah terbagi dua dimana biasa disebut kerajaan Sunda Galuh karena sejarah akan selalu disebutkan dalam kupasan dongeng pada jaman dahulu kala. Diceritakan jaman kerajaan Galuh ada raja yang sangat sakti dan bijak sana bernama Prabu Permanadikusumah dimana setiap waktunya selalu menyempatkan diri untuk keluar dari kerajaan semedi tapa ke hutan/gunung yang letaknya cukup jauh dari kerajaan dan menyuruh orang kepercayaannya yang bernama Aria Kebonan untuk mewakilinya. Wajah Arya Kebonan dirubah sehingga mirip oleh sang raja dan berubah nama menjadi Prabu Barmawijaya istri sang raja mengetahui kejadian tersebut sehinga didepan umum Dewi Naganingrum menyesuaikan sebagai istri raja dan dibalik itu Dewi Naganingrum menghindari nya dalam versi ini diceritakan Dewi Naganingrum bermimpi kejatuhan bulan lalu bertanya kepada Uwa Batara Lengser orang yang sangat dipercaya Prabu Permanadikusumah, Uwa Lengser menyarankan untuk bertanya kepada Petapa Ajar sukaresi yang tidak lain adalah Prabu Permanadikusumah yang sedang menyamar dan menjelaskan bahwa Dewi Naganingrum akan memiliki anak laki laki. Di cerita ini Prabu Barmawijaya tidak bisa menerima perkataan petapa Ajar Sukaresi lalu dia memarahinya dan menusuk nya dengan keris sayang keris tidak mampu melukai petapa tersebut kemudian raja menendangnya hingga terlempar keluar kerajaan dan terjatuh dihutan yang sangat lebat(leuweung geledegan).

Prabu Ciung Wanara

Embed Size (px)

DESCRIPTION

sejarah

Citation preview

Prabu CIUNG WANARAditulis ulang dari catetan blog tetanggasiapakah sosok Ciung wanara ini yang namanya sering disebutkan dalam, sejarah Sunda Jawa dan Legenda Ayamnya.Ciung wanara /Prabu manara /Prabu manarah rasa adalah keturunan dari raja Prabu Permanadikusumah raja dari kerajaan Galuh, dimana pernah berpusat di Ciamis kekuasaannya meliputi Tungtung Kulon Jawa/Hujung Kulon Jawa sebelah barat, Tungtung Wetan/ Hujung Galuh hingga melintasi sungai Cipamali, Brebes dan Surabaya.Berdiri sekitar tahun 650/700 m berdasarkan penemuan prasasti dan artefak yang merujuk keberadaan kerajaan Galuh dimasa itu.Jaman kerajaan Galuh berkaitan erat dengan kerajaan Sunda dimana kerajaan ini pernah terbagi dua dimana biasa disebut kerajaan Sunda Galuh karena sejarah akan selalu disebutkan dalam kupasan dongengpada jaman dahulu kala.Diceritakan jaman kerajaan Galuh ada raja yang sangat sakti dan bijak sana bernama Prabu Permanadikusumah dimana setiap waktunya selalu menyempatkan diri untuk keluar dari kerajaan semedi tapa ke hutan/gunung yang letaknya cukup jauh dari kerajaan dan menyuruh orang kepercayaannya yang bernama Aria Kebonan untuk mewakilinya.Wajah Arya Kebonan dirubah sehingga mirip oleh sang raja dan berubah nama menjadi Prabu Barmawijaya istri sang raja mengetahui kejadian tersebut sehinga didepan umum Dewi Naganingrum menyesuaikan sebagai istri raja dan dibalik itu Dewi Naganingrum menghindari nya dalam versi ini diceritakan Dewi Naganingrum bermimpi kejatuhan bulan lalu bertanya kepada Uwa Batara Lengser orang yang sangat dipercaya Prabu Permanadikusumah, Uwa Lengser menyarankan untuk bertanya kepada Petapa Ajar sukaresi yang tidak lain adalah Prabu Permanadikusumah yang sedang menyamar dan menjelaskan bahwa Dewi Naganingrum akan memiliki anak laki laki.Di cerita ini Prabu Barmawijaya tidak bisa menerima perkataan petapa Ajar Sukaresi lalu dia memarahinya dan menusuk nya dengan keris sayang keris tidak mampu melukai petapa tersebut kemudian raja menendangnya hingga terlempar keluar kerajaan dan terjatuh dihutan yang sangat lebat(leuweung geledegan).Di satu cerita disebutkan ajar resi berubah wujud menjadi Naga yang disebut Nagawiru di cerita lain disebut ajar resi tilem/menghilang di cerita lain disebutkan bersembunyi dihutan memantau kerajaan dari jauh.Kita kembali ke dalam istana, dikerajaan terjadi hal yang aneh Dewi Naga ningrum dan Dewi Pangerenyep benar benar hamil, keanehan yang membuat raja marah dimana janin di dalam perut Dewi Naganingrum berbicara, penggalan ucapan sang bayi " ..Hei Barmawijaya maneh geus Mopohokeun janji janji maneh, Maneh ayeuna jadi jalma jahat, Kakawasaan maneh geus moal lila.." dalam bahasa Indonesia sibayi mengatakan ".. Hei Barmawijaya kamu sudah melupakan janji janji kamu sekarang jadi orang yang sangat jahat, kekuasaan kamu tidak akan lama lagi.. ". mendengar ucapan bayi seperti itu sang raja menyuruh mengusir dewi naga ningrum dari kerajaan dan raja menugaskan untuk membunuhnya.Menurut versi lain mengatakan, Dewi Naganingrum tetap di kerajaan namun suduh tidak dihargai sebagai istri raja dan bayi laki laki nya harus dibunuh.salah satu cerita dikatakan Dewi Naganingrum disuruh membunuh bayi itusalah satu cerita dikatakan bayi tersebut dibuang kehutan,salah satu cerita lagi dikatakan bayi tersebut dihanyutkan, Dewi menugaskan Uwa Lengser untuk menyelamatkan bayi tersebut dan dihanyutkan dalam kandaga (box) dengan 1 (satu) butir telur ayam, tepatnya di desa geger sunten tepian sungai citanduy.Konon bayi ini ditemukan oleh sepasang suami istri yang suka memasang bubu keramba untuk menagkap ikan si kake kaget melihat ada box yang tersangkut di perangkap nya dibuka terlihat bayi manis tertidur dengan telur disebelah kiri kepala nya ada juga yang bilang posisi telurnya di dekat kaki.Kebiasaan jaman dulu seperti halnya Sunda dan Jawa dimana ada yang melahirkan bayi laki laki suka diberi peliharaan kalau istilah Sunda ingon ingon ngahuripan, ngajimatan, panyambungan orok dimana tetangga yang menengok suka memberi sayuran, beras,ternak, ayam dan domba untuk si bayi.Karena dalam satu versi Ciung wanara diberi telur ayam ada juga yang menyebutkan anak ayam.Dalam versi kebanyakan telur menetas saat si bayi sampai dirumah si kake ada juga versi dimana si bayi ini memang diberi anak ayam oleh si kake.Jelasnya si bayi ini belum punya nama hinga mulai beranjak dewasa dan ayam yang berasal dari telur pun setiap hari menjadi teman bermain anak ini hingga ayam tersebut menjadi ayam dewasa yang sangat gagah.Kalau kita melihat babad Sunda si telur ini konon di tetaskan oleh Nagawiru di hutan yang tidak lain Resi yang berubah wujud jadi seekor naga dan di antarkan kerumah si kake saat ayam sudah menetas.Saat si kake mengajak anak ini ke hutan membawa ayam nya anak tersebut melihat seekor kera dan si anak bertanya kepada si kake "..Ki ari itu manuk naon nudisada ? Manuk Ciung Jang ! jawab si kake, pok deui si anak nanya " Ari itu nu gugulantungan na tangkal naon Ki? jawab si kake Wanara, Jang ! dari situ si aki memebri nama CIUNG WANARA.Beranjak dewasa Ciung wanara menanyakan " Mun Aki teh Aki Kuring ari Bapa Kuring Saha ? " disitu si kake menjelaskan bahwa Ciung wanara di temukan saat bayi ditepian sungai dan mengatakan bahwa kamu keturunan Galuh dan menceritakan tentang kejadian kerajaan dulu yang terdengar hampir ke setiap pelosok desa.Mendengar cerita si kake Ciung wanara bertekad untuk mencari ayah dan ibunya di Galuh, selama perjalanan Ciung wanara membawa ayam kesayangannya hampir tiap desa dimana ditemukan sabung ayam , ayam ciung wanara menumbangkan musuh nya dengan singkat, kabar kehebatan ayam milik ciung wanara ini hingga sampai ke telinga raja barmawijaya dimana waktu itu budaya sabung ayam sudah menjadi warisan turun temurun di kerjaaan.Setiap pejabat memiliki ayam jago andalannya ada juga yang menyebutkan ada hari hari tertentu /acara tertentu seperti panen, pernikahan, pemilihan prajurit perang dimana diisi dengan kegiatan sabung ayam.Tahukah anda dulu pemilihan prajurit perang kerajaan orang nya disuruh berkelahi yang kuat yang akan menjadi perajurit tapi karena menimbulkan banyak korban acara ini diganti dengan ayam yang memiliki ayam hebat hasil rawatan pribadi maka orang tesrbut diangkat jadi perajurit perang, boleh percaya boleh tidak dsini sejarah yang berbicara bukan dongeng.Kita lanjut ke kerajaan Galuh di ceritakan di kerajaan Galuh sedang ada pesta rakyat dimana semua pejabat rakyat dan raja berkumpul di suatu tempat berbentuk lapang di batasi dengan batu batu tumpukan untuk garis pembatas, meureun lebih dari 1 rukun tetangga disini bisa nonton (maksudnya kalangan).Sang raja duduk bersandar sambil melihat kehebatan ayam ayam nya dalam acara itu yang bisa mengalahkan ayam raja akan diberikan hadiah, tidak sedikit ayam ayam milik warga kampung bisa mengalahkan ayam pejabat/mentri tapi tidak ada 1pun yang bisa mengalahkan ayam raja Prabu Barmawijaya.Singkat cerita Ciung wanara sudah sampai di Galuh di kerumunan orang orang yang sedang melihat sabung ayam sebagian orang ada yang mengenal Ciung wanara dan memangil nya, mungkin kalau bahasa sekarang "..Eui... itu Si Ciung Wanara Bawa Kadieu reujeung Hayamna Jang.."Orang yang banyak mendengar kehebatan ayam milik Ciung wanara memangilnya ada juga yang mengatakan Ciung wanara langsung datang menantang ayam milik sang raja.Dalam versi lain diceritakan Prabu Barmawijaya menyuruh Uwa Lengser untuk mencari pemuda bernama Ciung wanara karena penasaran dengan kehebatan ayamnya konon si Uwa menemukannya di perbatasan Ciamis karena melihat anak muda membawa ayam dan membawa keranjang bayi nya si Uwa mengetahui dengan batin nya dan mengenal keranjang nya karena dulu dia yang menghanyutkan nya atas perintah ibunya Dewi Naganingrum untuk menyelamatkan nyawa si bayi.Singkat cerita uwa lengser menjelaskan semua kejadian dan berkata " Mun Hayam Anjeun Meunang Ngalawan Hayam Raja, Anjeun kudu Menta Satengah Kerajaan Galuh..".Singkat cerita esok pagi Ciung wanara sudah berhadapan dengan Prabu Barmawijaya dan meminta kesepakatan untuk hadiah kemenangan nya sang raja menyetujuinya sambil tertawa karena raja yakin akan kehebatan ayamnya yang ukurannya jauh lebih besar dari ayam pemuda tersebut.Pertarungan pun dimulai disini ada istilah (Ngadu Getih) pertarungan berdarah diceritakan ayam sang raja tumbang sampai mati sang raja pun terpaksa menyerahkan sebagian kerajaaan Galuh kepada Ciung wanara bahkan Ciung wanara pun diangkat menjadi raja Galuh.urutan raja raja galuh :1. Prabu Wretikandayun tahun 612 - 702 m2. Prabu Mandiminyak 702 - 709 m3. Prabu Purbasora 716 - 723 m4. Prabu Sanjaya 725 - 732 m5. Prabu Permanadikusuma 723 m6. Tamperan Barmawijaya 732 - 739 m7. Prabu Manarah/Ciung wanara 739 - 783 m8. Prabu Darmasakti wirajayeswara 788 - 799 m9. Prabu Kertayasa dewaku salesywara 799 - 806 m10. Prabu Brajanegara jayabhuana 806-813 m11. Prabu Lingga bumi 813 - 852 m12. Prabu Gajah kulon 852 - 891 mDalam catatan sejarah babad Sunda kerajaaan Galuh mengalami kekosongan karena politik dan persengketaan pemisahan dari kerajaan sunda seblum akhirnya berdiri Padjadjaran.berdasarkan alur cerita kebudayaan tidak berubah sebelum berdiri Galuh jaman kerajaan Sunda bahkan sesudahnya muncul kerajaan baru.Kita menceritakan sejarah sekitar sesudah kerajaan Tarumanagara, budaya kerajaan budaya turun temurun kita masih bisa mundur lagi ke jaman kerajaan Salakanegara sekitar tahun 150 m sebelum berdiri kerajaan Tarumanagara.Kesimpulan dari cerita/dongeng diatas, kita harus bangga dengan budaya nusantara karena itu sudah menjadi darah dari suatu bangsa, semoga kita Tidak Melupakan Sejarah