19
As.asetat: Setelah melakukan percobaan pada urine normal, hasil yang diberikan ialah (-) .Hal ini ditunjukkan bahwa tidak terjadinya kekeruhan pada urine setelah dipanaskan.Hal ini berarti dalam urine tersebut tidak mengandung protein. Urine tersebut dapatdikatakan sebagai urine normal Glukosa: Setelah melakukan percobaan pada urine normal, dapat diperoleh bahwa hasil percobaan ialah (-). Hal ini berarti larutan tetap biru jernih meskipun telah dilakukan percobaan. Urine tersebut berarti tidak mengandung glukosa di dalamnya dan dapatdikatakan sebagai urine yang normal \Uji Benedict Semikuantitatif (Kadar Gula Dalam Urin) Gula yang mempunyai gugus aldehid atau keton bebas mereduksi ion kupri dalam suasana alkalis menjadi kuprooksida yang tidak larut dan berwarna merah. Banyaknya endapan merah yang terbentuk sesuai dengan kadar gula yang terdapat di dalam urin. Reaksi : CuSO4 + 2 NaOH ---> Cu(OH)2 + Na2SO4 putih kebiru - biruan Cu(OH)2 ----> 2 CuOH + H2O + O Pemanasan kuning (diambil oleh gula dan produk2nya) 2 CuOH ----> Cu2O + H2O merah bata Cara Kerja : 1.Masukkan ke dalam tabung reaksi urin sebanyak 8 ml.

Prak Tiku Mm

Embed Size (px)

DESCRIPTION

simple

Citation preview

Page 1: Prak Tiku Mm

As.asetat:

Setelah melakukan percobaan pada urine normal, hasil yang diberikan ialah (-) .Hal ini ditunjukkan bahwa tidak terjadinya kekeruhan pada urine setelah dipanaskan.Hal ini berarti dalam urine tersebut tidak mengandung protein. Urine tersebut dapatdikatakan sebagai urine normal

Glukosa:

Setelah melakukan percobaan pada urine normal, dapat diperoleh bahwa hasil percobaan ialah (-). Hal ini berarti larutan tetap biru jernih meskipun telah dilakukan percobaan. Urine tersebut berarti tidak mengandung glukosa di dalamnya dan dapatdikatakan sebagai urine yang normal

\Uji Benedict Semikuantitatif (Kadar Gula Dalam Urin)

Gula yang mempunyai gugus aldehid atau keton bebas mereduksi ionkupri dalam suasana alkalis menjadi kuprooksida yang tidak larut danberwarna merah. Banyaknya endapan merah yang terbentuk sesuai dengankadar gula yang terdapat di dalam urin.

Reaksi :CuSO4 + 2 NaOH ---> Cu(OH)2 + Na2SO4putih kebiru - biruanCu(OH)2 ----> 2 CuOH + H2O + OPemanasan kuning (diambil oleh gula danproduk2nya)2 CuOH ----> Cu2O + H2Omerah bata

Cara Kerja :1.Masukkan ke dalam tabung reaksi urin sebanyak 8 ml.2.Kemudian tambahkan pereaksi obermeyer 8 ml, diamkan beberapa menit.3.Setelah beberapa menit, tambahkan kloroform sebanyak 3 ml.4.Campur dengan membalik-balikkan tabung kira-kira 10 kali. Jangandikocok.5.Lakukan pengamatan dan catat hasil yang terjadi.

Penafsiran :Warna Penilaian KonsentrasiBiru jernih - 0

Page 2: Prak Tiku Mm

Hijau/kuning hijau + 1 Kurang dari 0,5 %Kuning/kuning kehijauan + 2 0,5 – 1,0 %Jingga + 3 1,0 – 2,0 %Merah + 4 Lebih dari 2 %

Uji BenedictDalam suasana Alkalis sakarida akan membentuk enidid yang mudah teroksidasi. Semua monosakarida dan diskarida kecuali Sukrosa dan trekalosa akan bereaksi positif bila dilakukan uji Benedict. Larutan-larutan tembaga yang alkalis bila direduksi oleh karbohidrat yang mempunyai gugus aldehid atau keton bebas akan memebentuk cupro oksida (Cu2O) yang berwarna hijau merah orange atau merah bata dan adanya endapan merah bata pada dasar tabung reaksi.

PEMERIKSAAN REDUKSI URINE1. UJI PROTEIN TUJUAN :untukmengetahuiadakah di dalam urine mengandung protein atautidak DASAR TEORIPemeriksaanreduksi urine termasukjugapemeriksaanrutin, Pada pemeriksaan urinekali ini, pemberian asam asetat dilakukan untuk mencapai atau mendekati titik iso-elektrik protein; pemanasan selanjutnya mengadakan denaturasi dan terjadilah presipitasi.Proses presipitasi dibantu oleh adanya garam-garam yang telah ada dalam urine atau yangsengaja ditambahkan kepada urin. Pada percobaan ini, sebanyak 0,004% protein dapatdinyatakan dengan tes ini.Asam asetat yang dipakai tidak penting konsentrasinya, tiap konsentrasi antara 3-6 % boleh dipakai, yang penting ialah pH yang dicapai dengan pemberian asam asetat.Dengan reagens ini adanya garam-garam untuk mempresipitatkan protein dnegansendirinya terjamin. Urine encer yang mempunyai berat jenis rendah tidak baik untuk tesini. Hasil yang sebaik-baiknya pada percobaan dengan asam aseteat diperoleh denganurine yang reaksinya asam. Sebelum percobaan dimulai, reaksi urine yang lindi itudijadikan asam dengan sedikit asam asetat juga.ALAT DAN BAHAN Alat 1.  Raktabungreaksidan 6 tabungreaksi 

 

Page 3: Prak Tiku Mm

 HASILUrine normal dipanaskansampaimendidih,setelahmendidihdiamkanbeberapamenitdanhasilnyajernihitumenandakan urine normal.Urine patologisdipanaskansampaimendidih,setelahdipanaskanmenunjukanadanyakekeruhandalam urine patologis.KESIMPULANSetelah melakukan percobaan pada urine normal, hasil yang diberikan ialah (-) .Hal ini ditunjukkan bahwa tidak terjadinya kekeruhan pada urine setelah dipanaskan.Hal ini berarti dalam urine tersebut tidak mengandung protein. Urine tersebut dapatdikatakan sebagai urine normal.Setelah melakukan percobaan pada urine patologis ini, hasil yang diberikan ialah+++ ( 3 + ) . dikarenakan setelah dipanaskan dan dicampur dengan larutan asamasetat 6% lalu dipanaskan kembali pun, urine tetap menunjukkan adanya kekeruhan.Hasil +++ ini berarti kekeruhan yang ditunjukkan pada percobaan ialah berupaurine yang gumpalan keruhnya nyata dan kekeruhan itu berkeping-keping (0,2-0,5%).

2. UJI GLUKOSATujuanMenentukanadanyaglukosa di dalam urine atautidakDasar Padapemeriksaanreduksi urine inikitalakukandenganmetode benedict ataufehling.Bahwadenganpemanasan urine akanberadadalamsuasana alkalis, glukosaakanmereduksiion cupri( cuprisulfat ) menjadicuprodanmembentukendapancuprihidroksida yang berwarnamerahbata.Diantara reagensia yang mengandung garam cupri untuk menyatakan adanyareduksi, reagens Benedict lah yang terbaik. Biarpun begitu, selalu diingat bahwa yangditentukan ialah sifat reduksi sesuatu zat saja, yang tidak selalu berarti glukosa. Jugamonosakarida lain , seperti galaktosa, fruktosa, dan pentosa, disakarida seperti laktosadan beberapa zat bukan gula seperti asam homogentisat dan alkapton dapat mengadakanreduksi. Zat bukan gula dalam urine yang mungkin mengadakan reduksi, seperti formalin( pengawet ), glucuronat-glucuronat (hasil konjugasi dalam hati dengan macam-macamzat dan obat-obat seperti streptomycin), salicylat-salycilat dalam kadar tinggi, vitaminC,dan sebagainya.Jika urine banyak mengandung albumin, yaitu dengan reaksi +++ atau ++++, buanglah dulu albumin itu karena mungkin jumlah besar albumin dapat mengadakanreduksi.ALAT DAN BAHAN Alat 1.  Raktabungreaksidan 6 tabungreaksi 

HASILy

Page 4: Prak Tiku Mm

  Negatif : tidakadakekeruhany Positif +: kekeruhanringantanpabutirany Positif ++ : kekeruhandenganbutirany Positif +++ : kekeruhandengankepingany Positif ++++ : kekeruhandengangumpalanKesimpulanSetelah melakukan percobaan pada urine normal, dapat diperoleh bahwa hasil percobaan ialah (-). Hal ini berarti larutan tetap biru jernih meskipun telah dilakukan percobaan. Urine tersebut berarti tidak mengandung glukosa di dalamnya dan dapatdikatakan sebagai urine yang normal.Dan Pada urine patologissetelahmelakukanpercobaaninihasilnya ++++. Dikarenakanlarutanterjadiperubahanwarnamerahkeruhmenunjukkanadanyaglukosa 3,5% glukosadalam urine.

Page 5: Prak Tiku Mm

Pemeriksaan Bilirubin dan Urobilinogen

Pemeriksaan Bilirubin dan Urobilinogen

         Tujuan    :  Untuk mengetahui ada tidaknya Bilirubin dan Urobilinogen dalam urin

dan untuk mengetahui sumbatan pada empedu.

         Metode :

a.    Metode Harrison

b.    Metode Rosin

c.    Metode Ehrlich ( Urobilinogen )

d.    Metode Schlesinger ( Urobilin )

         Prinsip    : 

A.    Metode Harrison

          BaCl2 bereaksi dengan sulfat dalam urin membentuk endapan BaSO4 dan bilirubin

menempel pada molekul ini. FeCl3 mengoksidasi bilirubin menjadi biliverdin yang

berwarna hijau.

B.    Metode Rosin

Iodium akan mengoksidasi bilirubin menjadi biliverdin yang berwarna hijau.

C.   Metode Ehrlich ( Urobilinogen )

Urobilinogen dengan para dimetilaminobenzaldehid akan membentuk kompleks

berwarna merah anggur.

D.   Metode Schlesinger ( Urobilin )

Urobilin dengan reagen schesinger membentuk suatu kompleks dengan

memberikan fluoresensi hijau.

         Dasar teori       :       

Bilirubin adalah suatu pigmen empedu yang diproduksi oleh sel – sel

hepar bersama dengan garam empedu sebagai cairan empedu. Bilirubin yang

terdapat dalam urin berasal dan diproses dari bilirubin yang terkonjugasi secara aktif

dan disalurkan bersama – sama dengan komponen empedu lainnya menuju ke usus

halus. Bilirubin yang tidak diserap masuk kedalam usus, diproses oleh bakteri dan

dieksresikan oleh ginjal dalam urin. Bilirubinuria menetap selama penyakit

berlangsung, namun uroblinogen kemih akan menghilang sementara waktu

Page 6: Prak Tiku Mm

bilamana fase obstruktif yang disebabkan oleh kolestatis dalam perjalanan penyakit

selanjutnya dapat timbul peningkatan urobilinogen kemih sekunder. Dari saluran

empedu, bilirubin terkonjugasi dialirkan keusus. Didalam usus halus hanya sebagian

kecil bilirubin terkonjugasi yang reabsorbsi. Pada bagian terminal usus halus dan

usus besar, bilirubin terkonjugasi akan dihidrolisis menjadi bilirubin tak terkonjugasi

oleh enzim β glukuronidase yang berasal dari hati, sel – sel epitel usus dan bakteri

usus. Bilirubin tak terkonjugasi ini direduksi oleh flora usus menjadi kelompok

senyawa tetrapirol tak berwarna yang disebut urobilinogen. Transfor bilirubin

terkonjugasi melalui membran sel dan sekresi kedalam kanalikuli dalam hati. Agar

dapat diekskresikan dalam empedu, bilirubin harus dikonjugasi. Bilirubin terkonjugasi

kemudian diekskresikan melalui saluran empedu kedalam usus halus. Bilirubin tak

terkonjugasi tidak diekskresikan kedalam empedu kecuali setelah proses foto

oksidasi.

Alat : Bahan : Reagen :

  Rak tabung reaksi Urin segar   pereaksi fouchet

  Tabung reaksi   Larutan BaCl2

  Pipet ukur   Larutan Iodium 1%

  Pipet tetes   Pereaksi Ehrlich

  Batang pengaduk   Pereaksi Schlesinger

  Beker glass   Pereaksi Lugol

Page 7: Prak Tiku Mm

         Cara Kerja        : 

1.   Pemeriksaan Bilirubin

a.    Metode Harrison

      Tabung reaksi diisi 5 ml urin

      Ditambah 5 ml BaCl2 10%, dicampur kemudian disaring dengan kertas saring

      Kertas saring dibuka, presipitat pada kertas saring dibiarkan kering

      Ditambah 1 tetes reagen fouchet pada presipitat

b.    Metode Rosin

      Diisi 2 ml urin kedalam tabung reaksi

      Ditambah 1 ml iodium 1% lewat dinding tabung sehingga terbentuk 2 lapisan

larutan

      Amati perbatasan kedua lapisan

2.   Pemeriksaan Urobilinogen

a.    Metode Ehrlich

      Tabung reaksi diisi 5 ml urin, ditambah 3 tetes reagen ehrlich

      Diamati perubahan warna

b.    Metode Schlesinger

    Tabung reaksi diisi 5 ml urin, ditambah 2 tetes pereaksi lugol

    Ditambah 5 ml reagen schlesinger, dicampur

    Disaring sampai dapat filtrat yang jernih

    Filtrat diperiksa dengan latar yang gelap

         Pembacaan hasil         :

1.   Pemeriksaan Bilirubin

a.    Metode Harrison

Tabung reaksi diisi 5 ml urin + 5 ml BaCl2 10%, dicampur disaring, dibiarkan kering

+ 1 tetes reagen fouchet pada presipitat kertas saring presipitat ada warna hijau ( +

).

Page 8: Prak Tiku Mm

b.    Metode Rosin

2 ml urin + 1 ml iodium 1% lewat dinding tabung terdapat 2 lapisan berwarna

hijau ( + )

2.    Pemeriksaan Urobilinogen

a.   Metode Ehrlich

5ml urin + 3 tetes reagen Ehrlich timbul warna merah anggur ( + )

b.   Metode Schlesinger

5ml urin + 2 tetes lugol + 5 ml reagen schlesinger, campur disaring filtrat diperiksa

dengan latar gelap fluoresensi hijau pada filtrat ( + )

         Pembahasan    :       

Pada bilirubin mengindikasi pada gangguan hati atau saluran empedu, seperti pada

hepatitis infeksma toksi hepar kanker hati. Urin yang mengandung bilirubin tinggi

tampak berwarna kuning pekat dan jika digoyang – goyang akan timbul busa.

Peningkatan ekskresi jika fungsi hepar menurun atau kelebihan urobilinogen. Hasil

( + ) jika setelah olahraga / minum ataupun kelelahan / sembelit. Jika menurun

dijumpai pada kanker pankreas, penyakit hati.

         Kesimpulan      :  Dari praktikum bilirubin dan urobilinogen dalam urin dapat

disimpulkan :

1.    Pemeriksaan bilirubin

a.    Metode Harrison : menunjukkan hasil ( + ) yang ditunjukkan dengan warna hijau.

b.    Metode Rosin : menunjukkan hasil ( + ), yang ditunjukkan dengan terbentuknya

warna hijau pada perbatasan kedua lapisan.

2.      Pemeriksaan Urobilinogen

a.    Metode Ehrlich : hasil ( + ), yang ditunjukkan dengan terbentuknya warna merah

anggur.

b.    Metode Schlesinger : hasil ( + ), ditunjukkan dengan terbentuknya fluoresensi hijau.

  berwarna kuning pada pH 3 dan berubah warna hijau-biru sesuai denganbanyaknya protein dalam urin.e. Glukosa, berdasarkan prinsip carik celup yang dilekati kertas berisi 2macam enzim, yakni glukosa oxidase

Page 9: Prak Tiku Mm

dan peroksidase bersama semacamzat seperti o-tolidine yang berubah warna jika ia dioksidasi. Jika adaglukosa, maka oleh pengaruh glukosa oxidase glukosa menghasilkanasam glukonat dan hydrogen peroksida, hydrogen peroksida mengalihkanoksigen kepada o-tolidine yang berubah warna menjadi biru. lebih banyakglukosa lebih tua warna biru yang terjadi pada reaksi ini.f. Keton, berdasarkan tes lugol yaitu dalam suasana basa, asam aceto acetatakan bereaksi dengan natrium nitroprusida menghasilkan warna ungu,dimana pembacaan 40 detik setelah pencelupan dengan nilai normalnegative.g. Urobilinogen, dimana prinsipnya berdasarkan, garam diazonium yangstabil bereaksi cepat dengan urobilinogen dalam suasana asammenghasilkan azo merah. dimana nilai normal <= 1 dengan pembacaan 60detik setelah pencelupanh. Bilirubin, prinsipnya berdasarkan diazo yaitu reaksi antara bilirubin dengangaram diazo dalam suasana asam membentuk azobilirubin. Dengan nilainormal <= 1 dengan pembacaan 30 detik setelah pembacaan.i. Darah, berdasarkan aktivitas pseudoperoxidatif hemoglobin yang manakatalis reaksi dari diisopropilbenzen dihidroperoxid dan 3,3-5,5 tetra

.BilirubinBilirubin yang dapat dijumpai dalam urine adalah bilirubin direk(terkonjugasi), karena tidak terkait dengan albumin, sehingga mudah difiltrasioleh glomerulus dan diekskresikan ke dalam urine bila kadar dalam darahmeningkat. Bilirubinuria dijumpai pada ikterus parenkimatosa (hepatitisinfeksiosa, toksik hepar), ikterus obstruktif, kanker hati (sekunder), CHFdisertai ikterik.4.Urobilinogen  Empedu yang sebagian besar dibentuk dari bilirubin terkonjugasimencapai area duodenum, tempat bakteri dalam usus mengubah bilirubinmenjadi urobilinogen. Sebagian besar urobilinogen berkurang di faeses;sejumlah besar kembali ke hati melalui aliran darah, di sini urobilinogendiproses ulang menjadi empedu; dan kira-kira sejumlah 1% diekskresikan kedalam urine oleh ginjal.Peningkatan ekskresi urobilinogen dalam urine terjadi bila fungsi sel heparmenurun atau terdapat kelebihan urobilinogen dalam saluran gastrointestinalyang melebehi batas kemampuan hepar untuk melakukan rekskresi.Urobilinogen meninggi dijumpai pada : destruksi hemoglobin berlebihan  (ikterik hemolitika atau anemia hemolitik oleh sebab apapun), kerusakanparenkim hepar (toksik hepar, hepatitis infeksiosa, sirosis hepar, keganasanhepar), penyakit jantung dengan bendungan kronik, obstruksi usus,mononukleosis infeksiosa, anemia sel sabit. Urobilinogen urine menurundijumpai pada ikterik obstruktif, kanker pankreas, penyakit hati yang parah(jumlah empedu yang dihasilkan hanya sedikit), penyakit inflamasi yangparah, kolelitiasis, diare yang berat.Hasil positif juga dapat diperoleh setelah olahraga atau minum atau dapatdisebabkan oleh kelelahan atau sembelit. Orang yang sehat dapatmengeluarkan sejumlah kecil urobilinogen.5. Keasaman (pH)Filtrat glomerular plasma darah biasanya diasamkan oleh tubulus ginjaldan saluran pengumpul dari pH 7,4 menjadi sekitar 6 di final urin. Namun,tergantung pada status asam-basa, pH kemih dapat berkisar dari 4,5 –8,0.pH bervariasi sepanjang hari, dipengaruhi oleh konsumsi makanan; bersifatbasa setelah makan, lalu menurun dan menjadi kurang basa menjelangmakan berikutnya. Urine pagi hari (bangun tidur) adalah yang lebih asam.Obat-obatan tertentu dan penyakit gangguan keseimbangan asam-basa jugadapt mempengaruhi pH urine.Urine yang diperiksa haruslah segar, sebab bila disimpan terlalu lama,maka pH akan berubah menjadi basa. Urine basa dapat memberi hasilnegatif atau tidak memadai terhadap albuminuria dan unsure-unsur

Page 10: Prak Tiku Mm

mikroskopik sedimen urine, seperti eritrosit, silinder yang akan mengalamilisis. pH urine yang basa sepanjang hari kemungkinan oleh adanya infeksi.Urine dengan pH yang selalu asam dapat menyebabkan terjadinya batuasam urat.Berikut ini adalah keadaan-keadaan yang dapat mempengaruhi pH urine :a. pH basa : setelah makan, vegetarian, alkalosis sistemik, infeksisaluran kemih (Proteus atau Pseudomonas menguraikan urea menjadiCO2 dan ammonia), terapi alkalinisasi, asidosis tubulus ginjal,spesimen basi.b. pH asam : ketosis (diabetes, kelaparan, penyakit demam pada anak),asidosis sistemik (kecuali pada gangguan fungsi tubulus, asidosisrespiratorik atau metabolic memicu pengasaman urine danmeningkatkan ekskresi NH4+), terapi pengasaman.6. Berat Jenis (Specific Gravity, SG )Berat jenis (yang berbanding lurus dengan osmolalitas urin yangmengukur konsentrasi zat terlarut) mengukur kepadatan air seni serta dipakaiuntuk menilai kemampuan ginjal untuk memekatkan dan mengencerkan urin.Spesifik gravitasi antara 1,005 dan 1,035 pada sampel acak harusdianggap wajar jika fungsi ginjal normal. Nilai rujukan untuk urine pagi adalah1,015 –1,025, sedangkan dengan pembatasan minum selama 12 jam nilainormal > 1,022, dan selama 24 jam bisa mencapai ≥1,026. Defek fungsi dini

Page 11: Prak Tiku Mm

  IV.2 PEMBAHASANPemeriksaan urin dalam mengindikasikan beberapa penyakit sangatpenting. pemeriksaan urin tidak hanya dapat memberikan fakta-fakta tentangginjal dan saluran urin tetapi juga mengenai faal berbagai organ dalambeberapa tubuh seperti hati, saluran empedu, pankreas dan korteks adrenal.Jika kita melakukan urinalisis dengan memakai urin kumpulan 24 jampada seseorang ternyata susunan urin itu tidak berbeda dari susunan urin 24 jam berikutnya. Akan tetapi jika kita melakukan pemeriksaan dengan sampelurin dari orang tersebut pada saat tidak menentu, maka akan kita lihatsusunan sampel urin dapat berbeda jauh. Itu sebabnya sangat pentingmemilih sampel urin sesuai dengan tujuan pemeriksaan.Adapun dalam percobaan urinalisis ini, dilakukan pengujian terhadap 2 jenis sampel urin yaitu urin 24 jam dan uri sewaktu dengan melakukanpemeriksaan secara makroskopik, mikroskopik, pemeriksaan kinia danpemeriksaan dengan strip atau dipstick (carik celup).Pemeriksaan Makroskopik Pada pemeriksaan makroskopik meliputi pemeriksaan bau, warna dankejernihan sampel urin. Pad pengujian bau sampel urin, dilakukan dengancara menibaskan tangan diatas tabung reaksi yang bereaksi urin. Pad urin 24 jam dan uri sewaktu didapatkan bau aromatic yang disebabkan olehsebagian asam organic yang mudah menguap. Pengujian untuk urin 24 jamdengan cara sampel dimasukkan dalam tabung reaksi dan diamati, dari  pengamatan didapatkan warna dari sampel urin berwarna kuning tua(kuningcoklat). Yang agak menyimpang dari keadaan normal yang berwarna kuningmuda. Pada umumnya warna urin ditentukan oleh besarnya diuresis,semakin besar dieresis maka makin muda warna urin. Zat warna urin normalbaerasl dari urochrom dan urobilin sedangkan warna urin abnormaldisebabkan karena adanya zat warna normal dalam jumlah besar. Hasilmetabolism abnormal, jenis obat dan makanan yang dikonsumsi sertaadanya beberapa perubahan setelah dibiarkan beberapa lama. Sedangkanpada urin sewaktu terlihat warna sampel kuning muda yang dapat dinyatakansebagai warna urin normal. Parameter selanjutnya yaitu kejernihan urin,pemeriksaan dilakukan denga cara sampel dimasukkan kedalam tabungreaksi kemudian tabung ditempatkan didepan sinar dan sampel dilihat padalapisan yang berwarna hitam. Jika dapat lapisan warna hitam dapat terlihatmaka sampel urin dinyatakan jernih. Dari sampel urin 24 jam dan urinsewaktu didapatkan warna urin jernih. Adapun penyebab kekeruhan pada uriyaitu,jika dibiarkan atau didinginkan (kekeruhan ini disebut nubecula danterjadi dari lender, sel epitel dan leukosit yang lambat laun mengendap).Adapun volume dari urin 24 jam sangat sedikit yang dapat dikatakan sebagaioliguria artinya jumlah urin yang dikelurakan kurang dari nilai normal dimanadiketahui volume urin 24 jam di daerah tropik antara 800 –1300 mL untukorang dewasa. Selain 3 parameter yang telah dijelaskan diatas dapat jugadigunakan pemeriksaan pH dengan nilai normal 4,6-8,5Dari hasil pengamatan secara makroskopik pada sampel urin sewaktudapat dinyatakan normal karena masih memenuhi semua persyaratan kadarnormal sedangkan sampel urin 24 jam agak menyimpang karena warna yanglebih pekat (kuning tua) selain itu volume urin 24 jam juga yang sangat sedikit(oliguria).Pemeriksaan Mikroskopik Pertama-tama sampel diisi sampai ¾ bagian tabung sentrifuge.Setelah itu sampel urin disentrifuge selama 15 menit dengan kecepatan 3000rpm. Kemudian sampel urin yang telah disentrifuge didekantasi dan diambilendapannya yang ditempatkan diatas objek glass dan ditutup dengan deckglass. dari percobaan ini, untuk urin sewaktu tidak didapatkan bentuk Kristalataupun silinder-silinder seperti hialin. Sedangkan pada urin 24 jamdidapatkan adanya benang lendir yang berbentuk panjang, sempit danberombak. Adanya benang lendir ini yang terlihat secara mikroskopikmengindikasikan adanya iritasi permukaan selaput lendir tractus urogenilitasbagian distal.Pemeriksaan Kimia 

Page 12: Prak Tiku Mm

Pemeriksaan dengan cara ini dilakukan dengan menggunakan reagenspesifik. Untuk pemeriksaan kimia dilakukan pemeriksaan protein, glukosa,zat keton, bilirubin dan urobilin.Untuk pengujian glukosa dengan menggunakan reagen benedict yangmegandung garam cupri untuk menyatakan reduksi. Pertama-tamadimasukkan dalam tabung reaksi sampel urin 2 ml kemudian ditambahkan 5-8 tetes reagen benedict kemudian tabung reaksi tersebut dimasukkankedalam air mendidih selam 5 menit, kemudian dikocok. Dimana hasilnegative jika tetap berwarna biru jernih atau sedikit kehijauan atau agakkeruh. Adapun hasil positif(+) jika hijau kekuningan dan keruh, positif(++) jikakuning keruh, positif(+++) jika jingga atau warna lumpur dan positif(++++) jikaberwarna merah keruh. Dari pengamatan, untuk sampel urin sewaktudidapatkan hasil warna hijau kekuningan artinya positif (+) yang mengandung0,5-1% glukosa dan sampel urin 24 jam terlihat seperti warna lumpur artinya(+++) yang mengandung 2-3,5% glukosa.Dalam pemeriksaan protein yang merupakan tes dengan asamsulfosalicyl yang tidak bersifat spesifik namun sangat peka, adanya proteindalam konsentrasi 0,002% dapat dinyatakannya. Dilakukan dengan caradisiapkan 2 tabung reaksi yang masing-masing diisi 2 ml sampel urin dansalah satu tabung ditambahkan 8 tetes larutan asam sulfosalycil 20% dandikocok. Kemudian dibandingkan isi tabung pertama dan kedua. Jika tetapsama jernihnya tes terhadap protein negatif. Dari sampel urin 24 jam dansewaktu didapatkan hasil negatif karena kejernihan tabung pertama dantabung kedua tetap sama. Karena hasil tes negative tidak perlu diperkirakanadanya proteinuria.̀ Selanjutnya pemeriksaan terhadap keton.Adapun zat-zat keton dalamurin sepert aceton, asam aceto-acetat dan asam beta-hidroxybutirat. Dimanaaceton mudah menguap sehingga urin yang diperiksa harus segar. Dilakukandengan cara 2 ml sampel urin ditambahkan 1 gram reagen rothera dandikocok hingga larut. Kemudian dalam posisi tabung miring ditambahkan 1-2ml NH4OH p melalui dinding tabung dan diletakkan tabung kemudian dilihatlapisan pada batas kedua larutan. Hasil dinyatakan positif jika terlihat lapisanungu kemerah-merahan, warna merah anggur ini tidak hanya ditimbulkanoleh asam aceto acetat : fenol, salicylat, antipyrin dan natriumbikarbonat jugamemberikan warna yang serupa. Dari pengamatan urin sewaktu dan urin 24 jam tidak terlihat lapisan ungu kemerah-merahan yang berarti hasilnyanegatif terhadap keton.Pemeriksaan selanjutnya terhadap bilirubin, dilakukan dengan tabungreaksi yang telah diisi 2 ml dikocok hingga terbentu busa. Jika terlihat busakuning artnya positif mengandung bilirubin. Dari pengamatan ini didapatkansampel urin 24 jam dan sewaktu hanya terlihat busa yang berwarna putihartinya kedua sampel urin ini negative terhadap bilirubin.Pemeriksaan urobilin dilakukan dengan cara dimasukkan sampel urin2 ml dalam tabung reaksi kemudian ditambahkan 2-4 tetes larutan lugol dandidiamkan selama 5 menit. setelah itu ditambahkan 5 ml larutan Schlesinger,dicampur kemudian disaring. Diamati adanya fluorosensi dalam filtrat diujidengan cahaya berpantul dengan latar belakang hitam. Hasil positif jikaterdapat fluorosensi hijau. Akan tetapi pada sampel urin 24 jam dan urinsewaktu filtrat yang disaring tidak berfluorosensi artinya kedua sampel ii  negative terhadap urobilin. Hal ini terjadi karena dalam urin segar praktistidak ada urobilin, zat ini kemudian timbul jika ada oksidasi oleh urobilinogen.Karena itu ditambahkan larutan lugol yang mengandung iodium dan kaliumiodide untuk menjalankan oksidasi tersebut.Pemeriksaan dengan reagen strip atau dipstick Pemeriksaan dengan cara ini dikenal dengan nama carik celup yaituberupa secarik plastic kaku yang pada sebelahnya dilekati dengan 1-9 kertasisap yang masin-masing mengandung reagen-reagen spesifik. Skala warnayang menyertai carik celup memungkinkan penilaian semikuantitatif. Metodeini dilakukan dengan cara mencelupkan kertas standar indikator kedalam urindan diamati warnanya lalu dibandingkan dengan indikator pada alat urindipstick. Dengan metode ini, dapat dilakukan pemeriksaan terhadap glukosa,bilirubin, keton, berat jenis, pH, protein, urobilinogen, nitrit dan leukositesterase. Adapun pada percobaan saat dilakukan pemeriksaan untuk sampelurin sewaktu didapatkan berat jenis 1,030 dan untuk sampel urin 24 jam berat jenisnya sebesar 1,015 serta pH pada urin 24 jam didapatkan pH 7 dan untuksampel urin sewaktu didapatkan pH 6. Dimana kedua sampel urin ini dapatdinyatakan normal karena diketahui nilai berat jenis normal berkisar antara1,003-1,035 dan pH normal antara 4,5-8,0. Adapun prinsip dari masing-masing

Page 13: Prak Tiku Mm

indikator pada alat urin dipstick ini sebagai berikut :a. pH, metode carik celup dengan metode carik uji yang mengandung methylred, phenolphthalein dan bromthymol blue sehingga memungkinkanUrobilinogen, dimana prinsipnya berdasarkan, garam diazonium yangstabil bereaksi cepat dengan urobilinogen dalam suasana asammenghasilkan azo merah. dimana nilai normal <= 1 dengan pembacaan 60detik setelah pencelupanh. Bilirubin, prinsipnya berdasarkan diazo yaitu reaksi antara bilirubin dengangaram diazo dalam suasana asam membentuk azobilirubin. Dengan nilainormal <= 1 dengan pembacaan 30 detik setelah pembacaan.i. Darah, berdasarkan aktivitas pseudoperoxidatif hemoglobin yang manakatalis reaksi dari diisopropilbenzen dihidroperoxid dan 3,3-5,5 tetrametilbenzidin, hasilnya mulai dari orange samapi hijau. pambacaan 60detik setelah pencelupan dengan nilai normal negatif. j. Berat jenis (BJ), berdasrkan pada perubahan warna reagen dari biru hijauke hijau kekuningan tergantung pada konsentrasi ion dalam urin.Pembacaan 45 detik setelah pencelupan dengan nilai normal 1,003-1,035