23
PRAKTEK BISNIS FRANCHISE DI INDONESIA

PRAKTEK BISNIS FRANCHISE DI INDONESIA · 11. Praktek Bisnis Keluarga (Family Business) di Indonesia 12. Dinamika praktek Bisnis Waralaba (Franchise) yang ada di Indonesia 13. Dinamika

  • Upload
    others

  • View
    12

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

PRAKTEK BISNIS FRANCHISE DI INDONESIA

Penempatan PegawaiSchool of Communications & Business

1) Sejarah perekonomian sebelum kemerdekaan Indonesia

2) Kekuatan sosial kultural di Indonesia terhadap

perekonomian Indonesia sebelum kemerdekaan

3) Gerakan dan hubungan perjuangan bangsa Indonesia di

setiap regional terhadap ekonomi dan bisnis

4) Peran ekonomi kerajaan di Nusantara pada masa lampau

5) Faktor pendorong kebangkitan dan keruntuhan VOC di

Indonesia

6) Sepak Terjang Serikat Dagang Islam (SDI) di Indonesia

pada masa lampau

7) Dinamika Perekonomian Terpimpin pada masa Orde Lama

8) Dinamika Perekonomian Orde Baru

Materi Kuliah Praktek Bisnis di Indonesia

Penempatan PegawaiSchool of Communications & Business

9. BUMN Dalam Perekonomian Indonesia

10. BUMD Dalam Perekonomian Indonesia

11. Praktek Bisnis Keluarga (Family Business)

di Indonesia

12. Dinamika praktek Bisnis Waralaba (Franchise) yang ada di

Indonesia

13. Dinamika praktek bisnis berbasis teknologi di era digital di

Indonesia

14. Dinamika praktek bisnis berbasis syariah yang diterapkan

di Indonesia

Materi Kuliah Praktek Bisnis di Indonesia

PENGERTIAN WARALABA

waralaba adalah perikatan yang salah satu pihaknya

diberikan hak memanfaatkan dan atau menggunakan

hak dari kekayaan intelektual (HAKI) atau

Pertemuan dari ciri khas usaha yang dimiliki pihak

lain dengan suatu imbalan berdasarkan persyaratan

yang ditetapkan oleh pihak lain tersebut dalam rangka

penyediaan dan atau penjualan barang dan jasa

Di Indonesia, sistem waralaba mulai dikenal pada tahun 1950-an,

yaitu dengan munculnya dealer kendaraan bermotor melalui

pembelian lisensi.

Perkembangan kedua dimulai pada tahun 1970-an, yaitu dengan

dimulainya sistem pembelian lisensi plus, yaitu pewaralaba tidak

sekadar menjadi penyalur, namun juga memiliki hak untuk

memproduksi produknya.

Agar waralaba dapat berkembang dengan pesat, maka persyaratan

utama yang harus dimiliki satu teritori adalah kepastian hukum

yang mengikat baik bagi pengwaralaba maupun pewaralaba.

Bisnis waralaba (franchise) di Indonesia mulai marak sekitar tahun 1970-

an, yang ditandai dengan menjamurnya restauran cepat saji (fast food)

seperti Kentucky Fried Chiken dan Pizza Hut. Hingga tahun 1992

jumlah perusahaan waralaba di Indonesia mencapai 35 perusahaan, 6 di

antaranya adalah perusahaan waralaba lokal dan sisanya (29) adalah

waralaba asing. Perkembangan waralaba asing dari tahun ke tahun sangat

pesat yaitu sebesar 710% sejak tahun 1992 hingga tahun 1997,

sedangkan perkembangan waralaba lokal hanya meningkatkan sebesar

400% (dari sejumlah 6 perusahaan menjadi 30 perusahaan). Namun

sejak krisis moneter tahun 1997, jumlah perusahaan waralaba asing

mengalami penurunan pertumbuhan sebesar -9.78% dari tahun 1997

sampai dengan tahun 2001. Hal ini disebabkan karena terpuruknya nilai

rupiah sehingga biaya untuk franchise fee dan royalti fee serta biaya

bahan baku, peralatan dan perlengkapan yang dalam dollar menjadi

meningkat. Hal tersebut mempengaruhi perhitungan harga jual produk

atau jasanya di Indonesia.

Kekuatan bisnis waralaba Manajemen bisnis telah terbangun

Bisnis waralaba memberikan keuntungan untuk berbisnis di bawah bendera bisnis lain yang sudah memiliki reputasi yang bagus. Ide, penamaan dan manajemen suatu bisnis telah di uji coba sebelumnya dan siap untuk di implementasikan pada lokasi yang baru.

Sudah dikenal masyarakat

Pemasaran bisnis waralaba cenderung lebih mudah, karena bisnis sebelumnya lebih terdahulu di kenal masyarakat. Dengan kata lain, biaya dan tenaga yang diperlukan untuk membangun reputasi bisnis tersebut jauh lebih sedikit dibandingkan dengan membangun bisnis baru.

Manajemen finansial yang lebih mudah

Investor cenderung lebih suka untuk memberikan modal pada bisnis yang telah kokoh dari segi finansial dan jaringan pemasaran. Dengan menggunakan bisnis waralaba, sistem manajeman finansial telah di tetapkan oleh pemilik waralaba utama, sehingga kita tidak perlu dipusingkan lagi dengan manajemen finansial seperti membangun bisnis baru.

Kerjasama bisnis telah terbangun

Orang yang membeli waralaba bisa mendapatkan keuntungan kerjasama yang telah terbangun

sebelumnya oleh pemilik waralaba. Contohnya kerjasama dengan pemasok bahan baku, pihak

periklanan dan juga pemasaran.

Dukungan dan keamanan yang lebih kuat

Pemilik waralaba biasanya akan memberikan pelatihan seperti manajemen finansial,

pemasaran, periklanan dan lain lain. Hal – hal seperti ini biasanya sudah termasuk dalam

paket pembelian waralaba.

Bisa mendapat untung lebih besar?

Banyak orang berpikir bahwa keuntungan dari bisnis waralaba adalah mendapatkan

keuntungan lebih besar karena brand telah dikenal banyak orang. Tapi pada kenyataannya, hal

ini tidak selalu terjadi. Biaya yang dikeluarkan oleh pembeli waralaba kepada pihak pemilik

waralaba tentunya dipotong dari keuntungan yang didapat. Pembeli waralaba akan

mendapatkan banyak kemudahan di saat-saat awal usaha, tapi untuk jangka panjang, para

pemilik waralaba kadang menemukan bahwa memulai bisnis sendiri mungkin akan jauh lebih

menguntungkan.

Kekuatan bisnis waralaba

Kelemahan bisnis waralaba

Kurang kendali

Salah satu kekurangan dari bisnis waralaba adalah kurangnya kendali dari pembeli

waralaba terhadap bisnisnya sendiri, karena semua sistem telah ditentukan oleh pemilik

waralaba. Sehingga ruang gerak pembeli waralaba sangat terbatas. Ide-ide untuk

berkreatifitas pun terkadang tidak bisa diaplikasikan, karena adanya perjanjian-perjanjian

khusus.

Sangat terikat dengan supplier

Untuk mendapatkan keuntungan yang mencukupi, tentunya setiap pengusaha menginginkan

modal yang kecil. Salah satu caranya adalah mencari supplier yang murah. Dengan

menggunakan sistem waralaba, pihak pemasok barang pun telah ditentukan. Sehingga kita

tidak bisa memilih lagi supplier yang lebih murah.

Ketergantungan pada reputasi waralaba lain

Salah satu kekurangan terbesar dari waralaba adalah tergantungnya reputasi waralaba

terhadap waralaba yang lain. Jika waralaba yang lain melakukan kesalahan yang

mengakibatkan rusaknya reputasi, maka hal ini juga akan mempengaruhi waralaba yang

anda kelola.

Biaya waralaba

Pihak pemilik waralaba akan mengajukan biaya awal untuk membeli

perjanjian waralaba. Kemudian biaya lanjutan untuk pelatihan dan

dukungan bagi para pembeli waralaba.

Pemotongan keuntungan

Pembeli waralaba di haruskan untuk membayar royalti dari sejumlah

keuntungan yang didapatkan. Jika keuntungan yang didapatkan

sedikit, berarti keuntungan tersebut akan dipotong untuk menutupi

biaya ini.

Pengaruh Bisnis Waralaba Terhadap

Makro Environtment1. Faktor Demografis

Bagi pewaralaba merupakan hal yang sangat baik untuk memberikan kemitraan kepada

masyarakat yang ingin memulai usahanya. Pewaralabaan akan lebih mudah membantu setiap

orang untuk melakukan usaha dan otomatis membuat produktivitas penduduk Indonesia

semakin meningkat dan sedikit demi sedikit mengurangi pengangguran. Kota – kota yang

kurang berkembang seperti kota besar di Jakarta dan kota di pulau Jawa akan dapat mulai

meningkatkan distribusi ekonomi lewat usaha waralaba. Karena usaha tersebut dapat

dijangkau oleh setiap wilayah Indonesia, dan merupakan peluang yang besar bagi penduduk

di luar kota – kota besar tersebut.

2. Faktor alam

Indonesia merupakan negara dengan tingkat biodiversitas tertinggi di dunia setelah Brazil.

Fakta tersebut menunjukkan tingginya keanekaragaman sumber daya alam hayati yang

dimiliki Indonesia dan hal ini, berdasarkan Protokol Nagoya, akan menjadi tulang punggung

perkembangan ekonomi yang bekelanjutan ( green ekonomi ). Maka dari itu makin

banyaknya masyarakat yang semakin mempunyai pemikiran yang kreatif memanfaatkan

sumberdaya alam di Indonesia dengan memulai usaha – usaha kecil yang semakin marak.

Usaha yang kian lama kian berkembang akan terus memberikan hubungan kemitraan lewat

waralaba.

3. Faktor Teknologi

Di Indonesia saat ini banyak orang sudah mengenal teknologi,

seperti Internet, dsb. Bisnis waralaba dapat dikembangkan dengan

mudah melalui perantara teknologi tersebut. Apalagi bagi kalangan

pebisnis, internet merupakan salah satu media untuk memasarkan

produk – produknya.

4. Faktor Politik

Saat ini di Indonesia berkembang pesat waralaba retail dan waralaba

makanan siapa saji. Di Indonesia pengaturan tentang waralaba

terdapat pada Peraturan Pemerintah R.I No 16 Tahun 1997.

Pengaturan tentang waralaba di Indonesia sudah jelas seperti pada

Peraturan Pemerintah sebagaimana disebutkan. Karena itu sudah

jelas bagi yang ingin berbisnis waralaba dapat membuka

waralabanya di Indonesia. Dengan sudah diberitahukannya peraturan

tersebut para pewaralaba dapat membuka bisnisnya di manapun.

Faktor Sosial – Budaya

Di Indonesia sendiri ada banyak faktor budaya maupun sosial yang mendorong banyaknya para pengusaha memilih bisnis di bidang franchise. Apalagi pengaruh – pengaruh budaya dari luar negeri yang masuk ke Indonesia, buktinya banya orang yang membuka franchise restoran dari luar negeri. Hal itu dikarenakan masyarakat Indonesia akan memiliki gaya hidup yang tinggi jika ada hal – hal yang berbau western.

Faktor Ekonomi

perekonomian Nasional lebih dikuasai oleh segelintir penguasa besar yang ternyata sangat labil terhadap goncangan global. Dengan keadaan perekonomian Indonesia yang seperti itu, pendekatan bisnis melalui sistem waralaba merupakan salah satu strategi alternatif bagi pemberdayaan UKM untuk mengembangakan ekonomi dan usaha UKM di masa mendatang . Dlam hal ini, UKM harus bersinergi dengan pengusaha besar yang lebih kuat dalam hal manajemen., teknologi produk, dan akses permodalan.

Perusahaan waralaba bidang makanan

yang sukses di indonesia CFC

CFC sudah didirikan sejak

1983 di Jakarta oleh PT

Pioneerindo Gourmet

International Tbk. Awalnya

brand CFC masih dimiliki

oleh Amerika Pioneer Take

Out namun sejak

1989 brand tersebut

sepenuhnya milik Indonesia.

PIZZA HUT

Di Indonesia, Pizza Hut

membuka restoran

pertamanya tahun 1984 di

Gedung Djakarta Theatre,

daerah Thamrin, Jakarta.

Tahun 2000, restoran Pizza

Hut pertama ini dipindahkan

ke Gedung Cakrawala di

area yang sama, hingga

sekarang. Kini, Pizza Hut

mempunyai lebih dari 200

restoran yang tersebar di 22

propinsi di Indonesia, dari

Aceh hingga Abepura

KFC Sebagai pemegang hak waralaba tunggal

untuk di Indonesia, PT Fast Food

Indonesia Tbk didirikan oleh Keluarga

Gelael pada 1978. Pada 1979, Perseroan

mendapatkan akuisisi waralaba dengan

pembukaan gerai pertama pada bulan

Oktober di Jalan Melawai di Jakarta.

BURGER KING Sempat tutup pada era 1980-an,

Burger King mulai dioperasikan

oleh Mitra Adiperkasa (yang juga

mengoperasikan

waralaba Starbucks), pada bulan

April 2007, dengan outlet

pertamanya di Senayan

City, Jakarta. Saat ini, Burger

King memiliki cabang-cabang di

Jakarta, Bandung, Surabaya,

Bali dan Lombok

J.Co Donuts and Coffee

J.CO

Donuts adalah restoran

dan waralaba yang

mengkhususkan

dalam donat, yogurt

beku dan kopi.

Perusahaan didirikan

dan dimiliki oleh Johnny

Andrean Group. J.CO

Donuts & Coffee

didirikan tahun 2006.

ES TELER 77

Es Teler 77 adalah jaringan rumah

makan siap saji asal Indonesia.

Restoran ini menyajikan makanan

khas Indonesia seperti nasi

goreng, mi ayam, dan terutama es

teler. Didirikan oleh Sukyatno

Nugroho berdasarkan resep

mertuanya, Murniati Widjaja pada

tahun 1982 di Jakarta. Saat ini

sudah terdapat lebih dari

100 gerai Es Teler 77 di

Indonesia, Singapura, Malaysia,

dan Australia.

Perusahaan waralaba bidang retail yang

sukses di indonesia

ALFAMART

PT. Alfa Minimart Utama (AMU)

didirikan pada tanggal 27 Juli 1999,

dengan pemengang saham PT. Alfa

Retailindo, Tbk sebesar 51% dan PT.

Lancar Distrindo sebesar 49%. PT. Alfa

Minimart Utama (AMU) ini kemudian

membuka Alfa Minimart pada tanggal

18 Oktober 1999 berlokasi dijalan

Beringin Raya, Karawaci Tangerang.

INDOMARET

PT. INDOMARCO PRISMATAMA

(Indomaret group) merupakan

perusahaan ritel nasional dan

jejaring peritel waralaba terbesar di

Indonesia. Indomaret group memiliki

7 sektor bisnis yaitu: Retail, Grocery,

IT Consultant, Food and Baverages,

Shopping Plaza, Bakery dan Japanese

restauran

Perusahaan waralaba bidang pendidikan

yang sukses di indonesia

PRIMAGAMA

Primagama adalah usaha jasa pendidikan luar sekolah yang bergerak dibidang bimbingan belajar, didirikan tahun 1982, tepatnya pada tanggal 10 Maret 1982 di Yogyakarta. Program Bimbingan Belajar Primagama memiliki pasar sangat luas (siswa 3,4,5,6 SD – 7,8,9 SMP, dan 10,11,12 SMA IPA/IPS)

EF (ENGLISH FIRST)

EF Education First didirikan pada tahun 1965 oleh Bertil Hult, pengusaha muda berkebangsaan Swedia. Pada saat itu, EF masih merupakan perusahaan sederhana. Saat itu, tujuan kami hanya membawa siswa SMA asal Swedia untuk belajar bahasa di Inggris

Faktor kegagalan bisnis waralaba di

indonesia

Target penjualan tidak tercapai

Faktor-faktor penyebab kegagalan

franchise yang paling utama adalah

kegagalan meraih target penjualan

yang memadai, hal ini biasanya

karena tempat usaha yang kurang

strategis.

kesulitan dalam modal awal

Modal awal dan franchise fee bisa

sangat mempengaruhi laba

penyewa bisnis waralaba. Kadang

karena modal awal untuk membeli

franchise tersebut yang terlalu

mahal sehingga banyak orang yang

tidak mampu membelinya.

Kendala lokasi pemasaran

Salah satu kunci sukses dalam berbisnis

adalah lokasi, hal ini karen lokasi

memang sangat mentukan sukses atau

gagalnya sebuah bisnis. Pada intinya,

jika anda tidak bisa menemukan lokasi

yang tepat untuk membuka waralaba,

anda pasti akan kesulitan, karena si

pemilik waralaba pun tidak bisa banyak

membantu anda dalam menentukan

lokasi.

Kurang inovasi bahkan tidak pernah

melakukan inovasi

Para pelaku bisnis waralaba, setelah

mereka membeli bisnis tersebut maka

reklame, produk yang ditawarkan

sampai seragam pelayannya harus

sama.

Perusahaan waralaba yang gagal di

indonesia

BREAD STORY ROTI BUANA

KESIMPULAN

Menjalankan bisnis waralaba adalah sebuah keputusan serius

yang harus dilaksanakan dengan hati-hati. Sebelum anda

menyewa waralaba, banyak belajarlah mengenai perusahaan yang

jadi target, begitu pula dengan produk dan lokasinya. Karena

bahkan dengan produk dan lokasi yang baik, belum tentu anda

bisa meraup laba. Jadi, pastikan anda tahu risikonya sebelum

membuka waralaba

BUMN 21

Penempatan PegawaiSchool of Communications & Business

Penjelasan Kuliah Darling PBI

1. Materi dari Blog Igracias Tel U

2. Media online sebagai pendukung kuliah Darling matkul PBI,

menggunakan:

1. Google Form: untuk absen dan progress

aktivitas tugas mata kuliah.

2. Google Drive: mengumpulkan tugas mind map

3. Penjelasan tugas melalui Rekaman suara

(Audio) sedang diproses.

Penempatan PegawaiSchool of Communications & Business

1) Tugas Individu Buat Mind Map Maksimum 2 lembar (DiketikMenggunakan Komputer dengan kertas HVS)

2) Tugas kelompok kesebelas minggu keduabelas

a. Kelas AB-42-04 (Reval Habib P., Silmi Apriani R., Nadhila

Yasmin dan I Wayan Wikananda R. Artha)

b. Kelas AB-42-05 (Cindy Aurelia H, Salma Nurhaliza, dan Rianda

Kartini Putri)

Tugas Mind Map dikumpulkan melalui google drive

Tugas Kelompok dikumpulkan ke email saya Paling Lambat

Kamis 16 April 2020 (Kirim ke [email protected])

Tugas Kuliah Darling

Penempatan PegawaiSchool of Communications & Business

Terima kasih