18
PERGURUAN TINGGI ILMU KEPOLISIAN MAHASISWA ANGKATAN LV LAPORAN PELAKSANAAN ZEMI POLMAS PERTEMUAN KEDUA “PRAKTIK KEGIATAN PETUGAS POLMAS” BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Polisi sebagai suatu alat negara yang memiliki tugas pokok dalam menjaga keamanan dan ketertiban umum, menegakkan hukum dengan melindungi mengayomi dan melayani masyarakat, adalah sebagai tumpuan utama untuk menjaga stabilitas keamanan dalam negeri. Polri dalam upaya untuk menciptakan stabilitas keamanan negara tersebut, sesuai dengan Grand Strategi Polri 2005-2025 salah satu program Polri adalah dengan melaksanakan program pemolisian masyarakat (Polmas) berdasarkan Surat Keputusan Kapolri No.Pol.: Skep/737/X/2005 tanggal 13 Oktober 2005 tentang Kebijakan dan Strategi Penerapan Polmas; Peraturan Kapolri No. 7 bulan September 2008, tentang Pedoman Dasar Strategi Dan Implementasi Pemolisian Masyarakat Dalam Penyelengaraan Tugas Polri; dan Surat Keputusan Kapolri No.Pol.: Skep/433/VII/2006, tentang Panduan Petugas Polmas di BKPM.

Praktek Giat Polmas

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Praktek Giat Polmas

PERGURUAN TINGGI ILMU KEPOLISIAN

MAHASISWA ANGKATAN LV

LAPORAN PELAKSANAANZEMI POLMAS PERTEMUAN KEDUA

“PRAKTIK KEGIATAN PETUGAS POLMAS”

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Polisi sebagai suatu alat negara yang memiliki tugas pokok dalam menjaga

keamanan dan ketertiban umum, menegakkan hukum dengan melindungi

mengayomi dan melayani masyarakat, adalah sebagai tumpuan utama untuk

menjaga stabilitas keamanan dalam negeri. Polri dalam upaya untuk menciptakan

stabilitas keamanan negara tersebut, sesuai dengan Grand Strategi Polri 2005-2025

salah satu program Polri adalah dengan melaksanakan program pemolisian

masyarakat (Polmas) berdasarkan Surat Keputusan Kapolri No.Pol.:

Skep/737/X/2005 tanggal 13 Oktober 2005 tentang Kebijakan dan Strategi

Penerapan Polmas; Peraturan Kapolri No. 7 bulan September 2008, tentang

Pedoman Dasar Strategi Dan Implementasi Pemolisian Masyarakat Dalam

Penyelengaraan Tugas Polri; dan Surat Keputusan Kapolri No.Pol.:

Skep/433/VII/2006, tentang Panduan Petugas Polmas di BKPM.

Pemolisian atau perpolisian masyarakat adalah suatu kegiatan untuk

menciptakan situasi dan kondisi yang aman dan tertib di lingkungan masyarakat

dimana di dalam pelaksanaannya Polri tidak sebagai subyek dan masyarakat tidak

sebagai obyek akan tetapi kegiatan ini dilakukan bersama-sama antara Polri dan

masyarakat melalui kemitraan Polisi dan warga masyarakat dalam menyelesaikan

suatu permasalahan, sehingga dapat dan mampu mendeteksi gejala-gejala yang

dapat menimbulkan permasalahan di masyarakat dan dapat menyelesaikan

Page 2: Praktek Giat Polmas

danmemberikan solusi dalam menghadapi permasalahan yang ada serta mampu

menjaga keamanan dan ketertiban di lingkungan masyarakat setempat.

Pelaksanaan pemolisian masyarakat atau Community Policing ada beberapa

kegiatan pokok atau dasar yang harus dilakukan oleh petugas Polmas antara lain :

tugas di kantor, patroli, kunjungan atau sambang, memberikan informasi, forum

komunikasi, dan kegiatan respon terhadap keadaan darurat seperti mendatangi TKP

kejahatan ataupun kecelakaan lalu lintas. Dimana kegiatan tersebut yang akan

dilakukan oleh petugas Polmas merupakan kegiatan utama dalam kegiatan program

Polmas dengan sasaran akhir adalah terciptanya situasi keamanan dan ketertiban

masyarakat serta dalam lingkup yang lebih luas adalah terjaganya stabilitas

keamanan negara.

Polmas dalam praktiknya yang sudah dalam kurun waktu kurang lebih selama

empat tahun sejak dikeluarkannya Surat Keputusan Kapolri, masih merupakan suatu

program yang belum terlaksana dengan sepenuhnya sempurna karena masih

banyak sebenarnya anggota yang belum memahami bagaimana Polmas sebagai

falsafah, Polmas sebagai suatu kegiatan dan Polmas sebagai suatu bentuk cara

bertindak (CB). Pedoman dan petunjuk pelaksanaan Polmas sudah disusun

sedemikian rupa untuk bisa dijadikan pedoman pelaksanaan tugas di lapangan oleh

anggota Polmas, namun yang lebih penting adalah bagaimana praktik tugas Polmas

tersebut dilaksanakan dengan pengendalian dan pengawasan dari supervisor untuk

mencapai tujuan pokok Polmas diterapkan di Indonesia.

B. Permasalahan

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, permasalahan yang akan dijawab

dalam pembahasan penulisan ini adalah :

1. “Bagaimana sebagai seorang Kapolsek membimbing dan memimpin petugas

Polmas dalam mengenali wilayah dan menyadari keadaan bahaya yang

mengancam seperti adanya sarang teroris di daerahnya ?”

2. “Bagaimana kegiatan petugas Polmas dapat memberikan kontribusi dalam

menekan kejadian kejahatan curanmor ?”

ZEMI POLMAS Angkatan V / 2009 Page 2

Page 3: Praktek Giat Polmas

BAB II

PRESENTASI

A. Anggota Polmas Mengetahui Keadaan Wilayah Tanggung Jawabnya

Misi Community Policing adalah menjaga keamanan dan ketentraman

kehidupan masyarakat setempat. Untuk itu petugas Polmas harus memahami

keadaan lingkungan dan masyarakat, memahami permintaan masyarakat agar

dapat melayani masyarakat secara aktif. Keamanan wilayah bisa dijaga dengan

pemahaman dan kerjasama dengan masyarakat berdasarkan atas hubungan baik

antara polisi dan masyarakat. Hubungan baik itu lahir dari kepercayaan masyarakat

terhadap polisi. Agar mendapat kepercayaan masyarakat, petugas polisi

melaksanakan pelayanan kepada masyarakat dengan tulus dan cepat.

Ada tiga fungsi kegiatan Community Policing. Yang pertama adalah

menyelesaikan masalah yang ada di masyarakat adalah fungsi yang paling penting,

petugas Polmas menangani kesulitan yang dialami masyarakat, misalnya kejahatan,

kecelakaan, anak-anak tersesat, kenakalan remaja, dll. Fungsi yang kedua adalah

Polmas mempu memberikan informasi mengenai keamanan kepada masyarakat,

misalnya dengan membuat berita Berita Polmas. Dengan informasi tentang situasi

keamanan wilayah, masyarakat bisa berusaha mencegah kejahatan bahkan hal itu

juga berarti melaksanakan akuntabilitas kepada masyarakat. Fungsi yang ketiga

adalah memahami kebutuhan masyarakat, petugas Polmas menerima pendapat dan

permintaan masyarakat serta memahami situasi lingkungan dengan teliti, hal ini

menjadi dasar petugas Polmas untuk melakukan kegiatan.

Misi Community Policing dan Fungsi kegiatan Polmas tersebut haruslah bisa

diterapkan dalam tataran praktik bagaimana petugas Polmas mengetahui keadaan

wilayah tanggung jawabnya, maka seorang Kapolsek yang berperan sebagai

supervisor bertanggung jawab dalam pengendalian dan pengawasan pelaksanaan

tugas Polmas haruslah mampu membimbing dan memimpin petugas Polmas dalam

aktifitas tugas rutinnya. Konsep pengendalian dan pengawasan Kapolsek terhadap

ZEMI POLMAS Angkatan V / 2009 Page 3

Page 4: Praktek Giat Polmas

petugas Polmas dapat diaplikasikan dalam tiga bentuk kegiatan yaitu : (a) Membuat

rencana kegiatan, (b) Melaksanakan rapat / meeting dengan petugas Polmas dan (c)

Memberikan motivasi secara berkala kepada anggota Polmas.

a) Rencana Kegiatan

Sebuah organisasi dalam menjalankan operasional kinerjanya haruslah

didasarkan pada Rencana Kegiatan yang telah dibuat sebelum melaksanakan

tugas sebagai pedoman dan acuan dalam melaksanakan kegiatan rutin baik

harian, mingguan maupun bulanan, kegiatan akan berjalan secara simultan,

sehingga tujuan organisasi akan tercapai secara efektif dan efisien. Rencana

kegiatan memuat tentang :

1. Sasaran

2. Kegiatan / cara bertindak

3. Kekuatan jumlah personil

4. Lokasi

5. Penanggung jawab, dan

6. Hasil yang ingin dicapai

Unsur dalam rencara kegiatan tersebut di atas disesuaikan dengan kegiatan

petugas Polmas sehingga dalam praktik pelaksanaan tugas petugas Polmas

akan terkontrol dan terlaksana dengan baik.

b) Meeting / Rapat

Kegiatan meeting / rapat adalah forum penting dalam membentuk situasi

dan kondisi kerja suatu organisasi dengan baik, dimana seorang Kapolsek dapat

menyampaikan arahan, atensi dan penekanan yang perlu diperhatikan oleh

anggota Polmas, meeting juga semestinya dimanfaatkan oleh Kapolsek untuk

mendengarkan dan mengetahui kendala danhambatan yang dihadapi oleh

anggota Polmas dalam melaksanakan tugasnya dan aspirasi keinginan dari

masyarakat yang disampaikan oleh masyarakat melalui anggota Polmas.

Pelaksanaan tugas dalam kurun waktu tertentu haruslah dianalisa dan

dievaluasi untuk mengetahui sejauh mana program kerja yang sudah dituangkan

dalam rencana kegiatan dilaksanakan dalam praktik tugas Polmas, dengan hasil

analisa dan evaluasi pelaksanaan tugas dapat diketahui kendala yang dihadapi

ZEMI POLMAS Angkatan V / 2009 Page 4

Page 5: Praktek Giat Polmas

oleh petugas dan organisasi sehingga bisa diambil suatu kebijakan pemecahan

masalah untuk lebih mengoptimalkan kinerja petugas Polmas.

c) Motivasi

Pemberian motivasi oleh pimpinan dalam hal ini seorang Kapolsek kepada

anggotanya yaitu petugas Polmas sangat besar artinya dalam menumbuhkan

semangat kerja anggota, motivasi tidak cukup disampaikan dalam forum rapat

atau meeting maupun dalam kegiatan arahan pimpinan (APP) saja namun

pemberian motivasi akan lebih memberikan efek bila dilakukan dengan

mendampingi petugas Polmas dan pemberian penghargaan (reward).

Pendampingan adalah kegiatan pimpinan dalam beberapa kesempatan

ikut turun ke lapangan bekerja bersama dengan anggota dalam melaksanakan

tugasnya, contohnya saat petugas Polmas melaksanakan tugas patroli atau

kunjungan ke rumah warga bersama Kapolsek. Dengan parameter tertentu untuk

menilai kinerja anggota yang mendapatkan predikat baik atau berprestasi maka

pimpinan memberikan penghargaan (reward) kepada anggota sebagai bentuk

penghargaan hasil kerja anggota sehingga akan lebih meningkatkan kualitas

kinerja petugas Polmas.

Bentuk pengawasan oleh pimpinan sebagaimana telah penulis jelaskan di

atas hanyalah salah satu bentuk kegiatan manajerial yang dilakukan oleh pimpinan,

namun ada hal lain yang perlu dijelaskan kepada petugas Polmas dalam upaya

mereka megerti tentang keadaan wilayah tanggung jawabnya yaitu dengan

melakukan pendekatan perubahan manajerial. Sistem manajeriak yang ada saat ini

adalah suatu bentuk formal yang sudah dari dulu dilaksanakan yang semestinya

seiring dengan perkembangan masyarakat dan dinamikanya maka perubahan dalam

manajerial pun haruslah up to date. Perubahan manajerial yang bisa diterapkan oleh

Kapolsek dalam membina dan memimpin petugas Polmas agar mengerti tentang

keadaan wilayah tanggung jawabnya adalah memberikan pemahaman kepada

anggota khususnya petugas Polmas tentang konsepsi masyarakat adalah sebagai

mitra kerja bukan lagi hanya sebagai obyek.

ZEMI POLMAS Angkatan V / 2009 Page 5

Page 6: Praktek Giat Polmas

Dengan menjadikan masyarakat sebagai mitra kerja maka seharusnya polisi

haruslah dekat dengan masyarakat dan kemudian bisa bekerjasama dalam

menciptakan keamanan di daerahnya, untuk bisa dekat dan bekerjasama maka

petugas Polmas haruslah mengenal masyarakatnya tidak hanya mengenal sebatas

identitasnya saja namun juga mengenal karakteristik daerah, potensi-potensi yang

bersifat mendukung keamanan maupun potensi-potensi yang dapat menimbulkan

kerawanan ancaman kejahatan. Dengan demikian petugas Polmas bersama dengan

masyarakat akan bisa memetakan wilayah mana yang aman dan daerah mana yang

kurang aman sehingga kegiatan kepolisian maupun kegiatan pengamanan swakarsa

oleh masyarakat dapat difokuskan bekerja secara efektif dan efisien.

Selain itu perubahan manajerial yang semestinya dilakukan secara internal

adalah merubah pandangan anggota bahwa suatu kebijakan adalah produk oleh

pimpinan dan hanya untuk kepentingan pimpinan satuan atas saja sedangkan

anggota adalah hanya sebagai pelaksana, konsep yang salah ini oleh seorang

pemimpin haruslah bisa diluruskan dengan pemikiran bahwa suatu kebijakan

organisasi dalam hal ini adalah Polmas adalah demi kepentingan umum jadi anggota

pun harus merasa bahwa program Polmas juga merupakan bagian dari peran

anggota sehingga dengan rasa memiliki tersebut anggota akan dengan kesadaran

melaksanakan tugasnya dengan penuh tanggung jawab.

Kegiatan penguasaan wilayah tanggung jawab petugas Polmas dilakukan

dengan melakukan pemetaan daerah tugas, yang dibedakan antara daerah Wilayah

dan daerah Kawasan. Daerah Wilayah meliputi daerah pemukiman dari lingkungan

RT / RW, kelurahan, hingga kecamatan. Sedangkan Daerah Kawasan meliputi

daerah obyek kegiatan masyarakat seperti kawasan perbelanjaan, transportasi,

perindustrian dll. Setiap daerah mempunyai kerawanan yang berbeda-beda untuk itu

petugas Polmas harus mampu untuk melakukan pemetaan terhadap kerawanan

daerah tugas tanggung jawabnya sehingga pelaksanaan tugas Polmas akan bisa

dilaksanakan secara efektif dan efisien.

Dalam pelaksanaan tugas penguasaan wilayah tanggung jawab petugas

Polmas, sebagai Kapolsek harus bisa melaksanakan fungsi pengawasan dan

pengendalian dalam bentuk :

a. Jadwal

ZEMI POLMAS Angkatan V / 2009 Page 6

Page 7: Praktek Giat Polmas

Dibuat berdasarkan kalender kegiatan masyarakat yang kemudian

dituangkan dalam bentuk Rencana Kegiatan (Rengiat) petugas Polmas.

Penjadawalan ini sangat penting sebagai bentuk perlindungan, pengayoman dan

pelayanan kepada masyarakat untuk menciptakan keamanan dan ketertiban

masyarakat.

b. Laporan

Dibuat oleh petugas Polmas setiap selesai melaksanakan tugas sesuai

dengan Rengiat yang telah dibuat sebelumnya. Laporan hasil pelaksanaan tugas

ini dibuat sebgai bentuk pertanggungjawaban petugas Polmas bahwa telah

melaksanakan tugasnya dan merupakan bentuk akuntabilitas internal organisasi.

c. Produk Tugas

Selain bentuk laporan hasil penugasan, sarana kontrol lainnya adalah

dalam bentuk bukti hasil tugas, untuk mengetahui dan menguasai wilayah

tugasnya, Kapolsek bisa membuat suatu format laporan kegiatan “Tiada Hari

Tanpa Teman Baru” yang merupakan kegiatan petugas Polmas dalam mengenali

warga masyarakat di wilayah tugasnya. Selain itu petugas Polmas juga dapat

menyampaikan pesan dan informasi kamtibmas melalui pembuatan pamflet,

leaflet atau brosur yang diberikan kepada masyarakat atau ditempelkan di tempat

umum sehingga dapat diketahui oleh masyarakat.

Seperti yang sudah dijelaskan bahwa peran pengawasan dan pengendalian

dari seorang Kapolsek atau pimpinan yang lain sangatlah penting dalam upaya

petugas Polmas dalam menguasai wilayah tanggung jawabnya, dengan penguasaan

terhadap wilayah tugas maka tugas Polmas akan dapat berjalan dengan baik dan

akan terjalin hubungan kerjasama secara sinergis antara petugas Polmas dan

masyarakat di wilayah tugasnya bekerjasama dalam menciptakan dan menjaga

situasi keamanan dan ketertiban masyarakat.

B. Kegiatan Polmas Mampu Menekan Curanmor

Penguasaan wilayah yang baik dari anggota Polmas merupakan modal awal

bagaimana kegiatan Polmas mampu memelihara keamanan dan ketertiban

ZEMI POLMAS Angkatan V / 2009 Page 7

Page 8: Praktek Giat Polmas

wilayahnya, tidak hanya dalam pencegahan kejahatan saja namun juga dalam

menangani kejahatan tersebut. Kegiatan Polmas secara simultan dan sinergis

dengan kegiatan masyarakat merupakan metode pencegahan berbagai jenis

kejahatan yang sangat efektif, termasuk juga pencegahan dan dalam upaya

menekan kejahatan pencurian kendaraan bermotor (curanmor).

Jenis kejahatan curanmor saat ini cukup banyak terjadi karena banyak faktor

yang mempengaruhi, diantaranya adalah dengan meningkatnya kesejahteraan

masyarakat sehingga mampu membeli kendaraan bermotor, kemudahan dalam

membeli dengan menggunakan jasa kredit, lahan parkir yang kurang memadai

sehingga banyak kendaraan bermotor yang parkir di tempat yang tidak aman.

Beberapa faktor di atas merupakan faktor – faktor kerawanan terjadinya kejahatan

curanmor.

Upaya kegiatan Polmas dalam menekan kejadian curanmor digolongkan

dalam 5 (lima) tahapan kegiatan Polmas, yaitu :

a. Pembinaan & Penyuluhan (Binluh)

Kegiatan pembinaan dan penyuluhan dilaksanakan oleh petugas Polmas

dengan sasaran utama adalah menciptakan kesadaran masyarakat tentang

keamanan dan ketertiban umum. Pemahaman terhadap keamanan yang herus

diubah adalah stigma yang ada dalam masyarakat bahwa keamanan adalah

tugas / urusan dari aparan keamanan saja, stigma ini yang perlu dirubah oleh

petugas Polmas bahwa keamanan merupakan tugas semua setiap angota

masyarakat dan merupakan tanggung jawab bersama.

Dengan tingkat kesadaran yang tinggi akan meningkatkan rasa perduli

masyarakat terhadap keamanan lingkungannya, maka masyarakat akan lebih

awas terhadap situasi dan kondisi di sekitarnya. Pemilik kendaraan bermotor

akan lebih berhati-hati dalam memarkir kendaraan bermotornya, mungkin juga

dengan menambahkan kunci ganda atau kunci pengaman yang lainnya, warga

akan lebih awas terhadap orang-orang asing yang ada di wilayah

pemukimannya.

b. Patroli Rutin

ZEMI POLMAS Angkatan V / 2009 Page 8

Page 9: Praktek Giat Polmas

Kegiatan rutin petugas Polmas dalam bentuk patroli sangat penting dalam

upaya mencegah atau menekan terjadinya kejahatan curanmor, kegiatan patroli

yang dimaksud bukanlah hanya sekedar perpindahan keberadaan petugas dari

suatu titik ke titik yang lain namun yang lebih penting adalah selama pergeseran

posisi petugas atau selama patroli adalah bagaimana petugas Polmas bisa

memberdayakan panca indra fisik dan insting kepolisian.

Pemberdayaan panca indra dimaksudkan adalah petugas akan lebih awas

dengan daerah patrolinya dalam arti adalah benar-benar mampu melakukan

pengawasan baik dengan melihat, mendengar ataupun merasakan. Sedangkan

insting kepolisian juga sangat berperan penting selama kegiatan patroli sehingga

akan lebih awas terhadap hal-hal yang mencurigakan.

c. Kunjungan

Kegiatan petugas Polmas dengan melakukan kunjungan ke rumah warga

akan mampu memberikan pengawasan terhadap properti yang dimiliki oleh

warga seperti apabila ada warga yang memarkir kendaraan di tempat yang

kurang aman maka petugas Polmas bisa mengingatkan kepada warga untuk

memindahkan parkir kendaraan warga tersebut ke tempat yang lebih aman.

d. Pelayanan Informasi

Kegiatan Polmas dalam memberikan informasi keamanan kepada warga

baik melalui penyampaian secara langsung maupun penyampaian dengan

sarana pamflet, leaflet yang ditempel di tempat-tempat umum yang mudah

terlihat oleh warga akan memberikan pengetahuan sehingga warga akan

mengerti tentang kejahatan yang terjadi di wilayahnya, apabila yang banyak

terjadi adalah kejahatan curanmor maka masyarakat akan lebih awas terhadap

kejahatan curanmor dan akan lebih waspada.

e. Pelaporan

Pelaksanaan pelaporan yang dimaksud bukan hanya pelaporan oleh

petugas Polmas kepada satuan yang Polsek / Polres saja namun juga

bagaimana sistem pelaporan yang baik dari mulai laporan warga kepada petugas

Polmas yang kemudian diteruskan kepada satuan atas. Dengan sistem

pelaporan yang baik maka suatu kejahatan akan dengan cepat ditangani dan

ZEMI POLMAS Angkatan V / 2009 Page 9

Page 10: Praktek Giat Polmas

diungkap, dengan sistem tersebut maka secara simultan akan dapat menurunkan

tingkat kejahatan curanmor karena calon pelaku kejahatan sudah mengetahui

bahwa sistem pelaporan yang ada di wilayah sasarannya sudah baik dan akan

resiko tertangkap akan sangat besar bagi pelaku kejahatan.

BAB III

D I S K U S I

A. Pertanyaan

Mahasiswa Wirdhanto Hadicaksono :

Apa upaya yang dilakukan guna menjadikan sistem polmas lebih efektif, tidak

terpengaruh oleh pergantian pimpinan ?

Mahasiswa Ronaldo Siregar :

Dalam pencegahan curanmor, hendaknya lebih baik dengan menggunakan

konsep crime prevention dengan pengkajian lebih lanjut sesuai dengan

karakterisrik kerawanan daerah masing-masing.

Mahasiswa Ricko Abdilah :

Salah satu upaya mengatasi curanmor di wilayah lampung selatan, lebih dulu

dengan melakukan upaya persuasif kepada masyarakat agar menyerahkan

kendaraan bermotor ilegal (hasil curanmor) kepada polisi dan apabila belum

terlaksana maksimal, maka dilakukan upaya represif (razia).

B. Jawaban & Tanggapan

Mahasiswa Wirdhanto Hadicaksono :

Salah satu metode yang diterapkan di wilayah tugas Mahasiswa Wirdhanto untuk

mengatasi curanmor, adalah dengan menyadarkan masyarakat bahwa mereka

ZEMI POLMAS Angkatan V / 2009 Page 10

Page 11: Praktek Giat Polmas

juga bertanggung jawab atas terjadinya curanmor. Metode tersebut berhasil

diterapkan di wilayah Tamansari karena adanya pengaruh karakteristik wilayah

setempat, contoh : menyatakan bahwa wilayah tertentu rawan curanmor, maka

masyarakat akan lebih waspada.

Mahasiswa Setyo Bimo :

1) Seharusnya ada sistem aplikasi polmas oleh Polri yang seragam secara

nasional. Namun hal tersebut perlu pemikiran lebih lanjut, konsep Polmas

yang diadopsi dari Jepang melalui kerjasama dalam program JICA tidak bisa

diterapkan secara total dalam arti bahwa konsep tersebut yang memang

cocok untuk diterapkan di Jepang tidak bisa secara utuh diterapkan di

Indonesia namun haruslah disesuaikan dengan nilai-nilai norma yang ada

dalam kultur kehidupam masyarakat Indonesia dan terutama terhadap

pelaksana program ini yaitu Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI).

2) Pergantian pimpinan memang merupakan hal yang sangat berpengaruh

terhadap suatu kebijakan, selama ini bila ada kebijakan dari seorang

pimpinan yang kemudian digantikan oleh pimpinan yang lain maka akan

terjadi perubahan terhadap kebijakan tersebut bahkan kebijakan yang

sebelumnya tidak akan dilaksanakan atau diterapkan lagi. Sehingga kultur

kerja yang seperti ini menciptakan pola pikir anggota terhadap kebijakan baru

Polmas dianggap sebagai salah satu kebijakan pimpinan saat ini yang

mungkin suatu saat nanti bila pimpinan berganti kebijakan program Polmas ini

tidak akan dijalankan lagi. Pola pikir inilah yang menyebabkan pelaksanaan

tugas anggota Polmas cenderung tidak dilaksanakan secara optimal dan

maksimal. Untuk itulah diperlukan suatu komitmen program yang harus

berjalan secara berkelanjutan, siapapun pimpinan yang sedang menjabat

seharusnya program yang sudah dibuat dalam jangka waktu tertentu haruslah

tetap berjalan sebagaimana mestinya.

3) Metode penanganan curanmor melalui kegiatan petugas Polmas di wilayah

tugas Mahasiswa Wirdhanto sudah bagus karena masyarakat telah memiliki

ZEMI POLMAS Angkatan V / 2009 Page 11

Page 12: Praktek Giat Polmas

tingkat kesadaran dan partisipasi yang tinggi dalam mengatasi curanmor,

namun permasalahan yang dihadapi di Indonesia bahwa karakteristik di

setiap daerah tidaklah sama, tingkat pendidikan, pemahaman dan kesadaran

masyarakat juga tidaklah sama sehingga pola yang tepat digunakan di suatu

daerah tidak bisa secara serta merta diterapkan di daerah lain.

BAB IV

KESIMPULAN

Praktik pelaksanaan tugas Polmas dalam menguasai wilayah tugas dan

tanggung jawabnya sangat penting untuk dilaksanakan dengan baik, karena dengan

penguasaan wilayah yang baik petugas Polmas akan mampu untuk mengetahui

karakteristik daerah dan warga masyarakat yang tinggal di wilayah tugasnya.

Seorang Kapolsek dalam membimbing dan mengarahkan petugas Polmas dalam

upaya mampu menguasai wilayahnya haruslan lebih menekankan kepada pola-pola

pengawasan dan pengendalian yang baik sehingga sasaran tugas akan tercapai

secara efektif dan efisien.

Seorang petugas Polmas yang sudah menguasai wilayah tugasnya akan bisa

mempetakan daerah yang rawan terhadap kejahatan curanmor sehingga

pelaksanaan kegiatan Polmas dapat lebih di fokuskan di daerah yang rawan

kejahatan curanmor tersebut. Selain itu petugas Polmas harus lebih pro-aktif dalam

mengajak warga masyarakat untuk lebih memahami dan menyadari tentang

kebersamaan dalam tanggung jawab situasi keamanan dan ketertiban lingkungan.

Seharusnya ada sistem aplikasi polmas oleh Polri yang seragam secara

nasional, pergantian pimpinan memang merupakan hal yang sangat berpengaruh

terhadap suatu kebijakan. Untuk itulah diperlukan suatu komitmen program yang

harus berjalan secara berkelanjutan, siapapun pimpinan yang sedang menjabat

seharusnya program yang sudah dibuat dalam jangka waktu tertentu haruslah tetap

berjalan sebagaimana mestinya.

ZEMI POLMAS Angkatan V / 2009 Page 12

Page 13: Praktek Giat Polmas

Jakarta, Nopember 2009Penulis

SETYO BIMO ANGGORONo. Mhs. 6874

ZEMI POLMAS Angkatan V / 2009 Page 13