Upload
others
View
8
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Jurnal LINK, 14 (2), 2018, 60 - 67DOI: 10.31983/link.v14i2.3764
Copyright © 2018, Jurnal LINK,e-ISSN 2461 - 1077
http://ejournal.poltekkes-smg.ac.id/ojs/index.php/link
_________________________________________________________________
PRAKTEK KERJA NYATA INTER PROFESSIONALCOLLABORATION (PKN-IPC)MAMPUMENINGKATKAN
DERAJAT KESEHATANMASYARAKAT
Warijan Warijan*)1) ; Marsum Marsum1) ; Nina Indriyawati1) ; Marichatul Jannah1)
1)Poltekkes Kemenkes SemarangJl. Tirto Agung ; Pedalangan ; Banyumanik ; Semarang
Abstrak
PKN IPC sebagai proses pembelajaran dilapangan bagi mahasiswa dikolaborasikan dalamberbagai disiplin ilmu direncanakan secara sistematis dan terpadu berdasarkan permasalahanyang digali dari keluarga dan dirumuskan bersama keluarga. Program PKN IPC dengan tema,Pemberdayaan Kesehatan dan Gizi Keluarga Berbasis Potensi Lokal yang diharapkan dapatmeningkatkan empati, kepedulian, kerjasama mahasiswa dari berbagai latar belakang keilmuandengan pendekatan kolaboratif untuk peningkatan kualitas hidup keluarga dan masyarakat danmendorong terciptanya learning community. Program PKN-IPC sebagai bentuk pengabdianmasyarakat dilaksanakan untuk membantu menyelesaikan persoalan pembangunan kesehatan didaerah secara kolaboratif. Kegiatan ini terlaksana pada tanggal 2-21 Juli 2018 di 16 desaKecamatan Bringin dan 9 desa Kecamatan Bancak, Kabupaten Semarang. Peserta berjumlah 432mahasiswa dari 5 Jurusan dan didampingi oleh 25 dosen pembimbing lapangan.
Kata kunci: derajat kesehatan ; praktek kerja nyata ; inter professional collaboration
Abstract
[REAL WORK PRACTICE INTER PROFESSIONAL COLLABORATION (PKN-IPC) IS ABLETO IMPROVE COMMUNITY HEALTH STATUS] PKN-IPC as a learning process in the field forstudents is collaborated in various disciplines planned systematically and integrated based on theproblems that are explored from the family and formulated with family. PKN-IPC program withthe theme, Local Potential-Based Family Health and Nutrition Empowerment which is expected toincrease empathy, care, collaboration of students from various scientific backgrounds with acollaborative approach to improve the quality of family and community life and encourage thecreation of learning communities. PKN-IPC program as a form of community service is carried outto help solve problems of health development in the region collaboratively. This activity wascarried out on 2-21 July 2018 in 16 villages in Bringin Sub-district and 9 villages in BancakSub-district, Semarang District. There were 432 students from 5 majors and were accompanied by25 field supervisors.
Keywords: health status ; real work practice ; inter professional collaboration
1. Pendahuluan
Praktek Kerja Nyata Inter ProfesionalCollaboration (PKN IPC) di LingkunganPoliteknik Kesehatan Kemenkes Semarangdilaksanakan pada tahun 2018 sebagai prosespembelajaran di lapangan bagi mahasiswadalam mengkolaborasikan berbagai disiplin ilmudan sekaligus sebagai wahana pemberdayaan
kesehatan keluarga. Skema ini direncanakan dandilaksanakan secara sistematis dan terpaduberdasarkan permasalahan yang digali darikeluarga, dirumuskan dan dilaksanakanbersama keluarga. Dari kegiatan ini diharapkandapat memacu kemampuan keluarga dalammengenali masalah, pengembangan diri danlingkungannya sehingga kualitas hidup,kesehatan dan kesejahteraannya meningkat.
Program PKN IPC Poltekkes KemenkesSemarang dengan tema “Pemberdayaan
*) Warijan WarijanE-mail: [email protected]
Jurnal LINK, 14 (2), 2018, 61 - 67DOI: 10.31983/link.v14i2.3764
Copyright © 2018, Jurnal LINK,e-ISSN 2461 - 1077
Kesehatan dan Gizi Keluarga Berbasis PotensiLokal” merupakan bentuk perwujudan visi danmisi Poltekkes Kemenkes Semarang dalammenunjang Tri Dharma Perguruan Tinggi -khususnya di bidang Pengabdian Masyarakat.Melalui Program ini diharapkan dapatmeningkatkan empati, kepedulian, kerjasamamahasiswa dari berbagai latar belakangkeilmuan dengan pendekatan kolaboratif untukpeningkatan kualitas hidup keluarga danmasyarakat serta mendorong terciptanyalearning community.
Pelaksanaan Program ini sebagai bentukpendidikan dengan cara memberikanpengalaman belajar kepada mahasiswa untukhidup di tengah masyarakat di luar kampus.Bersama dengan masyarakat, mahasiswa secaralangsung dapat mengidentifikasi sertamenangani masalah kesehatan dan lingkunganyang terjadi. Kegiatan-kegiatan yang dilakukanuntuk membantu menyelesaikan persoalanpembangunan kesehatan di daerah dilakukansecara kolaboratif dari berbagai jenis latarbelakang pendidikan kesehatan.
Kegiatan PKN IPC ini diharapkan dapatmenjadi kegiatan civitas akademika PoltekkesKemenkes Semarang dalam membantumemberikan solusi terhadap permasalahankesehatan masyarakat pedesaan dan dapatmenjadi suatu kegiatan yang berkesinambungandan berkelanjutan dalam pemberdayaankesehatan masyarakat desa. Oleh karena itu,perlu ada suatu mekanisme pengaturan dankoordinasi kegiatan pengabdian masyarakatyang terstruktur dan berkesinambungan olehinstitusi Poltekkes Kemenkes Semarang sehinggaluaran dan dampak yang dihasilkan dapat lebihbaik dan lebih dirasakan oleh masyarakat luas.
Berdasarkan latar belakang tersebut,keberadaan tenaga kesehatan serta pihak-pihakyang memiliki tanggung jawab untukmenggerakkan masyarakat dalam melakukanperubahan perilaku yang mendasariterbentuknya keluarga sehat berdasarkanindikator keluarga sehat di KabupatenSemarang.
2. MetodeTema kegiatan PKN-IPC yaitu
pemberdayaan kesehatan dan gizi keluargaberbasis potensi lokal. Kegiatan ini terselenggarapada tanggal 2-21 Juli 2018 di Kabupaten
Semarang dengan rincian jadwal sebagaiberikut :
Tabel 1. Jadwal Kegiatan PKN-IPC
PKN-IPC dilaksanakan di dua kecamatan diKabupaten Semarang, yaitu Kecamatan Bancakdan Kecamatan Bringin.
Tabel 2.Mapping lokasi PKN-IPC
Setiap desa di tempati oleh 17-18 mahasiswaPKN-IPC yang terdiri dari berbagai ProgramStudi Sarjana Terapan yaitu KeperawatanSemarang dan Magelang, Kebidanan Semarangdan Magelang, Teknik Radiodiagnostik danRadioterapi Semarang, Gizi, Keperawatan Gigi,Kesehatan Lingkungan.
Peserta adalah mahasiswa Program SarjanaTerapan Poltekkes Kemenkes Semarang yangtelah menyelesaikan perkuliahansekurang-kurangnya 100 SKS dengan IPK > 2dan telah melakukan registrasi untuk mengikutiPKN-IPC ini. Mahasiswa yang telah memenuhisyarat tersebut dan berhak mengikuti PKN-IPCberjumlah 430 mahasiswa.
Narasumber yang terlibat dalam kegiatan
No Kegiatan DurasiPelaksana
an1 Pembekalan DPL dan Mahasiswa 1 hari
2 Survey 12 Indikator Keluarga Sehat 2 hari3 Analisis hasil survey dan identifikasi
masalah1 hari
4 Penyusunan rencana program 1 hari5 Sosialisasi program 1 hari6 Pelaksanaan program 1 hari7 Evaluasi program 1 hari
Total 21 hari
Kecamatan Bringin Kecamatan Bancak1. Desa Bringin 1. Desa Bancak2. Desa Pakis 2. Desa Bantal3. Desa Tempuran 3. Desa Boto4. Desa Nyemoh 4. Desa Jlumpang5. Desa Wiru 5. Desa Lembu6. Desa Gogodalem 6. Desa Plumutan7. Desa Kalikurmo 7. Desa Pucung8. Desa Sambirejo 8. Desa Rejosari9. Desa Kalijambe 9. Desa Wonokerto10. Desa Tanjung11. Desa Banding12. Desa Truko13. Desa Sendang14. Desa Lebak15. Desa Rembes16. Desa Popongan
Jurnal LINK, 14 (2), 2018, 62 - 67DOI: 10.31983/link.v14i2.3764
Copyright © 2018, Jurnal LINK,e-ISSN 2461 - 1077
ini meliputi Bupati Kabupaten Semarang, CamatBancak dan Bringin, Kepala Puskesmas Bancakdan Bringin serta Motivator Entrepreneurshipdari Kuncen Farm. Fasilitator merupakan panitiapenyelenggara yang dibentuk dan ditetapkanmelalui SK Direktur Poltekkes KemenkesSemarang. Fasilitator berkoordinasi denganKetua Program Studi di setiap jurusan/prodi.
Kegiatan mahasiswa dilapangan akan dibimbing oleh Dosen Pembimbing Lapangan(DPL) yang ditetapkan melalui SK Direktur. Ada25 DPL yang membimbing mahasiswa selama didesa yang tersebar di 25 Desa di 2 Kecamatan.Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) merupakandosen yang ditunjuk melalui SK Direktur untukmembimbing dan mengarahkan mahasiswadalam pelaksanaan praktek PKN-IPC di lahanagar tujuan yang di inginkan dapat tercapaisecara optimal.
Tahap pelaksanaan kegiatan diawali dengansurvei data. Kegiatan ini dilakukan pada minggupertama saat mahasiswa tinggal di desa.Survey dilaksanakan selama 2 hari denganInstrumen Program Indonesia Sehat (PIS)Pendekatan Keluarga. Sampel dalam surveyPKN-IPC adalah sebagian dari Populasi ygdihitung dengan pendekatan estimasi proporsi,berdasarkan angka keluarga tidak sehat diKecamatan Gemawang sebesar 10,6% (tahun2016) dengan d =0.01 dan design effect =1diperoleh minimal sampel sebesar 3641. Denganpertimbangan tertentu dalam survei ini diambilsampel sebesar 3680 yang tersebar di 25 desa.Setiap Desa diambil sampel sebanyak 140 -150Rumah tangga.
Pengambilan sampel dilakukan secaramultistage: Pada masing-masing desa, darisejumlah RT yang ada dilakukan pengambilansampel RT secara random sebanyak 15-16 RT.Kemudian dari listing sejumlah Keluarga yangada di 15-16 RT tersebut dilakukan pengambilansampel keluarga secara proporsional randomsampling menurut RT. Hasil sampling PKNIPC tahun 2017 diperoleh sampel sebanyak 3680rumah tangga, yang tersebar di 16 Desa padaKecamatan Bringin dan 9 Desa pada KecamatanBancak. PKN-IPC tahun 2018mempertimbangkan menggunakan data kohort,maka sampel PKN IPC tahun 2018menggunakan sampel survei PKN IPC tahun2017.
Analisis data dilakukan oleh mahasiswa dimasing-masing desa untuk mempelajari dan
menguji data dalam rangka untuk menetapkanmasalah kesehatan. Analisis data dilakukanuntuk menentukan kebutuhan kesehatankomunitas, kekuatan komunitas, pola responkesehatan, kesehatan keluarga dan trenpemanfaatan pelayanan kesehatan.Langkah-langkah pengkajian sebagai berikut: 1)Mengkategorikan data; 2) Meringkas data perkategori; 3) Mengidentifikasi perbedaan datadan penghapusan data; 4) Membuat simpulan.
Program PKN-IPC yang terlaksana diKabupaten Semarang terdiri dari programtematik, program non tematik dan programfakultatif. Rencana program dimusyawarahkandengan segenap tokoh formal dan informaldalam Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)dan kesepakatan tersebut dituangkan dalamdokumen komitmen pelaksanaan programpeningkatan IKS. Berikut ini rincian programyang terlaksana di kecamatan Bancak danBringin:
Tabel 3. Program Tematik dan Non Tematik diKecamatan Bancak dan Bringin, KabupatenSemarang
Program Tematik Program Non TematikAdvokasi peduli stuntingkepada para Kades danpejabat tingkat kecamatan
Pembinaan peternakankambing
Expo pangan lokal untukmencegah stunting
Penyuluhan PHBS
Penyuluhan peduli stuntingpada remaja dan ibu hamil
Bimbingan belajar
Penyuluhan bahaya merokok Partisipasi pengajian rutin tiapdusun
Penyuluhan pemanfaatanJaminan Kesehatan Nasional(JKN)
Partisipasi kegiatan posyandutiap dusun
Penyuluhan tentanghipertensi
Penyuluhan sampah organikdan anorganik
Revitalisasi posyandu lansia Penyuluhan cara menggosokgigi yang benar
Penyuluhan filtrasi air Presentasi produk MP-ASIdan Finger Food
Penyuluhan ASI Ekslusif Partisipasi mengajar mengajisetiap hari setelah sholatmagrib
Peyuluhan KB Cek TTVGerakan stop generasimerokok
Sholat subuh bersama
Penyuluhan tentang TB Kegiatan jumat bersih dansenam sehat
Penyuluhan pembuanganlimbah dan sampah
Posko Kesehatan
Pembuatan Taman GiziPenyuluhan kesehatanreproduksi
Jurnal LINK, 14 (2), 2018, 63 - 67DOI: 10.31983/link.v14i2.3764
Copyright © 2018, Jurnal LINK,e-ISSN 2461 - 1077
Tabel 4. Program Fakultatif di KecamatanBancak dan Bringin, Kabupaten Semarang
Kecamatan Bancak Kecamatan BringinMelatih senam ibu-ibu desa Melatih senam ibu-ibu desa
Pelatihan seni tari remajadesa
Pelatihan seni tari anak desaBoto
Kerja bakti bersamamasyarakat
Kerja bakti bersamamasyarakat
Jalan sehat dan senam antihipertensi
Jalan sehat bersamaanak-anak
Lomba adzan dan surahpendekLomba anakLomba kaligrafiSenam lansia
3. Hasil dan Pembahasan
Pendekatan keluarga telah dilaksanakanuntuk mendukung tujuan Indonesia Sehat 2030.Ada beberapa daerah terpencil di kabupatenSemarang yang memiliki status kesehatankurang. Poltekkes Kemenkes Semarangmelakukan pendidikan antar profesi untukpenanganan masalah kesehatan denganmenggunakan strategi "one team one family".Tujuan dari penelitian ini adalah untukmendeskripsikan status kesehatan keluarga danmenguraikan setiap indikator status.
Metode: Ukuran sampel ditentukan denganteknik survei dengan multistage sampling.Keluarga yang dilibatkan dalam kegiatan inisebesar 3680 keluarga dari daerah terpencil dikecamatan Bringin dan Bancak, KabupatenSemarang. Status kesehatan keluargadikategorikan menjadi tiga yaitu sehat, pra-sehat,dan tidak sehat dengan menggunakan 12indikator keluarga sehat dari KementerianKesehatan.
Berikut ini hasil survei kategori keluargasehat di kecamatan Bancak dan Bringin:
Gambar 1. Hasil Survey Kategori Keluarga Sehat diKecamatan Bancak dan Bringin Tahun 2018
Hasil survey kategori keluarga sehat diKecamatan Bancak tahun 2018 pada kategorikeluarga tidak sehat (16,5%); keluarga pra sehat(65,9%); keluarga sehat (17,6%). Kategorikeluarga tidak sehat di Kecamatan Bringin(14,6%); keluarga pra sehat (68,3%); keluargasehat (17,1%).
Gambar 2. Hasil Survey Keluarga MengikutiProgram KB (wanita menikah 10-54 & tidak
hamil/pria menikah ≥ 10 tahun)
Hasil survey Keluarga yang MengikutiProgram KB di Kecamatan Bringin tahun 2018(55,3%); Kecamatan Bancak tahun 2018 (52%).Sedangkan keluarga yang tidak mengikutiprogram KB di Kecamatan Bringin tahun 2018(44,7%); Kecamatan Bancak tahun 2018 (48%).
Gambar 3. Hasil Survey Bayi usia 0-11 bulandiberikan imunisasi lengkap: HB0, BCG, DPT-HB1,PT-HB2, DPT-HB3, Polio1, Polio2, Polio3, Polio4,
Campak (AK berumur 12-23 bulan)
Gambar 4. Hasil Survey Pemberian ASI Ekslusif bayi0-6 bulan (AK berumur 6-23 bulan)
Jurnal LINK, 14 (2), 2018, 64 - 67DOI: 10.31983/link.v14i2.3764
Copyright © 2018, Jurnal LINK,e-ISSN 2461 - 1077
Gambar 5. Hasil Survey Pemantauan PertumbuhanBalita (AK berumur 2-59 bulan
Hasil survey bayi dengan imunisasi lengkap:HB0, BCG, DPT-HB1, PT-HB2, DPT-HB3, Polio1,Polio2, Polio3, Polio4, Campak (AK berumur12-23 bln) di Kecamatan Bringin tahun 2018(88,8%); bayi dengan imunisasi tidak lengkap(11,2%). Sedangkan bayi dengan imunisasilengkap di Kecamatan Bancak (88,4%); bayidengan imunisasi tidak lengkap di KecamatanBringin (11,6%).
Hasil survey pemberian ASI Ekslusif bayi0-6 bulan (AK berumur 6-23 bulan) diKecamatan Bringin pada tahun 2018 (75,7%);pemberian ASI tidak eksklusif pada bayi 0-6bulan (24,3%). Sedangkan pemberian ASIEksklusif bayi 0-6 bulan di Kecamatan Bancakpada tahun 2018 (81,9%); pemberian ASI tidakeksklusif pada bayi 0-6 bulan (18,1%).
Hasil survey pemantauan pertumbuhanbalita (AK berumur 2-59 bulan) di KecamatanBringin pada tahun 2018 (94,3%); tidakdilakukan pemantauan pertumbuhan balita(5,7%). Sedangkan pemantauan pertumbuhanbalita di Kecamatan Bancak pada tahun 2018(93,7%); tidak dilakukan pemantauanpertumbuhan balita (6,3%).
Gambar 6. Hasil Survey Penderita TB paru yangberobat sesuai standar selama 6 bulan (AK berumur ≥
15 tahun)
Hasil survey pada penderita TB Paru yangberobat sesuai standar selama 6 bulan (AKberumur ≥ 15 tahun) di Kecamatan Bringin padatahun 2018 (18,4%); penderita TB Paru yangberobat tidak sesuai standar (81,65). Sedangkanpenderita TB paru yang berobat sesuai standardi Kecamatan Bancak pada tahun 2018 (22,4%);penderita TB Paru yang berobat tidak sesuaistandar (77,6).
Gambar 7. Hasil Survey Penderita hipertensi yangberobat teratur (AK berumur ≥ 15 tahun)
Hasil survey penderita hipertensi yangberobat teratur (AK berumur ≥ 15 tahun) diKecamatan Bringin pada tahun 2018 (37%);penderita hipertensi yang berobat tidak teratur(63%). Sedangkan penderita hipertensi yangberobat teratur di Kecamatan Bancak pada tahun2018 (34,9%); penderita hipertensi yang berobattidak teratur (65,1%).
Gambar 8. Hasil Survey Ada anggota keluarga yangmerokok (AK semua umur)
Hasil survey ada anggota keluarga yangmerokok di Kecamatan Bringin pada tahun 2018(42,7%); tidak ada anggota keluarga yangmerokok (57,3%). Sedangkan ada anggotakeluarga yang merokok di Kecamatan Bancakpada tahun 2018 (45,7%); tidak ada anggotakeluarga yang merokok (54,3%).
Jurnal LINK, 14 (2), 2018, 65 - 67DOI: 10.31983/link.v14i2.3764
Copyright © 2018, Jurnal LINK,e-ISSN 2461 - 1077
Gambar 9. Hasil survey sekeluarga sudah menjadianggota JKN (AK semua umur)
Hasil survey sekeluarga yang sudahmenjadi anggota JKN di Kecamatan Bringinpada tahun 2018 (100%); Kecamatan Bancak(98,2%).
Gambar 10. Hasil survey keluarga mempunyai danmenggunakan sarana air bersih (AK berumur ≥15
tahun)
Hasil survey Keluarga mempunyai danmenggunakan sarana air bersih (AK berumur≥15 tahun) di Kecamatan Bringin pada tahun2018 (93,8%); keluarga tidak mempunyai danmenggunakan sarana air bersih (6,35%).Sedangkan keluarga mempunyai danmenggunakan sarana air bersih di KecamatanBancak pada tahun 2018 (89%); keluarga tidakmempunyai dan menggunakan sarana air bersih(11%).
Gambar 11. Hasil Survey Menggunakan jambankeluarga (AK ≥ berumur 15 tahun)
Hasil survey menggunakan jambankeluarga (AK ≥ berumur 15 th) di KecamatanBringin pada tahun 2018 (100%); KecamatanBancak (98%).
Gambar 12. Hasil survey ada penderita gangguanjiwa berat minum berobat secara teratur
(AK semua umur)
Hasil survey ada penderita gangguan jiwaberat minum diobati secara teratur (AK semuaumur) di Kecamatan Bringin pada tahun 2018(4,3%); penderita gangguna jiwa berat tidakdiobati secara teratur (95,7%). Sedangkanpenderita gangguan jiwa berat minum diobatisecara teratur di Kecamatan Bancak pada tahun2018 (17,2%); penderita gangguna jiwa berattidak diobati secara teratur (82,8%).
Berikut ini hasil survey proporsi stuntingyang berada di Kecamatan Bancak danKecamatan Bringin, kabupaten Semarangbeberapa tahun terakhir:
Gambar 13. Hasil Survey Proporsi Stunting diKecamatan Bancak dan Bringin Tahun 2018 dan
Kabupaten Semarang Tahun 2017
Hasil survey proporsi stunting diKecamatan Bringin Tahun 2018 (15,9; N=223)sedangkan di Kecamatan Bancak (14,4; N=114).
Jurnal LINK, 14 (2), 2018, 66 - 67DOI: 10.31983/link.v14i2.3764
Copyright © 2018, Jurnal LINK,e-ISSN 2461 - 1077
Gambar 14. Hasil Survey Kecenderungan ProporsiStunting di Kabupaten Semarang Tahun 2014-2018
Hasil survey kecenderungan proporsistunting di Kabupaten Semarang mengalamipenurunan di tahun 2018, di Kecamatan Bringin(15,9) dan Kecamatan Bancak (14,3).
Gambar 15. Hasil Survey Proposal Stunting diKecamatan Bringin Tahun 2018
Hasil survey proposal stunting diKecamatan Bringin Tahun 2018 menunjukkanbahwa angka prevalensi tertinggi di DesaKalijambe (61,6%) sedangkan angka prevalensiterendah berada di Desa Banding (1,1%).
Gambar 16. Hasil Survey Proposal Stunting diKecamatan Bancak Tahun 2018
Keterangan:Data Desa Bantal, angka prevalensi stunting
tidak dapat dihitung karena tidak memiliki dataTinggi Badan
Hasil survey proposal stunting diKecamatan Bancak Tahun 2018 menunjukkanbahwa angka prevalensi tertinggi di DesaRejosari (33,1%) sedangkan angka prevalensiterendah berada di Desa Pucung (3%).
4. Simpulan dan SaranProgram PKN IPC Poltekkes Kemenkes
Semarang mengusung tema “PemberdayaanKesehatan dan Gizi Keluarga Berbasis PotensiLokal” yang merupakan bentuk perwujudan visidan misi Poltekkes Kemenkes Semarang dalammenunjang Tri Dharma PerguruanTinggi-khususnya di bidang PengabdianMasyarakat. Program tersebut mampumeningkatkan derajat kesehatan masyarakat dikecamatan Bancak dan Bringin, KabupatenSemarang melalui upaya promotif dan preventif.
Dinas Kesehatan Kabupaten Semarangdiharapkan dapat terus melakukan programpeningkatan kesehatan yang mencakup 12indikator keluarga sehat serta melakukanpemantauan untuk mencapai derajat kesehatanyang optimal. Poltekkes Kemenkes Semarangsenantiasa untuk melakukan pengembangan danmenjaga keberlangsungan program denganmelakukan pengabmas wilayah atau desabinaan.
5. Ucapan Terima KasihTerima kasih disampaikan kepada DIPA
Poltekkes Kemenkes Semarang yang telahmendanai keberlangsungan kegiatan ini.Terimakasih ditujukan pula kepada BupatiKabupaten Semarang, Dinas KesehatanKabupaten Semarang, Kepala Puskesmas Bancakdan Bringin, Camat Bancak dan Bringin, SatuanKerja Perangkat Daerah serta pihak lain yangterkait dalam keberhasilan kegiatan ini.
6. Daftar PustakaBarnsteiner, J.H., Disch, J.M., 2007. Promoting
interprofesional education. Nursing outlook,55 (3), pp.144-50. Available at:http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/17524902
Benedict, L., Robinson, K., Holder, C., 2006.Clinical Nurse Specialist Practice Within
Jurnal LINK, 14 (2), 2018, 67 - 67DOI: 10.31983/link.v14i2.3764
Copyright © 2018, Jurnal LINK,e-ISSN 2461 - 1077
the Acute Care for Elders:Interdisciplinary Team Model. Clin NurseSpecialist.
Clamita M, Sedyowinarso M, Huriyati E,Wahyuningsih MS. 2012. Interprofesional.
Communication Guideline using principle of“Greet-Invite-Discuss”
CIHC. 2007. Interprofessional Education and CoreCompetencies, Literature Review. Canada.DeChurch, L.A., Mesmer-Magnus, J.R.,2010. The cognitive underpinnings ofeffectiveteamwork: ametaanalysis. Journalof Applied Pshycology 95 (1), 32-53
Hall, P., Weaver, L., 2001. InterdisciplinaryEducation Education and Teamwork: aLong and Winding Road.
Reeves, S., Lewin, S., Espin, S., Zwarenstein, M.,& Ed, H. B., 2011. InterprofessionalTeamwork for Health and Social Care., pp.32-33.
Wagner, J., Liston, B. & Miller, J., 2011.Developing interprofessionalcommunication skills. Teaching andLearning in Nursing, 6(3), pp.97-101.Available at:http://linkinghub.elsivier.com/retrieve/pii/S1557308710001149 [Accessed March 25,2012].
World Health Organization., 2010. Framework forAction on Interprofessional Education &Collaborative PracticeKaihatu, T.S. (2006,March). Good corporate governance danpenerapannya di Indonesia. JurnalManajemen dan Kewirausahaan, 8(1), 1-9.