45
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN LABORATORIUM PENGOLAHAN SEL PUNCA UNTUK APLIKASI KLINIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Laboratorium Pengolahan Sel Punca sebagai institusi yang dapat melakukan pengolahan, perbanyakan, diferensiasi dan penyimpanan sementara Sel Punca harus memenuhi persyaratan untuk menjaga mutu, efektivitas serta keamanan agar Sel Punca dapat digunakan untuk kepentingan pelayanan kesehatan; b. bahwa dalam rangka menjamin kualitas pengolahan Sel Punca, izin penyelenggaraan hanya diberikan bagi Laboratorium Pengolahan Sel Punca yang telah memenuhi standar; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Kesehatan tentang Penyelenggaraan Laboratorium Pengolahan Sel Punca Untuk Aplikasi Klinis; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4431); 2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);

Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Mengingat : 1 ...hukor.depkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK No. 50... · nama Menteri memberikan atau menolak permohonan izin ... Pengawas

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Mengingat : 1 ...hukor.depkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK No. 50... · nama Menteri memberikan atau menolak permohonan izin ... Pengawas

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 50 TAHUN 2012

TENTANG

PENYELENGGARAAN LABORATORIUM PENGOLAHAN SEL PUNCA

UNTUK APLIKASI KLINIS

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa Laboratorium Pengolahan Sel Punca sebagai

institusi yang dapat melakukan pengolahan,

perbanyakan, diferensiasi dan penyimpanan

sementara Sel Punca harus memenuhi persyaratan

untuk menjaga mutu, efektivitas serta keamanan

agar Sel Punca dapat digunakan untuk kepentingan

pelayanan kesehatan;

b. bahwa dalam rangka menjamin kualitas pengolahan

Sel Punca, izin penyelenggaraan hanya diberikan

bagi Laboratorium Pengolahan Sel Punca yang telah

memenuhi standar;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu

menetapkan Peraturan Menteri Kesehatan tentang

Penyelenggaraan Laboratorium Pengolahan Sel

Punca Untuk Aplikasi Klinis;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang

Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan

Lembaran Negara Nomor 4431);

2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang

Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2009 Nomor 114, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 5063);

Page 2: Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Mengingat : 1 ...hukor.depkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK No. 50... · nama Menteri memberikan atau menolak permohonan izin ... Pengawas

- 2 -

3. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang

Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 5072);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 1995

tentang Penelitian dan Pengembangan Kesehatan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995

Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 3609);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996

tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 49,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 3637);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2009

tentang Perizinan Pelaksanaan Kegiatan Penelitian,

Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan

dan Teknologi yang Berisiko Tinggi dan Berbahaya

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009

Nomor 113, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 5039);

7. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor

1179A/Menkes/SK/X/1999 tentang Kebijakan

Nasional Penelitian dan Pengembangan Kesehatan;

8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269/Menkes/

Per/III/2008 tentang Rekam Medis;

9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 290/Menkes/

Per/II/2008 tentang Persetujuan Tindakan

Kedokteran;

10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor

1144/Menkes/Per/VIII/2010 tentang Organisasi

dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan (Berita

Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 585);

Page 3: Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Mengingat : 1 ...hukor.depkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK No. 50... · nama Menteri memberikan atau menolak permohonan izin ... Pengawas

- 3 -

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN MENTERI KESEHATAN TENTANG

PENYELENGGARAAN LABORATORIUM PENGOLAHAN

SEL PUNCA UNTUK APLIKASI KLINIS.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:

1. Sel Punca adalah sel tubuh manusia dengan kemampuan istimewa

memperbaharui atau meregenerasi dirinya sendiri (self regenerate/self

renewal) dan mampu berdiferensiasi menjadi sel lain (differentiate).

2. Laboratorium Pengolahan Sel Punca Untuk Aplikasi Klinis yang

selanjutnya disebut Laboratorium Pengolahan Sel Punca adalah

laboratorium penunjang yang melakukan pengolahan, perbanyakan,

diferensiasi dan penyimpanan sementara sel punca non embrionik.

3. Pasien adalah orang yang menerima Sel Punca Darah Tali Pusat untuk

kepentingan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatannya.

4. Menteri adalah Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan

di bidang kesehatan.

5. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal pada Kementerian

Kesehatan yang tugas dan tanggung jawabnya di bidang pembinaan

upaya kesehatan.

BAB II

TUJUAN

Pasal 2

Pengaturan Penyelenggaraan Laboratorium Pengolahan Sel Punca

bertujuan untuk :

a. memelihara dan meningkatkan mutu penyelenggaraan Laboratorium

Pengolahan Sel Punca; dan

b. memberikan kepastian hukum pada Pasien dan penyelenggara

Laboratorium Pengolahan Sel Punca.

Page 4: Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Mengingat : 1 ...hukor.depkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK No. 50... · nama Menteri memberikan atau menolak permohonan izin ... Pengawas

- 4 -

BAB III

PERIZINAN

Pasal 3

(1) Laboratorium Pengolahan Sel Punca dapat diselenggarakan oleh

Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat.

(2) Laboratorium Pengolahan Sel Punca sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) harus diselenggarakan seluruhnya di wilayah Negara

Republik Indonesia.

Pasal 4

(1) Penyelenggaraan Laboratorium Pengolahan Sel Punca harus

mendapat izin.

(2) Izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari izin mendirikan

dan izin operasional.

Pasal 5

(1) Izin mendirikan Laboratorium Pengolahan Sel Punca sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) diberikan oleh pemerintah daerah.

(2) Untuk memperoleh izin mendirikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Laboratorium Pengolahan Sel Punca harus memenuhi persyaratan

yang meliputi:

a. studi kelayakan;

b. master plan;

c. salinan/fotokopi pendirian badan hukum;

d. salinan/fotokopi bukti hak kepemilikan atau penggunaan tanah, atau izin penggunaan bangunan untuk penyelenggaraan kegiatan

atau surat kontrak minimal selama 5 (lima) tahun bagi yang menyewa bangunan untuk penyelenggaraan kegiatan;

e. rekomendasi dinas kesehatan provinsi;

f. Izin Gangguan (HO);

g. dokumen lingkungan atau izin lingkungan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan; dan

h. persyaratan lain sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

Page 5: Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Mengingat : 1 ...hukor.depkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK No. 50... · nama Menteri memberikan atau menolak permohonan izin ... Pengawas

- 5 - (3) Izin mendirikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku selama

2 (dua) tahun dan dapat diperpanjang untuk jangka waktu 1 (satu) tahun.

(4) Apabila dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (3) pemohon yang telah memperoleh izin mendirikan belum atau tidak

melakukan pembangunan Laboratorium Pengolahan Sel Punca, maka pemohon harus mengajukan izin mendirikan baru sesuai ketentuan

izin mendirikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2).

Pasal 6

(1) Izin operasional Laboratorium Pengolahan Sel Punca sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) diberikan oleh Direktur Jenderal

atas nama Menteri.

(2) Untuk memperoleh izin operasional sebagaimana dimaksud pada ayat

(1), Pimpinan Laboratorium Pengolahan Sel Punca harus mengajukan

permohonan tertulis kepada Menteri melalui Direktur Jenderal.

(3) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), diajukan dengan

melampirkan:

1. izin mendirikan;

2. rekomendasi dari dinas kesehatan provinsi;

3. perjanjian kerjasama dengan rumah sakit pendidikan minimal kelas B; dan

4. profil Laboratorium Pengolahan Sel Punca yang akan didirikan, meliputi struktur organisasi kepengurusan, ketenagaan, sarana

dan prasarana, dan peralatan.

(4) Izin operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku selama

5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang kembali.

Pasal 7

(1) Perpanjangan izin operasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6

ayat (4) hanya dapat diberikan sepanjang Laboratorium Pengolahan Sel Punca masih memenuhi persyaratan.

Page 6: Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Mengingat : 1 ...hukor.depkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK No. 50... · nama Menteri memberikan atau menolak permohonan izin ... Pengawas

- 6 -

(2) Permohonan perpanjangan izin operasional sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) harus dilakukan paling lambat 3 (tiga) bulan sebelum masa berlaku izin operasional berakhir.

(3) Permohonan perpanjangan izin operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disampaikan kepada Menteri melalui Direktur Jenderal

dengan melampirkan :

a. persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (3);

b. fotokopi izin operasional yang lama; dan

c. laporan penyelenggaraan pelayanan yang telah dilakukan.

Pasal 8

(1) Untuk melakukan penilaian terhadap permohonan izin operasional yang diajukan, Direktur Jenderal atas nama Menteri membentuk Tim

Peninjau Lapangan.

(2) Tim Peninjau Lapangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

melakukan penilaian paling lambat 14 (empat belas) hari kerja sejak permohonan diterima.

(3) Paling lambat 7 (tujuh) hari kerja sejak penilaian dilakukan, Tim Peninjau Lapangan melaporkan hasil penilaian kepada Menteri

melalui Direktur Jenderal.

(4) Laporan hasil penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (3), disertai

kesimpulan dalam bentuk rekomendasi pemberian atau penolakan izin operasional.

(5) Paling lambat 14 (empat belas) hari kerja setelah rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (4) diterima, Direktur Jenderal atas

nama Menteri memberikan atau menolak permohonan izin operasional.

(6) Dalam hal Direktur Jenderal atas nama Menteri menolak permohonan izin operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (5), harus disertai

dengan alasan penolakan.

Page 7: Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Mengingat : 1 ...hukor.depkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK No. 50... · nama Menteri memberikan atau menolak permohonan izin ... Pengawas

- 7 -

Pasal 9

(1) Tim Peninjau Lapangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) terdiri atas wakil dari Kementerian Kesehatan, wakil dari Badan

Pengawas Obat dan Makanan dan Komite Sel Punca.

(2) Tim Peninjau Lapangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

bertugas melakukan penilaian terhadap pemenuhan standar Laboratorium Pengolahan Sel Punca.

(3) Standar Laboratorium Pengolahan Sel Punca sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian

tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

BAB IV

PERSYARATAN

Pasal 10

Penyelenggaraan Laboratorium Pengolahan Sel Punca harus memenuhi

persyaratan yang meliputi struktur organisasi, ketenagaan, sarana dan

prasarana, serta peralatan.

Pasal 11

(1) Struktur organisasi Laboratorium Pengolahan Sel Punca sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 10 paling sedikit terdiri atas kepala laboratorium, penanggung jawab mutu, dan penanggung jawab unit

pengolahan.

(2) Kepala laboratorium sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

bertanggungjawab atas kelangsungan operasional dan manajemen serta berwenang untuk menentukan kebijakan mutu, sistem mutu

dan standar prosedur operasional.

(3) Penanggung jawab mutu sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

bertanggungjawab terhadap sistem kendali mutu guna mengkaji,

memodifikasi dalam hal diperlukan, mengimplementasikan semua

standar prosedur yang berkaitan dengan mutu, dan memonitor

kepatuhan terhadap standar yang telah ditetapkan.

Page 8: Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Mengingat : 1 ...hukor.depkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK No. 50... · nama Menteri memberikan atau menolak permohonan izin ... Pengawas

- 8 - (4) Penanggung jawab unit pengolahan sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) bertanggungjawab atas penerimaan, pengolahan dan pengiriman untuk tujuan pengobatan.

Pasal 12

Kepala laboratorium, penanggung jawab mutu, dan penanggung jawab unit pengolahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1) harus

memiliki kualifikasi pendidikan paling rendah Strata Dua (S2) di bidang ilmu hayati, kedokteran, kedokteran gigi, atau apoteker dan mempunyai

pengalaman atau telah mengikuti pelatihan di bidang sel punca.

Pasal 13

(1) Laboratorium Pengolahan Sel Punca paling sedikit memiliki ruang

preparasi, ruang ganti, ruang pengolahan, dan ruang penanganan

limbah.

(2) Standar ruangan Laboratorium Pengolahan Sel Punca sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang

merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

Pasal 14

(1) Laboratorium Pengolahan Sel Punca harus dilengkapi peralatan

minimal untuk menunjang pelaksanaan pelayanan.

(2) Peralatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dalam keadaan

bersih, terawat dan dikalibrasi secara berkala paling lambat 1 (satu)

tahun sekali sesuai anjuran pabrik yang membuatnya.

(3) Standar peralatan minimal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan

ayat (2) sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan

bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

Page 9: Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Mengingat : 1 ...hukor.depkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK No. 50... · nama Menteri memberikan atau menolak permohonan izin ... Pengawas

- 9 -

BAB V

PENYELENGGARAAN

Bagian Kesatu

Kerja Sama

Pasal 15

(1) Laboratorium Pengolahan Sel Punca harus memiliki perjanjian kerja

sama dengan institusi pendidikan kedokteran dan/atau rumah sakit

pendidikan minimal kelas B.

(2) Perjanjian kerja sama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditujukan

untuk:

a. menjamin keberlangsungan pelayanan, pendidikan dan penelitian

di bidang pengembangan dan pemanfaatan sel punca; dan

b. menjamin pemenuhan etika, hukum dan mutu.

Bagian Kedua

Kesepakatan Dengan Dokter Penanggung Jawab Pasien

Pasal 16

(1) Laboratorium Pengolahan Sel Punca harus memiliki kesepakatan

dalam bentuk perjanjian dengan dokter penanggung jawab Pasien

sebelum proses pelayanan diberikan.

(2) Perjanjian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit

meliputi:

a. permintaan pemrosesan sel punca oleh dokter penanggung jawab

Pasien secara tertulis;

b. lama pemrosesan;

c. kemungkinan penambahan waktu pemrosesan;

d. laporan oleh Laboratorium Pengolahan Sel Punca kepada dokter

penanggung jawab Pasien apabila produk sel punca

hilang/rusak/hal lain yang menyebabkan produk sel punca tidak

dapat digunakan; dan

e. pemusnahan produk sel punca.

Page 10: Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Mengingat : 1 ...hukor.depkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK No. 50... · nama Menteri memberikan atau menolak permohonan izin ... Pengawas

- 10 -

Bagian Ketiga

Pemeriksaan Alat dan Bahan serta Sumber Sel Punca

Pasal 17

(1) Untuk menentukan bahan sumber sel punca dapat diterima untuk

diolah, Laboratorium Pengolahan Sel Punca harus melakukan

pemeriksaan.

(2) Pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) termasuk juga

terhadap alat dan bahan yang berhubungan secara langsung dengan

bahan sumber sel punca.

(3) Hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)

harus dicatat dan didokumentasikan dengan baik.

(4) Pencatatan hasil pemeriksaan terhadap bahan sumber sel punca

meliputi nama sumber (misal bone marrow), nama pengirim, nama

Pasien, tanggal penerimaan, tanggal pengambilan atau kadaluarsa,

hasil pemeriksaan (visual), label, keutuhan, nama penerima,

keterangan dapat diterima tidaknya produk dan keterangan tentang

penanganan produk selanjutnya.

(5) Pencatatan hasil pemeriksaan terhadap alat dan bahan yang

berhubungan secara langsung dengan bahan sumber sel punca

meliputi identifikasi alat dan bahan, nama pabrik, nomor lot, tanggal

penerimaan, tanggal produksi, tanggal kadaluarsa, hasil pemeriksaan

(visual), nama penerima, keterangan barang dapat diterima atau

tidak, sertifikat analisis atau brosur bila ada.

Bagian Keempat

Verifikasi Kelayakan Bahan Sumber Sel Punca

Pasal 18

(1) Sebelum dilakukan pengolahan sel punca, Laboratorium Pengolahan

Sel Punca melakukan verifikasi kelayakan bahan sumber sel punca.

(2) Kriteria kelayakan bahan sumber sel punca sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) meliputi bebas dari Hepatitis B, Hepatitis C, HIV dan

kontaminasi mikroorganisme.

Page 11: Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Mengingat : 1 ...hukor.depkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK No. 50... · nama Menteri memberikan atau menolak permohonan izin ... Pengawas

- 11 -

Bagian Kelima

Pengemasan

Pasal 19

(1) Sel punca harus dikemas dalam wadah tertutup yang steril.

(2) Kemasan sel punca sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus diberi

label yang jelas, benar, ditulis dengan tinta yang tidak mudah luntur,

layak dan cocok dengan kondisi suhu simpan.

(3) Label sebagaimana dimaksud pada ayat (2) paing sedikit memuat:

a. inisial Pasien/subjek;

b. kondisi penyimpanan;

c. jumlah/volume bahan sumber sel punca;

d. tanggal pengambilan bahan sumber sel punca;

e. jenis dan volume antikoagulan atau bahan lain; dan

f. identitas atau kode Laboratorium Pengolahan Sel Punca/institusi

pelaksana.

Bagian Keenam

Pengolahan

Pasal 20

(1) Pengolahan sel punca dilakukan sesuai dengan standar pelayanan,

standar profesi dan standar prosedur operasional.

(2) Pengolahan sel punca untuk perbanyakan sel punca harus

menggunakan sel punca yang sesuai dengan jumlah, viabilitas dan

karakteristik yang dikehendaki.

(3) Pengolahan sel punca untuk 1 (satu) Pasien tidak dilakukan

bersamaan dengan perbanyakan sel punca untuk Pasien lainnya

untuk menghindari terjadinya kontaminasi silang.

(4) Laboratorium Pengolahan Sel Punca harus melakukan pencatatan

dan pengamatan secara berkala terhadap pertumbuhan sel punca.

Page 12: Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Mengingat : 1 ...hukor.depkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK No. 50... · nama Menteri memberikan atau menolak permohonan izin ... Pengawas

- 12 -

Bagian Ketujuh

Pengeluaran Untuk Terapi

Pasal 21

(1) Permintaan produk sel punca dilakukan oleh dokter penanggung

jawab Pasien sebelum produk tersebut dikeluarkan untuk diberikan

kepada Pasien.

(2) Pengeluaran produk sel punca sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

menuju ke tempat terapi harus dilakukan dengan kemasan yang

memenuhi standar untuk menjaga kualitas dan kuantitas sel punca.

(3) Pada saat pengeluaran produk, Laboratorium Pengolahan Sel Punca

harus terlebih dahulu melakukan pengecekan/verifikasi yang paling

sedikit meliputi:

a. nama atau inisial Pasien;

b. identitas produk;

c. jenis produk;

d. bahan yang menyertai produk;

e. identitas petugas yang mengecek bahwa produk tersebut adalah

produk yang diperuntukkan bagi Pasien tersebut;

f. tanggal dan jam produk diletakkan dalam kontainer; dan

g. keadaan produk sel punca (secara visual).

Bagian Kedelapan

Pengiriman Produk

Pasal 22

(1) Produk sel punca sudah harus diterima oleh klinisi/dokter

penanggung jawab segera sebelum tindakan persiapan Pasien

dimulai.

(2) Dokter yang melakukan tindakan pemberian produk sel punca harus

mempunyai prosedur tentang penerimaan dan pemberian produk,

termasuk pengelolaan inkompatibilitas.

Page 13: Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Mengingat : 1 ...hukor.depkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK No. 50... · nama Menteri memberikan atau menolak permohonan izin ... Pengawas

- 13 -

BAB VI

KENDALI MUTU

Pasal 23

(1) Kendali mutu Laboratorium Pengolahan Sel Punca dilakukan secara

internal dan eksternal.

(2) Kendali mutu secara internal sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dilakukan oleh personel Laboratorium Pengolahan Sel Punca yang

tidak bertanggung jawab langsung terhadap aktivitas yang sedang

dinilai.

(3) Kendali mutu secara eksternal sebagaiman dimaksud pada ayat (2)

dilakukan oleh Tim yang ditunjuk oleh Komite Sel Punca.

BAB VII

PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Pasal 24

(1) Penelitian dan pengembangan yang dapat diselenggarakan di

Laboratorium Pengolahan Sel Punca hanya berupa penelitian in vitro.

(2) Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

BAB VIII

PENCATATAN DAN PELAPORAN

Pasal 25

(1) Setiap Laboratorium Pengolahan Sel Punca harus melakukan

pencatatan dan pendokumentasian semua kegiatan yang

berhubungan dengan pengolahan sel punca, penyimpanan sementara

dan pengiriman produk sel punca.

Page 14: Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Mengingat : 1 ...hukor.depkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK No. 50... · nama Menteri memberikan atau menolak permohonan izin ... Pengawas

- 14 -

(2) Pencatatan proses penyelenggaraan pada Laboratorium Pengolahan

Sel Punca sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disimpan dengan

jangka waktu paling lambat 10 (sepuluh) tahun dan harus ditinjau

ulang setiap tahun.

Pasal 26

(1) Laboratorium Pengolahan Sel Punca wajib melaporkan kegiatan dan

perkembangan pemberian pelayanan kepada Menteri melalui Direktur

Jenderal dengan tembusan kepada dinas kesehatan provinsi.

(2) Pencatatan dan pelaporan sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1)

disampaikan setiap 6 (enam) bulan.

(3) Contoh laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sebagaimana

tercantum dalam formulir terlampir.

(4) Segala bentuk pencatatan dan pelaporan yang dilakukan merupakan

dokumen yang harus dijaga kerahasiannya.

BAB IX

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

Pasal 27

(1) Pembinaan dan pengawasan Laboratorium Pengolahan Sel Punca

dilakukan oleh Kementerian Kesehatan, dinas kesehatan provinsi,

dan Komite Sel Punca sesuai tugas, fungsi dan tanggung jawabnya.

(2) Dalam rangka melakukan pembinaan dan pengawasan, Menteri dapat

mengambil tindakan administratif terhadap Laboratorium Pengolahan

Sel Punca yang melakukan pelanggaran terhadap Peraturan Menteri

ini.

(3) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat

berupa teguran lisan, teguran tertulis, pencabutan izin dan

penutupan Laboratorium Pengolahan Sel Punca yang tidak memiliki

izin.

Page 15: Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Mengingat : 1 ...hukor.depkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK No. 50... · nama Menteri memberikan atau menolak permohonan izin ... Pengawas

- 15 -

BAB X

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 28

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan

Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara

Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 20 November 2012

MENTERI KESEHATAN

REPUBLIK INDONESIA,

ttd

NAFSIAH MBOI

Diundangkan di Jakarta

pada tanggal 13 Desember 2012

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA,

ttd

AMIR SYAMSUDIN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2012 NOMOR 1249

Page 16: Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Mengingat : 1 ...hukor.depkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK No. 50... · nama Menteri memberikan atau menolak permohonan izin ... Pengawas

- 16 -

LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI KESEHATAN

NOMOR 50 TAHUN 2012

TENTANG

PENYELENGGARAAN LABORATORIUM

PENGOLAHAN SEL PUNCA UNTUK

APLIKASI KLINIS

STANDAR LABORATORIUM PENGOLAHAN SEL PUNCA

UNTUK APLIKASI KLINIS

I. ORGANISASI

1.1 Struktur Organisasi

1.1.1 Laboratorium Pengolahan Sel Punca harus mempunyai bagan

organisasi yang meliputi semua fasilitas terkait, sekurang-

kurangnya tempat pengambilan, pengolahan, dan

laboratorium pemeriksaan.

1.1.2 Laboratorium Pengolahan Sel Punca harus mempunyai bagan

organisasi staf yang meliputi kepala, penanggung jawab

pengolahan produk sel serta penanggung jawab manajemen

mutu.

1.1.3 Harus ada ketentuan tertulis tentang tanggung jawab dan

kewenangan para pelaksana dan pengelola kegiatan

pelayanan produk sel.

1.1.4 Laboratorium Pengolahan Sel Punca harus menunjuk

penanggung jawab yang bertanggung jawab dan berwenang

untuk berlangsungnya kegiatan operasional, menunjuk

penanggung jawab manajemen mutu dan melakukan

tinjauan manajemen dan juga berwenang untuk mengubah

atau memperbaiki kebijakan mutu, sistem mutu dan

kebijakan dalam pengolahan dan prosedur.

1.1.5 Harus ada kepala laboratorium yang mempunyai

pengetahuan melalui pelatihan dan/atau pengalaman serta

pendidikan berkelanjutan tentang produk sel untuk terapi

yang diproduksi dan bertanggung jawab terhadap aspek

teknis dan pelayanan.

Page 17: Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Mengingat : 1 ...hukor.depkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK No. 50... · nama Menteri memberikan atau menolak permohonan izin ... Pengawas

- 17 -

1.2 Mutu

1.2.1 Kepala Laboratorium Pengolahan Sel Punca harus

menetapkan secara tertulis kebijakan mutu untuk dapat

mencapai dan mempertahankan mutu dalam semua aktivitas

yang dicakup oleh standar ini. Kebijakan mutu

menggambarkan objektif untuk mencapai mutu dan

niat/tekad untuk menghasilkan produk sel punca yang

bermutu. Kepala Laboratorium Pengolahan Sel Punca harus

dapat menjamin bahwa kebijakan mutu dimengerti,

dilaksanakan dan diikuti di seluruh tingkat organisasi.

1.2.2 Harus ada sistem mutu yang terdokumentasi yang dapat

menjamin bahwa produk sel dan pelayanannya sesuai dengan

standar yang ditetapkan.

1.2.3 Harus dibuat dan dilaksanakan kebijakan, pengolahan dan

prosedur untuk menjamin terpenuhinya persyaratan dalam

standar ini.

1.2.3.1 Semua kebijakan, pengolahan dan prosedur harus

tertulis atau disimpan secara elektronik dan harus

dilaksanakan.

1.2.3.2 Kepala Laboratorium Pengolahan Sel Punca harus

berkoordinasi dengan dokter di rumah sakit dan

memeriksa kembali semua kebijakan, pengolahan

dan prosedur medis.

1.2.3.3 Kepala Laboratorium Pengolahan Sel Punca harus

memeriksa dan menyetujui semua kebijakan mutu,

prosedur pengolahan dan prosedur teknis.

1.2.3.4 Harus memiliki prosedur pelulusan yang mencakup

kajian terhadap bahan awal, proses pengolahan dan

hasil uji pengawasan mutu.

1.2.3.5 Harus memiliki rencana operasional kedaruratan

untuk menghadapi efek bencana dan kedaruratan

lain (meliputi kebijakan, pengolahan dan prosedur).

Page 18: Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Mengingat : 1 ...hukor.depkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK No. 50... · nama Menteri memberikan atau menolak permohonan izin ... Pengawas

- 18 -

1.2.4 Harus menetapkan penanggung jawab manajemen mutu dan

para anggotanya yang diberi wewenang untuk menjamin

bahwa sistem mutu yang telah dibuat, dijalankan dan

dipertahankan untuk dapat memenuhi ketentuan dalam

standar ini.

1.2.4.1 Penanggung jawab manajemen mutu harus membuat

laporan triwulan sistem mutu dan laporan tahunan

tentang kondisi menyeluruh penerapan sistem mutu.

1.2.4.2 Laporan ini harus digunakan dalam tinjauan

manajemen dan perbaikan sistem mutu.

1.2.5 Kepala Laboratorium Pengolahan Sel Punca harus meninjau

sistem mutu secara berkala untuk menjamin bahwa sistem

tersebut memenuhi persyaratan dalam standar ini.

II. SUMBER DAYA MANUSIA

Harus tersedia tenaga yang memadai untuk dapat melaksanakan dan

mengelola kegiatan yang tercakup dalam standar ini, meliputi:

2.1 Harus ada persyaratan bagi setiap jabatan di dalam Laboratorium

Pengolahan Sel Punca yang sekurang-kurangnya meliputi:

2.1.1 Kualifikasi tenaga untuk kepala laboratorium, penanggung

jawab mutu, dan penanggung jawab pengolahan sekurang-

kurangnya adalah Strata Dua (S2) dengan latar belakang ilmu

hayati, dokter, dokter gigi, atau apoteker yang mempunyai

pengalaman atau telah mengikuti pelatihan di bidang sel

punca.

2.1.2 Uraian tugas bagi setiap staf.

2.1.3 Sistem dokumentasi setiap staf tentang kualifikasi dasar,

pelatihan awal, kompetensi setiap staf sesuai fungsi yang

dilakukan, kompetensi berkelanjutan setidaknya sekali

setahun serta pelatihan dan bila diperlukan pendidikan

berkelanjutan.

2.2 Harus ada sistem yang dapat menjamin program pelatihan yang

konsisten bagi para pelaksana yang berpengaruh pada mutu

produk atau pelayanan.

Page 19: Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Mengingat : 1 ...hukor.depkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK No. 50... · nama Menteri memberikan atau menolak permohonan izin ... Pengawas

- 19 -

2.3 Evaluasi kompetensi harus dilakukan sebelum melakukan

pekerjaan secara mandiri, selanjutnya setiap tahun atau bila

diperlukan.

2.4 Pelatihan berkelanjutan merupakan syarat yang harus dipenuhi

dan dilaksanakan oleh setiap staf dan terdokumentasi.

2.5 Ada arsip tentang identitas staf seperti nama, tanda tangan, inisial

atau kode dan tanggal mulai bekerja.

III. RUANGAN, PERALATAN DAN BAHAN

3.1 Pengendalian Ruangan dan Peralatan

3.1.1 Laboratorium Pengolahan Sel Punca harus menetapkan dan

memelihara kebijakan pengolahan dan prosedur untuk

mengendalikan ruangan dan peralatan, mengkalibrasi dan

memantau peralatan kritis.

3.1.2 Harus ada catatan identitas setiap peralatan, termasuk

pabrik pembuatnya, nomor seri alat, lokasi alat, instruksi

pemakaian alat dan penggunaannya. Spesifikasi alat

ditetapkan sebelum pembelian alat tersebut.

3.1.3 Peralatan harus dikalibrasi secara berkala dan teratur

sekurang-kurangnya setahun sekali atau sesuai dengan

anjuran pabrik pembuatnya. Pencatatan tentang

pemeriksaan/kalibrasi disimpan.

3.1.4 Ruangan dan peralatan harus dalam keadaan bersih, terawat

dengan pencatatan pembersihan dan perawatan berkala alat

yang mudah dipantau, sehingga ruangan dan peralatan

dalam keadaan layak pakai.

3.1.5 Persyaratan kelas kebersihan ruangan ganti dan ruangan

yang dituju harus sama.

3.1.6 Bila didapatkan alat tidak dikalibrasi sehingga tidak sesuai

dengan spesifikasi, maka pengolahan sel punca yang

dihasilkannya harus dinilai kelayakannya.

3.1.7 Bila ada alat yang tidak berfungsi, harus ada proses

pemberitahuan ke semua staf dan pelaporan kepada

penanggung jawab produksi bersama penanggung jawab

mutu.

Page 20: Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Mengingat : 1 ...hukor.depkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK No. 50... · nama Menteri memberikan atau menolak permohonan izin ... Pengawas

- 20 -

3.1.8 Catat identitas setiap alat yang dipakai dalam pengolahan

untuk memungkinkan pelacakan produk sel punca darah tali

pusat terhadap alat yang digunakan pada waktu

pengambilan, pengolahan, penyimpanan dan distribusi

produk sel.

3.1.9 Peralatan yang dipakai tidak mempengaruhi viabilitas produk

sel punca yang diolah serta tidak memungkinkan

tercemarnya produk dengan mikroba atau

penularan/penyebaran infeksi menular.

Tabel 1. STANDAR RUANGAN

A. Persyaratan Fasilitas Laboratorium Pengolahan Sel Punca

No Fasilitas Laboratorium Pengolahan Sel Punca

1 Ruang Preparasi

Kelas kebersihan ruangan mengikuti standar cGMP kelas C

sebagaimana tercantum pada 3.2.

Ruang preparasi harus mudah dibersihkan dan selalu berada

dalam kondisi bersih, terawat, serta tahan terhadap proses

pembersihan, bahan pembersih dan desinfektan yang digunakan

berulang kali. Pelaksanaan pembersihan harus terjadwal dan

terdokumentasi.

Sistem pemantauan dan perawatan ruangan dan sistem tata

udara harus dilakukan secara berkala dan terdokumentasi.

Berfungsi sebagai ruang persiapan bahan untuk perbanyakan sel

punca dan pengolahan, verifikasi spesimen dengan label serta

dokumen lain yang menyertainya.

2 Ruang Ganti

Minimal ada dua ruang ganti, sebelum menuju ruang preparasi

dan ruang pengolahan.

Ruang ganti berfungsi untuk mengganti alat pelindung diri

sebelum memasuki ruang preparasi dan ruang pengolahan.

Persyaratan kelas kebersihan ruang ganti harus sama dengan

kelas kebersihan ruangan yang dituju.

Page 21: Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Mengingat : 1 ...hukor.depkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK No. 50... · nama Menteri memberikan atau menolak permohonan izin ... Pengawas

- 21 -

No Fasilitas Laboratorium Pengolahan Sel Punca

3 Ruang Pengolahan

Kelas kebersihan ruang pengolahan mengikuti standar cGMP

kelas B sebagaimana tercantum pada 3.3.

Ruang pengolahan harus mudah dibersihkan dan selalu berada

dalam kondisi bersih, terawat, serta tahan terhadap proses

pembersihan, bahan pembersih dan desinfektan yang digunakan

berulang kali. Pelaksanaan pembersihan harus terjadwal dan

terdokumentasi.

Sistem pemantauan dan perawatan ruangan dan sistem tata

udara harus dilakukan secara berkala dan terdokumentasi.

Berfungsi sebagai ruang pengolahan perbanyakan sel punca dan

pengamatan pertumbuhan sel punca.

4 Ruang Penanganan Limbah

Ruang untuk melakukan dekontaminasi limbah berbahaya secara

kimiawi dan/atau sterilisasi dengan autoklaf dan penyimpanan

sementara sebelum dimusnahkan.

B. Persyaratan peralatan Laboratorium Pengolahan Sel Punca

No Peralatan Laboratorium Perbanyakan Sel Punca

1 Fasilitas cuci tangan sebelum memasuki laboratorium

2 Peralatan di ruang Preparasi

Sterilisator yang terkualifikasi sesuai dengan bahan yang akan

disterilisasi.

Timbangan Analitik.

Lemari Penyimpanan Alat steril sekali pakai.

Alat steril sekali pakai

1. Tabung

2. Cawan atau botol kultur

3. Pipet Serologi

4. Syringe

5. Needle dan alat lainnya

Lemari Penyimpanan alat yang digunakan berulang.

Alat yang digunakan berulang

1. Gelas Piala

2. Botol gelas

3. Gelas ukur

Page 22: Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Mengingat : 1 ...hukor.depkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK No. 50... · nama Menteri memberikan atau menolak permohonan izin ... Pengawas

- 22 -

No Peralatan Laboratorium Perbanyakan Sel Punca

4. Hemocytometer

5. Mikropipet dan alat lainnya

Lemari Pendingin 2-8°C untuk penyimpanan reagensia

(contohnya medium, larutan buffer, larutan trypsin).

Lemari freezer -200C untuk penyimpanan reagensia pada suhu

rendah (contohnya serum).

Alat pelindung diri (sarung tangan).

Pass Box interlock untuk mentransfer bahan ke ruang preparasi.

3 Peralatan di Ruang Ganti

Lemari penyimpanan pakaian kerja untuk bekerja di ruang

pengolahan. Pakaian kerja yang sesuai untuk di ruang preparasi

maupun di ruang pengolahan.

Pakaian kerja dengan persyaratan sebagaimana tercantum pada

3.4.

4 Peralatan di Ruang Pengolahan

Laminar air flow : untuk mengisolasi dan melakukan pengolahan

kultur sel punca.

Inkubator CO2 untuk menumbuhkan sel punca dengan kadar

CO2 dan suhu yang optimal bagi pertumbuhan sel.

Mikroskop Inversi untuk melakukan pengamatan sel punca.

Sentrifuse.

Pass Box interlock untuk mentransfer bahan dari ruang preperasi

ke ruang pengolahan.

3.2 Kriteria Kelas Kebersihan Ruang Preparasi

3.2.1 Jumlah maksimum partikel/m3 udara yang diperbolehkan

adalah:

Kelas C Non-operasional Operasional

Ukuran partikel

0,5 m 5 m 0,5 m 5 m

Partikel/

m3

352.000 2900 3.520.000 29.000

Page 23: Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Mengingat : 1 ...hukor.depkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK No. 50... · nama Menteri memberikan atau menolak permohonan izin ... Pengawas

- 23 -

Keterangan:

Kondisi non operasional adalah kondisi dimana fasilitas telah

terpasang dan beroperasi lengkap dengan peralatan tapi tidak

ada personil. Kondisi operasional adalah kondisi dimana

fasilitas dalam keadaan jalan sesuai pengoperasional yang

telah ditetapkan dengan sejumlah personil tertentu yang

sedang bekerja.

3.2.2 Memiliki ruang penyangga (ante room) yaitu ruangan antara

ruang ganti dan ruang preparasi dengan kualitas ruangan

standar kelas C.

3.2.3 Jumlah maksimal hasil rata-rata cemaran mikroba adalah:

Kelas C Sample

udara

(cfu/m3)

Cawan

papar dia

90mm

(cfu/4 jam)

Cawan

kontak dia

55 mm

(cfu/plate)

Sarung

tangan 5 jari

(cfu/sarung

tangan)

Mikroba 100 50 25 -

3.2.4 Perbedaan tekanan udara antar ruangan pada kelas yang

berbeda adalah 10-15 Pa.

Perbedaan tekanan udara antar ruangan pada kelas yang

sama adalah minimal 5 Pa.

3.2.5 Pertukaran udara minimum 20 kali per jam.

3.3 Kriteria Kelas Kebersihan Ruang Pengolahan:

3.3.1 Jumlah maksimum partikel/m3 udara yang diperbolehkan

adalah:

Kelas B Non-operasional Operasional

Ukuran partikel

0,5 m 5 m 0,5 m 5 m

Partikel/

m3 3.520 29 352.000 2.900

Keterangan:

Kondisi non operasional adalah kondisi dimana fasilitas telah

terpasang dan beroperasi lengkap dengan peralatan tapi tidak

ada personil. Kondisi operasional adalah kondisi dimana

fasilitas dalam keadaan jalan sesuai pengoperasional yang

telah ditetapkan dengan sejumlah personil tertentu yang

sedang bekerja.

Page 24: Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Mengingat : 1 ...hukor.depkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK No. 50... · nama Menteri memberikan atau menolak permohonan izin ... Pengawas

- 24 -

3.3.2 Memiliki ruang penyangga (ante room) yaitu ruangan antara

ruang ganti dan ruang pengolahan dengan kualitas ruangan

standar kelas B.

3.3.3 Jumlah maksimal hasil rata-rata cemaran mikroba adalah:

Kelas B Sample

udara

(cfu/m3)

Cawan

papar dia

90mm

(cfu/4 jam)

Cawan

kontak dia

55 mm

(cfu/plate)

Sarung

tangan 5 jari

(cfu/sarung

tangan)

Mikroba 10 5 5 5

3.3.4 Perbedaan tekanan udara antar ruangan pada kelas yang

berbeda adalah 10-15 Pa.

Perbedaan tekanan udara antar ruangan pada kelas yang

sama adalah minimal 5 Pa.

3.3.5 Pertukaran udara minimum 20 kali per jam.

3.4 Deskripsi pakaian kerja yang dipersyaratkan untuk tiap kelas

adalah sebagai berikut:

3.4.1 Kelas D: Rambut- dan jika relevan- janggut hendaklah

ditutup. Pakaian pelindung reguler, sepatu yang sesuai atau

penutup sepatu hendaklah dikenakan. Perlu diambil

tindakan pencegahan yang sesuai untuk menghindarkan

kontaminasi yang berasal dari bagian luar area bersih.

3.4.2 Kelas C: Rambut -dan jika relevan- janggut dan kumis

hendaklah ditutup. Pakaian model terusan atau model

celana-baju, yang bagian pergelangan tangannya dapat

diikat, memiliki leher tinggi dan sepatu atau penutup sepatu

yang sesuai hendaklah dikenakan. Pakaian kerja ini

hendaklah tidak melepaskan serat atau bahan partikulat.

3.4.3 Kelas A/B: Penutup kepala hendaklah menutup seluruh

rambut-dan jika relevan- janggut dan kumis. Penutup kepala

hendaklah diselipkan kedalam leher baju. Penutup muka

hendaklah dipakai untuk mencegah penyebaran percikan.

Model terusan atau model celana-baju, yang bagian

pergelangan tangannya dapat diikat dan memiliki leher tinggi,

hendaklah dikenakan. Hendaklah dipakai sarung tangan

plastik atau karet steril yang bebas serbuk dan penutup kaki

steril atau di disinfeksi. Ujung celana hendaklah diselipkan

Page 25: Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Mengingat : 1 ...hukor.depkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK No. 50... · nama Menteri memberikan atau menolak permohonan izin ... Pengawas

- 25 -

kedalam penutup kaki dan ujung lengan baju diselipkan

kedalam sarung tangan. Pakaian pelindung ini hendaklah

tidak melepaskan serat atau bahan partikulat dan mampu

menahan partikel yang dilepaskan dari tubuh.

3.4.5 Pakaian kerja untuk diruangan kelas C dan B harus

disterilkan.

3.5 Pengendalian bahan/reagensia dan alat habis pakai

3.5.1 Bahan/reagensia kritis yang dipakai harus berfungsi dan

memenuhi spesifikasi untuk dapat mencegah penyebaran

infeksi menular.

3.5.2 Pemasok (supplier) bahan/reagensia kritis tersebut haruslah

pemasok yang sudah disetujui oleh penanggung jawab mutu.

3.5.3 Harus ada pencatatan tentang penerimaan, pemeriksaan,

verifikasi dan penyimpanan bahan/reagensia tersebut.

3.5.4 Penyimpanan bahan dan reagensia dilakukan pada suhu

yang direkomendasikan oleh pihak produsen.

3.5.5 Adanya sistem pencatatan lot bahan yang digunakan dalam

pengolahan perbanyakan sel punca untuk membantu

pelacakan kembali.

3.5.6 Harus ada prosedur kontrol untuk melihat kecukupan

pasokan bahan/reagensia dan alat habis pakai untuk

operasional rutin.

3.6 Pengelolaan persediaan/inventory

Harus ada proses pengelolaan persediaan semua material,

bahan/reagensia, label dan alat habis pakai.

3.7 Dokumentasi

3.7.1 Harus ada proses yang diterapkan untuk sistem dokumentasi

yang berhubungan dengan pengolahan sel punca untuk

terapi, yang meliputi pelatihan, pelaksanaan, evaluasi,

perawatan dan keamanan sistem, verifikasi data serta proses

pemberian kewenangan dan pendokumentasian modifikasi

terhadap sistem.

Page 26: Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Mengingat : 1 ...hukor.depkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK No. 50... · nama Menteri memberikan atau menolak permohonan izin ... Pengawas

- 26 -

3.7.2 Data cadangan (back up) harus disimpan di luar

Laboratorium Pengolahan Sel Punca. Data ini harus

layak/valid sehingga dapat digunakan untuk pelacakan di

kemudian hari.

3.7.3 Apabila dilakukan pencatatan dengan komputer harus ada

sistem kontrol proses cadangan/alternatif yang dapat

digunakan apabila data komputer tidak ada dan komputer

tidak berfungsi, sehingga aktivitas tetap berjalan. Sistem ini

harus dicek secara berkala.

IV. KESEPAKATAN LABORATORIUM PENGOLAHAN SEL PUNCA DI

LUAR RUMAH SAKIT

4.1 Permintaan layanan pengolahan sel punca harus oleh dokter di

rumah sakit. Rumah sakit yang dimaksud adalah rumah sakit yang

telah memiliki perjanjian kerjasama dengan Laboratorium

Pengolahan Sel Punca.

4.2 Setiap kegiatan dalam ruang lingkup Laboratorium Pengolahan Sel

Punca seperti skrining, pengambilan, pengolahan, transportasi dan

pemusnahan haruslah dibuat berita acara secara tertulis dan dapat

ditelusuri di kemudian hari.

4.3 Setiap pemrosesan sel punca harus berdasarkan permintaan dokter

secara tertulis.

4.4 Harus ada kesepakatan antara Laboratorium Pengolahan Sel Punca

dengan dokter penanggung jawab Pasien tentang lama pemrosesan

sel punca, kemungkinan penambahan waktu pemrosesan dan

pemusnahan produk sel punca.

4.5 Laboratorium Pengolahan Sel Punca harus melaporkan kepada

dokter penanggung jawab Pasien bila produk sel punca hilang,

rusak atau hal lain yang menyebabkan produk sel punca tersebut

tidak dapat digunakan.

4.6 Laboratorium pihak ke tiga yang melakukan tes/pelayanan harus

memiliki kemampuan untuk melakukannya sesuai dengan

persyaratan yang ditetapkan dan memiliki perjanjian kerjasama

dengan Laboratorium Pengolahan Sel Punca.

Page 27: Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Mengingat : 1 ...hukor.depkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK No. 50... · nama Menteri memberikan atau menolak permohonan izin ... Pengawas

- 27 -

V. PENGENDALIAN PENGOLAHAN

5.1 Pengendalian Pengolahan

5.1.1 Harus ada proses untuk mengawasi dan memantau

penerimaan, pengolahan dan pengiriman untuk produk sel

punca yang telah diolah untuk menjamin bahwa produk

sesuai dengan spesifikasi, dan tidak terkontaminasi.

Pengawasan meliputi:

5.1.1.1 Penggunaan dan kesesuaian pelaksanaan dengan

kebijakan, proses dan prosedur yang telah disetujui

dan ditetapkan.

5.1.1.2 Penetapan kriteria bahan sumber sel punca yang

dapat di terima.

5.1.1.3 Penggunaan peralatan, bahan dan lingkungan kerja.

5.1.1.4 Keterampilan petugas.

5.1.1.5 Alasan penyimpangan dari standar prosedur

operasional, bila ada dan dokumentasinya.

5.1.1.6 Perubahan standar prosedur operasional yang harus

divalidasi dan disetujui oleh kepala.

5.1.2 Harus ada mekanisme untuk identifikasi, peninjauan kembali

dan dokumentasi hasil sel punca yang diolah bila tak sesuai.

Hal tersebut harus diberitahukan pada dokter di rumah sakit

yang meminta pelayanan pengolahan sel punca.

5.2 Pengendalian Rancangan/Perencanaan

Harus ditetapkan dan dipelihara kebijakan, pengolahan dan

prosedur yang mengendalikan rancangan/perencanaan

produk/pelayanan yang baru yang dapat menjamin bahwa target

rancangan dan persyaratan dipenuhi.

5.2.1 Laboratorium Pengolahan Sel Punca harus menetapkan,

mendokumentasikan dan meninjau ulang target rancangan

dan persyaratan. Persyaratan yang tidak lengkap, terlalu

tinggi atau bertentangan satu sama lain harus diselesaikan

dengan orang yang bertanggung jawab dalam merancang dan

melaksanakan persyaratan tersebut.

Page 28: Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Mengingat : 1 ...hukor.depkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK No. 50... · nama Menteri memberikan atau menolak permohonan izin ... Pengawas

- 28 -

5.2.2 Laboratorium Pengolahan Sel Punca harus menetapkan

rancangan dan pembuatan perencanaan sedemikan sehingga

hasil rancangan akan dapat memenuhi target rancangan.

Berbagai pihak harus dilibatkan dalam proses ini termasuk

kelompok yang bertanggung jawab dalam perangkat lunak

maupun keras.

5.2.3 Hasil rancangan harus:

5.2.2.1 Didokumentasikan sedemikian sehingga

memungkinkan verifikasi antara hasil dengan target

rancangan dan persyaratan.

5.2.2.2 Memenuhi target rancangan.

5.2.2.3 Memuat kriteria yang dapat diterima.

5.2.2.4 Memenuhi karakteristik rancangan yang kritis

terhadap keamanan dan efektifitas produk/

pelayanan yang baru/yang dimodifikasi.

5.2.4 Tinjauan terhadap hasil rancangan (tinjauan rancangan)

harus direncanakan dan dilaksanakan pada tahapan

perencanaan yang tepat.

5.2.5 Validasi rancangan harus dilakukan untuk dapat menjamin

bahwa produk dan pelayanan secara konsisten sesuai dengan

persyaratan yang telah di tetapkan.

5.2.6 Verifikasi rancangan harus dilakukan untuk dapat

meyakinkan bahwa hasil rancangan memenuhi target

rancangan.

5.2.7 Setiap perubahan rancangan harus diidentifikasi,

didokumentasikan, ditinjau dan disyahkan oleh staf

penanggung jawab sebelum dilaksanakan.

5.3 Pengendalian Perubahan

Bila ada perubahan, sebelum diterapkan perubahan tersebut harus

disetujui kepala laboratorium. Sebab dilakukan perubahan harus

jelas. Perubahan yang dapat mempengaruhi kemurnian dan

efektifitas produk sel punca, harus divalidasi terlebih dahulu.

Page 29: Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Mengingat : 1 ...hukor.depkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK No. 50... · nama Menteri memberikan atau menolak permohonan izin ... Pengawas

- 29 -

5.4 Uji Mutu

Laboratorium Pengolahan Sel Punca harus mempunyai program uji

mutu yang memadai yang dapat menjamin bahan dan peralatan

berfungsi sebagaimana seharusnya.

5.4.1 Pengolahan dan pemakaian bahan dan alat. Harus ada

program kualifikasi bahan dan alat yang dipakai dalam

pengolahan bahan sumber sel punca. Bahan/alat yang

kontak dengan bahan sumber sel punca harus steril, cocok

dengan pemakaian dan dengan standar tertinggi yang dapat

diperoleh

5.4.1.1 Harus ada kebijakan dan prosedur untuk

menetapkan kualitas bahan/alat kritis yang dipakai

dalam pengolahan.

5.4.1.2 Bahan/alat kritis yang digunakan harus dicatat

sedemikian sehingga memungkinkan pelacakan

semua bahan/alat yang kontak dengan produk sel

punca pada waktu pengolahan.

5.4.1.3 Alat pakai ulang yang kontak dengan produk sel

punca pada waktu pengambilan atau pengolahan

harus bersih dan disterilkan dengan cara yang benar.

5.4.1.4 Bahan/reagensia yang diproduksi sendiri harus

menggunakan metode yang telah teruji dan harus

diperiksa dahulu sebelum digunakan (tervalidasi).

5.4.1.5 Untuk semua bahan yang digunakan:

- Harus aman digunakan untuk manusia

- Memiliki sertifikat analisis sejalan dengan program

kualifikasi

5.4.1.6 Penggunaan alat untuk pengolahan sel punca harus

berdasarkan kepustakaan medis.

5.4.2 Pengendalian metoda dan aktifitas operasional

5.4.2.1 Pengolahan sel punca.

Kebijakan, proses dan prosedur selama melakukan

pengolahan sel punca haruslah menjelaskan tentang:

Penggunaan alat dan pakaian pelindung diri

Page 30: Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Mengingat : 1 ...hukor.depkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK No. 50... · nama Menteri memberikan atau menolak permohonan izin ... Pengawas

- 30 -

Pemakaian laminar air flow atau sejenisnya, bila

perlu

Penggunaan bahan/alat pada setiap

Pengolahan/prosedur

Perhitungan kritis

Pemindahan bahan, produk atau reagensia dari

kemasan yang satu ke yang lain

Bahan sumber produk sel punca, bahan, media,

reagensia yang dipakai dalam memanipulasi

produk

Batas suhu dan kelembaban yang dapat diterima

5.4.2.2 Metoda aseptik

Harus ada kebijakan dan prosedur tentang

pengolahan/perbanyakan sel punca yang dapat

meminimalkan kemungkinan kontaminasi produk.

Harus mencakup:

Pengendalian dan pemantauan lingkungan

sebanding dengan risiko kontaminasi produk sel

punca

Pengendalian pengolahan

Pelatihan staf dalam hal teknik aseptik

Pelindung diri di laboratorium

Efektifitas pengaturan di atas harus dipantau

secara berkala dan teratur.

5.4.2.3 Pengendalian aktifitas operasional

Dalam pengawasan aktifitas operasional harus

ditetapkan:

Pergerakan dan penyimpanan material (termasuk

sampah), alat dan alur kerja di dalam ruang kerja

Pemisahan letak alat/material tertentu

Pemisahan tempat pengolahan produk sel punca

yang berbeda atau lot yang berbeda

Penyimpanan dan penggunaan bahan yang

berpengaruh pada kualitas produk

Pembersihan dan perapian ruang/alat di antara

masa produksi/pengolahan

Page 31: Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Mengingat : 1 ...hukor.depkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK No. 50... · nama Menteri memberikan atau menolak permohonan izin ... Pengawas

- 31 -

Prosedur pelabelan

Pengecekan penulisan idenfitikasi pada langkah-

langkah kritis

5.4.2.4 Filtrasi dan Radiasi

Harus ada kebijakan, proses, dan prosedur untuk

mencegah filtrasi atau radiasi produk sel punca yang

tidak pada tempatnya.

5.5 Identifikasi Produk Dan Mampu Telusur

5.5.1 Laboratorium Pengolahan Sel Punca harus mempunyai

kebijakan, proses dan prosedur yang dapat menjamin bahwa

setiap unit produk sel punca dan bahan sumber mempunyai

nomor identifikasi yang memungkinkan penelusuran mulai

dari sumbernya, selama pengolahan/pemeriksaan sampai

pemusnahannya, demikian pula sebaliknya.

5.5.2 Sistim penomoran harus dapat mencegah terjadinya

kekeliruan identifikasi.

5.5.3 Harus ada verifikasi ketepatan pelabelan unit produk sel

punca, tabung bahan sumber dan dokumen yang berkaitan.

5.5.4 Label harus jelas, benar, ditulis dengan tinta yang tidak

mudah luntur, layak dan cocok dengan kondisi suhu simpan.

5.5.5 Label yang melekat pada wadah bahan sumber tidak

menutupi seluruh wadah, sehingga memungkinkan untuk

melihat isi/produk di dalam kantong tersebut.

5.5.6 Label yang digunakan telah mendapat persetujuan terlebih

dahulu.

5.5.7 Label berisikan sekurang-kurangnya:

Inisial Pasien/subjek

Kondisi penyimpanan

Jumlah/volume bahan sumber

Tanggal pengambilan bahan sumber

Jenis dan volume antikoagulan atau bahan lain

Identitas atau kode Laboratorium Pengolahan Sel

Punca/institusi pelaksana

Page 32: Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Mengingat : 1 ...hukor.depkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK No. 50... · nama Menteri memberikan atau menolak permohonan izin ... Pengawas

- 32 -

5.5.8 Sebelum produk dikeluarkan label berisikan sekurang-

kurangnya:

Jenis produk sel punca (misal mesenkimal)

Inisial Pasien/subjek

Kondisi penyimpanan

Jumlah/volume produk

Tanggal pengolahan sel punca

Keterangan penggunaan produk sel punca, misal pada

transplantasi autologus

5.6 Verifikasi Kelayakan Bahan sumber

5.6.1 Bahan sumber yang diterima harus bebas dari penyakit

infeksius seperti hepatitis B, hepatitis C dan HIV. Bahan

sumber juga harus bebas dari kontaminasi mikroba.

5.6.2 Hasil tes yang positif atau reaktif berulang terhadap infeksi

menular atau kontaminasi mikroba harus diberitahukan

kepada dokter di rumah sakit dan bahan sumber harus

dimusnahkan atau dikembalikan ke rumah sakit.

5.6.3 Label harus di cek kebenaran dan kelengkapannya, sekurang-

kurangnya:

Segera setelah pengambilan bahan sumber sel punca

Pada waktu penerimaan bahan sumber sel punca di

tempat pengolahan

Pada waktu pengolahan sel punca

Setelah pengolahan selesai

5.7 Pengemasan

5.7.1 Sel punca harus dikemas dalam wadah tertutup yang steril

dan sesuai untuk produk tersebut.

5.7.2 Pengemasan sel punca harus dilengkapi dengan label yang

jelas, untuk membantu pengolahan identifikasi.

5.8 Distribusi dan Transportasi

Harus ada proses dan prosedur yang dapat mencegah kerusakan

dan melindungi bahan sumber dan produk sel punca selama

transportasi, sehingga mutunya dapat dipertahankan.

Page 33: Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Mengingat : 1 ...hukor.depkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK No. 50... · nama Menteri memberikan atau menolak permohonan izin ... Pengawas

- 33 -

5.8.1 Transportasi produk sel punca dilakukan dengan prosedur

yang mampu melindungi sel dan keamanan personel yang

melakukan proses transportasi.

5.8.2 Transportasi sel punca dilakukan dengan suhu transportasi

yang terkendali dan tervalidasi untuk menjaga stabilitas dan

viabilitas sel.

5.8.3 Harus ada alat pencatat suhu yang memonitor suhu selama

transportasi berlangsung.

5.8.4 Agar menjaga kondisi produk sel punca dalam keadaan baik

maka transportasi harus dilakukan dalam waktu yang masih

sesuai dengan stabilitas dan viabilitas sel punca. Untuk itu,

Laboratorium Pengolahan Sel Punca perlu melakukan uji

stabilitas dan viabilitas terhadap sel punca yang diolah.

5.8.5 Harus ada label yang berkaitan dengan aturan tentang

kegunaan produk dan transportasi produk biologis agar

petugas/perusahaan pengangkut menanganinya dengan

tepat.

5.8.6 Produk/bahan yang dikirim harus disertai dokumen/formulir

pengiriman.

5.8.7 Harus ada tanda terima dari penerima di rumah sakit yang

terdokumentasikan, yang memuat tanggal, waktu

penerimaan, keadaan produk dan kondisi alat kemas.

5.9 Pemeriksaan bahan sumber/produk sel punca

5.9.1 Alat/bahan yang kontak dengan bahan sumber sel punca

atau yang mempengaruhi mutu produk sel yang baru

diterima harus dilihat, diperiksa dahulu keadaannya sebelum

pengolahan.

Pencatatan pemeriksaan alat/bahan tersebut harus

disimpan.

Pencatatan meliputi identifikasi alat/bahan, nama pabrik,

nomor lot, tanggal penerimaan, tanggal

produksi/kadaluarsa, hasil pemeriksaan (visual), nama

penerima, keterangan barang dapat di terima atau tidak,

sertifikat analisis atau brosur bila ada.

Page 34: Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Mengingat : 1 ...hukor.depkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK No. 50... · nama Menteri memberikan atau menolak permohonan izin ... Pengawas

- 34 -

5.9.2 Bahan sumber sel punca yang diterima harus dilihat, di

ambil dan diperiksa seperlunya untuk menentukan dapat

tidaknya diterima.

Pencatatan penerimaan harus di simpan.

Pencatatan meliputi nama bahan sumber (misal bone

marrow), nama pengirim, nama Pasien, tanggal

penerimaan, tanggal pengambilan atau kadaluarsa, hasil

pemeriksaan (visual), label, keutuhan, nama penerima,

keterangan dapat di terima tidaknya produk dan

keterangan tentang penanganan produk selanjutnya.

5.9.3 Produk sel punca yang sedang diolah harus di lihat/diperiksa

sesuai prosedur. Produk di karantina sampai semua

pemeriksaan lengkap.

5.10 Pengolahan Sel Punca

5.10.1 Protokol pengolahan sel punca yang digunakan harus

divalidasi terlebih dahulu sebelum dilakukan pelayanan

perbanyakan sel punca dan hendaknya dilakukan validasi

berulang dengan periode yang ditentukan.

5.10.2 Protokol pengolahan sel punca dinyatakan tervalidasi bila

mampu menghasilkan tipe sel punca yang sesuai dengan

jumlah, viabilitas, dan karakteristik yang dikehendaki.

5.10.3 Hanya staf terlatih yang dapat melakukan perbanyakan sel

punca. Pelatihan dasar meliputi pengolahan perbanyakan sel

punca dan teknik aseptik.

5.10.4 Adanya prosedur pengawasan mutu (uji sterilitas) selama

proses perbanyakan sel punca untuk menjamin sel punca

yang diperbanyak tidak mengandung mikroba.

5.10.5 Adanya pengamatan secara berkala terhadap pertumbuhan

sel punca selama proses perbanyakan disertai dengan

dokumentasi.

5.10.6 Ditetapkannya kriteria mutu sel punca sebelum sel punca

hasil pengolahan digunakan dalam terapi sel. Kriteria mutu

untuk penggunaan klinis setidaknya meliputi

batasan jumlah sel

viabilitas

Page 35: Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Mengingat : 1 ...hukor.depkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK No. 50... · nama Menteri memberikan atau menolak permohonan izin ... Pengawas

- 35 -

jaminan atas tidak terdapatnya mikroba pada pengolahan

sel punca.

5.10.7 Penggunaan label selama proses perbanyakan sel punca

untuk menghindari tertukarnya sel di antara Pasien.

5.10.8 Pengolahan perbanyakan sel punca harus terdokumentasi

untuk setiap Pasien.

5.10.9 Pengolahan sel punca untuk 1 (satu) Pasien tidak dilakukan

bersamaan dengan perbanyakan sel punca untuk Pasien

lainnya untuk menghindari terjadinya kontaminasi silang.

5.10.10 Adanya prosedur kerja tetap untuk penanganan

ketidaksesuaian dalam proses kultur sel yang meliputi :

Penetapan ketidaksesuaian

Identifikasi ketidaksesuaian yang terjadi

Tindakan Perbaikan yang dilakukan

Peninjauan kembali dari tindakan perbaikan yang

dilakukan

5.10.11 Identitas Pasien terjaga kerahasiaannya selama proses

perbanyakan sel punca dilakukan.

5.10.12 Terdapatnya prosedur audit internal dalam proses

perbanyakan sel punca.

5.11 Pengeluaran Produk Sel Punca Untuk Terapi

5.11.1 Harus ada kebijakan dan standar prosedur operasional

tentang pengeluaran dan transportasi produk sel punca

menuju ke tempat transplantasi/terapi.

5.11.2 Harus ada prosedur untuk pengecekan produk sel punca

sebelum produk tersebut dikeluarkan.

5.11.3 Pengecekan tentang pengolahan sel punca telah

membuktikan adanya:

Permintaan untuk pengolahan

Titik akhir pengolahan sesuai prosedur

Kelengkapan pencatatan pengolahan, termasuk identitas

petugas dan jumlah sel

Kelengkapan pencatatan alat dan bahan yang digunakan

yang memungkinkan pelacakan, termasuk nomor lot

Page 36: Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Mengingat : 1 ...hukor.depkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK No. 50... · nama Menteri memberikan atau menolak permohonan izin ... Pengawas

- 36 -

Identifikasi peralatan yang digunakan yang dapat dilacak

Kelengkapan label produk yang akurat

Kelengkapan hasil pemeriksaan terhadap infeksi menular

Apabila selama proses pembuatan produk sel punca

menggunakan bahan yang bersumber dari bahan non

manusia, maka pada produk akhir harus dilakukan

pengecekan produk untuk memastikan bahwa produk

tidak mengandung bahan yang bersumber dari bahan

non manusia tersebut

5.11.4 Harus dilakukan pengecekan beberapa hal tentang produk

sel punca pada waktu dikeluarkan, yaitu:

Adanya sertifikat analisis untuk produk yang akan

dikeluarkan

Keterangan pengecualian, bila produk sel punca yang

tidak memenuhi syarat dikeluarkan (harus dengan

persetujuan kepala Laboratorium Pengolahan Sel Punca

dan dokter pengguna di klinik)

5.11.5 Bila diperlukan, produk sel punca dapat disimpan dan

dicairkan (thawing) dengan mempertahankan kualitas

produk sel punca sesuai standar operasional prosedur

tervalidasi.

5.12 Pengiriman produk

5.12.1 Produk sel punca harus sudah diterima oleh klinisi/dokter

segera sebelum tindakan persiapan Pasien dimulai.

5.12.2 Dokter di rumah sakit yang melakukan tindakan

pemberian produk sel punca harus mempunyai prosedur

tentang penerimaan dan pemberian produk, termasuk

pengelolaan inkompatibilitas. Prosedur tersebut harus

sesuai dengan informasi yang tercantum di dalam

penjelasan penggunaan produk untuk terapi.

5.12.3 Laboratorium Pengolahan Sel Punca yang mengeluarkan

produk harus mengecek/verifikasi terlebih dahulu pada

saat pengeluaran produk:

Nama atau inisial Pasien

Identitas produk

Page 37: Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Mengingat : 1 ...hukor.depkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK No. 50... · nama Menteri memberikan atau menolak permohonan izin ... Pengawas

- 37 -

Jenis produk

Bahan yang menyertai produk

Identitas petugas yang mengecek bahwa produk tersebut

adalah produk yang diperuntukkan bagi Pasien tersebut

Tanggal dan jam produk diletakkan dalam kontainer

Keadaan produk sel punca (secara visual)

5.12.3 Harus ada prosedur bagi Laboratorium Pengolahan Sel

Punca untuk mendapatkan informasi tentang reaksi yang

tak diinginkan pada Pasien dan hasilnya.

VI. PENCATATAN DAN DOKUMENTASI

6.1 Pengendalian dokumen

Laboratorium Pengolahan Sel Punca harus mempunyai dan

melaksanakan kebijakan, Pengolahan dan prosedur tentang

pengawasan semua dokumen yang terkait dengan aktivitasnya.

Dokumen harus dijaga dari kemungkinan modifikasi oleh yang

tidak berwenang melakukannya.

6.1.1 Semua kebijakan, proses dan prosedur tersebut harus

dalam format standar yang telah ditentukan. Tambahan lain

seperti dari manual operator dapat dijadikan sumber

kepustakaan.

6.1.2 Semua dokumen harus diperiksa dan disetujui terlebih

dahulu sebelum diberlakukan. Pengolahan pengawasan

dokumen harus dapat menjamin bahwa:

Identitas dokumen menunjukan status/revisi yang

sedang berlaku

Dokumen yang diperlukan ada di setiap tempat dimana

aktifitas di Laboratorium Pengolahan Sel Punca dilakukan

Dokumen yang tidak berlaku tidak dipakai

Arsip dokumen yang tidak berlaku harus diberi tanda

yang jelas

6.1.3 Perubahan dokumen harus diperiksa dan disetujui oleh

Kepala Laboratorium Pengolahan Sel Punca terlebih dahulu

sebelum dokumen baru tersebut diberlakukan.

Page 38: Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Mengingat : 1 ...hukor.depkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK No. 50... · nama Menteri memberikan atau menolak permohonan izin ... Pengawas

- 38 -

6.1.4 Harus ada daftar lengkap seluruh dokumen yang berlaku,

termasuk daftar prosedur, formulir, label yang berkaitan

dengan aktifitas yang di atur oleh standar ini.

6.1.5 Setiap tahun harus dilakukan tinjauan ulang atas seluruh

dokumen (kebijakan, prosedur).

6.1.6 Arsip dokumen yang tidak berlaku harus disimpan.

6.2 Pengendalian pencatatan

6.2.1 Harus ada prosedur untuk mengidentifikasi, membuat,

memberi indeks/kode, mendapatkan, menyimpan dan

memusnahkan pencatatan.

6.2.2 Pencatatan harus dapat memperlihatkan bahwa alat,

bahan, produk atau pelayanan sesuai dengan standar dan

bahwa sistim kualitas berjalan secara efektif (termasuk

pencatatan dari pemasok).

6.2.3 Semua pencatatan haruslah pencatatan yang sah.

6.2.4 Semua pencatatan disimpan di tempat yang aman yang

dapat mencegah saling tertukar, tidak rusak ataupun

hilang.

6.2.5 Perubahan pencatatan harus ada prosedurnya; tanggal dan

identitas petugas yang mengubah pencatatan harus dicatat.

Perubahan pencatatan tidak boleh menghilangkan informasi

semula.

6.2.6 Hasil pemeriksaan yang dilakukan harus segera dicatat dan

interpretasi hasil dicatat setelah pemeriksaan selesai.

6.2.7 Pencatatan harus mencakup jenis pemeriksaan, petugas

yang melakukan dan waktu pemeriksaan tersebut

dilakukan.

6.2.8 Sebelum memusnahkan pencatatan, salinan (copy) nya yang

berisi sama dengan aslinya haruslah lengkap dan dapat

dilihat kembali.

6.2.9 Harus ada prosedur yang dapat menjaga kerahasiaan

tentang Pasien sel punca dan petugas.

6.2.10 Semua pencatatan harus disimpan minimal 10 tahun.

Page 39: Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Mengingat : 1 ...hukor.depkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK No. 50... · nama Menteri memberikan atau menolak permohonan izin ... Pengawas

- 39 -

6.2.11 Pencatatan harus diperiksa kebenarannya, kelengkapannya,

kesesuaiannya dengan standar dan peraturan yang berlaku.

6.3 Pencatatan Dengan Komputer

Apabila terdapat pencatatan pengolahan sel punca dengan

komputer, hal berikut harus ada:

Validasi sistem perangkat lunak, perangkat keras, database dan

tabel

Versi sistem dengan tanggal mulai berlakunya

Pemantauan integritas data bagi data yang kritis

VII. DEVIASI DAN KETIDAKSESUAIAN PRODUK/PELAYANAN

7.1 Deviasi

7.1.1 Harus ada prosedur untuk dapat mengetahui, menyelidiki,

menilai dan melaporkan adanya kejadian yang menyimpang

dari prosedur atau yang gagal dalam memenuhi persyaratan

standar yang ditetapkan.

7.1.2 Adanya deviasi harus dilaporkan segera setelah

diketahui/dideteksi.

7.1.3 Deviasi harus dievaluasi untuk menentukan tindakan

perbaikan dan pencegahan.

7.1.4 Untuk deviasi yang potensial berpengaruh pada keamanan,

kemurnian, potensi produk atau pada keamanan Pasien,

petugas atau klien, diperlukan persetujuan staf yang akan

mengevaluasi deviasi tersebut sebelum produk dikeluarkan.

Persetujuan ini diberikan oleh kepala Laboratorium

Pengolahan Sel Punca dan oleh dokter yang merawat

Pasien.

7.2 Pengendalian produk/pelayanan yang tidak sesuai

7.2.1 Laboratorium Pengolahan Sel Punca harus mempunyai

prosedur untuk mencegah pemakaian/pengeluaran produk,

material atau pelayanan yang tidak sesuai. Kontrol ini

meliputi identifikasi, dokumentasi, evaluasi, penyingkiran

dan penanganan bahan/produk yang tidak sesuai.

Page 40: Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Mengingat : 1 ...hukor.depkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK No. 50... · nama Menteri memberikan atau menolak permohonan izin ... Pengawas

- 40 -

7.2.2 Laboratorium Pengolahan Sel Punca harus sesegera

mungkin melaporkan kepada dokter yang meminta

pelayanan tentang:

Hilangnya, rusaknya atau tak dapat digunakannya

produk sel punca yang diterima

Atau tak sesuainya produk yang diberikan

7.2.3 Harus ditetapkan penanggung jawab mutu untuk

menentukan penanganan produk yang tak sesuai. Produk

yang tidak sesuai dapat ditangani dengan salah satu cara di

bawah ini:

Diolah lagi sampai memenuhi persyaratan

Dapat diterima oleh dokter setelah mengetahui ketidak-

sesuaian produk tersebut

Diberi label baru bila sesuai persyaratan

Atau dimusnahkan dengan seizin dokter yang

mengirimkan bahan sumber

7.2.4 Pengeluaran produk yang tak sesuai sebagai pengecualian

hanya dilakukan bila ada bukti tertulis adanya kebutuhan

klinis akan produk tersebut dan disetujui oleh kepala. Hal

ini memerlukan:

Pemberitahuan ketidaksesuaian produk kepada

dokter/klinisi yang merawat Pasien

Persetujuan dokter tersebut untuk menggunakan produk

Kesediaan dokter untuk mendiskusikannya dengan

Pasien/keluarga Pasien, sekiranya pemberian produk

yang tak sesuai tersebut mengandung resiko terhadap

keamanan Pasien

7.2.5 Harus ada prosedur tentang penanganan pengolahan sel

punca yang hasil biakan kumannya positif, yang mengatur

tentang:

Penyelidikan sebabnya

Pemberitahuan dokter yang merawat Pasien

Pemantauan Pasien dan analisa hasil

Pelaporan kepada instusi yang mengatur, bila diminta

Page 41: Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Mengingat : 1 ...hukor.depkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK No. 50... · nama Menteri memberikan atau menolak permohonan izin ... Pengawas

- 41 -

7.3 Reaksi yang tidak diinginkan

7.3.2 Laboratorium Pengolahan Sel Punca harus memiliki

prosedur untuk mendapatkan informasi reaksi yang tak

diinginkan yang terjadi pada pemberian produk sel punca

dari dokter yang mengirimkan bahan sumber.

7.3.3 Pencatatan tentang reaksi yang tak diinginkan, hasil

penyelidikan, evaluasi dan pemberitahuan harus disimpan.

7.4 Pelaporan

Pelaporan tentang deviasi, produk yang tak sesuai harus sejalan

dengan kebijakan dan standar yang berlaku.

VIII. PENILAIAN INTERNAL DAN EKSTERNAL

8.1 Penilaian Mutu

Laboratorium Pengolahan Sel Punca harus melakukan penilaian

apakah sistem mutu sesuai dengan persyaratan.

8.1.1 Harus ditetapkan dan dilaksanakan prosedur untuk

penjadwalan, pelaksanaan, pendokumentasian dan

peninjauan penilaian internal. Penilaian internal (internal

assessment) harus dilakukan oleh personel yang tidak

bertanggung jawab langsung terhadap aktivitas yang sedang

dinilai.

8.1.2 Laboratorium Pengolahan Sel Punca harus mengikuti

program penilaian eksternal yang dilakukan oleh Komite Sel

Punca.

8.1.3 Hasil penilaian harus dikelola sebagai berikut:

Diteliti kembali oleh personel yang bertanggung jawab

atas aktivitas yang dinilai

Dievaluasi untuk menentukan tindakan perbaikan dan

pencegahan yang diperlukan

Disampaikan kepada staf yang bersangkutan

Dilaporkan kepada atasan/kepala

Page 42: Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Mengingat : 1 ...hukor.depkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK No. 50... · nama Menteri memberikan atau menolak permohonan izin ... Pengawas

- 42 -

8.2 Pemantapan mutu eksternal

8.2.1 Laboratorium Pengolahan Sel Punca harus ikut serta dalam

program pemantapan mutu eksternal (proficiency testing)

untuk setiap pemeriksaan yang dilakukan.

8.2.2 Apabila program tersebut tidak ada, haruslah ada prosedur

yang dapat menentukan ketepatan hasil pemeriksaan.

8.2.3 Hasil pemantapan mutu eksternal harus ditinjau kembali.

8.2.4 Kegagalan pemantapan mutu eksternal harus diselidiki dan

tindakan perbaikan harus dilakukan.

8.2.5 Hasil pemantapan mutu eksternal harus disampaikan

kepada staf.

IX. PERBAIKAN PENGOLAHAN

9.1 Rencana tindakan perbaikan dan pencegahan

Laboratorium Pengolahan Sel Punca harus menetapkan,

melaksanakan dan memelihara kebijakan, proses dan prosedur

rencana tindakan perbaikan dan pencegahan.

9.2 Tindakan perbaikan harus meliputi:

Penyelidikan akar sebab ketidaksesuaian produk, presedur dan

sistem kualitas

Penyelidikan keluhan dokter yang mengirimkan bahan sumber

Penentuan tindakan koreksi yang diperlukan untuk

menghilangkan sebab ketidaksesuaian tersebut

Jaminan bahwa tindakan perbaikan tersebut efektif

9.3 Tindakan pencegahan harus mencakup:

Analisa berbagai sumber informasi untuk mendeteksi,

menganalisa dan menghilangkan sebab yang potensial untuk

terjadinya ketidaksesuaian. Sumber informasi tersebut antara

lain ialah kebijakan, proses, prosedur yang berpengaruh pada

mutu produk/pelayanan; hasil penilaian, hasil pemantapan

mutu eksternal, hasil uji mutu atau keluhan dokter yang

mengirimkan bahan sumber

Page 43: Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Mengingat : 1 ...hukor.depkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK No. 50... · nama Menteri memberikan atau menolak permohonan izin ... Pengawas

- 43 -

Penentuan langkah yang diperlukan untuk menangani masalah

yang memerlukan tindakan perbaikan

Dimulainya tindakan pencegahan dan pelaksanaan pengawasan

yang dapat menjamin efektivitas tindakan tersebut

9.4 Perbaikan aktivitas

Laboratorium Pengolahan Sel Punca harus mengikuti

perkembangan/informasi tentang aktivitas dan sistem kualitas

yang berkaitan untuk perbaikan aktivitas

X. FASILITAS DAN KEAMANAN

10.1 Keamanan/Safety

Laboratorium Pengolahan Sel Punca harus menetapkan dan

menjaga kebijakan, proses dan prosedur untuk meminimalkan

resiko terhadap kesehatan staf dan orang lain yang berada di

lingkungan kerja. Lingkungan dan peralatan harus memadai

untuk dapat melakukan aktivitas yang aman.

10.1.1 Kebijakan dan prosedur tersebut harus menjelaskan

tentang bahaya yang mungkin timbul di lingkungan kerja

tersebut dan cara mengatasinya bila terkena bahaya

tersebut. Bahaya dapat berupa terkena bahan biologis,

bahan kimia atau bahan lain termasuk cairan nitrogen.

Sistem pemantauan pelatihan dan kesesuaian aktivitas

harus ditetapkan.

10.1.2 Bahan yang berbahaya harus ditangani dan dibuang

dengan cara yang dapat meminimalkan kemungkinan

kontaknya staf/orang lain dengan bahan infeksius.

10.2 Pengendalian fasilitas dan lingkungan

10.2.1 Harus ada ruangan yang memadai untuk kegiatan

persiapan dan pengolahan produk sel yang akan

digunakan untuk terapi pada manusia.

Page 44: Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Mengingat : 1 ...hukor.depkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK No. 50... · nama Menteri memberikan atau menolak permohonan izin ... Pengawas

- 44 -

10.2.2 Pengendalian limbah Laboratorium Pengolahan Sel Punca

10.2.2.1 Adanya tempat pembuangan limbah yang sesuai

dengan tipe limbah yang dihasilkan untuk

memudahkan proses identifikasi dan

penanganan limbah.

10.2.2.2 Limbah berupa benda tajam (seperti jarum

suntik) ditempatkan pada wadah khusus

pembuangan benda tajam.

10.2.2.3 Terdapatnya prosedur penanganan limbah yang

memastikan bahwa limbah dari Laboratorium

Pengolahan Sel Punca telah didekontaminasi

secara kimiawi dan/atau melalui proses

sterilisasi sehingga tidak akan menimbulkan

pencemaran terhadap lingkungan sekitar.

10.2.3 Kondisi lingkungan haruslah dapat menciptakan

keamanan yang optimal, menjamin integritas produk dan

meminimalkan kemungkinan kontaminasi silang atau

kontaminasi dengan bahan infeksius. Kondisi ini harus

dipantau.

10.3 Pengendalian operasional secara umum

Yang memasuki tempat persiapan, dan pengolahan sel punca

hanyalah staf yang berwenang.

MENTERI KESEHATAN

REPUBLIK INDONESIA,

ttd

NAFSIAH MBOI

Page 45: Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Mengingat : 1 ...hukor.depkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK No. 50... · nama Menteri memberikan atau menolak permohonan izin ... Pengawas

Formulir

LAPORAN KEGIATAN LABORATORIUM PENGOLAHAN SEL PUNCA

UNTUK APLIKASI KLINIS

Nama Laboratorium : .........................

Alamat : .........................

Periode Laporan

(bulan)..... sampai dengan (bulan)......

1. Sumber sel punca

No

Jenis sumber Sel

Punca yang akan

diolah

Jumlah sample

yang diterima

Jumlah sample

yang ditolak Keterangan

1 Bone marrow

2 Adipose Tissue

3 Umbilical Cord Blood

4

Total

2. Sel Punca yang Diolah

No

Jenis Sel Punca yang

Diolah

Jumlah sample

yang diterima

Jumlah

sample yang

ditolak

Indikasi

sample yang

diperbanyak

Keterangan

1

Mysenchymal Stem

Cell

2 Haematopoetik

3

4

Total

Penanggungjawab Laboratorium

( ……………………………………………… )