221
i PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI PONDOK PESANTREN (STUDI KASUS DI PONDOK MODERN GONTOR DAN PESANTREN SALAF API TEGALREJO) oleh : IMAMUL HUDA NIM. M1.13.006 Tesis diajukan sebagai pelengkap persyaratan untuk gelar Magister Pendidikan Islam PROGRAM PASCASARJANA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2015

PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

  • Upload
    others

  • View
    11

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

i

PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN

MULTIKULTURAL DI PONDOK PESANTREN (STUDI KASUS DI PONDOK MODERN GONTOR

DAN PESANTREN SALAF API TEGALREJO)

oleh :

IMAMUL HUDA

NIM. M1.13.006

Tesis diajukan sebagai pelengkap persyaratan

untuk gelar Magister Pendidikan Islam

PROGRAM PASCASARJANA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2015

Page 2: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

ii

ii

Page 3: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

iii

iii

Page 4: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

iv

iv

Page 5: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

v

v

ABSTRAK Praktik Pendidikan Liberal dan Multikultural di Pondok Pesantren

(Studi Kasus di Pondok Modern Gontor dan Pesantren Salaf API Tegalrejo)

Pendidikan ibarat musafir yang sedang berada pada persimpangan jalan. Jalan mana

yang akan ditempuh untuk mencapai tujuan adalah pilihan. Secara umum terdapat

dua ideologi yang berkembang dalam dunia pendidikan, yaitu konservatif dan liberal.

Pondok pesantren identik dengan tradisi dan ritual seperti membaca kitab

klasik, membaca wirid, al-barzanji, mujahadah, istighotsah, tartil maupun tahfidh al

quran. Itu semua tidak bisa lepas dari tujuan, visi dan misi mayoritas pesantren yaitu

mencetak para santrinya agar menjadi kader ulama.

Seiring perkembangan zaman dan tuntutan masyarakat atas kebutuhan

pendidikan umum, kini banyak pesantren yang menyediakan materi pendidikan

umum. Bahkan terdapat pesantren yang menerapkan pendidikan berwawasan

kebebasan dan multikultural.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bentuk praktik pendidikan liberal dan

multikultural di Pondok Pesantren. Jenis penelitian ini adalah studi lapangan (field

research) dengan metode deskriptif kualitatif. Adapun Lokasi penelitian dilakukan di

dua tempat; yaitu Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo Jawa Timur dan

Pesantren Salaf API ( Asrama Perguruan Islam ) Tegalrejo Magelang Jawa Tengah.

Hasil penelitian menunjukan bahwa pendidikan di Pondok Modern Gontor

memuat sebagian karakter pendidikan liberal yang terdapat dalam visi misi, tujuan

pendidikan, pembelajaran di Kulliyatul Mu‟allimin al-Islamiyyah (KMI), Organisasi

Pelajar, dan rangkaian kegiatan di bawah pengasuhan santri. Adapun sebagian praktik

pendidikan liberal di pesantren salaf API Tegalrejo ditemukan di sekolah formal

SMK Syubbanul Wathon dan lembaga pelatihan PARTNER (Pesantren Entrepeneur).

Hasil penelitian juga menunjukan bahwa terdapat nilai-nilai multikulturalisme

dalam kurikulum KMI, agenda Organisasi Pelajar serta berbagai aktivitas Pengasuhan

Santri. Adapun nilai-nilai multikulturalisme di pesantren salaf API Tegalrejo

ditemukan dalam rangkaian kegiatan akhir tahun ajaran pesantren, yaitu Khataman

Haflah Akhirussanah dengan acara Pawiyatan Budaya Adat (PBA) yang merangkul

ratusan kesenian adat dan budaya Jawa.

Page 6: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

vi

vi

ABSTRACT

The Practice of Liberal and Multicultural Education in Islamic Boarding School

(Case Study in Gontor and API Tegalrejo Islamic Boarding School)

Education is like a traveler at a crossroads. Which pathway will be taked to achieve

the goal is an option. Generally, there are two progressing ideologies in the education:

conservative and liberal education.

Islamic Boarding School is identic with traditions and rituals such as reading a

classic book, wirid, al-barzanji, mujahadah, istighotsah, tartil and tahfidh al-qur'an.

All of which are according to it purpose, vision and mission Islamic boarding schools

that scored his students in order to be a cadre of ulama, kiai and religious leaders.

As the times and the public demands on the needs of general education, now

many Islamic Boarding School are provided general education materials. In fact,

several of them are practiced the vision of freedom and multicultural education.

The purpose of this study is to find the forms of the practice of liberal and

multicultural education at Islamic boarding school. This type of research is a field

study (field research) with descriptive qualitative method. The location of the

research carried out in two places; Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo

East Java and Pesantren Salaf API Tegalrejo Magelang, Central Java.

The study showed that education in Pondok Modern Gontor are contained

several of liberal education characters in the vision and mission, the purpose of

education, learning in Kulliyatul Mu'allimin al-Islamiyya (KMI), Student

Organization and student activities under the care of guidance and counseling

departement. As for the practices of liberal education at Pesantren Salaf API

Tegalrejo are founded in its formal schools Syubbanul Wathon and vocational

training institutions PARTNER (Pesantren Entrepeneur).

The results also showed that there are values of multiculturalism in the

curriculum KMI, Student Organization and students activities. As for the values of multiculturalism at Pesantren Salaf API Tegalrejo are founded in activities namely

Khataman haflah Akhirussanah with Pawiyatan Budaya Adat (PBA) which embraces

hundreds of indigenous art and culture of Java.

Page 7: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

vii

vii

PRAKATA

Assalamu‟alaikum Wr.Wb.

Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam atas limpahan

rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan tesis ini. Shalawat dan salam

semoga tetap tercurah kepada suri tauladan kita Rasulullah saw., sahabat,

keluarga,dan orang-orang yang senantiasa istiqomah dalam menjalankan risalah-

risalah beliau.

Tesis ini tidak mungkin selesai tanpa ada dukungan dan bantuan dari semua

pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, dengan segala

kerendahan dan ketulusan hati penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Rektor Institut Agama Islam Negeri Salatiga Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd. yang

telah memberi kesempatan kepada penulis dalam menempuh studi di Program

Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

2. Direktur Program Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri Salatiga Dr.

Zakiyuddin Baidhawy, M.Ag. yang telah memberikan kesempatan dan

menyediakan fasilitas kepada penulis dalam menempuh studi di Program

Magister Pendidikan Islam.

3. Pembimbing tesis Dr. Zakiyuddin Baidhawy, M.Ag. yang telah bersedia

meluangkan waktu, tenaga dan pikiran di tengah-tengah kesibukannya untuk

memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan tesis ini.

4. Seluruh dosen yang telah membekali ilmu pengetahuan dan ketrampilan selama

Page 8: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

viii

viii

kuliah beserta staf Program Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri Salatiga

yang melayani penulis dengan kesabaran.

5. Para asatidz dan staf pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor yang telah

memberikan kesempatan dan kelonggaran waktunya untuk memberikan informasi

dan data pendukung lainnya dalam penyusunan tesis ini sehingga berjalan dengan

lancar.

6. Dr. H. Nur Hadi Ihsan, MIRKH, K.H. Muhammad Hudaya, Lc, M.Ag., Hj.

Alfiyah Rahmawati Hidana, Lc. M.Ag., dan H. Ismail Abdullah Budi Prasetyo,

S.Ag. yang telah banyak memberikan informasi dan masukan kepada penulis.

7. K.H. Abdurrohman Yusuf Chudlori selaku pengasuh pesantren salaf API

Tegalrejo dan ustadz Ali Mustofa selaku sesepuh pesantren API yang telah

banyak memberikan banyak informasi kepada penulis.

8 . Keluarga besar Pondok Modern Assalaam Temanggung yang telah

memberikan izin studi dan keleluasaan sehingga penelitian ini menjadi lancar.

9. A ya h k u H. Hamdi yang senantiasa memberikan doa, mencurahkan kasih sayang,

perhatian,dan motivasi yang tulus kepada peneliti. Hormat dan baktiku selalu

tertuju kepada beliau.

10. Istriku tercinta Nur Cholifah dan anak-anakku tersayang Xena Raida, Zamzam

Omar Sahid dan Panji Fatahillah Mursyid yang selalu mendampingi dan

mendo‟akan hingga selesainya tesis ini.

11. Teman-teman Program Pascasarjana angkatan 2013 khususnya kelas A yang

Page 9: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

ix

ix

selalu kompak dan berbagi pengalaman.

12. Semua pihak yang turut serta membantu dalam menyelesaikan skripsi dan semua

pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu, semoga Allah SWT

membalas dengan sebaik-baik balasan.

13. Tidak lupa kepada sahabat-sahabatku Syakban Maghfur, M.Pd; Altof Sufeida,

S.Ag; Catur Deni Firmanto, Faizin Santoso, S.Pd.I yang selalu memberi dorongan

dan motivasi.

14. Yang terakhir almarhumah ibuku tercinta Hajjah Siti Sulasih. Beliau orang paling

berharga di dunia bagiku, semoga segala kebaikan dan kebajikanku adalah doa

anak sholeh yang tidak pernah terputus untukmu. Amin…. Ya robbal alamin…...

Pada akhirnya penulis menyadari dengan sepenuh hati bahwa penulisan tesis

ini belum mencapai kesempurnaan. Namun penulis berharap semoga tesis ini dapat

bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan para pembaca pada umumnya. Amin.

Wassalamu‟alaikum Wr.Wb.

Salatiga, 31 Agustus 2015

Penulis

Imamul Huda

NIM. M1.13.006

Page 10: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

x

x

MOTTO

Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah

dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu.

dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan

meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi

ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu

kerjakan. (Q.S. al-Mujadilah/58:11)

ORANG YANG BERHENTI BELAJAR AKAN MENJADI PEMILIK MASA

LALU. ORANG YANG TERUS BELAJAR AKAN MENJADI PEMILIK

MASA DEPAN

TUGAS KITA BUKANLAH UNTUK BERHASIL, TUGAS KITA ADALAH

UNTUK MENCOBA, KARENA DI DALAM MENCOBA ITULAH KITA

MEMBANGUN KESEMPATAN UNTUK BERHASIL

BERUSAHALAH UNTUK MENJADI ORANG SUKSES DAN BERGUNA

Page 11: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

xi

xi

PERSEMBAHAN

Untuk yang kucintai;

Ibuku alm. Hj. Siti Sulasih

(semoga Allah SWT selalu merahmatinya)

Ayahku H. Hamdi

Istriku Nur Cholifah

Putra-putriku tersayang;

Xena Raida

Zamzam Omar Sahid

Panji Fatahillah Mursyid

Dan yang tak terlupakan

Sahabat-sahabatku pasca sarjana angkatan ke-3

serta dewan guru Pondok Assalam

Page 12: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

xii

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. iii

HALAMAN PERNYATAAN ................................................................................. iv

ABSTRAK ................................................................................................................ v

PRAKATA ....... ........................................................................................................ vii

MOTTO .................................................................................................................... x

PERSEMBAHAN ..................................................................................................... xi

DAFTAR ISI ............................................................................................................. xii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xv

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ xvii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................ 10

C. Signifikasi Penelitian ............................................................................. 12

D. Kajian Pustaka ....................................................................................... 13

E. Metode Penelitian .................................................................................. 20

F. Sistematika Penulisan ............................................................................. 26

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pendidikan Liberal ................................................................................ 28

1. Pengertian Pendidikan Liberal .......................................................... 28

Page 13: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

xiii

xiii

2. Dasar Pendidikan Liberal ................................................................... 29

3. Ideologi Pendidikan Liberal ............................................................... 31

4. Konsep Pendidikan Liberal ................................................................ 32

5. Karakter Pendidikan Liberal .............................................................. 43

B. Pendidikan Multikultural ....................................................................... 45

1. Pengertian Pendidikan Multikultural ................................................. 45

2. Tujuan Pendidikan Multikultural ....................................................... 49

3. Kurikulum Pendidikan Multikultural ................................................. 51

BAB III PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DI PONDOK PESANTREN

A. Pendidikan Liberal di Pondok Modern Darussalam Gontor .................. 54

1. Gambaran Umum Pondok Modern Darussalam Gontor .................... 54

2. Praktik Pendidikan Liberal di Pondok Modern Gontor .................... 55

a. Visi dan Misi ................................................................................. 56

b. Tujuan Pendidikan ......................................................................... 62

c. Sistem Pendidikan Pondok Modern Darussalam Gontor .............. 71

3. Peran Pengasuh Pondok dalam Praktik Pendidikan Liberal di Pondok

Modern Darussalam Gontor .............................................................. 90

B. Pendidikan Liberal di Pesantren API Tegalrejo ..................................... 94

1. Gambaran Umum Pesantren Salaf Asrama Perguruan Islam (API)

Tegalrejo Magelang ........................................................................... 94

2. Praktik Pendidikan Liberal di Pesantren Salaf Asrama Perguruan Islam

(API) Tegalrejo Magelang ................................................................ 96

a. Sekolah Kejuruan Syubbanul Wathon Tegalrejo .......................... 97

b. Pesantren Enterpreneur ................................................................. 106

3. Peran K.H. Abdurrahman Yusuf Chudlori dalam Pendidikan

Liberal ............................................................................................... 114

Page 14: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

xiv

xiv

BAB IV PRAKTIK PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DI PESANTREN

A. Pendidikan Multikultural di Pondok Modern Gontor ........................... 118

1. Visi Misi Pondok Modern Gontor dalam Perspektif

Multikultural ................................................................................... 119

2. Tujuan Pendidikan Pondok Modern Gontor dalam Perspektif

Multikultural ................................................................................... 124

3. Sistem Pendidikan Pondok Modern Gontor dalam Perspektif

Multikultural ................................................................................... 128

4. Peran K.H. Dr. Abdullah Syukri, M.A. dalam Pendidikan

Multikultural ................................................................................... 134

B. Pendidikan Multikultural di Pesantren Salaf Asrama

Perguruan Islam (API) Tegalrejo .......................................................... 137

1. Kegiatan Akhir Tahun Pesantren API Tegalrejo ............................... 138

2. Peran K.H. Yusuf Chudlori dalam Pendidikan Multikultural ........... 149

BAB V PENUTUP

A. Simpulan ................................................................................................ 152

B. Saran .......................................................................................................157

C. Penutup ...................................................................................................157

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 159

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ 165

LAMPIRAN .............................................................................................................. 193

BIOGRAFI PENULIS .............................................................................................. 200

Page 15: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

xv

xv

DAFTAR GAMBAR

1. Struktur Organisasi di Pondok Modern Gontor ............................................... 165

2. Denah kampus Pondok Modern Gontor ............................................................. 166

3. Keterangan denah kampus Pondok Modern Gontor .......................................... 167

4. Pimpinan pondok melepas kontingen Jambore Internasional ke Malaysia .... 168

5. Kontingen Jambore Internasional ...................................................................... 168

6. Lomba pramuka di depan masjid Gontor .......................................................... 169

7. Perkemahan Kamis-Jumat (PERKAJUM) ........................................................ 169

8. Apel Tahunan pada pekan perkenalan khutbatul arsy ..................................... 170

9. Inspeksi Pimpinan Pondok pada apel tahunan ................................................. 171

10. Salah satu slogan di dinding sekolah ................................................................ 171

11. Pengarahan Pimpinan pada pertanggungjawaban pengurus ............................. 172

12. Sumpah jabatan pengurus OPPM ..................................................................... 173

13. Muker OPPM .................................................................................................... 173

14. Lomba senam antar rayon/asrama .................................................................... 174

15. Pelatihan jurnalistik di Pondok Modern Gontor .............................................. 174

16. Kompetisi olah raga pada acara Gontor Olympiad .......................................... 175

17. Penyembelihan hewan qurban .......................................................................... 175

18. Pentas Panggung Gembira kelas VI Pondok Modern Gontor ........................... 176

19. Demonstrasi bahasa dan Aneka Ria Nusantara ................................................. 177

Page 16: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

xvi

xvi

20. Grup Sidasa Banda siswa kelas IV dan III intensif KMI .................................. 178

21. Marching Banda Pondok Modern Gontor ......................................................... 178

22. PORSENI di Pondok Modern Gontor ............................................................... 179

23. Gedung Olah Raga (GOR) Pondok Modern Gontor ......................................... 179

24. Kunjungan Prof. Dr. Faris Kaya dari Turki ....................................................... 180

25. Kunjungan rektor Universitas Zaituna Tunisia ................................................. 180

26. Kunjungan mufti Rusia ..................................................................................... 181

27. Kunjungan ketua Palang Merah Internasional .................................................. 181

28. Kunjungan penyair Taufiq Ismail ...................................................................... 182

29. Kunjungan Dr. Sintani Naoyuki dari Jepang .................................................... 182

30. Pentas seni tradisional di depan rumah alm. K.H. Ahmad Muhammad .......... 183

31. Para pengasuh pesantren API Tegalrejo ............................................................ 186

32. Gus Yusuf on air di FAST FM .......................................................................... 187

33. Konser musik band modern pada acara akhirussanah API ............................... 188

34. SMK Syubbanul Wathon Tegalrejo Magelang ................................................ 189

35. Kegiatan Komisi Pelatihan Kuliner (KPK) Pesantren Entrepeneur ................ 191

36. Front Pelatihan Internet (FPI) Pesantren Entrepeneur ..................................... 192

Page 17: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

xvii

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Jadual Kegiatan Harian Santri Pondok Modern Gontor ....................................... 193

2. Jadual Kegiatan Ekstrakurikuler Pondok Modern Gontor ................................ 194

3. Jadual Kegiatan Santri Pondok API Tegalrejo .................................................. 196

4. Jadual Pentas Pawiyatan Budaya Adat ............................................................. 198

Page 18: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan memiliki peranan penting dalam pengembangan kemampuan

seseorang. Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk mendapatkan

pengetahuan yang nantinya menjadi bekal dalam kehidupan di tengah masyarakat.

Isu tentang pendidikan menarik dan senantiasa aktual sampai kapan pun.

Pendidikan tidak pernah lekang oleh zaman, mulai dari zaman Adam sampai

zaman sekarang bahkan juga pada zaman-zaman berikutnya. Pendidikan juga tidak

bisa lepas dari berbagai macam ideologi yang berkembang di tengah masyarakat.

Ideologi ini turut mewarnai pendidikan sehingga pendidikan yang dilakukan di

tengah masyarakat memiliki karakteristik tertentu yang identik dengan ideologi

tertentu pula. Baik itu pendidikan umum maupun pendidikan agama.

Menurut William O'neil, pakar pendidikan dari University of Southern

California dalam Ideologi-Ideologi Pendidikan bahwa pendidikan kalau boleh

diibaratkan seperti seorang musafir yang sedang berada pada persimpangan jalan.

Jalan mana yang akan ditempuh untuk mencapai tujuan adalah pilihan.1 Begitu

juga dengan pendidikan, memilih jalan itu merupakan hal yang amat penting dan

akan menentukan keberhasilan.

1 William F. O‟Neill, Ideologi-ideologi Pendidikan, terj. Omi Intan Naomi, cet. kedua,

Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008, 13.

Page 19: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

2

2

Terdapat dua ideologi yang berkembang dalam dunia pendidikan, yaitu

konservatif dan liberal.2 Perbedaan dari kedua ideologi tersebut akan berdampak

pada metode dan cara pembelajaran yang diberikan oleh pendidikan dengan

ideologi tertentu. Kapitalisme global berimplikasi pada pengakuan terhadap hak

individu. Hal ini menimbulkan paham liberalisme yang menekankan kebebasan

pada masing-masing individu dalam segala hal. Dalam menghadapi hal tersebut,

pendidikan dituntut untuk mempersiapkan generasi-generasi yang mampu

berinteraksi dengan keadaaan yang terjadi sekarang. Untuk itulah kemudian

ideologi pendidikan liberal mulai muncul.

Man is born to free adalah asumsi dasar para pemikir liberal. Dalam

artikulasinya, liberalisme menjadi sebuah keyakinan, filsafat dan akhirnya menjadi

dan dijadikan sebuah atribut gerakan keagamaan dan merambah kepada dunia

pendidikan baik secara individual maupun kelompok. Liberalisme berangkat dari

semangat pembaharuan dan keinginan membawa Islam dan dunia pendidikan agar

selalu relevan dengan zaman modern yang berubah maju begitu cepat.

Menurut paradigma liberal, muncul keyakinan bahwa tidak ada masalah

dalam sistem yang berlaku di tengah masyarakat, masalahnya terletak pada

mentalitas, kreativitas, motivasi, ketrampilan teknis, serta kecerdasan anak didik.

Paradigma pendidikan liberal kemudian menimbulkan suatu kesadaran, yang

dengan meminjam istilah Paolo Freire disebut sebagai kesadaran naif. Keadaan

2 William, Ideologi-ideologi Pendidikan … , 99.

Page 20: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

3

3

yang dikategorikan dalam kesadaran ini adalah lebih melihat `aspek manusia`

menjadi akar penyebab masalah masyarakat. Dalam kesadaran ini masalah etika,

kreativitas, 'need for achievement' dianggap sebagai penentu perubahan sosial.3

Jadi dalam menganalisis, misalnya mengapa suatu masyarakat miskin,

menurut paradigma pendidikan liberal karena „salah‟ masyarakat yang miskin itu

sendiri, yakni mereka malas, tidak memiliki jiwa enterpreneursip, atau tidak

memiliki budaya 'pembangunan' dan seterusnya. Oleh karena itu 'man power

development' adalah sesuatu yang diharapkan akan menjadi pemicu perubahan.

Pendidikan dalam konteks ini tidak mempertanyakan sistem dan struktur yang

berlaku, bahkan sistem dan struktur yang ada dianggap sudah baik dan benar.

Dalam memandang tentang realitas sosial yang sedang berjalan, kaum liberal lebih

berorientasi pada upaya menyesuaikan "subyek" terhadap realitas yang

melingkupinya.4 Dengan demikian, berdasarkan pandangan ini, yang harus

berubah adalah "subyeknya", dalam hal ini peserta didik agar bisa beradaptasi

dengan sistem dan struktur yang sedang berjalan.

Mungkin terdengar seperti sebuah kontradiksi dalam pendidikan Islam ketika

sebuah pesantren mempraktikkan pendidikan liberal dan multikultural, sehingga

mungkin akan muncul pertanyaan; mengapa menerapkan pendidikan liberal dan

multikultural? Meskipun pada kenyataannya bahwa praktik pendidikan liberal dan

3 Paulo Freire dkk. Menggugat Pendidikan. Fundamentalis, Konservatif, Liberal, Anarkis,

Jogjakarta: Pustaka Pelajar, cet. IV, 2003, 110. 4 Paulo Freire dkk, Menggugat Pendidikan …,121.

Page 21: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

4

4

multikultural memang benar terjadi di pesantren tanpa disadari oleh pengasuh dan

pengelola satuan pendidikan Islam tersebut. Dan ketidakjelasan praktiknya

mungkin masih tampak di sana-sini.

Dalam praktiknya, pendidikan liberal banyak mengakomodir seluruh potensi

manusia. Nuansa kebebasan menjadi spirit pendidikan liberal. Hakekat manusia

dalam perspektif yang satu ini lebih ditempatkan pada posisi sebagai subyek.

Manusia menjadi pelaku aktif bagi seluruh kehidupannya. Inilah prinsip yang

paling fundamental dari ajaran humanisme. Karena, lahirnya ide ideologi

pendidikan liberal bermula dari filsafat rasionalisme renedescartes, segala hal

yang berkenaan dengan kehidupan manusia selalu dikembalikan pada suatu prinsip

bahwa manusia adalah makhluk rasional (animal rational).5 Seperti pandangan

Plato (427-347 SM) yang mengatakan bahwa manusia adalah hewan berakal

(animal rational). Prinsip inipun sebenarnya tidak jauh berbeda dengan khazanah

keilmuan Islam yang lebih memposisikan manusia sebagai hewan yang berbicara

(al-hayawan al-nathiq).

Dengan prinsip kebebasan individu (individualism), pengertian pendidikan

lebih bersifat dinamisme dengan mengutamakan persaingan sehat dan rasional.

Maka pendidikan liberal yang modernis itu bisa juga disebut pendidikan

5 Charles K.H.urzman, Liberal Islam: A Source-Book, New York: Oxford University Press,

Islamic Liberal, 1988, 67.

Page 22: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

5

5

profesional. Sementara prinsip epistemologinya yang sepenuhnya mengutamakan

pada rasionalisme dan empirisme.6

Berkaitan dengan pendidikan, kaum liberal beranggapan bahwa persoalan

pendidikan terlepas dari persoalan politik dan ekonomi masyarakat. Dan

pendidikan tidak memiliki tujuan yang kemudian lebih diarahkan pada

penyesuaian atas sistem dan struktur sosial yang berjalan. Yang lebih diperhatikan

adalah bagaimana meningkatkan kualitas dari proses belajar mengajar sendiri,

fasilitas dan kelas yang baru, modernisasi peralatan sekolah dan penyeimbangan

rasio guru-murid.

Selain itu juga berbagai investasi untuk meningkatkan metodologi pengajaran

dan pelatihan yang lebih efisien dan partisipatif, seperti kelompok 'learning by

doing', 'experimental learning', dan berbagai macam kegiatan positif

ekstrakurikuler yang bisa menambah wawasan dan mengasah pola pikir peserta

didik. Bagi kaum liberal, pendidikan yang terbaik adalah untuk melatih anak agar

berfikir secara kritis dan objektif, mengikuti bentuk dasar proses ilmiah, dan

melatih anak meyakini hal-hal tersebut sebagai hal-hal yang paling baik

berdasarkan pengetahuan ilmiah.7

Sedangkan tawaran tentang pentingnya pendidikan multikultural yang

diwacanakan para pakar pendidikan di Indonesia dalam batas tertentu mendapat

6 Muarif, Liberalisasi Pendidikan Menggadaikan Kecerdasan Kehidupan Bangsa, cet. 1,

Jakarta: Pinus Book Publisher, 2008, 56. 7 Bambang Sugiharto, Humanisme dan Humaniora, Yogyakarta: Jalasutra, 2008, 344.

Page 23: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

6

6

respons yang positif dari pihak eksekutif dan legislatif. Hal ini terbukti dengan

diundangkannya Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional, yang mengakomodasi nilai-nilai hak asasi manusia

dan semangat multikultural (Bab III, pasal 4, ayat 1).8 Bahkan, nilai-nilai tersebut

dijadikan sebagai salah satu prinsip penyelenggaraan pendidikan nasional,

sebagaimana yang termaktub pada Bab III pasal 4, ayat 1: ”Pendidikan

diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif

dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural dan

kemajemukan bangsa.”

Selanjutnya James Albert Banks -father of multicultural education dan telah

membumikan konsep pendidikan multikultural menjadi ide persamaan pendidikan-

mengatakan bahwa substansi pendidikan multikultural adalah pendidikan untuk

kebebasan (as education for freedom) sekaligus sebagai penyebarluasan gerakan

inklusif dalam rangka mempererat hubungan antar sesama (as inclusive and

cementing movement).

Sejak tumbuhnya pesantren, pengajaran kitab-kitab klasik diberikan sebagai

upaya untuk meneruskan tujuan utama pesantren yaitu mendidik calon-calon

ulama yang setia terhadap paham Islam tradisional. Karena itu kitab-kitab Islam

8 UU no 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Penjelasannya, Yogyakarta:

Media Wacana, 2003, 12.

Page 24: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

7

7

klasik merupakan bagian integral dari nilai dan paham pesantren yang tidak dapat

dipisah-pisahkan.9

Seiring perkembangan zaman, serta tuntutan masyarakat atas kebutuhan

pendidikan umum, kini banyak pesantren yang menyediakan materi pendidikan

umum dalam pesantren. Kemudian muncul istilah pesantren salaf dan pesantren

modern, pesantren salaf adalah pesantren yang murni mengajarkan Pendidikan

Agama Islam sedangkan pesantren modern menggunakan sistem pengajaran

pendidikan umum atau kurikulum. Ada juga jenis pesantren semi modern yang

masih mempertahankan kesalafannya dan memasukkan kurikulum modern di

pesantren tersebut. Beberapa pesantren mulai memasukkan pelajaran keterampilan

sebagai salah satu materi yang diajarkan. Ada keterampilan beternak, bercocok

tanam, menjahit, berdagang dan lain sebagainya.10

Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) adalah sebuah pondok

pesantren di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur. Pondok ini mengombinasikan

pesantren dan metode pengajaran klasik berkurikulum seperti sekolah. Pondok

Gontor didirikan pada tahun 1926 di Ponorogo Jawa Timur oleh tiga bersaudara

yaitu K.H. Ahmad Sahal, K.H. Zainuddin Fananie, dan K.H. Imam Zarkasyi yang

kemudian dikenal dengan istilah Tri Murti. Tri Murti mendirikan Pondok Gontor

dengan mempertahankan sebagian tradisi pesantren salaf dan mengubah metode

9 Mastuki H.S., M. Ishom El-Saha, Intelektualisme Pesantren, Jakarta: Diva Pustaka, 2006,

25. 10

Amin Haedar, Panorama Pesantren Dalam Cakrawala Modern, Jakarta: Diva Pustaka,

2004,130.

Page 25: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

8

8

pengajaran pesantren yang menggunakan sistem watonan (massal) dan sorogan

(individu) diganti dengan sistem klasik seperti sekolah umum. Kemudian

didirikanlah lembaga Kulliyatul Mu'allimin Al-Islamiah (KMI) pada tahun 1936

yang setara dengan lulusan sekolah menengah. Pada tahun 1963 Pondok Modern

Gontor mendirikan Institut Studi Islam Darussalam (ISID).11

Pondok pesantren salaf Asrama Perguruan Islam (API) Tegalrejo didirikan

pada tanggal 15 September 1944 oleh K.H. Chudlori, seorang ulama yang berasal

dari desa Tegalrejo. Pada awalnya K.H. Chudlori tidak memberikan nama

pesantrennya sebagaimana layaknya Pondok Pesantren yang lain. Kemudian pada

tahun 1947 ditetapkanlah nama Asrama Perguruan Islam (API).12

Pendiri

(muassis) mempunyai harapan kelak para alumni API benar-benar terdorong untuk

menjadi guru ngaji yang mengajarkan dan mengembangkan syariat-syariat Islam

di masyarakat.

Tujuan, visi dan misi mayoritas pesantren yaitu mencetak para santrinya agar

menjadi kader ulama. Akan tetapi pada kenyataannya terdapat pesantren yang

menerapkan sistem pendidikan yang berwawasan kebebasan dan multikultural

sehingga mempengaruhi pola pikir dan tindakan santri. Para pendidik di

lingkungan pesantren yaitu guru, ustadz, pengasuh dan kiai kadang-kadang tidak

menyadari bahwa dinamika sistem pendidikan di lembaganya, mungkin tanpa

11

Tim Redaksi, Serba-serbi Singkat Tentang Pondok Modern Darussalam Gontor. Untuk

Pekan Perkenalan Tingkat Dua, Ponorogo: Darussalam Press, 1997. 12

http://www.salaf.id.ai/sejarah-pondok-pesantren-salaf-tegalrejo.

Page 26: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

9

9

kesengajaan mereka ternyata telah menerapkan pendidikan yang berwawasan

kebebasan (liberal) dan berwawasan multikultural.

Misalnya pada acara khataman atau akhirussanah. Khataman adalah simbol

bagi para santri yang sudah selesai dalam belajar atau kenaikan kelas/tingkat.

Biasanya acara ini dilaksanakan setiap setahun sekali dengan acara yang meriah.

Berbeda dengan acara khataman di Pesantren Salaf API Tegalrejo yang

memasukkan berbagai budaya Indonesia sebagai event dari khataman tersebut.

Acara khataman di API Tegalrejo dilaksanakan selama satu minggu. Pada hari

pertama acara khataman diramaikan dengan berbagai pagelaran seni budaya di

lapangan besar Tegalrejo atau biasa disebut dengan pasar malam. Di antaranya

adalah pagelaran wayang, campursari, konser, dan lain-lain. Pasar malam ini

berakhir sampai hari kelima. Pada hari keenam khataman pondok pesantren diisi

dengan arak-arak budaya. Inilah yang menjadi keunikan dari pesantren ini. Tentu

saja acara tersebut menghabiskan dana ratusan juta hingga miliaran rupiah.13

Sedangkan di Pondok Modern Gontor juga terdapat berbagai macam kegiatan

dalam berbagai bidang; yaitu bidang olah raga dengan terbentuknya puluhan klub

semua jenis olah raga, bidang bahasa dengan terbentuknya beberapa English and

Arabic course. Dalam bidang seni budaya terdapat puluhan grup kesenian daerah

seluruh nusantara, pentas seni yang diselenggarakan pada setiap hari besar Islam

13

Hasil wawancara dengan Ali Mustofa kepala Asrama Perguruan Islam Tegalrejo Magelang

pada Kamis 12 Februari 2015 pukul 12.00.

Page 27: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

10

10

dan puluhan kegiatan lainnya dalam bidang-bidang tertentu.14

Kalau di pesantren

salaf ada acara khataman/akhirussanah, sedangkan di Pondok Modern Gontor

terdapat acara pekan perkenalan pada awal tahun dengan agenda pengenalan

orientasi pondok, apel tahunan beserta pawai nusantara dan ditutup dengan

panggung gembira yang menghabiskan dana ratusan juta hingga miliaran rupiah.

Oleh karena itu, penulis merasa tertarik dan termotivasi untuk melakukan

penelitian ini. Penulis juga merasa berkepentingan untuk meluruskan penilaian

dan pandangan negatif dan minir tentang pendidikan liberal dan multikultural yang

dianggap sebagai proyek imperialis, kebarat-baratan, anti agama, dan tidak islami

dengan harapan alternatif-alternatif yang ditawarkan teori maupun aliran

pendidikan liberal tentunya dapat diterima, atau minimal dapat didialogkan dengan

sikap yang lebih dewasa. Jangan sampai gagasan-gagasan cemerlang dan sangat

diperlukan untuk memberdayakan pendidikan di era yang penuh dengan problem

multi komplek ini ditolak hanya karena salah persepsi yang tidak substantif.

B. Rumusan Masalah

Berkaitan dengan praktik pendidikan liberal dan multikultural di pesantren,

maka terdapat berbagai masalah yang dapat diidentifikasikan. Pertama, kurangnya

pemahaman para pengelola pesantren tentang konsep pendidikan liberal dan

multikultural. Kedua, orientasi pendidikan pesantren mayoritas bersifat ukhrowi

14

Tim Penyusun, Musyawarah Kerja Organisasi Pelajar Pondok Modern Darussalam

Gontor Ponorogo, Sekretariat Pusat OPPM XLVIII Gontor, 2013, 74.

Page 28: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

11

11

oriented. Ketiga, adanya kegiatan pendidikan di pesantren yang kontradiktif

dengan ciri khas tradisi klasik pesantren Indonesia. Keempat, terdapat korelasi

antara kegiatan pendidikan di pesantren dengan konsep pendidikan liberal dan

multikultural.

Untuk memperjelas serta memberikan arah tepat dalam pembahasan ini, maka

penulis membatasi permasalahan sebagai berikut:

1. Fokus penelitian diarahkan pada praktik pendidikan liberal di Pondok Modern

Gontor dan Pesantren Salaf API Tegalrejo.

2. Praktik pendidikan multikultural di Pondok Modern Gontor dan Pesantren Salaf

API Tegalrejo.

3. Peran pengasuh dalam praktik pendidikan liberal dan multikultural di Pondok

Modern Gontor dan Pesantren Salaf API Tegalrejo.

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah di atas, maka penulis dapat

mengemukakan rumusan masalah pada penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimana praktik pendidikan liberal di Pondok Modern Gontor dan Pesantren

Salaf API Tegalrejo ?

2. Bagaimana praktik pendidikan multikultural di Pondok Modern Gontor dan

Pesantren Salaf API Tegalrejo ?

3. Bagaimana peran pengasuh pondok dalam praktik pendidikan liberal dan

multikultural di Pondok Modern Gontor dan Pesantren Salaf API Tegalrejo ?

Page 29: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

12

12

C. Signifikasi Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui bentuk praktik pendidikan liberal di Pondok Modern

Gontor dan Pesantren Salaf API Tegalrejo.

b. Untuk mengetahui bentuk praktik pendidikan multikultural di Pondok

Modern Gontor dan Pesantren Salaf API Tegalrejo.

c. Untuk mengetahui peran pengasuh dalam praktik pendidikan liberal dan

multikultural di Pondok Modern Gontor dan Pesantren Salaf API Tegalrejo.

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Teoritik

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk menambah khazanah

ilmu pengetahuan tentang pendidikan liberal dan pendidikan multikultural

yang bisa dipraktikkan di pesantren. Pendidikan liberal dan multikultural

sangat diperlukan untuk mengubah pola pikir peseta didik/santri untuk

menghadapi perubahan dan perkembangan zaman yang penuh dengan

kompleksitas ini.

b. Manfaat Praktis

1) Bagi pesantren, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan

pertimbangan atau masukan agar tidak salah faham dan berprasangka

buruk terhadap pengertian pendidikan liberal dan multikultural, sehingga

Page 30: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

13

13

praktiknya bisa dilaksanakan demi terwujudnya generasi muslim yang

berwawasan luas, inklusif dan egaliter bisa bekerja sama dengan sesama.

2) Bagi penyelenggara pendidikan sebagai bahan masukan untuk instansi

terkait dalam merencanakan, melaksanakan dan pengawasan terhadap

kegiatan pendidikan di pesantren sehingga dapat memperbaiki dan

menyempurnakan serta meningkatkan kualitas pendidikan agama Islam di

Indonesia.

3) Bagi guru dapat untuk menambah khazanah keilmuan kependidikan

terutama tentang filosofi dan teori-teori pendidikan yang bisa diterapkan

pada lembaga pendidikan di Indonesia.

D. Kajian Pustaka

Kajian atau studi terhadap isu-isu tentang sistem pendidikan pesantren

mungkin sudah banyak dilakukan oleh para peneliti. Di antara hasil penelitian

yang banyak dijadikan tinjauan pustaka adalah penelitian yang dilakukan oleh

Mastuhu; Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren, Suatu Kajian tentang Unsur

dan Nilai Sistem Pendidikan Pesantren. Buku ini merupakan disertasi doktor di

Institut Pertanian Bogor (IPB) pada tahun 1989.

Mastuhu menyatakan bahwa aliran-aliran pendidikan yang terdapat dalam

sistem pendidikan umum yaitu empirisme, nativisme dan konvergensi tidak sama

dengan sistem pendidikan pesantren. Dalam sistem pendidikan pesantren tidak

Page 31: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

14

14

terdapat dan menganut aliran-aliran tersebut. Seluruh pesantren berangkat dari

sumber yang sama, yaitu ajaran Islam. Namun terdapat perbedaan filosofis

mengenai konsep teologi dan pendidikan sehingga masing-masing pesantren yang

diteliti mempunyai ciri khas sendiri-sendiri yang berbeda satu dari yang lain sesuai

dengan tekanan bidang studi yang ditekuni dan gaya kepemimpinan yang

dibawakan kiainya.15

Adapun tipe pesantren Indonesia dijelaskan oleh Mastuki dalam Mundzier

Suparta16

yang menyimpulkan bahwa bentuk pesantren Indonesia diklasifikasikan

menjadi empat tipe yakni: tipe 1 pesantren yang menerapkan pendidikan formal

dan mengikuti kurikulum nasional, baik yang hanya memiliki sekolah agama (MI,

MTs, MA, dan PT Agama Islam) maupun yang memiliki sekolah umum (SD,

SMP, SMU dan PT Umum), tipe 2 pondok pesantren yang menyelenggarakan

pendidikan keagamaan dalam bentuk madrasah dan mengajarkan ilmu-ilmu umum

meski tidak menerapkan kurikulum nasional, seperti pesantren Gontor Ponorogo,

tipe 3 pesantren yang hanya mengajarkan ilmu-ilmu agama dalam bentuk

madrasah diniah sepeti pesantren Lirboyo Kediri dan pesantren API Tegalrejo

Magelang dan tipe 4 pesantren yang hanya menjadi tempat pengajian.

Dalam menghadapi era globalisasi, Pesantren mulai beradaptasi dengan

modernisasi agar keberadaannya tetap eksis di masyarakat. Hal ini dijelaskan

15

Mastuhu, Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren, Jakarta: Inis, 1994. 16

Mundzier Suparta dan Amin Haedari (editor), Manajemen Pondok Pesantren, Jakarta:

Depag, 2003.

Page 32: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

15

15

Mohammad Muchlis Solichin dalam Modernisasi Pendidikan Pesantren yang

menyimpulkan bahwa modernisasi pendidikan di pesantren adalah sebagai upaya

untuk tetap bertahan dan eksis di tengah pergumulannya dengan lembaga

pendidikan modern yang menawarkan sistem pendidikan sekuler melalui sistem

pendidikan sekolah.17

Modernisasi sebagai respon terhadap penjajah Belanda yang

memperkenalkan sistem pendidikan modern. Modernisasi dilakukan dengan

mengembangkan kurikulum pesantren dengan memasukkan mata pelajaran umum,

yang selanjutnya berimplikasi terhadap diversifikasi lembaga pendidikan

pesantren, sistem penjenjangan, kepemimpinan dan manajemen pendidikan

pesantren.

Hal senada juga menjadi perhatian Nurcholish Madjid dalam bukunya Bilik-

bilik Pesantren yang menekankan 3 aspek dalam pendidikan pesantren yang perlu

dibenahi,18

yaitu: pertama, segi metodologi pengajaran pesantren yang masih

sentralistik pada satu kekuasaan tertinggi kiai. Kedua, segi tujuan dari pendidikan

terlalu melulu mengurus akhirat sedangkan dunia terabaikan, dan ketiga, adalah

segi kurikulum, dimana materi pengajaran pesantren hanya berkutat di bidang

agama dan moral. Pesantren Indonesia cocok untuk menerapkan sistem pendidikan

modern karena manusia liberal yang lebih mengedepankan akal akan terimbangi

dengan kuatnya segi keagamaan yang diperoleh di pesantren.

17

Mohammad Muchlis Solichin , ”Modernisasi Pendidikan Pesantren”, Tadrîs, Volume 6,

Nomor 1 (Juni 2011), 30-44. 18

Nurcholish Madjid, Bilik-bilik Pesantren, Jakarta: Paramadina, 1997.

Page 33: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

16

16

Akan tetapi tidak semua pesantren menerima dan melakukan modernisasi

pendidikan. Hasil penelitian Ahmad Ta‟rifin dkk. dalam Formalisasi dan

Transformasi Pendidikan Pesantren19

menyimpulkan bahwa upaya formalisasi

pendidikan pesantren yang dilaksanakan beberapa pesantren di Pekalongan dengan

“setengah hati” dan tidak diikuti dengan pendirian lembaga pendidikan formal,

berdampak negatif terhadap perkembangan pesantren. Sebaliknya jika diikuti

dengan pendirian lembaga pendidikan formal (MI,SD,MTs,SMP,MA,SMA) maka

akan berpengaruh terhadap perkembangan pesantren. Formalisasi pesantren juga

berdampak terhadap pergeseran pola kepemimpinan pesantren, sistem pendidikan,

metode pembelajaran dan lain-lain.

Pesantren lama kelamaan akan meleburkan diri ke sistem pendidikan sekuler

(umum) sehingga jati dirinya akan hilang seperti yang diramalkan Karel A.

Steenbrink.20

Akan tetapi Ahmad Syamsu Rizal menyanggahnya dalam

Transformasi Corak Edukasi Dalam Sistem Pendidikan Pesantren, Dari Pola

Tradisi Ke Pola Modern, dengan menunjukkan fakta bahwa ada beberapa aspek

yang berubah dalam sistem pendidikan pesantren dari bentuk tradisionalnya, yaitu

aspek teknis, aspek formalisasi tujuan dan aspek materi. Tetapi interaksi edukatif

dan lingkungan pendidikan yang berbasis agama tetap dipertahankan dan menjadi

19

Ahmad Ta‟rifin dkk, ”Formalisasi dan Transformasi Pendidikan Pesantren”, Jurnal

Penelitian, P3M STAIN Pekalongan, Volume 5, Nomor 2 (Nopember 2008), 4-15. 20

Karel A. Steenbrink, Pesantren, Madrasah Sekolah: Pendidikan Dalam Kurun Waktu

Modern, Jakarta: LP3ES, 1994.

Page 34: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

17

17

center of excellent pesantren yang menjadi daya tarik dan daya jual di

masyarakat.21

Isu yang tidak kalah menarik adalah multikulturalisme dalam pesantren.

Masalah ini dijelaskan oleh Marzuki dkk. dosen FISE UNY dalam Tipologi

Perubahan dan Model Pendidikan Multikuktural Pesantren Salaf,22

yang

menyimpulkan 1) Terjadi perubahan bentuk pendidikan di pesantren salaf yang

tidak bisa lagi dikatakan bercorak salaf (tradisional) sama sekali, tetapi sudah

merupakan campuran antara tradisional dan modern, begitu juga dalam hal

pemikiran para kiai dan santrinya; 2) Islam yang dimiliki kalangan pesantren salaf

adalah Islam yang inklusif, ramah, tidak kaku, dan moderat yakni Islam yang

bernuansa perbedaan dan sarat dengan nilai-nilai multikultural. 23

Lebih terperinci, Abdullah Aly menjelaskan bahwa nilai-nilai

multikulturalisme telah dimasukkan ke dalam kurikulum sekolah di pesantren.

Buku Pendidikan Islam Multikultural di Pesantren: Telaah terhadap Kurikulum

Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam Surakarta24

menjelaskan bahwa

dokumen kurikulum di PPMI Assalam Surakarta memuat nilai-nilai multikultural.

Dua nilai multikultural yaitu nilai kesamaan dan keadilan terdapat dalam produk

21

Ahmad Syamsu Rizal, ”Transformasi Corak Edukasi Dalam Sistem Pendidikan Pesantren,

Dari Pola Tradisi Ke Pola Modern”, Jurnal Pendidikan Agama Islam Ta‟lim, Volume 9, Nomor 2

(2011), 95-111. 22

Marzuki, Tipologi Perubahan dan Model Pendidikan Multikultural Pesantren Salaf

[Experiment/Research], http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/2641/lumbungpustaka/, 2010. 23

Penelitian dilakukan di empat pesantren salaf di Jawa, yaitu Pesantren Al-Qodir

Cangkringan, Dar al-Tauhid Cirebon, Roudlatut Thalibin Rembang, dan Tebuireng Jombang. 24

Abdullah Aly, Pendidikan Islam Multikultural di Pesantren. Telaah terhadap Kurikulum

Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam Surakarta, Disertasi UIN Yogya tahun 2009.

Page 35: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

18

18

perencanaan kurikulum PPMI Assalaam. Nilai-nilai multikultural lainnya juga

terdapat dalam buku ajar yang digunakan yaitu: nilai demokrasi, solidaritas dan

kebersamaan, kasih sayang dan memaafkan, serta perdamaian dan toleransi.

Sedangkan dalam kegiatan evaluasi juga memuat nilai demokrasi.

Masalah pluralisme juga tidak lepas dari perhatian para peneliti pesantren.

Muhammad Muntahibun Nafis dalam Pesantren dan Pluralisme: Upaya

Modernisasi Pendidikan Pesantren Menuju Masyarakat Madani menyimpulkan,

ada beberapa unsur dalam sistem pendidikan pesantren yang perlu adanya

penyesuaian dan pengembangan dengan realitas kehidupan sekarang. Hal itu perlu

dilakukan demi eksistensi dan dinamisasi pesantren sebagai lembaga yang lahir

asli dari kebudayaan Indonesia yang berbeda dengan lembaga-lembaga pendidikan

Islam yang lain. Perbedaan inilah yang nantinya memungkinkan terwujudnya

masyarakat madani Indonesia yang telah banyak dicita-citakan. Adapun pluralisme

yang merupakan salah satu kata kunci dalam mewujudkan masyarakat madani di

Indonesia sangat diperlukan dan harus segera ditransformasikan, disosialisasikan,

bahkan diinternalisasikan pada pendidikan dunia pesantren sebagai salah satu agen

terbentuknya masyarakat madani.25

Akan tetapi munculnya para aktivis Islam liberal dari pesantren sempat

menjadi pembicaraan di kalangan pesantren. Salah satu di antaranya adalah

pesantren Pabelan Muntilan Magelang Jawa Tengah. Fenomena tersebut bukan

25

Muhammad Muntahibun Nafis, ”Pesantren dan Pluralisme: Upaya Modernisasi Pendidikan

Pesantren Menuju Masyarakat Madani”, Insania,Volume 13, Nomor 2 (Mei-Ags 2008), 1-17.

Page 36: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

19

19

sesuatu yang direncanakan. Dakwah yang dikembangkan di Pabelan adalah lekat

dengan kultural. Pesantren mengajarkan multikultural dan pluralisme, dan

menyatakan bahwa Islam kultural bukan berarti liberal. Pesantren Pabelan

mengajarkan santri untuk mengenal dirinya dan tidak mengarahkan pada pilihan

tertentu. Mereka diperkenalkan kajian ushuluddin dengan kekhususan madzhab

Asy‟ariyah melalui kajian sifat 20. Kepekaan dan rasionalitas santri diasah dengan

perbandingan mazhab melalui kitab Bidayatul Mujtahid. Pada pelajaran

perbandingan agama diperkenalkan pada doktrin agama selain Islam seperti

Budha, Katholik, Kristen, Hindu atau agama lain, sehingga perbedaan teologi

merupakan hal yang tak bisa dihindari.26

Dengan dasar itu, akan muncul sikap

menghargai mereka yang berkeyakinan lain. Bahwa kemudian beberapa alumni

tergolong pelopor Islam liberal, pihak pesantren berdalih bahwa sistem pendidikan

yang sama bisa melahirkan bermacam-macam orang.

Pada saat pemerintah gencar mendengungkan pendidikan karakter, Ahmad

Syamsu Rizal merespon dengan memberikan solusi sistem pendidikan pesantren.

Dalam Pendidikan Nilai Secara Active-Learning Dalam Tradisi Pondok

Pesantren, 27

Syamsu Rizal menyimpulkan bahwa metodologi pendidikan karakter

dalam tradisi pendidikan di pesantren menjadi alternatif di tengah tidak adanya

model-model yang memadai dalam membentuk karakter yang dicita-citakan.

26

Ajip Rosidi, Kiai Hamam Dja`far dan Pondok Pabelan, Jakarta: PT Dunia Pustaka Jaya,

2008, 178. 27

Ahmad Syamsu Rizal, ”Pendidikan Nilai Secara Active-Learning Dalam Tradisi Pondok

Pesantren”, Jurnal Pendidikan Agama Islam Ta‟lim, Volume 10, Nomor 1 (2012), 2-12.

Page 37: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

20

20

Pesantren memiliki “kearifan lokal” yang bertahan dan menunjukkan hasil yang

relatif lebih baik dibanding sistem lain, dimana bertumpu pada komponen

struktural paedagogis khas pesantren, yaitu 3 (KG): Kiai dan Guru, Kurikulum dan

Gedung/organisasi, Kompleks dan kelembagaan dan Gugus ruang dan waktu.

Berbeda dari dan melengkapi kajian-kajian di atas, studi (penelitian) ini

mencoba melihat intensitas muatan liberalisme dan multikulturalisme yang

terdapat dalam kegiatan pendidikan di Pondok Modern Gontor dan Pesantren Salaf

API Tegalrejo dan bagaimana berbagai kegiatan pendidikan di pesantren tersebut

menjadi media kreasi dan penyaluran bakat serta eksplorasi potensi individu

dengan semangat kebebasan dan muatan multikulturalisme. Karena menurut

penulis, studi terhadap pesantren yang secara spesifik memfokuskan pada praktik

pendidikan liberal dan mulktikultural belum memperoleh perhatian dari para

peneliti.

E. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam kategori penelitian lapangan (field

research). Jenis penelitian lapangan adalah penelitian yang dilakukan secara

intensif, terperinci dan mendalam terhadap suatu objek tertentu dengan

Page 38: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

21

21

mempelajarinya sebagai suatu kasus.28

Dalam hal ini penulis akan mendatangi

dan mengamati Pondok Modern Gontor dan Pesantren Salaf API Tegalrejo

melalui interaksi secara langsung (berkunjung,telpon,SMS,email) untuk

mempelajari profil pesantren, kebiasaan dan berbagai kegiatan yang berkenaan

dengan pendidikan liberal dan multikultural.

2. Pendekatan Penelitian

Penelitian yang pengumpulan datanya di lapangan, seperti di lingkungan

masyarakat dan pendidikan adalah merupakan penelitian deskriptif kualitatif.29

Oleh karena itu metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah studi

deskriptif. Penelitian deskriptif kualitatif yakni bentuk penelitian yang

menganalisis data dengan berpijak pada fenomena-fenomena yang ada

kemudian dikaitkan dengan teori atau pendapat yang telah ada.30

Bersifat

deskriptif karena data yang dianalisis tidak untuk menerima atau menolak

hipotesis (jika ada), melainkan hasil analisis itu berupa deskriptif dari gejala-

gejala yang diamati.31

Studi yang dikembangkan dalam penelitian ini akan

dilakukan dengan studi kepustakaan dan studi lapangan.

Dalam penelitian ini, penulis akan mendeskripsikan berbagai situasi

Pondok Modern Gontor dan Pesantren Salaf API Tegalrejo dengan keunikan

28

Hamdan Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta: Gajah Mada University

Press, 1995, 72. 29

Sarjono, dkk. Panduan Penulisan Skripsi, Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Agama Islam

Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2004, 21. 30

Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, cet. IX, Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2013, 72. 31

M. Subana dan Sudrajat, Dasar-dasar Penelitian Ilmiah, Bandung: Pustaka Setia, 2001, 15.

Page 39: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

22

22

kegiatannya secara sistematis dan karakteristik yang sesuai dengan keadaan

objek sebenarnya.

3. Lokasi Penelitian

Adapun Lokasi penelitian akan dilakukan di dua tempat; yaitu Pondok

Modern Darussalam Gontor Ponorogo Jawa Timur dan Pesantren Salaf API (

Asrama Perguruan Islam ) Tegalrejo Magelang Jawa Tengah. Jumlah santri

Pondok Modern Gontor saat ini 20.757 santri putra-putri yang tersebar di

seluruh cabang di nusantara. Sedangkan di Gontor pusat (Ponorogo) terdapat

4500-an santri.32

Berdiri tahun 1926 M dan membuka lembaga pendidikan KMI

(Kulliyatul Muallimin al-Islamiyyah) pada tahun 1936 M. Sedangkan pesantren

salaf Asrama Perguruan Islam (API) Tegalrejo Magelang berdiri pada tahun

1944 M. Saat ini santrinya berjumlah 7.500 di pesantren salaf API (putra-putri)

dan 1800 siswa di lembaga pendidikan formal SMP dan SMK Syubbanul

Wathan yang semuanya berada di Tegalrejo Magelang.33

4. Metode Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang akurat mengenai obyek penelitian, maka

penulis akan menggunakan ciri khas penelitian kualitatif, yaitu melalui hasil

wawancara, pengamatan, dan dokumentasi.34

32

Tim Redaksi, WARDUN GONTOR, Ponorogo: Darussalam Press, Vol. 67, Sya‟ban 1435 H,

VI-VII. 33

Hasil wawancara dengan Ali Mustofa kepala Asrama Perguruan Islam Tegalrejo Magelang

pada Kamis 12 Februari 2015 pukul 12.00. 34

Lexy J. Moleong, Metode Penelitian …, 9.

Page 40: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

23

23

a. Wawancara atau interview merupakan salah satu bentuk teknik pengumpulan

data yang banyak digunakan dalam penelitian deskriptif kualitatif.35

Wawancara atau interview adalah suatu bentuk komunikasi verbal yang

bertujuan memperoleh informasi.36

Dalam penelitian ini penulis akan melakukan wawancara kepada

guru/ustadz, santri, kepala asrama, direktur pondok, wali santri, para

alumnus pesantren dan pengurus pesantren lainnya untuk memperoleh data

tentang konsep dan orientasi pelaksanaan berbagai macam kegiatan

pendidikan di kedua pesantren.

b. Pengamatan (observasi) merupakan suatu teknik mengumpulkan data dengan

jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung

baik secara partisipatif ataupun nonpartisipatif.37

Dalam hal ini penulis melakukan observasi dengan terjun ke lapangan

atau pesantren sehingga langsung dapat melihat situasi yang diamati untuk

memperoleh data tentang berbagai macam kegiatan pendidikan yang

berwawasan liberal dan multikultural di kedua pesantren. Setelah melakukan

observasi, penulis membuat catatan lapangan sebagai dasar utama untuk

penulisan laporan.

35

Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian …,216. 36

S. Nasution, Metode Research, Jakarta: Bumi Aksara, 2011, 113. 37

Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian …,220.

Page 41: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

24

24

c. Dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan

menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis,

gambar maupun elektronik.38

Dokumen-dokumen yang dihimpun kemudian

dipilih sesuai dengan tujuan dan fokus masalah.

Dalam penelitian ini penulis mengumpulkan buku, diktat, berita

koran/majalah, artikel, gambar/photo dan dokumen tertulis lainnya yang berkaitan

dengan kedua pesantren untuk memperoleh data resmi tentang profil pondok

pesantren secara umum, yaitu visi misi, struktur organisasi, profil guru/ustadz dan

pengasuh, keadaan santri, sarana prasarana, jadual kegiatan pendidikan dan lain

sebagainya.

5. Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan analisis data yang ada dengan menggunakan

prinsip-prinsip deskriptif.39

Aktifitas dalam analisis data pada penelitian ini terdiri

dari empat komponen yang saling berinteraksi, yaitu pengumpulan data, reduksi

data, penyajian data dan penarikan kesimpulan/verifikasi.

a. Pengumpulan data

Merupakan proses pencarian data yang dilakukan dengan jalan

pengamatan/observasi, wawancara dan dokumentasi. Dari catatan tersebut peneliti

38

Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian …,221. 39

Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan kompetensi dan Praktiknya, Jakarta: Bumi

Aksara, 2009, 86.

Page 42: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

25

25

perlu membuat catatan refleksi yang merupakan catatan dari peneliti sendiri berisi

komentar, kesan, pendapat, dan penafsiran terhadap fenomena yang ditemukan.

b. Reduksi data

Reduksi data adalah prises pemilihan, perumusan, perhatian pada

penyederhanaan atau menyangkut data dalam bentuk uraian (laporan) yang terinci

sistematis, pada pokok-pokok yang penting agar lebih mudah dikendalikan.

Laporan. Kegiatan ini merupakan proses seleksi/pemilahan, pemfokusan/

pemusatan perhatian, penyederhanaan, abstraksi, dan transformasi data kasar yang

muncul dari catatan lapangan. Reduksi data merupakan bentuk analisis yang

menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak diperlukan

dan mengorganisasikan data yang diperlukan sesuai dengan fokus permasalahan.

Display data merupakan upaya penyajian data untuk melihat gambaran

keseluruhan data atau bagian-bagian tertentu dari penelitian. Data yang

dikumpulkan tidak semuanya valid dan reliable, karenanya perlu dilakukan reduksi

agar data yang dianalisin benar-benar memiliki valiitas dan realibitas yang tinggi.

c. Penyajian data

Sajian data adalah mengorganisasikan data yang sudah direduksi. diberikan

dalam bentuk narasi kalimat yang disusun secara logis dan sistematis mengacu

pada rumusan masalah. Sajian data yang disampaikan berupa table dan analisis

dari data pada table tersebut yang berupa narasi. Hal ini dimaksudkan agar

pembaca penelitian ini dapat memahami isi penelitian dengan lebih jelas.

Page 43: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

26

26

d. Penarikan kesimpulan dan verifikasi

Penarikan kesimpulan merupakan tahap akhir atas pola-pola atau konfigurasi

tertentu dalam penelitian ini sehingga menggambarkan secara utuh terhadap

seluruh rangkaian kegiatan penelitian. Sejak awal kegiatan pengumpulan data

seorang peneliti sudah harus memahami arti berbagai hal yang dimulai dengan

melakukan pencatatan-pencatatan, peraturan-peraturan, pernyataan-pernyataan,

arahan sebab akibat dan berbagai proposisi. Kesimpulan atau verivikasi adalah

upaya untuk mencari makna terhadap data yang dikumpulkan dengan mencari

pola, tema, hubungan, persamaan, hal-hal lain yang sering timbul dan sebagainya.

Teknik pengambilan kesimpulan dalam penelitian ini adalah teknik induksi

berdasarkan bagian-bagian yang telah dikumpulkan, kemudian dikelompokkan

yang saling berhubungan. Reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan

sebagai suatu jalinan pada saat sebelum, selama dan sesudah pengumpulan data

dalam bentuk yang sejajar.

F. Sistematika Penulisan

Dalam pembahasannya, laporan studi ini secara garis besar akan dibagi

menjadi 5 bab.

Bab Pertama adalah pendahuluan kajian yang menjelaskan pentingnya

penelitian tentang adanya praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok

Page 44: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

27

27

pesantren, yang meliputi: latar belakang masalah, rumusan masalah, signifikasi

penelitian, kajian pustaka, metode penelitian dan sistematika penulisan..

Bab Kedua mereview secara konseptual maupun teori tentang pendidikan

liberal dan pendidikan multikultural menurut beberapa ahli.

Bab Ketiga adalah profil Pondok Modern Gontor dan Pesantren Salaf API

Tegalrejo, deskripsi tentang praktik pendidikan liberal di Pondok Modern Gontor

dan Pesantren Salaf API Tegalrejo serta peran pengasuh pondok dalam praktik

pendidikan liberal di Pondok Modern Gontor dan Pesantren Salaf API Tegalrejo.

Bab Keempat adalah deskripsi tentang praktik pendidikan multikultural di

Pondok Modern Gontor dan Pesantren Salaf API Tegalrejo serta peran pengasuh

pondok dalam pendidikan multikultural di Pondok Modern Gontor dan Pesantren

Salaf API Tegalrejo.

Bab Kelima adalah penutup yang berisi kesimpulan tentang adanya praktik

pendidikan berwawasan liberal dan multikultural di Pondok Modern Gontor

Ponorogo dan Pesantren Salaf API Tegalrejo Magelang. Bab ini ditutup dengan

saran untuk pemerhati pendidikan dan pendidik kalangan pesantren.

Page 45: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

28

28

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pendidikan Liberal

1. Pengertian Pendidikan Liberal

Kata pendidikan berasal dari kata didik dan mendapat imbuhan pe dan akhiran

an, maka kata ini mempunyai arti proses atau cara atau perbuatan mendidik.

Secara bahasa definisi pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku

seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui

upaya pengajaran dan pelatihan.40

Menurut UU No. 20 tahun 2003 Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana

untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik

secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

spiritual keagamaaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan

negara.41

Dalam Undang-Undang tersebut, pendidikan diartikan sebagai proses

pembelajaran bagi individu untuk mencapai pengetahuan serta pemahaman yang

lebih tinggi dan optimal. Pengetahuan tersebut diperoleh secara formal yang

kemudian dapat memiliki implikasi terhadap siswa agar dapat memiliki pola pikir

40

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai

Pustaka, 2007, 263. 41

Anwar Arifin, Memahami Paradigma Baru Pendidikan Nasional Dalam Undang-undang

SisDiknas, Jakarta: Dirjen Kelembagaan Agama Islam, 2003, 34.

Page 46: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

29

29

dan perilaku sesuai dengan pendidikan yang telah diperolehnya melalui kegiatan

pembelajarannya.

Kata liberal secara harfiah adalah "bebas" (free), artinya "bebas dari berbagai

batasan" (free from restraint).42

Namun istilah liberal sering disalahartikan sebagai

sesuatu yang berorientasikan ke dunia Barat, atau kebarat-baratan yang cenderung

sekuler. Sebetulnya secara etimologis liberal memiliki makna; willing to tolerate

behaviour, opinion etc different from our‟s own open to new idea, berarti juga (of

education) concerned mainly with increasing sb‟s general knowledge and

experience rather than with tehnical and professional training.43

Jadi berdasarkan pengertian-pengertian di atas, pendidikan liberal dapat

diartikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya

dan masyarakat yang bersifat bebas, berpandangan serta berwawasan luas dan

terbuka.

2. Dasar Pendidikan Liberal

Dasar pendidikan liberal adalah kebebasan dan juga pembebasan.

Sebagaimana Islam juga memandang bahwa kebebasan seseorang merupakan

42

James A. Banks, Teaching Strategies for Sosial Studies: Inquary, Valuing, and Decision

Making. Addison-Wesley Publishing Company: 1977, 45. 43

Mahfud Junaidi dan Rikza Chamami, “Toward Liberal Islamic Education”, Jurnal Edukasi,

Volume I, Th.X (Desember 2002), 43.

Page 47: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

30

30

salah satu fitrah yang diberikan oleh Allah SWT untuk senantiasa dijaga, dihargai

dan dihormati. Kebebasan yang dimaksudkan di sini adalah kebebasan dalam

berpikir, berkehendak dan juga berbuat.

Kebebasan ibarat pisau bermata dua, satu sisi akan mengangkat manusia ke

martabat kemuliaannya dan satu sisi lain akan menjatuhkan ke derajat yang sangat

rendah,44

sebagaimana firman Allah dalam Q.S. Ar-Ra‟du ayat 11:

Sesungguhnya Allah tidak merubah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka

merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. dan apabila Allah

menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat

menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia. Q.S.

Ar-Ra‟du [34]: 11.45

Tentang adanya kebebasan manusia dalam berbuat sesuai dengan hati

nuraninya juga ditunjukkan oleh Allah dalam Q.S. Fush-shilat ayat 40.

....

Berbuatlah apa yang kamu kehendaki; Sesungguhnya Dia Maha melihat apa

yang kamu kerjakan. Q.S. Fush-shilat [45]:40.46

Dalam ayat ini manusia dibebaskan melakukan dan berbuat sesuai dengan

keinginan dan kemampuannya, namun harus bertanggung jawab, karena pada

dasarnya hal tersebut selalu ada yang mengawasi yaitu Allah SWT. Sehingga

44

Achmadi, Ideologi Pendidikan Islam, Paradigma Humanisme Teosentris, Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2005, cet. I, 64. 45

Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahnya, Jakarta: Proyek Pengadaan Kitab

Suci Al-Qur‟an Depag RI, 1983, 370. 46

Departemen Agama RI, Al-Qur‟an ..., 779.

Page 48: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

31

31

dapat dikatakan bahwa sesungguhnya kebebasan yang dimiliki oleh manusia

sangatlah terbatas. Dan isyarat akan keterbatasan manusia dalam kebebasannya

tersebut juga tercermin dalam Q.S. Al-Isra ayat: 84.

Katakanlah: "Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya masing-masing".

Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalanNya.Q.S. Al-

Isra[20]: 84.47

3. Ideologi Pendidikan Liberal

Idiologi pendidikan liberal bermuara pada konsep modernisasi di Barat. Salah

satu faktor modernitas adalah pengakuan terhadap kebebasan individu. Di samping

kebebasan individu, modernisasi juga mengedepankan kebebasan kuasa akal

manusia (rasionalis). Ideologi pendidikan liberal berkiblat pada aliran filsafat

eksistensialis dan progresifisme.48

Ideologi liberalisme ini berakar pada cita-cita individualisme Barat. Menurut

cita-cita ini gambaran manusia ideal adalah manusia rasionalis liberal, yakni

semua manusia mempunyai potensi sama dalam intelektual, baik tatanan alam

ataupun sosial dapat ditangkap oleh akal, serta individu-individu di dunia atomistis

dan atonom. Oleh karena itu, ideologi pendidikan liberal tidak bisa lepas dari dasar

filosofnya yakni disebut aliran filsafat positivisme yang mengedepankan scientific

method serta adanya pemisahan antara fakta dengan nilai menuju pemahaman

47

Departemen Agama RI, Al-Qur‟an ..., 437. 48

Http:\ideologi\epistemologi-rasionalisme-rene,htm, diakses tanggal 23 April 2015

Page 49: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

32

32

obyektif.49

Adapun positivisme itu sendiri merupakan paradigma keilmuan yang

berakar dari filsafat rasionalisme.

4. Konsep Pendidikan Liberal

Pertama, menurut Mansour Fakih pendidikan liberal ditandai dengan

berbagai model pendidikan dan pelatihan dalam berbagai bentuk dan

pendekatannya, di antaranya;50

a) Berkembangnya model-model pelatihan wirausaha seperti AMT (Achievement

Motivation Training) dan sejenisnya.

b) Di lapangan pembangunan, berbagai proyek besar diperkenalkan dan

pendidikan memainkan peran sentralnya. Yakni dikembangkannya berbagai

model pendidikan Non formal Education yang diimplementasikan dalam

berbagai bentuk proyek pengembangan masyarakat.

c) Munculnya berbagai bentuk pelatihan manajemen dan kewiraswastaan untuk

menumbuhkan kelas pengusaha baru.

d) Fenomena munculnya gagasan “sekolah unggulan”.

e) Munculnya gagasan “link and match” dalam aspek pendidikan yaitu

pendidikan harus memiliki kaitan dan relevansi dengan dunia industri.

Kedua, menurut Nurani Soyomukti bahwa penggunaan rasio merupakan

tujuan ideal dari pendidikan liberal, di samping penghormatan pada hak-hak

49

Arif Rahman, Politik Ideology Pendidikan, Yogyakarta: Laksbang mediatama, 2009, 87. 50

William F. O‟neil, Ideologi-Ideologi Pendidikan,Yogyakarta: Pustaka pelajar, 2008, cet. II,

x-xi.

Page 50: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

33

33

individu sebagai tujuan akhir maupun titik tekan dalam proses pendidikan dan

pembelajaran. Akan tetapi model pendidikan liberal mengalami pergeseran karena

menyesuaikan perkembangan historis dan ideologis yang berkaitan dengan

perubahan tatanan ekonomi dunia. Dimungkinkan hal ini sesuai dengan

munculnya tatanan ekonomi dunia baru di mana globalisasi tengah mengarah pada

sistem ekonomi pasar bebas.

a) Pendidikan liberal adalah pendidikan yang didasarkan pada konsep liberal art .

b) Pendidikan liberal memberdayakan individu dengan pengetahuan yang luas

dan ketrampilan.

c) Pendidikan liberal juga mencakup kurikulum pendidikan secara umum yang

menggunakan berbagai macam disiplin dan strategi pembelajaran.

d) Pendidikan liberal mengangkat individu menjadi pemilik dunianya secara

otonom dan bebas untuk mengekspresikan diri sebagai manusia.

Ketiga, menurut Steven M. Cahn bahwa pendidikan dan demokrasi adalah dua

hal yang saling terkait. Pendidikan bagi setiap individu di dalam sistem demokrasi

adalah hal yang sangat penting dan tidak bisa dipisahkan karena pendidikan

merupakan kebutuhan bagi sistem demokrasi. Jenis pengetahuan, kecakapan, dan

nilai-nilai yang harus dimiliki seorang warga adalah sebagai berikut;

a) Semua warga harus mampu membaca, menulis, dan berbicara secara efektif.

Penguasaan bahasa sangat dibutuhkan bagi penampungan ide-ide dan gagasan.

Page 51: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

34

34

b) Warga demokrasi harus memiliki pemahaman yang baik terhadap semua

permasalahan publik. Oleh karena itu, ilmu alam, ilmu sosial, sejarah dunia dan

sejarah nasional diwajibkan bagi semua orang. Pemahaman tentang konsep dan

teknik matematika memegang peran penting di dalam kajian tentang ilmu

sosial.51

c) Warga demokrasi harus memiliki karakter yaitu sensitivitas terhadap estetika

serta pemahaman tentang kesastraan, seni, dan musik dari berbagai

kebudayaan.52

d) Pengetahuan tentang nilai-nilai kemanusiaan. Aristoteles menyatakan bahwa

kebenaran (virtue) ada 2 jenis yaitu kebenaran moral (moral virtue) dan

kebenaran intelektual (intelektual virtue).53

Kebenaran moral berkaitan dengan

karakter, dibentuk melalui kebiasaan. Kebenaran intelektual disebut dengan

kebijaksanaan (wisdom). Dalam pengertian yang sempit, seseorang yang

bijaksana adalah orang yang pandai menilai yang baik itu sebagai yang baik. Ia

mampu membedakan antara nilai (worth) dan harga (cost), dianugrahi suatu

ketajaman, kebijaksanaan, dan limpahan kualitas yang sangat berharga, yaitu

pikiran sehat. Dalam arti luas, orang bijak ialah orang yang memiliki

pandangan atau visi intelektual, yang mengetahui dengan baik dasar-dasar

maupun puncak dari ilmu pengetahuan.

51

Steven M. Cahn, Pendidikan Liberal Berbasis Sekolah, Yogyakarta: Kreasi Wacana, 2002,

20. 52

Steven M. Cahn, Pendidikan Liberal...., 22. 53

Steven M. Cahn, Pendidikan Liberal...., 22.

Page 52: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

35

35

e) Pendidikan kejuruan yang berorientasi sosial dan perspektif intelektual agar

berhasil dalam suatu bidang pekerjaan. Warga tidak hanya merupakan

partisipan yang berpengetahuan banyak di arena politik, tetapi juga menjadi

kontributor efektif dalam bidang sosial.54

Sidney Hook menyatakan: “ Ada

suatu paradoks yang berhubungan dengan pelatihan kejuruan. Semakin

mengarah ke tujuan dari suatu pelatihan, semakin sempit makna pelatihan

tersebut. Semakin sempit makna pelatihan, kecil kemungkinannya dapat

digunakan untuk mencari nafkah.........mengapa pendidikan kejuruan tidak

dibebaskan untuk memasukkan studi tentang masalah-masalah sosial, ekonomi,

sejarah dan etika”.

Karena itu setiap warga dituntut mempunyai pendidikan cukup luas untuk

memungkinkan baginya bisa berlaku bijaksana. Bagi bangsa Roma, pendidikan

demikian ini hanya diperbolehkan bagi orang yang diberi hak istimewa di sebuah

kota yang di dalam bahasa Latin disebut liberi, sehingga disebut sebagai

pendidikan liberal.55

Keempat, menurut William F. O‟neil terdapat enam ideologi pendidikan dasar

yaitu tiga ideologi Konservatif yang terdiri dari fundamentalisme pendidikan,

intelektualisme pendidikan dan konservatisme pendidikan. Dan tiga ideologi

Liberal yakni liberalisme pendidikan, liberasionisme pendidikan dan anarkisme

pendidikan.

54

Steven M. Cahn, Pendidikan Liberal...., 24. 55

Steven M. Cahn, Pendidikan Liberal...., 24.

Page 53: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

36

36

Bagi seorang pendidik liberal, tujuan jangka panjang pendidikan adalah untuk

melestarikan dan memperbaiki tatanan sosial yang ada dengan cara mengajar

setiap siswa sebagaimana caranya menghadapi persoalan-persoalan dalam

kehidupannya sendiri secara efektif:56

Pada umumnya mereka memilih perubahan

yang rasional dan bersifat evolusioner tetapi tidak menyukai perubahan yang

mendadak dan menyeluruh.57

Liberalisme pendidikan ini berbeda-beda dalam hal intensitasnya, dari yang

relatif lunak yaitu liberalisme metodis ke liberalisme direktif (liberalisme

terstruktur) hingga ke liberalisme non-direktif.58

Gerakan ke arah pemapanan

tujuan-tujuan behavioral dalam kegiatan belajar seperti „kurikulum berdasarkan

kompetensi‟ dan sejenisnya merupakan sebuah corak liberalisme metodis.59

Kaum liberalis direktif menganggap bahwa wajib belajar adalah perlu dan

memilih untuk mengajukan penetapan lebih dulu tentang isi pelajaran-pelajaran

yang akan diberikan pada siswa. Begitu juga perombakan secara radikal dari

orientasi „otoritarian tradisional‟ ke arah yang lebih tepat yaitu mengajar setiap

anak untuk berpikir secara efektif bagi dirinya sendiri.60

Kaum liberalis non-

direktif berpandangan bahwa tujuan dan metode pendidikan perlu diarahkan

kembali secara radikal dari orientasi „otoritarian tradisional‟ ke arah sasaran

pendidikan yang mengajar siswa untuk memecahkan masalah-masalahnya sendiri

56

William F. O‟neil, Ideologi Ideologi Pendidikan...., 412. 57

William F. O‟neil, Ideologi Ideologi Pendidikan...., 534. 58

William F. O‟neil, Ideologi Ideologi Pendidikan...., 108. 59

William F. O‟neil, Ideologi Ideologi Pendidikan...., 444. 60

William F. O‟neil, Ideologi Ideologi Pendidikan...., 451.

Page 54: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

37

37

secara efektif. Mereka ingin menghapus hal-hal tertentu seperti wajib belajar,

beberapa mata pelajaran wajib dan pengalaman-pengalaman belajar yang

didiktekan. Dengan kata lain, peserta didiklah yang berhak menentukan apakah

mereka ingin belajar sesuatu atau tidak. Mereka juga yang menetapkan kapan, di

mana, dan sejauh mana mereka ingin belajar.61

Kelima, menurut Henry Giroux dan Aronowitz62

bahwa paradigma pendidikan

dibagi menjadi tiga aliran, yaitu pendekatan konservatif, kritis dan liberal.

Paradigma konservatif dibangun berdasarkan keyakinan bahwa masyarakat pada

dasarnya tidak bisa merencanakan perubahan atau mempengaruhi perubahan

sosial. Bagi kaum konservatif, mereka lebih cenderung menyalahkan subyeknya.

Mereka yang menderita, yakni orang-orang miskin, buta huruf, kaum tertindas

dan mereka yang dipenjara, menjadi demikian karena salah mereka sendiri.63

Paradigma kritis dibangun berdasarkan keyakinan bahwa pendidikan adalah

arena perjuangan politik. Jika bagi konservatif pendidikan bertujuan untuk

menjaga status quo, maka paradigma kritis menghendaki perubahan struktur secara

fundamental dalam politik ekonomi masyarakat. Tugas utama pendidikan adalah

“memanusiakan” kembali manusia yang mengalami dehumanisasi karena sistem

dan struktur yang tidak adil. 64

61

William F. O‟neil, Ideologi Ideologi Pendidikan...., 451. 62

disadur oleh Mansour Fakih dalam William F. O‟neil, Ideologi Ideologi Pendidikan...., xiii-

xvii. 63

William F. O‟neil, Ideologi Ideologi Pendidikan...., xiii. 64

William F. O‟neil, Ideologi Ideologi Pendidikan...., xvi.

Page 55: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

38

38

Kaum Liberal berpendirian bahwa pendidikan adalah a-politik dan

“excellence” haruslah merupakan target utama pendidikan. Mereka beranggapan

bahwa masalah masyarakat dan pendidikan adalah dua masalah yang berbeda.

Mereka berusaha untuk menyesuaikan pendidikan dengan keadaan sosial, ekonomi

dan politik di luar dunia pendidikan, dengan jalan memecahkan berbagai masalah

yang ada dalam pendidikan dengan usaha reformasi pendiudikan di antaranya

adalah sebagai berikut; (1) Membangun kelas dan fasilitas baru (2) Memoderenkan

peralatan sekolah dengan pengadaan komputer canggih dan laboratorium (3)

Usaha untuk menyehatkan rasio murid-guru (4) Meningkatkan metodologi

pengajaran dan pelatihan yang efisien dan partisipatif seperti, kelompok learning

by doing, experimental learning dan Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA).

Konsep pendidikan dalam tradisi liberal berakar pada cita-cita Barat tentang

individualisme. “Individualis” yakni adanya anggapan bahwa manusia adalah

atomistik dan otonom. Menempatkan individu secara atomistik, membawa pada

keyakinan bahwa hubungan sosial sebagai kebetulan dan masyarakat dianggap

tidak stabil karena interest anggotanya yang tidak stabil.65

Pengaruh liberal ini kelihatan dalam praktik pendidikan di antaranya adalah

sebagai berikut;

65

William F. O‟neil, Ideologi Ideologi Pendidikan...., xiv-xv.

Page 56: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

39

39

a) Mengutamakan prestasi melalui proses persaingan antar murid. Perangkingan

untuk menentukan murid terbaik adalah implikasi dari paham pendidikan

liberal.

b) Berbagai pendekatan andragogi seperti, training manajemen, kewiraswastaan,

AMT (Achievement Motivation Training) dan berbagai pelatihan community

development. AMT yang diciptakan oleh David McClelland adalah contoh

terbaik pendekatan liberal. McClelland berpendapat bahwa akar masalah

keterbelakangan dunia ketiga karena mereka tidak memiliki apa yang

dinamakan N Ach.66

Oleh karena itu syarat pembangunan bagi rakyat dunia

ketiga adalah virus “N Ach” yang bisa membuat individu agresif dan rasional.

Peta ideologi pendidikan Giroux tersebut sejalan dengan analisis Freire

tentang kesadaran ideologi masyarakat. Freire menggolongkan kesadaran manusia

menjadi: kesadaran magis (magical consciousness), kesadaran naif (naival

consciousness) dan kesadaran kritis (critical consciouness).67

. Kesadaran magis

lebih melihat faktor di luar manusia (natural maupun supranatural) sebagai

penyebab dan ketidakberdayaan. Kesadaran naif lebih melihat „aspek manusia‟

menjadi akar penyebab masalah masyarakat. Dalam kesadaran ini masalah etika,

kreativitas dan need for achievment dianggap sebagai penentu perubahan sosial.

Dalam menganalisis mengapa masyarakat miskin, karena salah masyarakat

66

McClelland berpendapat bahwa Protestan Ethic mendorong pertumbuhan ekonomi Barat.

Dan di balik rahasia Protestan Ethic adalah suatu mentalitas yang disebut the need for achievement (N

Ach). 67

Smith, W.A., The Meaning of the Conscientacao: The Goal of Paulo Freire‟s Pedagogy,

Amherst: Center for International Education, UMASS, 1976, 132.

Page 57: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

40

40

sendiri. Yakni mereka malas, tidak memiliki jiwa kewiraswastaan, tidak memiliki

budaya membangun dan seterusnya. Tugas pendidikan adalah bagaimana

membuat dan mengarahkan agar peserta didik bisa masuk beradaptasi dengan

sistem yang sudah ada.

Adapun kesadaran kritis lebih melihat aspek sistem dan struktur sebagai

sumber masalah. Paradigma kritis dalam pendidikan adalah melatih murid untuk

mampu mengidentifikasi ketidakadilan dalam sistem dan struktur yang ada serta

bagaimana mentrsansformasikannya. Tugas pendidikan dalam paradigma kritis

adalah menciptakan ruang dan kesempatan agar peserta didik terlibat dalam suatu

proses penciptaan struktur yang secara fundamental baru dan lebih baik.

Keenam, menurut Robert Maynard Hutchins68

pendidikan adalah usaha untuk

membentuk manusia sedekat mungkin dengan „manusia ideal‟ yang dicita-citakan.

Pendidikan yang mencoba membentuk manusia menurut model materialistik tidak

akan bisa menyelamatkan manusia dan akan gagal menyelamatkan peradaban.69

Tujuan utama pendidikan adalah untuk mengetahui apa yang baik bagi

manusia. Tidak peduli bagaimana cara mereka mencari nafkah, apa minat dan cita-

cita mereka secara khusus, mereka bisa belajar mencari nafkah dan

mengembangkan minat dan cita-cita tersebut setelah mereka meletakkan dasar-

dasar kemanusiaan yang cakap, bebas dan bertanggung jawab melalui pendidikan

68

Pernah menjabat rektor Universitas Chicago, dosen universitas Yale dan seorang figur

ktroversial dalam pendidikan Amerika. 69

Paulo Freire dkk, Menggugat Pendidikan Fundamentalis, Konservatif, Liberal, Anarkis

Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004, cet. V, 128.

Page 58: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

41

41

liberal. Inilah pendidikan yang layak bagi manusia merdeka, yakni pendidikan

liberal sejati.70

a) Pendidikan liberal adalah pendidikan yang dirancang untuk mendorong

munculnya kemanusiaan yang sama di antara sesama.

b) Pendidikan liberal sesuai dengan gagasan mengenai manusia yakni konsep

tentang manusia sebagai binatang yang rasional, yang berusaha meningkatkan

harkat dan martabatnya lewat penggunaan dan penyempurnaan nalarnya.71

Karena manusia adalah makhluk rasional, bermoral dan memiliki kerohanian.

c) Pendidikan liberal melatih agar semua orang bisa membaca, menulis,

berhitung dan memahami gagasan para filosof, sejarawan dan seniman besar.

d) Pendidikan liberal di negara demokrasi, diperuntukkan bagi semua orang dan

pendidikan liberal di negata aristokrasi, diberikan kepada sebagian kecil orang.

e) Isi pendidikan liberal adalah gagasan terbesar para pemikir terkemuka

sepanjang sejarah manusia. Pendidikan liberal tidak hanya merangkul metode

dan sains, melainkan juga metode, sejarah,filosofi dan bahasa.

f) Pendidikan liberal adalah pendidikan bagi para [calon] „penguasa‟ bagi setiap

warga negara demokratis.

g) Pendidikan liberal memuat rangkaian mata pelajaran yang saling berkaitan satu

sama lain dan tidak mengarahkan ke lapangan kerja kelak sesudah lulus.

70

Paulo Freire dkk, Menggugat Pendidikan...., 113. 71

Paulo Freire dkk, Menggugat Pendidikan...., 119.

Page 59: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

42

42

h) Pendidikan liberal mengajarkan kebiasaan-kebiasaan, gagasan-gagasan dan

teknik-teknik yang diperlukan untuk meneruskan mendidik diri sendiri serta

mengharuskan belajar seumur hidup karena berhenti belajar sama dengan

mati.72

i) Pendidikan liberal menganggap bahwa segala hal harus didiskusikan.

Sasarannya adalah kelangsungan dialog yang merupakan urat-nadi peradaban

Barat. Peradaban Barat adalah peradaban dialog. Ia adalah peradaban Logos.73

Ketujuh, menurut Mortimer J. Adler74

liberal arts merujuk kepada kurikulum

abad pertengahan yang terdiri dua bagian yaitu pertama trivium yang dari terdiri

tata bahasa (grammar), retorika, dan ilmu logika (mantiq) yang mengajarkan seni

membaca dan menulis, mendengarkan dan berbicara, serta berpikir positif (sound

thinking). Dan kedua yaitu quadivium yang terdiri dari aritmatika, geometri,

astronomi, dan musik (bukan musik yang didengar, tapi musik yang dipahami

sebagai ilmu matematika). Bagian ini mengajarkan seni pengamatan (observation),

perhitungan (calculation), dan pengukuran (measurement), yaitu bagaimana untuk

menangkap aspek kuantitatif.

Fakta sejarah menunjukkan bahwa ilmuwan Jerman yang besar dari abad

kesembilan belas memiliki latar belakang yang kuat dengan liberal arts. Mereka

72

Paulo Freire dkk, Menggugat Pendidikan...., 122. 73

http://www.ditext.com/adler/wle.html, diakses tanggal 23 April 2015 74

Pendiri dan direktur Institute for Philosophical Research, Direktur Board of Editors of

Encyclopaedia Britannica, Professor Emeritus at the University of Chicago (1930-1952) dan

pengarang buku-buku pendidikan di Amerika

Page 60: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

43

43

semua berangkat melalui pendidikan liberal yang dianut Yunani yang mencakup

logika, filsafat, dan sejarah, di samping matematika, fisika, dan ilmu-ilmu lainnya.

Dan ini telah menjadi bekal pendidikan bagi para ilmuwan Eropa hingga saat ini.

Einstein Bohr, Fermi, dan ilmuwan besar lainnya, mereka dikembangkan bukan

oleh sekolah teknis, tetapi dengan pendidikan liberal.

5. Karakter Pendidikan Liberal

Inti sari dari pemikiran para pakar pendidikan tentang definisi pendidikan

liberal adalah (1) Pendidikan liberal tidak bisa dilepaskan dari sistem demokrasi

(2) Warga harus mengetahui tentang nilai-nilai kemanusiaan yaitu kebenaran

moral (karakter) dan kebenaran intelektual (kebijaksanaan) (3) Pendidikan liberal

dikembangkan dengan bentuk pendidikan Non formal Education yang

diimplementasikan dalam berbagai bentuk proyek pengembangan masyarakat dan

pelatihan manajemen dan kewiraswastaan seperti AMT (Achievement Motivation

Training) dan sejenisnya (4) Membentuk gagasan “sekolah unggulan” (5) Gagasan

“link and match” dalam aspek pendidikan yaitu pendidikan harus memiliki kaitan

dan relevansi dengan dunia industri (6) Gerakan ke arah pemapanan tujuan-tujuan

behavioral dalam kegiatan belajar seperti „kurikulum berdasarkan kompetensi‟ (7)

Mencanangkan program wajib belajar dan memilih untuk mengajukan penetapan

lebih dulu materi pelajaran yang akan diberikan pada siswa (8) Pendidikan adalah

a-politik dan “excellence” merupakan target utama pendidikan. Masyarakat dan

pendidikan adalah dua masalah yang berbeda (9) Berusaha untuk menyesuaikan

Page 61: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

44

44

pendidikan dengan keadaan sosial, ekonomi dan politik di luar dunia pendidikan

(10) Reformasi pendidikan dengan membangun kelas dan fasilitas baru,

memoderenkan sarana dan prasarana sekolah, menyehatkan rasio murid-guru dan

meningkatkan metodologi pengajaran dan pelatihan (11) Mengutamakan prestasi

melalui proses persaingan antar murid (12) Pendidikan liberal menganggap

masalah etika, kreativitas dan need for achievement adalah sebagai penentu

perubahan sosial. (13) Pendidikan liberal mengajarkan kebiasaan-kebiasaan,

gagasan-gagasan dan teknik-teknik yang diperlukan untuk meneruskan mendidik

diri sendiri serta mengharuskan belajar seumur hidup (14) Pendidikan liberal

bercirikan dialog dan segala hal harus didiskusikan.

Adapun tujuan pendidikan liberal menurut para ahli adalah; (1)

Meningkatkan harkat dan martabat manusia lewat penggunaan dan

penyempurnaan nalarnya. Karena manusia adalah makhluk rasional, bermoral dan

memiliki kerohanian (2) Menekankan manusia menjadi sebuah subyek yang dapat

menentukan garis kehidupannya sendiri (3) Mengembangkan potensi peserta

didik untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia dan ketrampilan yang bersifat bebas,

berpandangan dan berwawasan luas dan terbuka (4) Menghasilkan warga negara

yang dapat melaksanakan kebebasan politik mereka secara bertanggung jawab (5)

Mengembangkan orang terpelajar untuk dapat menggunakan waktu luang mereka

dengan baik. Apakah mereka berniat untuk menjadi ilmuwan atau tidak (6)

Page 62: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

45

45

Mendorong munculnya kemanusiaan yang sama di antara sesama (7) Tujuan

jangka panjangnya untuk melestarikan dan memperbaiki tatanan sosial yang ada

melalui perubahan yang rasional dan bersifat evolusioner.

Sedangkan kurikulum pendidikan liberal menurut para ahli adalah; (1)

Memuat rangkaian mata pelajaran yang saling berkaitan satu sama lain dan tidak

mengarahkan ke lapangan kerja sesudah lulus (2) Merujuk pada kurikulum

pendidikan secara umum yang menggunakan berbagai macam disiplin dan strategi

pembelajaran (3) Mengharuskan warga mampu membaca, menulis dan berbicara

secara efektif dengan penguasaan bahasa yang baik (4) Kurikulum pendidikan

liberal didasarkan pada konsep liberal art yang mencakup tata bahasa (grammar),

sastra, retorika, ilmu logika (mantiq), berpikir positif (sound thinking), aritmatika,

geometri, astronomi, filsafat, seni dan musik (5) Memahami permasalahan publik

dengan mempelajari ilmu alam, ilmu sosial, sejarah dunia, matematika dan sejarah

klasik (6) Menekankan gagasan terbesar para pemikir terkemuka (filosof,

sejarawan dan seniman besar) sepanjang sejarah manusia.

B. Pendidikan Multikultural

1. Pengertian Pendidikan Multikultural

Akar kata multikulturalisme adalah kebudayaan.75

Secara etimologis,

multikulturalisme dibentuk dari kata multi (banyak), kultur (budaya) dan isme

75

Parsudi Suparlan, “Menuju Masyarakat Multikultural”, Jurnal Antropologi Indonesia,Juli

2002.

Page 63: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

46

46

(aliran/paham).76

Secara hakiki, dalam kata itu terkandung pengakuan akan

martabat manusia yang hidup dalam komunitasnya dengan kebudayaannya

masing-masing yang unik.

Tuntutan terhadap pentingnya pendidikan multikultural di Indonesia

mendapat respons yang positif dari pihak eksekutif dan legislatif dengan

diundangkannya Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003 tentang

Sisdiknas yang termaktub pada Bab III pasal 4:

“Pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak

diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan,

nilai kultural dan kemajemukan bangsa.”77

Adapun secara terminologis, definisi pendidikan multikultural sangat beragam

rumusannya. Pertama adalah definisi yang dikemukakan oleh James A. Banks.

Menurutnya, pendidikan multikultural dipahami sebagai „konsep pendidikan yang

memberikan kesempatan yang sama kepada semua peserta didik tanpa

memandang gender dan kelas sosial, etnik, ras, agama dan karakteristik kultural

mereka untuk belajar‟. Ia juga sebagai pendidikan untuk people of color. Artinya

ingin mengeksplorasi perbedaan sebagai keniscayaan (anugerah

Tuhan/sunnatullah).78

76

H.A.R. Tilaar, Multikulturalisme, Tantangan Global Masa Depan, Jakarta: Grasindo, 2004,

12. 77

Undang-undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan

Penjelasannya Yogyakarta: Media Wacana, 2003,12. 78

Choirul Mahfud, Pendidikan Multikultural, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, Cet. VI, 2013,

176.

Page 64: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

47

47

Definisi Banks di atas diperkuat oleh H.A.R Tilaar, yang mengatakan bahwa

dalam pendidikan multikultural tidak mengenal fanatisme/fundamentalisme sosial-

budaya termasuk agama. Setiap komunitas mengenal dan menghargai perbedaan-

perbedaan yang ada. Demikian pula, pendidikan multikultural tidak mengenal

adanya xenophobia (kebencian terhadap barang/orang asing).79

Bahkan,

pendidikan multikultural harus bisa mewujudkan peserta didik yang dapat belajar

untuk hidup bersama dalam perbedaan (learning to live together). 80

Senada

dengan Banks dan H.A.R. Tilaar, Hilliard (dalam Abdullah Aly) menyatakan

bahwa pendidikan multikultural adalah pendidikan yang mencakup seluruh siswa

tanpa membedakan kelompok-kelompok gender, etnik, ras, budaya, strata sosial

dan agama.81

Adapun definisi pendidikan multikultural yang dibangun berdasarkan sikap

sosial: pengakuan, penerimaan dan penghargaan antara lain dikemukakan oleh

Zakiyuddin Baidhawi dan Choirul Mahfud. Menurut Zakiyuddin, pendidikan

multikultural adalah the art of managing diversity and the politic of difference. Ia

adalah seni mengelola keragaman sekaligus kehendak dan sistem politik

pengakuan akan keberbedaan.82

Lebih lanjut Zakiyuddin mendefinisikan

pendidikan multikultural sebagai: Pendidikan yang mengeksplorasi sisi-sisi

partikular dan universal dalam cultur studies; ia berusaha memahami kebudayaan-

79

H.A.R. Tilaar, Multikulturalisme Tantangan.., 185-190. 80

Zakiyuddin Baidhawy, Pendidikan Agama Berwawasan Multikultural, Jakarta: Erlangga,

2005, 8. 81

Choirul Mahfud, Pendidikan Multikultural ..., 177. 82

Zakiyuddin Baidhawy, Pendidikan Agama ..., 36.

Page 65: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

48

48

kebudayaan dan masyarakat-masyarakat partikular dalam konteks dan dari

perspektif mereka sendiri; ia mengedepankan analisis perbandingan, pemahaman

etno-relatif, penilaian yang rasional tentang perbedaan dan persamaan terhadap

berbgai kebudayaan dan masyarakat; dan ia berupaya mengidentifikasi ideal-ideal

dan praktek-praktek bersama dan universal yang melampaui kebudayaan-

kebudayaan dan masyarakat-masyarakat partikular, membangu jembatan di antara

berbagai kebudayaan, serta menyediakan basis bagi hubungan manusiawi.83

Senada dengan pengertian di atas, Choirul Mahfud menyatakan bahwa

Pendidikan multikultural sebagai perspektif yang mengakui realitas politik, sosial

dan ekonomi yang dialami oleh masing-masing individu dalam pertemuan

manusia yang kompleks dan beragam secara kultur dan merefleksikan pentingnya

budaya, ras, seksualitas dan gender, etnisitas, agama, status sosial, ekonomi dan

pengecualian-pengecualian dalam proses pendidikan.84

Melihat dan memperhatikan pengertian pendidikan multikultural di atas, dapat

diambil beberapa pemahaman, antara lain; pertama, pendidikan multikultural tidak

mengenal batasan atau sekat-sekat sempit yang sering menjadi tembok tebal bagi

interaksi sesama manusia. Kedua, pendidikan multikultural mengembangkan

seluruh potensi manusia, meliputi potensi intelektual, sosial, moral, religius,

ekonomi, potensi kesopanan dan budaya. Ketiga, pendidikan yang menghargai

83

Zakiyuddin Baidhawy, Pendidikan Agama ..., 8. 84

Choirul Mahfud, Pendidikan Multikultural..., 176.

Page 66: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

49

49

pluralitas dan heterogenitas. Keempat, pendidikan yang menghargai dan

menjunjung tinggi keragaman budaya, etnis, suku dan agama.

2. Tujuan Pendidikan Multikultural

Pendidikan multikultural adalah strategi pendidikan yang diaplikasikan pada

semua jenis mata pelajaran dengan cara menggunakan perbedaan kultural yang ada

pada diri siswa agar proses belajar menjadi efektif dan mudah. Tujuannnya untuk

melatih dan membangun karakter siswa agar bersikap demokratis, humanis dan

pluralis dalam lingkungan mereka.85

Melalui pendidikan multikultural diharapkan agar pelajar dari tingkat sekolah

dasar hingga perguruan tinggi dapat membebaskan dirinya dari prasangka, bias

dan diskriminasi atas nama apapun, baik itu agama, gender, ras, warna kulit,

kebudayaan, maupun kelas sosial. Pendidikan multikultural adalah penerapan

strategi dan konsep pendidikan yang berbasis pada pemanfaatan keragaman yang

ada di masyarakat, khususnya yang ada pada siswa. Tujuannya adalah

meningkatkan kesadaran peserta didik agar selalu berperilaku humanis, pluralis

dan demokratis.86

Tujuan awal pendidikan mukltikultural yaitu membangun

wacana pendidikan multikultural di kalangan pendidik, pengambil kebijaksanaan

dan mahasiswa. Tujuan akhirnya adalah agar peserta didik mempunyai karakter

yang kuat untuk selalu bersikap demokratis, pluralis dan humanis.87

85

M. Ainul Yaqin, Pendidikan Multikultural, Yogyakarta: Pilar Media, 2005 25 86

M. Ainul Yaqin, Pendidikan Multikultural..., 5. 87

M. Ainul Yaqin, Pendidikan Multikultural..., 26.

Page 67: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

50

50

Pendidikan multikultural adalah pendidikan yang menanamkan kesadaran

hidup bersama dalam keragaman dan perbedaan. Beberapa karakteristik atau nilai-

nilai utama yang ditekankan yakni: 88

(1) Belajar hidup dalam perbedaan (2)

Membangun rasa saling percaya (mutual trust) (3) Saling memahami (mutual

understanding) (4) Saling menghargai (mutual respect) (5) Terbuka dalam berfikir

(6) Apresiasi dan interdependensi (7) Resolusi konflik (8) Rekonsiliasi

nirkekerasan.

Menurut H.A.R Tilaar terdapat nilai-nilai dalam pendidikan multikultural.

Tiga nilai inti atau core values dari pendidikan multikultural, yaitu: a. Apresiasi

terhadap adanya kenyataan pluralitas budaya dalam masyarakat. b. Pengembangan

tanggung jawab masyarakat dunia c. Pengembangan tanggung jawab manusia

terhadap planet bumi. Berdasarkan nilai-nilai inti tersebut maka dapat dirumuskan

enam tujuan yang berkaitan dengan nilai-nilai inti tersebut, yaitu (1)

Mengembangkan perspektif sejarah (etnohistorisitas) yang beragam dari

kelompok-kelompok masyarakat (2) Memperkuat kesadaran budaya yang hidup di

masyarakat (3) Memperkuat kompetensi interkultural dari budaya-budaya yang

hidup di masyarakat (4) Membasmi rasisme, seksisme, dan berbagai jenis

prasangka (prejudice) (5) Mengembangkan kesadaran atas kepemilikan planet

bumi (6) Mengembangkan keterampilan sosial (social action).

88

Zakiyuddin Baidhawy, Pendidikan Agama...., 78-84.

Page 68: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

51

51

Rumusan tujuan pendikan multikultural juga dapat disimak dari pembahasan-

pembahasan oleh pengkaji pendidikan multikultural di Indosesia, seperti M. Ainul

Yaqin dan Zakiyuddin Baidhawy. Berikut ini adalah inti sari dari pemikiran

mereka tentang tujuan pendidikan multikultural, yaitu: (1) Membangun paradigma

keberagaman inklusif (2) Menghargai keragaman bahasa (3) Membangun sensitif

gender (4) Membangun pemahaman kritis terhadap ketidakadilan dan perbedaan

status sosial (5) Membangun sikap anti deskriminasi etnik (6) Menghargai

perbedaan kemampuan (7) Menghargai perbedaan umur (8) Belajar hidup dalam

perbedaaan (9) Membangun sikap saling percaya (10) Membangun sikap saling

pengertian (11) Menjunjung sikap saling menghargai (12) Membangun sikap

tebuka dalam berpikir (13) Menumbuhkan sikap apresiatif dan interdependensi

(14) Resolusi konflik dan rekonsiliasi nirkekerasan.

3. Kurikulum Pendidikan Multikukltural

Pembahasan tentang kurikulum pendidikan multikultural menurut Abdullah

Aly mencakup 4 (empat) komponen inti dari kurikulum, yaitu: kompetensi,

materi, proses pembelajaran dan evaluasi dalam kurikulum pendidikan

multikultural.89

Kompetensi dari pendidikan multikultural adalah „peserta didik

memiliki perspektif multikultural melalui program dan kegiatan pendidikan‟.

Materi kurikulum didefinisikan sebagai isu, tema, topik dan konsep yang akan

disampaikan kepada peserta didik. Proses pembelajaran dimaksudkan adanya

89

Abdullah Aly, Pendidikan Islam Multikultural di Pesantren, Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

Cetakan I, 2011, ...., 125.

Page 69: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

52

52

perubahan cara pandang dari kegiatan pengajaran (teaching process) ke kegiatan

pembelajaran (learning process). Sedangkan evaluasi dalam kurikulum pendidikan

multikultural adalah tes prestasi (achievement test) yang digunakan untuk

mengukur pencapaian kemampuan peserta didik terhadap materi yang telah

dipelajari.90

Para pakar pendidikan multikultural tidak sependapat dalam memilih materi

kurikulum pendidikan multikultural. Gary Burnett dan James A. Banks tidak

memberi penjelasan rinci, tapi hanya menjelaskan secara garis besar bahwa materi

yang dapat diintegrasikan adalah isu, tema, topik dan konsep yang berkaitan

dengan multikulturalisme. Sedangkan Donna M. Gollnick dan Philip C. Chinn

menjelaskan secara detail tentang materi kurikulum pendidikan multikultural,

yaitu: rasisme, seksisme, prasangka, diskriminasi, penindasan, ketidakberdayaan,

ketidakadilan, dan stereotip.91

Dalam memilih materi yang berperspektif multikultural, hendaknya menelaah

secara kritis buku teks yang akan disampaikan agar tidak terjadi berbagai macam

bias. Macam bias yang dimaksud adalah (1) bias yang tidak kelihatan (invisibility)

yaitu menekankan pembahasan budaya mayoritas dan mengabaikan budaya

minoritas (2) Bias stereotyping yaitu pemberian label kepada kelompok lain baik

positif atau negatif. (3) Bias selectivity and balance yaitu penggunaan perspektif

budaya mayoritas dan abai terhadap perspektif budaya minoritas. (4) Bias

90

Abdullah Aly, Pendidikan Islam Multikultural ...., 125-142. 91

Abdullah Aly, Pendidikan Islam Multikultural ...., 134.

Page 70: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

53

53

unreality yaitu buku teks yang tidak mengacu kepada data yang riil. (5) Bias

isolasi (6) Bias bahasa.92

Sedangkan Abdullah Aly berpendapat bahwa mata

pelajaran yang dapat dijadikan sarana untuk mendidik yang berjiwa multikultural

di Indonesia antara lain adalah Bahasa Indonesia, Pendidikan Seni Nusantara dan

Pendidikan Agama.93

92

Abdullah Aly, Pendidikan Islam Multikultural ...., 137. 93

Abdullah Aly, Pendidikan Islam Multikultural ...., 100.

Page 71: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

54

54

BAB III

PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DI PONDOK PESANTREN

A. Pendidikan Liberal di Pondok Modern Gontor

Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) adalah sebuah pondok

pesantren di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur. Pondok ini mengombinasikan

sistem pesantren dan metode pengajaran berkurikulum seperti sekolah. Pondok

Modern Gontor mempertahankan sebagian tradisi pesantren salaf dan mengubah

metode pengajaran pesantren yang menggunakan sistem watonan (massal) dan

sorogan (individu) diganti dengan sistem pembelajaran sekolah umum.

Tidak seperti pesantren atau sekolah di Indonesia pada umumnya, para

ustadz/guru di Pondok Modern Gontor banyak lulusan S3 dari berbagai perguruan

tinggi di luar negeri. Pendidikan dan pengajaran di pondok keseluruhannya

menggunakan bahasa arab dan inggris.

1. Gambaran Umum Pondok Modern Darussalam Gontor

K.H. Ahmad Sahal (1901-1977), K.H. Zainuddin Fanani (1908-1967) dan

K.H. Imam Zarkasyi (1910-1985) yang dikenal dengan sebutan Tri Murti

mendirikan Pondok Modern Darussalam Gontor pada tanggal 20 September 1926

bertepatan dengan 12 Rabiul Awwal 1345, dalam peringatan Maulid Nabi saw.

Pada saat itu, jenjang pendidikan dasar dimulai dengan nama Tarbiyatul Athfal.

Kemudian pada 19 Desember 1936 yang bertepatan dengan tanggal 5 Syawwal

Page 72: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

55

55

1355 H, didirikanlah Kulliyatu-l-Muallimin al-Islamiyah (KMI), yang program

pendidikannya diselenggarakan selama enam tahun, setingkat dengan jenjang

pendidikan menengah.94

Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo saat ini dipimpin oleh K.H. Dr.

Abdullah Syukri Zarkasyi, M.A, K.H. Hasan Abdullah Sahal dan K.H. Syamsul

Hadi Abdan. Hingga saat ini luas tanah wakaf pondok secara keseluruhan

mencapai 700-an hektar dengan jumlah santriwan dan santriwati (pusat dan

cabang) mencapai 21.300 orang yang tersebar di seluruh nusantara.95

Adapun yang

akan menjadi fokus penelitian ini adalah Gontor pusat (putra) di Ponorogo dengan

jumlah santri kurang lebih 4500 orang.

2. Praktik Pendidikan Liberal di Pondok Modern Darussalam Gontor

Praktik pendidikan liberal di Pondok Modern Darussalam Gontor secara garis

besar dapat diidentifikasi ke dalam tiga hal, yaitu: visi misi, tujuan pendidikan dan

sitem pendidkan Pondok Modern Gontor. Proses pembelajaran dan pendidikan di

Pondok Modern Gontor meliputi apa yang dilihat, didengar, dialami dan

dirasakan santri di lingkungan pondok pesantren, itulah yang mendidik mereka.

Kegiatan dari bangun tidur hingga tidur lagi yang meliputi kegiatan di asrama,

pembelajaran di kelas, berbagai macam kegiatan ekstrakurikuler dan kegiatan intra

sekolah akan mempengaruhi pola pikir para santri. Dengan pola pikir yang

94

Tim Redaksi, UNIDA, University of Darussalam, Ponorogo: Darussalam Press, 2014, 2. 95

Tim Redaksi, Wardun,Warta Dunia Pondok Modern Darussalam Gontor,Ponorogo:

Darussalam Press, 2014, VIII.

Page 73: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

56

56

terbentuk, akan mempengaruhi sikap dan perilaku mereka. Itulah proses

pendidikan di Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo. Karena pada

dasarnya pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau

kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran

dan pelatihanuntuk mencapai pengetahuan serta pemahaman yang lebih tinggi dan

optimal.96

a) Visi dan Misi Pondok

Pendidikan Pondok Modern Darussalam Gontor menekankan pada

pembentukan pribadi mukmin muslim yang berbudi tinggi, berbadan sehat,

berpengetahuan luas dan berpikiran bebas. Kriteria atau sifat-sifat utama ini

merupakan motto pendidikan di Pondok Modern Darussalam Gontor.97

Nilai-nilai

luhur yang terkandung di dalam motto Pondok Modern Gontor tersebut mencakup

karakter dan tujuan pendidikan liberal.

Pertama, berbudi tinggi merupakan landasan paling utama yang ditanamkan

oleh pondok kepada seluruh santrinya dalam semua tingkatan; dari yang paling

rendah sampai yang paling tinggi. Realisasi penanaman motto ini dilakukan

melalui seluruh unsur pendidikan yang ada.

Kedua, berbadan sehat adalah sisi lain yang dianggap penting dalam

pendidikan di Pondok. Dengan tubuh yang sehat para santri akan dapat

96

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai

Pustaka, 2007, 263. 97

Motto pendidikan tersebut banyak tertulis dan terpampang di gedung/asrama pondok.

Page 74: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

57

57

melaksanakan tugas hidup dan beribadah dengan sebaik-baiknya. Pemeliharaan

kesehatan dilakukan melalui berbagai kegiatan olahraga bahkan ada olahraga rutin

yang wajib diikuti oleh seluruh santri sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.

Ketiga, berpengetahuan luas. Para santri di pondok dididik melalui proses

yang telah dirancang secara sistematik untuk dapat memperluas wawasan dan

pengetahuan mereka. Santri tidak hanya diajari pengetahuan, lebih dari itu mereka

diajari cara belajar yang dapat digunakan untuk membuka gudang pengetahuan.

Kyai sering berpesan bahwa pengetahuan itu luas, tidak terbatas, tetapi tidak boleh

terlepas dari berbudi tinggi, sehingga seseorang akan mengetahui untuk apa ia

belajar serta mengetahui prinsip untuk apa ia manambah ilmu.

Keempat, berpikiran bebas bukan berarti bebas sebebas-bebasnya. Kebebasan

dimaksud adalah tidak boleh menghilangkan prinsip, terutama prinsip sebagai

muslim mukmin. Justru kebebasan di sini merupakan lambang kematangan dan

kedewasaan dari hasil pendidikan yang telah diterangi petunjuk Ilahi

(hidayatullah). Motto ini ditanamkan sesudah santri memiliki budi tinggi atau budi

luhur dan sesudah ia berpengetahuan luas.

Dengan memperhatikan motto pondok tersebut bisa dipahami bahwa ruh

kebebasan sudah tertanam pada jiwa santri sejak awal. Kebebasan yang dimaksud

adalah kebebasan yang mempunyai akar dan pondasi yang kuat yaitu berbudi

luhur, agar para santri tidak terjerumus kepada kebebasan yang absolut dan

Page 75: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

58

58

mbruah -lepas kendali- sebagaimana disebut K.H. Imam Zarkasyi.98

Doktrin inilah

yang membuat para santri dan alumnus Pondok Modern Darussalam Gontor

menekuni bidang ilmu dan profesi yang beraneka ragam, seperti petani, pedagang,

pengusaha, PNS, TNI, POLRI, politikus, wartawan, kyai, dosen, diplomat, duta

besar dan lain sebagainya.

Pendidikan liberal mengajarkan tentang nilai-nilai kemanusiaan. Seperti

pernyataan Aristoteles bahwa kebenaran (virtue) itu ada dua, yaitu kebenaran

moral (moral virtue) dan kebenaran intelektual (intelektual virtue).99

Kebenaran

moral berkaitan dengan karakter, dibentuk melalui kebiasaan. Kebenaran

intelektual disebut dengan kebijaksanaan (wisdom). Pendidikan liberal juga

memberdayakan individu dengan pengetahuan yang luas dan ketrampilan. Nilai-

nilai luhur yang terkandung di dalam motto Pondok Modern Gontor tersebut sarat

dengan karakter pendidikan liberal yaitu mencakup tentang nilai-nilai

kemanusiaan seperti kebenaran moral (karakter) dan kebenaran intelektual

(kebijaksanaan) dan mengembangkan potensi peserta didik untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

mulia, ketrampilan yang bersifat bebas, berwawasan luas dan terbuka.

Selain itu, seluruh kehidupan di Pondok Modern Darussalam Gontor juga

didasarkan pada nilai-nilai kemanusiaan yang luhur yang disimpulkan dalam

Panca Jiwa Pondok. Panca Jiwa adalah lima nilai yang mendasari kehidupan

98

Tasirun Sulaiman, Wisdom of Gontor, Bandung: Mizania, Cetakan I,2009, 81. 99

Steven M. Cahn, Pendidikan Liberal...., 22.

Page 76: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

59

59

Pondok Modern Gontor,100

yaitu jiwa keikhlasan, jiwa kesederhanaan, jiwa

berdikari, jiwa ukhuwwah Islamiah dan jiwa bebas.

Panca jiwa Pondok Modern Gontor yang dimaksud adalah; pertama,

keikhlasan yang berarti sepi ing pamrih, yakni berbuat sesuatu bukan karena

didorong oleh keinginan untuk mendapatkan keuntungan tertentu. Segala

perbuatan dilakukan dengan niat semata-mata untuk ibadah, lillah. Kyai ikhlas

mendidik, para pembantu kyai ikhlas dalam membantu menjalankan proses

pendidikan dan para santri yang ikhlas dididik. Jiwa ini menciptakan suasana

kehidupan pondok yang harmonis antara kyai yang disegani dan santri yang taat,

cinta dan penuh hormat.101

Jiwa ini menjadikan santri senantiasa siap berjuang di

jalan Allah, di manapun dan kapan pun.

Kedua, kesederhanaan. Kehidupan di pondok diliputi oleh suasana

kesederhanaan. Sederhana tidak berarti pasif atau nerimo, tidak juga berarti miskin

dan melarat.102

Justru dalam jiwa kesederhanan itu terdapat nilai-nilai kekuatan,

kesanggupan, ketabahan dan penguasaan diri dalam menghadapi perjuangan

hidup. Di balik kesederhanaan akan terpancar jiwa besar, berani maju dan pantang

mundur dalam segala keadaan. Bahkan dari sinilah muncul dan tumbuh mental dan

karakter yang kuat, yang menjadi syarat bagi perjuangan dalam segala segi

kehidupan .

100

Tim Redaksi, Diktat Khutbatul Iftitah Pekan Perkenalan Pondok Modern Darussalam

Gontor, Ponorogo: Darussalam Press, tt. 11-14. 101

Tim Redaksi, Diktat Khutbatul Iftitah....11. 102

Tim Penyusun, Serba Serbi Pondok .... 3.

Page 77: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

60

60

Ketiga, berdikari atau kesanggupan menolong diri sendiri merupakan senjata

ampuh yang dibekalkan pesantren kepada para santrinya. Berdikari bukan berarti

bahwa santri sanggup belajar dan berlatih mengurus segala kepentingannya

sendiri, tetapi pondok pesantren adalah sebagai lembaga pendidikan juga harus

sanggup berdikari sehingga tidak pernah menyandarkan kehidupannya kepada

bantuan atau belas kasihan pihak lain . Inilah zelp berdruiping systeem (sama-

sama memberikan iuran dan sama-sama memakai).103

Dalam pada itu, pondok

tidaklah bersifat kaku, sehingga menolak orang-orang yang hendak membantu.

Semua pekerjaan yang ada di dalam pondok dikerjakan oleh kyai dan para

santrinya sendiri, tidak ada pegawai di dalam pondok .

Keempat, ukhuwwah islamiah. Kehidupan di pondok pesantren diliputi

suasana persaudaraan yang akrab, sehingga segala suka dan duka dirasakan

bersama dalam jalinan ukhuwwah Islamiah. Tidak ada dinding yang dapat

memisahkan antara mereka. Ukhuwah ini bukan saja selama mereka di Pondok,

tetapi juga mempengaruhi ke arah persatuan ummat dalam masyarakat setelah

mereka terjun di masyarakat kemudian hari.

Kelima, bebas. Yaitu bebas dalam berpikir dan berbuat, bebas dalam

menentukan masa depan, bebas dalam memilih jalan hidup dan bahkan bebas dari

berbagai pengaruh negatif dari luar dan masyarakat. Jiwa bebas ini akan

menjadikan santri berjiwa besar dan optimis dalam menghadapi segala kesulitan.

103

Tim Penyusun, Serba Serbi Pondok .... 4.

Page 78: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

61

61

Akan tetapi dalam kebebasan ini sering kali ditemukan unsur-unsur negatif, yaitu

apabila kebebasan itu disalahgunakan, sehingga terlalu bebas (liberal) dan

berakibat hilangnya arah, tujuan dan prinsip.

Sebaliknya, ada pula yang terlalu bebas (tidak mau dipengaruhi), berpegang

teguh kepada tradisi yang dianggapnya telah pernah menguntungkan pada

zamannya, sehingga tidak mau menoleh ke zaman yang telah berubah. Akhirnya

dia sudah tidak lagi bebas karena mengikatkan diri pada yang diketahui saja.

Maka kebebasan ini harus dikembalikan ke makna yang hakiki yaitu bebas di

dalam garis-garis yang positif dengan penuh tanggungjawab; baik di dalam

kehidupan pondok pesantren itu sendiri maupun di dalam kehidupan

masyarakat.104

Jiwa yang meliputi suasana kehidupan Pondok Pesantren itulah

yang dibawa oleh santri sebagai bekal utama di dalam kehidupannya di

masyarakat. Jiwa ini juga harus dipelihara dan dikembangkan dengan sebaik-

baiknya.

Dari kelima panca jiwa pondok tersebut di atas, tampak beberapa karakter

pendidikan liberal yang muncul di panca jiwa ke-3 yaitu jiwa berdikari dan panca

jiwa ke-5 yaitu jiwa bebas. Berdikari dalam arti santri dididik untuk mandiri dan

tidak bergantung kepada orang lain. Maka karakter pendidikan liberal yang

muncul di antaranya adalah menekankan manusia menjadi sebuah subyek yang

dapat menentukan garis kehidupannya sendiri dan mengajarkan kebiasaan-

104

Tim Redaksi, Diktat Khutbatul Iftitah.... 14.

Page 79: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

62

62

kebiasaan, gagasan-gagasan dan teknik-teknik yang diperlukan untuk meneruskan

mendidik diri sendiri.

Sedangkan karakter pendidikan liberal yang muncul pada panca jiwa ke-5

jiwa bebas antara lain; mengembangkan potensi peserta didik untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

mulia dan ketrampilan yang bersifat bebas, berpandangan dan berwawasan luas

dan terbuka dan menghasilkan warga negara yang dapat melaksanakan kebebasan

politik mereka secara bertanggung jawab.

b) Tujuan Pendidikan Pondok Modern Gontor

Motto dan panca jiwa pondok di atas selanjutnya dijadikan dasar untuk

merumuskan tujuan pendidikan. Adapun tujuan pendidikan Pondok Modern

Darussalam Gontor adalah sebagai berikut;105

: pendidikan kemasyarakatan,

kesederhanaan, tidak berpartai dan menuntut ilmu karena Allah.

Tujuan pendidikan Pondok Modern Gontor pertama adalah pendidikan

kemasyarakatan. Berlandaskan semboyan, “Muslim yang berbaur dengan orang

lain dan bersabar dalam menghadapi mereka, lebih baik daripada muslim yang

tidak berbaur dengan manusia dan tidak bersabar atas penderitaan mereka,”

Pondok Modern Gontor menjadi laboratorium kehidupan bagi santri-santrinya.

Berbagai macam hal yang akan dihadapi santri di masyarakat, dikenalkan kepada

mereka sejak dini di pondok. Penugasan adalah salah satu metode pendidikan di

105

Tim Redaksi, Diktat Khutbatul Iftitah.... 15-20.

Page 80: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

63

63

Pondok Modern Gontor. Santri tidak hanya diberi ilmu, tetapi juga diberi ladang

untuk mengaplikasikannya dengan bimbingan dan pengawasan ketat dari para

guru.

Bentuk penugasan dan pendidikan kemasyarakatan tersebut tercermin dengan

dibentuknya dua organisasi pelajar intern, yaitu; Organisasi Pelajar Pondok

Modern (OPPM) dan Koordinator Gerakan Pramuka (KGP) Pondok Modern

Gontor. Kedua organisasi itu, bukan hanya penting dalam mendidik santri, bahkan

telah menjadi denyut kehidupan santri sendiri. Berbagai kepentingan santri

ditangani oleh santri sendiri. Para santri ditempa dalam dua organisasi tersebut

dengan sikap disiplin, tanggungjawab, semangat pengabdian dan kebersamaan.

Mereka juga dilatih berorganisasi sehingga mampu menjadi pemimpin yang

membawa masyarakat ke arah kemajuan.

Dari ujuan pendidikan kemasyarakatan ini muncul beberapa karakter

pendidikan liberal, diantaranya menanamkan kebiasaan-kebiasaan, gagasan-

gagasan dan teknik-teknik yang diperlukan untuk meneruskan mendidik diri

sendiri serta mengharuskan belajar seumur hidup. Juga mengembangkan potensi

peserta didik untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia dan ketrampilan yang bersifat bebas,

berwawasan luas dan terbuka. Mengembangkan orang terpelajar untuk dapat

menggunakan waktu luang mereka dengan baik, apakah mereka berniat untuk

Page 81: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

64

64

menjadi ilmuwan atau tidak dan melestarikan serta memperbaiki tatanan sosial

yang ada melalui perubahan yang rasional dan bersifat evolusioner.

Kedua adalah kesederhanaan. Pondok Modern Gontor mendidik para

santrinya untuk hidup dengan kesederhanaan. Sikap sederhana berarti menjalani

pola hidup wajar dan tidak berlebihan. Sederhana tidak berarti pasif atau nerimo,

tidak juga berarti miskin atau melarat. Justru dalam jiwa kesederhanaan itu

terdapat nilai-nilai kekuatan, kesanggupan, ketabahan dan penguasaan diri dalam

menghadapi perjuangan hidup. Kesederhanaan tidak berarti miskin dan tidak

berarti mendidik untuk menjadi miskin, bahkan sebaliknya, kesederhanaan

memungkinkan santri untuk hidup jujur, bersih, qanaah, dan sehat secara jasmani

dan rohani. Di balik kesederhanaan itulah terdapat kekuatan, tekad, ketabahan,

keuletan, dan rasa prihatin terhadap penderitaan. Allah berfirman:

Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak

berlebih-lebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di

tengah-tengah antara yang demikian. Q.S. Al-Furqon [25]: 67.106

Rasulullah Saw. Bersabda: Makanlah, minumlah, dan kenakanlah pakaian dengan

tidak berlebih-lebihan dan tidak kikir. (HR. Ahmad).

Tujuan pendidikan kesederhanaan di Pondok Modern Gontor telah mencakup

karakter pendidikan liberal di antaranya mengajarkan kepada santri tentang nilai-

nilai kemanusiaan seperti kebenaran moral (karakter) dan kebenaran intelektual

(kebijaksanaan). Juga mengembangkan potensi peserta didik untuk memiliki

106

Departemen Agama RI, Al-Qur‟an..., 365.

Page 82: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

65

65

kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan dan

akhlak mulia.

Tujuan pendidikan ketiga adalah tidak berpartai. Pondok Modern Darussalam

Gontor adalah lembaga pendidikan murni yang tidak berafiliasi kepada partai

politik ataupun organisasi kemasyarakatan apapun. Sehingga para pemuda yang

berasal dari latar belakang organisasi apapun dapat menjadi santri Pondok Modern

Gontor dan menuntut ilmu di dalamnya. Bahkan putra-putri dari para tokoh

organisasi besar di Indonesia banyak yang menjadi santri Pondok Modern Gontor.

K.H. Ahmad Sahal, salah satu pendiri Pondok Modern Darussalam Gontor

menegaskan, “Meskipun semua santri dan guru di Pondok ini adalah anak orang

Muhammadiyah, Pondok ini tidak akan berubah menjadi Muhammadiyah. Dan

meskipun semua santri dan guru di Pondok ini adalah anak orang Nahdhatul

Ulama, Pondok ini tidak akan pernah berubah menjadi Nahdhatul Ulama.” Dengan

semboyan “Pondok Modern Gontor di atas dan untuk semua golongan,” lembaga

ini mendidik santrinya untuk menjadi perekat ummat yang berpikiran bebas. Dan

dengan terbebasnya Pondok Modern Gontor dari muatan politis dan kepentingan

golongan maka jiwa keikhlasan dalam belajar dan mengajar dapat mengakar pada

jiwa para santri dan guru.

Dengan demikian, setelah anak tamat dari pendidikan Pondok Modern

Gontor, mereka bebas dalam memilih faham aliran, tanpa mengurangi prinsipnya

sebagai seorang mukmin. Faktanya, pada saat ini banyak di antara alumni Pondok

Page 83: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

66

66

Modern Gontor yang menjadi pengurus dan atau tokoh-tokoh partai politik atau

pun organisasi kemasyarakatan besar di Indonesia. Beberapa di antaranya adalah

K.H. Hasyim Muzadi yang pernah diberi amanat untuk menjadi Ketua Pengurus

Besar Nahdhatul Ulama, Dr. Hidayat Nur Wahid pernah menjadi Presiden Partai

Keadilan dan Sejahtera dan Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat, dan Dr. Din

Syamsuddin sebagai Ketua Pengurus Pusat Muhammadiyah dan Ketua Majelis

Ulama Indonesia.

Tujuan pendidikan tidak berpartai juga mencakup karakter pendidikan liberal

yaitu menanamkan sistem demokrasi. Tujuan pendidikan tidak berpartai ini juga

menegaskan bahwa pendidikan adalah a-politik dan “excellence” merupakan

target utama pendidikan. Karakter pendidikan liberal lainnya yaitu menghasilkan

warga negara yang dapat melaksanakan kebebasan politik mereka secara

bertanggung jawab.

Tujuan pendidikan keempat adalah menuntut ilmu karena Allah. Pondok

Modern Darussalam Gontor memiliki prinsip bahwa pendidikan adalah sarana

untuk ibadah thalabul ilmi, bukann sarana untuk memperoleh ijazah sehingga

dapat menjadi pegawai. Hal ini tercermin dalam langkah Pondok Modern untuk

mendidik santrinya dengan pendidikan berbasis kecakapan mental. Pondok

Modern Gontor berkeyakinan bahwa dengan menanamkan mental skill yang kuat,

maka para santrinya memiliki jiwa kemandirian yang tinggi.

Page 84: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

67

67

Dengan demikian, Pondok Modern Gontor mendidik santrinya untuk lebih

mencintai ilmu. Karena menuntut ilmu merupakan bentuk ibadah kepada Allah.

Allah Swt berfirman dalam Al-Quran:

Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hambaNya, hanyalah

ulama. Q.S. Al-Fathir [35]: 28.107

Dalam ayat lain, Allah Swt menjanjikan kedudukan yang tinggi bagi mereka yang

memiliki ilmu. FirmanNya:

Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan

orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Q.S. Al

Mujadilah [58]: 11.108

Allah Swt. Juga berfirman;

Katakanlah: “Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang

yang tidak mengetahui?” Q.S. Az-Zumar [39]: 9.109

Dengan demikian, sebagaimana berulang kali ditekankan oleh K.H. Imam

Zarkasyi selaku pendiri Pondok Modern Gontor, kegiatan pendidikan yang

dilaksanakan bukanlah ditujukan untuk mencetak pegawai, tetapi untuk

menciptakan para ilmuan yang dapat bergerak di berbagai bidang.

Dari tujuan pendidikan ke-lima ini tampak beberapa karakter pendidikan

liberal yaitu menekankan manusia menjadi sebuah subyek yang dapat menentukan

garis kehidupannya sendiri. Mengembangkan potensi peserta didik untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

107

Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahnya, Bandung: Syaamil Al-Quran, 2009,

437. 108

Departemen Agama RI, Al-Qur‟an.... 543. 109

Departemen Agama RI, Al-Qur‟an....459.

Page 85: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

68

68

mulia dan ketrampilan yang bersifat bebas, berpandangan dan berwawasan luas

dan terbuka. Mengembangkan orang terpelajar untuk dapat menggunakan waktu

luang mereka dengan baik.

Di dalam tujuan pendidikan tersebut juga terdapat program jangka panjang

pondok dalam rangka mengembangkan dan memajukan Balai Pendidikan Pondok

Modern Darussalam Gontor. Maka dirumuskanlah Panca Jangka yang merupakan

program kerja pondok dalam memberikan arah dan panduan untuk mewujudkan

upaya pengembangan dan pemajuan tersebut. Adapun Panca Jangka110

itu meliputi

bidang-bidang berikut : pendidikan dan pengajaran, kaderisasi, pergedungan,

khizanatullah (perluasan wakaf) dan kesejahteraan keluarga Pondok..

Pertama, adalah pendidikan dan pengajaran. Maksud jangka ini adalah

berusaha secara maksimal untuk meningkatkan dan menyempurnakan pendidikan

dan pengajaran di Pondok Modern Darussalam Gontor. Usaha ini tercatat dalam

sejarah perjalanan Pondok ini yang dimulai dengan mendirikan Tarbiyatul Athfal

pada tahun 1926. Sepuluh tahun kemudian pada tahun 1936, didirikan Kulliyatul

Mu‟allimin Al-Islamiyah, setingkat dengan Sekolah Menengah (Tsanawiyah dan

Aliyah). Pada tanggal 17 November tahun 1963 didirikanlah Perguruan Tinggi

yang bernama Institut Pendidikan Darussalam (IPD)111

kemudian berganti nama :

Institut Studi Islam Darussalam (ISID) dan sekarang menjadi Universitas Islam

110

Tim Penyusun, Serba Serbi Pondok Pondok Modern Darussalam Gontor, Ponorogo: Staf

Sekretariat Pondok Modern Gontor, Edisi ke-V, 1997,36-46. 111

Tim Redaksi, UNIDA.... 2.

Page 86: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

69

69

Darussalam (UNIDA) sebagaimana yang dicita-citakan pendiri pondok yang

tertulis dalam Piagam Penyerahan Wakaf Pondok Modern Darussalam Gontor.

Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau

kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran

dan pelatihan.112

Menurut UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 pendidikan diartikan

sebagai proses pembelajaran bagi individu untuk mencapai pengetahuan serta

pemahaman yang lebih tinggi dan optimal. Pengetahuan tersebut diperoleh secara

formal yang kemudian dapat memiliki implikasi terhadap siswa agar dapat

memiliki pola pikir dan perilaku sesuai dengan pendidikan yang telah

diperolehnya melalui kegiatan pembelajarannya.

Apa yang dilihat, didengar, dialami dan dirasakan santri di lingkungan

pondok pesantren, itulah yang mendidik mereka. Dan itulah pendidikan bagi

mereka. Kegiatan dari bangun tidur hingga tidur lagi yang meliputi kegiatan di

asrama, pembelajaran di kelas, berbagai macam kegiatan ekstrakurikuler dan

kegiatan OPPM113

akan mempengaruhi pola pikir para santri. Dengan pola pikir

yang terbentuk, akan mempengaruhi sikap dan perilaku mereka. Itulah proses

pendidikan di Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo.

Adapun karakter pendidikan liberal yang tampak pada panca jangka pertama

ini adalah mencanamgkan program wajib belajar. Juga mengajarkan kebiasaan-

112

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai

Pustaka, 2007, 263. 113

OPPM adalah Organisasi Pelajar Pondok Modern yaitu wadah organisasi santri. Di

sekolah umum (SMP/SMA) biasa disebut dengan OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah).

Page 87: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

70

70

kebiasaan, gagasan-gagasan dan teknik-teknik yang diperlukan untuk meneruskan

mendidik diri sendiri serta mengharuskan belajar seumur hidup. Mengembangkan

potensi peserta didik untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian

diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia dan ketrampilan yang bersifat bebas,

berpandangan dan berwawasan luas dan terbuka.

Kedua, kaderisasi. Sejarah timbul dan tenggelamnya suatu usaha terutama

hidup dan matinya pondok pesantren di tanah air, memberikan pelajaran kepada

para pendiri Pondok tentang pentingnya perhatian terhadap kaderisasi. Sudah

banyak riwayat tentang pondok-pondok yang maju dan terkenal pada suatu ketika,

tetapi kemudian menjadi mundur dan bahkan mati setelah pendiri atau kyai

pondok itu meninggal dunia.

Di antara faktor terpenting yang menyebabkan kemunduran ataupun matinya

pondok-pondok tersebut adalah tidak adanya program kaderisasi yang baik.

Bercermin pada kenyataan ini, Pondok Modern Darussalam Gontor memberikan

perhatian terhadap upaya menyiapkan kader yang akan melanjutkan cita-cita

pondok.

Adapun karakter yang muncul dalam panca jangka kedua yaitu menekankan

manusia menjadi sebuah subyek yang dapat menentukan garis kehidupannya

sendiri.

Ketiga, pergedungan. Jangka ini memberikan perhatian kepada upaya

penyediaan prasarana dan sarana pendidikan dan pengajaran yang layak bagi para

Page 88: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

71

71

santri. Saat ini di pondok modern Gontor pusat (putra) tersedia sebuah lapangan

sepak bola, empat lapangan basket, GOR, masjid jami‟ Darussalam, aula

pertemuan, dan puluhan gedung asrama, perkantoran dan sekolah.

Adapun karakter yang muncul dalam panca jangka ketiga yaitu reformasi

pendidikan dengan membangun kelas dan fasilitas baru serta memoderenkan

sarana dan prasarana sekolah.

Keempat, khizanatullah. Di antara syarat terpenting bagi sebuah lembaga

pendidikan agar tetap bertahan hidup dan berkembang adalah memiliki sumber

dana sendiri. Sebuah lembaga pendidikan yang hanya menggantungkan hidupnya

kepada bantuan pihak lain yang belum tentu didapat tentu tidak dapat terjamin

keberlangsungan hidupnya. Bahkan hidupnya akan seperti ilalang di atas batu,

“Hidup enggan, mati tak hendak”.

Di antara usaha yang telah dilakukan untuk memenuhi maksud ini adalah

membentuk suatu badan khusus yang mengurusi dana dan kekayaan pondok

bernama Yayasan Pemeliharaan dan Perluasan Badan Wakaf Pondok Modern

(YPPWPM). 114

Yayasan ini mengurusi dan mengembangkan harta wakaf milik

pondok.

114

Pondok Modern Gontor telah menjadi wakaf Islam secara formal pada tahun 1958.

Sebagai nadhir adalah Badan Wakaf beranggotakan 15 orang alumni yang dianggap terpercaya untuk

meneruskan perjuangan Trimurti.

Page 89: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

72

72

Karakter pendidikan liberal yang tampak dalam panca jangka ke-empat sama

dengan panca jangka ke-tiga yaitu reformasi pendidikan dengan membangun

kelas dan fasilitas baru serta memoderenkan sarana dan prasarana sekolah.

Kelima, kesejahteraan keluarga pondok. Jangka.ini bertujuan untuk

memberdayakan kehidupan para keluarga yang siap membantu dan

bertanggungjawab terhadap hidup dan matinya Pondok secara langsung, sehingga

mereka tidak menggantungkan penghidupannya kepada Pondok. Mereka itu

hendaknya dapat memberi penghidupan kepada Pondok. Sesuai dengan semboyan

: “Hidupilah Pondok dan jangan menggantungkan hidup kepada Pondok”.

Adapun karakter yang muncul dalam panca jangka ke-lima yaitu menekankan

manusia menjadi sebuah subyek yang dapat menentukan garis kehidupannya

sendiri dan mengajarkan masalah etika, kreativitas dan need for achievement

sebagai penentu perubahan sosial.

c) Sistem Pendidikan Pondok Modern Gontor

Sistem pendidikan di Pondok Modern Gontor berbeda dengan madrasah dan

pesantren pada umumnya. Lembaga formal Pondok Modern Gontor bernama KMI

(Kulliyatul Mu‟allimin al-Islamiyyah), dengan kurikulum KMI yang mengadopsi

kurikulum tingkat dasar dan menengah di Mesir, kurikulum kemenag dan

kemendiknas. Tidak ada lembaga madrasah (MTs maupun MA) namun juga tidak

ada ujian paket atau persamaan. Ijazah KMI disamakan dengan SMA, MA atau

Page 90: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

73

73

yang sederajat bahkan mendapatkan muadalah untuk bisa masuk kuliah di negara-

negara Timur Tengah.

Adapun kegiatan ekstrakurikuler di Pondok Modern Gontor dikoordinir oleh

organisasi siswa intra sekolah yang bernama OPPM (Organisasi Pelajar Pondok

Modern) dan KGP (Koordinator Gerakan Pramuka) yang khusus menangani

kegiatan pramuka. Di Pondok Modern Gontor juga terdapat lembaga bimbingan

kesiswaan yang bernama Pengasuhan Santri. Sedangkan OPPM dan KGP secara

struktural berada di bawah lembaga Pengasuhan Santri. Secara garis besar sistem

pendidikannya dibagi menjadi tiga; pendidikan formal di KMI, organisasi santri

OPPM dan KGP, serta Pengasuhan Santri.

Pertama, Kulliyatul Mu‟allimin al- Islamiyah (KMI). Kulliyatul Mu‟allimin

al-Islamiyyah (KMI) adalah Sekolah Pendidikan Guru Islam, hampir sama dengan

Sekolah Noormal Islam, di Padang Panjang, di mana K.H. Imam Zarkasyi pernah

belajar dan menjabat direktur di sekolah tersebut. Model ini kemudian dipadukan

ke dalam sistem pendidikan pondok pesantren. Pelajaran agama dan umum

diberikan secara seimbang dalam jangka 4-6 tahun.115

a. Pembelajaran di KMI

115

http://wardun.tripod.com, diakses tanggal 1 Mei 2015

Page 91: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

74

74

Masa belajar di Kulliyatul Mu‟allimin al- Islamiyah (KMI) yaitu enam tahun

untuk program reguler dan empat tahun untuk program intensif. Siswa yang duduk

di kelas satu reguler bisa berumur 12 tahun (minimal berijazah SD) hingga tak

terbatas. Artinya seseorang yang berusia 25 tahun pun boleh dan mau belajar di

KMI kelas satu. Adapun kelas intensif diperuntukkan bagi siswa minimal

berijazah SMP atau MTs dan maksimal tak terbatas dengan jenjang belajar kelas I

intensif, kelas III intensif, kelas V dan kelas VI. Bahkan beberapa siswa yang

sudah sarjana pun ikut belajar di kelas satu baik reguler maupun intensif. Siswa

kelas reguler dan intensif akan bertemu dan bercampur kelak kemudian di kelas V-

VI.

Rombongan belajar (kelas) di KMI diseleksi berdasarkan prestasi akademik.

Para santri yang berprestasi (memiliki nilai yang bagus) akan menduduki kelas B

atau C. Semakin buruk prestasinya, semakin rendah abjad kelasnya. Kelas H/I/J/K

dan seterusnya bisa dipastikan prestasi akademiknya semakin buruk. Pada saat ini

di KMI terdapat tujuh bagian yakni Bagian Proses Belajar Mengajar (PBM),

Bagian Pembinaan Karir Guru, Bagian Penelitian dan Pengembangan Kurikulum,

Bagian Sarana dan Prasarana, Bagian Perpustakaan, Bagian Laboratorium dan

Bagian Tata Usaha. Masing-masing bagian beranggotakan para guru senior dengan

dibantu beberapa staf KMI.116

116

Tim Redaksi, Wardun,Warta ..., 4.

Page 92: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

75

75

Yang menarik dari KMI ini adalah bagian Litbang Kurikulum dan Bagian

Laboratorium KMI. KMI Gontor selama ini tidak menggunakan kurikulum diknas

maupun kemenag, tetapi menggunakan kurikulum yang dibuat sendiri oleh bagian

Litbang kurikulum KMI. Adapun Bagian Laboratorium KMI dibentuk sejak

dibangunnya fasilitas laboratorium eksakta. Fungsinya ialah memaksimalkan

pemanfaatan laboratorium tersebut dengan mendirikan exact club, sehingga dapat

melakukan penelitian, eksperimen dan study tour eksakta. Agenda yang sudah

dilaksanakan antara lain Laboratorium Science Expo yang meliputi stan fisika,

biologi, kimia dan komputer.

b. Kegiatan Rutinitas KMI

Kegiatan rutin harian diantaranya adalah tabkir, yaitu pengawasan terhadap

disiplin masuk kelas siswa di pagi hari oleh staf KMI dan supervisi pembelajaran

di kelas mulai pukul 07.00-12.15. Kegiatan mingguan KMI adalah supervisi setiap

hari Kamis yang biasa disebut dengan istilah Kamisan, yaitu pertemuan guru-guru

dengan Pimpinan Pondok dan Direktur KMI. Tujuannya adalah menyamakan

persepsi dalam berkhidmah kepada pondok. Materi utamanya adalah pidato

Pimpinan Pondok tentang internalisasi dan aktualisasi nilai-nilai

kepondokmoderrnan dan keislaman. Kemudian Direktur KMI menyampaikan

laporan/supervisi pembelajaran selama sepekan berjalan.

Sedangkan agenda ulangan semester sejak berdirinya KMI sampai sekarang

tidak pernah berubah jadwalnya. Ulangan akhir semester gasal terdiri dari ujian

Page 93: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

76

76

syafahi dan tahriry (diistilahkan dengan ujian pertengahan tahun) kelas I-V selalu

dilaksanakan pada pertengahan bulan Shafar dan berakhir tanggal 8 Rabiul

Awwal.117

Dan ujian akhir semester genap (ujian akhir tahun) kelas I-V selalu

diadakan pada akhir bulan Rajab dan berakhir tanggal 19 Sya‟ban, karena mereka

harus pulang berlibur tanggal 20 Sya‟ban – 10 Syawwal.

Karakter pendidikan liberal yang ditemukan dalam proses pembelajaran dan

kegiatan rutin KMI ini mencakup nilai-nilai kemanusiaan seperti kebenaran moral

(karakter) dan kebenaran intelektual (kebijaksanaan), pemapanan tujuan-tujuan

behavioral dalam kegiatan belajar serta mengajarkan kebiasaan-kebiasaan,

gagasan-gagasan dan teknik-teknik yang diperlukan untuk mendidik diri sendiri

serta mengharuskan belajar seumur hidup. Membentuk kelas unggulan, reformasi

pendidikan dengan membangun kelas dan fasilitas baru, memoderenkan sarana

dan prasarana sekolah, menyehatkan rasio murid-guru, meningkatkan metodologi

pengajaran dan pelatihan dan mengutamakan prestasi melalui proses persaingan

antar murid. Mengembangkan potensi peserta didik untuk memiliki kekuatan

spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,

ketrampilan yang bersifat bebas, berwawasan luas dan terbuka, menggunakan

waktu luang dengan baik dan mendorong munculnya kemanusiaan yang sama di

antara sesama.

c. Kurikulum KMI

117

Liburan pertengahan tahun selama 10 hari dan pada hari peringatan maulid nabi, para

santri mesti sudah berada di rumah.

Page 94: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

77

77

Kurikulum yang diberlakukan di lembaga KMI bukan kurikulum pendidikan

nasional maupun kurikulum kementerian agama. Kurikulum KMI mengadopsi

kurikulum tingkat dasar dan menengah di Mesir, kurikulum kemenag dan

kemendiknas. Mata pelajaran agama (al ulum al-diniyyah) dan mata pelajaran

umum (al ulum al-aqliyyah) diberikan secara seimbang.

Semua mata pelajaran tersebut dipelajari di KMI dengan sistem bilingual.

Seluruh rangkaian mata pelajaran bahasa Inggris diterangkan menggunakan bahasa

Inggris dan seluruh mata pelajaran agama diterangkan dengan menggunakan

bahasa arab. Bahkan para santri diwajibkan memiliki kamus Inggris Advance

Oxford dan kamus Arab al-Munjid. Di kelas 5 KMI, diperkenalkan perbandingan

madzhab (Bidayatul Mujtahid Ibnu Rusyd), perbandingan agama (al-adyan) dan

sebagainya yang membuat santri berpandangan luas dan tidak terjerumus

fanatisme dengan golongan tertentu (berpikiran bebas).

Lembaga KMI merupakan representasi pendidikan liberal dalam bidang

kurikulum sebagaimana ditegaskan Mortimer J. Adler dan Steven M. Cahn, bahwa

kurikulum pendidikan liberal mengacu kepada kurikulum liberal arts yaitu, para

peserta didik diwajibkan mempelajari semua dasar ilmu sejarah, sosial, sastra, tata

bahasa arab dan inggris (nahwu,shorof,grammar), mantiq (logika), berhitung, ilmu

alam, ilmu hayat, geometri dan sebagainya.

Page 95: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

78

78

Selain kegiatan tersebut di atas, terdapat puluhan kegiatan lain yang memuat

karakter pendidikan liberal, di antaranya; fathul kutub, kasyfu al-Mu‟jam (al-

Munjid), praktik manasik haji, insya‟ usbu‟i, cerdas cermat dan lain sebagainya.

Kedua, organisasi santri yaitu OPPM dan KGP. Seluruh kegiatan

ekstrakurikuler dan kegiatan harian di Pondok Modern Gontor di luar jam

pembelajaran KMI, dilaksanakan, diawasi dan dikoordinir oleh Organisasi Pelajar

Pondok Modern (OPPM) yang dijalankan oleh santri kelas lima atau kelas enam

selaku pengurus. OPPM inilah motor penggerak aktifitas dan disiplin pondok.

Selain OPPM, juga terdapat Koordinator Gerakan Pramuka (KGP) yang secara

khusus menangani kegiatan pramuka di Pondok Modern Gontor. Kegiatan

pramuka wajib diikuti oleh seluruh santri kelas I sampai kelas V yang rutin

dilaksanakan setiap hari Kamis sore.

1. Organisasi Pelajar Pondok Modern (OPPM)

Organisasi Pelajar Pondok Modern (OPPM) sebagai organisasi intra sekolah

untuk siswa Kulliyatu-l-Mu‟allimin Al-Islamiyah (KMI) adalah wadah pembinaan

dan penampung kreativitas santri dalam latihan berorganisasi. OPPM yang

didirikan pada tanggal 6 Juli 1967 sebagai sarana pendidikan karakter santri juga

dimaksudkan sebagai sarana agar santri siap memimpin dan mau dipimpin serta

mencetak kader pemimpin umat yang kompeten dalam mengatur organisasi.

Organisasi ini menggerakkan aktivitas santri di luar kelas, baik ko-kurikuler

maupun ekstrakurikuler; di asrama maupun di luar asrama.

Page 96: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

79

79

Keberadaan OPPM tidak terpisahkan dari kehidupan santri sehari-hari, sebab

OPPM mengurus dan menggerakkan seluruh aktivitas santri sehingga para santri

dapat belajar mengurus diri sendiri secara mandiri dan bertanggung jawab.

Layaknya organisasi pemerintah, organisasi OPPM memiliki 21

departemen/bagian yang mengurusi semua bidang kehidupan di pondok dengan

383 pengurus.118

Selain itu, OPPM juga membawahi beberapa organisasi, antara

lain: organisasi asrama (19 asrama), organisasi konsulat/daerah (36 konsulat), serta

sejumlah kursus kesenian, keolahragaan, kebahasaan, ketrampilan dan lain-lain.

Bertindak sebagai pembimbing adalah staf Pengasuhan Santri.

a. Musyawarah Kerja (Muker) OPPM

Merupakan agenda rutin tahunan yang diikuti oleh pengurus OPPM beserta

seluruh Kelas 5 adalah Musyawarah Kerja (Muker) yang diadakan setiap awal

bulan Ramadhan untuk mengevaluasi kinerja pengurus OPPM dan membuat

program kerja untuk satu tahun kedepan. Acara ini semacam “sidang parlemen“

bagi kepengurusan OPPM dalam rangka merancang program kerja selama

setahun mendatang serta evaluasi hasil usaha dan kegiatan tiap-tiap bagian

OPPM beberapa bulan sebelumnya. Sebagaimana musyawarah kerja pada

umumnya, Muker OPPM juga dibagi menjadi tiga bagian: Sidang Pleno, Sidang

Komisi dan Sidang Paripurna. Terlibat aktif dalam acara tersebut seluruh siswa

118

Tim Penyusun, Buku Panduan Musyawarah Kerja OPPM Darussalam Gontor, Ponorogo:

Sekretariat OPPM, 2014, 198-211.

Page 97: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

80

80

kelas lima dan seluruh pengurus OPPM. Muker OPPM berlangsung sejak awal

bulan hingga pertengahan bulan Ramadhan.

Muker OPPM merupakan sarana pelatihan bagi para santri untuk belajar

menjadi anggota dewan legislatif dan eksekutif yang jujur, siap dikritik dengan

kritik yang objektif dan membangun. Dalam pelaksanaan muker, mereka

dibimbing oleh dewan guru yang sekaligus berperan sebagai nara sumber dan

pengarah (steering comittee) agar orientasi peserta menjadi jelas dan terarah.

b. Laporan Pertanggungjawaban dan Serah Terima Jabatan

Masa bakti/kerja pengurus OPPM adalah satu tahun. Setelah itu tongkat

estafet kepengurusan diserahterimakan kepada pengurus baru. Hal ini

dikarenakan mengikuti slogan dan tradisi pondok, yakni: “Patah tumbuh hilang

berganti. Sebelum patah sudah tumbuh, sebelum hilang sudah

berganti;” dan “Mau dipimpin, siap memimpin.” Sebagai sarana pendidikan,

serah terima amanat pengurus tersebut diadakan secara seremonial dan resmi di

depan Pimpinan Pondok, para guru, dan seluruh siswa KMI sebagai anggota

OPPM.

Sebelum dilakukan serah terima, masing-masing bagian pengurus lama

melaporkan hasil kegiatan yang telah dikerjakan selama periode kepengurusan

masing-masing di hadapan seluruh santri dan Pimpinan Pondok beserta ketua-

ketua lembaga dan bapak-bapak guru. Materi laporan mencakup banyak hal,

Page 98: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

81

81

seperti personalia, inventaris, hasil usaha, program dan hambatannya, serta

laporan keuangan.

Tidak semua departemen dalam OPPM memiliki hasil usaha yang bersifat

profit. Ada yang sanggup meraup keuntungan ratusan juta hingga milyaran

(Bagian Toko Koperasi Pelajar, Bagian Koperasi Dapur, Koperasi Warung

Pelajar), ada yang hanya untung kurang lebih Rp 10 juta (Bagian Foto Copy

dan Bagian Fotografi), bahkan sebagian besar justru tidak bisa menghasilkan

keuntungan sama sekali. Bagian-bagian tersebut memang ditujukan hanya

untuk pelayanan saja, seperti Bagian Penerima Tamu, Bagian Pengajaran,

Bagian Kesenian, Bagian Olahraga, dan lain sebagainya.

Suatu hal yang sangat menakjubkan, bahwa siswa yang rata-rata berusia 20

tahunan itu harus mempertanggungjawabkan peredaran uang yang cukup besar

di seluruh bagian OPPM hingga mencapai Rp 10 milyar. Seluruhnya dilaporkan

secara detail pada Laporan Pertanggungjawaban di hadapan Pimpinan Pondok,

bapak guru, dan seluruh santri sesuai dengan prinsip manajemen terbuka (open

management) yang dianut Pondok Modern Darussalam Gontor.

Di sela-sela Laporan Pertanggungjawaban, Pimpinan Pondok selalu

memberikan evaluasi jika ada beberapa pelajaran penting dalam berorganisasi

yang perlu diketahui oleh santri karena fungsi Laporan Pertanggungjawaban

OPPM bagi Pondok Modern Gontor adalah pendidikan. Mengingat pentingnya

acara tersebut, pondok meliburkan pembelajaran KMI selama 3 hari. Sebab

Page 99: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

82

82

momen ini sama pentingnya dengan pembelajaran di kelas sebagaimana

Pondok mengajarkan bahwa apa yang dilihat, didengar, dialami dan dirasakan

adalah pendidikan. Acara pergantian pengurus OPPM ini biasanya dilaksanakan

pada bulan Jumadil Ula karena kelas VI akan menghadapi ujian akhir,

amaliyah tadris (micro teaching) dan kelulusan pada bulan Ramadhan.

c. Kursus Pelatihan dan perlombaan

OPPM memiliki 21 departemen yang terdiri dari Ketua, Sekretaris,

Bendahara dan 18 departemen yaitu Keamanan, Pengajaran, Ta‟mir masjid,

Penerangan, Penggerak Bahasa, Kesehatan, Olahraga, Perpustakaan,

Penerimaan Tamu, Koperasi Pelajar, Koperasi Dapur, Koperasi Warung

Pelajar, Kesenian, Ketrampilan, Binatu, Fotografi, Fotokopi dan Bersih

Lingkungan.

Selain Muker dan pergantian pengurus, OPPM juga memiliki ratusan

agenda lain yang dikelola oleh masing-masing departemen di mana sangat

bermanfaat bagi pembentukan pola pikir santri. Misalnya pembagian madu dan

susu untuk santri, art and handycraft show and sport show, penataran

manajemen dan keorganisasian, public speaking contest, english and arabic

drama contest, Gontor olympiad dan lain sebagainya..

Namun yang paling menarik dari ratusan agenda tiap departemen tersebut

adalah even Gontor Cup dan Public Speaking Contest. Gontor Cup adalah

pertandingan di bidang olahraga yang dikelola oleh bagian olahraga. Even ini

Page 100: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

83

83

melibatkan puluhan grup olahraga terdiri dari grup sepak bola, bola volly,

basket, tenis meja, badminton, sepak takraw, futsal, senam, panco dan

sebagainya. Layaknya Pekan Olahraga Nasional maupun SEA GAMES,

masing-masing klub berebut untuk menjadi juara. Dan kesemuanya itu

berlangsung tanpa mengganggu proses pembelajaran dan kegiatan harian

pondok. Semuanya berlangsung dengan menggunakan bahasa Arab atau

Inggris. Bagitu juga dengan Public Speaking Contest. Seleksi dimulai dari club

masing-masing, terus ke level beikutnya hingga empat kali seleksi. Kedua even

tersebut dibidani oleh kelas V dan VI. Sedangkan para ustadz bertindak hanya

sebagai dewan juri pada tingkat final.

Karakter pendidikan liberal yang tampak dalam Organisasi Pelajar Pondok

Modern beserta seluruh agendanya mencakup masalah etika, kreativitas dan need

for achievment. Karakter ini muncul pada kegiatan berupa kursus ketrampilan

yang menanamkan kreatifitas. Menanamkan kebiasaan-kebiasaan, gagasan-

gagasan dan teknik-teknik yang diperlukan untuk meneruskan mendidik diri

sendiri serta mengharuskan belajar seumur hidup. Hal ini terlihat dalam kiprah

kepengurusan para santri kelas V-VI yang terlibat dalam kepengurusan OPPM.

Bercirikan dialog, mengembangkan potensi peserta didik untuk memiliki kekuatan

spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia dan

ketrampilan yang bersifat bebas, berwawasan luas dan terbuka. Melaksanakan

kebebasan politik secara bertanggung jawab, dapat menggunakan waktu luang

Page 101: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

84

84

dengan baik dan mendorong munculnya kemanusiaan yang sama di antara sesama.

Karakter ini sangat menonjol pada acara Muker dan laporan pertanggungjawaban.

2. Koordinator Gerakan Pramuka (KGP)

Koordinator Gerakan Pramuka (KGP) adalah wujud riil sarana pendidikan

karakter santri Pondok Modern Darussalam Gontor. Cikal bakalnya adalah

terbentuknya Kepanduan "Bintang Islam" oleh K.H. Ahmad Sahal dengan agenda

latihan antara lain : ketrampilan kepramukaan, latihan seni, penjelajahan,

pertanian, peternakan, kepemimpinan dan lain sebagainya. Sekarang, kegiatan

kepramukaan di Pondok Modern Gontor ditangani oleh Koordinator Gugus Depan

15089 Pondok Modern Gontor di bawah bimbingan dan pengawasan Majelis

Pembimbing Koordinator Harian (Mabikori). Berikut ini gambaran kegiatan rutin

tahunan yang diagendakan KGP.

a. Rapat Kerja Koordinator (RAKORD)

Sebagai bukti bahwa Gerakan Pramuka di Pondok Modern Gontor

merupakan wadah pendidikan berorganisasi bagi para santri, diselenggarakan

Rapat Kerja Koordinator (Rakord) dengan agendan membahas program kerja

Koordinator Pramuka untuk kurun waktu satu tahun mendatang. Kegiatan ini

diikuti oleh semua siswa kelas V baik sebagai pengurus KGP maupun

pembantu pembina. Rapat yang biasanya berlangsung pada bulan Ramadhan ini

terdiri dari tiga persidangan: Sidang Pleno, Sidang Komisi dan Sidang

Page 102: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

85

85

Paripurna di bawah bimbingan Mabikori, Mabigus dan staf pengasuhan santri

yang masing-masing bertindak selaku steering committee.

b. Musyawarah Gugus Depan (MUGUS)

Dalam rangka mengevaluasi program lama dan menyusun program baru

sekaligus mengesahkannya, setiap Gudep mengadakan Musyawarah Gugus

Depan (Mugus) sekali setahun. Musyawarah yang diselenggarakan dalam

rangka pergantian Pembina Gugus Depan (Bindep) ini, diikuti oleh seluruh

pembantu pembina, andika laksana II, pemimpin sangga, pemimpin regu dan

Mabigus. Dalam acara mugus ini Bindep lama membacakan laporan

pertanggungjawaban dilanjutkan dengan serah terima amanat, pembahasan

program kerja baru untuk masa satu tahun yang akan datang beserta

pengesahannya.

c. Kursus dan Pelatihan

Dalam upaya meningkatkan kualitas pembina dan peserta didik gerakan

pramuka di Pondok Modern Gontor, diselenggarakan berbagai kursus antara

lain; Pertama, yaitu Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar disebut

juga Kursus Mahir Dasar (KMD) yang bekerjasama dengan Kwartir Cabang

Ponorogo. Kursus ini biasanya berlangsung selama 7 hari; 4 hari di dalam

kampus dan tiga hari di bumi perkemahan.

Kedua, Masa Pengembangan dan Pemantapan (MPP) sebagai kelanjutan

KMD dengan terjun langsung di Gudep masing-masing. MPP ini berlangsung

Page 103: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

86

86

selama 6 bulan dan merupakan syarat mengikuti jenjang kursus yang lebih

tinggi yaitu Kursus Mahir Lanjutan (KML).

Ketiga, untuk meningkatkan kualitas pembina, menumbuhkan kepercayaan

diri, memberikan bekal pengetahuan dan ketrampilan dalam mengasuh peserta

didik dan membentuk tenaga pramuka mahir tingkat lanjutan maka Gudep

15089 bekerjasama dengan Kwartir Cabang Kabupaten Ponorogo mengadakan

Kursus Mahir Lanjutan (KML). Kursus ini adalah lanjutan dari KMD.

Keempat, Marching Band yang selalu tampil dalam berbagai acara penting

pondok, seperti : Penyambutan tamu, Khutbatul Arsy, Pembukaan dan

Penutupan Porseni, Peringatan HUT Kemerdekaan RI, dan lain-lain.

Kelima, Search and Rescue (SAR). Gudep 15089 mengadakan latihan

Search And Rescue (SAR) di Pangkalan Udara (Lanud) Iswahyudi Maospati,

tepatnya di Markas Besar PASKHAS. Latihan ini bertujuan menyalurkan minat

dan bakat anggota Gudep 15089. Latihan yang diasuh langsung oleh personil

PASKHAS TNI AU ini meliputi penggemblengan fisik, mental dan ketrampilan

tolong-menolong dalam kecelakaan yang meliputi; Ilmu Medan Peta dan

Kompas (IMPK), P3K, Parking Master, Ketrampilan naik turun tebing, dan

lain-lain.

d. Kegiatan lain

Dalam rangka memeriahkan acara Pekan Perkenalan/Khutbatul Arsy di

Pondok Modern Darussalam Gontor maka diselenggarakan Lomba Perkemahan

Page 104: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

87

87

Pramuka Penegak dan Penggalang (LP3). Acara ini diikuti Gudep 15089

Pondok Modern Gontor dan beberapa regu dan sangga dari Pondok Cabang dan

Pesantren Alumni. Kegiatan ini di samping bertujuan mempererat tali

silaturrahim antara santri Pondok Modern Gontor dan Pondok-pondok alumni

juga bertujuan mengenalkan kepada santri baru tentang kegiatan kepramukaan

di Pondok Modern Darussalam Gontor.

Selain LP3 ada agenda Perkajum. Untuk mengenalkan kegiatan

kepramukaan Pondok Modern Gontor dan media dakwah kepada masyarakat,

Koordinator Gerakan Pramuka secara rutin mengadakan acara Perkemahan

Kamis Jum'at (Perkajum) di luar kampus. Selain itu, KGP juga mengirim

Kontingen ke Jambore Nasional dan Internasional, berpartisipasi dalam LP3

Regional IX Jawa Timur, mengikuti Pelatihan Pengembangan Kepemimpinan,

latihan panjat tebing dan berbagai kegiatan lain yang sangat bermanfaat bagi

santri dan masyarakat.

Karakter pendidikan liberal yang muncul dalam Koordinator Gerakan

Pramuka (KGP) yang padat dengan kegiatan tersebut sangat beragam, yaitu

mencakup masalah etika, kreativitas dan need for achievment. Juga menanamkkan

kebiasaan-kebiasaan, gagasan-gagasan dan teknik-teknik yang diperlukan untuk

mendidik diri sendiri serta mengharuskan belajar seumur hidup. Hal ini terlihat di

dalam kegiatan Gudep yang membawahi 15 regu besar dan berbagai macam

kursus dan pelatihan yang diselenggarakan KGP.

Page 105: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

88

88

Bercirikan dialog, mengembangkan potensi peserta didik untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

mulia dan ketrampilan yang bersifat bebas dan berwawasan luas terbuka.

Melaksanakan kebebasan politik secara bertanggung jawab, dapat menggunakan

waktu luang dengan baik dan mendorong munculnya kemanusiaan yang sama di

antara sesama. Karakter ini muncul pada acara Rakord dan Mugus.

Ketiga, pengasuhan santri119

adalah lembaga yang mengatur pola disiplin

serta tatanan kehidupan santri dan pondok secara menyeluruh. Lembaga ini

ditangani langsung oleh pengasuh Pondok dan di dalam menjalankan tugasnya

dibantu oleh staf pengasuhan santri. Tugas lembaga ini sangat luas yaitu mencakup

kehidupan santri di luar jam sekolah.

Tugas Pengasuhan Santri adalah memberikan bimbingan, pengajaran dan

pengembangan kepada para santri yakni aktivitas ekstra kurikuler yang meliputi

keorganisasian, kepramukaan, bahasa, disiplin, olahraga, ketrampilan, kesenian,

akhlak dan ibadah. Termasuk dalam pengawasan lembaga ini adalah kegiatan

santri yang meliputi seluruh kegiatan yang dikelola oleh Organisasi Pelajar

Pondok Modern (OPPM) dan Koordinator Gerakan Pramuka (KGP) serta santri

mahasiswa di tingkat perguruan tinggi yang kegiatannya dikelola oleh Dewan

Mahasiswa (DEMA).

119

Di lembaga sekolah SMP/MTs/SMA/MA dikenal dengan istilah BP (Bagian Penyuluhan)

dan BK (Bagian Konseling)

Page 106: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

89

89

Bagi Pondok Modern Gontor, pendidikan bukan hanya di dalam kelas saja,

melainkan pengawasan terhadap kehidupan santri selama 24 jam penuh di pondok.

Itulah sarana yang tepat dan strategis untuk menanamkan nilai-nilai kehidupan

Islami yang mengacu kepada nilai dan filsafat hidup pondok yang tertuang dalam

panca jiwa; keikhlasan, kesederhanaan, berdikari, ukhuwwah Islamiyah dan jiwa

kebebasan. Alatnya adalah disiplin. Dalam menegakkan disiplin santri, pondok

lebih menekankan pada pendekatan kesadaran dan tindakan preventif dengan

meminimalkan hukuman fisik.

a. Kegiatan Rutin

Lembaga Pengasuhan Santri berfungsi sebagai Guidance and

Counseling, yakni membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi santri

melalui bapak-bapak guru wali kelas dan para pembimbing. Adapun kegiatan

Pengasuhan Santri antara lain sebagai berikut: kegiatan harian yaitu mengontrol

jalannya disiplin santri, melaksanakan ujian imamah dan tajaddud untuk siswa

kelas VI, memberikan bimbingan dan penyuluhan bagi santri akhir dan kelas

V, mengadakan kontrol terhadap fasilitas dan sarana santri dan mengontrol

jalannya pelajaran sore.

b. Kegiatan Tengah Tahunan

Adapun kegiatan tangah tahunan diantaranya; membentuk panitia

penjemputan santri pada akhir masa liburan yang bertugas menyambut

Page 107: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

90

90

kedatangan para santri di terminal bis Ponorogo dan stasiun kereta api Madiun.

Mengadakan pengecatan dan perbaikan sarana dan prasarana pendidikan di

pondok bekerja sama dengan bagian pelaksana pembangunan, menulis raport

mental pada tiap semester, membimbing kepanitiaan bulan Ramadhan dan

kepanitiaan bulan Syawwal dengan segala kegiatannya, seperti penerimaan

siswa baru, penjemputan santri lama, pembagian rayon/asrama bagi siswa lama,

pelayanan tamu dengan mendirikan kafe yang dikelola oleh santri kelas enam

dan memaksimalkan sistem keamanan dengan mendirikan tenda-tenda jaga di

tempat-tempat strategis.

c. Kegiatan Tahunan

Sedangkan kegiatan tahunan yang dikelola Pengasuhan Santri adalah

membimbing kepanitiaan pekan perkenalan Khutbatul Arsy120

seperti;

pengajaran lagu Hymne “Oh Pondokku”, Pekan Olah Raga dan Seni

(PORSENI), apel Tahunan Pondok Modern, kuliah umum Khutbatul „Arsy,

Jambore dan Raimuna antar pondok alumni, festival lagu dan poetry reading,

pentas Aneka Ria Nusantara dan Demonstrasi Bahasa.121

Laporan Panitia Bulan

Syawwal dan serah terima jabatan dari Panitia Bulan Syawwal ke OPPM,

120

Masa Oreintasi Siswa (MOS) diistilahkan dengan Pekan Perkenalan dan Khutbatul Arsy di

Pondok Modern Gontor. 121

Menampilkan aneka ragam budaya nasional dan internasional.

Page 108: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

91

91

pentas drama arena siswa Kelas V, pentas seni Sidasa Band dan Mahadasa

Band (pop dan dangdut)122

dan pentas Panggung Gembira siswa kelas VI.123

Pengasuhan Santri juga membentuk panitia kurban untuk membagikan

dagingnya kepada masyarakat sekitar, desa binaan, pekerja, simpatisan, santri dan

guru KMI. Mengadakan Peringatan Tahun Baru Hijriah, melaksanakan puasa

Asyura‟ bersama segenap keluarga besar Pondok dan melaksanakan upacara

peringatan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia.

Adapun karakter pendidikan liberal yang tampak di dalam rangkaian kegiatan

yang dikelola dan dimotori bagian pengasuhan santri, dalam hal ini kegiatan

kepanitiaan bulan Syawwal dan khutbatul arsy dengan seluruh agendanya, adalah

menanamkan nilai-nilai kemanusiaan seperti kebenaran moral (karakter) dan

kebenaran intelektual (kebijaksanaan) serta mengajarkan kebiasaan-kebiasaan,

gagasan-gagasan dan teknik-teknik yang diperlukan untuk mendidik diri sendiri.

Para santri dididik untuk beertanggung jawab dengan segala kejujuran, kerja keras

dan penuh disiplin.

Sedangkan di dalam kegiatan rutin harian yang berkenaan dengan

kedisiplinan, ibadah dan kesopanan sangat erat dengan mengembangkan potensi

peserta didik untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia dan ketrampilan yang bersifat bebas,

122

Sidasa band ditampilkan oleh siswa kelas III intensif dan kelas IV, sedangkan Mahadasa

Band ditampilkan oleh para ustadz dengan lagu pop, rock dan dangdut. 123

Panggung Gembira adalah acara puncak kesenian yang paling ramai dan megah. Biaya

penyelenggaraan ditanggung siswa kelas VI hingga mencapai ratusan juta rupiah.

Page 109: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

92

92

berwawasan luas dan terbuka serta mendidik agar dapat menggunakan waktu

luang dengan baik dan mendorong munculnya kemanusiaan yang sama di antara

sesama.

3. Peran Pengasuh Pondok Dalam Praktik Pendidikan Liberal di Pondok

Modern Gontor

K.H. Dr. Abdullah Syukri, M.A. lahir di Gontor pada tanggal 19 September

1942. Dia adalah putra pertama dari K.H. Imam Zarkasyi salah seorang Trimurti

pendiri Pondok Modern Darussalam Gontor. Menamatkan Sekolah Dasar di desa

Gontor pada tahun 1954. Setelah menamatkan Kulliyatu-l-Mu'allimin Al-Islamiyah

(KMI) Pondok Modern Darussalam Gontor pada tahun 1960 melanjutkan studi di

IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta hingga mendapatkan gelar Sarjana Muda tahun

1965. Adapun gelar Lc. didapat dari Al Azhar University Kairo Mesir pada tahun

1976. Kemudian melanjutkan studi di lembaga yang sama hingga meraih gelar

MA ada tahun 1978. Dan mendapat gelar Doctor Honoris Causa pada 2005 dari

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Setelah ayahnya, K.H. Imam Zarkasyi wafat pada tahun 1985, dia meneruskan

perjuangan dan kepemimpinan Pondok Modern Gontor. Di bawah

kepemimpinannya, jumlah santri dan pondok cabang meningkat dengan pesat.

Pertama beliau menjadi pengasuh/pimpinan Pondok Modern Gontor, jumlah

santrinya kurang lebih 3000 orang. Hingga saat ini luas tanah wakaf pondok

secara keseluruhan mencapai 700-an hektar dengan jumlah santriwan dan

Page 110: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

93

93

santriwati (pusat dan cabang) mencapai 21.300 orang yang tersebar di seluruh

nusantara.

Dia selalu menekankan kepaada santri Pondok Modern Gontor jiwa

perjuangan, sehingga terjadi keseimbangan dalam memperebutkan hak dan

kewajiban. Sebab kalau manusia hanya memperebutkan hak saja, mereka termasuk

orang tamak yang tidak mengerti kepentingan perjuangan. Yang paling parah,

ketika perjuangan itu justru dijadikannya sebagai alat untuk memenuhi

kepentingan dirinya sendiri.

Padahal Allah Swt. telah berfirman: in tanshurullah yanshurkum wa yutsabbit

aqdamakum. Kalau kita memenangkan Allah, maka Allah akan memenangkan kita

bahkan senantiasa menguatkannya. Harta akan dikuatkan, kesehatan dikuatkan,

tubuh dikuatkan dan ilmu juga akan dikuatkan. “Jadi, manusia akan dikuatkan

dengan catatan in tanshurullah. Tetapi kalau yang dilakukannya itu yanshuru

nafsahu wa yanshuru qabilatahu wa ailatahu, manusia-manusia model seperti ini

tidak berbuat untuk Allah, dan Allah pasti tahu apa yang mereka niatkan,” tuturnya

menjelaskan. “Maka dalam mengarungi lautan ilmu, lautan perjuangan, lautan

pengalaman dan lautan hati kita sendiri, kita harus benar-benar memperbaiki dan

menguatkan niat,” tandasnya.

KH. Abdullah Syukri Zarkasyi tidak hanya berjuang dengan ucapan dan

tindakannya saja, melainkan juga melalui tulisan. Banyak sekali karya tulis yang

sudah ditelorkannya. Di antaranya adalah;

Page 111: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

94

94

a) Pokok-Pokok Pikiran untuk Perubahan Pendidikan Nasional.

b) Refleksi dan Rekonstruksi Pendidikan Islam: Model Pendidikan Pesantren Ala

Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo.

c) Menggali Sumber Keuangan Madrasah : Strategi dan Teknik.

d) Pengelolaan Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo.

e) Pengelolaan Pendidikan dan Pengajaran di Pondok Modern Darussalam Gontor

Ponorogo.

f) Pola Pendidikan Pesantren Sebuah Alternatif.

g) Strategi dan Pola Manajemen Pendidikan Pesantren.

h) Optimalisasi Peran Sektor Pendidikan dalam Pengembangan Ekonomi Islam di

Indonesia.

i) Etika Bisnis dalam Islam dan Relevansinya Bagi Aktivitas Bisnis di Dunia

Pendidikan Pesantren: Studi Kasus Pondok Modern Darussalam Gontor.

j) Strategi Alternatif Pembelajaran Bahasa Arab di Pondok Modern Gontor.

k) Optimalisasi Peran Sektor Pendidikan dalam Pengembangan Ekonomi Islam di

Indonesia: Pengalaman Pondok Modern Darussalam Gontor.

l) Pendidikan Pesantren di Era Modern.

m) Peran Agama dan Budaya Islam dalam Mendorong Perkembangan Iptek.

Dan masih banyak buku maupun artikel yang ditulisnya. Selain menulis buku,

banyak pengalaman berorganisasi K.H. Abbbdullah Syukri yang patut dicontoh

oleh para santrinya, antara lain;

Page 112: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

95

95

a) Pengurus HMI Cabang Ciputat – Jakarta (1964).

b) Pengurus HPPI (Pelajar Islam) Cairo (1971).

c) Pengurus PPI Den Hag – Belanda (1975).

d) Pimpinan Pondok Modern Gontor (1985 – sekarang).

e) Ketua Majlis Ulama Indonesia Kab. Ponorogo.

f) Ketua Badan Silaturrahmi Pondok Pesantren Jawa Timur (1999 – sekarang).

g) Ketua Forum Silaturrahmi Umat Islam Ponorogo (1999 – sekarang).

h) Ketua MP3A Depag (Majlis Pertimbangan Pendidikan dan Pengajaran Agama

(1999 – sekarang).

i) Dewan Penasehat MUI Pusat.

Dilihat dari prestasinya memimpin pesantren, pengalamannya berorganisasi

dan karya tulisnya, bisa diambil kesimpulan bahwa K.H. Dr. Abdullah Syukri,

M.A. adalah seorang ulama dan cendekiawan yang penuh dengan visi dan misi

luhur, berwawasan luas dan terbuka. Pandangannya jauh ke depan dan mampu

mengantisipasi perkembangan dan perubahan zaman dengan nilai-nilai dan spirit

agama Islam.

Karakter pendidikan liberal yang bisa ditemukan dalam peran K.H. Dr.

Abdullah Syukri, M.A. adalah; meningkatkan harkat dan martabat manusia lewat

penggunaan dan penyempurnaan nalarnya karena manusia adalah makhluk

rasional, bermoral dan memiliki kerohanian dan menekankan manusia menjadi

sebuah subyek yang dapat menentukan garis kehidupannya sendiri.

Page 113: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

96

96

Mengembangkan potensi peserta didik untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia dan

ketrampilan yang bersifat bebas, berpandangan dan berwawasan luas dan terbuka.

Mengembangkan orang terpelajar untuk dapat menggunakan waktu luang mereka

dengan baik, apakah mereka berniat untuk menjadi ilmuwan atau tidak,

mendorong munculnya kemanusiaan yang sama di antara sesama dan melestarikan

dan memperbaiki tatanan sosial yang ada melalui perubahan yang rasional dan

bersifat evolusioner.

B. Pendidikan Liberal di Pesantren Salaf API Tegalrejo Magelang

Sesuai dengan namanya, Pesantren Salaf API Tegalrejo adalah jenis

pesantren salaf yang murni mengajarkan Pendidikan Agama Islam. Namun seiring

perkembangan zaman serta tuntutan masyarakat atas kebutuhan pendidikan umum

banyak pesantren yang menyediakan materi pendidikan umum dalam pesantren.

Termasuk diantaranya pesantren API Tegalrejo.

Mengiringi laju globalisasi dunia, para pengasuh API Tegaltejo berinisiatif

mendirikan sekolah kejuruan dan lembaga pelatihan kewirausahaan. Hal ini

dimaksudkan untuk menampung dan mendidik para santri maupun alumni

pesantren agar mandiri secara ekonomi. Kedua lembaga yang dimaksud adalah

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Syubbanul Wathon dan Pesantren

Entrepreneur (PARTNER).

1. Gambaran Umum Pesantren Salaf API Tegalrejo Magelang

Page 114: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

97

97

Asrama Perguruan Islam (API) Tegalrejo didirikan pada tanggal

15 September 1944 oleh K.H. Chudlori seorang ulama yang juga berasal dari desa

Tegalrejo. Dia adalah menantu K.H. Dalhar pengasuh Pesantren Darussalam

Watucongol Muntilan Magelang. K.H. Chudlori mendirikan Pondok Pesantren di

Tegalrejo pada awalnya tanpa memberikan nama sebagaimana layaknya Pondok

Pesantren yang lain. Setelah berkali-kali mendapatkan saran dan usulan dari rekan

seperjuangannya, pada tahun 1947 ditetapkanlah nama Asrama Perguruan Islam

(API). Pada tahun 1977 K.H. Chudhori wafat, kemudian kepemimpinan pesantren

dilanjutkan oleh kedua putranya yaitu K.H. Abdurrohman Chudlori dan K.H.

Achmad Muhammad Chudlori. Setelah keduanya wafat, kepemimpinan pesantren

API Tegalrejo sekarang dilanjutkan oleh adik-adiknya yaitu K.H. Mudrikh

Chodlori dan K.H. Abdurrohman Yusuf Chudlori beserta saudara-saudaranya.

Pada saat ini terdapat satu asrama pesantren salaf putra dengan jumlah santri

4800 orang, dua asrama pesantren salaf putri 2300 orang dan sekolah formal SMP,

SMK dan SMA Syubbanul Wathan dengan sistem boarding school 1500 orang.

Pesantren salaf putra dan putri tersebut terletak di satu tempat yaitu desa Tegalrejo

Magelang Jawa Tengah. Sedangkan SMP, SMA dan SMK Syubbanul Wathon

letaknya terpisah dari lingkungan asrama pesantren salaf API Tegalrejo.

Visi Asrama Perguruan Islam (API) Pondok Pesantren Salaf Tegalrejo :

a) Berupaya mewujudkan manusia muslim yang bertaqwa kepada Allah SWT dan

berakhlaqul karimah.

Page 115: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

98

98

b) Berupaya mewujudkan manusia muslim yang mengetahui, mengamalkan dan

menyebarluskan ajaran agama Islam ala Ahlussunnah wal jamaah.

Misi Asrama Perguruan Islam (API) Pondok Pesantren Tegalrejo Magelang:

1) Sebagai benteng dari pengaruh budaya barat yang dapat merusak moral bangsa.

2) Mencetak figur seorang yang dapat dijadikan sebagai uswatun chasanah

(teladan) oleh masyarakat luas.

2. Praktik Pendidikan Liberal di Pesantren Salaf API Tegalrejo

Adapun pesantren salaf API Tegalrejo Magelang tidak memunculkan karakter

maupun tujuan pendidikan liberal, karena seluruh kegiatan, kurikulum, visi dan

misi pesantren berorientasi ke agama Islam. Hal ini sesuai dengan tujuan pendirian

pesantren tersebut yaitu pertama, untuk menyiapkan generasi muslim yang

bertaqwa, memiliki ketrampilan, kemandirian dan akhlaqul karimah agar dapat

menghayati tugas dan peranannya menurut agama Islam Ala Thoriqoti Ahlussunah

Wal Jamaah, serta menegakkan agama Allah dan mengajarkan kepada orang lain

atau paling tidak dapat mengamalkan ajaran Islam. Kedua, mencetak kader-kader

ulama yang mempunyai kedalaman agama serta gigih dan ulet berjuang

menegakkan agama Allah tanpa mengharapkan imbalan jasa yang bersifat

duniawi. Muassis atau pendiri pesantren mengharapkan agar para santrinya kelak

menjadi guru ngaji atau kyai di kampung masing-masing, bahkan dalam surat

wasiatnya tertulis agar tidak menjadi pegawai negeri/PNS.

Page 116: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

99

99

Program pendidikan yang diselenggarakan di pesantren salaf API Tegalrejo

sejak dahulu menggunakan sistem klasikal. Kurikulum yang dipakai dari kelas 1

sampai kelas terakhir secara berjenjang mempelajari khusus ilmu agama yaitu itu

fikih, aqidah, akhlaq, tasawuf dan ilmu alat (nahwu dan sharaf) yang semuanya

dengan kitab berbahasa Arab. Kelas 1 s/d 8 di pesantren salaf API Tegalrejo, oleh

masyarakat lebih dikenal dengan nama kitab yang dipelajari. Seperti tingkat I

dikenal Jurumiyah Jawan, Tingkat II dengan nama Jurumiyah, tingkat III dengan

nama Fathul Qorib, tingkat IV dengan Alfiyah, tingkat V dengan Fathul Wahab,

tingkat VI dengan al-Mahalli, tingkat VII dengan Shohih Bukhori dan tingkat VIII

dengan Ihya „Ulumuddin.124

Namun seiring dengan globalisasi, di mana seseorang tidak bisa menghindar

dari tuntutan zaman, maka para pengasuh berinisiatif mendirikan sekolah kejuruan

dan lembaga pelatihan kewirausahaan di luar kampus pesantren salaf API

Tegaltejo untuk menampung dan mendidik para santri dan alumni pesantren agar

mandiri secara ekonomi. Kedua lembaga yang dimaksud adalah Sekolah

Menengah Kejuruan (SMK) Syubbanul Wathon Tegalrejo Magelang dan

Pesantren Entrepreneur (PARTNER) yang bertempat di Meteseh Tempuran

Magelang.

124

Nur Faijah, Pengaruh Qiyam al-lail Terhadap Kecerdasan Spiritual Santri Asrama

Perguruan Islam (API) Pondok Pesantren Salaf Tegalrejo Magelang, Skripsi Jurusan Tarbiyah STAIN

Salatiga, 2009, 77-79.

Page 117: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

100

100

a. Sekolah Menengah Kejuruan Syubbanul Wathon Tegalrejo

Kebutuhan masyarakat saat ini adalah hadirnya lembaga formal unggulan

yang mencetak teknokrat yang handal dan dapat membekali anak didik dengan

nilai-nilai keislaman. Generasi muda saat ini membutuhkan beragam ilmu untuk

dapat membawa kemajuan bangsa dan agama yaitu ilmu umum, ilmu agama dan

juga ketrampilan. Karena hal tersebut Pesantren Salaf API Tegalrejo melihat

pentingnya kehadiran sebuah lembaga formal yang unggul dalam pengetahuan

umum dengan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai kelimuan pesantren. SMK

Syubbanul Wathon hadir sebagai sebuah lembaga pendidikan alternatif yang

diharapkan dapat mencetak kader bangsa yang intelektual, mempunyai skill yang

mapan dan menjunjung tinggi akhlaqul karimah. Semua diramu dengan pemikiran

matang yang sesuai kebutuhan dan kemampuan siswa.

Pada tahun 2007 melalui kerja keras para pengasuh Pesantren Salaf API

Tegalrejo dan Pengurus Yayasan Syubbanul Wathon Tegalrejo dengan dukungan

penuh masyarakat, lahirlah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Syubbanul

Wathon Tegalrejo yang resmi mulai membuka pendaftaran pada Juli 2007. Tujuan

didirikan sekolah ini adalah agar santri mampu menguasai teknologi informasi

sebagai bagian dari perkembangan global. Karena keilmuan pesantren dan

pengetahuan umum mutlak diperlukan untuk keberlangsungan kehidupan manusia.

Pemetaan dan pemisahan antara keilmuan pesantren dan pengetahuan umum

Page 118: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

101

101

dalam kehidupan saat ini hanya akan menjadikan kebuntuan pengembangan

keilmuan Islam.

“One Stop Education” adalah slogan SMK Syubbanul Watan di mana para

santri akan mendapatkan pengetahuan umum, skill sebagai modal berkarya, dan

keilmuan pesantren yang menjadi dasar dalam memahami nilai-nilai Islam.

Dengan visi “Unggul dalam mutu dan memiliki keteguhan iman serta akhlaqul

karimah” serta misi “Mampu menguasai teknologi informasi sebagai bagian dari

perkembangan global” dan “Mempertahankan nilai-nilai luhur pesantren dalam

rangka meneguhkan iman dan akhlakul karimah serta menanamkan nilai-nilai

kebangsaan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara” SMK Syubbanul Wathan

membuka program unggulan; Teknik Komputer Jaringan, Multimedia dan Tata

Busana.125

SMK Syubbanul Wathon (SW) pesantren Tegalrejo menjadi sekolah rujukan

seluruh Indonesia karena perkembangan siswa dan prestasi di bidang

akademiknya. Keunggulan sekolah kejuruan ini terletak pada model dan tradisi

pesantren yang menghidupinya. Dari sekitar 12.000 SMK seluruh Indonesia, SMK

Syubbanul Wathon termasuk di antara 180 SMK yang berstatus rujukan

sebagaimana ditegaskan oleh Direktur Pembinaan SMK SW M Mustaghfirin pada

125

http://www.smksw.sch.id/profil-sekolah, diakes Selasa, 23 Juni 2015.

Page 119: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

102

102

peluncuran bel sekolah otomatis di SMK Syubbanul Wathon126

hasil kreatifitas

para siswa SMK Syubbanul Wathon Tegalrejo Magelang.

SMK dengan model pesantren sudah banyak berdiri, tapi SMK Syubbanul

Wathon memiliki karakter unik. Para pengasuh dan pengelolanya mampu

mengadopsi antara kurikulum pesantren dan kurikulum SMK. Dalam mendidik

anak, tidak ada pemisahan antara moral spiritual dan pendidikan keahlian.

Berbagai keahlian yang dipelajari dari sekolah yang dilandasi dengan keilmuan

Islam dalam pesantren akan menjadi campuran kurikulum yang pas dan cocok

untuk saat ini.

Saat ini siswa di SMK Syubbanul Wathon sudah mencapai 1000 orang dan

sudah stabil selama bertahun-tahun. SMK Syubbanul Wathon terus meningkatkan

mutu pendidikannya dan mencetak generasi berakhlaqul karimah dan memilki

keahlian untuk masa depan mereka seiring dengan tingkat kepercayaan yang tinggi

dari masyarakat terhadap SMK pesantren tersebut. Pengasuh SMK berbasis

pesantren Syubbanul Wathon Tegalrejo K.H. Yusuf Chudlori (Gus Yusuf)

mengatakan, perjuangan mendirikan SMK Syubbanul Wathon adalah warisan dari

almarhum K.H. Abdurrahman Chudlori. Bahkan Gus Yusuf berharap SMK

Syubbanul Wathon ke depan tidak menolak calon siswa lagi.

1) Uji Kompetensi Keahlian (UKK)

126

http://www.smksw.sch.id/berita-terbaru/launching-bel-otomatis-sekolah-bos-smk-

syubbanul-wathon.html, diakses 20 Agustus 2015

Page 120: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

103

103

Uji Kompetensi Keahlian pada SMK merupakan bagian Ujian Nasional yang

menjadi indikator ketercapaian standar kompetensi lulusan, sedangkan bagi

stakeholder akan dijadikan sebagai informasi atas kompetensi yang dimiliki para

calon tenaga kerja. Selain itu, uji kompetensi merupakan evaluasi hasil belajar

siswa dan guru dalam melaksanakan pembelajaran di sebuah sekolah. Uji

Kompetensi Keahlian dilaksanakan sebelum pelaksanaan Ujian Nasional. Ujian

Nasional bagi peserta didik SMK diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan

dan Kebudayaan Republik Indonesia (Permendikbud RI) Nomor 59 Tahun 2011

tentang Kriteria Kelulusan Peserta Didik dari Satuan Pendidikan dan

Penyelenggaraan Ujian Sekolah/Madrasah dan Ujian Nasional.

Di SMK Syubbanul Wathon, Uji Kompetensi Keahlian Multimedia

dilaksanakan mulai tanggal 10-15 februari 2015. Asesor atau tim pengujinya

adalah dua orang penguji dari SMK N 1 Magelang, hal ini dikarenakan program

studi Multimedia masih menginduk di sekolah tersebut. Dalam pelaksanaannya,

ujian kompetensi kali ini diikuti oleh sebanyak anak yang ada dalam satu kelas.

Melalui ujian kompetensi ini, siswa diharapkan mampu untuk membuat sebuah

iklan layanan masyarakat yang layak untuk dipublikasikan. Dengan adanya uji

kompetensi yang diadakan setiap tahun, diharapkan mampu memberikan

keyakinan kepada setiap siswa untuk bisa terjun di dunia kerja setelah lulus.

2) Bel Otomatis Sekolahku (BOSku)

Page 121: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

104

104

Perkembangan dunia pada era globalisasi menuntut manusia untuk terus bisa

berpikir maju. Persaingan dunia industri yang semakin meluas membuat manusia

harus berpikir panjang untuk tetap bisa bertahan di pasar dunia. Salah satu hal

penting yang harus diperhatikan adalah perkembangan dunia pendidikan. Dewasa

ini, dunia pendidikan dituntut untuk bisa menghasilkan output yang baik demi

pembangunan negara yang maksimal. Sedangkan faktor penting dalam dunia

pendidikan salah satunya adalah faktor kedisiplinan. Kedisiplinan sangat penting

dalam membentuk karakter anak bangsa, maka sekolah sebagai salah satu sarana

pendidikan bagi masyarakat harus menerapkan budaya kedisiplinan bagi guru,

karyawan, serta para siswanya.

Berangkat dari hal inilah SMK Syubbanul Wathon bekerja sama dengan

Teknologi Negeri Indonesia memproduksi Bel Otomatis Sekolahku (Bosku) dan

Bel Otomatis Madrasah (Bismad).127

Atas dukungan dari Kepala Disdikpora

Kabupaten Magelang, Drs. Eko Triyono, SMK Syubbanul Wathon terus berusaha

untuk memberikan yang terbaik, salah satunya dengan adanya bel otomatis

sekolah. Alat tersebut bekerja secara otomatis dengan system komputerisasi yang

dapat membantu memberikan peringatan pergantian jam pelajaran. Bosku

dilengkapi dengan 396 jadwal pelajaran dengan 8 tipe jadwal yang dapat dihapus

dan disetting ulang. Dengan memori yang bersifat volatile, di mana jadwal

127

http://www.smksw.sch.id/berita-terbaru/launching-bel-otomatis-sekolah-bos-smk-

syubbanul-wathon.html, diakses 20 Agustus 2015

Page 122: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

105

105

pelajaran yang sudah disetting tidak akan hilang meski alat ini dimatikan. Selain

itu, perangkat bosku menggunakan menu berbahasa Indonesia, sehingga tidak

memerlukan instalasi khusus dan mudah digunakan.

Pada tanggal 14 Februari 2015, bertepatan dengan pembinaan tenaga pendidik

untuk sekolah berbasis pesantren, diadakanlah launching Bel Otomatis Sekolah

produksi SMK Syubbanul Wathon yang diresmikan langsung oleh Direktur Utama

SMK Kementrian Pendidikan Indonesia K.H. Mustaghfirin Amin, M.BA.

3) Pembinaan Tenaga Pendidik SMK Syubbanul Wathon

Merupakan suatu kehormatan tersendiri bagi Yayasan Syubbanul Wathon,

dalam usianya yang relatif muda SMK Syubbanul Wathon Tegalrejo Magelang

mendapat kunjungan dari Dirut SMK Kementerian Pendidikan Indonesia, K.H.

Mustaghfirin Amin, M.BA yang bertujuan untuk melakukan pembinaan pendidik

dan tenaga kependidikan Sekolah Berbasis Pesantren (SBP). Kunci kemajuan

SMK menurut Mustaghfirin terletak pada siswanya. Jika dari tahun ke tahun

semakin banyak siswa yang mendaftar, maka hal ini menunjukkan bahwa SMK

Syubbanul Wathon telah memberikan gaung yang positif kepada masyarakat.

Selain didukung dari sisi siswanya, maka ada satu hal penting yang harus

diperhatikan, yakni kualitas guru pembimbing yang harus ditingkatkan. Jika pada

umumnya, sekolah dikatakan bermutu apabila telah melengkapi tiga syarat utama,

yaitu proses pembelajaran, kelengkapan sarana dan prasarana pembelajaran, serta

kecukupan guru, maka untuk sekolah berbasis pesantren tidak akan bisa berjalan

Page 123: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

106

106

hanya dengan tiga syarat tersebut. Ada satu hal penting yang justru harus

diperhatikan, yaitu akulturasi pesantren, di mana tidak bisa dibedakan lagi mana

pelajaran umum dan mana pelajaran pesantren.

Adapun cara-cara untuk bisa menjalankan akulturasi pesantren, yang pertama

adalah blanded atau pencampuran dalam hal penjadwalan agama dan umum. Maka

SMK diharapkan agar mampu menciptakan metode pembelajaran yang siswanya

tidak bisa lagi membedakan antara pelajaran pesantren dan pelajaran umum. Hal

ini dikarenakan kedua pelajaran tersebut telah menyatu. Sebagai contoh, jika pada

sekolah umum merakit komputer hanya akan menghasilkan sebuah PC yang siap

pakai, maka pada metode pembelajaran SMK berbasis pesantren, siswa tidak

hanya berpikir seperti itu saja. Siswa akan merasa bahwa dalam prosesnya,

merakit komputer akan berbuah pahala, karena jika telah menjadi sebuah PC yang

utuh akan bisa bermanfaat untuk orang lain.

Yang kedua, penghayatan guru pembimbing sebagai santri. Tidak dipungkiri

bahwa para pembimbing yang ada di SMK Syubbanul Wathon pasti memiliki

background yang berbeda-beda. Ada yang lulusan pondok pesantren murni, ada

pula yang baru mengenal pondok pesantren setelah berada di SMK Syubbanul

Wathon. Idealnya, guru-guru yang ada di SMK Syubbanul Wathon mampu

menghayati dirinya sebagai santri juga. Karena pada akhirnya, gerakan hidupnya

akan bernafaskan santri. Sehingga akan bisa menjadi uswatun khasanah bagi para

peserta didik.

Page 124: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

107

107

Yang ketiga, regenerasi. Berbekal dari poin kedua di atas, untuk bisa

menjalankan proses pembelajaran yang baik, maka dari sisi pembimbingnya dapat

mengambil dari alumni-alumni SMK sendiri. Hal ini dilakukan dengan alasan jika

mengambil tenaga pendidik dari luar dengan kultur yang berbeda, kenapa tidak

mengambil dari alumni sendiri yang sudah mengetahui jalannya kehidupan yang

ada di pesantren. Pada tahun ini, SMK Syubbanul Wathon telah melaksanakan

program tersebut. Sebanyak 32 alumni disekolahkan lagi untuk bisa melanjutkan

pendidikan yang lebih tinggi, agar kelak mampu untuk menjadi tenaga pendidik

yang sekaligus menjadi uswatun khasanah sesuai yang dijabarkan oleh Dirut SMK

tersebut.

Yang keempat, teaching factory. Adanya pabrik yang dimiliki sebuah SMK

diharapkan mampu untuk mengembangkan keterampilan sebagai kecakapan hidup,

professional dan produktif. Ada sebuah harapan besar dari SMK berbasis

pesantren yaitu diharapkan agar pesantren mampu untuk menjabarkan ajaran

Rasulullah SAW, yaitu rahmatan lil „alamin.

Dari sini tampak bahwa SMK Syubbanul Wathan adalah program sekolah

unggulan dengan gagasan “link and match” dalam aspek pendidikan yaitu

pendidikan harus memiliki kaitan dan relevansi dengan dunia industri dan

teknologi informasi seperti saat ini. Para siswa SMK Syubbanul Wathan wajib

tinggal di asrama dengan sistem Islamic boarding school (pesantren) sehingga

mereka berusaha mengembangan potensi untuk memiliki kekuatan spiritual

Page 125: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

108

108

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia dan

ketrampilan yang bersifat bebas, berpandangan dan berwawasan luas dan terbuka.

Di lembaga formal ini tampak beberapa karakter pendidikan liberal yang

muncul, antara lain; berusaha untuk menyesuaikan pendidikan dengan keadaan

sosial, ekonomi dan politik di luar dunia pendidikan, membentuk sekolah

unggulan serta gagasan “link and match” dalam aspek pendidikan yaitu

pendidikan harus memiliki kaitan dan relevansi dengan dunia industri. Juga

reformasi pendidikan dengan membangun kelas dan fasilitas baru, memoderenkan

sarana dan prasarana sekolah dan menyehatkan rasio murid-guru. Meningkatkan

metodologi pengajaran dan pelatihan serta mengembangkan potensi peserta didik

untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia dan ketrampilan yang bersifat bebas, berwawasan luas

dan terbuka.

b. Pesantren Entrepreneur (PARTNER)

K.H. M Yusuf Chudlori adalah salah satu pengasuh pondok pesantren Asrama

Perguruan Islam (API) Tegalrejo Magelang. Ia mewarisi karakter dua orang

kakaknya; negarawan seperti almarhum K.H. Abdurrohman dan budayawan

seperti almarhum K.H. Ahmad Muhammad. Jiwa entrepreneurship dari muassis

pesantren K.H. Chudlori juga mengalir ke dalam jiwa K.H.Yusuf Chudlori.

Menurut Gus Yusuf, wirausaha (entrepreneur) adalah sesuatu yang tersembunyi

dan jarang dieksplorasi oleh ulama-ulama bersarung di pelosok-pelosok.

Page 126: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

109

109

Sebuah pemahaman yang keliru, jika wirausaha –yang sekarang diistilahkan

dengan entrepreneur– jauh dari dunia pesantren. Pesantren dianggap sebagai

tempat yang steril dari dunia. Anggapan ini bukan hanya muncul di benak awam,

namun juga justru muncul dari dalam pesantren sendiri. Padahal sejarah telah

membuktikan bahwa berdirinya jam‟iyah pesantren (NU) berawal dari kesadaran

para saudagar muslim di wilayah Jombang Jawa Timur. Para saudagar muslim

waktu itu melihat bahwa keterpurukan umat akibat para ilmuwan agama

menjauhkan diri dari urusan dunia, padahal untuk memenuhi kebutuhan hidup

sehari-harinya belum tercukupi. Sedangkan masyarakat awam, menjadi tidak

tertarik belajar ilmu agama karena belajar agama identik dengan hidup zuhud yang

disalahartikan sebagai hidup miskin.

Kondisi ini sangat menguntungkan bagi pemerintah Belanda waktu itu. Para

saudagar resah, karena pada akhirnya jika dibiarkan, orang-orang yang tidak

mengerti ilmu agama itulah yang akan menguasai perdagangan. Maka pada saat

itulah para saudagar membentuk wadah yang bernama Nahdlatut Tujjar,

kebangkitan para saudagar. Nahdlatut Tujjar bergerak simultan dengan kekuatan

ekonominya mendorong organisasi Taswirul Afkar yang membidangi ilmu dan

budaya, serta Nahdlatul Wathon di bidang pendidikan. Organisasi-organisasi inilah

yang kemudian menjadi besar bersama Nahdlatul Ulama.

Secara tidak langsung bisa dikatakan bahwa berdirinya Nahdlatul Ulama /

kebangkitan para ulama diawali oleh kebangkitan para saudagar. Yang menjadi

Page 127: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

110

110

pokok persoalan, ketika kebangkitan para ulama sudah menjadi organisasi terbesar

di dunia, ke mana para saudagar? Berawal dari pemikiran untuk memberdayakan

kaum sarungan (santri) untuk mandiri secara financial, Gus Yusuf merintis

beberapa unit usaha. Antara lain, BMT, Stasiun Radio Fast FM, Toko ritel, rumah

makan bahkan sebelumnya sempat memiliki sebuah agen advertising. Dia

melakukan itu hanya ingin memberi contoh kepada santri-santri Tegalrejo bahwa,

santri bisa mempunyai cita-cita menjadi apa saja.128

Semangat ini sebenarnya telah dirintis oleh pendiri Pesantren API Tegalrejo,

K.H. Chudlori bin Ichsan. Selain mendidik santri-santri kepercayaannya untuk

mengelola tanah dan kebunnya, dia juga pernah memiliki peternakan sapi perah di

pesantren. Dari sapi-sapi tersebut, santri dapat mengkonsumsi susu hangat setiap

paginya. Pada masa itu (tahun 60-an) santri minum susu setiap pagi adalah hal

yang luar biasa.

Beberapa pokok pemikiran K.H. Chudlori sepertinya memang sengaja

dituliskan di dinding-dinding pesantren, semacam prasasti. Di antaranya adalah

terdapat pada dinding gedung pondok putri di mana tertera tulisan dalam huruf

arab dan latin, prasasti ini bertuliskan: “Assholahul ma‟iisyah min Sholahudin, wa

sholahuddin min sholahul ma‟iisyah”. Yang artinya oleh K.H. Chudlori disertakan

di bawahnya dengan bahasa Indonesia, “Kebaikan ekonomi ada dalam kebaikan

agama dan kebaikan agama ada dalam kebaikan ekonomi”. Bahkan di barisan

128 http://partnerindonesia.com/?p=102, diakses Selasa, 23 Juni 2015.

Page 128: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

111

111

paling bawah tulisan itu tertera GEDUNG PERSATUAN PENYALUR

EKONOMI. Tulisan yang telah berusia setengah abad itu begitu menggambarkan

kekuatan visi ekonomi K.H. Chudlori yang sepertinya tidak lazim di zamannya,

namun dirasakan kefaktualannya di masa kini.

Pada bulan Agustus 2010, pengasuh Pesantren Salaf Asrama Perguruan Islam

(API) Tegalrejo K.H. Yusuf Chudlori mendirikan PARTNER, Pesantren

Entrepreneur yang didukung rektor Universitas Tidar Magelang Prof. DR. Cahyo

Yusuf dan para praktisi pengusaha seperti Mbah Mo Murlidi, pak Sukam Purwadi,

Kirmawan Wijaya, Wiwik Rusfendi, Among Kurnia Ebo, Wiwied Usman dan

Catur Denny Firmanto.129

Pesantren Entrepreneur adalah sebagai pemberdaya

santri untuk kebangkitan ekonomi umat. Berangkat dari ajaran agama sholahul-

ma‟isyah min sholahi al-din wa sholahu al-din min sholah al-ma‟isyah, (Kebaikan

ekonomi ada dalam kebaikan agama dan Kebaikan agama ada dalam kebaikan

ekonomi) pesantren salaf API berkomitmen untuk menciptakan pengusaha baru

yang berasal dari kalangan santri melalui Pesantren Enterpreneur. Pesantren

Entrepreneur menjadi media untuk memperkenalkan entrepreneur kepada

pesantren dan memperkenalkan pesantren kepada pelaku entrepreneur.

Partner diperuntukkan bagi santri akhir atau yang sudah lulus dan terbuka

untuk santri dari pondok mana pun. Sistem pendidikan di Partner adalah dengan

pelatihan wirausaha dan magang di tempat-tempat usaha. Berbagai macam

129

Hasil wawancara dengan Catur Denny Firmanto.

Page 129: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

112

112

pelatihan seperti KPK (Komisi Pelatihan Kuliner) dan FPI (Front Pelatihan

Internet) diberikan kepada para peserta Pesantren Entrepreur yang bertempat di

Meteseh Tempuran Magelang. Materi training KPK di antaranya adalah Teknik

Memasak, Manajemen Harga dan Manajemen Resto. Sedangkan FPI memberikan

pelatihan internet marketing untuk mensweeping omset penjualan melalui internet.

Dalam pelatihan tersebut akan diajarkan trik-trik bagaimana menjual barang secara

cepat dan laris di internet melalui berbagai media seperti facebook, Twitter,

Website, dan media internet gratisan yang lain.130

Lembaga PARTNER ini merupakan representasi salah satu karakter

pendidikan liberal sebagaimana ditegaskan Mansour Faqih yaitu munculnya

berbagai model pendidikan dan pelatihan dalam berbagai bentuk dan

pendekatannya, di antaranya dengan model pelatihan wirausaha seperti AMT

(Achievement Motivation Training) dan sejenisnya termasuk PARTNER. Juga

dengan munculnya berbagai bentuk pelatihan manajemen dan kewiraswastaan

untuk menumbuhkan kelas pengusaha baru. Senada dengan Mansour, Henry

Giroux dan Aronowitz berpendapat bahwa pendekatan andragogi seperti, training

manajemen, kewiraswastaan, AMT, dan berbagai pelatihan community

development adalah salah satu bentuk praktik pendidikan liberal. Hal ini diperkuat

dengan pandangan Steven M. Cahn131

bahwa salah satu bentuk pendidikan liberal

130

http://partnerindonesia.com/?p=102, diakses Selasa, 23 Juni 2015. 131

Cahn berpendapat bahwa sebelum mendapat pendidikan kejuruan, seseorang harus

mempelajari berbagai ilmu pengetahuan sebagaimana tercakup dalam kurikulum liberal arts.

Page 130: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

113

113

adalah pendidikan kejuruan yang berorientasi sosial dan perspektif intelektual agar

berhasil dalam suatu bidang pekerjaan sebagaimana yang dipraktekkan di

pesantren enterpreneur.

1) KPK ( Komisi Pelatihan Kuliner)

Sejak krisis moneter tahun 1998, Usaha Kecil dan Menengah (UKM) justru

tumbuh dan muncul begitu pesat. Bisnis UKM saat ini mewakili lebih dari 90

persen bisnis di Indonesia dan memberikan kontribusi sebesar 57 % pada Produk

Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Sumbangan bisnis kuliner dalam pertumbuhan

UKM sangat signifikan. Hal ini ditunjukkan dari tumbuhnya bisnis-bisnis kuliner

yang sangat pesat.

Kuliner adalah bisnis yang berbasis pada kebutuhan dasar manusia. Sehingga

walaupun diterpa krisis, bisnis ini memiliki daya tahan yang tinggi. Namun

demikian, para pelaku bisnis kuliner harus menerapkan strategi yang tepat untuk

bertahan. Karena jika tidak, walaupun kuliner adalah bisnis yang relatif

dibutuhkan namun tidak sedikit yang gulung tikar. Di sisi lain, kuliner juga

berbanding lurus dengan kemampuan memasak dan mengolah masakan tersebut.

Karena kualitas produk selalu disandingkan dengan rasa dan harga. Banyak orang

yang sangat pandai memasak namun tidak tahu bagaimana memulai untuk bisnis

kuliner. Kalaupun kemudian terjun di dunia bisnis kuliner, tidak semua bisa

bertahan. Hal ini disebabkan kuliner membutuhkan teknik dan strategi dalam

mengelolanya.

Page 131: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

114

114

Rasa yang enak belum tentu disukai oleh pelanggan jika harganya mahal.

Sedangkan makanan murah, tidak selalu mendatangkan pelanggan jika rasa dan

penyajian tidak memadai. Bahkan memenuhi selera rasa dan harga terjangkau pun

juga tidak menjamin usaha kuliner bisa berkembang tanpa strategi marketing yang

tepat. Marketing bukan sekedar soal promosi, tetapi juga meliputi penawaran dan

pelayanan. Kunci inilah yang sering dilupakan oleh para pelaku usaha kuliner,

sehingga bisnisnya tidak bertahan lama. Rahasia Bisnis Kuliner terletak pada tiga

kunci suksesnya; yaitu teknik memasak enak dengan mudah, teknik mengelola

harga produk dan strategi marketing.

Merespon fenomena kuliner tersebut, Partner (Pesantren Entrepreneur)

membentuk KPK; Komisi Pelatihan Kuliner. KPK Partner bertugas untuk melatih

anak-anak muda khususnya santri agar mampu mandiri. Peserta yang

diikutsertakan KPK akan dilatih keterampilan di bidang kuliner dari A s/d Z.

Mulai cara mengolah makanan hingga mengelola laba dari makanan tersebut.

Mulai dari makanan resto, kedai, angkringan sampai makanan oleh-oleh. Semua

dibahas mulai dari produksi hingga pengelolaan bisnisnya.

Pelatihan ini didesain dengan 75% berupa praktikum dan dibimbing oleh

praktisi kuliner yang memiliki resto. Selain itu untuk memacu adrenalin peserta,

50% pelatihan didesain dengan kompetisi. Dan di akhir kompetisi ini akan

memperebutkan hadian sebuah booth (gerobag) dengan perlengkapannya. Aksi

Page 132: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

115

115

KPK angkatan pertama diselenggarakan pada tanggal 29 November 2013 selama

10 hari.

Dalam pelatihan ini pola pikir para santri diarahkan pada mind set baru bahwa

yang terpenting di dalam wirausaha bukanlah punya modal dahulu, melainkan

penanaman mental sebagai pengusaha. Selama masa pelatihan, para santri

digembleng secara mental oleh masing-masing mentor agar mendapat penyegaran

dalam cara berpikir mereka. Ditanamkan kepada mereka bahwa modal utama

dalam berwirausaha itu tidak banyak, hanya butuh nyali. Nyali adalah keberanian

untuk mendobrak diri mengatasi segala macam blocking mental yang

membelenggu untuk maju.

Di dalam pelatihan kuliner tersebut diterapkan kurikulum KPK, tiga kunci

rahasia kuliner yaitu teknik memasak, manajemen harga dan manajemen resto.

KPK mengadakan pemeriksaan terhadap tersangka Komisi Pelatihan Kuliner.

Pemeriksaan bersifat tertutup dan rahasia. Pemeriksaan ini dilakukan secara

berkelompok. Para “saksi” akan diundang pada pemeriksaan di hari-hari yang

akan segera diumumkan. Para “tersangka” akan diperiksa mengenai olah makanan

NASI, yaitu ; mengoptimalkan rasa berbagai macam nasi, nasi goreng jawa, nasi

goreng resto, nasi bakar, ayam pentul dan sambel terasi ( sambel masak dan

mentah).

Page 133: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

116

116

Mereka harus mempertanggungjawabkan materi yang telah disampaikan.

Kemudian akan dipilih satu kelompok untuk ditingkatkan menjadi “terdakwa”

Juara Hari Ini (JHI) atau pada hari yang ditentukan.

2) FPI (Front Pelatihan Internet)

Ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang sangat cepat dari waktu ke

waktu. Semua lini kehidupan sudah tidak bisa lepas dari teknologi. Sikap dinamis

dalam menyikapi perkembangan teknologi sangat dibutuhkan dewasa ini, karena

tanpa disadari teknologi telah menjadi bagian dari kehidupan manusia. Seiring

dengan perubahan dan perkembangan zaman yang semakin sarat dengan arus

teknologi dan informasi, menumbuhkan pemikiran di kalangan para pengasuh

pesantren API Tegalrejo untuk mengikuti laju era digitalisasi tersebut. Maka pada

tahun 2010, PARTNER mulai mengadakan pelatihan multimedia yang diharapkan

para santri mampu mengikuti dan menjawab tantangan zaman dengan tetap

berpegang teguh pada aqidah dan syari‟at Islam sebagaimana Pesantren API

Tegalrejo. Pelatihan tersebut bernama Front Pelatihan Internet (FPI).

FPI diberikan kepada para peserta Pesantren Entrepreur yang bertempat di

Meteseh Tempuran Magelang. FPI memberikan pelatihan internet marketing

untuk mensweeping omset penjualan melalui internet. Dalam pelatihan tersebut

akan diajarkan trik-trik bagaimana menjual barang secara cepat dan laris di

Page 134: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

117

117

internet melalui berbagai media seperti facebook, Twitter, Website, dan media

internet gratisan yang lain.132

Di dalam PARTNER yang dikembangkan oleh Gus Yusuf (training KPK dan

FPI) ini sarat dengan karakter pendidikan liberal antara lain; berusaha untuk

menyesuaikan pendidikan dengan keadaan sosial, ekonomi dan politik di luar

dunia pendidikan. Gagasan “link and match” dalam aspek pendidikan yaitu

pendidikan harus memiliki kaitan dan relevansi dengan dunia industri,

membangun etika, kreativitas dan need for achievement. Menanamkan

kebiasaan-kebiasaan, gagasan-gagasan dan teknik-teknik yang diperlukan untuk

mendidik diri sendiri serta mengharuskan belajar seumur hidup. Reformasi

pendidikan dengan membangun kelas dan fasilitas baru, memoderenkan sarana

dan prasarana sekolah serta meningkatkan metodologi pengajaran dan pelatihan.

Dengan sistem Islamic Boarding School maka para siswa berusaha

mengembangkan potensi untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia dan ketrampilan yang

bersifat bebas, berpandangan dan berwawasan luas dan terbuka.

3. Peran K.H. Abdurrahman Yusuf Chudlori dalam Pendidikan Liberal

K.H. M Yusuf Chudlori adalah salah satu pengasuh pondok pesantren Asrama

Perguruan Islam (API) Tegalrejo Magelang. Ia mewarisi karakter dua orang

kakaknya; negarawan seperti almarhum K.H. Abdurrohman dan budayawan

132

http://partnerindonesia.com/?p=102, diakses Selasa, 23 Juni 2015.

Page 135: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

118

118

seperti almarhum K.H. Ahmad Muhammad. Jiwa entrepreneurship dari muassis

pesantren K.H. Chudlori juga mengalir ke dalam jiwa K.H.Yusuf Chudlori.

Menurutnya, wirausaha (entrepreneur) adalah sesuatu yang tersembunyi dan

jarang dieksplorasi oleh ulama-ulama bersarung di pelosok-pelosok.

Di tengah-tengah masyarakat, dia lebih dikenal dengan sebutan khas kaum

pesantren, yakni Gus Yusuf. Sebutan ini didasarkan pada latar belakang dia yang

merupakan salah satu putra almarhum K.H Chudlori (w.1977) pendiri (muassis)

Ponpes Asrama Perguruan Islam Tegalrejo Magelang. Gus Yusuf yang lahir di

Magelang pada 9 Juli 1973 ini sangat terkenal sebagai kiai muda yang dekat

dengan berbagai kalangan. Selain menyukai musik, dia juga tidak asing dengan

para pegiat kebudayaan, sastra dan kesenian yang lain. Hal ini dikarenakan selain

dia mengasuh pesantren dan memberikan hikmah-hikmah keagamaan kepada

masyarakat di berbagai majlis ta‟lim, dia juga meluangkan waktu mencurahkan

tenaga dan pikirannya untuk perjuangan sosial-kemasyarakatan.

Diantara perjuangan sosial-kemasyarakatan yang digeluti oleh dia adalah

mengelola komunitas kesenian-kesenian tradisional yang ada di Kabupaten

Magelang, penasehat organisasi Komunitas Gerakan Anti Narkoba dan Zat Adiktif

(KOMGANAZ) Kabupaten Magelang, mengelola radio komunitas Fast-FM yang

menyiarkan program-program populis untuk memenuhi kebutuhan masyarakat,

mulai dari kajian keagamaan, mujahadah, berita-berita aktual, konsultasi

kesehatan, bincang bisnis, infotainment, dan lain sebagainya.

Page 136: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

119

119

Meskipun Gus Yusuf berlatar belakang pendidikan pesantren tapi dia sangat

dekat dengan para aktifis muda dan aktifis mahasiswa yang berlatar belakang

pendidikan formal. Kedekatan ini dapat terjalin karena Gus Yusuf adalah kiai yang

terbuka (egaliter) untuk berdiskusi dengan kalangan aktifis muda sebagai upaya

mengurai problematika yang selalu berkembang seiring dengan lajunya zaman.133

Aktifitas Gus Yusuf dengan kalangan muda dan mahasiswa diantaranya dapat

dilihat dari seringnya dia terlibat dalam forum-forum diskusi kaum muda NU Jawa

Tengah, bahkan dia adalah salah satu penggagas dari forum-forum diskusi di

kalangan kaum muda NU tersebut. Dalam jumlah yang tidak terhitung, dia juga

sering menjadi narasumber seminar, talk show, dan bentuk diskusi lainnya mulai

dari tingkat lokal, nasional sampai tingkat internasional, terutama dalam forum-

forum diskusi yang mengangkat tema seputar pluralisme, toleransi antar umat

beragama, kebudayaan, tasawuf, dan peneguhan nilai-nilai kebangsaan.

Berawal dari pemikiran untuk memberdayakan kaum sarungan (santri) untuk

mandiri secara finansial, Gus Yusuf merintis beberapa unit usaha. Antara lain,

BMT, Stasiun Radio Fast FM, Toko ritel, rumah makan bahkan sebelumnya

sempat memiliki sebuah agen advertising. Dia melakukan itu hanya ingin memberi

contoh kepada santri-santri Tegalrejo bahwa, santri bisa mempunyai cita-cita

menjadi apa saja.

133

http://pphmbulu.blogspot.com/2013/03, diakses 25 April 2015.

Page 137: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

120

120

Pada bulan Agustus 2010, K.H. Yusuf Chudlori mendirikan PARTNER,

Pesantren Entrepreneur yang didukung rektor Universitas Tidar Magelang Prof.

DR. Cahyo Yusuf dan para praktisi pengusaha. Berangkat dari ajaran agama

sholahul-ma‟isyah min sholahi al-din wa sholahu al-din min sholah al-ma‟isyah,

(Kebaikan ekonomi ada dalam kebaikan agama dan kebaikan agama ada dalam

kebaikan ekonomi) dia berkomitmen untuk menciptakan pengusaha baru yang

berasal dari kalangan santri melalui Pesantren Enterpreneur. Pesantren

Entrepreneur menjadi media untuk memperkenalkan entrepreneur kepada

pesantren dan memperkenalkan pesantren kepada pelaku entrepreneur.

Seperti yang diungkapkan Mansour Faqih, Henry Giroux dan Aronowitz

bahwa training manajemen, entrepreneurship, AMT, dan berbagai pelatihan

community development adalah salah satu bentuk praktik pendidikan liberal. Hal

ini diperkuat dengan pandangan Steven M. Cahn134

bahwa salah satu bentuk

pendidikan liberal adalah pendidikan kejuruan yang berorientasi sosial dan

perspektif intelektual agar berhasil dalam suatu bidang pekerjaan sebagaimana

yang dipraktekkan di pesantren enterpreneur.

Karakter pendidikan liberal yang ditemukan dalam peran K.H. Yusuf

Chudlori selaku pengasuh pesantren Salaf API Tegalrejo antara lain;

mengembangkan pendidikan dengan bentuk Non formal Education yang

diimplementasikan dalam berbagai bentuk proyek pengembangan masyarakat dan

134

Cahn berpendapat bahwa sebelum mendapat pendidikan kejuruan, seseorang harus

mempelajari berbagai ilmu pengetahuan sebagaimana tercakup dalam kurikulum liberal arts.

Page 138: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

121

121

pelatihan manajemen dan kewiraswastaan seperti AMT (Achievement Motivation

Training) dan sejenisnya, menekankan manusia menjadi sebuah subyek yang dapat

menentukan garis kehidupannya sendiri dan membangkitkan kreativitas dan need

for achievement sebagai penentu perubahan sosial.

Page 139: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

122

122

BAB IV

PRAKTIK PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DI PONDOK PESANTREN

A. Pendidikan Multikultural di Pondok Modern Gontor

Praktik pendidikan multikultural di Pondok Modern Darussalam Gontor

secara garis besar dapat diidentifikasi ke dalam tiga hal, yaitu: visi misi, tujuan

pendidikan dan sistem pendidikan Pondok Modern Gontor. Proses pembelajaran

dan pendidikan di Pondok Modern Gontor meliputi apa yang dilihat, didengar,

dialami dan dirasakan santri di lingkungan pondok pesantren, itulah yang

mendidik mereka.

Kegiatan dari bangun tidur hingga tidur lagi yang meliputi kegiatan di asrama,

pembelajaran di kelas, berbagai macam kegiatan ekstrakurikuler dan kegiatan intra

sekolah akan mempengaruhi pola pikir para santri yang pada akhirnya juga akan

mempengaruhi sikap dan perilaku mereka. Itulah proses pendidikan di Pondok

Modern Darussalam Gontor Ponorogo. Karena pada dasarnya pendidikan adalah

proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam

usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan135

untuk

mencapai pengetahuan serta pemahaman yang lebih tinggi dan optimal.

135

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai

Pustaka, 2007, 263.

Page 140: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

123

123

1.Visi dan Misi Pondok Modern Gontor dalam Perspektif Multikultural

Pendidikan Pondok Modern Darussalam Gontor menekankan pada

pembentukan pribadi mukmin muslim yang berbudi tinggi, berbadan sehat,

berpengetahuan luas dan berpikiran bebas. Kriteria atau sifat-sifat utama ini

merupakan motto pendidikan di Pondok Modern Darussalam Gontor.136

Pertama, berbudi tinggi merupakan landasan paling utama yang ditanamkan

oleh pondok kepada seluruh santrinya dalam semua tingkatan; dari yang paling

rendah sampai yang paling tinggi. Realisasi penanaman motto ini dilakukan

melalui seluruh unsur pendidikan yang ada.

Kedua, berbadan sehat adalah sisi lain yang dianggap penting dalam

pendidikan di pondok. Dengan tubuh yang sehat para santri akan dapat

melaksanakan tugas hidup dan beribadah dengan sebaik-baiknya. Pemeliharaan

kesehatan dilakukan melalui berbagai kegiatan olahraga bahkan ada olahraga rutin

yang wajib diikuti oleh seluruh santri sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.

Ketiga, berpengetahuan luas. Para santri di Pondok dididik melalui proses

yang telah dirancang secara sistematik untuk dapat memperluas wawasan dan

pengetahuan mereka. Santri tidak hanya diajari pengetahuan, lebih dari itu mereka

diajari cara belajar yang dapat digunakan untuk membuka gudang pengetahuan.

Kyai sering berpesan bahwa pengetahuan itu luas, tidak terbatas, tetapi tidak boleh

136

Motto pendidikan tersebut banyak tertulis dan terpampang di gedung/asrama pondok.

Page 141: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

124

124

terlepas dari berbudi tinggi, sehingga seseorang akan mengetahui untuk apa ia

belajar serta mengetahui prinsip untuk apa ia manambah ilmu.

Keempat, berpikiran bebas bukan berarti bebas sebebas-bebasnya. Kebebasan

dimaksud adalah tidak boleh menghilangkan prinsip, terutama prinsip sebagai

muslim mukmin. Justru kebebasan di sini merupakan lambang kematangan dan

kedewasaan dari hasil pendidikan yang telah diterangi petunjuk Ilahi

(hidayatullah). Motto ini ditanamkan sesudah santri memiliki budi tinggi atau budi

luhur dan sesudah ia berpengetahuan luas.

Dari keempat motto Pondok Modern Gontor tersebut, yang memunculkan

nilai multikulturalisme adalah motto ketiga, berpengetahuan luas. Berpengetahuan

luas bisa dicapai dengan berbagai macam cara, diantaranya dengan banyak bergaul

dengan orang-orang dari berbagai suku dan bangsa. Pondok Modern Gontor

adalah pesantren internasional. Para santrinya datang dari seluruh suku dan bangsa

Indonesia, Asia, Afrika dan Amerika. Mereka hidup bersama dan dapat saling

bertukar pengalaman dan pikiran.

Demikian juga dengan para ustadznya. Mereka adalah lulusan dari berbagai

macam universitas internasional di Asia, Eropa, Afrika, Australia dan Amerika

sehingga mampu menanamkan sikap berwawasan luas dan terbuka dalam berpikir.

Nilai multikulturalisme yang tampak dalam motto berpengetahuan luas ini adalah

semangat hidup bersama (living together) dan sikap tebuka dalam berpikir.

Page 142: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

125

125

Selain itu, seluruh kehidupan di Pondok Modern Darussalam Gontor juga

didasarkan pada nilai-nilai yang dijiwai oleh suasana-suasana yang dapat

disimpulkan dalam Panca Jiwa Pondok. Panca Jiwa adalah lima nilai yang

mendasari kehidupan Pondok Modern Gontor,137

yaitu jiwa keikhlasan, jiwa

kesederhanaan, jiwa berdikari, jiwa ukhuwwah Islamiah dan jiwa bebas.

Panca jiwa Pondok Modern Gontor yang dimaksud adalah; pertama,

keikhlasan yang berarti sepi ing pamrih, yakni berbuat sesuatu bukan karena

didorong oleh keinginan untuk mendapatkan keuntungan tertentu. Segala

perbuatan dilakukan dengan niat semata-mata untuk ibadah, lillah. Jiwa ini

menjadikan santri senantiasa siap berjuang di jalan Allah, di manapun dan kapan

pun.

Kedua, kesederhanaan. Sederhana tidak berarti pasif atau nerimo, tidak juga

berarti miskin dan melarat.138

Justru dalam jiwa kesederhanan itu terdapat nilai-

nilai kekuatan, kesanggupan, ketabahan dan penguasaan diri dalam menghadapi

perjuangan hidup. Di balik kesederhanaan akan terpancar jiwa besar, berani maju

dan pantang mundur dalam segala keadaan. Bahkan dari sinilah muncul dan

tumbuh mental dan karakter yang kuat, yang menjadi syarat bagi perjuangan

dalam segala segi kehidupan .

137

Tim Redaksi, Diktat Khutbatul Iftitah Pekan Perkenalan Pondok Modern Darussalam

Gontor, Ponorogo: Darussalam Press, tt. 11-14. 138

Tim Penyusun, Serba Serbi Pondok .... 3.

Page 143: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

126

126

Ketiga, berdikari atau kesanggupan menolong diri sendiri merupakan senjata

ampuh yang dibekalkan pesantren kepada para santrinya. Pondok pesantren adalah

sebagai lembaga pendidikan harus sanggup berdikari sehingga tidak pernah

menyandarkan kehidupannya kepada bantuan atau belas kasihan pihak lain. Inilah

zelp berdruiping systeem (sama-sama memberikan iuran dan sama-sama

memakai).139

Akan tetapi pondok tidak bersifat kaku, sehingga menolak orang-

orang yang hendak membantu. Semua pekerjaan yang ada di dalam pondok

dikerjakan oleh kyai, guru dan para santrinya sendiri.

Keempat, ukhuwwah islamiah. Kehidupan di pondok pesantren diliputi

suasana persaudaraan yang akrab, sehingga segala suka dan duka dirasakan

bersama dalam jalinan ukhuwwah islamiah. Tidak ada dinding yang dapat

memisahkan antara mereka. Santri dari berbagai macam suku, ras dan status sosial

hidup dan bersahabat dengan harmonis. Anak orang kaya, miskin, pejabat, petani

dan anak orang tidak mampu berbaur menjadi satu. Mereka hidup bersama saling

membantu, menolong, bercengkerama dan menasehati dengan semangat

kekeluargaan dan keharmonisan. Ukhuwah ini bukan saja selama mereka di

pondok, tetapi juga mempengaruhi ke arah persatuan ummat dalam masyarakat

setelah mereka terjun di masyarakat kemudian hari.

Kelima, bebas. Yaitu bebas dalam berpikir dan berbuat, bebas dalam

menentukan masa depan, bebas dalam memilih jalan hidup dan bahkan bebas dari

139

Tim Penyusun, Serba Serbi Pondok .... 4.

Page 144: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

127

127

berbagai pengaruh negatif dari luar dan masyarakat. Jiwa bebas ini akan

menjadikan santri berjiwa besar dan optimis dalam menghadapi segala kesulitan.

Panca jiwa pertama dan kedua yaitu jiwa keikhlasan dan kesederhanaan tidak

memunculkan nilai multikulturalisme, demikian juga panca jiwa kelima yaitu jiwa

bebas. Panca jiwa ketiga yaitu berdikari memuat nilai-nilai multikulturalisme yang

mencakup kehidupan bersama (living together) dan menghilangkan perbedaan

status sosial. Para santri dididik untuk hidup bersama, saling toleransi, tidak

dibedakan status sosial maupun ekonomi mereka dan semua santri dari suku

apapun mendapat perlakuan yang sama dan sederajat. Sama-sama memberikan

iuran dan sama-sama memakai untuk hidup dan belajar bersama di pondok.

Sedangkan panca jiwa keempat yaitu ukhuwwah islamiyah memuat nilai-nilai

multikulturalisme yang mencakup kehidupan bersama (living together) dan

kesederajatan (equality atau egalitarianism). Para santri dididik untuk

mengembangkan seluruh potensi manusia yang meliputi potensi sosial, moral,

ekonomi, kesopanan dan budaya. Menghargai pluralitas, heterogenitas serta

menjunjung tinggi keragaman budaya, etnis dan suku. Pondok Modern Gontor

dapat dikatakan miniatur Indonesia, karena santri Pondok Modern Gontor berasal

dari seluruh penjuru tanah air Indonesia, dari Sabang Aceh hingga Papua, bahkan

banyak yang berasal dari luar negeri.

Page 145: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

128

128

2. Tujuan Pendidikan Pondok Modern Gontor dalam Perspektif

Multikultural

Visi dan misi yang termuat di dalam motto dan panca jiwa pondok di atas,

selanjutnya dijadikan dasar untuk merumuskan tujuan pendidikan. Adapun tujuan

pendidikan Pondok Modern Gontor adalah: pendidikan kemasyarakatan,

kesederhanaan, tidak berpartai dan menuntut ilmu karena Allah.

Tujuan pendidikan Pondok Modern Gontor pertama adalah pendidikan

kemasyarakatan. Berlandaskan semboyan, “Muslim yang berbaur dengan orang

lain dan bersabar dalam menghadapi mereka, lebih baik daripada muslim yang

tidak berbaur dengan manusia dan tidak bersabar atas penderitaan mereka,”

Pondok Modern Gontor menjadi laboratorium kehidupan bagi santri-santrinya.

Berbagai macam hal yang akan dihadapi santri di masyarakat, dikenalkan kepada

mereka sejak dini di pondok. Penugasan adalah salah satu metode pendidikan di

Pondok Modern Gontor. Santri tidak hanya diberi ilmu, tetapi juga diberi ladang

untuk mengaplikasikannya dengan bimbingan dan pengawasan ketat dari para

guru.

Bentuk penugasan dan pendidikan kemasyarakatan tersebut tercermin dengan

dibentuknya dua organisasi pelajar intern, yaitu; Organisasi Pelajar Pondok

Modern (OPPM) dan Koordinator Gerakan Pramuka (KGP) Pondok Modern

Gontor. Para santri ditempa dalam dua organisasi tersebut dengan sikap disiplin,

tanggungjawab, semangat pengabdian dan kebersamaan. Mereka juga dilatih

Page 146: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

129

129

berorganisasi sehingga mampu menjadi pemimpin yang membawa masyarakat ke

arah kemajuan.

Kedua adalah kesederhanaan. Pondok Modern Gontor mendidik para

santrinya untuk hidup dengan kesederhanaan. Sikap sederhana berarti menjalani

pola hidup wajar dan tidak berlebihan. Sederhana tidak berarti pasif atau nerimo,

tidak juga berarti miskin atau melarat. Justru dalam jiwa kesederhanaan itu

terdapat nilai-nilai kekuatan, kesanggupan, ketabahan dan penguasaan diri dalam

menghadapi perjuangan hidup. Kesederhanaan memungkinkan santri untuk hidup

jujur, bersih, qanaah, dan sehat secara jasmani dan rohani. Allah berfirman:

Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak

berlebih-lebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di

tengah-tengah antara yang demikian. Q.S. Al-Furqon [25]: 67.140

Rasulullah Saw. Bersabda: Makanlah, minumlah, dan kenakanlah pakaian dengan

tidak berlebih-lebihan dan tidak kikir. (HR. Ahmad).

Tujuan pendidikan ketiga adalah tidak berpartai. Pondok Modern Darussalam

Gontor adalah lembaga pendidikan murni yang tidak berafiliasi kepada partai

politik ataupun organisasi kemasyarakatan apapun. Sehingga para pemuda yang

berasal dari latar belakang organisasi apapun dapat menjadi santri Pondok Modern

Gontor dan menuntut ilmu di dalamnya. Bahkan putra-putri dari para tokoh

organisasi besar di Indonesia banyak yang menjadi santri Pondok Modern Gontor.

140

Departemen Agama RI, Al-Qur‟an..., 365.

Page 147: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

130

130

K.H. Ahmad Sahal, salah satu pendiri Pondok Modern Darussalam Gontor

menegaskan, “Meskipun semua santri dan guru di pondok ini adalah anak orang

Muhammadiyah, pondok ini tidak akan berubah menjadi Muhammadiyah. Dan

meskipun semua santri dan guru di pondok ini adalah anak orang Nahdhatul

Ulama, pondok ini tidak akan pernah berubah menjadi Nahdhatul Ulama.” Dengan

semboyan “ Pondok Modern Gontor di atas dan untuk semua golongan,” lembaga

ini mendidik santrinya untuk menjadi perekat ummat.

Tujuan pendidikan keempat adalah menuntut ilmu karena Allah. Pondok

Modern Darussalam Gontor memiliki prinsip bahwa pendidikan adalah sarana

untuk ibadah thalabul ilmi, bukan sarana untuk memperoleh ijazah sehingga dapat

menjadi pegawai. Hal ini tercermin dalam langkah Pondok Modern untuk

mendidik santrinya dengan pendidikan berbasis kecakapan mental. Pondok

Modern Gontor berkeyakinan bahwa dengan menanamkan mental skill yang kuat,

maka para santrinya memiliki jiwa kemandirian yang tinggi.

Menuntut ilmu diwajibkan bagi setiap muslim meskipun harus ke Cina. Dari

ajaran ini, para santri termotivasi untuk belajar ke seluruh penjuru dunia setelah

mereka menyelesaikan pendidikan di Pondok Modern Gontor. Sejak duduk di

kelas V/VI KMI, mereka sudah rajin mencari informasi tentang belajar/kuliah di

seluruh penjuru dunia tanpa memandang ras, etnis bahkan agama negara yang

akan dituju demi mencari ilmu karena Allah. Karena pada dasarnya, semua ilmu

adalah dari dan milik Allah SWT semata. Allah Swt berfirman dalam Al-Quran:

Page 148: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

131

131

Katakanlah: “Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang

yang tidak mengetahui?” Q.S. Az-Zumar [39]: 9.141

Jika dilihat dari tujuan pendidikan yang pertama yaitu pendidikan

kemasyarakatan, maka Pondok Modern Gontor dapat dikatakan sebagai lembaga

pendidikan yang menjunjung tinggi nilai-nilai multikulturalisme. Melalui kegiatan

dan kepengurusan di OPPM dan KGP para santri dididik untuk hidup bersama,

saling toleransi, tidak dibedakan status sosial maupun ekonomi mereka dan semua

santri dari suku apapun mendapat perlakuan yang sama dan sederajat. Mereka

tidak mengenal batasan atau sekat-sekat sempit yang sering menjadi tembok tebal

bagi interaksi sesama manusia. Para santri dididik untuk mengembangkan seluruh

potensi manusia, meliputi potensi intelektual, sosial, moral, religius, ekonomi,

potensi kesopanan dan budaya. Menghargai pluralitas, heterogenitas dan

menghargai serta menjunjung tinggi keragaman budaya, etnis dan suku.

Tujuan pendidikan keikhlasan dan kesederhanaan tidak memunculkan nilai

multikulturalisme. Sedangkan tujuan keempat yaitu menuntut ilmu karena Allah

memunculkan nilai multikulturalisme, antara lain; menghilangkan batasan atau

sekat-sekat sempit yang sering menjadi tembok tebal bagi interaksi sesama

manusia. Mengembangkan seluruh potensi manusia yang meliputi potensi

intelektual, sosial, moral, religius, ekonomi, potensi kesopanan dan budaya. Living

together dengan menghargai pluralitas, heterogenitas dan menjunjung tinggi

keragaman budaya, etnis, suku dan agama.

141

Departemen Agama RI, Al-Qur‟an....459.

Page 149: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

132

132

3. Sistem Pendidikan Pondok Modern Gontor dalam Perspektif

Multikultural

Sistem pendidikan di Pondok Modern Gontor berbeda dengan madrasah dan

pesantren pada umumnya. Tidak ada lembaga madrasah (MTs maupun MA)

namun juga tidak ada ujian paket atau pun persamaan. Pendidikan formalnya

bernama KMI (Kulliyatul Mu‟allimin al-Islamiyyah) dengan masa belajar enam

tahun untuk program reguler dan empat tahun untuk program intensif. Siswa kelas

reguler dan intensif akan bertemu dan bercampur kelak kemudian di kelas V-VI.

Adapun kegiatan ekstrakurikuler di Pondok Modern Gontor dikoordinir oleh

organisasi siswa intra sekolah yang bernama OPPM (Organisasi Pelajar Pondok

Modern) dan KGP (Koordinator Gerakan Pramuka) yang khusus menangani

kegiatan pramuka. Di Pondok Modern Gontor juga terdapat lembaga bimbingan

kesiswaan yang bernama Pengasuhan Santri. Sedangkan OPPM dan KGP secara

struktural berada di bawah lembaga Pengasuhan Santri.

a. Pembelajaran di Kulliyatul Muallimin al-Islamiyah

Kegiatan belajar mengajar KMI dimulai jam 07.00-12.15. Siswa kelas

reguler dan kelas intensif, besar-kecil, tua-muda, Jawa-non Jawa, WNI-WNA

semua diperlakukan sama di dalam proses pembelajaran tanpa diskriminasi. Siswa

yang duduk di kelas satu reguler bisa berumur 12 tahun (minimal berijazah SD)

hingga tak terbatas. Artinya seseorang yang berusia 25 tahun pun boleh dan mau

belajar di KMI kelas satu reguler. Adapun kelas intensif diperuntukkan bagi siswa

Page 150: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

133

133

minimal berijazah SMP atau MTs dan maksimal tak terbatas dengan jenjang

belajar kelas I intensif, kelas III intensif, kelas V dan kelas VI.

Di kelas reguler program 6 tahun misalnya, akan didapati seorang peserta

didik berumur 12 tahun hingga 25 tahun berbaur jadi satu. Beberapa siswa yang

sudah sarjana pun ikut belajar di kelas satu baik reguler maupun intensif. Begitu

juga dengan status keluarga peserta didik dan suku masing-masing. Anak seorang

gubernur duduk berdampingan dengan anak petani, anak suku Jawa Solo/

Yogyakarta duduk berdampingan dengan anak suku Batak atau Madura. Di dalam

kelas, para peserta didik wajib meninggalkan status sosial, umur dan asal suku

mereka masing-masing.142

Hal ini sesuai dengan apa yang diungkapkan M. Ainul Yaqin, bahwa

pendidikan multikultural adalah strategi pendidikan yang diaplikasikan pada

semua jenis mata pelajaran dengan cara menggunakan perbedaan kultural yang ada

pada diri siswa seperti perbedaan etnis, agama, bahasa, gender, sosial, ras,

kemampuan dan umur agar proses belajar menjadi efektif dan mudah. Tujuannnya

untuk melatih dan membangun karakter siswa agar bersikap demokratis, humanis

dan pluralis dalam lingkungan mereka.143

Nilai-nilai multikulturalisme yang ditemukan dalam kegiatan belajar dan

mengajar di KMI antara lain mencakup kehidupan bersama (living together),

142

Hasil wawancara dengan Dr. H. Nur Hadi Ihsan, MIRKH. direktur KMI periode tahun

2004-2014. 143

M. Ainul Yaqin, Pendidikan Multikultural, Yogyakarta: Pilar Media, 2005, 25.

Page 151: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

134

134

kesederajatan (equality atau egalitarianism) dan menghilangkan perbedaan status

sosial. Anti diskriminasi etnik, menghargai perbedaan kemampuan, menghargai

perbedaan umur dan perbedaan etnis. Menghargai pluralitas, heterogenitas dan

menjunjung tinggi keragaman budaya, etnis dan suku.

b. Kegiatan OPPM dan KGP

Organisasi Pelajar Pondok Modern (OPPM) adalah wadah pembinaan dan

penampung kreativitas santri dalam latihan berorganisasi. OPPM berfungsi

sebagai sarana pendidikan agar santri siap memimpin dan mau dipimpin serta

mencetak kader pemimpin umat yang kompeten dalam mengatur organisasi.

Organisasi ini menggerakkan aktivitas santri di luar kelas, baik ko-kurikuler

maupun ekstrakurikuler; di asrama maupun di luar asrama.

Layaknya organisasi pemerintah, organisasi OPPM memiliki 21 departemen /

bagian yang mengurusi semua bidang kehidupan di pondok dengan 383 pengurus

yang mencakup seluruh daerah asal santri.144

Setiap konsulat/asal daerah santri

mempunyai wakil untuk menjadi pengurus OPPM. Selain itu, OPPM juga

membawahi beberapa organisasi, antara lain: organisasi asrama (19 asrama),

organisasi konsulat/daerah (36 konsulat), serta sejumlah kursus kesenian,

keolahragaan, kebahasaan, ketrampilan dan lain-lain.

Di antara peraturan yang dibuat OPPM adalah tidak diperbolehkannya

“tajammu‟” (berkumpul) sesama suku melebihi dua orang. Jika terdapat tajammu‟

144

Tim Penyusun, Buku Panduan Musyawarah Kerja OPPM Darussalam Gontor, Ponorogo:

Sekretariat OPPM, 2014, 198-211.

Page 152: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

135

135

yang terdiri dari tiga siswa dari satu suku, maka siswa tersebut dianggap telah

melanggar disiplin pondok. Dengan peraturan ini diharapkan para santri saling

berbaur, saling kenal dan saling menghargai suku lain.145

Dari OPPM (Organisasi

Pelajar Pondok Modern) ini, muncul nilai multikulturalisme yang mencakup

kehidupan bersama (living together), kesederajatan (equality atau egalitarianism),

anti diskriminasi etnik, menghargai perbedaan kemampuan, menghargai perbedaan

umur, hidup dalam perbedaaan dan saling menghargai.

Adapun Koordinator Gerakan Pramuka (KGP) adalah wujud riil sarana

pendidikan karakter santri Pondok Modern Darussalam Gontor. Saat ini kegiatan

kepramukaan di Pondok Modern Gontor ditangani oleh Koordinator Gugus Depan

15089 Pondok Modern Gontor di bawah bimbingan dan pengawasan Majelis

Pembimbing Koordinator Harian (Mabikori) dengan agenda kegiatan rutin

mingguan, bulanan dan tahunan.

Kegiatan rutin KGP adalah mengadakan latihan pramuka setiap hari Kamis

sore. Di antara agenda latihan adalah para anggota pramuka diperkenalkan dan

diajarkan berbagai lagu atau nyanyian daerah dari suku Sabang (Aceh) hingga

Papua. Tidak hanya lagu daerah, berbagai jenis tari dan permainan daerah

nusantara juga diperkenalkan dan diperagakan pada setiap latihan pramuka. 146

Dimensi multikultural yang dapat ditemukan di KGP (Koordinator Gerakan

Pramuka) dari kegiatan kepramukaan yang dilaksanakan pada setiap hari Kamis

145

Tim Redaksi, Diktat Khutbatul Iftitah..., 48-49. 146

Hasil wawancara dengan Catur Deni Firemanto alumnus PMDG tahun 2003.

Page 153: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

136

136

sore ini antara lain membiasakan living together, menghargai perbedaan etnis dan

menjunjung tinggi keragaman budaya, etnis dan suku.

c. Pengasuhan Santri

Pengasuhan santri adalah lembaga yang mengatur pola disiplin serta tatanan

kehidupan santri dan pondok secara menyeluruh. Lembaga ini ditangani langsung

oleh pengasuh pondok dan di dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh staf

pengasuhan santri. Tugas lembaga ini sangat luas yaitu mencakup kehidupan santri

di luar jam sekolah seperti memberikan bimbingan, pengajaran dan pengembangan

kepada para santri berupa kegiatan ekstra kurikuler yang meliputi keorganisasian,

kepramukaan, bahasa, disiplin, olahraga, ketrampilan, kesenian, akhlak dan

ibadah.

Di dalam membimbing masalah ibadah mahdhoh, Pengasuhan Santri

memberikan kelenturan dan toleransi kepada para santri. Sebagaimana diketahui

pada umumnya bahwa praktik ibadah di Indonesia diwarnai oleh dua aliran atau

madzhab besar yaitu NU dan Muhammadiyah. Akan tetapi di Pondok Modern

Gontor akan ditemukan praktik keduanya, misalnya; pertama, sholat shubuh.

Pelaksanaan sholat shubuh berjamaah di masjid hanya diikuti oleh santri kelas V

dan VI KMI, sementara santri yang lain melaksanakan sholat shubuh berjamaah

di kamar masing-masing. Ketika melaksanakan sholat shubuh berjamaah, kadang

membaca doa qunut dan kadangkala tanpa bacaan doa qunut, tergantung imamnya.

Kalau imam sholat dari keluarga Muhammadiyah, maka bisa dipastikan

Page 154: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

137

137

pelaksanannya tanpa doa qunut, sebaliknya kalau imamnya dari latar belakang

NU, maka sholat shubuhnya dipastikan dengan qunut. Namun demikian, di

Pondok Modern Gontor pernah terjadi pelaksanaan qunut nazilah dalam lima kali

sholat fardlu selama sebulan penuh ketika memperjuangkan undang-undang

pendidikan di Jakarta.

Kedua, bacaan pujian sebelum sholat dan wirid setelah sholat fardlu :

sebagaimana lazimnya amalan ibadah di kalangan NU, di Pondok Gontor juga

dilaksanakan pujian sebelum sholat, yaitu dengan bacaan syair Abu Nawas (ilahi

lastu lilfirdausi ahlan....). Begitu juga dengan bacaan wirid setelah sholat. Mereka

selalu membaca wirid dan doa secara jahr dan bersama-sama.

Ketiga, pelaksanaan sholat Jum‟at di pondok Gontor dilakukan dengan cara

adzan dua kali sebagaimana di masjid-masjid NU. Sedangkan khutbah Jum‟at

dilaksanakan dengan memakai bahasa Arab atau bahasa Inggris.

Keempat, pelaksanaan sholat tarawih di Pondok Modern Gontor dilakukan

sebanyak sebelas rakaat sebagaimana pelaksanaan sholat tarawih di kalangan

Muhammadiyah. Akan tetapi pelaksanaan tersebut juga dipandu dengan seorang bilal

yang membaca sholawat dengan lagu merdu dan suara yang nyaring setelah salam

setiap dua rakaat.

Agenda pengasuhan santri yang bersifat tahunan adalah mengkoordinir acara

pekan perkenalan pada setiap awal tahun ajaran baru yang padat kegiatan. Sebagai

contoh ; karnaval budaya nusantara (plus luar negeri) dengan pakaian adat dari

Page 155: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

138

138

suku Aceh hingga Papua selalu dilaksanakan pada acara apel tahunan bersamaan

dengan acara pekan perkenalan. Karnaval budaya nusantara tersebut biasanya juga

diiringi dengan musik khas daerah masing-masing.147

Acara terkait dengan agenda

pekan perkenalan yang juga dimotori pengasuhan santri diantaranya; pertama

Demonstrasi Bahasa yaitu pidato bahasa daerah dan luar negeri yang ditampilkan

secara bergiliran. Kedua Aneka Ria Nusantara yakni orientasi dan demonstrasi

kesenian daerah seluruh nusantara yang juga ditampilkan secara bergiliran.148

Nilai multikulturalisme yang terdapat di dalam praktik ibadah sehari-hari di

pondok yaitu sikap saling pengertian (mutual understanding), saling menghargai

(mutual respect) dan hidup dalam perbedaan. Sedangkan nilai-nilai

multikulturalisme yang muncul dalam agenda pekan perkenalan di Pondok

Modern Darussalam Gontor yaitu mencakup kesederajatan (equality atau

egalitarianism), menghargai perbedaan kemampuan, menghargai perbedaan umur

dan hidup dalam perbedaaan. Saling menghargai (mutual respect), sikap apresiatif

dan interdependensi, keberagaman inklusif, menghargai keragaman bahasa dan

keterampilan sosial (social action).

4. Peran K.H. Dr. Abdullah Syukri, M.A. dalam Pendidikan Multikultural

K.H. Dr. Abdullah Syukri, M.A. lahir di Gontor pada tanggal 19 September

1942. Dia adalah putra pertama dari K.H. Imam Zarkasyi salah seorang Trimurti

pendiri Pondok Modern Darussalam Gontor. Menamatkan Sekolah Dasar di desa

147

Hasil wawancara dengan ustadz Althof Sufeida. 148

Tim Redaksi, Wardun....,15.

Page 156: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

139

139

Gontor pada tahun 1954. Setelah menamatkan Kulliyatu-l-Mu'allimin Al-Islamiyah

(KMI) Pondok Modern Darussalam Gontor pada tahun 1960 melanjutkan studi di

IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta hingga mendapatkan gelar Sarjana Muda tahun

1965. Adapun gelar Lc. didapat dari Al Azhar University Kairo Mesir pada tahun

1976. Kemudian melanjutkan studi di lembaga yang sama hingga meraih gelar

MA ada tahun 1978. Dan mendapat gelar Doctor Honoris Causa pada 2005 dari

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

K.H. Abdullah Syukri Zarkasyi tidak hanya berjuang dengan mengasuh santri

di pondok, melainkan juga melalui tulisan. Banyak sekali karya tulis yang sudah

ditelorkannya. Di antaranya adalah;

1. Pokok-Pokok Pikiran untuk Perubahan Pendidikan Nasional

2. Refleksi dan Rekonstruksi Pendidikan Islam: Model Pendidikan Pesantren Ala

Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo

3. Menggali Sumber Keuangan Madrasah : Strategi dan Teknik

4. Pengelolaan Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo

5. Pengelolaan Pendidikan dan Pengajaran di Pondok Modern Darussalam Gontor

Ponorogo

6. Pola Pendidikan Pesantren Sebuah Alternatif

7. Strategi dan Pola Manajemen Pendidikan Pesantren

8. Optimalisasi Peran Sektor Pendidikan dalam Pengembangan Ekonomi Islam di

Indonesia

Page 157: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

140

140

9. Etika Bisnis dalam Islam dan Relevansinya Bagi Aktivitas Bisnis di Dunia

Pendidikan Pesantren: Studi Kasus Pondok Modern Darussalam Gontor

10. Strategi Alternatif Pembelajaran Bahasa Arab di Pondok Modern Gontor

11. Optimalisasi Peran Sektor Pendidikan dalam Pengembangan Ekonomi Islam

di Indonesia: Pengalaman Pondok Modern Darussalam Gontor

12. Pendidikan Pesantren di Era Modern

13. Peran Agama dan Budaya Islam dalam Mendorong Perkembangan Iptek

Dan masih banyak buku maupun artikel yang ditulisnya. Selain menulis buku,

banyak pengalaman berorganisasi K.H. Abbbdullah Syukri yang patut dicontoh

oleh para santrinya, antara lain;

1. Pengurus HMI Cabang Ciputat – Jakarta (1964)

2. Pengurus HPPI (Pelajar Islam) Cairo (1971)

3. Pengurus PPI Den Hag – Belanda (1975)

4. Pimpinan Pondok Modern Gontor (1985 – sekarang)

5. Ketua Majlis Ulama Indonesia Kab. Ponorogo.

6. Ketua Badan Silaturrahmi Pondok Pesantren Jawa Timur (1999 – sekarang)

7. Ketua Forum Silaturrahmi Umat Islam Ponorogo (1999 – sekarang)

8. Ketua MP3A Depag (Majlis Pertimbangan Pendidikan dan Pengajaran Agama

(1999 – sekarang)

9. Dewan Penasehat MUI Pusat.

Page 158: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

141

141

Selain mengasuh santri, menulis buku dan aktif berorganisasi, dia juga sering

mengadakan perjalanan keluar negeri dalam rangka belajar, mengisi seminar,

kunjungan kerja, maupun menghadiri undangan dari negara-negara di Afrika,

Eropa maupun Amerika. Diantaranya; tour ke Belgia–Jerman–Perancis,

International Visit Program ke Amerika Serikat, London, Seminar Bahasa Arab di

Brunei Darussalam, Comparative Study ke Pakistan, Study Tour ke Thailand

bersama 20 guru Gontor, Aligarh University India, Kunjungan ke Malaysia,

Universitas Antar Bangsa (IIU), negara-negara OKI dan masih banyak lagi yang

lainnya.

Nilai-nilai multikulturalisme yang ditemukan dalam K.H. Dr.Abdullah Syukri,

M.A. selaku pengasuh pesantren Pondok Modern Gontor antara lain; kehidupan

bersama (living together), kesederajatan (equality atau egalitarianism), sikap

tebuka dalam berpikir, keterampilan sosial (social action), mengembangkan

seluruh potensi manusia, meliputi potensi intelektual, sosial, moral, religius,

ekonomi, potensi kesopanan dan budaya, menghargai pluralitas dan heterogenitas,

menghargai dan menjunjung tinggi keragaman budaya, etnis, suku dan agama.

B. Pendidikan Multikultural di Pesantren Salaf API Tegalrejo

Umumnya, pesantren adalah sebuah lembaga yang memagari dirinya dari

unsur-unsur abangan karena pesantren selalu identik dengan keislaman. Para

santri dengan gaya hidup, perilaku, sistem, nilai dan pandangan hidup yang

berbeda dengan masyarakat awam agama, memandang dirinya terpisah dari kaum

Page 159: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

142

142

abangan. Namun, pesantren API Tegalrejo seolah-olah mendobrak kecenderungan

umum tersebut dan membalikkan anggapan tentang pesantren yang menolak

kesenian tradisional. Pesantren API Tegalrejo justru memeriahkan acara khataman

/akhirussanah dengan ritual yang dalam pandangan umum tidak mencirikan,

bahkan bertentangan dengan ajaran Islam. Sejak didirikannya Pawiyatan Bubaya

Adat tahun 1974, khataman di Tegalrejo selalu menghadirkan kesenian tradisional.

Praktik pendidikan multikultural di Pesantren Salaf API Tegalrejo dapat

diidentifikasi dalam dua hal, yaitu: kegiatan ekstrakurikuler dan peran K.H. Yusuf

Chudlori sebagai pengasuh pesantren.

1. Kegiatan Akhir Tahun Pesantren API Tegalrejo

Adapun rangkaian kegiatan akhir tahun ajaran di pesantren API Tegalrejo

meliputi;

a. Khataman Haflah Akhirussanah

Khataman bagi orang Islam, khususnya kalangan pesantren memang

merupakan momen yang sangat bermakna, semacam ritus peralihan yang sangat

penting. Khataman merupakan ujung dari sebuah proses panjang dalam

menamatkan pembacaan Al-Quran (baik bi an-nadzar alias menyimak ataupun bi

al-ghaib alias menghafal). Mengingat arti penting khataman tersebut, pada

umumnya kaum muslim ingin membuatnya berkesan dengan mengadakan

perayaan.

Page 160: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

143

143

Bagi kalangan pesantren sendiri, khataman adalah sebuah even yang amat

penting. Semangat, energi, ketekunan, dan kerja keras yang telah dijalani baik oleh

sang Kiai maupun santri selama satu tahun memuncak pada satu momen rutin

tahunan yang dinamakan khataman. Dengan khataman itu mereka menyajikan

kepada publik hasil capaian yang telah mereka peroleh selama satu tahun. Selain

sebagai wahana sosialisasi, khataman juga merupakan wujud pertanggungjawaban

dari pesantren kepada publik, khususnya para wali santri.

Khataman adalah simbol bagi para santri yang sudah selesai dalam belajar.

Biasanya acara ini dilaksanakan setiap setahun sekali dengan acara pengajian

agama yang meriah. Akan tetapi berbeda dengan acara khataman di pesantren API

Tegalrejo. Di sana acara khataman biasanya dilaksanakan sepuluh hari dan

dimeriahkan dengan pasar malam dan pertunjukan berbagai kesenian adat budaya

serta diakhiri dengan pengajian akbar.

Pada umumnya, pesantren adalah sebuah lembaga yang memagari dirinya dari

unsur-unsur dengan meminjam istilah kontroversial Geertz, abangan. Para santri

dengan gaya hidup, perilaku, sistem, nilai dan pandangan hidup yang berbeda

dengan masyarakat awam agama, memandang dirinya terpisah dari kaum

abangan.149

Tidak heran jika kesenian tradisional yang umumnya lebih banyak

dijalani orang-orang abangan itu jarang bersentuhan dengan masyarakat pesantren.

149

Clifford Geertz, Agama Jawa: Abangan, Santri, Priyayi Dalam Kebudayaan Jawa,Depok:

Komunitas Bambu, 2014, 255-260.

Page 161: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

144

144

Akan tetapi pesantren API Tegalrejo justru memeriahkan acara khataman

dengan ritual yang dalam pandangan umum tidak mencirikan, bahkan

bertentangan dengan ajaran Islam. Terlebih API Tegalrejo adalah pesantren salaf,

sebuah tipe pesantren yang sangat kokoh memegang tradisi dengan peraturan yang

sangat ketat tanpa mencampurkannya dengan model pendidikan modern. Pada

kenyataannya acara khataman di Pesantren API Tegalrejo justru memasukkan

berbagai budaya Indonesia sebagai event dari khataman tersebut.150

Pandangan stigmatik pesantren terhadap kesenian tradisional banyak

ditemukan pada doktrin kitab-kitab kuning yang biasa menjadi rujukan kalangan

pesantren. Doktrin tentang haramnya alatul malahi (alat-alat musik) di kitab

Sulam al-Taufiq misalnya, begitu kuat menguasai pemahaman orang-orang

kalangan pesantren, sehingga mereka terutama kalangan salaf, tidak bisa

menerima masuknya musik ke pesantren. Alat-alat tersebut diharamkan karena

melalaikan manusia dari Sang Pencipta. Selain itu, perilaku kemaksiatan yang

menghiasi acara-acara kesenian (semisal joget, mabuk, membuka aurat, ndadi atau

lepasnya kesadaran orang karena dirasuki roh halus) juga turut memberikan andil

dalam proses stigmatisasi kalangan pesantren terhadap kesenian.

Banyak di antara para pelaku seni tradisional tersebut juga merupakan orang-

orang yang relatif jauh dari ritual agama Islam, dan karenanya dipandang jauh dari

Islam. Selain itu, orang-orang ini juga dianggap sering melakukan praktik-praktik

150

http://www.desantara.or.id/2013/06, diakses 26 April 2015.

Page 162: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

145

145

yang membawa manusia ke arah syirik atau menyekutukan Tuhan, sebuah dosa

besar yang tidak diampuni. Praktik-praktik tersebut misalnya kepercayaan

terhadap para danyang (roh halus yang biasanya menempati benda tertentu seperi

batu dan pohon) dan kesediaan untuk memberikan sesaji bagi mereka pada

momen-momen tertentu, misalnya ketika hendak panen atau tandur (mulai masa

tanam), termasuk ketika hendak memainkan kesenian tradisional. Sebagaimana

umumnya orang bergaul, kalangan pesantren cenderung untuk menjauhi orang lain

yang tidak senada dan sepaham. Kalangan santri yang merasa dekat dengan agama

merasa tidak sepantasnya bergaul dengan kaum kesenian tradisional yang jauh dari

agama.

Menurut almarhum K.H. Ahmad Muhammad, atau biasa disapa dengan Gus

Muh, Islam ditempatkan berdampingan dengan tradisi masyarakat setempat. Hal

ini membedakan dengan pemahaman tokoh Islam mainstream yang melihat tradisi

Jawa sebagai sesuatu yang rendah di bawah Islam, dan pada akhirnya harus

dipisahkan dari praktik ke-Islaman. Strategi di atas (memasukkan kesenian

tradisional) memiliki “nilai lebih” di masyarakat yaitu berupa kepemimpinan

merakyat sekaligus merawat dan menguatkan aset dari kebudayaan lokal di Jawa

Tengah. Akhirnya banyak pelaku kesenian tradisional yang menjadikan Gus Muh

sebagai pemimpin karena dirinya mampu menjembatani kemajemukan masyarakat

lintas golongan bahkan lintas agama melalui kegiatan seni dan agama.151

151

http://m.nu.or.id/, diakses 27 April 2015

Page 163: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

146

146

Mereka yang selama ini jauh dari acara keagamaan bisa mendekat tanpa

canggung keluar masuk pesantren dan mengikuti acara keagamaan. Sedangkan

para santri tidak kehilangan akar budaya aslinya karena setiap hari diasah dengan

pendidikan keagamaan. Pentas kesenian dan pengajian berlangsung di satu lokasi

yang bergandengan memang tampak janggal. Terlebih bagi mereka yang selalu

menganggap kesenian dan pengajian adalah dunia yang tidak terjembatani.

Namun di Tegalrejo, pengajian dan pentas kesenian di satu lokasi yang

berdekatan sudah berlangsung puluhan tahun. Al Islaamu laa ya‟tii liyuhaddima

maa kaana alaihi al insaan min tsaqofiyyatin wa adabiyatin, (agama Islam tidak

datang untuk menghapus kebudayaan dan peradaban) akan tetapi sebaggai

penyeimbang antara syariat Allah dan adat masyarakat. Ibarat gelas berisi air najis,

maka jangan dibuang gelasnya, namun cukup airnya yang dibuang lalu gelasnya

dicuci. Maka adat masyarakat yang sesuai dengan spirit agama dipertahankan dan

yang tidak sesuai, maka diluruskan bukan untuk dijauhi.152

Itulah yang selalu terjadi pada setiap acara akhirussanah (khataman) di

Pesantren Asrama Perguruan Islam (API) Tegalrejo Magelang Jawa Tengah.

Selain pengajian umum sebagaimana biasa diadakan pesantren lain, Ponpes API

Tegalrejo juga menyelenggarakan pagelaran kesenian yang diberi tajuk Pawiyatan

Budaya Adat (PBA) untuk memeriahkan acara khataman. Menurut alm. K.H.

Ahmad Muhammad (tokoh kunci di balik berdiri dan bertahannya PBA), banyak

152

Hasil wawancara dengan ustadz Ali Mustofa

Page 164: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

147

147

sekali pihak yang menentang PBA pada awalnya, bahkan ada yang menuduhnya

telah keluar dari jalan Islam.Tantangan semacam itu tidak hanya datang dari

kalangan yang selama ini dianggap sebagai Islam modernis, tetapi juga dari

kalangan Islam tradisionalis sendiri.

Variasi nilai multikulturalisme banyak ditemukan dalam even akhirussanah di

Pesantren Salaf API Tegalrejo yang mencakup; kehidupan bersama (living

together), kesederajatan (equality atau egalitarianism), menghilangkan

ketidakadilan dan perbedaan status sosial, menghargai perbedaan kemampuan,

menghargai perbedaan umur, hidup dalam perbedaaan, sikap saling percaya

(mutual trust), sikap saling pengertian (mutual understanding), saling menghargai

(mutual respect), sikap apresiatif, menghargai keberagaman inklusif dan

keterampilan sosial (social action). Menghargai pluralitas dan heterogenitas, serta

menjunjung tinggi keragaman budaya, etnis, suku dan agama.

b. Pawiyatan Budaya Adat (PBA) Pesantren API Tegalrejo

Pawiyatan Budaya Adat (PBA) adalah rangkaian kagiatan budaya dalam

rangka untuk memeriahkan acara khataman akhirussanah di Pesantren API

Tegalrejo Magelang. PBA berdiri sejak tahun 1974 dan selalu ikut andil dalam

memeriahkan acara khataman akhirussanah di pesantren API Tegalrejo Magelang.

Pesantren API Tegalrejo identik dengan PBA dan PBA menjadi ikon khataman

akhirussanah di pesantren API Tegalrejo.

Page 165: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

148

148

Pada umumnya pesantren zaman dulu selalu didirikan oleh keturunan kiai.

Tetapi Pesantren API Tegalrejo didirikan oleh seorang priyayi Jawa yang

membuat pesantren ini menjadi salah satu di antara pesantren terbesar di Jawa

Tengah. Latar belakang Kiai Chudlori (muassis API Tegalrejo) adalah berasal dari

keluarga priyayi Jawa. Kiai Chudlori nyempal dari keluarga, karena hanya dia

yang nyantri sementara saudara lainnya bersekolah untuk kemudian menjadi

pegawai negeri. Dengan latar belakang keluarga seperti itu dia bisa memahami

kultur Jawa, dan dia sadar bahwa beliau hidup di tanah Jawa.153

Selain latar

belakang individual seperti itu, pesantren ini didirikan di tengah-tengah

masyarakat penganut kejawen. Pesantren ini memainkan peran yang sangat berarti

dalam proses santrinisasi daerah sekitarnya. Dan untuk menjalankan peran

tersebut, pesantren API Tegalrejo berusaha untuk menerima budaya lokal

daripada menentangnya.

Jauh sebelum ada fetival tahunan itu, Pesantren Tegalrejo memang telah

dikenal sebagai pesantren yang dekat dengan kesenian. Pendiri pesantren ini, yakni

K.H. Chudlori yang akrab disapa Kiai Chudlori dikisahkan, bahwa suatu hari Kiai

Chudlori didatangi perwakilan masyarakat di daerah Tegalrejo yang sedang

berselisih berebut uang kas desa yang jumlahnya tidak terlalu banyak. Satu

kelompok menghendaki uang itu digunakan untuk memperbaiki masjid, sementara

kelompok lain menghendaki agar uang tersebut digunakan untuk membeli

153

http://thepenguinus.blogdetik.com/2013/05/16. diakses 29 April 2015

Page 166: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

149

149

gamelan. Karena perselisihan di antara keduanya tidak terselesaikan, mereka pun

memutuskan untuk membawa persoalan tersebut ke Kiai Chudlori.

Di luar dugaan, Kiai Chudlori justru menganjurkan agar uang tersebut

digunakan untuk membeli gamelan. Alasannya, yang penting masyarakat bisa

rukun dan guyub. Kalau masyarakat sudah rukun dan guyub, nanti masjid pasti

akan berdiri dengan sendirinya. Maka setelah masyarakat tersebut rukun dan

guyub, mereka mengadakan iuran untuk membangun masjid. Barangkali semacam

inilah apa yang dimaksudkan dengan cultural broker oleh Clifford Geertz.154

Bagi masyarakat Jawa yang bukan kalangan santri, kiai merupakan sosok

penting di masyarakat yang menjadi rujukan setiap kali mereka menghadapi

persoalan, baik persoalan individu maupun persoalan kolektif. Dalam hal ini Kiai

Chudlori berperan sebagai pengadilan yang keputusannya mengikat dan harus

ditaati oleh kedua belah pihak. Dari sanalah muncul benang merah antara kesenian

dan pondok. Orang-orang kesenian merasa terayomi oleh Kiai Chudlori. Mereka

mendekat, lalu muncullah partisipasi mereka untuk pesantren, khususnya ketika

khataman. Sesuai dengan kemampuan mereka, peran serta mereka adalah bermain

pentas kethoprak, jathilan, dan sebagainya.

Almarhum K.H. Ahmad Muhammad155

adalah sosok kunci dalam

penyelenggaraan PBA. Dia adalah putra kedua Kiai Chudlori yang mendirikan

154

Clifford Geertz, Agama Jawa ..., 287. 155

Hasil observasi, rumah alm. Gus Muh penuh dengan hiasan-hiasan: patung buto, wayang,

gunungan, topeng buto, dan lain-lain.

Page 167: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

150

150

PBA. Dia juga memiliki kebiasaan unik, yakni jika diundang ceramah di suatu

desa biasanya dia meminta tanggapan jathilan. Setelah pelaksanaan festival tahun

1979, banyak permintaan kepada K.H. Ahmad Muhammad dari desa-desa kejawen

agar beliau memberikan pengajian di desa mereka. Bahkan masyarakat beberapa

desa memintanya untuk membantu mendirikan masjid di desa mereka. Karena

pengaruh positif semacam itu, suara-suara yang menentang metode dakwah K.H.

Ahmad Muhammad di kalangan para kiai mulai menghilang.156

Sejak itu,

khataman di Pesantren Tegalrejo dikenal luas bukan saja sebagai acara

keagamaan, tapi juga sebagai festival berbagai macam pertunjukkan kesenian

rakyat Jawa. Mengenai kesenian tradisional ini beliau menjelaskan:

“Masih banyak orang yang heran mengapa saya mengundang begitu banyak

rombongan jatilan untuk acara khataman. Ya, saya harus mengakui bahwa

saya adalah kiai jatilan. Tapi silahkan, lihat dalam kitab ini (Beliau menunjuk

sebuah kitab berbahasa Arab Al-Hakim karangan Ibn „Atha‟illah). Maksiat

yang akhirnya menyebabkan orang-orang menjadi taat jauh lebih baik dari taat

yang dibarengi dengan kesombongan dan menyebabkan seorang takabur. Bagi

manusia, takabur merupakan sifat yang buruk, tetapi bagi Tuhan yang Maha

tak terbatas, kesombongan merupakan salah satu sifat-Nya. Oleh karena itu,

janganlah sekali-kali pernah berharap bahwa hanya kita yang sekarang menjalankan salat lima waktu dalam sehari ditakdirkan masuk surga. Mereka

yang sekarang sedang bermain jatilan pun mungkin juga ditakdirkan masuk

surga, dan kita mungkin dilemparkan ke dalam neraka, karena penuh dengan

ketakaburan. Saya ingin mengatakan kepada saudara mengenai persoalan ini.

Jauh lebih baik mereka menggunakan uang untuk jatilan daripada untuk

taruhan. Selain itu, jika mereka bermain di halaman pesantren, siapa tahu hati

mereka akan lebih dekat dengan pesantren? Tahukah saudara sekalian, bahwa

kebanyakan pemain jatilan yang saya undang beberapa tahun yang lalu

sekarang menjadi santri? Oleh karena itu, jangan sekali-kali mengecam orang

156

http://m.nu.or.id/, diakses 27 April 2015.

Page 168: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

151

151

lain, tetapi bedoalah kepada Allah. Semoga saudara-saudara kita suatu hari

kelak menjadi Muslim yang baik.”157

Biasanya almarhum berpesan kepada para pemain jatilan, “Bermainlah jatilan

sesuka kamu, tapi janganlah kamu melupakan salat!” Kenyataan ini menunjukkan

betapa harmonisnya hubungan antara Pesantren Tegalrejo dengan masyarakat

sekitar. Dan kehidupan seperti ini memperlihatkan contoh yang jelas, betapa

kelirunya memandang kebudayaan santri sebagai sesuatu yang selalu bertentangan

dengan kebudayaan Jawa asli sebagaimana penelitian Geertz.

Kesenian rakyat Jawa semacam ini tidak lazim dalam rangka perayaan di

pesantren sebagaimana dikemukakan oleh Geertz bahwa kesenian dikaitkan

dengan kelompok abangan.158

Namun, di pesantren API Tegalrejo, pesantrenlah

yang dianggap sebagai pelindung kebudayaan rakyat Jawa. Oleh karena itu, bagi

desa-desa di sekitar Tegalrejo sudah menjadi kebiasaan masyarakatnya, yaitu

belajar bermain jatilan di halaman musholla setelah menjalankan shalat dzuhur

berjama‟ah. Hingga saat ini acara Pawiyatan Budaya Adat di pesantren API

Tegalrejo diteruskan oleh kedua putra almarhum yaitu H. Asyfaq Ubayyu Azji dan

H. Asbiq Fasyarizaz.

Sebagai sebuah perhelatan yang sangat besar, merupakan fakta menarik

bahwa acara PBA ini tidak didukung oleh sponsor manapun. Sebagai gambaran,

pentas kesenian yang berlangsung selama sepuluh hari tersebut diikuti oleh kurang

157

http://esscocom.blogspot.com/2012/12/essalavi-country.html, diakses 30 April 2015 158

Clifford Geertz, Agama Jawa ...., 417-423.

Page 169: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

152

152

lebih 200 komunitas seniman. Mengambil beberapa tempat sebagai titik

keramaian, seperti halaman rumah almarhum Gus Muh dan lapangan, pentas seni

berlangsung terus-menerus. Malam terakhir sebelum pengajian, dilangsungkan

karnaval yang diikuti 150 kelompok kesenian. Menurut Ali Mustofa, keseluruhan

acara tersebut didanai oleh keluarga kiai hingga mencapai miliaran rupiah. Tidak

ada satupun pendanaan dari pihak luar, baik dari pesantren, wali santri,maupun

sponsor.

Selain kesenian tradisional, pesantren API Tegalrejo juga menyelenggarakan

pentas musik modern. Adapun yang bertanggung jawab dalam penyelenggaran

kesenian modern adalah K.H. Abdurrahman Yusuf Chudlori. Grup band nasional

yang pernah dihadirkan dalam rangka akhirussanah pesantren API Tegalrejo di

antaranya Jikustik, Gigi, Sheila on 7 dan lain-lain. Pada perayaan haflah

akhirussanah bulan Mei 2015 lalu, beliau menghadirkan grup band d‟Masiv.

Adapun nilai-nilai multikulturalisme yang muncul dalam Pawiyatan Budaya

Adat (PBA) yaitu kehidupan bersama (living together), kesederajatan (equality

atau egalitarianism), menghargai perbedaan kemampuan, perbedaan umur serta

hidup dalam perbedaaan. Menumbuhkan sikap saling percaya (mutual trust), sikap

saling pengertian (mutual understanding), saling menghargai (mutual respect),

sikap apresiatif dan interdependensi. Menghargai keberagaman inklusif, pluralitas,

heterogenitas, keterampilan sosial (social action) dan menjunjung tinggi

keragaman budaya, etnis dan suku.

Page 170: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

153

153

2. Peran K.H. Abdurrahman Yusuf Chudlori dalam Pendidikan

Multikultural

Di tengah-tengah masyarakat, dia lebih dikenal dengan sebutan khas kaum

pesantren, yakni Gus Yusuf. Sebutan ini didasarkan pada latar belakang dia yang

merupakan salah satu putra almarhum K.H Chudlori (w.1977), pendiri (muasis)

Ponpes Asrama Perguruan Islam Tegalrejo Magelang. Gus Yusuf yang lahir di

Magelang pada 9 Juli 1973 ini sangat terkenal sebagai kiai muda yang dekat

dengan berbagai kalangan. Selain menyukai musik, dia juga tidak asing dengan

para pegiat kebudayaan, sastra dan kesenian yang lain. Hal ini dikarenakan selain

beliau mengasuh pesantren dan memberikan hikmah-hikmah keagamaan kepada

masyarakat di berbagai majlis ta‟lim, dia juga meluangkan waktu mencurahkan

tenaga dan pikirannya untuk perjuangan sosial-kemasyarakatan.

Diantara perjuangan sosial-kemasyarakatan yang digeluti oleh dia adalah

mengelola komunitas kesenian-kesenian tradisional yang ada di Kabupaten

Magelang, penasehat organisasi Komunitas Gerakan Anti Narkoba dan Zat Adiktif

(KOMGANAZ) Kabupaten Magelang, mengelola radio komunitas Fast-FM yang

menyiarkan program-program populis untuk memenuhi kebutuhan masyarakat,

mulai dari kajian keagamaan, mujahadah, berita-berita aktual, konsultasi

kesehatan, bincang bisnis, infotainment, dan lain sebagainya.

Meskipun Gus Yusuf berlatar belakang pendidikan pesantren tapi dia sangat

dekat dengan para aktifis muda dan aktifis mahasiswa yang berlatar belakang

Page 171: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

154

154

pendidikan formal. Kedekatan ini dapat terjalin karena Gus Yusuf adalah kiai yang

terbuka (egaliter) untuk berdiskusi dengan kalangan aktifis muda sebagai upaya

mengurai problematika yang selalu berkembang seiring dengan lajunya zaman.159

Aktifitas Gus Yusuf dengan kalangan muda dan mahasiswa diantaranya dapat

dilihat dari seringnya dia terlibat dalam forum-forum diskusi kaum muda NU Jawa

Tengah, bahkan dia adalah salah satu penggagas dari forum-forum diskusi di

kalangan kaum muda NU tersebut. Dalam jumlah yang tidak terhitung, dia juga

sering menjadi narasumber seminar, talk show, dan bentuk diskusi lainnya mulai

dari tingkat lokal, nasional sampai tingkat internasional, terutama dalam forum-

forum diskusi yang mengangkat tema seputar pluralisme, toleransi antar umat

beragama, kebudayaan, tasawuf, dan peneguhan nilai-nilai kebangsaan.

Selain itu, dia juga sangat menyukai pada persoalan kebudayaan.

Kedekatannya dengan kalangan budayawan seperti Gus Mus, Cak Nun, Romo

Kirjito, Tanto Mendut, Slamet Gundono dan banyak lagi yang lain merupakan

bukti dari kecintaannya terhadap dunia kebudayaan. Kecintaannya dengan dunia

kebudayaan tersebut juga menjadi pilihan metode dakwah keagamaan dia, yakni

berdakwah dengan pendekatan ala Sunan Kalijaga.

Menurut Gus Yusuf, budaya ibarat wadah, terserah mau diisi apa. Contohnya

halal bihalal adalah budaya melayu (Indonesia, Malaysia). Budaya halal bihalal

tidak terdapat di negeri arab. Pelaksanaan halal bihalal kalau hanya untuk pamer

159

http://pphmbulu.blogspot.com/2013/03, diakses 25 April 2015.

Page 172: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

155

155

status- yang miskin duduk di barisan belakang, dan yang kaya duduk di depan-

maka halal bihalal menjadi fasid, bukan menjadi ibadah silaturahim.160

Nilai-nilai multikulturalisme yang ditemukan dalam peran K.H. Yusuf

Chudlori selaku pengasuh pesantren Salaf API Tegalrejo antara lain; kehidupan

bersama (living together), kesederajatan (equality atau egalitarianism), sensitif

gender, kritis terhadap ketidakadilan dan perbedaan status sosial, sikap anti

diskriminasi etnik, menghargai perbedaan kemampuan, menghargai perbedaan

umur, hidup dalam perbedaaan, sikap saling percaya (mutual trust), sikap saling

pengertian (mutual understanding), saling menghargai (mutual respect), sikap

tebuka dalam berpikir, sikap apresiatif dan interdependensi, Resolusi konflik,

rekonsiliasi nirkekerasan, keberagaman inklusif, menghargai keragaman bahasa,

keterampilan sosial (social action), mengembangkan seluruh potensi manusia,

meliputi potensi intelektual, sosial, moral, religius, ekonomi, potensi kesopanan

dan budaya, menghargai pluralitas dan heterogenitas, menghargai dan menjunjung

tinggi keragaman budaya, etnis, suku dan agama.

160

Hasil wawancara dengan K.H. Abdurrohman Yusuf Chudlori.

Page 173: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

156

156

BAB V

PENUTUP

A. SIMPULAN

Pertama, pendidikan liberal adalah pendidikan demokrasi yang mengharuskan

setiap warga mengetahui nilai-nilai kemanusiaan, pengembangan masyarakat

dengan pelatihan manajemen dan kewiraswastaan, membentuk gagasan sekolah

unggulan, gagasan link and match, gerakan pemapanan behavioral dalam kegiatan

belajar, memisahkan pendidikan dari politik, menyesuaikan pendidikan dengan

keadaan sosial, ekonomi dan politik di luar dunia pendidikan. Reformasi

pendidikan dengan membangun kelas dan fasilitas baru, memoderenkan sarana

dan prasarana sekolah, menyehatkan rasio murid-guru dan meningkatkan

metodologi pengajaran dan pelatihan. Menjadikan etika, kreativitas dan need for

achievment adalah sebagai penentu perubahan sosial, mengajarkan kebiasaan-

kebiasaan, gagasan-gagasan dan teknik-teknik yang diperlukan untuk meneruskan

mendidik diri sendiri serta mengharuskan belajar seumur hidup, bercirikan dialog

dan mengajarkan materi kurikulum liberal arts.

Pendidikan liberal di Pondok Modern Darussalam Gontor mencakup

pemberdayaan peserta didik dengan pengetahuan dan wawasan yang luas,

mengajarkan kebenaran moral dan kebenaran intelektual serta mengembangkan

potensi peserta didik untuk memiliki kekuatan spiritual, pengendalian diri,

Page 174: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

157

157

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia dan ketrampilan yang bersifat bebas dan

terbuka. Kurikulum pendidikan liberal diajarkan di KMI Gontor yang mencakup

semua dasar ilmu sejarah, sosial, sastra, tata bahasa arab dan inggris, mantiq,

berhitung, ilmu alam, ilmu hayat, geometri dan sebagainya.

Pendidikan liberal di pesantren API Tegalrejo terdapat di dalam SMK

Syubbanul Wathon dan PARTNER (Pesantren Entrepeneur) Tegalrejo. Pendidikan

liberal tersebut mencakup penyesuaian pendidikan dengan keadaan sosial,

ekonomi dan politik di luar dunia pendidikan, membentuk sekolah unggulan dan

implementasi konsep link and match. Mendidik siswa untuk memiliki kekuatan

spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia dan

reformasi pendidikan dengan membangun kelas dan fasilitas baru serta

memoderenkan sarana dan prasarana sekolah.

Kedua pendidikan multikultural adalah pendidikan tentang kehidupan

bersama (living together), kesederajatan (equality atau egalitarianism), sensitif

gender, kritis terhadap ketidakadilan dan perbedaan status sosial, sikap anti

deskriminasi etnik, menghargai perbedaan kemampuan, menghargai perbedaan

umur dan hidup dalam perbedaaan. Menumbuhkan sikap saling percaya (mutual

trust), sikap saling pengertian (mutual understanding), saling menghargai (mutual

respect), sikap tebuka dalam berpikir, sikap apresiatif dan interdependensi.

Resolusi konflik, resolusi nirkekerasan, keberagaman inklusif, menghargai

Page 175: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

158

158

keragaman bahasa, keterampilan sosial (social action), menghargai pluralitas dan

heterogenitas serta menjunjung tinggi keragaman budaya, etnis, suku dan agama.

Pendidikan multikultural di Pondok Modern Gontor adalah mencakup

kehidupan bersama (living together), kesederajatan (equality atau egalitarianism)

dan menghilangkan perbedaan status sosial dengan saling pengertian (mutual

understanding), saling menghargai (mutual respect) dan hidup dalam perbedaan.

Anti diskriminasi etnik, menghargai perbedaan kemampuan, perbedaan umur,

perbedaan etnis serta menjunjung tinggi keragaman budaya, etnis dan suku.

Pendidikan multikultural di Pesantren Salaf API Tegalrejo mencakup

kehidupan bersama (living together), kesederajatan (equality atau egalitarianism)

dan menghilangkan perbedaan status sosial. Anti diskriminasi etnik, menghargai

perbedaan kemampuan, perbedaan umur dan perbedaan etnis. Resolusi konflik,

resolusi nirkekerasan, menghargai pluralitas, heterogenitas, keberagaman inklusif,

menjunjung tinggi keragaman budaya, etnis, suku dan agama serta keterampilan

sosial (social action).

Ketiga, K.H. Abdullah Syukri, M.A. sebagai pengasuh pondok mempunyai

peranan penting dalam praktik pendidikan liberal dan multikultural di Pondok

Modern Gontor. Demikian juga K.H. Yusuf Chudlori sebagai pengasuh Pesantren

API Tegalrejo juga sangat berperan di dalam praktik pendidikan liberal dan

multikultural di pesantren API Tegalrejo.

Page 176: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

159

159

PENDIDIKAN LIBERAL DI PONDOK PESANTREN

Konsep

Pendidikan Liberal

Pendidikan Liberal

Pondok Modern Gontor

Pendidikan Liberal

Pondok API Tegalrejo

1.Pendidikan demokrasi yang

mengharuskan setiap warga

mengetahui nilai-nilai kema-

nusiaan.

2.Pengembangan masyarakat

dengan pelatihan manajemen

dan kewiraswastaan.

3.Membentuk gagasan sekolah

unggulan dan link and match.

4.Meningkatkan metodologi

pengajaran dan pelatihan.

5.Gerakan pemapanan behavi-

oral dalam kegiatan belajar.

6. Memisahkan pendidikan dari

politik.

7.Menyesuaikan pendidikan

dengan keadaan sosial, eko-

nomi dan politik di luar dunia

pendidikan.

8.Reformasi pendidikan dengan

membangun kelas/fasilitas baru.

9.Memoderenkan sarana dan

prasarana sekolah

10.Menyehatkan rasio murid-

guru

11.Menjadikan etika, kreativitas

dan need for achievment sebagai

penentu perubahan sosial

12.Mengajarkan kebiasaan, ga-

gasan dan teknik untuk

mendidik diri sendiri dan belajar

seumur hidup

13. Bercirikan dialog dan meng-

ajarkan materi kurikulum

liberal arts.

1.Memberdayakan peserta didik

dengan pengetahuan dan

wawasan yang luas

2.Mengajarkan kebenaran moral

dan kebenaran intelektual

3.Mengembangkan potensi pe-

serta didik untuk memiliki

kekuatan spiritual, pengendalian

diri, kepribadian, kecerdasan,

akhlak mulia dan ketrampilan

yang bersifat bebas dan terbuka.

4.Kurikulum yang diajarkan

mencakup semua dasar ilmu

sejarah, sosial, sastra, tata

bahasa arab dan inggris, mantiq,

berhitung, ilmu alam, ilmu

hayat, geometri dan sebagainya.

1.Menyesuaian dengan keadaan

sosial, ekonomi dan politik di

luar dunia pendidikan

2.Membentuk sekolah unggulan

3.Implementasi konsep link and

match

4.Mendidik siswa untuk memili-

ki kekuatan spiritual, pengenda-

lian diri, kepribadian, kecerdas-

an dan akhlak mulia

5.Reformasi pendidikan dengan

membangun kelas dan fasilitas

baru serta memoderenkan sara-

na dan prasarana sekolah.

Page 177: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

160

160

PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DI PONDOK PESANTREN

Konsep

Pendidikan Multikultural

Pendidikan Multikultural

Pondok Modern Gontor

Pendidikan Multikultural

Pondok API Tegalrejo

1.Pendidikan tentang kehidupan

bersama dan kesederajatan

2.Kritis terhadap ketidakadilan

dan perbedaan status sosial

3.Sikap anti deskriminasi etnik,

4.Menghargai perbedaan

kemampuan, perbedaan umur

dan hidup dalam perbedaaan.

5.Menumbuhkan sikap saling

percaya, saling pengertian,

saling menghargai

6.Sikap terbuka dalam berpikir,

apresiatif dan interdependensi.

7.Resolusi konflik dan resolusi

nirkekerasan

8.Keberagaman inklusif, meng-

hargai keragaman bahasa dan

keterampilan sosial.

9.Menghargai pluralitas dan

heterogenitas

10.Menjunjung tinggi keragam-

an budaya, etnis, suku dan

agama.

11. Sensitif gender

1.Kehidupan bersama (living

together) dengan kesederajatan

(equality atau egalitarianism )

2.Menghilangkan perbedaan

status sosial

3. Menghargai perbedaan ke-

mampuan, perbedaan umur dan

perbedaan etnis

4.Hidup dalam perbedaan dan

anti diskriminasi etnik

5.Saling pengertian (mutual

understanding), saling meng-

hargai (mutual respect) dan

saling percaya (mutual trust)

6.Menjunjung tinggi keragaman

budaya, etnis dan suku.

7.Keterampilan sosial (social

action)

1.Kehidupan bersama (living

together), dengan kesederajatan

(equality atau egalitarianism)

2.Menghilangkan perbedaan

status sosial.

3.Menghargai perbedaan ke-

mampuan, perbedaan umur dan

perbedaan etnis.

4.Resolusi konflik dan resolusi

nirkekerasan

5.Menghargai pluralitas, hetero-

genitas, keberagaman inklusif

6.Menjunjung tinggi keragaman

budaya, etnis dan agama

7.Keterampilan sosial (social

action).

8.Menghargai pluralitas dan

heterogenitas

Page 178: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

161

161

B. SARAN

Konsep pendidikan liberal dan pendidikan multikultural agar dikaji ulang oleh

para pendidik kalangan pesantren agar tidak salah faham dan berprasangka buruk

terhadap pengertian pendidikan liberal dan multikultural. Dengan demikian

praktik keduanya bisa dilaksanakan demi terwujudnya generasi muslim yang

berwawasan luas, inklusif dan egaliter untuk bisa bekerja sama dengan sesama.

C. KATA PENUTUP

Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah Yang Maha Pengasih dan

Penyayang, serta kerja keras dari penulis, akhirnya penulis dapat menyelesaikan

tesis yang berjudul “PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN

MULTIKULTURAL DI PONDOK PESANTREN (STUDI KASUS DI

PONDOK MODERN GONTOR DAN PESANTREN SALAF API

TEGALREJO)” ini. Semua ini tidak lain hanyalah karunia dan hidayah dari

Allah Swt semata. Dalam penyelesaian tesis ini, penulis selalu menekankan

kesederhanaan dalam bahasa yang digunakan maupun cara berfikir dalam

menganalisanya. Namun, mengingat kemampuan penulis yang terbatas maka bila

ada kesalahan dan kekurangan dalam penulisan, penggunaan bahasa maupun

analisisnya penulis mohon maaf.

Selanjutnya, penulis mengharapkan bimbingan, kritik, dan saran yang

membangun dari pembaca. Akhirnya ijinkan penulis mengucapkan terima kasih

Page 179: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

162

162

yang tak terhingga kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan serta

bantuan moril maupun materiil, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan

tesis ini. Teriring doa, semoga tesis ini dapat bermanfaat, khususnya bagi diri

penulis dan pembaca pada umumnya.

Dan akhir kata dengan ikhlas penulis mempersembahkan tesis ini untuk

almamater tercinta yaitu IAIN (Institut Agama Islam Negeri) Salatiga mudah-

mudahan bermanfaat Amiin…

Page 180: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

163

163

DAFTAR PUSTAKA

Achmadi. Ideologi Pendidikan Islam, Paradigma Humanisme Teosentris.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005.

Aly, Abdullah. Pendidikan Islam Multikultural di Pesantren: Telaah terhadap

Kurikulum Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam Surakarta. Disertasi

UIN Yogya tahun 2009.

Aly, Abdullah. Pendidikan Islam Multikultural di Pesantren. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, Cetakan I, 2011.

Arifin, Anwar. Memahami Paradigma Baru Pendidikan Nasional Dalam Undang-

undang SisDiknas. Jakarta: Dirjen Kelembagaan Agama Islam, 2003.

Azra, Azyumardi. “Surau di Tengah Krisis Pesantren dalam Perspektif Masyarakat”

dalam M. Dawam Rahardjo, (ed), Pergulatan Dunia Pesantren : Membangun

Dari Bawa. Jakarta: P3M, 1985.

Baidhawy, Zakiyuddin. Pendidikan Agama Berwawasan Multikultural. Jakarta:

Erlangga, 2005.

Banks, James A. Teaching Strategies for Sosial Studies: Inquary, Valuing, and

Decision Making. Addison-Wesley Publishing Company: 1977.

Cahn, Steven M. Pendidikan Liberal Berbasis Sekolah. Yogyakarta: Kreasi Wacana,

2002.

Departemen Agama RI. Al-Qur‟an dan Terjemahnya. Bandung: Syaamil Al-Quran,

2009.

Departemen Agama RI. Al-Qur‟an dan Terjemahnya. Jakarta: Proyek Pengadaan

Kitab Suci Al-Qur‟an Depag RI, 1983.

Page 181: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

164

164

Dhofier, Zamakhsyari. Tradisi Pesantren Studi Tentang Pandangan Hidup Kiai.

Jakarta: LP3S, 1983.

Faijah, Nur. Pengaruh Qiyam al-lail Terhadap Kecerdasan Spiritual Santri Asrama

Perguruan Islam (API) Pondok Pesantren Salaf Tegalrejo Magelang. Skripsi

Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga, 2009.

Fakih, Mansour. Kata Pengantar dalam O‟Neill, William F. Ideologi-ideologi

Pendidikan. cet. kedua, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008.

Freire, Paulo dkk. Menggugat Pendidikan. Fundamentalis, Konservatif, Liberal,

Anarkis. Jogjakarta: Pustaka Pelajar, cet. IV, 2003.

Geertz, Clifford. Agama Jawa: Abangan, Santri, Priyayi Dalam Kebudayaan Jawa.

Depok: Komunitas Bambu, 2014.

H.S., Mastuki dan M. Ishom El-Saha. Intelektualisme Pesantren. Jakarta: Diva

Pustaka, 2006.

Haedar, Amin. Panorama Pesantren Dalam Cakrawala Modern. Jakarta: Diva

Pustaka, 2004.

http://esscocom.blogspot.com/2012/12/essalavi-country.html, diakses 30 April 2015.

http://m.nu.or.id/, diakses 27 April 2015.

http://m.nu.or.id/, diakses 27 April 2015.

http://partnerindonesia.com/?p=102, diakses Selasa, 23 Juni 2015.

http://pphmbulu.blogspot.com/2013/03, diakses 25 April 2015.

http://thepenguinus.blogdetik.com/2013/05/16. diakses 29 April 2015.

http://wardun.tripod.com, diakses tanggal 1 Mei 2015.

http://www.desantara.or.id/2013/06, diakses 26 April 2015.

http://www.ditext.com/adler/wle.html, diakses tanggal 23 April 2015.

Page 182: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

165

165

http://www.salaf.id.ai/sejarah-pondok-pesantren-salaf-tegalrejo.

http://www.smksw.sch.id/profil-sekolah, diakes Selasa, 23 Juni 2015.

http:\ideologi\epistemologi-rasionalisme-rene,htm, diakses tanggal 23 April 2015

Junaidi, Mahfud dan Rikza Chamami. “Toward Liberal Islamic Education”, Jurnal

Edukasi. Volume I, Th.X (Desember 2002).

Jurnal Edukasi. Pendidikan Islam Liberal, Volume I, Th.X/Desember/2002.

Karel A. Steenbrink. Pesantren, Madrasah Sekolah: Pendidikan Dalam Kurun Waktu

Modern. Jakarta: LP3ES, 1994.

Kurzman, Charles. ”Liberal Islam: Prospects and Challenges”, MERIA Journal, Vol.

2 No. 2, (Maret) 1998.

Kurzman, Charles. Liberal Islam: A Source-Book. New York: Oxford University

Press, Islamic Liberal, 1988.

Madjid, Nurcholish. Bilik-bilik Pesantren. Jakarta: Paramadina, 1997.

Mahfud, Choirul. Pendidikan Multikultural. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, Cet. VI,

2013.

Marzuki. Tipologi Perubahan dan Model Pendidikan Multikultural Pesantren Salaf,

[Experiment/Research],http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/2641/lumbungpustaka

/, 2010.

Mastuhu. Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren. Jakarta: Inis, 1994.

Moleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005.

Muarif. Liberalisasi Pendidikan Menggadaikan Kecerdasan Kehidupan Bangsa. cet.

1, Jakarta: Pinus Book Publisher, 2008.

Muhaimin. Wacana Pengembangan Pendidikan Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

2003.

Page 183: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

166

166

Muhdhor, Atabik Ali Ahmad Zuhdi. Kamus Bahasa Arab Kontemporer. Yogyakarta:

Multi Karya Grafika, 2003.

Nafis, Muhammad Muntahibun. ”Pesantren dan Pluralisme: Upaya Modernisasi

Pendidikan Pesantren Menuju Masyarakat Madani”, Insania,Volume 13,

Nomor 2 (Mei-Ags 2008).

Nasution, S. Metode Research. Jakarta: Bumi Aksara, 2011.

Nawawi, Hamdan. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada

University Press, 1995.

O‟Neill, William F,. Ideologi-ideologi Pendidikan. cet. kedua, Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2008.

Prasodjo, Sudjono. Profil Pesantren. Jakarta: LP3S, 1982.

Rahman, Arif. Politik Ideology Pendidikan. Yogyakarta: Laksbang mediatama, 2009.

Rizal, Ahmad Syamsu.”Pendidikan Nilai Secara Active-Learning Dalam Tradisi

Pondok Pesantren”, Jurnal Pendidikan Agama Islam Ta‟lim, Volume 10,

Nomor 1 (2012).

Rizal, Ahmad Syamsu.”Transformasi Corak Edukasi Dalam Sistem Pendidikan

Pesantren, Dari Pola Tradisi Ke Pola Modern”, Jurnal Pendidikan Agama

Islam Ta‟lim, Volume 9, Nomor 2 (2011).

Rosidi, Ajip. Kiai Hamam Dja`far dan Pondok Pabelan. Jakarta: PT Dunia Pustaka

Jaya, 2008.

Sarjono, dkk. Panduan Penulisan Skripsi. Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Agama

Islam Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2004.

Solichin, Mohammad Muchlis. ”Modernisasi Pendidikan Pesantren”, Tadrîs, Volume

6, Nomor 1 (Juni 2011).

Page 184: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

167

167

Soyomukti, Nurani. Teori-Teori Pendidikan: Tradisional, Neo-Liberal, Marxis-

Sosialis, Postmodern. Yogyakarta: Ar-Ruz Media, Cetakan I, 2010.

Sudrajat, dan M. Subana. Dasar-dasar Penelitian Ilmiah. Bandung: Pustaka Setia,

2001.

Sugiharto, Bambang. Humanisme dan Humaniora. Yogyakarta: Jalasutra, 2008.

Sukmadinata, Nana Syaodih. Metode Penelitian Pendidikan. cet. IX, Bandung:

Remaja Rosdakarya, 2013.

Sulaiman, Tasirun. Wisdom of Gontor. Bandung: Mizania, Cetakan I,2009.

Suparlan, Parsudi. “Menuju Masyarakat Multikultural”, Jurnal Antropologi

Indonesia, Juli 2002.

Suparta, Mundzier dan Amin Haedari (editor). Manajemen Pondok Pesantren.

Jakarta: Depag, 2003.

Ta‟rifin, Ahmad dkk. ”Formalisasi dan Transformasi Pendidikan Pesantren”, Jurnal

Penelitian, P3M STAIN Pekalongan, Volume 5, Nomor 2 (Nopember 2008).

Tilaar, H.A.R,. Multikulturalisme, Tantangan Global Masa Depan. Jakarta: Grasindo,

2004.

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai

Pustaka, 2007.

Tim Penyusun Kamus. Kamus Besar Bahasa Indonesia. cet. kedua, edisi ke-III,

Jakarta : Balai Pustaka, 2005.

Tim Penyusun. Buku Panduan Musyawarah Kerja OPPM Darussalam Gontor.

Ponorogo: Sekretariat OPPM, 2014.

Tim Penyusun. Diktat, Bekal Dai Ramadhan. Tegalrejo: Pesantren API Tegalrejo,

2015.

Page 185: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

168

168

Tim Redaksi. Diktat Khutbatul Iftitah Pekan Perkenalan Pondok Modern

Darussalam Gontor. Ponorogo: Darussalam Press, tt.

Tim Redaksi. Serba-serbi Singkat Tentang Pondok Modern Darussalam Gontor.

Untuk Pekan Perkenalan Tingkat Dua. Ponorogo: Darussalam Press, 1997.

Tim Redaksi. UNIDA, University of Darussalam. Ponorogo: Darussalam Press, 2014.

Tim Redaksi. WARDUN GONTOR. Ponorogo: Darussalam Press, Vol. 67, Sya‟ban

1435 H.

Tim Redaksi. Wardun,Warta Dunia Pondok Modern Darussalam Gontor. Ponorogo:

Darussalam Press, 2014.

Undang-undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan

Penjelasannya Yogyakarta: Media Wacana, 2003.

W.A., Smith. The Meaning of the Conscientacao: The Goal of Paulo Freire‟s

Pedagogy. Amherst: Center for International Education, UMASS, 1976.

Yaqin, M. Ainul. Pendidikan Multikultural. Yogyakarta: Pilar Media, 2005.

Ziemek, Manfred. Pesantren Dalam Perubahan Sosial. terj. oleh Butche B.

Soendjojo. Jakarta: Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat

(P3M), 1986.

Page 186: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

169

169

Page 187: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

170

170

Page 188: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

171

171

Page 189: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

172

172

Pimpinan pondok melepas kontingen Jambore Internasional ke Malaysia

Kontingen Jambore Internasional

Page 190: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

173

173

Kegiatan Pramuka di Pondok Modern Gontor

Acara PERKAJUM Perkemahan Kamis Jumat di desa binaan

Page 191: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

174

174

Apel Tahunan pada acara Pekan Perkenalan / Khutbatul Arsy

Page 192: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

175

175

Inspeksi pimpinan pondok pada Acara Apel Tahunan

Slogan yang tertera di salah satu gedung sekolah di Pondok Modern Gontor

Page 193: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

176

176

Pimpinan Pondok memberi pengarahan di Laporan Pertanggungjawaban

Laporan Pertanggungjawaban di Pondok Modern Gontor

Page 194: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

177

177

Sumpah jabatan dan pelantikan Pengurus baru OPPM

Suasana Musyawarah Kerja OPPM

Page 195: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

178

178

Lomba senam antar rayon di Pondok Modern Gontor

Training jurnalistik di Pondok Modern Gontor

Page 196: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

179

179

Kompetisi olah raga di Gontor Olympiad

Hari Raya Qurban di Pondok Modern Gontor

Page 197: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

180

180

Panggung Gembira kelas VI Pondok Modern Gontor

Page 198: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

181

181

Acara Demontrasi Bahasa dan Poetry Reading di Pondok Modern Gontor

Seni Reog Ponorogo dalam Pentas Aneka Ria Nusantara

Page 199: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

182

182

Sidasa band ditampilkan siswa kelas IV dan III Intensif

Marching Band Pondok Modern Gontor

Page 200: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

183

183

PORSENI di Pondok Modern Gontor

Gedung Olah Raga GOR Pondok Modern Gontor

Page 201: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

184

184

Kunjungan Prof. Dr. Faris Kaya, Ketua Dewan Eksekutif Istanbul Foundation for

Science and Culture

Kunjungan Prof. Dr. Abdul Jalil Salim, Rektor Universitas Zaituna Tunisia

Page 202: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

185

185

Kunjungan mufti Rusia, As-Syaikh Rushan Hazrat Abbyasof

Kunjungan ketua Palang Merah Internasional, Frederic Fournier (kedua dari kanan)

Page 203: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

186

186

Kunjungan Taufiq Ismail ke Pondok Modern Gontor

Kunjungan Dr. Shintani Naoyuki dari Jepang

Page 204: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

187

187

Pentas Seni Rakyat di depan rumah alm. K.H. Ahmad Muhammad API Tegalrejo

Page 205: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

188

188

Page 206: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

189

189

Pentas seni di belakang rumah alm.K.H. Ahmad Muhammad

Persiapan pentas wayang di depan rumah alm. K.H. Ahmad Muhammad

Page 207: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

190

190

K.H. Yusuf Chudlori besarta para pengasuh pesantren API Tegalrejo

K.H. Yusuf Chudlori bersama Gus Mus

Page 208: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

191

191

Gus Yusuf siaran di radio FAST FM miliknya

Ceramah Gus Yusuf di radio FAST FM dibukukan

Page 209: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

192

192

Konser musik modern di acara akhirussanah Pesantren API Tegalrejo

Konser d‟massive di acara akhirussanah Pesantren API Tegalrejo

Page 210: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

193

193

SMK Syubbanul Wathon Tegalrejo

Page 211: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

194

194

Siswa SMK Syubbanul Wathon Tegalrejo

Siswa SMK Syubbanul Wathon Tegalrejo

Page 212: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

195

195

Komisi Pelatihan Kuliner (KPK) Pesantren Entrepeneur

Page 213: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

196

196

Page 214: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

197

197

Kegiatan Santri Pondok Modern Gontor

A. Jadwal kegiatan sehari-hari

04.00-05.00 : Sholat subuh berjamaah, membaca al-Qur‟an

05.00-05.30 : Penyampaian kosa kata Arab dan Inggris

05.30-07.00 : MCK, sarapan

07.00-12.00 : Masuk kelas (sekolah)

12.00-12.30 : Sholat dzuhur berjama‟ah

12.30-14.00 : Makan siang, istirahat

14.00-15.00 : Pelajaran sore (tambahan)

15.00-15.30 : Sholat ashar berjamaah

15.30-16.00 : Membaca al-Qur‟an

16.00-17.00 : Olah raga/istirahat, MCK

17.00-17.30 : Mandi (sudah tidak boleh berolah raga)

17.30-18.00 : Membaca al-Qur‟an di masjid

18.00-18.45 : Sholat magrib berjamaah, Taujih/ membaca al-Qur‟an

18.45-19.30 : Makan malam

19.30-20.00 : Sholat isya‟ berjamaah

20.00-21.30 : Belajar malam (perwalian)

21.30-22.00 : Istirahat

22.00-04.00 : Wajib tidur kecuali piket malam

Page 215: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

198

198

B. Kegiatan ekstrakurikuler

a. Jam‟iyyatu-l-Qurra„ dan Tahfidz Al-Quran

b. Diskusi dan Kajian ilmiah

c. Pelatihan Organisasi

d. Gerakan Pramuka, termasuk di dalamnya Marching Band

e. Program peningkatan Bahasa, diantaranya;

1) Penyampaian kosa kata Bahasa Arab dan Inggris setiap pagi.

2) Percakapan berbahasa Arab (muhadatsah) maupun Inggris (conversation )

dua kali sepekan, pada hari Selasa dan Jumat.

3) Perlombaan pidato, drama dan cerdas cermat dalam bahasa Arab dan

Inggris.

f. Public Speaking dengan menggunakan tiga bahasa, Bahasa Indonesia, Bahasa

Arab, dan Bahasa Inggris.

g. Perkemahan, diadakan setiap pekan secara bergiliran, berlokasi di desa-desa

binaan Pondok Modern Gontor.161

h. Kursus-Kursus Ketrampilan dan kesenian, di antaranya:

1) Kursus Kaligrafi

2) Kursus Melukis

3) Kursus Mengetik

4) Kursus Komputer

161

Di Pondok Modern Gontor diistilahkan dengan PERKAJUM (Perkemahan Kamis Jumat)

karena hari liburnya adalah hari Jumat bukan Ahad.

Page 216: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

199

199

5) Kursus Elektronika

6) Kursus Membuat Sirup and Roti

7) Dan kursus lain-liannya

i. Olahraga, meliputi :

1) Lari pagi

2) Sepak bola (terdapat lima klub)

3) Bola basket (terdapat empat klub)

4) Bola takraw

5) Tenis meja (terdapat lima klub)

6) Bulu tangkis (terdapat empat klub)

7) Bola voli (terdapat empat klub)

8) Bela diri

9) Senam

10) Futsal (terdapat empat klub)

j. Penerbitan buletin dan majalah dinding

k. Pementasan Seni, ditampilkan oleh kelas lima dan kelas enam dalam rangka

pekan perkenalan.

Page 217: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

200

200

Kegiatan santri Pesantren API Tegalrejo Magelang

A. Jadwal Kegiatan Harian Santri

04.00-05.00 : Bangun tidur, persiapan shalat subuh, shalat sunnah qobliyah subuh

05.00-05.15 : Shalat subuh

05.15-06.30 : Belajar wajib

06.30-11.00 : Aktifitas ngaji162

11.00-13.00 : Istirahat sebentar (tidur qolilan)

13.00-13.45 : Persiapan shalat dzuhur

13.45-14.00 : Jama‟ah shalat dzuhur

14.00-16.00 : Aktifitas ngaji

16.00-16.30 : Persiapan jamaah ashar

16.30-16.45 : Jamaah Ashar

16.45-17.30 : Otonomi kamar (kegiatan kamar) Musyawarah dari senior sedang

yunior mengulang pelajaranyang telah dikaji, apabila ada sisa waktu

atau jam kosong digunakan jalan-jalan di lingkup pondok sampai

batas yang telah ditentukan

17.00-18.30 : Persiapan jama‟ah magrib dan mujahaddah magrib

18.30-18.45 : Shalat Magrib jamaah

18.45-19.20 : Mujahaddah

162

Belajar di kelas di Pesantren Salaf API Tegalrejo diistilahkan dengan “ngaji”

Page 218: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

201

201

19.20-19.35 : Shalat Isya‟ Jamaah

19.35-20.00 : Persiapan ngaji jam 8 malam

20.00-23.00 : Aktifitas ngaji malam

23.00-23.30 : Istirahat

23.30-24.00 : Persiapan mujahadah malam ( qiyam al-lail)

24.00-01.00 : Qiyamul lail dengan mujahaddah malam dan shalat malam (tahajjud

dan hajat dua rakaat, dan lain-lain).

01.00-04.00 : Istirahat (tidur malam)

B. Kegiatan ekstrakurikuler Pesantren API Tegalrejo

1) Setiap bulan Ramadlan mengirimkan santri seniornya (akhir) ke daerah-daerah

yang membutuhkan dai/muballigh antara lain Wonogiri, Gunungkidul,

Banjarnegara, Sragen dan Banyumas.

2) Menyelenggarakan Bahtsul Masail, yakni pembahasan masalah-masalah aktual.

3) Jam‟iyyatul Quro, yaitu membaca al-Quran secara bersama-sama.

4) Muhadloroh yaitu latihan berkhotbah/pidato.

5) Pertemuan mutakhorijin (alumni) diselenggarakan setiap 35 hari, yaitu pada hari

Ahad Kliwon. Acara ini lebih dikenal sebagai acara Selapanan

6) Ziarah Jawa dan Madura bagi santri tingkat akhir

Page 219: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

202

202

Jadwal Pentas PBA ke-41 Tahun 2015

Pesantren API Tegalrejo

01. Jumat malam Sabtu, 22 Mei 2015

a. Wayang Kulit Ki Dalang Dasman Hadi diiringi campursari

b. Kethoprak Ngesti Budoyo Magelang

02. Sabtu malam Ahad, 23 Mei 2015

a. Wayang Kulit Ki Dalang Slamet Sunyoto

b. Kethoprak Margo Budoyo Magelang

03. Ahad malam Senin, 24 Mei 2015

a. Wayang Kulit Ki Dalang Wisnu Sugito Putro

b. Kethoprak Manggolo Suko Wiworo

04. Senin malam Selasa, 25 Mei 2015

a. Wayang Kulit Ki Dalang Muhyat

b. Kethoprak FKKS Sleman

05. Selasa malam Rabu, 26 Mei 2015

a. Wayang Kulit Ki Dalang Jumbuh Siswanto

b. Kethoprak Pamong Budoyo Yogyakarta

06. Rabu malam Kamis, 27 Mei 2015

a. Wayang Kulit Ki Dalang Abu Karsono

b. Kethoprak Dwi Aji Mandala Magelang

Page 220: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

203

203

07. Kamis pagi, 28 Mei 2015

a. Pentas Seni Jathilan

b. Atraksi Seni Sorengan

08. Kamis malam Jumat, 28 Mei 2015

a. Wayang Kulit Ki Dalang Kembar Bayu Sugati Putra diiringi campursari dan lawak

Rabies cs. dan artis-artis DIY

b. Kethoprak Merbabu Budoyo Magelang

09. Jumat pagi, 29 Mei 2015

a. Tari Topeng ireng, Angklung Banyumasan dan segala jenis kesenian

b. Pentas seni budaya adat menampilkan 150 grup seni

10. Jumat malam Sabtu, 29 Mei 2015

a. Karnaval PBA dengan iringan 150 kesenian daerah

b. Kethoprak Sabdo Budoyo Aji Temanggung

11. Sabtu pagi, 30 Mei 2015

a. Penutupan pengajian umum seniman oleh K.H. Ridlwan Sururi

b. Pentas seni PBA

12. Sabtu malam Ahad, 30 Mei 2015

a. Kethoprak PS Bayu dengan iringan lawak Rabies cs.

b. Pengajian Akbar Haflah Attasyakur Lil Ikhtitam ke-72

Page 221: PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/546/1/Imamul... · i praktik pendidikan liberal dan multikultural di pondok pesantren (studi

204

204

BIOGRAFI PENULIS

Nama : Imamul Huda, S.Pd.I

Tempat Tanggal Lahir : Ponorogo, 26 April 1970

Pekerjaan :

Tempat Mengajar:

Guru

MA/MTs Assalaam Temanggung

Alamat : Lingkungan Harjosari RT 01 RW 07

Bawen Semarang Jawa Tengah

Pendidikan : 1. S1 Fakultas Tarbiyah IAIN

Walisongo Semarang, lulus tahun

2013

2. Pasca Sarjana IAIN Salatiga lulus

tahun 2015

Keluarga : Istri : Nur Cholifah

Anak : Xena Raida

Zamzam Omar Sahid

Panji Fatahillah Mursyid