104

PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM

  • Upload
    others

  • View
    8

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM
Page 2: PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM

iii

PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA

INTERNASIONAL KPK DALAM PENANGANAN

PERKARA KORUPSI LINTAS YURISDIKSI

Direktorat Pembinaan Jaringan Kerja Antar Komisi dan Instansi

KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI

2020

Page 3: PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM

iv

PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM

PENANGANAN PERKARA KORUPSI LINTAS YURISDIKSI

PENGARAH

Sujanarko, Direktur Pembinaan Jaringan Kerja Antar Komisi dan Instansi

(PJKAKI), KPK

TIM PENYUSUN

Bernadette Steari Saraswati

Gita Annisaa Larasati

Syafira Putri Larasati

Miranti Martin

Raden Andita Primanti

Paku Utama

Vauline Frilly

Clinton Antonius

SUPPORTING

Henny Mustika Sari

Page 4: PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM

v

KATA PENGANTAR

Korupsi, termasuk mekanisme pencucian uang di dalamnya, menimbulkan

dampak negatif yang sangat besar terhadap bangsa Indonesia, baik secara

finansial maupun non-finansial.

Perolehan hasil korupsi tersebut disembunyikan dengan mekanisme yang

kompleks masuk ke dalam sistem keuangan dunia yang disembunyikan ke

berbagai yurisdiksi. Perbedaan sistem hukum, sistem perbankan, dan praktik

penanganan perkara antar negara seringkali menjadi hambatan yang signifikan

dalam melakukan upaya penegakan hukum dan upaya asset recovery

(pemulihan aset) yang dilakukan oleh KPK.

Terdapat hambatan dan permasalahan yang dihadapi oleh KPK dalam

melakukan kerja sama internasional. Akan tetapi terdapat juga beberapa praktik

baik yang membuahkan keberhasilan dalam melakukan penanganan perkara

lintas yurisdiksi oleh KPK. Oleh karena itu buku ini dibuat agar pelajaran atas

kegagalan KPK di masa lampau dan strategi keberhasilan yang dilakukan, agar

terekam dengan baik dan dapat dijadikan pembelajaran bagi upaya

pemberantasan korupsi di kemudian hari.

Atas poin-poin di atas, saya sangat menyambut baik atas kehadiran buku

yang ditulis ini. Buku ini dapat dijadikan bahan bacaan dan pegangan dasar bagi

para praktisi, dan aparat penegak hukum dalam melakukan kerja sama

internasional. Selain itu, buku ini dapat dijadikan bahan kajian bagi sivitas

akademika dan masyarakat yang tertarik kepada isu ini.

Akhir kata, saya mengucapkan terima kasih dan selamat kepada semua

pihak yang terlibat dalam penulisan ini. Semoga upaya kita bersama untuk

memberantas korupsi dalam menjaga kepastian hukum dan stabilitas ekonomi

di Indonesia dapat ditingkatkan.

Jakarta, 2020

Sujanarko

Direktur Pembinaan Jaringan Kerja Antar Komisi dan Instansi (PJKAKI),

Komisi Pemberantasan Korupsi

Page 5: PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM

vi

UCAPAN TERIMAKASIH

Tim Penyusun mengucapkan terima kasih kepada para pihak yang telah

berkontribusi dan membantu penyusunan PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA

INTERNASIONAL KPK DALAM PENANGANAN PERKARA KORUPSI LINTAS

YURISDIKSI, yaitu:

• Ariawan Agustiartono, Jaksa KPK

• Afief Yulian Miftach, Penyidik KPK

• Wedrianto Rahardjo, Penyelidik KPK

• Achmad Taufik, Spesialis Kerja sama KPK (2005 – April 2020)

• Putri Rahayu W, Spesialis Kerja sama KPK (2007 – Oktober 2020)

• Giri Suprapdiono, Direktur Kampanye dan Sosialisasi KPK

• Cahyo R. Muzhar, Direktur Jenderal Administrasi Hukum Umum

Kemenkumham,

• Tudiono, Direktur Otoritas Pusat dan Hubungan Internasional

Kemenkumham

• Andi Eva Nurliani, Kasubdit MLA Kemenkumham

• Evren Gilbert, Kasi Penanganan MLA, Kemenkumham

• Seluruh pihak yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu dan telah

membantu terselesaikannya buku ini.

Page 6: PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM

vii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................. v

UCAPAN TERIMAKASIH ........................................................................................ vi

DAFTAR ISI ........................................................................................................... vii

BAB I LATAR BELAKANG.................................................................................... 1

I. Tujuan Penulisan Buku .....................................................................1

II. Metodologi dan Bagaimana Menggunakan Buku Ini.......................2

III. Kerja Sama Internasional Kunci Keberhasilan KPK ..........................3

III.1 Kerja Sama Bilateral ..................................................................4

III.2 Kerja Sama Multilateral.............................................................8

BAB II MEKANISME KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK .................................. 13

I. Bantuan Hukum Timbal Balik dalam Masalah Pidana /Mutual

Legal Assistance in Criminal Matters (“MLA”) ...............................13

II. MLA Dengan Saluran Diplomatik ...................................................20

III. Kerja Sama Antar Lembaga ............................................................22

IV. NCB-Interpol...................................................................................23

V. Kerja Sama Unit Intelijen Keuangan ..............................................24

BAB III STRATEGI KEBERHASILAN KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK ............. 27

I. Belajar Dari Kegagalan KPK Di Awal ...............................................27

I.1. Permasalahan Komunikasi .......................................................27

I.2. Permasalahan Kepercayaan .....................................................29

II. Peran Direktorat PJKAKI .................................................................30

III. Strategi Keberhasilan KPK ..............................................................32

III.1. Strategi Sebelum Permintaan Resmi .....................................33

III.2.Strategi Saat Pengiriman Permintaan Resmi ..........................47

III.3. Strategi Setelah Permintaan Bantuan Diberikan ...................50

BAB IV KEBERHASILAN PENANGANAN PERKARA LINTAS YURISDIKSI .............. 54

I. Alstom ............................................................................................54

II. Innospec .........................................................................................63

Page 7: PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM

viii

KESIMPULAN ....................................................................................................... 71

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 72

LAMPIRAN I ......................................................................................................... 75

Page 8: PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM

ix

DAFTAR CAPTION

Gambar i. Penandatangan MoU KPK dengan Kejaksaan Agung Australia .....6

Gambar ii. Partisipasi KPK dalam Pertemuan APEC ........................................9

Gambar iii. Siklus MLA....................................................................................15

Gambar iv. Pertemuan KPK dengan Central Authority Indonesia dan

Central Authority Thailand Membahas Permintaan MLA dari

NACC Thailand .............................................................................19

Gambar v. Pembahasan Kerja Sama KPK dengan Inspector General of

Vietnam .......................................................................................23

Gambar vi. Direktur PJKAKI Memberikan Pelatihan Kerja Sama

Internasional Kepada Perwakilan Lembaga Asing di Pusat

Edukasi Anti Korupsi KPK .............................................................32

Gambar vii. Pelatihan Bersama Aparat Penegak Hukum Asing dan KPK........38

Gambar viii. Casework Meeting antara Penyelidik, Penyidik, dan Jaksa

KPK dengan Lembaga Asing di Singapura....................................43

Gambar ix. Melalui MLA Jaksa KPK Melakukan Persidangan dengan saksi

WNI di Singapura .........................................................................46

Gambar x. Apresiasi KPK terhadap SFO ........................................................51

Gambar xi. Apresiasi SFO terhadap Keberhasilan KPK ..................................52

Gambar xii. Apresiasi DoJ terhadap Keberhasilan KPK ...................................52

Gambar xiii. Siklus MLA di BVI .........................................................................58

Gambar xiv. Siklus MLA di FBI ..........................................................................59

Gambar xv. Proses Pencarian Alat Bukti di Luar Negeri yang Difasilitasi

oleh Lembaga Asing.....................................................................60

Gambar xvi. Siklus MLA di Jepang....................................................................61

Gambar xvii. Siklus MLA di Inggris ....................................................................66

Gambar xviii. Siklus MLA di Singapura...............................................................68

Gambar xix. Pertemuan Penyelidik, Penyidik, dan Jaksa KPK dengan SFO

yang Difasilitasi oleh KBRI Inggris ................................................70

Page 9: PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM
Page 10: PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM

| 1

PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM PENANGANAN PERKARA KORUPSI LINTAS YURISDIKSI

BAB I

LATAR BELAKANG

I. Tujuan Penulisan Buku

Korupsi telah berkembang semakin kompleks dengan memanfaatkan

sistem perbankan dan keuangan lintas yurisdiksi. Suap menyuap, gratifikasi,

dan skema korupsi lainnya tidak lagi dilakukan dengan memberikan aset

fisik secara langsung melalui perantara pihak ketiga, akan tetapi dengan

membangun struktur utang piutang, pembiayaan, dan transaksi bisnis

dengan memanipulasi pencatatan keuangan agar memenuhi justifikasi

sebagai syarat formal, untuk dapat terlihat sah dalam menguntungkan

pihak-pihak tertentu.

Lebih jauh lagi, tindak pidana korupsi sering disamarkan melalui

modus kejahatan industri tertentu seperti perbankan, pasar modal,

pertambangan, perkebunan, dan lainnya yang disembunyikan dalam

struktur berlapis dalam sistem kerahasiaan negara asing. Hal ini berdampak

pada unsur kerugian negara yang menjadi tidak jelas dan aparat penegak

hukum menjadi ragu dalam memastikan apakah ini perkara perdata atau

pidana, dan apakah ini memenuhi unsur delik tindak pidana korupsi atau

hanya business as usual?

Hampir di semua kasus korupsi yang melibatkan aliran uang yang

cukup besar, Komisi Pemberantasan Korupsi (“KPK”) menemukan bahwa

aliran tindak pidana korupsi (“korupsi”) tersebut mengalir dan

Page 11: PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM

2 |

PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM PENANGANAN PERKARA KORUPSI LINTAS YURISDIKSI

disembunyikan di negara asing. Dalam beberapa perkara bahkan uang suap

mengalir dari rekening perusahaan asing di luar negeri kepada rekening

pejabat Indonesia di luar negeri, sehingga tidak terdeteksi oleh penyedia

jasa keuangan di Indonesia dan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi

Keuangan (“PPATK”). Hal ini menegaskan bahwa KPK dalam memberantas1

korupsi tidak bisa berdiri sendiri dan hanya mengandalkan kerja sama dalam

negeri saja. Kerja sama internasional dalam upaya pencegahan dan

penindakan korupsi menjadi salah satu kunci signifikan keberhasilan

pemberantasan korupsi di Indonesia.

Sejak KPK beroperasi pada tahun 2003, lembaga ini telah melakukan

berbagai kerja sama, baik secara bilateral dengan mitra kerja sama luar

negeri maupun dalam forum multilateral. Oleh karena itu secara umum

tujuan buku ini dibuat adalah untuk menjelaskan strategi dan contoh praktik

baik dalam mengimplementasi kerja sama internasional yang dilaksanakan

oleh KPK untuk mendukung pemberantasan korupsi. Secara khusus, tujuan

penulisan buku ini adalah untuk:

1. Memberikan gambaran pola strategi kerja sama internasional yang

telah dilakukan oleh KPK selama ini.

2. Membangun isu-isu spesifik dalam kerja sama internasional agar dapat

dijadikan kajian mendalam oleh sivitas akademika dalam membangun

dan mengembangkan upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi

di Indonesia.

II. Metodologi dan Bagaimana Menggunakan Buku Ini

Penulisan buku ini menggunakan metodologi kualitatif dengan

observasi intensif terhadap objek penelitian dan fenomena yang terjadi

dalam proses kerja sama internasional KPK. Fokus penulisan buku ini

ditujukan kepada elemen sumber daya manusia, objek kerja sama

internasional, peran KPK dan Direktorat Pembinaan Jaringan Kerja Antar

Komisi dan Instansi (PJKAKI), dan interaksi dengan elemen lain seperti

1 Pemahaman pemberantasan (korupsi) yang dimaksud dalam buku ini adalah upaya komprehensif yang

meliputi upaya pencegahan dan penindakan tindak pidana korupsi.

Page 12: PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM

| 3

PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM PENANGANAN PERKARA KORUPSI LINTAS YURISDIKSI

negara atau lembaga asing, serta peran penyelidik, penyidik, dan jaksa KPK.

Data primer dan sekunder yang digunakan cukup bervariasi seperti konvensi

internasional, instrumen hukum regional, petunjuk teknis internal KPK, dan

laporan surat kabar. Data dan informasi seperti resume perkara dan contoh

dokumen formal komunikasi antara KPK dengan lembaga asing didalami

untuk melihat poin penting keberhasilan kerja sama internasional KPK.

Selain itu, wawancara dan observasi langsung juga dilakukan terhadap para

aktor kunci yang meliputi penyelidik, penyidik, jaksa, dan Direktorat PJKAKI.

Penulisan buku ini dirancang dengan menggabungkan antara

pendekatan teoritis dengan pengalaman praktik KPK yang terlibat dalam

upaya kerja sama internasional, yang dibagi menjadi empat bab: bab satu

membahas tentang latar belakang dan kerja sama internasional sebagai

salah satu kunci keberhasilan KPK. Bab dua membahas tentang mekanisme

kerja sama internasional apa saja yang digunakan oleh KPK. Bab tiga

membahas mengenai formula penting apa saja yang dikembangkan dan

digunakan KPK sebagai strategi keberhasilan dalam menerapkan kerja sama

internasional. Bab empat membahas penerapan kerja sama internasional

KPK melalui studi kasus. Di bagian akhir buku ini, yaitu lampiran, akan

membahas secara mendalam mengenai proses bisnis dan mekanisme

penerimaan bantuan hukum berdasarkan peraturan perundangan yang

berlaku di Singapura, sebagai rujukan dalam memahami regulasi negara

asing dalam melakukan kerja sama internasional.

III. Kerja Sama Internasional Kunci Keberhasilan KPK2

KPK adalah lembaga anti korupsi independen yang dibentuk oleh

pemerintah Indonesia pada tahun 2003 sebagai respon atas permasalahan

korupsi di Indonesia. Pembentukan KPK diatur dalam Undang-Undang

Nomor 30 Tahun 2002 dan diubah melalui Undang-Undang Nomor 19 Tahun

2019 tentang perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor 30 Tahun

2002. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya KPK juga berwenang untuk

2 Dalam penulisan bagian ini, sub-bab III – III.2, diambil dari data yang diberikan oleh KPK, yaitu Sujanarko, Syafira Larasati, dkk, Strategi Dan Implementasi Kerja Sama Internasional Dalam Pemberantasan Korupsi, (Jakarta: Direktorat PJKAKI, 2020), hlm. 1 – 13. Dalam Focus Group Discussion “Dinamika Kerja Sama

Internasional Dalam Pemberantasan Korups i: Strategi Dan Tantangan.”

Page 13: PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM

4 |

PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM PENANGANAN PERKARA KORUPSI LINTAS YURISDIKSI

melakukan kerja sama internasional baik secara bilateral maupun

multilateral sesuai dengan Pasal 7 Ayat 1 huruf (f) Undang-Undang Nomor

19 Tahun 2019 (“UU KPK”).

Kerja sama internasional KPK terbagi ke dalam tiga jenis, yaitu kerja

sama bidang pencegahan, peningkatan kapasitas, dan penindakan. Kerja

sama dalam bidang pencegahan dilakukan untuk tujuan tukar menukar

informasi terkait metode, pendekatan, dan praktik baik dalam pencegahan

korupsi. Kerja sama di bidang peningkatan kapasitas, baik secara

kelembagaan maupun sumber daya manusia dilaksanakan dalam berbagai

bentuk kegiatan, antara lain seperti penyelenggaraan seminar atau

konferensi internasional, program pelatihan bersama, dan program magang

di lembaga anti-korupsi negara lain. Selanjutnya kerja sama dalam bidang

penindakan dilakukan untuk bertukar informasi dan data terkait

penanganan kasus, pertukaran pengetahuan mengenai modus operandi

yang digunakan oleh pelaku korupsi, penggunaan teknologi informasi dan

berbagai metode baru lainnya seperti forensik digital, forensik akuntansi,

dan bantuan terhadap upaya hukum lainnya dalam mendukung penyidikan

dan penuntutan kasus korupsi.

Kerja sama internasional dalam buku ini akan difokuskan kepada kerja

sama dalam bidang penindakan. Akan tetapi beberapa bentuk kerja sama

dalam bidang pencegahan dan peningkatan kapasitas yang dalam

praktiknya digunakan KPK untuk membantu upaya penindakan juga akan

dibahas.

III.1 Kerja Sama Bilateral

Kerja sama bilateral adalah kerja sama yang dilakukan oleh dua

negara. Dalam konteks upaya pemberantasan korupsi, kerja sama

bilateral dilakukan antara dua lembaga yang berwenang melakukan

pemberantasan korupsi dari dua negara berdasarkan kebutuhan dan

prinsip timbal balik. Kebutuhan akan kerja sama bilateral yang paling

sering dilakukan adalah kebutuhan terkait pertukaran informasi dan

data, pemanggilan saksi, dan kebutuhan proses beracara di negara

asing seperti perintah penyitaan.

Page 14: PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM

| 5

PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM PENANGANAN PERKARA KORUPSI LINTAS YURISDIKSI

Sebelum membangun kerja sama bilateral, KPK melalui Direktorat

PJKAKI melakukan analisis kebutuhan yang meliputi antara lain analisis

keuntungan kerugian dan analisis risiko. Analisis ini dilakukan secara

simultan dengan KPK mengembangkan komunikasi dan hubungan

kepada lembaga dari negara asing terkait baik melalui partisipasi

pertemuan dalam forum internasional, kunjungan ke lembaga asing,

dan korespondesi melalui email. Setelah analisis kebutuhan disepakati,

maka KPK menuangkan kebutuhan tersebut secara spesifik melalui

penyusunan dan penandatanganan nota kesepahaman (“memorandum

of understanding/MoU”). Saat ini, KPK memiliki sekitar 17 MoU dengan

berbagai lembaga yang berwenang dalam memberantas korupsi di

seluruh dunia, antara lain:

• Anti-Corruption and Civil Rights Commission (ACRC), Korea;

• Ministry of Supervision (MoS), Tiongkok;

• Economic and Financial Crimes Commission (EFCC), Nigeria;

• Inspector General of Vietnam (GIV), Vietnam;

• Malaysia Anti-Corruption Commission (MACC);

• National Anti-Corruption Commission (NACC), Thailand;

• General Inspection Organization (GIO), Iran;

• United Nations of Drugs and Crime (UNODC);

• Federal Bureau of Investigation (FBI), Amerika Serikat;

• Attorney General Department (AGD), Australia;

• Department of Justice, Department of Foreign Affairs, Department

of Interior dan Kingdom Relations, Belanda;

• Serious Fraud Office (SFO), Inggris;

• Serious Fraud Office (SFO), Selandia Baru;

• Independent Commission Against Corruption (ICAC), Mauritius;

• Instance Nationale de Lutte Contre la Corruption (INLUCC), Tunisia;

• Nazaha, Arab Saudi.

Page 15: PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM

6 |

PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM PENANGANAN PERKARA KORUPSI LINTAS YURISDIKSI

Area kerja sama yang diatur dalam MoU-MoU ini meliputi:

• Pertukaran informasi terkait metode, cara, dan jenis korupsi

(termasuk TPPU dan aset hasil korupsi);

• Pertukaran informasi terkait metode dan modus operandi korupsi;

• Penyelenggaraan pelatihan bersama dan program pertukaran

pegawai (magang);

• Menyelenggarakan dan berpartisipasi dalam forum, workshop,

seminar, konvensi, dan konferensi;

• Pertukaran informasi terkait pendidikan masyarakat, meningkatkan

kesadaran masyarakat, termasuk kampanye media serta partisipasi

publik;

• Menyediakan bantuan teknis dalam kegiatan operasional;

• Kerja sama lain sesuai kebutuhan para pihak.

Gambar i. Penandatangan MoU KPK dengan Kejaksaan Agung Australia

Page 16: PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM

| 7

PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM PENANGANAN PERKARA KORUPSI LINTAS YURISDIKSI

Selain MoU terkait upaya pemberantasan korupsi antara KPK

dengan lembaga asing, saat ini Indonesia juga telah memiliki beberapa

perjanjian Mutual Legal Assistance in Criminal Matters (“MLA”) dengan

beberapa negara. MLA atau bantuan hukum timbal balik dalam masalah

pidana merupakan suatu mekanisme kerja sama di mana satu negara

meminta negara lain atau instansi terkait yang berada di luar negeri

untuk membantu upaya penegakan hukum secara umum atau upaya

pemulihan aset secara khusus. 3 Dalam praktiknya, mekanisme kerja

sama tersebut diaplikasikan ke dalam upaya ‘surat-menyurat’ secara

formal antara negara yang sedang melakukan upaya pemulihan aset

dengan lembaga negara tempat aset berada.4

Pasal 3 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2006 tentang Bantuan

Timbal Balik dalam Masalah Pidana, menjelaskan MLA adalah

permintaan bantuan terkait penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan

di sidang pengadilan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan negara diminta. Konsep dan penjelasan teknis mengenai MLA

akan dijelaskan lebih lanjut dalam Bab II buku ini.

Hingga saat ini (2020), Indonesia sudah memiliki perjanjian MLA

dengan beberapa negara, yaitu:5

• Australia (ditandatangani tahun 1995);

• Tiongkok (ditandatangani tahun 2000);

• Korea Selatan (ditandatangani tahun 2002);

• ASEAN (ditandatangani tahun 2004);

• Hong Kong (ditandatangani tahun 2008);

• India (ditandatangani tahun 2011);

• Vietnam (ditandatangani tahun 2013);

• Uni Emirat Arab (ditandatangani tahun 2014);

3 Paku Utama, Memahami Asset Recovery dan Gatekeeper, (Jakarta: Indonesia Legal Roundtable, 2012), hlm. 71. 4 Ibid. 5 Badan Pembinaan Hukum Nasional Kementerian Hukum dan HAM RI, Laporan Penelitian: Central Authority dan Mekanisme Koordinasi Dalam Pelaksanaan Bantuan Timbal Balik Dalam Masalah Pidana,

(Jakarta: Badan Hukum Pembinaan Nasional, 2012), hlm. 48-49.

Page 17: PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM

8 |

PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM PENANGANAN PERKARA KORUPSI LINTAS YURISDIKSI

• Iran (ditandatangani tahun 2016);

• Swiss (ditandatangani tahun 2019);

• Rusia (ditandatangani tahun 2020).

III.2 Kerja Sama Multilateral

Kerja sama multilateral adalah kerja sama internasional yang

melibatkan lebih dari dua negara. Pada praktiknya, KPK memanfaatkan

kerja sama multilateral untuk membangun inisiatif dan kesepakatan

dengan beberapa negara dalam suatu komitmen anti-korupsi. Inisiatif

ini dilakukan untuk membangun komitmen anti-korupsi tertentu secara

khusus atau umum, baik di tingkat regional maupun internasional.

KPK, melalui Direktorat PJKAKI akan menganalisis komitmen yang

dibangun dan disepakati dalam forum multilateral sesuai dengan

prioritas dan kebijakan Pemerintah Indonesia. Selanjutnya KPK akan

mengurai komitmen tersebut secara teknis agar dapat disesuaikan

berdasarkan arah kebijakan anti-korupsi KPK dan diimplementasikan

manfaatnya secara domestik untuk kepentingan bangsa.

Sebagai koordinator untuk forum-forum multilateral anti-korupsi,

KPK juga bertanggung jawab untuk menyiapkan posisi Indonesia

terhadap kesepakatan komitmen Pemerintah Indonesia dalam forum-

forum tersebut. Lebih jauh, beberapa manfaat yang dapat diambil dari

keikutsertaan pada forum multilateral adalah:

• Mengembangkan jaringan kerja sama internasional;

• Mempelajari standar internasional, metode baru, dan praktik baik

dalam bidang pencegahan dan penindakan korupsi; dan

• Memperoleh kesempatan untuk berbagi pengalaman dan

pendekatan KPK dalam melakukan pemberantasan korupsi.

Page 18: PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM

| 9

PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM PENANGANAN PERKARA KORUPSI LINTAS YURISDIKSI

Gambar ii. Partisipasi KPK dalam Pertemuan APEC

Forum-forum multilateral yang masuk ke dalam prioritas utama

di mana KPK secara aktif menjadi koordinator, antara lain:

• Conference of the State Party (“Konferensi Negara-Negara Pihak,

CoSP”) dan Working Group UNCAC

CoSP adalah konferensi internasional yang dilakukan setiap

dua tahun yang dihadiri oleh negara-negara yang meratifikasi dan

menandatangani UNCAC.6 Konferensi ini membahas perkembangan

aktual terkait implementasi UNCAC dan menyusun resolusi yang

diperlukan sebagai turunan ketentuan UNCAC yang selanjutnya

dapat diadopsi secara teknis oleh negara pihak. Selain forum CoSP,

UNCAC juga memiliki forum pertemuan turunan yang disebut

sebagai Working Group (Kelompok Kerja), mengacu kepada Bab IV

UNCAC tentang kerja sama internasional. Setiap tahun dilaksanakan

6 UNCAC adalah Konvensi PBB mengenai Anti-Korupsi (United Nations Convention on Anti-Corruption).

Page 19: PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM

10 |

PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM PENANGANAN PERKARA KORUPSI LINTAS YURISDIKSI

minimal empat pertemuan working group, yaitu pertemuan

terkait:7

o Pertemuan yang membahas upaya pencegahan korupsi

(Working Group on Prevention).

o Pertemuan yang membahas upaya pemulihan aset (Working

Group on Asset Recovery).

o Pertemuan yang mebahas implementasi UNCAC

(Implementation Review Group).

o Pertemuan ahli yang membahas kerja sama internasional

(Expert Meeting on International Cooperation).

• G20 Anti-Corruption Working Group (“G20 ACWG”)

G20 ACWG merupakan working group yang dibentuk saat

Konferensi Tingkat Tinggi Toronto pada tahun 2010 yang diinisiasi

oleh pemimpin G20 untuk memberikan rekomendasi anti-korupsi

kepada negara-negara G20. 8 G20 ACWG diagendakan untuk

dilakukan sebanyak tiga kali setahun.

• APEC Anti-Corruption and Transparency Working Group (APEC

ACTWG) ACTWG

ACTWG merupakan sub-forum di bawah Senior Official

Meeting Steering Committee on Economy and Technology (SCE).

Sejarahnya, ACTWG hanya merupakan satuan tugas sebelum

menjadi working group. Working Group ini dibentuk berdasarkan

deklarasi Bogor Goals dan Santiago Commitment, dan juga

berfungsi untuk membangun dan memperkuat jaringan lembaga

anti-korupsi di kawasan Asia Pasifik.

7 Komisi Pemberantasan Korupsi Republik Indonesia, Laporan Tahunan KPK 2018, (Jakarta: Komisi Pemberantasan Korupsi, 2018), Lampiran hlm. 2. 8 Attorney-General’s Department of Australia, G20 Agenda for Action on Combating Corruption, Promoting Market Integrity, and Supporting a Clean Business Environment, https://www.ag.gov.au/sites/default/files/2020-03/G20AntiCorruptionActionPlan.pdf, diakses pada 8

Desember 2020.

Page 20: PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM

| 11

PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM PENANGANAN PERKARA KORUPSI LINTAS YURISDIKSI

• Anti-Corruption Initiatives for Asia Pacific

Forum ini adalah forum anti-korupsi di kawasan Asia Pasifik

yang diinisiasi oleh (Asian Development Bank) ADB dan

(Organization for Economic Co-Operation and Development) OECD.

Beberapa kegiatan yang dilakukan oleh forum ini adalah:9

o Steering Group Meeting;

o Regional Anti-Corruption Conferences;

o Law Enforcement Network Meeting;

o Public Integrity Network Meeting;

• ASEAN Parties against Corruption (“ASEAN-PAC”)

ASEAN-PAC merupakan inisiatif sepuluh lembaga anti-korupsi

pada tahun 2004 di Jakarta, antara Anti-Corruption Bureau (ACB)

Brunei Darussalam, KPK, Malaysia Anti-Corruption Commission

(MACC) Malaysia, Corrupt Practice Investigation Bureau (CPIB)

Singapore, Anti-Corruption Unit (ACU) Kamboja, Office of The

Ombudsman (OMB) Filipina, National Anti-Corruption Commission

(NACC) Thailand, Government Inspectorate (GI) Vietnam, State

Inspection and Anti-Corruption Authority (SIAA) Laos, dan Anti-

Corruption Commission (ACC) Myanmar.10

• International Anti-Corruption Academy (“IACA”)

IACA merupakan organisasi internasional yang didirikan pada

2011. Indonesia sudah meratifikasi persetujuan pendirian IACA

melalui Peraturan Presiden Nomor 49 Tahun 2013. IACA

memberikan pelatihan anti-korupsi bagi penggiat anti-korupsi.

Indonesia adalah salah satu Founding Members dari 36 negara lain

yang pertama menandatangani perjanjian pendirian IACA. 11 IACA

9 OECD, ADB/OECD Anti-Corruption Initiative For Asia-Pasific-Meetings and Conferences,

https://www.oecd.org/site/adboecdanti-corruptioninitiative/meetingsandconferences/, diakses pada 8

Desember 2020. 10 ASEAN, Register Of Entities Associated with ASEAN, https://asean.org/storage/2012/05/Rev2_REGISTER-OF-ENTITIES-ASSOCIATED-WITH-ASEAN-as-of-1-August-2018-Autosaved.pdf, hlm. 18, diakses pada 8

Desember 2020. 11 The Jakarta Post, RI one of Anticorruption Academy Founders, https://www.thejakartapost.com/news/2010/09/08/ri-one-anticorruption-academy-founders.html,

diakses pada 8 Desember 2020.

Page 21: PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM

12 |

PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM PENANGANAN PERKARA KORUPSI LINTAS YURISDIKSI

adalah satu-satunya lembaga yang menawarkan program

pendidikan S2 khusus mengenai anti-korupsi.

• Anti-Corruption Agencies (“ACA Forum”)

ACA Forum merupakan forum anti-korupsi yang diprakarsai

oleh Korea Independence Commission Against Corruption (KICAC,

sekarang dikenal sebagai ACRC Korea), pada 2002 di Seoul. Forum

ini beranggotakan KPK, ICAC Hong Kong, Australian Commission for

Law Enforcement Integrity (ACLEI) Australia, ICAC New South Wales

Australia, MACC Malaysia, CPIB Singapura, ACRC Korea, dan

Ombudsman Filipina. Tujuan dari forum ini adalah untuk

membangun kerja sama dalam pertukaran informasi dan

pengalaman terkait upaya pencegahan dan penindakan korupsi.

• Economic Crime Agencies Network (“ECAN”)

ECAN merupakan jaringan kerja sama antar lembaga penegak

hukum yang dibentuk di Selandia Baru pada 2013, di mana KPK

adalah salah satu pendirinya. 12 Upaya pemberantasan korupsi

merupakan salah satu dari isu yang dibahas dalam ECAN.

12 Corrupt Practices Investigation Bureau, 2nd Economic Crime Agencies Network (ECAN), https://www.cpib.gov.sg/press-room/events/2nd-economic-crime-agencies-network-ecan, diakses pada 8

Desember 2020. Selain KPK, pendiri dari ECAN adalah FBI di Amerika Serikat, SFO di Inggris, the European Anti-Fraud Office (OLAF), SFO di New Zealand, the Australian Federal Police (AFP) di Australia, the Economic and Financial Crimes Commission di Nigeria, the Malaysian Anti-Corruption Commission (MACC) di

Malaysia, ICAC di Hong Kong, CPIB di Singapura, Royal Canadian Mounted Police di Kanada.

Page 22: PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM

| 13

PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM PENANGANAN PERKARA KORUPSI LINTAS YURISDIKSI

BAB II

MEKANISME KERJA SAMA

INTERNASIONAL KPK

Bab ini akan membahas praktik dan mekanisme kerja sama internasional

yang dilakukan oleh KPK. Mekanisme kerja sama internasional tersebut meliputi

pemanfaatan Bantuan Hukum Timbal Balik dalam Masalah Pidana /Mutual Legal

Assistance in Criminal Matters (“MLA”), saluran diplomatik, saluran Interpol,

saluran intelijen keuangan, dan saluran antar lembaga (agency to agency).

I. Bantuan Hukum Timbal Balik dalam Masalah Pidana /Mutual

Legal Assistance in Criminal Matters (“MLA”)

1. Definisi

Dalam mempelajari MLA, pertama-tama perlu terlebih dahulu

dipahami tiga hal fundamental, yaitu MLA, surat permintaan/ permohonan

MLA, dan perjanjian MLA. MLA (mutual legal assistance in criminal matters)

atau dalam bahasa Indonesia dikenal sebagai bantuan hukum timbal balik

dalam masalah pidana, adalah suatu mekanisme kerja sama antar negara

yang bertujuan untuk saling memberikan bantuan dalam suatu upaya

penegakan hukum seperti pertukaran informasi dan data, pelaksanaan

upaya paksa seperti penggeledahan, penyitaan, perampasan di negara

asing, dan hal lainnya. Definisi MLA ini juga dijelaskan dalam Pasal 3 Ayat (1)

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2006 tentang Bantuan Timbal Balik dalam

Masalah Pidana (“UU MLA”) yang menjelaskan bahwa bantuan timbal balik

Page 23: PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM

14 |

PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM PENANGANAN PERKARA KORUPSI LINTAS YURISDIKSI

dalam masalah pidana adalah bantuan terkait penyidikan, penuntutan, dan

pemeriksaan di sidang pengadilan.

Surat permintaan MLA atau dikenal sebagai MLA request adalah surat

permohonan resmi yang dikeluarkan oleh suatu negara peminta kepada

negara asing terkait permohonan bantuan, dalam upaya penyidikan,

penuntutan, dan pemeriksaan di sidang pengadilan, sesuai dengan tata cara

yang diatur di negara terkait. Permintaan MLA ini dibuat dalam bentuk surat

resmi yang diajukan oleh Menteri Hukum dan HAM.13

Perjanjian MLA adalah perjanjian antar negara yang dijadikan dasar

untuk menyepakati mekanisme kerja sama bantuan hukum timbal balik.

Dalam hal ini contohnya perjanjian MLA antara Indonesia dengan Swiss yang

ditandatangani pada tahun 2019, yang terdiri dari 39 pasal, mengatur

tentang mekanisme bantuan hukum terkait pelacakan, pembekuan,

penyitaan, perampasan aset hasil kejahatan, dan upaya hukum lainnya.14

Akan tetapi, ketiadaan perjanjian MLA antar negara tidak menjadi alasan

untuk tidak dilakukannya MLA.

UU MLA menjelaskan bahwa MLA dapat dilakukan berdasarkan suatu

perjanjian, termasuk perjanjian bilateral dan multilateral. Apabila tidak

terdapat perjanjian yang dimaksud, maka bantuan hukum timbal balik tetap

dapat dilakukan atas dasar hubungan baik berdasarkan prinsip

resiprositas.15 Prinsip resiprositas adalah prinsip kerja sama berdasarkan

hubungan timbal balik yang berpedoman pada kepentingan nasional

dengan memperhatikan hukum nasional dan internasional.16

13 Indonesia, Undang-Undang Bantuan Timbal Balik Dalam Masalah Pidana, UU No. 1 Tahun 2006, LN No. 18 Tahun 2006, TLN No. 4607, Pasal 9 (1), “Menteri dapat mengajukan permintaan Bantuan kepada negara

asing secara langsung atau melalui saluran diplomatik.” 14 Sekretariat Kabinet Republik Indonesia, Indonesia and Swiss Confederation Sign MLA Agreement, https://setkab.go.id/en/indonesia-and-swiss-confederation-sign-mla-agreement/, diakses pada 8

Desember 2020. 15 Indonesia, Undang-Undang Bantuan Timbal Balik Dalam Masalah Pidana, UU No. 1 Tahun 2006, LN No. 18 Tahun 2006, TLN No. 4607, Pasal 5 ayat (1) dan (2). Lihat juga Pasal 4 UU MLA yang memberikan

gambaran bahwa MLA bukan merupakan ekstradisi, pengalihan narapidana, dan pengalihan perkara dari satu negara ke negara lain. 16 Indonesia, Undang-Undang Bantuan Timbal Balik Dalam Masalah Pidana, UU No. 1 Tahun 2006, LN No.

18 Tahun 2006, TLN No. 4607, Pasal 5 ayat (2) bagian penjelasan.

Page 24: PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM

| 15

PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM PENANGANAN PERKARA KORUPSI LINTAS YURISDIKSI

Dari penjelasan di atas, maka dapat dilihat bahwa MLA, surat

permohonan MLA, dan perjanjian MLA memiliki definisi yang berbeda.

Dalam memahami hal tersebut, berikut ilustrasi tahapan MLA secara umum:

Gambar iii. Siklus MLA

1. Pertama, sebelum mengirimkan permohonan atau memberikan

bantuan timbal balik, harus dipastikan kedua belah pihak memiliki dasar

hukum yang berbentuk perjanjian MLA. Apabila tidak memiliki

perjanjian MLA, maka bantuan tetap dapat dilakukan berdasarkan

hubungan baik atau prinsip resiprositas;

2. Setelah dasar MLA dipenuhi maka surat permintaan MLA dikirimkan dari

negara peminta bantuan kepada negara yang diminta; dan

3. Surat permintaan MLA yang dikirimkan oleh negara peminta tersebut,

dijadikan dasar hukum bagi negara yang diminta untuk melakukan

upaya hukum yang diperlukan bagi negara peminta sesuai dengan

regulasi terkait masing-masing negara.

Akan tetapi, tidak serta-merta semua permintaan MLA baik dari

maupun ke Indonesia dapat diterima dan dilaksanakan. Terdapat beberapa

Page 25: PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM

16 |

PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM PENANGANAN PERKARA KORUPSI LINTAS YURISDIKSI

pengecualian yang menjadi dasar penolakan permintaan MLA, seperti

permintaan MLA yang terkait:17

• Tindak pidana politik.

• Orang atau pelaku yang sudah dibebaskan atau selesai menjalani

pemidanaan.

• Pemidanaan terkait SARA (Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan).

• MLA yang dapat merugikan kepentingan nasional suatu negara.

• Merugikan kedaulatan negara, kepentingan dan keamanan nasional.

• Permintaan MLA yang terkait dengan orang yang atas pidananya

diancam hukuman mati dapat ditolak oleh Pemerintah Indonesia, namun

tidak wajib ditolak seperti halnya pada poin-poin di atas.18

2. Dual Criminality

Dual criminality atau kriminalitas ganda19 merupakan salah satu asas

penting MLA karena dilihat sebagai salah satu syarat diterimanya

permintaan MLA. Pasal 7 UU MLA menegaskan bahwa permintaan MLA dari

negara asing kepada Indonesia atas suatu kejahatan di negara asing dapat

ditolak apabila perbuatan tersebut bukan merupakan tindak pidana di

Indonesia.

Lebih jauh lagi bahkan United Nations Convention Against Corruption

(“UNCAC”) menegaskan secara eksplisit bahwa dual criminality adalah

persyaratan untuk melakukan kerja sama internasional. 20 UNCAC dapat

17 Indonesia, Undang-Undang Bantuan Timbal Balik Dalam Masalah Pidana, UU No. 1 Tahun 2006, LN No. 18 Tahun 2006, TLN No. 4607, Pasal 6 dan Pasal 7. 18 Terdapat perbedaan antara permintaan MLA yang wajib ditolak (Pasal 6) dan dapat ditolak (Pasal 7). Misalnya terkait permintaan MLA yang atas pidananya diancam hukuman mati, Pemerintah Indonesia

dapat menolak. 19 Dual criminality adalah asas yang menyatakan bahwa suatu perbuatan harus merupakan suatu tindak pidana yang diatur menurut hukum Indonesia dan negara lain, sehingga dalam meminta MLA, Pemerintah

Indonesia harus memastikan bahwa suatu tindak pidana yang dilakukan di Indonesia juga merupakan tindak pidana yang diatur oleh negara yang dimintakan MLA. Di dalam Black’s Law Dictionary, Dual Criminality didefinisikan sebagai “The rule prohibiting the international extradition of a fugitive unless the offense

involves conduct that is criminal in both countries.” Lihat Bryan A. Garner, Black’s Law Dictionary, edisi ke 9, (St. Paul: MN: Thomson/West, 2009), hlm. 573. 20 Paku Utama, Memahami Asset Recovery dan Gatekeeper, (Jakarta: Indonesia Legal Roundtable, 2012),

hlm. 86.

Page 26: PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM

| 17

PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM PENANGANAN PERKARA KORUPSI LINTAS YURISDIKSI

dijadikan dasar hukum MLA apabila tidak terdapat perjanjian antar negara

yang melakukan bantuan hukum timbal balik tersebut, dan para Negara

Peserta (UNCAC) dapat menolak memberikan bantuan dengan alasan

ketiadaan dual criminality. Akan tetapi Negara Peserta, apabila sejalan

dengan dasar hukum domestiknya, wajib memberikan bantuan yang tidak

bersifat memaksa (upaya paksa), apabila bantuan tersebut bersifat

penting.21

Dalam hal ini KPK harus mempelajari hukum yang berlaku di negara

tujuan permintaan MLA terlebih dahulu, untuk memastikan bahwa unsur-

unsur tindak pidana korupsi yang diatur di Indonesia adalah sama dengan

negara asing tersebut. Dalam bab selanjutnya akan dibahas bagaimana

mitigasi dan strategi KPK dalam menghadapi negara asing yang tidak

mengenal konsep kerugian negara atau keterlibatan pejabat publik dalam

pengaturan tindak pidana korupsi di negara tersebut.

Sebagaimana sudah dibahas pada bagian-bagian sebelumnya, dapat

dilihat bahwa dasar hukum bagi pemerintah Indonesia dan KPK pada

khususnya untuk melakukan MLA dengan negara asing adalah UU MLA. UU

MLA ini juga mengatur mengenai tata cara permintaan maupun pemberian

bantuan hukum timbal balik ke negara asing. MLA ini erat kaitannya dengan

upaya asset recovery atau pemulihan aset hasil kejahatan, di mana MLA

dapat digunakan dalam setiap tahapan asset recovery oleh suatu negara.

Jenis MLA dapat diilustrasikan berdasarkan tahapan asset recovery, yaitu:22

a. Pelacakan

1) Mengidentifikasi dan mencari orang;

2) Mendapatkan pernyataan atau bentuk lain;

3) Menunjukkan dokumen atau bentuk lain;

4) Mengupayakan kehadiran orang untuk memberikan keterangan

atau membantu penyidikan; dan

5) Menyampaikan surat.

b. Pembekuan dan Penyitaan

1) Melaksanakan permintaan penggeledahan dan penyitaan; dan

21 Ibid. Lihat juga Pasal 46 (9) (b) UNCAC. 22 Indonesia, Undang-Undang Bantuan Timbal Balik Dalam Masalah Pidana, UU No. 1 Tahun 2006, LN No.

18 Tahun 2006, TLN No. 4607, Pasal 3 ayat (2).

Page 27: PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM

18 |

PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM PENANGANAN PERKARA KORUPSI LINTAS YURISDIKSI

2) Melarang transaksi kekayaan, membekukan aset yang dapat dilepas

atau disita, atau yang mungkin diperlukan untuk memenuhi sanksi

denda yang dikenakan, sehubungan dengan tindak pidana.

c. Perampasan

1) Perampasan hasil tindak pidana;

2) Mencari kekayaan yang dapat dilepaskan, atau yang mungkin

diperlukan untuk memenuhi sanksi denda yang dikenakan,

sehubungan dengan tindak pidana; dan

3) Memperoleh kembali sanksi denda berupa uang sehubungan

dengan tindak pidana;

4) Permintaan menindaklanjuti putusan pengadilan di Indonesia untuk

dilakukan di negara asing terkait perampasan, pidana denda, atau

pembayaran uang pengganti.23

d. Repatriasi

1) Tindakan lain seperti pemulangan hasil kejahatan, baik yang sudah

dirampas berdasarkan putusan pengadilan negara asing atau tidak,

kepada negara asal/ Indonesia.

e. Tindakan Lain

1) Permohonan pengaturan penahanan apabila orang yang berada di

negara asing akan melakukan perjalanan ke Indonesia dan akan

transit di negara asing lainnya.24

2) Penggantian biaya atau mekanisme bagi hasil terkait perampasan

aset hasil kejahatan antara Indonesia dengan negara yang

dimintakan MLA.25

23 Indonesia, Undang-Undang Bantuan Timbal Balik Dalam Masalah Pidana, UU No. 1 Tahun 2006, LN No. 18 Tahun 2006, TLN No. 4607, Lihat Pasal 22 dan 23. 24 Indonesia, Undang-Undang Bantuan Timbal Balik Dalam Masalah Pidana, UU No. 1 Tahun 2006, LN No. 18 Tahun 2006, TLN No. 4607, Pasal 26. 25 Indonesia, Undang-Undang Bantuan Timbal Balik Dalam Masalah Pidana, UU No. 1 Tahun 2006, LN No.

18 Tahun 2006, TLN No. 4607, Pasal 57.

Page 28: PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM

| 19

PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM PENANGANAN PERKARA KORUPSI LINTAS YURISDIKSI

Gambar iv. Pertemuan KPK dengan Central Authority Indonesia dan Central Authority Thailand Membahas

Permintaan MLA dari NACC Thailand

3. Tata Cara

Berdasarkan UU MLA, Ketua KPK dapat melakukan permohonan MLA

melalui Menteri Hukum dan HAM. Menteri Hukum dan HAM merupakan

pejabat pemegang Central Authority (“CA”) atau otoritas pusat yang

diberikan kewenangan oleh UU MLA sebagai koordinator dalam permintaan

MLA dari Indonesia ke negara asing atau penanganan permintaan MLA dari

negara asing ke Indonesia.26

4. Permintaan MLA dari Indonesia Kepada Negara Lain

UU MLA menjelaskan bahwa Menteri dapat mengajukan permintaan

MLA, berdasarkan permohonan dari Kapolri, Jaksa Agung, atau Ketua KPK

dalam kaitannya penanganan perkara korupsi.27 Hal tersebut dapat dilihat

dari ilustrasi di bawah ini:

26 Indonesia, Undang-Undang Bantuan Timbal Balik Dalam Masalah Pidana, UU No. 1 Tahun 2006, LN No. 18 Tahun 2006, TLN No. 4607, Bagian Penjelasan. 27 Indonesia, Undang-Undang Bantuan Timbal Balik Dalam Masalah Pidana, UU No. 1 Tahun 2006, LN No.

18 Tahun 2006, TLN No. 4607, Pasal 9 ayat (2) dan (3).

Page 29: PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM

20 |

PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM PENANGANAN PERKARA KORUPSI LINTAS YURISDIKSI

5. Permintaan MLA ke Indonesia Dari Negara Lain

UU MLA menjelaskan bahwa terkait permintaan MLA kepada

Indonesia, diajukan kepada CA, yang selanjutnya diteruskan kepada Kapolri

atau Jaksa Agung untuk ditindaklanjuti. 28 Hal tersebut dapat dilihat dari

ilustrasi di bawah ini:

II. MLA Dengan Saluran Diplomatik

MLA dengan saluran diplomatik pada dasarnya adalah bantuan hukum

timbal balik yang prosesnya melibatkan saluran diplomatik baik di Indonesia

maupun negara asing. Hal ini dilakukan jika negara tujuan permintaan

mensyaratkan pengiriman permintaan MLA melalui saluran diplomatik.

Dalam hal ini Menteri Hukum dan HAM dapat mengajukan bantuan kepada

negara asing melalui saluran diplomatik 29 dan negara asing dapat

28 Indonesia, Undang-Undang Bantuan Timbal Balik Dalam Masalah Pidana, UU No. 1 Tahun 2006, LN No. 18 Tahun 2006, TLN No. 4607, Pasal 29. 29 Indonesia, Undang-Undang Bantuan Timbal Balik Dalam Masalah Pidana, UU No. 1 Tahun 2006, LN No.

18 Tahun 2006, TLN No. 4607, Pasal 9 (1).

Page 30: PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM

| 21

PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM PENANGANAN PERKARA KORUPSI LINTAS YURISDIKSI

mengajukan permintaan bantuan melalui saluran diplomatik. 30 Saluran

diplomatik yang dimaksud dalam hal ini adalah Kementerian Luar Negeri.

1. Permintaan MLA dari Indonesia Kepada Negara Lain

UU MLA menjelaskan bahwa dalam mengirimkan permintaan MLA,

Menteri dapat mengajukan permintaan MLA tersebut melalui saluran

diplomatik, yaitu melalui Kementerian Luar Negeri Indonesia dan asing.31

Hal tersebut dapat dilihat dari ilustrasi di bawah ini:

2. Permintaan MLA ke Indonesia Dari Negara Lain

UU MLA menjelaskan bahwa permintaan MLA dari negara asing

kepada Indonesia dapat dilakukan menggunakan saluran diplomatik, yaitu

melalui Kementerian Luar Negeri Indonesia dan Asing.32 Hal tersebut dapat

dilihat dari ilustrasi di bawah ini

30 Indonesia, Undang-Undang Bantuan Timbal Balik Dalam Masalah Pidana, UU No. 1 Tahun 2006, LN No. 18 Tahun 2006, TLN No. 4607, Pasal 27 (2). 31 Indonesia, Undang-Undang Bantuan Timbal Balik Dalam Masalah Pidana, UU No. 1 Tahun 2006, LN No. 18 Tahun 2006, TLN No. 4607, Pasal 9 ayat (1). 32 Indonesia, Undang-Undang Bantuan Timbal Balik Dalam Masalah Pidana, UU No. 1 Tahun 2006, LN No.

18 Tahun 2006, TLN No. 4607, Pasal 27 ayat (2).

Page 31: PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM

22 |

PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM PENANGANAN PERKARA KORUPSI LINTAS YURISDIKSI

III. Kerja Sama Antar Lembaga

Selain melalui mekanisme MLA, KPK juga dapat mencari informasi,

data, dan/ atau hal lain yang diperlukan terkait penanganan suatu perkara

dalam ranah kerja sama internasional, yaitu kerja sama antar lembaga.

Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 dan diubah melalui Undang-Undang

Nomor 19 Tahun 2019 tentang perubahan kedua atas Undang-Undang

Nomor 30 Tahun 2002 (“UU KPK”) menjelaskan kewenangan KPK dalam

melakukan kerja sama internasional antar lembaga. Pasal 7 Ayat (1) Huruf

(f) menjelaskan bahwa KPK memiliki kewenangan untuk melakukan kerja

sama bilateral atau multilateral dalam pemberantasan tindak pidana

korupsi. Hal ini selanjutnya ditegaskan dalam Pasal 12 Ayat (2) Huruf (g)

bahwa KPK dapat meminta bantuan Interpol Indonesia atau instansi

penegak hukum negara lain untuk melakukan pencarian, penangkapan, dan

penyitaan barang bukti di luar negeri.

Sebagaimana dijelaskan pada Bab I bahwa sampai dengan saat ini, KPK

memiliki MoU dengan 17 lembaga anti-korupsi dari negara lain. Kerja sama

antar lembaga tersebut meliputi kerja sama di bidang:

1) Pertukaran informasi terkait metode penanganan perkara korupsi

(termasuk TPPU dan aset hasil tindak pidana korupsi);

2) Pertukaran informasi terkait metode dan modus operandi tindak pidana

korupsi;

3) Penyelenggaraan pelatihan bersama antar personel lembaga anti-

korupsi;

4) Menyediakan bantuan teknis dalam kegiatan operasional; dan

5) Kerja sama lain sesuai kebutuhan para pihak.

Tata Cara

Page 32: PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM

| 23

PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM PENANGANAN PERKARA KORUPSI LINTAS YURISDIKSI

Upaya kerja sama antara KPK kepada lembaga asing dilakukan dengan

mengirimkan permintaan bantuan secara langsung, tanpa melibatkan

lembaga lain seperti CA, Kementerian Luar Negeri, Interpol, atau lainnya.

Selain UU KPK, MoU KPK dengan lembaga asing dapat dijadikan dasar

hukum dalam melakukan kerja sama internasional ini.

Gambar v. Pembahasan Kerja Sama KPK dengan Inspector General of Vietnam

IV. NCB-Interpol

Kerja sama internasional melalui Interpol yang dilakukan KPK adalah

proses pencarian informasi, data, dan/atau upaya penegakan hukum lain

yang melibatkan jaringan polisi internasional melalui kerja sama erat

dengan Kepolisian RI. Interpol adalah organisasi kepolisian seluruh dunia,

yang diakui oleh PBB sebagai organisasi inter-pemerintah, yang dibentuk

tahun 1923 dengan nama awalnya International Criminal Police

Commission, yang selanjutnya berubah menjadi International Criminal

Police Organization.33 Kata Interpol sendiri digunakan sebagai kata sandi

33 Divisi Hubungan Internasional Polri, https://divhubinter.polri.go.id/dhi/profilNcbInterpol.php, diakses

pada 1 Desember 2020.

Page 33: PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM

24 |

PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM PENANGANAN PERKARA KORUPSI LINTAS YURISDIKSI

dan sebagai alamat telegrafis dalam koordinasi dan komunikasi antar

anggotanya.34

Dalam sejarahnya, sidang umum ICPC di Berlin pada tahun 1926

menyarankan agar setiap negara anggota membuat National Central Bureau

Interpol (“NCB”) sebagai pusat koordinasi dalam proses kerja sama

internasional.35

Peraturan perundang-undangan di Indonesia tidak mengatur secara

eksplisit terkait kewenangan NCB-Interpol dalam melakukan kerja sama

internasional. Akan tetapi Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang

Kepolisian Negara Republik Indonesia (“UU Polri”) menjelaskan bahwa

fungsi NCB-Interpol dilaksanakan oleh Polri, dan terikat pada ketentuan

hukum internasional, baik perjanjian bilateral maupun multilateral.

Selanjutnya penjelasan Pasal 15 Ayat (2) Huruf (j) UU Polri

menjelaskan bahwa mekanisme bantuan timbal balik, di mana Polri dapat

melakukan tindakan kepolisian di Indonesia berdasarkan permintaan negara

lain, ataupun sebaliknya Polri dapat meminta negara asing untuk melakukan

tindakan kepolisian di negara tersebut, dapat dilakukan selama tidak

bertentangan dengan hukum nasional negara tersebut.

Dari penjelasan ini dapat diketahui bahwa praktik kerja sama

internasional Polri dengan prinsip resiprositas sudah dilakukan jauh

sebelum lahirnya UU MLA pada tahun 2006. Bahkan hal ini ditegaskan dalam

Pasal 56 UU MLA bahwa pengaturan dalam UU MLA tidak mengurangi

pelaksanaan kerja sama timbal balik dalam masalah pidana yang selama ini

sudah dilakukan oleh NCB-Interpol.

V. Kerja Sama Unit Intelijen Keuangan

Dalam melakukan kerja sama internasional melalui jalur intelijen

keuangan, KPK bekerja sama dengan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi

Keuangan (“PPATK”). PPATK, sebagai unit intelijen keuangan (Financial

Intelligence Unit, “FIU”), adalah lembaga sentral yang melakukan

34 Ibid. 35 Ibid.

Page 34: PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM

| 25

PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM PENANGANAN PERKARA KORUPSI LINTAS YURISDIKSI

pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang di

Indonesia. Sebagai lembaga sentral di Indonesia, maka PPATK juga berfungsi

sebagai otoritas 36 dalam melakukan kerja sama internasional terkait

intelijen keuangan.

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan

Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (“UU TPPU”) menegaskan

bahwa PPATK memiliki tugas dan kewenangan untuk menerima,

menganalisis, dan mengkoordinasikan analisis transaksi keuangan kepada

pihak terkait, khususnya lembaga penegak hukum. Selain berkoordinasi

dengan lembaga di dalam negeri, PPATK juga berkoordinasi dengan lembaga

terkait di luar negeri, baik secara langsung melalui antar lembaga, secara

bilateral, atau multilateral melalui forum-forum internasional seperti The

Egmont Group.37 The Egmont Group adalah organisasi internasional yang

beranggotakan FIU dari seluruh dunia yang bertujuan membangun wadah

kerja sama dalam pertukaran informasi terkait pencegahan dan

pemberantasan pencucian uang dan pendanaan terorisme.38

Tindak pidana pencucian uang seringkali melibatkan struktur

kompleks yang menggunakan sistem perbankan internasional, agar dapat

menyamarkan uang hasil kejahatan dan memindahkan uang tersebut ke

tempat lain dalam waktu singkat. Hal ini pada praktiknya sangat

menghambat upaya penegakan hukum atas tindak pidana pencucian uang,

atau upaya pelacakan aliran keuangan atas tindak pidana lain seperti

korupsi.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat dipahami bahwa kerja sama

internasional menjadi salah satu kunci penting keberhasilan penanganan

36 Hal ini ditegaskan dalam UU TPPU bagian Penjelasan (Umum) bahwa “Lembaga keuangan memiliki

peranan penting khususnya dalam menerapkan prinsip mengenali Pengguna Jasa dan melaporkan Transaksi tertentu kepada otoritas (financial intelligence unit) sebagai bahan analisis dan untuk selanjutnya disampaikan kepada penyidik.” Otoritas yang dimaksud di sini adalah PPATK. 37 Indonesia, Undang-Undang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang, UU No. 8 Tahun 2010, LN No. 122 Tahun 2010, TLN No. 5164, Pasal 91. Pasal 91 ini menjelaskan bahwa PPATK dalam mencegah dan memberantas TPPU dapat melakukan kerja sama bantuan timbal balik dalam masalah

pidana secara bilateral atau multilateral. Kerja sama tersebut dilakukan berdasarkan perjanjian kerja sama timbal balik, atau berdasarkan prinsp resiprositas. 38 PPATK, Egmont Group Meetings 2019 di Jakarta, https://www.ppatk.go.id/siaran_pers/read/921/siaran-

pers-egmont-group-meetings-2019-di-jakarta.html, diakses pada 3 Desember 2020.

Page 35: PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM

26 |

PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM PENANGANAN PERKARA KORUPSI LINTAS YURISDIKSI

perkara tindak pidana pencucian uang, atau tindak pidana lain dalam

menelusuri aliran uangnya. Hal ini pun ditegaskan dalam Pasal 89 Ayat (1)

UU TPPU bahwa PPATK dalam melakukan fungsinya dapat melakukan kerja

sama internasional dengan lembaga sejenis dari luar negeri. Kerja sama

internasional tersebut dapat dilakukan dalam bentuk formal dan

berdasarkan prinsip resiprositas. 39 PPATK dalam rangka melaksanakan

fungsi analisis atau pemeriksaan laporan dan informasi keuangan terkait

suatu tindak pidana, berdasarkan Pasal 44 Ayat (1) UU TPPU, dapat meminta

informasi dan data kepada pihak pelapor berdasarkan permintaan dari

instansi penegak hukum atau mitra kerja di luar negeri, dan meneruskan

informasi tersebut kepada instansi peminta baik di dalam atau luar negeri.

Terkait dengan permintaan dan pertukaran informasi dengan FIU dari

negara lain, PPATK berkoordinasi dan bekerja sama dengan instansi penegak

hukum asing, lembaga pengawas penyedia jasa keuangan asing, lembaga

pengelola keuangan negara asing, dan FIU asing.40

Tata Cara

Dalam melakukan kerja sama internasional seperti pencarian data dan

informasi melalui saluran intelijen keuangan, KPK dapat mengirimkan surat

permohonan resmi kepada PPATK untuk selanjutnya PPATK berkoordinasi

dengan FIU asing terkait pencarian tersebut.41 Hal tersebut dapat dilihat dari

ilustrasi berikut ini:

KPK Sebagai Peminta

39 Indonesia, Undang-Undang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang, UU No. 8 Tahun 2010, LN No. 122 Tahun 2010, TLN No. 5164, Pasal 89 ayat (2). 40 Indonesia, Undang-Undang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang, UU No. 8 Tahun 2010, LN No. 122 Tahun 2010, TLN No. 5164, Pasal 90. 41 Indonesia, Undang-Undang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang, UU No. 8

Tahun 2010, LN No. 122 Tahun 2010, TLN No. 5164, Pasal 90 Ayat (3) Huruf (d) UU TPPU.

Page 36: PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM

| 27

PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM PENANGANAN PERKARA KORUPSI LINTAS YURISDIKSI

BAB III

STRATEGI KEBERHASILAN

KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK

I. Belajar Dari Kegagalan KPK Di Awal

Setiap negara asing memiliki kompleksitas permasalahan yang

berbeda-beda dalam membangun hubungan kerja sama dan berkoordinasi

dengan KPK. Dalam melakukan kerja sama internasional, KPK tidak selalu

berhasil, dan seringkali menghadapi kegagalan di awal. Kegagalan ini berasal

dari tidak dapatnya KPK dalam memahami poin penting dan prosedur dalam

penanganan suatu perkara korupsi, seperti permintaan data, informasi,

upaya penyitaan, dan perampasan, sehingga menjadi hambatan dan

permasalahan yang bervariasi dari setiap negara asing.

Dari kegagalan tersebut KPK memahami bahwa kegagalan di awal

sangat erat kaitannya dengan proses komunikasi dan kepercayaan lembaga

asing terhadap KPK. Oleh karena itu bab ini akan membahas dua hal penting,

yaitu apa saja yang menjadi faktor kegagalan KPK di awal dan selanjutnya

membahas strategi apa yang dibangun dan dilakukan KPK dalam mengatasi

kegagalan tersebut, dan menjadi keberhasilan dalam upaya kerja sama

internasional.

I.1. Permasalahan Komunikasi

Salah satu permasalahan utama dari kegagalan KPK di awal adalah

komunikasi. Pada awalnya, komunikasi dan permintaan yang dikirimkan

Page 37: PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM

28 |

PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM PENANGANAN PERKARA KORUPSI LINTAS YURISDIKSI

KPK melalui email dan surat seringkali tidak mendapatkan respon yang

positif. Contohnya pada tahun 2011, KPK melalui CA mengajukan

permintaan MLA kepada Pemerintah Singapura. Pada tahun 2011

hingga 2014, permintaan MLA tersebut ditanggapi oleh CA Singapura

dengan meminta tambahan informasi dan memberikan saran

perbaikan mengenai kelengkapan persyaratan yang masih belum sesuai

dengan peraturan yang berlaku di Singapura, misalnya bukti transaksi

yang melibatkan rekening di Singapura. Setelah KPK, bersama dengan

CA Indonesia, melengkapi persyaratan, menyesuaikan dengan saran

perbaikan dan memberikan informasi tambahan kepada CA Singapura,

maka pada awal tahun 2014, Singapura mulai mengirimkan hasil atas

permintaan MLA berupa dokumen-dokumen yang dibutuhkan dalam

penanganan perkara KPK.

Pelajaran penting yang dapat diambil dalam kegagalan ini adalah,

pada saat itu KPK dan CA Indonesia menyusun permintaan MLA yang

belum memenuhi persyaratan berdasarkan hukum nasional Singapura.

Contohnya penyidik belum dapat menjelaskan mengenai kebutuhan

informasi secara detail di Singapura dan keterkaitannya dengan tindak

pidananya, dan kurangnya koordinasi awal antara KPK, CA Indonesia,

CA Singapura, dan otoritas terkait di Singapura sebelum mengirimkan

MLA.

Dalam permintaan-permintaan MLA selanjutnya, pada saat

meminta bantuan ke lembaga asing, penyidik harus dapat memberikan

penjelasan terkait materi spesifik yang diminta dari lembaga asing

tersebut. Materi tersebut tidak boleh bersifat umum untuk

menghindari persepsi adanya fishing expedition42 yang dilakukan oleh

aparat penegak hukum terkait. Selain itu, hal lainnya yang juga tidak

kalah penting saat melakukan permintaan bantuan lintas negara,

42 Fishing expedition adalah suatu upaya memperoleh informasi melalui permintaan yang bersifat luas

dengan pertanyaan yang tidak spesifik. Dalam praktiknya hal ini dapat dilakukan dengan memberikan

pertanyaan umum dengan harapan terdapat informasi relevan yang ditemukan berdas arkan kata kunci umum yang diberikan. Lebih jauh lagi fishing expedition menurut Black’s Law Dictionary adalah “An

attempt, through broad discovery requests or random questions, to elicit information. Also, from another party in the hope that something relevant might be found; esp., such an attempt that exceeds the scope of discovery allowed by procedural rules.” Lihat Bryan A. Garner, Black’s Law Dictionary, edisi ke 9, (St. Paul:

MN: Thomson/West, 2009), hlm. 740

Page 38: PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM

| 29

PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM PENANGANAN PERKARA KORUPSI LINTAS YURISDIKSI

penyidik tidak hanya harus memahami peraturan yang berlaku di

Indonesia namun juga harus mempertimbangkan hukum yang berlaku

di negara tujuan untuk mencari adanya dual criminality dan memahami

kemampuan atau kewenangan lembaga asing tersebut dalam

memenuhi permintaan penyidik.

Dalam permintaan bantuan untuk pemeriksaan saksi di negara

lain misalnya, setiap negara memiliki aturan kerja sama dan format

permintaan yang berbeda-beda. Di Singapura, KPK dapat membangun

komunikasi informal terlebih dahulu dengan surat elektronik (“email”)

dan baru mengirimkan permintaan MLA setelahnya. Akan tetapi di

Jepang, KPK diharuskan menggunakan jalur diplomatik yang melibatkan

Kementerian Luar Negeri dan CA dari kedua negara untuk setiap

komunikasi dan koordinasi yang dilakukan. Perbedaan sistem seperti ini

juga berlaku di negara asing lainnya seperti Inggris, Amerika, Swiss, dan

British Virgin Island.

I.2. Permasalahan Kepercayaan

“Membangun trust adalah kunci”, begitu pernyataan yang

dilontarkan oleh penyelidik, penyidik, jaksa, dan anggota satuan tugas

kerja sama internasional KPK dalam setiap kesempatan dan wawancara

yang berbeda. Strategi dan mitigasi risiko apapun yang dibuat dalam

upaya kerja sama internasional, seperti permintaan data, tidak akan

berhasil apabila tidak ada kepercayaan dari negara maupun lembaga

asing. Kepercayaan adalah konsep yang abstrak dan tidak dapat timbul

dengan sendirinya, sehingga konsep ini perlu diturunkan menjadi

parameter berwujud untuk melihat bentuk dan capaian konkret suatu

kepercayaan. Parameter tersebut perlu dibangun melalui upaya

proaktif dan responsif yang harus dibina secara berkesinambungan

dalam suatu hubungan. Aspek yang perlu diperhatikan dalam membina

kepercayaan pun beragam, di antaranya integritas diri, komunikasi yang

berkesinambungan, serta kemampuan untuk memberikan respon yang

tepat baik dalam hal teknis maupun nonteknis.

Page 39: PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM

30 |

PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM PENANGANAN PERKARA KORUPSI LINTAS YURISDIKSI

Pada suatu kesempatan, KPK mengirimkan MLA kepada CPIB

(Singapura), untuk mengajukan permintaan informasi terkait 4 rekening

koran, dokumen pembukaan rekening, dan 10 slip transaksi perbankan

atas suatu kasus. Akan tetapi CPIB tidak memberikan tanggapan hingga

lebih dari 1 tahun. Penyidik KPK ingin menemui personel yang

menangani MLA tersebut, dan mengetahui bahwa personel tersebut

akan menghadiri suatu acara internasional di Bangkok. Setelah

dilakukan pertemuan di Bangkok oleh penyidik KPK, diketahui bahwa

terdapat kesalahan ketik dalam permintaan yang diajukan KPK atas

rekening koran, terkait perkara yang seharusnya tahun 2016, namun

tertulis sejak 2006. Singapura mempertanyakan keseriusan KPK dan

mengapa permintaan dari KPK tidak sesuai dengan tempus yang

diuraikan dalam uraian kasus.

Contoh di atas menggambarkan bahwa permasalahan

kepercayaan ini muncul karena Singapura tidak yakin dengan

keseriusan KPK dalam menangani kasus tersebut, terutama di dalam

negeri. KPK menyadari permasalahan ini dan segera merespon

Singapura dengan memperbaiki kesalahan tersebut dan memberikan

beberapa bukti terhadap kemajuan penanganan perkara tersebut di

Indonesia, hingga akhirnya kasus tersebut diputus.

Respon sigap KPK ini berimplikasi terhadap kelancaran upaya

kerja sama selanjutnya dengan Singapura. Di tahun-tahun berikutnya,

saat KPK menangani kasus Garuda, KPK meminta 27 rekening koran dan

ratusan slip transaksi, dan permintaan tersebut dipenuhi oleh

Singapura dalam waktu beberapa bulan saja.

II. Peran Direktorat PJKAKI

Pertanyaan berikutnya adalah bagaimana membangun komunikasi

dan kepercayaan tersebut di awal? Apakah upaya ini dilakukan oleh

personel, satuan tugas, atau divisi tertentu? Dalam membangun dan

membina jaringan internasional, terdapat peran suatu direktorat di KPK

yang signifikan, yaitu Direktorat Pembinaan Jaringan Kerja antar Komisi dan

Instansi (“PJKAKI”). Direktorat PJKAKI bertugas untuk mengoordinasikan

Page 40: PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM

| 31

PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM PENANGANAN PERKARA KORUPSI LINTAS YURISDIKSI

permintaan bantuan terkait penanganan perkara dengan Kedeputian

Penindakan dan sebagai pejabat penghubung dengan mitra kerja sama luar

negeri baik untuk permintaan secara formal maupun informal. Direktorat

PJKAKI bersama dengan penyelidik, penyidik atau jaksa akan merancang

permintaan bantuan dan memastikan kelengkapan persyaratan dan

menentukan mekanisme terbaik dalam mendapatkan informasi dan data

serta melakukan negosiasi dengan mitra kerja sama luar negeri. Selain itu,

Direktorat PJKAKI juga bertanggung jawab untuk melakukan pengembangan

jaringan kerja sama dengan negara lain sesuai dengan kebutuhan organisasi.

Dalam membina jaringan internasional, Direktorat PJKAKI berperan

membuka jaringan baru dengan negara atau lembaga asing yang belum

memiliki hubungan kerja sama dengan KPK, serta membina jaringan -

jaringan yang sudah terbentuk sebelumnya. Guna membuka jaringan baru,

Direktorat PJKAKI merancang strategi pendekatan proaktif terbaik yang

disesuaikan dengan karakteristik masing - masing negara atau lembaga. Dan

jika jaringan sudah terjalin, Direktorat PJKAKI membina komunikasi yang

berkesinambungan dengan beragam pendekatan.

Mengingat pentingnya peran Direktorat PJKAKI dalam kerja sama

internasional, maka pertanyaan selanjutnya adalah kompetensi teknis apa

yang menjadi standar bagi para personel Direktorat PJKAKI dalam

melaksanakan tugasnya? Adapun kompetensi teknis dasar yang harus

dimiliki para spesialis kerja sama Direktorat PJKAKI dalam membangun

jaringan dan upaya permintaan data internasional adalah:

• Kemampuan berbahasa asing, terutama Bahasa Inggris;

• Kemampuan persuasi;

• Teknik negosiasi;

• Kemampuan mengelola proyek;

• Strategi komunikasi dengan mitra kerja sama;

• Implementasi komitmen global dan pemanfaatan jaringan kerja sama;

• Teknik diplomasi internasional;

• Teknik pencarian dan pengelolaan data dan informasi;

• Manajemen risiko;

Page 41: PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM

32 |

PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM PENANGANAN PERKARA KORUPSI LINTAS YURISDIKSI

• Complaint handling management;

• Dasar hukum pidana dan acara pidana; dan

• Komunikasi organisasi.

Gambar vi. Direktur PJKAKI Memberikan Pelatihan Kerja Sama Internasional Kepada Perwakilan Lembaga

Asing di Pusat Edukasi Anti Korupsi KPK

III. Strategi Keberhasilan KPK

Belajar dari kegagalan KPK membangun kerja sama internasional di

awal, maka KPK selalu memperbaharui metode komunikasi dan sistem

koordinasi untuk memitigasi permasalahan tersebut. Dari upaya-upaya

perbaikan tersebut, KPK menyadari bahwa terdapat formula yang efektif

dalam melakukan kerja sama dengan negara asing terkait penanganan suatu

perkara tindak pidana korupsi. Poin-poin penting tersebut akan dirangkum

menjadi strategi keberhasilan kerja sama internasional KPK, yang terbagi

menjadi tiga bagian, yaitu strategi sebelum mengirimkan permintaan

bantuan kerja sama, saat mengirimkan, dan setelah diberikan bantuan kerja

sama internasional oleh negara asing. Secara keseluruhan, strategi

Page 42: PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM

| 33

PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM PENANGANAN PERKARA KORUPSI LINTAS YURISDIKSI

keberhasilan kerja sama internasional tersebut dapat dilihat dalam ilustrasi

diagram di bawah ini:

III.1. Strategi Sebelum Permintaan Resmi

Riset Hukum

Sebelum membuka komunikasi, KPK melakukan riset mendalam

mengenai hukum di negara asing tersebut. Dalam meminta bantuan ke

negara lain, baik mencari data, informasi, orang, atau permintaan

bantuan lain seperti penyitaan dan perampasan, KPK tidak bisa hanya

menggunakan sudut pandang peraturan perundang-undangan

Indonesia saja.

Sebagai contoh, untuk upaya permintaan bantuan hukum ke

Singapura, KPK harus memahami konsep delik korupsi di setiap pasal

yang terdapat dalam The Prevention of Corruption Act (“PCA”) untuk

melihat perbedaan dan persamaan konsep tindak pidana korupsi di

Indonesia dan Singapura. Misalnya apakah konsep kerugian negara dan

peran pejabat publik dalam unsur tindak pidana korupsi di Indonesia

sudah sejalan dengan konsep tindak pidana korupsi di Singapura.

Apabila terdapat perbedaan, maka KPK harus mencari dan menegaskan

persamaan konsep tindak pidana korupsi yang masuk ke dalam regulasi

ke dua negara, yang nantinya diimplementasikan ke dalam strategi

komunikasi KPK.

Selain Singapura, KPK juga perlu melakukan hal serupa kepada

peraturan perundang-undangan negara lain yang memiliki intensitas

Page 43: PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM

34 |

PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM PENANGANAN PERKARA KORUPSI LINTAS YURISDIKSI

tinggi dalam setiap kerja sama internasional KPK, seperti Amerika

dengan Foreign Corrupt Practices Act (“FCPA”) dan Inggris dengan

Bribery Act. Hal ini penting dilakukan untuk menghindari permintaan

bantuan asing KPK ditolak atau tidak dapat dipenuhi oleh negara yang

dituju.

Poin-poin penting yang harus didalami saat melakukan riset

hukum adalah:

• Apakah perkara yang ditangani KPK berimplikasi signifikan terhadap

kepentingan atau ketertiban umum dalam negeri dari negara yang

dimintakan bantuan? Contohnya, apakah penanganan kasus di

Indonesia berpotensi menghambat stabilitas kegiatan ekonomi di

suatu negara?

• Bagaimana format penerimaan bantuan menurut regulasi domestik

suatu negara, apakah harus melalui MLA, surat resmi antar lembaga,

jalur diplomatik, dan prasyarat apa saja yang harus dipenuhi dalam

membangun substansi permintaan bantuan, antara lain seperti:

o Dasar hukum internasional dan domestik negara terkait;

o Konsep kriminalitas ganda; dan

o Poin penolakan permintaan seperti hukuman mati, isu politik,

SARA, dan lainnya.

Di akhir buku ini, akan terdapat lampiran yang membahas secara

detail dan mendalam mengenai proses bisnis dan mekanisme

penerimaan bantuan hukum berdasarkan peraturan perundangan yang

berlaku di Singapura.

Strategi Komunikasi

Dalam praktiknya, KPK memiliki dua strategi komunikasi, yaitu

komunikasi terhadap lembaga asing yang sudah terjalin hubungan

sebelumnya, dan strategi komunikasi terhadap lembaga asing yang

belum pernah menjalin hubungan dengan KPK.

Page 44: PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM

| 35

PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM PENANGANAN PERKARA KORUPSI LINTAS YURISDIKSI

• Strategi Komunikasi dengan Lembaga Asing yang Sudah Memiliki

Hubungan dengan KPK

Setelah mendalami poin-poin penting terkait peraturan

perundangan dan sistem hukum suatu negara yang akan dimintakan

bantuan, selanjutnya KPK membuka jalur komunikasi awal melalui

email, teleconference, atau pertemuan dengan lembaga asing

terkait. Poin-poin penting yang disampaikan secara komprehensif

dalam komunikasi awal ini adalah:

o Posisi penanganan perkara tersebut di dalam negeri, contohnya

tahapan perkara yang dapat mencakup tahapan penyelidikan,

penyidikan, penuntutan, atau putusan.43

o Setelah mendapatkan posisi kasus dari penyelidik, penyidik

atau jaksa, spesialis kerja sama internasional di dalam

Direktorat PJKAKI dapat memulai komunikasi dengan personel

dari lembaga asing dan menyampaikan kebutuhan KPK. Hal ini

dilakukan supaya penyelidik, penyidik atau jaksa dapat fokus

pada penanganan perkara di domestik, di sisi lain proses

permintaan bantuan ke lembaga asing dapat terus berlangsung

secara paralel. Tidak jarang pertukaran informasi dan data

dapat langsung dilakukan tanpa memerlukan casework atau

pertemuan dengan penyelidik, penyidik atau jaksa. Namun jika

dibutuhkan, spesialis kerja sama bersama dengan personel dari

lembaga asing akan menyepakati dan merancang pertemuan.

o Merujuk ke poin di atas, dalam membangun hubungan

internasional yang baik, yang menjadi fokus utama adalah

persamaan hukum serta penyesuaian terhadap hukum

tersebut, bukan perbedaan hukum antara kedua negara.

Contohnya saat menangani kasus tindak pidana korupsi di

Indonesia, maka saat berhubungan dengan Singapura, yang

43 Penggunaan terminologi dalam menjelaskan posisi kasus sangat penting. Misalnya di beberapa negara, permintaan bantuan melalui MLA dapat diberikan saat kasus sudah memasuki tahap investigasi, sedangkan

arti investigasi di Indonesia dapat berbeda terkait konsep penyelidikan dan penyidikan, sehingg a KPK harus dapat menyamakan persepsi tersebut baik dari sisi hukum dan tahapannya. Poin penting selanjutnya adalah jangan langsung meminta data, informasi, atau hal lainnya di awal, tetapi jelaskan terlebih dahulu posisi

kasus tersebut.

Page 45: PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM

36 |

PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM PENANGANAN PERKARA KORUPSI LINTAS YURISDIKSI

ditegaskan bukan unsur kerugian negaranya melainkan

suapnya (bribery).

o Urgensi dan implikasi dari bantuan yang diberikan negara asing

kepada KPK dan Indonesia.

o Langkah-langkah yang akan dilakukan KPK berdasarkan data,

informasi, atau hal lainnya yang diperoleh dari negara asing

terkait penanganan perkara di Indonesia.44

o KPK dapat membangun dasar bahwa perkara ini tidak hanya

merugikan Indonesia, tetapi juga berimplikasi kepada negara

yang dituju, sehingga KPK dapat mengajak negara asing

tersebut melakukan penanganan perkara bersama atau

investigasi paralel (joint investigation).45

Saat komunikasi melalui konferensi atau rapat bersama baik

melalui jaringan internet atau kunjungan langsung personel terkait,

KPK tidak hanya menugaskan spesialis kerja sama, penyelidik dan

penyidik, tetapi juga melibatkan jaksa di kegiatan dan

komunikasinya.

• Strategi Komunikasi dengan Lembaga Asing yang Belum Memiliki

Hubungan dengan KPK

Apabila KPK belum pernah memiliki hubungan kerja sama

sebelumnya dengan suatu lembaga asing, KPK membangun

interaksi awal melalui keikutsertaan KPK pada forum-forum

internasional, dan membangun komunikasi melalui perwakilan

negara atau lembaga asing yang terlibat dalam forum tersebut.

Contohnya pada awal berdirinya KPK, Direktorat PJKAKI saat itu

ditargetkan oleh Pimpinan untuk sudah memiliki MoU di level

44 KPK harus memastikan kepada lembaga asing tersebut bahwa data yang dimintakan penting dan

bagaimana pemanfaatannya. Lembaga asing akan menilai keseriusan KPK dalam menangani perkara

tersebut. 45 Metode komunikasi seperti ini dilakukan agar negara dan lembaga asing juga mem iliki rasa kepemilikan

dan menjadi kepentingan bersama terhadap kasus terkait. KPK harus mempelajari dasar hukum dan syarat-syarat apa saja pada negara asing tersebut untuk melakukan joint investigation, sehingga poin-poin ini harus ditekankan dalam komunikasi awal. Dalam pemaparan, KPK harus memberikan rekomendasi dasar

hukum negara asing tersebut untuk membuka kasus terkait di negaranya.

Page 46: PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM

| 37

PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM PENANGANAN PERKARA KORUPSI LINTAS YURISDIKSI

ASEAN. Direktur PJKAKI, Pak Sujanarko, melakukan komunikasi awal

dengan negara-negara ASEAN dan selanjutnya pada bulan

Desember 2003, perwakilan lembaga asing dari empat negara, yaitu

The National Anti-Corruption Commission (NACC) di Thailand, Biro

Mencegah Rasuah (BMR) di Brunei Darussalam, Malaysian Anti-

Corruption Commission (MACC) di Malaysia, dan Corrupt Practices

Investigation Bureau (CPIB) di Singapura melakukan kunjungan

kerja ke KPK untuk membahas konsep kerja sama internasional di

kawasan ASEAN.

Pada saat itu NACC Thailand hadir dan ikut berdiskusi konsep

kerja sama internasional di kawasan ASEAN dan membahas

substansi MoU mengenai kerja sama pencegahan dan

pemberantasan korupsi di regional ASEAN, yang saat ini disebut

sebagai MoU ASEAN-PAC. Namun karena adanya kendala internal di

negara Thailand, NACC tidak dapat ikut menandatangani MoU

tersebut. Akan tetapi komitmennya dalam membangun inisiatif

kerja sama internasional dalam pemberantasan korupsi adalah

preseden yang sangat baik. Pada tahun 2007, NACC baru dapat ikut

menandatangani MoU tersebut.

Selain berpartisipasi aktif di forum-forum internasional,

Direktorat PJKAKI juga rutin mengundang individu-individu kunci

berpengaruh dalam upaya pemberantasan korupsi dari negara lain

untuk berbagi pengalaman kepada KPK. Contohnya, Direktorat

PJKAKI pernah mengundang Jaksa yang berhasil menangani perkara

Vladimir Montesinos di Peru, mantan pimpinan ICAC, Tony Kwok

Man-wai, dan tokoh-tokoh lainnya.

Selain langkah-langkah yang disebutkan di atas, KPK memiliki

cara lain dalam membangun interaksi dalam bentuk kegiatan

pelatihan dan program peningkatan kapasitas lainnya. KPK rutin

berpartisipasi dalam mengikuti pelatihan bersama antar lembaga

anti-korupsi di negara asing. Contohnya, KPK dan CPIB telah

beberapa kali berinteraksi dalam beberapa pelatihan bersama.

Pelatihan tersebut diselenggarakan oleh CPIB di Singapura dan KPK

diundang sebagai salah satu pesertanya. Dalam pelatihan seperti ini

Page 47: PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM

38 |

PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM PENANGANAN PERKARA KORUPSI LINTAS YURISDIKSI

para peserta dilibatkan dalam simulasi penanganan perkara yang

diadopsi dari keadaan aktual di masing-masing negara. Hal seperti

ini akan membangun komunikasi intens antar peserta, yang ke

depannya akan sangat membantu koordinasi saat melakukan

penanganan perkara aktual. Selain dengan CPIB Singapura,

penyelidik, penyidik dan jaksa KPK seringkali mengikuti pelatihan

bersama dengan lembaga asing lainnya seperti FBI, ICAC Hongkong,

MACC dan lainnya.

Yang menarik, berdasarkan pengalaman beberapa peserta

pelatihan tersebut, dari KPK menjelaskan bahwa tidak hanya saat

pelatihan, tetapi interaksi para peserta pada kegiatan informal di

sela-sela pelatihan seperti makan malam bersama atau kegiatan

kunjungan ke tempat wisata yang diselenggarakan panitia pelatihan

juga sangat berpengaruh dalam membangun kedekatan masing-

masing individu. Hal ini pun ke depannya sangat bermanfaat saat

melakukan koordinasi penanganan perkara.

Gambar vii. Pelatihan Bersama Aparat Penegak Hukum Asing dan KPK

Page 48: PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM

| 39

PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM PENANGANAN PERKARA KORUPSI LINTAS YURISDIKSI

Memastikan Penanganan Perkara Di Dalam Negeri dan Membangun

Kepercayaan Lembaga Asing

Dalam praktiknya terdapat dua pertimbangan kunci yang

dilakukan oleh lembaga asing sebelum memutuskan apakah ia akan

membantu KPK, atau sejauh mana ia akan membantu KPK. Pertama,

adalah sejauh mana keseriusan KPK dalam menangani perkara tersebut

di dalam negeri, di mana hal ini dapat terlihat dari detail permintaan

yang dikirimkan oleh KPK kepada lembaga asing. Hal tersebut dapat

dilihat dari ilustrasi permintaan bantuan di bawah ini.

Ilustrasi pertama, KPK mengirimkan permintaan bantuan

mengenai informasi transaksi dengan narasi sebagai berikut “tolong

berikan informasi rekening koran transaksi antara Bapak A, seorang

pejabat di Indonesia, dengan Bank XXX di Singapura.” Sekarang

bandingkan dengan ilustrasi kedua terkait permintaan yang sama

dengan narasi sebagai berikut, “tolong berikan informasi transaksi

antara Bapak A, seorang pejabat di Indonesia lahir pada tanggal sekian,

dengan Bank X di Singapura, dengan keterangan transaksi pengiriman

uang pembayaran dari Rekening Bank XXX atas nama PT. ABC, yang

terjadi antara 14 Januari 2017 – 20 Januari 2017, dengan kode transaksi

123-00-xxx dan kode swift 0023-xxx. Jumlah transaksi tersebut adalah

USD 200.000 yang dilakukan dengan mata uang USD.” Dari kedua

ilustrasi permintaan tersebut, terlihat bahwa ilustrasi yang kedua

menggambarkan upaya penelusuran yang dilakukan KPK lebih lengkap

sehingga terlihat keseriusan KPK dalam menangani perkara tersebut.

Kedua, adalah permasalahan kepercayaan dan integritas.

Sebelum memberikan bantuan baik berupa data, pencarian saksi, atau

lainnya, lembaga asing mempertimbangkan integritas KPK dalam suatu

penanganan perkara, apakah informasi yang diberikan nantinya akan

digunakan untuk mencari dan menghukum pelaku, atau justru

digunakan untuk melakukan pemerasan terhadap pihak-pihak tertentu.

Kamus kompetensi perilaku KPK mendefinisikan integritas

sebagai suatu nilai moral, etika, dan kepatuhan yang baik dan benar,

yang terimplementasi dalam tindakan konsisten dan perilaku sehari-

Page 49: PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM

40 |

PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM PENANGANAN PERKARA KORUPSI LINTAS YURISDIKSI

hari.46 Dalam membangun dan menjaga integritas terkait kerja sama

internasional, KPK melakukan dua hal yaitu menjaga dan memastikan

penyelesaian kasus di level dalam negeri, dan memastikan dukungan

KPK terhadap segala permintaan negara asing dilakukan secara

maksimal.

Pada tahun 2007 KPK, melalui Direktorat PJKAKI belajar dari

pengalaman Nigeria dalam melacak dan meminta pemulihan aset hasil

korupsi mantan Presiden Nigeria, Sani Abacha yang disembunyikan ke

beberapa negara seperti Swiss, Guernsey, Cayman Island, dan lainnya.

Permasalahan yang sama dihadapi oleh Nigeria, di mana pada mulanya

negara-negara yang menyimpan uang hasil korupsi tersebut tidak

merespon permintaan bantuan timbal balik dari Nigeria karena

mempertanyakan keseriusan penanganan perkara kasus korupsi

tersebut. Hal yang dilakukan oleh Economic and Financial Crime

Commission (“EFCC”) untuk membangun kepercayaan terhadap negara

asing tersebut adalah fokus untuk menyelesaikan penanganan perkara

di level domestik terlebih dahulu dan langkah selanjutnya meminta

bantuan timbal balik ke negara asing. EFCC kemudian menangkap para

pihak terlibat, termasuk anggota keluarga mantan Presiden Sani

Abacha, menyita, dan merampas aset hasil korupsinya. Hal yang

menarik adalah EFCC menjadikan hasil konkrit atas keseriusan

penanganan perkara di dalam negeri ini sebagai dasar permintaan

bantuan timbal balik. Hasil konkrit tersebut digunakan oleh EFCC

sebagai respon dan jawaban atas keraguan negara asing yang menutup

celah kemungkinan ditolaknya permintaan. EFCC juga kerap

membagikan cerita sukses tersebut pada forum - forum internasional,

yang membuat negara asing berisiko dianggap sebagai pendukung

korupsi jika masih tetap menolak permintaan EFCC.

Hal ini pun diterapkan oleh KPK untuk memaksimalkan seluruh

upaya, dalam setiap penanganan perkaranya di dalam negeri sebelum

mengirimkan permintaan bantuan timbal balik. Selain membuktikan

keseriusan di dalam negeri, KPK juga selalu membuktikan

46 ACLC, Pengertian Integritas, https://aclc.kpk.go.id/materi/sikap-antikorupsi/infografis/pengertian-

integritas, diakses pada 7 Desember 2020.

Page 50: PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM

| 41

PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM PENANGANAN PERKARA KORUPSI LINTAS YURISDIKSI

keseriusannya dalam setiap permintaan bantuan dari negara asing.

Contohnya, Direktorat PJKAKI pernah berhasil membantu mencari dan

menemukan lokasi WNI yang merupakan saksi pada perkara korupsi di

negara asing, serta informasi dan data untuk mendukung

pengembangan kasus yang sedang ditangani penegak hukum asing. Di

antaranya adalah pada perkara yang ditangani Anti-Corruption Bureau

Brunei Darussalam, Malaysian Anti-Corruption Commission, Federal

Bureau of Investigation, NACC Thailand, dan berbagai lembaga asing

lainnya.

Pada tahun 2010, KPK menerima cc (terusan) informasi dari

sebuah lembaga internasional terkait temuan kasus pada sebuah

proyek infrastruktur yang didanai dengan dana internasional di daerah

Sulawesi. Lembaga tersebut menjelaskan kepada KPK bahwa

sebelumnya mereka sudah memberikan informasi temuan ini kepada

pemerintah daerah setempat, akan tetapi tidak pernah ditindaklanjuti.

KPK saat itu melakukan penelusuran dan memberikan bantuan yang

diperlukan hingga akhirnya pejabat asing yang terlibat dipidana di

negaranya.

Selanjutnya, Hong Kong juga pernah mengalami hal serupa. Saat

itu ICAC Hong Kong sudah putus asa dalam mencari salah satu pelaku

kejahatan perbankan cukup besar yang usia kejahatannya sudah cukup

lama, dari tahun 1984. KPK melakukan penelusuran dan akhirnya

menemukan pelaku pidana tersebut yang sudah meninggal dan dikubur

di taman makam pahlawan Surabaya. Pemberian bantuan seperti ini

juga diterapkan oleh Direktorat PJKAKI ke negara lain seperti Amerika,

Singapura, Inggris, dan lainnya.

Meskipun pada awalnya tidak banyak perkara lintas yurisdiksi

yang ditangani KPK, Direktorat PJKAKI tetap memberikan bantuan jika

ada lembaga yang berwenang dari negara asing yang meminta bantuan

kepada KPK, sesuai hukum dan peraturan yang berlaku. Seiring

berjalannya waktu, KPK membuktikan bahwa ini menjadi salah satu

investasi yang sangat besar. Banyak negara dan lembaga asing yang

Page 51: PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM

42 |

PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM PENANGANAN PERKARA KORUPSI LINTAS YURISDIKSI

membantu KPK saat menangani perkara kompleks yang melibatkan

yurisdiksi asing di kemudian hari.47

Pada kasus korupsi pengadaan mobil pemadam kebakaran tahun

2002-2005 yang melibatkan menteri, gubernur, walikota, pihak swasta,

dan pihak lain, KPK dapat mengakses dan memperoleh data Google dan

Gmail yang dibantu secara resmi oleh FBI dan Amerika Serikat, melalui

mekanisme agency-to-agency yang kemudian dilanjutkan dengan

mekanisme MLA. Selain itu dalam upaya penanganan kasus korupsi dan

pengejaran Anggoro ke Hong Kong dan Cina, KPK memperoleh bantuan

berupa data dan informasi dari ICAC Hong Kong dan kantor imigrasi

asing.

Sekali lagi kepercayaan adalah kunci. Bahkan pernyataan ini

berkali-kali disampaikan oleh banyak anggota satuan tugas yang

menangani perkara tindak pidana korupsi Indonesia yang melibatkan

negara asing, bahwa aparat penegak hukum asing baik dari Asia

maupun Eropa, tidak akan pernah memberikan data dan informasi

sebelum terbangun kepercayaan antar mereka. Seringkali dalam

praktiknya kepercayaan tersebut melekat ke individu, dan bukan

kepada lembaga, bahkan KPK sekalipun. Dalam memitigasi isu ini, maka

Direktorat PJKAKI berperan besar dalam membangun, menjaga

kepercayaan, dan sebagai jembatan penghubung antara penyelidik,

penyidik, dan jaksa KPK dengan lembaga asing terkait.

Pengiriman Personel

Dalam melakukan pemaparan saat mengajukan permintaan

kepada lembaga asing, KPK mengirimkan perwakilan dari masing-

masing fungsi penyelidikan, penyidikan, penuntut umum, dan kerja

sama. Pembagian ini tidak bersifat rigid, namun bergantung pada situasi

dan kondisi di lapangan. Pertemuan ini juga dikenal sebagai casework

meeting, yaitu pertemuan-pertemuan awal para pihak terkait dalam

membahas perkara yang ditangani.

47 Wawancara dengan Sujanarko, Direktur Pembinaan Jaringan Kerja antar Komisi dan Instansi KPK, tanggal

11 November 2020.

Page 52: PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM

| 43

PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM PENANGANAN PERKARA KORUPSI LINTAS YURISDIKSI

Gambar viii. Casework Meeting antara Penyelidik, Penyidik, dan Jaksa KPK dengan Lembaga Asing di

Singapura

Dalam pertemuan-pertemuan ini, hal yang terpenting adalah

komunikasi yang baik antara penyelidik, penyidik dan penuntut

sehingga dalam keseluruhan prosesnya dapat saling memberikan

dukungan. Secara umum pembagian tugasnya adalah sebagai berikut:

• Penyelidik

Dalam pertemuan awal, di mana KPK baru pertama kalinya

memaparkan perkara yang hendak dikerjasamakan, penyelidik

membuka di awal dengan menceritakan pola penyelesaian perkara

lintas negara yang pernah dilakukan bersama oleh KPK dan lembaga

asing tersebut. KPK kemudian menyampaikan tindak lanjut atas

data yang diberikan pada penanganan perkara lain yang

sebelumnya mendapat bantuan dari lembaga asing tersebut,

apabila ada. KPK selanjutnya memaparkan kasus dan mengaitkan

dengan pasal-pasal dan peraturan perundang-undangan negara

Page 53: PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM

44 |

PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM PENANGANAN PERKARA KORUPSI LINTAS YURISDIKSI

asing tersebut untuk menerangkan bahwa kasus ini juga

bersinggungan dengan hukum setempat sehingga KPK

membutuhkan dukungan lembaga asing tersebut dan bila

memungkinkan dapat ditangani bersama-sama.

Dalam pertemuan-pertemuan selanjutnya, penyelidik

menyampaikan tindak lanjut atau pengayaan informasi atas

informasi awal yang diberikan oleh lembaga asing tersebut. Dalam

pertemuan tersebut penyelidik memaparkan manfaat dari informasi

yang telah diberikan oleh lembaga asing dalam mendukung

kemajuan kegiatan penyelidikan KPK.

• Penyidik

Menerangkan kasus dengan ketentuan pasal di Indonesia dan

menerangkan data yang dibutuhkan berikut urgensinya. Dalam

menyusun kebutuhan permintaan data, informasi, atau hal lain

terdapat poin penting yang harus diperhatikan, yaitu:

o Jangan meminta data atau informasi yang sifatnya umum dan

dapat diperoleh secara mandiri.

o Dalami proses bisnis, misalnya sistem perbankan negara

tersebut, sehingga saat meminta data terkait aliran keuangan

misalnya, KPK secara detail dapat menjelaskan data apa yang

dibutuhkan dan di mana data tersebut berada secara spesifik.

• Penuntut

Terdapat praktik di banyak negara asing, bahwa peran dan

posisi jaksa penuntut umum adalah penting dan tinggi dalam suatu

penanganan perkara, karena Jaksa merupakan pihak yang akan

mempertanggungjawabkan penanganan perkara melalui

persidangan di pengadilan. Sehingga dengan melibatkan jaksa

Page 54: PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM

| 45

PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM PENANGANAN PERKARA KORUPSI LINTAS YURISDIKSI

semenjak komunikasi awal, memperlihatkan kesungguhan KPK dan

jaminan terhadap penanganan kasus tersebut.48

Dalam pertemuan-pertemuan KPK dengan lembaga asing,

jaksa menjelaskan akan pentingnya bukti-bukti yang diminta oleh

penyelidik dan penyidik adalah untuk kepentingan pembuktian

perkara.

• Spesialis Kerja Sama Internasional

Memastikan seluruh informasi yang perlu disampaikan kedua

belah pihak tersampaikan dengan baik pada pertemuan serta

memastikan dicapainya kesepakatan mengenai mekanisme

pertukaran informasi dan data selanjutnya. Setelah proses

komunikasi di atas berjalan dengan baik, maka KPK mengirimkan

format rancangan permintaan bantuan untuk ditinjau oleh lembaga

yang berwenang dari negara terkait. Spesialis kerja sama terus

memantau perkembangan permintaan bantuan KPK serta

memastikan komunikasi tetap lancar meskipun posisi kasus terus

berpindah dari penyelidikan ke penyidikan, penuntutan maupun

hingga tahap eksekusi-putusan pengadilan. Secara umum, Spesialis

kerja sama di Direktorat PJKAKI bertugas untuk menjaga hubungan

baik yang berkelanjutan dan mengembangkan kerja sama baru

dengan lembaga-lembaga asing. Salah satu manfaat yang didapat

dari hal ini adalah saat terdapat suatu perkara baru yang melibatkan

yurisdiksi asing, penyelidik, penyidik, dan jaksa KPK tidak perlu

melakukan inisiasi kerja sama dengan lembaga berwenang di negara

asing tersebut dari awal lagi.

48 Keberadaan jaksa dalam setiap kegiatan menegaskan pesan terhadap negara asing bahwa permintaan KPK ini adalah kebutuhan jaksa untuk membangun dakwaan. Wawancara dengan Ariawan Agustiartono,

Jaksa Penuntut Umum KPK, tanggal 13 November 2020.

Page 55: PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM

46 |

PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM PENANGANAN PERKARA KORUPSI LINTAS YURISDIKSI

Gambar ix. Melalui MLA Jaksa KPK Melakukan Persidangan dengan saksi WNI di Singapura

Pertukaran Informasi Intelijen

Penanganan kasus korupsi memerlukan ketepatan dan kecepatan

karena pelaku kejahatan dapat dengan mudah dan cepat

menyembunyikan dan memindahkan hasil kejahatan tersebut ke

tempat lain. Oleh karena itu pertukaran informasi intelijen menjadi

salah satu kunci keberhasilan, dan sebelum permintaan resmi

dikirimkan, KPK akan bertukar data dan informasi bersama lembaga

asing terkait. Akan tetapi perlu diingat bahwa data dan informasi yang

diperoleh secara intelijen tidak dapat dijadikan alat bukti, sehingga KPK

harus melakukan formalitas terhadap data dan informasi tersebut.

Masing-masing pihak berkomitmen menjaga informasi ini

digunakan hanya sebagai informasi intelijen, dan tidak menjadikannya

bukti di persidangan tanpa seijin lembaga tersebut. Menjaga komitmen

Page 56: PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM

| 47

PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM PENANGANAN PERKARA KORUPSI LINTAS YURISDIKSI

ini merupakan hal yang krusial, dan jika dilanggar dapat merusak kerja

sama selanjutnya.

Verifikasi Rancangan Permintaan

Setelah poin-poin di atas dilakukan, KPK akan mengirimkan

rancangan permintaan bantuan kepada lembaga asing. KPK akan

meminta lembaga asing tersebut untuk menganalisis rancangan

permintaan tersebut apakah poin yang ditanyakan sudah tepat, apakah

dasar hukum yang digunakan sudah cukup, dan apakah lembaga asing

tersebut memiliki data atau informasi yang dibutuhkan, dan bersedia

untuk memberikannya kepada KPK.

III.2. Strategi Saat Pengiriman Permintaan Resmi

Surat Permintaan MLA/ non-MLA

Setelah membangun komunikasi awal dan rancangan

permintaan bantuan KPK disetujui oleh lembaga negara asing yang

berwenang, maka KPK akan mengirimkan permintaan bantuan dalam

format surat resmi kepada lembaga asing tersebut. Dalam proses

pengiriman permintaan resmi, terdapat empat poin penting yang

harus diperhatikan, yaitu surat permintaan resmi, surat permintaan

MLA ke CA Indonesia (apabila menggunakan jalur CA), dokumen

tambahan permintaan resmi, dan tanggapan dari lembaga asing.

Apabila proses permintaan bantuan ini melalui jalur CA, maka

KPK membuat surat permintaan MLA kepada CA Indonesia yang

menjelaskan latar belakang perkara, posisi perkara, urgensi atas

permintaan MLA ini, dan harapan agar CA membangun komunikasi

aktif dengan CA asing dari negara yang dituju. Selain dengan

mengirimkan surat permintaan, Direktorat PJKAKI juga berkoordinasi

dengan CA Indonesia untuk melakukan finalisasi dokumen permintaan

MLA.

Setelah KPK menyepakati format dan poin-poin penting dalam

kerja sama dengan lembaga yang berwenang di negara tujuan, maka

KPK akan mengirimkan permintaan bantuan melalui surat kepada CA

Page 57: PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM

48 |

PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM PENANGANAN PERKARA KORUPSI LINTAS YURISDIKSI

Indonesia. Kemudian CA Indonesia akan mengirimkan permintaan

melalui surat kepada CA di negara tersebut untuk diteruskan ke

lembaga yang berwenang yang sebelumnya telah berkomunikasi

dengan KPK.

Pada permintaan non-MLA, permintaan bantuan KPK dapat juga

dikirimkan secara langsung kepada lembaga yang berwenang di

negara tersebut tanpa melalui CA. Mekanisme ini disebut permintaan

resmi antar lembaga. Dasar dari upaya permintaan bantuan ini

biasanya adalah MoU antara KPK dengan lembaga tersebut.

KPK mengirimkan permintaan resmi hanya apabila sudah

terdapat konfirmasi dari negara atau lembaga asing terkait bahwa

format rancangan sudah baik dan lengkap. Permintaan resmi tersebut

dibuat sesuai dengan standar format yang diterima oleh negara asing

terkait.

Dokumen Tambahan Yang Diperlukan

Dalam praktiknya hal ini dikenal dengan Supplementary Letter of

Request (SLoR), yaitu dokumen-dokumen tambahan yang diperlukan

oleh negara asing untuk menganalisis dan memenuhi permintaan KPK.

KPK harus sigap dalam merespons permintaan dokumen tambahan

ini.

Tanggapan dari Lembaga Berwenang Negara Lain

Lembaga asing akan memberikan tanggapan secara resmi, baik

langsung menjawab dengan pemberian data atau informasi yang

dibutuhkan, dengan permintaan kepada KPK untuk melengkapi atau

memperbaiki permintaan, atau dengan permintaan khusus lainnya.

KPK harus sigap dalam merespon tanggapan ini.

Keabsahan Alat Bukti

Semua data, informasi, atau bantuan lainnya dalam bentuk

apapun adalah penting dan akan menjadi alat bukti di persidangan.

Oleh karena itu saat penyelidik menemukan potensi barang bukti,

maka penyidik harus dapat melakukan formalitas terhadap

Page 58: PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM

| 49

PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM PENANGANAN PERKARA KORUPSI LINTAS YURISDIKSI

penguasaan atas bukti tersebut agar dapat dijadikan sebagai alat

bukti.

Dalam praktiknya, keabsahan alat bukti yang dilakukan oleh

negara asing terbagi menjadi dua poin, yaitu keabsahan prosedur

(admissibility procedure) dan keabsahan format (admissibility form).

Pengujian suatu alat bukti di pengadilan akan menitikberatkan kepada

keabsahan perolehan alat bukti tersebut, dengan mempertimbangkan

hukum yang berlaku baik di negara di mana alat bukti tersebut

diperoleh dan proses perlakuannya setelahnya, hingga nanti

dihadirkan di depan persidangan di Indonesia.

Misalnya saat KPK memperoleh alat bukti berupa hasil forensik

digital yang dilakukan di Amerika Serikat oleh personel FBI, KPK harus

memastikan prosedur yang dilakukan adalah benar agar bukti

elektronik yang diperoleh di Amerika Serikat masih utuh dan tidak

berubah saat ditampilkan di pengadilan di Indonesia. Hal ini sangat

penting untuk dipahami karena perubahan atas data dan informasi

yang diambil dari suatu perangkat elektronik dapat berakibat pada sah

tidaknya suatu alat bukti, sehingga KPK harus dapat memastikan

rekam jejak semenjak data dan informasi tersebut diinisiasi hingga

posisi terakhir ketika disajikan di persidangan, sesuai dengan

peraturan perundang-undangan yang berlaku.49

Keabsahan Prosedur

Dalam hal ini, negara asing menegaskan bahwa permintaan dan

penerimaan bantuan hukum tersebut harus melalui dan memenuhi

tahapan-tahapan yang diatur oleh hukum negara asing tersebut. Agar

dapat diterima di pengadilan, KPK meminta lembaga asing agar

akuisisi bukti yang diminta oleh KPK dilakukan sesuai dengan hukum

di negara asing tersebut. Termasuk di dalamnya, kewenangan

lembaga asing tersebut untuk membagikan bukti tersebut kepada

KPK.

49 Paku Utama dan Vauline Frilly, Anti-Gatekeeper dan Investigasi Forensik, (Jakarta: PT. Wikrama Utama

Indonesia, 2018), hlm. 16.

Page 59: PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM

50 |

PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM PENANGANAN PERKARA KORUPSI LINTAS YURISDIKSI

Selain memenuhi syarat keabsahan dari negara asing, KPK juga

harus memastikan syarat keabsahan yang diatur regulasi di Indonesia.

Beberapa regulasi penting yang harus diperhatikan antara lain adalah:

• Keabsahan Pemeriksaan Saksi

Berdasarkan Surat Edaran Mahkamah Agung RI No. 1 Tahun

1985 tentang Kekuatan Pembuktian Berita Acara Pemeriksaan

Saksi dan Visum Et Repertum yang Dibuat di Luar Negeri Oleh

Pejabat Asing, berita acara pemeriksaan saksi yang dibuat oleh

aparat penegak hukum dari negara asing dapat dijadikan alat bukti

yang sah apabila:

o Pembuatan berita acara dihadiri penyidik Polri atau penyidik

lain.

o Apabila tidak dihadiri penyidik maka berita acara tersebut

harus disahkan oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia atau

Kantor Perwakilan, atau

o Saksi yang bersangkutan harus didengar di hadapan penyidik,

pejabat dari kedutaan besar, atau pejabat dari kantor

perwakilan.

• Legalisasi Dokumen

Berdasarkan Lampiran Peraturan Menteri Luar Negeri No.

09/A/KP/XII/2006/01, tanggal 28 Desember 2006 poin (68),

dijelaskan bahwa pengesahan dokumen dilakukan terhadap tanda

tangan saja, yang dimaksudkan untuk mengesahkan keaslian cap

dan/ atau tanda tangan, dan dokumen asing yang dipergunakan di

Indonesia perlu dilegalisasi oleh instansi yang berwenang.

III.3. Strategi Setelah Permintaan Bantuan Diberikan

Setelah permintaan dikirim dan diberikan tanggapan yang sesuai

dengan kebutuhan KPK, bukan berarti proses kerja sama sudah

selesai. KPK setidaknya harus melakukan tiga hal.

Page 60: PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM

| 51

PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM PENANGANAN PERKARA KORUPSI LINTAS YURISDIKSI

Tindak Lanjut Terhadap Permintaan

Pertama, KPK memberikan penjelasan dan tindak lanjut

terhadap permintaan bantuan yang diberikan oleh lembaga dari

negara asing tersebut.

Apresiasi

Kedua, selalu berikan apresiasi atas peran dan bantuan lembaga

asing tersebut. Apresiasi ini dapat berupa surat ucapan terimakasih

dari pimpinan lembaga, siaran pers, atau apresiasi melalui media KPK

lainnya.

Berikut adalah beberapa contoh apresiasi yang KPK berikan

terhadap lembaga asing melalui siaran pers yang selanjutnya

ditampilkan dalam website lembaga tersebut:

Gambar x. Apresiasi KPK terhadap SFO

Page 61: PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM

52 |

PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM PENANGANAN PERKARA KORUPSI LINTAS YURISDIKSI

Gambar xi. Apresiasi SFO terhadap Keberhasilan KPK

Gambar xii. Apresiasi DoJ terhadap Keberhasilan KPK

Page 62: PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM

| 53

PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM PENANGANAN PERKARA KORUPSI LINTAS YURISDIKSI

Menjalankan Prasyarat Lembaga Asing

Ketiga, KPK harus patuh terhadap prasyarat yang diberikan oleh

lembaga asing terhadap pemberian bantuan tersebut. Contohnya

dalam beberapa perkara, CPIB menyampaikan kepada KPK agar

Singapura atau lembaga terkait sebaiknya tidak muncul ke dalam

media, dan oleh karenanya hal ini dijaga KPK agar peran CPIB dan

Singapura tidak muncul ke permukaan.

Page 63: PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM

54 |

PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM PENANGANAN PERKARA KORUPSI LINTAS YURISDIKSI

BAB IV

KEBERHASILAN PENANGANAN

PERKARA LINTAS YURISDIKSI

Upaya pemulihan aset hasil korupsi menjadi semakin sulit karena pelaku

membuat struktur kompleks dan melibatkan yurisdiksi asing dalam

menyembunyikannya. Bab ini akan membahas keberhasilan upaya penanganan

perkara korupsi yang melintasi batas yurisdiksi dan upaya pemulihan aset hasil

korupsi dari perspektif kerja sama internasional melalui studi kasus. Data dan

informasi yang dianalisis dan dimasukkan dalam bab ini sebagian besar diperoleh

dari wawancara kepada penyelidik, penyidik, dan jaksa yang menangani kasus

terkait.

I. Alstom

Kasus Alstom merupakan kasus korupsi terkait tender pembangunan

Pembangkit Listrik Tenaga Uap (“PLTU”) Tarahan Lot 3 di Lampung, tahun

2004 - 2005. Dalam proses pemenangan tender ini, konsorsium antara

Alstom Power dan Marubeni melibatkan Izedrik Emir Moeis (Wakil Ketua

Komisi VIII DPR, Bidang Energi) untuk melancarkan prosesnya. Alstom Power

Inc menjadi pemenang tender tersebut. Dalam proses tender tersebut, KPK

dapat membuktikan tindak pidana korupsi baik saat proses maupun setelah

penunjukan pemenang, melalui beberapa skema seperti utilisasi pihak

ketiga.

Page 64: PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM

| 55

PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM PENANGANAN PERKARA KORUPSI LINTAS YURISDIKSI

Proses penanganan perkara ini memakan waktu selama empat tahun,

yaitu dari tahun 2011 – 2014. Dalam prosesnya, KPK melakukan penelusuran

data dan informasi dengan melakukan kerja sama internasional secara

intensif dengan Amerika Serikat dan Jepang. Strategi kerja sama

internasional yang digunakan KPK ialah investigasi paralel antara KPK

dengan FBI.

Investigasi paralel merupakan kerja sama yang dilakukan dua negara

atau lebih dalam penanganan suatu perkara pada waktu bersamaan. Kerja

sama ini sangat efektif memfasilitasi pertukaran alat bukti antar otoritas

penegak hukum dari yurisdiksi yang berbeda. Dalam praktiknya, KPK

membagi target penanganan investigasi antara KPK dan FBI. KPK fokus

kepada pelaku yang merupakan WNI dan FBI fokus kepada perusahaan

Amerika yang terlibat, dengan saling berkoordinasi sehingga data dan

informasi yang diperoleh semakin beragam untuk memaksimalkan target

dari penanganan perkara tiap negara.

Awal Mula Kerja Sama Internasional

Dalam sebuah pelatihan investigasi internasional yang tengah diikuti

oleh personel KPK pada suatu saat, terdapat diskusi informal antara penyidik

KPK dengan agen FBI yang sedang menangani kasus Alstom di Amerika

Serikat. Dalam komunikasi ini KPK berhasil meyakinkan FBI bahwa KPK

memiliki kemampuan dan kemauan dalam menangani perkara ini, dengan

memberikan hasil penelusuran awal di dalam negeri. Dari komunikasi awal

tersebut, dimulailah pertukaran data dan informasi antara KPK dan FBI.50

Awal Mula Pelacakan

KPK pertama kali melakukan penelusuran melalui data rekening Emir

Moeis saat melakukan penarikan uang di rekening Bank Century untuk

membeli produk investasi. Saat produk investasi bank tersebut bermasalah,

terdapat pola anomali yang memperlihatkan transaksi pasif Emir Moeis, di

50 Wawancara dengan Afief Yulian Miftach, Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi, tanggal 12 November

2020.

Page 65: PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM

56 |

PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM PENANGANAN PERKARA KORUPSI LINTAS YURISDIKSI

mana masyarakat pada umumnya berusaha memindahkan dananya, tetapi

Emir Moeis tidak. Setelah dilakukan penelusuran lebih dalam diketahui

bahwa dana tersebut berasal dari PT Artha Nusantara Utama (“PT ANU”),

perusahaan milik anak Emir Moeis. Setelah didalami, terlihat terdapat

skema dalam PT ANU tersebut yang berasal dari pembayaran kontrak batu

bara dengan entitas asing yang berdomisili di British Virgin Island.

Pertukaran data dan informasi awal antara KPK dan FBI secara

informal tidak dapat dijadikan sebagai alat bukti, tetapi menjadi pintu

masuk KPK untuk penelusuran lebih dalam dan membuka upaya penyidikan

di dalam negeri. Di saat yang bersamaan FBI meminta penetapan pengadilan

untuk dapat memberikan data dan informasi sesuai dengan ketentuan

regulasinya.

Selanjutnya, KPK melakukan investigasi bersama (joint investigation)

dengan Federal Bureau Investigation (“FBI”) dari Amerika Serikat. Dapat

dilihat bahwa kerja sama ini dimulai dari kepercayaan terkait upaya saling

berbagi data dan informasi awal antara KPK dan FBI. Pertukaran data dan

informasi ini berdasarkan hukum di Amerika Serikat tidak harus melalui

mekanisme MLA, tetapi bisa melalui saluran antar lembaga dengan syarat

dan mekanisme tertentu. Hal ini serupa dengan KPK, sehingga masing-

masing pihak sepakat untuk mengurus prosedur pada masing-masing

negara untuk memastikan keabsahan data dan informasi yang diperoleh

sebagai alat bukti di pengadilan.51

Mekanisme Permintaan Bantuan Hukum Timbal Balik

Dalam memperoleh data dan informasi, KPK melakukan beberapa

mekanisme pertukaran data dan informasi, dengan menyesuaikan

ketentuan regulasi dari masing-masing negara asing yang dimintakan

bantuan. Dalam berhubungan dengan British Virgin Island KPK

menggunakan mekanisme MLA melalui CA, dengan Jepang menggunakan

mekanisme MLA yang melibatkan jalur diplomatik, dan dengan Amerika

Serikat menggunakan mekanisme antar lembaga.

51 Ibid.

Page 66: PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM

| 57

PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM PENANGANAN PERKARA KORUPSI LINTAS YURISDIKSI

British Virgin Island

Dalam melakukan permintaan data dan informasi, KPK menggunakan

mekanisme MLA. Adapun tahapan yang dilakukan KPK dalam melakukan

kerja sama internasional dengan BVI adalah:

1. Membuka komunikasi awal dengan otoritas yang berwenang di BVI

terkait penanganan perkara dan kebutuhan data dan informasi. KPK

berharap dengan komunikasi awal ini, informasi tersebut dapat

diteruskan kepada otoritas yang dapat memberikan data dan informasi

di BVI yang dibutuhkan KPK.

2. Secara simultan, KPK juga berkoordinasi dengan CA Indonesia terkait

penanganan perkara yang dilakukan dan kebutuhan data dan informasi

di BVI. KPK meminta agar CA Indonesia membangun komunikasi dengan

CA BVI terkait kebutuhan data dan informasi KPK.

3. KPK dan CA menyiapkan rancangan permintaan MLA disertai spesifikasi

data dan informasi yang dibutuhkan KPK dari BVI.

4. Setelah rancangan permintaan MLA tersebut dikonfirmasi dan disetujui

oleh CA BVI maka permintaan MLA tersebut dikirimkan. Permintaan MLA

yang dikirimkan CA Indonesia kepada CA BVI ini dijadikan dasar bagi

aparat penegak hukum BVI untuk melakukan langkah hukum yang

diperlukan dalam mencari dan memperoleh data dan informasi terkait.

5. Setelah langkah-langkah di atas dilakukan maka aparat penegak hukum

BVI mengirimkan data dan informasi yang dibutuhkan kepada CA BVI,

yang selanjutnya dikirimkan kepada CA Indonesia, dan KPK.

Melalui mekanisme kerja sama internasional ini KPK memperoleh

dokumen terkait transaksi keuangan dan perbankan dari BVI.

Page 67: PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM

58 |

PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM PENANGANAN PERKARA KORUPSI LINTAS YURISDIKSI

Gambar xiii. Siklus MLA di BVI

Amerika Serikat

Dalam melakukan kerja sama internasional dengan Amerika Serikat,

KPK menggunakan mekanisme antar lembaga. Adapun tahapan yang

dilakukan KPK adalah:52

1. KPK membuka komunikasi awal kepada FBI terkait penanganan perkara

dan kebutuhan akan data dan informasi terkait.

2. Secara simultan KPK juga membuka komunikasi atas hal yang sama

terhadap Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta, dan Kedutaan

Besar Republik Indonesia di Washington DC.

3. Setelah KPK dan FBI menyepakati data dan informasi yang dibutuhkan,

masing-masing mencari dan mengumpulkan berdasarkan tata cara yang

diatur oleh hukum masing-masing negara.

4. Selanjutnya pertukaran data dan informasi antara KPK dan FBI dilakukan

dengan menjaga dan memenuhi syarat-syarat keabsahan alat bukti atas

data dan informasi tersebut.

52 Ibid.

Page 68: PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM

| 59

PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM PENANGANAN PERKARA KORUPSI LINTAS YURISDIKSI

Data dan informasi yang diperoleh KPK dari FBI adalah:53

• Dokumen transaksi keuangan dan perbankan;

• Isi email yang diperoleh dari provider layanan email di Amerika Serikat;

• Dokumen perusahaan Alstom dan Marubeni; dan

• Akses untuk melakukan pemeriksaan saksi terhadap dua warga negara

Amerika Serikat oleh penyidik KPK.

Data dan informasi yang KPK berikan kepada FBI adalah:54

• Dokumen transaksi keuangan dan perbankan;

• Dokumen kontrak; dan

• Dokumen terkait proyek dan perusahaan.

Gambar xiv. Siklus MLA di FBI

53 Ibid. 54 Ibid.

Page 69: PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM

60 |

PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM PENANGANAN PERKARA KORUPSI LINTAS YURISDIKSI

Gambar xv. Proses Pencarian Alat Bukti di Luar Negeri yang Difasilitasi oleh Lembaga Asing

Jepang

Dalam melakukan kerja sama internasional dengan Jepang, KPK

menggunakan mekanisme MLA dengan melibatkan jalur diplomatik. Hal ini

dikarenakan Indonesia tidak memiliki perjanjian bilateral MLA dengan

Jepang. Adapun tahapan yang dilakukan KPK adalah:55

1. Di awal, Penyidik KPK membuka komunikasi terkait penanganan perkara

dan kebutuhan data dan informasi kepada CA Jepang, CA Indonesia,

Kementerian Luar Negeri yang kemudian berkomunikasi dengan

Kedutaan Besar Jepang di Jakarta, dan aparat penegak hukum Jepang.

2. Selanjutnya, secara simultan, KPK memanfaatkan forum multilateral

untuk membangun jaringan pertukaran informasi dan data dengan

negara lain. Dalam hal ini, Indonesia dan Jepang merupakan anggota

dalam forum G20 dan APEC. Dalam forum ini, KPK melakukan

pertemuan bilateral dengan otoritas Jepang untuk menginisiasi

55 Ibid.

Page 70: PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM

| 61

PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM PENANGANAN PERKARA KORUPSI LINTAS YURISDIKSI

komunikasi mengenai perkara ini. Dalam pertemuan konsultasi ini, KPK

diarahkan agar mengirimkan permintaan MLA melalui jalur diplomatik,

sesuai dengan peraturan perundangan di Jepang.

3. KPK meminta CA Indonesia untuk turut berkoordinasi dengan CA Jepang

dan Kementerian Luar Negeri Indonesia.

4. Permintaan MLA KPK dikirimkan kepada CA Indonesia dan diteruskan

kepada Kementerian Luar Negeri Indonesia.

5. Kementerian Luar Negeri Indonesia selanjutnya berkomunikasi dengan

mengirimkan surat permintaan MLA kepada Kementerian Luar Negeri

Jepang terkait perkara dan kebutuhan bantuan hukum ini.

6. Kementerian Luar Negeri Jepang meneruskan komunikasi ini kepada CA

Jepang, dan selanjutnya kepada aparat penegak hukum terkait di

Jepang.

7. Setelah permintaan diterima dan dinilai cukup, maka data dan informasi

yang dibutuhkan akan dikirimkan melalui jalur yang sama kepada KPK.

Data dan informasi yang KPK peroleh dari Jepang adalah:56

• Dokumen terkait transaksi keuangan dan perbankan;

• Dokumen dan laporan keuangan Marubeni; dan

• Dokumen hasil pemeriksaan dua warga negara Jepang dan akses

mendampingi aparat Jepang saat melakukan pemeriksaan tersebut.

Gambar xvi. Siklus MLA di Jepang

Berdasarkan kerja sama internasional tersebut, KPK dapat

memperoleh data dan informasi penting yang dibutuhkan untuk mengurai

56 Ibid.

Page 71: PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM

62 |

PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM PENANGANAN PERKARA KORUPSI LINTAS YURISDIKSI

kasus tersebut. Hal ini secara umum dapat dilihat dari ilustrasi di bawah ini:

Secara detail, dapat dianalisis aliran transaksi Emir Moeis adalah:

Hasil dari kerja sama internasional ini adalah:57

• KPK dapat menginisiasi kerja sama dengan Jepang. Hal ini dikarenakan

tidak adanya lembaga anti korupsi seperti KPK di Jepang. Penanganan

bersama perkara ini membuahkan pengembangan kerja sama

internasional untuk KPK.

• KPK dapat mengurai dan membuktikan skema-skema korupsi yang

melibatkan nominee dan struktur transaksi-perbankan luar negeri, yang

melibatkan PT. ANU dan PT. PRI yang mengirimkan uang Marubeni dan

57 Ibid.

Page 72: PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM

| 63

PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM PENANGANAN PERKARA KORUPSI LINTAS YURISDIKSI

Alstom melalui beberapa transaksi yang melibatkan Bank of New York

dan JP Morgan, hingga akhirnya dinikmati oleh Emir Moeis;

• Para pihak terlibat di Indonesia diputus bersalah dan dirampas asetnya;

• Tiga pejabat tinggi Alstom mengaku bersalah;

• Korporasi Alstom mengaku bersalah dan dikenakan denda US$ 772 juta;

dan

• Korporasi Marubeni mengaku bersalah dan dikenakan denda US$ 88

juta.

II. Innospec

PT. Pertamina Tbk (“Pertamina”) pada tahun 2004 – 2005, melakukan

pengadaan Tetra Ethyl Lead (“TEL”) dari Innospec Inc yang sebelumnya

bernama Octel Corporation and Associated Octel Company, Ltd (perusahaan

Inggris). Suroso Atmomartoyo, mantan Direktur Pengolahan Pertamina

menyetujui pembelian TEL melalui PT. Sugih Interjaya (“PT SI”) sebagai agen

Octel, yang dimiliki Willy Sebastian Lim (“Willy”). Proses pengadaan dan

pembelian ini diliputi oleh suap menyuap untuk melancarkan transaksi

tersebut.

Tindak pidana korupsi yang dilakukan para pihak sebagian besar tidak

dilakukan secara langsung, melainkan melalui skema pembiayaan dan

perusahaan yang melibatkan beberapa yurisdiksi, untuk membuat seolah-

olah tidak terjadi korupsi dan hanya aktivitas bisnis yang wajar.

Untuk menelusuri dan membuktikan skema korupsi ini KPK melakukan

investigasi paralel dengan kantor Serious Fraud Office (“SFO”) di Inggris dan

bekerja sama dengan CPIB Singapura dan Otoritas British Virgin Island

(“BVI”) dalam menangani perkara ini. Data dan informasi yang diterima KPK

dalam proses kerja sama internasional ini menjadi alat bukti yang kuat untuk

mengurai modus tindak pidana korupsi dan para pihak yang terlibat.

Awal Mula Kerja Sama Internasional

Hal ini dimulai saat SFO melakukan investigasi terhadap kasus suap

oleh perusahaan Inggris kepada beberapa pejabat Indonesia dari

Page 73: PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM

64 |

PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM PENANGANAN PERKARA KORUPSI LINTAS YURISDIKSI

Kementerian ESDM, Pertamina, dan BP Migas. SFO berkoordinasi dengan

KPK, dan KPK selanjutnya mendalami keterlibatan entitas asing terkait

Innospec dalam skema suap dengan pejabat Indonesia. Dalam

penelusurannya KPK mendalami aktivitas Willy Sebastian Lim yang

mendirikan perusahaan di BVI bernama Octel Global Inc dan membuka

rekening bank di Singapura untuk menampung aliran keuangan dari

transaksi TEL. Pembayaran Pertamina ke Innospec atas TEL, dikirimkan ke

rekening Octel Global Inc di Singapura untuk selanjutnya dikirim ke pejabat

Indonesia terkait di Singapura.58

Awal Mula Pelacakan59

Berdasarkan hasil penelusuran KPK di awal, KPK membangun

koordinasi intensif dengan SFO untuk melakukan investigasi paralel. KPK

menunjukkan komitmen dan kemampuan yang kuat kepada SFO dalam

penanganan perkara ini. Hal ini membuat SFO memberikan data dan

informasi berbentuk dokumen sebanyak kurang lebih 300.000 lembar

kepada KPK.

Berangkat dari hasil penelusuran di dalam negeri dan dokumen yang

diberikan oleh SFO, KPK dapat mengurai skema korupsi yang disamarkan

melalui strukturisasi pembiayaan di Singapura dan BVI. Dalam salah satu

kontrak antara Innospec dengan PT. SI KPK menemukan bahwa terdapat

klausul yang menjelaskan Innospec, secara tidak langsung, memberikan

komisi kepada Suroso sebagai pejabat yang memiliki kewenangan dalam

pengadaan TEL.

Dari perjanjian terpisah yang diperkuat dengan analisis transaksi

keuangan, KPK mendalami aliran uang dari rekening Innospec di Inggris

kepada rekening Willy di Singapura. Di saat bersamaan, Suroso membuka

rekening di Singapura untuk menerima aliran uang dari Innospec tersebut,

melalui rekening Willy. Dalam salah satu informasi transaksi perbankan,

diketahui Suroso mencatatkan transaksi ini sebagai aliran atas bunga hasil

58 Ibid. 59 Ibid.

Page 74: PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM

| 65

PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM PENANGANAN PERKARA KORUPSI LINTAS YURISDIKSI

investasi.

Mekanisme Permintaan Bantuan Hukum Timbal Balik

Dalam memperoleh data dan informasi, KPK melakukan beberapa

mekanisme pertukaran data dan informasi, dengan menyesuaikan

ketentuan regulasi dari masing-masing negara asing yang dimintakan

bantuan. Dalam berhubungan dengan British Virgin Island, Inggris, dan

Singapura KPK menggunakan mekanisme MLA melalui CA.

KPK sempat mengalami kesulitan untuk mendapatkan semua

dokumen terkait transaksi perbankan dari singapura, karena Singapura saat

itu belum pernah mau mengirimkan data perbankan kepada Indonesia.

Strategi yang dilakukan KPK selain melalui MLA, dalam hal ini, juga

menggunakan jaringan Financial Intelligence Unit (“FIU”) yang pada

akhirnya membuahkan hasil yang baik.

British Virgin Island

Dalam melakukan permintaan data dan informasi, KPK menggunakan

mekanisme MLA. Adapun tahapan yang dilakukan KPK dalam melakukan

kerja sama internasional dengan BVI adalah sama seperti mekanisme yang

juga dilakukan dalam kasus Alstom.

Data dan informasi yang diperoleh dari BVI adalah:

• Dokumen terkait keuangan dan transaksi perbankan;

• Dokumen Perusahaan Octel Global; dan

• Affidavit.

Inggris

Dalam melakukan permintaan data dan informasi, KPK menggunakan

mekanisme MLA. Adapun tahapan yang dilakukan KPK adalah:60

60 Wawancara dengan Afief Yulian Miftach, Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi, tanggal 12 November

2020.

Page 75: PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM

66 |

PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM PENANGANAN PERKARA KORUPSI LINTAS YURISDIKSI

1. KPK membuka komunikasi awal dengan SFO terkait penanganan perkara

dan kebutuhan data dan informasi.

2. Secara simultan KPK juga membuka komunikasi awal dengan CA

Indonesia dan CA Inggris terkait penanganan perkara dan kebutuhan

data dan informasi. KPK berharap dengan komunikasi awal ini, CA

Indonesia bisa membangun koordinasi dengan CA Inggris yang

selanjutnya dapat meneruskan komunikasi tersebut kepada aparat

penegak hukum terkait di Inggris.

3. Setelah komunikasi terbangun dan para pihak paham akan kebutuhan

data dan informasi KPK, maka KPK mengirimkan permintaan MLA

melalui CA Indonesia, yang diteruskan kepada CA Inggris.

4. Data dan informasi yang dibutuhkan KPK selanjutnya dicari dan

diperoleh oleh SFO dan secara resmi dikirimkan melalui CA Inggris untuk

diteruskan kepada CA Indonesia, yang selanjutnya diterima oleh KPK.

Gambar xvii. Siklus MLA di Inggris

Data dan informasi yang diperoleh KPK dari Inggris adalah:

• Dokumen terkait transaksi perbankan;

• Email para pihak hasil penyitaan dan forensik digital yang dilakukan oleh

SFO;

• Dokumen perusahaan Innospec;

• Akses untuk melakukan pemeriksaan terhadap satu warga negara

Inggris; dan

Page 76: PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM

| 67

PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM PENANGANAN PERKARA KORUPSI LINTAS YURISDIKSI

• Dokumen affidavit.

Data dan informasi yang diberikan oleh KPK kepada SFO adalah:

• Dokumen pengadaan;

• Dokumen kontrak;

• Dokumen pembayaran dari Pertamina; dan

• Dokumen affidavit.

Singapura

Dalam melakukan permintaan data dan informasi, KPK menggunakan

mekanisme MLA dan jaringan FIU. Adapun tahapan yang dilakukan KPK

terkait MLA adalah:61

1. KPK membuka komunikasi awal dengan CPIB terkait penanganan perkara

dan kebutuhan data dan informasi.

2. Secara simultan KPK juga membuka komunikasi dengan CA Indonesia dan

CA Singapura.

3. Dalam proses komunikasi awal ini KPK memastikan para pihak paham

terhadap perkara yang sedang ditangani dan kebutuhan data dan

informasi KPK.

4. Setelah para pihak menyetujui dan mengonfirmasi atas permintaan data

dan informasi KPK, maka KPK mengirimkan permintaan MLA kepada CA

Singapura melalui CA Indonesia.

5. CPIB selanjutnya mengumpulkan data dan informasi yang dibutuhkan,

dan mengirimkan kepada CA Singapura dan diteruskan kepada CA

Indonesia, yang selanjutnya diberikan kepada KPK.

61 Wawancara dengan Wedrianto Rahardjo, Penyelidik Komisi Pemberantasan Korupsi, tanggal 13

November 2020.

Page 77: PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM

68 |

PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM PENANGANAN PERKARA KORUPSI LINTAS YURISDIKSI

Gambar xviii. Siklus MLA di Singapura

Seperti dalam pembahasan sebelumnya bahwa data dan informasi

terkait data perbankan tidak secara langsung dan dengan mudah diberikan

oleh CPIB kepada KPK. Oleh karena itu KPK selain melalui mekanisme MLA,

juga menggunakan strategi dengan pendekatan jaringan FIU. Adapun

tahapan yang dilakukan KPK adalah:62

1. KPK membuka komunikasi dan berkoordinasi dengan Pusat Pelaporan

dan Analisis Transaksi Keuangan (“PPATK”) terkait perkara yang sedang

ditangani dan urgensi terhadap kebutuhan data dan informasi terkait.

2. Secara simultan KPK juga berkoordinasi dan melakukan hal yang sama

kepada CPIB.

3. Setelah para pihak menyetujui dan mengkonfirmasi atas kebutuhan KPK,

maka KPK mengirimkan surat permintaan resmi kepada PPATK dan CPIB.

Surat permintaan tersebut berisi tentang spesifikasi data dan informasi

62 Ibid.

Page 78: PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM

| 69

PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM PENANGANAN PERKARA KORUPSI LINTAS YURISDIKSI

terkait transaksi dan rekening koran yang melibatkan penyedia jasa

keuangan di Singapura.

4. PPATK meneruskan permintaan tersebut kepada Suspicious Transaction

Reporting Office (“STRO”), yaitu kantor serupa PPATK milik Pemerintah

Singapura. Secara bersamaan surat permintaan KPK kepada CPIB juga

diteruskan kepada STRO.

5. Dengan adanya dua surat yang bersamaan ini menegaskan kepada STRO

bahwa urgensi terhadap kebutuhan data dan informasi tersebut adalah

sangat penting. Dari hal ini maka STRO mengirimkan data dan informasi

yang dibutuhkan kepada KPK, melalui CPIB dan PPATK.

Ilustrasi

Data dan informasi yang diperoleh KPK dari STRO adalah detail

transaksi antara para pihak terlibat yang melakukan segala aktivitas

perbankan di Singapura.

Berdasarkan kerja sama internasional tersebut, KPK dapat

memperoleh data dan informasi penting yang dibutuhkan untuk mengurai

kasus tersebut. Hal ini secara umum dapat dilihat dari ilustrasi di bawah ini:

Page 79: PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM

70 |

PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM PENANGANAN PERKARA KORUPSI LINTAS YURISDIKSI

Hasil dari kerja sama internasional ini adalah:63

• KPK dapat mengurai dan membuktikan skema-skema korupsi yang

melibatkan nominee dan struktur transaksi-perbankan luar negeri;

• Empat pejabat tinggi Innospec mengaku bersalah;

• Korporasi Innospec mengaku bersalah dan membayar denda US$ 12,7

juta; dan

• Para pihak terlibat di Indonesia diputus bersalah dan dirampas asetnya.

Pembelajaran bagi KPK mengenai pemanfaatan platform pertukaran

data intelijen keuangan (misal Egmont group) untuk memperkaya data

informasi yang dibutuhkan KPK. Hal ini sebaiknya dilakukan dengan

memanfaatkan kerja sama dengan PPATK, bahkan sejak sebelum

permintaan MLA dikirimkan.

Gambar xix. Pertemuan Penyelidik, Penyidik, dan Jaksa KPK dengan SFO yang Difasilitasi oleh KBRI Inggris

yang Difasilitasi oleh KBRI Inggris

63 Wawancara dengan Afief Yulian Miftach, Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi, tanggal 12 November

2020.

Page 80: PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM

| 71

PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM PENANGANAN PERKARA KORUPSI LINTAS YURISDIKSI

KESIMPULAN

Dalam melakukan kerja sama internasional terkait upaya penanganan

tindak pidana korupsi, KPK memanfaatkan berbagai mekanisme yang tersedia

dan diakui baik secara praktik maupun aturan (hukum) internasional dan

nasional. Kunci keberhasilan kerja sama tersebut berada pada komitmen dan

pemenuhan persyaratan yang berlaku pada negara yang dimintakan bantuan.

Sehingga, untuk mendukung kelancaran permintaan bantuan, membangun

kepercayaan dan penyesuaian mekanisme kerja sama sesuai standar tiap negara

sangat penting untuk dilakukan. Poin-poin penting yang menjadi formulasi dasar

yang dapat diterapkan di setiap strategi kerja sama internasional antara lain:

• Kepercayaan;

• Integritas;

• Komitmen melakukan atau menyelesaikan penanganan perkara di dalam

negeri terlebih dahulu;

• Sumber Daya Manusia yang berdedikasi dan memiliki standar kompetensi

teknis yang baik dalam upaya kerja sama internasional, seperti kemampuan

komunikasi khusus;

• Pendekatan personal kepada setiap lembaga asing terkait;

• Kemampuan intelijen;

• Riset mendalam terkait hukum dan analisis terhadap potensi hambatan

berdasarkan regulasi dan karakter dari tiap negara;

• Keabsahan perolehan alat bukti;

• Keterlibatan penyelidik, penyidik, dan jaksa dalam rangkaian kerja sama

internasional;

• Kemampuan penyelidik, penyidik, dan jaksa dalam menghubungkan

kebutuhan data dan informasi di luar negeri dengan tindak pidana di

Indonesia;

• Pemanfaatan platform pertukaran data intelijen keuangan melalui PPATK

untuk memperkaya data informasi yang dibutuhkan KPK; dan

• Pemanfaatan forum multilateral untuk membangun jaringan pertukaran

informasi dan data KPK dengan negara lain. Dalam forum-forum ini, KPK

seringkali melakukan pertemuan bilateral dengan berbagai lembaga asing

untuk menginisiasi komunikasi mengenai penanganan perkara yang

melibatkan yurisdiksi asing tersebut.

Page 81: PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM

72 |

PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM PENANGANAN PERKARA KORUPSI LINTAS YURISDIKSI

DAFTAR PUSTAKA

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

Indonesia. Undang-Undang Tentang Bantuan Timbal Balik Dalam Masalah

Pidana. UU No. 1 Tahun 2006. Lembaran Negara Republik Indonesia

(LNRI) Tahun 2006 No. 18, dan Tambahan Lembaran Negara (TLN) No.

4607.

Indonesia. Undang-Undang Tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak

Pidana Pencucian Uang. UU No. 8 Tahun 2010. Lembaran Negara

Republik Indonesia (LNRI) Tahun 2010 No. 122, dan Tambahan Lembaran

Negara (TLN) No. 5164.

BUKU

Badan Pembinaan Hukum Nasional Kementerian Hukum dan HAM RI. 2012.

Laporan Penelitian “Central Authority dan Mekanisme Koordinasi Dalam

Pelaksanaan Bantuan Timbal Balik Dalam Masalah Pidana”, Jakarta:

Badan Hukum Pembinaan Nasional.

Garner, Bryan A. 2009. Black’s Law Dictionary. Edisi ke 9. St. Paul: MN:

Thomson/West.

Komisi Pemberantasan Korupsi Republik Indonesia. 2018. Laporan Tahunan KPK

2018. Jakarta: Komisi Pemberantasan Korupsi.

Utama, Paku. 2012. Memahami Asset Recovery dan Gatekeeper, Jakarta:

Indonesia Legal Roundtable.

Utama, Paku dan Frilly Vauline. 2018. Anti-Gatekeeper dan Investigasi Forensik,

Jakarta: PT. Wikrama Utama Indonesia.

HASIL WAWANCARA

Wawancara dengan Sujanarko, Direktur Pembinaan Jaringan Kerja antar Komisi

dan Instansi KPK, tanggal 11 November 2020.

Wawancara dengan Afief Yulian Miftach, Penyidik Komisi Pemberantasan

Korupsi, tanggal 12 November 2020.

Page 82: PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM

| 73

PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM PENANGANAN PERKARA KORUPSI LINTAS YURISDIKSI

Wawancara dengan Wedrianto Rahardjo, Penyelidik Komisi Pemberantasan

Korupsi, tanggal 13 November 2020.

Wawancara dengan Ariawan Agustiartono, Jaksa Penuntut Umum Komisi

Pemberantasan Korupsi, tanggal 13 November 2020.

INTERNET

ACLC, Pengertian Integritas, <https://aclc.kpk.go.id/materi/sikap-

antikorupsi/infografis/pengertian-integritas>, diakses pada 7 Desember

2020.

ASEAN, REGISTER OF ENTITIES ASSOCIATED WITH ASEAN,

<https://asean.org/storage/2012/05/Rev2_REGISTER-OF-ENTITIES-

ASSOCIATED-WITH-ASEAN-as-of-1-August-2018-Autosaved.pdf>, hlm.

18, diakses pada 8 Desember 2020.

Attorney-General’s Department of Australia, G20 Agenda for Action on

Combating Corruption, Promoting Market Integrity, and Supporting a

Clean Business Environment,

<https://www.ag.gov.au/sites/default/files/2020-

03/G20AntiCorruptionActionPlan.pdf>, diakses pada 8 Desember 2020.

Corrupt Practices Investigation Bureau, 2nd Economic Crime Agencies Network

(ECAN), <https://www.cpib.gov.sg/press-room/events/2nd-economic-

crime-agencies-network-ecan>, diakses pada 8 Desember 2020.

Divisi Hubungan Internasional Polri,

<https://divhubinter.polri.go.id/dhi/profilNcbInterpol.php>, diakses

pada 1 Desember 2020.

INT (Institutional Integrity Department) adalah unit khusus yang dibentuk pada

tahun 2001 oleh World Bank untuk melakukan investigasi atas dugaan

tindakan korupsi dan fraud atas proyek-proyek yang didanai oleh World

Bank di seluruh dunia. The World Bank, Anticorruption Fact Sheet,

<https://www.worldbank.org/en/news/factsheet/2020/02/19/anticorr

uption-fact-sheet>, diakses pada 7 Desember 2020.

OECD, ADB/OECD Anti-Corruption Initiative for Asia-Pasific-Meetings and

Conferences, <https://www.oecd.org/site/adboecdanti -

Page 83: PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM

74 |

PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM PENANGANAN PERKARA KORUPSI LINTAS YURISDIKSI

corruptioninitiative/meetingsandconferences/>, diakses pada 8

Desember 2020.

PPATK, Egmont Group Meetings 2019 di Jakarta,

<https://www.ppatk.go.id/siaran_pers/read/921/siaran-pers-egmont-

group-meetings-2019-di-jakarta.html>, diakses pada 3 Desember 2020.

Sekretariat Kabinet Republik Indonesia, Indonesia and Swiss Confederation Sign

MLA Agreement, <https://setkab.go.id/en/indonesia-and-swiss-

confederation-sign-mla-agreement/>, diakses pada 8 Desember 2020

The Jakarta Post, RI one of Anticorruption Academy founders,

<https://www.thejakartapost.com/news/2010/09/08/ri-one-

anticorruption-academy-founders.html>, diakses pada 8 Desember

2020.

Kompas, INFOGAFIK: Singapura, Surga bagi Koruptor

Indonesia, <https://www.kompas.com/tren/read/2020/01/17/0635006

65/infografik--singapura-surga-bagi-koruptor-indonesia>, diakses

tanggal 8 Desember 2020.

Page 84: PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM

| 75

PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM PENANGANAN PERKARA KORUPSI LINTAS YURISDIKSI

LAMPIRAN I

Mekanisme dan Persyaratan Permintaan Bantuan Kepada Singapura Dalam

Masalah Pidana

Singapura tercatat menjadi salah satu destinasi pelarian dari para pelaku

tindak pidana korupsi di Indonesia, baik melarikan diri secara fisik maupun

“melarikan” hasil kejahatannya.64 Dalam mengungkap pelarian tersebut, perlu

adanya kolaborasi antara penegak hukum di Indonesia dan di Singapura. Namun,

kolaborasi tersebut dapat terjadi secara efektif apabila, aparat penegak hukum

di Indonesia memahami “rambu-rambu” hukum yang ada di Singapura, begitu

juga sebaliknya.

Media kolaborasi ini sudah tersedia melalui mekanisme permintaan

bantuan hukum timbal balik. Kedua negara sudah memiliki aturannya masing-

masing. Dalam penulisan ini, akan dibahas secara singkat dan padat mengenai

mekanisme dan persyaratan dalam mengajukan permintaan bantuan dalam

masalah pidana kepada Singapura. Di Singapura, mekanisme dan persyaratan ini

diatur di dalam Mutual Assistance in Criminal Matters Act (“MACMA”). Di dalam

MACMA, terdapat mekanisme dan persyaratan dalam permintaan bantuan

secara umum maupun secara khusus yang selanjutnya akan dibahas dalam

penulisan ini.

I. Pengaturan Umum Permintaan Bantuan Oleh Negara Asing

Di Singapura, mekanisme dan persyaratan terkait permintaan bantuan

dari dan kepada negara asing diatur di dalam MACMA. Di dalam aturan ini,

mekanisme permintaan bantuan oleh negara asing diatur secara umum dan

secara khusus berdasarkan jenis permintaannya. Secara umum, permintaan

bantuan oleh negara asing kepada Singapura harus diajukan melalui Jaksa

Agung Singapura.65

64 Kompas, INFOGRAFIK: Singapura, Surga bagi Koruptor Indonesia, https://www.kompas.com/tren/read/2020/01/17/063500665/infografik--singapura-surga-bagi-koruptor-indonesia, diakses tanggal 8 Desember 2020. 65 Article 19 (1) MACMA.

Page 85: PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM

76 |

PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM PENANGANAN PERKARA KORUPSI LINTAS YURISDIKSI

Adapun syarat-syarat yang secara umum harus dipastikan oleh

lembaga penegak hukum dari negara asing saat mengajukan permintaan

bantuan adalah sebagai berikut: 66

1. Menjelaskan secara spesifik tujuan dari permintaan dan sifat bantuan

yang diinginkan;

2. Menguraikan secara rinci identitas pihak atau Otoritas yang

Berwenang67 yang mengajukan permintaan;

3. Menyertakan sertifikat atau sejenisnya dari Otoritas yang Berwenang di

negara yang mengajukan permintaan yang menyatakan bahwa

permintaan tersebut terkait dengan Masalah Pidana 68 sesuai dengan

MACMA ini;

4. Menguraikan secara rinci jenis Masalah Pidana serta ringkasan fakta

dan dasar hukum yang relevan dengan Masalah Pidana tersebut;

5. Menguraikan nama, identitas, kewarganegaraan, lokasi, atau deskripsi

dari pihak yang menjadi obyek yang dicurigai di dalam permintaan

bantuan tersebut atau lokasi dan deskripsi harta kekayaan (apabila

diketahui). Namun, uraian yang dimaksud harus disertakan dengan

dasar yang memenuhi kondisi di bawah ini:

66 Article 19 (2) MACMA. 67 Terminologi “Otoritas yang Berwenang” berdasasrkan MACMA adalah orang atau lembaga di negara asing yang menurut Jaksa Agung dapat diyakini telah diberikan kewenangan oleh hukum negara asing tersebut untuk melakukan hal-hal sebagai berikut: i. Membuat permintaan bantuan dari negara asing tersebut kepada Singapura terkait Masalah Pidana;

atau

ii. Menerima permintaan bantuan dari Singapura kepada negara asing tersebut terkait Masalah Pidana. 68 Berdasarkan Article 2 (1) MACMA, terminologi Masalah Pidana adalah sebagai berikut:

i. Investigasi Pidana; Investigasi Pidana berdasarkan MACMA adalah investigasi terhadap suatu kasus yang menjadi pelanggaran berdasarkan hukum Singapura atau pelanggaran berdasarkan hukum negara asing.

ii. Proses Pidana; Proses peradilan terhadap seseorang untuk suatu pelanggaran yang diatur berdasarkan hukum Singapura atau hukum negara asing. Proses peradilan ini juga termasuk proses hukum untuk

menentukan apakah pihak tersebut harus diadili atas pelanggarannya. iii. Masalah Pidana Tambahan.

Penahanan yang disertai penyitaan terhadap harta kekayaan yang terkait dengan pelanggaran

berdasarkan hukum Singapura atau pelanggaran berdasarkan hukum negara asing.

Page 86: PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM

| 77

PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM PENANGANAN PERKARA KORUPSI LINTAS YURISDIKSI

i. Pihak yang menjadi obyek yang dicurigai terlibat di dalam atau

menerima manfaat dari Masalah Pidana;

ii. Penelusuran harta kekayaan yang diduga terkait dengan

pelanggaran.

6. Menguraikan tindak pidana yang terkait dengan Masalah Pidana

beserta ancaman hukuman maksimal;

7. Menguraikan secara rinci prosedur yang diharapkan oleh negara asing

tersebut untuk diikuti oleh Singapura. Rincian ini mencakup rincian

mengenai tata cara dan format dalam memberikan informasi atau

apapun yang harus diberikan kepada negara asing tersebut sesuai

dengan permintaan yang diterima oleh Singapura;

8. Apabila permintaan bantuan terkait dengan penyitaan terkait Masalah

Pidana, namun perintah penyitaan di negara asing tersebut masih

belum dilembagakan di pengadilan, maka harus disertakan pernyataan

yang menunjukkan kapan kemungkinan perintah tersebut akan

dilembagakan;

9. Menyertakan pernyataan dari negara asing yang menjelaskan keinginan

mereka agar permintaan yang diajukan ini dijamin kerahasiaannya.

Pernyataan ini juga harus disertai alasan yang jelas mengapa

permintaan tersebut bersifat rahasia;

10. Menguraikan secara rinci periode waktu yang diharapkan oleh negara

asing tersebut agar Singapura dapat memenuhi permintaan yang

diajukan;

11. Apabila permintaan yang diajukan akan mengakibatkan seseorang dari

Singapura pergi ke negara asing tersebut, maka harus disebutkan

rincian tunjangan dan pengaturan akomodasi yang akan menjadi hak

orang tersebut selama berada di negara asing tersebut dalam jangka

waktu yang dituangkan dalam permintaan;

12. Memberikan informasi lain yang diperlukan untuk disertakan dalam

permintaan yang diajukan berdasarkan perjanjian, nota kesepahaman,

atau perjanjian lain antara Singapura dan negara yang mengajukan

permintaan;

Page 87: PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM

78 |

PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM PENANGANAN PERKARA KORUPSI LINTAS YURISDIKSI

13. Memberikan informasi lain yang dapat membantu untuk memenuhi

permintaan yang diajukan atau yang diperlukan menurut ketentuan

Undang-Undang ini.

Namun, permintaan bantuan yang telah diajukan oleh negara asing

tersebut, dapat ditolak oleh Jaksa Agung. MACMA mengatur kondisi-kondisi

yang secara umum dapat menjadi dasar penolakan permintaan bantuan

oleh negara asing. Kondisi-kondisi yang dimaksud adalah sebagai berikut.69

1. Otoritas yang Berwenang telah gagal memenuhi persyaratan di dalam

perjanjian, nota kesepahaman, atau perjanjian lain antara Singapura dan

negara asing tersebut;

2. Permintaan sehubungan dengan investigasi, penuntutan, atau hukuman

terhadap seseorang terhadap suatu pelanggaran yang bersifat politik;

3. Permintaan sehubungan dengan investigasi, penuntutan, atau hukuman

terhadap seseorang atas suatu pelanggaran yang berdasarkan hukum di

Singapura masuk ke dalam kategori pelanggaran yang diatur oleh hukum

militer, bukan hukum pidana umum;

4. Terdapat alasan yang kuat bagi Jaksa Agung untuk meyakini bahwa

permintaan tersebut dibuat untuk tujuan investigasi melakukan

penuntutan, menjatuhkan hukuman atau membuat prasangka buruk

bagi seseorang karena ras, agama, jenis kelamin, etnis, kebangsaan, atau

pendapat politik pihak tersebut;

5. Permintaan terkait dengan investigasi, penuntutan atau hukuman

terhadap seseorang atas suatu kasus yang memenuhi kondisi berikut ini:

I. Pada kasus tersebut, orang itu telah dihukum, dibebaskan atau

diampuni oleh pengadilan yang berwenang atau otoritas lain di

negara asing tersebut; atau

II. Orang tersebut telah menjalani hukuman yang ditentukan oleh

hukum negara asing tersebut karena pelanggaran itu atau

pelanggaran lain yang dilakukan oleh tindakan atau kelalaian yang

sama;

69 Article 20 (1) MACMA.

Page 88: PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM

| 79

PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM PENANGANAN PERKARA KORUPSI LINTAS YURISDIKSI

6. Menurut Jaksa Agung, pelanggaran tersebut bukan pelanggaran yang

cukup berat;

7. Menurut Jaksa Agung, hal-hal yang diminta tidak cukup penting untuk

keperluan investigasi atau hal-hal tersebut secara wajar dapat diperoleh

dengan cara lain;

8. Pemenuhan permintaan bantuan bertentangan dengan kepentingan

umum;

9. Otoritas yang Berwenang gagal untuk melaksanakan komitmen untuk

tidak menggunakan hal-hal yang diminta untuk masalah selain masalah

pidana sehubungan dengan permintaan tersebut, kecuali penggunaan

tersebut telah mendapat persetujuan dari Jaksa Agung;

10. Dalam hal permintaan bantuan untuk memperoleh alat bukti serta

penggeledahan dan penyitaan, Otoritas yang Berwenang tidak

mengembalikan alat bukti tersebut setelah Masalah Pidana tersebut

selesai, walaupun sudah diminta untuk dikembalikan oleh Jaksa Agung;

11. Pemberian bantuan dapat merugikan Masalah Pidana yang ada di

Singapura; atau

12. Menurut Jaksa Agung, pelanggaran di negara asing yang menjadi dasar

permintaan bantuan terkait perolehan alat bukti, perintah perampasan,

penggeledahan dan penyitaan, tidak termasuk suatu pelanggaran bila

terjadi di Singapura. Namun, hal ini dikecualikan apabila sehubungan

dengan pelanggaran penghindaran pajak asing di negara asing

tersebut. 70 Pengecualian kedua adalah apabila sudah ada perjanjian

kepatuhan pajak internasional telah dibuat antara Singapura dengan

pemerintah negara asing yang mengajukan permintaan tersebut.71

II. Pengaturan Khusus Permintaan Bantuan Oleh Negara Asing

Selain aturan umum mengenai syarat yang harus dipenuhi oleh negara

asing dalam mengajukan permintaan bantuan kepada Singapura, MACMA

70 Article 20 (4) dan (5) MACMA. 71 Article 20 (5) MACMA.

Page 89: PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM

80 |

PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM PENANGANAN PERKARA KORUPSI LINTAS YURISDIKSI

juga mengatur secara khusus mengenai permintaan bantuan tersebut.

MACMA mengatur mekanisme dan syarat yang harus dipenuhi oleh negara

asing dalam mengajukan permintaan bantuan berdasarkan jenis

permintaan yang diajukan. Setidaknya ada 7 (tujuh) jenis permintaan

bantuan yang dapat diajukan oleh negara asing berdasarkan MACMA.

Ketujuh permintaan bantuant tersebut adalah permintaan bantuan untuk

memperoleh alat bukti, menghadirkan seseorang di luar negeri, penahanan

terhadap seseorang yang akan transit melalui Singapura, perintah

penyitaan, penggeledahan dan penyitaan, identifikasi dan pencarian

seseorang, dan layanan proses pengadilan.

II.1. Permintaan bantuan terkait perolehan alat bukti

Negara asing dapat mengajukan permintaan bantuan untuk

memperoleh alat bukti yang dibutuhkan. Dalam memenuhi permintaan

bantuan ini, MACMA bahkan mengatur mekanisme permintaan

bantuan untuk perolehan 2 jenis alat bukti, yakni alat bukti secara

umum dan alat bukti dengan jenis tertentu.

II.1.1 Perolehan Alat bukti Secara Umum

Dalam mengajukan permintaan bantuan tersebut, Otoritas

yang Berwenang harus mengajukannya kepada Jaksa Agung di

Singapura.72 Setelah permintaan tersebut diterima, Jaksa Agung

akan memberikan kewenangan melalui pemberitahuan tertulis

kepada hakim untuk memperoleh bukti yang diminta.73

Setelah menerima pemberitahuan tersebut, Hakim

nantinya harus mendapatkan bukti dari setiap saksi yang hadir

untuk memberikan bukti terkait Masalah Pidana.74 Namun, saksi

disini tidak diwajibkan untuk memberikan bukti dan menjawab

pertanyaan apapun yang tidak bisa ia penuhi.75 Perolehan alat

bukti ini dilakukan melalui persidangan dengan mekanisme

72 Article 21 (1) MACMA. 73 Ibid. 74 Article 21 (2) MACMA. 75 Article 21 (7) MACMA.

Page 90: PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM

| 81

PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM PENANGANAN PERKARA KORUPSI LINTAS YURISDIKSI

seolah-olah saksi tersebut memberikan bukti terhadap pihak yang

didakwa berdasarkan hukum Singapura. 76

Setelah itu, Hakim akan membuat keterangan secara

tertulis mengenai bukti apa saja yang sudah diterima oleh Hakim.

Nantinya, keterangan ini yang akan diberikan kepada Jaksa

Agung. 77 Persidangan ini pun dapat dilaksanakan baik dengan

atau tanpa pihak yang terkait dengan Masalah Pidana atau

perwakilan hukumnya.78

II.1.2 Perolehan Alat bukti Dengan Jenis Tertentu

Di samping pengaturan mengenai permintaan bantuan

untuk memperoleh alat bukti secara umum, terdapat juga

pengaturan terhadap permintaan alat bukti tertentu. Alat bukti

yang dimaksud adalah suatu hal tertentu atau suatu dokumen

yang menerangkan mengenai sesuatu yang ada di Singapura. 79

Dalam mengajukan permintaan bantuan ini, permintaan harus

diajukan ke Jaksa Agung.80 Namun, apabila permintaan tersebut

menyangkut sesatu yang di bawah penguasaan lembaga

keuangan atau Variable Capital Companies (“VCC”), maka

permintaan bantuan harus diajukan kepada pengadilan tinggi.81

Setelah memenuhi syarat yang ditentukan, pengadilan akan

memerintahkan pihak yang memiliki atau akan memiliki

kewenangan untuk menghadiri sidang dan menyediakan alat

bukti sesuai dengan permintaan bantuan yang diajukan.82 Setelah

itu, pengadilan akan mengeluarkan perintah tersebut pihak

tersebut perintah sebagai berikut (“Perintah Pengadilan”):83

i. Menyerahkan suatu hal tertentu atau dokumen yang

dimaksud kepada petugas yang berwenang dalam waktu 7

76 Article 21 (2) MACMA. 77 Ibid. 78 Article 21 (3) MACMA. 79 Article 22 (1) – Article 22 (8) MACMA. 80 Article 22 (1) MACMA. 81 Article 22 (2) MACMA. 82 Article 22 (3) MACMA. 83 Article 22 (3) MACMA.

Page 91: PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM

82 |

PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM PENANGANAN PERKARA KORUPSI LINTAS YURISDIKSI

hari sejak diperintahkan oleh pengadilan atau jangka waktu

lain yang ditetapkan pengadilan; atau

ii. Memberikan akses terhadap suatu hal tertentu atau suatu

dokumen yang dimaksud kepada petugas yang berwenang

dalam waktu 7 hari sejak diperintahkan oleh pengadilan atau

jangka waktu lain yang ditetapkan pengadilan.

Bahkan, terdapat pendekatan yang berbeda terhadap alat

bukti yang berupa informasi yang terdapat di dalam suatu

perangkat atau hanya dapat diakses dengan menggunakan suatu

Perangkat Data.84 Apabila kondisinya demikian, maka Perintah

Pengadilan akan menjadi sebagai berikut:85

i. Perintah Pengadilan akan dianggap sebagai perintah untuk

membuat material tersebut menjadi suatu bentuk yang

dapat diambil serta dapat dilihat dan dibaca; dan

ii. Perintah Pengadilan akan dianggap sebagai perintah untuk

memberikan akses terhadap suatu material yang bentuknya

dapat dilihat dan dibaca.

Dalam mengajukan permintaan bantuan ini, Otoritas yang

Berwenang di negara asing harus memastikan syarat-syarat ini

sudah terpenuhi:86

i. Terdapat alasan yang masuk akal untuk mencurigai orang

yang menjadi target telah mendapatkan manfaat dari tindak

pidana di luar negeri.

84 Perangkat Data yang dimaksud berdasarkan Article 23 (8) MACMA adalah: i. Setiap perangkat yang dapat secara otomatis memproses informasi;

ii. Setiap perangkat yang dapat secara otomatis merekam atau menyimpan informasi; iii. Setiap perangkat yang dapat digunakan untuk mencatat, menyimpan, atau memproses informasi

secara informasi pada perangkat lain.

iv. Setiap perangkat yang dapat digunakan untuk memperoleh kembali informasi, baik yang telah direkam atau disimpan pada perangkat tersebut atau perangkat lain.

85 Article 23 (2) MACMA. 86 Article 22 (4) MACMA.

Page 92: PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM

| 83

PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM PENANGANAN PERKARA KORUPSI LINTAS YURISDIKSI

ii. Terdapat alasan yang masuk akal untuk meyakini bahwa

hal-hal yang terkait dengan permohonan yang diajukan

memiliki kondisi sebagai berikut:

a) Kemungkinan besar memiliki nilai substansial untuk

Masalah Pidana;

b) Tidak termasuk pada hal-hal yang tunduk pada hak

istimewa dalam hukum.

iii. Pengadilan meyakini bahwa suatu hal atau suatu dokumen

yang diminta untuk dibuat dan diberikan tidak

bertentangan dengan kepentingan umum.

Namun, perlu diketahui bahwa Perintah Pengadilan

tersebut bisa untuk tidak dilaksanakan dengan terpenuhinya

salah satu dari kondisi berikut ini:

i. Perintah Pengadilan untuk membuat atau menyediakan hal

tersebut akan memberatkan atau akan membuat pihak

yang memenuhi permintaan tersebut dikenakan penalti.87

ii. Perintah Pengadilan untuk membuat atau menyediakan hal

tersebut akan membuat pihak yang memenuhi permintaan

tersebut melanggar kewajibannya untuk tidak

mengungkapkan keberadaan hal tersebut.88

iii. Pembuatan atau pemberian akses terhadap hal-hal yang

tunduk pada hak istimewa dalam hukum.89

Ilustrasi:

Central Authority (“CA”) di Indonesia mengajukan permintaan yang

ditujukan kepada Jaksa Agung Singapura untuk meminta bantuan

dalam memperoleh alat bukti yang ada di Singapura. Nantinya, Hakim

di Singapura berdasarkan pemberitahuan dari Jaksa Agung akan

berusaha mendapatkan bukti yang diminta melalui mekanisme

persidangan. Apabila bukti tersebut berupa hal tertentu atau

87 Article 23 (3) Huruf (a) MACMA. 88 Article 23 (3) Huruf (b) MACMA. 89 Article 23 (4) Huruf (a) MACMA.

Page 93: PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM

84 |

PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM PENANGANAN PERKARA KORUPSI LINTAS YURISDIKSI

dokumen tertentu, pengadilan akan memberikan perintah agar bukti

tersebut diberikan kepada petugas yang berwenang dalam 7 hari

sejak perintah dikeluarkan. Selanjutnya, bukti beserta keterangan

mengenai bukti apa saja yang berhasil didapat, akan diserahkan

kepada Jaksa Agung dan selanjutnya diberikan kepada Otoritas yang

Berwenang.

III. Permintaan Bantuan Agar Sesorang Hadir Di Luar Negeri

Otoritas yang Berwenang pada negara tetentu dapat meminta

seseorang yang berada di Singapura hadir di negaranya, apabila dibutuhkan

kehadirannya sebagai saksi.90 Dalam rangka memenuhi kebutuhan tersebut,

Otoritas yang Berwenang harus mengajukan permintaan bantuan kepada

Jaksa Agung di Singapura untuk membantu mengondisikan agar orang

tersebut dapat hadir di negara asing tersebut untuk memberikan atau

menyediakan bukti atau bantuan terkait Masalah Pidana di negara asing

tersebut.91

Dalam pelaksanaannya, negara asing tersebut harus menjamin

imunitas terhadap orang yang diminta hadir sebagai saksi. Imunitas yang

dimaksud adalah orang tersebut tidak dapat dituntut melakukan

pelanggaran atas dasar bukti yang telah dia berikan. Namun, orang tersebut

tetap dapat dituntut secara hukum berdasarkan hukum negara tersebut

apabila terkait pelanggaran berupa sumpah palsu atau penghinaan

terhadap pengadilan saat memberikan bukti tersebut.92

Saat mengajukan permintaan bantuan ini, Otoritas yang Berwenang di

negara asing harus memastikan syarat-syarat berikut ini sudah terpenuhi:93

a. Permintaan tersebut terkait dengan Masalah Pidana berdasarkan

hukum negara asing tersebut.

b. Terdapat alasan yang masuk akal bahwa pihak yang diminta untuk hadir

dapat memberikan atau menyediakan bukti atau bantuan yang relevan

dengan Masalah Pidana.

90 Article 26 (1) MACMA. 91 Article 26 (1) MACMA. 92 Article 26 (3) Huruf (b) MACMA. 93 Article 26 (2) MACMA.

Page 94: PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM

| 85

PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM PENANGANAN PERKARA KORUPSI LINTAS YURISDIKSI

c. Orang yang diminta untuk hadir tanpa paksaan telah menyetujui untuk

hadir sebagaimana diminta.

Orang tersebut tidak tunduk pada hukum atau kewajiban apa pun untuk

hadir. Oleh karena itu, apabila pihak tersebut menolak untuk hadir,

maka pihak tersebut harus dibebaskan dari segala konsekuensi

hukumnya.94

d. Orang yang diminta bukan termasuk:

i. Narapidana yang dimaksud dalam Bagian 2 Prison Act; atau

ii. Seseorang yang ditahan di bawah institusi/lembaga yang

ditentukan selain yang dimaksud Prison Act.

e. Otoritas yang Berwenang telah memberikan upaya terbaiknya untuk

menjamin hal-hal berikut ini:95

i. Orang tersebut tidak boleh ditahan, dituntut, atau dihukum untuk

pelanggaran apa pun berdasarkan hukum negara asing yang telah

dilakukan atau diduga telah dilakukan sebelum keberangkatan

pihak tersebut dari Singapura.

ii. Orang tersebut tidak boleh digugat secara perdata sehubungan

dengan tindakan atau kelalaian pihak tersebut yang telah terjadi

atau diduga telah terjadi sebelum keberangkatan pihak tersebut

dari Singapura. Hal ini dikarenakan pihak tersebut menjadi tidak

bisa digugat secara perdata apabila pihak tersebut tidak berada di

negara yang mengajukan permintaan.

iii. Orang tersebut diminta untuk memberikan bukti atau bantuan

sehubungan dengan Masalah Pidana di negara asing tersebut

selain dengan Masalah Pidana yang disebutkan dalam

permintaan.

Namun, hal-hal di atas dikecualikan apabila terdapat kondisi sebagai

berikut:96

94 Article 26 (3) Huruf (d) MACMA. 95 Article 26 (2) Huruf (e) dan Article 26 (3) Huruf (a) MACMA. 96 Article 26 (3) Huruf (a) MACMA.

Page 95: PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM

86 |

PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM PENANGANAN PERKARA KORUPSI LINTAS YURISDIKSI

a. Orang tersebut telah meninggalkan negara asing; atau

b. Orang tersebut tetap tinggal di negara asing tersebut tersebut walaupun

memiliki kesempatan untuk meninggalkan negara asing tersebut dengan

tujuan selain menyediakan atau memberikan bantuan sehubungan

dengan Masalah Pidana yang disebutkan dalam permintaan.

IV. Permintaan Bantuan Untuk Memfasilitasi Tahanan Yang Dibawa Melalui

Transit di Singapura

Apabila terdapat seseorang yang ditahan di negara asing dan telah

setuju agar pihak tersebut memerikan bantuan sehubungan dengan

Masalah Pidana di negara asing lainnya, maka pihak tersebut dapat dibawa

melalui Singapura. Namun, negara asing tempat pihak tersebut ditahan

harus memberi pemberitahuan terlebih dahulu kepada Jaksa Agung.97

V. Permintaan Bantuan untuk Melaksanakan Perintah Penyitaan

Otoritas yang Berwenang dapat meminta bantuan Singapura untuk

melaksanakan perintah penyitaan. Perintah penyitaan yang dimaksud

adalah perintah yang dikeluarkan oleh pengadilan di negara asing tersebut.

Otoritas yang Berwenang dapat meminta bantuan untuk melaksanakan atau

menyediakan hal-hal yang diperlukan untuk melaksanakan perintah

penyitaan dalam hal ditemukan hambatan-hambatan dalam mengakses

harta kekayaan di Singapura.98 Selain itu, Otoritas Yang Berwenang juga

dapat membantu untuk melaksanakan perintah penyitaan yang dibuat

berdasarkan proses pengadilan di negara asing terhadap harta kekayaan

yang diyakini berada di Singapura.99

Otoritas yang Berwenang harus mengajukan permintaan tersebut

kepada Jaksa Agung di Singapura. Selanjutnya, Jaksa Agung atau pihak yang

diberikan wewenang oleh Jaksa Agung akan mengajukan permohonan ke

Pengadilan Tinggi untuk mendaftarkan perintah penyitaan asing tersebut.100

Namun, Pengadilan Tinggi akan membatalkan pendaftaran tersebut apabila

97 Article 27 (1) MACMA. 98 Article 29 (1) Huruf (b) MACMA. 99 Article 29 (1) Huruf (a) MACMA. 100 Article 30 (1) MACMA.

Page 96: PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM

| 87

PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM PENANGANAN PERKARA KORUPSI LINTAS YURISDIKSI

menurut Pengadilan Tinggi, perintah tersebut sudah dipenuhi dengan

pembayaran sejumlah uang atau pihak tersebut telah dihukum penjara.101

Dalam mengajukan permintaan ini, Otoritas yang Berwenang harus

memastikan syarat-syarat berikut ini sudah dipenuhi:

i. Perintah tersebut berkekuatan hukum dan sudah tidak dapat diajukan

banding102 lagi di negara asing tersebut; 103

ii. Apabila terdapat pihak yang terkena dampak akibat perintah tersebut,

namun tidak hadir di dalam persidangan, pihak tersebut sudah

menerima pemberitahuan terkait persidangan tersebut dengan waktu

yang mencukupi untuk melakukan pembelaan;104 dan

iii. Pelaksanaan perintah tersebut tidak akan bertentangan dengan

kepentingan dari keadilan itu sendiri.105

iv. Apabila terdapat sejumlah uang yang harus dibayar dalam mata uang

selain mata uang Singapura berdasarkan perintah tersebut, maka nilai

tersebut harus dikonversi ke mata uang Singapura berdasarkan nilai

tukar yang berlaku pada tanggal pendaftaran permohonan.106

v. Otoritas yang Berwenang harus dapat membuktikan adanya perintah

penyitaan tersebut dengan adanya suatu sertifikat yang otentik107 yang

telah disahkan oleh siapapun selama dalam kapasitasnya sebagai hakim

atau pejabat pengadilan atau pihak yang mewakili Otoritas yang

Berwenang di negara asing tersebut.108 Adapun isi dari sertifikat yang

dimaksud harus menyatakan hal-hal sebagai berikut:

101 Article 30 (4) MACMA. 102 Adapun terminologi “banding” pada ketentuan ini yang diatur pada Article 30 (3) MACMA mencakup:

1. Proses apa pun yang menghentikan atau mengenyampingkan putusan; 2. Permohonan baru atas perkara yang sama atau penundaan eksekusi.

103 Article 30 (2) MACMA. 104 Ibid. 105 Ibid. 106 Article 30 (5) MACMA. 107 Dokumen yang otentik berdasarkan Article 42 (2) MACMA adalah (i) dokumen yang ditandatangani atau disertifikasi oleh hakim atau pejabat pengadilan atau pihak yang berwenang ada di negara asing tersebut;

atau (ii) dokumen tersebut dibuktikan dengan sumpah seorang saksi atau pejabat di negara asing tersebut; atau (iii) dokumen tersebut disegel dengan segel resmi dari negara atau m enteri atau departemen atau pejabat pemerintah yang berwenang di negara asing tersebut. 108 Article 32 (3) Huruf (e) MACMA.

Page 97: PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM

88 |

PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM PENANGANAN PERKARA KORUPSI LINTAS YURISDIKSI

1. Proses peradilan telah dilembagakan, namun belum diputus, atau

proses peradilan belum dilembagakan di negara asing tersebut;

2. Perintah penyitaan berkekuatan hukum dan tidak dapat diajukan

banding kembali;

3. Seluruh atau sebagian dari jumlah yang harus dibayar berdasarkan

perintah penyitaan berdasarkan perintah penyitaan masih tidak

dibayar di negara asing tersebut, atau harta kekayaan yang dapat

diperoleh berdasarkan perintah penyitaan, namun tetap tidak dapat

diperoleh di negara asing itu;

4. Pihak tersebut telah diberitahu mengenai proses peradilan di negara

asing tersebut; atau

5. Perintah yang dibuat oleh pengadilan di negara asing tersebut

memiliki tujuan sebagai berikut: 109

a. Memulihkan, merampas, menyita setiap pembayaran atau

hadiah atau sesuatu yang senilai dengan itu yang diperoleh

sehubungan dengan pelanggaran di negara asing tersebut;

b. Memulihkan, merampas, menyita harta kekayaan apa pun atau

sesuatu yang senilai dengan itu yang diperoleh atau didapat, baik

secara langsung maupun tidak langsung, dari setiap pembayaran

atau hadiah lain.

c. Merampas, memusnahkan, atau membuang obat-obatan atau

zat-zat lainnya yang terkait dengan pelanggaran yang telah

dilakukan terhadap undang-undang narkotika di negara

tersebut.

d. Merampas, memusnahkan, atau membuang properti apa pun

yang digunakan dalam melakukan pelanggaran terhadap hukum

negara asing.

109 Article 32 (1) Huruf (e) MACMA.

Page 98: PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM

| 89

PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM PENANGANAN PERKARA KORUPSI LINTAS YURISDIKSI

VI. Permintaan Bantuan Penggeledahan dan Penyitaan

Otoritas yang Berwenang dapat mengajukan permintaan bantuan

kepada Singapura untuk melakukan penggeledahan dan penyitaan. Otoritas

yang Berwenang dapat mengajukan permintaan tersebut kepada Jaksa

Agung di Singapura.110 Setelah menerima permintaan ini, Jaksa Agung atau

pihak yang diberikan wewenang oleh Jaksa Agung dapat mengajukan

permohonan ke pengadilan untuk mendapatkan surat perintah dari

pengadilan untuk memasuki dan menggeledah tempat tertentu.111 Namun,

apabila obyeknya berada di bawah penguasaan lembaga keuangan dan

Variable Capital Companies (“VCC”), maka permohonan atas surat perintah

tersebut harus diajukan ke pengadilan tinggi.112

Setelah memenuhi persyaratan yang ditentukan, pengadilan akan

mengeluarkan surat perintah. Namun, Pengadilan Tinggi akan membatalkan

pendaftaran tersebut apabila menurut Pengadilan Tinggi, perintah tersebut

sudah dipenuhi dengan pembayaran sejumlah uang atau pihak tersebut

telah dihukum penjara. 113 Dalam melaksanakan surat perintah tersebut,

petugas yang berwenang memiliki hak untuk menyita dan menyimpan apa

pun yang dicatat di dalam surat perintah tersebut saat memasuki dan

melakukan penggeledahan suatu tempat, kecuali hal-hal yang tunduk pada

hak yang diistimewakan dalam hukum. 114 Selain itu, petugas yang

berwenang juga berhak mendokumentasikan dan membuat salinan dari

setiap barang yang disita.115

Setelah itu, petugas tersebut akan menyimpan benda, foto, atau

salinan paling lama 1 bulan sambil menunggu instruksi tertulis dari Jaksa

Agung mengenai penanganan barang, foto, atau salinan tersebut serta

instruksi untuk mengirimkan benda, foto, atau salinan itu kepada Otoritas

yang Berwenang.116

110 Article 33 (1) dan (2) MACMA. 111 Article 33 (3) dan 34 (1) MACMA. 112 Article 33 (3) MACMA. 113 Article 30 (4) MACMA. 114 Article 35 (1) MACMA. 115 Article 35 (2) MACMA. 116 Article 35 (3) MACMA.

Page 99: PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM

90 |

PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM PENANGANAN PERKARA KORUPSI LINTAS YURISDIKSI

Sebelum mengajukan permintaan bantuan tersebut, Otoritas yang

Berwenang harus sudah memastikan syarat-syarat berikut ini terpenuhi.

i. Permintaan bantuan terkait dengan Masalah Pidana di negara asing

sehubungan dengan pelanggaran yang terjadi di negara asing

tersebut;

ii. Terdapat alasan yang masuk akal untuk meyakini bahwa hal-hal terkait

di dalam permintaan yang diajukan tersebut relevan dengan Masalah

Pidana dan berlokasi di Singapura.

iii. Perintah untuk memperoleh alat bukti berupa suatu hal atau suatu

dokumen yang menerangkan suatu hal tertentu yang ada di

Singapura, belum juga dipenuhi;117

iv. Terdapat alasan yang masuk akal untuk meyakini bahwa terdapat pihak

tertentu telah melakukan atau memperoleh manfaat dari

pelanggaran berdasarkan hukum negara asing; 118

v. Terdapat alasan yang masuk akal untuk meyakini bahwa permohonan

yang diajukan sehubungan dengan hal-hal sebagai berikut: 119

1. Hal-hal yang memiliki nilai substansial (baik hal itu sendiri atau

bersama-sama dengan hal lainnya) terhadap Masalah Pidana

yang melatarbelakangi dibuatnya permohonan; dan

2. Hal-hal tersebut tidak terdiri dari hal-hal atau termasuk dalam

hal-hal yang tunduk pada hak yang diistimewakan dalam hukum.

3. Pengadilan meyakini bahwa surat perintah yang akan dikeluarkan

tidak bertentangan dengan kepentingan publik. 120

Ilustrasi:

Central Authority (“CA”) di Indonesia mengajukan permintaan yang

ditujukan kepada Jaksa Agung Singapura untuk meminta bantuan dalam

melakukan penggeledahan dan penyitaan. Setelah mengajukan permintaan

dan memenuhi syarat-syarat yang telah disebutkan di atas, Jaksa Agung dan

117 Article 34 (1) MACMA. 118 Article 34 (2) MACMA. 119 Ibid. 120 Ibid.

Page 100: PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM

| 91

PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM PENANGANAN PERKARA KORUPSI LINTAS YURISDIKSI

pihak yang diberikan delegasi oleh Jaksa Agung akan memohon kepada

pengadilan untuk dikeluarkannya surat perintah. Surat perintah ini adalah

surat perintah untuk melakukan penggeledahan dan penyitaan.

Setelah surat perintah dikeluarkan, petugas yang berwenang memasuki dan

menggeledah tempat tersebut. Petugas akan melakukan penyitaan dan

penyimpanan terhadap barang-barang yang tercatat di dalam surat

perintah. Setelah itu, petugas akan mendokumentasikan atau membuat

salinan dari segala yang disita. Jangka waktu untuk menyimpan barang-

barang hasil sitaan dan dokumentasi atau salinannya paling lama 1 bulan.

Jangka waktu ini diberikan untuk menunggu instruksi dari Jaksa Agung

mengenai mekanisme penanganan barang hasil sitaan ataupun instruksi

untuk mengirimkannya kepada CA di Indonesia.

VII. Permintaan Bantuan Untuk Mengidentifikasi atau Menemukan Orang

Negara asing dapat meminta bantuan Singapura untuk

mengidentifikasi atau menemukan orang yang diyakini berada di Singapura.

Otoritas yang Berwenang di negara asing tersebut dapat meminta bantuan

Jaksa Agung untuk menemukan atau mengidentifikasi atau keduanya

terhadap seseorang yang diyakini berada di Singapura. 121 Setelah

permintaan bantuan diterima, Jaksa Agung dapat mendelegasikan

kewenangan untuk memberikan bantuan tersebut kepada lembaga yang

berwenang di Singapura. 122 Pendelegasian ini dilakukan dengan

meneruskan permintaan Otoritas yang Berwenang tersebut kepada

lembaga yang berwenang di Singapura. 123 Lembaga yang berwenang

tersebut nantinya akan memberitahu hasil dari identifikasi atau penemuan

yang telah dilakukan kepada Jaksa Agung.124 Hasil temuan atau identifikasi

yang telah diterima Jaksa Agung inilah yang akan dikirimkan kepada Otoritas

yang Berwenang di negara asing.125

121 Article 37 (1) MACMA. 122 Article 37 (3) MACMA. 123 Article 37 (3) MACMA. 124 Article 37 (4) MACMA. 125 Article 37 (5) MACMA.

Page 101: PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM

92 |

PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM PENANGANAN PERKARA KORUPSI LINTAS YURISDIKSI

Dalam mengajukan permintaan ini, Otoritas yang Berwenang harus

memperhatikan dan memenuhi syarat-syarat berikut ini:126

i. Jaksa Agung meyakini bahwa permintaan tersebut berkaitan dengan

Masalah Pidana di negara asing;

ii. Jaksa Agung meyakini bahwa terdapat alasan yang masuk akal untuk

meyakini orang yang akan diidentifikasi atau ditemukan sedang atau

mungkin terlibat atau dapat memberikan bukti atau bantuan yang

relevan dengan Masalah Pidana terkait; dan

iii. Jaksa Agung meyakini bahwa orang tersebut berada di Singapura.

Ilustrasi:

Central Authority (“CA”) di Indonesia mengajukan permintaan yang

ditujukan kepada Jaksa Agung Singapura untuk mengidentifikasi ataupun

menemukan seseorang. Setelah mengajukan permintaan dan memenuhi

syarat-syarat yang telah disebutkan di atas, Jaksa Agung meneruskan dan

mendelegasikan permintaan tersebut kepada lembaga yang berwenang

untuk memiliki kewenangan untuk melakukan hal tersebut. Setelah itu

lembaga tersebut akan melakukan identifikasi atau pencarian sesuai

dengan permintaan. Hasil identifikasi atau encarian tersebut akan

dilaporkan kepada Jaksa Agung. Selanjutnya Jaksa Agung akan

menginformasikan kepada CA di Indonesia.

VIII. Permintaan Bantuan Untuk Layanan Proses Pengadilan

Negara asing dapat meminta bantuan Singapura untuk memberikan

layanan proses peradilan yang dibutuhkan terhadap seseorang yang ada di

Singapura. 127 Permintaan ini harus diajukan kepada Jaksa Agung di

Singapura oleh Otoritas yang Berwenang di negara asing tersebut. 128

Setelah syarat-syarat tersebut dipenuhi dan permintaan tersebut diterima,

Jaksa Agung memerintahkan pejabat yang berwenang untuk memberikan

layanan proses pengadilan di Mahkamah Agung. Berdasarkan perintah yang

126 Article 37 (2) MACMA. 127 Article 38 (1) MACMA. 128 Article 38 (1) MACMA.

Page 102: PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM

| 93

PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM PENANGANAN PERKARA KORUPSI LINTAS YURISDIKSI

diberikan oleh Jaksa Agung, melekat kewajiban pejabat yang berwenang

tersebut dalam melakukan upaya terbaiknya untuk melakukan hal-hal

sebagai berikut:129

i. Menjalankan proses sesuai dengan prosedur yang diusulkan oleh

Otoritas yang Berwenang dalam permintaan; atau

ii. Menjalankan proses sesuai dengan Rule of Court130 apabila prosedur

yang diusulkan tidak sesuai dengan hukum di Singapura atau Otoritas

yang Berwenang tidak memberikan usulan di dalam permintaan.131

iii. Apabila permintaan dapat diproses, maka pejabat yang berwenang

akan mengirimkan sertifikat dari Panitera Mahkamah Agung

Singapura kepada Jaksa Agung, yang menerangkan pelaksanaan dari

permintaan yang telah diterima. Selanjutnya, Jaksa Agung akan

mengirimkan sertifikat tersebut kepada Otoritas yang Berwenang di

negara asing.

iv. Apabila permintaan tidak dapat diproses, maka pejabat yang

berwenang akan mengirimkan pernyataan dari Panitera Mahkamah

Agung kepada Jaksa Agung, yang berisi alasan tidak dapat

dipenuhinya permintaan. Pernyataan tersebut nantinya akan

dikirimkan ke Otoritas yang Berwenang di negara asing.

Sebelum mengajukan permintaan bantuan tersebut, Otoritas yang

Berwenang harus memastikan syarat-syarat berikut ini terpenuhi.132

i. Permintaan tersebut sehubungan dengan Masalah Pidana di negara

asing;

ii. Terdapat alasan yang masuk akal untuk meyakini bahwa orang

tersebut berada di Singapura;

iii. Negara asing yang mengajukan permintaan telah menguraikan setiap

konsekuensi yang timbul apabila proses peradilan tersebut gagal

untuk dipatuhi; dan

129 Article 38 (3) MACMA. 130 Rule of Court mengenai bantuan ini diatur dalam Order 65 Article (1) sampai Article (4). 131 Article 38 (4) MACMA. 132 Article 38 (2) MACMA.

Page 103: PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM

94 |

PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM PENANGANAN PERKARA KORUPSI LINTAS YURISDIKSI

iv. Apabila permintaan terkait dengan pemanggilan seseorang untuk

hadir sebagai saksi di negara tersebut, negara asing harus telah

memberikan upaya terbaiknya untuk menjamin bahwa orang

tersebut tidak akan dijatuhkan hukuman atau kewajiban atau

prasangka hukum apa pun hanya karena orang tersebut menolak

atau tidak memenuhi pemanggilan tersebut.133

Ilustrasi:

Central Authority (“CA”) di Indonesia mengajukan permintaan yang

ditujukan kepada Jaksa Agung Singapura untuk meminta bantuan untuk

melakukan pemeriksaan terhadap seseorang dalam kapasitasnya sebagai

saksi terkait masalah korupsi di Indonesia. Setelah mengajukan permintaan

dan memenuhi syarat-syarat yang telah disebutkan di atas, Jaksa Agung

akan memerintahkan pejabat yang berwenang di Mahkamah Agung

Singapura untuk memproses permintaan tersebut. Apabila orang yang

dimaksud telah memberikan keterangan sesuai permintaan dari CA di

Indonesia, maka pejabat yang berwenang akan mengirimkan kepada Jaksa

Agung sebuah sertifikat dari Panitera Mahkamah Agung Singapura yang

menerangkan hasil pemeriksaan dari saksi. Namun, apabila orang yang

dimaksud tidak memenuhi permintaan dari CA di Indonesia dan

pemeriksaan gagal untuk dilakukan, Jaksa Agung akan menerima sebuah

pernyataan dari Panitera Mahkamah Agung yang berisi alasan tidak dapat

dipenuhinya permintaan dari CA di Indonesia. Sertifikat maupun pernyataan

tersebut akan dikirimkan oleh Jaksa Agung kepada CA di Indonesia.

133 Article 38 (2) dan Article 39 MACMA.

Page 104: PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM

| 95

PRAKTIK TERBAIK KERJA SAMA INTERNASIONAL KPK DALAM PENANGANAN PERKARA KORUPSI LINTAS YURISDIKSI