16
PEMANFAATAN DAUN PANDAN UNTUK MENUNJANG PROGRAM EKOWISATA GIAM SIAK KECIL BUKIT BATU A. PENDAHULUAN Cagar Biosfer Giam Siak Kecil dan Bukit Batu (selanjutnya disingkat CB GSK-BB), merupakan kawasan yang memiliki karakteristik hamparan rawa gambut dialiri oleh dua sungai, Bukit Batu dan Siak Kecil, terletak di Propinsi Riau yang berada di 2 wilayah Kabupaten (Bengkalis dan Siak) serta bagian barat Dumai. Kawasan ini telah mendapat sertifikasi dari Program MAB - UNESCO pada tanggal 26 May 2009, artinya Dunia internasional telah mengakui adanya Cagar Biosfer baru di indonesia, Penetapam GSK-NN sebagai cagar biosfer dilakukan pada Sidang 21st Session of the International Coordinating Council of the Man and the Biosphere Proggramme UNESCO di Jeju, Korea Selatan pada tanggal 26 Mei 2009. kemudian diresmikan oleh Menteri Kehutanan MS. Kaban pada tanggal 1 juli 2009 di Pekanbaru, Riau. Cagar Biosfer merupakan satu-satunya konsep kawasan konservasi dan budidaya lingkungan yang diakui secara internasional. Dengan demikian pengawasan dan pengembangannya menjadi perhatian seluruh dunia atas kawasan tersebut. CG-GSK-BB menjadi khas karena Hutan Rawa Gambut yang tiada duanya di dunia ini, agak berbeda kekhasannya dengan Hutan Gambut Semenanjung Kampar (dengan sedikit rawa). Kekhasan lainnya adalah CG-GSK-BB ini diinisiasi oleh pihak swasta yang bekerjasama dengan pemerintah melalui BBKSDA (Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam) Propinsi Riau. B. LOKASI GIAM SIAK KECIL BUKIT BATU Cagar Biosfer Giam Siak Kecil-Bukit Batu merupakan salah satu dari 7 Cagar Biosfer yang ada di Indonesia. CB GSK-BB terletak di 2 wilayah kabupaten, yaitu Kabupaten Bengkalis dan Kabupaten Siak, Propinsi Riau. CB GSK-BB dapat dijangkau melalui CB GSK-BB Tugiman PSIL UR. Laporan Praktikum CB GSK-BB, 2012 1

Praktikum Gsk Ok

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Praktikum Gsk Ok

PEMANFAATAN DAUN PANDAN UNTUK MENUNJANG PROGRAM EKOWISATA

GIAM SIAK KECIL BUKIT BATU

A. PENDAHULUANCagar Biosfer Giam Siak Kecil dan Bukit Batu (selanjutnya disingkat CB GSK-BB), merupakan kawasan yang memiliki karakteristik hamparan rawa gambut dialiri oleh dua sungai, Bukit Batu dan Siak Kecil, terletak di Propinsi Riau yang berada di 2 wilayah Kabupaten (Bengkalis dan Siak) serta bagian barat Dumai.

Kawasan ini telah mendapat sertifikasi dari Program MAB - UNESCO pada tanggal 26 May 2009, artinya Dunia internasional telah mengakui adanya Cagar Biosfer baru di indonesia, Penetapam GSK-NN sebagai cagar biosfer dilakukan pada Sidang 21st Session of the International Coordinating Council of the Man and the Biosphere Proggramme UNESCO di Jeju, Korea Selatan pada tanggal 26 Mei 2009. kemudian diresmikan oleh Menteri Kehutanan MS. Kaban pada tanggal 1 juli 2009 di Pekanbaru, Riau.

Cagar Biosfer merupakan satu-satunya konsep kawasan konservasi dan budidaya lingkungan yang diakui secara internasional. Dengan demikian pengawasan dan pengembangannya menjadi perhatian seluruh dunia atas kawasan tersebut. CG-GSK-BB menjadi khas karena Hutan Rawa Gambut yang tiada duanya di dunia ini, agak berbeda kekhasannya dengan Hutan Gambut Semenanjung Kampar (dengan sedikit rawa). Kekhasan lainnya adalah CG-GSK-BB ini diinisiasi oleh pihak swasta yang bekerjasama dengan pemerintah melalui BBKSDA (Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam) Propinsi Riau.

B. LOKASI GIAM SIAK KECIL BUKIT BATUCagar Biosfer Giam Siak Kecil-Bukit Batu merupakan salah satu dari 7 Cagar Biosfer yang ada di Indonesia. CB GSK-BB terletak di 2 wilayah kabupaten, yaitu Kabupaten Bengkalis dan Kabupaten Siak, Propinsi Riau. CB GSK-BB dapat dijangkau melalui CB GSK-BB pada dasarnya terdiri dari 2 kawasan yaitu Giam Siak Kecil dan Bukit Batu. Untuk masuk ke kawasan Giam Siak Kecil dapat ditempuh melalui Duri dan kawasan perkebunan milik PT. Sinar Mas; sedangkan kawasan Bukit Batu dapat dijangkau melalui Sungai Pakning menuju ke Desa Temiyang dan kemudian dengan menggunakan speedboat menyusuri sungai di zana transisi untuk selanjutnya masuk ke zona penyangga dan zona inti.

C. ZONASI GSK-BBTotal luasan Cagar Biosfer Giam Siak Kecil dan Bukit Batu yaitu 705.270 Ha yang dibagi dalam 3 zonasi:

Zona inti : CB GSK-BB seluas 178.222 ha merupakan kawasan lindung gambut . Kontribusi Sinarmas Forestry & Partners kawasan hutan rawa gambut seluas 72.225 ha meliputi koridor

Tugiman PSIL UR. Laporan Praktikum CB GSK-BB, 2012 1

Page 2: Praktikum Gsk Ok

ekologi dari 2 Suaka Margasatwa (SM GSK dan SM BB) luas kawasan konservai bertambah dari 106.467 ha menjadi 178.722 ha. 

PETA ZONASI CB GSK-BB

D

Zona Penyangga : CB GSK-BB seluas 222.425 ha sebagian besar (88%) merupakan kawasan HTI Sinarmas Forestry dan mitra usahannya.  Zona penyangga berupa hutan tanaman diharapkan mampu menjamin kelestarian areal inti,  karena kawasan ini selalu mendapatkan pengelolaan dan pengawasan yang baik dari Sinarmas Forestry.  

Zona transisi :Pada bagian terluar CB GSK-BB yaitu area inti seluas 304.123 hektar yang menjadi areal kerjasama pengembangan model pembangunan berkelanjutan di bidang perkebunan, pertanian tanaman pangan, perikanan, peternakan dan pemukiman

Tugiman PSIL UR. Laporan Praktikum CB GSK-BB, 2012 2

Page 3: Praktikum Gsk Ok

D. KEANEKA RAGAMAN HAYATIKeanekaragaman Hayati Suaka Margasatwa Bukit Batu dari hasil survey LIPI menunjukkan terdapat bermacam jenis pohon berkayu di areal inti seperti kempas (Koompasia malacensis), Meranti batu (Shorea uliginosa), Meranti bunga (Shorea teymanniana) Punak (Tetrameristra glabra), Durian burung (Durio carinatus), Bintangur (Calophyllum soulatri) )jika ingin mencoba tracking kita bisa melihat jenis tanaman yang masuk daftar red list IUCN yaitu Ramin (Gonystilus bancanus ) protected, kantong semar (Nephentes spp) tak jarang bisa dijumpai satwa liar yang diantarannya masuk daftar CITES mulai dari  primata: Kera ekor panjang (Macaca falcicularis) Lutung (Presbytis cristata), Beruk (Macaca nemestrina), mamalia: Harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) Appendix 1, Aves: Rangkong (Buceros rhinoceros) Elang (Spilornis cheela) dan Reptil: King kobra (Naza sp), Biawak (Varanus salvator), labi-labi (Amyda cartilagina) dan jika beruntung bisa melihat buaya muara (Crocodilus porossus) Appendix 2, Sinyulong

Di CB GSK-BB terdapat beberapa tasik yang bisa dijumpai antara lain: Tasik Bungsu, Tasik Kemenyan, Tasik Terentang dan Rantau Panjang. Tasik-tasik tersebut dimanfaatkan nelayan sebagai sumber pendapatan, Jenis ikan yang utama adalah: Baung, Kepar (Ballontia hasseltii), Tuakang, Gabus, Soindang, Toman (Channa spp) dan ikan Tapa (Wallago attu).

Masyarakat Desa Tasik Betung Kabupaten Siak sepakat dan mendukung usulan pengembangan CB GSK=BB sebagai cagar biosfer di Propinsi Riau dengan alasan: 1) Kelestarian hutan alam pada kawasan cagar biosfer akan menjamin kelestarian tasik-tasik dan sungai-sungai yang merupakan sumber mata pencaharian masyarakat Desa Tasik Betung, serta dapat dikembangkan potensi wisata alamnya. 2) Desa Tasik Betung yang berpenduduk mayoritas masyarakat Melayu berkeyakinan bahwa dengan ditetapkannya GSK-BB sebagai cagar biosfer akan turut menjamin terpeliharanya budaya yang harmonis dengan alam.

E. EKOWISATARumusan EKO WISATA (ecotourism)' sebenarnya sudah ada sejak 1987 yang dikemukakan oleh Hector Ceballos-Lascurain yang mendefinisikan ekowisata sebagai berikut: "Nature or ecotourism can be defined as tourism that consist in travelling to relatively undisturbed or uncontaminated natural areas with the specific objectives of studying, admiring, and enjoying the scenery and its wild plantas and animals, as well as any existing cultural manifestations (both past and present) found in the areas.""Wisata alam atau wisata ekologis adalah perjalanan ketempat-tempat alami yang relatif masih belum terganggu atau terkontaminasi (tercemari) dengan tujuan untuk mempelajari, mengagumi dan menikmati pemandangan, tumbuh-tumbuhan dan satwa liar, serta bentuk-bentuk manifestasi budaya masyarakat yang ada, baik dari masa lampau maupun masa kini."Rumusan di atas hanyalah penggambaran tentan kegiatan wisata alam biasa. Rumusan ini kemudian disempurnakan oleh The International Ecotourism Society (TIES) pada awal tahun 1990 yaitu sebagai berikut:"Ecotourism is responsible travel to natural areas which conserved the environment and improves the welfare of local people.""Ekowisata adalah perjalanan yang bertanggung jawab ketempat-tempat yang alami dengan menjaga kelestarian lingkungan dan meningkatkan kesejahtraan penduduk setempat”.

Tugiman PSIL UR. Laporan Praktikum CB GSK-BB, 2012 3

Page 4: Praktikum Gsk Ok

F. Prinsip-Prinsip Pengembangan EkowisataMenurut Direktorat Jenderal Pengendalian Kerusakan Keanekaragaman Hayati, Badan Pengendalian Dampak Lingkungan ( 2001). dalam pengembangan ekowisata perlu diperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:

1. Konservasia. Pemanfaatan keanekaragaman hayati tidak merusak sumber daya alam itu sendiri. b. Relatif tidak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan dan kegiatannya

bersifat ramah lingkungan. c. Dapat dijadikan sumber dana yang besar untuk membiayai pembangunan

konservasi. d. Dapat memanfaatkan sumber daya lokal secara lestari. e. Meningkatkan daya dorong yang sangat besar bagi pihak swasta untuk berperan

serta dalam program konservasi. Mendukung upaya pengawetan jenis.2. Pendidikan

Meningkatkan kesadaran masyarakat dan merubah perilaku masyarakat tentang perlunya upaya konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya.

3. Ekonomia. Dapat memberikan keuntungan ekonomi bagi pengelola kawasan, penyelenggara

ekowisata dan masyarakat setempat. b. Dapat memacu pembangunan wilayah, baik di tingkat lokal, regional mapun

nasional. c. Dapat menjamin kesinambungan usaha. d. Dampak ekonomi secara luas juga harus dirasakan oleh kabupaten/kota, propinsi

bahkan nasional.4. Peran Aktif Masyarakat

a. Membangun hubungan kemitraan dengan masyarakat setempat b. Pelibatan masyarakat sekitar kawasan sejak proses perencanaan hingga tahap

pelaksanaan serta monitoring dan evaluasi. c. Menggugah prakarsa dan aspirasi masyarakat setempat untuk pengembangan

ekowisata. d. Memperhatikan kearifan tradisional dan kekhasan daerah setempat agar tidak

terjadi benturan kepentingan dengan kondisi sosial budaya setempat. e. Menyediakan peluang usaha dan kesempatan kerja semaksimal mungkin bagi

masyarakat sekitar kawasan.5. Wisata

a. Menyediakan informasi yang akurat tentang potensi kawasan bagi pengunjung. b. Kesempatan menikmati pengalaman wisata dalam lokasi yang mempunyai fungsi

konservasi. c. Memahami etika berwisata dan ikut berpartisipasi dalam pelestarian lingkungan. d. Memberikan kenyamanan dan keamanan kepada pengunjung.

Tugiman PSIL UR. Laporan Praktikum CB GSK-BB, 2012 4

Page 5: Praktikum Gsk Ok

G. Pengendalian Kerusakan Keanekaragaman Hayati.Dalam rangka pengendalian kerusakan keanekaragaman hayati terdapat beberapa aspek yang harus diperhatikan, antara lain:

1. Aspek PencegahanMenguragi dampak negatif dari kegiatan ekowisata dengan cara:

1) Pemilihan lokasi yang tepat (menggunakan pendekatan tata ruang) 2) Rancangan pengembangan lokasi yang sesuai dengan daya dukung dan daya

tampung. 3) Rancangan atraksi/kegiatan yang sesuai denan daya dukung kawasan dan

kerentanan.4) Merubah sikap dan perilaku stakeholder, mulai dari pengelola kawasan,

penyelenggara ekoturisme (tour operator) serta wisatawan itu sendiri. 5) Memilih eegmen pasar yang sesuai.

2. Aspek Penanggulangana. Menyeleksi pengunjung termasuk jumlah pengunjung yang diperkenankan dan minat

kegiatan yang diperkenankan (control of visitor). b. Menentukan waktu kunjungan c. Mengembangkan pengelolaan kawasan (rancangan, peruntukan, penyediaan fasilitas)

melalui pengembangan sumber daya manusia, peningkatan nilai estitika serta kemudahan akses kepada fasilitas.

3. Aspek Pemulihana. Menjamin mekanisme pengembalian keuntungan ekowisata untuk pemeliharaan

fasilitas dan rehabilitasi kerusakan lingkungan. b. Peningkatan kesadaran pengunjung, pengelola dan penyedia jasa ekowisata.

H. Motivasi WisataPada dasarnya sebelum seseorang memutuskan untuk melakukan/tidak

perjalanan wisata, orang akan selalu mempertanyakan “what to see, what to do, what to buy”.

I. Perjalanan WisataPerjalanan

Prasarana PariwisataDari berbagai literature tentang prasarana/sarana pariwisata, penulis menyimpulkan

bahwa pada dasarnya prasarana/sarana pariwisata dapat dikelompokkan menjadi:1. Main suoperstruxture (Prasarana.sarana utama)

Yaitu semua fasilitas utama atau dasar yang memungkinkan sarana kepariwisataan dapat hidup dan berkembang dalam rangka memberikan pelayanan kepada para

Tugiman PSIL UR. Laporan Praktikum CB GSK-BB, 2012 5

Page 6: Praktikum Gsk Ok

wisatawan. Termasuk dalam kategori ini adalah perusahaan transportasi, akomodasi, obyek dan daya tarik wisata.

2. Prasarana/sarana pendukung (Supplement Superstructure)Yaitu prasarana.sarana untuk mendukung kegiatan pariwisata serta bertujuan agar wisatawan lebih lama tinggal di daerah tujuan wisata. Termasuk dalam kategori imi antara lain: bandara, pelabuhan, jalan raya, prasarana olahraga, perbankan, listrik, atraksi wisata dan lain-lain.

3. Prasarana/sarana pelengkap (Compliment Superstructure/Yaitu prasarana.sarana yang melengkapi prasarana/sarana utama dan pendukung dengan tujuan agar wisatawan dapat mengeluarkan lebih banyak di daerah tujuan wisata. Termasuk kategori ini antara lain: tempat hiburan, penjualan cindera mata, tempat makan/minum dan sebagainya.

INDUSTRI-INDUSTRI DALAM KEPARIWISATAANPengakutanAkomodasiSegala sesuatu yang menarik wisatawan untuk berkunjung sesuai sifat kegiatan perusahaan

perjalanan dibagi menjadi:1. Wholesaler adalah perusahaan perjalanan yang menyusun acara perjalanan wisata secara

menyeluruh atau secara khusus menjual paket perjalanan wisata kepada Retail Travel Agent

2.   Retailer atau Retailer Travel Agent adalah biro perjalanan yang menjual perjalanan wisata secara langsung kepada wisatawan

HOTEL DAN JENIS AKOMODASI LAINNYA Yang termasuk jenis akomodasi: hotel, motel, wisma, pondok wisata, villa, apartemen,

karavan, perkemahan, kapal pesiar, yacht, pondok remaja dan sebagainya.       Serviced Accomodation, akomodasi yang menyediakan fasilitas dan pelayanan makanan

dan minuman.      Non-Service Accomodation, akomodasi yang tidak menyediakan makanan dan minuman.

Sekurang-kurangnya harus menyediakan kamar berperabot (furnished room) dan tenaga untuk melayani keperluan tamu.

BAR, RESTORAN, KATERING DAN USAHA JASA BOGA LAINNYA TOKO CENDRAMATA DAN PUSAT KERAJINAN DAYA TARIK WISATA Suatu obyek daya tarik wisata pada pinsipnya harus memenuhi tiga persyaratan berikut:

      Something to see (ada yang dilihat)      Something to do (ada yang dikerjakan)      Something to buy (ada yang dibeli/suvenir)

Tugiman PSIL UR. Laporan Praktikum CB GSK-BB, 2012 6

Page 7: Praktikum Gsk Ok

         Obyek atau Daya Tarik Wisata dapat dibedakan menjadi tiga:      Obyek Wisata Alam: laut, pantai, gunung, danau, fauna, flora, kawasan lindung, cagar

alam, pemandangan alam.      Obyek Wisata Budaya: upacara kelahiran, tari-tari tradisional, pakaian adat, perkawinan

adat, upacara laut, upacara turun ke sawah, cagar budaya, bangunan bersejarah, peninggalan tradisional, festival budaya, kain tenun tradisional, tekstil lokal, pertunjukan tradisional, adat-istiadat lokal, musem, dll.

      Obyek Wisata Buatan: sarana dan fasilitas olehraga, permainan (layang-layang), hiburan (lawak, akrobatik), ketangkasan (naik kuda), Taman rekreasi, taman nasional, pusat-pusat perbelanjaan dan lain-lain.

ORGANISASI KEPARIWISATAANAdalah suatu badan yang langsung bertanggung jawab terhadap perumusan dan kebijakan kepariwisataan dalam lingkup nasional.

Klasifikasi ilmiah

Kerajaan: Plantae

Divisi: Magnoliophyta

Kelas: Liliopsida

Ordo: Pandanales

Famili: Pandanaceae

Genus: PandanusParkinson

Pandan merupakan segolongan tumbuhan monokotil dari genus Pandanus. Sebagian Pandan merupakan segolongan tumbuhan monokotil dari genus Pandanus. Sebagian besar anggotanya merupakan tumbuh di pantai-pantai daerah tropika. Anggota tumbuhan ini dicirikan dengan daun yang memanjang (seperti daun palem atau rumput), seringkali tepinya bergerigi. Akarnya besar dan memiliki akar tunjang yang menopang tumbuhan ini. Buah pandan tersusun dalam karangan berbentuk membulat, seperti buah durian. Ukuran tumbuhan ini bervariasi, mulai dari 50cm hingga 5 meter, bahkan di Papua banyak pandan hingga ketinggian 15 meter. Daunnya selalu hijau (hijau abadi, evergreen), sehingga beberapa di antaranya dijadikan tanaman hias.Berbagai jenis pandan menyebar dari Afrika Timur, Asia Tenggara, Australia hingga kepulauan Pasifik.

Jenis-jenis pandanTugiman PSIL UR. Laporan Praktikum CB GSK-BB, 2012

7

Page 8: Praktikum Gsk Ok

Paling sedikit ada 600 jenis pandan di seluruh dunia, di antaranya adalah

Buah merah (Pandanus conoideus) dari Papua. Pandan wangi (Pandanus ammaryllifolius) Pandan laut (Pandanus tectorius) Pandan duri Buah merah Papua (Pandanus conoideus) Pandan Melintir (Pandanus utilis) Pandan putih (Pandanus baphtisii) Pandan afrika (Pandanus pygmeus)

Pandan bali, yang sering dijadikan tanaman hias, bukanlah anggota Pandanus melainkan Cordyline australis.

Pada ekspedisi tumbuhan bahan pangan alami yang dilakukan LIPI dan Yayasan Kehati bulan September dan Oktober 2006 di Serui, Papua, ditemukan 14 jenis pandan baru yang belum teridentifikasi.

Tugiman PSIL UR. Laporan Praktikum CB GSK-BB, 2012 8

Page 9: Praktikum Gsk Ok

Pandan laut

KegunaanBeberapa jenis pandan berguna bagi kehidupan manusia:

Pandan wangi daunnya digunakan sebagai pewangi dan pewarna makanan, juga komponen dekorasi dan pewangi ruangan.

Pandan duri, daunnya yang dikeringkan dipakai sebagai bahan baku anyaman, baik untuk tikar maupun topi pandan.

Buah merah, dari Pulau Papua yang buahnya dikenal berkhasiat sebagai obat atau suplemen yang menyehatkan tubuh.

Sebag

Tugiman PSIL UR. Laporan Praktikum CB GSK-BB, 2012 9

Page 10: Praktikum Gsk Ok

ANEKA PRODUK DARI DAUN PANDAN

1. Pos Portal 

2. Patung selamat datang

 3. Pusat koordinasi lapangan

Tugiman PSIL UR. Laporan Praktikum CB GSK-BB, 2012 10

Page 11: Praktikum Gsk Ok

 

 

 4. Stasiun Riset

 

 5. Menara pandang/view point

Tugiman PSIL UR. Laporan Praktikum CB GSK-BB, 2012 11

Page 12: Praktikum Gsk Ok

 

Tugiman PSIL UR. Laporan Praktikum CB GSK-BB, 2012 12