Praktikum HF Dan Antena 3

Embed Size (px)

Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM HF (High Frequency) dan AntenaPengukuran Pola Radiasi Antena Dipole /2Tanggal : 17 Oktober 2011

Disusun Oleh Danuar Trianur Rohman 091331039 3B-1

PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG 2011

PENGUKURAN POLA RADIASI ANTENA DIPOLE /2

I.

TUJUAN Dapat mengoperasikan alat yang digunakan dalam pengukuran pola radiasi.

Mengukur radiasi pada antenna dipole Mengetahui pola radiasi pada antenna dipole Dapat membedakan pola radiasi berdasarkan cara pandang E-PLANE dan H-PLANE

II.

LANDASAN TEORI Pola radiasi antena merupakan sebuah gambar grafik yang melambangkan perangkat radiasi antena sebagai sebuah fungsi posisi pada koordinat spheris (koordinat bola). Jenisjenis umum pola radiasi antena berupa pola daya yang menggambarkan normalisasi daya terhadap posisi koordinat spheris dan pola medan yang menggambarkan normalisasi medan |E| dan |H| terhadap posisi koordinat spheris. Jenis jenis medan Antena : a. Medan reaktif yang merupakan bagian karakteristik medan antena akibat gelombang berdiri yang melambangkan energi yang tersimpan. b. Medan radiasi yang merupakan bagian karakteristik medan antena akibat radiasi gelombang (propagasi) yang melambangkan energi dipancarkan oleh antena. Daerah daerah medan antena : a. Daerah medan dekat reaktif yang merupakan daerah yang berada disekitar antena dimana medan reaktif sangat dominan (energi tersimpan gelombang berdiri). b. Daerah medan dekat Fresnel yang merupakan daerah antara medan dekat reaktif dan medan jauh dimana radiasi medan sangat dominan dan distribusi medan tergantung jarak dari antena. c. Daerah medan jauh Fraunhofer merupakan daerah paling terjauh dari antena dimana distribusi medan secara esensial berdiri sendiri dari jarak antena sumber (propagasigelombang).

Gambar 1. Daerah daerah medan antena

Definisi definisi pola radiasi antena adalah sebagai berikut : a. Pola isotropis adalah pola sebuah antena didefinisikan sebagai radiasi serba sama ke segala arah, pola ini dibentuk oleh sebuah radiator isotropis (sumber titik, sebuah antena non-fisik yang tidak mempunyai arah). b. Pola keterarahan merupakan sebuah pola dikarakterisasi oleh beberapa radiasi yang efisien dalam satu arah dibandingkan arah lainnya (secara fisik antena yang dapat direalisasikan adalah antena pengarah saja). c. Pola omnidirectional merupakan sebuah pola yang serba sama dalam pemberian ruang radiasinya. d. Pola bidang utama yaitu pola bidang E dan bidang H dari sebuah polarisasi linier antena. Bidang E adalah bidang yang terdiri vektor medan elektrik dan arah radiasinya maksimum. Bidang H adalah bidang yang terdiri vektor medan magnetik dan arah radiasinya maksimum. Parameter parameter pola radiasi antena adalah sebagai berikut : a. Cuping radiasi (Radiation Lobe) merupakan puncak intensitas radiasi tertinggi disekitar daerah intensitas radiasi terendah.

b. c.

Cuping utama (Main Lobe) merupakan cuping radiasi pada arah radiasi maksimum. Cuping minor (Minor Lobe) merupakan cuping radiasi lainnya dari pada cuping utama.

d. Cuping sisi (Side Lobe) merupakan sebuah cuping radiasi dalam arah lainnya daripada arah radiasi yang dipusatkan. e. Cuping belakang (Back Lobe) merupakan kebalikan daripada cuping radiasi terhadap cuping utama. f. Half Power Beamwidth (HPBW) merupakan lebar sudut berkas utama pada titik setengah daya antena. g. First Null Beamwidth (FNBW) merupakan lebar sudut antara bagian null (kosong) pertama pada sisi lain berkas utama. Parameter-parameter pola radiasi antena tersebut diatas terlihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 2. Parameter-parameter pola antena (pola daya ternormalisasi)

Sumber : Ridwan_Montezari_020301020_Dengan_TTD.pdf

III.

ALAT DAN KOMPONEN1. 2 buah Antena dipole 2. Signal generator 3. Measuring receiver 4. Kabel konektor

IV.

LANGKAH DAN HASIL PERCOBAAN1. Membuat setup rangkaian seperti gambar di bawah ini, untuk pengukuran pola radiasi H plane :

Measuring Receiver 220 v S/G Tx Rx

2. Memberikan fekuensi sebesar 150 MHz dari signal generator. 3. Mengukur besarnya pancaran / radiasi pada antenna penerima dengan memutar antenna setiap 100 sampai 1 putaran penuh (3600). 4. Melihat besarnya pancaran pada measuring receiver. 5. Membuat setup rangkaian seperti gambar di bawah ini, untuk pengukuran pola radiasi E plane :

Measuring Receiver 220 v S/G Tx Rx

6. Mengulangi kembali langkah 2 sampai 4 untuk E-Plane.

Hasil pengukuran untuk H-Plane 00 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000 1100 Level (dBv/m) 44,2 43,1 42,8 43,2 44,8 42,0 42,0 42,0 42,1 40,6 39,1 32,3 1200 1300 1400 1500 1600 1700 1800 1900 2000 2100 2200 2300 Level (dBv/m) 33,4 34,6 36,2 37,6 38,7 37,8 39,0 33,9 36,1 38,4 39,5 39,2 2400 2500 2600 2700 2800 2900 3000 3100 3200 3300 3400 3500 Level (dBv/m) 40,0 38,0 41,2 40,6 41,3 42,2 41,0 42,5 40,9 42,9 41,9 44,0

Hasil pengukuran untuk E-Plane 00 100 200

Level (dBv/m) 51,5 49,9 49,0 48,9 48,7 48,1 47,9 46,0 44,1 41,9 42,7 44,3

1200 1300 1400

Level (dBv/m) 48,7 50,0 53,3 53,6 53,7 53,9 55,1 55,5 54,3 53,5 52,1 50,5

2400 2500 2600

Level (dBv/m) 48,3 46,7 45,0 43,3 44,5 46,0 48,3 49,4 50,5 51,2 51,7 51,9

300 400 500 600 700 800 900 1000 1100

1500 1600 1700 1800 1900 2000 2100 2200 2300

2700 2800 2900 3000 3100 3200 3300 3400 3500

Pola Radiasi untuk H-Plane dan E-Plane1

33 32 31 30 29 28 27 26 25 24 23

34

35 36 5 0 -5 -10 -15

2

3

4

5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 H-PLANE E-PLANE

22

21 20

19

18 17

16

15

V.

ANALISA Berdasarkan hasil yang didapat, pola radiasi baik H-Plane maupun E-Plane belum sesuai dengan yang kita inginkan. Hal ini dikarenakan area pengukurannya yang sempit sehingga pengukuran tidak maksimal (terganggu oleh lingkungan sekitar). Untuk itu bila inggin didapat hasil yang lebih optimal, pengukuran harus dilakukan ditempat yang luas dan terbuka.

VI.

KESIMPULANDari hasil praktikum dapat disimpulkan : 1. E-Plane terdiri dari vektor medan elektrik dan arah radiasinya maksimum. 2. H-Plane terdiri dari vektor medan magnetik dan arah radiasinya maksimum. 3. Lingkungan sekitar mempengaruhi besar kecilnya radiasi yang diterima oleh antena,

sehingga pola radiasi juga ikut terpengaruh.