Upload
putu
View
250
Download
18
Embed Size (px)
Citation preview
LAPORAN PRAKTIKUMINTERPRETASI CITRA UNTUK GEOMORFOLOGI DAN GEOLOGI
ACARA IPENGENALAN RELIEF
Disusun Oleh :
Nama : Putu Wirabumi NIM : 12/337391/DGE/02177 Kelompok : D Hari / Jam : Rabu / 07.00-09.00 Asisten : 1. Basyar Ihsan Arijudin
2. Rini Meiarti
PROGRAM DIPLOMAPENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI
SEKOLAH VOKASIUNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA2014
ACARA I
I. JUDUL
Pengenalan Relief
II. TUJUAN
1. Mengetahui dan memahami konsep Relief
2. Menentukan bentuk Relief suatu wilayah
III. ALAT DAN BAHAN
ALAT
1. Alat tulis
2. Penggaris
3. OHP marker
BAHAN
1. Modul praktikum Interpretasi Citra untuk Geomorfologi dan Geologi
2. Kertas HVS
3. FU Sebagian daerah Wonogiri skala 1:10.000 IV-XIII-PBS-UPPER
WONOGIRI-KTM-1:10.000-MTK-RUN XIV-22
4. Plastik Transparansi
IV. DASAR TEORI
Geomorfologi dapat didefinisikan sebagai ilmu yang membicarakan
tentang bentuk lahan yang mengukir permukaan bumi baik di atas maupun di
bawah permukaan air laut, menekankan cara pembentukannya serta konteks
ke lingkungannya. Di dalam mempelajari geomorfologis yang sangat penting
adalah aspek utama geomorfologi.
Dalam penelitian geomorfologis sangat diperlukan penyajian dalam
bentuk peta. Ada beberapa aspek geomorfologi penting dalam penyajian peta
tersebut, yaitu:
1. Morfologi , yang meliputi aspek :
2. Morfometri : yaitu aspek-aspek kuantitatif dari suatu daerah, seperti :
kemiringan lereng, ketinggian, beda tinggi, kekerasan medan, bentuk
lembah, tingkat pengikisan dan pola aliran.
3. Morfografi : yaitu aspek-aspek yang bersifat pemerian suatu daerah antara
lain: teras sungai, beting pantai, kipas aluviall dan plato.
4. Morfogenesa, yang meliputi aspek :
a. Morfo-Struktur aktif : merupakan proses dinamik endogen atau
tektonisme, lipatan dan patahan ( sesar )
b. Morfo-Struktur pasif : merupakan litologi, baik tipe dan struktur
batuan dalam kaitanya dengan pelapukan dan erosi.
c. Morfo dinamik : merupakan proses dinamik exogen dalam kaitanya
dengan aktifitas angina, air dan es, gerak masa batuan dan
Vulkanisme.
d. Morfokronologi : yaitu umur relative dan umur absolute berbagai
bentuk lahan yang ada.
e. Morfoarangement: yaitu susunan keruangan dan hubungan antar
berbagai macam bentuk lahan dan proses yang berkaitan.
Morfologi permukaan merupakan cerminan dari proses geomorfologi
yang bekerja, litologi, dan struktur geologi. Dalam interpretasi morfologi,
perlu diperhatikan tentang aspek-aspek morfologi yang harus diidentifikasi,
seperti aspek Morfometri dan aspek Morfografi. Aspek Morfometri
merupakan aspek-aspek kuantitatif dari suatu daerah, seperti kemiringan
lereng, bentuk igir, bentuk lereng, bentuk lembah, dan bentuk relief. Aspek
Morfografi merupakan aspek-aspek yang bersifat pemerian suatu daerah
antara lain: teras sungai, kipas aluvial, plato.
Kemiringan Lereng/Topografi
Lereng merupakan salah satu unsur vital dalam interpretasi morfologi,
karena dengan kemiringan lereng atau dengan jenis, akan berpengaruh pada
bentuklahan suatu daerah, misalnya: Sustu bentuklahan yang terletak pada
lereng atas sampai lereng bawah terdiri atas bentuklahan proses vulkan yaitu
berupa kepundan, kerucut vulkan, kaki vulkan, lereng vulkan, dataran kaki
vulkan, dataran fluvio vulkan.
Bentuk Igir
Igir merupakan puncak dari sebuah bukit atau pegunungan, bentuk dari
igir dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu igir lancip dan igir membulat.
Bentuk Lereng
Bentuk dari lereng dapat dibedakan menjadi lereng cembung, lereng
cekung, dan lereng lurus. Interpretasi morfologi terutama interpretasi bentuk
lereng bertujuan untuk mengetahui beda tinggi suatu daerah dengan daerah
sekitar atau untuk mendapatkan kesan topografi. Dalam geomorfologi dan
geologi, kesan topografi merupakan kunci interpretasi karena topogrfi
merupakan cerminan dari litologi, strukur, dan proses geomorfologi yang
bekerja.
Bentuk Lembah
Lembah merupakan bentuklahan yang lebih rendah dari daerah sekitar.
Lembah dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu: lembah dangkal lembah
yang lebar, bentuk V, dan bentuk U.
a. Lembah dangkal lembah yang lebar: merupakan dataran yang luas, proses
pengikisan cenderung ke arah horisontal.
b. Lembah bentuk V: jenis lembah ini mempunyai ciri-ciri terdapat aliran
sungai yang deras dari hulu dan terjadi pengikisan tanah oleh air di dasar
sungai.
c. Lembah bentuk U: karakteristik lembah ini adalah terdapat aliran sungai
yang tidak begitu deras, pengikisan cenderung ke arah vertikal lebih besar
daripada ke arah horiontal.
Bentuk Relief
Relief merupakan tingkat kekasaran medan. Relief dapat dibedakan menjadi
beberapa bagian berdasarkan tingkat kemiringan dan beda tingginya.
Satuan Relief
Dataran
Bergelombang
Berombak
Berombak – berbukit
Berbukit – terkikis curam
Berbukit curam – bergunung
Bergunung
Lereng (%)
0 – 2
3 – 7
8 – 13
14 – 20
21 – 55
56 – 140
> 140
Beda Tinggi (m)
< 5
5 – 50
25 – 75
50 – 200
200 – 500
500 – 1000
> 1000
Macam-macam relief:
Bentuk Relief Orde I
Bentuk relief Orde I merupakan orde pembentuk awal permukaan bumi.
Pada orde I ini sebagian besar permukaan bumi berupa benua dan ledok
lautan. Benua yang dimaksud adalah massa bumi yang berada di permukaan
bumi juga yang mengalami pengangkatan (continental shelves) dan sedikit
penurunan. Sedang ledok lautan terbentuk karena penurunan muka bumi
secara mendadak dan sangat cepat sehingga mencapai pendalaman ribuan
meter.
Bentuk Relief Orde II
Bentuk relief orde II dinamakan juga bentuk konstruksional atau satuan
geomorfologi karena dibentuk oleh suatu tenaga konstruktif dari dalam bumi
yang merupakan akibat proses endogen (diastrofisme, vulkanisme).
Relief orde II ini disebut juga unit geomorfologi yaitu bagian terkecil dari
lahan yang dipetakan. Bentuk permukaan bumi pada orde II merupakan
perkembangan lebih lanjut dari bentuk relief orde I. Perubahan yang dapat
kita lihat adalah perkembangan benua menjadi pegunungan dan daratan serta
ledok lautan menjadi laut dangkal dan laut dalam.Relief orde II terjadi akibat
proses eksogen dan endogen. Bentuk relief orde II dibedakan menjadi 6, yaitu
a. Plato dan Plain
Plato merupakan daratan yang letaknya lebih tinggi dari daerah sekitar
dengan struktur horisontal. Sedang plain merupakan dataran rendah.
Keduanya terjadi karena adanya tenaga dari dalam bumi (diastrofisme).
Ciri-ciri plato :
- terjadinya erosi terutama pada bagian atas yang lebih lunak
- adanya sekumpulan puncak sama tinggi yang dipisahkan oleh lembah
hasil erosi
Ciri-ciri plain :
- sedimentasi lebih besar dari erosi
- ditemuinya sungai berkelok-kelok yang sebagian tidak berfungsi
akibat pemenggalan aliran sungai
b. Pegunungan dome
Lapisan sedimentasi mendapat tekanan dari dalam bumi dan mengalami
pengangkatan sehingga terbentuk pegunungan yang terpusat pada satu titik
dan struktur batuannya mengalami deformasi sehingga menghasilkan berbagai
jenis pegunungan.
Ciri-ciri pegunungan dome :
- puncak landai dengan arah lapisan menuju satu titik
- bentuk bulat/ kubah, dari atas lereng tampak menjari
c. Pegunungan Blok
Tenaga endogen menyebabkan retakan-retakan atau patahan-patahan pada
suatu daerah, sehingga ada yang naik dan ada yang turun. Inilah yang
dimaksud dengan pegunungan blok. Adanya blok-blok atau bagian yang turun
dan bagian yang naik merupakan ciri dari pegunungan blok.
d. Pegunungan Lipatan
Pegunungan ini terbentuk oleh tenaga endogen lemah yang menekan dari
samping sehingga permukaan bumi mengalami pelipatan bervariasi.
Ciri pegungan lipatan :
- adanya lipatan tak teratur mengikuti arah tenaga endogen
- bentuknya mirip dengan pegunungan dome, tetapi memanjang
berkesinambungan dan tidak terpusat pada satu titik.
- adanya igir yang hampir sama ditempat satu dengan yang lain,
sehingga bila tererosi masing-masing batuan tetap sama meski
direkonstruksi.
e. Pegunungan Komplek
Di sini pegunungan yang terbentuk merupakan kombinasi. Hal ini dapat
terjadi karena tenaga endogen yang tidak teratur terjadi secara bersamaan
pada daerah tertentu sehingga terjadi proses lipatan, patahan maupun
vulkanisme. Ciri pegunungan komplek :
- struktur batuannya komplek karena lipatan, patahan, vulkanisme terjadi
bersamaan
- letak dan susunannya tidak teratur akibat erosi dan pengikisan
f. Vulkan dan Bentuk Lain yang Berkaitan
Terbentuk akibat adanya aktivitas magma. Magma bergerak ke atas
mencari daerah bersusun batuan lunak sehingga mudah larut dan cepat sampai
permukaan bumi. Magma membeku dipermukaan menjadi batuan dan
terbentuk gunung-gunung serta bentuk lain yang terwa. Bentuk gunung api
yang ada sekarang antara lain bentuk kaldara, strato,tameng, dan maar.
Proses-proses yang bekerja pada bentuk relief orde II sehingga terbentuk
lahan orde III :
a. Degradasi
Merupakan proses yang menyebabkan turunnya permukaan bumi. Yang
termasuk proses ini antara lain adalah :
- Erosi
Yaitu proses penurunan material atau permukaan bumi oleh tenaga aliran air,
air tanah, ombak, pasang surut, gelombang, glasial, dan angin.
- Pelapukan
Terdiri atas dekomposisi dan deintegrasi. Dekomposisi adalah pelapukan yang
menghasilkan material yang telah mengalami perubahan susunan kimia.
Sedang deintegrasi adalah pelapukan yang menghasilkan material yang sama.
- Gerakan Massa Batuan
Merupakan gerakan penurunan material karena pengaruh gravitasi bumi dan
bukan karena tenaga geomorfik.
b. Agradasi
Proses ini menyebabkan naiknya permukaan bumi yang antara lain karena air,
ombak, pasang surut, gelombang, angin, dan glesier.
c. Aktivitas organisme
Aktivitas organisme yang paling berpengaruh adalah aktivitas manusia. Pada
dasarnya aktivitas organisme sangat mempengaruhi perubahan permukaan
bumi.
Bentuk Relief Orde III
Bentuk relief orde III disebut juga bentuk destruksional dan merupakan
bentuk lahan yang banyak dijumpai pada saat sekarang. Pada orde III ini
terjadi bentuk lahan yang bermacam-macam. Bentuk relief orde III juga
merupakan kelanjutan dari bentuk relief orde II. Relief orde III banyak banyak
dipengaruhi oleh tenaga eksogen. Bentuk relief orde III danamakan juga
bentuk destruksional karena merupakan hasil perombakan/ perusakan dari
relief orde II. Hal ini karena adanya tenaga eksogen, seperti tenaga air,
gelombang, tenaga angin, dan tenaga es.
V. LANGKAH KERJA
1. Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Memasang plastik transparansi pada FU kemudian mendelineasi sungai
dengan memberi warna biru dan jalan dengan memberi warna merah
menggunakan OHP
3. Menentukan igir bulat atau runcing dan lembah pada FU
4. Menentukan bentuk relief pada FU dengan klasifikasi bentuk relief
sebagai berikut:
D : datar
L : landai
B : berombak
Gb : bergelombang
Bk : berbukit kubah
Bt : berbukit
Gn : bergunung
5. Mendeleniasi batas relief setelah menentukan bentuk relief tersebut
6. Memberi informasi atau layout pada plastik transparansi mengenai relief
tersebut sehingga menjadi Peta Tentatif Sebaran Relief sebagian daerah
Wonogiri skala 1:10.000
7. Menggambar ulang hasil delineasi plastik transparansi pada kertas HVS
8. Membuat laporan praktikum
VI. HASIL PRAKTIKUM
Hasil praktikum terlampir berupa:
1. Peta Tentatif Sebaran Relief sebagian daerah Wonogiri skala 1:10.000
(Transparansi)
2. Peta Tentatif Sebaran Relief sebagian daerah Wonogiri skala 1:10.000
(HVS)
3. Tabel hasil interpretasi Relief daerah Wonogiri
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2014. Pedoman Praktikum Interpretasi Citra Untuk Geomorfologi dan
Geologi. Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada: Yogyakarta.
Aris Marfai, S.si,Msc.2003. Pedoman Praktikum Geologi dan Geomorfologi.
Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada: Yogyakarta.
Dibyosaputro, Suprapto. 1998. Geomorfologi Dasar. Fakultas Geografi, Univetsitas
Gadjah Mada: Yogyakarta.
LAMPIRAN