Upload
others
View
0
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
11
PRAKTIKUM II
STUDI KASUS
(MAINTENANCE)
Deskripsi Studi Kasus
PT. ICL adalah perusahaan yang bergerak dalam industri air minum dalam kemasan
(AMDK). Demi memenuhi tinggi permintaan produknya, PT. ICL melakukan proses
produksi selama 24 jam sehari. Hal tersebut tentunya berdampak pada kinerja mesin – mesin
produksi yang digunakan. Salah satu akibatnya yaitu beberapa mesin produksi didapati
mengalami kerusakan atau tidak dapat berfungsi dan harus dilakukan kegiatan perawatan.
Apabila didapati kerusakan, maka mesin – mesin tersebut akan dicatat oleh operator
produksi pada formulir kerusakan beserta identifikasi kerusakan yang ia dapati. Selanjutnya,
oleh divisi maintenance mesin – mesin tersebut akan diperiksa dan diperbaiki dengan
sebelumnya mencatat terlebih dahulu pada formulir mulai perbaikan. Pada formulir ini juga
akan dicatat waktu mulai perbaikan dan deskripsi kerusakan yang dialami oleh mesin.
Kemudian, apabila perbaikan telah selesai maka karyawan yang memperbaiki akan mencatat
pada formulir selesai perbaikan. Pada formulir ini, akan dicatat waktu selesai perbaikan
beserta sparepart yang dibutuhkan dalam perbaikan. Namun, apabila dalam perbaikan tidak
dibutuhkan penggantian sparepart, maka kolom sparepart dapat dikosongkan. Setiap jenis
mesin memiliki sparepart yang berbeda – beda.
Kerusakan yang dialami dan perbaikan yang dilakukan akan direkap setiap bulan dan
ditunjukkan pada supervisor divisi maintenance. Selama ini, seluruh pencatatan masih
dilakukan secara manual. Sehingga, ketika supervisor divisi maintenance ingin melihat
rekap yang paling baru, ia harus menunggu daftar tersebut direkap oleh karyawan
maintenance.
Supervisor divisi juga ingin agar pihak karyawan membuat laporan terkait kerusakan
yang dialami oleh mesin – mesin dan durasi perbaikannya sehingga nantinya akan dapat
menjadi pertimbangan untuk pengadaan mesin baru. Berikut Tabel 2.1 – Tabel 2.5 yang
merupakan formulir dan laporan yang terdapat pada PT. ICL.
12
Tabel 2.1 Formulir Kerusakan Mesin
Tanggal : 5 Februari 2019
Nomor
Kerusakan
Waktu
Kerusakan Nama Mesin Identifikasi Kerusakan
Operator
Produksi
KR01 00.00 Mesin Ro 100 Gpd
Mesin Filter
Mesin macet Resnu Dwihanu
V
KR02 18.00 Pre Filter Kangen
Water Air Minum
6 Steps
Mesin tidak
menghasilkan dimensi
produk yang sesuai
dengan setup
Fahrur Rozi
Tabel 2.2 Formulir Mulai Perbaikan Mesin
Tanggal : 25 Februari 2019
Nomor
Perbaikan
Nomor
Kerusakan Nama Mesin
Deskripsi
Kerusakan
Karyawan
Maintenance
Waktu Mulai
Perbaikan
PR01 KR01 Mesin Ro 100
Gpd Mesin
Filter
Overarm tidak
berfungsi
Niken
Hendrakusma
Wardani
00.00
PR02 KR02 Pre Filter
Kangen Water
Air Minum 6
Steps
Arbor Pecah Dafid Eko
Firdaus
00.00
Tabel 2.3 Formulir Selesai Perbaikan Mesin
Tanggal : 25 Februari 2019
Nomor
Perbaikan
Nomor
Kerusakan Nama Mesin
Deskripsi
Perbaikan
Nama
Sparepart
Kebutuhan
Sparepart
Waktu
Selesai
Diperbaiki
PR01 KR01 Mesin Ro 100
Gpd Mesin
Filter
Penggantian
Overarm
Knee 1 09.00
PR02 KR02 Pre Filter
Kangen Water
Air Minum 6
Steps
Penggantian
Arbor
Arbor 1 01.00
Tabel 2.4 Rekap Kerusakan Mesin
Bulan : Februari 2019
Nomor
Kerusakan Nama Mesin Identifikasi Kerusakan
Tanggal
Kerusakan
Waktu
Kerusakan
Operator
Produksi
KR01 Mesin Ro 100
Gpd Mesin Filter
Mesin macet 5 Februari
2019
00.00 Resnu
Dwihanu V
KR02 Pre Filter Kangen
Water Air Minum
6 Steps
Mesin tidak
menghasilkan dimensi
produk yang sesuai
dengan setup
5 Februari
2019
18.00 Fahrur Rozi
13
Tabel 2.5 Rekap Perbaikan Mesin
Bulan : Februari 2019
Nomor
Perbaikan
Nomor
Kerusakan
Nama
Mesin
Deskripsi
Perbaikan
Nama
Sparepart
Kebutuhan
Sparepart
Waktu
Mulai
Perbaikan
Waktu
Selesai
Diperbaiki
ID
Karyawan
Perbaikan
PR01 KR01 Mesin Ro
100 Gpd
Mesin Filter
Penggantian
Overarm
Knee 1 6 Februari
2019
00.00
6 Februari
2019
09.00
K02
PR02 KR02 Pre Filter
Kangen
Water Air
Minum 6
Steps
Penggantian
Arbor
Arbor 1 6 Februari
2019
00.00
6 Februari
2019
01.00
K12
Tabel 2.6 Laporan Kerusakan Mesin
Bulan : Februari 2019
Nama Mesin Deskripsi
Kerusakan
Waktu
Mulai
Diperbaiki
Waktu
Selesai
Diperbaiki
Durasi
Perbaikan
Mesin Ro 100
Gpd Mesin
Filter
Overarm
tidak
berfungsi
6 Februari
2019
00.00
25 Februari
2019
09.00
9 jam
Pre Filter
Kangen Water
Air Minum 6
Steps
Spindle Nose
Pecah
6 Februari
2019
00.00
6 Februari
2019
01.00
1 jam
Tabel 2.7 Laporan Jumlah Kerusakan Mesin
Bulan : Februari 2019
Nama Mesin Jumlah
Kerusakan
Mesin Ro 100 Gpd
Mesin Filter
2
Pre Filter Kangen
Water Air Minum 6
Steps
2
Tabel 2.8 Laporan Jumlah Kebutuhan Sparepart
Bulan : Februari 2019
Nama Mesin Nama Sparepart Jumlah
Mesin Ro 100 Gpd Mesin
Filter
Knee 1
Pre Filter Kangen Water Air
Minum 6 Steps
Arbor 1
Dengan melihat kasus tersebut, pemilik dari PT. ICL membutuhkan bantuan untuk
merancang sistem informasi Corrective Action yang dilakukan oleh divisi maintenance
dengan Microsoft Access yang dapat melakukan update setiap harinya. Selain itu, sistem
informasi juga dapat menunjukan rekap dan laporan dari layanan perbaikan yang telah
dilakukan setiap bulannya. Dari rekap dan laporan tersebut, supervisor divisi dapat melihat
mesin – mesin mana yang sering mengalami kerusakan sehingga dapat menjadi
14
pertimbangan dalam pengadaan mesin baru. Selain itu, supervisor divisi maintenance juga
dapat mengetahui besar kebutuhan sparepart akibat kerusakan yang dialami oleh mesin
produksi, sehingga nantinya dapat dijadikan pertimbangan dalam pengadaan sparepart.
Pengembangan sistem informasi tersebut kemudian menerapkan SDLC dalam
pengembangan sistem. Setelah melakukan tahap inisiasi, pengembang kemudian melakukan
analisis sistem untuk menentukan masalah, tujuan, hingga elemen sistem apa saja yang
terkait mulai dari entitas, atribut, dan juga relasinya. Kebutuhan, masalah, dan tujuan sudah
diutarakan oleh pihak divisi maintenance sebelumnya sehingga hasil analisis mengenai
elemen sistem pada PT. ICL adalah sebagai berikut.
Tabel Entitas dan Atribut
Berikut Tabel 2.9 yang merupakan tabel entitas dan atribut yang didapatkan dari analisa
pengembang.
Tabel 2.9 Identifikasi Entitas dan Atribut Sistem Maintenance
No. Entitas Atribut
1. Mesin Kode_Mesin, Nama Mesin, Tahun Diterima, ID_Jenis
2. Jenis Mesin ID_Jenis, Jenis Mesin
3. Jenis Sparepart ID_Sparepart, Nama Sparepart, Dimensi, Seri, ID_Jenis
4. Karyawan ID_Karyawan, Nama Karyawan, Jabatan, Divisi
5. Kerusakan No_Kerusakan, Kode_Mesin, Waktu dan Tanggal Kerusakan, Identifikasi
Kerusakan, ID_Karyawan
6. Perbaikan
No_Perbaikan, No_Kerusakan, Deskripsi Kerusakan, Waktu Mulai Perbaikan,
Waktu Selesai Perbaikan, ID_Sparepart, Deskripsi Perbaikan, ID_Karyawan,
Durasi Perbaikan
*Bold : Primary Key
Relasi Entitas
Berikut Tabel 2.10 yang merupakan tabel hubungan atau relasi antar entitas dari analisa
pengembang.
Tabel 2.10 Identifikasi Entitas dan Atribut Sistem Maintenance
No. Entitas 1 Entitas 2 Jenis Relasi Kardinalitas
1. Mesin Kerusakan One to Many (1,1) → (0,N)
2. Karyawan Kerusakan One to Many (1,1) → (0,N)
3. Kerusakan Perbaikan One to One (1,1) → (1,1)
4. Karyawan Perbaikan One to Many (1,1) → (0,N)
5. Perbaikan Jenis Sparepart Many to Many (0,N) → (0,N)
7. Mesin Jenis Mesin Many to One (1,N) → (1,1)
8. Jenis Mesin Jenis Sparepart One to Many (1,1) → (1,N)
Setelah selesai melakukan analisis dan mendapatkan segala informasi untuk pembuatan
sistem informasi maintenance di PT. ICL, kemudian pengembang melakukan tahap desain.
Tahap desain dilakukan untuk merancang pemodelan sistem sebelum diimplementasikan ke
15
software yang digunakan. Pemodelan sistem menggunakan Entity Relationship Diagram
(ERD).
Entity Relationship Diagram (ERD)
Langkah selanjutnya membuat relasi antar – entitas dari tabel entitas yang sudah ada.
Berikut Gambar 2.1 merupakan ERD dari tabel entitas yang telah dibuat.
Mesin
Jenis Sparepart
Karyawan
Kerusakan
Perbaikan
Jenis Mesin
Kode_MesinPK
Nama Mesin
Tahun Diterima
ID_SparepartPK
Nama Sparepart
ID_KaryawanPK
Nama Karyawan
Jabatan
Divisi
No_KerusakanPK
Kode_Mesin
Waktu dan Tanggal
Kerusakan
Identifikasi Kerusakan
ID_Karyawan
No_PerbaikanPK
No_Kerusakan
Deskripsi Kerusakan
Waktu Selesai
Perbaikan
ID_Karyawan
ID_JenisPK
Jenis Mesin
ID_JenisDimensi
Seri
ID_Jenis
Deskripsi Perbaikan
Waktu Mulai
Perbaikan
ID_Sparepart
Durasi Perbaikan
Gambar 2.1 Entity Relationship Diagram Sistem Maintenance
Normalisasi
Langkah selanjutnya adalah melakukan normalisasi. Terdapat dua bentuk normalisasi
yang dilakukan ke model sistem. Yang pertama adalah normalisasi pertama, dimana terdapat
jenis relasi Many to Many. Untuk mengatasi hal tersebut dapat dilakukan dengan cara
menambah entitas lain diantara relasi kedua entitas many to many. Berikut merupakan tabel
2.11 dan tabel 2.12 merupakan identifikasi entitas, atribut serta relasi antara entitas dari
sistem setelah normalisasi pertama.
16
Tabel 2.11 Identifikasi Entitas dan Atribut Sistem Maintenance Setelah Normalisasi Pertama
No. Entitas Atribut
1. Mesin Kode_Mesin, Nama Mesin, Tahun Diterima, ID_Jenis
2. Jenis Mesin ID_Jenis, Jenis Mesin
2. Jenis Sparepart ID_Sparepart, Nama Sparepart, Dimensi, Seri, ID_Jenis
3. Karyawan ID_Karyawan, Nama Karyawan, Jabatan, Divisi
4. Kerusakan No_Kerusakan, Kode_Mesin, Waktu dan Tanggal Kerusakan, Identifikasi
Kerusakan, ID_Karyawan
5. Perbaikan
No_Perbaikan, No_Kerusakan, Deskripsi Kerusakan, Deskripsi Perbaikan,
Waktu Mulai Perbaikan, Waktu Selesai Perbaikan, ID_Karyawan, Durasi
Perbaikan
6. Detail Perbaikan ID_ Detail, No_Perbaikan, ID_Sparepart
*Bold : Primary Key
Tabel 2.12 Identifikasi Entitas dan Atribut Sistem Maintenance Setelah Normalisasi Pertama
No. Entitas 1 Entitas 2 Jenis Relasi Kardinalitas
1. Mesin Kerusakan One to Many (1,1) → (0,N)
2. Karyawan Kerusakan One to Many (1,1) → (0,N)
3. Kerusakan Perbaikan One to One (1,1) → (1,1)
4. Karyawan Perbaikan One to Many (1,1) → (0,N)
5. Perbaikan Detail Perbaikan One to Many (1,1) → (0,N)
6. Detail Perbaikan Jenis Sparepart Many to One (0,N) → (1,1)
7. Mesin Jenis Mesin Many to One (1,N) → (1,1)
8. Jenis Mesin Jenis Sparepart One to Many (1,1) → (1,N)
Berikut Gambar 2.2 merupakan ERD yang telah di normalisasi pertama.
17
Mesin
Jenis Sparepart
Karyawan
Kerusakan
Detail Perbaikan
Jenis Mesin
Perbaikan
Kode_MesinPK
Nama Mesin
Tahun Diterima
ID_SparepartPK
Nama Sparepart
ID_KaryawanPK
Nama Karyawan
Jabatan
Divisi
No_KerusakanPK
Kode_Mesin
Waktu dan Tanggal
Kerusakan
Identifikasi Kerusakan
ID_Karyawan
ID_DetailPK
No_Perbaikan
ID_Sparepart
Jumlah
ID_JenisPK
Jenis Mesin
ID_Jenis
Dimensi
Seri
ID_Jenis
No_PerbaikanPK
No_Kerusakan
Deskripsi Kerusakan
Waktu Selesai
Perbaikan
ID_Karyawan
Waktu Mulai
Perbaikan
Durasi Perbaikan
Deskripsi Perbaikan
Gambar 2.2 Entity Relationship Diagram Sistem Maintenance setelah Normalisasi Pertama
Selain normalisasi pertama, terdapat normalisasi ketiga yang dilakukan ke model
sistem. Normalisasi ketiga dilakukan karena terdapat atribut yang bergantung hanya pada
atribut lain yang bukan merupakan identifier. Contohnya ada pada atribut durasi perbaikan
karena durasi perbaikan nilainya dipengaruhi dua atribut lain, yaitu waktu mulai perbaikan
dan waktu selesai perbaikan. Berikut merupakan tabel 2.13 dan tabel 2.14 merupakan
identifikasi entitas, atribut serta relasi antara entitas dari sistem setelah normalisasi pertama.
Tabel 2.13 Identifikasi Entitas dan Atribut Sistem Maintenance Setelah Normalisasi Ketiga
No. Entitas Atribut
1. Mesin Kode_Mesin, Nama Mesin, Tahun Diterima, ID_Jenis
2. Jenis Mesin ID_Jenis, Jenis Mesin
2. Jenis Sparepart ID_Sparepart, Nama Sparepart, Dimensi, Seri, ID_Jenis
3. Karyawan ID_Karyawan, Nama Karyawan, Jabatan, Divisi
4. Kerusakan No_Kerusakan, Kode_Mesin, Waktu dan Tanggal Kerusakan, Identifikasi
Kerusakan, ID_Karyawan
5. Perbaikan No_Perbaikan, No_Kerusakan, Deskripsi Kerusakan, Deskripsi Perbaikan,
Waktu Mulai Perbaikan, Waktu Selesai Perbaikan, ID_Karyawan
6. Detail Perbaikan ID_ Detail, No_Perbaikan, ID_Sparepart
*Bold : Primary Key
18
Tabel 2.14 Identifikasi Entitas dan Atribut Sistem Maintenance Setelah Normalisasi Ketiga
No. Entitas 1 Entitas 2 Jenis Relasi Kardinalitas
1. Mesin Kerusakan One to Many (1,1) → (0,N)
2. Karyawan Kerusakan One to Many (1,1) → (0,N)
3. Kerusakan Perbaikan One to One (1,1) → (1,1)
4. Karyawan Perbaikan One to Many (1,1) → (0,N)
5. Perbaikan Detail Perbaikan One to Many (1,1) → (0,N)
6. Detail Perbaikan Jenis Sparepart Many to One (0,N) → (1,1)
7. Mesin Jenis Mesin Many to One (1,N) → (1,1)
8. Jenis Mesin Jenis Sparepart One to Many (1,1) → (1,N)
Berikut Gambar 2.3 merupakan ERD yang telah di normalisasi ketiga.
Mesin
Jenis Sparepart
Karyawan
Kerusakan
Perbaikan
Detail Perbaikan
Jenis Mesin
Kode_MesinPK
Nama Mesin
Tahun Diterima
ID_SparepartPK
Nama Sparepart
ID_KaryawanPK
Nama Karyawan
Jabatan
Divisi
No_KerusakanPK
Kode_Mesin
Waktu dan Tanggal
Kerusakan
Identifikasi Kerusakan
ID_Karyawan
No_PerbaikanPK
No_Kerusakan
Deskripsi Kerusakan
Waktu Selesai
Perbaikan
ID_Karyawan
ID_DetailPK
No_Perbaikan
ID_Sparepart
Jumlah
ID_JenisPK
Jenis Mesin
ID_Jenis
Dimensi
Seri
ID_Jenis
Waktu Mulai
Perbaikan
Deskripsi Perbaikan
Gambar 2.3 Entity Relationship Diagram Sistem Maintenance setelah Normalisasi
19
Pembuatan dengan Microsoft Access 2013
Berikut merupakan langkah-langkah untuk membuat file baru pada Microsoft Access
2013.
A. Membuat File Baru dan Menyimpan File
Berikut melupakan langkah-langkah untuk membuat file baru pada Microsoft Access
2013 yaitu:
1. Membuka Microsoft Access 2013 dan akan muncul tampilan awal.
2. Memilih Blank Dekstop Database, lalu muncul tampilan seperti pada Gambar 2.4.
Gambar 2.4 Menu Database Tools pada Microsoft Access 2013
3. Memberi nama file pada kolom File Name, lalu memilih drive tempat menyimpan file.
Sedangkan untuk menyimpan file yang telah digunakan, berikut merupakan langkah-
langkahnya:
1. Memilih menu File → Save As.
2. Memberi nama file pada kolom File Name, lalu memilih drive tempat menyimpan file.
3. Mengeklik timbol Save.
B. Tabel
Tabel disusun dalam bentuk baris (record) dan kolom (field). Baris menunjukkan
kumpulan data satu subjek (record data) sedangkan kolom menunjukkan kumpulan satu
jenis atau kelompok data dari beberapa subjek (field data). Langkah-langkah membuat tabel
adalah sebagai berikut:
1. Membuka halaman baru pada Microsoft Access hingga secara otomatis muncul tab
Table1.
20
2. Mengeklik menu Home dan pilih View, kemudian Design View untuk mengubah nama
Table1 menjadi Tabel Karyawan. Akan muncul kotak dialog Save As, sehingga nama
Table1 berubah menjadi Tabel Karyawan, lalu mengeklik OK.
3. Mengisikan field sesuai rancangan di Tabel Jenis Mesin seperti pada Gambar 2.5.
Gambar 2.5 Design View Jenis Mesin
Short Text merupakan salah satu data type yang merupakan keterangan text data yang
bisa diisi dengan nilai kombinasi antara text dan number dengan maksimum 255
karakter. Berikut merupakan jenis-jenis data type pada Microsoft Access 2013:
a. Number (data angka) dapat digunakan untuk perhitungan matematika.
b. Date/Time (data tanggal atau waktu) dapat digunakan untuk mendefinisikan hari,
tanggal, jam, menit, dll.
c. Currency (data bilangan) dapat digunakan terhadap bilangan tanpa proses
pembulatan pada saat perhitungan, biasanya berupa mata uang.
d. Autonumber digunakan untuk bilangan yang secara otomatis dihasilkan oleh
Microsoft Access 2013 saat menambahkan record baru.
e. Yes/No dapat digunakan untuk menampung dua macam keadaan, seperti ya atau
tidak, benar atau salah, dll.
f. OLE Object (data yang diambil dari sistem OLE) dapat digunakan pada data seperti
Microsoft Excel spreadsheet, Microsoft Word document, graphics, sounds, atau
data-data biner lainnya, baik yang di-link ataupun dimasukkan secara permanen
(embedded) ke dalam tabel Microsoft Access.
g. Hyperlink digunakan untuk menyimpan alamat internet atau file yang ditunjukkan
melalui alamat URL.
21
h. Attachment digunakan untuk menyimpan attachment file yang berformat apa saja,
seperti file gambar, file suara, dll.
i. Calculated digunakan untuk menghitung operasi matematika antara field yang satu
dengan yang lainnya, misal menjumlahkan field A dengan field B.
j. Lookup Wizards digunakan untuk memilih (lookup) suatu data dari daftar pada table
lainnya, seperti combo box (list) yang dibuat secara wizard.
Pada studi kasus Maintenance di atas, akan dibuat database yang terdiri dari tujuh tabel
dengan ketentuan seperti pada Tabel 2.15.
Tabel 2.15 Struktur Tabel Untuk Database
No. Nama Tabel Kolom Tipe Data/Ukuran Keterangan
1. Karyawan
ID_Karyawan Short Text/255 Primary Key
Nama Karyawan Short Text/255
Jabatan Short Text/255
Divisi Short Text/255
2. Jenis Mesin ID_Jenis Short Text/255 Primary Key
Jenis Mesin Short Text/255
3. Jenis Sparepart
ID_Sparepart Short Text/255 Primary Key
Nama Sparepart Short Text/255
Dimensi Short Text/255
Seri Short Text/255
ID_Jenis Short Text/255
4. Mesin
Kode_Mesin Short Text/255 Primary Key
Nama Mesin Short Text/255
Tahun Diterima Date/Time
ID_Jenis Short Text/255
5. Kerusakan
No_Kerusakan Short Text/255 Primary Key
Kode_Mesin Short Text/255
Waktu dan Tanggal
Kerusakan Date/Time
Identifikasi
Kerusakan Short Text/255
ID_Karyawan Short Text/255
6. Perbaikan
No_Perbaikan Short Text/255 Primary Key
No_Kerusakan Short Text/255
Mulai Diperbaiki Date/Time
Selesai Diperbaiki Date/Time
ID_Karyawan Short Text/255
Deskripsi Kerusakan Short Text/255
Deskripsi Perbaikan Short Text/255
7. Detail Perbaikan ID_Detail Short Text/255 Primary Key
No_Perbaikan Short Text/255
ID_Sparepart Short Text/255
Jumlah Number
4. Membuat primary key dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Membuat primary key pada Design View suatu tabel.
b. Menyorot field yang diinginkan, kemudian mengeklik tombol primary key
(bergambar kunci) pada menu Design untuk memberikan primary key. Cara lain
22
adalah mengeklik kanan pada field yang akan dijadikan primary key, kemudian
memilih primary key.
5. Mengisi data pada masing-masing tabel. Untuk mengisi data ke dalam tabel, terlebih
dahulu bukalah tabel data yang akan dimasukkan dalam tampilan lembar data
(datasheet). Datasheet akan menampilkan data secara keseluruhan dalam bentuk
tabular, yaitu susunan baris dan kolom. Setelah itu, data dapat dimasukkan secara
langsung pada lokasinya masing-masing seperti pada Gambar 2.6.
Gambar 2.6 Tabel pada Database Karyawan
Gambar 2.7 Tabel pada Database Jenis Mesin
23
Gambar 2.8 Tabel pada Database Jenis Sparepart
Gambar 2.9 Tabel pada Database Mesin
Gambar 2.10 Tabel pada Database Kerusakan
Gambar 2.11 Tabel pada Database Perbaikan
24
Gambar 2.12 Tabel pada Database Detail Perbaikan
C. Relationships
Dari tabel-tabel yang telah dibuat diatas, selanjutnya adalah membuat hubungan
(relationships) agar tabel yang dibuat dapat menghasilkan informasi yang dibutuhkan.
Langkah-langkah untuk membuat relationships adalah sebagai berikut:
1. Mengeklik tombol Relationships pada menu Database Tools.
2. Memilih nama tabel untuk menampilkan tabel yang akan direlasikan setelah muncul
kotak dialog Show Table, lalu klik add, seperti pada Gambar 2.13.
Gambar 2.13 Show Table Pada Relationships
25
Mengeklik add pada semua tabel yang sudah dibuat, lalu drop primary key dari satu
tabel ke tabel lain untuk membuat relasinya. Akan muncul kotak dialog Edit
Relationships seperti Gambar 2.14.
Gambar 2.14 Kotak Dialog Edit Relationships
3. Mencentang Enforce Referential Integrity, lalu mengeklik create. Melakukan
langkah yang sama pada semua tabel dan membuat relasi seperti Gambar 2.15.
Gambar 2.15 Relationships Pada Sistem Maintenance
26
(halaman ini sengaja dikosongkan)