Upload
dea-syarafina
View
963
Download
113
Embed Size (px)
DESCRIPTION
manipulasi material cetak elastomer
Citation preview
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU MATERIAL I
Topik : MANIPULASI MATERIAL CETAK ELASTOMER
Kelompok : A-7
Tgl. Praktikum : 11 Mei 2015
Pembimbing : Prof. Dr. Anita Yuliati, drg., M.Kes
Penyusun :
No. Nama NIM
1. M. Yudhistira R. 021411131032
2. ZhafiraNurShabrina 021411131033
3. DeaSyarafina P.W. 021411131034
4. Lisa Rosullia 021411131035
5. AfrizalErviyansyah 021411131036
DEPARTEMEN MATERIAL KEDOKTERAN GIGI
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2015
2
1. TUJUAN
Pada akhir praktikum mahasiswa mampu melakukan memanipulasi material
cetak silikon dengan teknik double impression melalui cara pencampuran hand mixing
dan static auto mixing
2. ALAT DAN BAHAN
2.1 Alat
a. Catridge dan mixing tips
b. Dispensing gun
c. Paper pad dan spatula
d. Sendok cetak sebagian
e. Pisau malam
f. Mixing gun
g. Model kerja
h. Stopwatch
Gambar 1: (a) Catridge dan mixing tips, (b) Intraoral tip, (c) Paper pad, (d) Sendok cetak
sebagian, (e) Spatula, (f) Mixing gun, (g) Master Model rahang bawah, (h) Master Model rahang
atas.
(a) (b) (c)
(d) (e)
(g) (f) (h)
3
2.2 Bahan
a. Material cetak silicon, 2 tube pasta base dan katalis (Aquasil, Dentsply)
b. Material cetak silicon putty, 2 toples base dan katalis (Flexitime, Heraeus Kulzer)
c. Material cetak silicon light body dalam catridge (Flexitime, Heraeus Kulzer)
3. CARA KERJA
3.1 Manipulasi material cetak silikon dengan metode double impression secara tidak
langsung (dengan pengurangan)
3.1.1. Manipulasi material cetak silikon putty (Dentsply)
a. Master model yang akan dicetak disiapkan terlebih dahulu dengan cara
direndam di dalam mangkuk karet yang telah diisi air.
b. Material cetak silikon putty katalis dan base diambil dari toples masing-masing
sebanyak satu takar base dan satu takar katalis silikon putty diambil, lalu
dicampur selama 20 detik dengan cara dilipat menggunakan tangan hingga
warna menjadi homogen.
c. Adonan base dan katalis yang telah homogen dimasukkan ke dalam sendok
cetak sebagian, kemudian dicetakkan pada master model dan ditunggu hingga
mengeras (setting).
Gambar 2: (a) Tube pasta base dan katalis, (b) Silicon putty base dan katalis, (c) Silicon
light body dalam catridge
(b) (a)
(c)
4
d. Setelah adonan mengeras, cetakan dikeluarkan dari master model dan diamati
keakuratan pencetakan serta ada atau tidaknya gelembung udara pada cetakan.
3.1.2. Hand Mixing
a. Master model dan cetakan dari material cetak silicon putty dipersiapkan dan
diletakkan diatas meja.
b. Cetakan dilakukan pengurangan setebal 3-5 mm pada bagian gigi yang akan
dicetak untuk tempat material cetak silicon light body.
c. Pasta dasar (base) dan katalis dikeluarkan dari tube dan diletakkan di atas
paperpad sepanjang 2 cm
d. Pasta dasar dan katalis diaduk menggunakan spatula dengan gerakan memutar
selama 20 detik, dilanjutkan dengan gerakan melipat, area lebih luas selama 25
detik.
e. Hasil pengadukan dimasukkan ke dalam sendok cetak sebagian yang telah terisi
oleh material cetak silikon putty sebelumnya (adonan diletakkan pada area yang
telah dilakukan pengurangan), serta sebagian kecil hasil pengadukan juga
diletakkan pada bagian gigi yang akan di cetak pada master model.
f. Cetakan dicetakkan kembali pada master model dan ditunggu hingga setting.
g. Setelah mengeras cetakan dilepas dari master model dan diamati keakuratan
hasil pencetakan serta ada tidaknya gelembung udara pada permukaan hasil
cetakan.
3.2 Manipulasi material cetak dengan teknik double impression langsung (tanpa
melakukan pengurangan pada cetakan silicon putty dan menggunakan metode
static auo mixing pada silikon light body)
a. Master model yang akan dicetak disiapkan terlebih dahulu dengan cara
direndam di dalam mangkuk karet yang telah diisi air.
b. Cartridge silicon light body dipasang pada mixing gun yang sudah diisi
dengan light body dan siap akan digunakan untuk mencetak.
c. Material cetak silikon putty katalis dan base diambil dari toples masing-masing
sebanyak satu takar base dan satu takar katalis silikon putty diambil, lalu
dicampur selama 20 detik dengan cara dilipat menggunakan tangan hingga
warna menjadi homogen. Sementara itu mixing tip dipasang pada mixing gun.
5
d. Adonan base dan katalis yang telah homogen dimasukkan ke dalam sendok
cetak sebagian dan ditekan sehingga material cetak silikon putty menjadi
cekung.
e. Gigi yang akan dicetak diberi material cetak silikon light body dari mixing gun
dengan cara ditembakkan ke gigi bagian cervical dan kemudian melingkar naik
hingga penuh.
f. Sebagian lain material cetak silikon light body ditempatkan di daerah sendok
cetak yang akan dicetakkan pada objek.
g. Sendok cetak dicetakkan pada master model dan didiamkan hingga mengeras.
h. Setelah adonan mengeras, cetakan dikeluarkan dari master model dan diamati
keakuratan pencetakan serta ada atau tidaknya gelembung udara pada cetakan.
4. HASIL PRAKTIKUM
Pada praktikum ini, dilakukan dua kali percobaan, yaitu dengan dibagi
menjadi 2 kelompok. Satu kelompok akan dibagi master model rahang atas dan
rahang bawah. Masing-masing kelompok mencatat hasil percobaan dengan
menggunakan metode Handmixing dan Static auto mixing. Hasil yang didapatkan
juga ada perbedaan dapat dilihat pada (Gambar 4).
(a) (c) (b)
Gambar 3: (a) Master Model rahang atas dicetak menggunakan Sillicone Putty, (b) Material cetak silicon
(pasta dasar dan katalis) dikeluarkan dari tube di atas paper pad sepanjang 2cm, (c) Silikon light body yang
sudah ada dalam dispensing gun dikeluarkan secukupnya diletakkan pada gigi master model yang akan
dicetak.
6
Tabel 1. Hasil Praktikum Material Cetak Silicon Putty
Percobaan ke- Objek
mencetak Teknik Setting time
Permukaan hasil
cetakan
1 Gigi rahang
atas
double impression
tidak langsung (ada
pengurangan)
Pencampuran
Silikon putty dan
light body: hand
mixing
Silikon Putty:
2 menit 33 detik
Light Body
6 menit 4 detik
Tidak ada
gelembung udara,
bagian posterior
rahang tidak
terlalu menekan
bagian tengah
cetakan,
Hasil cukup
bagus namun
tidak rapi
2 Gigi rahang
bawah
Double impression
langsung
Pencampuran
Silikon putty: hand
mixing
light body: Static
auto mixing
3 menit 30 detik Ada sedikit sekali
gelembung udara,
ada bagian tidak
tercetak sempurna
Pada percobaan pertama diperoleh waktu setiing yang lebih lama dibanding pada
percobaan pertama, yakni percobaan pertama 2 menit 33 detik dan percobaan ke kedua 2
menit 15 detik. Hasil cetakan pada percobaaan pertama lebih bagus dibanding percobaan
kedua karena tidak terdapat gelembung udara dan tidak tercetak sempurna.
Gambar 4: Hasil cetakan negatif dengan teknik Static auto Mixing dan Handmixing
7
Pada teknik static auto mixing diperoleh setting time yang lebih cepat yakni 3 menit
30 detik dibandingkan teknik handmixing yang memiliki waktu setting selama 6 menit 4
detik Hasil cetakan dengan static auto mixing menunjukkan hasil yang lebih bagus dibanding
hasil cetakan dengan teknik handmixing, yakni hasil cetakan lebih mendetail namun sangat
sedikit terdapat gelembung udara, dikarenakan tingkat flow adonan pada teknik static auto
mixing lebih tinggi dibanding adonan teknik handmixing dan permukaannya lebih mengkilat.
Hasil yang kurang rapi pada teknik Handmixing disebabkan penarikan atau pengangkatan
cetakan terlalu dini saat light body dalam keaadan setengah setting. Oleh mahasiswa pencoba
dilakukan pencetakan kembali dengan menekan cetakan pada master model rahang atas.
Hasil yang didapat cetakan baik dan menyerupai bentuk gigi namun tidak cukup detail.
Untuk mengetahui bagaimana hasil cetakan negatif menggunakan teknik Handmixing dan
Static auto Mixing, mahasiswa pencoba mengisi cetakan negatif dengan gipsum tipe 2. Hasil
dapat dilihat pada (Gambar 5,6).
Gambar 5 : hasil cetakan positif dengan menggunakan Hand Mixing dan Static Auto Mixing cetakan
rahang atas tampak bagus tanpa porus tetapi sedikit porus pada cetakan rahang bawah
Gambar 6: tampak oklusal hasil cetakan positif
8
5. PEMBAHASAN
5.1. Landasan Teori
5.1.1 Material Cetak Elastomer
Material cetak digunakan untuk membuat replika atau cetakan jaringan keras dan
jaringan lunak mulut secara akurat. Area yang ingin dicetak bisa bervariasi, bisa satu gigi
saja, seluruh rahang bergigi, hingga satu rahang tanpa gigi. Cetakan yang dihasilkan
adalah cetakan negative yang harus diisikan dengan dental stone atau material model lain
untuk menghasilkan cetakan positif yang dapat dilepas bila dental stone atau material
model sudah setting. (Sakaguchi, 2012, p. 278).
Material cetak yang digunakan sekarang ini dapat dikelompokkan berdasarkan
komposisi, mekanisme setting, sifat mekanis, dan aplikasinya (Anusavice 2012, p. 152).
Material cetak yang ideal haruslah material elastis yang dapat mencetak bentuk gigi
dengan akurat hingga di area undercut dan kembali ke bentuk semula tanpa mengalami
distorsi. Material cetak berdasarkan sifat mekanisnya, dapat diklasifikasikan dalam dua
kelompok, yaitu material cetak elastis dan non elastis (McCabe, 2008, p.137).
Gambar 7. Klasifikasi Material Cetak (McCabe, 2008, p.137)
Material cetak elastomer merupakan salah satu jenis material cetak elastis.
Material cetak ini merupakan material cetak berbasis polimer sintesis yang secara
kimiawi berikatan rantai ketika set dan dapat diregangkan, namun akan dengan cepat
kembali ke dimensi awalnya, seperti karet vulkanisir alami (karet yang terdiri atas
campuran karet dan belerang) (Anusavice, 2012, p. 153). Material cetak elastomer
bersifat lebih kuat dan lebih stabil daripada material cetak hidrokoloid (Manappallil,
2010, p.191). Hal tersebut disebabkan karena material cetak elastomer tidak dimanipulasi
dengan air sehingga tidak memiliki sifat sineresis (mengerut) seperti material cetak
hidrokoloid. Hal tersebut membuat elastomer memiliki batas waktu untuk membuat
9
model positif lebih panjang dari material cetak hidrokoloid (tahan hingga satu minggu).
Secara umum, material cetak elastomer memiliki sifat sebagai berikut:
a. Dapat menciptakan cetakan yang sangat detail karena memiliki viskositas rendah
b. Koefisien ekspansi termal tinggi.
c. Hampir semua jenis material cetak elastomer (kecuali polyether) bersifat
hydrophobic, sehingga harus berhati-hati ketika menuangkan adonan gypsum ke
dalam cetakan negative agar tidak ada udara yang terjebak, selain itu saat akan
diaplikasikan untuk pencetakan jaringan di dalam rongga mulut, permukaan yang
mau dicetak harus dipastikan kering juga harus kering agar flow elastomer baik.
d. Tear strength baik sehingga tahan terhadap sobekan. (Manappallil, 2010, p.193)
Menurut Manappallil (2010, p. 191), secara kimiawi, material cetak elastomer terbagi
atas tiga kelompok, yaitu:
1. Polysulphides
2. Silicones
a. Addition Silicones
b. Condensation Silicones
3. Polyether
Karena bahan cetak elastomer memiliki sifat-sifat seperti yang disebut diatas, material
cetak ini dapat digunakan untuk :
1. Sebagai material cetak untuk membuat gigi tiruan tetap
2. Sebagai material cetak untuk membuat gigi tiruan lepasan pada rahang bergigi
maupun tidak bergigi
3. Sebagai rekam gigit
4. Untuk mebuat model duplikasi (tiruan)
5. Polyether digunakan sebagai ujung cetakan pada custom trays rahang tak bergigi
(Manappallil, 2010, p. 192)
Material cetak elastomer umumnya diformulasikan dalam beberapa konsistensi
(viskositas). McCabe dan Walls (2008, p. 164) mengklasifikasikan bahan cetak ini
menjadi empat menurut viskositasnya, yaitu :
1. Light bodied or low consistency
2. Medium bodied or medium consistency
3. Heavy bodied or high consistency
4. Very high consistency or putty like
10
Elastomer dikemas dalam dua komponen, yaitu pasta base dan pasta katalis (atau
cair) yang kemudian dicampur sebelum membuat cetakan. Pencampuran material cetak
elastomer dapat dilakukan dengan beberapa metode, antara lain adalah hand mixing,
static mixing dan dynamic mechanical mixing (Anusavice 2012, p. 153, 157-9).
1. Hand Mixing :
Metode ini dilakukan dengan mengeluarkan kedua pasta di atas mixing pad atau
glass lab dengan ukuran panjang yang sama. Kemudian kedua pasta tersebut
diratakan melebar di atas mixing pad, kemudian diaduk secara melipat ke depan
dan ke belakang hingga homogen. Adonan sudah dikatakan homogeny apabila
kedua warna pasta telah tercampur dengan baik.
Untuk material cetak elastomer jenis silikon yang memiliki viskositas putty
metode pencampuran dilakukan dengan menakar volume kedua pasta dengan
sendok takar dan kemudian mencampur kedua pasta dengan melipat adonan
menggunakan tangan hingga warnanya menjadi homogen.
2. Static Mixing:
Metode ini dilakukan dengan menggunakan gun untuk menekan material cetak
elastomer yang terdiri dari base dan katalis di dalam cartridge. Pengaplikasian
pada area yang akan dicetak dibantu oleh mixing tip yang berbentuk silinder.
Material adonan cetak dapat langsung diaplikasikan pada tray atau langsung pada
gigi yang telah disiapkan.
3. Dynamic Mechanical Mixing:
Metode ini dilakukan dengan menggunakan motor untuk nenjalankan parallel
plungers, mendorong material cetak keluar menuju mixing tip dan menuju sendok
cetak.
5.1.2 Teknik Pembuatan Cetakan
Menurut Manappallil (2010, p. 202) terdapat beberapa metode dalam
membuat cetakan dengan material cetak elastomer, yaitu:
1. Single Mix Technique
Teknik ini dilakukan dengan menggunakan bahan cetak elastomer yang
viskositasnya regular dan indivudual tray. Base dan katalis dicampur, sebagian
dimasukkan ke dalam tray dan sebagian dimasukkan ke dalam syringe. Adonan
yang dimasukkan ke dalam syringe diinjeksikan langsung pada area yang akan
11
dicetak dan tray dicetakkan juga di bagian yang akan dicetak dan tunggu hingga
material cetak mencapai fase setting.
2. Multiple Mix Technique (Umumnya disebut Double Impression)
Material yang digunakan adalah material cetak berviskositas heavy bodied dan
light bodied. Kedua material yang berviskositas berbeda dicampurkan dalam
pads yang berbeda. Adonan Heavy bodied dimasukkan ke dalam tray sedangkan
material yang light bodied dimasukkan ke dalam syringe dan diaplikasikan
langsung pada area yang akan dicetak. Kemudian, tray yang berisi adonan heavy
body juga dicetakkan ke area yang akan dicetak, dan tunggu hingga material cetak
tersebut telah mencapai fase setting.
3. Reline Technique
a. One-stage putty wash technique
Jenis material cetak elastomer yang digunakan pada teknik ini adalah yang
berviskositas putty dan light body dengan stock tray berpori. Pertama adonan
putty dibuat dan dimasukkan ke dalam stock tray, sedangkan adonan light
body dimasukkan ke dalam syringe dan diinjeksikan langsung ke area yang
akan dicetak. Setelah itu, tray yang berisi adonan putty dicetakkan dan ditekan
hingga setting. Adonan material cetak putty akan menekan adonan light body
agar mencetak detail struktur permukaan gigi yang dicetak sehingga cetakan
yang dihasilkan lebih akurat.
b. Two-stage putty wash technique
Pada teknik ini, jenis material cetak yang digunakan adalah yang
berviskositas putty dan light body dengan stock tray berpori. Pertama adonan
putty dibuat dan dimasukkan ke dalam stock tray. Sebelum mencetakkan
stock tray ke area yang akan dicetak, plastik tipis diletakkan diatasnya, setelah
itu baru dicetakkan. Setelah setting, lepaskan adonan putty dari cetakan dan
lepaskan plastiknya. Lalu adonan light body dimasukkan ke dalam syringe
dan diinjeksikan langsung ke area yang akan dicetak, dan sisanya dimasukkan
ke dalam adonan putty yang ada di tray. Setelah itu cetakan awal yang dibuat
dengan adonan putty dicetakkan juga diatas adonan yang telah diinjeksikan
dan ditunggu hingga setting.
12
5.1.3 Material Cetak Elastomer Silikon
Material cetak elastomer silicon berkembang untuk menanggulangi kekurangan
dari material cetak polisulfida, yang memiliki bau yang kurang sedap, noda pada kain
dan pakaian akibat kandungan timbal dioksida, usaha yang dibutuhkan untuk mencampur
base dan akselerator, setting time yang lama, shrinkage, dan deformasi permanen yang
sering terjadi. Berdasarkan polimerisasinya material cetak silikon dibagi menjadi dua,
yaitu silikon adisi dan silikon kondensasi (Manappallil 2010, p. 195). Pada reaksi
polimerisasi silikon kondensasi terdapat produk sampingan berupa etil-alkohol yang
tidak terdapat pada proses polimerisasi silikon adisi (Anusavice, 2012, p. 154).
5.1.4 Material Cetak Elastomer Silikon Adisi
Material cetak silikon adisi sering disebut sebagai polyvinyl siloxane atau vinyl
polysiloxane. Material cetak silikon adisi umumnya diproduksi dalam dua pasta terpisah.
Satu pasta berisi liquid prepolimer dengan filler dan katalis pada pasta lain (McCabe,
2008, p. 169). Silikon adisi tersedia dalam empat viskositas, yaitu light body, medium
body, heavy body, dan putty (Manappalil, 2010, p. 198).
Gambar 8. Komposisi Silikon Adisi (Manappalil, 2010, p. 198)
Pada reaksi polimerisasi silikon adisi, gugus reaktif dari material cetak ini adalah
ikatan rangkap karbon (C=C) yang disebut gugus vinyl. Kemudian terjadi reaksi
polimerisasi adisi. Reaksi polimerisasi ini melibatkan pemanjangan rantai dan ikatan
silang (cross linked) untuk menghasilkan bahan seperti karet yang stabil. Pada reaksi ini
tidak terdapat produk sampingan (Gladwin, 2013, p. 122).
Gambar 9. Reaksi polimerisasi silikon adisi (Manappallil, 2010, p. 198)
13
5.2. Analisis Hasil Praktikum
Pada praktikum ini ada dua cara untuk memanipulasi material cetak silicon yaitu
dengan cara hand mixing dan static auto mixing. Pada manipulasi dengan cara hand
mixing digunakan material cetak silicon medium body sedangkan pada static auto mixing
digunakan material cetak silikon light body. Kemudian material ini dituangkan kedalam
cetakan gigi yang terbuat dari campuran base dan katalis putty untuk dicetakkan kembali
pada gigi sehingga hasil cetakan yang didapatkan lebih akurat. Hal ini disebabkan karena
silicon yang didapatkan dengan cara hand mixing dan static auto mixing memiliki flow
adonan tinggi sehingga cetakan yang didapatkan lebih mendetail.
Pada pencampuran dengan teknik hand mixing, memerlukan waktu dan
menggunakan alat yang kurang efisien. Selain itu takaran base dan katalis yang
digunakan pada paper pad juga kurang akurat. Dikarenakan kekuatan tekanan yang
dilakukan pada tiap tube berbeda sehingga pasta yang dikeluarkan besarnya tidak bisa
sama persis, apalagi saat percobaan salah satu tube dalam keadaan tinggal sedikit
sehingga susah mengeluarkannya. Kelebihan teknik ini adalah tidak memerlukan banyak
biaya dan alat yang digunakan sederhana
Pada teknik static auto mixing, waktu yang digunakan lebih sedikit dan lebih
mudah dibandingkan dengan teknik hand mixing. Dikarenakan menggunakan alat bantu
berupa mixing gun. Tetapi teknik ini memerlukan lebih banyak biaya, ujung mixing gun
sifatnya disposable (sekali pakai buang/tidak dapat digunakan kembali) karena material
double impression yang melalui mixing tip tersebut mengalami setting didalam saluran
heliks dan menyumbat tube.
Pada saat praktikum menggunakan material cetak silicon putty, pada percobaan
pertama pada gigi rahang atas di dapatkan setting time selama 2 menit 33 detik dan hasil
pada permukaan cetakan tidak ada gelembung udara, bagian posterior rahang tidak terlalu
menekan bagian tengah cetakan. Pada percobaan kedua dilakukan pada gigi rahang
bawah dan di dapatkan hasil pada permukaan cetakan ada sedikit sekali gelembung
udara, ada bagian tidak tercetak sempurna serta. Hasil cetakan pada percobaaan pertama
lebih bagus dibanding percobaan kedua karena tidak terdapat gelembung udara dan tidak
tercetak sempurna.
Pada praktikum dengan menggunakan teknik hand mixing di dapatkan waktu
setting selama 6 menit 4 detik, dan permukaan hasil cetakan hasilnya cukup bagus namun
14
tidak rapi. Dengan menggunakan teknik static auto mixing di dapatkan waktu setting
selama 3 menit 30 detik, dan permukaan hasil cetakan yang dihasilkan lebih mendetail
tetapi masih terdapat sedikit gelembung udara di satu bagian. Pada teknik static auto
mixing diperoleh setting time yang lebih cepat dibandingkan teknik handmixing. Hasil
cetakan dengan static auto mixing menunjukkan hasil yang lebih bagus dibanding hasil
cetakan dengan teknik handmixing, yakni hasil cetakan lebih mendetail namun sangat
sedikit terdapat gelembung udara, dikarenakan tingkat flow adonan pada teknik static
auto mixing lebih tinggi dibanding adonan teknik handmixing dan permukaannya lebih
mengkilat.
Hasil yang kurang rapi pada teknik Handmixing disebabkan penarikan atau
pengangkatan cetakan terlalu dini saat light body dalam keaadan setengah setting. Oleh
mahasiswa pencoba dilakukan pencetakan kembali dengan menekan cetakan pada master
model rahang atas. Hasil yang didapat cetakan baik dan menyerupai bentuk gigi namun
tidak cukup detail. Untuk mengetahui bagaimana hasil cetakan negatif menggunakan
teknik Handmixing dan Static auto Mixing, mahasiswa pencoba mengisi cetakan negatif
dengan gipsum tipe 2.
6. KESIMPULAN
Manipulasi material cetak elastomer dengan teknik double impression dapat
dilakukan dengan cara langsung dan tidak langsung (ada pengurangan). Pencampuran
material cetak elastomer tersebut dapat menggunakan metode hand mixing dan static auto
mixing. Kedua cara tersebut dapat menghasilkan hasil cetakan yang detail.
7. DAFTAR PUSTAKA
Anusavice KJ. 2012. Phillips Science of Dental Material. 12th ed. W.B Saunders, st. Louis
Missouri
Gladwin, M. & Bagby, M. 2013. Clinical Aspects of Dental Materials: Theory, Practice,
and Cases. 4th ed. USA: Wolters Kluwer
Manappalil, JJ. 2010. Basic Dental Materials. 3rd ed. Jaypee Brothers Medical Pub. Ltd.,
India.
McCabe JF, and Walls AWG. 2008. Applied Dental Materials. 9th ed. Blackwell Publishing
L.td., Australia.
Sakaguchi RL , and Powers JM. 2012. Craigs Restorative Dental Materials. 13th ed.
Mosby, Michigan.
15
LAMPIRAN