Upload
savitri-siskayani
View
78
Download
4
Embed Size (px)
Citation preview
PRAKTIKUM IV
PENGAMATAN SEDIAAN MALARIA
Semester III (Tiga)
Hari/Tanggal Praktikum : Kamis, 15 Oktober 2012
I. Tujuan Praktikum
a. Untuk dapat mengidentifikasi Plasmodium pada sediaan malaria (tetes tebal).
b. Untuk mengetahui jumlah Plasmodium (tingkat infeksi) pada sediaan malaria (tetes tebal).
II. Metode
Indirect preparat
III. Prinsip
Sediaan malaria ditetesi oil imersi kemudian diamati dengan menggunakan mikroskop
binokuler dengan perbesaran lensa objektif 100x.
IV. Alat dan Bahan
a. Alat
Mikroskop binokuler
b. Bahan
Sediaan malaria
Oil imersi
Tissue lensa
V. Cara Kerja
1. Alat dan bahan yang akan digunakan disiapkan.
2. Mikroskop disetting.
3. Sediaan malaria diamati pada pembesaran lensa objektif 10x untuk mencari lapang
pandang.
4. Sediaan ditetesi dengan oil imersi.
5. Pembesaran lensa objektif diubah ke 100x.
6. Sediaan malaria diamati pada 100 lapang pandang.
7. Hasil pengamatan dicatat.
VI. Hasil Pengamatan
1. Hasil pengamatan mikroskopis sediaan malaria tetes tebal pada pembesaran lensa objektif
100x + oil imersi.
Keterangan :
Pengamatan dilakukan pada tetes darah tebal dari sediaan malaria
Dalam 100 lapang pandang yang diperiksa, tidak ditemukan adanya bentuk- bentuk
Plasmodium
Dalam lapang pandang hanya ditemukan leukosit dan sisa cat giemsa.
Interpretasi hasil : negatif (-)
2. Hasil pengamatan saat mengamati sediaan malaria pada sediaan positif terdapat Plasmodium
No Stadium Gambar Keterangan
1 Tropozoid Berbentuk seperti cincin
(ring form) dan memiliki
inti yang berwarna merah
sedangkan cincin berwarna
biru keunguan.
2 Mikrogamet Berbentuk seperti buah
pisang dengan kedua
ujungnya yang tumpul dan
inti kromatin yang tersebar
merata.
3 Makrogamet Berbentuk seperti buah
pisang dengan kedua
ujungnya yang lancip dan
inti kromatin yang
mengumpul.
4 Skizon Tampak seperti leukosit
yang pecah dan terdapat
bulatan dengan inti yang
mengumpul.
VII. Pembahasan
Malaria merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh parasit yang tergolong ke dalam
genus Plasmodium. Spesies dari Plasmodium yang umumnya dapat menjangkit pada manusia
yaitu Plasmodium vivax, Plasmodium falciparum, Plasmodium ovale dan Plasmodium malariae,
dimana parasit ini menjadikan nyamuk Anopheles sebagai perantara untuk masuk ke dalam
tubuh manusia.
Untuk mengidentifikasi infeksi dari Plasmodium, dapat dilakukan dengan cara pengamatan
terhadap sediaan malaria yang terdiri atas tetes darah tebal dan tetes darah tipis yang berasal dari
sampel darah tepi.
Pengamatan pada tetes darah tebal dilakukan untuk mempermudah menemukan parasit
(Plasmodium) pada infeksi yang ringan dan dari tetes darah tebal dapat diketahui tingkat infeksi
Plasmodium pada pasien melalui jumlah parasit yang ditemukan dalam 100 lapang pandang.
Sedangkan dari tetes darah tipis dapat diamati morfologi dari Plasmodium sehingga dapat
diketahui spesies dari Plasmodium yang menginfeksi pasien tersebut.
Dari praktikum yang dilakukan, pengamatan hanya dilakukan pada tetes darah tebal untuk
mengetahui tingkat infeksinya. Pengamatan dilakukan pada sediaan malaria yang disediakan
pada saat praktikum. Sedangkan sediaan yang dibuat pada praktikum sebelumnya tidak dapat
diamati karena hasil pengecatan tersebut dengan giemsa 10% menghasilkan pengecatan kurang
baik dan sediaan tampak berwarna coklat kehitaman. Hal ini mungkin disebabkan oleh kualitas
larutan giemsa yang kurang baik.
Dalam menentukan tingkat infeksi Plasmodium, ditentukan berdasarkan jumlah
Plasmodium yang ditemukan pada lapang pandang. Ketentuannya antara lain :
Negatif (-) = tidak ditemukan parasit/100 lapang pandang.
Positif (+) = 1-10 parasit/100 lapang pandang.
Positif (++) = 11-100 parasit/100 lapang pandang.
Positif (+++) = 1-10 parasit/1 lapang pandang
Positif (++++) = lebih dari 10 parasit/1 lapang pandang
Saat mengamati sediaan malaria yang telah disediakan, tidak ditemukan adanya Plasmodium
dalam 100 lapang pandang. Sedangkan pengamatan pada sediaan lain yang positif terdapat
Plasmodium, hanya saja pengamatan tidak dilakukan dalam 100 lapang pandang. Pengamatan
dilakukan untuk melihat bentuk – bentuk Plasmodium dalam lapang pandang. Bentuk – bentuk
dari Plasmodium yang telah diamati yaitu tropozoit, mikrogamet, makrogamet, dan skizon.
Trofozoit yang diamati berbentuk cincin (ring form) dan memiliki inti, dimana intinya
tampak berwarna merah dengan sitoplasma berwarna biru keunguan.
Mikrogamet yang diamati memiliki bentuk seperti buah pisang dengan kedua ujungnya
yang tumpul dan mikrogamet tampak berwarna keunguan serta memiliki inti kromatin yang
tersebar dengan warna kemerah-merahan. Sedangkan pada makrogamet memiliki ciri – ciri yang
sama dengan mikrogamet, hanya saja kedua ujungnya tampak runcing dan dengan inti kromatin
tidak tersebar (mengumpul).
Dan bentuk skizon yang diamati tampak seperti leukosit yang pecah tampak bulatan yang
memiliki inti dimana bulatan ini bergerombol dengan warna ungu kehitaman.
VIII. Simpulan
Adapun simpulan yang diperoleh dari praktikum ini, yaitu:
1. Identifikasi Plasmodium pada sediaan malaria tetes tebal dilakukan untuk mengetahui
tingkat infeksi dari Plasmodium melalui jumlah Plasmodium yang ditemukan dalam
100 lapang pandang.
2. Dari pengamatan yang dilakukan dalam 100 lapang pandang, tidak ditemukan adanya
Plasmodium sehingga hasilnya adalah negatif (-). Sedangkan pada sediaan lainnya yang
diamati, ditemukan bentuk dari Plasmodium seperti trofozoit, mikrogamet, makrogamet
dan skizon, hanya saja tingkat infeksinya tidak dapat ditentukan karena pengamatan
tidak dilakukan dalam 100 lapang pandang.
IX. Daftar Pustaka
Soejoto dan Soebari. tt. Parasitologi Medik Jilid I Protozoologi dan Helmintologi. -:-
Staff Pengajar Bagian Parasitologi FKUI. 1998. Parasitologi Kedokteran Edisi Ketiga.
Jakarta: Balai Penerbit FKUI Jakarta.