34
1 MODUL PRAKTIKUM MKB-6/3 SKS/ MODUL I - IX PRAKTIKUM SURVEY KADASTRAL BAMBANG SUYUDI ARIEF SYAIFULLAH KUSMIARTO KEMENTRIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/ BADAN PERTANAHAN NASIONAL SEKOLAH TINGGI PERTANAHAN NASIONAL 2014

PRAKTIKUM SURVEY KADASTRAL - repository.stpn.ac.id

  • Upload
    others

  • View
    7

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PRAKTIKUM SURVEY KADASTRAL - repository.stpn.ac.id

1

MODUL PRAKTIKUM

MKB-6/3 SKS/ MODUL I - IX

PRAKTIKUM

SURVEY KADASTRAL

BAMBANG SUYUDI

ARIEF SYAIFULLAH

KUSMIARTO

KEMENTRIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/

BADAN PERTANAHAN NASIONAL

SEKOLAH TINGGI PERTANAHAN NASIONAL

2014

Page 2: PRAKTIKUM SURVEY KADASTRAL - repository.stpn.ac.id

2

Hak cipta © pada penulis dan dilindungi Undang-undang

Hak Penerbitan pada Penerbit Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional

Kode Pos 55293, www.stpn.ac.id Tlp.0274-587239

Indonesia

Dilarang mengutip sebagian ataupun seluruh buku ini dalam bentuk

apapun, tanpa ijin dari penulis dan penerbit

Edisi Revisi

Cetakan Pertama, Nopember 2011

Cetakan Kedua, Desember 2014

Penelaah Materi

Pengembangan Desain Instruksional

Desain Cover

Lay-Outer

Copy-Editor

Ilustrator

Tim STPN

STPN PRESS

-

-

-

Bambang Suyudi, Arief Syaifullah, Kusmiarto

Praktikum Survey Kadastral; Modul I-IX

MKB-6/3 SKS / Bambang Suyudi, Arief Syaifullah, Kusmiarto

Yogyakarta : Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional, 55293

ISBN :

Judul :

Praktikum Survey Kadastral

Page 3: PRAKTIKUM SURVEY KADASTRAL - repository.stpn.ac.id

3

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji penyusun panjatkan kehadirat Allah

Subhanahu wa Ta‟ala, atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusun

dapat menyelesaikan Modul Praktikum Mata Kuliah Survei Kadastral pada

Program Diploma I Pengukuran dan Pemetaan Kadastral. Modul praktikum ini

lebih dikhususkan sebagai panduan mahasiswa untuk kalangan sendiri dalam

menunjang kegiatan akademik pada Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional.

Materi yang tercakup dalam modul ini disusun secara berurutan sebagai

kesatuan proses pekerjaan Pengukuran dan Pemetaan Kadastral yang dilaksanakan

oleh Kementrian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional. Diharapkan

dengan acuan modul ini mahasiswa dapat memahami dan menguasai prosedur –

prosedur pekerjaan lapangan dan studio guna kelancaran pelaksanaan tugas

nantinya.

Akhirnya penyusun berharap semoga modul ini dapat bermanfaat bagi

semua pihak yang terkait dan berkontribusi dalam pengembangan akademik di

Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional. Insya Allah.

Yogyakarta, November 2014

Penyusun

Page 4: PRAKTIKUM SURVEY KADASTRAL - repository.stpn.ac.id

4

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

MATERI I : PENGUKURAN DETAIL BIDANG TANAH

MATERI II : PEMBUATAN PETA DASAR PENDAFTARAN

MATERI III : PEMBUATAN PETA BIDANG TANAH

MATERI IV : PEMECAHAN BIDANG TANAH

MATERI V : REKONSTRUKSI BATAS BIDANG TANAH I

MATERI VI : REKONSTRUKSI BATAS BIDANG TANAH II

MATERI VII : INTERPOLASI KOORDINAT

MATERI VIII : SUDUT JURUSAN

RESPONSI

Page 5: PRAKTIKUM SURVEY KADASTRAL - repository.stpn.ac.id

5

PRAKTIKUM SURVEI KADASTRAL

Program Diploma I Pengukuran dan Pemetaan Kadastral

Acara#1 dan #2 : PENGUKURAN DETAIL BIDANG

TANAH

Hari/Tanggal :………………………………….

Lokasi: Lingkungan STPN

A. Maksud dan Tujuan

1. Praktikum pengukuran detail bidang tanah ini dimaksudkan agar

praktikan dapat memahami dan mengetahui secara langsung tentang

metode pengukuran detail bidang tanah.

2. Praktikum pembuatan gambar ukur ini dimaksudkan agar praktikan dapat

secara langsung mempraktekkan metode pengukuran detail bidang tanah.

B. Peralatan

1. Theodolite dan statif

2. Meet band (30 atau 50 meter)

3. Alat tulis

4. Daftar isian DI 107 (Gambar Ukur)

5. Jalon

6. Prisma penyiku

C. Dasar teori

1. Metode pengukuran bidang tanah dapat dilakukan dengan beberapa cara:

Metode terestris/terestrial

Fotogrametris/fotogrametrik

Metode ekstraterestrial

Page 6: PRAKTIKUM SURVEY KADASTRAL - repository.stpn.ac.id

6

2. Metode pengukuran bidang tanah yang paling lazim dilakukan metode

terestrial dengan pertimbangan biaya masih relatif murah dibanding

metode lainnya.

3. Metode terrestrial adalah metode pengukuran secara langsung di lapangan

dengan cara mengambil data berupa ukuran sudut dan atau jarak.

4. Pada prinsipnya sudut dan jarak yang diukur adalah sudut dan jarak pada

bidang datar. Jadi apabila terjadi hal-hal akibat dari keadaan di lapangan

yang akan mempengaruhi pelaksanaan untuk mendapatkan ukuran dalam

bidang datar dikerjakan dengan teknik-teknik pengambilan data yang

benar.

5. Metode pengukuran secara terrestrial terdiri dari :

a) Metode OFFSET :

Metode offset metode pengukuran terrestrial yang hanya mengenal

unsur jarak saja. Terdiri dari beberapa metode yaitu :

Metode siku-siku

Pada metode ini setiap detail diproyeksikan siku-siku terhadap

garis ukur

Metode mengikat atau onerpolasi

Metode interpolasi ini dibagi menjadi 2 metode yaitu :

- Cara mengikat titik sembarang, yaitu dengan mengikat pada titik

sembarang yang terdapat sepanjang garis ukur.

- Cara perpanjangan sisi yaitu cara yang lebih sederhana dengan

menarik garis lurus (perpanjangan) dari detail-detail sampai

memotong garis ukur.

Metode trilaterasi sederhana

Pada prinsipnya dengan mengikatkan titik-titik detail dari dua titik

tetap, sehingga bidang tanah dapat digambarkan dengan baik dan

benar.

Page 7: PRAKTIKUM SURVEY KADASTRAL - repository.stpn.ac.id

7

b) Metode POLAR :

Adalah metode yang sering digunakan untuk pengukuran bidang tanah

yang cukup luas dan tidak beraturan bentuknya. Cara pengukuran

dapat dilakukan dengan menggunakan theodolite kompas atau

theodolite repetisi/reiterasi. Pada metode ini unsure yang diperlukan

dalam pengukuran adalah unsur jarak dan sudut.

Metode polar dapat dibedakan menjadi dua cara, yaitu :

1. Unsur azimuth dan jarak

Pengukuran asimut titik-titik detail dilakukan dari titik dasar teknik

yang telah diketahui koordinatnya dan pengukuran jarak mendatar

dilakukan dengan menggunakan meet band atau EDM.

2. Unsur sudut dan jarak

Pengukuran sudut titik-titik detail terhadap titik dasar teknik

dilakukan dari titik dasar teknik dan pengukuran jarak datar

dilakukan dengan menggunakan pita ukur atau EDM dari titik

tempat berdiri alat ke detail.

D. Langkah Kegiatan

1. Setelah pekerjaan pengukuran titik dasar teknik (kerangka

pemetaan/poligon) selesai dilaksanakan dan memenuhi ketentuan, lihat

batas-batas, lihat batas-batas bidang tanah di lapangan.

2. Kemudian lakukan pengukuran pada masing-masing bidang tersebut

dengan metode pengukuran yang berbeda (kombinasikan beberapa

metode yang ada)

3. Metode pengukuran bidang yang dilaksanakan untuk praktikum ini

adalah :

a. Metode offset dengan cara : metode siku-siku, metode interpolasi

dengan cara pengikatan sembarang dan metode trilaterasi sederhana.

b. Metode polar dilakukan dengan metode jarak dan asimut dan hitung

koordinat masing-masing tanda batas bidang tanah tersebut.

Page 8: PRAKTIKUM SURVEY KADASTRAL - repository.stpn.ac.id

8

4. Pengukuran bidang tanah untuk metode offset tersebut diukur semua sisi

dan diagonal bidang tanah tersebut.

5. Gambarkan hasil pengukuran pada Daftar Isian 107

E. Pendalaman Materi

1. Mengapa pada saat pengambilan data asimut untuk metode

pengukuran polar perlu diketahui koordinat titik ikatnya?

2. Menurut anda metode manakah yang paling sulit dilakukan

berdasarkan pengalaman selama praktikum? Jelaskan!

===

Page 9: PRAKTIKUM SURVEY KADASTRAL - repository.stpn.ac.id

9

PRAKTIKUM SURVEI KADASTRAL

Program Diploma I Pengukuran dan Pemetaan Kadastral

Acara#3 dan #4 :

PENGGAMBARAN DAN PEMBUATAN

PETA DASAR PENDAFTARAN

Hari/Tanggal :………………………………….

Lokasi: Lingkungan STPN

A. Maksud dan Tujuan

1. Praktikum penggambaran dimaksudkan agar praktikan memahami bahwa

dalam pekerjaan pengukuran dan pemetaan diperlukan sarana visualisasi

pada bidang datar yang disebut peta.

2. Praktikum ini bertujuan agar praktikan dapat mengetahui prosedur

penggambaran bidang-bidang tanah dan peta dasar pendaftaran

berdasarkan data lapangan yang telah didapatkan. Peta dibuat pada

skala 1 : 1000.

B. Peralatan

1. Maal grid

2. Prick grid

3. Tachen schaale

4. Stik passer

5. Pensil

6. Penggaris baja dan mika

7. Kertas crumcut

C. Dasar teori

1. Untuk memvisualisasikan/mempresentasikan hasil ukuran di muka bumi

pada bidang datar diperlukan kegiatan penggambaran dalam rangka

pembuatan peta.

Page 10: PRAKTIKUM SURVEY KADASTRAL - repository.stpn.ac.id

10

2. Dalam pekerjaan ini pembuatan peta dilakukan secara manual dengan

menggunakan alat taken schaale dan stik passer.

3. Data lapangan yang diperlukan berupa data hitungan yang tertuang dalam

DI 104 dan data pada gambar ukur (DI 107)

4. Proses penggambaran dilaksanakan secara berurutan dari pengeplotan

titik-titik poligon sebagai kerangka pemetaan, pengeplotan titik-titik ikat

bidang tanah, pengeplotan bidang tanah dan detail situasi yang berada

pada areal yang dipetakan.

5. Pembuatan peta bidang-bidang tanah disini, tidak mengacu pada suatu

format lembar peta tertentu sehingga untuk menempatkan gambar di

tengah-tengah muka peta perlu dicari titik tengah (X tengah dan Y tengah)

dari kerangka poligon yang telah dibuat. Dikarenakan umumnya X dan Y

tengah bukan merupakan bilangan bulat sebagaimana kelipatan puluhan

meter atau ratusan meter, maka titik tersebut diproyeksikan ke titik grid

terdekat agar koordinat titik-titik grid mempunyai harga yang bulat dalam

puluhan meter atau ratusan meter.

6. Format peta dapat vertikal atau horizontal tergantung geometri

poligon/daerah yang dipetakan. Penggambaran dilaksanakan pada ukuran

kertas A3.

7. Untuk mendapatan hasil yang teliti dalam penggambaran harus selalu

digunakan tachen schaale dan stik passer, goresan stik passer pada kertas

gambar harus kelihatan. Untuk penggambaran titik ikat yang didapatkan

dengan cara POLAR harus digambarkan dengan KOORDINAT.

Penggambaran dengan busur derajat tidak diperbolehkan.

8. Penggambaran ini dimaksudkan untuk menyajikan data spasial bidang-

bidang tanah secara dalam satu kelompok, dan selanjutnya perlu dibuat

peta dasar pendaftaran skala 1 : 1000 sesuai dengan pedoman pembuatan

sebagaimana tertera dalam PMNA/Ka.BPN Nomor 3 tahun 1997.

Page 11: PRAKTIKUM SURVEY KADASTRAL - repository.stpn.ac.id

11

D. Langkah Kegiatan

1. Persiapkan peralatan yang diperlukan dan pada kertas gambar buat titik-

titik grid. Antar grid buat garis-garis grid vertikal dan horizontal.

2. Bagilah kertas gambar dengan pensil sehingga bagian

legenda/keterangan peta dan bidang gambar jelas batasannya.

3. Hitung titik tengah bidang gambar. Proyeksikan harga koordinat

tersebut ke titik grid terdekat. Tuliskan koordinat titik-titik grid secara

keseluruhan.

4. Siapkan data hitungan poligon dan gambar ukur sebagai data-data yang

akan digambarkan. Secara berurutan plot titik poligon, titik ikat, titik

batas bidang tanah dan selanjutnya detail situasi yang ada seperti jalan,

sungai, bangunan, dsb.

5. Konsultasikan hasil pekerjaan dengan instruktur yang bersangkutan,

apabila disetujui gambarkan pada format lembar Peta Dasar

Pendaftaran skala 1 : 1000.

E. Pendalaman Materi

1. Mengapa penggambaran dengan menggunakan busur derajad tidak

diperbolehkan? Jelaskan!

2. Dalam penggambaran titik batas bidang tanah, berapa data minimal yang

diperlukan? Jelaskan bagaimana kalau kurang dan kalau lebih!

3. Jelaskan perbedaan gambaran keseluruhan bidang-bidang saudara dengan

gambaran pada Peta Dasar Pendaftaran!

==

Page 12: PRAKTIKUM SURVEY KADASTRAL - repository.stpn.ac.id

12

PRAKTIKUM SURVEI KADASTRAL

Program Diploma I Pengukuran dan Pemetaan Kadastral

Acara#5 : PEMBUATAN PETA BIDANG TANAH

Hari/Tanggal :………………………………….

Lokasi:

A. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud

1. Memberikan pembelajaran tatacara pembuatan Peta Bidang Tanah;

2. Memberikan pembelajaran dalam praktik pembuatan peta bidang yang

merupakan lampiran yang digunakan sebagai salah satu data fisik pada

pengumuman pada kegiatan pendaftaran tanah pertamakali;

Tujuan

1. Praktikan mendapatkan pengalaman praktik membuat Peta Bidang

Tanah;

2. Praktikan mampu melaksanakan proses pembuatan Peta Bidang dan

menunjukan hasil pembuatan Peta Bidang.

B. ALAT DAN BAHAN

Metoda Manual

1. Peta DasarPendaftaran (hardcopy) hasil praktikum sebelumnya;

2. Kertas Kalkir;

3. Kertas HVS 80gr ukuran A3;

4. Rapido;

5. Alat Prik;

6. Penggaris baja;

Page 13: PRAKTIKUM SURVEY KADASTRAL - repository.stpn.ac.id

13

C. DASAR TEORI

Peta bidang tanah adalah hasil pemetaan 1 (satu) bidang tanah atau

lebih pada lembaran kertas dengan suatu skala tertentu yang batas-

batasnya telah ditetapkan oleh pejabat yang berwenang dan digunakan

untuk pengumuman data fisik.

Setiap data hasil pengukuran bidang tanah baik yang dilaksanakan

secara sistematik maupun sporadik harus dibuatkan peta bidang tanahnya.

Peta bidang tanah ini selain merupakan bagian (lampiran) DI 201B pada

pendaftaran tanah sporadik dan DI 201C pada pendaftaran tanah

sistematik, yang digunakan sebagai salah satu data fisik pada

pengumuman, juga dapat digunakan untuk melengkapi peta pendaftaran

yang telah tersedia.

Pembuatan peta bidang tanah adalah berdasarkan data gambar ukur

baik itu dilakukan dengan cara pengukuran terrestrial atau dengan cara

identifikasi pada peta foto.Oleh karena itu pembuatan peta bidang

sebenarnya adalah salinan/kutipan dari manuskrip (kartiran) sehingga

bentuk dan ukuran luasnya dianggap relatif benar.

Peta Bidang dapat dibuat secara manual dan secara digital.

Page 14: PRAKTIKUM SURVEY KADASTRAL - repository.stpn.ac.id

14

D. LANGKAH KEGIATAN

(Metoda Manual)

1. Persiapkan seluruh peralatan yang diperlukan;

2. Letakan Peta Dasar Pendaftaran (hardcopy) pada meja gambar;

3. Tumpangtindihkan kertas kalkir diatas Peta;

4. Salin gambar bidang tanah pada kertas kalkir menggunakan rapido;

5. Persiapkan bingkai Peta Bidang Tanah pada Kertas HVS 80gr

ukuran A3, lengkapi isi kotak Keterangan sesuai ketentuan;

6. Tumpangtindihkan kertas kalkir yang sudah terdapat gambar

bidang tanah hasil salinan dengan bingkai Peta Bidang Tanah;

7. Prik pojok-pojok batas bidang tanah dan detil situasi sekitar bidang

tanah menggunakan alat prik sehingga kertas kalkir tertembus dan

dapat diidentifikasi hasil prik tersebut pada bidang peta; (Langkah

ke-7 bisa diabaikan bisa diabaikan jika tersedia Meja Kaca dengan

lampu penerang);

8. Hubungkan titik-titik hasil prik sehingga terbentuk gambar bidang

tanah yang baru pada bingkai Peta Bidang Tanah pada Kertas HVS

80gr ukuran A3.

9. Lengkapi informasi bidang tanah, seperti NIB, dan toponimi

sekitar bidang tanah.

E. PENDALAMAN MATERI

1. Langkah-langkah di atas adalah tatacara pembuatan Peta Bidang

metode Manual, Jelaskan proses pembuatan bidang jika

pembuatannya menggunakan metode Digital! (Penjelasan anda

harus sesuai dengan apa yang saudara kerjakan pada Praktikum

pembuatan Peta Bidang Tanah pada Praktikum Pengolahan Data

Berkomputer)!

Page 15: PRAKTIKUM SURVEY KADASTRAL - repository.stpn.ac.id

15

2. Jelasakan secara singkat (berupa poin-poin saja/bukan uraian)

mengenai ketentuan pembuatan peta bidang tanah untuk bidang

tanah yang ukurannya sangat luas!

F. TUGAS

1. Lakukan Kegiatan Praktik di atas!;

2. Jawablah pertanyaan pada bagian pendalaman materi!;

3. Persiapkan materi pelaporan acara ke-5 ini, lampirkan Peta Bidang

yang telah dibuat secara manual!;

4. Lampirkan juga Peta Bidang Tanah yang saudara buat secara

digital!;

5. Konsultasikan hasil kegiatan saudara kepada Asisten Instruktur dan

Instruktur!.

===

Page 16: PRAKTIKUM SURVEY KADASTRAL - repository.stpn.ac.id

16

PRAKTIKUM SURVEI KADASTRAL

Program Diploma I Pengukuran dan Pemetaan Kadastral

Acara#6 : PEMECAHAN BIDANG TANAH

Hari/Tanggal :………………………………….

Lokasi: Lingkungan Sekitar STPN

A. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud

1. Memberikan pembelajaran tatacara Pemecahan Bidang Tanah;

2. Memberikan pembelajaran dalam praktik pengukuran dalam rangka

pemecahan bidang tanah yang merupakan salah satu kegiatan

pemeliharaan data pendaftaran tanah;

Tujuan

1. Praktikan mendapatkan pengalaman praktik pengukuran pemecahan

bidang tanah;

2. Praktikan mampu melaksanakan proses pengukuran pemecahan bidang

dan menunjukan hasil Sketsa gambar ukur dan gambar kartiran bidang

tanah hasil pemecahan (GU Lengkap), dan Surat Ukur hasil

Pemecahan.

B. ALAT DAN BAHAN

1. Pita Ukur;

2. Patok kayu ( panjang 20 cm) secukupnya;

3. Formulir Gambar Ukur;

4. Spidol tahan air;

5. Kertas HVS 80gr ukuran A3 (2 Lembar);

6. Alat Tulis.

Page 17: PRAKTIKUM SURVEY KADASTRAL - repository.stpn.ac.id

17

C. DASAR TEORI

Pemecahan bidang tanah adalah pemecahan satu bidang tanah yang

sudah didaftar menjadi beberapa bagian atas permintaan pemegang hak

yang bersangkutan. Terhadap masing-masing bidang tanah hasil

pemecahan tersebut untuk tiap bidang dibuatkan surat ukur, buku tanah

dan sertipikat untuk menggantikan surat ukur, buku tanah dan sertipikat

asalnya dan untuk pendaftarannya masing-masing diberi nomor hak baru,

sedang surat ukur, buku tanah dan sertipikat asal dinyatakan tidak berlaku

lagi.

D. LANGKAH KEGIATAN

1. Persiapkan seluruh peralatan yang diperlukan;

2. Masing-masing regu praktikum membuat satu bidang tanah dengan

luasan kurang lebih 400 m2, tandai dengan patok kayu yang diberi

nomor (misal P1, P2, P3 dst);

3. Lakukan pengukuran bidang secara keseluruhan, gambarkan hasil

pengukuran pada Formulir Gambar Ukur, kartir dan hitung

totalnya luasnya;

4. Serahkan hasil kartiran dan hitungan luas hasil pengukuran satu

bidang tersebut ke regu praktikum yang lain untuk dilakukan

pemecahan oleh regu yang berbeda (saling bertukar bidang yang

akan dipecah);

5. Lakukan simulasi pemecahan bidang tanah tersebut dengan

membagi menjadi 2 (dua) bidang tanah dengan bentuk bebas;

6. Gambarkan hasil pengukuran pemecahannya pada Formulir GU

sesuai ketentuan;

7. Kartir dan hitung luas masing-masing bidang hasil pemecahan;

8. Bandingkan total luas dua bidang hasil pemecahan tersebut dengan

luas total hasil pengukuran yang dilakukan oleh regu yg berbeda

sebelumnya;

Page 18: PRAKTIKUM SURVEY KADASTRAL - repository.stpn.ac.id

18

9. Gambarkan hasil pemecahan masing-masing bidang tersebut pada

Kertas HVS 80gr ukuran A3 sesuai dengan format Surat Ukur

Halaman 2;

10. Buat Surat Ukur lengkap halaman 1 sampai halaman 4 untuk setiap

bidang tanah hasil pemecahan.

E. PENDALAMAN MATERI

1. Apa yang saudara lakukan jika total luas hasil pengukuran

pemecahan berbeda dengan total luas bidang tanah sebelum

pemecahan!

2. Jelaskan kenapa bidang tanah yang akan dipecah harus diukur

terlebih dahulu secara keseluruhan meskipun sudah ada gambar

bidang tanah dan luas bidang tanah yang akan dipecah?

F. TUGAS

1. Lakukan Kegiatan Praktik di atas!;

2. Jawablah pertanyaan pada bagian pendalaman materi!;

3. Persiapkan materi pelaporan acara ke 6 ini, lampirkan Gambar

Ukur hasil Pemecahan dan Gambar Ukur sebelum pemecahan yang

telah dibuat oleh regu lain!;

4. Lampirkan juga Surat Ukur hasil pemecahan!;

5. Konsultasikan hasil kegiatan saudara kepada Asisten Instruktur dan

Instruktur!.

===

Page 19: PRAKTIKUM SURVEY KADASTRAL - repository.stpn.ac.id

19

PRAKTIKUM SURVEI KADASTRAL

Program Diploma I Pengukuran dan Pemetaan Kadastral

Acara#7: REKONSTRUKSI BATAS BIDANG TANAH (I)

Hari/Tanggal :………………………………….

Lokasi: Lingkungan Sekitar STPN

A. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud

1. Memberikan pembelajaran tatacara rekonstruksi batas bidang tanah;

2. Memberikan pembelajaran dalam praktik pengukuran dalam rangka

rekonstruksi batas bidang tanah yang merupakan salah satu kegiatan

pemeliharaan data pendaftaran tanah;

Tujuan

1. Praktikan mendapatkan pengalaman praktik rekonstruksi batas bidang

tanah menggunakan pita ukur;

2. Praktikan mendapatkan pengalaman praktik rekonstruksi batas bidang

tanah menggunakan pita ukur dan teodolit;

3. Praktikan mampu melaksanakan proses rekonstruksi batas bidang dan

menunjukan hasil berupa patok batas yang terpasang di lapangan.

B. ALAT DAN BAHAN

1. Pita Ukur (2 buah);

2. Patok kayu ( panjang 20 cm) secukupnya;

3. Dokumen Gambar Ukur yang telah terisi dari pengukuran sebelumnya;

4. Jalon (2 buah);

5. Kompas bila perlu

Page 20: PRAKTIKUM SURVEY KADASTRAL - repository.stpn.ac.id

20

6. Kalkulator;

7. Alat Tulis.

C. DASAR TEORI

Untuk dapat dilakukan rekonstruksi, diperlukan syarat-syarat teknis, yaitu:

1. Terdapat “gambar rencana” yang memuat ukuran-ukuran rincikan bidang tanah

dan/atau pengikatannya. Gambar rencana dapat berupa Gambar Ukur (DI 107

atau DI 107A) dan/atau arsip Surat Ukur dan/atau Surat Ukur dan/atau Peta

Pendaftaran yang dibuat dalam proses pendaftaran tanah sebelumnya, GIM, dan/atau

Citra Resolusi Tinggi yang dapat diturunkan angka-angka ukurnya. Jika semua

dokumen tersebut tersedia, maka rekonstruksi dikatakan memiliki data yang lengkap.

Namun demikian dalam kasus rekonstruksi biasanya hanya tersedia beberapa

dokumen saja. Dari semua data tersebut, GU lah yang paling valid untuk digunakan

rekonstruksi karena dalam GU masih memuat angka-angka ukur otentik beserta

objek-objek dan kesaksian-kesaksian.

2. Terdapat infrastruktur pengukuran dalam pekerjaan rekonstruksi yaitu, patok batas di

sekitar bidang, tugu TDT, objek-objek tetap yang dijadikan ikatan/acuan.

Jenis pekerjaan rekonstruksi bidang tanah

Berdasarkan jenis datanya pekerjaa rekonstruksi dapat dibagi menjadi:

1. Rekonstruksi secara langsung

2. Rekonstruksi secara tidak langsung

3. Rekonstruksi secara kombinasi (langsung dan tidak langsung)

Rekonstruksi secara langsung, yaitu : Rekonstruksi yang dilaksanakan

dengan menggunakan data asli yang tercantum di “gambar rencana”. Rekonstruksi

dengan data asli ini merupakan prioritas. Cara-cara mengukur mengulang kembali seperti

yang pernah dilakukan oleh juuru ukur sebelumnya. Jenis rekonstruksi ini dimungkinkan

jika titik-titik acuan masih ada dan posisinya tidak diragukan dan pengukuran-

pengukuran ulang masih dimungkinkan dari titik-titik acuan yang tersedia (tanpa adanya

bangunan atau penghalang baru).

Page 21: PRAKTIKUM SURVEY KADASTRAL - repository.stpn.ac.id

21

Rekonstruksi secara tidak langsung adalah Rekonstruksi yang dilaksanakan

dengan menggunakan “data turunan” yang didapat dengan perhitungan-perhitungan dari

data yang tercantum di “gambar rencana”. Rekonstruksi secara tidak langsung dapat

dikerjakan apabila data yang tercantum di “gambar rencana” tidak dapat dipergunakan

lagi sebagai unsur setting-out patok batas, karena kondisi lapangan yang berubah atau

karena peralatan yang tidak sesuai dengan yang dipergunakan dalam pengukuran seperti

yang tercantum di “gambar rencana”.

Rekonstruksi secara kombinasi (langsung dan tidak langsung) yaitu

rekonstruksi yang sebagian datanya merupakan data asli yang dapat direkontruksi dan

sebagian lainnya merupakan data turunan yang didapat dengan perhitungan-perhitungan

dari data yang tercantum di “gambar rencana”.

D. LANGKAH KEGIATAN

Rekonstruksi dengan pita ukur

1. Persiapkan seluruh peralatan yang diperlukan;

2. Siapkan dokumen GU yang di dalamnya terdapat pengukuran batas

bidang tanah hanya dengan pita ukur atau cara offset;

3. Pilih patok batas yang dianggap hilang;

4. Tentukan dua titik referensi yang akan dijadikan acuan untuk

penarikan pita ukur;

5. Cek titik referensi apakah masih layak untuk digunakan sebagai

referensi dengan cara mengukur panjang antar titik referensi

tersebut. Jika selisih panjang antara hasil cek ukuran titik referensi

dengan ukuran yang ada di dolumen di bawah toleransi (contoh

1:3000) maka titik referensi dapat digunakan.

6. Dari titik referensi pertama, pasang jalon dan sekaligus tarik pita

ukur sepanjang garis ukur (sesuai dokumen GU);

7. Dari titik referensi kedua, pasang jalon dan sekaligus tarik pita

ukur sepanjang garis ukur sesuai dokumen GU;

8. Pasang patok pada titik pertemuan antara langkah 6 dan 7.

Page 22: PRAKTIKUM SURVEY KADASTRAL - repository.stpn.ac.id

22

9. Ulangi langkah ini untuk 2 titik lainnya yang dianggap hilang

lainnya;

10. Pada tahap ke 9, praktikan bisa menggganti titik referensi dengan

titik patok batas yang masih ada atau yang baru saja direkonstruksi.

E. PENDALAMAN MATERI

1. Jika dalam rekonstruksi saudara tidak menemukan titik referensi,

tindakan apa yang saudara lakukan?

2. Apa yang mempengaruhi hasil ketelitian rekonstrusi ini?

F. TUGAS

1. Lakukan Kegiatan Praktik di atas!;

2. Jawablah pertanyaan pada bagian pendalaman materi!;

3. Persiapkan materi pelaporan acara ke 7 ini!

4. Konsultasikan hasil kegiatan saudara kepada Asisten Instruktur dan

Instruktur!.

===

Page 23: PRAKTIKUM SURVEY KADASTRAL - repository.stpn.ac.id

23

PRAKTIKUM SURVEI KADASTRAL

Program Diploma I Pengukuran dan Pemetaan Kadastral

Acara#8: REKONSTRUKSI BATAS BIDANG TANAH (II)

Hari/Tanggal :………………………………….

Lokasi: Lingkungan Sekitar STPN

A. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud

1. Memberikan pembelajaran tatacara rekonstruksi batas bidang tanah;

2. Memberikan pembelajaran dalam praktik pengukuran dalam rangka

rekonstruksi batas bidang tanah yang merupakan salah satu kegiatan

pemeliharaan data pendaftaran tanah;

Tujuan

1. Praktikan mendapatkan pengalaman praktik rekonstruksi batas bidang

tanah menggunakan pita ukur;

2. Praktikan mendapatkan pengalaman praktik rekonstruksi batas bidang

tanah menggunakan pita ukur dan teodolit;

3. Praktikan mampu melaksanakan proses rekonstruksi batas bidang dan

menunjukan hasil berupa patok batas yang terpasang di lapangan.

B. ALAT DAN BAHAN

1. Pita Ukur (1 buah);

2. Teodolit

3. Patok kayu ( panjang 20 cm) secukupnya;

4. Dokumen Gambar Ukur yang telah terisi dari pengukuran sebelumnya;

5. Jalon (2 buah);

6. Kompas bila perlu

7. Kalkulator;

8. Alat Tulis.

Page 24: PRAKTIKUM SURVEY KADASTRAL - repository.stpn.ac.id

24

C. DASAR TEORI

Untuk dapat dilakukan rekonstruksi, diperlukan syarat-syarat teknis, yaitu:

1. Terdapat “gambar rencana” yang memuat ukuran-ukuran rincikan bidang tanah

dan/atau pengikatannya. Gambar rencana dapat berupa Gambar Ukur (DI

107 atau DI 107A) dan/atau arsip Surat Ukur dan/atau Surat Ukur dan/atau Peta

Pendaftaran yang dibuat dalam proses pendaftaran tanah sebelumnya, GIM,

dan/atau Citra Resolusi Tinggi yang dapat diturunkan angka-angka ukurnya. Jika

semua dokumen tersebut tersedia, maka rekonstruksi dikatakan memiliki data

yang lengkap. Namun demikian dalam kasus rekonstruksi biasanya hanya

tersedia beberapa dokumen saja. Dari semua data tersebut, GU lah yang paling

valid untuk digunakan rekonstruksi karena dalam GU masih memuat angka-

angka ukur otentik beserta objek-objek dan kesaksian-kesaksian.

2. Terdapat infrastruktur pengukuran dalam pekerjaan rekonstruksi yaitu, patok

batas di sekitar bidang, tugu TDT, objek-objek tetap yang dijadikan ikatan/acuan.

Jenis pekerjaan rekonstruksi bidang tanah

Berdasarkan jenis datanya pekerjaa rekonstruksi dapat dibagi menjadi:

1. Rekonstruksi secara langsung

2. Rekonstruksi secara tidak langsung

3. Rekonstruksi secara kombinasi (langsung dan tidak langsung)

Rekonstruksi secara langsung, yaitu : Rekonstruksi yang dilaksanakan dengan

menggunakan data asli yang tercantum di “gambar rencana”. Rekonstruksi dengan

data asli ini merupakan prioritas. Cara-cara mengukur mengulang kembali seperti

yang pernah dilakukan oleh juuru ukur sebelumnya. Jenis rekonstruksi ini

dimungkinkan jika titik-titik acuan masih ada dan posisinya tidak diragukan dan

pengukuran-pengukuran ulang masih dimungkinkan dari titik-titik acuan yang

tersedia (tanpa adanya bangunan atau penghalang baru).

Page 25: PRAKTIKUM SURVEY KADASTRAL - repository.stpn.ac.id

25

Rekonstruksi secara tidak langsung adalah Rekonstruksi yang dilaksanakan

dengan menggunakan “data turunan” yang didapat dengan perhitungan-perhitungan

dari data yang tercantum di “gambar rencana”. Rekonstruksi secara tidak langsung

dapat dikerjakan apabila data yang tercantum di “gambar rencana” tidak dapat

dipergunakan lagi sebagai unsur setting-out patok batas, karena kondisi lapangan

yang berubah atau karena peralatan yang tidak sesuai dengan yang dipergunakan

dalam pengukuran seperti yang tercantum di “gambar rencana”.

Rekonstruksi secara kombinasi (langsung dan tidak langsung) yaitu

rekonstruksi yang sebagian datanya merupakan data asli yang dapat direkontruksi

dan sebagian lainnya merupakan data turunan yang didapat dengan perhitungan-

perhitungan dari data yang tercantum di “gambar rencana”.

D. LANGKAH KEGIATAN

Rekonstruksi dengan teodolit dan pita ukur

1. Persiapkan seluruh peralatan yang diperlukan;

2. Siapkan dokumen GU yang di dalamnya terdapat pengukuran batas

bidang dengan cara polar atau sudut dan jarak;

3. Pilih patok batas yang dianggap hilang;

4. Tentukan dua titik referensi yang akan dijadikan acuan untuk

penarikan pita ukur;

5. Cek titik referensi apakah masih layak untuk digunakan sebagai

referensi dengan cara mengukur panjang antar titik referensi

tersebut. Jika selisih panjang antara hasil cek ukuran titik referensi

dengan ukuran yang ada di dolumen di bawah toleransi (contoh

1:3000) maka titik referensi dapat digunakan.

6. Dari titik referensi pertama setup teodolit.

7. Bidik titik referensi yang kedua dan set nol.

8. Putar teodolit sebesar sudut antara titik referensi dan titik batas

yang hilang (sesuai GU).

9. Kunci klem piringan horizontal.

Page 26: PRAKTIKUM SURVEY KADASTRAL - repository.stpn.ac.id

26

10. Tarik pita ukur dari tempat berdirinya teodolit searah garis bidik

pada tahap 8.

11. Pasang patok jika pita ukur telah mencapai jarak seperti pada U

12. Ulangi langkah ini untuk 2 titik lainnya yang dianggap hilang

lainnya;

E. PENDALAMAN MATERI

1. Keuntungan dan kerugian apa yang saudara jumpai metoda

rekonstrusi dengan pita ukur dan dengan teodolit?

2. Apa yang mempengaruhi hasil ketelitian rekonstrusi ini?

F. TUGAS

1. Lakukan Kegiatan Praktik di atas!;

2. Jawablah pertanyaan pada bagian pendalaman materi!;

3. Persiapkan materi pelaporan acara ke 8 ini!

4. Konsultasikan hasil kegiatan saudara kepada Asisten Instruktur dan

Instruktur!.

===

Page 27: PRAKTIKUM SURVEY KADASTRAL - repository.stpn.ac.id

27

PRAKTIKUM SURVEI KADASTRAL

Program Diploma I Pengukuran dan Pemetaan Kadastral

Acara#9: INTERPOLASI KOORDINAT

Hari/Tanggal :………………………………….

Lokasi: LABORATORIUM STPN

A. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud

1. Memberikan pembelajaran tatacara interpolasi koordinat;

2. Memberikan pembelajaran dalam praktik penghitungan interpolasi

dalam rangka memperoleh koordinat nasional maupun global (TM 3

atau UTM);

Tujuan

1. Praktikan mendapatkan pengalaman praktik menginterpolasi koordinat

dari peta;

2. Praktikan mampu melaksanakan menginterpolasi koordinat dari peta.

B. ALAT DAN BAHAN

1. Peta rupa bumi;

2. Penggaris

3. Pensil;

C. DASAR TEORI

Interpolasi merupakan cara untuk memperoleh koordinat dari titik

atau grid yang telah diketahui koordinatnya. Proses penghitungan

dilakukan dengan cara sederhana yaitu:

Page 28: PRAKTIKUM SURVEY KADASTRAL - repository.stpn.ac.id

28

Jika diketahui titik A dan B yang sudah berkoordinat, dan

diketahui panjang atau perbandingan m dan n, maka koordinat dan

ketnggian titik P dapat dihitung dengan cara

XP = (n XA + m XB) / (m + n)

YP = (n YA + m YB) / (m + n)

ZP = (n ZA + m ZB) / (m + n)

D. LANGKAH KEGIATAN

1. Persiapkan seluruh peralatan yang diperlukan;

2. Tentukan titik P pada peta.

3. Ukur jarak antar grid (m+n)

4. Ukur jarak titik P terhadap grid X terdekat sebelumnya (m).

5. Hitung XP.

6. Ukur jarak titik P terhadap grid Y terdekat sebelumnya (m).

7. Hitung YP.

8. Amati dua garis kontur yang terletak mengapit titik P.

9. Tarik garis tegak lurus dari titik P ke garis kontur pertama.

10. Ukur jaraknya dengan penggaris (m)

11. Tarik pula garis tegak lurus dari titik P ke garis kontur kedua.

12. Ukur jaraknya dengan penggaris (n)

13. Hitung ZP.

14. Ulangi kegiatan di atas untuk peling sedikit tiga titik hasil

interpolasi.

A

(XA, YA, ZA)

P

m n

B

(XB, YB, ZB)

Page 29: PRAKTIKUM SURVEY KADASTRAL - repository.stpn.ac.id

29

E. PENDALAMAN MATERI

1. Jika ada dua buah peta yang berbeda, apakah koordinat titik pada

peta tersebut sama? Mengapa demikian?

2. Jelaskan hal-hal apakah yang mempengaruhi ketelitian hasil

interpolasi?

3. Dalam kegiatan pemetaan kadastral, apa arti penting kegiatan

interpolasi ini?

F. TUGAS

1. Lakukan Kegiatan Praktik di atas!;

2. Jawablah pertanyaan pada bagian pendalaman materi!;

3. Persiapkan materi pelaporan acara ke 9 ini, lampirkan hasil

interpolasi Anda!

4. Konsultasikan hasil kegiatan saudara kepada Asisten Instruktur dan

Instruktur!

===

Page 30: PRAKTIKUM SURVEY KADASTRAL - repository.stpn.ac.id

30

PRAKTIKUM SURVEI KADASTRAL

Program Diploma I Pengukuran dan Pemetaan Kadastral

Acara#10: SUDUT JURUSAN

Hari/Tanggal :………………………………….

Lokasi: Lingkungan Sekitar STPN

A. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud

1. Memberikan pembelajaran tatacara memperoleh sudut jurusan;

2. Memberikan pembelajaran dalam praktik pengukuran suudut jurusan

dalam rangka survey kadastral

3. Mampu membedakan sudut jurusan dengan asimut.

Tujuan

1. Praktikan mendapatkan pengalaman praktik pengukuran sudut jurusan;

2. Praktikan mampu melaksanakan proses pengukuran sudut jurusan dan

menunjukan hasil pengukuran dengan beberapa metoda pengukuran

sudut jurusan.

B. ALAT DAN BAHAN

1. Kompas;

2. GPS navigasi / hand held;

3. Tugu TDT minimal 2 yang telah diketahui koordinatnya.

C. DASAR TEORI

Sudut jurusan adalah sudut yang terbentuk dari arah utara grid

searah jarum jam sampai ke arah titik tersebut. Sedangkan asimut adalah

Page 31: PRAKTIKUM SURVEY KADASTRAL - repository.stpn.ac.id

31

sudut yang terbentuk dari arah meridian (acuan) searah jarum jam sampai

ke arah titik tersebut. Meridian dapat berupa meridian magnetis, meridian

sebenarnya, dan meridian grid. Khusus asimut dengan meridian grid

tersebut dinamakan sudut jurusan. Sudut jurusan memiliki kelebihan

dibandingkan dengan asimut. Untuk keperluan pengolahan data peta, sudut

jurusan dapat langsung digunakan sedangkan asimut perlu dikoreksi

menjadi sudut jurusan.

Dengan cara tertentu, sudut jurusan dapat diperoleh langsung di

lapangan. Pertama, sudut jurusan diperoleh dengan cara pengukuran dari

dua titik yang telah diketahui koordinatnya dalm TM3 atau UTM. Kedua,

sudut jurusan diperoleh dengan cara pengukuran GPS pada dua titik yang

ada di lapangan.

D. LANGKAH KEGIATAN

a. Mengukur sudut jurusan dari dua titik berkoordinat:

1. Persiapkan seluruh peralatan yang diperlukan;

2. Pilih dua titik yang telah diketahui koordinat nasionalnya.

Misalnya titik A dan B.

3. Setup teodolit pada titik A

4. Bidik titik B, sembari set bacaan horizontal teodolit nol.

5. Bidik titik-titik detail lainnya, baca bacaan horizontal titik-titik

tersebut.

6. Hitung koordinat titik-titik tersebut.

b. Mengukur sudut jurusan dari pengukuran GPS navigasi:

1. Persiapkan seluruh peralatan yang diperlukan;

2. Pilih dua titik yang telah diketahui koordinat nasionalnya.

Misalnya titik A dan B.

3. Pasang GPS pada titik A, ukur dan amati koordinat titik A.

4. Pasang GPS pada titik B, ukur dan amati koordinat titik B.

Page 32: PRAKTIKUM SURVEY KADASTRAL - repository.stpn.ac.id

32

5. Setup teodolit pada titik A

6. Bidik titik B, sembari set bacaan horizontal teodolit nol.

7. Bidik titik-titik detail lainnya, baca bacaan horizontal titik-titik

tersebut.

8. Hitung koordinat titik-titik tersebut.

c. Mengukur asimut dengan kompas:

1. Persiapkan seluruh peralatan yang diperlukan;

2. Pilih dua titik yang telah diketahui koordinat nasionalnya.

Misalnya titik A dan B.

3. Siapkan kompas / jarum kompas pada teodolit.

4. Setup teodolit pada titik A

5. Dengan batuan jarum kompas set bacaan horizontal nol ke arah

meridian / utara magnetis.

6. Bidik titik-titik detail lainnya, baca bacaan horizontal titik-titik

tersebut.

7. Hitung koordinat titik-titik tersebut.

E. PENDALAMAN MATERI

1. Apakah koordinat hasil pengamatan GPS berbeda disbanding

dengan koordinat yang telah diketahui? Jelaskan.

2. Apakah terdapat perbedaan sudut juruusan garis AB pengamatan

cara „a‟ dibandingkan dengan cara „b‟?

3. Apakah terdapat perbedaan antara asimut kompas garis AB dan

sudut jurusan garis AB? Jelaskan.

F. TUGAS

1. Lakukan Kegiatan Praktik di atas!;

2. Jawablah pertanyaan pada bagian pendalaman materi!;

Page 33: PRAKTIKUM SURVEY KADASTRAL - repository.stpn.ac.id

33

3. Persiapkan materi pelaporan acara ke 10 ini, lampirkan hasil hasil

pengamatannya!;

4. Konsultasikan hasil kegiatan saudara kepada Asisten Instruktur dan

Instruktur!.

===

Page 34: PRAKTIKUM SURVEY KADASTRAL - repository.stpn.ac.id

34

PRAKTIKUM SURVEI KADASTRAL

Program Diploma I Pengukuran dan Pemetaan Kadastral

Acara#11: RESPONSI

Hari/Tanggal :………………………………….

Lokasi: Laboratorium STPN

Maksud dan Tujuan :

a. Memberikan kesempatan kepada praktikan untuk mendemonstrasikan

pemahaman dan kemampuan yang telah diperoleh selama mengikuti

kegiatan praktikum.

b. Pemahaman dan kemampuan praktikan dapat dievaluasi untuk dapat

diberikan penilaian kepada yang bersangkutan.

c. Hasil : Nilai hasil responsi praktikan.

d. Ketentuan Responsi: Sesuai dalam Pokok Acuan Praktikum (

disampaikan terpisah )

===