7
KD 6.1 A. HUBUNGAN-HUBUNGAN SOSIAL SEBAGAI PROSES SOSIAL 1. Proses Sosial yang Asosiatif Proses sosial dikatakan asosiatif bila proses itu mengarah pada bentuk kerjasama dan menciptakan kesatuan. Proses sosial yang bersifat asosiatif jika mempunyai empat bentuk, yaitu: kerjasama (kooperasi) adalah usaha bersama antara orang perorang atau kelompok manusia untuk mencapai satu atau beberapa tujuan bersama, akomodasi Akomodasi adalah suatu proses ke arah tercapainya kesepakatan sementara yang dapat diterima oleh pihak-pihak yang sedang berbeda paham, berbeda pendapat, bersengketa atau bertentangan. Akomodasi terjadi pada orang-orang yang mau tak mau harus bekerjasama, meskipun dalam kenyataan mereka memiliki perbedaan paham, pendapat, dan bersengketa., asimilasi merupakan proses peleburan kebudayaan atau kelompok-kelompok yang menjalin hubungan atau terjadi kontak. Peleburan kebudayaan atau kelompok-kelompok masyarakat melahirkan kebudayaan tunggal atau kelompok tertentu yang menjadi milik bersama dan amalgamasi adalah suatu proses yang ditandai oleh meleburnya dua kelompok budaya menjadi satu, yang akhirnya melahirkan sesuatu yang baru. Budaya baru ini tidak menampakkan unsur-unsur dari budaya yang sebelumnya (lama). Amalgamasi jelas mampu melenyapkan pertentangan-pertentangan yang terjadi. Contoh: perkawinan campuran antar suku.. Ada empat bentuk kerjasama yang selama ini terjadi di masyarakat, yaitu: • Tawar-menawar (bargaining) merupakan bagian dari proses pencapaian kesepakatan untuk pertukaran barang atau jasa, • Kooptasi (cooptation), yaitu usaha ke arah kerjasama yang dilakukan dengan jalan menyepakati pimpinan yang akan ditunjuk untuk mengendalikan jalannya organisasi atau kelompok, • Koalisi (coalition), yaitu usaha dua organisasi atau lebih hendak mengejar tujuan yang sama dengan cara yang kooperatif, • Patungan (joint-ventura), yaitu usaha bersama untuk mengusahakan suatu kegiatan, demi keuntungan bersama yang akan dibagi nanti secara proporsional dengan cara saling mengisi kekurangan masing-masing partner. 2. Proses Sosial yang Disosiatif Selain proses sosial yang asosiatif, juga terdapat proses sosial yang disosiatif. Proses sosial yang disosiatif adalah interaksi sosial yang mengarah pada perpecahan. Ada tiga bentuk proses sosial yang disosiatif, yaitu: a. Kompetisi/Persaingan b. Konflik/Pertentangan c. Kontraversi

Pranata Dan Penyimpangan Sosial

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pranata Dan Penyimpangan Sosial

KD 6.1 A. HUBUNGAN-HUBUNGAN SOSIAL SEBAGAI PROSES SOSIAL1. Proses Sosial yang Asosiatif

Proses sosial dikatakan asosiatif bila proses itu mengarah pada bentuk kerjasama dan menciptakan kesatuan. Proses sosial yang bersifat asosiatif jika mempunyai empat bentuk, yaitu: kerjasama (kooperasi) adalah usaha bersama antara orang perorang atau kelompok manusia untuk mencapai satu atau beberapa tujuan bersama, akomodasi Akomodasi adalah suatu proses ke arah tercapainya kesepakatan sementara yangdapat diterima oleh pihak-pihak yang sedang berbeda paham, berbeda pendapat, bersengketa atau bertentangan. Akomodasi terjadi pada orang-orang yang mau tak mau harus bekerjasama, meskipun dalam kenyataan mereka memiliki perbedaan paham, pendapat, dan bersengketa., asimilasi merupakan proses peleburan kebudayaan atau kelompok-kelompok yang menjalin hubungan atau terjadi kontak. Peleburan kebudayaan atau kelompok-kelompok masyarakat melahirkan kebudayaan tunggal atau kelompok tertentu yang menjadi milik bersama dan amalgamasi adalah suatu proses yang ditandai oleh meleburnya dua kelompok budayamenjadi satu, yang akhirnya melahirkan sesuatu yang baru. Budaya baru ini tidak menampakkan unsur-unsur dari budaya yang sebelumnya (lama). Amalgamasi jelas mampu melenyapkan pertentangan-pertentangan yang terjadi. Contoh: perkawinan campuran antar suku.. Ada empat bentuk kerjasama yang selama ini terjadi di masyarakat, yaitu:• Tawar-menawar (bargaining) merupakan bagian dari proses pencapaian kesepakatan untuk pertukaran barang atau jasa,• Kooptasi (cooptation), yaitu usaha ke arah kerjasama yang dilakukan dengan jalan menyepakati pimpinan yang akan ditunjuk untuk mengendalikan jalannya organisasi atau kelompok,• Koalisi (coalition), yaitu usaha dua organisasi atau lebih hendak mengejar tujuan yang sama dengan cara yang kooperatif,• Patungan (joint-ventura), yaitu usaha bersama untuk mengusahakan suatu kegiatan, demi keuntungan bersama yang akan dibagi nanti secara proporsional dengan cara saling mengisi kekurangan masing-masing partner.

2. Proses Sosial yang DisosiatifSelain proses sosial yang asosiatif, juga terdapat proses sosial yang disosiatif. Proses sosial yang disosiatif adalah interaksi sosial yang mengarah pada perpecahan. Ada tiga bentuk proses sosial yang disosiatif, yaitu:

a. Kompetisi/Persainganb. Konflik/Pertentanganc. Kontraversi

KD 6.2 A. Tujuan Pembelajaran Setelah kegiatan pembelajaran selesai, siswa dapat :

1. Mendeskripsikan pengertian pranata sosial

2. Mengidentifikasi ciri-ciri pranata sosial

Page 2: Pranata Dan Penyimpangan Sosial

3. Mengidentifikasi fungsi pranata sosial

4. Mengidentifikasi jenis-jenis pranata sosial

Di sekolah ada seperangkat aturan yang harus dipatuhi oleh setiap siswa, guru, dan pegawai administrasi. Apakah kalian dapat melakukan tindakan seenak sendiri selama berada di sekolah ? Ataukah kalian merasa terikat oleh seperangkat aturan sekolah. Bila kalian melanggar aturan sekolah tersebut, apakah kalian mendapatkan hukuman ? Pranata sosial adalah suatu sistem norma untuk mencapai suatu tujuan atau kegiatan yang oleh masyarakat dipandang penting. Atau Pranata sosial adalah sistem hubungan sosial yang terorganisir yang mewujudkan nilai-nilai serta prosedur umum tertentu untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar masyarakat

Tujuan dan Fungsi Pranata Sosial

Kegiatan Inti

a. siswa dibagi menjadi 8 kelompokb. Tiap kelompok terdiri dari 5 orang siswac. Setiap kelompok diberikan soal tentang fungsi dan jenis-jenis pranata sosiald. Setelah menerima soal setiap kelompok mengerjakan soal masing-masinge. Salah satu kelompok ditunjuk oleh guru untuk mempresentasikan hasil jawaban diskusif. Dengan dipandu moderator, kelompok belajar lain menanggapi jawaban kelompok belajar yang

ditunjuk oleh gurug. Guru memberikan penilaian kelompok/peroranganh. Bersama siswa guru membuat kesimpulan

kalian dapat mengamati kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh bapak dan ibumu di rumah. Bapak dan ibumu bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Kalian juga melakukan kegiatan seperti sekoah, belajar, mengaji, menyapu, merapikan tempat tidur, dan sebagainya. Apa yang kalian dan bapak/ibumu lakukan adalah untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga.

Secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan utama diciptakan pranata sosial adalah agar kebutuhan hidup manusia dapat terpenuhi secara memadai, juga sekaligus untuk mengatur agar kehidupan sosial warga masyarakat bisa berjalan dengan tertib dan lancar sesuai dengan norma-norma social

Jenis-jenis Pranata Sosiala. Pranata Keluarga

Keluarga yang hanya terdiri dari suami, istri, dan anak (bila ada) disebut sebagai keluarga inti (nuclear family)dan (extended family)

b. Pranata Agamac. Pranata Politikd. Pranata Ekonomie. Pranata Pendidikan

Secara umum dapat dikatakan bahwa keluarga di manapun menjalankan fungsi sebagai berikut:1) Fungsi pengaturan keturunan

Page 3: Pranata Dan Penyimpangan Sosial

Keluarga juga menjalnkan fungsi reproduksi. Fungsi ini merupakan hakekat untuk kelangsungan hidup manusia dan sebagai dasar kehidupan sosial manusia. Orangtua kalian menginginkan mempunyai anak karena dapat melanjutkan keturunan, mewariskan harta kekayaan, dan pemeliharaan pada hari tuA2) Fungsi sosialisasi atau pendidikan

3) Fungsi ekonomi atau unit produksi

4) Fungsi perlindungan atau proteksi

5) Fungsi afeksiSetiap manusia dalam kehidupannya selalu membutuhkan kasih sayang atau rasa dicintai dari orang-orang terdekatnya. Kebutuhan kasih sayang atau rasa dicintai merupakan kebutuhakn dasar manusia. Setiap orang yang normal membutuhkan kebutuhan ini. Dalam masyarakat, agama sebagai pranata sosial diletakkan antara lain dalam fungsi sebagai berikut:• Fungsi Pendidikan• Fungsi Penyelamatan• Fungsi Pengawasan Sosial• Fungsi Memupuk Persaudaraan• Fungsi Transformatif

Pranata politik adalah seperangkat norma dan status yang mengkhususkan diri pada pelaksanaan kekuasaan dan wewenang.Setelah kalian memahami pengertian pranata politik, apa ciri-ciri pranata politik ? Pranata politik dibentuk untuk apa dan untuk siapa ? Secara umu ciri-ciri pranata politik dapat diuraikan berikut ini:a. adanya suatu masyarakat yang bersatu atasb. dasar nilai-nilai yang disepakati bersamac. adanya pemerintah yang aktifd. pemerintah melaksanakan fungsi-fungsi untuk kepentingan bersamae. kewenangan pemerintah sebatas wilayah negaranyaDilihat dari fungsinya pranata politik diciptakan bukan untuk melayani kepentingan individu atau golongan tertentu, tetapi melayani dan menyelenggarakan kepentingan bersama. Bila pranata politik hanya melayani kepentingan individu atau golongan, pranata seperti itu berada dalam ambang kehancuran dan tidak pantas disebut sebagai pranata politik.

Secara rinci fungsi pranata politik diuraikan sebagai berikut:a. fungsi pemaksaan norma. Norma merupakan aturan yang menentukan perilaku yang tepat dan tidak tepat, yang boleh dan tidak boleh dilakukan.b. Menyusun rencana dan mengarahkan kegiatan-kegiatan anggota masyarakat untuk tercapainya tujuan masyarakat.c. Menengahi pertentangan-pertentangan kepentingan. Individu-individu dalam memenuhi kebutuhannya seringkali berebutan dan bertentangan satu sama lain, sehingga terjadi persaingan tidak sehat.d. Melindung masyarakat dari serangan musuh dari luar.

Secara umum dapat dikatakan bahwa fungsi pranata ekonomi adalah mengatur hubungan antarpelaku ekonomi dan meningkatkan produktifitas ekonomi

Page 4: Pranata Dan Penyimpangan Sosial

semaksimum mungkin. Selain itu, pranata ekonomi berfungsi untuk mengatur distribusi dan pemakaian barang dan jasa yang diperlukan bagi kelangsunganhidup manusia.

Adapun yang menjadi fungsi dari pranata pendidikan yaitu:1. bertindak sebagai perantara pemindahan warisan budaya2. mempersiapkan pengetahuan dan keterampilan untuk bekerja3. mempersiapkan peranan sosial yang dikehandaki4. memperkuat penyesuaian diri dan mengembangkan hubungan sosial5. meningkatkan kemajuan melalui keikutsertaan dalam riset ilmiah.

KD 6.3 A. Tujuan Pembelajaran Setelah kegiatan pembelajaran selesai, siswa dapat :

1. Mengidentifikasi jenis-jenis pengendalian penyimpangan sosial

2. Menguraikan peran lembaga-lembaga pengendalian sosial

A. PENGENDALIAN SOSIALPengendalian sosial merupakan tindakan ‘pengawasan’ terhadap kegiatan atau perilaku anggota-anggota masyarakat (kelompok) agar tidak menyimpang dari norma dan nilai sosial yang berlaku. Pengendalian sosial (social control) telah ada sejak manusia hidup berkelompok.

B. JENIS-JENIS PENGENDALIAN SOSIALPengendalian sosial dimaksudkan agar anggota masyarakat mematuhi norma-norma sosial. Untuk itu ada beberapa jenis pengendalian. Penjenisan ini dibuat menurut sudut pandang dari mana seseorang melihat pengawasan tersebut.

1. Pengendalian Preventif, Represif, dan GabunganMenurut sifat dan tujuannya, ada tiga jenis pengendalian, yakni pengendalian preventif, represif, dan gabungan antara keduanya (preventif-represif).

a. Pengendalian preventifMerupakan usaha pencegahan terhadap terjadinya penyimpangan terhadap norma dan nilai. Jadi, usaha pengendalian sosial yang bersifat preventif dilakukan sebelum terjadi penyimpangan

b. Pengendalian represifBerfungsi untuk mengembalikan keserasian yang terganggu akibat adanya pelanggaran norma atau perilaku menyimpang. Untuk mengembalikan keadaan seperti semula perlu diadakan pemulihan.

c. Pengendalian sosial gabungan

Page 5: Pranata Dan Penyimpangan Sosial

Merupakan usaha yang bertujuan untuk mencegah terjadinya penyimpangan (preventif) sekaligus mengembalikan penyimpangan yang tidak sesuai dengan normanorma sosial (represif). Usaha pengendalian dengan memadukan ciri preventif dan represif ini dimakasudkan agar suatu perilaku tidak sampai menyimpang dari norma-norma dan, kalaupun terjadi, penyimpangan itu tidak sampai merugikan yang bersngkutan mauoun orang lain yang dilibatkan

C. CARA PENGENDALIAN SOSIAL

1. Pengendalian tanpa kekerasan (persuasif).Pengendalian ini biasanya ditujukan kepada masyarakat yang hidup dalam keadaan relatif aman dan tentram.

2. Pengendalian dengan kekerasan (koersi)Pengendalian ini biasanya ditujukan pada masyarakat yang sedang mengalami perubahan sosial-budaya. Norma-norma yang telah lama ada dihadapkan pada norma-norma atau ”budaya” baru. Pada hal norma yang baru ini belum melekat pada diri masyarakat. Jika norma lama ingin dipertahankan, maka pengendalian sosial berfungsi untuk menolak norma yang baru. Namun jika norma lama harus diganti dengan norma baru, maka pengendalian sosial berfungsi untuk mendorong ditaatinya normanormayang baru itu.

D. PERANAN PRANATA SOSIAL DALAM PENGENDALIAN

Pengendalian sosial pada dasarnya adalah pengawasan. Pengawasan ini dilakukan secara individual maupun kelompok. Agar dapat dilakukan secara efektif, diperlukan pranata khusus yang mengatur perilaku warga masyarakat. Dalam setiap pranata terdapat aparat atau pihak yang diberi wewenang untuk mengawasi atau mengendalikan orang-orang yang berperilaku menyimpang. Beberapa pranata sosial yang ada dalam masyarakat kita adalah:

1. Kepolisian2. Pengadilan3. Tokoh Adat

Adat berkaitan dengan kebiasaan yang bersifat magis religius tentang nilai-nilai budaya masyarakat tertentu. Tokoh adat berperan mengendalikan sikap dan perilaku warga masyarakat agar sesuai dengan norma-norma adat. Bentuk pengendalian bisa berupa penjatuhan sanksi yakni denda, teguran, atau pengucilan dari lingkungan adat.

4. Tokoh Agama5. Tokoh Masyarakat

Kemandirian Belajar1. Buatlah pengertian penyimpangan sosial secara umum!2. Carilah contoh perilaku yang dianggap menyimpang pada suatu masyarakat, tetapi padamasyarakat lain tidak dianggap sebagai penyimpangan!

Page 6: Pranata Dan Penyimpangan Sosial