75
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan unsur utama bagi hidup kita di planet ini. Kita mampu bertahan hidup tanpa makan dalam beberapa minggu, namun tanpa air kita akan mati dalam beberapa hari saja. Air merupakan elemen yang paling melimpah di atas bumi, yang meliputu 70% permukaannnya yang berjumlah kira – kira 1,4 ribu juta km 3 . Apabila di tuang merata di seluruh permukaan bumi akan terbentuk lapisan dengan kedalaman rata – rata 3 km. namun hanya sebagian kecil saja dari jumlah ini yang benar – benar dimanfaatkan yaitu kira – kira hanya 0,0003 persen. Sebagian besar air ini, kira – kira 97 % ada dalam samudera atau laut dan kadar garamnya terlalu tinggi untuk kebanyakan keperluan. Dari 3% sisanya yang ada, hampr semuanya kira – kira 87%nya terpisah dalam lapisan kutub atau sangat dalam di bawah tanah. Dalam 1 tahun, rata – rata jumlah tersebut tersisa lebih dari 40 ribu m 3 air segar yang dapat diperoleh dari sungai- sungai yang diperoleh di dunia. Bandingkan dengan jumlah penyedotan yang kini hanya ada sedikit di atas 3 ribu Km 3 tiap tahun. Ketersediaan ini (sepadan dengan lebih dari 7000 m 3 untuk setiap orang) sepintas kelihatannya cukup untuk menjamin persediaan bagi setiap penduduk, tetapi kenyataannya air tersebut sering kali tersedia di tempat – tempat yang tidak tepat. Misalnya, lembah sungai Amazon memiliki sumber air yang cukup tetapi mengekspor air dari sini ke tempat – tempat yang memerlukan adalah tidak ekonomis. 1

Prasarana Air Bersih

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Prasarana Air Bersih

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Air merupakan unsur utama bagi hidup kita di planet ini. Kita mampu bertahan hidup

tanpa makan dalam beberapa minggu, namun tanpa air kita akan mati dalam beberapa hari saja.

Air merupakan elemen yang paling melimpah di atas bumi, yang meliputu 70% permukaannnya

yang berjumlah kira – kira 1,4 ribu juta km3. Apabila di tuang merata di seluruh permukaan bumi

akan terbentuk lapisan dengan kedalaman rata – rata 3 km. namun hanya sebagian kecil saja dari

jumlah ini yang benar – benar dimanfaatkan yaitu kira – kira hanya 0,0003 persen. Sebagian

besar air ini, kira – kira 97 % ada dalam samudera atau laut dan kadar garamnya terlalu tinggi

untuk kebanyakan keperluan. Dari 3% sisanya yang ada, hampr semuanya kira – kira 87%nya

terpisah dalam lapisan kutub atau sangat dalam di bawah tanah. Dalam 1 tahun, rata – rata jumlah

tersebut tersisa lebih dari 40 ribu m3 air segar yang dapat diperoleh dari sungai- sungai yang

diperoleh di dunia. Bandingkan dengan jumlah penyedotan yang kini hanya ada sedikit di atas 3

ribu Km3 tiap tahun. Ketersediaan ini (sepadan dengan lebih dari 7000 m3 untuk setiap orang)

sepintas kelihatannya cukup untuk menjamin persediaan bagi setiap penduduk, tetapi

kenyataannya air tersebut sering kali tersedia di tempat – tempat yang tidak tepat. Misalnya,

lembah sungai Amazon memiliki sumber air yang cukup tetapi mengekspor air dari sini ke

tempat – tempat yang memerlukan adalah tidak ekonomis.

Dalam bidang kehidupan ekonomi modern kita, air juga merupakan hal utama untuk budi

daya pertanian, industry, pembangkit tenaga listrik, & transportasi. Semua orang berharap bahwa

seharusnya air di perlakukan sebagai bahan yang sangat bernilai, dimanfaatkan secara bijak, dan

dijaga terhadap pencemaran. Namun, kenyataannya air selalu dihamburkan, dicemari, dan disia –

siakan. Hampir separuh penduduk dunia, hampir seluruhnya di negara – negera berkembang,

menderita berbagai penyakit yang di akibatkan oleh kekurangan air atau oleh air yang tercemar.

Menurut WHO, 2 Miliyar orang kini menyandang resiko menderita penyakit murus yang

disebabkan oleh air dan makanan. Penyakit ini merupakan penyebab utama kematian lebih dari 5

juta anak – anak setiap tahun.

1

Page 2: Prasarana Air Bersih

Hal ini cukuplah menggambarkan betapa pentingnya air bagi kehidupan terutama air

bersih. Hal ini juga menunjukkan betapa pentingnya untuk mengenal air bersih, dan cara – cara

untuk memperolehnya.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini antara lain ;

Mengetahui pengertian air secara umum dan air bersih secara khusus;

Mengetahui parameter kualitas air bersih;

Mengetahui syarat – syarat air bersih;

Mengetahui sumber – sumber air bersih;

Mengetahui pengelolaan sumber daya air bersih, system jaringan dan penyediaan serta

teknologinya;

Mengetahui norma, standar, pedoman dan mutu air bersih.

Apa sajakah yang menjadi permasalahan air bersih ?

Apa yang menjadi permasalahan dalam pengelolaan sistem air bersih Makassar ?

Bagaimana cara mengatasi permasalahan pengelolaan air bersih Makassar ?

Bagaimana keadaan bisnis air bersih Indonesia ?

1.3 Rumusan Masalah

Adapun rumusan dari penyusunan makalah ini antara lain ;

Apa pengertian air secara umum dan air bersih secara khusus?

Bagaimana parameter kualitas air bersih?

Bagaimana syarat – syarat air bersih?

Darimana sumber – sumber air bersih?

Bagaimana pengelolaan sumber daya air bersih, system jaringan dan penyediaan serta

teknologinya?

Bagaimana norma, standar, pedoman dan mutu air bersih?

Mengetahui apa saja yang menjadi permasalahan air bersih;

Mengetahui permasalahan air bersih yang ada di kota Makassar;

Mampu mengatasi permasalahan air bersih kota Makassar;

Mengetahui keadaan bisnis air bersih Indonesia.

2

Page 3: Prasarana Air Bersih

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Air

Air merupakan pelarut yang baik, oleh karena itu, air alam tidak pernah murni. Air alam

mengandung berbagai zat terlarut maupun tidak terlarut. Air alam juga mengandung

microorganism. Apabila kandungan air tersebut tidak mengganggu kesehatan manusia, maka air

tersebut dianggap bersih. Air yang tidak layak diminum masih bisa digunakan untuk keperluan

yang lain, misalnya, irigasi, industri, maupun kepentingan rumah tangga seperti halnya

memasak,mencuci, dan masih banyak yang lainnya.

Air dinyatakan tercemar apabila terdapat gangguan terhadap kwalitas air, sehingga air

tidak dapat digunakan untuk tujuan penggunaannya. Air tercemar akibat masuknya makhuk

hidup, zat, atau energi kedalam air, sehingga kwalitas air menurun sampai ketingkat tertentu yang

menyebabkan air tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya atau kegunaannya.

Disini kami akan membahas sumber-sumber pencemaran dan cara-cara pencegahan atau

penanggulangannya. Namun sebelum sampai pada pembahasan tersebut, kita akan membahas

beberapa para meter yang sering digunaka untuk menyatakan kwalitas air yaitu

PH,DO,BOD,COD dan kandungan zat padat.

2.2 Beberapa Parameter Kwalitas Air

Komposisi air kotor ditentukan melalui berbagai macam analisis , dimaksudkan untuk

menentukan kandungan zat pada BO,COD, dan PH.

a. Kandungan Zat Padat

Limbah padatan dalam air dapat dibedakan atas padatan tersuspensi dan padatan

terlarut. Padatan tersuspensi adalah padatan yang tidak dapat melewati kerats sering,

sementara padatan tersuspensi juga masih dapat dibedakan atas padatan yang dapat

mengalami sedimentasi dan yang tidak dapat sedimentasi.

b. Oksigen Terlarut (Dissolued Oxygen,DO)

3

Page 4: Prasarana Air Bersih

Air mengandung oksigen terlarut dengan kadar sekitar 10 ppm dalam air bersih pada

suhu kamar. Oksigen terlarut diperlukan oleh makhluk hidup di dalam air. Misalnya, ikan,

udang, kerang dan binatang yang lainnya, termasuk bakteri.Agar ikan dapat hidup, air harus

mengandung sedikitnya 5 ppm oksigen. Oksigen terlarut juga digunakan bakteri

( mikroorganisme ) aerob untuk menguraikan sampah organik yang terdapat di dalam air.

Bakteri aerob, mengoksidasi sampel organik, C menjadi CO2, N menjadi nitrat dan S menjadi

sulfat, serta fasforus, menjadi fosfor. OLeh karena itu, jika air mengandung banyak bahan

organik, maka bakteri aerob di dalamnya akan berkembang. Akibatnya, kadar oksigen terlarut

akan berkurang dengan cepat sehingga ikan dan udang akan mati. Selanjutnya, proses

penguraian akan diambil oleh bakteri anaerob. Bakteri anaerob mereduksi karbon, nitrogen,

dan bahan belerang dari bahan organik menjadi CH4, NH3, dan H2S. Gas NH3 dan H2S

berbau tidak sedap itulah sebabnya got atau selokan,sungai yang tercemar berat berbau

busuk.

c. BOD dan COD

BOD ( Biochemical Oxygen Demand) dan COD (Chemical Oxygen Demand)

menyatakan banyaknya limbah organik dalam air. BOD5 adalah banyaknya oksigen yang

digunaka oleh microorganisme dalam lima hari untuk menguraikan sampah yang terdapat

dalam air limbah. COD menyatakan jumlah oksigen yang digunakan untuk mengoksidasi

limbah organik dalam contoh air secara kimiawi. COD ditentukan dengan memasak

(Marefluks) contoh air dengan kalium dikromat (K2Cr2O7) sebagai pengoksidasi. BOD dan

COD dinyatakan dalam mg perliter (= ppm). Makin banyak limbah organik dalam air, makin

besar nilai BOD dan COD. Nilai COD umumnya lebih besar dari nilai BOD . Hal itu terjadi

karena berbagai senyawa karbon organik tidak dapat didegradasi oleh microorganisme, tetapi

dapat dioksidasi secara kimiawi. Jika nilai COD berbeda secara nyata dari nilai BOD dapat

memberi indikasi bahwa air mengandung zat beracun yang menghambat pertumbuhan

microorganisme.

d. PH

Air murni mempunyai PH = 7. Air dapat dianggap bersih jika PHnya antara 6,5 - 8,5.

Akan tetapi air yang mempunyai PH antara 6,5 - 8,5 sebelum tentu bersih. Bergantung pada

parameter lainnya.

2.3 Air Bersih

4

Page 5: Prasarana Air Bersih

a. Pengertian air bersih

Air bersih adalah air yang layak digunakan untuk keperluan keluarga atau rumah

tangga karena telah memenuhi syarat. Air bersih merupakan salah satu kebutuhan manusia

untuk memenuhi standar kehidupan manusia secara sehat. Ketersediaan air yang terjangkau

dan berkelanjutan menjadi bagian terpenting bagi setiap individu baik yang tinggal di

perkotaan maupun di perdesaan. Oleh karena itu, ketersediaan air dapat menurunkan water

borne disease sekaligus dapat meningkatkan perekonomian masyarakat. Namun sampai

dengan tahun 2000, berdasarkan data Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah, baru

sekitar 19% penduduk Indonesia di mana 39% nya adalah penduduk perkotaan yang dapat

menikmati air bersih dengan sistem perpipaan. Sedangkan di daerah perdesaan, berdasarkan

data yang sama, hanya sekitar 5% penduduk desa yang menggunakan sistem perpipaan, 48%

menggunakan sistem non-perpipaan, dan sisanya sebesar 47% penduduk desa menggunakan

air yang bersumber dari sumur gali dan sumber air yang tidak terlindungi.

b. Sumber air bersih

Air Hujan

Penampungan Air Hujan (PAH) digunakan untuk daerah/lokasi yang tidak memiliki

sumber air tetapi curah hujan yang cukup tinggi, kapasitas pembuatan bak

penampungan:

Tinggi curah hujan minimal 1300 mm per tahun.

Kebutuhan pokok pemakai air adalah 5-15 /orang/hari.

Pelayanan setiap bak untuk 15 orang .

Penampungan air hujan harus memenuhi syarat sebagai berikut:

Penampungan air hujan harus kedap air.

Air hujan yang pertama setelah musim kemarau jangan langsung ditampung.

Pengambilan air harus melalui kran.

Lubang pemeriksaan harus terletak di atas bak penampungan yang harus ditutup.

Air bersih yang dihasilkan harus memenuhi ketentuan yang berlaku.

Air Permukaan

SIPAS merupakan sistem pengelolaan air komunal dengan pengolahan lengkap

ditentukan berdasarkan kualitas air baku yang tersedia dalam zona perumahan yang akan

dilayani. Kriteria kualitas air baku:

Keruhan air lebih kecil dari 300 NTU.

5

Page 6: Prasarana Air Bersih

Dalam hal kandungan kekeringan 300 NTU.

Kandungan warna asli tidak lebih dari 80 TCU.

Unsur-unsur lainnya memenuhi syarat baku mutu air baku.

Lokasi penempatan IPA (SIPAS) harus berdekatan dengan sumber air permukaan.

Air Tanah

Adalah air yang didapat dari tanah dengan cara menggali tanah. Pada dasarnya air

tanah ini lebih bersih bila dibandingkan dangan air permukaan.

c. Jenis fasilitas air bersih

a. Bangunan penangkap air (PMA) terdiri dari bangunan penangkap dan bak

penampung.

b. Sumur dangkal dan sumur dalam (air tanah).

c. SIPAS (Sistem Pengelolaan Air Bersih/Air permukaan).

d. Syarat Air Bersih

Syarat-syarat umum/fisik :

o Tersedia sepanjang tahun

o Tidak berbau

o Tidak berwarna (harus jernih)

o Tidak berasa asin/anyir/basa dan sebagainya

o Bebas dari pantogen organik.

o Tetap segar

Syarat kimia :

o Tidak mengandung bahan zat-zat kimia yang beracun dan tak kekurangan (harus

mengandung) zat-zat kimia dalam batas-batas tertentu yang diperlukan bagi

tubuh manusia.

Syarat bakteriologi :

o Agar tidak mengandung bakteri atau kuman berbahaya yang dapat menimbulkan

berbagai penyakit perut/usus.

e. Kebutuhan Dan Ketersediaan Air Bersih

Kebutuhan air yang dimaksud adalah kebutuhan yang digunakan untuk menunjang segala

kegiatan manusia yang meliputi kebutuhan air domestic dan non domestic, air irigasi dan

pengelontoran kota.

Air bersih digunakan untuk memenuhi kebutuhan:

6

Page 7: Prasarana Air Bersih

a. Kebutuhan Air Domestik: keperluan rumah tangga

b. Kebutuhan Air Non Domestik: Untuk industri, pariwisata, tempat ibadah, tempat sosial, serta

tempat-tempat komersial atau tempat umum lainnya.

2.4 Persyaratan Air Bersih

Air bersih adalah air yang layak digunakan untuk keperluan rumah tangga karena telah

memenuhi syarat. Jenis air bersih meliputi :

Air yang didistribusikan melalui pipa utnuk keperluan rumah tangga;

Air yang didistribusikan melalui tangki air;

Air kemasan;

Air yang digunakan untuk produksi bahan makanan dan minuman air yang disajikan kpada

masyarakat; harus memenuhi syarat kualitas air minum.

2.4.1 Persyaratan Air Minum

Kualitas air yang digunakan sebagai air minum sebaiknya memenuhi persyaratan secara

fisik, kimia, dan mikrobiologis.

1. Persyaratan fisik

Air yang berkualitas baik harus memenuhi persyaratan berikut :

a. jernih atau tidak keruh

b. tidak berwarna

c. rasanya tawar

d. tidak berbau

e. temperaturnya normal

f. tidak mengandung zat padatan

2. Persyaratan kimia

Kualitas air tergolong baik bila memenuhi persyaratan kimia sebagai berikut :

7

Page 8: Prasarana Air Bersih

a. pH normal

b. tidak mengadung bahan kimia beracun

c. tidak mengandung garam atau ion-ion logam

d. kesadahan rendah

e. tidak mengandung bahan organik

Tabel 1 Zat – zat Kimia yang Harus Dikandung Air

Jenis Bahan Kadar (Mg/L)

Flour (R)

Chlor (Cl)

Arsen (As)

Tembaga (Cu)

Besi (Fe)

Zat organik

Ph (keasaman)

Co2

1-1.5

250

0.05

1.0

0.3

10

6.5 – 9.0

0

3. Persyaratan mikrobiologis

Persyaratan mikrobiologos yang harus dipenuhi oleh air adalah sebagai berikut :

8

Page 9: Prasarana Air Bersih

a. Tidak mengandung bakteri patogen, misalnya bakteri golongan coli, salmonellatyphi,

vibrio chlotera, dan lain-lain. Kuman-kuman ini mudah tersebar melalui air (transmitted by

water).

b. Tidak mengandung bakteri nonpatogen, seperti actinomycetes, phytoplankton coliform,

cladocera, dan lain-lain.

Standar mutu air minum atau air untuk kebutuhan rumah tangga ditetapkan berdasarkan

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 01 / Birhukmas / I / 1975 tentang

Syarat-Syarat Dan Pengawasan Kualitas Air Minum. Standar baku air minum tersebut

disesuaikan dengan standar internasional yang ditetapkan WHO. Standarisasi kualitas ait tersebut

bertujuan untuk memelihara, melindungi, dan mempertinggi derajat kesehatan masyarakat,

terutama dalam pengolahan air atau kegiatan usaha mengolah dan mendistribusikan air minum

untuk masyarakat umum.

Standar air bersih disesuaikan dengan standar kesehatan yang dibawa pada standar uji

laboratorium yang selanjutnya dilakukan analisis terhadap parameter air bersih, seperti :

1. Nilai Ph;

2. Suhu;

3. Warna, bau dan rasa;

4. Jumlah padatan (terendap, tersuspensi dan terlarut) dan kesadahan air;

5. Nilai biochemical oxygen demand (BOD) dan chemical oxygen demand (COD);

6. Pencemaran mikroorganisme patogen (bakteri);

7. Kandungan minyak dan lemak;

8. Kandungan logam berat (Hg, Pb, As, Cd, Cr dan Ni);

9. Kandungan bahan radioaktif.

Air baku merupakan air yang dapat diolah menjadi air bersih. Secara teknis berdasarkan

siklus hidrologi yang ada di ala mini, dapatlah dibagi tga sumber air air baku untuk air bersih,

yaitu :

Air angkasa (air hujan);

Air permukaan (sungai, danau, tampungan air);

Air tanah (mata air, air dangkal dan dalam).

9

Page 10: Prasarana Air Bersih

Standar kualitas air baku yang dapat diolah menjadi air bersih dapat dilihat pada tabel

berikut ini :

Tabel 2 Standar Kualitas Air Baku

No Parameter Satuan Air Baku (Max)

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

Warna

Bau

Kekeruhan

Besi

Mangan

Khlorida

Bahan Organik

TDS

Pt. Co Scale

-

NTU

mg/liter

mg/liter

mg/liter

mg/liter

mg/liter

100

Relatif

20

2.0

1.3

4000

40

12000

Dengan adanya standarisasi tersebut dapat dinilai kelayakan pendistribusian sumber

air untuk keperluan rumah tangga.

2.4.2 Penilaian Kuantitas Air

Mata air jika digunakan untuk air bersih harus memenuhi persyaratan kuantitas (BPP

Kimpraswil, 2002) dan kualitas berdasarkan Peraturan Menkes No. 416 Tahun1990 (Nastain

dkk, 2004). Kuantitas air bersih dapat ditentukan dengan melakukan pengukuran debit

menggunakan alat pengukur debit Thomson dengan sudut pintu sebesar 60° dan 90°.

Besarnya debit ditentukan dengan rumus sebagai berikut (BPP Kimpraswil, 2002) :

Q =0, 013425

Dimana :

Q = debit (lt/detik)

H = tinggi muka air di atas ambang/pintu (cm)

Pengukuran debit dapat dilakukan dengan menggunakan tabung atau gelas atau

ember ukur jika debit mata air cukup kecil. Debit dihitung dengan menggunakan rumus (BPP

Kimpraswil, 2002) :

Q=Vt

V = volume tabung/gelas/ember ukur (liter)

10

Page 11: Prasarana Air Bersih

t = waktu (detik)

Kelayakan kuantitas air bersih dievaluasi berdasarkan debit minimum, yaitu debit

terkecil yang dapat memenuhi kebutuhan bagi masyarakat pedesaan (debit minimum harus

lebih besar dari rencana kebutuhan) dan ketersediaan debit sepanjang musim (BPP

Kimpraswil, 2002).

2.4.3 Penilaian Kualitas Air

Sifat fisik air dapat dianalisis secara visual dengan pancaindra. Misalnya keruh atau

berwarna dapat langsung dilihat, bau dapat dicium aromanya dan rasa dapat dirasakan dengan

lidah. Penilaian tersebut tentu bersifat kualitataif, misalnya bila tercium bau yang berbeda

maka rasa airpun berbeda. Atau bila warna berwarna merah maka bau yang dicium sudah

dapat tertebak juga. Cara ini dapat digunakan untuk menganalisis ai secara sederhana karena

sifat-sifat air saling berkaitan.

Analisis kualitas air dapat dilakukan di laboratorium maupun secara sederhana.

Pemeriksaan sederhana mempunyai keuntungan karena murah dan mudah sehingga setiap

orang dapat melakukannya tanpa memerlukan bahan-bahan yang mahal.

Di laboratoirium, kualitas air diperiksa sifat, fisik, dan kimia. Secara fisik diperiksa

derajat kekeruhan, daya hantar listrik, derajat warna dan derajat bau. Indikator kimia meliputi

pH, kesadahan, dan kandungan bahan-bahan yang terlarut,

1. Analisis sifat fisik air dengan sederhana.

2. Analisis kualitas air secara kimia.

3. Analisis kualitas air secara biologis.

Penilaian kualitas air harus memperhatikan sumber air dan lingkungan daerah yang

dilalui, serta situasi sanitasi lingkungan daerah aliran sungai (DAS). Syarat air minum

seharusnya tidak mengandung bahan radioaktif. Karena kandungan tersebut dalam air dapat

dianalisis efeknya terhadap sinar alfa dan beta. Ambang yang diperbolehkan adalah 10-9

microcurie / cm3 / det untuk sinar alfa dan 10-8 microcurie / cm3 / det.

11

Page 12: Prasarana Air Bersih

Kualitas air dapat ditentukan dengan cara pengukuran nilai besaran fisika yaitu bau

(odor), warna (color), kekeruhan (turbitity), rasa (taste), suhu (temperature), dan zat padat

terlarut (residu), besaran kimia (inorganic chemical, organic chemical), mikrobiologi

(biological standards), dan radio aktivitas (radioactivity) (Kashef, 1987; Permen Kesehatan

RI No. 416/ MENKES/ PER/ IX/ 1990; Kep. Gubernur Jateng No. 660.1/ 26/ 1990). Badan

Penelitian dan pengembangan Kimpraswil (2002) memberikan batasan bahwa uji kualitas air

untuk sumber air bersih pedesaan hanya meliputi parameter fisik kekeruhan, warna, rasa, bau

dan temperatur, sedangkan parameter kimia meliputi pH, Kandungan Besi (Fe), dan

kandungan Mangan (Mn). Jenis parameter dan metode uji kualitas air minum pedesaan

didasarkan pada Petunjuk Teknik dan Manual Air Minum Pedesaan BPP Kimpraswil (2002),

seperti pada Tabel 3.

Tabel 3 Parameter dan Metode Uji Kualitas Air Minum Pedesaan

No. Parameter Satuan Metode Peralatan Keterangan

1.

2.

3.

4.

5.

FISIK

Kekeruhan

Warna

Rasa

Bau

Temperatur

Mg/L

-

-

-0C

Visual

Visual

Dicicpi tanpa ditelan

Dibau dan dicicipi

Diukur

-

-

-

-

Termometer

-

-

-

-

-

1.

2.

3.

KIMIA

pH

Besi (Fe)

Mangan (Mn)

-

Mg/L

Mg/L

Diukur

Visual

Visual

Kertas lakmus Flek kuning

Bercak pada cucian

(Sumber: Kimpraswil, 2002)

Berdasarkan pengukuran di lapangan dan di laboratorium dapat diketahui kualitas air

bersih berdasarkan parameter fisik dan kimia yang telah diukur. Hasil pengukuran kualitas air

juga dibandingkan dengan standar kualitas air sebagaimana tercantum dalam Keputusan

Menteri Kesehatan RI No. 416/MENKES/PER/IX/1990 tanggal 3 september 1990 seperti

pada Tabel 4. Tabel 4 Persyaratan kualitas air bersih dan air minum berdasarkan Peraturan

Menteri Kesehatan RI No. 416/MENKES/Per/IX/1990.

12

Page 13: Prasarana Air Bersih

Tabel 4 Persyaratan Kualitas Air Bersih Dan Air Minum

No. Parameter Satuan Kadar maksimum yang diperbolehkan

untuk air bersih

1.

BAKTERIOLOGIS

Total bakteri

Coliform

Jumlah per 100 ml

sampel

Perpipaan = 10

Non perpipaan = 50

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

KIMIA

pH

Nitrat

Nitrit

Zat organik

Mangan

Besi

Kesadahan

Klorida

Flouride

Sisa Chlor

-

mg/l

mg/l

mg/l

mg/l

mg/l

mg/l

mg/l

mg/l

mg/l

6.5 – 9.0

10

1.0

10

0.5

1.0

500

600

1.5

-

1.

2.

3.

4.

5.

FISIK

Suhu

Bau

Rasa

Warna

Kekeruhan

T0C

-

-

-

Skala NTU

Suhu udara (± 30C)

-

-

-

(Sumber: Keputusan Menteri Kesehatan RI No.416/MENKES/PER/IX/1990)

Nastain dkk (2004) mengatakan bahwa kualitas air mata air alami cukup baik. Kualitas

air mata air dapat dikatakan relatif konstan karena tidak tergantung oleh musim dan lingkungan

(Budi dan Sulastoro, 1999). Kualitas air dapat dikategorikan sesuai standar yang berlaku.

Penggolongan air menurut UU No: 20 TAHUN 1990 tentang Pengendalian Pencemaran Air

menetapkan standar kualitas air baku yang dibedakan dalam 4 kategori sebagai berikut :

a.Golongan A : air yang dapat digunakan sebagai air minum secara langsung tanpa pengolahan

terlebih dahulu;

b. Golongan B : air yang dapat digunakan sebagai air baku air minum;

c. Golongan C : air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan dan peternakan;

13

Page 14: Prasarana Air Bersih

d. Golongan D : air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian, dan dapat dimanfaatkan

untuk usaha perkotaan, industri, pembangkit listrik tenaga air

2.5 Pengelolaan Sumber Daya Air

Konservasi air dapat dilakukan dengan cara (1) meningkatkan pemanfaatan air

permukaan dan air tanah, (2) meningkatkan efisiensi air baku. (3) menjaga kualitas air sesuai

dengan peruntukan.

a. Air permukaan

o Pengendalian aliran permukaan.

o Permanenan air hujan, contoh Penampungan Air Hujan (PAH) Komunal.

Penampungan Air Hujan (PAH) adalah tempat penampungan air hujan yang akan

digunakan sebagai sumber air bersih dengan aman.

Gambar 1 Penampung Air Hujan (PAH)

14

Page 15: Prasarana Air Bersih

Gambar 2 Penyaluran PAH ke rumah penduduk

o Meningkatkan kapasitas infiltrasi tanah.

b. Air tanah

o Pengisian air tanah secara buatan

o Pengendalian pengambilan air tanah, contoh Penangkap Mata Air (PMA)

Bangunan Penangkap Mata Air adalah bangunan untuk menangkap dan melindungi mata

air terhadap pencemaran dan dapat juga dilengkapi dengan bak penampung.

Gambar 3 Bangunan Penangkap Mata Air

o Sumur Air Tanah Dalam/Sedang (SATD/S)

15

Page 16: Prasarana Air Bersih

Sumur Air Tanah Dalam adalah sarana penyediaan air bersih berupa sumur dalam yang

dibuat dengan membor tanah pada kedalamn tertentu sehingga diperoleh air sesuai

dengan yang diinginkan.

Unit pendistribusiannya melalui jaringan perpipaan dengan pompa listrik (sistem sumur

pompa listrik).

Unit pemanfaatan :

hidran umum

kran umum

sumur pompa listrik.

Gambar 4 sumur pompa listrik

2.6 Infrastruktur

2.6.1 Kebutuhan Domestik

Kebutuhan domestik adalah kebutuhan air untuk keperluan rumah tangga. Jumlah

kebutuhannya didasarkan pada banyaknya penduduk, persentase yang diberi air dan cara

pembagian air yaitu dengan sambungan melalui bak umum. Kebutuhan air per-orang per-hari

disesuaikan dengan standar air yang biasa digunakan serta kriteria pelayanan berdasarkan

pada kategorinya. Kebutuhan domestik menurut Petunjuk Perencanaan Teknis Air Bersih

tahun 1994 Direktorat Jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum dapat dilihat pada

Tabel 5.

Tabel 5 Kebutuhan Air

16

Page 17: Prasarana Air Bersih

No. Kategori Kota Kebutuhan Air (liter/orang/hari)

1. Metropolitan 190

2. Kota besar 170

3. Kota sedang 150

4. Kota kecil 130

5. Ibu kota kecamatan 100

6. Pedesaan 60

(DPU, 1994)

Badan Penelitian dan Pengembangan Kimpraswil (2002) memberikan batasan khusus

untuk kebutuhan air masyarakat desa, bahwa jika air bersih tersebut disalurkan melalui kran

umum (KU) atau hidran umum (HU) maka kebutuhan air masyarakat desa adalah 30

liter/orang/hari.

Setiap lingkungan perumahan harus dilengkapi dengan prasarana air bersih yang

memenuhi syarat sebagai berikut:

a) Penyediaan air bersih kota dan lingkungan :

Lingkungan perumahan harus mendapat air bersih yang cukup dari jaringan kota.

Apabila tidak tersedia sistem air bersih kota maka harus diusahakan, diadakan dari

sumber lain yang memenuhi persyaratan air bersih.

Penyediaan air bersih kota atau air bersih lingkungan harus dapat melayani kebutuhan

perumahan dengan persyaratan air bersih.

Sambungan rumah dengan kapasitas minimum 60 liter/orang/hari.

Sambungan halaman dengan kapasitas minimum 60 liter/orang/hari.

Sambungan kran umum dengan kapasitas umum 30 liter/orang/hari.

b) Syarat-syarat sambungan rumah :

Harus tersedia plambing dalam rumah.

Ukuran minimum pipa dinas 18 mm.

Harus dipasang meter air dengan ukuran 12,5 mm.

Untuk pipa yang tertanam dalam tanah dapat dipakai pipa PVC.

Untuk pipa yang dipasang di atas tanah tanpa perlindungan dapat dipakai GIP.

Meter air harus dipasang tertutup dan diamankan terhadap pengrusakan.

c) Syarat-syarat sambungan halaman :

Tidak harus tersedia sistem plambing dalam rumah.

17

Page 18: Prasarana Air Bersih

Ukuran minimum pipa dinas adalah 12,5 mm.

Harus dipasang meter air dengan ukuran 12,5 mm.

Untuk pipa yang tertanam dalam tanah dapat dipakai pipa PVC.

Untuk pipa yang berada di atas tanah dapat digunakan pipa GIP.

Meter air harus dipasang tertutup dan diamankan tehadap pengrusakan.

d) Syarat-syarat kran umum

Kriteria dasar perencanaan

o Jumlah pemakai 200 jiwa satu kran umum.

o Radius pelayanan maksimum 100 meter.

Konstruksi kran umum, satu buah kran

o Ukuran diameter pipa pembawa ¼’’-3/2‘’.(‘’ dibaca inchi).

o Bahan pipa dari PVC dan GIP.

o Meter air dipasang tertutup dan diamankan dari pengrusakan.

o Type kran umum dengan pilar dari beton, pasangan batu bata atau bahan lain.

Konstuksi keran air dari 2 hingga 6 kran.

o Diameter kran adalah ½ ‘’-3/4’’ , dengan bahan pipa PVC dan GIP.

o Tinggi jatuh air 50-60 cm.

o Saluran pembuangan dapat dialirkan ke saluran pembuangan jalan atau bidang

peresapan yang berukuran 80x80x100 cm.

2.6.2 Luas Daerah Pelayanan

Luas daerah pelayanan didapat dengan melakukan pengukuran potensi energi potensial

dan trase jaringan air menggunakan alat Theodolit dan GPS untuk mengetahui dan

mendapatkan beda tinggi gravitasi permukaan air (h), dan ditentukan sebagai berikut

(Wongsocitro, 1999):

h A-B = BT (B) – BT(A)

Dimana:

h A-B = beda tinggi antara titik A dan B (m)

BT (A) = bacaan benang tengah di titik A

BT(B) = bacaan benang tengah di titik B

Pengukuran dilakukan dengan metode poligon terbuka, sehingga beda tinggi (h)

dihitung berdasarkan pengukuran pulang pergi sebagai berikut:

h =( ha-b + hb-a ) /2

2.6.3 Sistim Distribusi

18

Page 19: Prasarana Air Bersih

Sistim distribusi air pada umumnya dibagi mejadi 3 (tiga) yaitu :

1. Metode sistim gravitasi

Sistim ini sangat memungkinkan untuk area pelayanan yang memiliki lokasi sumber

suplai air di atas area pelayanan, sedemikian rupa sehingga dapat dikondisikan tekanan

yang cukup memadai di dalam jaringan pipa.

Gambar 1 IPAS dengan sistem gravitasi

2. Metode kombinasi sistim gravitasi – pompa

Dalam metode ini, kelebihan air yang dipompakan selama periode konsumsi air rendah

ditampung dalam tangki atau reservoir. Pada saat konsumsi air tinggi, air yang tertampung

dialirkan untuk menambah air yang didistribusikan.

3. Metode sistim pompa

Untuk sistim ini pompa mendesak air langsung ke dalam pipa distribusi. Bila kegagalan

oleh energi pengaliran akan sangat berarti dalam menambah gangguan distribusi air, maka

metode ini layak untuk digunakan dengan biaya mahal.

19

Page 20: Prasarana Air Bersih

Gambar 3 sistem suplai air

2.7 Pipa dan Sarana Penunjang

Pipa yang diperlukan untuk mengalirkan air baku dari mata air ke bak penampungan,

maupun dari penampungan ke konsumen memiliki bentuk penampang bulat. Pipa yang

digunakan dapat dibuat dari berbagai macam bahan, antara lain sebagai berikut (Sri Sudarti,

2003) :

1. Besi tuang (cast iron)

20

Page 21: Prasarana Air Bersih

Jenis pipa ini termasuk yang paling lama digunakan, biasanya akan tercelup dalam larutan anti

karat untuk perlindungan pipa itu sendiri dari proses perkaratan. Panjang pipa ini antara 4-6

meter, dan dapat mencapai umur 100 tahun. Keuntungan penggunaan pipa ini adalah:

a. Harga pipa cukup murah dan banyak tersedia di pasaran

b. Mudah dalam proses penyambungan

c. Tahan terhadap daya korosi

Kerugian dari penggunaan jenis pipa ini adalah:

a. Konstruksi pipa keras mudah pecah

b. Pipa berat sehingga berpengaruh terhadap daya pengangkutan ke lokasi

2. Besi galvanis (galvanized iron pipe)

Pipa jenis ini bahannya terbuat dari pipa besi yang dilapisi seng. Umurnya relative pendek

antara 7-10 tahun, pipa ini dipakai secara luas untuk jaringan pelayanan yang kecil di dalam

suatu distribusi.

Keuntungan penggunan pipa ini adalah:

a. Harga terjangkau dan banyak terdapat di pasaran.

b. Ringan sehingga mudah diangkut ke lokasi pekerjaan.

c. Mudah dalam proses penyambungan

Kerugian dari penggunaan pipa ini adalah mudah terjadi krosi atau perkaratan.

Gambar 4 Ragam Jenis Pipa

3. Pipa plastik (PVC)

21

Page 22: Prasarana Air Bersih

Pipa PVC (Poly Vinyl Chloride) sekarang ini banyak digunakan dalam proyek-proyek

jaringan distribusi air bersih. Panjang pipa 4-6 meter dengan berbagai ukuran.

Keuntungan penggunaan pipa ini adalah:

a. Umur pipa dapat mencapai 75 tahun

b. Banyak tersedia di pasaran dan harga cukup murah

c. Sangat ringan da mudah dalam proses pemasangannya

d. Bahan terbuat dari plastic, sehingga PVC sangat tahan terhadap karat.

e. Mudah dalam pengangkutan ke lokasi pemasangan

Satu kelemahan dari jeni pipa PVC adalah kefisien muai yang cukup besar

sehingga tidak tahan terhadap suhu yang terlalu tinggi.

4. Pipa baja (steel pipe)

Pipa ini terbuat dari baja lunak dan mempunyai banyak ragam serta ukuran.

Keuntungan penggunaan pipa ini adalah:

a. Tersedia dalam berbagai ukuran

b. Umur pipa bisa sampai 40 tahun

Kerugiannya adalah:

a. Berat sehingga berpengaruh terhadap biaya pengangkutan

b. Tidak tahan perkaratan

c. Untuk ukuran yang besar sistim penyambungan agak sulit.

Selain jenis-jenis pipa telah disebutkan terdapat juga beberapa sarana

penunjang yang sering dipergunakan dalam suat jaringan perpipaan antara lain:

1. Sambungan pipa

Untuk menggabungkan dua buah pipa atau lebih diperlukan sambungan pipa, baik

sambungan antara pipa yang berdiameter sama maupun yang tidak sama. Jenis

sambungan pipa antara lain:

a. Mangkok (bell) dan lurus

b. Sambungan mekanik

c. Sambungan dorong (push and joint)

d. Sambungan pinggiran roda (flange)

Sambungan pipa dipakai dengan menyesuaikan kebutuhan di lapangan.

2. Pompa

Pompa merupakan alat untuk menaikkan tekanan atau energi potensial air. Pompa

dapat menambah tekanan pada aliran sehingga nair dapat mengalir sesuai dengan

22

Page 23: Prasarana Air Bersih

yang diharapkan. Pompa mengalirkan air ke satu arah dengan menaikkan tinggi

tekanan di daerah rendah menuju yang lebih tinggi.

2.8 Perencanaan Sistem Jaringan Distribusi Air Pedesaan

Sistim jaringan pipa biasa digunakan pada bidang teknik sipil khususnya untuk distribusi

air bersih. Sistim perpipaan berfungsi untuk mengalirkan zat cair atau fluida dari satu tempat ke

tempat lain. Timbulnya aliran dapat diakibatkan karena adanya perbedaan elevasi atau karena

pompa.

a. Sistem jaringan pipa air bersih

Perancangan sistem jaringan pemipaan harus dirancang dengan teliti agar sistem dapat bekerja

secara optimal dan efisien. Jaringan pipa harus memenuhi persamaan kontinuitas dan tenaga

yaitu (Triatmodjo,1993):

1. Aliran air di dalam pipa harus memenuhi hukum gesekan pipa aliran

tunggal,

2. Aliran masuk sama denga aliran keluar,

3. Jumlah aljabar tenaga dalam suatu jaringan tertutup sama dengan nol.

b. Persamaan energi

Tinggi energi pada sistem hidraulika diwakili dengan tiga bagian, yaitu tekanan, elevasi, dan

kecepatan. Keseimbangan energi antara dua titik dalam sistem diterangkan dalam persamaan

Bernaulli (Triatmodjo, 1996) :

Z1+p1

γ+

a . v12

2 g=Z1+

p2

γ+

a . v22

2 g+hf

dimana:

Z = energi potensial

= energi tekanan hidrostatik

a . v2 g

= energi kecepatan

h f = kehilangan energi

c. Kehilangan energi pada pipa

Fluida dalam pipa akan megalami tegangan geser dan gradien kecepatan pada seluruh medan

karena adanya kekentalan. Tegangan geser tersebut menyebabkan kehilangan energi utama

23

Page 24: Prasarana Air Bersih

(Triatmodjo, 1993). Faktor lain yang berperan dalam kehilangan energi aliran adalah adanya

belokan, penyempitan maupun pembesaran penampang secara mendadak pada pipa katup dan

sambungan sehingga menimbulkan turbulensi. Faktor ini disebut kehilangan energi minor

(Triatmodjo, 1993).

1. Kehilangan energi utama

Kehilangan energi utama pada pipa bertekanan digunakan rumus Darcy- Weisbach.

Persamaan ini dapat dipakai untuk berbagai jenis aliran dan cairan yang tidak

termampatkan. Besarnya kehilangan energi selama melalui pipa lingkaran menurut

Darcy-Weisbach adalah:

h f =fL v2

D 2 g

dimana :

hf = kehilangan energi atau tekanan (m),

L = panjang pipa (m),

D = diameter pipa (m),

G = percepatan gravitasi (m/detik2),

V = kecepatan aliran (m/detik)

F = koefisien gesek PVC (0,00015 mm)

2. Kehilangan energi minor

Kehilangan energi minor disebabkan adanya belokan, sambungan, perubahan

penampang, dan penggunaan katup. Walaupun disebut minor, kehilangan ditempat

tersebut mungkin saja lebih besar dibandingkan dengan kehilangan energi utama

akibat gesekan dengan pipa. Dengan demikian kehilangan energi harus

diperhitungkan. Persamaan matematis dari kehilangan energi minor adalah;

h f =k .Q2

2 A2 g atau h f =k

V 2

2 g

dimana:

hf = kehilangan energi atau tekanan (m),

v = kecepatan (m/d),

A = luas penampang pipa (m2),

G = percepatan gravitasi (m/d2),

Q = debit pipa (m3/d),

K = koefisien kehilangan energi minor.

24

Page 25: Prasarana Air Bersih

Koefisien k tergantung pada bentuk fisik belokan, penyempitan, katup, dan

sambungannya. Namun, nilai k masih berupa nilai pendekatan, karena sangat

dipengaruhi oleh bahan, kehalusan membuat sambungan, serta umur sambungan itu

sendiri (Triatmodjo, 1993).

2.9 Pengolahan Air Minum

2.9.1 Pengertian dan Prinsip Pengolahan Air

Pengolahan air minum merupakan upaya untuk mendapatkan air yang bersih dan

sehat sesuai standar mutu air untuk kesehatan. Proses pengolahan air minum merupakan

proses perubahan sifat, fisik, kimia, dan biologi air baku agar memenuhi syarat agar

digunakan sebagai air minum. Tujuan dan kegiatan pengolahan air minum antara lain :

a. menurunkan kekeruhan

b. mengurangi bau, rasa, dan warna

c. menurunkan dan mematikan mikroorganisme

d. melindungi kadar-kadar bahan yang terlarut dalam air

e. menurunkan kesadahan

f. memperbaiki derajat keasaman (pH)

Dengan perkembangan penduduk yang cepat dan teknologi di perkotaan,

pengolahan air khusus dilakukan oleh perusahaan air minum (PAM). Selain mengolah air,

PAM juga mendistribusikannya ke rumah-rumah penduduk. Jika terdapat air yang

kualitasnya kurang baik perlu dilakukan pengolahan dengan teknik sederhana dan tepat

guna sesuai bahan yang ada di lokasi.

Pengolahan air secara biologi untuk mematikan potagen dapat berlangsung

bersama-sama dengan reaksi kimia dan fisika atau secara khusus dengan pemberian

25

Page 26: Prasarana Air Bersih

desinfektan. Cara yang paling sederhana untuk mematikan mikroorganisme yaitu dengan

pemanasan sampai 100o C.

Pengolahan Air Minum dengan Instalasi Saringan Pasir Lambat

Saringan pasir lambat adalah bak saringan yang menggunakan pasir sebagai media

filter dengan ukuran butiran sangat kecil, namun mempunyai kandungan kuarsa yang

tinggi. Proses penyaringan berlangsung secara gravitasi, sangat lambat, dan simultan pada

seluruh permukaan media. Proses penyaringan merupakan kombinasi antara proses fisis

(filtrasi, sedimentasi dan adsorpsi), proses biokimia dan proses biologis. Saringan pasir

lambat lebih cocok mengolah air baku, yang mempunyai kekeruhan sedang sampai rendah,

dan konsentrasi oksigen terlarut (dissolved oxygen) sedang sampai tinggi. Kandungan

oksigen terlarut tersebut dimaksudkan untuk memperoleh proses biokimia dan biologis

yang optimal. Apabila air baku mempunyai kandungan kekeruhan tinggi dan konsentrasi

oksigen terlarut rendah, maka sistem saringan pasir lambat membutuhkan pengolahan

pendahuluan, yang direncanakan terpisah dari standar ini.

Bagi pasir media yang baru pertama kali dipasang dalam bak saringan memerlukan

masa operasi penyaringan awal, secara normal dan terus menerus selama waktu kurang

lebih tiga bulan. Tujuan operasi awal adalah untuk mematangkan media pasir penyaring

dan membentuk lapisan kulit saringan (schmutsdecke), yang kelak akan berfungsi sebagai

tempat berlangsungnya proses biokimia dan proses biologis. Selama proses pematangan,

kualitas filtrat atau air hasil olahan dari saringan pasir lambat, biasanya belum memenuhi

persyaratan air minum. Ukuran media pasir saringan yang sangat kecil akan membentuk

ukuran pori-pori antara butiran media juga sangat kecil. Meskipun ukuran pori-porinya

sangat kecil, ternyata masih belum mampu menahan partikel koloid dan bakteri yang ada

dalam air baku. Akan tetapi dengan aliran yang berkelok-kelok melalui pori-pori saringan

dan juga lapisan kulit saringan, maka gradien kecepatan yang terjadi memberikan

kesempatan pada partikel halus, untuk saling berkontak satu sama lain, dan membentuk

gugusan yang lebih besar, yang dapat menahan partikel sampai pada kedalaman tertentu,

dan menghasilkan filtrat yang memenuhi persyaratan kualitas air minum.

Sejalan dengan proses penyaringan, bahan pencemar dalam air baku akan

bertumpuk dan menebal di atas permukaan media pasir. Setelah melampaui perioda waktu

tertentu, tumpukan tersebut menyebabkan media pasir tidak dapat merembeskan air sebagai

mana mestinya, dan bahkan menyebabkan debit efluen menjadi sangat kecil, dan air yang

26

Page 27: Prasarana Air Bersih

ada di dalam bak saringan mengalir melalui saluran pelimpah. Kondisi ini mengindikasikan

bahwa media pasir penyaring sudah mampat (clogging). Untuk memulihkan saringan yang

mampat, pengelola harus segera mengangkat dan mencuci media pasir menggunakan alat

pencuci pasir. Saringan pasir lambat akan beroperasi secara normal kembali, kurang lebih

dua hari setelah melakukan pengangkatan atau pencucian media pasir. Petunjuk teknis

untuk pemulihan media penyaring dapat dibaca dalam SNI 03-3982-1995, Tata cara

pengoperasian dan perawatan instalasi saringan pasir lambat.

Persyaratan umum

Perencanaan instalasi saringan pasir lambat harus memenuhi persyaratan sebagai

berikut:

a) tersedia air baku yang akan diolah;

b) tersedia pengelola instalasi saringan pasir lambat;

c) tersedia lahan untuk pembangunan/penempatan instalasi;

Persyaratan teknis

Persyaratan teknis memenuhi kriteria sebagai berikut :

a) kecepatan penyaringan 0,1 m/jam sampai dengan 0,4 m/jam.

b) luas permukaan bak dihitung dengan rumus

A=QV

dengan:Q = Debit air baku (m3/jam)

V = Kecepatan penyaringan (m/jam)

A = Luas permukaan bak (m2 )

c) luas permukaan bak (A) = P x L.

d) panjang bak (P) : lebar bak (L) = ( 1 sampai dengan 2 ) : 1

e) jumlah bak minimal 2 buah

f) kedalaman bak, seperti pada Tabel 1.

Tabel 6 Kedalaman saringan pasir lambat

No. Kedalaman

(D)

Ukuran

(m)

1. Tinggi bebas (freeboard) 0,20 s.d 0,30

27

Page 28: Prasarana Air Bersih

2. Tinggi air di atas media pasir 1,00 s.d 1,50

3. Tebal pasir penyaring 0,60 s.d 1,00

4. Tebal kerikil penahan 0,15 s.d 0,30

5. Saluran pengumpul bawah 0,10 s.d 0,20

J u m l a h 2,05 s.d 3,30

g) Media penyaring dengan kriteria sebagai berikut :

1) jenis pasir yang mengandung kadar SiO2 lebih dari 90 %;

2) diameter efektif (effective size - ES) butiran 0,2 mm sampai dengan 0,4 mm;

3) koefisien keseragaman (uniformity coefficient - UC) butiran 2 sampai dengan 3;

4) cara menentukan ES dan UC sebagai berikut:

(a) ES = P10

(b) UC=P 60P 10

dengan: ES = Diameter efektif butiran pasir.

UC = Koefisien keseragaman butiran pasir.

60 P = butiran pasir efektif terkecil.

10 P = butiran pasir efektif terbesar

5) berat jenis 2,55 gr/cm3 sampai dengan 2,65 gr/cm3 ;

6) kelarutan pasir dalam air selama 24 jam kurang dari 3,0 % beratnya;

7) kelarutan pasir dalam HCl selama 4 jam kurang dari 3,5 % beratnya

h) media penahan

Jenis kerikil tersusun dengan lapisan teratas butiran kecil dan berurutan ke butiran

kasar pada lapisan paling bawah; gradasi butir media kerikil dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 7 Gradasi butir media kerikil

i) Air baku dengan ketentuan sebagai berikut :

1) kekeruhan ≤ 50 mg/Liter SiO2

2) oksigen terlarut ≥ 6 mg/Liter,

3) total koliform ≤ 500 MPN per 100 mL.

28

Page 29: Prasarana Air Bersih

j) Perlengkapan bak saringan

1) Saluran masukan (Inlet) ditentukan sebagai berikut :

(a) saluran tertutup atau terbuka dapat dilihat pada Gambar B.1.2 Lampiran B;

(b) dilengkapi dengan bak pembagi atau penenang air baku;

(c) dilengkapi dengan katup (check valve) untuk saluran tertutup dan pintu air

ditambah sekat ukur untuk saluran terbuka;

(d) dilengkapi dengan penahan cucuran air baku di atas pasir penyaring supaya tidak

merusak permukaan pasir.

2) Saluran keluaran (Outlet) ditentukan sebagai berikut :

(a) saluran tertutup dapat dilihat pada Gambar B.2.(A) dan Gambar B.2.(B) pada

Lampiran B;

(b) dilengkapi dengan katup pengatur debit efluen;

(c) dilengkapi dengan alat ukur debit;

(d) dilengkapi dengan sistem perpipaan yang dapat mengalirkan air olahan;

(e) dilengkapi dengan bak penampung air olahan dengan muka air di atas

permukaan media penyaring 50 mm sampai dengan100 mm;

3) Saluran pengumpul bawah (Underdrain) ditentukan sebagai berikut:

(a) saluran-saluran memanjang dengan tutup berlubang atau pipa dilengkapi nozzle;

dapat dilihat pada Gambar B.3. (A) Lampiran B, dengan ketentuan sebagai

berikut:

(1) lebar saluran dari as ke as 25 cm sampai dengan 30 cm;

(2) dalam saluran 10 cm sampai dengan 20 cm;

(3) jumlah saluran sebanyak 5 lajur ke arah panjang bak saringan.

(4) pada bagian atas saluran diberi tutup batu belah, pelat beton atau tegel. Lebar

pelat beton 25 cm sampai 30 cm; panjang 25 cm sampai 30 cm; tebal pelat 5

cm sampai 10 cm; Jarak antara penutup 1 cm sampai dengan 2 cm, dan atau

lebih kecil dari ukuran butir kerikil penahan yang paling besar;

(5) kemiringan saluran pengumpul ke arah outlet1% sampai dengan 2%;

(6) lantai saluran pengumpul bawah harus datar atau rata.

(b) susunan bata cetak, slab beton pracetak, lantai beton berlubang, balok beton

pracetak berlubang dan sebagainya; dapat dilihat pada Gambar B.3. (B)

Lampiran B, dengan ketentuan sebagai berikut:

(1) lebar saluran dari as ke asa 40 cm sampai dengan 50 cm;

(2) dalam saluran 10 cm sampai dengan 20 cm;

29

Page 30: Prasarana Air Bersih

(3) tebal dinding saluran 10 cm;

(4) jumlah saluran sebanyak 5 lajur kearah panjang bak saringan;

(5) pada bagian atas saluran diberi tutup pelat beton. Lebar pelat beton 40 cm

sampai 50 cm; panjang 40 cm sampai 50 cm; tebal pelat 10 cm sampai 20

cm; serta jarak antara pelat penutup saluran 1 cm;

(6) kemiringan saluran pengumpul kearah outlet 1% sampai dengan 2%;

(7) lantai saluran pengumpul bawah harus datar atau rata;

(c) jaringan pipa manifold (pipa utama), dan pipa lateral (cabang) yang diberi

lubang (orifice) pada bagian bawahnya; dapat dilihat pada Gambar B.3. (C)

Lampiran B dengan ketentuan sebagai berikut:

(1) diameter pipa manifold 20 cm sampai dengan 30 cm;

(2) diameter pipa lateral 7,5 cm sampai dengan 10 cm. Jarak antar pipa lateral 20

cm sampai dengan 25 cm. Pipa lateral dipasang sisi kiri dan sisi kanan pipa

manifold;

(3) diameter lubang pada pila lateral (orifice) 0,6 cm sampai dengan 1,2 cm;

lubang dibuat pada seluruh badan pipa lateral.

(4) jarak antar orifice 5 cm sampai dengan 10 cm;

(5) kemiringan pipa manifold kearah outlet 1% sampai dengan 2%;

4) Pelimpah ditentukan sebagai berikut :

(1) berbentuk saluran terbuka atau tertutup;

(2) dipasang pada inlet saringan;

(3) permukaan ambang pelimpah tepat pada permukaan air maksimum saringan

yang bersangkutan;

(4) air pelimpah dapat dialirkan ke dalam tangki khusus, untuk dimanfaatkan ulang

ke dalam bak pembagi atau dibuang langsung ke badan air penerima.

5) Penguras ditentukan sebagai berikut :

(1) tampungan air dengan ketentuan:

· dipasang tepat di bawah terjunan inlet, dan di tengah-tengah kedua sisi

memanjang saringan;

· ambang tampungan kurang lebih 30 cm di bawah permukaan pasir penyaring

maksimum;

· penampang atas tampungan diberi tutup;

· dihubungkan dengan pipa penguras dan dilengkapi dengan katup.

30

Page 31: Prasarana Air Bersih

(2) air kurasan dapat dialirkan ke dalam tangki khusus atau dibuang ke badan air

Penerima

k) Pencucian pasir sebagai berikut :

1) Alat pencucian tipe hidrolik dapat dilihat pada Gambar B.4.1 Lampiran B:

(a) luas penampang atas 1 m2 dapat mencuci pasir sekitar 8 m3/jam,

(b) tersedia bak/tangki untuk mencampurkan pasir dengan air pencuci,

(c) tersedia pompa dengan ejektor untuk mengalirkan campuran air dan pasir ke atas

tangki pencuci,

(d) kecepatan air berpasir ≥ 1,5 m/detik.

2) Alat pencucian tipe manual dapat dilihat pada Gambar B.4.3 Lampiran B:

(a) untuk debit saringan ≤ 3 Liter/detik;

(b) kapasitas pencuci = kapasitas pasir per saringan yang akan dicuci;

(c) tersedia pompa untuk penyemprotan air pencuci;

(d) bak dilengkapi dengan katup.

Cara pengerjaan Air baku

Lakukan penyeleksian air baku sebagai berikut :

a) carilah data potensi air baku setempat;

b) tentukan debit air baku maksimum, rata-rata dan minimum;

c) catatlah data muka air baku maksimum dan minimum;

d) kumpulkan data dan informasi mengenai hak guna air baku;

e) periksa kualitas air baku.

Penentuan ukuran

o Ukuran dan jumlah bak

Lakukan pekerjaan berikut :

a) tentukan kecepatan penyaring;

b) hitunglah besar debit pengolahan;

c) hitung luas permukaan bak;

d) tentukan jumlah bak dengan minimal 2 bak;

e) tentukan kedalaman bak seperti pada Tabel 3.

o Perlengkapan bak saringan

a) tentukan saluran masukan (inlet), saluran keluaran (outlet), saluran pengumpul

bawah (underdrain), pelimpah, penguras dan tinggi bebas (freeboard);

b) tentukan tipe pencucian pasir penyaring.

Media penyaring dan penahan

31

Page 32: Prasarana Air Bersih

o Media penyaring

Lakukan pekerjaan sebagai berikut :

a) identifikasi potensi pasir lokal;

b) periksa kualitas pasir;

c) tentukan gradasi pasir dengan analisis ayakan.

o Media penahan

Lakukan pekerjaan berikut :

a) identifikasi potensi kerikil

b) tentukan kualitas kerikil;

c) tentukan gradasi kerikil dengan analisis ayakan.

Lahan Instalasi

Lakuan pekerjaan berikut :

a) tentukan kebutuhan lahan untuk menempatkan instalasi, kantor, rumah jaga dan

lain-lain;

b) carilah data topografi, geologi berdasarkan ketentuan yang berlaku.

Pembiayaan

Lakukan pekerjaan berikut :

a) carilah daftar harga bahan lokal;

b) hitunglah volume pekerjaan berdasarkan ketentuan yang berlaku;

c) hitunglah biaya pembangunan saringan pasir lambat.

Gambar instalasi saringan pasir lambat

Gambar 5 Denah instalasi saringan pasir lambat

32

Page 33: Prasarana Air Bersih

Gambar 6 Potongan - A instalasi saringan pasir lambat

Gambar 7 Potongan - B instalasi saringan pasir lambat

Keterangan:

1. Saluran masukan (inlet).

2. Penguras.

3. Pelimpah

4. Katup keluran (outlet).

5. Katup keluran (outlet).

6. Katup pengatur untuk pengisian bak dari bawah.

7. Pintu untuk memeriksa debit pada alat ukur efluen.

8. Pipa filtrate ke reservoar.

9. Alat ukur debit filtrate

10. Saluran pengumpul bawah (underdrain)

Sistem outlet saringan pasir lambat

33

Page 34: Prasarana Air Bersih

Gambar 8 (A). Sistem outlet saringan pasir lambat tidak

menggunakan Venturi Meter

Gambar 9 (B). Sistem outlet saringan pasir lambat menggunakan Venturi Meter

Gambar 10 (A). Saluran pengumpul bawah.Tipe saluran memanjang dengan tutup berlubang.

Gambar 11 (B). Saluran pengumpul bawah.Tipe susunan batu cetak / slab beton.

34

Page 35: Prasarana Air Bersih

Gambar 12 (C). Saluran pengumpul bawah. Tipe perapipaan manifold dan lateral.

Gambar denah dan potongan alat pencuci pasir

Gambar 13 Denah alat pencuci pasir penyraingTipe Hidrolik

Gambar 14 Potongan – A, Alat pencuci pasir penyaring Tipe Hidrolik

35

Page 36: Prasarana Air Bersih

Gambar 15 Denah alat pencuci pasir penyaring Tipe Manual

Gambar 16 Potongan – B, alat pencuci pasir penyaring Tipe Manual

Contoh perhitungan luas permukaan bak (A)

Luas permukaan bak (A) dihitung menggunakan rumus sebagai berikut :

Q

36

Page 37: Prasarana Air Bersih

A = -------------------------------------------------------------------------------------- (1)

v

Misalkan :

Q = 5 Liter/detik = 5 x 10-3 m3/detik.

v = 0,2 m/jam = 0,2 / 3600 m/detik.

Maka :

5 x 10-3 m3/detik.

A = ---------------------------- = 90 m2

0,2 / 3600 m/detik.

Contoh perhitungan ukuran panjang (P) dan lebar (L) bak

Panjang (P) dan lebar (L) dihitung menggunakan persamaan sebagai berikut :

A = P x L .................................................................................................... (2)

P : L = ( 1 s.d 2 ) : 1 ............................................................................ (3)

Ditentukan: P : L = 2 : 1

P = 2L

A = 2L2

L = √ ½ A = √ ½ (90 m2 ) = 6,7 m, ditetapkan L = 7 m.

P = 2L = 2 x 6,7 m = 13,4 m, ditetapkan P = 14 m.

Contoh perhitungan luas permukaan bak untuk debit = (1 s.d 5) Liter/detik

Hasil perhitungan luas permukaan bak (A) dapat dilihat pada Tabel 3 berikut :

Tabel 7 Contoh perhitungan luas permukaan bak untuk debit : (1 s.d 5 ) l/dt.

Contoh perhitungan kedalaman bak (D)

37

Page 38: Prasarana Air Bersih

Kedalaman bak (D) dapat dihitung berdasarkan persyaratan pada Tabel 1, dengan

mempertimbangkan kesesuaian antara kedalaman bak dengan kondisi lahan yang

tersedia. Hasil perhitungan dapat dibaca pada Tabel 4 berikut.

Tabel 8 Contoh kedalaman bak (D) saringan pasir lambat

Contoh penentuan diameter efektif dan koefisien keseragaman pasir penyaring

ES dan UC dihitung dengan persamaan sebagai berikut :

ES = P10 ...................................................................................... (4)

P60

UC = ---- ...................................................................................... (5)

P10

dimana : ES = diameter efektif butiran

UC = koefisien keseragaman butiran

Besaran untuk P10 dan P60 dapat diambil berdasarkan gambar grafik dari hasil analisis

ayakan. Sebagai contoh dapat dibaca pada grafik Gambar B.5 Lampiran B. Dari

gambar tersebut dapat diketahui bahwa :

· P10 = ES = 0,27 mm (antara 0,2 mm s.d 0,4 mm)

· P60 = 0,62 mm

· UC = 0,62 : 0,27 = 2,3 (antara 2 s.d 3)

Jadi gradasi pasir (ES dan UC) memenuhi syarat untuk media penyaring pasir

lambat

Contoh penentuan kualitas pasir penyaring

Penentuan kadar SiO2 dan kelarutan pasir dalam air maupun HCl, serta berat jenis pasir

ditetapkan melalui analisis kualitas air. Contoh hasil analisis kaulitas pasir sebagai

berikut :

· Kadar SiO2 = 92 % > 90 %

38

Page 39: Prasarana Air Bersih

· Kelarutan pasir dalam air selama 24 jam = 0,58 % < 3 %

· Kelarutan pasir dalam HCl selama 24 jam = 2,71 % < 3,5%

· Berat jenis pasir = 2,60 gr/cm3 (antara 2,55 gr/cm3 s.d 2,65 gr/cm3 )

Jadi kualitas pasir memenuhi syarat untuk media penyaring pasir lambat

Contoh penentuan gradasi krikil penahan

Gradasi media kerikil ditetapkan dengan lapisan paling atas dengan butiran kecil dan

berurutan ke lapisan bawah dengan butiran besar. Contoh gradasi media kerikil yang

sudah ditetapkan dapat diperiksa pada Tabel 5 berikut :

Tabel 9 Contoh penentuan gradasi media kerikil

Penyaringan untuk Menjernihkan Air dengan Bahan – bahan Alami

Bahan

1. 10 (sepuluh) kg arang

2. 10 (sepuluh) kg ijuk

3. pasir beton halus

4. batu kerikil

5. 2 (dua) buah kran 1 inci

6. batu dengan garis tengah 2-3 cm

Peralatan

1. satu buah bak penampungan

2. satu buah drum bekas

Pembuatan

1. Sediakan sebuah bak atau kolam dengan kedalaman 1 meter sebagai bak

penampungan.

39

Page 40: Prasarana Air Bersih

2. Buat bak penyaringan dari drum bekas. Beri kran pada ketinggian 5 cm dari dasar

bak. Isi dengan ijuk, pasir, ijuk tebal, pasir halus, arang tempurung kelapa, baru

kerikil, dan batu-batu dengan garis tengah 2-3 cm (lihat Gambar).

Penggunaan

1. Air sungai atau telaga dialirkan ke dalam bak penampungan, yang sebelumnya

pada pintu masuk air diberi kawat kasa untuk menyaring kotoran.

2. Setelah bak pengendapan penuh air, lubang untuk mengalirkan air dibuka ke bak

penyaringan air.

3. Kemudian kran yang terletak di bawah bak dibuka, selanjutnya beberapa menit

kemudian air akan ke luar. Mula-mula air agak keruh, tetapi setelah beberapa

waktu berselang air akan jernih. Agar air yang keluar tetap jernih, kran harus

dibuka dengan aliran yang kecil.

Pemeliharaan

1. Ijuk dicuci bersih kemudian dipanaskan di matahari sampai kering

2. Pasir halus dicuci dengan air bersih di dalam ember, diaduk sehingga kotoran

dapat dikeluarkan, kemudian dijemur sampai kering.

3. Batu kerikil diperoleh dari sisa ayakan pasir halus, kemudian dicuci bersih dan

dijemur sampai kering.

4. Batu yang dibersihkan sampai bersih betul dari kotoran atau tanah yang melekat,

kemudian dijemur.

Keuntungan

1. Air keruh yang digunakan bisa berasal dari mana saja misalnya : sungai, rawa,

telaga, sawah dan sumur.

2. Cara ini berguna untuk desa yang jauh dari kota dan tempatnya terpencil.

Kerugian

1. Air tidak bisa dialirkan secara teratur, karena air dalam jumlah tertentu harus

diendapkan dulu dan disaring melalui bak penyaringan.

2. Bahan penyaring harus sering diganti.

3. Air harus dimasak lebih dahulu sebelum diminum

Prinsip Dasar Pengolahan Air Minum Di Pedesaan.

a. Bersifat tepat guna dan sesuai dengan kondisi, lingkungan fisik maupun sosial budaya

masyarakat setempat.

40

Page 41: Prasarana Air Bersih

b. Pengoperasiannya mudah dan sederhana.

c. Bahan-bahan yang digunakan berharga murah.

d. Bahan yang digunakan tersedia di lokasi dan mudah diperoleh.

e. Efektif, memiliki daya pembersih yang besar untuk memurnikan air.

Pengolahan Air Secara Fisika

Pengolahan air secara fisika yang mudah dilakukan di pedesaan adalah penyaringan

(filtrasi), pengendapan (sedimentasi), dan absorpsi.

1. Penyaringan (filtrasi)

Penyaringan merupakan proses pemisahan antara padatan / koloid dengan cairan. Proses

penyaringan bisa merupakan proses awal (primary treatment) atau penyaringan atau

proses sebelumya, misalnya penyaringan dan hasil koagulasi.

2. Sedimentasi (pengendapan)

Sedimentasi merupakan proses bahan padat dari air olahan. Proses sedimentasi dapat

terjadi bila air limbah mempunyai berat jenis lebih besar daripada air sehingga mudah

tenggelam.

Proses pengendapan ada yang bisa terjadi langsung, tetapi ada pula yang memerlukan

proses pendahuluan seperti koagulasi / reaksi kimia. Prinsip sedimentasi adalah

pemisahan bagian padat dengan memanfaatkan gaya garavitasi sehingga bagian yang

padat berada di dasar kolam pengendapan sedangakan air murni di atas.

3. Absorpsi dan adsorpsi

Absorpsi merupakan proses penyerapan bahan-bahan tertentu. Dengan penyerapan air

tersebut air menjadi jernih karena zat-zat didalamnya diikat oleh absorben.

41

Page 42: Prasarana Air Bersih

Absorpsi umumnya menggunakan bahan absorben dari karbon aktif. Pemakaiannya

dengan cara membubuhkan karbon aktif bubuk ke dalam air olahan atau dengan cara

menyalurkan air melalui saringan yang medianya terbuat dari karbon aktif kasar.

Adsorpsi merupakan penangkapana atau pengikatan ion-ion bebas di dalam air oleh

adsorben. Adsorben yang umum digunakan adalah karbon aktif karena absorpsi oleh

karbon aktif untuk mengolah air olahan yang mengadung venol dan bahan yang

memiliki berat molekul tinggi.

Aplikasi absorpsi yaitu dengan cara mencampurkan absorben dengan serbuk karbon

aktif atau dengan cara menjadikan karbon aktif sengai media filtrasi (filtration bed).

4. Elektrodialisis

Elektridialisis merupakan proses pemisahan ion-ion yang larut di dalam air limbah

dengan memberikan 2 kutub listrik yang berlawanan dari arus searah (direct current,

DC). Ion positif akan bergerak ke kutub negatif (katoda) sedangkan ion negatif akan

bergerak ke kutub positif (anoda).

Pada kutub positif (anoda), ion negatif akan melepaskan elektronnya sehingga menjadi

molekul yang berbentuk gas ataupun padat dan tidak larut di dalam air. Hal ini

memungkinkan terjadinya pengendapan.

Pengolahan Air Secara Kimia

1. Koagulasi

Koagulasi merupakan proses pengumpulan melalui reaksi kimia. Reaksi ini dapat

berjalan dengan membubuhkan zat pereaksi (koagulan) sesuai dengan zat yang terlarut.

Kolagulan yang banyak digunakan adalah kapur, tawas, atau kaporit. Pertimbangannya

karena garam-garam Ca, Fe, dan Al bersifat tidak larut dalam air sehingga mampu

mengendap bila bertemu dengan sisa-sisa baja.

2. Aerasi

42

Page 43: Prasarana Air Bersih

Merupakan suatu sistem oksigenasi melalui penangkapan O2 dari udara pada air olahan

yang akan diproses. Pemasukan oksigen ini bertujuan agar O2 di udara dapat bereaksi

dengan kation yang ada di dalam air olahan. Reaksi kation dan oksigen menghasilkan

oksidasi logam yang sukar larut dalam air sehingga dapat mengendap. Proses aerasi harus

diikuti oleh proses filtrasi / pengendapan.

Pengolahan Air Secara Mikrobiologi

Upaya memperbaiki mikrobiologi air minum yang paling konvensional adalah dengan cara

mematikan mikroorganismenya. Proses ini bisa dilakukan sekaligus dengan proses

koagulasi ataupun melalui praktek sederhana dengan cara mendidihkan air hingga

mencapai suhu 100o C.

Pengolahan Air Untuk Air Minum

A. Pengolahan air gambut

Karakteristik air gambut.

Air gambut merupakan air permukaan dari tanah bergambut dengan ciri mencolok

karena warnanya merah kecoklatan, mengandung zat organik tinggi, rasanya asam, ph 2-

5, dan tingkat kesadahannya rendah.

Kebutuhan air penduduk di daerah gambut tergantung pada air gambut yang memiliki

kualitas kurang baik, karena cukup banyak penduduk yang tergantung pada air gambut

maka pemerintah sangat memperhatikan pengolahan air gambut. Untuk itulah puslitbang

pemukiman dpu mengadakan penelitian pengolahan air gambut sejak tahun 1982. Hal

ini dilakukan dalam rangka penyediaan air bersih untuk meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat.

B. Pengolahan air sungai dengan cadas

Batu cadas merupakan batuan yang lunak, berwarna coklat dan mengandung batu apung

yang bersifat porus. Karena sifat porusnya, batu cadas dapat dimanfaatkan untuk

menyaring air di pedesaan.

43

Page 44: Prasarana Air Bersih

C. Pengolahan air kotor dengan saringan pasir (aerasi dan filtrasi)

Aerasi dan filtrasi dapat mengatasi kekeruhan serta dapat menurunkan kandungan kation

yang larut, terutama kadar besi (fe), mangan (mg), dan alumunium (al). Konstruksinya

terbuat dari 2 buah drum yang bagian dalamnya telah dicat atau dilabur.

D. Pengolahan air dengan bahan kimia (koagulasi dan filtrasi)

Cara koagulasi dan filtrasi ini sangat berguna untuk air yang mengandung bahan kimia,

bau, dan warna, tetapi tidak terlalu pekat. Pada prinsipnya proses ini terdiri dari dua bak,

yaitu bak pertama sebagai tempat reaksi kimia dan bak ke-2 sebagai tempat filtrasi /

penyaringan.

E. Pengolahan air dengan pengendapan bak ganda

Air didiamkan selama sehari semalam hingga diperoleh air bersih. Pengendapan

dilakukan dengan 2 buah bak yang digunakan secara bergantian. Bak pertama diisi air

untuk keperluan hari ini. Hal ini dilakukan sambil mengisi bak kedua untuk keesokan

harinya, begitu seterusnya.

F. Pengolahan air sungai dengan bak pengendapan langsung

Yaitu dengan penyaringan langsung di pinggir sungai kemudian dialirkan ke rumah

penduduk. Cara ini cocok untuk air yang agak jernih tetapi masih ada bahan padatan

sehingga diendapkan.

2.10 Permasalahan Air Bersih

2.10.1 Pencemaran Air Bersih di Makassar

Kota Makassar tampaknya masih belum bebas dari ancaman krisis air bersih,

khususnya di musim kemarau. Malah krisis air mulai mengancam lantaran debit air baku

PDAM Makassar mengalami penurunan yang cukup drastis.

Dirut PDAM Makassar tahun 2005 - Ridwan Syahputra Musagani - pernah

mengungkapkan bahwa problematika PDAM Makassar sangat kompleks. Tak bisa

dipungkiri, Makassar di musim kemarau mengalami krisis air, karena air baku terus

44

Page 45: Prasarana Air Bersih

mengalami penurunan. Tapi hal tersebut disiasati dengan menurunkan mobil-mobil

tangki untuk melayani pelanggan PDAM.

Masalah air bersih di Makassar belum bisa stabil. Terbukti, bukan saja pada musim

kemarau PDAM terkendala air, tapi lebih dari itu. Pada musim hujan pun PDAM

bermasalah. Selain itu, masalah lain dari air bersih Makassar adalah seperti adanya

lumpur karena dampak abrasi. Tapi itu telah menjadi program utama bagi PDAM untuk

melakukan perbaikan.

Dari segi operasional, PDAM Makassar memang masih belum bisa meraih

keuntungan materi. PDAM adalah perusahaan daerah yang lebih menyeimbangkan 'profit

oriented' daripada 'social oriented'. Pelayanan sosial lebih utama, sehingga keuntungan

yang diraih dari neraca keuangan PDAM belum maksimal.

Pada tahun 2008 kemarin, dalam salah satu kolokium untuk menyambut hari air se-

dunia yang diadakan di Hotel Regency, seorang narasumber - Prof Dr Ambo Upe, DEA,

staf pengajar Fakultas MIPA Unhas – mengatakan bahwa pada umumnya air sumur atau

air di tanah dangkal di Makassar telah tercemar oleh limbah. Sumur-sumur penduduk

banyak tercemar oleh deterjen dan febalkoli (tinja, red). Air yang tercemar ini, katanya,

sudah sampai pada tahap yang mengkhawatirkan. Jika dipersentasekan air di tanah

dangkal yang tercemar limbah sudah di atas 50 persen.

Air yang tercemar bila dikonsumsi akan menimbulkan penyakit diare dan

semacamnya. Salah satu buktinya, air sumur pompa yang diambil dalam beberapa menit

warnanya sudah berubah warna menjadi kuning.

Masalah yang perlu dicermati adalah kebiasaan masyarakat yang menjadikan aliran

air baku di Lekopaccing untuk mandi, mencuci, dan buang sampah. Perilaku tersebut

yang menyebabkan air baku PDAM tercemar.

Kebutuhan air bersih masyarakat Makassar sebanyak 2.340 liter per detik. kebutuhan

akan air minum di Sulsel dari tahun 2000 hingga 2010 akan meningkat menjadi 0,300

dikali 10.000.000 meter kubik. Sekitar 25 persen warga Makassar yang tidak bisa

menikmati air bersih dari PDAM. Belum lagi sekitar 45 persen kebocoran air yang harus

dihadapi oleh PDAM.

45

Page 46: Prasarana Air Bersih

2.10.2 Pemecahan Masalah Air Bersih Makassar

Tanggal 25 Februari 2009 kemarin, Wali Kota Makassar Ilham Arief Siradjuddin dan

Direktur Utama (Dirut) PDAM Kota Makassar Ridwan Syahputra Musagani

mengemukakan bahwa selambatnya 10 tahun ke depan, PDAM Kota Makassar harus

sudah punya sumber air baku yang baru. Sumber-sumber air baku yang ada selama ini

diperkirakan tak akan mampu lagi memenuhi kebutuhan air di masa mendatang di tengah

bertambahnya penduduk dan kian pesatnya perkembangan Kota Makassar. Apalagi

masalah kekeruhan yang terjadi di Sungai Jeneberang saat ini diperkirakan tak akan

selesai hingga tujuh tahun ke depan.

Pekan lalu, Kepala Sub-Dinas Bina Manfaat Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air

(PSDA) Provinsi Sulawesi Selatan Soeprapto Budisantoso mengingatkan, penyelesaian

masalah air di hulu Sungai Jeneberang akan memakan waktu sedikitnya tujuh tahun.

Untuk mengantisipasi kebutuhan warga saat ini, serta beberapa tahun ke depan, PDAM

Kota Makassar memang membutuhkan sumber air baru.

Kendati masalah sumber air baku yang baru ini adalah program jangka panjang,

tetapi sejauh ini pihak PDAM sudah mulai mendata beberapa sumber air, antara lain di

Kabupaten Takalar dan sekitarnya.

Sementara ini, untuk mengatasi krisis air yang terjadi akibat kekeruhan di Sungai

Jeneberang, selain pengoperasian tiga buah pompa terapung di Bendungan Bilibili,

PDAM juga akan meningkatkan kapasitas beberapa instalasi pengolahan air (IPA) yang

ada. Seperti IPA Maccini Sombala yang saat ini berkapasitas 200 liter per detik akan

ditingkatkan menjadi 500 liter per detik.

Selain itu, Bendungan Lekopaccing di Maros juga dibenahi untuk menjamin air baku

di IPA Panaikang agar tetap stabil dan tetap berkapasitas 1.000 liter per detik. Pihak

PDAM juga akan melakukan perbaikan jaringan untuk menjaga agar tidak ada air yang

terbuang percuma. Dengan apa yang dilakukan sekarang, untuk tahun 2006 PDAM

menargetkan dapat memenuhi kebutuhan air bersih untuk 90 persen warga Kota

Makassar.

46

Page 47: Prasarana Air Bersih

Hingga kini, dengan lima IPA dan total produksi dalam keadaan normal 2.340 liter

per detik, PDAM Kota Makassar baru bisa memenuhi kebutuhan air bersih untuk 842.654

jiwa dari 1.145.406 jiwa total penduduk Kota Makassar.

Tahun 2008 kemarin dalam salah satu kolokium untuk menyambut hari air se-dunia

yang diadakan di Hotel Regency, seorang narasumber lainnya, Fahruddin, menawarkan

bioteknologi sebagai alternatif pengolahan pencemaran air yang murah dan ramah

lingkungan. Menurunnya, kualitas air disebabkan masuknya bahan kimia berbahaya dan

beracun (B3). Kebanyakan zat kimia tersebut adalah pestisida, deterjen, klorin,

hidrokarbon minyak bumi, logam-logam berat yang datap membahayakan lingkungan

dan kesehatan

2.10.3 Permasalahan Air Bersih Nasional

Kota Makassar masih belum bebas dari ancaman krisis air bersih, khususnya di

musim kemarau. Bahkan krisis air mulai mengancam dikarenakan debit air baku PDAM

Makassar mengalami penurunan yang cukup drastis.

Problematika PDAM Makassar sangat kompleks. Tak bisa dihindari, Makassar di

musim kemarau mengalami krisis air, karena air baku terus mengalami penurunan.

Namun hal tersebut disiasati dengan menurunkan mobil-mobil tangki untuk melayani

pelanggan PDAM. Hal ini diungkapkan oleh Dirut PDAM Makassar tahun 2005, yaitu

Bapak Ridwan Musagani.

Masalah air bersih di Makassar belum bisa stabil. Dilihat pada kenyataannya

tidak hanya pada musim kemarau PDAM terkendala air, Pada musim hujan pun PDAM

bermasalah. Selain itu, masalah lain dari air bersih Makassar adalah adanya lumpur

karena dampak abrasi. Namun, itu telah menjadi program utama bagi PDAM untuk

melakukan perbaikan.

Dalam salah satu kolokium yang diadakan dalam rangka menyambut hari air sedunia

yang di adakan di Hotel Regency pada tahun 2008. Terdapat seorang narasumber yang

bernama Prof Dr Ambo Upe, DEA, yang merupakan staf pengajar Fakultas MIPA Unhas

, mengatakan bahwa pada umumnya air sumur atau air di tanah dangkal di Makassar

telah tercemar oleh limbah. Sumur-sumur penduduk banyak tercemar oleh deterjen dan

febalkoli (tinja, red). Air yang tercemar ini sudah sampai pada tahap yang

mengkhawatirkan. Jika di bawa ke dalam bentuk persen air di tanah dangkal yang

tercemar limbah di atas 50 persen.

47

Page 48: Prasarana Air Bersih

Air yang tercemar bila dikonsumsi akan menimbulkan penyakit diare dan

semacamnya. Salah satu buktinya adalah air sumur pompa yang diambil dalam beberapa

menit warnanya sudah berubah warna menjadi kuning.

Permasalahan yang sebenarnya yang perlu dicermati adalah kebiasaan masyarakat

yang menjadikan aliran air baku di Lekopaccing untuk mandi, mencuci, dan buang

sampah. Perilaku tersebut yang menyebabkan air baku PDAM tercemar.

Jika di analisis kebutuhan air bersih masyarakat Makassar sebanyak 2.340 liter per

detik. kebutuhan akan air minum di Sulsel dari tahun 2000 hingga 2010 akan meningkat

menjadi 0,300 dikali 10.000.000 meter kubik. Sekitar 25 persen warga Makassar yang

tidak bisa menikmati air bersih dari PDAM. Belum lagi sekitar 45 persen kebocoran air

yang harus dihadapi oleh PDAM. Hal ini menjadi faktor pendukung yang menyebabkan

kelangkaan akan air bersih atau baku di Kota Makasaar

Pemecahan Masalah Air Bersih Makassar

Berdsarkan sumber yang terpercaya, pemerintah telah emikirkan bagaimana cra

untuk mengantisipasi kelangkaan air tersebut. Seperti yang pernah dikemukakan oleh

Bapak Walikota Makassar , Ilham Arief Sirajuddin dan Dirut PDAM Kota Makassar

Bapak Ridwan Musagani bahwa PDAM Kota Makassar harus sudah punya sumber air

baku yang baru. Karena sumber-sumber air baku yang ada selama ini diperkirakan tak

akan mampu lagi memenuhi kebutuhan air di masa mendatang di tengah bertambahnya

penduduk dan kian pesatnya perkembangan Kota Makassar. Apalagi masalah kekeruhan

yang terjadi di Sungai Jeneberang saat ini telah diperkirakan tak akan selesai hingga tujuh

tahun ke depan.

Walaupun masalah sumber air baku yang baru ini adalah program jangka panjang,

tetapi sejauh ini pihak PDAM sudah mulai mendata beberapa sumber air, antara lain di

Kabupaten Takalar dan sekitarnya.

Untuk sementara ini dalam mengatasi krisis air yang terjadi akibat kekeruhan di

Sungai Jeneberang, selain pengoperasian tiga buah pompa terapung di Bendungan

Bilibili, PDAM juga akan meningkatkan kapasitas beberapa instalasi pengolahan air

(IPA) yang ada. Seperti IPA Maccini Sombala yang saat ini berkapasitas 200 liter per

detik akan ditingkatkan menjadi 500 liter per detik. Selain itu, Bendungan Lekopaccing

di Maros juga dibenahi untuk menjamin air baku di IPA Panaikang agar tetap stabil dan

tetap berkapasitas 1.000 liter per detik. Pihak PDAM juga akan melakukan perbaikan

jaringan untuk menjaga agar tidak ada air yang terbuang percuma. Dengan apa yang

48

Page 49: Prasarana Air Bersih

dilakukan sekarang, untuk tahun 2006 PDAM menargetkan dapat memenuhi kebutuhan

air bersih untuk 90 persen warga Kota Makassar.

Hingga kini, dengan lima IPA dan total produksi dalam keadaan normal 2.340 liter

per detik, PDAM Kota Makassar baru bisa memenuhi kebutuhan air bersih untuk 842.654

jiwa dari 1.145.406 jiwa total penduduk Kota Makassar.

Terdapat solusi lain dari seorang narasumber dalam sebuah kolokium menyambut

hari air-sedunia di Hotel Regency tahun 2008 lalu , Fahruddin menawarkan bioteknologi

sebagai alternatif pengolahan pencemaran air yang murah dan ramah lingkungan.

Menurunnya, kualitas air disebabkan masuknya bahan kimia berbahaya dan beracun

(B3). Kebanyakan zat kimia tersebut adalah pestisida, deterjen, klorin, hidrokarbon

minyak bumi, logam-logam berat yang dapat membahayakan lingkungan dan kesehatan

Permasalahan Air Bersih Nasional

Menurut Kepala Pengelola Air Bersih Otorita Batam, slamet effendi, faktor utama

penyebab tingginya angka kebocoran PDAM di Indonesia adalah karena lemahnya

manajemen dan pengawasan. dan masalah tersebut tak pernah dilaksanakan secara

profesional.

Menurut Slamet Effendy, yang menjadi hambatan adalah penyediaan air bersih masih

dilihat sebagai komoditas sosial sehingga pengelola tidak bekerja profesional dan

masyarakat pun tak banyak yang peduli. Padahal beberapa negara yang sudah berhasil

dalam masalah air bersih, telah memasuki era di mana air sudah merupakan komunitas

bisnis.

Dan hambatannya di Indonesia, pengelola kesulitan karena setiap investasi baru akan

berakibat kenaikan tarif yang serta merta mengundang kontroversi di tengah masyarakat.

Akibatnya, terjadi kemandekan investasi dan kinerja kemudian memburuk karena

tingginya permintaan sementara investasi malah menyusut.

Namun, Slamet optimis, dalam waktu dekat Indonesia akan menuju ke era yang

disebut bisnis air, manajemen dan produksi air bersih dilaksanakan secara profesional.

Bersamaan dengan itu, masyarakat semakin sadar untuk menerima setiap kenaikan tarif

yang wajar.

Untuk menunjang pengelolaan air bersih yang ideal, pemerintah dan masyarakat

harus berperan serius. PDAM harus bekerja profesional, pemerintah sebagai pemilik

harus berbesar hati agar tidak terburu-buru berharap mendapat setoran dan masyarakat

mau membayar kewajiban secara pantas demi kepentingan umum.

49

Page 50: Prasarana Air Bersih

Bila semua komponen bersabar, maka proses produksi dan distribusi semakin efisien

dan efektif. Perusahaan dapat mengurangi biaya untuk mengurangi beban masyarakat,

karena tarif air bisa ditekan lebih rendah tanpa perhitungan kerugian dari kebocoran yang

persentasenya cukup tinggi itu.

Berbeda dari Indonesia, beberapa negara maju tidak terlalu dipusingkan lagi masalah

investasi pada sektor produksi dan instalasi air bersih. Mereka hanya berkonsentrasi pada

pengamanan sumber air baku yang ada.

Dengan mengamankan sumber air baku, proses pengelolaan air baku menjadi air

bersih tidak lagi terlalu panjang dan mahal. Hal ini akan mengurangi biaya produksi,

sehingga dapat menetapkan tarif lebih rendah kepada konsumen.

Seorang Kepala Cabang Biwater-perusahaan air minum asal Inggris-untuk kawasan

Asia Tenggara, Paul Bennet berpendapat banhawa sumber bahan baku air utama yang

banyak dimanfaatkan perusahaan air minum di Indonesia adalah sungai, waduk, dan air

hujan. sehingga masih membutuhkan proses yang panjang untuk menjadi air bersih masih

, karena pada dasarnya kesadaran masyarakat untuk menjaga sumber air seperti sungai,

waduk, dan air hujan masih rendah

Sumber-sumber air baku tersebut harus dijaga agar tak terkontaminasi limbah

industri maupun rumah tangga. Bila air sumber sudah kotor, otomatis memerlukan proses

produksi yang panjang karena harus menghilangkan bau, warna, dan rasa, agar memenuhi

standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Bila dikelola dengan baik, sumber air baku ini memiliki nilai ekonomis yang tinggi.

Karena itu, sudah saatnya pemerintah membentuk badan nasional untuk menangani

masalah air, karena sumber-sumbernya bukan hanya lintas propinsi, bahkan menuju ke

lintas negara.

Salah satu contoh, sumber air baku milik Otorita Batam yang dimanfaatkan untuk

memasok air bersih kepada 400.000 penduduk dan industri yang ada di Pulau Batam. Air

baku tersebut bisa dijual kepada perusahaan swasta pengelola air di Batam, PT Adya

Tirta Batam (ATB).

Oleh karena rendahnya kualitas air di waduk tersebut, harga air di Batam menjadi

cukup tinggi sebesar Rp 570 per meter kubik, meskipun air baku dapat dibeli dengan

cukup murah. PT ATB hanya membayar air baku seharga Rp 50 per meter kubik dan

untuk industri asing yang juga memproduksi air dikenakan tarif lebih tinggi, sebesar 11

dollar Singapura.

50

Page 51: Prasarana Air Bersih

Perbandingannya dengan Malaysia, negara ini sudah mencatat keberhasilan dalam

mengamankan persediaan air baku. Negara jiran ini bahkan sudah mampu memasok

kebutuhan air kepada Singapura yang memerlukan pasokan air dari Johor Baru sekitar

750 juta liter per hari.

Pengamanan air baku masih dipegang sepenuhnya oleh pemerintah, hanya saja

manajemen pengelolaan air bersih diserahkan kepada pihak swasta, Puncak Niaga (M)

Sdn Bhd. Begitu pula hubungan dengan konsumen, semua masih urusan pemerintah.

Masalah air bersih perlu dipikirkan serius karena merupakan kebutuhan utama setiap

penduduk Indonesia yang jumlahnya 200 juta lebih. Jangan sampai kita ribut soal tarif

yang akan dinaikkan, sementara kita membiarkan pemborosan dari setiap kebocoran air

yang ada.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Air bersih adalah air yang layak yang digunakan untuk keperluan keluarga atau rumah

tangga karena telah memenuhi syarat. Air bersih merupakan salah satu kebutuhan manusia untuk

memenehi standar kehidupan manusia secara sehat. Ketersediaan air yang terjangkau dan

berkelanjutan menjadi bagian tertentu bagi setiap individu baik yang tinggal di perkotaan maupun

di perdesaan.

Syarat umum air bersih adalah ada sepanjang tahun, tidak berbau, tidak berwarna, tidak

berasa, bebas dari pathogen organik dan tetap segar. Sumber – sumber air bersih dapat bearasal

dari air hujan, air permukaan dan air tanah. Air bersih di gunakan utnuk memenuhi untuk

berbagai kebutuhan, baik kebutuhan domestik maupun non domestik. Adapun faktor – faktor

yang mempengaruhi air bersih adalah luas wilayah, tingkat kepadatan penduduk, kemajuan

industry perdagangan, iklim, pertumbuhan penduduk dan kontur.

Permasalahan air bersih yang biasa dialami dan dikeluhkan oleh pengelola dan

masyarakat adalah :

1. Kesulitan mendapatkan sumber air baku

2. Pemborosan dari setiap kebocoran air (kebocoran pipa) yang ada.

51

Page 52: Prasarana Air Bersih

3. Kemandekan investasi dan kinerja memburuk karena tingginya permintaan sementara

investasi malah menyusut.

Berdasarkan ketiga masalah tersebut, baik dari pihak pengelola maupun masyarakat

merasa sangat dirugikan. Keuntungan yang minim bagi pihak pengelola dan mahalnya tarif serta

kesulitan air bersih bagi masyarakat.

Masalah air bersih yang sedang dialami oleh kota Makassar adalah ancaman krisis air

bersih akibat berkurangnya sumber air baku/kekeruhan sumber air baku. Sampai saat ini, PDAM

Kota Makassar baru bisa memenuhi kebutuhan air bersih untuk 842.654 jiwa dari 1.145.406 jiwa

total penduduk Kota Makassar. Sekitar 25 persen warga Makassar yang tidak bisa menikmati air

bersih dari PDAM. Dan sekitar 45 persen kebocoran air yang harus dihadapi oleh PDAM.

Untuk mengatasi masalah air bersih tersebut, maka PDAM Kota Makassar membutuhkan

sumber air baru. Untuk mengatasi krisis air yang terjadi akibat kekeruhan di Sungai Jeneberang,

selain pengoperasian tiga buah pompa terapung di Bendungan Bilibili, PDAM juga akan

meningkatkan kapasitas beberapa instalasi pengolahan air (IPA) yang ada. Seperti IPA Maccini

Sombala yang saat ini berkapasitas 200 liter per detik akan ditingkatkan menjadi 500 liter per

detik.

Selain itu, Bendungan Lekopaccing di Maros juga dibenahi untuk menjamin air baku di

IPA Panaikang agar tetap stabil dan tetap berkapasitas 1.000 liter per detik serta menggunakan

bioteknologi sebagai alternatif pengolahan pencemaran air yang murah dan ramah lingkungan.

Faktor utama penyebab tingginya angka kebocoran PDAM di Indonesia adalah karena

lemahnya manajemen dan pengawasan. Selain itu, pihak pengelola PDAM mengalami kesulitan

karena setiap investasi baru akan berakibat kenaikan tarif yang serta merta mengundang

kontroversi di tengah masyarakat. Akibatnya, terjadi kemandekan investasi dan kinerja kemudian

memburuk karena tingginya permintaan sementara investasi malah menyusut.

3.2 Saran

Untuk menunjang pengelolaan air bersih yang ideal, pemerintah dan masyarakat harus

berperan serius. PDAM harus bekerja profesional, pemerintah sebagai pemilik harus berbesar hati

agar tidak terburu-buru berharap mendapat setoran dan masyarakat mau membayar kewajiban

secara pantas demi kepentingan umum.

52

Page 53: Prasarana Air Bersih

Bila semua komponen bersabar, maka proses produksi dan distribusi semakin efisien dan

efektif. Perusahaan dapat mengurangi biaya untuk mengurangi beban masyarakat, karena tarif air

bisa ditekan lebih rendah tanpa perhitungan kerugian dari kebocoran yang persentasenya cukup

tinggi itu.

DAFTAR PUSTAKA

http://makassarkota.go.id/content/view/1383/140/

http://digilib-ampl.net/detail/detail.php?row=21&tp=kliping&ktg=airminum&kode=1786

http://www.inawater.com/news/wmview.php?ArtID=1247

http://cetak.fajar.co.id/news.php?newsid=18274

http://www.ampl.or.id/detail/detail01.php?row=5&tp=seminar&ktg=&kd_link=1&jns=&kode=177

http://www.pu.go.id/humas/media%20massa/juli/kp2407001.htm

http://www.riau.go.id/index.php?module=articles&func=display&ptid=1&aid=2070

http://beritasore.com/2008/07/09/pdam-tirtanadi-laksanakan-pencucian-reservoir-ii-di-ipa-sunggal/

53