48
MAJALAH S1 PRASETIYA MULYA Edisi #05 / 2016 POTENSI BESAR DENGAN TANTANGAN YANG BESAR Indonesia Business Masterpiece. EKA TJIPTA WIDJAJA Pengusaha Otodidak Peduli Pendidikan Parenting. Student. SYLVIA BONETHA Menggeluti Dunia Event sejak SMA Ketika Buah Jatuh Tidak Jauh Dari Pohonnya SIGIT PRAMONO FAMILY

Prasmul edisi 05 2016

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Majalah Prasmulyan adalah majalah resmi S1 Prasetiya Mulya yang terbit empat bulanan dan mengambil isu dari dunia bisnis, manajemen dan juga majalah Prasmulyan juga menceritakan kehidupan kampus para mahasiswa S1 Prasetiya Mulya.

Citation preview

Page 1: Prasmul edisi 05 2016

MAJALAH S1 PRASETIYA MULYA

Edisi #05 / 2016

POTENSI BESAR DENGAN TANTANGAN

YANG BESAR

Indonesia Business Masterpiece.

EKA TJIPTA WIDJAJA

Pengusaha Otodidak Peduli

Pendidikan

Parenting.

Student.

SYLVIA BONETHA

Menggeluti Dunia Event sejak SMA

Ketika Buah Jatuh Tidak Jauh Dari

Pohonnya

SIGIT PRAMONO FAMILY

Page 2: Prasmul edisi 05 2016
Page 3: Prasmul edisi 05 2016

editor’s note

SUSUNAN TIM REDAKSIMAJALAH PRASMULYAN

ADVISOR Rudy Handoko & Eka Ardianto

MANAGING DIRECTOR Iwan H. Kahfi

EDITOR IN CHIEFBachtiar Hakim

EDITORRina TjandradewiFebrina Elisabeth

REPORTER Rully

FOTOGRAFERRully

DESIGN & LAYOUTAzis & Sabur

KONSULTANPT Media Citra Solusi Komunikasi

Jl. Bendungan Jatiluhur No. 19, Jakarta Pusat, 10210

Tlp. (021) 5737331 | Fax. (021) 57853226 [email protected]

inbox

Surat Pembaca :[email protected]

(021) 304 50 500 ext. 2008

COVER MODELSIGIT PRAMONO

JOHAN PRAMONO(Alumni MM Prasetiya Mulya)

Andrew, Jakarta

Apakah bisa kerjasama media partner dengan Majalah Prasmulyan kalau ada event expo pendidikan luar negeri? Kami kan bisa infokan kesempatan S2 di luar negeri.

Terima kasih atas ketertarikannya untuk bekerjasama dengan Majalah Prasmulyan. Mohon maaf Pak Andrew, untuk saat ini kami masih membatasi kerjasama media partner hanya untuk event internal Prasetiya Mulya baik yang dilakukan oleh mahasiswa maupun program. Apabila Majalah Prasmulyan terus berkembang dan pada akhirnya membuka kesempatan kerjasama bagi pihak luar, pasti akan kami beritahukan.

Ahmad R., Tangerang

Selamat ulang tahun, S1 Prasetiya Mulya. Kalau nanti mau membuat edisi khusus untuk 10 tahun S1 Prasetiya Mulya dan Buku Karier, jangan hanya profil alumni yang pernah kuliah di Kampus BSD yang dimuat ya. Jangan lupakan alumni yang pernah kuliah Cilandak.

Terima kasih atas ucapannya. Nantikan Majalah Prasmulyan edisi berikutnya yang membahas perjalanan S1 Prasetiya Mulya. Sebagai informasi, kami telah mewawancarai alumni-alumni dari angkatan pertama hingga yang terbaru. Semoga sukses selalu.

Halo para pembaca Majalah Prasmulyan. Tepat di awal tahun 2016 ini program S1 Prasetiya Mulya kembali menghadirkan Majalah Prasmulyan. Pada Edisi ke -5, Majalah S1 Prasetiya Mulya ini hadir dengan mengambil inspirasi dari dunia event.

Tak lupa kami ucapkan rasa syukur yang sebesar-besarnya kepada Sang Pencipta, sehingga redaksi dapat menerbitkan edisi ke-5 Majalah Prasmulyan. Senang rasanya redaksi bisa menyapa para pembaca kembali. Semoga informasi yang disajikan pada edisi ke-5 ini dapat menambah semangat para orang tua, mahasiswa, dan pendidik untuk bisa meningkatkan kompetensi.

Pada edisi ke-5 ini redaksi memilih untuk mengangkat tema utama Event. Seperti yang kita ketahui saat ini dunia event sudah mengalami kemajuan yang sangat pesat, hal itu terbukti dengan dibangunnya Indonesia Convention and Exhibition (ICE) sebuah venue di tengah kawasan kota mandiri BSD City yang digadang-gadang sebagai venue terbesar di Asia Tenggara dan kedua di kawasan Asia. Untuk membahasnya, kami mengangkat berbagai sumber yang berkompeten di dunia event, antara lain : Brand Manager Ismaya Live, Yudha Perdana; Presiden Asosiasi Perusahaaan Pameran Indonesia (Asperapi), Effi Setiabudi; Co-Founder Jazz Gunung, Sigit Pramono; Ketua Program Studi S1 Event Prasetiya Mulya, Yudho Hartono; dan Director Broadway Group Jakarta, William Ernest Silanoe.

Kami juga menghadirkan inspirasi dari sebuah keluarga yang bergelut di dunia event dalam memberikan kebebasan memilih masa depannya sampai akhirnya sang anak mengikuti jejak sang ayah mulai dari penampilan, hobi dan pilihan karir. Inspirasi lainnya hadir pada rubrik Executive Talk yang mengulas tentang bagaimana mengemas social event secara on air dan off air dan sosok Andy F. Noya, Pembawa acara Kick Andy. Untuk para orang tua dan pendidik, kami menyuguhkan rubrik khusus seputar karir di bidang event yang diharapkan bisa membekali peminat studi event.

Besar harapan kami Majalah Prasmulyan bisa menjadi sebuah inspirasi dan menambah wawasan bagi pembaca. Untuk mengetahui informasi terbaru dan terlengkap tentang S1 Prasetiya Mulya, silahkan kunjungi website : www.pmsbe.ac.id/s1/ dan blog www.ceritaprasmul.com.

Page 4: Prasmul edisi 05 2016

Index.

Hanya sekitar seratus meter dari Kampus Prasetiya Mulya BSD, terendus pusat keramaian baru. Hari itu (22/08/15) Wakil Presiden Jusuf Kalla secara resmi membuka event Gaikindo International Auto Show (GIIAS) di Indonesia Convention and Exhibition (ICE)– sebuah venue di tengah kawasan kota mandiri BSD City yang digadang-gadang sebagai venue terbesar di Asia Tenggara dan kedua di kawasan Asia.

Trending Topic.

6Student.

12 MENGGELUTI DUNIA EVENT SEJAK SMA

INDUSTRI EVENTPOTENSI BESAR DENGAN TANTANGAN YANG BESAR

4

Page 5: Prasmul edisi 05 2016

Index.

Parenting.

5

9

32

22

34

28

45

30

17

38

40

42

Calendar Event.

Alumni.

HighSchool Highlight.

Business Coaching.

Start Up.

Special Report.

Program Highlight.

www.ceritaprasmul.com

Indonesia Business Masterpiece.

Executive Talk.

Event Career.

HighSchool Event.

Hall of Fame.

13calendar of events12

JANUARI 2016 MARET 2016FEBRUARI 2016

Ketika Buah Jatuh Tidak Jauh Dari Pohonnya

Entrepreneur Day 201616 Januari 2016 | 08.00 – 20.00Kampus Prasetiya Mulya BSDInfo: [email protected]

EURECA ‘MOMENTUM’Company Visit from Huawei16 Januari 2016 | 09.00 – 15.00Kampus Prasetiya Mulya BSDInfo: www.eurecaid.com | [email protected] |@eurecaID

MOU Signing Ceremony with Asosiasi Manajemen Indonesia Cabang DKI Jakarta19 Januari 2016 | 13.00 – 13.30Kampus Prasetiya Mulya BSD

Admission Test S1 Prasetiya Mulya - Yogyakarta24 Januari 2016 | 08.00 – 12.30SMAN 3 YogyakartaReg: www.pmsbe.ac.id/s1/admission | Info: Twitter & Insta @prasmul

Admission Test S1 Prasetiya Mulya - Medan31 Januari 2016 | 08.00 – 12.30SMA St. Thomas 1 MedanReg : www.pmsbe.ac.id/s1/admission | Info: Twitter & Insta @prasmul

Community Development ProgramGelombang I: 21 Januari – 11 Februari 2016Gelombang II: 11 Februari – 3 Maret 2016Cianjur, Jawa BaratInfo: [email protected]

EURECA ‘MOMENTUM’4 – 6 Februari 2016 Kampus Prasetiya Mulya BSDInfo: www.eurecaid.com | [email protected] |@eurecaID

Admission Test S1 Prasetiya Mulya - Makassar14 Februari 2016 | 08.00 – 12.30SMAK Rajawali MakassarReg: www.pmsbe.ac.id/s1/admission | Info: Twitter & Insta @prasmul

Admission Test S1 Prasetiya Mulya - Manado20 Februari 2016 | 08.00 – 12.30SMAK Rex Mundi ManadoReg: www.pmsbe.ac.id/s1/admission | Info: Twitter & Insta @prasmul

Info Session & Campus Visit20 Februari 2016 | 09.00 – 12.00Kampus Prasetiya Mulya BSDReg: www.pmsbe.ac.id/s1/admission | Info: Twitter & Insta @prasmul

Admission Test S1 Young Scholar - Jakarta28 Februari 2016 | 08.00 – 12.30Kampus Prasetiya Mulya BSDReg : www.pmsbe.ac.id/youngscholar |Info: Twitter & Insta @prasmul

Admission Test S1 Gelombang 3 - Jakarta6 Maret 2016 | 08.00 – 12.30Kampus Prasetiya Mulya BSDReg: www.pmsbe.ac.id/s1/admission | Info: Twitter & Insta @prasmul

POP UP MARKET10 – 13 Maret 2015 | 10.00 – 22.00Lotte Shopping AvenueInfo: Twitter & Insta @popupmarketid

Admission Test S1 Prasetiya Mulya - Jayapura10 Maret 2016 | 08.00 – 12.00 WITSMAK Kalam KudusReg: www.pmsbe.ac.id/s1/admission | Info: Twitter & Insta @prasmul

Admission Test S1 Prasetiya Mulya - Sorong12 Maret 2016 | 08.00 – 12.00 WITSMA YPPK St. AgustinusReg: www.pmsbe.ac.id/s1/admission | Info: Twitter & Insta @prasmul

Admission Test S1 Prasetiya Mulya - Ambon20 Maret 2016 | 08.00 – 12.00 WITSMAN 1 AmbonReg: www.pmsbe.ac.id/s1/admission | Info: Twitter & Insta @prasmul

Admission Test S1 Prasetiya Mulya - Kupang20 Maret 2016 | 08.00 – 12.00 WITASMAK Giovanni KupangReg: www.pmsbe.ac.id/s1/admission | Info: Twitter & Insta @prasmul

5

Page 6: Prasmul edisi 05 2016

Trending Topic.

Pameran otomotif tahunan yang diselenggarakan oleh Gabungan Industri Kendaraan

Bermotor Indonesia (Gaikindo) pada tahun ini tampil “berani” dengan nama dan venue baru. Meski dibayangi pelambatan ekonomi dan isu pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS, GIIAS mencatatkan angka fantastis. Dibanding pameran otomotif tahun sebelumnya, jumlah pengunjung GIIAS meningkat lebih dari 18%, tepatnya 451.654 orang. Nilai transaksi selama 11 hari pameran, GIIAS 2015 mencatatkan angka Rp 5.455.846.113.009.- dengan jumlah unit yang dijual sebanyak 17.077 kendaraan. Tahun ini, GIIAS diikuti sebanyak 34 merek otomotif dan lebih dari 350 peserta pameran.

Kesuksesan GIIAS mengilhami Gaikindo untuk menyelenggarakan serentetan event pameran otomotif lokal di berbagai daerah. Pada tanggal 28 Oktober – 1 November 2015, GAIKINDO menyelenggarakan Jakarta Auto

INDUSTRI EVENT

Potensi Besar Dengan Tantangan yang BesarHanya sekitar seratus meter dari Kampus Prasetiya Mulya BSD, terendus pusat keramaian baru. Hari itu (22/08/15) Wakil Presiden Jusuf Kalla secara resmi membuka event Gaikindo International Auto Show (GIIAS) di Indonesia Convention and Exhibition (ICE)– sebuah venue di tengah kawasan kota mandiri BSD City yang digadang-gadang sebagai venue terbesar di Asia Tenggara dan kedua di kawasan Asia.

Show (JAS) di Jakarta Convention Center (JCC) disusul GIIAS Surabaya yang rencananya akan diselenggarakan pada 9–13 Desember 2015 di Grand City, Surabaya.

GIIAS menjadi salah satu potret event pameran berskala nasional yang memiliki tren positif di tahun 2015. Dari ICE BSD City, mari kita tengok Jakarta Convention Center. Pengelola JCC mencatat ada 152 event yang sudah maupun akan dilaksanakan di venue-nya hingga Desember 2015 yang tersebar mulai dari kategori individual event, group event, organizational event, multi-organizational event, hingga international event. Jenis event-nya pun ada yang Business to Consumers (B2C) atau Business to Business (B2B).

Lebih KompetitifPotret lainnya yang menarik dicermati adalah event musik

berskala internasional di Indonesia. Salah satu di antara promotor yang terbilang berhasil menyelenggarakan dua konser besar dalam kurun waktu kurang dari enam bulan adalah Ismaya Live. Berkaca dari pengalaman suksesnya mendatangkan Katy Perry dan One Direction, Yudha Perdana, promotor Ismaya Live menyuarakan nada positif. "Tahun ini jauh lebih kompetitif. Indonesia pasar yang tidak main-main,"ungkap Yudha.

6

Page 7: Prasmul edisi 05 2016

Trending Topic.

Yudha juga menjelaskan bahwa industri event musik di Indonesia tidak akan pernah mati karena semakin bermunculannya promotor yang berkualitas internasional di Indonesia. Banyaknya promotor ini dinggapnya membuat persaingan semakin sehat dan lebih sehat lagi karena banyak festival.

Meskipun berada pada tren yang menanjak, tersimpan beberapa tantangan untuk menyelesaikan berbagai masalah dalam penyelenggaraan event berskala besar, salah satunya soal venue. “Venue adalah bagian penting dalam pameran,” menurut Effi Setiabudi, Presiden Asosiasi Perusahaaan Pameran Indonesia (Asperapi) dikutip dari Markbiz Indonesia.

Effi juga menambahkan, “Apabila ada venue baru di Jakarta, pasti terisi karena peminatnya banyak. Di Surabaya juga sedang growing tetapi sayang lokasinya kurang strategis. Bandung yang sebenarnya potensi ada untuk B2B, venue-nya sangat kecil. Kalau di Nusa Dua, Bali terlalu eksklusif sehingga akhirnya banyak event digelar di hotel-hotel. Di Makassar juga bagus, sayangnya ada masalah teknis,” paparnya.

Permasalahan lainnya, lanjut Effi, bertambahnya jumlah Event Organizer (EO) pameran B2C tidak dibarengi dengan pertambahan EO B2B. Hal ini disebabkan kurangnya venue, SDM dan warehouse yang memadai. Selain itu, tarif venue di Indonesia masih tergolong mahal dibanding negara tetangga. Soal venue, Yudha pun mengakui bahwa Singapura memang lebih unggul untuk penyediaan tempat konser.

“Kita lihat perkembangannya yang sangat signifikan apalagi dengan adanya MEA nanti, pelaku di industri event akan menangkap peluang pasar yang baik kalau bisa menyiapkan semua aspek termasuk tenaga ahli di bidang event, “ ujar pria yang kini menjabat sebagai Ketua ASEAN Bankers sekaligus Ketua Perbanas ini.

Peluang dan tantangan industri event di Indonesia juga ditanggapi oleh Sigit Pramono, co-founder event Jazz Gunung bersama Djaduk Ferianto dan Butet Kertaradjasa. Dari kacamatanya sebagai penggagas cultural event di Gunung Bromo tersebut sekaligus pengamat bisnis khususnya di bidang perbankan, Sigit menyimpan optimisme. Sigit yang juga lulusan MM Eksekutif Prasetiya Mulya, memaparkan bahwa dengan jumlah penduduk nomor 5 terbesar di dunia dan peringkat ekonomi nomor 16 di dunia dengan proyeksi peringkat 6 besar dunia pada tahun 2030, maka bisnis yang memiliki prospek baik termasuk event, pasti akan hidup.

“Kita lihat perkembangannya yang sangat signifikan apalagi dengan adanya MEA nanti, pelaku di industri event akan menangkap peluang pasar yang baik kalau bisa menyiapkan semua aspek termasuk tenaga ahli di bidang event,” ujar pria yang kini menjabat sebagai Ketua ASEAN Bankers sekaligus Ketua Perbanas ini.

S1 Event Prasetiya MulyaDalam menyikapi perkembangan industri event dan melihat adanya keterbatasan kompetensi pelaku di industri event yang kompetitif, Prasetiya Mulya membuka program S1 Event. Menurut Ketua Program S1 Event Prasetiya Mulya, Yudho Hartono, program S1 Event akan membuat para lulusannya mempunyai kemampuan visual yang baik dan mampu bekerja dalam tim.

“Yang pasti kita mempunyai ekspektasi bahwa setiap lulusan nantinya mempunyai kemampuan visual yang baik, yang artinya sama dengan karakter enterpreneur bahwa mereka bisa membuat adanya opportunity yang bisa mereka create dalam bentuk sebuah

#05, Februari 2016

7

Page 8: Prasmul edisi 05 2016

Trending Topic.

“Yang pasti kita mempunyai ekspektasi bahwa setiap lulusan nantinya mempunyai kemampuan visual yang baik, yang artinya sama dengan karakter entrepreneur bahwa mereka bisa membuat adanya opportunity yang bisa mereka create dalam bentuk sebuah event, yang nantinya event itu sendiri bisa membuat audience yang datang bisa punya memorable experience yang mereka bawa ketika mereka pulang dari event,” jelas Yudho.

event, yang nantinya event itu sendiri bisa membuat audience yang datang bisa punya memorable experience yang mereka bawa ketika mereka pulang dari event,” jelas Yudho.

Lebih dalam lagi Yudho menjelaskan bahwa output yang didapatkan oleh para mahasiswa S1 Event akan banyak sekali opportunity-nya, karena menurutnya bisnis yang basisnya event itu sangat luas sekali.

“Karirnya sendiri kita punya opportunity banyak, mereka bisa ke bisnis yang basisnya cultural event atau bahkan life style event, sampai mereka bisa meng-organize event-event yang levelnya di corporate. Tapi kalau mereka memutuskan berkarier sebagai profesional, beberapa perusahaan multinasional sekarang sudah membuka divisi bagian event, jadi artinya mereka juga punya opportunity untuk berkarier sebagai event di sebuah perusahaan. Artinya baik dari sisi bisnis maupun dari sisi profesional keduanya menawarkan opportunity yang menurut saya ke depan akan semakin menarik,” ungkapnya.

Dalam persentase antara praktek dan teori S1 Event sebesar 60% teori dan 40% praktek. “Antara praktek dan teori basically hampir 60/40 lah perimbangannya, mereka tetap punya knowledge dasarnya tetapi tetap di sisi lain mereka harus kembangkan di tiap-tiap semester itu adalah project-project yang mereka harus buat, 60 teori dan 40 praktek,” paparnya.

Pesan Untuk Generasi MudaLulusan S1 Prasetiya Mulya Angkatan 2010 dan juga sekaligus Director Broadway Group Jakarta, William Ernest Silanoe menyadari bahwa betapa pentingnya sebuah event terselenggara secara rapi dan profesional. Ernest yang sudah berpengalaman dalam dunia event dan juga sebagai inisiator Pop Up Market sebagai event kreatif yang menjadi ajang bagi

para wirausahawan muda untuk mempromosikan produknya di mal-mal besar Jakarta.

“Pop Up Market pertama berhasil dikunjungi 14 ribu orang selama tiga hari. Yang kedua sebanyak 22 ribu dan terakhir ini mampu menembus 30 ribu pengunjung selama tiga hari. Tidak hanya dari segi bisnisnya yang harus diperhatikan, tetapi saya dan tim benar-benar harus memiliki kemampuan dalam menyelenggarakan sebuah event. Oleh karena itu, dengan adanya S1 Event ini, saya harapkan para generasi baru akan lebih mempunyai kemampuan yang profesional dalam membuat

sebuah event tidak hanya dari segi pengalaman, tetapi juga akademik,“ terang Ernest.

Selain itu, dibukanya program S1 Event di Prasetiya Mulya ini diharapkan dapat menambah kontribusi untuk memajukan Indonesia dalam menyediakan SDM yang profesional dalam bidang event. “Hal ini menjadi harapan baru bagi para generasi muda. Namun, yang perlu diingat walau secara formal pendidikan event telah dihadirkan, generasi muda harus jauh lebih berani dalam bertindak. Berani mewujudkan sebuah event menjadi kenyataan bukan sekadar ide,” pungkas Ernest.[]

“Hal ini menjadi harapan baru bagi para generasi muda. Namun,

yang perlu diingat walau secara formal pendidikan event

telah dihadirkan, generasi muda harus jauh

lebih berani dalam bertindak. Berani

mewujudkan sebuah event menjadi

kenyataan bukan sekadar ide,”

KETUA PROGRAM

S1 EVENT

PRASETIYA MULYA

8

Page 9: Prasmul edisi 05 2016

Alumni.

Heidyta Anggraini KumalaAlumnus S1 Marketing Angkatan 2010 dan SMA Tarakanita 1 Jakarta

Mencicipi Dinamisnya Pekerjaan di Bidang Event

Sebagai salah satu lulusan angkatan pertama S1 Marketing yang pernah

menjalani profesi sebagai Event Coordinator di Hotel Le Meridien ini mengaku bahwa profesi event dalam industri perhotelan sangatlah menantang. Intinya, pekerjaan yang pernah digelutinya itu menuntutnya untuk menjadi orang yang fleksibel, dinamis, dan lebih mengetahui beragam tipikal orang.

“Satu pelajaran yang saya dapat saat bekerja di Le Meridien adalah tipikal orang di Jakarta atau perusahaan di Jakarta sukanya yang last minute, mereka itu tipe orang yang unplanned, jadi kita sebagai orang event harus fleksibel banget dan dinamis banget,” jelas wanita yang lulus dari S1 Marketing pada tahun 2014 dan saat ini melanjutkan kuliah di Oxford Brookes University, UK jurusan International Hotel and Tourism Management.

Heidyta sendiri sebenarnya bukan pertama kalinya menerjuni pekerjaan bidang event maupun leisure industry. Saat menjadi mahasiswa S1 Marketing Heidyta aktif dalam event-event besar Prasetiya Mulya, salah satunya ikut merintis Pop Up Market pada awal penyelenggaraannya tahun 2011 sebagai Public Relations Manager dan event-event yang diadakan oleh Student Board S1 Prasetiya Mulya.

Dalam perkuliahan, ia bersama rekan seangkatannya pun pernah beberapa kali mengerjakan tugas living project yang berkaitan event maupun leisure. Saat mata kuliah Event Marketing, lulusan dengan IPK 3.10 dan Project Improvement “Memaksimalkan Pengembangan Program dan Aktivitas Le Meridien Hotel Jakarta melalui Sosial Media”

ini menggarap proyek Sweet Carnival – sebuah event food bazaar di Grand Indonesia yang mengangkat tema dessert. Pada mata kuliah Brand Management, ia pernah dilibatkan dalam project rebranding Selabintana Resort.

Lebih spesifik, Heidyta menceritakan bahwa pekerjaan event coordinator memiliki tantangan tersendiri. Pekerjaan ini membutuhkan keahlian komunikasi yang baik untuk berhubungan dengan klien, vendor suppliers, kontraktor, maupun pekerja teknis event. Selain itu, pekerjaan ini menuntut pekerja untuk mampu bekerja dalam tekanan, memiliki keahlian dalam negosiasi, problem solving, dan berorganisasi. Heidyta berpendapat pekerjaan ini idealnya bisa dimasuki mereka yang memiliki kualifikasi pendidikan jurusan Event, Hospitality Management, Marketing, Advertising, dan Business Management.

Wanita yang awalnya sangat tertarik dengan dunia Psikologi ini, mengaku kariernya banyak terbantu dengan pembelajaran di S1 Prasetiya Mulya. Menurutnya Prasetiya Mulya menekankan pembentukan mental mahasiswa sebagai tipe orang yang tidak hanya sebagai seorang pekerja. Ilmu pemasaran yang paling berkesan buatnya adalah belajar lebih bisa memahami orang. Pada awal masuk S1 Marketing, Alumnus SMA Tarakanita 1 Jakarta ini menganggap dunia marketing tidak jauh beda dengan psychology seperti belajar tentang consumer behavior.

“Saya memilih marketing itu karena mempelajari karakteristik seseorang tapi tidak meninggalkan creativity juga, dan pada dasarnya saya sangat tertarik banget melihat karakteristik seseorang,” tutur wanita yang

keluarganya akrab dengan dunia arsitektur.

Tak lupa, Heidyta memberikan saran kepada Prasmulyan agar tahan banting dalam segala hal, baik dalam pelajaran maupun dalam pekerjaan.

“Jujur, belajar di Prasetiya Mulya itu gak gampang, dan belum tentu semua orang tahan banting belajar di Prasetiya Mulya. Tapi dengan belajar di Prasetiya Mulya kita bisa menghasilkan ilmu yang bener-bener terpakai banget di luar dan bermanfaat banget ilmunya yang diberikan ketika kita memasuki dunia kerja” tutup wanita kelahiran Jakarta berusia 23 tahun ini.[]

#05, Februari 2016

9

Page 10: Prasmul edisi 05 2016

Alumni.

Syita SophianAlumnus S1 Prasetiya Mulya Angkatan 2006 dan SMA Al-Azhar 4 Kemang Pratama

Cinta mati! Begitulah kadar kecintaan Syita Sophian terhadap dunia fesyen dan bisnis sedari remaja. Menjelang kelulusan SMA, Syita bahkan sudah mematok pilihannya untuk kuliah di jurusan fashion business. Namun, apa mau di kata saat sang Ayah punya pendapat lain.

“Menurut ayah saya, kalau mengambil jurusan fashion business maka saya hanya

akan berkecimpung di bidang fashion industry saja. Sementara kalau kuliah di jurusan bisnis, saya bisa masuk ke bidang mana saja,” ungkap pemilik nama lengkap Siti Aisyah Masyitah Sophiaan ini.

Beruntung, Kris Sophiaan – ayah Syita berusaha mengedukasi Syita untuk menentukan pilihannya. Awalnya, Syita disarankan orang tuanya untuk menghadiri sharing session di kampus Prasetiya Mulya Cilandak. Dari pertemuan itulah,

Gabungkan Passion Fashion, Business, dan Event

10

Page 11: Prasmul edisi 05 2016

Alumni.

pikiran Syita mulai terbuka dengan ilmu bisnis di Prasetiya Mulya yang applicable.

Lulusan SMA Al Azhar 4 Kemang Pratama ini pun ikut tes masuk S1 Prasetiya Mulya dan diterima di S1 Business Prasetiya Mulya pada tahun 2006. Semasa kuliah, Syita mengaku tetap melanjutkan ketertarikannya terhadap fesyen dan bisnis lewat tugas proyek bisnis bersama rekan-rekannya. Namun, ada hal baru yang mulai menarik perhatiannya, yakni dunia event.

Ketertarikan pada tiga hal ini tetap dipelihara hingga Syita lulus kuliah pada tahun 2010 dan memutuskan untuk bekerja di Female Daily Network yang berfokus pada gaya hidup wanita dan fesyen sebagai Business Development dan Account Strategist. Di akhir pekan, ia pun mencoba tantangan baru sebagai freelancer di bidang event khususnya Wedding Organizer (WO) yang dimulai ketika ada sahabatnya yang meminta bantuan persiapan pernikahan.

Syita pun mengawali bisnis WO-nya mulai dari nol, tanpa merk, kantor, dan seragam. Ia hanya memberikan nama #BaladoWO pada proyek pertama dan keduanya. Nama Amaya Wedding sendiri baru muncul pada proyek ketiganya. Selanjutnya, Amaya Wedding menyediakan dua jenis layanan, yakni wedding planner dan wedding organizer. Wedding planner bekerja dari awal dengan membentuk konsep, proposal, anggaran, dealing dengan vendor hingga pelaksanaan hari H. Sementara itu, wedding organizer mulai bekerja pada H-30 dengan mewujudkan rencana klien yang sudah ada hingga pelaksanaan hari H.

HOBI YANG MENGHASILKAN Seiring dengan perkembangan usahanya yang kian pesat, barulah pada awal tahun 2014, Syita berani untuk keluar dari perusahaan dia bekerja dan fokus pada Amaya Wedding. Keputusan itu diambil karena Syita semakin yakin untuk

membesarkan Amaya yang telah melayani lebih dari 80 pernikahan selama lebih dari 3 tahun berdiri. Selain itu, Syita juga mengaku sangat menikmati pekerjaannya sebagai WO sehingga menganggap bekerja di WO sebagai hobi yang menghasilkan.

Kini, setelah lima tahun membesut usaha WO-nya, Syita makin optimis bahwa usahanya akan terus berkembang mengikuti zaman dengan memanfaatkan teknologi dan sosial media. Fokusnya pada layanan WO-nya dibarengi dengan keberaniannya untuk lebih serius berbisnis di bidang event dengan menggarap usaha Praya Party Supplies yang menyediakan persewaan Tiffany Chair bersama temannya. Menanggapi semakin menjamurnya WO saat ini, Syita tidak khawatir selama ia masih bisa terus memberikan layanan berkualitas yang akan meninggalkan kesan yang baik bagi kliennya.

“As long as you’re willing to go to the extra miles, klien akan dengan mudahnya memberikan review baik dan merekomendasikan nama Amaya ke orang lain. Saat sudah mendengar kepuasan dari orang lain, harga pun tidak lagi menjadi masalah. Inilah sebabnya kenapa

mayoritas klien Amaya merupakan repeat order dari pengguna jasa sebelumnya,” jelas perempuan kelahiran Jakarta berusia 27 tahun ini.

Prinsip-prinsip bisnis yang dipegangnya ini diakui berasal dari ilmu yang didapat selama kuliah di Prasetiya Mulya. Menurutnya, Prasetiya Mulya tidak hanya mengajarkan teori, tetapi juga banyak kesempatan untuk praktek langsung di dunia nyata mulai dari internship, community development, dan business project yang semuanya didukung dengan fasilitas kampus dan pengajar dengan network yang luas.

“It was truly one of the most memorable moments in my life,” ungkap wanita yang rajin berbagi wedding tips di berbagai forum online ini.

Tak lupa Syita berpesan kepada Prasmulyan agar menjadi pribadi yang rajin selama ketika di bangku kuliah dengan aktif mengikuti kegiatan yang ada di kampus. Menurutnya, pengalaman berorganisasi, kepanitiaan dan magang akan menjadi nilai plus untuk dilirik perusahaan maupun untuk membuka bisnis. []

Syita Sophian saat melakukan pekerjaannya sebagai WO.

#05, Februari 2016

11

Page 12: Prasmul edisi 05 2016

Student.

Menggeluti Dunia Event sejak SMA

Sylvia BonethaMahasiswa S1 Event Prasetiya Mulya / Alumnus SMA PKP Jakarta

Berawal dari ajang Kompetisi CREATION (Creative Event Competition) 2014 – yang

diselenggarakan oleh S1 Event Prasetiya Mulya, Sylvia Bonetha yang saat itu masih berseragam putih-abu-abu berasa menemukan pilihan jurusan yang tepat untuk kuliahnya.

“Saya belum pernah dengar ada jurusan S1 Event, makanya ketika saya dengar dari acara itu, saya langsung tertarik. Dari sejak sekolah memang saya selalu senang kalau ikut kepanitiaan event,” ujar mantan ketua OSIS SMA PKP Jakarta yang akrab disapa Sibo tersebut.

Tertantang untuk mengikuti kompetisi CREATION 2014, Sibo dan beberapa orang temannya di SMA PKP –sekolah binaan propinsi DKI Jakarta ini -- membuat sebuah Pentas Seni (Pensi) yang tidak biasa lewat project Amazing Art of Different Project (AADP). Mereka merancang pentas seni yang unik dengan melibatkan anak siswa dan orangtuanya. Ada track jogging dengan suasana malam, bazaar, dan tema yang berganti di setiap lorong.

“Pensi kan biasanya identik diadakan di malam hari. Nah, saya bikin konsep Pensi di pagi

hari tetapi tidak menghilangkan sensasi di malam hari, keluarga kita jadinya bisa ikut,” tandas dara kelahiran 20 Mei 1996 tersebut.

Kerja keras Sibo, dkk berbuah hasil. Meski harus puas menjadi juara ketiga di ajang CREATION 2014, ia tetap mendapatkan banyak pelajaran tentang bagaimana cara membuat event yang bisa diterima oleh banyak orang dan bagaimana caranya menempatkan diri di berbagai kalangan. Satu hal yang tak bisa dilupakannya hingga sekarang adalah saat ia diberikan kesempatan mendapatkan beasiswa kuliah di S1 Event Prasetiya Mulya setelah lolos admission test dan seleksi beasiswa.

KULIAH DI S1 EVENT Beasiswa yang diterima Sibo memang sangat membantu keinginannya kuliah mengambil jurusan S1 Event di Prasetiya Mulya. Pasalnya, ia mengaku bukan terlahir dari keluarga yang bergelimang materi. Ia masih ingat ketika pertama kali mengunjungi kampus Prasetiya Mulya di BSD di mana, ia hanya berpikir sederhana tentang bagaimana caranya ia bisa kuliah di tempat dengan fasilitas yang lengkap dan representatif ini.

Kini, Sibo sedang menempuh semester pertama di S1 Event. Pengalaman praktis yang pertama kali dirasakannya adalah tugas mata kuliah Event Planning. Sibo bersama 33 mahasiswa angkatan pertama S1 Event Prasetiya Mulya mengunjungi Saung Angklung Udjo di Bandung. Di sana, matanya terbuka bahwa dengan ide sederhana, seseorang dapat membuat event itu punya impact yang besar. Tugas selanjutnya yang menarik perhatiannya adalah kegiatan mengobservasi tempat wisata di Bogor.

“Saya bolak-balik ke Bogor untuk melihat potensi pariwisata di sana, kebetulan saya dapat di Prasasti Batu Tulis. Dari hasil observasi itu, saya disuruh kasih ide ke pemerintah daerah dan komunitas di sana untuk mengembangkan potensi wisatanya,” ujar wanita yang pernah masuk dalam 100 Ketua OSIS terbaik di Indonesia versi iLead Universitas Indonesia ini.

Sibo merasa kuliah di sini dapat memacu dirinya untuk berubah. Sibo mengaku tugas di kuliahnya sangat banyak dan ia dituntut untuk mau belajar Bahasa Inggris. Dengan tantangan tersebut, ia mengambil sisi positifnya yakni pengembangan pola pikir dan cara pandangnya. []

12

Page 13: Prasmul edisi 05 2016

Parenting.

Sigit Pramono dan Johan Pramono

Ketika Buah Jatuh Tidak Jauh Dari Pohonnya

Peribahasa yang popular dalam folklore Indonesia di atas lazim dipakai untuk menggambarkan sebuah situasi di mana

seorang anak mengikuti jejak orangtuanya dalam beberapa hal seperti penampilan, karakter, keterampilan, hobi ataupun pilihan dalam berkarier.

Lalu muncul pertanyaan bagi orangtua, mengapa anak harus mengikuti jejak orangtuanya? Dan bagi anak, mengapa mereka harus mengikuti jejak orangtuanya? Lalu, apakah semua hasil yang identik itu berlangsung secara natural atau adakah proses tertentu secara timbal-balik yang disengaja dan berkelanjutan antara orangtua dan anak?

Khusus untuk urusan mendidik anak dalam memilih institusi pendidikan yang tepat dan menentukan pilihan kariernya, keluarga Sigit Pramono punya sebuah kisah yang menarik. Bersama istrinya Sri Rahayu Kusindini, pria kelahiran Batang, 14 November 1958 ini mengemban tanggung jawab untuk mendidik keempat anak laki-lakinya. Dari semuanya, muncullah nama Nutfahaji Johan Pramono atau biasa dipanggil Johan sebagai anak yang mengikuti jejak ayahnya dalam hal pendidikan dan karier.

Sigit dan Johan sama-sama mengambil pendidikan master di bidang manajemen dan menekuni dunia event. Sang Ayah merupakan lulusan program Master of Business Administration (MBA) – kini bernama program Magister Manajemen (MM) - Prasetiya Mulya Business School (PMBS) pada tahun 1995 dan Johan menamatkan program MM di Prasetiya Mulya pada tahun 2014. Saat ini, Sigit dan Johan juga aktif di industri event dengan membesut Jazz Gunung.

PENDIDIKAN ANAKDalam hal mengarahkan pendidikan anak, pria yang pernah menjabat sebagai Presiden Direktur Bank Internasional Indonesia (BII)

Director Jazz Gunung, Johan Pramono dan Co-Founder Jazz Gunung, Sigit Pramono.

#05, Februari 2016

13

Page 14: Prasmul edisi 05 2016

Parenting.

Tips Mendidik Anak versi keluarga

Johan

Memberikan pendidikan

moral sebagai pondasi

Memberikan kebebasan kepada

anak dalam mencari informasi tentang

pendidikan dan karier

Membimbing dan mengarahkan

pilihan pendidikan dan karier anak

Mendorong anak agar kegiatan dan teman sebanyak-banyaknya untuk

menambah pengalaman.

Memberikan penjelasan

kepada anak agar bisa saling

menghargai sesama.

dan Direktur Utama Bank Negara Indonesia (BNI) ini mengaku selalu memberikan kebebasan kepada keempat anaknya. Saat sang anak sudah mencari tahu sebanyak-banyaknya, dirinya hanya sebatas memberikan pertimbangan dan arahan agar memilih sekolah yang cocok untuk bisa mengembangkan potensi terbaiknya dan tidak salah langkah ke depannya.

“Intinya kita kasih kebebasan anak-anak untuk mengeksplor dan ketika dia bertanya barulah kita berikan arahan, dia mau jadi apa dan mau pilih kampus mana itu terserah dia,” ungkap pria yang baru saja ditunjuk sebagai Ketua ASEAN Bankers Association (ABA) periode 2015–2017 sejalan dengan posisi sebelumnya sebagai Ketua Umum

14

Page 15: Prasmul edisi 05 2016

Parenting.

Perbanas (Perhimpunan Bank-Bank Umum Nasional).

Dirinya selalu menekankan kepada anak-anaknya bahwa jika mau memperdalam kemampuan, pengalaman, dan kemauan selagi masih muda, maka kesuksesan akan mudah di dapat. Dalam perjalanannya, pria yang cinta berat dengan fotografi ini selalu mendorong anak-anaknya untuk mengikuti berbagai kegiatan yang positif, seperti basket, sepak bola, maupun bermusik. Walaupun ia tidak bisa bermusik, ia menyediakan studio musik di rumah untuk keempat anaknya agar bisa bermusik, punya waktu bersama untuk bermain-main di ruangan musik dan kegiatan fotografi.

“Pokoknya kita berikan anak banyak kegiatan yang positif dengan teman-teman mainnya untuk menghindari hal-hal negatif apa lagi tinggal di kota sebesar Jakarta ini maka kita sebagai orang tua juga harus menjadi contoh yang baik bagi anak-anak kita,” ujar sosok nyentrik yang sering berseloroh bahwa hobinya adalah bankir dan pekerjaannya adalah fotografer di Sigit Pramono Photography (www.sigitpramono.com).

SUDUT PANDANG ANAKDari sudut pandang Johan Pramono, anak kedua dari 4 bersaudara ini mengaku sudah cukup banyak mendapatkan bimbingan dari orang tua selama ini dalam pilihan pendidikan dan karir. Menurut pria kelahiran 24 September 1989 ini, sekarang adalah waktunya untuk berbalas budi kepada orang tuanya.

“Bagaimanapun orang tua adalah panutan dan saya selalu percaya kalau apa yang diberikan orang tua pasti ada manfaatnya dan saya bersyukur sampai saat ini apa yang diberikan dan diajarkan orang tua dulu itu sangat bermanfaat sekali,” pria yang kini menetap di kota Bandung ini bersama istrinya Annisa Budi Prayuni.

Lebih lanjut lagi, Johan yang kini menjabat sebagai Direktur PT. Jazz Gunung Indonesia menjelaskan bahwa dirinya selalu memegang filosofi bahwa hidup itu seperti air. Baginya, hidup ini bukan hanya sebatas mengalir saja melainkan bagaimana kita bisa menyesuaikan dengan wadahnya dan beradaptasi.

“Sifat fleksibel itu terdapat di air. Ya, kalau dalam kerjaaan intinya

jangan kaku dan selalu mengikuti perkembangan dunia bisnis,” tutup Johan yang jatuh hati pada dunia event.

Saat ini, Sigit dan Johan bekerjasama dalam membesut di bidang event lewat proyek Jazz Gunung. Event ini berusaha meningkatkan apresiasi terhadap musik jazz etnik Indonesia dengan menampilkan musisi-musisi yang memadukan musik etnik Indonesia dengan musik jazz. Berlokasi di kawasan Gunung Bromo, event yang diprakarsai sejak tahun 2009 oleh Sigit bersama seniman serba bisa Butet Kartaradjasa dan Djaduk Ferianto ini ingin memberi nilai tambah pada pariwisata di Gunung Bromo.

Sebagai Co-Founder, Sigit bertugas memikirkan konsep Jazz Gunung dan men-supervisi pelaksanaannya, sementara kini untuk operasional Johan lah yang memegang kendali. Satu visi dengan ayahnya, Johan ingin menjadikan Jazz Gunung ini sebagai salah satu festival seni budaya andalan dalam program pariwisata Indonesia di mata dunia internasional.[]

#05, Februari 2016

15

Page 16: Prasmul edisi 05 2016
Page 17: Prasmul edisi 05 2016

Hall of Fame.

Juara I

ERM Challenge 2015 -Business Games Competition, Singapore Richard Kuncara, S1 Business 2012, Alumnus SMAK 3 BPK Penabur Jakarta Eric C.S, S1 Business 2014, Alumnus SMAK 1 BPK Penabur JakartaMichael L Massey, S1 Marketing 2011, Alumnus SMA ASISI Jakarta Calvin, S1 Accounting 2014, Alumnus SMA Katolik Kolese Santo Yusuf MalangIgnasius Egan J, S1 Business 2014, Alumnus SMA Xaverius I Jambi

Juara I

Diponegoro Capital Market Days :Trading & Investment Analysis Competition

Eric Christian, S1 Business 2014, Alumnus SMAK 1 BPK Penabur Jakarta

Juara I

UMN Communication Festival 2015Ignatius Egan Jonatan, S1 Business 2014, Alumnus SMA Xaverius I JambiJennifer Omar, S1 Business 2014, Alumnus Ronghuai International School ChinaRobertus Danny Sucahyo, S1 Business 2014, Alumnus SMA Katolik St. Louis 1 Surabaya

PERIODE JUNI – DESEMBER 2015

Juara I

Pertamina Youth Ecopreneur 2015Tjiu Patrick, S1 Business 2013, Alumnus SMA Kristen IPEKA Puri

Ester Permatasari, S1 Business 2013, Alumnus SMAK 1 BPK Penabur Jakarta Christine, S1 Business 2013, Alumnus SMA Kristen IPEKA Tomang II

Irene Octalina, S1 Business 2013, Alumnus SMA UPH College Karawaci

#05, Februari 2016

17

Page 18: Prasmul edisi 05 2016

Hall of Fame.

Juara I“International University Cup 2015”M. A. Bagaskara, S1 Accounting 2013,

Alumnus Binus International School Serpong M. A Rahmanto, S1 Business 2014, Alumnus SMAIT AL-BINAA Bekasi

Vidi Hardika, S1 Business 2012, Sapulpa High School Oklahoma, US Aaron Abi, S1 Business 2012, Alumnus SMAK Tirta Marta BPK Penabur Pondok Indah

Fariz Satriadi, S1 Accounting 2013, Alumnus SMA Santa Theresia Jakarta M. Hasan Shidqi, S1 Business 2013, Alumnus SMA Negeri 1 Depok

T. Yazky Irza, S1 Marketing 2014, Alumnus SMA Islam Dian Didaktika Cinere Liko Andriza A, S1 Business 2014, Alumnus SMA Negeri 71 Jakarta

Antonius Suwito, S1 Business 2014, Alumnus SMA Dian Harapan Jakarta Angga Triapramana, S1 Marketing 2015, Alumnus SMA Pangudiluhur 1 Jakarta

Juara I

“Simulasi Bursa Saham XVIII”Eric Christian, S1 Business 2014, Alumnus SMAK 1 BPK Penabur Jakarta

Juara I

“The Socialpreneur Economy Expo 2015”Michael Tanfebro, S1 Business 2014, Alumnus SMA Karangturi SemarangMichael Valerie, S1 Business 2014, Alumnus SMA Don Bosco PadangSally Liangelin, S1 Business 2014, Alumnus SMA Darma Yudha Pekanbaru

THE WINNERS

“BBC Future Journalist Award 2015” Naomi Indartiningrum, S1 Business 2013,

Alumnus SMA Negeri 1 Depok

18

Page 19: Prasmul edisi 05 2016

Hall of Fame.

Juara I"Presuniv Idol 2015: Songwriting Competition"

Arvy Joshua, S1 Business 2013, Alumnus, SMAK Penabur Bintaro Ananda Thesvara, S1 Finance 2015, Alumnus SMA Santa Laurensia Tangerang

Muhammad Ardian Noviarsi, S1 Business 2015, Alumnus SMA Labschool Cibubur Tristan Juliano Sumaatmadja, S1 Business 2015, Alumnus SMA Islam Al-Azhar Jakarta

Zakari Danubrata, S1 Business 2015, Alumnus SMA Islam Al-Azhar Jakarta

Juara I

Tingkat Nasional “The CIMA Global Business Challenge”Michael Stefanus, S1 Accounting 2013, Alumnus SMA Katolik Ricci 1 Jakarta

Sacarissa Salim, S1 Accounting 2013, Alumnus SMA Santa Laurensia Tangerang Emilio Marcell, S1 Business 2013, Alumnus SMA Santa Theresia Jakarta

Stephanie Regina, S1 Marketing 2013, Alumnus SMA Santa Theresia Jakarta

Juara I

Tingkat Internasional“Maybank Go Ahead Challenge 2015 (MGAC)”Clarine Pranata, S1 Finance 2012, Alumnus SMA Tunas Muda International School Jakarta

Juara I

Mawar Cup: Growing in UnityOliver Flo Ardian, S1 Business 2013,Alumnus SMA Kanisius Jakarta Gerry Rachman, S1 Accounting 2013,Alumnus SMAK 4 Penabur Jakarta Christopher Bryan, S1 Accounting 2013,Alumnus SMA Santa Theresia JakartaMichael Valerie Utama, S1 Business 2014,Alumnus SMA Don Bosco Padang Stephanus Michael Andiputra, S1 Business 2014,Alumnus SMA Katolik Sang Timur Jakarta

#05, Februari 2016

19

Page 20: Prasmul edisi 05 2016

Hall of Fame.

Individual Winner & 1st Winner Team

“Unilever Future Leader League 2015”

Hagi Yufantra, S1 Marketing 2012,Alumnus SMA Katolik St. Louis 1 Surabaya

Juara I

KOMPETISI TINGKAT NASIONAL“The 10th Management E[X]posed” Amanda Maulia A, S1 Business 2012,Alumnus SMA Global Prestasi Bekasi Ayu Savitri, S1 Business 2012,Alumnus SMA Negeri 2 Kota Tangerang SelatanIvan Todo Butarbutar, S1 Business 2012,Alumnus SMA Xaverius 1 PalembangNahla Firdaus A, S1 Business 2012,Alumnus SMA Negeri 48 JakartaWibiyanto Cahyadi, S1 Business 2012,Alumnus Inti College Indonesia Jakarta

Juara I

KOMPETISI TINGKAT NASIONAL“Awakening Creative Economic Spirit (ACES) - Business Plan Competition “Adhi Bagaskoro, S1 Business 2013, Alumnus SMA Negeri 2 Tangerang Andreas, S1 Business 2013, Alumnus SMA Ketapang 1 JakartaJeanny Rosita Gunawan, S1 Business 2013, Alumnus SMAK St. Albertus MalangKevin Aprilyo Mulyono, S1 Marketing 2013,Alumnus SMA Katolik Kolese Santo Yusup MalangPrecilia Janet Hosea, S1 Marketing 2014,Alumnus SMA Katolik Kolese Santo Yusup Malang

Juara I

"Management Carnival 2015: Management Competition"Eric Christian, S1 Business 2014, SMAK 1 BPK Penabur Jakarta

20

Page 21: Prasmul edisi 05 2016
Page 22: Prasmul edisi 05 2016

Special Report.

Gimana cara termudah mengukur kebanggaan seorang mahasiswa terhadap kampusnya?

Percayalah bahwa cara termudah menakar kebanggaan tersebut adalah

soal penampilan. So, identitas kampus apa saja yang kalian kenakan secara sukarela ke kampus adalah sesuatu yang pertama kali orang nilai. Yang paling standar tentunya bisa dinilai dari kebanggaan mengenakan seragam atau jas almamater buatan kampus.

Soal kebanggaan ini penting. That̀ s why kampus sekelas Prasetiya Mulya sampai membuatkan jas almamater spesial dengan kualitas bahan, model, dan jahitan yang bagus.

Di luar identitas kampus yang seragam itu, kebanggaan kalian bisa dibilang naik satu level ketika kalian juga mampu menunjukkan “Gw anak kampus xxxx yang keren” dengan cara memakai produk kreatif bertuliskan nama kampus yang dibuat oleh organisasi mahasiswa ataupun karya teman kalian. Produk ini bisa berupa t-shirt, sweater, topi, gantungan kunci, jumper, tumbler, hingga sticker kampus untuk kendaraan.Keinginan untuk menunjukkan identitas dan meningkatkan kebanggaan mahasiswa S1 Prasetiya Mulya inilah yang mengilhami lahirnya The Blue Merchant (TBM). Sejak tahun 2013, TBM mulai berinisatif mengelola official merchandise untuk mahasiswa S1 Prasetiya Mulya.

Apa sih sebenarnya TBM itu?TBM menjadi organisasi yang

menangani segala kebutuhan official merchandise dari S1 Prasetiya Mulya. TBM awalnya menyediakan merchandise kepada mahasiswa S1 Prasetiya Mulya baik secara langsung maupun melalui event-event kampus yang diadakan oleh Student Board.

Seiring kebutuhan merchandise yang semakin tinggi, TBM juga memfasilitasi event-event kampus yang ingin menjual merchandise dan memberikan nilai tambah seperti mencarikan vendor merchandise sehingga panitia acara tersebut tidak kerepotan. Selain itu, jika memang panitia tidak memiliki divisi design atau menginginkan design dari pihak TBM, TBM bakal menyediakan berbagai macam pilihan design yang bisa dipilih sesuai dengan keinginan.

Pada tahun kedua berdirinya TBM, sudah banyak event-event Student

The Blue Merchant, Official Merchandise Kebanggaan Prasmulyan

Board yang mempercayakan penjualan merchandise-nya kepada TBM. Beberapa di antaranya adalah Music Night, Eureca, Pop Up Market, Prasmul Olympics, ICN, Sanskerta, dan lainnya.

Merchandise yang dijual pun beragam dari mulai T-shirt, hoodie, totebag, notebook, keychain, dan lain-lain yang tentunya diproduksi untuk memenuhi kebutuhan mahasiswa S1 Prasetiya Mulya.

Bagaimana cara mendapatkan produkTBM?TBM bisa didapatkan di Prasmulyan Store yang terletak di lantai dasar PMBS Building, Kampus Prasetiya Mulya BSD.Selain itu, Produk TBM bisa dipesan lewat Instagram @thebluemerchant. Saat ini, TBM juga sedang merencanakan untuk melakukan launching webstore yaitu www.prasmulyanstore.com. []

22

Page 23: Prasmul edisi 05 2016

Special Report.

Ajang Sport-Art Competition tahunan Prasmul Olympics kembali digelar oleh Student

Board, S1 Prasetiya Mulya. Pada tahun ini Prasmul Olympics hadir dengan wajah baru dengan mengangkat tema “The Uprising Olympians” dan tagline “Bigger Than a Game, Greater Than Competition”. Prasmul Olympics

Prasmul Olympics 2015

2015 dilaksanakan dengan maksud untuk menanamkan, memperkuat, dan membangkitkan jiwa sportivitas masyarakat terutama pada generasi muda.

Acara yang berlangsung dari tanggal 9 Mei 2015 – 23 Mei 2015 di Kampus Prasetiya Mulya – BSD ini dibagi menjadi 5 sub-events,

di antaranya opening, Phoenix Cup (kompetisi futsal & Basket), Phoenix Exhibition (kompetisi fotografi, videografi, dan modern dance), serta Running yang mengangkat konsep “Prisoners Escape: The First Thematic Neon Blast Run in Indonesia”, dan closing.

Pada penutupan acara Prasmul Olympics 2015 yang dilaksanakan Sabtu, 23 Mei 2015 ini ditutup dengan 5k Fun Run yang melibatkan kurang lebih 1.700 peserta yang mengangkat tema “Prisoners Escape: The First Thematic Neon Blast Run in Indonesia”, dan dilanjutkan dengan neon party yang dimeriahkan oleh DJ Yasmin. Dilanjutkan dengan pemutaran video After Movie yang berisi rangkaian keseluruhan acara Prasmul Olympics 2015 dari awal hingga akhir dan Fireworks. []

Mengusung proyek sosial dan membawa nama daerahnya menjadi sebuah kebanggaan

tersendiri bagi tiga puluh empat delegasi dari seluruh penjuru tanah air yang berkumpul di ajang Indonesia Culture and Nationalism (ICN) 2015. Tentunya, waktu yang mereka habiskan selama tiga hari dari 28-30 Mei 2015 di BSD dan Jakarta tidaklah sia-sia. Berbagai kegiatan seperti kunjungan, coaching, hingga seminar menjadi kenangan yang berkesan selama mengikuti acara yang diadakan oleh Student Board S1 Prasetiya Mulya ini.

Adapun acara penutup yang dilaksanakan di Kampus BSD ini diselenggarakan ICN Festival yang terdiri dari 2 sesi seminar yang diikuti oleh 329 peserta yang terdiri

dari Prasmulyan, eksternal Prasetiya Mulya, 34 delegasi ICN Conference 2015, dan 5 delegasi peraih proyek sosial terbaik ICN 2014.

Pada sesi pertama seminar yang diselenggarakan bertemakan “Perubahan dimulai dari 1, Anda” yang diisi oleh Andy F. Noya yang

ICN 2015

merupakan pembawa acara Kick Andy di salah satu stasiun televisi swasta Indonesia. Sedangkan pada sesi ke dua seminar yang diselenggarakan bertemakan “Di manakah Sumber Kreativitas?” yang diisi oleh Ibu Lani Rahayu, Bapak Barry Likumahuwa, dan Bapak Leonard Theosabrata. []

#05, Februari 2016

23

Page 24: Prasmul edisi 05 2016

Special Report.

Kompetisi hasil kerjasama Prasetiya Mulya dan Deteksi Jawa Pos ini dilaksanakan pada 13-22 Desember 2015, di SSCC Supermal Pakuwon Indah. Terdapat 3

pemenang yang berhasil mengalahkan 29 tim lainnya yang berasal dari SMA se-Jawa Timur. Mereka adalah SMA Negeri 5 Surabaya sebagai Juara 1 dan mendapatkan laptop, dan SMA Saint Louis 1 Surabaya sebagai Juara 2 & 3 dan berhak mendapatkan masing-masing tablet dan handphone. Sementara peserta yang lolos seleksi, berhak memperebutkan beasiswa penuh S1 Prasetiya Mulya dalam Young Scholar Indonesia. []

Prasetiya Mulya Deteksi Young Scholar Challenge 2015

SMA Kolese Kanisius Jakarta berhasil mempertahankan gelar juara bertahan dalam

ajang “Accounting Prasetiya Mulya Challenge (APMAC) 2015”. Pada babak final yang digelar hari Selasa (10/11) di Kampus Prasetiya Mulya BSD, Kanisius yang diwakili oleh Alvin, Quodvultdeus Vitalis, dan Andrika Prakasa berhasil meyakinkan empat juri dari Prasetiya Mulya. Atas keberhasilan ini, Alvin, dkk berhak menerima hadiah uang senilai 12 juta rupiah.

Sementara itu, SMA Kristen Yusuf Jakarta harus puas menempati peringkat kedua diikuti SMA Regina Pacis Bogor pada peringkat ketiga, dan SMKN 20 Jakarta pada peringkat keempat. Adapun juara kedua mendapatkan hadiah 9 juta rupiah, juara ketiga 6 juta rupiah, dan keempat 3 juta rupiah. Selain itu, 8 tim terbaik diberikan kesempatan untuk melakukan company visit ke PT Asahimas Flat Glass Tbk pada tanggal 11 November 2015.

APMAC 2015SMA Kanisius Pertahankan Gelar Juara

Sebelum menjadi yang terbaik, Alvin, dkk harus berjuang keras melewati 3 tahap APMAC 2015, yaitu Babak Penyisihan berupa Written Test, Babak Semifinal berupa Cepat Tepat, serta Babak Final berupa Case Study dan Presentasi. Lewat keberhasilan ini, Alvin dkk mengikuti jejak kakak kelas mereka dari SMA Kolese Kanisius, yakni Bimo Tyastomo, Adrian Surya, Krishna Astu Yuwono dengan bimbingan Ibu Eleonora Dwi yang pada tahun 2014

lalu menjadi juara di kompetisi yang sama.

APMAC 2015 merupakan sebuah kompetisi akuntansi tingkat regional yang diadakan oleh S1 Accounting Prasetiya Mulya bagi siswa-siswi SMA/SMK/sederajat. Kompetisi yang diperuntukkan bagi siswa-siswi SMA/SMK/sederajat ini akan menguji kemampuan dan pengetahuan mereka akan dunia akuntansi untuk memperebutkan gelar juara di kompetisi APMAC. []

24

Page 25: Prasmul edisi 05 2016

Special Report.

Sebagai upaya untuk menjalin networking dengan para profesional dan menggalang

kolaborasi untuk memajukan generasi muda Indonesia, S1 Prasetiya Mulya mengadakan “Professional Gathering” di Rumah Maroko, Jakarta pada tanggal 4 Agustus 2015.

“Professional Gathering” yang dihadiri sekitar 76 profesional

S1 Prasetiya Mulya Adakan Profesional Gathering & Deklarasi Bersama Perusahaan

berlevel top management ini ditindaklanjuti lewat seremoni kolaborasi antara S1 Prasetiya Mulya dengan 6 perusahaan lewat deklarasi “Membangun Generasi Muda Indonesia”. Enam perusahaan yang berpartisipasi, antara lain : Unilever Indonesia, Wellcomm Shop, Garuda Indonesia, Pendekar Bodoh, Dayin Mitra, dan Sinar Mas Land. Satu dukungan lagi didapatkan dari sebuah lembaga yakni Asosiasi Manajemen Indonesia (AMA Indonesia).

Adapun deklarasi “Membangun Generasi Muda Indonesia” mengusung pesan :

“Demi kemajuan bangsa Indonesia di masa mendatang, semua pihak perlu mendukung kemajuan

generasi muda Indonesia, maka kami sepakat untuk saling bekerjasama dengan pemangku kepentingan terkait lainnya, dalam lingkup bidang pendidikan secara umum untuk menunjang pengembangan dan kemajuan generasi muda Indonesia.”

Pada acara tersebut, para profesional juga mendapatkan wawasan bisnis lewat workshop entrepreneurship bersama Prof. Agus W. Soehadi selaku Guru besar Marketing Prasetiya Mulya, dan mengangkat tema “Experiential Marketing” yang erat kaitannya dengan perubahan perilaku konsumen generasi muda Indonesia dan pengaruhnya dalam memberikan kontribusi bagi bisnis. []

SMAN 2 Tangerang Selatan meresmikan program kerjasama pendampingan

pendidikan bidang studi Ekonomi Bisnis dan Ekonomi Kreatif. Penandatanganan kerjasama yang dilakukan di Kampus Prasetiya Mulya BSD pada hari Senin (10/11) ini diwakili oleh Prof. Djoko Wintoro, Ketua STIE Prasetiya Mulya dan Dr. Neng Nurhemah, M.Pd, Kepala Sekolah SMAN 2 Tangsel.

Kerjasama dengan jangka waktu 2 tahun ini mengetengahkan

empat poin. Pertama, S1 Prasetiya Mulya akan menyelenggarakan seminar, pelatihan dan workshop untuk meningkatkan kemampuan guru-guru bidang studi ilmu sosial khususnya ekonomi. Kedua, Prasetiya Mulya akan menyediakan pengajar tamu khususnya untuk meningkatkan minat siswa-siswi SMAN 2 Tangsel pada bidang studi ekonomi bisnis/ekonomi kreatif termasuk coaching dalam bentuk kompetisi ide.

Selanjutnya, Prasetiya Mulya akan mengundang siswa SMAN 2 Tangsel pada kegiatan edukatif untuk publik seperti kompetisi, dan ajang eksibisi seperti Entrepreneur Day, CreatiFEST. Terakhir, Prasetiya Mulya akan mengadakan sosialiasi program studi kepada siswa-siswi SMAN 2 Tangsel.

“Materi dan praktek yang akan diberikan oleh para pengajar

Prasetiya Mulya bisa memberikan pemikiran ekonomi kreatif agar ketika mereka lulus nanti bukan hanya menjadi pekerja, tetapi bisa menciptakan lapangan kerja bagi orang lain,” ujar Neng.

Untuk mengimplementasikan kerjasama ini, kedua pihak sepakat untuk menggunakan seluruh kemampuan manajemen dan akses industri yang dimiliki dan menggunakan semua keunggulan akademik yang dimilikinya dalam bentuk pengajar, bahan pendidikan atau pelatihan, penyelenggaraan program dan sertifikasi, fasilitas sekolah/kampus dan laboratorium untuk bersama-sama mewujudkan kerjasama ini.

Neng berharap kerjasama ini bisa membuat anak didiknya kembali meminati dan menyukai mata pelajaran berbasis ekonomi dan bisnis. []

SMAN 2 Tangerang Selatan Gandeng Prasetiya Mulya

#05, Februari 2016

25

Page 26: Prasmul edisi 05 2016

Special Report.

Association of Asia Pacific Business School (AAPBS) 2015 baru saja

mempertemukan sekolah-sekolah bisnis di kawasan Asia Pasifik lewat “AAPBS Academic Conference” 2015 yang digelar oleh Prasetiya Mulya Business School dan SBM ITB sebagai tuan rumah di Nusa Dua, Bali. Sebanyak 80 peserta dari 14 negara di kawasan Asia Pasifik berbagi pengalamannya tentang inklusivitas dan keberlanjutan dalam konferensi akademis ini. Mereka membahas isu “Re-Encoding Inclusive and Sustainable World Development into Strategic Corporate Agenda of Asia Pacific” dalam rangka menyikapi gejala kesenjangan ekonomi dan tanda-tanda pembangunan yang tersendat.

Selama dua hari (14-15 Mei 2015), konferensi ini berhasil mengumpulkan berbagai elemen inklusivitas dan keberlanjutan hasil kolaborasi akademisi, pemerintahan dan praktisi di bidang bisnis. Elemen-elemen seperti integritas, kepercayaan, keberagaman, kerjasama, perhatian pada manusia dan lingkungan hidup menuntut kerjasama antara sekolah bisnis dengan perusahaan, pemerintah, dan komunitas. Kolaborasi antar semua elemen diharapkan bisa membalikkan tren semakin lebarnya kesenjangan, kelangkaan sumber daya alam dan pengembangan modal manusia di negara-negara Asia Pasifik.

Prof. Djoko Wintoro, Ketua Prasetiya Mulya Business School, pembicara pertama pada sesi pembukaan menjelaskan bahwa model sekolah bisnis berbeda dengan model Corporate Social Responsibility (CSR). Sekolah bisnis, lanjut Djoko, lebih menekankan pada nilai-nilai kebersamaan dan peran dalam pemberdayaan kaum yang tertinggal di mana dalam hal ini mahasiswa berperan sebagai produsen, konsumen, dan entrepreneur. Model inklusif ini berkebalikan dengan model ekslusif yang masih digunakan beberapa institusi pendidikan di mana perbedaannya terletak pada prioritas perhatian kepada kepentingan sosial sedangkan model ekslusif hanya memikirkan untuk bertumbuh sendirian.

“Sekolah bisnis mempunyai peran penting dalam mengajarkan model bisnis inklusif yang memasukkan kaum yang tertinggal ke dalam nilai perusahaan. Sementara itu, perusahaan berperan dalam meningkatkan pendapatan masyarakat sekaligus ketertarikan sosial masyarakat. Kesenjangan sosial harus diperbaiki mengggunakan model kolaboratif ini,” ujar Djoko yang juga menjabat sebagai Penasihat Komite AAPBS Academic Conference 2015.

Pembicara selanjutnya, Armida Alisjahbana, mantan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional RI lebih menyoroti

penerapan inklusivitas dan keberlanjutan dalam konteks kebijakan pemerintah. Armida menyarankan agar pemerintah Indonesia melakukan investasi dalam hal inklusivitas dan pembangunan berkelanjutan dengan cara memperkuat pilar sosial dan lingkungan. Pada prakteknya, lanjut Armida, pemerintah dapat menyediakan akses yang berlaku universal untuk layanan masyarakat yang mendasar melalui kebijakan publik dalam investasi yang fokus pada pendidikan, kesehatan, kesejahteraan, ketahanan energi, keamanan, dan pelindungan terhadap lingkungan.

Lewat spirit pembangunan komunitas Asia Pasifik yang sedang giat menunjukkan kekuatannya di kancah ekonomi global, sumber daya intelektual dengan arahan dari AAPBS pada konferensi ini diharapkan mampu menghasilkan pembelajaran konkrit sebagai katalis dari inklusivitas dan keberlanjutan bisnis tidak hanya di Asia Pasifik tetapi juga di seluruh dunia.

Prof. George Benwell, Presiden AAPBS, berjanji pada tahun 2015 ini AAPBS dapat melanjutkan perannya sebagai agen kepemimpinan dan keterwakilan sekolah bisnis dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan manajemen dan bisnis di Asia Pasifik. Selain itu, AAPBS juga ingin meningkatkan nilai tambah kepada para anggotanya serta mengangkat profil organisasinya secara global. []

AAPBS Academic Conference 201526

Page 27: Prasmul edisi 05 2016
Page 28: Prasmul edisi 05 2016

Start up.

HADIRKAN SOLUSI PENERANGAN DI INDONESIA Berawal dari keinginan

membantu pemerintah menyelesaikan masalah

kelistrikan di mana masih ada 20 persen wilayah di Indonesia belum tersentuh oleh aliran listrik, Budi berpikir mencari solusinya. Bersama dengan tujuh belas rekannya sesama mahasiswa S1 Business Prasetiya Mulya angkatan 2013, ia melihat adanya peluang untuk membangun sebuah bisnis dengan produk lampu hemat energi yang menggunakan energi solar panel. Mereka pun sepakat memberi nama Highlight.

“Yang mendasari kita membuat bisnis ini adalah penyelesaian masalah dan juga market-nya. Kalau berangkat dari permasalahan, masih banyak wilayah di Indonesia belum kebagian listrik, dan produksi listrik di negara kita ini masih defisit. Jadi kita mau berusaha dari hal simple yaitu penerangan yang hemat listrik,” jelas pemuda bernama lengkap Yesi Budiono yang kini menjabat sebagai Chief Executive Officer (CEO) Highlight ini.

Produk lampu Highlight memanfaatkan paparan sinar matahari untuk menjadi energi yang bisa menghidupkan lampu tanpa pasokan dari listrik PLN ataupun baterai. Komponen panel surya mini berfungsi menyerap sinar matahari dan menyimpannya pada siang hari. Pada malam hari, lampu ini secara otomatis akan menyala dan dapat berfungsi sebagai penerangan di dalam ruangan maupun lampu taman. Highlight menyediakan beberapa pilihan desain lampu yang disesuaikan dengan estetika ruangan.

Lebih lanjut lagi, Budi menjelaskan kenapa kelompoknya memilih

Highlight

Highlight sebagai tugas proyek mata kuliah Business Creation dan Business Development pada semester 3 dan 4.

“Kita mengambil nama Highlight karena artinya “tersorot” dan “bersinar sendiri”, nah itu salah satu filosofinya. Dan kita juga ingin bisa leading dan bersinar di bidang lampu solar panel Indonesia,” ujar pemuda yang pada ajang Awarding Night S1 Prasetiya Mulya sempat meraih penghargaan sebagai The Best CMO ini.

Untuk melakukan pemasaran yang maksimal dalam menjangkau pasar yang lebih luas, Highlight memanfaatkan kemajuan teknologi yang ada saat ini yakni melalui toko online (online shop) di Instagram. Highlight juga banyak mengikuti bazaar dan event-event yang ada agar bisa bertemu langsung dengan pelanggannya.

“Pemasarannya kita awalnya lewat model Business to Consumer (B2C) , secara online maupun offline. Selain Instagram dan Line, kita juga hadir di beberapa platform e-commerce dan marketplace seperti bukalapak.com, kaskus.co.id, tokopedia.com dan OLX.

com,” ujar alumnus SMK Telkom Sandy Putra Purwokerto yang masuk ke S1 Prasetiya Mulya lewat beasiswa Young Scholar Indonesia 2013 dan beasiswa Bidik Misi ini.

Selain itu, Highlight juga telah mengembangkan sayap lewat jalur Business to Business (B2B) dengan target utama usaha restoran dan pengembang properti. Sementara, untuk menjangkau pelanggan di daerah terpencil, Highlight mulai menggandeng pemerintah daerah. Ke depannya, Budi berharap Highlight dapat berkembang menjadi usaha skala menengah yang bermanfaat untuk masyarakat luas.[]

28

Page 29: Prasmul edisi 05 2016

Start up.

Dunia event di Indonesia saat ini sudah mulai berkembang dengan pesat dan sudah

banyak event yang diselenggarakan di Indonesia sampai saat ini, mulai dari event musik, event kebudayaan, event yang berbasis fashion, event lari, dan masih banyak lagi.

“Dari dulu saya melihat dunia industri event terus berkembang, saya melihat dari lingkungan saya saja (kampus Prasetiya Mulya) setiap tahunnya ada event tahunan bahkan bertambah tidak menutup kemungkinan kampus lain juga seperti itu dan event organizer terus bermunculan. Saya mendapati bahwa event ini pasti ada saja yang baru,” papar Mahasiswa S1 Marketing Prasetiya Mulya, Egi Pranata Asprian.

Merespon hal tersebut pada tahun 2013 Egi bersama dengan temannya mahasiswa UNPAD mendirikan media platform untuk event di Indonesia yang diberi nama eventbanget.com, yang bertujuan untuk mempublikasikan event yang akan diselenggarakan dan sekaligus untuk mempermudah para audiens mencari event yang akan diselenggarakan di sekitar mereka.

“Sebenarnya tidak kepikiran kalau ini akan menjadi media partner event di seluruh Indonesia, dan sebenarnya berangkatnya itu dari tujuan mulia bahwa ini tidak berbayar dan hanya ingin berbuat kalau orang-orang yang ingin mencari event itu di satu tempat saja, ternyata makin ke sini malah bisa jadi brand,” jelas Egi.

Sampai saat ini eventbanget.com sudah termasuk media platform yang sukses dan berkembang pesat,

Berangkat Dari Tujuan Mulia

Eventbanget.com

pasalnya sudah banyak event yang bekerjasama, salah satunya adalah Indonesia International Motor Show (IIMS) 2015. “Selama ini sudah masuk sekitar 800-1000 event yang bekerjasama dengan eventbanget.com,” ungkap pria yang pada tahun 2011 memilih Prasetiya Mulya sebagai tempatnya melanjutkan pendidikan setelah lulus dari SMA Al Azhar BSD.

Tak lupa Egi berpesan kepada para mahasiswa/i Prasetiya Mulya yang ingin terjun ke dalam dunia bisnis, menurutnya, bisnis yang akan dibangun harus memiliki tujuan yang pasti agar tidak berantakan dari awal, dan setelah memiliki tujuan dan yakin dengan bisnis tersebut barulah membuat konsep yang matang. []

#05, Februari 2016

29

Page 30: Prasmul edisi 05 2016

Executive Talk.

Siapa yang belum pernah menonton acara Kick Andy?

Pertanyaan itu dilontarkan Andy F. Noya kepada 34 delegasi dan sekitar dua ratus peserta Indonesia Culture and Nationalism (ICN) 2015 – sebuah ajang kompetisi nasional social project tahunan antar mahasiswa bertema “Perubahan Dimulai dari 1, Anda” yang diselenggarakan oleh Student Board S1 Prasetiya Mulya.

Saat itu, tidak ada satupun peserta yang mengacungkan tangan di hadapan pembawa acara Kick Andy yang kini berpenampilan plontos tersebut. Tayangan yang mengudara sejak tahun 2006 ini memang selalu menjadi program favorit oleh pemirsa Metro TV selain program beritanya. Konsistensinya dalam menyajikan kisah kehidupan

Siapa yang belum pernah menonton acara Kick Andy? Pertanyaan itu dilontarkan Andy F. Noya kepada 34 delegasi dan sekitar dua ratus peserta Indonesia Culture and Nationalism (ICN) 2015 bertema “Perubahan Dimulai dari 1, Anda” yang diselenggarakan oleh Student Board S1 Prasetiya Mulya.

Mengemas Social Event Secara On Air dan Off Air

nyata yang informatif, edukatif, dan inspiratif dengan sentuhan human interest mendapatkan apresiasi luas dari publik. Acara ini beberapa kali mendapatkan penghargaan Panasonic Gobel Award dan nominasi Indonesia Choice Awards.

Di balik populernya tayangan talkshow Kick Andy, tersimpan cerita tentang perjalanan Kick Andy sebagai sebuah event talkshow on air yang mengilhami lahirnya event berkonsep off air bertema sosial di bawah kendali Kick Andy Foundation. Andy F. Noya menceritakannya kepada Majalah Prasmulyan.

Sejak awal, Kick Andy sebagai event on air dikemas dengan mempertemukan Andy F. Noya sebagai pembawa acara sekaligus interviewer dan moderator dengan beberapa narasumber yang dipilih berdasarkan tema yang diangkat lewat format talkshow yang melibatkan ratusan peserta di

studio. Peserta ini ada yang khusus diundang oleh tim Kick Andy maupun perorangan atau kelompok yang mendaftarkan diri secara online lewat situs www.kickandy.com. Pemandangan lain yang rutin di talkshow ini adalah event charity yang biasanya diadakan di akhir acara seperti memberikan buku kepada peserta dan bantuan kepada narasumber yang membutuhkan.

Seiring perjalanannya, Kick Andy mengaktivasi acara turunan berdasarkan tema-tema yang dianggap memiliki social value tinggi bagi masyarakat. Ada event tahunan Kick Andy Hero`s yang memberikan penghargaan kepada sosok-sosok inspiratif selayaknya pahlawan dan Kick Andy Young Hero’s di mana sosoknya yang diambil dari kalangan anak muda. Adapula Kick Andy Hope diselenggarakan setiap bulan berisi penyampaian motivasi dari orang-orang yang mampu bertahan dalam kesulitan bahkan

Andy F. Noya

30

Page 31: Prasmul edisi 05 2016

Executive Talk.

mencapai kesuksesan dan Kick Andy on Location yang mengambil setting kunjungan Andy ke tempat narasumber berada.

Di balik perkembangan pesat kegiatan event on air-nya yang kini tayang setiap hari Jumat, Andy membuka rahasia dapur bahwa ada event yang skalanya lebih besar, yaitu kegiatan Kick Andy Foundation. Berawal dari keinginan pengelola Kick Andy untuk menjadi jembatan antara pihak donator dengan mereka yang membutuhkan, maka dirintislah Yayasan Kick Andy. Yayasan yang berdiri sejak 8 Mei 2008 ini telah menyalurkan donasi kepada narasumber, antara lain berupa bantuan di bidang kesehatan, modal usaha, biaya perbaikan sekolah, dll. Andy mencontohkan beberapa event seperti menggelar Gerakan 1000 Kaki Palsu Gratis dan Donasi 1000 Pasang Sepatu di Nusa Tenggara Timur.

“Event kegiatan Kick Andy Foundation ini sebenarnya lebih besar dari pada program Kick Andy yang Anda tonton di tv. Kick Andy Foundation ini membantu warga semesta dalam konteks sosial yaitu menolong orang-orang yang membutuhkan pertolongan,” jelas pria yang mengawali karier sebagai

jurnalis profesional pada tahun 1985 di Bisnis Indonesia.

Modal Sosial

Andy menekankan bahwa hal yang paling penting dalam menjalankan apapun di kehidupan ini tidak bisa dilakukan sendiri, sehingga semua harus dilakukan bersama-sama dengan bergandengan tangan, karena dengan bergandengan tangan semua akan lebih mudah dilakukan.

“Nah filosofi itu yang di pakai oleh Kick Andy dalam menjalankan kegiatan sosialnya, kami selalu ber-partner. Jadi harus ada kesadaran kalau kita bekerja bersama-sama akan ada impact yang lebih besar dari pada kita bekerja sendiri-sendiri. ” ucap Andy.

Andy juga menambahkan bahwa jangan pernah berharap atau melihat perubahan itu terlalu besar, karena dengan seperti itu kita tidak akan jadi apa-apa. Dalam konteks ini, Andy ingin mengajak siapapun untuk menggunakan waktu dengan menolong orang atau berbagi karena ada satu titik kebahagiaan di mana hal itu tidak bisa dibayar dengan uang.

Tak lupa, Andy juga berpesan kepada generasi muda agar mulai

menentukan pilihan selagi kita masih muda dan kita jalani pilihan itu dengan sungguh-sungguh dan jangan terdistorsi oleh godaan-godaan sekitar atau imbas dari salah pergaulan dan penyalahgunaan teknologi. []

Andy Flores Noya lahir di Surabaya, 6 November 1960. Pria berdarah campuran Ambon-Portugis-Ternate-Jawa- Belanda ini mengawali kariernya sebagai jurnalis di Harian Bisnis Indonesia pada tahun 1985. Ia lalu sempat pindah ke Matra sebelum menetap lama di Media Indonesia sejak tahun 1992. Sempat sebentar memimpin Seputar Indonesia, Andy ditarik Surya Paloh sebagai Pemimpin Redaksi Metro TV pada tahun 2000 dan sempat merangkap jabatan sebagai Wakil Pemimpin Umum Media Indonesia. Penerima penghargaan Presenter Berita/Current Affair terbaik pada Panasonic Gobel Awards 2010 dan 2011 ini juga menduduki posisi sebagai Presiden Direktur di Rolling Stone Indonesia.

Profil

Andi F. Noya foto bersama setelah usai memberikan materi di acara Indonesia Culture and Nationalism (ICN) 2015.

#05, Februari 2016

31

Page 32: Prasmul edisi 05 2016

Indonesia Business Masterpiece.

Eka Tjipta Widjaja

Pengusaha Otodidak Peduli PendidikanBermodalkan tekad baja, seorang anak lelaki kelahiran Fujian, China pada tahun 1923 dengan nama Oei Ek Tjhong memulai perjalanan bersama orangtuanya mencari peruntungannya ke negeri di selatan. Ia merapat ke Kota Makassar pada umur 9 tahun dan menetap di sana sebelum negeri ini bernama Indonesia.

Siapa yang akan menyangka bahwa anak itu kelak menjadi pengusaha yang dikenal publik

sebagai Eka Tjipta Widjaja, pendiri Grup Sinar Mas.

Eka merupakan salah satu potret pengusaha tersukses di Indonesia yang memulai semua usahanya dari nol dengan otodidak. Berbagai usaha ia tekuni, mulai dari berdagang kacang di Makassar, menjadi kontraktor kuburan Tionghoa, sampai berdagang kopra pun pernah ia jalani. Membahas setiap usaha Eka memang selalu menemukan sisi keuletan. Pandangan yang sama pun keluar dari orang terdekatnya, salah satunya Gandhi Sulistyanto, Managing Director Sinar Mas Grup.

“Beliau pernah menjadi kontraktor kuburan Tionghoa yang dibangun cukup bagus dan dalam proses pebangunan kuburan ini beliau mengambil puing dari bangunan yang sedang dihancurkan, Nah proses seperti ini yang menggambarkan betapa uletnya beliau dalam membangun bisnisnya sampai saat ini,” ungkap Gandhi Sulistyanto saat ditemui Majalah Prasmulyan di kantornya.

Pada tahun 1938 Eka Tjipta Widjaja mulai membentuk firma yang diberi nama Sinar Mas. Pria bertangan dingin ini selalu mampu membenahi Pendiri Grup Sinar Mas, Eka Tjipta Widjaja.

32

Page 33: Prasmul edisi 05 2016

Indonesia Business Masterpiece.

aneka usaha yang tadinya nothing menjadi something.

Pada tahun 1981 beliau membeli perkebunan sekaligus pabrik teh dengan luas mencapai 1000 hektar dan pabriknya mempunyai kapasitas 20 ribu ton teh, yang sebelumnya beliau sudah sukses di bisnis kelapa sawitnya. Selain berbisnis di bidang kelapa sawit dan teh, dirinya merintis bisnis di bidang perbankan. Beliau membeli Bank Internasional Indonesia (BII) dengan asset mencapai 13 miliyar rupiah. Setelah beliau kelola, bank tersebut menjadi besar dan memiliki 40 cabang dan cabang pembantu yang awalnya hanya 2 cabang.

Tak puas dengan ketiga bisnisnya tersebut lalu Eka Tjipta Widjaja menambah bisnisnya di bidang kertas dan membangun jaringan ITC, membangun Mall Ambassador di Kuningan, Jakarta, Sinar Mas Land dengan project di Serpong dan Bekasi, kawasan industri KIIC, Bank Sinar Mas, Asuransi Sinar Mas, dan masih banyak lagi yang kini diteruskan oleh anak-anaknya.

Tak lupa Gandhi menyampaikan kesannya selama bekerja sama dengan Bpk. Eka Tjipta Widjaja. Menurutnya Eka dalam melakukan sesuatu selalu memperhatikan semua hal yang besar sampai hal yang kecil secara detail sampai ada pepatah

“The devil is detail”. Menurutnya, mau sebesar apa desain atau rencana kita jika tidak dikerjakan dengan detail dan dipelajari dengan detail akan mudah sekali gagal.

“Selain melakukan semuanya dengan detail, di dalam diri Bpk. Eka tidak pernah ada negative mental block. Jadi dirinya selalu berfikir positif, karena menurutnya kalau sudah ada di dalam otaknya tidak bisa maka tidak akan terjadi sama sekali,” ungkap Gandhi yang mengaku terlahir bukan dari keluarga konglomerat maupun lingkaran keluarga Eka Tjipta.

Peduli Pendidikan

Pencapaian Eka sebagai pengusaha otodidak terbilang luar biasa bila menengok latar belakang pendidikannya. Di Makassar, karena keterbatasan ekonomi orangtuanya, Eka hanya mampu menamatkan pendidikannya hingga Sekolah Rakyat – sekarang setara dengan Sekolah Dasar. Meskipun demikian, dirinya sangat peduli dengan dunia pendidikan. Hal ini dikisahkan oleh Gandhi Sulistyanto yang pertama kali mengenal sosok Eka pada tahun 1992 setelah pindah dari Astra ke Sinar Mas. Gandhi masih ingat dengan ucapan beliau yang berbunyi “kalau ingin merubah nasib lewat pendidikan”.

“Maka dari itu beliau ingin sekali menyekolahkan anaknya setinggi mungkin meskipun dalam keadaan sesusah apapun,” papar pria yang saat bergabung dibimbing langsung oleh Eka yang saat itu menjabat sebagai komisaris Sinar Mas Group.

Dalam pendidikan, Eka pun turut serta bersama lebih dari 70 pengusaha sukses di Indonesia dalam mendirikan Yayasan Prasetiya Mulya (YPM). Atas jasanya, YPM memberikan predikat Honorary Lifetime Leader dan mengabadikan namanya sebagai nama gedung di Kampus Prasetiya Mulya BSD. Di usia senjanya, menurut Gandhi, Eka sudah tidak aktif lagi mengelola bisnis sejak 2004 dan kini semakin berkonsentrasi pada kegiatan sosial.

Gandhi menambahkan bahwa Eka memandang dunia pendidikan dari sisi perubahan. Bagi Eka, kunci sebuah negara untuk maju ada di pendidikan, dimana harus mendidik generasi muda agar bisa bersaing dengan negara lain. Selain itu, beliau punya misi memberikan akses orang yang tidak mampu dan orang yang tidak terjangkau di dalam dunia pendidikan dengan memberikan beasiswa,” jelas pria yang aktif juga di Eka Tjipta Foundation.[]

Managing Director Sinar Mas Group, Gandhi Sulistyanto.

Gandhi Sulistyanto: Majalah Prasmulyan sangat mendidik dan memotivasi enterpreneur muda.

#05, Februari 2016

33

Page 34: Prasmul edisi 05 2016

Banyak orang yang menganggap pekerjaan Event Organizer (EO) sama dengan Promotor.

Padahal secara konsep ada perbedaan dalam pekerjaannya. Melihat adanya beberapa kesamaan pada bagian pekerjaan merancang dan mengeksekusi event, promotor memang bisa dikategorikan dibilang sebagai EO.

Namun, EO belum tentu promotor karena ada pekerjaan dari promotor yang porsinya lebih besar daripada yang dilakukan oleh EO seperti fokus pada manajemen artis/tokoh/organisasi, kegiatan promosi, dan menjalankan standar tertentu seperti protokoler, venue, kegiatan promosi, dll yang ditetapkan oleh agency/manajemen artis/lembaga atau organisasi yang biasanya bersifat internasional.

Dari segi jenis event-nya, EO lebih menggarap berbagai jenis event mulai dari individual event seperti acara pernikahan, ulang tahun, cultural event, hingga organizational event seperti seminar, dll. Sementara itu, promotor fokus menyelenggarakan konser musik, kegiatan olahraga, dan event kreatif lainnya yang biasanya berlisensi/berizin. Di Indonesia, event hasil kerja promotor contohnya konser World Tour Katy Perry, konser Bon Jovi, pertunjukkan sulap

David Copperfield, pertandingan persahabatan antara klub sepakbola top Eropa dengan Timnas Indonesia, duel perebutan gelar tinju kelas bulu dunia Chris John di Tenggarong, dll.

Bagaimana pekerjaan promotor?

Promotor bekerja mulai dari penyediaan tempat pelaksanaan konser, memastikan segala keperluan teknis seperti panggung & sound system sesuai dengan standar yang diinginkan artis/tokoh/organisasi, mendatangkan artis/tokoh/organisasi yang biasanya popular, dan menyediakan fasilitas untuk artis/tokoh/organisasi yang di undang. Selain itu, pekerjaan yang penting lainnya adalah mengurus izin keramaian dan keamanan, serta melakukan kegiatan promosi yang terintegrasi.

Bagaimana cara menjadi promotor?

Menjadi promotor konser membutuhkan banyak kemampuan. Ada beberapa kompetensi yang harus disiapkan, seperti jaringan, pengalaman sebagai EO, mental sebagai entrepreneur, kemampuan financial, penguasaan bahasa internasional dan ilmu di bidang event. Jaringan yang dimaksud adalah sumber daya manusia yang dapat menjadi rekanan maupun anggota tim yang handal, jaringan

dengan artis/tokoh internasional, perusahaan vendor berstandar internasional, serta jaringan untuk menggaet sponsor baik di dalam negeri maupun luar negeri.

Promotor wajib memiliki pengalaman di bidang pertunjukan, periklanan, atau penyelenggaraan event lainnya. Dengan bekal pengalaman itu, promotor minimal memiliki jaringan dengan sponsor, artis, maupun vendor.

Bagaimana prospek karier promotor?

Di Indonesia, prospektif bisnis kepromotoran terutama promotor konser musik dan olahraga masih sangat menjanjikan. Meskipun ada beberapa nama sempat datang dan pergi dari dunia promotor, seperti Big Daddy, Buena Productions, Java Musikindo, Original Production, hingga Java Festival Productions serta Ismaya Live yang baru saja menggelar konser One Direction di GBK, masih banyak yang mampu mengibarkan bendera usaha mereka. Animo masyarakat yang “haus” hiburan berstandar internasional menjadi salah satu pemicu peluang usaha ini. Bila punya keahlian dan kejelian melihat pasar serta apa yang sedang trend, potensi keuntungan besar di bisnis ini menanti. []

Event Career

PROM OTOR

34

Page 35: Prasmul edisi 05 2016

Event Career

Brand Activation adalah salah satu bentuk kegiatan mempromosikan sebuah

merek (brand) melalui aktivitas event.

Pekerjaan ini kian dibutuhkan melihat adanya kecenderungan semakin banyaknya konsumen yang lebih kritis terhadap janji-janji dalam iklan akibat adanya faktor overpromised dan meningkatnya pengetahuan terhadap sebuah brand. Oleh karena itu, para marketers menerapkan brand activation sebagai alternatif untuk membangun merek dan meningkatkan penjualan. Brand activation ini dapat disebut sebagai proses marketing untuk membangun a brand to life melalui suatu brand experience.

Bagaimana pekerjaan brand activation khususnya di marketing agency?

Peran utama dari brand activation khususnya di perusahaan marketing agency adalah membantu upaya pengembangan merek produk atau jasa dari perusahaan client dengan melakukan perencanaan upaya branding melalui event, menciptakan konten, dan memberikan pengalaman unik terhadap suatu brand yang dirasakan oleh konsumen potensial perusahaan client-nya. Brand activation agency juga membantu upaya pengembangan bisnis perusahaan pada ekosistem yang baru di level lokal maupun internasional.

Biasanya perusahaan client menginginkan kegiatan brand activation dalam bentuk event pertandingan/kompetisi olahraga, hiburan, kebudayaan, sosial, atau

Brand Activation

aktivitas publik lainnya yang menarik perhatian dan membuat sebanyak-banyaknya interaksi antara konsumen dengan merek.

Bagaimana cara menjadi profesional di bidang brand activation?

Untuk menjadi seorang brand activation professional dibutuhkan kreativitas yang tinggi, ketajaman analisis, kemampuan membangun kerjasama tim yang baik, pengetahuan dan pengalaman mengelola event, kemampuan komunikasi yang baik, dan mental intrapreuneurship. Selain itu, profesional di bidang ini disarankan untuk menyukai kegiatan traveling dan mampu bekerja dengan sistem waktu kerja yang fleksibel dengan orientasi pada target. Khusus untuk brand activation di perusahaan marketing agency, dibutuhkan sikap ingin belajar yang tinggi dan menaruh minat terhadap berbagai macam industri.

Idealnya, seorang profesional di bidang ini memiliki latar belakang

pendidikan di bidang manajemen, bisnis, marketing, advertising, ilmu komunikasi, public relations, hospitality & tourism, dan event. Perusahaan lebih menyukai kandidat yang memiliki track record giat berorganisasi, aktif dalam kepanitiaan sebuah event, dan memiliki bakat dan kemampuan sebagai konsultan.

Bagaimana prospek karir brand activation?

Di tengah kecenderungan perusahaan yang saat ini bersaing untuk mengejar tahap demi tahap menuju brand loyalty lewat kegiatan membangun merek, peran profesional di bidang brand activation sangat dibutuhkan. Kalaupun perusahaan kesulitan mencari SDM yang kompeten di bidang ini, saat ini telah banyak bermunculan perusahaan marketing agency, PR agency, advertising, maupun media massa yang membuka layanan brand activation. Menggunakan brand activation agency merupakan cara tepat dan cepat untuk menaikan loyalitas konsumen terhadap brand mereka. []

#05, Februari 2016

35

Page 36: Prasmul edisi 05 2016

Event Carier.

Event Organizer (EO) merupakan sebuah pekerjaan dimana sebuah

organisasi penyelenggara acara bertanggungjawab untuk menghelat peristiwa dari mulai konsepsi acara sampai acara tersebut selesai dilaksanakan. Ada dua jenis EO yaitu EO dalam bentuk kepanitiaan (in-house production atau project) dan EO yang mengarah pada profesi.

Hal yang membedakan keduanya dapat di lihat dari keberlangsungan event organizer tersebut. Apabila dalam bentuk kepanitiaan, setelah kegiatan atau project selesai dilaksanakan maka selesai pula tugas orang-orang yang terlibat di dalam kepanitiaan. Sedangkan dalam event organizer yang mengarah pada profesi, meskipun kegiatan telah berakhir, akan tetapi kegiatan orang-orang di dalamnya akan tetap berlangsung.

Acara yang dimaksud mencakup pameran, festival, konferensi, promosi dan peluncuran produk, penggalangan dana dan kegiatan sosial.

Bagaimana pekerjaan Event Organizer?

Menyelenggarakan sebuah event merupakan sebuah pekerjaan yang membutuhkan konsep yang jelas dan terarah. Beberapa tahapan strategis dalam menyelenggarakan sebuah event antara lain: konsep yang menarik dan kreatif, proses tahapan pembuatan event, dan eksekusi event.

Adapun aktivitas perencanaan EO meliputi perkiraan biaya, tanggal pelaksanaan, tempat, perijinan, koordinasi akomodasi-transportasi-konsumsi hingga hal yang detail seperti perparkiran. EO juga melaksanakan hal-hal berikut: mengembangkan konsep atau tema acara, memilih dan menentukan pembicara/artis, koordinasi kebutuhan di lapangan bersama vendor listrik, sound system, dekorasi, meja, kursi, tenda, tenaga keamanan, makanan, polisi, pemadam kebakaran, toilet, signage, petugas kesehatan profesional dan petugas kebersihan.

Bagaimana cara menjadi Event Organizer?

Seorang EO membutuhkan kemampuan komunikasi dan beroganisasi yang baik, karena profesi ini bukan dijalankan secara perorangan melainkan lewat tim sehingga kemampuan bekerjasama sangatlah dibutuhkan. Untuk bisa menguasai project management, dibutuhkan ilmu manajemen dan pengalaman praktik yang memadai. EO juga harus mampu menjalin hubungan baik dengan vendor dan melayani client dengan baik karena pekerjaan ini dikategorikan jasa.

Bagaimana prospek karier Event Organizer?

Industri event saat ini sudah mulai berkembang pesat khususnya di Indonesia sendiri, hal ini yang membuat banyaknya EO baru yang bermunculan. Profesi ini dibutuhkan karena saat ini banyak perusahaan/instansi yang meng-outsource penyelenggaraan event-nya kepada EO. []

Event Organizer

36

Page 37: Prasmul edisi 05 2016

Perlu diingat bahwa di balik kesuksesan sebuah event, terdapat sosok Event Planner

yang menentukan konsep dan menahkodai event dari awal sampai akhir.

Bagaimana pekerjaan sebagai Event Planner?

Menjadi seorang event planner adalah pekerjaan yang menantang di mana kreativitas dan kecerdasan diuji untuk menciptakan konsep event yang brilian dan disukai client. Seorang event planner selain harus kreatif, ia juga harus memiliki kemampuan berorganisasi dan berkomunikasi yang baik, kemampuan ini nantinya akan digunakan dalam bernegosiasi dan berhubungan baik dengan klien atau vendor. Event planner juga harus memahami keinginan klien dalam mewujudkan event impiannya.

Bagaimana cara menjadi seorang Event Planner?

Untuk menjadi seorang event planner tentunya harus banyak belajar mengenai bagaimana merancang sebuah event, selain itu juga harus mempunyai banyak pengalaman agar kemampuan event planning bisa terasah. Bisa juga membaca buku panduan dari buku seperti The Fab

Job Guide to Become an Event Planner.

Selain belajar secara otodidak, kompetensi sebagai event planner juga bisa didapatkan melalui pendidikan formal yaitu S1 Event. Tidak usah jauh - jauh ke luar negeri untuk mendapat gelar S1 Event karena di Indonesia Prasetiya Mulya sudah membuka jurusan S1 Event.

Bagaimana prospek karier Event Planner?

Pekerjaan sebagai event planner merupakan bagian yang sangat berperan penting dalam sebuah

event. Setiap acara sangat membutuhkan event planner agar acara yang dibuat dapat berjalan sesuai keinginan dan dapat menarik perhatian setiap orang yang datang ke acara tersebut.

Seiring dengan perkembangan dunia event saat ini di Indonesia, tentunya Event Planner akan semakin banyak dibutuhkan baik untuk perusahaan yang ingin membuat acara maupun acara-acara besar seperti konser musik, pameran dagang, festival kebudayaan, kompetisi olahraga, pameran mobil, konvensi, exhibisi dan masih banyak lagi. []

Event Planner

Event Career.

#05, Februari 2016

37

Page 38: Prasmul edisi 05 2016

Highschool Event.

Berbicara tentang event Pentas Seni (Pensi) SMA di Jakarta, nama Sky Avenue telah akrab di telinga anak muda Jakarta sejak lima tahun terakhir. Sebelum beken dan “wah” seperti sekarang, Pensi yang

dirintis oleh para siswa angkatan ke-4 SMA Labschool Kebayoran –dikenal dengan Labsky ini-- menyimpan banyak kisah perjuangan pada awal pelaksanaannya sejak tanggal 5 Agustus 2006. Saat itu, Sky Avenue yang mengusung tema “Theme Park” masih diselenggarakan di lapangan sekolah SMA Labschool Kebayoran.

“Waktu pertama kali diselenggarakan di sekolah kita, banyak protes dari warga sekitar karena ribut dan berisik banget. Dari situ, para pendirinya

Dari Lapangan Sekolah Menuju Istora Senayan

Event Sky Avenue

berpikir keras gimana caranya buat memindahkan acara di luar sekolah,” ujar Djati Anwar Sadad, Ketua Pelaksana Sky Avenue 2015.

Sayangnya, perjuangan mereka masih belum berbuah hasil. Pada tahun 2007 Sky Avenue yang saat itu mengangkat tema “Candyland” masih diadakan di lapangan sekolah. Barulah pada

38

Page 39: Prasmul edisi 05 2016

Highschool Event.

tahun 2008, event ini mampu diselenggarakan pertamakalinya di luar sekolah dengan mengambil tempat Lapangan Tenis Outdoor dan Tenis Indoor, Senayan, Jakarta. Mengangkat tema ”Pirates” atau bajak laut, penampilan Netral, Ari & Bibus “Groovology”, Steven n The Coconut Treez, Goodnight Electric, dll mampu menghibur penonton meski hujan deras mengguyur.

Nama Sky Avenue semakin tenar dari tahun ke tahun karena pengemasan temanya yang unik selain bintang tamunya yang sedang happening. Contohnya pada tahun 2011, Sky Avenue dengan berani mengangkat tema “Halloween Town” di mana Lapangan Tennis Indoor disulap menjadi arena pertunjukan bagi pesta kostum yang gelap, aneh dan misterius.

Menurut DJ –sapaan akrab Djati -, Sky Avenue berusaha konsisten dengan tujuannya untuk menumbuhkan rasa bangga terhadap Indonesia dengan mempersembahkan karya-karya dari musisi,

entrepreneur, dan seniman dalam negeri. Sementara

itu, untuk para siswa, event ini berguna sebagai sarana pengembangan kreativitas dalam bidang seni, enterpreneurship dan event organizing.

Memasuki tahun ke-10 penyelenggaraannya, DJ dkk menargetkan lebih banyak

pengunjung. Sky Avenue 2015 “Redefining the Common” akan membawa pengunjungnya ke dunia baru penuh

kejutan yang

memberikan pandangan baru terhadap hal-hal yang lazim. Alam bawah sadar seorang seniman yang kemudian dipadukan dengan warna komplementer menginspirasi tema “Top Surrealism”.

“Kita mikir tahun ini kan ke-10, makanya kita mau expand sebesar-besarnya event ini dengan penyelenggaraan di Istora Senayan dan target 10 ribu pengunjung,” papar pemuda kelahiran Jakarta, 29 Mei 1998 ini.

Pada pelaksanaannya, Pensi yang berlangsung 12 September 2015 lalu ini berhasil mendatangkan artis dan band papan atas di antaranya Raisa, Gigi, Sore, White Shoes and the Couples Company, Dried Cassava, L’alphalpha, Teza Sumendra, Yovie & Nuno, DJ Cream and PDouble. Selain itu, acara ini dimeriahkan oleh band sekolah dan Teater Tenteram.

Dunia Event di IndonesiaSelain berbicara tentang Sky Avenue 2015, DJ sebagai siswa yang aktif di divisi Art OSIS SMA Labschool Kebayoran ini juga punya pandangan tersendiri terhadap dunia event di Indonesia. Menurutnya, dunia event di Indonesia sudah banyak mengalami kemajuan.

“Kalau menurut saya event-event di Indonesia sudah semakin berkualitas dan banyak band dan artis internasional mau datang ke Indonesia untuk menyapa penggemarnya. Market-nya juga sudah cukup bagus sampai saat ini,” tutur siswa kelas 11 ini.

Tak lupa, dirinya juga memberikan harapan kepada dunia event di Indonesia. “Jangan sampai hanya event asing yang masuk ke negara kita sedangkan kita tidak masuk ke negara mereka. Indonesia seharusnya bisa bikin event sendiri yang terkenal sampai ke seluruh dunia.” tutupnya. []

#05, Januari 2016

39

Page 40: Prasmul edisi 05 2016

Highschool Highlight.

Inilah salah satu bentuk refleksi Dr. M. Nurdin, M.Si, Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Malino

(SMANDAMA) terhadap kurikulum pendidikan di tingkat SMA yang sejak dulu dianggapnya terlalu menekankan otak kiri. Memanfaatkan potensi yang ada berupa lahan sekolah seluas 9,4 hektar, siswa SMANDAMA diberikan kesempatan untuk beternak, bercocok tanam, hingga mengolah hasil alam dengan bijak agar bisa mendapatkan pelajaran dari alam.

Menurut Nurdin, sekolah yang berdiri sejak 12 Agustus 1997 atas titah dari Gubernur Sulsel dan Wakil Ketua MPR ini memang punya tradisi yang mengakar untuk meramu kurikulum. Ia mencontohkan untuk pembelajaran dan konsep boarding, sekolahnya cukup banyak mengacu pada konsep SMA Taruna Nusantara tetapi tidak mengadopsi konsep semi-militer. Konsep boarding juga diterapkan di mana siswa dan guru juga ikut menginap dan melakukan kegiatan bersama sepanjang hari.

“Hubungan antara guru dan murid terasa dekat. Seperti ada semacam ikatan batin di antara mereka,“ papar

Padukan Konsep Alam, Boarding, dan Entrepreneurship“Berikan kesempatan alam untuk mendidik mereka”

pria kelahiran Makassar berusia 57 tahun ini.

Konsep sekolah alam dan boarding ini ditambah lagi dengan sentuhan kewirausahaan yang diamanatkan oleh salah satu pendirinya, yakni Tanri Abeng. Menurut Nurdin, pengusaha asal Sulsel yang kini menjabat sebagai ketua yayasan itu selalu menanamkan kepada pengelola sekolah agar keluar dari mindset sekolah yang umum dan memelihara spirit entrepreneurship. Nurdin menambahkan bahwa saat penerimaan, sekolah yang terletak di kawasan perbukitan dengan jarak 62 km dari Makassar ini pun memprioritaskan anak-anak yang ingin mandiri.

Dengan seleksi mandiri yang terbilang ketat untuk menerima siswa barunya, pada ajaran tahun 2015/2016 hanya ada 96 siswa yang diterima di sekolah yang juga dikenal dengan nama SMAN 2 Tinggi Moncong dan SMA Andalan Sulsel. Peminat akan disaring nilai raport-nya dan wajib mengikuti tes TPA, Matematika, Bahasa Inggris, IPA, dan wawancara. Uniknya, setelah diterima seluruh siswanya mengambil jurusan IPA / MIA tetapi diajarkan Akuntansi.

Melihat potensi siswanya yang baik, lanjut Nurdin, ada beberapa konsultan pendidikan yang merekomendasikannya untuk menggunakan kurikulum internasional. Nurdin mengaku pernah ditawarkan pakai konsep Cambridge, tetapi tidak diterapkan karena khawatir sekolah ini akan berubah status menjadi sekolah mahal. Saat ini, Nurdin menegaskan bahwa siswa SMANDAMA tidak dipungut bayaran SPP. Dengan sistem subsidi silang, siswa cukup membayar uang makan dan asrama setiap tahunnya.

Nurdin menunjukkan data bahwa sekitar 50 persen siswa SMANDAMA melanjutkan pendidikan tinggi ke Jawa. Untuk prestasi, SMANDAMA sudah banyak meraih prestasi di tingkat Sulsel maupun nasional. Satu prestasi yang menurut Nurdin membanggakan adalah medali perak Internasional Olimpiade Fisika yang diraih Zainal Abidin. Empat sampai lima siswa sekolah ini pun setiap tahunnya menerima beasiswa Monbusho untuk studi lanjut ke Jepang. []

SMA Negeri 2 Malino, Sulawesi Selatan

Dr. M. Nurdin, M.Si Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Malino (SMANDAMA).

40

Page 41: Prasmul edisi 05 2016

Highschool Highlight.

Di tengah menjamurnya sekolah berkurikulum internasional – kini dinamakan Satuan Pendidikan Kerjasama (SPK) oleh Kemdikbud - tak banyak yang mengedepankan pluralisme dan inklusivitas seperti Sekolah Madania Bogor.

Gambaran “membumi” dengan mudahnya dapat dilihat dari wajah bahagia lima puluh

siswanya yang berpredikat anak berkebutuhan khusus. Di kampus yang terletak di bilangan kompleks Telaga Kahuripan, Parung, mereka dilayani dengan program belajar yang juga dirancang secara khusus untuk tetap bisa menyelesaikan pendidikan selayaknya 700 lebih siswa Madania lainnya yang normal dari level SD sampai SMA.

“Inklusif yang dimaksud di sini adalah education for all. Jadi bukan hanya anak yang berkebutuhan khusus saja yang bisa masuk melainkan semua orang bisa masuk ke sekolah ini. Madania ini bukan sekolah ekslusif yang artinya hanya orang beragama tertentu, berbangsa tertentu, berbahasa tertentu yang bisa masuk,” jelas Alfi Afifah, Principal of Madania Secondary School.

Inklusivitas ini diwariskan oleh Yayasan Pendidikan Madania Indonesia yang didirikan pada tahun 1995 oleh 3 founding father di antaranya : almarhum Prof. Dr. Nurcholish Madjid, Drs. Ahmad Fuadi, dan Prof. Dr. Komaruddin Hidayat.

Menurut Alfi, Madania berasal dari kata “madaniah”, yang berarti peradaban. Lewat namanya, Madania diharapkan bisa membangun peradaban melalui prinsip dan filosofi menghargai perbedaan agama dan pemikiran, menghormati individu dengan kebutuhan yang beragam, sesuai kebutuhan dan kemampuan yang berbeda.

Seperti umumnya sekolah berstandar internasional, lanjut Alfi, proses belajar-mengajar sekolah ini menggunakan dua bahasa, yakni Indonesia dan Inggris. Selain

itu, kurikulum yang digunakan tentunya mengolaborasikan kurikulum internasional dengan kurikulum nasional ditambah dengan co-kurikulum.

“Co-kurikulum ini adalah kegiatan-kegiatan ekstrakulikuler yang menunjang tercapainya lulusan yang sesuai dengan standar kita,” papar wanita yang awalnya sebagai guru fisika di Secondary Madania.

Berbicara mengenai fasilitas, sekolah dengan luas empat hektar ini memiliki semua fasilitas pendidikan modern, seperti perpustakaan, laboratorium, fasilitas teknologi informasi, dan yang sejenis. Sekolah ini juga memiliki fasilitas olahraga dan kegiatan ekstrakulikuler yang berstandar baik, seperti kolam renang, lapangan sepak bola, basket, bulutangkis, baseball, hingga studio musik.[]

Sekolah Madania Bogor

Sekolah Berstandar Internasional yang Plural dan “Membumi”

Alfi AfifahPrincipal of Madania Secondary School.

#05, Februari 2016

41

Page 42: Prasmul edisi 05 2016

Program Highlight.

Center for Event and Tourism Studies Prasetiya MulyaDengan semakin maraknya

dunia pariwisata tanah air dan ditandai dengan semakin

meningkatnya peringkat brand Wonderful Indonesia di mata dunia. Sudah selayaknya dunia pariwisata menjadi salah satu prioritas utama pemerintah untuk mendapatkan manfaat dari kunjungan baik wisatawan asing dan juga wisatawan domestik.

Simak saja target pemerintah didalam mencapai 20 juta wisatawan asing dan terdapat sekitar 270 juta perjalanan domestik di tahun 2019 sudah barang tentu bukanlah hal yang mudah.

Center for Event and Tourism Studies atau dikenal sebagai CETS dibentuk dengan tujuan menjadi referensi kajian dan juga pengembangan dunia event dan pariwisata di Indonesia. Dengan berbagai macam kegiatan seperti pengembangan kurikulum, riset, aktivasi kegiatan program serta kolaborasi dengan berbagai pihak

dilaksanakan sesuai visi dan misi CETS. Salah satu contoh kolaborasi dengan berbagai pihak, salah satunya adalah dengan melakukan kegiatan bersama seperti kemitraan dengan pihak Kementrian Pariwisata, bergabung sebagai anggota HILDIKTIPARI dan institusi yang terkait dengan pengembangan yang bisa memberikan kontribusi terhadap dunia event dan pariwisata. Salah satu bentuk kerjasama dengan pihak Kementrian Pariwisata adalah mencari daerah yang cocok untuk titik labuh Yacht, kawasan Nongsa Point Marina di Batam, dan juga di Ambon dan Tual.

Selain program kemitraan dengan pihak eksternal, CETS juga memiliki misi menjadi partner bagi program untuk pengembangan kurikulum melalui aktivitas penelitian dan pengembangan keilmuan. Dalam hal ini, CETS membantu penyusunan kurikulum S1 event dan kurikulum S1 Tourism Business Prasetiya Mulya yang berkaitan dengan pariwisata. Misi lainnya, CETS ingin

menjadi partner bagi industri untuk memberikan wawasan dan pandangan terhadap perkembangan keilmuan yang sesuai dengan bidangnya.

CETS juga melakukan kerjasama dengan berbagai pihak seperti melakukan riset terhadap beberapa event seperti Festival Linggarjati, Festival Cap Go Meh dan juga event lifestyle anak muda seperti Djakarta Warehouse Project. CETS juga bekerjasama dengan pemerintah kota Bogor untuk melakukan kajian mengenai Destination Branding dengan fokus pada leisure, experiential marketing dan juga event planning.

Ke depannya, riset-riset CETS diharapkan untuk dapat terus melangkah dari tahapan peran memperkaya dan memperdalam fondasi riset event dan pariwisata menuju tahapan peneliti event dan pariwisata kelas dunia. []

42

Page 43: Prasmul edisi 05 2016

Program Highlight.

S1 Event Prasetiya Mulya mengadakan field trip ke Saung Angklung Udjo (SAU) Bandung pada tanggal 1 Oktober 2015. Sebagai bagian dari mata kuliah Event Planning, kegiatan ini melibatkan seluruh mahasiswa semester satu S1 Event dengan pendampingan dari dosen dan staff jurusan S1 Event.

Belajar Event Planning di Saung Angklung Udjo

#05, Januari 2016

43

Page 44: Prasmul edisi 05 2016

Program Highlight.

Para mahasiswa S1 Event mengikuti field trip dengan antusias, salah satunya

adalah Wiliam Eka Putra. Dirinya mengaku banyak diberikan informasi detil mengenai Saung Angklung Udjo (SAU), kemudian diajak menyaksikan pertunjukan wayang, tari dan musik angklung tradisional.

“Banyak pengalaman yang didapat selama berada di Saung Angklung Udjo. Di sana saya bukan hanya belajar mengenali angklung, mulai dari pembuatannya sampai sejarah Saung Angklung Udjo itu sendiri. Selain itu saya juga mendapatkan bangku terbaik untuk menyaksikan pertunjukan gamelan kelas dunia serta pertunjukan wayang yang menunjukan citra sejarah Sunda. Bukan hanya itu saja, saya juga merasakan pengalaman langsung bermain angklung bersama penonton dengan diberikan aba-aba dari MC-nya,” tutur mahasiswa S1 Event Prasetiya Mulya angkatan 2015, Wiliam Ekaputra.

S1 Event melihat bahwa banyak event yang mengambil tema kebudayaan tradisional Indonesia. Mahasiswa dapat mengambil contoh sederhana sebuah

perencanaan sebuah pertunjukkan cultural event yang berawal dari kegiatan seni dan misi budaya. SAU dapat menjadi contoh di mana event bukan diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan sekali dan hilang begitu saja, tetapi dapat menjadi kegiatan yang berkelanjutan, berkembang dan terus menguatkan brand.

Saung Angklung Udjo di kawasan Bandung Timur awalnya merupakan sanggar kesenian, didirikan oleh Udjo Ngalagena beserta istri. Mereka mendedikasikan sanggar ini untuk pelestarian kebudayaan dan kesenian Sunda. Suasana dan atmosfer dibuat begitu tradisional dengan dekorasi interior dan eksterior bambu, suara alat musik bambu, dan pakaian tradisional yang dikenakan staf SAU. Sehingga secara terpadu, pengunjung dapat melihat keharmonisan antara alam dan budaya di dalamnya.

Sejak tahun 1966, SAU berdiri dan terus berkembang dan saat ini menjadi destinasi wisata budaya yang diminati masyarakat, bukan hanya lokal tetapi juga internasional. Di sini pengunjung dapat melihat pertunjukan, pusat

kerajinan bambu dan workshop pembuatan angklung. SAU juga hadir memberikan kontribusi khusus kepada masyarakat sekitar dengan memberikan pendidikan dan pelatihan mengenai kebudayaan Sunda, khususnya alat musik angklung.

Melalui Saung Angklung Udjo, program S1 Event berharap mahasiswa bisa belajar secara langsung bagaimana sebuah event berjalan dari mulai proses pre, production dan post production. Selain itu, mahasiswa juga belajar menganalisa apa yang menjadi keunggulan dan kekurangan sebuah event. []

Mahasiswa S1 Event Prasetiya Mulya saat belajar angklung di Saung Angklung Udjo (SAU).

Pemberian materi dari pengajar SAU kepada Mahasiswa S1 Event Prasetiya Mulya.

44

Page 45: Prasmul edisi 05 2016

Ina Tiana WahyuningsihDenpasar, Bali

Business Coaching

Membuka Cabang Usaha

Kirim Pertanyaan Anda ke: [email protected]

diasuh oleh: M. Setiawan Kusmulyono, MM Kepala Unit Community Development Prasetiya Mulya

Halo Ibu Ina. Sebuah langkah yang positif mengetahui bahwa ibu sudah memulai

berwirausaha di Bali. Untuk menjawab pertanyaan ibu, langkah pertama dimulai dengan mengidentifikasi konsumen dari usaha online ibu di Bali, hal ini penting untuk mengetahui jangkauan dari bisnis online yang sudah dilakukan. Setelah memetakan lokasi geografis konsumen dari bisnis online di Bali tersebut, Ibu Ina harus mencoba memperkirakan apakah ada kesamaan karakteristik konsumen online dengan segmen pasar nanti yang akan dituju di kala membuka gerai di Banten. Hasil analisa karakteristik tersebut merupakan pegangan awal Ibu Ina untuk memulai jika ingin membuka gerai di Banten, terutama dalam pemilihan produk-produk apa yang akan ditampilkan di gerai tersebut. Hasil analisa ini juga akan berkaitan dengan usaha mem”branding” toko ibu supaya dapat menopang produk-produk yang ibu jual di gerai tersebut. Langkah kedua yang perlu dijalankan Ibu Ina adalah memperhitungkan biaya

operasional dari membuka gerai tersebut. Berbeda dengan online yang mungkin tidak perlu sewa lokasi, membuka gerai memberikan perhitungan yang sedikit lebih “njlimet”. Untuk memudahkan inspirasi Ibu Ina dalam memperhitungkan biaya operasional tersebut, dapat kami sebut beberapa item biaya yang kemungkinan besar pasti keluar, antara lain biaya sewa toko (umumnya tahunan atau per-6 bulanan), re-dekorasi toko, biaya fit-out toko (lay-out), gaji pegawai toko, biaya listrik, air, makan dan utilitas lainnya, biaya kemasan, pajak, dan mungkin saja “biaya keamanan”. Angka biaya tersebut cukup banyak yang berupa variabel, yaitu bisa berubah di tiap bulannya. Jika tergelincir saat menghitung, dapat berakibat tergerusnya nilai keuntungan yang diperoleh.

Langkah ketiga yang tidak kalah penting adalah modal kerja untuk pembelian barang dagangan untuk ditampilkan di toko tersebut. Kejelian Ibu Ina dalam memilih barang akan menjadi nilai tambah untuk mendukung kelancaran arus kas calon gerai Ibu tersebut. Untuk masalah pemilihan barang dagangan ini, Ibu Ina perlu meneliti selera pasar di Banten dengan cara mengunjungi pusat perbelanjaan terdekat di Banten, seperti ITC, mal, plaza, atau mungkin dapat mengunjungi Pasar Cipadu sebagai salah satu pasar favorit untuk wilayah Banten maupun lingkaran Jabodetabek wilayah Tangerang. Namun, jangan sampai lupa juga ada sistem konsinyasi yang dapat

ibu pergunakan untuk menekan biaya pembelian dari produsen.

Langkah yang terakhir adalah memilih pengawas dan pegawai yang tepat dan dapat dipercaya. Akan lebih baik jika Ibu Ina turut dalam menyeleksi dan tinggal untuk sementara waktu dalam masa penjualan periode-periode awal di gerai tersebut. Selain itu, dalam masa 3 bulan awal, jika Ibu Ina memiliki saudara yang terjangkau dengan lokasi gerai, akan sangat baik untuk diperbantukan sementara waktu untuk turut mengawasi. Lebih teknisnya lagi, Ibu Ina perlu menerapkan prosedur standar yang lebih terpadu, khususnya untuk sistem informasi toko yang memberi informasi berapa dan apa barang yang terjual, berapa persediaan barang tersisa, dan kapan kita perlu memesan barang kembali. Sebisa mungkin ibu menguasai teknis tersebut untuk menekan potensi kesempatan berbuat tidak baik dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.

Semoga lancar dalam menterjemahkan mimpi tersebut ke dalam kenyataan sebenarnya dan semoga selalu diberikan kepercayaan diri untuk terus tekun merintis usaha menuju arah yang lebih baik. Untuk informasi pelatihan maupun seminar, kami terbuka jika ada rekan-rekan pembaca setia Majalah Prasmulyan yang ingin berbagi diskusi mengenai kewirausahaan.

Selamat berwirausaha…

Sementara ini saya bisnis online kecil-kecilan di Bali. Biasanya jual souvenir atau pakaian wanita seperti tas, baju, dan perhiasan. Bagaimana caranya biar saya bisa buka gerai di Banten, tetapi dikendalikan dari Bali.

Page 46: Prasmul edisi 05 2016
Page 47: Prasmul edisi 05 2016
Page 48: Prasmul edisi 05 2016